DISUSUN OLEH:
NAMIRAH (20201040)
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat, rahmat dan
karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan “Laporan analisis sederhana mengenai
kemacetan Kota Makassar”.
Shalawat dan salam atas baginda Rasulullah Muhammad SAW, sang pejuang revolusioner yang
tidak mengenal lelah dalam memperjuangkan kebenaran dan keadilan sampai akhir hayatnya,
semoga kasih sayang Allah SWT senantiasa tercurah kepada beliau, keluarga beliau, para
sahabat dan orang-orang yang mengaku sebagai pengikut beliau.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis menyadari masih banyak kesalahan dan
kekurangannya, namun harapan penulis, Pembaca dapat memperoleh manfaat dan memberi
masukan untuk penelitian selanjutnya dengan harapan penelitian ini dapat berkembang dengan
baik.
Dalam kesempatan ini penulis mengharapkan kritik atau pun saran yang bermanfaat dan Semoga
Tuhan Yang Maha Esa memberikan Karunia dan Hidayah Nya kepada kita semua hingga Hasil
analisis sederhana ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Akhir kata penulis mengucapkan
banyak terima kasih.
10 februari 2023
Namirah
BAB I PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Pertambahan penduduk setiap tahunnya mengalami kenaikan akibat adanya pergerakan.
Sehingga, berimplikasi terhadap kebutuhan transportasi. Perkembangan lonjakan
ekonomi yang kian tinggi juga berdampak pada pertambahan angka kendaraan yang
signifikan. Dampaknya adalah kemacetan yang dapat mempengaruhi berbagai macam
aktvitas masyarakat terutama pada pendapatan masyarakat, sehingga penting untuk
mengkaji potensi daerah rawan kemacetan di Kota Makassar berbasis Geography
Information System (GIS). Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian studi
pustaka dan di dukung data-data sekunder untuk memperkuat analisis penelitian,
kemudian dianalisis secara dekskriptif. Dari pemetaan daerah yang dilakukan, didapati
bahwa tingginya angka kemacetan di Kota Makassar disebabkan oleh Adanya perbaikan
jalan. Selain itu, juga terjadi banjir sehingga memprlambat kendaraan, perilaku pemakai
jalan yang tidak taat lalu lintas, terjadi kecelakaan lalu lintas sehingga terjadi gangguan
kelancaran, dan kesalahan teknis dari rambu lalu lintas.
Laju pertumbuhan penduduk Sulawesi selatan yang semakin meningkat setiap tahunnya
menimbulkan dampak krusial di berbagai wilayah perkotaan. Menurut data Badan Pusat
Statistik (BPS) pada tahun 2021 angka laju pertumbuhan penduduk (LPP) pada wilayah
perkotaan saat ini sudah mencapai 1.427.619 jiwa. Tentu dengan laju pertumbuhan
tersebut menyebabkan terkonsentrasinya penduduk di wilayah perkotaan dengan adanya
fenomena pergerakan penduduk. Wilayah perkotaan menjadi idaman setiap masyarakat
desa. Sehingga berbagai faktor dan pendorong terjadi, seperti dorongan ekonomi, tingkat
upah yang tinggi upah dan menjanjikan. Semakin bertambahnya jumlah penduduk tentu
seiring dengan mobilitas yang tinggi, sebab setiap penduduk membutuhkan akses
transportasi untuk efisiensi waktu dan efektifitas dalam bekerja. Kebutuhan akan
tranportasi bagian dari komponen utama dalam peningkatan arus perekonomian dalam
upaya mengoptimalkan potensi daerah yang selama ini dimiliki. Namun juga untuk
membuka sektor-sektor ekonomi baru untuk memajukan sebuah daerah (Mangatur,
2018).
Guna memanfaatkan dan membuka potensi- potensi perekonomian yang baru maka
keikutsertaan pemerintah dalam mengatur pengalokasian belanjanya penting untuk terus
dioptimalkan. Oleh sebab itu kebutuhan untuk transportasi semakin meningkat setiap
tahunnya. Dalam teori ekonomi dijelaskan jika permintaan bertambah maka persediaan
juga meningkat. Analogi tersebut dalam konteks bertambahnya jumlah penduduk ibarat
konsumen dan kebutuhan transportasi merupakan akses transportasi merupakan
persediaan kendaraan (Munazar, 2018).
Pada dasarnya permasalahan kemacetan di Kota Makassar menjadi tugas bersama
khususnya masyarakat Kota Makassar. Mengapa demikian, karena jika dikaji dari
perspektif budaya, kemacetan terjadi karena kurangnya kesadaran oleh masyarakat serta
sikap apatis yang tinggi. Pola pikir yang sempit dan bertumpu pada petugas kepolisian
dan dinas lalu lintas bukan menjadi solusi mengatasi kemacetan, tetapi kata kuncinya
adalah kesadaran. Masyarakat yang heterogen, budaya yang mejemuk menjadikan Kota
Makassar identik dengan watak keras. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban
masyarakat untuk mengendalikannya. Disisi lain, kemacetan akan berdampak pada
meningkatnya pencemaran udara sebab pada kecepatan rendah konsumsi energi lebih
tinggi. Kemacetan juga dapat mempengaruhi berbagai macam aktvitas masyarakat karena
disamping berdampak pada kelancaran aktivitas masyarakat dan yang tidak kalah
pentingnya berdampak terhadap pendapatan masyarakat. Banyaknya waktu yang
terbuang akibat dari kemacetan berpengaruh pada menurunnya kesempatan untuk
mendapatkan pendapatan masyarakat dan mengakibatkan aksesibilitas jalan terhambat.
Menyikapi permasalahan diatas tentu masyarakat menginginkan solusi dari kemacetan.
Perkembangan Kota Makassar yang pesat menyebabkan banyak penduduk yang datang
dan menetap. Penduduk ini akan memerlukan tempat tinggal yang akan menyebabkan
kota menjadi lebih padat. Mobilitas penduduk meningkatkan kebutuhan akan
transportasi. Kepemilikan kendaraan dan jumlah perjalanan juga akan meningkat
sehingga menghasilkan lebih banyak kebutuhan akan fasilitas dan pelayanan transportasi.
Lalu lintas kendaraan yang beraneka ragam dan pertambahan jumlah kendaraan yang
lebih cepat dibandingkan dengan pertambahan prasarana jalan yang mengakibatkan
berbagai masalah lalu lintas seperti kemacetan dan kecelakaan.
Sejauh ini regulasi dan penganggulangan kemacetan oleh aparat dan pemerintah sudah
baik, namun masih perlu ditingkatkan. Misalnya bekerjasama dengan kepolisian, dinas
lalu lintas, masyarakat dan tokoh- tokoh sebagai upaya membangun kesadaran
masyarakat dari persepektif kultural. Sedangkan dari perspektif teknis masyarakat perlu
dihidangkan dengan pemetaan daerah-daerah rawan kemacetan sebagai upaya
meminimalisir tingkat kemacetan di Makassar agar tidak terkonsentrasi di satu titik yaitu
dengan penyajian peta rawan kemacetan. Kondisi tersebut mendorong peneliti untuk
melakukan penelitian tentang analisis peta rawan kemacetan menggunakan Geography
Information System (ArcGIS). Menurut ICA (International Cartography Association)
peta merupakan penggambaran simbolis yang menekankan hubungan antara elemen
ruang tertentu, seperti objek, wilayah, atau tema. Orientasi peta merupakan korelasi
antara arah pada peta dan arah kompas yang sesuai dalam kenyataan (Cartwright, 2015).
Peta diolah menggunakan software yang dinamakan ArcGIS dan hasilnya sebagai
informasi yang dapat disajikan kepada masyarakat atau publik berupa peta tematik/umum
yang sering disebut sebagai Geography Information System (GIS). GIS memiliki fungsi
sistem yaitu menangkap, menyimpan, memanipulasi, menganalisis, mengelola, dan
menyajikan data spasial atau geografis. Aplikasi GIS adalah alat yang memungkinkan
pengguna untuk membuat kueri interaktif (pencarian yang dibuat pengguna),
menganalisis informasi spasial, mengedit data dalam peta, dan menyajikan hasil dari
semua operasi. GIS dapat merujuk ke sejumlah teknologi, proses, teknik, dan metode
yang berbeda. Hal itu melekat pada banyak operasi dan memiliki banyak aplikasi yang
berkaitan dengan teknik, perencanaan, manajemen, transportasi, logistik, asuransi,
telekomuni kasi, dan bisnis. Untuk alasan itu, GIS dan aplikasi intelijen lokasi dapat
menjadi dasar bagi banyak layanan berbasis lokasi yang mengandalkan analisis dan
visualisasi.
2. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu:
menganalisis tingkat kemacetan lalu lintas di daerah kajian;
menganalisis faktor dominan yang mempengaruhi terjadinya kemacetan lalu lintas
di daerah kajian.
BAB II PEMBAHASAN
1. BAHAN YANG DIBUTUHKAN
1) Gambaran umum kota Makassar
Kotamadya ini adalah kota terbesar
pada 5°8′S 119°25′E Koordinat: 5°8′S 119°25′E, di pesisir barat daya
pulau Sulawesi, berhadapan dengan Selat Makassar. Kota Makassar (Macassar,
Mangkasar, Ujung Pandang (1971-1999) adalah salah satu kota metropolitan di
Indonesia dan sekaligus sebagai ibu kota provinsi Sulawesi Selatan. Kota
Makassar merupakan kota terbesar keempat di Indonesia dan terbesar di Kawasan
Timur Indonesia. Sebagai pusat pelayanan di Kawasan Timur Indonesia (KTI),
Kota Makassar berperan sebagai pusat perdagangan dan jasa, pusat kegiatan
industri, pusat kegiatan pemerintahan, simpul jasa angkutan barang dan
penumpang baik darat, laut maupun udara dan pusat pelayanan pendidikan dan
kesehatan.
Secara administrasi kota ini terdiri dari 14 kecamatan dan 143 kelurahan. Kota
ini berada pada ketinggian antara 0-25 m dari permukaan laut. Penduduk Kota
Makassar pada tahun 2000 adalah 1.130.384 jiwa yang terdiri dari lakilaki
557.050 jiwa dan perempuan 573.334 jiwa dengan pertumbuhan rata-rata 1,65 %.
Letak : Koordinat 5°8′S 119°25′E di pesisir barat daya pulau Sulawesi,
menghadap Selat Makassar.
Batas : Selat Makassar di sebelah barat, Kabupaten Pangkajene Kepulauan
di sebelah utara, Kabupaten Maros di sebelah timur dan Kabupaten Gowa
di sebelah selatan.
Sumber: https://sulselprov.go.id/
2. METODE PENELITIAN
Berdasarkan uraian permasalahan di latar belakang sebelumnya maka untuk
pelaksanaan penelitian ini dilakukan menggunakan Studi Kepustakaan (library research).
Penelitian ini didasarkan pada proses dan pengumpulan data-data pustaka, membaca dan
mencatat serta mengolah bahan penelitian berupa jurnal, artikel dan buku- buku yang
berkaitan dengan topik penelitian. Kemudian dijelaskan oleh (Sugiyono, 2010) penelitian
pustaka merupakan proses memecahkan masalah-masalah aktual sekarang ini dan
mengumpulkan data atau informasi untuk disusun, dijelaskan dan dianalisis dengan
mamakai sumber perpustakaan. Peneliti memakai metode analisis deskriptif yang
menekankan pada kekuatan sumber-sumber dan data-data yang ada dengan
mengandalkan teoriteori dan konsep konsep selanjutnya diinterpretasikan termasuk
menggunakan peta sebagai dasar analisis.
Sumber-sumber yang dimaksud dari karya ilmiah berupa jurnal nasional maupun
internasional yang di publikasi oleh para intelektual, ahli dan kompeten tentang
pemetaan. Lokasi penelitian berada di Kota Medan dengan melakukan pemetaan di
semua kecamatan dan meneliti jalan-jalan yang menjadi titik rawan kemacetan.
Pertimbangannya adalah dari segi kemenarikan dan kenyataan permasalahan. Data yang
diperlukan berupa data tentang tingkat kemcatan dan data jumlah kendaraan di Kota
Medan. Sumber data penelitian ini adalah karya ilmiah berupa jurnal, peta administrasi
yang didapatkan dari Badan Informasi Geospasial (BIG).
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi, mengidentifikasi wacana dari buku-
buku, makalah atau artikel, majalah, jurnal, koran, internet , ataupun informasi lainnya
yang berhubungan dengan judul penelitian ini untuk mencari hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkip, buku, dan sebagainya yang mempunyai keterkaitan dengan
kajian kemacetan. Selanjutnya dilakukan analisis untuk mendapatkan konklusi. Data
yang terkumpul berupa angka, kata-kata dan gambar disebabkan adanya penerapan
metode kualitatif. Disamping itu, semua yang terkumpul menjadi kunci terhadap apa
yang sudah diteliti.
BAB III HASIL DAN KESIMPULAN
Umumnya kemacetan yang terjadi disetiap jalan terjadi karena kepadatan kendaraan
pada saat jam berangkat dan pulang kerja, juga pada saat jam istrahat. Volume lalu
lintas ini bervariasi besarnya, tidak tetap, tergantung waktu, variasi dalam sehari,
seminggu maupun sebulan dan setahun. Didalam satu hari biasanya terdapat dua
waktu jam sibuk, yaitu pagi dan sore hari. Tapi ada juga jalan-jalan yang mempunyai
variasi volume lalu lintas agak merata (Warmayana, 2015)
a) Jalan A. P. Pettarani
Data titik kemacetan pada ruas jalan pada waktu pagi dan sore hari
Sumber: Hasil penelitian mahasiswa
b) Perintis Kemerdekaan
Pagi
Sumber: Hasil penelitian Mahasiswa
Data jalan adalah panjang jalan 11014 meter dengan 2 jalur dengan median,
tiap jalur terdapat 3 lajur. Dapat dilihat pada grafik diatas diambil salah satu
contoh pada Hari Senin Jam Sibuk Pagi Pergi di jumpai titik kemacetan pada
titik zona 5 di traffic light daya, titik zona 8 di pertigaan telkomas dan titik
zona 10 pada u- turn pintu 2 unhas. Pada Jalan Perintis Kemerdekaan ini
diperoleh kecepatan rata – rata 30,26 km/jam. Dengan ini berarti Jalan
perintis kemerdekaan masuk dalam zona E dengan avarege speed 30,26
km/jam.
Sore
Sumber: Hasil penelitian mahasiswa
Di jumpai titik kemacetan pada titik zona 5 di traffic light daya, titik zona 8 di
pertigaan telkomas dan titik zona 11 pada Traffic Light Tello. Pada Jalan
Perintis Kemerdekaan ini diperoleh kecepatan rata – rata 31,13 km/jam.
Dengan ini berarti Jalan perintis kemerdekaan masuk dalam zona E dengan
avarege speed 31,13 km/jam.
Jadi dapat disimpulkan bahwa 3 titik yang sering mengalami kemacetan di
jalan perintis kemerdekaan berada pada traffic light daya, pertigaan telkomas,
dan u-turn pintu 2 unhas.
c) Urip Sumoharjo
Pagi
Sumber: Hasil penelitian mahasiswa
Data jalan adalah panjang jalan 4839 meter dengan 2 jalur dengan median,
tiap jalur terdapat 3 lajur. Dapat dilihat pada grafik diatas diambil salah satu
contoh pada Hari Selasa Jam Sibuk Pagi Pergi di jumpai titik berpotensi
macet pada titik zona 2 di u-turn kodim, titik zona 4 di uturn aspol dan titik
zona 6 di u- turn depan RS.Primaya sampai ujung urip. Pada Jalan Urip
Sumohadjo ini diperoleh kecepatan rata – rata 31,75 km/jam. Dengan ini
berarti Jalan Urip Sumohadjo masuk dalam zona E dengan avarege speed
31,75 km/jam.
Sore
Di jumpai titik berpotensi macet pada titik zona 2 di u-turn kodim, titik zona
4 di u-turn aspol dan titik zona 6 di u- turn depan RS.Primaya sampai ujung
urip Pada Jalan Urip Sumohadjo ini diperoleh kecepatan rata – rata 29,97
km/jam. Dengan ini berarti Jalan Urip Sumohadjo masuk dalam zona F1
dengan avarege speed 29,97 km/jam.
Jadi dapat disimpulkan bahwa 3 titik yang sering mengalami kemacetan di
jalan Urip Sumoharjo ada pada u-turn kodim, u-turn aspol, dan u- turn depan
RS.Primaya sampai ujung urip.
d) Sultan Alauddin
Jalan yang merupakan penghubung antara Kota Makassar dan Kabupaten
Gowa terbilang cukup padat dilalui oleh kendaraan mulai dari pagi hingga
malam sehingga hampir tiap waktu jalanan ini selalu terkena macet.
