Anda di halaman 1dari 52

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

BAB 5
PENDEKATAN & METODOLOGI
5.1 PENDEKATAN
5.1.1 Nilai dan Prinsip Dalam Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) ditujukan untuk menjamin pengarusutamaan pembangunan
berkelanjutan dalam pembangunan. Ada tiga nilai penting dalam penyelenggaraan KLHS yang dapat
mencerminkan penerapan prinsip pembangunan berkelanjutan, yaitu keterkaitan (interdependency),
keseimbangan (equilibrium) dan keadilan (justice).
 Keterkaitan (interdependency) dijadikan nilai penting agar penyelenggaraan KLHS dapat
menghasilkan kebijakan, rencana atau program yang mempertimbangkan keterkaitan antar
sektor, wilayah, global-lokal. Nilai ini juga mengandung makna dihasilkannya KLHS yang bersifat
holistik berkat adanya keterkaitan analisis antar komponen fisik-kimia, biologi dan sosial
ekonomi.
 Keseimbangan (equilibrium) dijadikan nilai penting agar penyelenggaraan KLHS senantiasa
dijiwai keseimbangan antara kepentingan sosial-ekonomi dengan kepentingan lingkungan hidup,
antara kepentingan jangka pendek dan jangka panjang, antara kepentingan pembangunan pusat
dan daerah, dan keseimbangan-keseimbangan lainnya. Implikasinya, usaha pemetaan ragam
dan bentuk kepentingan para pihak menjadi salah satu proses dan metode yang penting
digunakan dalam KLHS.

104
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

 Keadilan (justice) dijadikan nilai penting agar penyelenggaraan KLHS dapat menghasilkan
kebijakan, rencana dan program yang tidak mengakibatkan marjinalisasi sekelompok atau
golongan tertentu masyarakat karena adanya pembatasan akses dan kontrol terhadap sumber-
sumber alam atau modal atau pengetahuan.

KLHS dibangun melalui pendekatan pengambilan keputusan berdasarkan masukan berbagai


kepentingan. Makna pendekatan tersebut adalah bahwa penyelenggaraan KLHS tidak ditujukan untuk
menolak atau sekedar mengkritisi kebijakan, rencana dan/atau program, melainkan untuk
meningkatkan kualitas proses dan produk kebijakan, rencana dan/atau program, khususnya dari
perspektif pembangunan berkelanjutan.

KLHS adalah strategi yang cenderung bersifat ”persuasif” dalam pengertian lebih mengutamakan proses
pembelajaran dan pemahaman para pemangku kepentingan yang terlibat dalam penyusunan dan
evaluasi kebijakan, rencana dan/atau program agar lebih memperhatikan prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan. Dalam kerangka pendekatan ini, 6 (enam) prinsip KLHS seyogyanya dianut:
a. Prinsip 1: Penilaian Diri (Self Assessment)
Makna prinsip ini adalah sikap dan kesadaran yang diharapkan muncul dari diri pemangku kepentingan
yang terlibat dalam proses penyusunan dan evaluasi kebijakan, rencana dan/atau program agar lebih
memperhatikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dan mempertimbangkan prinsip-prinsip
tersebut dalam setiap keputusannya. Prinsip ini berasumsi bahwa setiap pengambil keputusan secara
apriori mempunyai tingkat kesadaran dan kepedulian atas lingkungan. KLHS menjadi media atau katalis
agar kesadaran dan kepedulian tersebut terefleksikan dalam proses dan terformulasikan dalam produk
pengambilan keputusan untuk setiap kebijakan, rencana dan/atau program.

b. Prinsip 2: Penyempurnaan Kebijakan, Rencana dan/atau program (Improvement of the Policy,


Plan, and/or Program)
Prinsip ini menekankan pada upaya untuk penyempurnaan pengambilan keputusan suatu kebijakan,
rencana dan/atau program. KLHS tidak menghambat proses perencanaan kebijakan, rencana dan/atau

105
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

program, melainkan menjadi media atau katalisator untuk memperbaiki proses dan produk kebijakan,
rencana dan/atau program. Prinsip ini berasumsi bahwa perencanaan kebijakan, rencana dan/atau
program di Indonesia selama ini belum mempertimbangkan pembangunan berkelanjutan secara optimal
dan KLHS dapat memicu perbaikan atau penyempurnaan kebijakan, rencana dan/atau program
bersangkutan.

c. Prinsip 3: Peningkatan Kapasitas dan Pembelajaran Sosial (Social Learning and Capacity Building)
Prinsip ini menekankan bahwa integrasi KLHS dalam perencanaan kebijakan, rencana dan/atau program
harus menjadi media untuk belajar bersama khususnya tentang isu-isu pembangunan berkelanjutan,
baik bagi masyarakat umum dan khususnya bagi para birokrat dan pengambil keputusan. KLHS harus
memungkinkan seluruh pemangku kepentingan yang terlibat dalam perencanaan kebijakan, rencana
dan/atau program untuk meningkatkan kapasitasnya mengapresiasi lingkungan hidup dalam
keputusannya. Melalui KLHS, dapat dicapai masyarakat, birokrat, dan pengambil keputusan yang lebih
cerdas dan kritis dalam menentukan keputusan pembangunan agar berkelanjutan.

d. Prinsip 4: Memberi Pengaruh pada Pengambilan Keputusan (Influencing Decision Making)


Prinsip ini menekankan bahwa KLHS harus memberikan pengaruh yang positif pada pengambilan
keputusan. KLHS akan mempunyai makna apabila pada akhirnya dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan, khususnya untuk memilih atau menetapkan kebijakan, rencana dan/atau program yang lebih
menjamin pembangunan yang berkelanjutan.

e. Prinsip 5: Akuntabel (Accountable)


Prinsip ini menekankan bahwa KLHS harus diselenggarakan secara terbuka dan bertanggungjawab,
sehingga dapat dipertanggung-jawabkan pada publik secara luas. Azas akuntabilitas KLHS sejalan dengan
semangat akuntabilitas dari kebijakan, rencana dan/atau program itu sendiri, sebagai bagian dari
prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik (good governance). Pelaksanaan KLHS dapat lebih menjamin
akuntabilitas perumusan kebijakan, rencana dan/atau program bagi seluruh pihak. KLHS tidak ditujukan

106
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

untuk menjawab tuntutan para pihak, karena lingkup KLHS terbatas, sedangkan tuntutan dapat
berdimensi luas.

f. Prinsip 6: Partisipatif
Prinsip ini menekankan bahwa KLHS harus dilakukan secara terbuka dan melibatkan pemangku
kepentingan yang terkait dengan kebijakan, rencana dan/atau program. Prinsip ini telah menjadi amanat
dalam Undnag-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
dan harus diwadahi dalam penyelenggaraan KLHS. Dengan prinsip ini diharapkan proses dan produk
kebijakan, rencana dan/atau program semakin mendapatkan legitimasi atau kepercayaan publik.

5.1.2 Kedudukan KLHS Dalam Kajian Analisis Lingkungan


Merujuk pada definisi KLHS dan makna strategis maka terdapat relung aplikasi yang berbeda antara
KLHS dan kajian analisis lingkungan lainnya. Bila AMDAL diaplikasikan di tingkat proyek, maka KLHS -
dengan berbagai variannya - diaplikasikan di sepanjang kontinum kebijakan, rencana dan program. Pada
aras kebijakan dapat diaplikasikan KLHS kebijakan. Sementara pada aras rencana dan program secara
berturut-turut dapat diaplikasikan KLHS Regional (termasuk disini Tata Ruang), KLHS Program, atau KLHS
Sektor. Perbedaan relung aktivitas KLHS dan AMDAL ini membawa implikasi adanya perbedaan
mendasar antara kedua instrumen ini sebagaimana dapat dilihat pada Tabel dibawah.

107
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

Gambar 5.1
Kedudukan KLHS Dalam Kajian Analisis Lingkungan

Tabel 5.1
Perbedaan antara AMDAL dan KLHS

108
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

5.1.3 Kriteria KLHS yang Bermutu Baik


KLHS yang bermutu baik adalah yang menginformasikan kepada para perencana, pengambil keputusan,
dan masyarakat yang terkena dampak perihal: keputusan strategis yang diambil (dimana keputusan
tersebut telah mengadopsi prinsip keberlanjutan), memfasilitasi pencaharian alternatif yang paling baik,
dan menjamin proses pengambilan keputusan berlangsung demokratis. KLHS semacam ini akan
meningkatkan kredibilitas keputusan yang diambil, dan mendorong terjadinya kajian dampak lingkungan
pada tingkat proyek (AMDAL) yang lebih efektif biaya dan waktu. Untuk memenuhi maksud tersebut
maka KLHS yang bermutu baik adalah yang:

Terpadu
 Memastikan bahwa kajian dampak lingkungan yang tepat untuk semua tahap keputusan
strategik sudah relevan untuk tercapainya pembangunan keberlanjutan.
 Memuat saling keterkaitan antara aspek biofisik, sosial dan ekonomi.
 Terkait secara hierarkis dengan kebijakan di sektor tertentu dan wilayah (lintas batas), dan
bilamana perlu, dengan proyek AMDAL dan pengambilan keputusan.

