Anda di halaman 1dari 5

Ringkasan Pemikiran dan Teori Modal Manusia bagian I

A. Pendahuluan
Modal manusia dapat didefinisikan sebagai pengetahuan, keterampilan, perilaku, bakat atau
karakteristik-karakteristik lain yang berkontribusi dalam proses produksi (Goode, 1959).
Menurut Blundell, Dearden, Meghir, and Sianesi (1999) terdapat dua komponen utama dari
modal manusia yang melengkapi satu sama lain. Komponen pertama adalah kemampuan awal,
baik yang merupakan bawaan lahir atau diperoleh dari pendidikan usia dini. Komponen kedua
adalah pendidikan yang diperoleh dari pendidikan formal atau on-the-job training. Diskusi
mengenai modal manusia biasanya dikaitkan dengan produksi dan memahami bagaimana peran
pendidikan dan pelatihan dalam produktivitas pekerja.
Pengakuan mengenai peran penting modal manusia sebenarnya telah ada sejak awal lahirnya
ilmu ekonomi. Adam Smith dalam bukunya The Wealth of Nations mengatakan kemampuan
individu merupakan sumber dari kekayaan dan kemajuan ekonomi suatu bangsa. Menurut Smith,
dengan spesialisasi pekerja dapat mengasah kemampuan dan keterampilannya sehingga menjadi
lebih efisien dalam memproduksi barang dan jasa yang pada akhirnya akan mendorong
pertumbuhan ekonomi.
Meski tidak secara spesifik membahas mengenai modal manusia, Alfred Marshall dalam
bukunya Principles of Economics menyatakan kemampuan dan keterampilan manusia tidak
hanya ditentukan oleh upaya individu tetapi juga oleh faktor sosial dan budaya seperti latar
belakang keluarga, pendidikan dan nilai-nilai masyarakat. Marshall mendiskusikan konsep
personal capital yang didefinisikan sebagai stok kemampuan, kebiasaan, dan pelatihan yang
bermanfaat yang diturunkan dari orang tua dan guru kepada individu. Pemikiran Marshall
mengenai personal capital menjadi dasar dari konsep modern modal manusia yang kemudian
menjadi area penelitian yang penting dalam ilmu ekonomi dan ilmu sosial lainnya.

B. Pemikiran modern mengenai modal manusia


Meski sebelumnya modal manusia telah dibahas oleh para ahli ekonomi, namun baru pada
pertengahan abad ke-20 teori mengenai modal manusia sepenuhnya dikembangkan dan
diformalkan.
Istilah modal manusia pertama kali digunakan oleh ahli ekonomi pertanian Theodore W. Schultz
dalam makalahnya Investment in Human Capital (1961). Schultz berargumen bahwa investasi
dalam pendidikan, pelatihan, dan bentuk-bentuk modal manusia lainnya sama pentingnya dengan

Indira Laksmi W
Kapita Selekta
Ringkasan Pemikiran dan Teori Modal Manusia bagian I

