Tim Penyusun
Pedoman Pengukuran Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat
C. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang
Perpustakaan (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 129),
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4774);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2014
tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007
tentang Perpustakaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5531);
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016
tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Pedoman Pengukuran Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat | 3
Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5887);
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2019
tentang Laporan dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah;
6. Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Nomor
11 Tahun 2016 tentang Hasil Pemetaan Urusan Pemerintahan
Daerah Bidang Perpustakaan;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 18
Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2019 tentang Laporan dan Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
E. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dari buku pedoman ini adalah difokuskan pada metode
pengukuran Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat yang terdiri atas
komponen Unsur Pembangun Literasi Masyarakat (UPLM) dan Aspek
Masyarakat (AM) yang disesuaikan dengan lokus/jenis perpustakaannya.
Pengukuran skor IPLM dilaksanakan secara berjenjang dimulai dari
F. DAFTAR ISTILAH
Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan:
1. Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) adalah data tingkat
pembangunan literasi masyarakat yang diperoleh dari unsur-unsur
pembangun literasi masyarakat (UPLM) yang bersumber dari data
sekunder dan aspek masyarakat (AM) dalam upaya membina dan
mengembangkan perpustakaan sebagai wahana belajar sepanjang
hayat guna meningkatkan literasi masyarakat.
2. Unsur Pembangun Literasi Masyarakat (UPLM) adalah komponen
pembentuk indeks yang terdiri atas pemerataan layanan
perpustakaan, ketersediaan koleksi, ketersediaan tenaga
perpustakaan, tingkat pemberdayaan layanan perpustakaan,
ketersediaan perpustakaan ber-SNP, tingkat keterlibatan/partisipasi
masyarakat dalam sosialisasi perpustakaan, dan jumlah anggota
perpustakaan (pemustaka).
3. Aspek Masyarakat (AM) adalah jumlah total penduduk/masyarakat
pada suatu wilayah (provinsi dan kabupaten/kota) yang disesuaikan
dengan segmentasi jenis perpustakaannya.
4. Literasi adalah kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami,
menafsirkan, menciptakan, berkomunikasi dan menghitung,
menggunakan bahan cetak dan tertulis yang terkait dengan
berbagai konteks. Literasi melibatkan rangkaian pembelajaran yang
memungkinkan individu untuk dapat mencapai tujuan mereka,
mengembangkan pengetahuan dan potensi mereka, serta
berpartisipasi penuh dalam masyarakat luas.
5. Masyarakat adalah setiap orang, kelompok orang, atau lembaga
yang berdomisili pada suatu wilayah yang mempunyai perhatian dan
peranan dalam bidang perpustakaan.
Pedoman Pengukuran Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat | 5
6. Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya
cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang
baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian,
pelestarian, informasi, dan rekreasi bagi pemustaka.
7. Perpustakaan Umum adalah perpustakaan yang diperuntukkan bagi
masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat
tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras, agama dan
status sosial-ekonomi.
8. Perpustakaan Sekolah/Madrasah adalah perpustakaan yang berada
pada satuan pendidikan formal di lingkungan sekolah, baik dasar
maupun menengah sederajat, yang merupakan bagian integral dari
kegiatan sekolah yang bersangkutan, dan merupakan salah satu
pusat sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan
pendidikan sekolah yang bersangkutan.
9. Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang menjadi
bagian integral dari kegiatan pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat dan berfungsi sebagai pusat
sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan
yang berkedudukan di perguruan tinggi.
10. Perpustakaan Khusus adalah perpustakaan yang diperuntukkan
secara terbatas bagi pemustaka di lingkungan lembaga pemerintah,
lembaga masyarakat, lembaga pendidikan keagamaan, rumah
ibadah, atau organisasi lain.
11. Pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi
kepustakawanan yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau
pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung
jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan
perpustakaan. Bagian dari pekerjaan pelayanan perpustakaan di
antaranya termasuk pemasyarakatan dan penyebaran jasa
perpustakaan, dokumentasi dan informasi.
12. Layanan Perpustakaan adalah jasa yang diberikan kepada
pemustaka sesuai dengan misi perpustakaan.
13. Pemustaka adalah perseorangan, kelompok orang, masyarakat atau
lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan.
Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat juga telah menjadi salah satu unsur
Indikator Kinerja Kunci (IKK) di bidang perpustakaan dengan bobot urusan
sebesar 2% dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2020
tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019
tentang Laporan dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Dengan demikian seluruh pemerintah daerah memiliki kewajiban dalam
penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) yang
mencakup semua urusan yang menjadi kewenangannya, khususnya di bidang
perpustakaan, guna mengukur capaian kinerja pemerintahan daerah di
wilayahnya.
Keterangan:
UPLMi : variabel komponen pembentuk indeks dari Unsur Pembangun
Literasi Masyarakat
AM : jumlah populasi sesuai segmentasi berdasarkan lokus/jenis
perpustakaan
Rumus ini merupakan kumpulan dari rumus pengukuran rasio dari tujuh (7)
komponen Unsur Pembangun Literasi Masyarakat beserta pembaginya dari
komponen Aspek Masyarakat. Rumus yang telah dikembangkan ini juga
memiliki komponen pendukung baru di antaranya adalah Angka Pembagi
Rasio Provinsi dan Kabupaten/Kota dan Angka Koreksi Berdasarkan Tingkat
Kepadatan Wilayah. Kedua komponen baru ini berfungsi sebagai komponen
pendukung dalam rangka netralisasi terhadap anomali angka yang muncul
karena faktor ketimpangan angka yang disebabkan tinggi rendahnya jumlah
populasi di suatu wilayah. Kedua komponen ini akan dibahas pada sub bab
di bawah.
