BAB 5
PENDEKATAN & METODOLOGI
5.1 PENDEKATAN
5.1.1 Nilai dan Prinsip Dalam Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) ditujukan untuk menjamin pengarusutamaan pembangunan
berkelanjutan dalam pembangunan. Ada tiga nilai penting dalam penyelenggaraan KLHS yang dapat
mencerminkan penerapan prinsip pembangunan berkelanjutan, yaitu keterkaitan (interdependency),
keseimbangan (equilibrium) dan keadilan (justice).
Keterkaitan (interdependency) dijadikan nilai penting agar penyelenggaraan KLHS dapat
menghasilkan kebijakan, rencana atau program yang mempertimbangkan keterkaitan antar
sektor, wilayah, global-lokal. Nilai ini juga mengandung makna dihasilkannya KLHS yang bersifat
holistik berkat adanya keterkaitan analisis antar komponen fisik-kimia, biologi dan sosial
ekonomi.
Keseimbangan (equilibrium) dijadikan nilai penting agar penyelenggaraan KLHS senantiasa
dijiwai keseimbangan antara kepentingan sosial-ekonomi dengan kepentingan lingkungan hidup,
antara kepentingan jangka pendek dan jangka panjang, antara kepentingan pembangunan pusat
dan daerah, dan keseimbangan-keseimbangan lainnya. Implikasinya, usaha pemetaan ragam
dan bentuk kepentingan para pihak menjadi salah satu proses dan metode yang penting
digunakan dalam KLHS.
104
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
Keadilan (justice) dijadikan nilai penting agar penyelenggaraan KLHS dapat menghasilkan
kebijakan, rencana dan program yang tidak mengakibatkan marjinalisasi sekelompok atau
golongan tertentu masyarakat karena adanya pembatasan akses dan kontrol terhadap sumber-
sumber alam atau modal atau pengetahuan.
KLHS adalah strategi yang cenderung bersifat ”persuasif” dalam pengertian lebih mengutamakan proses
pembelajaran dan pemahaman para pemangku kepentingan yang terlibat dalam penyusunan dan
evaluasi kebijakan, rencana dan/atau program agar lebih memperhatikan prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan. Dalam kerangka pendekatan ini, 6 (enam) prinsip KLHS seyogyanya dianut:
a. Prinsip 1: Penilaian Diri (Self Assessment)
Makna prinsip ini adalah sikap dan kesadaran yang diharapkan muncul dari diri pemangku kepentingan
yang terlibat dalam proses penyusunan dan evaluasi kebijakan, rencana dan/atau program agar lebih
memperhatikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dan mempertimbangkan prinsip-prinsip
tersebut dalam setiap keputusannya. Prinsip ini berasumsi bahwa setiap pengambil keputusan secara
apriori mempunyai tingkat kesadaran dan kepedulian atas lingkungan. KLHS menjadi media atau katalis
agar kesadaran dan kepedulian tersebut terefleksikan dalam proses dan terformulasikan dalam produk
pengambilan keputusan untuk setiap kebijakan, rencana dan/atau program.
105
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
program, melainkan menjadi media atau katalisator untuk memperbaiki proses dan produk kebijakan,
rencana dan/atau program. Prinsip ini berasumsi bahwa perencanaan kebijakan, rencana dan/atau
program di Indonesia selama ini belum mempertimbangkan pembangunan berkelanjutan secara optimal
dan KLHS dapat memicu perbaikan atau penyempurnaan kebijakan, rencana dan/atau program
bersangkutan.
c. Prinsip 3: Peningkatan Kapasitas dan Pembelajaran Sosial (Social Learning and Capacity Building)
Prinsip ini menekankan bahwa integrasi KLHS dalam perencanaan kebijakan, rencana dan/atau program
harus menjadi media untuk belajar bersama khususnya tentang isu-isu pembangunan berkelanjutan,
baik bagi masyarakat umum dan khususnya bagi para birokrat dan pengambil keputusan. KLHS harus
memungkinkan seluruh pemangku kepentingan yang terlibat dalam perencanaan kebijakan, rencana
dan/atau program untuk meningkatkan kapasitasnya mengapresiasi lingkungan hidup dalam
keputusannya. Melalui KLHS, dapat dicapai masyarakat, birokrat, dan pengambil keputusan yang lebih
cerdas dan kritis dalam menentukan keputusan pembangunan agar berkelanjutan.
106
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
untuk menjawab tuntutan para pihak, karena lingkup KLHS terbatas, sedangkan tuntutan dapat
berdimensi luas.
f. Prinsip 6: Partisipatif
Prinsip ini menekankan bahwa KLHS harus dilakukan secara terbuka dan melibatkan pemangku
kepentingan yang terkait dengan kebijakan, rencana dan/atau program. Prinsip ini telah menjadi amanat
dalam Undnag-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
dan harus diwadahi dalam penyelenggaraan KLHS. Dengan prinsip ini diharapkan proses dan produk
kebijakan, rencana dan/atau program semakin mendapatkan legitimasi atau kepercayaan publik.
