DISERTASI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Doktor
Oleh:
SITI HAJAR
NIM. 167030101111012
DISERTASI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Doktor
Oleh:
SITI HAJAR
NIM. 167030101111012
KOMISI PROMOTOR
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
v
RIWAYAT HIDUP
Penulis,
Siti Hajar
NIM. 167030101111012
vi
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur yang tak terhingga kehadirat Allah SWT karena atas berkah
rahmat serta hidayah-NYA penulis mampu menyelesaikan disertasi sebagai
bagian dari pendidikan doktor Ilmu administrasi. Disertasi ini dapat dikerjakan
dan terselesaikan tentu tidak hanya karena penulis telah berusaha maksimal
akan tetapi karena bantuan serta dukungan dari beberapa pihak. Sehingga
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Rektor Universitas Brawijaya Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani AR., MS atas
kesempatan untuk menuntut ilmu pada program Doktor Ilmu Administrasi
Fakultas Ilmu administrasi.
2. Prof. Dr. Bambang Supriyono, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya dan sebagai Promotor yag telah sabar dan meluangkan
waktu dalam membimbing penulis dan juga selalu memberikan motivasi
dalam penyelesaian pendidikan doktor dan terselesaikannya disertasi ini.
3. Prof. Dr. Sumartono, MS selaku Ketua Program Doktor Ilmu Administrasi
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang. Terima kasih karena
telah membantu dan memberikan kemudahan penulis dalam meyelesaikan
pendidikan doktor dan terselesaikannya disertasi.
4. Dr. M.R. Khairul Muluk, M.Si, (Ko-Promotor), dan Dr. Abdullah Said, M.Si (Ko-
Promotor) yang telah sabar dan meluangkan waktu dalam membimbing
penulis dalam menyelesaikan disertasi. Karena tanpa bantuan serta
bimbingan tim promotor penulis tak akan mampu menyelesaikan disertasi.
Hanya dengan Doa yang penulis panjatkan kepada Allah SWT agar tim
promotor selalu dalam lindungan dan berkah-NYA. Sebagai ungkapan rasa
terima kasih atas bimbingan serta motivasi yang telah diberikan kepada
penulis.
5. Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Dr. Drs. Agussani, M.AP,
beserta civitas akademika yang telah memberikan kesempatan penulis untuk
melakukan tugas belajar pendidikan doktor di Universitas Brawijaya.
6. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara Dr. Arifin Saleh, S. Sos., MSP, beserta rekan sejawat penulis
yang telah mendoakan serta memberikan motivasi kepada penulis selama
melaksanakan tugas belajar hingga penulisan disertasi.
7. Direktur Badan Pelaksana Otorita Danau Toba beserta jajarannya yang telah
mempermudah dan memberikan dukungan dalam penelitian serta penulisan
disertasi.
8. Kepala Dinas Pariwisata di daerah sekitar Kawasan Danau Toba beserta
jajarannya yang telah mempermudah dan memberikan dukungan dalam
penelitian serta penulisan disertasi
9. Kepada semua teman angkatan 2016 Program Ilmu Administrasi Publik
Universitas Brawijaya atas kekompakan dan kebaikan yang telah diberikan
kepada penulis dari awal kuliah hingga penulisan disertasi. Tanpa adanya
hubungan baik serta proses saling mengisi dan membantu maka penulis tentu
tidak akan mampu menyelesaikan disertasi ini.
Siti Hajar
vii
RINGKASAN
viii
Rumusan masalah dalam disertasi ini adalah: 1) Bagaimanakah perencanaan
pengembangan potensi pariwisata kawasan Danau Toba?; 2) Bagaimanakah
standarisasi perencanaan pembangunan pariwisata kawasan Danau Toba?; 3)
Bagaimanakah proses interaksi antara lembaga yang terlibat dalam perencanaan
pembangunan pariwisata kawasan Danau Toba? 4) Bagaimanakah model
perencanaan pembangunan pariwisata kawasan Danau Toba.
ix
menghasilkan visi dan misi yang sama dalam membangun dan mengembangkan
pariwisata kawasan Danau Toba. Lembaga yang menjadi perpanjangan tangan
pemerintah pusat dan bertugas mengkoordinir pelaksanaan pariwisata kawasan
Danau Toba adalah BPODT yang harus mampu membawa perubahan pada
pariwisata kawasan Danau Toba. BPODT juga harus dapat membangun
kemitraan yang baik pada semua pemerintah daerah, masyarakat dan pihak
swasta untuk menyusun perencanaan yang komprehensif, terpadu, dan
terintegrasi. Kemudian dengan adanya perencanaan ini mampu menghasilkan
merancang standarisasi dalam sistem kerjasama pariwisata dan program
pariwisata yang mengarah komitmen bersama antar daerah di kawasan Danau
Toba.
x
SUMMARY
The formulation of the problems in this dissertation are: 1) What is the planning of
developing the tourism potential of the Lake Toba region ?; 2) What is the
standardization of Lake Toba region tourism development planning ?; 3) What is
the process of interaction between the institutions involved in Lake Toba's
xi
tourism development planning? 4) What is the Lake Toba region tourism
development planning model?
The results of the research found are, first, the development of Lake Toba
tourism in its planning must not only be seen from the 4 pillars but also how
economic potential, socio-cultural potential and environmental potential must be
seen. In terms of economic potential, tourism development in the Lake Toba
region has brought many changes to local communities and regions in 7 districts
in Lake Toba. However, if it is associated with the 4 pillars in tourism, there is still
much that needs to be addressed to support the development of tourism potential
planning. Lake Toba region has a tourist attraction that can be an advantage and
uniqueness of the region in the development of tourism.
Third, the targets in tourism development include managing all tourism potentials
professionally by involving all parties (government, community and business
actors) that are in line with the interests of tourism development, namely spatial
planning, increasing local revenue, arts and cultural development and
environmental preservation. This is also one of the reasons for developing a
master plan for the development of Lake Toba tourism, namely building
partnerships and community involvement and tourism stakeholders. Building
cooperation between stakeholders and interacting with each other can produce
the same vision and mission in developing and developing Lake Toba tourism.
The institution which is an extension of the central government and in charge of
coordinating the implementation of tourism in the Lake Toba region is the BPODT
which must be able to bring changes to the Lake Toba region tourism. BPODT
must also be able to build good partnerships with all local governments,
communities and the private sector to develop comprehensive, integrated and
integrated planning. Then the existence of this plan is able to produce a
standardized design in the system of tourism cooperation and tourism programs
that lead to joint commitment between regions in the Lake Toba region.
xii
Fourth, the preparation of Lake Toba region tourism development planning must
look at the dynamics of the development of tourism potential in each region of
Lake Toba region and be a regional advantage. Efforts made for tourism
development are to improve facilities that support integrated tourism
development, increase the capacity and capability of the regional government of
the Lake Toba region and then design regulations that lead to the development
and potential of superior and competitive tourism. However, tourism development
planning in the Lake Toba region is still experiencing obstacles due to the lack of
optimal interaction and coordination between institutions / between regions in
tourism development so that tourism in the Lake Toba region has not been well
managed.
The Lake Toba region is slightly different from other tourist areas, including the
management and implementation of tourism development and also in preparing
tourism planning and policies. So, the results of this study can also provide
recommendations for a concept or model in tourism development planning,
namely the concept of tourism area planning. This concept is intended that in the
development of tourism is carried out through institutional arrangements,
strengths and local values, the role of tourism groups, empowering and
developing the potential of natural resources and regional communities and
becoming a regional advantage in producing superior and competitive tourism
management.
xiii
KATA PENGANTAR
Penulis,
Siti Hajar
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
xv
3.6 Informan Penelitian …......................................................... 194
3.7 Analisis Data …................................................................... 196
3.7.1 Analisis SWOT …........................................................ 196
3.7.2 Analisis Data Kualitatif …............................................ 198
3.8 Keabsahan Data …............................................................. 200
xvi
7.2 Saran …............................................................................... 496
7.2.1 Saran Teoritis …......................................................... 496
7.2.2 Saran Praktis ….......................................................... 498
xvii
DAFTAR TABEL
xviii
DAFTAR GAMBAR
xix
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
xx
GLOSSARIUM
Aksara Batak Toba : Salah satu budaya yang menjadi khasnya Danau Toba,
dan menjadi bukti nyata aliran kepercayaan dan
peninggalan bersejarah
Badan Otorita : Lembaga perpanjangan tangan dari Pemerintah Pusat
untuk mengkoordinir pengelolaan dan pengembangan
suatu kawasan
BOPDT : Badan otorita Pariwisata Danau Toba
BOPKPDT : Badan otorita pengelola kawasan pariwisata Danau Toba
Danau Toba : Salah satu destinasi wisata yang berada di Provinsi
Sumatera Utara yang termasuk dalam kawasan strategis
pariwisata nasional
Destinasi : Tempat tujuan atau daerah tujuan
Destinasi Pariwisata : Kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih
wilayah administrasi yang di dalamnya terdapat daya
tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata,
aksesibilitas serta masyarakat yang saling terkait dan
melengkapi terwujudnya kepariwisataan
Destinasi Wisata : Suatu daerah spesifik yang dipilih oleh pengunjung atau
wisatawan untuk menetap atau dapat tinggal dalam
waktu tertentu
Industri Pariwisata : Kumpulan usaha pariwisata yang mempunyai keterkaitan
antara satu dengan yang lainnya dalam rangka
menghasilkan barang dan/atau jasa untuk pemenuhan
kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata
Good Governance : Suatu proses penyelenggaraan yang baik dan
diberlakukan dalam organisasi baik swasta maupun
pemerintah untuk pengambilan keputusan
Good Tourism : Proses pengelolaan pariwisata yang baik dan efektif yang
Governance/GTG berprinsip pada koordinasi dan sinkronisasi antar semua
pihak
Kabupaten : Pembagian wilayah administratif setelah provinsi yang
dipimpin oleh seorang Bupati.
Kawasan : Daerah yang memiliki ciri khas tertentu atau berdasarkan
pengelompokan fungsional kegiatan tertentu
Kawasan Pariwisata : Wilayah yang dikembangkan dan disediakan dengan
fasilitas dan pelayanan penunjang untuk memenuhi
kebutuhan kegiatan pariwisata dan kebutuhan wisatawan
itu sendiri
Kebijakan Pariwisata : Tindakan yang mempunyai metode atau cara dalam
menjalankan prosedur dan prinsip untuk pencapaian
tujuan sesuai dengan yang diharapkan dalam jangka
waktu yang telah ditentukan.
Kerangka Kerja : Sistematika dalam perencanaan yang dimulai dari
diagnosa permasalahan, perumusan dan tujuan serta
sasaran, penentuan alternatif sampai dengan tindakan
implementasi
KSN : Kawasan strategis nasional adalah wilayah yang
penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai
pengaruh yang sangat penting secara nasional terhadap
xxi
kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara,
ekonomi, sosial, budaya dan atau lingkungan, termasuk
wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia.
xxii
Perencanaan Pariwisata : Proses pengambilan keputusan di sektor pariwisata yang
dilaksanakan dalam berbagai tingkat, dari tingkat makro
sampai lokal atau lebih detil. Tiap level berfokus pada
pertimbangan yang kadang berbeda dan khusus
Pemerintah : Pelaksana dan fasilitator dalam perumusan kebijakan
dan pelaksanaan program pembangunan
Pihak Swasta : Pengelola pasar berdasarkan kesepakatan bersama
yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-
undangan. Pelaku sektor swasta mencakup perusahaan
swasta yang aktif dalam interaksi sistem pasar yang
mendukung dalam pencapaian tujuan pembangunan
nasional
Provinsi : Suatu satuan teritorial, seringnya dijadikan nama sebuah
wilayah administratif pemerintahan di bawah wilayah
negara atau negara bagian
Renstra : Dokumen perencanaan yang berorientasi pada hasil
yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1-5 tahun,
sehubungan dengan tugas dan fungsi SKPD serta
disesuaikan dengan memperhitungkan perkembangan
lingkungan strategis.
RIPPARDA : Rencana induk pengembangan pariwisata daerah
merupakan dokumen perencanaan kebijakan yang dibuat
oleh pemerintah daerah dalam hal mengatur
pembangunan pariwisata, dengan tujuan sebagai acuan
pedoman dalam perencanaan pembangunan pariwisata
di daerah sesuai dengan potensi-potensi wisata yang
ada, sehingga mampu menjadi daya tarik.
RIPPARNAS : Rencana induk pengembangan pariwisata nasional
adalah dokumen perencanaan pembangunan
kepariwisataan nasional untuk periode 15 (lima belas)
tahun terhitung sejak tahun 2010 sampai dengan tahun
2025
RIPPARPROV : Rencana induk pengembangan kepariwisataan provinsi
adalah dokumen perencanaan pembangunan
kepariwisataan provinsi untuk periode 15-25 tahun.
RIRD : Rencana induk dan rencana detil adalah dokumen
perencanaan yang bertujuan untuk memperkuat posisi
strategis KSPN
RPJM – Nasional : Penjabaran dari visi, misi dan program Presiden yang
penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional, yang
memuat strategi pembangunan nasional, kebijakan
umum, program kementerian/lembaga dan lintas
kementerian/lembaga, kewilayahan dan lintas
kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang
mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh
termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang
berupa kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang
bersifat indikatif.
RPJM – Daerah : Rencana pembangunan jangka menengah daerah adalah
dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk
periode 5 (lima) tahunan yang merupakan penjabaran
xxiii
dari visi, misi dan program kepala daerah dengan
berpedoman pada RPJP Daerah serta memperhatikan
RPJM Nasional
RTR : Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang
RTRW : Rencana tata ruang wilaayah adalah dokumen yang
mencakup arahan kebijakan dan strategi
pemanfaatan ruang wilayah negara yang dijadikan acuan
untuk perencanaan jangka panjang
Stakeholders : Suatu masyarakat, kelompok, komunitas ataupun individu
manusia yang memiliki hubungan dan kepentingan
terhadap suatu organisasi atau perusahaan.
SWOT : Salah satu teknik yang digunakan untuk menganalisis
faktor-faktor internal, sehingga diketahui apa yang
menjadi kekuatan dan kelemahan. Tidak hanya
menganalisis faktor internal saja akan tetapi juga
melakukan analisis terhadap faktor-faktor eksternal yang
bertujuan untuk mengetahui peluang dan ancaman
Theory in Planning ( : Perencanaan dianggap sebagai serangkaian prosedur
Procedural planning) dan tahapan untuk pencapaian tujuan yang bergantung
kepada aspek administratif
Theory of Planning : Substansi yang harus diketahui dan dipahami oleh
(Substantive planning) seorang perencana yaitu metode dan konsep yang tepat
yang bertujuan untuk menemukan solusi-solusi dalam
pemecahan masalah
Visi : Suatu pandangan ke depan yang menggambarkan arah
dan tujuan yang ingin dicapai serta menyatukan
komitmen seluruh pihak yang terlibat dalam
pembangunan pada seluruh pihak yang terlibat dalam
pencapaian sasaran pembangunan
Wisata : Kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu
untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau
mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi
dalam jangka waktu sementara.
Wisatawan : Orang yang melakukan wisata
xxiv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
yang terkait dengan kemampuan sumber daya baik sumber daya alam maupun
daerah melalui sumber daya yang dimiliki sehingga menjadi kekuatan pemerintah
yang mencakup satu kesatuan wilayah atau daerah baik secara nasional
maupun regional.
pembangunan daerah yang telah diatur dalam kebijakan tersebut. Namun, dalam
pencapaian tujuannya sehingga hasil yang diperoleh tidak maksimal atau tidak
manusia, kelembagaan, sumber daya fiskal, infrastruktur yang buruk, dan juga
melalui peningkatan kemampuan sumber daya yang dimiliki, maka hal ini dapat
menjadi salah satu penguatan daerah yang dapat dilakukan oleh pemerintah
kebijakan otonomi daerah. Inilah menjadi salah satu faktor yang mendorong
daerah adalah sektor pariwisata. Sejak 2 (dua) dekade terakhir ini, sektor
masyarakat.
kultural dan intelektual. Pariwisata adalah potensi yang besar dalam peningkatan
kualitas hubungan antar manusia dan antar bangsa sehingga terjalin hubungan
kepariwisataan.
ditujukan untuk mengelola sumber daya dan menciptakan nilai tumbuh secara
pembangunan yang dilakukan harus dapat menggali seluruh potensi yang ada
potensi cultural dan potensi lainnya yang harus diupayakan dan diberdayakan
potensi sumber daya, kekayaan alam dan budaya dalam meningkatkan kualitas
tersebut selain memiliki keunggulan yang khas dan juga dapat memberikan
oleh daerah baik yang berasal dari alam, budaya dan adat istiadat, serta salah
membangun daerahnya.
dan antar bangsa sehingga terjalin hubungan yang saling pengertian, saling
dan diversifikasi berkelanjutan dan menjadi salah satu sektor ekonomi yang
pertumbuhan yang positif yaitu 25 juta orang (1950), 278 juta orang (1980), 528
kunjungan wisatawan nusantara di tahun 2014 yaitu 251 juta sedangkan di tahun
2015 yaitu 255 juta dan kunjungan wisatawan mancanegara di tahun 2014 yaitu
9,4 juta sedangkan di tahun 2015 yaitu 10,4 juta ; 2) perolehan devisa di sektor
pariwisata pada tahun 2014 yaitu 134 triliun (rupiah) sedangkan di tahun 2015
tenaga kerja juga mengalami peningkatan yaitu tahun 2014 tenaga kerja yang
terserap sebanyak 10,3 ribu orang dan tahun 2015 sebanyak 11,3 ribu orang.
naik 3,03 persen dibanding jumlah kunjungan pada Desember 2016, yaitu dari
1,11 juta kunjungan menjadi 1,15 juta kunjungan. Demikian juga, jika
8
Desember 2017 mengalami kenaikan sebesar 8,00 persen. Selama tahun 2017,
jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 14,04 juta kunjungan atau naik
21,88 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada tahun 2016
dalam perkembangan ekonomi global. Elliot (1997: 4), bahwa pariwisata sangat
penting dalam kegiatan ekonomi, dan menjadi salah satu industri terbesar di
lokal dapat berubah menjadi baik dan buruk. Pariwisata juga dapat menjadi
sumber perdamaian dan pemahaman yang lebih baik antara masyarakat yang
berbeda dengan membawa mereka lebih erat bersama secara ekonomi dan
budaya yang hidup dalam masyarakat, kelestarian dan mutu lingkungan serta
kepentingan nasional.
9
kewilayahan seperti Danau Toba, dan Bromo Tengger Semeru (dan termasuk
Kepulauan Seribu, dan Kota Tua Jakarta, Borobudur, Bromo Tengger Semeru,
Labuan Bajo dan Wakatobi) dan Special Economic Zone (Tanjung Kelayang,
Danau Toba menjadi salah satu destinasi wisata yang diprioritaskan yang
diatur dalam PP No. 50 Tahun 2011 tentang RIPPARNAS, maka Tindak lanjut
dan pengembangan kawasan pariwisata Danau Toba dan BOPKPDT ini dilantik
2016.
diatur Peraturan Presiden (Perpres) No. 49 Tahun 2016 tentang Badan Otorita
Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba. Kemudian pada tahun 2019 nama
Indonesia mengenai Pariwisata dan Arahan Presiden pada Sidang Kabinet Awal
Toba menjadi salah satu dari sepuluh KSPN yang diprioritaskan untuk
dikembangkan.
dan memiliki berbagai keunggulan secara ekonomi. Sesuai dengan fakta, bahwa
Batam merupakan salah satu daerah yang tidak pernah mengalami krisis
khusus Batam ini dinilai sangat baik sehingga dapat mendukung perkembangan
investasi di Batam.
Toba. Danau Toba adalah salah satu destinasi wisata yang dikelompokkan pada
Tourism Authority Board yang dikelola oleh suatu lembaga yang diberi nama
di luar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang sudah ada sebelumnya, adalah
bagaimana wisata dikembangkan dalam ruang sosial budaya batak dan alam
dalam arti wisata berkembang tetapi sosial budaya dan alam kawasan Danau
Toba tidak rusak bahkan keunikan dan kekhasan alam serta budaya yang ada di
kawasan Danau toba dapat menjadi daya tarik dan sekaligus media
belum tersusun sampai dengan akhir tahun 2017, dan masih berbentuk
masterplan.
Danau Toba menjadi satu dan terpadu serta terintegrasi karena dengan adanya
Namun, tiga hal penting tersebut juga menjadi permasalahan yang harus
penyatuan visi dan misi dan persamaan komitmen di setiap kabupaten yang
Hong (2008), bahwa daya saing di sektor pariwisata sangat dibutuhkan dan
optimal dan pengembangan masa akan datang. Penjelasan dari Hong ini,
pendapatan daerah.
Utara yang dikelilingi oleh 7 (tujuh) Kabupaten yaitu Simalungun, Toba Samosir,
kedalaman sekitar 450 m, dengan panjang 87 km dan lebar 27 km. Danau Toba
juga dikenal sebagai danau terdalam sekaligus danau terbesar dunia ke-2
14
setelah Danau Victoria yang terletak di Afrika. Inilah salah satu alasan Danau
Toba menjadi destinasi pariwisata prioritas di Indonesia dan juga menjadi daerah
Toba selama tahun 2012 – 2013 adalah ± 30.94% dengan kontribusi terhadap
devisa Negara hanya US $ 10,680 ribu. Badan pusat statistik (BPS) Provinsi
Sumatera Utara mencatat bahwa selama tahun 2009 – 2014 kontribusi sektor
sekitar kawasan Danau Toba rata-rata hanya 0.68%. PDRB perkapita di 7 (tujuh)
sejak kawasan Danau Toba menjadi kawasan strategis pariwisata nasional yang
kawasan Danau Toba di tahun 2017 yaitu 12,02%. Adapun data yang diperoleh
dari BPS Provinsi Sumatera Utara, jumlah wisatawan tahun 2016 sebanyak
Danau Toba dapat dikatakan sangat baik. Terlebih lagi pada daerah yang
memang berada pada titik khususnya kawasan Danau Toba seperti Kabupaten
masuk kawasan Danau Toba yang tercepat dari jalur udara dan darat juga
pariwisata.
seperti yang terlihat pada tabel 1.1. Kabupaten Samosir mengalami peningkatan
81% PAD, dihasilkan dari sektor pariwisata yang paling terbesar, meliputi dari
pajak hotel, restoran, hiburan dan reklame yaitu terjadi peningkatan sekitar 105%
dari tahun 2016 sebesar 6,94 M dan tahun 2017 14,2 M. Kabupaten Tapanuli
Utara yang mengalami peningkatan sekitar 9% yang berasal dari pajak hotel dan
retribusi daerah (jasa), yaitu pada tahun 2016 sebesar 2,94% dan tahun 2017
anggaran yang cukup besar untuk pembangunan infrastruktur dan utilitas dasar
kawasan Danau Toba yaitu sebanyak Rp 4,04 triliun pada tahun 2020. Alokasi
yang dialokasikan ini sebagai upaya untuk mewujudkan Danau Toba wisata
destinasi dunia yang akan disebut Bali baru di Indonesia. Kemudian, pemerintah
juga perlu dukungan dari masyarakat yang ada di Danau Toba untuk
Toba harus dapat membuat atraksi yang berkelas internasional karena Danau
(https://traveling.bisnis.com/read/20191015/224/1159248/pembangunan-danau-toba-
pemerintah-pusat-gelontorkan-dana-rp404-triliun)
Danau Toba sebesar Rp 2,2 triliun, destinasi wisata yang menerima dana
kawasan Danau Toba menjadi semakin baik dan mampu meningkatkan jumlah
Danau Toba meningkat menjadi 300.000 ribu yang sebelumnya di tahun 2019
kawasan Danau Toba yang sudah memadai dan bagus. Dengan adanya target
menjadi salah satu semangat dan motivasi pimpinan daerah untuk terus
yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017
yang baik dan berkualitas adalah dengan merumuskan dan menyusun agenda
Indonesia terdapat dua jenis dokumen yaitu Rencana Strategis (RENSTRA) dan
kesatuan wilayah atau daerah baik secara nasional maupun regional. Kedua
anggaran.
18
yang tepat dan terbukti secara nyata. Dengan demikian, fenomena tersebut
teori perencanaan itu tidak dapat berdiri sendiri untuk memecahkan masalah-
masalah yang terjadi sehingga membutuhkan kontribusi dari bidang ilmu lainnya.
planning. Ketiga teori ini merupakan tipologi dari keterkaitan teori dan
dan theory for planning) bahwa perencanaan merupakan sebagai proses berpikir
dan praktek professional. Perencanaan itu berkaitan dengan gagasan atau ide
19
berpikir dan mewujudkan apa yang telah diputuskan dari hasil berpikir.
professional, maka perlunya kerangka kerja untuk berpikir dan sebagai pedoman
tindakan di masa depan. Kerangka kerja ini juga sebagai sistematika dalam
perencanaan ini juga didukung berdasarkan analisis fakta, teori dan nilai-nilai
dasar informasi atau fakta dan data yang akurat yang serta didukung oleh nilai-
nilai kehidupan, maka dapat menciptakan sistem perencanaan yang baik dan
berkualitas.
Namun, penyusunan perencanaan juga bukan hanya proses pada apa yang
20
dikerjakan oleh pemerintah saja, namun juga terkait dengan pihak yang lain.