investasi dalam modal fisik (seperti mesin dan peralatan) untuk pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi. Schultz mendefinisikan modal manusia sebagai "pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan yang diperoleh oleh individu melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman, yang
membuat mereka lebih produktif dan meningkatkan daya beli mereka." Ia menekankan bahwa
investasi dalam modal manusia dapat meningkatkan produktivitas, upah yang lebih tinggi, dan
hasil ekonomi yang lebih baik bagi individu dan masyarakat secara keseluruhan.
Dalam konsep modal manusia, Schultz juga menyoroti pentingnya partisipasi perempuan di
pasar kerja. Schultz menegaskan bahwa partisipasi perempuan di pasar kerja penting karena
dapat meningkatkan modal manusia dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Ia berargumen
bahwa partisipasi perempuan di pasar kerja dapat memberikan manfaat ekonomi melalui
peningkatan pendapatan keluarga, produktivitas dan efisiensi dalam penggunaan sumber daya,
serta mengurangi kesenjangan ekonomi antara gender. (Schultz, 1974)
Dalam penelitiannya, Schultz menunjukkan bahwa tingginya tingkat partisipasi perempuan di
pasar kerja sangat tergantung pada faktor-faktor seperti tingkat pendidikan, status perkawinan,
dan kebijakan yang mendukung kesetaraan gender. Ia juga menekankan bahwa investasi dalam
pendidikan dan pelatihan bagi perempuan sangat penting untuk meningkatkan keterampilan dan
produktivitas mereka di pasar kerja.
Teori modal manusia Schultz memiliki dampak besar pada pemikiran dan kebijakan ekonomi,
dan telah mempengaruhi penelitian di berbagai bidang, termasuk pendidikan, ekonomi tenaga
kerja, dan ekonomi pembangunan. Hal ini juga berkontribusi pada pemhamank pentingnya
modal manusia dalam mendorong pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
Jacob Mincer juga merupakan salah satu ahli kunci dalam pengembangan teori modal manusia.
Sebelum Schultz secara formal menggunakan istilah modal manusia, Mincer membangun model
statistik yang mengukur timbal balik dari investasi atas modal manusia dalam makalah
Investment in Human Capital and Personal Income Distribution (1958). Model yang disusun
Mincer melihat hubungan antara pendapatan individu dengan tingkat pendidikan, pengalaman
dan faktor-faktor lain yang relevan.
Menurut Mincer, pendidikan dan pelatihan dapat dianggap sebagai investasi dalam modal
manusia, yang menghasilkan pengembalian yang tinggi dalam bentuk pendapatan masa depan.
Dalam model ini, pendidikan dianggap sebagai variabel independen yang mempengaruhi

Indira Laksmi W
Kapita Selekta
Ringkasan Pemikiran dan Teori Modal Manusia bagian I

pendapatan seseorang. Mincer menganggap bahwa pendidikan meningkatkan produktivitas dan


keterampilan seseorang, yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan yang diterima.
Dalam model Mincer, pendapatan individu dijelaskan oleh faktor-faktor seperti tingkat
pendidikan, pengalaman kerja, dan latar belakang sosio-ekonomi. Pengaruh pendidikan terhadap
pendapatan individu diukur dengan menggunakan tingkat pendidikan formal sebagai variabel
independen. Model ini juga mengambil pendapatan masa lalu dan pengalaman kerja sebagai
variabel independen lainnya.
Pada tahun 1978 Mincer menulis artikel Human Capital Investment and the Labor Force
Participation of Married Women. Dalam artikel tersebut Mincer menganalisis hubungan antara
pendidikan dan pelatihan dengan partisipasi perempuan di pasar kerja, dan menemukan bahwa
investasi dalam kapital manusia dapat meningkatkan partisipasi perempuan di pasar kerja.
Mincer juga membahas faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi perempuan di pasar kerja
dan menganalisis peran kebijakan dalam meningkatkan partisipasi perempuan. Secara umum
Mincer memiliki pandangan yang positif mengenai partisipasi perempuan di pasar kerja.
Menurutnya perempuan bekerja dapat meningkatkan pendapatan keluarga dan meningkatkan
kesejahteraan ekonomi.
Mincer juga berpendapat bahwa partisipasi perempuan di pasar kerja dapat memengaruhi
keputusan pendidikan dan pernikahan. Dengan meningkatnya partisipasi perempuan di pasar
kerja, perempuan memiliki kesempatan untuk mengambil keputusan lebih mandiri dan memiliki
kontrol lebih besar atas hidup mereka. Ini dapat mengarah pada keputusan pendidikan yang lebih
baik dan penundaan pernikahan, sehingga meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan
mereka.
Ide mengenai modal manusia oleh Mincer (1958) dan Schultz kemudian dikembangkan oleh
Gary Becker dalam makalahnya yang sangat berpengaruh pada bidang ilmu ekonomi khususnya
terkait modal manusia dan ekonomi ketenagakerjaan yaitu Investment in Human Capital: A
Theoretical Analysis (1961). Makalah ini memberikan kerangka kerja untuk memahami
bagaimana individu mengambil keputusan melakukan investasi dalam pendidikan dan pelatihan
yang akan meningkatkan produktivitas dan memberi timbal balik berupa pendapatan yang lebih
besar di masa depan.
Menurut Becker, modal manusia adalah investasi yang dilakukan oleh individu atau masyarakat
dalam peningkatan kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan mereka melalui pendidikan,