107
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
Gambar 5.1
Kedudukan KLHS Dalam Kajian Analisis Lingkungan
Tabel 5.1
Perbedaan antara AMDAL dan KLHS
108
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
Terpadu
Memastikan bahwa kajian dampak lingkungan yang tepat untuk semua tahap keputusan
strategik sudah relevan untuk tercapainya pembangunan keberlanjutan.
Memuat saling keterkaitan antara aspek biofisik, sosial dan ekonomi.
Terkait secara hierarkis dengan kebijakan di sektor tertentu dan wilayah (lintas batas), dan
bilamana perlu, dengan proyek AMDAL dan pengambilan keputusan.
Gambar 5.2
KLHS Melibatkan Aspek Lingkungan, Ekonomi dan Sosial Secara Terpadu
109
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
Keberlanjutan
Memfasilitasi identifikasi opsi-opsi pembangunan dan alternatif proposal yang lebih layak
Fokus
Menyediakan informasi yang cukup, reliabel dan dapat digunakan untuk perencanaan
pembangunan dan pengambilan keputusan.
Konsentrasi ke isu-isu penting pembangunan berkelanjutan.
Disesuaikan dengan karakteristik proses pengambilan keputusan.
Efektif biaya dan waktu.
Akuntabel
Pengambilan keputusan yang bersifat strategik merupakan tanggung jawab instansi yang
berkepentingan.
Dilakukan secara profesional, tegas, fair, tidak berpihak, dan seimbang.
Perlu dikontrol dan diverifikasi oleh pihak independen
Justifikasikan dan dokumentasikan bagaimana isu-isu keberlanjutan dipertimbangkan dalam
pengambilan keputusan.
Partisipatif
Libatkan dan informasikan para pihak yang berkepentingan, masyarakat yang terkena dampak,
dan instansi pemerintah di sepanjang proses pengambilan keputusan.
Cantumkan secara eksplisit masukan dan pertimbangan dalam dokumentasi dan pengambilan
keputusan.
Memiliki kejelasan informasi, permohonan informasi yang mudah dipahami, dan menjamin
akses yang memadai untuk ke semua informasi yang dibutuhkan.
110
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
Interaktif
Memastikan tersedianya hasil kajian sedini mungkin untuk mempengaruhi proses pengambilan
keputusan dan memberi inspirasi pada perencanaan masa datang.
Menyediakan informasi yang cukup perihal dampak aktual dari keputusan strategis yang
diimplementasikan, untuk menilai apakah keputusan harus di amandemen dan memberi basis
untuk masa depan.
3. Tahap Analisis
Pada tahap ini dilakukan analisis yang meliputi :
- Analisis daya dukung dan daya tampung lingkungan
- Analisis intensitas kegiatan
- Analisis dampak lingkungan
111
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
Berikut adalah visualisasi dari pola pemikiran pekerjaan yang akan dilakukan oleh Konsultan :
112
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
Gambar 5.3
Pola Pemikiran Pekerjaan
Rekomendasi
Penyediaan Peta Dasar Analisis GIS untuk RTR KSN
Pemetaan
Identifikasi Stakeholder Analisis Stakeholder Stakeholder
113
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
a. Analisis Pengaruh Kebijakan, Rencana dan/atau Program terhadap Kondisi Lingkungan Hidup
di Wilayah Perencanaan
Pengkajian pengaruh kebijakan, rencana dan/atau program terhadap kondisi lingkungan hidup di
wilayah perencanaan, dilaksanakan melalui tahapan sebagaimana tertuang pada Gambar berikut :
114
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
Gambar 5.5
Tahapan Analisis Pengaruh Kebijakan, Rencana dan/atau Program Terhadap Kondisi Lingkungan Hidup
Secara umum pemangku kepentingan dapat dikelompokkan sebagaimana dicontohkan pada tabel
berikut:
115
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
Tabel 5.2
Pengelompokan Pemangku Kepentingan
Identifikasi dan pelibatan masyarakat beserta pemangku kepentingan lainnya yang memiliki tingkat
representatif yang diakui. Sebagai langkah awal perlu dilakukan pemetaan pemangku kepentingan untuk
membantu pemilihan pemangku kepentingan yang tidak saja berpengaruh, tetapi juga mempunyai
tingkat kepentingan yang tinggi terhadap kebijakan, rencana dan/atau program yang akan dirumuskan.
Dalam proses identifikasi masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya perlu melibatkan mereka
(pihak-pihak) yang peduli terhadap lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan. Pelibatan
masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya dapat disesuaikan dengan proses perumusan kebijakan,
rencana dan/atau program.