Berbicara soal kemacetan di Jalan Sultan Alauddin, di jalan ini terdapat dua
kampus ternama serta merupakan kawasan perdagangan. Berdasarkan gambar
yang diambil oleh Tribun.News menggunakan drone diketahui bahwa titik
kemacetan di jalan alauddin berada pada pertigaan jalan Alauddin-Emmy
saelan juga dari depan kampus Unismuh hingga batas kota Makassar-
Kabupaten Gowa.
e) Veteran
Untuk kemacetan di jalan veteran sendiri di sebabkan oleh banyaknya
pengendara yang tidak sabar pada pembelokan, pemutaran jalan dan juga
perempatan.
2) Pemetaan potensi kemacetan
Di Kota Makassar fenomena kemacetan menyebabkan tersendatnya atau bahkan
terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi
kapasitas jalan. Kemacetan banyak terjadi terutama karena kurangnya moda
transportasi publik atau system lalu lintas yang kurang baik atau memadai ataupun
juga tidak seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk. Kemacetan lalu
lintas menjadi permasalahan sehari-hari ditemukan di Pasar, Sekolah, Terminal bus,
stasiun (seperti kejadian angkot ngetem sembarangan, kebakaran di pemukiman, dan
sebagainya), lampu merah dan persimpangan jalan raya. Ditambah lagi perkembangan
dan pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat di Kawasan Metropolitan
Mebidang terutama Kota Makassar telah membuat peningkatan jumlah pergerakan
orang dan barang yang signifikan. Mobilitas orang dan barang di wilayah Kota
Makassar terus meningkat dan salah satu dampak negatifnya adalah terjadinya
peningkatan kemacetan lalu lintas.
Akibat dari kemacetan tersebut menimbulkan social cost yang cukup tinggi, lamanya
waktu tempuh perjalanan, konsumsi bahan bakar menimbulkan biaya transportasi
semakin tinggi hingga bertambahnya angka kecelakaan dan stres di tengah masyarakat
(Susanti dan Magdalena, 2015). Namun demikian kondisi tersebut dapat diminimalisir
dengan adanya sosialisasi kepolisian dan pemerintah terhadap kesadaran akan lalu
lintas dan pilihan alternatif jalan sehubungan dengan sudah dilaksanakannya
pembangunan infrastruktur berupa jalan tol. Salah satu upaya sosialisasi telah
dilakukan namun belum mampu mengatasi kemacetan.
DAFTAR PUSTAKA
https://geoportal.makassarkota.go.id/album/
https://makassarkota.bps.go.id/publication/download.
http://digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/
https://makassarkota.bps.go.id/indicator/12/72/1/jumlah-penduduk-menurut-kecamatan-dan-
jenis-kelamin-di-kota-makassar.html
https://makassarkota.go.id/geografis-2/
https://sulselprov.go.id/pages/info_lain/22
https://makassarkota.go.id/peta-wilayah-administrasi-kota-makassar/
http://putr.sulselprov.go.id/assets/dokumen/bidang/
https://makassarkota.bps.go.id/indicator/17/61/1/panjang-jalan-menurut-kondisi-jalan.html
http://timur-nusantara.blogspot.com/2012/08/rtrw-kota-makassar-tahun-2010-2030.html
https://makassar.tribunnews.com/2022/09/19/jalan-pettarani-macet-ini-penyebabnya
https://www.researchgate.net/publication/
326955742_Identifikasi_Titik_Kemacetan_pada_Ruas_Jalan_AP_Pettarani_dengan_Menggunak
an_Teknologi_GPS
https://www.researchgate.net/publication/
355946124_Analisis_Dampak_Kemacetan_pada_Ruas_Jalan_Urip_Sumoharjo_Kota_Makassar
_terhadap_Biaya_Transportasi_Pengguna_Jalan
https://repository.unibos.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/1464/2021%20NUR
%20AZIZAH%204515041087.pdf?sequence=1&isAllowed=y
https://makassar.tribunnews.com/2022/05/27/foto-drone-macet-panjang-di-jl-sultan-alauddin-
makassar
file:///C:/Users/USER/Downloads/660-Article%20Text-2788-1-10-20210921%20(1).pdf