12 | Pedoman Pengukuran Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat
C. UNSUR PEMBANGUN LITERASI MASYARAKAT
Unsur Pembangun Literasi Masyarakat (UPLM) terdiri atas 7 (tujuh) komponen
yaitu:
1. Pemerataan layanan perpustakaan (UPLM1);
Rumus yang digunakan untuk mengukur komponen ini terdiri atas:
a. Rasio ketersediaan perpustakaan umum, yakni jumlah ketersediaan
unit perpustakaan umum (provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan
desa/kelurahan) yang kemudian dibagi dengan jumlah populasi
penduduk provinsi/kabupaten/kota;
b. Rasio ketersediaan perpustakaan sekolah/madrasah, yakni jumlah
ketersediaan unit perpustakaan sekolah/madrasah mulai dari
tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK kemudian dibagi
dengan jumlah populasi civitas sekolah (jumlah siswa/peserta didik
dan guru) di kabupaten/kota. Catatan : perpustakaan
sekolah/madrasah dihitung bukan berdasarkan aspek kewenangan
pembinaan, melainkan berdasarkan keberadaannya di suatu wilayah
sesuai dengan fungsi sebagai perpustakaan pembina;
c. Rasio ketersediaan perpustakaan perguruan tinggi, yakni jumlah
perpustakaan perguruan tinggi (universitas, institut, sekolah tinggi,
politeknik, dan akademi) dibagi dengan jumlah populasi civitas
akademika (jumlah mahasiswa dan dosen) di kabupaten/kota;
d. Rasio ketersediaan perpustakaan khusus, yakni jumlah perpustakaan
khusus (instansi pemerintah pusat/daerah dan instansi swasta) yang
dibagi dengan jumlah populasi bekerja di wilayah kabupaten/kota.
D. ASPEK MASYARAKAT
Berbeda dengan konsep pada pengukuran Indeks Pembangunan Literasi
Masyarakat pada versi sebelumnya, komponen Aspek Masyarakat (AM)
dalam pedoman ini disesuaikan berdasarkan lokus atau segmentasi jenis
perpustakaannya. Berikut adalah sumber data resmi yang digunakan sebagai
komponen Aspek Masyarakat dalam penerapan rumus Indeks Pembangunan
Literasi Masyarakat:
1. Populasi Penduduk
Data yang digunakan pada populasi penduduk, baik level provinsi
maupun kabupaten/kota, adalah dengan mengacu pada data resmi yang
dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Sumber data yang
digunakan untuk jumlah populasi penduduk antara lain:
a. Populasi penduduk per provinsi, bisa menggunakan publikasi
tahunan BPS dengan judul Statistik Indonesia atau publikasi dari BPS
Provinsi. Contoh: Banten Dalam Angka 2020, Jakarta Dalam Angka
2020, Bengkulu Dalam Angka 2020, dan sebagainya.
Berikut adalah contoh lembar kerja di mana data UPLM dan AM terisi:
2. Level kabupaten/kota:
Pada prinsipnya penghitungan rasio UPLM kabupaten/kota tidak
berbeda dengan provinsi. Yang membedakan pada pengukuran
Contoh Ilustrasi :
Rekapitulasi UPLM1 hingga UPLM7 untuk menghasilkan skor IPLM Provinsi
Pada tabel bisa kita lihat kolom UPLM1 hingga UPLM7 yang merupakan
rekapitulasi dari semua kabupaten/kota di Provinsi DKI Jakarta. Semua angka
yang berada di kolom tersebut adalah hasil pengukuran berupa angka rasio
UPLM dari semua jenis perpustakaan setelah dikalikan dengan Angka Koreksi
Berdasarkan Tingkat Kepadatan.
Pedoman Pengukuran Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat | 35
Untuk mengukur skor IPLM Provinsi DKI Jakarta dan juga semua
kabupaten/kota di bawahnya, maka kita akan menjumlahkan mulai dari angka
rasio UPLM1 hingga UPLM7 dengan rumus sebagai berikut:
UPLM1 + UPLM2 + UPLM3 + UPLM4 + UPLM5 + UPLM6 + UPLM7
X 100
7
Dengan demikian kita akan mendapati angka skor IPLM Provinsi DKI Jakarta
adalah sebesar 57,70.
Pada level nasional, semua rekapitulasi skor IPLM level provinsi dijumlahkan
dan dibagi dengan jumlah provinsi yang ada di Indonesia, yakni 34 provinsi.
D. SISTEMATIKA LAPORAN
Sistematika penulisan Laporan Pengukuran Indeks Pembangunan Literasi
Masyarakat (IPLM) di level provinsi dan kabupaten/kota antara lain:
1. Bagian Awal Laporan
a. Halaman Judul
b. Kata Pengantar
c. Daftar Isi
d. Daftar Tabel dan Gambar
e. Daftar Lampiran
Bab IV – Penutup
4.1. Kesimpulan
4.2. Rekomendasi Kebijakan