Gambar 5.2
KLHS Melibatkan Aspek Lingkungan, Ekonomi dan Sosial Secara Terpadu

109
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

Keberlanjutan
 Memfasilitasi identifikasi opsi-opsi pembangunan dan alternatif proposal yang lebih layak

Fokus
 Menyediakan informasi yang cukup, reliabel dan dapat digunakan untuk perencanaan
pembangunan dan pengambilan keputusan.
 Konsentrasi ke isu-isu penting pembangunan berkelanjutan.
 Disesuaikan dengan karakteristik proses pengambilan keputusan.
 Efektif biaya dan waktu.

Akuntabel
 Pengambilan keputusan yang bersifat strategik merupakan tanggung jawab instansi yang
berkepentingan.
 Dilakukan secara profesional, tegas, fair, tidak berpihak, dan seimbang.
 Perlu dikontrol dan diverifikasi oleh pihak independen
 Justifikasikan dan dokumentasikan bagaimana isu-isu keberlanjutan dipertimbangkan dalam
pengambilan keputusan.

Partisipatif
 Libatkan dan informasikan para pihak yang berkepentingan, masyarakat yang terkena dampak,
dan instansi pemerintah di sepanjang proses pengambilan keputusan.
 Cantumkan secara eksplisit masukan dan pertimbangan dalam dokumentasi dan pengambilan
keputusan.
 Memiliki kejelasan informasi, permohonan informasi yang mudah dipahami, dan menjamin
akses yang memadai untuk ke semua informasi yang dibutuhkan.

110
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

Interaktif
 Memastikan tersedianya hasil kajian sedini mungkin untuk mempengaruhi proses pengambilan
keputusan dan memberi inspirasi pada perencanaan masa datang.
 Menyediakan informasi yang cukup perihal dampak aktual dari keputusan strategis yang
diimplementasikan, untuk menilai apakah keputusan harus di amandemen dan memberi basis
untuk masa depan.

5.2 KERANGKA PIKIR PELAKSANAAN PEKERJAAN


Secara umum, pekerjaan ini akan dilakukan melalui 3 tahap utama, yaitu:
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini aktivitas utama yang dilakukan meliputi: mobilisasi dan koordinasi tim,
identifikasi kebijakan, rencana dan program yang terkait, penyiapan data peta dan identifikasi
stakeholder utama.

2. Tahap Survey dan Pengumpulan Data


Pada tahap ini aktivitas utama yang dilakukan adalah mengumpulkan semua informasi mengenai
kondisi lingkungan dan aktivitas di KSN Raja Ampat dan KSN Timika baik melalui survey primer
ataupun sekunder. Pada tahap ini tim konsultan akan melakukan observasi langsung dilapangan
untuk mencermati kondisi lapangan secara lebih detail. Data-data yang dikumpulkan meliputi :
data statistik ekonomi dan demografi, data aktivitas budidaya, data terkait kondisi lingkungan
hidup sekitar, informasi mengenai stakeholder utama dan identifikasi terhadap isu strategis
yang terjadi.

3. Tahap Analisis
Pada tahap ini dilakukan analisis yang meliputi :
- Analisis daya dukung dan daya tampung lingkungan
- Analisis intensitas kegiatan
- Analisis dampak lingkungan

111
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

- Analisis spasial perpetaan dengan menggunakan GIS


- Analisis pemetaan stakeholder
- Analisis terhadap isu strategis
- Analisis pelingkungan isu strategis

4. Tahap Perumusan Rekomendasi


Pada tahap ini aktivitas utama yang dilakukan adalah :
- Perumusan Mitigasi, yang meliputi agenda perencanaan, pelaksanaan dan pencegahan
terhadap kerusakan lingkungan
- Rekomendasi untuk RTR KSN, yang meliputi masukan kebijakan/ rencana/ program yang
direkomdasikan untuk dimasukan kedalam substansi RTR KSN Raja Ampat dan Timika.

Berikut adalah visualisasi dari pola pemikiran pekerjaan yang akan dilakukan oleh Konsultan :

112
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

Gambar 5.3
Pola Pemikiran Pekerjaan

TAHAP PERSIAPAN & SURVEY TAHAP ANALISIS TAHAP PERUMUSAN

Identifikasi Rencana, Kebijakan &


Program : Analisis Kebijakan
1. RTRWN
2. RTR KSN Raja Ampat & Timika
3. RTRW Kab. Mimika & Raja
Ampat
Analisis Daya Dukung &
4. Kebijakan sektor lingkungan
Tampung Lingkungan
5. Kebijakan sektor
pertambangan
6. Kebijakan sektor pariwisata
7. Kebijakan sektor budidaya Analisis Dampak Isu Strategis
lainnya
Lingkungan Hidup Lingkungan

Pengumpulan Data Eksisting : Analisis Intensitas


1. Aspek Fisik Kegiatan Analisis Perumusan
2. Aspek Lingkungan Pelingkupan Mitigasi
3. Aspek Ekonomi
4. Aspek Sosial Budaya

Rekomendasi
Penyediaan Peta Dasar Analisis GIS untuk RTR KSN

Pemetaan
Identifikasi Stakeholder Analisis Stakeholder Stakeholder

Pembahasan Awal FGD FGD Konsinyasi 1

113
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

5.3 METODE ANALISIS PEKERJAAN


5.3.1 Tahapan Penyelenggaraan KLHS
5.3.1.2 Pelaksanaan KLHS
Sesuai dengan tujuan KLHS untuk memastikan dipertimbangkannya prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan dalam penyusunan dan evaluasi kebijakan, rencana dan/atau program, maka
penyelenggaraannya membutuhkan proses identifikasi isu-isu pembangunan berkelanjutan termasuk
lingkungan hidup di wilayah perencanaan secara kontekstual. Selain itu dalam penyelenggaraan KLHS
dituntut partisipatif, maka proses KLHS harus melibatkan masyarakat dan pemangku kepentingan
lainnya, sesuai dengan dinamika proses penyusunan dan evaluasi tiap-tiap kebijakan, rencana dan/atau
program.
Gambar 5.4
Tahapan Penyusunan KLHS

a. Analisis Pengaruh Kebijakan, Rencana dan/atau Program terhadap Kondisi Lingkungan Hidup
di Wilayah Perencanaan
Pengkajian pengaruh kebijakan, rencana dan/atau program terhadap kondisi lingkungan hidup di
wilayah perencanaan, dilaksanakan melalui tahapan sebagaimana tertuang pada Gambar berikut :

114
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

Gambar 5.5
Tahapan Analisis Pengaruh Kebijakan, Rencana dan/atau Program Terhadap Kondisi Lingkungan Hidup

a.1 Analisis Stakeholder


Tujuan dari analisis stakeholder adalah:
1. Untuk menjamin diterapkannya azas partisipasi yang diamanatkan UU PPLH.
2. Untuk menjamin bahwa hasil perencanaan dan evaluasi kebijakan, rencana dan/atau program
memperoleh legitimasi atau penerimaan oleh publik.
3. Agar masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya mendapatkan akses untuk menyampaikan
informasi, saran, pendapat dan pertimbangan tentang pembangunan berkelanjutan melalui
proses penyelenggaraan KLHS. Identifikasi masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya
dapat dilakukan sesuai proses dan prosedur penyusunan dan evaluasi masing-masing kebijakan,
rencana dan/atau program. Misalnya, untuk penyusunan rencana tata ruang, dapat mengacu
pada Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran
Masyarakat dalam Penataan Ruang.

