Anda di halaman 1dari 30

PERIHAL WEWENANG

PEMERINTAH

OLEH:
AGUS NGADINO, S.H.,M.H.
HP. 081329006684
Email: agus.ngadino@yahoo.co.id
PENGERTIAN WEWENANG

 Setiap pejabat administrasi negara dalam


bertindak (menjalankan tugas-tugasnya)
harus dilandasi wewenang yang sah, yang
diberikan peraturan perundang-undangan
 Secara umum wewenang merupakan
kekuasaan untuk melakukan semua tindakan
hukum publik.
PENGERTIAN WEWENANG
PEMERINTAH

1. Hak untuk menjalankan suatu urusan


pemerintahan (dalam arti sempit)
2. Hak untuk dapat secara nyata
mempengaruhi keputusan yang akan diambil
oleh instansi pemerintah lainnya (dalam arti
luas)
LANJUTAN

 Kewenangan yang terdiri dari beberapa


wewenang yaitu merupakan kekuasaan
terhadap segolongan orang tertentu atau
kekuasaan terhadap suatu bidang
pemerintahan yang berlandaskan peraturan
perundang-undangan.
 Kewenangan adalah kekuasaan yang
mempunyai landasan hukum, agar tidak
timbul kesewenang-wenangan.
…LANJUTAN
 Menurut Bagir Manan WEWENANG dalam bahasa hukum
tidak sama dengan kekuasaan (macht). Kekuasaan hanya
menggambarkan hak untuk berbuat atau tidak berbuat.
 Dalam hukum wewenang sekaligus berarti hak dan
kewajiban (rechten en plichten)
 Example: Dalam kaitan dengan OTDA hak mengandung
pengertian kekuasaan untuk mengatur sendiri
(zelfregelen) dan mengelola sendiri (zelfbesturen),
sedangkan kewajiban secara horisontal berarti
kekuasaan untuk menyelenggarakan pemerintahan
sebagaimana mestinya. Vertikal berarti kekuasaan untuk
menjalankan pemerintahan dalam satu tertib ikatan
pemerintahan negara secara keselutuhan.
SIFAT WEWENANG PEMERINTAH
1. Selalu terikat pada suatu masa tertentu
2. Selalu tunduk pada batas yang ditentukan
3. Pelaksanaan wewenang pemerintah terikat
pada hukum tertulis dan hukum tidak
tertulis (asas-asas umum pemerintahan
yang baik)
TERIKAT PADA SUATU MASA
 Sifat wewenang yang selalu terikat pada suatu
masa tertentu ditentukan melalui peraturan
perundang-undangan. Lama berlakunya
wewenang disebutkan dalam peraturan yang
menjadi dasarnya. Jadi bila wewenang itu
digunakan setelah melampui waktu
berlakunya, kebijakan (policy) yang dibuat
aparatur pemerintah menjadi tidak sah. Hal
ini tentu dapat berakibat pada pencabutan
keputusan yang dibuat.
TUNDUK PADA BATAS YANG
DITENTUKAN
 Sifat wewenang yang kedua adalah selalu
tunduk pada batas yang ditentukan, yaitu yang
mencakup batas wilayah kewenangannya dan
batas cakupan materi kewenangannya.
Mengenai batas wilayah kewenangan artinya
suatu kewenangan itu berlakunya ditentukan
untuk suatu wilayah tertentu. Selanjutnya
mengenai cakupan materi kewenangan pada
dasarnya sesuai dengan yang ditentukan dalam
peraturan perundang-undangan yang menjadi
dasar pemberian kewenangan tersebut.
TERIKAT PADA HUKUM TERTULIS DAN
TIDAK TERTULIS
 Sifat wewenang yang ketiga adalah
pelaksanaan wewenang pemerintah terikat
pada hukum tertulis (peraturan perundang-
undangan/azas legalitas) dan hukum tidak
tertulis (asas-asas umum pemerintahan yang
baik). Indonesia sebagai negara hukum, tentu
setiap pelaksanaan kewenangan tersebut
harus berdasarkan hukum.
CARA MEMPEROLEH WEWENANG
PEMERINTAH