116
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
Apabila diperlukan dapat dibentuk pengelompokan (clustering) masyarakat dan pemangku kepentingan
lainnya sesuai dengan permasalahan yang akan didiskusikan. Setiap kelompok dapat dibantu oleh tim
atau yang sejenis untuk menyiapkan bahan dan materi yang didiskusikan dan menyimpulkan serta
merumuskan masukan, informasi, dan pertimbangan berdasarkan diskusi dan dialog yang dilakukan
untuk bahan pertimbangan pemrakarsa rencana. Tim atau yang sejenis dapat dipilih di antara
perwakilan masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya serta dapat dibantu nara sumber sesuai
keperluan.
Mekanisme pelibatan masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya ini dapat dilakukan melalui
publikasi, dialog, diskusi, dan konsultasi publik, sebagaimana yang telah diatur dalam masing-masing
proses dan prosedur perencanaan dan evaluasi kebijakan, rencana dan/atau program.
Hal yang perlu diperhatikan dalam identifikasi masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya:
1. Pelibatan masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya perlu dilakukan secara selektif.
2. Perlu dilakukan pemetaan kepentingan, sumber daya atau keahlian dan peran tiap pemangku
kepentingan.
3. Interaksi (melalui diskusi, dialog atau konsultasi) dan perumusan kesimpulan secara jelas (dapat
dipahami dan diterima penjelasannya oleh para pemangku kepentingan).
4. Perlu ditentukan dan dirumuskan mekanisme keterlibatan.
5. Perlu dipilih koordinator dan moderator yang artikulatif, netral, mendukung serta mendorong
(encourage) partisipasi semua pihak dan efektif.
6. Informasi atau saran dari setiap pemangku kepentingan perlu dihargai, meskipun kadangkala
dinilai tidak ilmiah.
7. Protokol dan substansi diskusi antar masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya, termasuk
daftar hadir setiap pertemuan, perlu didokumentasikan dengan baik.
117
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
a.2 Analisis Isu Strategis yang Relevan dan Signifikan di Wilayah Perencanaan
Tujuan identifikasi isu pembangunan berkelanjutan adalah:
1. Menetapkan isu-isu pembangunan berkelanjutan yang meliputi aspek sosial, aspek ekonomi dan
aspek lingkungan hidup atau keterkaitan antar ketiga aspek tersebut, berdasarkan potensi
dampak dan/atau risiko lingkungan hidup dan yang menjadi perhatian di wilayah tersebut,
untuk menjadi bahan kajian pengaruh kebijakan, rencana dan/atau program.
2. Membahas isu secara terfokus dan signifikan.
3. Membantu menentukan capaian tujuan pembangunan berkelanjutan sebagai acuan bagi
penentuan dan/ataupenilaian substansi kebijakan, rencana dan/atau program.
Formulasi atau perumusan isu-isu pembangunan berkelanjutan dapat dilakukan melalui 5 (lima) tahap
sebagai berikut:
1. Identifikasi isu-isu pembangunan berkelanjutan berdasarkan masukan dan kesepakatan
pemangku kepentingan.
2. Pengelompokan isu-isu pembangunan berkelanjutan dalam kluster-kluster isu.
3. Konfirmasi isu-isu pembangunan berkelanjutan dengan memanfaatkan data dan informasi
yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah yang tersedia.
4. Jika diperlukan dan disepakati, dilakukan kajian khusus untuk isu-isu tertentu yang dianggap
penting atau masih diperdebatkan.
5. Penetapan isu-isu pembangunan berkelanjutan yang akan dijadikan dasar bagi kajian
pengaruh kebijakan, rencana dan/atau program.
Penting dicatat bahwa isu-isu pembangunan berkelanjutan yang diidentifikasi difokuskan pada isu-isu
yang relevan dan signifikan sehingga kajian pengaruh kebijakan, rencana dan/atau program dapat
dilakukan lebih tajam. Identifikasi isu-isu pembangunan berkelanjutan dilakukan berdasarkan masukan
pakar atau data dan informasi yang tersedia, termasuk yang dihimpun bagi keperluan penyusunan
dan/atau evaluasi kebijakan, rencana, dan/atau program. Pemangku kepentingan yang dilibatkan
memberikan informasi dan konfirmasi atas isu-isu pembangunan berkelanjutan yang menjadiperhatian
118
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
utama. Identifikasi isu-isu pembangunan berkelanjutan ini merupakan proses awal pelingkupan dan
menjadi dasar pelaksanaan KLHS selanjutnya.