Secara umum pemangku kepentingan dapat dikelompokkan sebagaimana dicontohkan pada tabel
berikut:

115
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

Tabel 5.2
Pengelompokan Pemangku Kepentingan

Stakeholder Contoh Lembaga


Pembuat keputusan - Menteri/ kepala lembaga pemerintah/ gubernur/
bupati/ walikota
- DPR/ DPRD
Penyusun kebijakan, rencana - Kementerian/ lembaga pemerintah non kementerian
dan atau program - Bappeda/ SKPD tertentu
Instansi - Instansi yang membidangi lingkungan hidup
- Instansi yang membidangi kehutanan, pertanian,
perikanan, pertambangan
- SKPD terkait lainnya
Masyarakat yang memiliki - Perguruan tinggi atau lembaga penelitian lainnya
informasi dan atau keahlian - Asosiasi profesi
(Perorangan, tokoh, - Forum – forum pembangunan berkelanjutan dan
kelompok) lingkungan hidup (DAS, air)
- LSM
- Perorangan/ tokoh/ kelompok yang mempunyai data
dan informasi berkaitan dengan SDA
- Pemerhati lingkungan hidup
Masyarakat yang terkena - Lembaga adat
dampak - Asosiasi pengusaha
- Tokoh masyarakat
- Organisasi masyarakat
- Kelompok masyarakat tertentu (Petani, nelayan, dll)

Identifikasi dan pelibatan masyarakat beserta pemangku kepentingan lainnya yang memiliki tingkat
representatif yang diakui. Sebagai langkah awal perlu dilakukan pemetaan pemangku kepentingan untuk
membantu pemilihan pemangku kepentingan yang tidak saja berpengaruh, tetapi juga mempunyai
tingkat kepentingan yang tinggi terhadap kebijakan, rencana dan/atau program yang akan dirumuskan.

Dalam proses identifikasi masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya perlu melibatkan mereka
(pihak-pihak) yang peduli terhadap lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan. Pelibatan
masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya dapat disesuaikan dengan proses perumusan kebijakan,
rencana dan/atau program.

116
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

Apabila diperlukan dapat dibentuk pengelompokan (clustering) masyarakat dan pemangku kepentingan
lainnya sesuai dengan permasalahan yang akan didiskusikan. Setiap kelompok dapat dibantu oleh tim
atau yang sejenis untuk menyiapkan bahan dan materi yang didiskusikan dan menyimpulkan serta
merumuskan masukan, informasi, dan pertimbangan berdasarkan diskusi dan dialog yang dilakukan
untuk bahan pertimbangan pemrakarsa rencana. Tim atau yang sejenis dapat dipilih di antara
perwakilan masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya serta dapat dibantu nara sumber sesuai
keperluan.

Mekanisme pelibatan masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya ini dapat dilakukan melalui
publikasi, dialog, diskusi, dan konsultasi publik, sebagaimana yang telah diatur dalam masing-masing
proses dan prosedur perencanaan dan evaluasi kebijakan, rencana dan/atau program.

Hal yang perlu diperhatikan dalam identifikasi masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya:
1. Pelibatan masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya perlu dilakukan secara selektif.
2. Perlu dilakukan pemetaan kepentingan, sumber daya atau keahlian dan peran tiap pemangku
kepentingan.
3. Interaksi (melalui diskusi, dialog atau konsultasi) dan perumusan kesimpulan secara jelas (dapat
dipahami dan diterima penjelasannya oleh para pemangku kepentingan).
4. Perlu ditentukan dan dirumuskan mekanisme keterlibatan.
5. Perlu dipilih koordinator dan moderator yang artikulatif, netral, mendukung serta mendorong
(encourage) partisipasi semua pihak dan efektif.
6. Informasi atau saran dari setiap pemangku kepentingan perlu dihargai, meskipun kadangkala
dinilai tidak ilmiah.
7. Protokol dan substansi diskusi antar masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya, termasuk
daftar hadir setiap pertemuan, perlu didokumentasikan dengan baik.

117
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

a.2 Analisis Isu Strategis yang Relevan dan Signifikan di Wilayah Perencanaan
Tujuan identifikasi isu pembangunan berkelanjutan adalah:
1. Menetapkan isu-isu pembangunan berkelanjutan yang meliputi aspek sosial, aspek ekonomi dan
aspek lingkungan hidup atau keterkaitan antar ketiga aspek tersebut, berdasarkan potensi
dampak dan/atau risiko lingkungan hidup dan yang menjadi perhatian di wilayah tersebut,
untuk menjadi bahan kajian pengaruh kebijakan, rencana dan/atau program.
2. Membahas isu secara terfokus dan signifikan.
3. Membantu menentukan capaian tujuan pembangunan berkelanjutan sebagai acuan bagi
penentuan dan/ataupenilaian substansi kebijakan, rencana dan/atau program.

Formulasi atau perumusan isu-isu pembangunan berkelanjutan dapat dilakukan melalui 5 (lima) tahap
sebagai berikut:
1. Identifikasi isu-isu pembangunan berkelanjutan berdasarkan masukan dan kesepakatan
pemangku kepentingan.
2. Pengelompokan isu-isu pembangunan berkelanjutan dalam kluster-kluster isu.
3. Konfirmasi isu-isu pembangunan berkelanjutan dengan memanfaatkan data dan informasi
yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah yang tersedia.
4. Jika diperlukan dan disepakati, dilakukan kajian khusus untuk isu-isu tertentu yang dianggap
penting atau masih diperdebatkan.
5. Penetapan isu-isu pembangunan berkelanjutan yang akan dijadikan dasar bagi kajian
pengaruh kebijakan, rencana dan/atau program.

Penting dicatat bahwa isu-isu pembangunan berkelanjutan yang diidentifikasi difokuskan pada isu-isu
yang relevan dan signifikan sehingga kajian pengaruh kebijakan, rencana dan/atau program dapat
dilakukan lebih tajam. Identifikasi isu-isu pembangunan berkelanjutan dilakukan berdasarkan masukan
pakar atau data dan informasi yang tersedia, termasuk yang dihimpun bagi keperluan penyusunan
dan/atau evaluasi kebijakan, rencana, dan/atau program. Pemangku kepentingan yang dilibatkan
memberikan informasi dan konfirmasi atas isu-isu pembangunan berkelanjutan yang menjadiperhatian

118
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

utama. Identifikasi isu-isu pembangunan berkelanjutan ini merupakan proses awal pelingkupan dan
menjadi dasar pelaksanaan KLHS selanjutnya.

Hal yang perlu diperhatikan dalam identifikasi isu-isu pembangunan berkelanjutan:


1. Perlu fokus pada isu-isu pembangunan berkelanjutan yang menjadi perhatian utama di wilayah
perencanaan.
2. Perlu memanfaatkan data dan informasi yang tersedia dan hasil yang telah dilakukan
sebelumnya.
3. Pandangan para ahli maupun tokoh masyarakat perlu dihargai dan dipertimbangkan.
4. Alat bantu seperti berupa peta, data statistik, foto, video dan diagram untuk menunjukkan
dimensi numerik, spasial atau visual, pengetahuan dan pengalaman akan adanya perubahan dan
kaitan antar masalah perlu digunakan.
5. Hasil identifikasi isu pembangunan berkelanjutan yang menjadi perhatian, selain perlu diuji
silang (crosscheck) juga perlu dikonsultasikan dan disepakati dengan tim pembuat kebijakan,
rencana dan/atau program.

a.3 Analisis Terhadap Kebijakan, Rencana dan atau Program yang Berpotensi Menimbulkan
Pengaruh Terhadap Isu – Isu Pembangunan Berkelanjutan di Wilayah Perencanaan
Identifikasi kebijakan, rencana, dan/atau program dilakukan baik untuk kebijakan, rencana, dan/atau
program yang akan disusun maupun kebijakan, rencana, dan/atau program yang telah disusun dan akan
dievaluasi. Tujuan identifikasi kebijakan, rencana, dan/atau program pada saat kebijakan, rencana,
dan/atau program tersebut baru akan disusun adalah mengetahui dan menentukan muatan dan
substansi rancangan kebijakan, rencana, dan/atau program yang perlu ditelaah pengaruhnya terhadap
lingkungan hidup dan diberi muatan pertimbangan aspek pembangunan berkelanjutan. Sedangkan
tujuan identifikasi kebijakan, rencana, dan/atau program pada saat evaluasi adalah mengevaluasi
muatan dan substansi kebijakan, rencana, dan/atau program yang telah diimplementasikan yang
memberikan pengaruh terhadap lingkungan hidup.