Seperti yang dikemukakan oleh Elliot (1997) bahwa perencanaan itu meliputi
terhadap keputusan ekonomi yang diambil dalam jangka tertentu. Sjafrizal (2014)
juga menjelaskan bahwa cara atau teknik untuk mencapai tujuan pembangunan
secara tepat, terarah dan efisien sesuai dengan kondisi negara atau daerah
menimbulkan hubungan yang sebab akibat. Ketiga aspek tersebut juga menjadi
pariwisata tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Hubungan aspek ekonomi
kawasan Danau Toba menjadi kinerja yang baik juga bagi setiap pemerintahan
daerah yang berada di kawasan itu. Tidak hanya kerja keras tapi juga harus
daerah baik regional maupun nasional harus dapat melihat kebijakan pariwisata
kebijakan industri pariwisata. Dengan demikian, perlunya sikap yang dinamis dari
pariwisata.
antar sektor, antar wilayah dan antar potensi yang berkaitan dengan pariwisata.
dengan RIPPARNAS di pasal 2 ayat (1), ada empat unsur utama dalam
22
Balitbang Provinsi Sumatera Utara Tahun 2017, telah disusun rencana aksi di
tingkat Provinsi dan ditanda tangani para bupati dan Gubernur Sumatera Utara
Danau Toba diantaranya penghentian budi daya Keramba Jarung Apung (KJA),
pelaku usaha, penataan sumber daya air, pembangunan sarana tranportasi dan
pengadaan sarana dan prasarana air limbah. Dengan adanya rencana aksi,
aksi tersebut, bukan hanya sebagai sebuah kebijakan namun menjadi solusi
23
penting dalam membangun koordinasi antar daerah yang selama ini menjadi
Rencana aksi bukan hanya sekedar sebuah kebijakan yang berupa lembaran
Danau Toba. Hal ini sesuai dengan yang direkomendasikan oleh tim peneliti
Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten di sekitar kawasan Danau Toba melalui
Utara. Namun, RIPPARPROV Sumatera Utara hingga akhir tahun 2017 belum
Danau Toba.
lebih baik.
pariwisata harus selaras dengan tujuan, nilai dan aspirasi sosial budaya, ekologi
warisan dan komunitas tuan rumah, karena hal ini penting untuk merangsang
dalam atraksi dan acara budaya dan sejarah, peningkatan industri pariwisata
Danau Toba tidak direncanakan dengan baik maka akan menimbulkan masalah-
masalah sosial dan budaya yang juga akan berimbas kepada masalah ekonomi
Danau Toba?
Danau Toba?
1. Manfaat teoritis
publik.
29
2. Manfaat Praktis
kinerjanya.
KAJIAN PUSTAKA
Danau Toba. Adapun penelitian terdahulu ini berasal dari hasil penerlitian yang
1. Joana Almeida, et.al (2017) yang berjudul A Framework for Conflict Analysis
30
31
formal dan informal. Jika kemitraan ada dalam berbagai jadwal, masa
terhadap isu-isu kritis dan kondisi pariwisata saat ini, pengetahuan mereka
proses perencanaan dan model tata kelola yang efektif untuk wilayah
mereka. Penelitian ini didasarkan pada data kuantitatif dan kualitatif yang
dalam proses perencanaan. selain itu, visi yang sempit dari para pemangku
4. Beiley Ashton Adie, Alberto Amore (2020) yang berjudul Transnational World
Negara. Karya ini menganalisis metagovernance dari bagian Italia dari Pile
bahwa ada kegagalan tata kelola dan metagelola yang spesifik karena
tape pita merah. Dengan demikian, ada kebutuhan untuk lebih banyak mode
33
respon dan pemulihan dari bencana. Namun, hal ini banyak mengalami
6. Dan Lin and David Simmons, (2017) yang berjudul Structured inter-network
Cina Selatan tidak bisa dalam perumusan dan pelaksanaan rencana tujuan
Negara dan non-negara, terletak pada skala geografis yang berbeda dari
34
kontribusi utama dalam konteks ini yaitu pertama, adanya pola baru
7. Roberto Sisto, Antonio, Mathijs van Vliet (2018) yang berjudul Stakeholder
pendekatan partisipatif.
indeks perencanaan lokal). Namun, hasil yang diperoleh dalam penelitian ini
untuk berpartisipasi sedangkan yang lain tidak aktif terlibat. Implikasi dari
hasil penelitian ini ada 2 (dua), yaitu menekankan faktor-faktor politik atau
sosial lokal dan tidak hanya kapasitas administrative, adanya perspektif yang
9. Zhanfeng Guo, dan Li Sun, (2016) yang berjudul The Planning, Development
China.
36
10. Dianne Dredge and Tazim Jamal, (2015) yang berjudul Progress in Tourism
Production.
pariwisata ke depan.
37
11. Sam Cole, (2015) yang berjudul Space Tourism: Prospects, Positioning and
Planning.
12. Eva Parga Dans, and Pablo Alonso Gonzalez, (2018) yang berjudul The
13. Jasper Heslinga and Vanclay Peter Groote, Peter and Vanclay, (2018) yang
Sea Region.
Analisis isi dari kebijakan lokal dan dokumen perencanaan merupakan alat
waktu. Terdapat tiga saran dalam penelitian ini yaitu pertama memahami
kebijakan yang lebih baik. Kedua, analisis isi dari dokumen-dokumen masa
lalu dapat menjadi alat yang membantu dan efektif untuk secara sistematis
mengungkapkan pola-pola masa lalu yang telah membentuk situasi saat ini.
Ketiga, ada potensi besar bagi sinergi antara pariwisata dan lanskap dan
juga harus ada fokus yang lebih besar dalam merancang kebijakan dan
perencanaan.
39
Values.
dan meningkatkan posisi mereka untuk bernegosiasi dengan pihak lain, baik
itu otoritas lokal atau nasional, sektor swasta atau lembaga pembangunan
internasional.
15. Z.H.Fu, et.al (2017) Integrated Planning For Regional Development Planning
Xining, China
efektif, pola pemanfaatan sumber daya air dan perencanaan populasi, dan
untuk lebih memahami tradeoffs antara ekonomi, sumber daya air, populasi
16. Nese Yilmaz Bakir, et.al (2018) Planned Development Versus Unplanned
holistik yang dibuat pada awal, dan bahwa kerusakan ini terutama
fokus pada sewa dan sejajar dengan berbagai kepentingan ini bertentangan
ini adalah mengidentifikasi potensi yang dimiliki oleh daerah yang mengelilingi
Tabel 2.2 ini, menjelaskan perbedaan teori perencanaan yang ada dalam
penelitian sebelumnya. Teori perencanaan ini terbagi menjadi tiga teori yang
57
perencanaan.
3. Theory for Planning, yaitu berkaitan dengan teori yang berasal dari bidang
perencanaan.
1. Theory of Planning
2. Theory in Planning
58
kawasan Danau Toba. Hal ini juga terkait denga proses interaksi antara
pubik.
Makmur dan Thahier (2016: 52), bahwa apabila dilihat dari fokus dan
lokus arah materi yang terkandung dalam administrasi, maka dapat dibagi tiga
pasang pengertian administrasi, yaitu pertama, administrasi dalam arti luas dan
dalam arti sempit, kedua administrasi Negara atau publik dan administrasi bisnis,
dan ketiga administrasi sebagai imu dan administrasi sebagai profesi. Ketiga
senantiasa saling menguatkan satu sama lain dan menciptakan kekuatan serta
diartikan proses kerja sama manusia dalam satu wilayah tanpa ada batasan
sebuah proses yang dilakukan oleh sekelompok orang, untuk pencapaian tujuan
tujuan yang telah ditetapkan dan memberikan manfaat melalui koordinasi dan
merupakan sebuah proses pemikiran rasional dan penalaran yang matang dalam
60
jangka waktu yang panjang secara efisien dan efektif dalam mewujudkannya.
sulit disepakati, seperti yang dikutip Stillman II (Keban, 2008: 5) sebagai berikut:
kepada publik.
menjadi bagian dari proses politik yang sangat berbeda dengan cara-cara
Akhir tahun 1980 dan awal tahun 1990 telah terjadi transformasi sektor
yang birokratis, hirarkis dan kaku berubah menjadi bentuk manajemen publik
yang fleksibel dan berbasis pasar. Denhardt and Dehardt (2003), membagi
1987 - 1997; 2) paradigma New Public Management (NPM) sekitar tahun 1990 -
2000; 3) paradigma New Public Service (NPS) sekitar tahun 2000 - sekarang.
dunia ke-2. Munculnya konsep ini adalah hasil pemikiran yang lahir dari para
pakar administrasi Negara, yang cenderung kecewa melihat hasil dari pasca
perang dunia ke-2, yaitu banyaknya Negara-negara bekas jajahan menjadi hilang
bekas jajahan tersebut mengalami trauma yang cukup berat untuk memulai
untuk memulai kehidupan yang baru dengan penuh damai dan tenteram.
(modern).
tersebut menjadi pikiran utama bagi para pakar ilmu administrasi Negara untuk
adalah suatu organisasi bagi usaha pembangunan sosial ekonomi yang bersifat
pembangunan, apabila dilihat dari asal terciptanya maka konsep ini bersumber
66
sebagai berikut:
Penyempurnaan Untuk Mendukung:
Administrasi Negara 1. Proses perumusan kebijaksanaa-
a. Kepemimpinanan, kebijaksanaan dan program-
Koordinasi, program pembangunan. Sering
Pengawasan tercermin dalam suatu rencana Perubahan-
b. Administrasi pembangunan atau suatu perubahan ke arah
fungsionil kerangka kebijaksanaan yang
kepegawaian, konsisten 1. Modernisasi
keuangan, sarana- (dalam proses administrasi 2. Pembangunan
sarana lain, dan maupun proses politik) Bangsa
perlembagaan 3. Pembangunan
ADMINISTRASI dalam arti sempit 2. Tata pelaksanaannya secara Sosial Ekonomi
PEMBANGUNAN (The Development of efektif (instrumen = administrasi
Administration) pembangunan)
Penyempurnaan
Administrasi
perencanaan dan Substansi Kebijaksanaan-
pelaksanaan kebijaksanaan dan program-program Partisipasi
pembangunan pembangunan dalam berbagai
Masyarakat
bidang: politik, ekonomi, sosial,
(The Administration budaya, hankam dan lain-lain
of Development)
69
70
yang baik dan efektif. Proses keduanya juga didukung oleh kebijaksanaan dan
media).
membawa perubahan ke lebih baik dengan melihat dari semua sisi yaitu sumber
terintegrasi dengan sektor lainnya melalui koordinasi yang baik dan efektif.
efektif yang dilakukan oleh pemimpin yang andal dan mampu berkomunikasi
dengan semua pihak dalam membangun interaksi atau hubungan baik di semua
pariwisata yang mampu berdaya saing di tingkat nasional dan internasional dan
2.4 Perencanaan
pembangunan yang dikemukakan oleh Nurman (2015: 130), yaitu tindakan yang
dimiliki sebagai tata pola untuk pembaharuan dan pencapaian tujuan secara
lebih bersifat komunikatif atau bottom up. Namun, Churchil (Elzafina, 2011:2)
berpendapat bahwa “If you fail to plan, you plan to fail” (Jika anda gagal
adalah bahwa apabila kegagalan dalam merencanakan sama halnya dengan kita
mempunyai keinginan untuk hidup lebih baik dan memiliki keinginan maju di
berbagai kebutuhannya baik secara spiritual maupun material yang tidak terukur
batas kualitas dan kuantitasnya. Namun, pada sisi yang berbeda, bahwa
ruang dan waktu). Maka, manusia itu harus bisa merencanakan sesuatu dalam
tersebut.
74
Wihatnolo dan Dwidjowijoto (2006: 6), terdapat dua asumsi dalam tindakan
agar sumberdaya alam yang terbatas itu dapat bertahan lebih lama untuk
Pertengahan abad 20 teori baru yang muncul itu teori tentang perilaku,
lingkungan fisik mendasari teori sistem dan perilaku. Selanjutnya akhir abad 20,
muncul teori yang diharapkan dapat memecahkan masalah yaitu radical planning
yang ada secara radikal (keseluruhan) agar menjadi kondisi yang diinginkan dan
(planning theory) terkait 3 (tiga) teori, yaitu theory of planning (yang menekankan
dengan yang dijelaskan oleh Faludi (1973), yaitu ada 2 (dua) teori dalam
menjabarkan perbedaan antara kedua teori ini, terkait dalam posisi keduanya
dalam ilmu perencanaan, namun kedua teori ini dibutuhkan untuk perencanaan
75
dan theory in planning yaitu dengan memahami teori perencanaan yang sudah
ada sebelumnya dan digunakan untuk memetakan masalah. Hal ini terkait
Pemisahan yang dilakukan oleh Faludi pada kedua teori tersebut (theory
menghasilkan rencana dan secara umum teori ini bergantung kepada aspek
kedua, bahwa terdapat substansi atau teori yang perlu diketahui dan dipahami
oleh perencana untuk mencapai tujuan yang diinginkan, atau dengan kata lain
perencana mencari konsep dan metode yang tepat untuk menemukan solusi-
planning dan substantive planning tidak dapat dibedakan atau dipisahkan. Faludi
(1973) dalam prakteknya kedua teori ini harus dapat berkolaborasi sehingga
menghasilkan perencanaan yang efektif. Ini juga terkait harus adanya kesetaraan
dan kesesuaian dengan bidang ilmu yang lainnya, maka seorang ahli perencana
juga membutuhkan para ahli di bidang ilmu yang lain dalam perancangan
jelas antara procedural planning dan substantive planning, namun hubungan ini
adanya suatu kritikan yaitu tidak adanya nilai politik serta adanya pengabaian
keputusan.
sesuai dengan hasil pemikiran tersebut. Faludi (1983: 18), menjelaskan bahwa
masa depan. Conyers dan Hills (1984: 3), bahwa perencanaan sebagai praktek
bersumber dari ide atau gagasan yang berkaitan dengan bagaimana melakukan
perencanaan dan berkaitan dengan cara-cara untuk mewujudkan apa yang telah
menjadi hasil pemikiran yang mempunyai tujuan di masa yang akan datang.
menjelaskan secara umum bahwa teori perencanaan terkait dalam 3 (tiga) hal,
tindakan manusia yang mempunyai orientasi ke masa depan (dilihat dari sudut
kegiatan), apabila dilihat secara rasional, maka perencanaan terkait proses yang
yang berorientasi kepada jenis masalah yang akan ditindak lanjuti dan diberikan
solusinya.
is), tapi harus interpretatif, aplikatif, adaptif dan pembelajaran. Hal ini juga
langkah yang meliputi pengumpulan data serta informasi yang deskriptif, analistik
dan mengambil hasil keputusan yang paling baik selanjutnya melakukan revisi.
komperehensif meliputi konsep dan analisis dari berbagai bagian organisasi yang
masyarakat.
perencanaan selalu mengalami perkembangan baik dari segi teori dan praktek.
administrasi. Tetapi mekanisme, tata kerja dan proses analisa dalam perumusan
Diagnosis Masalah
Perumusan Tujuan
Analisis Kelayakan
Evaluasi
Tidak ?
?
Ya
Implementasi
komponen adalah:
1. Diagnosis Masalah
81
yang ada, berupa isu-isu yang berkembang dan dikembangkan. Bila tidak
ada isu dan masalah tentu tidak aka nada kebutuhan dan tindakan.
2. Perumusan Tujuan
panjang.
perkiraan sangat tergantung pada data, informasi yang kita miliki dan
4. Pengembangan Alternatif
82
Suatu rencana yang baik tidak akn keluar dari serangkaian alternative.
5. Analisis Kelayakan
dipertimbangkan lebih dahulu, namun yang sering terjadi justru hal ini
6. Evaluasi
7. Pelaksanaan (Implementasi)
perencanaan yang baik juga harus didukung oleh data dan informasi yang akurat
program, proyek dan prosedur yang bertujuan untuk pencapaian tujuan yang
berjalan dengan baik. Seperti yang dikemukakan oleh Rinaldi (2016: 80), bahwa:
84
pembangunan.
Abe (2005: 9), terdapat syarat yang harus disiapkan daerah dalam penyusunan
perencanaan, yaitu:
mengaktualisasikan aspirasinya.
adanya upaya policy reform pada segenap segi dan sektor yang di
mengganggu.
yang baik antara daerah yang satu dengan daerah yang lain.
yang satu dengan yang lain karena setiap daerah mempunyai potensi
yang berbeda.
Sejalan dengan syarat yang dijelaskan di atas, maka perencanaan juga terkait
dan optimis. Bersifat pesimis berdasarkan atas kepercayaan bahwa apa yang
diinginkan tidak akan terjadi. Sedangkan yang bersifat optimis berdasarkan atas
dan Hills (1984: 74-75), bahwa dalam perencanaan terdapat beberapa tahapan,
yaitu
(1984:75) merupakan sebuah siklus. Proses dari tahapan tersebut berjalan terus
selanjutnya.
daerah atas inisiatif dari pemerintah daerah. Adapun tahapan yang dikemukakan
Abe adalah
Penentuan
Anggaran
Langkah-
langkah
Rumusan
Tujuan
Identifikasi
Daya Dukung
Perumusan
Masalah
Penyelidikan
yang tidak bisa ditawar. Dengan demikian, proses penyelidikan tidak lain dari
proses mengajak masyarakat untuk mengenali tidak lain dari proses mengajak
88
hadapi.
Data atau informasi yang telah dikumpulkan diolah sedemikian rupa sehingga
daripadanya diperoleh gambaran yang lebih lengkap, utuh dan mendalam. Untuk
informasi, data atau pengalaman hidup massa rakyat. Proses analisis sendiri
bermakna sebagai tindakan untuk menemukan kaitan antara satu fakta dengan
Fakta -
Pengalaman
Mengurai
Kesimpulan Fakta
Analisis
masukan, data yang dihimpun benar-benar merupakan apa yang dirasakan dan
apa yang menjadi keprihatinan dari masyarakat sesuai dengan fakta dan
masyarakat.
target yang telah ditetapkan. Daya dukung akan sangat tergantung pada: a)
Persoalan yang dihadapi; b) Tujuan yang hendak dicapai; serta c) aktivitas yang
akan dilakukan. Daya dukung yang dimaksudkan bisa bermakna ganda: a) Daya
dukung kongkrit, actual, ada tersedia; b) Daya dukung yang merupakan potensi
(aka nada, atau bisa diusahakan). Pemahaman mengenai daya dukung ini
waktu yaitu tujuan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
Berdasarkan sifatnya yaitu tujuan taktis dan tujuan strategis. Bagi masyarakat,
dilakukan. Proses ini merupakan proses membuat rumusan yang lebih utuh
tindakan akan memuat: a) Apa yang hendak dicapai; b) Kegiatan yang hendak
bertanggung jawab atas apa); d) Waktu (kapan dan berapa lama kegiatan akan
berbeda-beda.
atau sumber daya yang tersedia. Penyusunan anggaran ini akan sangat
sama halnya seperti yang dikemukakan oleh Faludi (1973: 35), bahwa
depan.
Keterlibatan masyarakat ini dapat memberikan arahan dan informasi yang sesuai
tindakan untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Ini adalah tingkat
bahwa perencanaan dilihat sebagai suatu alat atau cara untuk mencapai tujuan,
combination)
kegiatan usahanya.
5. Dengan adanya rencana maka akan adanya suatu alat pengukur atau
dapat dikatakan sebuah pilihan keputusan untuk menata masa depan, dengan
sebuah proses dan metodologi yang tepat serta mengeleminasi berbagai faktor
perencanaan.
yang harus dilakukan organisasi dalam pencapaian tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan.
93
adanya hubungan antar Negara yang menjadi lebih kompleks dan global. Veal
tujuan tersebut.
Serikat tat kala sedang mengalami krisis ekonomi di tahun 1970-an. Sejak saat
strategis seperti yang dikemukakan oleh Bryson (2011:46) yaitu: 1) Memulai dan
implementasi yang efektif; 10) Menilai kembali strategi dan proses perencanaan
strategis.
lagi. Terkait dengan hal itu, bahwa perencanaan juga merupakan suatu tindakan
yang tepat dalam melakukan perubahan. Dengan demikian, dapat diklaim bahwa
menjadi organisasi (atau entitas lainnya), dan mengapa organisasi (atau entitas
lainnya) mengerjakan hal-hal seperti itu. Pernyataan ini, seiring dengan yang
TINDAKAN/AKSI
dalam terdapat rumusan visi, misi, isu-isu strategis dan strategi pelaksanaan.
Maksudnya bahwa setiap dalam suatu perencanaan harus memiliki visi dan misi
yang jelas, yang dirumuskan berdasarkan isu-isu strategis yang terjadi di dalam
pelaksanaan yang harus dilakukan untuk mencapai visi dan misi tersebut.
Ketiga, tindakan aksi yang merupakan implementasi dari program atau proyek
dimana setiap bidang atau sektor saling berkaitan dan saling mempengaruhi.
keterpaduan dan sinergi pembangunan antar dinas dan instansi atau antar
Riggs (1986: 13), bahwa strategi pembangunan yang berdasarkan pada tuntutan
keseimbangan (keselarasan), tidak hanya dilihat dari segi ekonomi, namun juga
terkait. Proses ini juga dapat mendukung iklim pertumbuhan yang baik sehingga
bidang.
Pembangunan dapat bersifat fisik dan non fisik, proses dan tujuan, dan
masyarakat.
kemerdekaan nyata yang dinikmati oleh masyarakat). Hajar dan Tanjung (2016),
satu menuju kondisi yang lain, dan dipandang lebih baik dan berharga. Demikian,
Indonesia, salah satu sektor yang berkaitan dengan program pembangunan dan
masyarakatnya dan juga kemajuan suatu daerah dapat diukur dari besarnya
angkatan kerja yang telah berhasil diserap melalui kegiatan pembangunan yang
penting seperti visi dan misi pembangunan, kondisi dan potensi daerah,
prioritas program pembangunan dapat dirinci dan lebih spesifik apabila semua
pembangunan hanya dapat diperoleh jika aspirasi dan tuntutan itu dijadikan
suatu informasi yang diterima oleh pemerintah dari para pemangku kepentingan.
Seperti yang diungkapkan oleh Rinaldi (2016) bahwa sistem kerja yang tercipta
berdasarkan hasil dari kerjasama dan integrasi yang baik antara pemerintah
dimilikinya serta yang berisi peluang dan kesempatan untuk berkembang dengan
swasta.
wilayah administrasi. Tetapi mekanisme, tata kerja dan proses analisa dalam
dilakukan dengan sengaja oleh pemerintah untuk mencapai sasaran dan tujuan
yang disesuaikan dengan kondisi, aspirasi dan potensi daerah yang dimiliki oleh
administrasi.
bawah, sektoral atau bidang yang diakomodir dan diselaraskan delam sebuah
perencanaa yang sistematis dan dinamis. Mangiri (2000), bahwa terdapat empat
besar daripada sumber daya atau potensi yang tersedia di daerah. Maka,
daerah secara efektif dan efisien dapat memberikan hasil yang optimal melalui
106
sumber pembangunan secara efektif dan efisien juga harus dapat memobilisasi
masyarakat ke arah perubahan baik dari segi ekonomi maupun sosial sehingga
Indonesia.
Berdasarkan secara fakta dan data yang ada bahwa peran pemerintah
yang dilakukan tidaklah seperti yang jabarkan di atas. Hal ini disebabkan karena
pariwisata. Pernyataan ini juga dikuatkan oleh Sitorus, et.al (2016) yang
kategori tokenisme yaitu sekedar justifikasi dan partisipasi sering menjadi semu.
tercipta mata rantai interaksi dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
ditentukan dan diukur sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Berdasarkan
waktu, juga harus mempunyai sasaran dan target pembangunan secara jelas
1. Bersifat Makro
Sasaran dan target ini bersifat menyeluruh, seperti pertumbuhan
ekonomi, kemakmuran masyarakat, kemiskinan dan distribusi
pendapatan, penyediaan lapangan kerja dan pengangguran,
kemampuan keuangan daerah dan kebutuhan investasi.
2. Bersifat Sektoral
Sasaran dan target ini berkaitan dengan kemajuan yang dicapai oleh
sektor yang bersangkutan, misalnya jumlah produksi, penciptaan
lapangan kerja, ekspor, impor, dan lainnya.
3. Bersifat Wilayah
Sasaran dan target ini berkaitan dengan pembangunan pada wilayah
tertentu untuk unsur-unsur makro dan sektoral tersebut.
pelaksanaannya sasaran dan target juga harus dilakukan dengan cara atau
dan terarah.
harus melihat kondisi, potensi yang dimiliki oleh suatu daerah dan juga kualitas
dan sasaran pembangunan daerah. Maka, strategi yang dilakukan juga harus
maju dan berhasil, karena melalui sistem ini dapat mendorong peran serta
kelembagaan, sumber daya fisik secara lokal (daerah). Penekanan ini juga dapat
dan lain-lain.
negara berkembang yang dilihat dari jenis dan sifat perencanaannya, yaitu:
1. Perencanaan regional
2. Perencanaan sektoral
karena ada departemen tertentu yang terkait dan terdapat atau disusun
3. Perencanaan proyek
4. Perencanaan terpadu
perencanaan seluruh potensi dan sumber daya yang dimiliki daerah tersebut
masyarakat.
program pembangunan dapat dirinci dan lebih spesifik apabila semua pemangku
kepentingan dapat saling bekerjasama dan berinteraksi dengan baik. Mahi dan
proses, yaitu:
1. Proses Teknokratik
data dan informasi yang akurat serta dapat dipertanggung jawabkan. Metode
g. Menetapkan tolak ukur dan target kinerja keluaran dan hasil capaian,
2. Proses Partisipatif
pembangunan daerah
program.