a.3 Analisis Terhadap Kebijakan, Rencana dan atau Program yang Berpotensi Menimbulkan
Pengaruh Terhadap Isu – Isu Pembangunan Berkelanjutan di Wilayah Perencanaan
Identifikasi kebijakan, rencana, dan/atau program dilakukan baik untuk kebijakan, rencana, dan/atau
program yang akan disusun maupun kebijakan, rencana, dan/atau program yang telah disusun dan akan
dievaluasi. Tujuan identifikasi kebijakan, rencana, dan/atau program pada saat kebijakan, rencana,
dan/atau program tersebut baru akan disusun adalah mengetahui dan menentukan muatan dan
substansi rancangan kebijakan, rencana, dan/atau program yang perlu ditelaah pengaruhnya terhadap
lingkungan hidup dan diberi muatan pertimbangan aspek pembangunan berkelanjutan. Sedangkan
tujuan identifikasi kebijakan, rencana, dan/atau program pada saat evaluasi adalah mengevaluasi
muatan dan substansi kebijakan, rencana, dan/atau program yang telah diimplementasikan yang
memberikan pengaruh terhadap lingkungan hidup.
119
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
Patut dikenali bahwa suatu kebijakan, rencana dan/atau program yang akan dilakukan KLHS
terhadapnya memiliki unsur korelasi antara kebijakan, rencana dan/atau program. Untuk itu perlu
dikenali pada tingkatan apa suatu kebijakan, rencana dan/atau program dapat berpengaruh dari
masukan isu pembangunan berkelanjutan. Misalnya dalam materi substantif RTRW, terdapat unsur
kebijakan, rencana (pola, struktur dan kawasan strategis) serta program. Untuk itu penting pula bagi
pemangku kepentingan mengenali karakteristik kebijakan, rencana dan/atau program dalam suatu
dokumen perencanaan pembangunan.
a.4 Analisis Pengaruh Kebijakan, Rencana dan / atau Program Terhadap Kondisi Lingkungan Hidup
di Suatu Wilayah
Tujuan telaahan pengaruh kebijakan, rencana dan/atau program terhadap kondisi lingkungan hidup di
suatu wilayah adalah mengetahui kemungkinan dampak kebijakan, rencana dan/atau program terhadap
isu-isu pembangunan berkelanjutan di satu wilayah. Pada tahap ini, dilakukan telaahan pengaruh
kebijakan, rencana dan/atau program terhadap isu pembangunan berkelanjutan dan atau kondisi
lingkungan di suatu wilayah yang sudah diidentifikasikan pada tahap sebelumnya. Telaahan pengaruh ini
diawali dengan mengidentifikasikan dan memahami apa saja komponen dalam kebijakan, rencana
dan/atau program yang potensial berpengaruh terhadap isu pembangunan berkelanjutan.
Tabel berikut memberikan contoh telaahan komponen kebijakan, rencana dan/atau program yang
berpotensi memberikan pengaruh pada lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan.
Tabel 5.3
Contoh Telaahan Substansi Pengaruh Kebijakan, Rencana dan/atau Program
Terhadap Kondisi Lingkungan Hidup
120
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
Sesuai UUPPLH Pasal 16, apabila dimungkinkan, kajian pengaruh dapat dilakukan secara lebih detil
dengan menggunakan antara lain salah satu atau kombinasi dari kajian-kajian berikut ini:
1. Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan.
2. Perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup.
3. Kinerja layanan/jasa ekosistem.
4. Efisiensi pemanfaatan sumber daya alam.
5. Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim.
6. Tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati.
Tabel 5.4
Penjelasan Umum 6 Aspek Muatan KLHS
121
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
122
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
Kiat-kiat pelaksanaan telaahan pengaruh kebijakan, rencana dan/atau program terhadap kondisi
lingkungan hidup wilayah:
1. Diperlukan pemahaman substansi kebijakan, rencana dan/atau program secara komprehensif,
kritis dan rinci.
2. Perlu dikembangkan komunikasi dan dialog yang efektif, terbuka, kritis dan konstruktif.
3. Perlu konsisten pada isu-isu pembangunan berkelanjutan yang telah disepakati dalam
pembahasan sebelumnya.
4. Menggunakan bahasa dan terminologi yang sederhana, ringkas, dan jelas.
5. Memanfaatkan peta, diagram, dan sketsa untuk memperjelas keterkaitan antar permasalahan.
Beberapa alternatif untuk menyempurnakan dan atau mengubah rancangan kebijakan, rencana
dan/atau program ini dikembangkan dengan mempertimbangkan antara lain:
123
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
1. Memberikan arahan atau rambu-rambu mitigasi terkait dengan kebijakan, rencana dan/atau
program yang diprakirakan akan menimbulkan dampak lingkungan hidup atau bertentangan
dengan kaidah-kaidah pembangunan berkelanjutan.
2. Menyesuaikan ukuran, skala dan lokasi usulan kebijakan, rencana, dan/atau program.
3. Menunda, memperbaiki urutan atau waktu, atau mengubah prioritas pelaksanaan kebijakan,
rencana, dan/atau program.