119
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

Patut dikenali bahwa suatu kebijakan, rencana dan/atau program yang akan dilakukan KLHS
terhadapnya memiliki unsur korelasi antara kebijakan, rencana dan/atau program. Untuk itu perlu
dikenali pada tingkatan apa suatu kebijakan, rencana dan/atau program dapat berpengaruh dari
masukan isu pembangunan berkelanjutan. Misalnya dalam materi substantif RTRW, terdapat unsur
kebijakan, rencana (pola, struktur dan kawasan strategis) serta program. Untuk itu penting pula bagi
pemangku kepentingan mengenali karakteristik kebijakan, rencana dan/atau program dalam suatu
dokumen perencanaan pembangunan.

a.4 Analisis Pengaruh Kebijakan, Rencana dan / atau Program Terhadap Kondisi Lingkungan Hidup
di Suatu Wilayah
Tujuan telaahan pengaruh kebijakan, rencana dan/atau program terhadap kondisi lingkungan hidup di
suatu wilayah adalah mengetahui kemungkinan dampak kebijakan, rencana dan/atau program terhadap
isu-isu pembangunan berkelanjutan di satu wilayah. Pada tahap ini, dilakukan telaahan pengaruh
kebijakan, rencana dan/atau program terhadap isu pembangunan berkelanjutan dan atau kondisi
lingkungan di suatu wilayah yang sudah diidentifikasikan pada tahap sebelumnya. Telaahan pengaruh ini
diawali dengan mengidentifikasikan dan memahami apa saja komponen dalam kebijakan, rencana
dan/atau program yang potensial berpengaruh terhadap isu pembangunan berkelanjutan.

Tabel berikut memberikan contoh telaahan komponen kebijakan, rencana dan/atau program yang
berpotensi memberikan pengaruh pada lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan.

Tabel 5.3
Contoh Telaahan Substansi Pengaruh Kebijakan, Rencana dan/atau Program
Terhadap Kondisi Lingkungan Hidup

Komponen Kebijakan, Program


No Potensi Pengaruh Pada Pembangunan Berkelanjutan
dan atau Program
Dapat berakibat pada perubahan daya dukung lingkungan
hidup (seperti misalnya penurunan ketersediaan sumber daya
1 Penetapan struktur ruang
air) atau berakibat pada penurunan jasa ekosistem (seperti
misalnya penurunan luas kawasan hutan lindung).

120
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

Komponen Kebijakan, Program


No Potensi Pengaruh Pada Pembangunan Berkelanjutan
dan atau Program
Dapat berakibat pada perubahan daya dukung dukung
lingkungan hidup (seperti misalnya kapasitas pasokan
pangan), berakibat pada jasa ekosistem (seperti misalnya
2 Penetapan system jaringan jalan
berkurangnya kawasan resapan air) atau berakibat pada
dampak lingkungan (seperti misalnya kebisingan dan polusi
udara).
Dapat berakibat pada perubahan daya dukung lingkungan
hidup (seperti misalnya penurunan ketersediaan sumber daya
3 Penetapan kawasan strategis
air) atau berakibat pada penurunan jasa ekosistem (seperti
misalnya berkurangnya luas kawasan hutan lindung).
Dapat berakibat pada perubahan daya dukung lingkungan
hidup (seperti misalnya kapasitas pasokan pangan); berakibat
Penetapan kawasan budidaya
4 pada jasa ekosistem (seperti misalnya berkurangnya kawasan
tertentu
resapan air) atau berakibat pada dampak lingkungan (seperti
misalnya kebisingan dan polusi udara).

Sesuai UUPPLH Pasal 16, apabila dimungkinkan, kajian pengaruh dapat dilakukan secara lebih detil
dengan menggunakan antara lain salah satu atau kombinasi dari kajian-kajian berikut ini:
1. Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan.
2. Perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup.
3. Kinerja layanan/jasa ekosistem.
4. Efisiensi pemanfaatan sumber daya alam.
5. Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim.
6. Tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati.

Tabel 5.4
Penjelasan Umum 6 Aspek Muatan KLHS

No Aspek Penjelasan/ Ilustrasi

 Kemampuan suatu ekosistem untuk mendukung suatu


Kapasitas daya dukung dan daya
aktifitas sampai pada batas tertentu;
1 tampung lingkungan hidup untuk
 Untuk menentukan apakah suatu kegiatan masih dapat
pembangunan
ditambahkan dalam suatu ekosistem tertentu atau untuk

121
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

No Aspek Penjelasan/ Ilustrasi

menentukan apakah suatu kawasan lingkungannya masih


mampu mendukung perikehidupan manusia dan mahluk
hidup lain.
 Daya tampung lingkungan hidup dapat diukur dari tingkat
asimilasi media ketika menerima gangguan dari luar.
Indikator yang digunakan biasanya pencemaran dan
kemampuan media mempertahankan habitat di
dalamnya.
 Bisa diukur dari beberapa variabel antara lain daya
dukung tanah/lahan dan air.
 Dampak suatu kegiatan terhadap perubahan lingkungan
hidup yang mendasar;
Perkiraan mengenai dampak dan
2  Bisa diukur dari beberapa media lingkungan antara lain:
risiko lingkungan hidup
tanah, air, udara, atau seperti yang tertuang dalam
penjelasan UUPPLH Pasal 15 ayat (2) huruf b.
Layanan atau fungsi ekosistem yang dapat dikategorikan dalam 4
(empat) jenis layanan, yaitu:
 Layanan fungsional (provisioning services): Jasa/produk
yang didapat dari ekosistem, seperti misalnya sumber
daya genetika, makanan, air dll.
 Layanan regulasi (regulating services): Manfaat yang
didapatkan dari pengaturan ekosistem, seperti misalnya
aturan tentang pengendalian banjir, pengendalian erosi,
3 Kinerja layanan/jasa ekosistem pengendalian dampak perubahan iklim dll.
 Layanan kultural (cultural services): Manfaat yang tidak
bersifat material/terukur dari ekosistem, seperti misalnya
pengkayaan spirit, tradisi, pengalaman batin, nilai-nilai
estetika dan pengetahuan.
 Layanan pendukung kehidupan (supporting services):
Jasa ekosistem yang diperlukan manusia, seperti misalnya
produksi biomasa, produksi oksigen, nutrisi, air dll.

Nilai manfaat sumber daya alam, dapat diukur atau dikuantifikasi


Efisiensi pemanfaatan sumber
4 ke dalam nilai moneter dengan metode valuasi ekonomi
daya alam
lingkungan.
Kondisi lingkungan yang diukur dari kemungkinan dampak
Tingkat kerentanan dan
perubahan iklim, apakah semakin memburuk (seperti misalnya
5 kapasitas adaptasi terhadap
peningkatan muka air laut atau perubahan cuaca yang ekstrim)
perubahan iklim
atau mempunyai daya lenting/kapasitas untuk menyesuaikan.

122
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

No Aspek Penjelasan/ Ilustrasi

Kondisi lingkungan yang diukur dengan indeks keanekaragaman


Tingkat ketahanan dan potensi hayati, apakah cenderung tetap, menurun atau meningkat.
6
Keanekaragaman hayati Ukuran lain bisa dipakai, seperti kepunahan, kemerosotan dan
kerusakan.

Kiat-kiat pelaksanaan telaahan pengaruh kebijakan, rencana dan/atau program terhadap kondisi
lingkungan hidup wilayah:
1. Diperlukan pemahaman substansi kebijakan, rencana dan/atau program secara komprehensif,
kritis dan rinci.
2. Perlu dikembangkan komunikasi dan dialog yang efektif, terbuka, kritis dan konstruktif.
3. Perlu konsisten pada isu-isu pembangunan berkelanjutan yang telah disepakati dalam
pembahasan sebelumnya.
4. Menggunakan bahasa dan terminologi yang sederhana, ringkas, dan jelas.
5. Memanfaatkan peta, diagram, dan sketsa untuk memperjelas keterkaitan antar permasalahan.

b. Perumusan Alternatif Penyempurnaan Kebijakan, Rencana dan/atau Program


Tujuan perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana dan/atau program adalah untuk
mengembangkan berbagai alternatif perbaikan muatan kebijakan, rencana dan/atau program dan
menjamin pembangunan berkelanjutan. Setelah dilakukan kajian pengaruh kebijakan, rencana dan/atau
program terhadap isu-isu pembangunan berkelanjutan di suatu wilayah, dan disepakati bahwa
kebijakan, rencana dan/atau program yang dikaji potensial memberikan dampak negatif pada
pembangunan berkelanjutan, maka dilakukan pengembangan beberapa alternatif untuk
menyempurnakan rancangan atau merubah kebijakan, rencana dan/atau program yang ada.