ATRIBUSI

DELEGAS
MANDAT
I
ATRIBUSI
 ATRIBUSI, yaitu pemberian wewenang
pemerintah yang baru oleh suatu peraturan
perundang-undangan (produk hukum
legislatif) untuk melaksanakan pemerintahan,
secara penuh.
 Legislator yang kompeten dibedakan atas:

a. Original legislator
b. Delegated legislator
…lanjutan
 Atribusi menurut HD Van Wijk/ Willem Konijnenbelt
adalah pemberian wewenang pemerintahan oleh
pembuat undang-undang kepada organ pemerintahan
 Pelekatan secara atribusi merupakan pembentukan
kewenangan baru, yang sebelumnya tidak ada dan
khusus di bidang pemerintahan. Selanjutnya pengertian
secara penuh adalah pemberian kewenangan juga
termasuk pemberian kewenangan untuk membuat
suatu kebijakan yang dapat dituangkan dalam bentuk
peraturan perundang-undangan. Hal ini berarti
kebijakan demikian berada di bawah undang-undang
karena dalam rangka pelaksanaan undang-undang.
…lanjutan
 Dalam hal atribusi penerima wewenang dapat
menciptakan wewenang baru atau
memperluas wewenang yang sudah ada
dengan tanggungjawab intern dan ekstern
pelaksanaan wewenang yang diatribusikan
sepenuhnya berada penerima wewenang
(atributaris).
Delegasi
 DELEGASI, yaitu suatu pelimpahan wewenang
yang telah ada yang berasal dari wewenang
atribusi, kepada pejabat administrasi negara,
tidak secara penuh. Oleh karena itu, delegasi
selalu didahului oleh suatu atribusi
wewenang. Bila tidak ada atribusi wewenang,
pendelegasian tidak sah (cacat hukum). Hal
ini dapat dijadikan alasan bagi hakim untuk
mencabut keputusan pendelegasian.
…lanjutan
 Delegasi menurut HD Van Wijk/ Willem
Konijnenbelt adalah pelimpahan wewenang
pemerintahan dari suatu organ pemerintahan
kepada organ pemerintahan lainnya.
 Delegasi yaitu pelimpahan tidak secara penuh,
artinya tidak termasuk wewenang untuk
pembentukan kebijakan, karena wewenang
pembentukan kebijakan tersebut berada di
tangan pejabat yang mendapat pelekatan
secara atribusi
…lanjutan
 Pada delegasi tidak ada penciptaan
wewenang namun hanya ada pelimpahan
wewenang dari pejabat yang satu ke pejabat
yang lainnya. Tanggungjawab yuridis tidak
lagi berada pada pemberi delegasi (delegans)
tetapi beralih pada penerima delegasi
(delegataris).
Mandat
 Mandat yaitu pemberian tugas dari mandans
(pemberi mandat=menteri) kepada mandataris
(penerima mandat=direktur jenderal/sekretaris
jenderal), untuk atas nama menteri membuat
keputusan administrasi negara
 Menurut HD Van Wijk/ Willem MANDAT terjadi ketika
organ pemerintahan mengizinkan kewenangannya
dijalankan oleh organ lain atas namanya sendiri.
 Pada mandat, wewenang tetap berada di tangan
mandans/menteri, sedangkan mandataris hanya
melaksanakan perintah secara atas nama saja dan
tanggung jawab tetap di tangan menteri.
…lanjutan
 Pada MANDAT penerima mandat (mandataris)
hanya bertindak untuk dan atas nama
pemberi mandat (mandans), tanggungjawab
akhir keputusan yang diambil mandataris
tetap berada pada mandans.
Perbedaan antara Delegasi dan Mandat
NO DELEGASI MANDAT
1 Pelimpahan wewenang 1 Perintah untuk melaksanakan
2 Kewenangan tidak dapat 2 Kewenangan dapat sewaktu-
dijalankan secara insidental waktu dilaksanakan oleh
oleh organ yang memiliki mandans
wewenang asli
3 Terjadi peralihan 3 Tidak terjadi peralihan
tanggungjawab tanggungjawab
4 Harus berdasarkan UU 4 Tidak harus berdasarkan UU
5 Harus tertulis 5 Dapat tertulis, dapat pula
secara lisan
…lanjutan
 Pemberian mandat kepada bukan bawahan, boleh
dilakukan, asalkan memenuhi syarat sebagai
berikut:
a. Mandataris mau menerima pemberian mandat
b. Wewenang yang dimandatkan merupakan
wewenang sehari-hari dari seorang mandataris
c. Ketentuan undang-undang yang bersangkutan
tidak menentang terhadap pemberian mandat
tersebut.
Muatan Kekuasaan dalam Wewenang
Publik
1. Wewenang PREALABEL, yaitu wewenang untuk
membuat keputusan yang diambil tanpa
meminta persetujuan terlebih dahulu dari
pihak manapun
2. Wewenang EX OFFICIO, yaitu wewenang
dalam rangka pembuatan keputusan yang
diambil karena jabatannya, sehingga tidak
dapat dilawan oleh siapapun (yang berani
melawan dikenakan sanksi pidana) karena
mengikat secara sah bagi seluruh masyarakat.
Pentingnya Mengetahui Cara
Memperoleh Wewenang
 Dalam kajian HAN mengetahui sumber dan
cara memperoleh wewenang organ
pemerintahan ini penting karena berkenaan
dengan pertanggungjawaban hukum
(rechtelijke verantwording) dalam
penggunaan wewenang tersebut
 Salah satu Prinsip dalam negara hukum :