3. Proses Politik
melalui:
114
a. Penerjemahan yang tepat dan sistematis atas visi, misi dan program
kepentingan.
Perencanaan yang aliran proses dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas
daerah bawah atas (bottom up) dan atas bawah (top down), hasilnya
perencanaan yang dilakukan harus sesuai dengan tahapan dalam suatu proses
2.6 Pariwisata
namun secara historis pariwisata belum menjadi pengalaman positif bagi smeua
bahwa pariwisata dapat ditemukan dan dikolaborasi dengan bidang studi yang
sama pada setiap bidang ilmu yang lainnya. Pitana dan Diarta (2009:44),
yang berbeda sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan Yoeti (2016:
tetapi tidak semua perjalanan dapat disebut sebagai perjalanan wisata (tourism),
maka terdapat beberapa kriteria atau syarat suatu perjalanan, sebagai berikut:
pariwisata sama seperti cabang ilmu lain, sehingga dapat disebut sebagai ilmu
operasinya, dan sangat sensitif terhadap pengaruh eksternal, baik kejadian alam
pada;
117
konsep yang multidimensional, yang dapat disesuaikan dengan tujuan yang ingin
dicapai, seperti yang dikemukakan oleh Weaver dan Opperman (2000:3), bahwa:
Pariwisata adalah jumlah total fenomena dan hubungan yang timbul dari
interaksi antara wisatawan, pemasok bisnis, pemerintah, masyarakat,
kelompok akademisi, dan organisasi non pemerintah, dalam proses
menarik, mengangkut, dan pengelolaan dengan memberikan
kenyamanan bagi para wisatawan
sebagai
sebagai ramah lingkungan. Maka, sangat penting bahwa pada sektor pariwisata
itu membutuhkan kerjasama yang baik dan efektif di semua aspek yang dapat
dilihat sebagai suatu lembaga yang terkait banyak interaksi, kebudayaan dengan
pariwisata terbagi atas dua faktor yaitu komponen sediaan atau supply dari
a. Obyek Wisata
wisata, meliputi:
sungai, laut, hutan, flora dan fauna, danau, pantai, lembah, kawah dan
lain-lain.
b. Sarana Pariwisata
Sarana pariwisata yang memiliki hubungan cukup penting dengan studi ini
meliputi:
fasilitas makanan dan minuman antara lain adalah jenis dan variasi
2) Tempat parkir; tempat parkir dapat berupa parkir terbuka atau parkir
pinggir jalan dan parkir di luar jalan. Parkir di luar jalan dapat dibuat
menggunakannya.
dalam pergerakan dari satu tempat ke tempat yang lain, perlu adanya
pergerakan tersebut harus memiliki nilai daya tarik dan berperan dalam
c. Jasa Pariwisata
Yoeti (2016) jasa pariwisata memiliki sifat khas, yaitu tidak biasa ditimbun
dan akan dikonsumsi pada saat jasa tersebut dihasilkan. Sifat ini dikatakan
Komponen pelayanan jasa wisata yang dikaji dalam studi ini meliputi:
122
wisata khusus yang berkaitan dengan wilayah studi yang memiliki daya
tarik wisata berupa aktivitas jelajah cagar alam, diperlukan suatu jasa
faktor kritis di negara atau wilayah yang belum berkembang yang seringkali
Unsur dari fasilitas dan layanan pariwisata meliputi daya tarik wisata,
sejumlah orang yang secara potensial sanggup dan mampu akan melakukan
yang sebenarnya berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata, artinya sejumlah
wisatawan yang secara nyata sedang berkunjung pada suatu daerah tujuan
yaitu
a. Elastisitas (elasticity)
b. Kepekaan (sensitivity)
c. Musim (seasonality)
(peak season) dan musim sepi (off season). Biasanya musim ramai
terjadi pada hari-hari libur seperti libur sekolah, lebaran, Natal. Pada
keadaan iklim yang sedang terjadi di lokasi wisata. Banyak obyek wisata
124
iklim wisata tersebut seperti suhu udara yang dingin, sinar matahari yang
d. Perluasan (expansion)
terhadap lingkungan
berikut:
a. Alam: iklim, pemandangan indah, laut dan pantai, flora dan fauna, taman
yang khas, seni dan kerajinan tangan, daya tarik aktivitas ekonomi, daya
2. Akomodasi
3. Fasilitas dan pusat pelayanan, dapat berupa pusat informasi dan pusat
kerajinan
5. Sarana dan prasarana transportasi meliputi jalan, pelabuhan, kereta api, dan
berkaitan dengan pariwisata baik itu dari pemerintah maupun dari swasta.
meliputi:
1. Sumber daya alam, meliputi air mancur, kolam, sungai, danau, air terjun,
raga.
126
pariwisata meliputi:
tidak langsung, yaitu keadaan atau kondisi sosial, ekonomi dan politik
2. Perasaan ingin tahu. Dasar yang paling hakiki yang melahirkan pariwisata
selama hidupnya.
pengembangan pariwisata.
dipergunakan.
5. Daya tarik, merupakan segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk
dikunjungi dan dilihat. Daya tarik ini meliputi panorama keindahan alam,
gunung, lembah, ngarai, gua, danau, air terjun, pantai, iklim dan lain
sebagainya.
perkemahan.
standar.
dampak positif maupun negatif terhadap kondisi fisik dan kehidupan sosial
penduduk lokal dan menjadi sumber pendapatan utama bagi penduduk lokal,
alam seperti flora dan fauna, konservasi kawasan lindung dan sebagainya.
tanah, air, udara serta rusaknya ekologi lingkungan di sekitar objek, serta
pengembangan pariwisata tidak dapat dilakukan tanpa strategi yang jelas, tidak
ke tata ruangan, yang sejalan dengan konsep tata ruang yang mendasari
1. Cultural Tourism, merupakan jenis pariwisata yang memiliki daya tarik utama
untuk mempelajari adat istiadat, kelembagaan, dan cara hidup rakyat negara
keunikan tersendiri.
4. Business Travel, tempat yang menjadi daerah tujuan pariwisata, jenis ini
seperti ini tentu dapat menarik sejumlah besar penggemar wisata seperti
ini.
c. Fitness-wellness and Health Tourism, daya tarik utama yang dicari oleh
6. Nature Tourism, merupakan pariwisata yang memiliki sumber daya alam dan
keanekaragaman hayati yang sangat beragam dan unik sebagai faktor daya
pariwisata, yaitu:
ataupun petualangan.
131
negatif pariwisata.
dimiliki agar dapat ditawarkan kepada segmen pasar wisatawan yang lebih
daya saing produk wisata lokal, baik secara nasional atau bahkan internasional;
dilakukan jika jarak fisik antar kawasan dekat. Kedekatan geografis juga
kawasan.
132
aksesibilitas yang baik. Walaupun letak objek dan daya tarik wisata
3. Faktor pengikat, merupakan tanda fisik atau non fisik yang berfungsi
sebagai pengikat beberapa daerah tujuan wisata. Tanda fisik dapat berupa
bentang alam, jalur jalan atau batas wilayah, sedangkan nonfisik dapat
berupa pengaruh suatu budaya tertentu. Daerah tujuan wisata yang berada
pariwisata tersebut.
setempat. Masalah ini timbul karena diakibatkan oleh tingkah laku penduduk
yang suka meniru seperti apa yang dilakukan wisatawan asing tanpa mengetahui
pelaksanaan dan evaluasi yang baik sehingga dampak negatif dapat ditoleransi.
transportasi yang tidak efisien, perubahan sosial budaya masyarakat dan lain-
Seiring dengan penjelasan ini, maka Reid (2003: 123), menjelaskan bahwa
135
hanya bergantung kepada satu teori aja tapi melibatkan banyak teori. Pernyataan
Reid ini didukung oleh Dredge dan Jamal (2017: 288), bahwa perencanaan
pengembangan pariwisata tidak terarah dan tidak terencana dengan baik, maka
bukan manfaat yang akan diperoleh namun terjadinya konflik atau perbenturan
dari perencanaan yang tidak baik, dan pasti akan menimbulkan dampak yang
tidak baik dan tentunya akan tidak menguntungkan semua pihak. Untuk
menghindari ini maka perlunya perencanaan pariwisata yang terpadu dan sejalan
pariwisata sebagai suatu proses dan dijadikan sebagai suatu standar dalam
pengembangan destinasi wisata, yang diberi nama teori siklus hidup destinasi
wisata. Siklus hidup destinasi wisata ini dikemukakan oleh Butler pada tahun
1980 yang dikenal dengan nama Tourism Area Life Cycle (TALC) dan siklus ini
wisatawan tertarik pada daerah yang belum tercemar dan sepi, lokasinya
sulit dicapai namun diminati oleh sejumlah kecil wisatawan yang justru
Disinilah mulai suatu daerah menjadi suatu destinasi wisata yang ditandai
investasi dari luar mulai masuk serta mulai munculnya pasar pariwisata
yang asli alami. Berbagai barang dan jasa impor menjadi keharusan
yang pesat.
dalam struktur ekonomi daerah dan dominasi ekonomi ini dipegang oleh
wisatawan masih naik tetapi pada tingkat yang lebih rendah. Pemasaran
Selain itu, atraksi buatan sudah mendominasi atraksi asli alami (baik
budaya maupun alam), citra awal sudah mulai meluntur, dan destinasi
mungkin meningkat lagi terkait dengan harga yang merosot turun dengan
139
rendah (a tourism slum) atau sama sekali secara total kehilangan diri
dramatis dapat terjadi (sebagai hasil dari berbagai usaha dari berbagai
belum dimanfaatkan.
sarana untuk memperbaiki cara hidup penduduk dan daerah tujuan wisata.
daya manusia).
wisatawan)
dapat memberikan rasa betah yang lebih lama untuk menetap di destinasi wisata
aspek yang harus terus dikembangkan pada sektor pariwisata yaitu terkait dalam
(yang dikenal dengan 4 A). Menurut Cooper, et. al (1995) mengemukakan bahwa
terdapat 4 (empat) komponen yang harus dimiliki oleh sebuah objek wisata, yaitu
1. Attraction
(lima) menjadi atraksi wisata itulah yang disebut modal atau sumber
daerah orang harus berpedoman kepada apa yang dicari oleh wisatawan.
Modal atraksi yang menarik kedatangan wisatawan itu ada tiga, yaitu 1)
2. Amenity
perbaikan prasarana.
3. Accessibility
ke daerah yang lain. Jika suatu daerah tidak tersedia aksesibilitas yang
baik seperti bandara, pelabuhan dan jalan raya, maka tidak akan ada
dikunjungi.
pembangunan fisik (jalan raya, rel kereta, air minum, listrik, telepon dan
yaitu
pariwisata pada dasarnya baik dan secara otomatis bermanfaat bagi tuan
sumber daya budaya dan alam yang dianggap sebagai objek yang akan
pendekatan ini dilakukan oleh dua kelompok yaitu politisi secara filosofis
regional.
144
kegiatan ruang (atau penggunaan lahan) yang dalam beberapa hal lebih
dalam kaitannya dengan tuntutan yang dibuat oleh mereka oleh berbagai
yang berkelanjutan.
mekanisme koordinasi dan kontrol yang efektif dan sistem yang mampu
dicapai tahapan sebelumnya berfungsi sebagai landasan atau titik tolak bagi
rumusan rencana tahap berikutnya dan apa yang akan dicapai pada tahap
berikutnya harus lebih baik dan lebih banyak dibanding tahap sebelumnya.
dipertahankan supaya kondisi tetap baik pada basis yang permanen untuk
secara menyeluruh.
sistem yang terintegrasi baik dengan rencana itu sendiri maupun dengan
1. Daya dukung fisik; didasarkan pada batas spasial sebuah areal dengan
tersebut.
3. Daya dukung sosial; intinya adalah ukuran yang dapat ditoleransi pada
daya dukung yang tersedia pada suatu objek wisata untuk memenuhi aktifitas
sumber daya manusia dan alam. Dengan demikian, penawaran dan permintaan
perkembangan pariwisata.
sejarah, taman (park) dan rekreasi utama, fasilitas dan layanan masyrakat,
khusus yang digunakan wisatawan terdiri dari fasilitas dan jasa, yang harus
dan terintegrasi.
konservasi lingkungan.
bahwa sumberdaya alam dan budaya pariwisata untuk jangka waktu yang
tidak terbatas dan tidak mengalami kerusakan atau degradasi dalam proses
pembangunan.
melalui waktu, perubahan trend pasar dan keadaan lain. Perencanaan dapat
perencanaan investasinya.
penting di Indonesia, baru pada tahun 1998 pasca reformasi dilakukan promosi
good governance dengan akuntabilitas dan partisipasi yang lebih luas dalam
tetapi juga berbagai aktor di luar pemerintahan yang disebut juga pemangku
kepentingan. Nurman (2015: 50), terdapat empat syarat utama yang ditekankan
Rosyadi (2010: 4), bahwa tata pemerintahan menunjukkan pola interaksi antara
baik maka dapat disebut tata pemerintahan yang baik (good governance), namun
Secara praktek, tata pemerintahan yang baik ini diharapkan dapat berkembang
dan Goldsmith (2005: 203 – 204) merinci praktek baik dan buruknya tentang
tidak selamanya dalam prakteknya dapat diterapkan yang baik, dan juga tidak
Tipe tata pemerintahan ini juga dapat dijumpai pada pelaksanaan pembangunan
pemerintahan yang baik dipengaruhi oleh beberapa faktor sesuai dengan hasil
dengan tata kelola yang baik di dalam sebuah sistem pemerintahan yang
asas ini dalam tata pemerintahan juga merupakan standarisasi yang harus
ideal negara yang diarahkan pada tujuan nsional dan pemerintahan yang
berfungsi secara ideal, yaitu secara efektif dan efisien dalam melakukan upaya
the way state power is used in managing economic and social resources for
meliputi tiga domain yaitu state (negara atau pemerintahan), private sector
(sektor swasta atau dunia usaha) dan society (masyarakat). kemudian hubungan
STATE
PRIVAT
SOCIETY
SECTOR
sangatlah kuat dan menjadi salah satu ukuran dalam mewujudkan tata
sebagai berikut:
baik di sektor publik, intinya adalah adanya koordinasi dan sinkronisasi program
antar pemangku kepentingan serta adanya partisipasi yang aktif yang sinergis
dan terpadu antar pihak pemerintah, swasta dan masyarakat terkait. Prinsip ini
adanya kemampuan, adanya keamanan. Ketiga syarat ini dapat dipenuhi apabila
kesetaraan, efektif dan efisien, akuntabilitas serta visi misi. Karakteristik ini juga
kepentingan harus memiliki paling tidak Sembilan butir sifat seperti yang
1. Partisipatif
Semua warga negara/ masyarakat mampu memberikan suaranya
dalam pengambilan keputusan, baik langsung maupun tidak langsung
ataupun melalui lembaga perantara yang diakui mewakili
kepentingannya. Partisipasi yang luas dibangun atas kebebasan
berorganisasi dan penyampaian pendapat secara konstruktif.
2. Penegakan dan kepatuhan pada peraturan perundangan
Dalam arti hukum harus ditegakkan atas dasar keadilan tanpa
memandang golongan dan perbedaan apapun.
3. Transparansi
159
dan sinkronisasi program antar pemangku kepentingan yang ada serta pelibatan
partisipatif aktif yang sinergis (terpadu dan saling menguatkan) antara pihak
terhadap adanya perubahan yang bersifat global dan menjadi kebutuhan yang
sebagai berikut:
komponen utama, seperti yang dikemukakan oleh Sunaryo (2013: 159), sebagai
berikut:
1. Objek dan daya tarik yang mencakup: daya tarik yang bisa berbasis
utama pada kekayaan alam, budaya maupun buatan/artificial seperti
event atau yang sering disebut sebagai minat khusus.
161
pariwisata.
budaya lokal
lingkungan lokal
162
hanya akan tercapai jika proses dilakukan melalui prinsip tata kelola pariwisata
daya berkelanjutan, dan advokasi nilai budaya lokal. Kemudian, Wood (2002)
juga mengatakan bahwa program pariwisata yang baik harus mencakup unsur-
sumber daya tidak terbarukan, berfokus pada partisipasi lokal dan peluang bisnis
bahwa mewujudkan tata kelola pariwisata yang baik harus dilakukan dengan
proses perencanaan yang baik yang meliputi penggunaan sumber daya yang
tepat dan tidak berlebihan sehingga potensi pariwisata yang dimiliki dapat
dikembangkan dan dikelola dengan baik dan terpelihara. Tata kelola pariwisata
163
juga terkait dengan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki seperti sumber daya
alam, sumber daya budaya, sumber daya manusia dan sumber daya minat
khusus.
setempat.
terencana pada suatu kondisi kepariwisataan tertentu yang dinilai kurang baik,
lebih baik atau lebih diinginkan. Pembangunan kepariwisataan tidak terlepas dari
dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dan merupakan suatu cara untuk
sumber daya yang tersedia secara efektif dan efisien. Kemudian, Clare A Gunn
sebagai akibat dari perencanaan yang tidak baik dan juga akan menimbulkan
dampak yang tidak baik. Dengan kata lain pembangunan pariwisata yang tidak
sumber daya dan menciptakan nilai tumbuh secara arif, terintegrasi, holistik,
programnya.
berikut;
2016:8) bahwa:
bahwa:
yang mempunyai metode atau cara dalam menjalankan prosedur dan prinsip
untuk pencapaian tujuan sesuai dengan yang diharapkan dam jangka waktu
yang telah ditentukan. Secara umum tujuan dari kebijakan pariwisata adalah
barang dan jasa yang berdaya saing untuk merebut pasar pariwisata; 2)
berkembang tidak memberikan dampak negatif, baik secara sosial, budaya dan
bantuan teknis lainnya antara lain bantuan stakeholder, investor dan lembaga
berkelanjutan.
rakyat dan nilai yang dapat meningkatkan kemampuan rakyat dalam mencapai
sosial. Kedua, aspek fungsional atas pemerintahan yang efektif dan efisien
Nomor 50 Tahun 2011 tentang RIPPARNAS pada pasal 2 ayat (1), ada empat
1. Input:
Group demands toward 3. Output:
environmental, economic,
Public policies for tourism
social, national security and
political conditions
4. Outcomes:
may have modifying effect on the
sector such as incremental
Evaluation and Legacy modification, elite preference, rational
model, and other model of decision
making process
dalam pengembangan pariwisata. Proses ini tidaklah mudah dan butuh proses
kepentingan. Judisseno (2017: 73), di satu sisi, pada suatu kondisi dan situasi
kondusif, dan disisi lainnya pemerintah atas dasar desakan masyarakat dapat
tersebut tidak tercapai sesuai dengan tuntutan publik maka pemerintah harus
dan obyek wisata saja tetapi juga sebagai sebuah kesatuan sistem yang saling
Prinsip ini harus dilakukan oleh semua pihak yang terlibat dalam
politik yang bersifat strategis. Dengan adanya prinsip tersebut, maka dalam
dan bermutu.
merupakan suatu proses pembuatan aturan yang bersifat wajib yang dijadikan
acuan atau cara uji yang menghasilkan kualitas, kuantitas, nilai dan hasil karya
1. Allocative.
Dalam perencanaan pembangunan kepariwisataan diperlukan
sinkronisasi dan koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam
proses penyusunan rencana tersebut. Singkronisasi dan koordinasi
diperlukan dalam kerangka untuk menghindari konflik, baik pada saat
proses penyusunan rencana dan implementasi.
2. Innovative.
Perencanaan pembangunan kepariwisataan bertujuan untuk
menjadikan pariwisata bernilai dan manfaat. Untuk itu, dalam
perencanaan pembangunan kepariwisataan diperlukan kreasi dan
inovasi untuk dapat mencapai tujuan tersebut.
173
maka suatu kelompok atau lembaga dapat dengan mudah saling berkomunikasi
dengan satu sama lain apalagi terkait dalam proses pengambilan keputusan
ekuitas. Kemudian Yoeti (2016: 48) terdapat beberapa aspek yang perlu
Pertama: Wisatawan
melakukan perjalanannya.
174
Kedua: Pengangkutan
layak).
ditawarkan.
manusia dan antar bangsa sehingga terjalin hubungan yang saling pengertian,
Komponen ini juga membutuhkan citizen input, yang disebut Reid sebagai
Kemp (1993: 19) bahwa stakeholder adalah setiap kelompok atau individu yang
176
dipengaruhi oleh atau yang dapat mempengaruhi masa depan organisasi kita,
dengan kata lain mereka memiliki peran penting dengan apa yang kita lakukan.
berkaitan dengan objek wisata dan jenis wisata, tingkat ketergantungan dan
pariwisata, yaitu:
1. Wisatawan
2. Industri Pariwisata
dan biro perjalanan. Sedangkan pelaku tidak langsung adalah usaha yang
berkembang. Hal itu karena industri pariwisata memiliki empat unsur untuk
lapangan pekerjaan.
Usaha yang tidak secara khusus menawarkan produk dan jasa wisata tetapi
yang dimiliki, seperti jasa fotografi, jasa kecantikan, olah raga, penjualan
BBM.
4. Pemerintah
pariwisata.
5. Masyarakat Lokal
kesenian.
pariwisata memiliki 4 (empat) unsur pokok yang saling terkait yaitu permintaan
kelembagaan yang berperan untuk fasilitas keduanya, dan pelaku atau aktor
Kebijakan Pariwisata
c c
a b
d e
Penawaran Produk Permintaan
Pasar/Pelaku Pariwisata
Keterangan:
a) Mendorong; b) Mengendalikan; c) Mempengaruhi; d)
Mengembangkan dan Memasarkan; e) Membeli
Sumber: Damanik dan Weber 2006
seperti yang dikemukakan oleh Mahi dan Trigunarso (2017: 53) yaitu
dirumuskan oleh daerah yang bersangkutan. Misalnya; visi dan misi yang
oleh pemerintah ini disusun untuk menjawab tantangan yang harus dihadapi,
181
sesuai dengan kebijakan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat. Visi dan
misi yang dirumuskan secara umum dan menyeluruh harus menjabarkan sektor
yang paling diunggulkan dalam pembangunan daerah. Maka, tujuan dan sasaran
maka dibutuhkan pentingnya sebuah model atau strategi yang dapat mengatur
berubah dan selalu ada tantangan dan masalah baru. Melalui perencanaan yang
182
berdampak ekonomi tetapi juga dapat mempengaruhi alam dan budaya lokal.
Secara umum, pariwisata dikendalikan sektor swasta dan sektor publik berperan
dapat mengakibatkan dampak positif dan negative bagi kehidupan manusia dan
dapat memberikan dampak negatif, yaitu dampak fisik kawasan tidak tertata
dengan baik sehingga mengurangi daya tarik wisata. Dampak sosial budaya juga
akan mengakibatkan hilangnya ciri khas keaslian budaya masyarakat lokal akibat
sangat dibutuhkan peran pemerintah untuk dapat menjadi perencana yang baik
1. Penting bagi semua pihak untuk saling memahami misi, fungsi, tugas,
hak dan kewajiban masing-masing sebagai pelaku pembangunan
kepariwisataan.
2. Melakukan penyatuan persepsi dalam negosiasi kegiatan kemitraan
yang sangat memerlukan keterbukaan dan komitmen dari para pelaku
pembangunan kepariwisataan agar dicapai hasil yang saling
menguntungkan.
3. Perlunya keterlibatan langsung di seluruh pihak, terutama Pemerintah
Daerah, DPRD, masyarakat, karyawan dll
4. Keberadaan dan akses data yang relevan, mudah benar dan konsisten
5. Dukungan yang jelas dan benar kepada pemberi keputusan baik tingkat
Pusat, Provinsi maupun Kabupaten/Kota
6. Kriteria persyaratan lelang/negosiasi yang jelas, transparan dan
konsisten dari setiap proyek pembangunan kepariwisataan.
7. Struktur dan Tugas Tim Negosiasi yang jelas dan kemampuan dalam
penguasaan materi bidang hukum, teknis dan keuangan dalam setiap
proyek pembangunan kepariwisataan.
186
publik yang tidak hanya dilihat dari satu faktor saja namun banyak faktor.
yang mengakibatkan dampak lintas daerah dikelola bersama oleh daerah terkait
wisata, potensi ekonomi, potensi sosial budaya dan potensi lingkungan) yang
dimiliki oleh kawasan Danau Toba. Potensi pariwisata ini di analisis SWOT yang
juga membutuhkan interaksi yang efektif dari lembaga pemerintah yang ada di
kawasan Danau Toba yaitu pemerintah daerah kabupaten dan provinsi serta
Badan Otorita Pariwisata Danau Toba (BOPDT). Proses ini diharapkan dapat
yang efektif dan optimal sehingga dapat mewujudkan pariwisata yang unggul dan
Hasil dari analisis SWOT dalam penelitian ini kemudian dianalisis secara
kawasan Danau Toba. Melalui model tersebut juga diharapkan dapat tewujudnya
Potensi Lingkungan
(Hall, 2008), (Edgell, et.al, 2008)
188
Gambar 2.10 Kerangka Pikir Penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
penelitian yang berusaha menggambarkan objek atau subjek yang diteliti sesuai
dan karakteristik objek yang diteliti secara tepat dan memahami setiap konteks
sebuah sistem yang terikat dan kajian yang memberikan batasan yang tegas
menjelaskan studi kasus adalah suatu strategi yang lebih cocok apabila
pertanyaan utamanya tentang suatu penelitian yang berkenaan dengan how atau
why, dimana studi kasus ini juga dianggap suatu inkuiri empiris untuk menyelidiki
189
190
dan hasil dari Focus Grup Discussion (FGD). Input data yang diperoleh juga akan
peneltian untuk membatasi studi dan menjadi pengarah dalam melakukan proses
penelitian dan penyusunan laporan penerlitian sehingga terarah, dan tidak keluar
yang meliputi:
(kelembagaan)
misi fungsi dan tujuan, adanya saling komitmen dan keterbukaan (akses,
1. Data Primer, sebagai data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti
foto, dan dokumen dengan narasumber kunci. Untuk memperoleh data ini
antara lain berupa dokumentasi (foto, laporan, data statistik, arsip, artikel,
a. Observasi
tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara
permasalahan yang diteliti. Hal ini terkait dengan peristiwa dan aktivitas terhadap
Toba serta kegiatan budaya dan seni dan keindahan alam pada objek wisata
yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab
193
dari hasil wawancara mendalam ini biasanya tidak terdapat pada dokumen atau
untuk berbicara terbuka dan spontan tentang hal yang dianggap penting dan
d. Studi Dokumentasi
yang mempunyai relevansi langsung dengan tema penelitian, dan didukung oleh
194
yang bersumber dari BOPDT dan BAPPEDA Provinsi Sumatera Utara serta
Miles and Huberman (2007) bahwa informan adalah orang yang dapat
perilaku, peristiwa dan proses sesuai dengan kerangka dan perumusan masalah.
Maka informan dalam penelitian ini sebanyak 13 orang, yang terdiri dari:
Simboro, M.Si (Kepala Dinas) dan Shanty Harianja (Kepala Bagian Kerja
6. Dewan Riset Daerah Provinsi Sumatera Utara sebanyak 1 orang yaitu Dr.
Pariwisata)
dibutuhkan untuk memberikan masukan dan informasi terkait tema penelitian dan
hadir langsung dalam Focus Grup Discussion (FGD), maka terdapat beberapa
menggunakan analisis data kualitatif yang terdiri dari sejumlah komponen, akan
dengan analisis SWOT. Analisis ini merupakan salah satu teknik yang digunakan
kawasan Danau Toba sehingga diketahui apa yang menjadi kekuatan dan
197
kelemahan. Tidak hanya menganalisis faktor internal saja akan tetapi juga
pariwisata.
menggunakan analisis kualitatif. Hal ini dilakukan karena untuk mendukung hasil
internal dan faktor eksternal.. Identifikasi Analisis ini didasarkan pada logika yang
EKSTERNAL
kualitatif dapat dilakukan secara model interaktif serta dapat berlangsung secara
terus menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh. Selanjutnya Miles,
Huberman dan Saldana (2014) menjelaskan bahwa analisis data model interaktif
terdapat tiga aktivitas yaitu kondensasi kata (data condensation), penyajian data
secara terus menerus dan berulang-ulang oleh peneliti, seperti yang tertuang
Data Data
Collection Display
Data Conclusions:
Condensation drawing/verifying
secara fokus. Kondensasi data membuat data yang lebih kuat yang dimulai
informasi yang tidak relevan juga tidak sesuai dengan fokus penelitian yang
pengumpulan data (data primer dan data sekunder) yang diperoleh dalam
bentuk hasil wawancara, hasil FGD, hasil observasi dan dokumen. Data-data
memahami makna setiap data, kemudian data yang tidak sesuai dan tidak
Penyajian dalam tahapan ini disajikan dalam bentuk teks naratif, dan juga
lapangan.
makna pada data yang telah disajikan. Antara display data dan penarikan
data yang telah dianalisis dan dijelaskan dan dimaknai dalam bentuk kata-
data yang baik khususnya penelitian ilmiah adalah data yang objektif, valid dan
reliabel. Maleong (2017: 325), terdapat empat kriteria untuk menguji keabsahan
sehingga mempunyai nilai dan manfaat yang tidak hanya pada subjek
penelitian yang diteliti tetapi dapat digunakan oleh subjek yang lain
sebagai referensi.
202
penelitian yang lain dengan objek dan subjek yang sama, meminta
cermat dan teliti terhadap seluruh komponen dan proses penelitian serta
hasil penelitiannya.
ANALISIS SOSIAL
perairan Danau Toba meliputi 7 Kabupaten yaitu Toba Samosir, Tapanuli Utara,
yang berada di bagian tengah Danau Toba yaitu pulau Samosir. Pulau ini adalah
pulau terbesar ke-5 di dunia dengan kategori pulau di tengah danau dan memiliki
luas 630 kilometer persegi. Sedangkan di tahun 2018, Kawasan Danau Toba
terluas di Indonesia dan Asia Tenggara. Luasnya 1.265 kilometer persegi yang
Toba di atas permukaan laut adalah 905 meter dan kedalaman maksimal
Salah satu Danau vulkanik di dunia adalah Danau Toba, yaitu danau
yang terbentuk akibat aktivitas vulkanisme atau gunung berapi. Terdapat tekanan
berapi yaitu gempa bumi, gas vulkanik, lava dan aliran pasir serta batu panas,
kerugian harta benda yang sangat besar. Kawah yang tersisa kemudian terisi
oleh air hujan dan terbentuklah danau. Kawah Danau Toba memiliki luas yang
203
204
sangat besar, luar biasa besar, sehingga disebut kaldera. Kawah ukurannya
hanya beberapa ratus meter atau beberapa kilometer. Contohnya kawah Gunung
Merapi di Jawa Tengah, Kawah Gunung Bromo di Jawa Timur, kawah Gunung
NTB, dan kawah Gunung Kelimutu, Pulau Flores, NTT. Danau Toba merupakan
Heaven Lake di perbatasan China – Korea Utara seluas 9,82 kilometer persegi,
lempeng Australia (yang tergabung dengan lempeng India dan disebut juga
Utara (Amerika Utara dan Siberia Timur Laut), lempeng Amerika Selatan dan
pembentukan gunung berapi dan kawah yang menjadi cikal bakal Danau Toba
demikian, Danau Toba tidak jauh dari sesar Sumatera yang membentang
sepanjang Pulau Sumatera. Sesar ini adalah patahan atau rekahan di kerak bumi
Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Knight pada tahun
1986 serta Chesner dan Rose pada tahun 1991, letusan gunung Toba
Kaldera Sibandang.
Letusan Gunung Toba pertama kali terjadi ± 800 – 900 ribu tahun yang
lalu dan disebut erupsi kaldera generasi pertama atau Old Toba Tuff (OTT).
Letusan ini menghasilkan kaldera di tenggara Danau Toba yang meliputi Parapat
dan Porsea (Kaldera Porsea) yang mencakup kawasan seluas 1.220 km², dan
Kekuatan letusan Gunung Toba yang kedua lebih kecil terjadi 450 tahun
yang lalu dan disebut erupsi kaldera generasi kedua atau Midle Toba Tuff (MTT).
Letusan ini menghasilkan kaldera di utara Danau Toba, meliputi daerah antara
mencakup kawasan seluas 585,6 km², yang merupakan bagian dari wilayah
Letusan ketiga terjadi 74 ribu tahun lalu yang disebut erupsi kaldera
generasi ketiga atau Youngest Toba Tuff (YTT) yang menghasilkan kaldera di
bagian barat daya dan barat Danau Toba, mencakup kawasan 497 km² yang
Utara dan disebut Kaldera Sibandang. Letusan ketiga ini merupakan letusan
gunung berapi yang paling dahsyat sepanjang sejarah. Diperkirakan 2.800 km³
206
material dimuntahkan ke atmosfir, terdiri dari 800 km³ batuan ignimbrite dan
2.000 km³ abu vulkanik beracun dengan tebal mencapai 400 meter. Lontaran
abunya mencapai ketinggian lebih dari 50 km, menyebar ke separuh bumi dari
Daratan China sampai Afrika Selatan. Letusan ketiga ini berlangsung sekitar 1
minggu dan lava yang dihasilkan menyebar hingga mencakup sebagian besar
wilayah Sumatera Utara. Magma pada letusan ketiga ini tidak semuanya keluar
telah dilakukan pada tahun 1939 oleh seorang ahli geologi berkebangsaan
sekitar Danau Toba dilaporkan pertama kali oleh Reinout Willem Van
vulkanis dan material lain yang dikeluarkan akibat letusan gunung berapa yang
batuan vulkanik sangat asam. Van Bemmelen menguraikan hasil observasi yang
telah dilakukan dalam bukunya yang terkenal “Geology of Indonesia” pada tahun
1949.
Kawasan Danau Toba juga dikenal dengan nama Geopark Kaldera Toba.
Secara harfiah geopark adalah taman bumi, atau suatu kawasan warisan bumi,
dan secara geologi bahwa Danau Toba terbentuk akibat letusan gunung berapi
lapisan bumi, serta memiliki kekayaan biologi dan budaya yang bernilai tinggi,
erupsi Gunung Toba, maka kawasan Danau Toba yang disebut sebagai Geopark
Kaldera Toba dibagi dalam 4 (empat) Geoarea seperti yang dikemukakan oleh
1. Geo Area Kaldera Porsea meliputi geosite di Tiga Ras, Geosite Parapat,
Geosite Taman Eden dan Geosite Balige) yang didasarkan pada erupsi Old
Silalahi) yang didasarkan pada erupsi Midle Toba Tuff (MTT) 450.000
Muara dan Silangit) yang didasarkan pada erupsi Young Toba Tuff (YTT)
4. Geo Area Samosir (Geosite di Tele, Pusuk Buhit dan Pulau Samosir) yang
Keragaman ini tersebar di keempat geo area yang ada di kawasan Danau
Toba. Pertama, yang sangat menarik adalah bentang alamnya yang indah, bisa
dinikmati dari berbagai sudut atau penjuru. Telah ditemukan 45 situs geologi atau
geosite di Kawasan Danau Toba dan menjadi destinasi wisata. Satuan batuan
semenanjung Uluan dan pada lereng-lereng terjal pada tepi Danau Toba, dan
batuan dasar Danau Toba yang berumur Paleozoikum (524 sampai 251 juta
211
tahun lalu), batuan ini juga terdapat di daerah Tele (Samosir). Sedangkan di
tahun) yang terletak pada ruas jalan Parapat-Medan yang membentuk Batu
Gantung pada dinding Kaldera. Batu gamping ini juga ditemukan di daerah
Balige yaitu Gua Liang Sipege yang berupa batuan andesit dan diperkirakan
Geosite lainnya adalah dinding Kaldera Porsea pada air terjun Situmurun
hasil letusan Gunung Toba 800 ribu tahun yang lalu, bongkah batu apung di
Tigarunggu Simalungun serta Aek Sipangolu, batu gamping dan batuan dasar
Danau Toba di Tombak Sulu-sulu Bakkara. Ditambah lagi dengan sumbat lava
Haranggaol, batuan dasar schits Paropo serta kerucut vulkanik seperti Gunung
Buhit.
yang tumbuh dan berkembang di sekitar Danau Toba dan bertahan serta
Sigabanding. Daerah Taman Eden dapat ditemukan berbagai jenis anggrek toba
yang sangat langka dan merupakan flora endemik yang artinya hanya tumbuh
pada kondisi tanah tertentu, tumbuh pada ketinggian antara 1.000 sampai
Andaliman ini menjadi rempah yang khas untuk membuat masakan khas
Tapanuli yang berada di Kawasan Danau Toba yaitu makanan Naniarsik dan
Naniura sebagai makanan untuk raja-raja. Andaliman juga sebagai merica Batak
merupakan salah satu jenis pohon kemenyan yang tumbuh sumbur di sekitar
kawasan Danau Toba adalah Ikan Ihan Batak. Ikan ini merupakan ikan khas
Batak yang disebut dengan Dekke Jurung-jurung, dan ikan ini juga sebagai
dan lingkungan biota (flora dan fauna) yang menarik, suhu udara dan lingkungan
yang menyegarkan serta lahan yang subur tapi juga memiliki keragaman budaya
yang khas sehingga menjadikan kawasan Danau Toba menjadi tempat yang
Suku Batak, dan menjadi tempat berkembangnya 5 (suku) etnis Batak yaitu
Batak Toba, Batak Simalungun, Batak Karo, Batak Mandailing dan Batak Pakpak
Dairi. Ada 4 (empat) etnis Batak yang berdiam di sekitar kawasan Danau Toba
213
yaitu Batak Simalungun, Batak Toba, Batak Karo, dan Batak Pakpak Dairi
dengan perairan laut Pantai Barat Sumatera. Pulau Samosir dan tepi Danau
Kawasan Danau Toba ini memiliki keunikan budaya yang tidak ada di
tempat lain yaitu adanya marga, silsilah dan sistem kekerabatan Dalihan Na
Tolu, dan suku Batak sangat menghargai adat leluhur dan tetap
adalah rumah tradisional Batak yang berbentuk khas. Rumah Batak ini terdiri
atas dua jenis, yaitu ruma dan sopo, dan rumah yang dihiasi ornamen disebut
gorga (seni ukir dan pahat Batak). Gorga ini biasanya terdapat pada bagian luar
atau eksterior rumah adat, alat kesenian dan benda budaya lainnya, yang terdiri
dari tiga warna yaitu putih, merah dan hitam. Ketiga warna disebut sebagai
kepemimpinan.
Kawasan Danau Toba ini sangatlah kaya akan budaya dan sangat kuat
tinggi, karna memiliki aksara yaitu Aksara Batak. Tidak hanya peninggalan
214
aksara batak yang mengandung peradaban tinggi, dan ini dapat dilihat dari
kawasan Danau Toba dan akhirnya menjadi destinasi wisata yang banyak
dikunjungi masyarakat sekitar dan di luar kawasan Danau Toba baik nasional
bisa dikunjungi di beberapa kawasan Danau Toba seperti asal usul terbentuknya
Indonesia Provinsi Sumatera Utara yaitu Danau Toba yang berjarak berjarak 176
km ke arah Barat Kota Medan, mempunyai kedalaman danau yaitu 505 meter
(lebar) serta memiliki ketinggian 904 meter dpl. Secara geografis terletak di
antara koordinat 2º10’3º00’ pada Lintang Utara dan koordinat 98º24’ pada Bujur
Timur.
Kabupaten Pak Pak Barat termasuk dalam kawasan Danau Toba ini, akan tetapi
lokasi penelitian ini hanya terkait pada tujuh kabupaten. Secara fisik, deliniasi
215
Badan Danau
(0 – 8%), landai (8 – 15%), agak curam (15 – 25%), curam (25 – 45%), sangat
curam dengan terjal (> 45%). Kondisi kelerengan Kawasan Danau Toba sebagai
berikut (http://bpiw.pu.go.id): :
1. Pada bagian utara Kawasan Danau Toba yakni wilayah yang merupakan
bagian dari Tanah Karo, DTA relatif sempit dan memiliki relief bergabung
dengan lereng terjal. Sedangkan arah tepi danau memiliki relief berombak
hingga berbukit yang sebagian digunakan untuk budidaya pertanian.
Pada wilayah yang terjal, kemiringannya mencapai > 75%. Sedangkan
pada daratan yang sempit, kemiringannya < 3%.
2. Ke arah Timur dan Tenggara di daerah Parapat – Porsea – Balige
memiliki relief datar hingga bergunung. Di sisi Timur dan Tenggara ke
arah batas DTA terdapat dataran yang relatif luas yang digarap oleh
masyarakat setempat sebagai lahan sawah. Tepi batas DTA merupakan
wilayah berbukit hingga bergunung dengan kemiringan lahan mencapai >
75%.
3. Bagian Selatan Kawasan Danau Toba merupakan dataran hingga wilayah
berbukit ke arah batas DTA. Pada daerah yang datar dengan kemiringan
lahan < 3%, diusahakan oleh masyarakat setempat sebagai lahan
pertanian, sedangkan ke arah batas DTA memiliki kontur relief berbukit
hingga bergunung.
217
penduduk di Kawasan Danau Toba tahun 2013 lebih kurang 951.711 jiwa yang
1.355 jiwa. Kepadatan rata-rata penduduk di kawasan Danau Toba tahun 2013
150000
100000 150000
50000 100000
50000
0
Danau Toba di dominasi oleh suku Batak Toba, suku Batak Karo, suku
Batak Simalungun, suku Batak Pak-pak. Danau Toba merupakan salah satu
kebanggaan suku Batak Toba, karena danau toba dianggap dapat memberikan
sumber kehidupan dan memberikan manfaat yang berasal dari dalam danau,
Toba dinilai sebagai asal muasal dari semua etnis Batak se-dunia yang memiliki
situs/artefak sejarah etnis Batak yang cukup banyak yaitu 148 situs/objek wisata
Disamping berbagai situs tersebut, juga kaya dengan potensi seni dan budaya
seperti: Tortor Batak, Silat (Mossak Batak), Tortor Sigalegale, Pentas Opera
Tahun 2013, PDRB daerah yang mengelilingi Danau Toba atas harga
konstan rata-rata sebesar 2,75 triliun rupiah dan sebesar 5,89% untuk rata-rata
Tabel 4.2 PDRB Kabupaten Per Kapita Atas Dasar Harga Konstan Tahun
2012-2013 (Rupiah)
No Kabupaten Tahun
2011 2012 2013
1 Dairi 7.919.187,00 8.301.057,00 8.697.133,00
nasional yang panjangnya 542,98 km; 2) jalan provinsi yang panjangnya 172,74
km; 3) jalan kabupaten yang panjangnya 4.170,59 km dan; 4) jalan lingkar dalam
kawasan Danau Toba yang panjangnya 277,08 km. Sejak tahun 2018, jaringan
jalan yang ada di kawasan Danau Toba dimulai dengan melakukan pembenahan
sehingga cukup bagus, terutama pada jalan yang menghubungkan antar ibu kota
kabupaten. Namun, masih ada beberapa kerusakan jalan pada ruas jalan
kolektor lokal di sepanjang pesisir pulau Samosir, dimana ruas jalan ini
yang ingin dicapai bahwa akhir tahun 2035, diharapkan meningkatnya jumlah
Pariwisata Danau Toba, yang ditetapkan di Jakarta pada tanggal 01 Juni 2016.
Badan otorita ini berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden,
kementerian pariwisata yang dipimpin oleh seorang Kepala yang disebut Direktur
Toba
Danau Toba;
Organisasi dan Tata Kerja Badan Pelaksana Otorita Danau Toba, yang terdiri
dari:
dan pengelolaan sumber daya manusia, tata usaha, rumah tangga dan
organisasi.
Sedangkan fungsinya:
kawasan;
otorita.
224
Destinasi Pariwisata.
Sedangkan fungsinya:
Sedangkan fungsinya:
dan komunikasi.
fungsi Badan Pelaksana yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
disingkat SPI merupakan unit kerja yang berkedudukan langsung di bawah dan
HASIL PENELITIAN
Toba tidaklah sama sehingga inilah yang menjadi keunikan seperti budaya,
walaupun daerah di kawasan Danau Toba ini masih satu leluhur. Potensi wisata
unggul.
wisata di daerah, terdapat beberapa hal yang harus tetap terjaga dan terencana
dengan baik, yaitu 1) menjaga fungsi dan daya dukung lingkungan hidup; 2)
untuk menjadi daya tarik wisata unggulan dan memiliki citra yang sudah dikenal
227
228
pariwisata dari sudut kepentingan lingkungan hidup, sosial budaya dan ekonomi.
Di dalam RTRW Provinsi Sumatera Utara ini juga dijelaskan bahwa dalam
Danau Toba dan sekitarnya yang dijelaskan dalam Rencana Induk dan Rencana
kesejahteraan masyarakat.
229
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang efektif dan efisien dalam
daerah. Maka, sangat dibutuhkan perencanaan yang efektif dan efisien dalam
Sesuai dengan RIRD KSPN Danau Toba dan sekitarnya, bahwa terdapat
Toba yaitu:
Cruise)
8. Pusuk Buhit (Pengembangan Daya Tarik Wisata Sumber Daya Geologi dan
Activities)
12. Sidikalang (Pengembangan Daya Tarik Wisata Berbasis Potensi Agro Kopi
Sidikalang)
14. Tebing Tinggi (Pengembangan Area Sebagai Transit Point dan Daya Tarik
15. Medan (Pengembangan Gerbang Wisata dan Daya Tarik Wisata Budaya
Perkotaan)
16. Tanjung Balai (Pengembangan Gerbang Wisata Pendukung dan Daya Tarik
Jeram)
Adapun akses pintu masuk ke kawasan Danau Toba dapat dilihat pada gambar
di bawah ini:
Berdasarkan gambar 5.1 tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa pintu masuk ke
kawasan pariwisata Danau Toba terdapat 5 pintu masuk di tahun 2016 yaitu
232
Danau Toba (BOPDT) Bapak Arie Prasetyo, pada tanggal 19 November 2018
akses jalan yang menuju destinasi wisata Danau Toba, baik melalui darat,
laut dan udara. Saat ini yang sedang dilaksanakan dan hampir selesai
pembangunan jalan tol Medan – Siantar (yang dapat memudahkan
masyarakat dengan cepat untuk berada di kawasan Danau Toba yang
seharusnya dari Medan harus mengalami perjalanan selama ± 6 jam
namun dengan adanya jalan tol ini hanya ± 3 jam. Tidak hanya jalan tol,
tahun ini juga diusahakan beroperasinya kapal penumpang dan
kenderaan yang dapat membawa masyarakat dengan cepat untuk sampai
pada titik inti Danau Toba yaitu ke pulau Samosir”
masuk ke kawasan pariwisata Danau Toba yaitu Bandara Silangit yang berada
diresmikan namun pada awal tahun 2019 nama bandara ini diganti dengan nama
pariwisata di Kawasan Danau Toba, pada akhir Desember tahun 2018 telah juga
penumpang dan kenderaan yang langsung di kelola oleh dinas terkait, dan kapal
Toba.
Pelabuhan ferry tidak hanya dikelola oleh pemerintah daerah namun juga
oleh masyarakat , namun sebelum adanya pelabuhan ferry ini terlebih dahulu
masyarakat lokal. Hasil wawancara dengan salah satu masyarakat (yang tidak
“Terminal penumpang ini sudah ada sejak dulu, dan kapalnya yang
berlabuh di terminal ini adalah milik pribadi. Sebagian penduduk kawasan
Danau Toba menggunakan transportasi ini untuk menyebrangi Danau
Toba seperti dari Parapat - Samosir, Samosir – Parapat atau di setiap titik
kabupaten ada tempat terminal kapal penumpang, seperti di Parapat ini
terdapat 2 (dua) terminal kapal penumpang yang sering digunakan
masyarakat juga wisatawan, yaitu Pelabuhan Ajibata (Ajibata – Tomok),
pelabuhan Tiga Raja (Tiga Raja – Tuktuk). Namun, ada juga wisatawan
yang menggunakan jasa hotel untuk membawa mereka menyebrangi
Danau Toba”.
Hal yang senada juga dikemukakan oleh wisatawan mancanegara yang berasal
dari Australia yaitu David, pada tanggal 05 Februari 2019. Beliau mengemukakan
bahwa:
yang ada masih bersifat individual kabupaten, dan bukan kebijakan yang
mengatur secara keseluruhan potensi wisata yang ada di kawasan Danau Toba.
Samosir Provinsi Sumatera Utara Nomor 474 Tahun 2017 tentang penetapan
menjelaskan
Utara Nomor 474 Tahun 2017 tentang penetapan kriteria dan klasifikasi objek
didasarkan pada:
1. Ruang Fisik
5. Aksesibilitas
237
6. Kesiapan Masyarakat
7. Jumlah Wisatawan.
Penetapan kriteria dan klasifikasi objek wisata ini bertujuan untuk menarik
pariwisata).
yang mengelilingi kawasan Danau Toba, juga menjadi lokasi survey dalam
biologi dan budaya) sehingga memiliki keunikan dan ciri khas masing-masing
(kelembagaan)
dalam masterplan KSPN Danau Toba dan sekitarnya adalah daya tarik wisata,
Tabel 5.1 Grand Strategy Pengembangan KSPN Danau Toba dan Sekitarnya.
Daya Tarik Wisata 1. Perintisan pengembangan diversifikasi daya
tarik wisata dalam rangka mendorong
pemerataan dan pertumbuhan kawasan
2. Pengembangan revitalisasi daya tarik wisata
untuk meningkatkan kualitas dan daya saing
produk dalam menarik minat dan loyalitas
segmen pasar yang ada
238
pada pasal 16 di RIPPAR Prov. Sumatera Utara bahwa DPP Deli Serdang,
Serdang Bedagai, Simalungun dan sekitarnya terdiri dari: KSPP Deli Serdang,
KSPP Serdang Bedagai, Tebing Tinggi dan sekitarnya, KSPP Pematang Siantar
dan sekitarnya, KSPP Parapat dan sekitarnya, KSPP Toba dan sekitarnya dan
telah menjadi kawasan strategis pariwisata provinsi (KSPP) dan di dukung oleh
Rencana Tata Ruang Kawasan Danau Toba dan Sekitarnya yang diatur dalam
kawasan Danau Toba yang diatur pada Bagian Kedua pasal 5 yang menjelaskan
bahwa cakupan kawasan Danau Toba meliputi Badan Danau, DTA dan CAT
yang terkait dengan perairan Danau Toba, serta pusat kegiatan dan jaringan
prasarana yang tidak berada di Badan Danau, DTA dan CAT yang terkait dengan
Sumatera Utara yaitu Bapak Ir. H. Irman, M.Si pada tanggal 13 November 2019,
beliau mengutarakan:
dapat menjamin rasa nyaman dan aman, kemudian agro wisata ini juga
dapat menjadi daya tarik tersendiri yang dapat menonjolkan keunggulan
pertanian dan hasil alam yang dimiliki oleh daerah wisata.
Pengembangan pariwisata juga harus didukung oleh infrastruktur yang
optimal, dan juga didukung oleh ameniti dan hospitality terkait kesiapan
daerah dan masyarakat dalam mendukung pengembangan pariwisata
Danau Toba menjadi kawasan unggulan”
pengembangan potensi pariwisata dan ini jugalah yang akan menjadi tolak ukur
Danau Toba.
beliau menjelaskan
“Setiap kabupaten yang mengelilingi Danau Toba, saat ini dituntut untuk
bisa mengembangkan objek wisata yang menjadi unggulan atau tidak
unggulan sehingga dapat menarik jumlah wisatawan untuk berkunjung,
khususnya di Kabupaten Humbang Hasudutan terdapat beberapa
destinasi wisata yang menjadi unggulan yang dapat diperkenalkan
kepada wisatawan yaitu salah satunya adalah wisata Sipinsur yang
merupakan pusat geopark di Humbahas. Saat ini wisata Sipinsur sedang
memenuhi dimensi pariwisata 4 A yaitu Attaraction, Amenitas,
Aksesibiltas dan Ancillary sebagai pendukung dalam pengembangan
wisata di kawasan Danau Toba”
Utara yaitu Bapak Wisnu pada tanggal 06 Februari 2019, dimana beliau
menjelaskan bahwa:
potensi destinasi wisata harus dilakukan dengan perencanaan yang matang dan
yang dibutuhkan mereka, penginapan yang nyaman dan beberapa fasilitas yang
aman dan nyaman dapat mereka rasakan. Tidak hanya itu, perlunya akses yang
bagus ke setiap objek wisata sehingga menimbulkan rasa kenyamanan tat kala
wisatawan malakukan perjalanan menuju objek wisata yang dituju juga harus
memberikan informasi ke luar tentang objek wisata yang ditawarkan. Maka, untuk
ini perlu adanya kerjasama yang efektif dengan para agen-agen jasa seperti
berbagai pihak, antara lain wartawan (jurnalis), investor, agen travel (wisata) dan
yang sudah dikenal maupun tidak dikenal oleh masyarakat umum lainnya. Dalam
hal ini diperlukan strategi kerjasama yang bagus dalam membangun kerjasama
Kabupaten Samosir yaitu Ibu Shanty Hariandja pada tanggal 05 Oktober 2018,
bahwa
baik. Kerjasama ini dapat dilaksanakan dengan baik, seperti yang dikemukakan
oleh Tim Jurnalis Pariwisata oleh Bapak Bagus, pada tanggal 12 Oktober 2018.
pada tanggal 12 Desember 2018, yang dikemukakan oleh Bapak Alusman Sitio
menjadi potensi pariwisata yang mempunyai keunikan dan khas yang ditunjukkan
245
2. Kabupaten Toba Samosir, meliputi Pasir Putih Bul-Bul, Air Terjun Situmurun,
Kuliner Tipang Mas, Istana Raja Sisingamangaraja, Air Terjun Janji dan
Lembah Bakkara
Raja, Museum Batak), Tuk Tuk Siadong, Pantai Batu Hoda, Aek Sipitu Dai,
Bukit Holbung, Pusuk Buhit, Aek Rangat Pangururan dan Menara Tele.
Paropo/Tao Silalahi
struktur ruang kawasan di KSPN Toba dan Sekitarnya, seperti yang dijelaskan
Sub Kawasan Potensi Daya Tarik Wisata Konsep Pengembangan Komponen Pengembangan
Pengembangan dan Fungsi Eksisting
Zona 1
Tuktuk, Tomok a. Kompleks akomodasi dan Pengembangan daya tarik wisata berbasis a. Pengembangan desa
perhotelan potensi budaya pedesaan dan perairan wisata Tuktuk
b. Daya tarik wisata air Danau (Desa Wisata, Selusur Danau) b. Water Front dan Board
(perairan Danau Toba) Walk
c. Daya tarik wisata budaya c. Pusat Kerajinan/Pasar
Desa Tuktuk Seni
d. Community Center
e. Eco Resort/Eco Lodge
f. Pusat Kuliner
Simanindo a. Pelabuhan penyeberangan Pengembangan pelabuhan wisata dan a. Pengembangan desa
b. Daya tarik wisata budaya daya tarik wisata berbasis potensi budaya wisata budaya
c. Daya tarik wisata pantai pedesaan (desa wisata) b. Water front dan Board
danau Walk
c. Pelabuhan Wisata/lake
toba cruise port
d. Pusat Kuliner
e. Pusat Ulos Lumban Soi-
Soi
f. Community Center
Nainggolan a. Pelabuhan penyeberangan Pengembangan pelabuhan wisata dan a. Water Front dan Broad
b. Daya tarik wisata budaya daya tarik wisata berbasis potensi budaya Walk
c. Daya tarik pantai danau pedesaan dan perairan danau (Desa b. Pelabuhan Wisata/Lake
Wisata/Selusur Dabau) Toba Cruise Port
c. Pusat Kuliner
248
d. Pusat Ulos Lumban Soi-
Sub Kawasan Potensi Daya Tarik Wisata Konsep Pengembangan Komponen Pengembangan
Pengembangan dan Fungsi Eksisting
soi
e. Community Center
Zona 2
Kawasan Perairan a. Daya tarik perairan danau Pengembangan daya tarik wisata berbasis a. Water Sport
Danau dan bentang alam danau potensi perairan Danau (olah raga dan b. Floating Restaurant
Toba rekreasi air, restauran terapung, Toba c. Water Front & Board
b. Tambak Ikan Cruise, Toba Mice) Walk
d. Toba Cruise, Toba Mice
e. Canoe Festival
f. Festival Perahu
Naga/Perahu Tradisional
Zona 3
Pusuk Buhit a. Daya tarik sumber air Pengembangan daya tarik wisata berbasis a. IT park dan animation
panas sumber daya geologi dan mineral center
b. Daya tarik situs (geopark, geoscience, volcanic park, pusat b. Museum dan discovery
geologi/geological site riset) center
c. Super volcano theatre
d. Audio visual volcanic
park
e. Geo science center
f. Water front dan board
walk
g. Eco lodge
h. Fasilitas MICE
(seminars dan meeting)
i. Restaurant, Cafe & shop
complex
j. Visitor center dan
249
service area
Sub Kawasan Potensi Daya Tarik Wisata Konsep Pengembangan Komponen Pengembangan
Pengembangan dan Fungsi Eksisting
k. Adventure and sporting
activities: trekking,
biking, hiking
Sipiso-piso a. Daya tarik wisata air terjun Pengembangan daya tarik wisata berbasis a. Water front dan board
b. Daya tarik wisata panorama potensi ekologi hutan dan pegunungan walk
danau dan bentang alam b. Lake toba stop for
cruising port
c. Funicular
d. Eco lodge
e. Fasilitas MICE
(Seminars dan meeting)
f. Retirement Village dan
Second Home Villas
g. Restaurant, Cafe dan
Shop Complex
h. Children Adventure Park
i. Spa dan Rejuvenation
Center
j. Visitor Center dan
Service Area
k. Golf Course dan Club
House
l. Paragliding
m. Agro Tourism dan
Ranch
n. Adventure & Sporting
activities: trekking,
biking, hiking
250
o. Helipad
Sub Kawasan Potensi Daya Tarik Wisata Konsep Pengembangan Komponen Pengembangan
Pengembangan dan Fungsi Eksisting
Simalem a. Resort Pengembangan daya tarik wisata berbasis a. Fasilitas MICE
b. Potensi panorama danau potensi ekologi pegunungan dan b. Hotel and residental
Toba perkebunan (agro wisata) c. Agro wisata
c. Potensi kegiatan agro/parm d. Community center
Parapat dan a. Sentra akomodasi dan Pengembangan daya tarik wisata khusus a. Fasilitas MICE
sekitarnya perhotelan (MICE,Lake Resort) serta gerbang cruise (seminars & meeting)
b. Daya tarik wisata pantai Danau Toba b. Hotel resort/eco lodge
danau c. Lifestyle mall
c. Potensi tambak ikan d. Pelabuhan wisata/lake
Toba Cruise port
e. Water Front & Board
Walk
f. Floating Restaurant/Tes
House
g. Pusat Kuliner
h. Pusat kerajinan dan
oleh-oleh
i. Children adventure park
j. Community center
Balige a. Daya tarik wisata budaya Pengembangan daya tarik wisata berbasis a. Batak Culture Centre
Batak potensi ekologi dan budaya b. Batak Art & Craft Gallery
b. Potensi pelabuhan wisata etnik/pedesaan Batak c. Batak Museum
c. Daya tarik wisata panorama d. Community Center
alam
d. Hotel dan resort
Tigaras a. Pelabuhan wisata Pengembangan pelabuhan wisata dan a. Pengembangan
b. Potensi tambak ikan daya tarik wisata berbasis ekologi budaya pelabuhan wisata tigaras
pedesaan dan perairan danau b. Pengembangan transit
251
point simarjarunjung
Sub Kawasan Potensi Daya Tarik Wisata Konsep Pengembangan Komponen Pengembangan
Pengembangan dan Fungsi Eksisting
c. Water front & board walk
d. Community center
(pusat informasi, plaza
pertunjukan seni)
e. Pusat kuliner/restaurant
& cafe/restaurant
ikan/makanan lokal
f. Pusat
cinderamata/bengkel
seni
Zona 4
Brastagi a. Sentra akomodasi dan Pengembangan daya tarik wisata berbasis a. Pengembangan
perhotelan potensi agro (agro tourism park, eco agrotourism park
b. Daya tarik wisata agro residential/hotel resort, villa lodge, b. Pengembangan eco
pertanian buah dan sayur outbound activities) residential (hotel
c. Daya tarik wisata resort/villa lodge)
hutan/pegunungan Sibayak c. Pengembangan
outbound activities
d. Agro restaurant, cafe &
shop/market complex
e. Agro transit/rest area &
trekking route
f. Amenity core
g. Community center
Sidikalang a. Perkebunan kopi Pengembangan daya tarik wisata berbasis a. Pengembangan agro
b. Daya tarik wisata agro kopi potensi agro kopi sidikalang (Sidikalang wisata kopi Sidikalang,
Coffee Plantation) Sidikalang Coffee Park
b. Pengembangan taman
252
rekreasi/ Taman Wisata
Sub Kawasan Potensi Daya Tarik Wisata Konsep Pengembangan Komponen Pengembangan
Pengembangan dan Fungsi Eksisting
Iman
Pematang Siantar a. Ibu kota kabupaten Pengembangan area sebagai transit point a. Pengembangan agro
b. Transit area dan daya tarik wisata berbasis potensi wisata sawit
c. Pusat oleh-oleh agro sawit b. Pengembangan hotel
penginapan
c. Pengembangan
souvenir shop dan
transit point
Tebing Tinggi a. Ibu kota kabupaten Pengembangan area sebagai transit point a. Pengembangan transit
b. Transit area dan daya tarik wisata (berbasis potensi hotel
agro) b. Pengembangan
penginapan, souvenir
shop
c. Fasilitas rest area
d. Hotel, penginapan,
homestay
e. Pusat kuliner
f. Pusat cinderamata/oleh-
oleh
g. Agrowisata
Medan a. Pusat bisnis/perdagangan Pengembangan gerbang wisata dan daya a. Pusat layanan dan
b. Daya tarik wisata sejarah tarik wisata budaya perkotaan promosi terpadu
dan perkotaan (heritage pariwisata/visitor center
and urban tourism) shop front
c. Pintu gerbang regional b. Hotel, penginapan
(Bandara Internasional)
Asahan a. Fasilitas akomodasi Pengembangan daya tarik wisata alam a. Pengembangan wisata
b. Daya tarik wisata sungai berbasis sungai/arung jeram arung jeram asahan
253
(petualangan arung jeram) b. Pengembangan transit
Sub Kawasan Potensi Daya Tarik Wisata Konsep Pengembangan Komponen Pengembangan
Pengembangan dan Fungsi Eksisting
point Tanjung Balai –
Danau Toba
c. Toko cinderamata
d. Fasilitas akomodasi dan
rumah makan
e. Fasilitas informasi dan
pelayanan pariwisata,
fasilitas pelayanan
keimigrasian, pusat
informasi pariwisata
(tourism information
center), dan e-tourism
kios.
Baktiraja, a. Fasilitas akomodasi Pengembangan daya tarik wisata berbasis a. Culture center
Humbang b. Daya tarik wisata sejarah sejarah budaya dan panorama alam serta b. Museum
Hasundutan budaya agro wisata c. Fasilitas wisata situs-
c. Daya tarik wisata panorama situs sisingamangaraja
alam d. Pusat kuliner crispy
d. Daya tarik wisata agro porapora dan daging
kuda, kopi lintong, kopi
luak
e. Fasilitas wisata air terjun
f. Fasilitas view point
Tanjung Balai a. Pelabuhan Pengembangan gerbang wisata a. Pengembangan Tanjung
internasional/pintu gerbang pendukung dan daya tarik wisata berbasis Balai sebagai kota
laut budaya Kota Medan pelabuhan (port city),
b. Daya tarik wisata sejarah gate utama kawasan,
dan perkotaan (heritage imigrasi.
254
and urban tourism) b. City & business
Sub Kawasan Potensi Daya Tarik Wisata Konsep Pengembangan Komponen Pengembangan
Pengembangan dan Fungsi Eksisting
lodge/Inn
c. Commercial facilitiies &
sho complex
d. Pusat kuliner
e. Pusat cinderamata
f. Sightseering tower
g. Pusat informasi
wisata/shop front
h. Fasilitas transfer
intermode
Silangit a. Pintu gerbang kawasan/ Pengembangan Silangit sebagai gerbang a. Pengembangan Silangit
Bandara Silangit wisata pendukung dan daya tarik wisata sebagai kota
b. Daya tarik wisata sejarah berbasis potensi budaya religi penghubung
dan perkotaan (heritage penerbangan (airport
and urban tourism) transit city) bandara
internasional hub. Asia.
b. Pengembangan Gate
KSPN Toba pintu
Selatan
c. Revitalisasi Bandara
Silangit
d. Pusat informasi
wisata/shop front
e. City kuliner
f. Pusat cinderamata
g. Fasilitas transfer
intermoda
Sumber: Masterplan Pengelolaan Terpadu Kawasan Danau Toba dan Sekitarnya, 2012
255
256
dapat dilihat bagaimana dimensi pariwisata sudah terlaksana dengan baik atau
dengan baik seperti akses menuju objek wisata (transportasi) belum ada, fasilitas
yang tidak memadai, daya tarik yang bersifat monoton dan belum terkelola
dengan baik.
pariwisata tersebut, yaitu akses menuju Bukit Holbung. Wisatawan tidak dapat
akses jalan kalau hujan sering terjadi longsor. Ada 2 alternatif yang dapat sampai
ke objek wisata ini yaitu dari daerah Harian Kabupaten Samosir dengan jalan
Holbung, yaitu Bapak Ramot Sihotang, pada tanggal 06 Februari 2019 beliau
mengemukakan bahwa:
“Bukit Holbung ini merupakan objek wisata yang baru dibuka oleh
pemerintah dan masyarakat sebagai pengelolanya. Kami membuka objek
wisata ini dengan anggaran dana desa, pertama kali dengan dana Rp.
10.000.000,- kemudian kami membuat tangga untuk sampai ke puncak
bukit. Objek wisata ini sebagai wisata selfie yang kemudian direncanakan
untuk wisata paralayang dan adventure trip namun masih wacana karena
terkait dana. Masalah akses memang belum memadai tapi sudah kami
usulkan ke pemerintah daerah untuk perbaikan infrastruktur. Tapi kalau
hujan, objek ini tidak dapat dinikmati karena kabut dan licinnya tangga
menuju ke puncak”.
257
ini. Gambar ini menunjukkan akses jalan menuju objek wisata Bukit Holbung
yang belum memadai apalagi kalau turun hujan yang dapat mengakibatkan jalan
Tidak hanya menuju objek wisata Bukit Hobung Kabupaten Samosir saja
yang akses dan fasilitas lainnya belum memadai untuk pengembangan objek
mengalami hal yang sama, kurangnya fasilitas dan akses untuk berkunjung ke
objek ini dikarenakan, infrastruktur yang tidak memadai dan fasilitas untuk
Hasil dokumentasi penelitian pada gambar 5.12 di atas juga diperkuat salah
seorang masyarakat yang menjari narasumber dalam penelitian ini yaitu Bapak
Kemudian terkait dengan akses jalan menuju destinasi wisata, maka Kepala
situmurun, kami harus melalui jalan yang sangat terjal dan licin, juga tidak
259
adanya petunjuk jalan yang memadai menuju objek wisata ini sehingga bagi
pengunjung yang tidak mengenal daerah ini bisa kesasar seperti yang terjadi
pada saat penelitian di lapangan dan akhirnya saya tidak dapat menyebrangi
masyarakat lokal untuk berkunjung dan bermain di air terjun situmurun batasnya
adalah jam 5 sore selebihnya para pengunjung tidak boleh mendekat ke objek
wisata.
yang tidak hanya memperlihatkan keindahan alam atau air danaunya, namun
ada beberapa yang sangat dekat spiritual atau budaya masyarakat lokal.
Sebenarnya melalaui budaya dan sprititual ini juga dapat menjadi daya tarik
tersendiri dalam mengembangkan objek wisata seperti objek wisata yang ada di
Kabupaten Samosir yaitu objek wisata Aek Sipitu Dai yang merupakan objek
wisata taman iman di Kabupaten Dairi juga terdapat di kabupaten yang lain.
mereka mengenal Danau Toba yaitu Samosir dan Parapat tapi tidak dengan
yang berasal dari Ipoh, Malaysia yaitu Ibu Shamsuri pada tanggal 06 Februari
2019 bahwa:
Samosir. Untuk itu penting dilakukan roadshow dari pemerintah pusat dan
objek wisata, walaupun saat ini sudah adanya Badan Otorita PariwisataDanau
Kementerian Pariwisata.
lokal mendapatkan informasi tentang objek wisata yang akan direncanakan jadi
mempromosikan keberadaan objek wisata. Dan pusat informasi turis ini juga
menjadi pelayanan tambahan yang harus didapatkan oleh wisatawan selain jasa
tambah dari pariwisata dalam pencapaian devisa pariwisata (miliar USD) yaitu
mencapai 28 Miliar. Juga terdapat beberapa sasaran yang harus dicapai yaitu
400
400
350
303
300
250
200
150
26
100
15 Column1
50 15.8
0 12.8 2024
Wisatawan 2018
Mancanegara Wisatawan
Nusantara Tenaga Kerja
Pada tahun 2017, total PAD 8 kabupaten di sekitar Danau Toba mencapai Rp.
942,4 Milyar, angka ini naik sebesar 71,4% dari tahun 2016 yang memiliki angka
262
potensi ekonomi di kawasan Danau Toba sangatlah besar. Sesuai dengan yang
Utara Nomor 7 Tahun 2003 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Potensi ekonomi dari sektor pariwisata di Kawasan Danau Toba ini juga
pendirian Lembaga Usaha Makro Kecil dan Menengah (UMKM). Kegiatan UMKM
dan juga menjadi wadah yang baik bagi penciptaan lapangan pekerjaan yang
pengalaman kerja dan lainnya. Seperti yang dikemukakan oleh salah seorang
utusan Bappeda yaitu Bapak Roni pada kegiatan FGD di tanggal 12 Desember
2018, bahwa:
Pendapat ini juga sesuai dengan yang diutarakan dalam RIPPARDA Kabupaten
lingkungan hidup.
264
lingkungan hidup yang lebih kuat agar tersirat nilai karakter daerah
sektor yang lain sehingga dapat memberikan dampak positif termasuk dalam hal
penyerapan tenaga kerja. Sektor ini juga menjadi berpotensi menjadi sumber
Otorita Danau Toba (BOPDT) Bapak Arie Prasetyo pada tanggal 19 November
2018, bahwa:
Data tabel 5.3 di atas juga dikuatkan dengan hasil wawancara dengan Bapak
“Kawasan Danau Toba memiliki potensi yang besar dari sektor produksi
pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan dan beberapa daerah
seperti Kabupaten Humbang Hasundutan telah membuat desa wisata
pertanian karena melalui sektor produksi ini dapat mendukung potensi
ekonomi. Hanya saja saat ini masyarakat lokal kawasan Danau Toba
harus lebih banyak diberikan pelatihan dan penyuluhan tentang
pengelolaan sektor produksi berbasis wisata dan juga kami sebagai
pemerintah sedang merancang untuk masalah pembiayaan bagi
masyarakat dan juga membuka peluang dan kesempatan masyarakat
melalui UMKM.”
266
dan peternakan namun juga dapat mengembangkan hasil kerajinan tangan yang
dibuat oleh masyarakat lokal, seperti pahatan patung, soevenir, selendang ulos
tenun dan sebagainya. Seperti hasil wawancara dengan masyarakat lokal dan
juga sebagai pelaku usaha di Tuktuk Siandong Kabupaten Samosir yaitu Bapak
adalah kerajinan tangan dan tenun ulos. Kain tenun ulos dapat dijadikan
dan memasarkan hasil produk mereka dengan kualitas yang terbaik. Terdapat
beraneka ragam produk yang dihasilkan oleh masyarakat lokal, seperti gambar di
bawah ini:
267
Danau Toba yang menjadi khas usaha pariwisata, maka dalam masterplan
pengelolaan terpadu kawasan Danau Toba dan sekitarnya tahun 2013 terdapat
yaitu
Kawasan Danau Toba ini memiliki beraneka ragam objek wisata yang menjadi
Adapun data yang diperoleh dari BPS Provinsi Sumatera Utara, jumlah
kawasan Danau Toba. Pendapatan asli daerah yang diperoleh oleh daerah yang
pariwisata, seperti yang terlihat pada tabel 5.4 Kabupaten Samosir mengalami
peningkatan 81% PAD, dihasilkan dari sektor pariwisata yang paling terbesar,
meliputi dari pajak hotel, restoran, hiburan dan reklame yaitu terjadi peningkatan
sekitar 105% dari tahun 2016 sebesar 6,94 M dan tahun 2017 14,2 M.
dari pajak hotel dan retribusi daerah (jasa), yaitu pada tahun 2016 sebesar
Peningkatan PAD ini juga dirasakan oleh masyarakat lokal sekitar objek
wisata kawasan Danau Toba. Seperti hasil wawancara dengan Bapak David
Manurung (Tokoh Masyarakat) pada tanggal 05 Februari 2019 di objek wisata air
dan air terjunnya. Saat ini desa kami telah menjadi desa wisata untuk
mengembangkan objek wisata air tejun situmurun, yang banyak
membawa rejeki buat kami dan desa kami. Hanya saja, jalan desa
kami belum dapat diperbaiki jadi, masih menjadi hambatan untuk ke
desa dan objek wisata.”
wisata Pasir Putih Bul-Bul Balige Kabupaten Toba Samosir pada tanggal 05
didukung sarana dan prasarana yang memadai baik fisik maupun non fisik.
Penurunan hasil yang dirasakan oleh masyarakat lokal atau pengelola wisata ini
daerah pariwisata Danau Toba. Dengan demikian, prinsip pariwisata yang terdiri
dari attraction, amenities, aksesibilitas dan ancillary yang disingkat menjadi 4A,
Danau Toba.
Tabel 5.7 PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Konstan (Rupiah) Tahun 2016-
2018 pada Kabupaten di Kawasan Danau Toba
harus dikelola dengan serius dan optimal karena apabila pariwisata di kawasan
ini maju, maka ekonominya juga maju dan tidak hanya sektor ekonomi saja
namun sektor yang lain juga akan ikut maju. Sesuai dengan yang dijelaskan
pembangunan pariwisata ini harus bisa membawa dampak ekonomi yang pada
internasional dan mengangkat unsur keunikan dan kekhasan lokal. Selain itu
Penguatan sumber daya manusia ini meliputi dunia usaha pariwisata dan
Kawasan Danau Toba, dilihat dari segi sosial dan budaya banyak
memancarkan pesona dengan keragaman adat istiadat dan tata cara hidup yang
kawasan danau toba masih ada ritual, budaya kuno (bangunan kuno) cara hidup,
tarian dan musik tradisional yang juga menjadi daya tarik yang berbeda.
Potensi inilah yang harus dikembangkan dan menjadi daya tarik tersendiri
Dengan adanya potensi ini dapat menjadi keunggulan dan keunikan tersendiri
wawancara dengan pelaku usaha Ibu Erbina Sidabalan di Aek Sipitu Dai
“objek wisata yang dikelola ini menjadi wisata religi dan budaya karna
di sini, pengunjung dapat melihat ritual dan tata cara hidup orang toba
seperti ritual yang dilakukan oleh masyarakat kalau salah seorang
anaknya sakit dapat meminum air di aek sipitu dai ini sebagai obat,
atau ritual yang mau naik pangkat dan lainnya. Aek Sipitu Dai ini
adalah air suci yang diyakini dapat membawa perubahan hidup bagi
orang yang meminumnya.”
tanggal 12 Desember 2018, salah seorang peserta yaitu Ibu Corry Panjaitan
Desember 2018 dan beliau adalah Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir,
menjelaskan stigma Batak yang menjadi keunikan dari budaya Batak, yaitu
“Batak itu dipersepsikan mereka yang kasar, saya bilang bukan kasar tapi
bicara keras, terbuka langsung to the point. Lalu ada stigma juga bahwa
batak ini kurang ramah dan tidak mungkin bisa bertamu. Saya katakan,
kami punya high values life style dan itu diajarkan kepada kami. Ada
konten lokal, kearifan lokal yang mungkin boleh nanti tidak terekam dalam
penelitian di sana. Punya kita dalam setiap darah batak mengalir darah
bertamu, martamue namanya. Orang batak disebut itu partataring sore
mertua. Artinya orang batak itu dapurnya apinya menyala terus. Karena
setiap tamu yang datang itu tidak boleh dikasi air yang tidak hangat,
harus air yang hangat. Itu simbol dari hati. itu minuman harus yang
dimasak, direbus, hangat dia. Kalau ada gula ada kopi sukur, tapi paling
tidak kalaupun dia air biasa dia kasi harus yang dimasak. Ada tiga
sebutan, yang kedua orang batak harus punya adalah Paramak
sibolungo. Tikar yang tidak pernah digulung, Setiap orang batak itu
tikarnya harus digelar setiap hari. Karena sewaktu-waktu tamu datang dia
harus duduk di tikar. Tidak pernah tergulung tikarnya karena setiap saat
harus menerima tamu. Kalau orang batak misalnya ada pesta hajat di
suatu tempat itu semua sepanjang kampung-kampung itu pintunya harus
terbuka. Karena hampir pesta ini yang punya rumah ini hanya sedikit saja
orang yang bisa berakomodasi ketempat yang pesta itu, yang lainnya
278
orang kampung itu semua yang tinggal disitu. Siapapun dia, tidak kenal
kalau ada hajatan di situ dia harus menerima tamu. Yang ketiga ialah
persakkalan somahea. Sakkalan itu orang batak dibuat dari kayu besar,
dipotong dibentuk menjadi tempat memotong daging. Sakkalan itu hanya
memotong daging. Daging itu simbol makanan yang terhormat diberikan
kepada tamu, tidak diberi ikan. Jadi simbol-simbol ornag batak kalau hula-
hula datang, keluarga dari pihak ibu, keluarga yang dihormati karena
turunan budaya itu gak ikan, harus daging. Di batak itu namanya
persakkalan somahea. Tempat dia memotong dagingnya itu gak pernah
kering, karena setiap saat kalau datang tamu harus potong daging.
Potong ayam, macam-macam peliharaannya. Kadang Cuma satu
kambingnya, betina. Datang hula-hulanya potong lagi. Yang penting hula-
hula senang, karena begitu hula-hula senang dia akan mendoakan luas
biasa kepada keluarga borunya. Itu prinsip yang luar biasa bagi orang
batak tentang bertamu. Saya ingat waktu kecil, ada satu lemari kami di
rumah, ibu saya almarhum dipakai untuk menyimpan bantal dan selimut
sepanjang tahun, dan tidak boleh kami pakai. Pakai khusus untuk tahun
baru atau paska tradisi pulang para perantau, para famili, itu baru dibuka.
Cuman cara ngasinya bukan seperti orang jawa. Langsung lempar nah
untuk mu. Tapi coba bayangkan dari bulan januari ke bulan desember itu
bantal di pelihara, disimpen dilemari hanya untuk tamu datang nanti suatu
saat. Jadi kalau bilang tidak mungkin orang batak ramahtamah, tidak bisa
bertamu, saya bilang NO. kami dalam setiap tetesan darah orang batak
ada DNA bertamu. Yang ketiga selalu ada stigma batak tadi ibu ini cerita
adalah kotor. Kotor itu seperti tidak ada kebersihan. Kami bilang ini
penyimpangan. Bukan itu habitat orang batak. Habitat orang batak itu ada
namanya the five great wisdom. Itu diturunkan. Kalau bapak mau lihat
nanti, semua hotel-hotel perdede grup itu ada pasti. Peyesroha =
bersihkan hati, peyesbedemu=bersihkan tubuh, peyes pakaian,
peyesjebu=rumah kita dan peyes halaman. Orang batak bilang bahwa
jalan menuju kampung itu pertanda apakah kampung itu bersih apa
enggak, jadi jalan pun harus dirawat. Nah kampung itu, halaman rumah
itu tanda bagaimana bersih di rumah. Kalau halamannya jorok rumah itu
pasti jorok. Kalau dihalamannya itu banyak sampah itu diruang tamunya
mungkin ada celana-celana anak-anak kecil disitu dan sebagainya. Itu
yang saya bilang stigma yang selama ini terus di sering di replikasi,
reproduksi, saya bilang tidak, tidak itu yang batak. Lalu stigma berikut
yang pengen saya klarifikasi juga ada teman-teman tadi saya lihat seperti
mungkin harus masuk lebih dalam tentang batak ini ialah orang batak
senang berbohong. Tidak. Orang batak itu berterus terang, bahkan di
Simalungun mereka punya prinsip kebenaran adalah awal semua
kehidupan. Siapa yang tidak benar hidupnya akan berakhir tidak benar.
Jadi sampai misalnya sampai sekarang kalau kita promosi travel
279
budaya Batak dapat dijadikan daya tarik wisata yang juga sekaligus menjadi
Setidaknya, budaya ini sangat berpengaruh pada tatanan hidup masyarakat lokal
dan menjadi sesuatu yang harus diikuti selain ajaran agama. Kawasan Danau
kepercayaan ini, konon adalah agama pertama atau aliran yang pertama sekali
datang di kawasan Danau Toba dan menjadi aliran nenek moyang masyarakat
Danau Toba. Salah satu yang dapat menjadi bukti nyata bahwa aliran itu adalah
peninggalan bersejarah yang ada di daerah kawasan Danau Toba seperti aksara
batak toba.
Aksara Batak Toba ini menjadi salah satu budaya yang menjadi khasnya
Danau Toba, sehingga banyak wisatawan yang ingin mengetahui lebih tentang
280
sejarah aksara batak toba ini. Aksara Batak Toba ini menjadi bukti bahwa adanya
sejarah dan cerita tentang lahirnya keturunan Batak di daerah Danau Toba.
Kawasan Danau Toba ini identik dengan budaya Batak, dan kepercayaan
parmalin yang sejak adanya Danau Toba bahwa komunitas parmalin lah yang
terlebih dahulu ada. Salah satu objek wisata yang menjadi sejarah lahirnya
keturunan Batak adalah Pusuk Buhit. Ditempat inilah lahir keturunan Batak dan
menjadi legenda asal muasal si Raja Batak. Pusuk Buhit adalah gunung Toba
yang memiliki ketinggian 1500 meter dari permukaan laut dan 1077 meter dari
permukaan Danau Toba. Legenda ini berawal dari Siboru Deak Parujar yang
turun dari langit karena dipaksa menikah dengan Siraja Odap-odap tetapi namun
nama Raja Ihat Manisia dan Boru Ihat Manisia, dari mereka akhirnya lahir 3
orang anak yaitu Raja Miok-miok, Patundal Na Begu dan Si Aji Lapas-lapas.
Dari ketiga anak terssebut hanya Raja Miok-miok yang memiliki keturunan
yaitu Eng Banua, kemudian generasi berikutnya Eng Domia atau Raja Bonang
bonang yang menurunkan Raja Tantan Debata, Si Aceh dan Si Jau dan hanya
Guru Tantan Debata yang memiliki keturunan yaitu si Raja Batak. Akhirnya inilah
permulaan tarombo dan silsilah generasi Batak yang dikenal dengan aksara atau
lazim disebut pustaka laklak, dan sebelum meninggak si Raja Batak sempat
mewariskan piagam wasiat kepada kedua anaknya yaitu Guru Tatea Bulan dan
Raja Isumbaon.
Guru Tatea Bulan mendapat surat agung yang berisi ilmu pedukunan atau
dagang dan seni mencipta. Kemudian Guru Tatea Bulan memiliki sembilan anak
yaitu Si Raja Biak-biak, Tuan Saribu Raja, Si Boru Pareme (putri), Limbong
Mulana, Si Boru Anting Sabungan (putri), Sagala Raja, Si Boru Biding Laut
(putri), Malau Raja dan Si Boru Nan Tinjo. Dan dari keturunan Guru Tatea Bulan
juga terjadi perkawinan antara Saribu Raja dengan Si Boru Pareme dan inilah
yang menurunkan Si Raja lontung yang kita kenal dengan marga Sinaga,
Tidak hanya legenda asal muasal Raja Batak yang menjadi potensi
menggambarkan sosial budaya juga yang berkenaan dengan religi, antara lain
taman eden, kursi parsidangan, makam raja batak, museum batak, istana dan
makam sisingamangaraja dan lain sebagainya. Objek wisata ini ada yang
terkelola dengan baik dan masih ada yang masih tahap perbaikan seperti fasilitas
Pengembangan potensi sosial budaya juga dapat dilihat dari Kapal wisata
konsep Adat Batak dan Patung Sigale-gale yang dapat membawa wisatawan
berlayar di Danau Toba yang disebut Kapal Wisata Samosir. Adapun tarif kapal
Kapal wisata ini menjadi salah satu promosi yang digunakan oleh pemerintah
Toba, dan titik berlayar dari kapal wisata ini adalah di Kecamatan Simanindo di
282
Desa Tuktuk Siadong yang juga merupakan titik pusat wisata di Kabupaten
Samosir.
kawasan Danau Toba, dimana kapal pesiar ini menunjukkan ciri khas budaya
Toba yang dapat dilgambarkan pada bentuk dan penyampaian informasi yang
dapat diperoleh para wisatawan di saat berada di dalam kapal wisata pesiar ini.
bahwa kawasan Danau Toba menjadi salah satu dari sepuluh Kawasan Strategis
dan keamananan.
Danau Toba DSK sebagai Kawasan Strategis Nasional dari sudut kepentingan
yang dijelaskan dalam RTR KSN Danau Toba yaitu 1) pelestarian sumber air
dengan pengendalian kawasan budi daya sesuai dengan daya dukung dan daya
kebijakan yaitu
Toba
pangan
mewujudkan tujuan penataan ruang kawasan Danau Toba yang dijelaskan dalam
Tata Ruang Kawasan Danau Toba dan Sekitarnya, yaitu pelestarian kawasan
dunia yang terintegrasi dengan pengendalian kawasan budi daya sesuai dengan
daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup serta adaptif terhadap
bencana alam.
lingkungan hidup ini dapat berakibat negatif dan positif bagi seluruh bidang
lingkungan hidup.
285
menyatakan bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi
dan hak konstitusional bagi setiap warga Negara Indonesia. Oleh karena itu,
dapat tetap menjadi sumber dan penunjang hidup bagi rakyat Indonesia serta
Saat ini, masalah lingkungan hidup menjadi salah satu yang harus
kawasan Danau Toba. Terdapatnya isu dan masalah yang harus cepat dicarikan
dibuang di kawasan Danau Toba, yang tidak hanya merusak air danau juga
oleh Ibu Corry Panjaitan (Tokoh Masyarakat/Budaya dan Seni) pada tanggal 04
Sesuai dengan RIPPARDA Dinas Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018 bahwa
Selanjutnya, pendapat Bapak Syafril dari Badan Sumber Daya Manusia Provinsi
Kemudian, salah seorang akademisi dari IT Del yaitu Bapak Ricardo Situmorang
tempat wisata, toilet dan wahana yang menjadi fasilitas dalam objek wisata
288
tersebut. Kalau di objek wisata harus adanya tertib lingkungan baik berasal dari
pencemaran dan kerusakan lingkungan. Kondisi ini menjadi salah satu yang
hidup menurun yang pada akhirnya menjadi beban sosial. Dengan demikian,
lingkungan hidup harus terus dilindungi dan dikelola dengan baik berdasarkan
harus segera dilaksanakan, namun perlu juga memperhatikan kondisi alam dan
lingkungan yang ada di sekitar kawasan Danau Toba. Hal ini sesuai dengan
saja. Pariwisata kawasan Danau Toba juga dikaitkan dengan sektor lain yang
dan pariwisata dapat dikembangkan dengan sektor lain tanpa mengurangi fungsi
fisik pada kawasan Danau Toba dapat menjadi tidak tertata dan akhirnya banyak
objek yang terlantar sehingga mengurangi daya tarik terhadap objek wisata
tersebut. Tidak hanya dampak fisik, namun juga bisa kepada dampak sosial
budaya yang hilang keaslian budaya lokal akibat kulturalisasi yang berlebihan
kawasan Danau Toba dan sekitarnya tahun 2013, bahwa dijelaskan konsep
pada kawasan Danau Toba sesuai dengan program pengembangan yang telah
Kawasan Danau Toba memiliki potensi pariwisata yang beraneka ragam dan
mempunyai daya tarik tersendiri di setiap daerah yang ada di kawasan Danau
Toba baik daya tarik berupa alam, budaya dan masyarakatnya serta hasil
menunjukkan daya tarik luar biasa yang dapat menarik pengunjung dengan
langka. Sedangkan dari segi hasil karya manusia antara lain museum,
(pertanian), wisata air danau, wisata petualangan, taman rekreasi serta daya
tarik wisata lainnya yang masih dapat dikunjungi di kawasan Danau Toba.
2. Accesability (aksesibilitas/transportasi)
Akses menuju kawasan Danau Toba sejak tahun 2018 sudah semakin
menjadi akses penting dalam pariwisata seperti bandara, pelabuhan dan jalan
Kawasan Danau Toba telah memiliki akses transportasi yang memadai yang
dimulai dari bandara internasional, pelabuhan ferry dan penumpang baik yang
dikelola oleh pemerintah maupun masyarakat lokal, juga jalan raya yang telah
291
3. Amenities (fasilitas)
rumah makan, transportasi dan biro atau agen perjalanan. Aspek ini juga tidak
prasarana di kawasan Danau Toba ini belum bisa dikatakan optimal tetapi
oleh para wisatawan terkait kebersihan dan halal atau haramnya makanan
apalagi bagi wisatawan muslim. Dan juga masih minimnya hotel atau
sehingga menjadi alasan utama bagi pengunjung muslim untuk tidak berlama
4. Ancillary (tambahan/pelayanan/kelembagaan)
setiap tempat umum atau akses pintu masuk ke Danau Toba seperti bandara,
292
ini di kawasan Danau Toba hanya ada di bandara sedangkan di akses yang
tidak hanya harus dilihat dari 4 pilar namun juga harus dilihat bagaimana potensi
banyak perubahan bagi masyarakat lokal dan daerah di 7 kabupaten yang ada di
Danau Toba. Namun, apabila dikaitkan dengan 4 pilar dalam pariwisata tersebut,
di kawasan Danau Toba adalah kemampuan masyarakat lokal untuk lebih giat
daya manusia yang dimiliki daerah untuk dapat mendukung kegiatan pariwisata.
Setiap daerah yang ada di kawasan Danau Toba banyak memiliki kearifan lokal
pemerintah pusat.
Adapun kearifan lokal yang dimiliki setiap daerah yang ada di kawasan
Danau Toba ini antara lain, kacang rondam, kacang sihobuk, kerajinan tangan
293
warna ulos dan motifnya), pahatan patung, soevenir dan lainnya. Apabila ini
juga potensi sosial dan budaya juga dapat dikembangkan karena secara unsur
potensi ekonomi yang mau dikembangkan juga merupakan bagian dari sosial
dan budaya dari masyarakat itu sendiri. Salah satunya adalah kerajinan tangan
yang menjadi budaya masyarakat Toba dalam membuat tenunan ulos dan
menjadi faktor kehidupan sosial di lingkungan Danau Toba. Tenun ulos menjadi
simbol budaya yang harus dilestarikan dan memberikan dampak sosial bagi
masyarakat Toba sehingga hal ini juga menjadi daya tarik pengunjung/wisatawan
untuk memahami budaya toba melalui tenun ulos. Maka, pentingnya ada
dikawasan Danau Toba dan menjadi daya tarik wisata. Budaya yang dimiliki oleh
daerah kawasan Danau Toba dapat menjadi atraksi wisata dan dijadikan ciri
tidak mengalami rasa bosan untuk selalu berwisata di Danau Toba. Namun,
secara sosial banyak hal yang harus diperbaiki yaitu bagaimana perilaku dan
susah dan mudah karena adanya stigma orang Batak yang sangat keras dalam
berbicara dan berperilaku. Namun, sebenarnya ini adalah sesuatu budaya yang
294
dapat dijadikan khasnya orang Batak. Tetapi, ini juga yang menjadi minimnya
Toba menjadi terhambat dan belum terealisasi sampai sekarang. Hal ini lah yang
hal yang terkait dengan budaya dan sejarah masyarakat Toba seperti kebiasan
dilihat dari potensi lingkungan yang ada di kawasan Danau Toba. Namun, tidak
hanya masyarakat saja yang tidak menjaga lingkungan Danau Toba terdapat
menyeluruh.
ini setelah dideskripsikan maka dapat dianalisis secara SWOT, sebagai berikut:
295
mencapai sasaran.
maupun internasional. Sinkronisasi ini menjadi penting dan modal dasar dalam
bersumber dari kondisi hubungan yang tidak baik antara banyak pihak. Dengan
pariwisata maka tujuan dapat tercapai dan pertumbuhan ekonomi menjadi kuat
dan mantap.
kawasan Danau Toba sesuai dengan yang dijelaskan dalam Integrated Tourism
Masterplan for Lake Toba tahun 2016 adalah untuk mentransformasikan dan
Toba adalah
297
sesuai yang dijelaskan dalam Integrated Tourism Masterplan for Lake Toba
maupun pelayanan (yang diakibatkan oleh SDM yang belum terlatih); 3) adanya
1. Makna politik, sebagai upaya untuk memupuk rasa cinta tanah air dan
negara.
bahwa:
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang tokoh masyarakat dan juga
mantan Bupati Kabupaten Samosir pada tanggal 07 Februari 2019 yaitu Bapak
“Danau Toba ini ibarat rumah yang harus mempunyai pondasi kuat
karena memiliki banyak ragam masyarakat dan budaya. Seperti rumah
tangga, harus mempunyai perencanaan yang sepakat antara suami
dan istri dan Danau Toba ini tidak hanya milik satu daerah saja tapi
299
milik banyak daerah. Maka, untuk membangun Danau Toba ini dan
dapat dikenal banyak orang sampai ke internasional harus disatukan
dulu tujuan di banyak daerah ini. Kebijakan itu menyatukan tujuan ini
belum ada, walaupun sudah ada badan atau lembaga yang dikirim
pusat untuk Danau Toba ini. Tapi pusat salah mengirimkan orang yang
ada di lembaga ini, karena orang yang tidak tau akan asal dan muasal
Danau Toba, ....... contohnya, apakah ada orang lain tau tentang
keberadaan rumah tangga kita kecuali suami dan istri itu sendiri dan
untuk menyusun perencanaan nya ke depan bagaimana rumah tangga
itu juga hanya suami dan istri lah yang tau. Begitulah maksud saya,
menyusun perencanaan pembangunan pariwisata kawasan Danau
Toba ini hanya orang yang berasal dari sini yang bisa tau harus
diapakan Danau Toba ini. Jadi, tidak ada tairk menarik antar daerah
Danau Toba ini punya siapa.....maka, harus ada pemimpin yang
mampu menyatukan perencanaan pariwisata kawasan Danau Toba
dan dapat mengambil keputusan untuk membuat satu perencanaan
tersebut ”
mengatakan bahwa:
bahwa:
Kemudian, bapak Syafril Harahap dari Badan Pembinaan Sumber Daya Manusia
Provinsi Sumatera Utara di kegiatan FGD pada tanggal 12 Desember 2019 juga
menyampaikan:
301
menghasilkan kebijakan yang mempunyai nilai dan manfaat bagi semua pihak.
Seperti yang dikemukakan oleh Bapak Roni dari Bappeda Provinsi Sumatera
kesulitan juga sulit lewat dari tele. Itu merupakan salah satu pintu
akses. Kita kalau dari karo pintu masuk ke samosir itu melalui tele.
Saya gak habis fikir mulai dari tahun 2010 sampai sekarang masih
perbaikan terus kapan tuntasnya. Apakah pengerjaannya mungkin
multiyears yang jelas sampai sekarang masih dalam perbaikan. Ada
beberapa rencana aksi ya ini untuk 2019, nanti penanggungjawabnya
adalah dinas pariwisata, kemudian bappeda juga melakukan suatu
evaluasi ini terkait dengan dinas kehutanan, kemudian dinas penataan
ruang dan permukiman.”
yang terkait dengan keterpaduan dan sinkronisasi antar pemerintah daerah serta
Toba melalui pembangunan infrastruktur PUPR dan Non PUPR tahun 2017 –
303
No Program Kegiatan Pelaksana Sasaran Usulan Indikator Target Keterangan
Rencana Prakiraan Maju
2017 2018 2019 2020
c. Meningkatnya
lalu lintas harian
rata-rata di jalan
tersebut
3 Mengemba Peningkatan Provinsi Meningkatnya a. Meningkatnya
ngkan status dan Sumatera aksesibilitas status jalan
layanan kapasitas Utara, dan keamanan dari dari
infrastruktur jaringan jalan Kabupaten kenyamanan kolektor
inkubasi kolektor primer Karo, berkendara sekunder
anjungan di ruas jalan Kabupaten menjadi
cerdas merek – silalahi Dairi, kolektor primer
kawasan – sianjur mula- Kabupaten Berkurangnya 3.500 m 5.000 5.000 5.000 5.000
Danau mula – Samosir waktu tempuh meter
Toba pangururan. Karo – Dairi – terakhir di
Sepanjang Samosir dari tahun 2021
23.408,27 m 3,5 jam
menjadi 1,5
jam
b. Meningkatnya
lalu lintas
harian rata-
rata di jalan
tersebut
4 Mengemba Peningkatan Provinsi Meningkatnya a. Meningkatnya
ngkan status dan Sumatera aksesibilitas status jalan
layanan kapasitas Utara, dan keamanan dari kolektor
infrastruktur jaringan jalan Kabupaten kenyamanan sekunder
inkubasi kolektor primer Karo, berkendara menjadi
anjungan di ruas jalan: Kabupaten kolektor primer
cerdas pematang Simalungun b. Berkurangnya
kawasan siantar – tiga waktu tempuh 1.400 m 2.000 2.000 -
Danau ras – arah Karo –
Toba seribu Simalungun
dolok/merek. dari 2,5 jam
Sepanjang menjadi 1 jam
304
No Program Kegiatan Pelaksana Sasaran Usulan Indikator Target Keterangan
Rencana Prakiraan Maju
2017 2018 2019 2020
6.397,92 m c. Meningkatnya
lalu lintas
harian rata-
rata di jalan
tersebut
5 Mengemba Pembangunan Ditjen Bina Terciptanya
ngkan jaringan jalan Marga aksesibilitas
layanan akses anjungan (PUPR) menuju
infrastruktur cerdas di ruas anjungan Terbangunnya
inkubasi jalan: Kodon- cerdas jalan akses dari 800 m - - -
anjungan kodon – jalan nasional ke
cerdas anjungan anjungan cerdas
kawasan cerdas, arah:
Danau piso-piso.
Toba Sepanjang 800
meter
6 Mengemba Membangun Dinas Meningkatnya a. Melayani
ngkan terminal Perhubunga aksesibiltas transportasi
layanan transportasi tipe n Provinsi dan keamanan antar kota
infrastruktur B. Lokasi di Sumatera kenyamanan antar provinsi
inkubasi Situnggaling Utara, perjalanan (AKAP), antar 1 - - -
anjungan Kabupaten kota (AK), dan
cerdas Karo antar desa
kawasan (ADES)
Danau b. Meningkatnya
Toba wisatawan non
lokal
305
b. Mendorong Pertumbuhan Pariwisata
No Program Kegiatan Pelaksana Sasaran Usulan Indikator Target Keterangan
Rencana Prakiraan Maju
2017 2018 2019 2020
1 Membangu Membangun BPIW Terciptanya a. Jumlah
n anjungan anjungan (PUPR), sarana rest wisatawan
cerdas cerdas (rest Provinsi area di tepi yang
untuk area) pada Sumatera jalan nasional mengunjungi
mendorong lokasi 5 Ha Utara, kawasan kawasan
pertumbuha Kabupaten Danau Toba Danau Toba 1 - - -
n pariwisata Karo meningkat.
kawasan b. Peningkatan
Danau sektor jasa
Toba dan perhotelan
daerah
2 Membangu Membangun BPIW Terciptanya Jumlah kelompok
n anjungan gedung (PUPR), pentas seni seni dan budaya
cerdas serbaguna dan Provinsi dan budaya di yang terfasilitasi
untuk amphiteater Sumatera anjungan
mendorong untuk Utara, cerdas
pertumbuha pengembangan Kabupaten 10 5 5 5
n pariwisata kesenian dan Karo
kawasan kebudayaan
Danau Batak di
Toba anjungan
cerdas
3 Membangu Membangun BPIW Terkelolanya Jumlah ODTW
n anjungan jaringan (PUPR), informasi untuk yang teridentifikasi
cerdas pemasaran Provinsi pemasaran dan terkelola
untuk pariwisata Sumatera pariwisata di
mendorong kawasan Danau Utara, kawasan 20 20 20 20
pertumbuha Toba Kabupaten Danau Toba
n pariwisata Karo
kawasan
Danau
Toba
4 Membangu Mengembangka BPIW Pengembanga MoU antar
306
No Program Kegiatan Pelaksana Sasaran Usulan Indikator Target Keterangan
Rencana Prakiraan Maju
2017 2018 2019 2020
n anjungan n kerjasama (PUPR), n jaringan kabupaten dalam
cerdas promosi Kementerian kerjasama pengembangan
untuk pariwisata antar Pariwisata, promosi wisata di kawasan
mendorong kabupaten Provinsi pariwisata Danau Toba 1 - - -
pertumbuha Sumatera antar
n pariwisata Utara, 8 kabupaten di
kawasan Kabupaten kawasan
Danau kawasan Danau Toba
Toba Danau Toba
5 Membangu Pelatihan Provinsi Pelatihan Jumlah kelompok
n anjungan pemandu Sumatera masyarakat masyarakat sadar
cerdas wisata terpadu Utara lokal sebagai wisata
untuk di kawasan pemandu 5 5 5 5
mendorong anjungan wisata terpadu
pertumbuha cerdas di kawasan
n pariwisata anjungan
kawasan cerdas
Danau
Toba
307
No Program Kegiatan Pelaksana Sasaran Usulan Indikator Target Keterangan
Rencana Prakiraan Maju
2017 2018 2019 2020
Danau
Toba
2 Menguatka Pengembangan Provinsi Fasilitas Jumlah kelompok
n peran sumber daya Sumatera penciptaan seni yang
budaya manusia dan Utara kelompok- terbentuk
batak dan profesionalisme kelompok
kelembaga bidang budaya dalam 5 5 5 5
an pariwisata sanggar seni
pengelola
kawasan
Danau
Toba
3 Menguatka Identifikasi BPIW Menjaga Jumlah bangunan
n peran bangunan (PUPR), kelestarian adat dan cagar
budaya gedung cagar Perumahan bangunan- budaya, makam
batak dan budaya yang (PUPR), dan bangunan adat adat, dan lain 50 50 50 50
kelembaga dilestarikan Provinsi dancagar sebagainya yang
an Sumatera budaya, teridentifikasi dan
pengelola Utara makam adat terkelola
kawasan dan lain
Danau sebagainya,
Toba kemudian
memberikan
insentif dan
subsidi untuk
menjaga
kekhasannya
308
d. Menjaga Kelestarian Lingkungan
309
No Program Kegiatan Pelaksana Sasaran Usulan Indikator Target Keterangan
Rencana Prakiraan Maju
2017 2018 2019 2020
Silang
2 Konservasi Pembangunan Pemerintah Menyediakan Jumlah sarana
lingkungan dan revitalisasi Provinsi dan sarana pengelola air
perairan instalasi Pemerintah pengelolaan air limbah domestik
dan alam di pengolahan air Kabupaten limbah yang terbangun
sekitar limbah (IPAL) di domestik di
kawasan Kecamatan kawasan
Danau Merek, hunian padat
Toba Tongging, kawasan
Purba, Parapat Danau Toba
– Ajibata, 5 5 5 4 19 unit
Balige, IPAL
Tampahan,
Lumban Julu,
Laguboti,
Muara, Sianjur
mula-mula,
Siborong-
borong,
Tarutung, Dolok
Sanggul,
Sidikalang,
Harian,
Pangururan,
Onan Runggu,
Ronggur
Nihuta, dan
Tomok di
Simanindo
3 Konservasi Peningkatan/pe Pemerintah Menyediakan Jumlah TPS yang
lingkungan mbangunan/pe Provinsi dan TPS bagi terbangun
perairan ngelolaan Pemerintah masyarakat,
dan alam di prasarana Kabupaten terutama di
sekitar persampahan kawasan
kawasan yang berlokasi hunian padat
310
No Program Kegiatan Pelaksana Sasaran Usulan Indikator Target Keterangan
Rencana Prakiraan Maju
2017 2018 2019 2020
Danau dekat dari Kawasan
Toba badan perairan Danau Toba
dan sumber air,
yaitu di
Kecamatan
Merek (Kab.
Karo); Girsang
Sipangan Bolon
(Kab.
Simalungun); 3 3 3 3 12 TPS
Ajibata, Lumban
Julu, Balige,
dan Tampahan
(Kab. Toba
Samosir),
Muara (Kab.
Tapanuli Utara);
Sidikalang
(Kab. Dairi),
dan Sianjur
mula-mula,
Simanindo,
Onan Runggu
dan Pangururan
(Kab. Samosir)
4 Konservasi Mengendalikan Pemerintah Penerapan Peraturan daerah
lingkungan perkembangan Provinsi dan aturan tentang aturan
perairan kawasan Pemerintah bangunan bangunan dan
dan alam di budidaya Kabupaten (building code) gedung di sekitar
sekitar terbangun di di kawasan kawasan Danau
kawasan sepanjang inkubasi. Toba 8 - - -
Danau jaringan jalan Misalnya tidak
Toba yang mengarah boleh
ke danau mengubah
rumah yang
311
No Program Kegiatan Pelaksana Sasaran Usulan Indikator Target Keterangan
Rencana Prakiraan Maju
2017 2018 2019 2020
sudah memiliki
karakter lokal
(adat), jumlah
lantai, luas
lahan
terbangun dan
sebagainya.
312
313
telah mengalami peningkatan. Akses jalan menuju kawasan Danau Toba telah
dapat dilalui dengan nyaman dan aman walaupun terdapat beberapa titik yang
dan manfaat dalam pencapaian tujuan dan sasarannya, terkait di semua bidang
satunya adalah terkait pengembangan potensi sumber daya yang harus merata
serta dilihat dari kondisi fisik, sosial, budaya maupun ekonomi dan disesuaikan
terpadu
untuk menciptakan pariwisata yang mampu berdaya saing baik nasional maupun
dikembangkan pariwisata dengan efektif dan efisien sesuai dengan tujuan dan
yang tersusun dan dapat dijadikan pedoman untuk melakukan tindakan di masa
Toba belum dapat terealisasi dengan baik dan belum dapat dijadikan pedoman
karena sampai dengan pertengahan tahun 2019 ini belum dapat di realisasikan
daerah.
Hal inilah yang menjadi kendala untuk adanya beberapa tindakan yang
sehingga banyak regulasi yang tidak dapat dirumuskan dan dilaksanakan secara
optimal.
menajdi tanggung jawab lembaga ini. Namun, lembaga ini juga mengalami
Toba ini. Hal ini terkait belum adanya satu pemahaman visi dan misi dalam
terkait dengan masyarakat lokal yang harus mampu berkomunikasi dengan baik
terkait pariwisata kawasan Danau Toba. Karena sebagian pihak belum dapat
Toba, karena ini terkait dengan bahwa Danau Toba adalah tanah Batak,
termasuk pemerintah daerah dan masyarakat. Tidak hanya pihak yang ada di
daerah Danau Toba, pemerintah provinsi juga merasa tidak dianggap dalam
pariwisata kawasan Danau Toba, BOPDT juga telah membuat kerangka kerja
kawasan Danau Toba walaupun banyak hambatan dan kendala yang harus
dihadapi, seperti pelepasan hak kepemilikan tanah yang harus dibangun untuk
Simalungun.
pariwisata kawasan Danau Toba bukanlah hal yang mudah dan ini harus
dilakukan dengan serius oleh semua pihak yang terlibat terkhusus daerah
kabupaten yang ada di kawasan ini. Karena dengan adanya keterlibatan secara
nilai dan manfaat bagi daerah Danau Toba dan masyarakat secara umumnya.
ke depan dapat dilaksanakan dengan satu visi dan satu misi. Dengan demikian,
sama tentang visi, misi fungsi dan tujuan, adanya saling komitmen
kepariwisataan lintas sektor, karena dalam koordinasi lintas sektor ini dianggap
bahwa pariwisata bukan sektor tunggal. Selain tantangan tersebut juga adanya
318
Sumatera Utara Tahun 2017 – 2025 bahwa dapat diwujudkan dalam bentuk
dengan Sekretaris Dewan Riset Daerah Provinsi Sumatera Utara pada tanggal
2019, bahwa:
urusan pariwisata itu oleh para SKPD lain bilang hanya urusan dinas
pariwisata. Lalu di dinas pariwisata sendiri saya temukan mereka tidak
bisa membedakan antara mereka sebagai staf di dinas pariwisata dan
bila mereka menjadi staf badan penanggulangan bencana. Itu sama
saja, pointnya dia pegawai administrasi, dia ASN dan sebagainya
datang pagi pulang sore kerja mengetik selesai atau tidak, visi tidak
terbangun, seperti itu. 2 tahun kita meng grow up itu pertama dari
dalam saya katakan bahwa semua staf dinas pariwisata adalah
penyuara sapta pesona. Tapi kalau daalam diri kita pun tidak bisa
mempesona, bagaiman kita bisa cerita ke orang lain. Sama dengan
para ulama, dan pendeta, pastor, mereka penyuara kenabian. Tapi
dalam diri mereka tidak muncul tanda-tanda sikap dan suara kenabian
bagaimana orang bisa menjadi followers. Sehingga itu terbangun mulai
di mark up pelan-pelan kita grow up. Yang kedua pemerintah mulai
menyatukan pendapat semua SKPD dan itu bisa di jalankan, tapi saya
katakan intinya proses sekarang itu masih proses, belum selengkap
yang kita harapkan dukungannya. Saya katakan bahwa kita sekarang
mengidentifikasi dari ada 66 urusan tentang kepariwisataan
membangun pariwisata samosir, itu ada sekitar hanya 8 itu berada di
halaman dinas pariwisata. 48 itu berada di halaman dinas terkait.
Kebersihan, transportasi, dermaga, kuliner, dan lain sebagainya. Dan
untuk mereka sadar bahwa ini urusan kami. Jadi kalaupun ada teman-
teman dari parapat bialang samosir bla bla bla, karena memang
pergerakannya seperti itu. Itu yang kita menguji tentang kesikapan.
Naha yang kedua yang kita lakukan sekarang adalah masyarakat
samosir kita didik sekarang untuk menjadi tourism minded. Tidak
semua jadi pelaku pariwisata, tetapi semua harus berpikir tentang
pariwisata. Caranya ialah membridging antara masyarakat di kampung
membangun jembatan baru, berfikir masyarakat di kampung dengan
para pelaku pariwisata. Misalnya yang kita lakukan di sisi bahwa telur
ayam yang dipelihara orang tua yang digunung sana di punggung
pulau samosir, kita edukasi itu adalah telur ayam yang menjadi
breakfast, makanan pagi di hotel-hotel. Bahwa tomat dan buah-buah
yang ditanam di kebunmu ini, ini ada menjadi sayur mayur, buah-
buahan, juz di hotel-hotel. Kita kasi data kepada mereka bahwa setiap
hari di tuk-tuk ada 130 kilo ayam harus dibutuhkan untuk kebutuhan
breakfast untuk kawasan itu saja. Nah bagaiman masyarakat samosir,
orang-orang kampung memelihara ayam di gunung sana menjadi
suplier di sini. Tidak harus dari luar dan juga buah dan lain sebagainya.
Sehingga kita mendapat hasilnya sekarang orang-orang sekarang di
gunung sana mau ketika bertemu dengan bule atau wisatawan mereka
kira, oh ini yang makan telur ayam saya itu, sehingga mereka paling
tidak menyapa. Ada kaitan sama dia. selama ini seolah-olah tidak ada
kaitan. Sekarang kita dorong mereka sangat terkait dengan
pengunjung. Mangga samosir sekarang boleh dipastikan habis selesai
di samosir. Karena setiap musim mangga itu semua berjejer di pinggir
jalan berjualan semua habis ditempat tidak ada lagi kirimkan ke pulau
sumatera, ke parapat dll.
322
pariwisata kawasan Danau Toba ini harus memiliki kebijakan, visi dan misi, arah
dan tindakan sebagai upaya pengembangan potensi wisata yang ada. Pariwisata
harus dapat direncanakan dengan baik agar mampu menghasilkan manfaat bagi
semua pihak yang terlibat langsung dalam perkembangan kawasan Danau Toba.
daerah di sektor pariwisata menjadi hal yang sangat penting di era ini, karena
sektor ini menjadi salah satu sektor unggulan yang dapat meningkatkan
323
tidak dapat maju dan berkembang dengan sendirinya tanpa dukungan dengan
sektor lain. Pariwisata dapat bersinergi secara positif dengan sektor lain dan
memunculkan konflik.
dikelilingi oleh 7 kabupaten yang mempunyai keunikan dan ciri khas sendiri
tingkat tinggi dalam penyatuan visi dan misi. Maka, harus adanya peningkatan
Toba melalui lembaga terkait dan termasuk para pengambil keputusan dalam
sektor pariwisata.
Perlu adanya perencanaan yang baik di sektor pariwisata karena sektor ini
merubah pola pikir masyarakat baik berdampak positif maupun negatif. Maka,
dan interaksi yang baik di semua pihak sehingga dapat menyatukan komitmen,
visi dan misi sehingga tujuan dapat tercapai sesuai sasarannya. Salah satu
namun, sampai saat ini belum ada MoU yang menjadi acuan untuk membangun
Toba ini sangat dipengaruhi oleh proses interaksi antara lembaga yang terlibat.
pariwisata termasuk antar daerah kabupaten yang ada di kawasan Danau Toba
sangatlah penting untuk dilakukan sehingga dapat menyatukan visi dan misi
Kerjasama ini juga merupakan interaksi yang dapat membuka akses data dan
dapat menjadi pedoman bagi setiap daerah kabupaten untuk saling mendukung
kawasan Danau Toba apabila dapat tersusun dengan optimal maka merupakan
325
berkembang, apabila tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak dan berbagai
sektor yang dapat bersinergi secara positif dengan kegiatan pariwisata. Terdapat
pariwisata kawasan Danau Toba ini yaitu tidak adanya interaksi yang baik antar
daerah kabupaten yang mengelilingi Danau Toba, karena besar keegoan daerah
menjadi katalisator dalam membangun interaksi yang baik antara kepala daerah
sebaik mungkin, tetapi dengan para pelaku usaha dan masyarakat juga sehingga
dapat memberikan data dan informasi yang konsisten dan benar sebagai bahan
antar pemerintah daerah dengan pelaku usaha juga dengan masyarakat maka
dapat menarik investor untuk dapat memberikan dukungan dalam hal perbaikan
dengan melihat potensi destinasi wisata, potensi ekonomi, potensi sosial budaya
juga beberapa daerah di kawasan Dana Toba juga telah melaksanakan program
dan membuat kebijakan yang mengarah kepada pariwisata. Seperti halnya yang
bertujuan untuk mempromosikan pariwisata Danau Toba. Selain itu juga telah
berbagai pihak seperti tim jurnalis yang setiap saat ikut terlibat dalam
di tahun 2018.
Kebijakan yang lain juga telah muali dirumuskan yaitu kerjasama dengan
fasilitas yang nyaman bagi para wisatawan. Salah satunya yang dirancang oleh
sudah mulai memikirkan untuk melakukan tindakan yang sama sehingga dapat
menarik wisatawan untuk tinggal lebih lama di kawasan Danau Toba. Seperti
yang dilakukan oleh Kabupaten Tapanuli Utara, yaitu merancang kebijakan untuk
327
dalam berwisata.
kawasan Danau Toba ini membutuhkan banyak akses data dan informasi yang
karena terkendala dengan banyak hal maka BOPDT harus lebih giat dalam
Tabel 5.11 Matrik SWOT Proses interaksi antar lembanga yang terlibat
dalam perencanaan pembangunan pariwisata kawasan Danau Toba
Sambungan
Tabel 5.11 Matrik SWOT Proses interaksi antar lembanga yang terlibat
dalam perencanaan pembangunan pariwisata kawasan Danau Toba
berbagai dimensi dan prinsip pariwisata yaitu attraction (daya tarik), amenity
329
tambahan).
pariwisata di daerah yang ada dalam kawasan Danau Toba. Terdapat beberapa
Toba kemudian diintegrasikan dalam Integrated Tourism Master Plan For Lake
Toba, yaitu
Rencana Induk
dan Rencana
Detail KSPN
Danau Toba DSK
RTRW Nasional,
RTRW Provinsi
Rencana Struktur
Sumatera Utara,
Ruang (RTR)
RTRW Kabupaten Danau Toba DSK
Dokumen
sekitar Danau Kebijakan dan
Toba Perencanaan
Terkait Danau
Toba
Tabel 5.12 Matriks Arah dan Kedudukan Kawasan Danau Toba dari
Berbagai Dokumen Kebijakan
Dokumen Kedudukan Peran
RTRW-Nasional PKW Sidikalang 1. Sebagai pusat kegiatan
industri dan jasa yang
melayani skala provinsi atau
beberapa kabupaten
2. Sebagai simpul kedua
kegiatan ekspor dan impor
yang mendukung PKN
3. Sebagai simpul transportasi
yang melayani skala provinsi
atau beberapa kabupaten
KSN dari sudut 1. Mempertahankan dan
kepentingan lingkungan meningkatkan keseimbangan
hidup ekosistem
2. Melestarikan
keanekaragaman hayati,
mempertahankan dan
meningkatkan fungsi
perlindungan kawasan
3. Melestarikan keunikan
bentang alam
4. Melestarikan warisan budaya
nasional
RTR KSN KSN dari sudut 1. Pelestarian kawasan Danau
kepentingan lingkungan Toba sebagai air kehidupan
hidup (aek natio) masyarakat,
ekosistem dan kawasan
kampung masyarakat adat
batak
2. Pengembangan kawasan
pariwisata berskala dunia
yang terintegrasi dengan
pengendalian kawasan budi
daya sesuai dengan daya
dukung dan daya tampung
lingkungan hidup serta
adaptif terhadap bencana
alam
331
2019, bahwa:
bahwa:
ditempatkan dia hanya ada di misi. Di misi itu pun misi digabung,
membangun pengembangan pariwisata berbasis lingkungan yang
ramah ini dan home industri misalnya ini. Yang kedua nampak
indikasinya bagaimana kelembagaan pemerintahannya. Apakah dinas
pariwisata sudah langsung dipatok berdiri sendiri, atau masih gabung
misalnya pariwisata, pemuda olah raga. Parpora namanya. Adalagi
lembaga digabung dia dengan kehutanan dan juga dengan
lingkungan hidup. Ada macam-macam. Disana nampak itu seberapa
pentingnya tourism ini, sektor ini ditempatkan. Yang ketiga, baru kita
lihat lagi pak. Kalau ini lebih mikro, apakah bupatinya memilih SDM
terbaik untuk di pariwisata. Jangan-jangan dia pariwisata tapi mind
setnya satpol pp, hanya menertibkan. Kita cerita apa barang ini,
bahasa inggris pun tak tau dia. oleh sebab itu muncullah BODT.
BODT dianggap itu menjadi katalisator bisa menjadi bridging antara
bupati meyakini, memvokasi dan mengaccurate para bupati,
tempatkanlah pariwisata menjadi sektor penting. Mereka harus
mendampingi sebenarnya. Maka aneh bagi saya kalau sekarang
BODT pun ngomong lagi yang sama, kurang kompak para bupatinya.
Nah ini kapan lagi berakhirnya jalan ini. Lalu kita mau lembaga lain
apa lagi yang mau didirikan lagi di danau toba. Kalau masih di situ
juga kita berputar. Jadi jawaban kalau saya dari akademis saya
katakan mengapa bupati di kawasan danau toba tidak kompak
tentang tourism, karena para bupati tidak satu pandangan tentang
tourism. Kalau mereka letakkan itu barang-barang berharga, pasti
mereka akan berpikir ke situ. Sama artinya dengan pemda, tidak bisa
membangun puskesmas, sekolah tidak ada uang karena mereka tidak
menganggap penting. Tapi membeli mobil mewah untuk dinas bisa.
Karena menganggap itu penting. Jadi pak pratiknu dulu di UGM
mengajarkan kami menentukan ada tidaknya duit pemerintah daerah
untuk membeli sesuatu tidak ditentukan berapa aliran kas, tapi
seberapa penting sesuatu itu dibeli atau tidak. Kalau itu penting pasti
ada uangnya. Kalau itu penting beli mobil dinas baru ada uangnya. Itu
ukurannya. Nah itulah yang terjadi di kawasan danau toba tentang
perencanaan yang pemerintahan bertingkat dan juga perencanaan
pariwisata dengan pemerintah yang horizontal.”
ini tidaklah seperti membalikkan telapak tangan, karena banyak hal yang harus
Danau Toba yaitu Badan Pelaksana Otorita Danau Toba. Badan otoritas ini
Toba agar lebih efektif dan efisien dalam soal pembiayaan program, karena
sejenis.
Otorita Danau Toba (BOPDT) yaitu Bapak Arie Prasetyo pada tanggal 19
Danau Toba harus disusun dan dirumuskan yang disesuaikan dengan kondisi
alam dan potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah. Badan otorita yang
berdasarkan Undang-undang.
336
Danau Toba secara terpadu dan berkelanjutan. Badan otorita ini harus dapat
Danau Toba yang dimulai dari proses implementasi, monitoring dan evaluasi
dalam penyediaan lahan, pembebasan lahan dan dukungan dana melalui APBD
komitmen, visi dan misi dalam pencapaian tujuan dan sasaran yang telah
Internal
Kekuatan (Strenghts): Kelemahan (Weakness):
1. Destinasi wisata yang 1. Belum tersusunnya
potensial dan prioritas master plan
2. Sarana dan perencanaan
prasarana yang pembangunan
sudah memadai pariwisata
termasuk akses jalan 2. Belum optimalnya
dan lainnya. interaksi dan
koordinasi antar
lembaga/daerah dalam
pembangunan
Eksternal pariwisata
Peluang (Opportunity): Alternatif Strategi (SO): Alternatif Strategi (WO):
1. Meningkatnya Meningkatkan fasilitas- Merancang regulasi yang
wisatawan ke fasilitas yang mendukung mengarah kepada
Danau Toba pengembangan pelaksanaan penyusunan
2. Menyusun pariwisata yang terpadu perencanaan
Perencanaan pembangunan pariwisata
pembangunan yang terpadu
pariwisata terpadu
337
Toba
2010 – 2025, untuk mengkaji berbagai dasar yang dapat berfungsi dalam
kebijakan pemerintah pusat dan daerah, ketersediaan potensi dan peluang yang
338
pemerintah pusat sejak tahun 2011 harus segera ditindak lanjuti oleh pelaksana
dan pengelola pariwisata Danau Toba yaitu BOPDT. Tugas ini menjadi tugas
utama yang harus segera terealisasi dengan baik sehingga dapat menciptakan
Toba secara menyeluruh dan terpadu. Otorita yang disebutkan hanya sebagai
lainnya.
Danau Toba sangat ditunggu oleh banyak pihak termasuk 7 kabupaten yang ada
penyusunannya.
membutuhkan arahan dari pihak-pihak luar pemerintah yang menjadi mitra dalam
depan.
Toba juga harus melihat dinamika perkembangan potensi pariwisata yang ada di
masing-masing daerah Danau Toba. Potensi pariwisata ini dlihat juga potensi
ekonomi, potensi sosial budaya dan potensi lingkungan yang dapat mendukung
Toba tersebut, harus ada arah kebijakan yang jelas dalam perencanaanya,
terealisasi.
menjadi PR bagi seluruh kepala daerah kawasan Danau Toba, maka salah satu
pariwisata Danau Toba adalah dengan menyusun master plan pariwisata khusus
menepis semua isu tentang ketidak harmonisan antar daerah di kawasan Danau
341
baik lagi dengan memperkuat kapasitas atau kapabilitas daerah sekitar kawasan
Danau Toba.
Tabel 5.14 Matriks Hasil Penelitian dan Model Empiris yang Terbangun
Perencanaan
1. Terbentuknya lembaga perencana kawasan Danau Toba yaitu Badan Otorita Pariwisata Danau Toba
2. Adanya kerangka kerja untuk pengembangan pariwisata kawasan Danau Toba
3. Belum tersusunnya rencana strategis khusus kawasan Danau Toba
Gambar 5.19 Model Empiris Perencanaan Pembangunan Pariwisata Kawasan Danau Toba
345
BAB VI
PEMBAHASAN
kembali Negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman
346
347
dan daerah.
teknokratik, proses partisipatif dan proses bottom up dan top down. Tradisi
kinerja dan keberhasilan secara jelas dan terukur, menuju obyektivitas dan
komunikasi perencanaan.
komitmen bersama.