Beberapa alternatif untuk menyempurnakan dan atau mengubah rancangan kebijakan, rencana
dan/atau program ini dikembangkan dengan mempertimbangkan antara lain:

123
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

1. Memberikan arahan atau rambu-rambu mitigasi terkait dengan kebijakan, rencana dan/atau
program yang diprakirakan akan menimbulkan dampak lingkungan hidup atau bertentangan
dengan kaidah-kaidah pembangunan berkelanjutan.
2. Menyesuaikan ukuran, skala dan lokasi usulan kebijakan, rencana, dan/atau program.
3. Menunda, memperbaiki urutan atau waktu, atau mengubah prioritas pelaksanaan kebijakan,
rencana, dan/atau program.
4. Mengubah kebijakan, rencana, dan/atau program.

Bentuk alternatif penyempurnaan tersebut antara lain sebagai berikut:


1. Kebutuhan pembangunan: mengecek kembali atau membuat scenario kebutuhan pembangunan
yang baru (misalnya target-target dalam pengentasan kemiskinan atau peningkatan pendapatan
penduduk.
2. Lokasi: mengusulkan lokasi baru yang dianggap lebih aman, atau mengusulkan pengurangan
luas wilayah kebijakan, rencana dan/atau program.
3. Proses, metode dan teknologi: mengusulkan alternatif proses dan/atau metode dan/atau
teknologi pembangunan yang lebih baik, seperti misalnya peningkatan pendapatan rakyat
melalui pengembangan ekonomi kreatif, bukan pembangunan ekonomi konvensional yang
menguras sumber daya alam, seperti misalnya pembuatan jembatan untuk melintasi kawasan
lindung.
4. Jangka waktu dan tahapan pembangunan: mengusulkan perubahan jangka waktu
pembangunan, baik awal kegiatan pembangunan, urutan, maupun kemungkinan penundaan
satu program pembangunan.

Berbagai kemungkinan pengembangan alternatif sebagaimana disebutkan di atas, secara cepat dan
sederhana dapat dilakukan melalui metode diskusi kelompok dan atau memanfaatkan pandangan para
ahli.

124
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

Hal yang harus diperhatikan dalam perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana dan/atau
program adalah:
1. Memahami alasan dan konteks kebijakan, rencana dan/atau program yang menjadi kajian.
2. Berfikir kritis, tapi positif dan tidak terpaku pada tata cara/metode/pendekatan yang selama ini
berjalan (berfikir “out of the box”) serta meyakini adanya alternatif yang lebih baik.
3. Mengembangkan komunikasi dan dialog yang efektif dengan penyusun kebijakan, rencana
dan/atau program dan pengambil keputusan.
4. Mencoba mengambil pelajaran dari pengalaman di wilayah lain.
5. Memanfaatkan kreatifitas yang muncul dari pemangku kepentingan.

c. Rekomendasi Perbaikan Kebijakan, Rencana dan/atau Program dan Pengintegrasian Hasil KLHS
Tujuan rekomendasi adalah mengusulkan perbaikan muatan kebijakan, rencana dan/atau program
berdasarkan hasi perumusan alternative penyempurnaan kebijakan, rencana dan/atau program.

Sesuai ketetapan dalam UUPPLH, rekomendasi perbaikan rancangan kebijakan, rencana dan/atau
program ini dapat berupa:
1. Perbaikan rumusan kebijakan.
2. Perbaikan muatan rencana.
3. Perbaikan materi program

Tabel 5.5
Contoh Rangkuman Alternatif Penyempurnaan/ Perbaikan Kebijakan,
Rencana dan/atau Program

Alternatif Penyempurnaan/Perbaikan Kebijakan, Rencana


Kebijakan, dan/atau Program
Pengaruh
Rencana dan/
Terhadap Perbaikan
atau Program Perbaikan Muatan Perbaikan Materi
Lingkungan Hidup Rumusan
Rencana Program
Kebijakan

125
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

Pada saat penyusunan rekomendasi perbaikan rancangan kebijakan, rencana dan/atau program
tersebut juga sudah mempertimbangkan rambu-rambu mitigasi terkait dengan rencana dan/atau
program yang diperkirakan akan menimbulkan dampak lingkungan hidup atau bertentangan dengan
kaidah-kaidahPembangunan berkelanjutan.

Agar alur pikir perumusan perbaikan kebijakan, rencana dan/atau program dapat lebih mudah dipahami
oleh pengambil keputusan dan publik, dapat disusun ringkasan perumusan perbaikan kebijakan, rencana
dan/atau program, mulai dari perumusan isu strategis, pengkajian pengaruh kebijakan, rencana
dan/atau program sampai dengan perumusan rekomendasi perbaikan, seperti pada Tabel berikut.

Tabel 5.6
Contoh Ringkasan Perbaikan Kebijakan, Rencana dan/atau Program

Komponen KRP Alternatif


Isu Strategis Yang Mitigasi Yang
yang Prioritas Penyempurnaan Rekomendasi
Prioritas Diperlukan
Untuk di Perbaiki KRP

Penyampaian rekomendasi perbaikan kebijakan, rencana dan/atau program pada pengambil keputusan
ini sangat penting dalam rangka lebih menjamin terintegrasinya prinsip pembangunan berkelanjutan
dalam kebijakan, rencana dan/atau program.

Hal yang harus diperhatikan dalam perumusan rekomendasi perbaikan kebijakan, rencana dan/atau
program adalah:
1. Rekomendasi yang disampaikan memberikan manfaat yang lebih luas bagi keberlanjutan
pembangunan.
2. Rekomendasi yang disampiakan sesuai dengan urgensi, konteks dan situasi kebijakan, rencana
dan/atau program diusulkan.

126
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

3. Alternatif yang direkomendasikan rasional dan dapat dilaksanakan dengan ketersediaan sumber
daya yang ada.
4. Rekomendasi disampaikan secara jelas kepada pengambil keputusan.

Penyampaian rekomendasi perbaikan kebijakan, rencana dan/atau program pada pengambil keputusan
ini sangat penting dalam rangka lebih menjamin terintegrasinya prinsip pembangunan berkelanjutan
dalam kebijakan, rencana dan/atau program.

5.4 TEKNIS ANALISIS YANG DITERAPKAN


5.4.1 Metode Komunikasi dan Negosiasi untuk Pelibatan Stakeholders
KLHS bukanlah proses teknokratik/ilmiah semata, melainkan juga proses partisipatif dan politik, dimana
keterlibatan masyarakat dalam arti luas dan politisi menjadi kunci keberhasilan dari KLHS itu sendiri.
Dengan demikian, proses KLHS juga akan sarat dengan proses politik, dimana komunikasi, negosiasi, dan
bahkan konflik menjadi elemen penting dalam proses KLHS. Dalam konteks ini, menjadi penting bagi
siapapun yang akan terlibat untuk mempunyai kemampuan mengembangkan dialog, diskusi, konsultasi
publik, dan bahkan konflik resolusi dalam proses KLHS.

Pada prakteknya mengembangkan teknik dialog/komunikasi harus dirancang prosesnya dengan sangat
cermat. Rancangan proses dialog yang tidak cermat dan tidak berkualitas dapat menurunkan nilai KLHS.
Mekanisme dialog dan pengambilan keputusan menjadi sangat penting jika prosesnya menyangkut
perwakilan institusi.

127
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

Tabel 5.7
Teknik Pelibatan Stakeholders Dalam KLHS

Hal yang perlu diperhatikan untuk membangun komunikasi dan dialog yang efektif agar proses KLHS
berjalan efektif, yaitu:
1. Bahan tertulis disiapkan secara ringkas dan jelas.

128
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

2. Penentuan waktu dan tempat yang tepat.


3. Presentasi dilakukan secara jelas dan tegas.
4. Tidak berkesan menggurui.
5. Moderator yang dipilih handal dan efektif serta dapat diterima oleh para pemangku
kepentingan.

Dalam rangka meningkatkan efektifitas partisipasi masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya,
beberapa teknik berikut ini dapat digunakan.

KLHS banyak dilakukan melalui proses negosiasi dengan berbagai pemangku kepentingan. Oleh karena
itu, penting dikembangkan teknik-teknik negosiasi yang efektif. Dalam hal ini, seringkali diperlukan
negosiator atau mediator yang handal yang mampu memediasi diskusi atau perdebatan antar berbagai
pemangku kepentingan.

Negosiator berperan penting antara lain dalam:


1. Meluruskan komunikasi yang tidak tepat seperti kesalahpahaman.
2. Menjelaskan pesan-pesan yang belum jelas disampaikan oleh para pemangku kepentingan.
3. Menjaga kesantunan komunikasi dari para pemangku kepentingan.
4. Mengklarifikasi dan meluruskan interpretasi yang berbeda yang dapat muncul dari berbagai
pemangku kepentingan.
5. Membantu menyimpulkan dan menyepakati hasil diskusi.

Dalam banyak kasus, diperlukan metode diskusi kelompok terfokus (focus group discussion [ FGD]) untuk
mendiskusikan beberapa isu secara khusus dengan anggota yang terbatas. Kelebihan metode FGD ini
adalah agar kita dapat secara khusus dan tajam mendiskusikan beberapa isu spesifik dengan peserta
yang terbatas sehingga dialog dan pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan lebih efektif.

129
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

5.4.2 Teknik Analisis Untuk KLHS Model Pendekatan AMDAL dan Model Pendekatan
Penilaian Berkelanjutan
Teknik analisis yang dapat diterapkan untuk KLHS model amdal diantaranya adalah:
1. Scenario Analysis
2. Multi Criteria Analysis
3. Cost Benefit Analysis

Sedangkan teknik analisis yang dapat diterapkan untuk model pendekatan penilaian berkelanjutan
adalah :
1. Analisis Perbandingan Terhadap Indikator Pembangunan Berkelanjutan
2. Analisis Transisi Menuju Model Pembangunann Berkelanjutan

Teknik – teknik analisis lainnya yang dapat diterapkan diantaranya adalah :


1. Model struktur ekonomi dan demografi
2. Analisis sensitivitas
3. Analisis Delphi
4. Proyeksi eksponensial
5. Pembobotan : skalogram atau expert system
6. Analisis dampak lingkungan

Secara lebih jelas, teknik-teknik analisis yang diterapkan dapat dilihat pada gambar dan table berikut
ini.

130
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

Gambar 5.6
Teknis Analisis KLHS dengan Pendekatan AMDAL dan Pendekatan Penilaian Berkelanjutan

131
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

Tabel 5.8
Teknis Analisis Yang Dapat Digunakan Dalam KLHS

132
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

5.4.3 Analisis GIS


Sistem Informasi Geografis (GIS) sendiri secara harfiah diartikan sebagai:
”suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan sumberdaya
manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk menangkap, menyimpan, memperbaiki,
memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa, dan menampilkan data
dalam suatu informasi berbasis geografis”

Dalam pelaksanaannya, penggunaan teknologi GIS ini membutuhkan input data spasial dan deskriptif,
seperti:
1. Peta analog (antara lain peta topografi, peta tanah, dsb.), dalam bentuk cetakan yang
umumnya dibuat dengan teknik kartografi, sehingga sudah mempunyai referensi spasial
seperti koordinat, skala, arah mata angin dsb.
2. Data dari sistem Penginderaan Jauh (antara lain citra satelit, foto-udara, dsb.), sebagai
sumber terpenting. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format raster.
3. Data hasil pengukuran lapangan, misalnya batas administrasi, kepemilikan lahan, batas
persil, hak pengusahaan hutan, dll, yang dihasilkan berdasarkan teknik perhitungan
tersendiri. Pada umumnya data ini merupakan sumber data atribut.
4. Data GPS, yang memiliki keakuratan relatif tinggi. Data ini biasanya direpresentasikan dalam
format vektor.

Saat ini terdapat berbagai jenis citra satelit yang digunakan. Citra jenis Land-SAT dan SPOT memiliki
resolusi yang tergolong rendah, sehingga sering digunakan dalam penyusunan rencana tata ruang
wilayah/kota. Namun belakangan muncul jenis-jenis citra satelit yang mampu meningkatkan kegiatan
penganalisaan wilayah secara lebih rinci dan detail dalam penyusunan rencana tata ruang wilayah,
seperti IKONOS (resolusi spasial: 1 m) dan Quick Bird (resolusi spasial: 0,67 m).

133
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

Gambar 5.7
Jenis – Jenis Citra Satelit

Contoh image Contoh image Contoh image


Landsat 7 ETM+, SPOT 5 - 2,5 m Ikonos, False Colour
Kombinasi Band 4m
RGB 432

Ditinjau dari kemampuan resolusi spasial yang dimiliki, data satelit resolusi tinggi ini dapat digunakan
untuk penganalisaan wilayah kota dan perkotaan yang memiliki tingkat heterogenitas tinggi dan
menuntut ketelitian penggambaran wilayah yang lebih detail.

a. Teknik Remote Sensing


Teknik yang digunakan untuk mengolah citra satelit tersebut adalah Remote Sensing (Penginderaan
Jauh). Teknik ini mampu menganalisis informasi tentang bumi yang berbentuk radiasi atas pancaran
atau pantulan gelombang elektromagnetik dari permukaan bumi. Kemampuan teknologi penginderaan
jauh mengumpulkan data untuk wilayah yang luas dan sulit dijangkau secara langsung, dalam waktu
yang singkat secara periodik akan membantu banyak untuk penyediaan informasi tutupan lahan dan
bentuk kasar landscape permukaan suatu wilayah.

Teknologi penginderaan jauh dapat dibedakan menjadi dua macam berdasarkan teknik pencitraannya,
yaitu: Sistem pasif yang memanfaatkan energi matahari dan sistem aktif yang menggunakan sistem
Radar (radio detecting and ranging). Penggunaan sensor pasif memungkinkan terdeteksinya radiasi
elektromagnetik yang terfleksi atau teremisikan oleh sumber-sumber alam; Sensor aktif mampu

134
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

mendeteksi sinyal terpantul dari obyek yang teradiasi oleh sumber pembangkit buatan. Pada pekerjaan
ini, teknologi yang digunakan adalah sistem penginderaan secara pasif.

Tahapan pengolahan citra dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis kegiatan, yaitu penyiapan dan
pengolahan awal citra satelit, visualisasi citra satelit, dan interpretasi visual.
1) Penyiapan dan pengolahan awal citra satelit
Citra-citra satelit mempunyai beberapa keterbatasan yang dihasilkan pada saat perekaman nilai-nilai
radiometrik, karena gangguan yang mempengaruhi kualitas nilai radiometrik yang terekam pada sebuah
citra, misalnya kesalahan radiometris pada tahap akuisisi data dan kesalahan geometris. Untuk itu
dibutuhkan proses koreksi. Koreksi radiometrik bertujuan mengurangi kesalahan perekaman nilai pixel
yang diakibatkan adanya pengaruh azimuth matahari dan kondisi atmosfer lainnya seperti kabut,
aerosol dan sebagainya. Selain untuk mengurangi distorsi geometrik, koreksi geometri ditujukan pula
untuk mentransformasi sebuah citra satelit pengindera bumi, sehingga memiliki skala dan sistem
proyeksi yang diinginkan dan pada umumnya dapat dipadukan dengan peta hasil pengukuran terrestris.

135
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

2) Visualisasi citra satelit


Interpretasi citra secara visual dapat dilakukan melalui dua metoda, yaitu penajaman citra (image
enhancement) dan visualisasi dalam warna semu (color composite). Penajaman citra bertujuan untuk
meningkatkan kontras antara objek-objek geografis yang tergambar dalam sebuah citra. Sementara,
penampilan dalam komposisi warna semu, seringkali lebih mempermudah pengenalan objek melalui
perbedaan warna.

Penajaman citra dapat dilakukan dengan meningkatkan nilai radiometrik sebuah citra, sehingga
didapatkan perbaikan kenampakan secara visual. Perbedaan-perbedaan khusus antara vegetasi dan
jenis tanah (lahan terbuka), misalnya, dapat dilakukan dengan meningkatkan kontras sebuah citra.
Modifikasi nilai radiometrik dilakukan terhadap nilai asli sebuah pixel.

Teknik lain dari penajaman citra yang dapat memperbaiki kenampakan visual adalah dengan
meningkatkan geometri objek-objek geografi pada sebuat citra. Berbeda dengan operasi titik, teknik ini
memperhitungkan nilai pixel-pixel tetangga. Prosedur-prosedur yang diterapkan tetap merupakan upaya
untuk memodifikasi nilai kecerahan setiap pixel dalam sebuah citra.

Gambar 5.8
Koreksi Citra Satelit Dengan Peta RBI

136
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

3) Interpretasi Visual Citra Satelit


Visual interpretasi merupakan salah satu metode interpretasi yang mengandalkan pada kenampakan
pada citra satelit dan langsung diskstrak menjadi kenampakan dalam bentuk data vektor sistem
informasi geografis. Untuk mendapatkan informasi yang baik, citra satelit harus terlebih dulu diproses
sesuai dengan informasi yang akan diambil dari kenampakannya.