“TIDAK ADA KEWENANGAN TANPA


PERTANGGUNGJAWABAN”
Pembatasan Dalam Pelaksanaan
Wewenang
 Untuk mencegah penyalahgunaan wewenang
oleh pejabat administrasi negara, perlu ada
ketegasan mengenai pelimpahan dalam
membuat peraturan oleh pejabat administrasi
negara yaitu:
1. Undang-undang harus menetapkan asas yang
tidak dapat dijabarkan atau diinterpretasikan
lebih lanjut
…lanjutan

2.Pendelegasian ditentukan secara tegas


dengan menetapkan dalam pasal yang
bersangkutan hal yang dapat didelegasikan;
dan menetapkan dalam pasal undang-
undang yang bersangkutan semacam
pedoman untuk pejabat administrasi negara.
3. Mensyaratkan dengan undang-undang agar
sebelumnya diadakan studi/penelitian yang
cukup
4. Undang-undang menetapkan jenis dan
beratnya sanksi hukum bagi pelanggaran
peraturan
…lanjutan
5. Pelimpahan hanya dilakukan kepada pejabat
administrasi negara
6. Undang-undang menetapkan diadakannya
badan untuk menampung keluhan,
pengaduan dan gugatan.
Pelaksanaan Wewenang Taat Asas
Hukum

RECHMATIGEHE
ID

DISKRESI
WETMATIGE
(FREIES
HEID
ERMESSEN)
Asas Yuridikitas (Rechmatigheid)
 Bahwa setiap tindakan pejabat administrasi
negara tidak boleh melanggar hukum secara
umum (harus sesuai dengan rasa keadilan
dan kepatutan)
Asas Legalitas (Wetmatigeheid)
 Setiap tindakan pejabat administrasi negara harus ada
dasar hukumnya (ada peraturan dasar yang
melandasinya. Apalagi Indonesia adalah negara hukum,
maka asas legalitas adalah hal yang paling utama dalam
setiap tindakan pemerintah.
 Secara historis asas pemerintahan berdasarkan undang-
undang itu berasal dari pemikiran abad ke-19 yang
berjalan seiring dengan keberadaan negara hukum
klasik atau negara hukum liberal dan dikuasai oleh
berkembangnya pemikiran hukum legalistik-positivistik,
terutama pengaruh aliran hukum legisme, yang
menganggap hukum hanya apa yang tertulis dalam
undang-undang.
…lanjutan
 Asas legalitas berkaitan erat dengan gagasan
demokrasi negara hukum. Gagasan
demokrasi menuntut setiap bentuk undang-
undang dan berbagai keputusan mendapat
persetujuan dari wakil rakyat dan sebanyak
mungkin memperhatikan kepentingan rakyat
 Penerapan asas legalitas akan menunjang

berlakunya kepastian hukum dan kesamaan


perlakuan.
Asas Diskresi
 Kebebasan dari seseorang pejabat
administrasi negara untuk mengambil
keputusan berdasarkan pendapatnya sendiri,
asalkan tidak melanggar asas yuridikitas dan
asas legalitas. Jadi penggunaannya tidak
terlepas sendiri dari asas-asas yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai