PARTISIPATIF
Hj. Nuryamah, SE.I., MH.
Anggota Bawaslu Provinsi Jawa Barat
Koordinator Divisi Pencegahan dan
Partisipasi Masyarakat
1 DASAR HUKUM
DASAR HUKUM PENGAWASAN
PARTISIPATIF
Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum
3
SEJARAH
2 PENGAWASAN
PEMILU
SEJARAH PENGAWASAN
PEMILU-1
⬢ Dalam sejarah pelaksanaan pemilu di Indonesia, istilah pengawasan pemilu sebenarnya
baru muncul pada era 1980-an. Pada pelaksanaan Pemilu yang pertama kali
dilaksanakan di Indonesia pada 1955 belum dikenal istilah pengawasan Pemilu. Pada era
tersebut terbangun trust di seluruh peserta dan warga negara tentang penyelenggaraan
Pemilu yang dimaksudkan untuk membentuk lembaga parlemen yang saat itu disebut
sebagai Konstituante.
⬢ Walaupun pertentangan ideologi pada saat itu cukup kuat, dapat dikatakan sangat
minim terjadi kecurangan dalam pelaksanaan tahapan. Kalaupun ada gesekan, itu terjadi
di luar wilayah pelaksanaan Pemilu. Gesekan yang muncul merupakan konsekuensi logis
pertarungan ideologi pada saat itu. Hingga saat ini masih muncul keyakinan bahwa
Pemilu 1955 merupakan Pemilu di Indonesia yang paling ideal.
5
SEJARAH PENGAWASAN
PEMILU-2
⬢ Kelembagaan Pengawas Pemilu baru muncul pada pelaksanaan Pemilu 1982, dengan nama
Panitia Pengawas Pelaksanaan Pemilu (Panwaslak Pemilu). Pada saat itu sudah mulai
muncul distrust terhadap pelaksanaan Pemilu yang mulai dikooptasi oleh kekuatan rezim
penguasa. Pembentukan Panwaslak Pemilu pada Pemilu 1982 dilatari oleh protes-protes atas
banyaknya pelanggaran dan manipulasi penghitungan suara yang dilakukan oleh para petugas
pemilu pada Pemilu 1971. Karena palanggaran dan kecurangan pemilu yang terjadi pada Pemilu
1977 jauh lebih masif, protes-protes ini lantas direspon pemerintah dan DPR yang didominasi
Golkar dan ABRI. Akhirnya muncullah gagasan memperbaiki undang-undang yang bertujuan
meningkatkan 'kualitas' Pemilu 1982. Demi memenuhi tuntutan PPP dan PDI, pemerintah setuju
untuk menempatkan wakil peserta pemilu ke dalam kepanitiaan pemilu. Selain itu, pemerintah
juga mengintroduksi adanya badan baru yang akan terlibat dalam urusan pemilu untuk
mendampingi Lembaga Pemilihan Umum (LPU).
6
SEJARAH PENGAWASAN
PEMILU-3
⬢ Pada era reformasi, tuntutan pembentukan penyelenggara Pemilu yang
bersifat mandiri dan bebas dari kooptasi penguasa semakin menguat.
Untuk itulah dibentuk sebuah lembaga penyelenggara Pemilu yang bersifat
independen yang diberi nama Komisi Pemilihan Umum (KPU). Hal ini
dimaksudkan untuk meminimalisasi campur tangan penguasa dalam
pelaksanaan Pemilu mengingat penyelenggara Pemilu sebelumnya, yakni
LPU, merupakan bagian dari Kementerian Dalam Negeri (sebelumnya
Departemen Dalam Negeri). Di sisi lain lembaga pengawas pemilu juga
berubah nomenklatur dari Panwaslak Pemilu menjadi Panitia Pengawas
Pemilu (Panwaslu).
7
SEJARAH PENGAWASAN
PEMILU-4
⬢ Perubahan mendasar terkait dengan kelembagaan Pengawas Pemilu baru dilakukan melalui
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003. Menurut UU ini dalam pelaksanaan pengawasan Pemilu
dibentuk sebuah lembaga adhoc terlepas dari struktur KPU yang terdiri dari Panitia Pengawas
Pemilu, Panitia Pengawas Pemilu Provinsi, Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota, dan Panitia
Pengawas Pemilu Kecamatan. Selanjutnya kelembagaan pengawas Pemilu dikuatkan melalui
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilu dengan dibentuknya
sebuah lembaga tetap yang dinamakan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
⬢ Dinamika kelembagaan pengawas Pemilu ternyata masih berjalan dengan terbitnya Undang-
Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu. Secara kelembagaan pengawas
Pemilu dikuatkan kembali dengan dibentuknya lembaga tetap Pengawas Pemilu di tingkat
provinsi dengan nama Badan Pengawas Pemilu Provinsi (Bawaslu Provinsi).
8
SEJARAH PENGAWASAN
PEMILU-5
⬢ Dinamika Pengawas Pemilu berlanjut dengan ditetapkannya Undang-
undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, yang dimana
Secara kelembagaan pengawas Pemilu dikuatkan kembali dengan
dibentuknya lembaga tetap Pengawas Pemilu di tingkat kabupaten/kota
dengan nama Badan Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota.
⬢ Kewenangan utama Pengawas Pemilu adalah mengawasi pelaksanaan
tahapan Pemilu, menerima pengaduan, serta menangani kasus-kasus
pelanggaran administrasi, pidana Pemilu dan kode etik.
9
NO. TAHUN PENYELENGGARA PENGAWAS DKPP
1 1955 PPI - -
2 1971 LPU (PPI-PPD) - -
12
METODE PENGAWASAN
Pengawas Pemilu menentukan Pola Pengawasan dengan membentuk TIM
PENGAWASAN dan jadwal pengawasan.
Pengawasan Secara Langsung
1. Memastikan seluruh tahapan pemilu dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
2. Memastikan kelengkapan, kebenaran keakuratan serta keabsahan dokumen
yang menjadi obyek pengawasan pada masing-masing tahapan
penyelenggaraan pemilu;dan
3. Melakukan investigasi dugaan pelanggaran
Membuat Analisa hasil pengawasan, untuk menentukan ada tidaknya unsur dan
jenis pelanggaran.
13
MEKANISME KERJA
4 PENGAWASAN
PARTISIPATIF
PARADIGMA PENGAWASAN
PARTISIPATIF
Pemilu bukanlah ajang seremonial politik belaka yang menafikan
partisipasi politik masyarakat. Masyarakat menjadi subyek dalam proses
Pemilu.
15
TUJUAN PENGAWASAN
PARTISIPATIF
1. Menjadikan Pemilu berintegritas
2. Mencegah terjadinya konflik
3. Mendorong tingginya partisipasi publik
4. Meningkatkan kualitas demokrasi
5. Membentuk karakter dan kesadaran politik
masyarakat
16
KODE ETIK PENGAWASAN
PARTISIPATIF-1
1. Menjunjung tinggi Pancasila, UUD 1945 dan nilai-nilai demokrasi
2. Tidak Berpihak, pengawas partisipatif harus menjaga sikap mandiri dan
adil
3. Profesional, pengawas partisipatif mengumpulkan informasi,
menyusun dan melaporkannya dengan tepat, sistematis dan dapat
diakui kebenarannya (bisa diverifikasi)
4. Anti Kekerasan, pengawas partisipatif dilarang melakukan tindakan
yang memicu kekerasan
5. Menjunjung Tinggi Aturan Hukum, pengawas partisipatif harus
menghormati segala aturan hukum yang terkait serta menghormati
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
17
KODE ETIK PENGAWASAN
PARTISIPATIF-2
6. Sukarela, pengawas partisipatif menjalankan tugasnya dengan
semangat kerelawanan dengan penuh tanggung jawab
7. Integritas, pengawas partisipatif menjaga nama baik Relawan
Pengawas Pemilu Partisipatif
8. Jujur, pengawas partisipatif melaporkan hasil pemantauannya dengan
jujur sesuai dengan fakta yang terjadi
9. Obyektif, pengawas partisipatif melaksanakan pemantauan yang
obyektif dan sejalan dengan tujuan pemantauan
10. Kerjasama, pengawas partisipatif bekerjasama dengan lembaga
pengawas Pemilu dan pemangku kepentingan lainnya dalam proses
pemantauan.
18
KODE ETIK PENGAWASAN
PARTISIPATIF-3
11. Transparan, pengawas partisipatif terbuka dalam melaksanakan
tugas pemantauan dan dapat menjelaskan metode, data, analisa
dan kesimpulan terkait dengan laporan pemantauannya
12. Senantiasa Rendah Hati, pengawas partisipatif menghormati
masyarakat dan nilai-nilai setempat
13. Mengutamakan pelayanan kepada masyarakat
14. Tidak memberikan janji-janji muluk dan meminta pelayanan dari
masyarakat
15. Bekerja dengan Senang Hati dan menebarkan optimisme.
19
FOKUS PENGAWASAN
PEMUTAKHIRAN DAN
PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH
Pengolahan DP4
Pembentukan Pantarlih
Pencocokan dan Penelitian Data Pemilih
Penyusunan Daftar Pemilih Hasil Pemutakhiran tingkat Kelurahan/Desa, tingkat Kecamatan, tingkat
Kabupaten/Kota, tingkat Provinsi dan luar negeri serta penyampaian secara berjenjang sesuai dengan tingkatannya
Rekapitulasi Daftar Pemilih Hasi Pemutakhiran secara berjenjang sesuai dengan tingkatannya
Rekapitulasi Daftar Pemilih Hasil Pemutakhiran menjadi DPS
Pengumuman dan tanggapan masyarakat terhadap DPS dan Perbaikan DPS
Perbaikan DPS dan rekapitulasi DPS Hasil Perbaikan secara berjenjang sesuai dengan tingkatannya
Penetapan DPS Hasil Perbaikan dan perbaikan terhadap DPS Hasil Perbaikan
Penetapan DPT, dan
Penetapan DPTb dan DPK
20
FOKUS PENGAWASAN
PENCALONAN
Persyaratan pengajuan bakal calon
Persyaratan bakal calon
Pengumuman dan tata cara pengajuan bakal calon
Penelitian persyaratan bakal calon
Verifikasi
Penyusunan dan pengumuman DCS, dan
Penyusunan dan pengumuman DCT
21
FOKUS PENGAWASAN KAMPANYE
Pengawasan Tim Kampanye
Pengawasan materi dan/atau ujaran Kampanye
Pengawasan Kampanye yang dilarang
Pengawasan Kampanye diluar jadwal
Pengawasan pemberitaan dan penyiaran Iklan Kampanye
Pengawasan Kampanye oleh pihak yang dilarang keterlibatannya
Pengawasan praktik politik uang dalam Kampanye
Pengawasan pertemuan terbatas, tatap muka, debat kandidat, dan
Pengawasan pemasagan Alat Peraga Kampanye dan penyebaran
Bahan Kampanye
22
FOKUS PENGAWASAN DANA
KAMPANYE
Ketepatan waktu pelaporan
Kelengkapan dokumen pelaporan dana kampanye sebagaimana
ketentuan perundang-undangan
Aspek kepatuhan pencatatan penerimaan dan pengeluaran dana
kampanye
Potensi manipulasi penerimaan dana kampanye
Potensi manipulasi pengeluaran dana kampanye
23
FOKUS PENGAWASAN
PENGADAAN DAN
PENDISTRIBUSIAN
PERLENGKAPAN
Pengadaan dan Pendistribusian Perlengkapan
Tepat Jumlah
Tepat Jenis
Tepat Sasaran
Tepat Waktu
Tepat Kualitas
Efisien
24
FOKUS PENGAWASAN
PEMUNGUTAN DAN
PENGHITUNGAN SUARA
Potensi kerawanan pelaksanaan Pemungutan Suara dan
Penghitungan Suara
Akurasi data Pemilih dan penggunaan hak pilih
Ketersediaan perlengkapan Pemungutan Suara dan dukungan
perengkapan lainnya dalam pelaksanaan Pemungutan Suara dan
Penghitungan Suara, dan
Kepatuhan KPPS dalam menjalankan tata cara Pemungutan Suara
dan Penghitungan Suara sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
25
FOKUS PENGAWASAN
REKAPITULASI HASIL
PENGHITUNGAN SUARA
Penyerahan dan pergerakan kotak suara di setiap tingkatan
Proses dan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan
Suara di setiap tingkatan
Pengumuman Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan
Suara di setiap tingkatan, dan
Penyampaian berita acara, hasil Penghitungan Suara dan
alat kelengkapan di setiap tingkatan.
26
PELAPORAN HASIL KERJA
PENGAWASAN PARTISIPATIF
Tulis hasil proses pemantauan di checklist pemantauan
Melaporkan hasil pemantauan dengan dikirim melalui email
27
KOLABORASI
5 PENGAWASAN
PARTISIPATIF
KERJA MEMBANGUN
JARINGAN
Selalu mau belajar Harus Kompak,
dari siapa saja selalu musyawarah
Aktif
mengkomunikasikan
aspirasinya kepada Selalu ada agenda
pengambil kebijakan aksi bersama
29
MERAWAT KOMUNITAS
Mempertahankan dan
Pertemuan Rutin Merawat Harapan
Membangun Rasa
Berbagi Peran
Percaya Diri
Membangun Solidaritas /
Persaudaraan 30
BEKERJA DALAM TIM
Proaktif
Mendahulukan yang utama
Selalu mulai dengan tujuan akhir
Pendekatan menang-menang
Berusaha mengerti orang lain sebelum dimengerti orang lain
Selalu bersinergi, keterpaduan, kebersamaan
Selalu mengembangkan diri
Getting the right people and the right chemistry is more important than the
right idea
(Ed Catmull)
31
Terima Kasih
Bersama Rakyat Awasi Pemilu,
Bersama Bawaslu Tegakkan
Keadilan Pemilu
32