Dalam kegiatan ini, interpretasi visual ditujukan untuk perbaikan atau updating kenampakan obyek-
obyek yang berupa garis yaitu kenampakan jalan, kenampakan sungai dan kenampakan batas pantai.
Proses interpretasi visual dilakukan dengan perangkat lunak (software) yang menyediakan modul CAPI
(Computer Assisted Photo Interpretation) sehingga user dapat langsung mentransformasikan informasi
yang ada di citra satelit menjadi data vektor sistem informasi geografis.

Gambar 5.9
Visualisasi Citra Satelit

Tampilan citra dengan false color composite


dengan Invert Stretch dari Standard
Deviation

Tampilan citra dengan false color


composite dan stretch Standard
Deviation yang merupakan default dari
IA

137
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

b. Analisis Kawasan Kerusakan Lingkungan


Rektifikasi citra mengacu pada/menggunakan referensi peta topografi skala 1/50.000 yang telah
didigitasi. Sistem proyeksi yang digunakan adalah sistem UTM (Universal Transverse Mercator). Dengan
teknik ini kita akan dapat melihat beberapa jenis kerusakan lingkungan yang terjadi diantaranya :
1. Kerusakan kawasan pertambangan
2. Buangan limbah
3. Pencemaran sungai dan laut
4. Sebaran klorofil/ phytoplankton laut
5. Kerusakan terumbu karang
6. dll

Pada analisis ini dilakukan juga teknik superimpose superimpose (tumpang tindih) beberapa lapis
informasi akan menggunakan fasilitas yang telah ada pada sebuah perangkat lunak Sistem Informasi
Geografis - SIG. Pembuatan peta citra tematik ini dapat juga dilakukan dengan mendigitasi citra tematik
yang telah dihasilkan, sehingga tampilan peta citra akan lebih sederhana dan data tersimpan dalam
format vektor.

5.5 DATA DAN INFORMASI UNTUK KLHS


5.5.1 Kebutuhan Data KLHS
Data dan informasi menjadi elemen penting KLHS. Meskipun dalam metode cepat data dan informasi
tidak selalu tersedia, dalam banyak kasus, ketersediaan data dan informasi sangat mendukung
keberhasilan KLHS. Ketersediaan data dan informasi yang tepat dan akurat dapat meningkatkan peran
KLHS.

138
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

Tabel 5.9
Data dan Informasi yang Diperlukan Dalam Penyusunan KLHS

No Data Instansi

Bappenas, Bappeda, Kementerian PU,


1 Dokumen perencanaan Dinas PU, KLH atau instansi pengelola
lingkungan hidup daerah
Instansi pengelola lingkungan hidup
Laporan Status Lingkungan daerah atau kantor statistik (Dinas
2
Hidup Daerah (SLHD) lingkungan hidup, Badan Pengelola
Lingkungan Hidup)
Instansi pengelola lingkungan hidup
3 Studi AMDAL sebelumnya daerah (Dinas lingkungan hidup, Badan
Pengelola Lingkungan Hidup)

4 Citra Satelit (Landsat, Iconos, dll) Bappenas, Bappeda, LAPAN, Bakosurtanal

Kabupaten/Kota/Provinsi dalam BPS Pusat, BPS daerah


angka, susenas, suseda, data
5
statistik terutama demografi,
gerografis dan tren ekonomi
Data hasil penelitian perguruan Perguruan tinggi, instansi pemerintah,
6 tinggi, lembaga pemerintahan, LSM
LSM
Konsultasi dengan pihak Instansi pemerintah
7
berwenang
Wawancara narasumber dengan Narasumber, tokoh masyarakat, local
keahlian khusus atau penduduk expert.
8 setempat yang mengetahui
wilayah studi (wawancara
langsung, FGD)

9 Laporan LSM atau artikel terkait Perpustakaan, internet, media massa

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengumpulan data dan informasi adalah:
1. Data dan informasi dapat diperoleh dari pemangku kepentingan seperti instansi pemerintah,
perguruan tinggi dan lembaga-lembaga penelitian.

139
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

2. Data dan informasi dapat berupa data sekunder maupun primer.


3. Data dan informasi yang dikumpulkan benar-benar yang diperlukan saja, khususnya yang
terkait dengan isu-isu strategis lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan yang telah
disepakati.
4. Verifikasi data dan informasi perlu dilakukan untuk menjamin keabsahannya.
5. Informasi sekunder dapat digabungkan dengan data primer yang dikumpulkan melalui diskusi
dengan masyarakat lokal yang memahami wilayah studi, dengan cara antara lain observasi
lapangan, wawancara langsung, diskusi kelompok terfokus (FGD) dan survey.

5.5.2 Daftar Uji KLHS Terhadap KRP Tata Ruang


Untuk mengukur apakah KRP Tata Ruang sudah sesuai dengan KLHS dilakukan proses penilaian dengan
menggunakan beberapa indicator yang dituangkan dalam daftar uji KLHS terhadap KRP Tata Ruang.
Dalam pekerjaan ini, proses penggunaan daftar uji ini sangat strategis untuk memastikan bahwa
substansi RTR KSN sudah sesuai dengan arahan KLHS.

Daftar uji ini distrukturkan dari kerangka bekerja KLHS, namun diterapkan dalam kondisi-kondisi
sebagai berikut:
 Dapat digunakan semuanya, atau hanya memilih salah satu, sesuai kepentingan dan
kesepakatan bersama
 Saling melengkapi dengan daftar uji Lampiran 2.
 Ditujukan kepada rancangan KRP yang dikaji (sebagai bagian dari proses KLHS yang bersifat
implisit atau lebur ke dalam proses penyusunan KRP), atau
 Digunakan sebagai panduan dalam menyusun dokumen KLHS bila dianggap perlu. Penting
untuk dipahami bahwa daftar uji ini tidak bersifat baku, atau bisa dikembangkan,
dimodifikasi, atau bahkan dikurangi, sesuai dengan keperluan dan kepentingannya.

140
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

Tabel 5.10
Daftar Uji Pemenuhan Prinsip – Prinsip Keberlanjutan

141
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

142
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

143
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

Tabel 5.11
Daftar Uji Pemenuhan Indikator Keberlanjutan

144
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

145
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

146
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

147
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

Tabel 5.12
Daftar Uji Pemenuhan Kelaikan Opsi dan Alternatif

148
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

5.6 PROGRAM KERJA


5.6.1 Kegiatan Utama Pelaksanaan Pekerjaan
Kegiatan utama pelaksanaan pekerjaan ini seperti yang disebutkan dalam maksud dan tujuan
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan
TImika adalah untuk memastikan bahwa aspek lingkungan hidup berkelanjutan telah dipertimbangkan
dalam penyusunan Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Strategis Nasional (KSN) di Kawasan Timika dan
Raja Ampat. Turunan dari tujuan itu adalah sasaran pekerjaan yang menjati kegiatan utama dari
pekerjaan ini yaitu :
1. Merumuskan isu – isu strategis lingkungan hidup di kedua KSN tersebut (Kws. Timika dan Kws.
Raja Ampat).
2. Mengidentifikasi dampak lingkungan dari KRP di kedua KSN tersebut (Kws. Timika dan Kws. Raja
Ampat);
3. Merumuskan mitigasi dan rekomendasi KLHS untuk kedua RTR KSN (Kws. Timika dan Kws. Raja
Ampat);
4. Menyusun dokumen KLHS RTR KSN (Kws. Timika dan Kws. Raja Ampat).

5.6.2 Substansi dan Jangka Waktu Pekerjaan


Substansi penyusunan KLHS RTR KSN Raja Ampat dan Timika meliputi:
1. Melakukan base line data bersamaan dengan survey lapangan
2. Inventarisasi rencana, kebijakan, program (RKP) dalam masing-masing RTR kawasan strategis
nasional;
3. Melakukan analisis base line data disesuaikan dengan nilai strategis / isu strategis KSN
4. Perumusan isu-isu lingkungan hidup yang strategis;
5. Perkiraan dampak lingkungan hidup yang akan diwujudkan menurut RTR KSN;
6. Melakukan pelingkupan (analisis mendalam terhadap isu strategis lingkungan hidup);
7. Perumusan mitigasi terhadap isu lingkungan hidup strategis
8. Perumusan rekomendasi untuk kebijakan RTR KSN dalam menjawab isu-isu lingkungan hidup
strategis

149
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

Sedangkan jangka waktu kegiatan penyusunan RTR KLHS KSN Raja Ampat dan Timika direncanakan akan
dilakukan selama 7 (tujuh) bulan dimulai dari ditetapkannya surat pelaksanaan penyediaan jasa
konsultasi untuk kegiatan dimaksud, yaitu mulai bulan April hingga bulan November 2012.

5.6.3 Tahapan Pekerjaan


Untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan subsansi dan tepat waktu sesuai dengan jangka waktu
yang disebutkan dalam KAK, maka Konsultan menyusun system manajemen proyek dengan melakukan
pentahapan pekerjaan. Secara lengkap tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
1.Tahap Persiapan
Tahap persiapan adalah tahap awal dimana pelaksanaan pekerjaan mempersiapkan beberapa hal
yang diperlukan sebelum melaksanakan keseluruhan pekerjaan. Persiapan yang dilakukan adalah :
 Mobilisasi dan konsolidasi tim pelaksana yang terlibat dalam kegiatan.
Pada tahap mobilisasi tim ini mempersiapkan, koordinasi tenaga ahli dari berbagai disiplin
ilmu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan dan tenaga pendukung untuk melakukan
pembahasan lebih lanjut.
 Pembuatan rencana kerja dan metode yang akan dilakukan untuk mendapatkan data hingga
mencapai hasil yang diinginkan.
 Mempelajari dan mengumpulkan studi literatur mengenai berbagai kebijakan dan NSPK yang
berkaitan dengan pekerjaan. Kebijakan yang dikumpulkan meliputi RTRWN, RTRW Provinsi,
RTRW Kabupaten, RPJM, rencana sektoral dinas teknis dan berbagai kebijakan lainnya.
 Mempersiapkan peta dasar
Peta yang perlu disiapkan adalah peta administrasi, tofografi, batimetri, rupa bumi, dan
tematik lainnya dalam format GIS.
 Persiapan survey
Hal ini dilakukan untuk mempermudah pelaksanaan survei yang akan dilakukan. Contoh
persiapan yang akan dilakukan adalah mempersiapkan list kebutuhan data, format kuesioner,
format observasi lapangan, daftar pertanyaan wawancara, daftar stakeholder dan jadwal
pelaksanaan survey.

150
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

 Identifikasi awal kawasan Ini sangat penting untuk mengetahui rona awal kawasan karena
akan dilakukan penentuan deliniasi wilayah perencanaan.

Setelah semua persiapan selesai disusunlah dokumen Laporan Pendahuluan yang berisi rencana
pelaksanaan pekerjaan berdasarkan bahan dan informasi yang telah disepakati bersama sehingga
tersusun secara sistematik dan menjadi laporan pendahuluan.

Laporan pendahuluan ini akan disusun 1 bulan setelah SPMK, diperbanyak sebanyak 10 buku.

2. Pengumpulan Data, Informasi, Koordinasi dan Survei


Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan untuk melihat kondisi lapangan pada titik lokasi yang
diperlukan, serta melakukan interview untuk menerima masukan mengenai permasalahan kegiatan
ini.

Survei yang akan dilakukan terdiri dari 2 jenis data, yaitu survei sekunder (instansional) dan survei
primer.
b. Survei sekunder (instansional)
Survei ini dimaksudkan untuk mendapatkan data dan informasi yang telah terdokumentasikan
dalam buku, laporan dan statistik yang umumnya terdapat di instansi terkait.
Pengumpulan data dan informasi yang dilakukan melalui survei sekunder antara lain :
1. Survei Instansional
Survei instansional dilakukan dengan mendatangi instansi terkait, serta sejumlah
instansi lain yang memiliki dan dapat menyediakan data dan informasi yang berkaitan
dengan kebutuhan pekerjaan. Data sekunder yang dikumpulkan melalui survei
instansional ini khususnya berupa data kondisi eksisting sosial-ekonomi, transportasi,
guna lahan. Di samping data kondisi eksisting data lain yang dapat diperoleh dari
kegiatan survei instansional ini adalah data dan informasi mengenai kebijakan, rencana
dan studi terkait yang telah ada dan akan berpengaruh terhadap penyusunan pekerjaan.

151
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

2. Kajian Literatur
Kajian literatur digunakan untuk memperoleh data dan informasi mengenai potensi,
permasalahan dan karakteristik kawasan serta pedoman kebijakan yang berasal dari
peraturan perundang-undangan, buku dan materi lainnya. Data dan informasi ini
kemudian dikaji sebagai masukan untuk melihat dukungan kebijakan terhaddap
pembangunan berkelanjutan, daya dukung dan daya tampung lingkungan serta dampak
aktivitas terhadap kelestarian lingkungan.

3. Diskusi dengan Stakeholder Terkait


Diskusi yang dilakukan dalam metoda pengumpulan data ini adalah diskusi semi formal
atau dengan cara wawancara semi terstruktur. Diskusi ini dilakukan dengan instansi
terkait di lingkungan Pemerintah, LSM dan tokoh masyarakat dengan maksud untuk
memperoleh masukan dan gambaran mengenai kondisi dan permasalahan di wilayah
studi, baik internal maupun dalam skala regional yaitu terkait dengan wilayah
sekitarnya.

c. Survei primer
Survei ini dilakukan untuk mendapatkan data terbaru/ terkini langsung dari lapangan atau
obyek kajian.
1. Survei intensitas aktivitas
Survei yang dilakukan adalah pengecekan di lapangan mengenai tingkat intensitas
aktivitas yang terjadi pada berbagai sektor terutama sektor pertambangan dan aktivitas
lainnya yang mengancam kelestarian dan kesimbangan alam.
2. Survei kondisi lingkungan
Survei ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kerusakan lingkungan yang
terjadi serta penyebabnya.

152
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

Setelah seluruh data terkumpul dilakukan kompilasi data yang pada dasarnya adalah proses
digitalisasi data dan sistematisasi data sehingga mempermudah proses analisis yang akan dilakukan.
Berbagai data yang diperoleh dari hasil survei baik berupa data tabular maupun data spasial dan
tabulasikan dengan cara komputerisasi. Selanjutnya data yang sudah di komputerisasi disusun dan
disistematiskan sehingga menjadi informasi yang dapat digunakan dengan mudah dalam proses
analisis.

3. Analisis
Prinsip dasar proses analisis dalam merupakan penilaian kondisi eksiting, peramalan perkembangan
kegiatan dan kebutuhan penduduknya serta penilaian kemampuan pengelolaan pembangunan dan
pendukungnya. Analisis kunci yang akan dilakukan adalah :
 Analisis kebijakan
 Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan
 Analisis Intensitas Aktivitas
 Analisis Dampak Lingkungan
 Analisis Stakeholder
 Analisis Perpetaan (GIS)
 Analisis isu strategis
 Analisis Pelingkupan

Setelah proses analisis selesai kemudian dilakukan penyusunan Laporan Antara yang memuat proses
analisis dan kesimpulan hasil analisis. Laporan Antara disusun sebanyak 10 buku dan akan
diserahkan 4 (empat) bulan setelah SPMK.

4. Penyusunan Rekomendasi
Penyusunan rekomendasi meliputi dua hal kunci, yaitu :
 Menyusun rencana mitigasi

153
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

 Menyusun substansi KLHS untuk rekomendasi bagi RTR KSN Raja Ampat dan Timika.

Pada dasarnya tahapan ini memberikan rekomendasi mengenai kebijakan – kebijakan yang harus
diambil dalam rangka untuk menjaga dan meningkatkan kelestarian lingkungan. Hasil rekomendasi
kemudian dituangkan dalam bentuk dokumen KLHS RTR KSN Raja Ampat dan Timika. Laporan akhir
akan di susun sebanyak 20 buku dan akan diserahkan 7 (tujuh) bulan setelah SPMK.

5.7 ORGANISASI DAN PERSONIL


Konsultan telah membentuk tim tenaga ahli sesuai dengan KAK. Setiap tenaga ahli yang dilibatkan
akan bekerja sesuai dengan sistem kerja yang telah ditentukan oleh Direksi Konsultan yang
bersangkutan. Sistem kerja yang dimaksud dapat digambarkan melalui skema struktur organisasi
yang menunjukkan alur-alur tanggung jawab dan koordinasi internal tim. Skema tersebut
sebagaimana yang tercantum pada gambar di bawah ini.

154
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) Raja Ampat dan Timika

Gambar 5.10
Struktur Organisasi Tim Penyusun

TEAM LEADER

Ahli Teknik Ahli


Lingkungan Hukum

Ahli Ahli GIS


Kelautan

Ahli Ahli
Pertambangan Kehutanan

Asisten Tenaga Ahli

Tenaga Penunjang

Drafter / Cad Operator


Surveyor

155

Anda mungkin juga menyukai