4. Mengubah kebijakan, rencana, dan/atau program.
Berbagai kemungkinan pengembangan alternatif sebagaimana disebutkan di atas, secara cepat dan
sederhana dapat dilakukan melalui metode diskusi kelompok dan atau memanfaatkan pandangan para
ahli.
124
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
Hal yang harus diperhatikan dalam perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana dan/atau
program adalah:
1. Memahami alasan dan konteks kebijakan, rencana dan/atau program yang menjadi kajian.
2. Berfikir kritis, tapi positif dan tidak terpaku pada tata cara/metode/pendekatan yang selama ini
berjalan (berfikir “out of the box”) serta meyakini adanya alternatif yang lebih baik.
3. Mengembangkan komunikasi dan dialog yang efektif dengan penyusun kebijakan, rencana
dan/atau program dan pengambil keputusan.
4. Mencoba mengambil pelajaran dari pengalaman di wilayah lain.
5. Memanfaatkan kreatifitas yang muncul dari pemangku kepentingan.
c. Rekomendasi Perbaikan Kebijakan, Rencana dan/atau Program dan Pengintegrasian Hasil KLHS
Tujuan rekomendasi adalah mengusulkan perbaikan muatan kebijakan, rencana dan/atau program
berdasarkan hasi perumusan alternative penyempurnaan kebijakan, rencana dan/atau program.
Sesuai ketetapan dalam UUPPLH, rekomendasi perbaikan rancangan kebijakan, rencana dan/atau
program ini dapat berupa:
1. Perbaikan rumusan kebijakan.
2. Perbaikan muatan rencana.
3. Perbaikan materi program
Tabel 5.5
Contoh Rangkuman Alternatif Penyempurnaan/ Perbaikan Kebijakan,
Rencana dan/atau Program
125
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
Pada saat penyusunan rekomendasi perbaikan rancangan kebijakan, rencana dan/atau program
tersebut juga sudah mempertimbangkan rambu-rambu mitigasi terkait dengan rencana dan/atau
program yang diperkirakan akan menimbulkan dampak lingkungan hidup atau bertentangan dengan
kaidah-kaidahPembangunan berkelanjutan.
Agar alur pikir perumusan perbaikan kebijakan, rencana dan/atau program dapat lebih mudah dipahami
oleh pengambil keputusan dan publik, dapat disusun ringkasan perumusan perbaikan kebijakan, rencana
dan/atau program, mulai dari perumusan isu strategis, pengkajian pengaruh kebijakan, rencana
dan/atau program sampai dengan perumusan rekomendasi perbaikan, seperti pada Tabel berikut.
Tabel 5.6
Contoh Ringkasan Perbaikan Kebijakan, Rencana dan/atau Program
Penyampaian rekomendasi perbaikan kebijakan, rencana dan/atau program pada pengambil keputusan
ini sangat penting dalam rangka lebih menjamin terintegrasinya prinsip pembangunan berkelanjutan
dalam kebijakan, rencana dan/atau program.
Hal yang harus diperhatikan dalam perumusan rekomendasi perbaikan kebijakan, rencana dan/atau
program adalah:
1. Rekomendasi yang disampaikan memberikan manfaat yang lebih luas bagi keberlanjutan
pembangunan.
2. Rekomendasi yang disampiakan sesuai dengan urgensi, konteks dan situasi kebijakan, rencana
dan/atau program diusulkan.
126
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
3. Alternatif yang direkomendasikan rasional dan dapat dilaksanakan dengan ketersediaan sumber
daya yang ada.
4. Rekomendasi disampaikan secara jelas kepada pengambil keputusan.
Penyampaian rekomendasi perbaikan kebijakan, rencana dan/atau program pada pengambil keputusan
ini sangat penting dalam rangka lebih menjamin terintegrasinya prinsip pembangunan berkelanjutan
dalam kebijakan, rencana dan/atau program.
Pada prakteknya mengembangkan teknik dialog/komunikasi harus dirancang prosesnya dengan sangat
cermat. Rancangan proses dialog yang tidak cermat dan tidak berkualitas dapat menurunkan nilai KLHS.
Mekanisme dialog dan pengambilan keputusan menjadi sangat penting jika prosesnya menyangkut
perwakilan institusi.
127
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
Tabel 5.7
Teknik Pelibatan Stakeholders Dalam KLHS
Hal yang perlu diperhatikan untuk membangun komunikasi dan dialog yang efektif agar proses KLHS
berjalan efektif, yaitu:
1. Bahan tertulis disiapkan secara ringkas dan jelas.
128
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
Dalam rangka meningkatkan efektifitas partisipasi masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya,
beberapa teknik berikut ini dapat digunakan.
KLHS banyak dilakukan melalui proses negosiasi dengan berbagai pemangku kepentingan. Oleh karena
itu, penting dikembangkan teknik-teknik negosiasi yang efektif. Dalam hal ini, seringkali diperlukan
negosiator atau mediator yang handal yang mampu memediasi diskusi atau perdebatan antar berbagai
pemangku kepentingan.
Dalam banyak kasus, diperlukan metode diskusi kelompok terfokus (focus group discussion [ FGD]) untuk
mendiskusikan beberapa isu secara khusus dengan anggota yang terbatas. Kelebihan metode FGD ini
adalah agar kita dapat secara khusus dan tajam mendiskusikan beberapa isu spesifik dengan peserta
yang terbatas sehingga dialog dan pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan lebih efektif.
129
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
5.4.2 Teknik Analisis Untuk KLHS Model Pendekatan AMDAL dan Model Pendekatan
Penilaian Berkelanjutan
Teknik analisis yang dapat diterapkan untuk KLHS model amdal diantaranya adalah:
1. Scenario Analysis
2. Multi Criteria Analysis
3. Cost Benefit Analysis
Sedangkan teknik analisis yang dapat diterapkan untuk model pendekatan penilaian berkelanjutan
adalah :
1. Analisis Perbandingan Terhadap Indikator Pembangunan Berkelanjutan
2. Analisis Transisi Menuju Model Pembangunann Berkelanjutan
Secara lebih jelas, teknik-teknik analisis yang diterapkan dapat dilihat pada gambar dan table berikut
ini.
130
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
Gambar 5.6
Teknis Analisis KLHS dengan Pendekatan AMDAL dan Pendekatan Penilaian Berkelanjutan
131
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
Tabel 5.8
Teknis Analisis Yang Dapat Digunakan Dalam KLHS
132
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
Dalam pelaksanaannya, penggunaan teknologi GIS ini membutuhkan input data spasial dan deskriptif,
seperti:
1. Peta analog (antara lain peta topografi, peta tanah, dsb.), dalam bentuk cetakan yang
umumnya dibuat dengan teknik kartografi, sehingga sudah mempunyai referensi spasial
seperti koordinat, skala, arah mata angin dsb.
2. Data dari sistem Penginderaan Jauh (antara lain citra satelit, foto-udara, dsb.), sebagai
sumber terpenting. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format raster.
3. Data hasil pengukuran lapangan, misalnya batas administrasi, kepemilikan lahan, batas
persil, hak pengusahaan hutan, dll, yang dihasilkan berdasarkan teknik perhitungan
tersendiri. Pada umumnya data ini merupakan sumber data atribut.
4. Data GPS, yang memiliki keakuratan relatif tinggi. Data ini biasanya direpresentasikan dalam
format vektor.
Saat ini terdapat berbagai jenis citra satelit yang digunakan. Citra jenis Land-SAT dan SPOT memiliki
resolusi yang tergolong rendah, sehingga sering digunakan dalam penyusunan rencana tata ruang
wilayah/kota. Namun belakangan muncul jenis-jenis citra satelit yang mampu meningkatkan kegiatan
penganalisaan wilayah secara lebih rinci dan detail dalam penyusunan rencana tata ruang wilayah,
seperti IKONOS (resolusi spasial: 1 m) dan Quick Bird (resolusi spasial: 0,67 m).
133
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
Gambar 5.7
Jenis – Jenis Citra Satelit
Ditinjau dari kemampuan resolusi spasial yang dimiliki, data satelit resolusi tinggi ini dapat digunakan
untuk penganalisaan wilayah kota dan perkotaan yang memiliki tingkat heterogenitas tinggi dan
menuntut ketelitian penggambaran wilayah yang lebih detail.
Teknologi penginderaan jauh dapat dibedakan menjadi dua macam berdasarkan teknik pencitraannya,
yaitu: Sistem pasif yang memanfaatkan energi matahari dan sistem aktif yang menggunakan sistem
Radar (radio detecting and ranging). Penggunaan sensor pasif memungkinkan terdeteksinya radiasi
elektromagnetik yang terfleksi atau teremisikan oleh sumber-sumber alam; Sensor aktif mampu
134
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
mendeteksi sinyal terpantul dari obyek yang teradiasi oleh sumber pembangkit buatan. Pada pekerjaan
ini, teknologi yang digunakan adalah sistem penginderaan secara pasif.
Tahapan pengolahan citra dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis kegiatan, yaitu penyiapan dan
pengolahan awal citra satelit, visualisasi citra satelit, dan interpretasi visual.
1) Penyiapan dan pengolahan awal citra satelit
Citra-citra satelit mempunyai beberapa keterbatasan yang dihasilkan pada saat perekaman nilai-nilai
radiometrik, karena gangguan yang mempengaruhi kualitas nilai radiometrik yang terekam pada sebuah
citra, misalnya kesalahan radiometris pada tahap akuisisi data dan kesalahan geometris. Untuk itu
dibutuhkan proses koreksi. Koreksi radiometrik bertujuan mengurangi kesalahan perekaman nilai pixel
yang diakibatkan adanya pengaruh azimuth matahari dan kondisi atmosfer lainnya seperti kabut,
aerosol dan sebagainya. Selain untuk mengurangi distorsi geometrik, koreksi geometri ditujukan pula
untuk mentransformasi sebuah citra satelit pengindera bumi, sehingga memiliki skala dan sistem
proyeksi yang diinginkan dan pada umumnya dapat dipadukan dengan peta hasil pengukuran terrestris.
135
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
Penajaman citra dapat dilakukan dengan meningkatkan nilai radiometrik sebuah citra, sehingga
didapatkan perbaikan kenampakan secara visual. Perbedaan-perbedaan khusus antara vegetasi dan
jenis tanah (lahan terbuka), misalnya, dapat dilakukan dengan meningkatkan kontras sebuah citra.
Modifikasi nilai radiometrik dilakukan terhadap nilai asli sebuah pixel.
Teknik lain dari penajaman citra yang dapat memperbaiki kenampakan visual adalah dengan
meningkatkan geometri objek-objek geografi pada sebuat citra. Berbeda dengan operasi titik, teknik ini
memperhitungkan nilai pixel-pixel tetangga. Prosedur-prosedur yang diterapkan tetap merupakan upaya
untuk memodifikasi nilai kecerahan setiap pixel dalam sebuah citra.
Gambar 5.8
Koreksi Citra Satelit Dengan Peta RBI
136
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
Dalam kegiatan ini, interpretasi visual ditujukan untuk perbaikan atau updating kenampakan obyek-
obyek yang berupa garis yaitu kenampakan jalan, kenampakan sungai dan kenampakan batas pantai.
Proses interpretasi visual dilakukan dengan perangkat lunak (software) yang menyediakan modul CAPI
(Computer Assisted Photo Interpretation) sehingga user dapat langsung mentransformasikan informasi
yang ada di citra satelit menjadi data vektor sistem informasi geografis.
Gambar 5.9
Visualisasi Citra Satelit
137
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
Pada analisis ini dilakukan juga teknik superimpose superimpose (tumpang tindih) beberapa lapis
informasi akan menggunakan fasilitas yang telah ada pada sebuah perangkat lunak Sistem Informasi
Geografis - SIG. Pembuatan peta citra tematik ini dapat juga dilakukan dengan mendigitasi citra tematik
yang telah dihasilkan, sehingga tampilan peta citra akan lebih sederhana dan data tersimpan dalam
format vektor.
138
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
Tabel 5.9
Data dan Informasi yang Diperlukan Dalam Penyusunan KLHS
No Data Instansi
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengumpulan data dan informasi adalah:
1. Data dan informasi dapat diperoleh dari pemangku kepentingan seperti instansi pemerintah,
perguruan tinggi dan lembaga-lembaga penelitian.
139
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
Daftar uji ini distrukturkan dari kerangka bekerja KLHS, namun diterapkan dalam kondisi-kondisi
sebagai berikut:
Dapat digunakan semuanya, atau hanya memilih salah satu, sesuai kepentingan dan
kesepakatan bersama
Saling melengkapi dengan daftar uji Lampiran 2.
Ditujukan kepada rancangan KRP yang dikaji (sebagai bagian dari proses KLHS yang bersifat
implisit atau lebur ke dalam proses penyusunan KRP), atau
Digunakan sebagai panduan dalam menyusun dokumen KLHS bila dianggap perlu. Penting
untuk dipahami bahwa daftar uji ini tidak bersifat baku, atau bisa dikembangkan,
dimodifikasi, atau bahkan dikurangi, sesuai dengan keperluan dan kepentingannya.
140
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
Tabel 5.10
Daftar Uji Pemenuhan Prinsip – Prinsip Keberlanjutan
141
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
142
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
143
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
Tabel 5.11
Daftar Uji Pemenuhan Indikator Keberlanjutan
144
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
145
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
146
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
147
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
Tabel 5.12
Daftar Uji Pemenuhan Kelaikan Opsi dan Alternatif
148
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
149
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
Sedangkan jangka waktu kegiatan penyusunan RTR KLHS KSN Raja Ampat dan Timika direncanakan akan
dilakukan selama 7 (tujuh) bulan dimulai dari ditetapkannya surat pelaksanaan penyediaan jasa
konsultasi untuk kegiatan dimaksud, yaitu mulai bulan April hingga bulan November 2012.
150
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
Identifikasi awal kawasan Ini sangat penting untuk mengetahui rona awal kawasan karena
akan dilakukan penentuan deliniasi wilayah perencanaan.
Setelah semua persiapan selesai disusunlah dokumen Laporan Pendahuluan yang berisi rencana
pelaksanaan pekerjaan berdasarkan bahan dan informasi yang telah disepakati bersama sehingga
tersusun secara sistematik dan menjadi laporan pendahuluan.
Laporan pendahuluan ini akan disusun 1 bulan setelah SPMK, diperbanyak sebanyak 10 buku.
Survei yang akan dilakukan terdiri dari 2 jenis data, yaitu survei sekunder (instansional) dan survei
primer.
b. Survei sekunder (instansional)
Survei ini dimaksudkan untuk mendapatkan data dan informasi yang telah terdokumentasikan
dalam buku, laporan dan statistik yang umumnya terdapat di instansi terkait.
Pengumpulan data dan informasi yang dilakukan melalui survei sekunder antara lain :
1. Survei Instansional
Survei instansional dilakukan dengan mendatangi instansi terkait, serta sejumlah
instansi lain yang memiliki dan dapat menyediakan data dan informasi yang berkaitan
dengan kebutuhan pekerjaan. Data sekunder yang dikumpulkan melalui survei
instansional ini khususnya berupa data kondisi eksisting sosial-ekonomi, transportasi,
guna lahan. Di samping data kondisi eksisting data lain yang dapat diperoleh dari
kegiatan survei instansional ini adalah data dan informasi mengenai kebijakan, rencana
dan studi terkait yang telah ada dan akan berpengaruh terhadap penyusunan pekerjaan.
151
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
2. Kajian Literatur
Kajian literatur digunakan untuk memperoleh data dan informasi mengenai potensi,
permasalahan dan karakteristik kawasan serta pedoman kebijakan yang berasal dari
peraturan perundang-undangan, buku dan materi lainnya. Data dan informasi ini
kemudian dikaji sebagai masukan untuk melihat dukungan kebijakan terhaddap
pembangunan berkelanjutan, daya dukung dan daya tampung lingkungan serta dampak
aktivitas terhadap kelestarian lingkungan.
c. Survei primer
Survei ini dilakukan untuk mendapatkan data terbaru/ terkini langsung dari lapangan atau
obyek kajian.
1. Survei intensitas aktivitas
Survei yang dilakukan adalah pengecekan di lapangan mengenai tingkat intensitas
aktivitas yang terjadi pada berbagai sektor terutama sektor pertambangan dan aktivitas
lainnya yang mengancam kelestarian dan kesimbangan alam.
2. Survei kondisi lingkungan
Survei ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kerusakan lingkungan yang
terjadi serta penyebabnya.
152
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
Setelah seluruh data terkumpul dilakukan kompilasi data yang pada dasarnya adalah proses
digitalisasi data dan sistematisasi data sehingga mempermudah proses analisis yang akan dilakukan.
Berbagai data yang diperoleh dari hasil survei baik berupa data tabular maupun data spasial dan
tabulasikan dengan cara komputerisasi. Selanjutnya data yang sudah di komputerisasi disusun dan
disistematiskan sehingga menjadi informasi yang dapat digunakan dengan mudah dalam proses
analisis.
3. Analisis
Prinsip dasar proses analisis dalam merupakan penilaian kondisi eksiting, peramalan perkembangan
kegiatan dan kebutuhan penduduknya serta penilaian kemampuan pengelolaan pembangunan dan
pendukungnya. Analisis kunci yang akan dilakukan adalah :
Analisis kebijakan
Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan
Analisis Intensitas Aktivitas
Analisis Dampak Lingkungan
Analisis Stakeholder
Analisis Perpetaan (GIS)
Analisis isu strategis
Analisis Pelingkupan
Setelah proses analisis selesai kemudian dilakukan penyusunan Laporan Antara yang memuat proses
analisis dan kesimpulan hasil analisis. Laporan Antara disusun sebanyak 10 buku dan akan
diserahkan 4 (empat) bulan setelah SPMK.
4. Penyusunan Rekomendasi
Penyusunan rekomendasi meliputi dua hal kunci, yaitu :
Menyusun rencana mitigasi
153
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
Menyusun substansi KLHS untuk rekomendasi bagi RTR KSN Raja Ampat dan Timika.
Pada dasarnya tahapan ini memberikan rekomendasi mengenai kebijakan – kebijakan yang harus
diambil dalam rangka untuk menjaga dan meningkatkan kelestarian lingkungan. Hasil rekomendasi
kemudian dituangkan dalam bentuk dokumen KLHS RTR KSN Raja Ampat dan Timika. Laporan akhir
akan di susun sebanyak 20 buku dan akan diserahkan 7 (tujuh) bulan setelah SPMK.
154
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika
Gambar 5.10
Struktur Organisasi Tim Penyusun
TEAM LEADER
Ahli Ahli
Pertambangan Kehutanan
Tenaga Penunjang
155