Indira Laksmi W
Kapita Selekta
Ringkasan Pemikiran dan Teori Modal Manusia bagian I

pelatihan, dan pengalaman kerja. Investasi ini akan membantu meningkatkan produktivitas
individu dan masyarakat secara keseluruhan.
Dalam pandangan Becker, modal manusia memiliki beberapa karakteristik yang
membedakannya dari modal fisik. Pertama, modal manusia tidak dapat dijual atau
dipindahtangankan seperti halnya modal fisik. Kedua, modal manusia memiliki nilai jangka
panjang yang tergantung pada keputusan dan usaha individu atau masyarakat dalam
mempertahankan dan meningkatkan kemampuan dan keterampilan mereka. Ketiga, investasi
dalam modal manusia akan membawa manfaat yang lebih besar pada masa depan.
Becker juga menyatakan bahwa investasi dalam modal manusia akan memengaruhi penghasilan
individu di masa depan. Individu yang memiliki modal manusia yang lebih besar akan memiliki
peluang kerja yang lebih baik, penghasilan yang lebih tinggi, dan keterampilan yang lebih
fleksibel untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan kerja.
Terkait partisipasi perempuan di pasar kerja, Becker memiliki pandangan neoklasik bahwa
keputusan rumah tangga terkait peran gender dan partisipasi di pasar kerja tergantung dari
preferensi dan kendala masing-masing individu dalam rumah tangga serta tujuan rumah tangga
untuk memaksimalkan utilitasnya. Menurut Becker rumah tangga akan mengalokasikan sumber
dayanya berdasarkan keuntungan komparatif (comparative advantage) yang dimiliki oleh
masing-masing individu di dalam rumah tangga (Becker, 1981). Masing-masing anggota rumah
tangga akan memilih peran atau tugas dimana mereka paling efisien dalam mengerjakannya
sehingga alokasi sumber daya menjadi lebih efisien dan rumah tangga dapat memaksimalkan
utilitasnya.
Teori neoklasik berasumsi individu mengambil keputusan secara rasional dan akan masuk ke
pasar kerja apabila upah yang diperoleh lebih besar daripada biaya yang timbul dari aktivitas di
luar pasar kerja. Perbedaan gender mungkin juga berperan dalam keputusan rumah tangga karena
perempuan mungkin mengalami kendala yang lebih besar untuk masuk ke pasar kerja, namun
bukan faktor penentu

Daftar Pustaka
Becker, G. S (1962): “Investment in Human Capital: A Theoretical Analysis,” The Journal of
Political Economy
Becker, G. S (1981): “A Treatise on the Family”, National Bureau of Economic Research

Indira Laksmi W
Kapita Selekta
Ringkasan Pemikiran dan Teori Modal Manusia bagian I

Blundell, Dearden, Meghir, and Sianesi (1997): “Higher Education, Employment and Earnings in
Britain”. Institute for Fiscal Studies, London
Goode, R. B. (1959): “Adding to the Stock of Physical and Human Capital,” The American
Economic Review
Marshall, A (1890): “Principal of Economics”
Mincer, J. (1958): “Investment in Human Capital and Personal Income Distribution,” The
Journal of Political Economy
Mincer J. (1978): “Human Capital Investment and the Labor Force Participation of Married
Women”, The Journal of Political Economy
Schultz, T. W. (1961): “Investment in Human Capital,” The American Economic Review
Smith, A (1776): “The Wealth of Nations”

Indira Laksmi W
Kapita Selekta

Anda mungkin juga menyukai