349
pariwisata Danau Toba sejak tahun 2016, telah menyusun beberapa dokumen
Integrated Tourism Master Plan For Lake Toba yang didukung oleh dokumen-
dokumen kebijakan dan perencanaan terkait Danau Toba (Rencana Induk dan
Rencana Detail KSPN Danau Toba dan sekitarnya, Rencana Struktur Ruang
Danau Toba dan sekitarnya, RTRW Nasional, RTRW Provinsi Sumatera Utara,
RTRW Kabupaten sekitar Danau Toba, Master Plan dan Development Plan Lake
BOPDT juga belum tersusun karena masih mengacu pada dokumen rencana
29 Tahun 2015.
daerah dan sub daerah. Rencana negara dan daerah harus berpedoman pada
prioritas tujuan rencana nasional tetapi bervariasi di tingkat yang berbeda dan
yang harus saling sinkron dan terkoordinasi dengan baik dalam pelaksanaan
isu strategis dan peningkatan pelayanan publik untuk jangka waktu 5 (lima)
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) baik RTRW nasional, maupun RTRW
Provinsi.
dengan melalui beberapa pemikiran yang telah melalui proses penyajian sampai
yang mencari solusi optimal: yang dirancang untuk meningkatkan dan secara
di masa depan.
menciptakan penguatan terhadap potensi daerah. Salah satu isu strategis yang
kawasan ini memiliki banyak ragam kebudayaan dan destinasi wisata yang
destinasi pariwisata dan juga menggambarkan pilar-pilar yang ada dalam unsur
pariwisata juga harus dilihat dari potensi ekonomi, potensi sosial budaya dan
industri, pusat transportasi dan infrastruktur, pangkalan militer dan padang gurun,
disusun dan dirumuskan dengan melihat berbagai aspek atau pendekatan yang
oleh kondisi alam dan budaya yang dapat dijadikan daya tarik tersendiri, namun
pariwisata di kawasan Danau Toba ini. Persoalan yang paling sering dihadapi
353
potensi pariwisata ke depan walaupun masyarakat ini diwakilkan oleh para tokoh
masyarakat.
pariwisata kawasan Danau Toba ini telah berjalan dengan baik, yaitu
kawasan Danau Toba yang seharusnya makan waktu selama 6 jam akhirnya
pelabuhan ferry dan penumpang yang langsung dikelola oleh pemerintah juga
Kecamatan Ajibata dan daerah ini sudah ada di lokasi Danau Toba sehingga
apabila ini dibangun maka akan dapat menghemat waktu wisatawan dalam
waktu penerbangan 35 menit dari Bandara Kuala Namu sudah bisa tiba di Danau
kuliner.
dapat memudahkan untuk pencapaian tujuan yang telah diatur dalam pasal 2
internasional dan praktik politik mengenai kualitas ekonomi, sosial budaya dan
meningkatkan kinerja sektor pariwisata di tahun 2014 - 2015, yang dilihat dari 1)
300
250
200
2014
150
2015
100 Jul-16
50
0
Wisatawan Wisatawan Nusantara Tenaga Kerja
Mancanegara
sebagai penanaman modal dalam usaha pariwisata. Usaha pariwisata ini juga
sosial budaya serta diketiga aspek ini harus saling berkesesuaian. Seperti yang
dikemukakan oleh Edgell, et.al (2008: 195), bahwa tiga elemen pembangunan
dibangun dan hidup, dan berkontribusi terhadap pemahaman dan toleransi antar
terdistribusi secara adil, termasuk kesempatan kerja yang stabil dan peluang
yang lebih menyeluruh pada aspek lain selain sumber daya (atraksi) yang ada di
antara objek yang satu dengan objek yang lain. Hal ini dimaksudkan dapat
1. Perencanaan tata guna lahan yang mencakup tiga ciri utama, yaitu area
kawasan Danau Toba harus meliputi 4 (empat) hal yang dapat mengkonektivitas
dari segi ekonomi, sosial budaya dan lingkungan yang ada. Namun, dalam
keputusan.
tertuang dalam satu dokumen yang dapat menyatukan dan merincikan segala
dimaksud dan berfungsi untuk mencapai yang lebih baik dan berkoordinasi dan
kawasan Danau Toba, antara lain menimalisir ego sektoral. Melalui perencanaan
sehingga dapat memberikan kontribusi pada pendapatan yang lebih baik dan
memungkinkan harmonisasi dan integrasi dari satu tingkat dengan tingkat yang
lain dan membangun keterkaitan antar dan intra sektor dan integrasi antar
menjadi penguatan daerah itu sendiri dalam membangun pariwisata Danau Toba
ditentukan.
sinkronisasi dan sinergi baik antar daerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi
dan mampu membangun kerjasama antar daerah yang dikelola dengan baik dan
masyarakat.
dengan kerjasama yang saling mendukung antara satu dengan yang lain. Maka,
Danau Toba, dengan demikian bahwa kabupaten yang ada di kawasan Danau
dan diawasi oleh Pemerintah Provinsi sebagai pengawas, sehingga dapat terjalin
sektor pariwisata.
ancillary (tambahan)
dengan Peraturan Daerah Provinsi. Penjelasan ini menjadi tindak lanjut dalam
50 Tahun 2011 pada pasal 4 ayat (2) bahwa RIPPARNAS sebagaimana yang
pada ayat (1) dan ayat (2) menjadi pedoman penyusunan Rencana Induk
telah dilaksanakan sejak adanya Danau Toba. Namun, destinasi wisata yang ada
di kawasan Danau Toba ini belum tertata dan tidak terkelola. Danau Toba juga
dikenal sebagai sebuah kaldera yang disebut Geopark Kaldera Toba dan juga
menjadi destinasi wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan asing dan
wisatawan lokal. Sejak tahun 2019, Geopark Kaldera Toba juga sudah
Danau Toba memiliki keindahan alam yang luar biasa dan menjadi daya
tarik tersendiri untuk pariwisata di Provinsi Sumatera Utara, tidak hanya alam
yang dapat dijadikan daya tarik wisata namun juga keunikan budaya dan adat
masa depan.
Toba namun, belum dapat dipotensi secara maksimal oleh setiap daerah.
untuk mengatur penetapan kriteria dan klasifikasi objek wisata yaitu Keputusan
Bupati Samosir Nomor 474 Tahun 2017 tentang Penetapan Kriteria dan
363
yaitu objek wisata unggulan, objek wisata prioritas, dan objek wisata rintisan.
b. Melaksanakan penyuluhan
pembiayaan lainnya yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan peraturan
Secara sederhana atraksi dan daya tarik wisata yang dibagi menjadi tiga jenis
tema daya tarik wisata sebagai berikut: daya tarik wisata alam, daya tarik
wisata budaya dan daya tarik wisata minat khusus (seperti: pengamatan
4. Infrastruktur Pendukung
kereta api dan jaringan telekomunikasi serta beberapa fasilitas fisik yang lain
tersebut sudah ada dan berjalan secara efektif. Salah satu yang sudah memadai
seluruh destinasi wisata yang ada di kawasan Danau Toba adalah wisatawan
muslim baik yang dari lokal maupun mancanegara. Dengan demikian, pentingnya
Salah satu yang fasilitas yang sangat dibutuhkan oleh wisatawan adalah
rumah makan yang nyaman dan aman untuk di makan. Namun, di kawasan
Danau Toba ini belum bisa secara keseluruhan menyediakan rumah makan yang
nyaman dan aman untuk di makan khususnya bagi wisatawan yang muslim.
bagi wisatawan dalam melakukan ibadah, seperti musholla atau arah kiblat di
setiap kamar hotel. Kalaupun ada, itu adalah hotel yang sudah bintang lima atau
empat di setiap destinasi wisata. Akan tetapi kalau penginapan atau homestay
Maka, sangat lah penting sebuah regulasi yang dapat menjadi pedoman
atau acuan bagi masyarakat dan pelaku usaha, untuk lebih memperhatikan
kawasan Danau Toba ke depan. Adanya rasa nyaman dan aman juga dapat
menjaring mitra dengan pihak yang lain. Selain itu juga dibutuhkan regulasi
367
2014 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Danau Toba dan sekitarnya,
berbasis daya tarik wisata alam, daya tarik wisata budaya, dan daya tarik
end) dan pariwisata massal yang berbasis budaya dan panorama danau
dan udara) yang handal, ramah lingkungan dan adaptif terhadap bencana
pariwisata.
368
hubungan antar ,manusia dan antar bangsa sehingga terjalin hubungan yang
dengan yang telah diatur dalam prinsip-prinsip kepariwisataan. Teguh (2015: 1),
sumber daya dan menciptakan nilai tumbuh secara arif, terintegrasi, holistik,
sangat berkaitan dengan daya tarik wisata, seperti yang diungkapkan oleh Yoeti
lima unsur dan salah satunya adalah objek dan daya tarik wisata. Berdasarkan
369
Toba harus dapat mengembangkan objek dan daya tarik wisatanya terkait 4A
potensi destinasi wisata adalah upaya penguatan objek-objek wisata yang dapat
melalui perencanaan yang baik maka akan berdampak negatif bagi kehidupan
(2016) bahwa tahun ini adalah percepatan pembangunan nasional, dimana salah
Bali baru, kinerja pariwisata nasional, dan mengangkat pasar yang lebih luas).
terintegrasi.
hal tersebut bergantung kepada teknologi dari Negara lain, maka devisa
adalah 1,035 milyar kali, nilai ekspor mencapai US $1,3 triliun, pencipta 1
dari 11 lapangan pekerjaan (selama tahun 2012), dan pada tahun 2030
pelayanan.
pada modal budaya (cultural capital) dan modal alam (natural capital)
Toba, antara lain peningkatan kualitas kerajinan tangan masyarakat lokal seperti
ciri khas daerah Danau Toba yang sebagian daerah telah melakukan pembinaan
terhadap penenun ulos. Dari sektor pertanian juga dapat mendukung potensi
ekonomi yang dijadikan sebagai agro wisata, terdapat beberapa hasil pertanian
menjadi makanan khas dari daerah Danau Toba, yaitu kacang. Di Daerah
Samosir terkenal dengan nama kacang rodam dan di Tapanuli Utara dan
yang hampir 100% pendapatan asli daerah nya berasal dari sektor pariwisata
Utara.
dapat berdampak pada industri dan bisnis pariwisata. Seperti yang dikemukakan
Nugroho (2018: 184 -186) bahwa sektor pariwisata dapat menjadi penggerak
perdagangan dan pasar dunia serta juga penggerak bisnis yang berkaitan
untuk beroperasi secara global dan banyak yang memilih strategi kompetitif
wisatawan) yang mungkin berkisar dari menginap di hotel hingga menjual suvenir
kompleks ini, industri menuntut sumber daya manusia (manajer) yang paling
kreatif dan inovatif karena pariwisata merupakan salah satu produk yang paling
labil).
potensi ekonomi dalam sektor pariwisata sangat identik dengan kegiatan industri,
tingkat nasional dan internasional. Hong (2008) bahwa daya saing di sektor
datang.
lingkungan hidup
hidup yang lebih kuat agar tersirat nilai karakter daerah agamais, historis dan
patriotis.
Toba.
daya manusia dalam mengelola pariwisata menjadi potensi ekonomi yang dapat
martabat manusia telah merosot hingga sekedar menjadi alat untuk mencapai
menegaskkan bahwa selain peningkatan nilai sumber daya alam, pariwisata juga
di sektor pariwisata juga harus sinergi dengan potensi yang lain, karena dalam
juga terkait persepsi pasar dan pelaku industri pariwisata terhadap konstruksi
masyarakat dan daerah. Dampak positif dari potensi ekonomi yang ada pada
pendapatan daerah. Seperti yang diungkapkan oleh Pratt (2015) melalui hasil
dalam beberapa tahun terakhir. Karena efek pengganda yang besar, ekonomi
ekonomi yang lebih besar sebagai hasil dari peningkatan pariwisata yang lebih
jauh. Namun, beberapa provinsi pedalaman juga siap untuk mengambil manfaat
provinsi ini memiliki potensi untuk menguntungkan baik sektor pariwisata maupun
kurang berkembang.
Pernyataan Pratt ini, apabila dikaitkan dengan hasil penelitian maka dapat
pendapatan daerah. Potensi ekonomi yang ada pada sektor pariwisata harus
terobosan atau inovasi baru yang dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas
yang perlu ditingkatkan akan tetapi kemampuan dan kesiapan masyarakat dalam
ekonomi adalah upaya penguatan sumber daya manusia dan sumber daya alam
yang menjadi keunggulan dan khas dari daerah pariwisata dan mempunyai nilai-
377
nilai ekonomi dan inovatif serta mampu berdaya saing di tingkat nasional dan
internasional.
pariwisata kawasan Danau Toba melalui potensi sosial budaya yang dimiliki
setiap daerah adalah melestarikan adat dan tradisi serta budaya dengan penuh
ke objek wisata dikarenakan adanya daya tarik seni budaya di suatu daerah
wisata, karena budaya yang dihasilkan oleh leluhur masyarakat Batak sangatlah
Toba seperti kebiasan ritual, penggunaan lahan dan sebagainya. Hal ini
dilakukan untuk tidak menghilangkan sejarah Batak Toba, akan tetapi dalam
budaya Batak ini juga terdapat beberapa nilai yang dapat menghambat
pariwisata, namun karena lahan tersebut merupakan tempat leluhur maka tidak
dapat digunakan. Hal inilah, pemerintah harus dapat mengambil keputusan yang
menjadi daya tarik wisata dan juga dapat menjadi karakteristik tersendiri di
susah dan mudah karena adanya stigma orang Batak yang sangat keras dalam
berbicara dan berperilaku. Namun, sebenarnya ini adalah sesuatu budaya yang
dapat dijadikan khasnya orang Batak. Tetapi, ini juga yang menjadi minimnya
Toba menjadi terhambat dan belum terealisasi sampai sekarang. Hal ini lah yang
Daya tarik objek wisata yang dilihat dari potensi sosial budaya, menjadi
dengan konsep pariwisata sosial yang lebih mengarah kepada study tour, piknik
berpotensi dari sosial budaya, antara lain wisata budaya, wisata sejarah, serta
Dairi (taman wisata iman/wisata religi dan sejarah), Kabupaten Toba Samosir
memiliki daya tarik yang juga dapat mendukung industri pariwisata di kawasan
Danau Toba, seperti makam raja batak yang ada di Kabupaten Samosir yang
budaya Batak Toba yang datang di pulau Samosir dan setiap pengunjung yang
datang harus mempunyai etika dan penghormatan ketika masuk ke dalam lokasi
makam dengan memakai ulos yang telah disediakan di pintu masuk makam.
atraksi di setiap objek wisata dapat menarik perhatian setiap pengunjung, namun
masih banyak objek wisata yang ada di kawasan Danau Toba belum
bertahan lama di satu tempat objek wisata. Hal ini karena disebabkan oleh
dikelola dan ditata dengan baik sehingga menciptakan daya tarik yang unik dan
380
unggul. Karena berkembangnya potensi sosial budaya dengan baik maka akan
memberikan dampak positif yang baik bagi kehidupan masyarakat, begitu juga
(2019), bahwa secara proaktif mengkompilasi nilai-nilai sosial dan budaya adalah
lain baik itu otoritas lokal atau nasional, sektor swasta atau lembaga
menghasilkan hasil karya yang terbaik dan berkualitas sehingga menjadi produk
pengembangan pariwisata.
Parguruan ini dalam bahasa Batak berarti rumah belajar, bentuknya menyerupai
pendopo dengan berbagai ornamen Gorga khas Batak. Sopo dalam etnis Batak
menerima tamu dan lainnya. Tujuan diresmikannya rumah belajar ini dapat
bahasa Inggris.
oleh Raja Bius Siopat Marga (masyarakat adat yang mendiami Motung sejak
setempat, dimana para Raja Bius Siopat Marga berkumpul dan bermusyawarah,
kemudian dilanjut dengan makan bersama serta diiringi dengan tarian tor tor.
Pembangunan Sopo Parguruan ini juga diharapkan dapat menjadi objek wisata
yang dibantu dan diberikan oleh BOPDT adalah buku, alat musik dan lain
tingkah laku penduduk dapat meniru apa yang dilakukan oleh wisatawan asing,
terkait dengan potensi sosial budaya di kawasan Danau Toba. Dengan demikian,
Potensi sosial budaya merupakan salah satu potensi penting yang harus
budaya lokal dan melestarikan serta menciptakan hal-hal yang diinginkan sesuai
dengan nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat lokal. Penguatan potensi
dimiliki daerah kawasan Danau Toba akibat kulturalisasi yang berlebihan tanpa
yaitu sektor pariwisata. Sektor ini menjadi sektor andalan yang dapat
sektor pariwisata harus dapat dikembangkan dalam suatu sistem terpadu melalui
dilaksanakan secara taat asas dan konsekuen dari pusat sampai ke daerah.
dapat memberikan kemanfaatan dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya. Hal
ini terkait juga dengan kebijakan penataan fungsi lingkungan hidup yang diatur
kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.
sekitar destinasi wisata, seperti yang dikemukakan oleh Suwantoro (2004) bahwa
pariwisata kawasan Danau Toba karena visi yang dijelaskan dalam RIRD KSPN
disebabkan ulah manusia (baik masyarakat sekitar objek wisata maupun para
banyak di sekitar objek wisata Danau Toba yang tidak menjaga pemeliharaan
Toba, maka Mason (2003: 20) mengemukakan fokus geografis utama dari
setempat dan lingkungan setempat. Interaksi ini mengarah pada dampak pada
populasi lokal, lingkungan dan juga pada para wisatawan itu sendiri. Dampak-
385
dampak ini dapat bermanfaat dalam kaitannya dengan, misalnya, ekonomi lokal.
Namun, pertemuan antara wisatawan dan tujuan yang mereka kunjungi juga
karena lingkungan yang harus dijaga kelestariannya tidak hanya lingkungan alam
hidup masyarakat lokal di daerah pariwisata, karena lingkungan ini harus terus
dilestarikan dan tidak boleh dicemari atau terpengaruh oleh budaya asing.
yang unggul. Dengan adanya potensi pariwisata yang unggul maka akan dapat
dan perencanaan yang sistematik dan holistik, maka pemerintah harus dapat
karena kawasan ini dikelilingi oleh 7 kabupaten yang memiliki keunggulan wisata
386
Danau Toba.
daerah Danau Toba. Salah satu upaya yang menjadi tindak lanjut
melestarikan hutan dan satwa yang ada di kawasan Danau Toba seperti
beberapa pihak seperti dinas lingkungan hidup dan lembaga pariwisata. Monkey
Area Forest ini menjadi salah satu objek wisata yang ada di daerah Parapat
Kabupaten Simalungun. Objek wisata ini menampilkan daya tarik atraksi satwa,
dan hutan yang ada di pinggiran Danau Toba. Satwa yang ada di objek ini
adalah sejenis monyet dan orang utan yang selalu keluar mencari makan di
pinggiran jalan menuju Danau Toba. Objek wisata ini juga menjadi salah satu
yang harus dilestarikan tidak hanya yang berkaitan dengan fisik namun juga non
monumen atau objek wisata yang lain, atau menurunnya moral kaum muda
387
norma dan etika agama dan suku. Dengan demikian, pembangunan pariwisata
dapat menciptakan penguatan daerah pada setiap potensi pariwisata yang ada,
Dengan kata lain, bahwa pembangunan pariwisata tidak hanya berbicara tentang
wisata.
sasaran.
terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi baik antar daerah, antar ruang,
antar waktu, antar fungsi pemerintahan maupun antar pusat dan daerah; 3)
pelaksanaan Musrenbang.
389
4. Proses Bottom Up dan Top Down: Perencanaan yang aliran prosesnya dari
atas ke bawah atau dari bawah ke atas dalam hirarki pemerintahan (menurut
jenjang pemerintahan)
yaitu Pertama, Melaksanakan latihan teoritis dan terapan di level nasional oleh
sektor swasta dalam kaitannya dengan tujuan yang sesuai dari pertumbuhan
baik dari rencana tengah dan negara termasuk pembiayaan dan pelaksanaan;
Pusat dan skema yang disponsori pusat tanpa diskusi apa pun pada pertemuan
kondisi atau potensi daerah tersebut. Secara umum, dalam proses perencanaan
Danau Toba harus disesuaikan dengan sasaran dan tujuan yang telah
dan matang sehingga dapat menghasilkan kebijakan dan program yang baik dan
terkontrol.
kebijakan pariwisata dalam konteks yang besar, perlu adanya segmen atau
konsumsi air yang berlebihan, pengurangan sumber daya utilitas publik dan
terjangkau bagi warga lokal, hotel, agen penyewaan mobil dan bisnis terkait
dan warisan yang penting bagi pariwisata dan kualitas hidup masyarakat
lokal. Dengan demikian, tujuan wisata pada masa ini adalah merumuskan
391
berkelanjutan.
Analisis kebijakan pariwisata fase sumatif ini terkait masalah pariwisata yang
pariwisata termasuk hak udara untuk membuat rute udara antara kedua
kawasan Danau Toba terdapat beberapa kasus yang harus dihadapi oleh
pemerintah daerah baik kabupaten maupun provinsi juga BOPDT. Tidak semua
kawasan Danau Toba, seperti aspek lingkungan yang masih isu hangat dan
Danau Toba, dimana masyarakat dan beberapa pihak belum optimal dalam
tourism master plan for lake toba tahun 2016. Tidak hanya isu lingkungan, tetapi
juga terkait isu hubungan antar daerah yang belum otimal secara bersama untuk
1. Sedikit objek atau kawasan wisata yang dapat dikembangkan melalui suatu
seringkali diabaikan.
pelaksanaan kegiatan ini dari sisi kualitas dan kuantitas masih kurang
nasional sebagai pesaing minyak dan gas bumi dalam penerimaan devisa
393
Danau Toba, seperti yang dituangkan dalam integrated tourism masterplan for
maupun pelayanan (yang diakibatkan oleh SDM yang belum terlatih); 3) adanya
pemerintahan daerah sekitar kawasan Danau Toba. Edgell, et.al (2008) juga
ekonomi. Pariwisata memiliki hubungan kuat dengan kegiatan sosial dan budaya,
membuat program sistem pembayaran non tunai bagi wisatawan asing maupun
domestik di kawasan Danau Toba. Program ini kerjasama BOPDT dengan Bank
rancangan kerangka kerja model bisnis TOBA SMART CARD (alat pembayaran
non tunai yang bisa digunakan untuk pembayaran moda transportasi, merchant
dan lokasi pariwisata di Danau Toba karena layanan sistem ini juga sebagai
hanya terfokus pada satu kegiatan pariwisata saja tetapi dengan aktivitas-
spasial dan aspek non spasial. Aspek spasial menyangkut hal-hal yang terkait
Nasional (RIPPARAS).
pariwisata secara umum dan belum secara khusus menjadi acuan dalam
sejak tahun 2018. Terdapat beberapa arah kebijakan yang diatur dalam
daya wisata unggulan yang membentuk suatu tema atau konsep yang
administratif daerah.
wisata ke daerah lain yang masih termasuk dalam satu kawasan wisata.
jawab.
Sumatera Utara yang berakar pada alam dan budaya Sumatera Utara.
yang ditawarkan
wisata unggulan
daerahnya.
dan tidak direncanakan dengan matang, maka bukan manfaat yang dapat
sehingga kegiatan pariwisata akan hilang dan musnah. Hal ini harus dihindari
dengan cara membuat perencanaan yang terpadu sesuai dengan aspirasi dan
bahwa pembangunan daerah yang tidak terencana secara otomatis tidak dapat
daerah.
pariwisata, apalagi daerah tersebut memiliki banyak aneka ragam budaya dan
keunggulan yang harus disatukan dalam satu visi dan satu misi untuk
penyatuan komitmen, penyatuan pemahaman visi dan misi dan tujuan dalam
sulit. Hal ini dikarenakan tidak adanya koordinasi dan sinkronisasi dalam
Toba.
401
kebijakan dan program yang telah ditentukan oleh pemerintah pusat walaupun
pariwisata juga tidak dapat ditindak lanjuti sebagai pedoman atau acuan daerah
(1997: 2), bahwa pemerintah adalah pemegang kekuasaan yang sah dalam
sistem politik baik pada tingkat daerah, pusat atau nasional dan bertanggung
Danau Toba yang dikelilingi oleh 8 kabupaten yang berbeda budaya dan adat
Ini adalah tugas yang sangat berat, karena sampai sekarang inilah yang menjadi
wisata, sehingga tata kelola pariwisata di kawasan Danau Toba dapat berjalan
Toba, Kepulauan Seribu dan Kota Tua Jakarta, Borobudur, Bromo Tengger
Semeru, Labuan Bajo dan Wakatobi) dan Special Economic Zone (Tanjung
keputusan di saat itu. Tidak hanya pemerintahan daerah yang diperlukan untuk
Toba, antara lain sektor kehutanan, sektor maritim dan kelautan, sektor
2. Jelaskan rencana yang akan dibuat pada segala pihak, apa keuntungan-
tersebut.
rencana dapat selesai pada waktunya, dan anggaran ini hendaknya sama
yang maksimal bagi kawasan tersebut juga daerahnya. Tomsett dan Show
pemangku kebijakan dari sudut pandang teoritis dan praktis melalui pendekatan
Danau Toba dari limbah sampah rumah tangga, limbah hotel, restoran,
direalisasikan ke semua daerah yang ada di Danau Toba. Namun, ada beberapa
kawasan Danau Toba, lintas sektor dan lintas daerah harus mengacu pada
standar kualitas dan layanan yang berlaku dan disepakati bersama untuk
destinasi wisata karena tidak semua destinasi wisata mempunyai konsep yang
sejarah, wisata religi dan lain sebagainya. Standarisasi ini juga dapat menjadi
dan sumber daya manusia. Standarisasi juga menjadi sebuah acuan dalam
oleh banyak daerah sehingga dapat mewujudkan perencanaan yang terpadu dan
atau layanan seperti yang ada pada prinsip pariwisata yaitu 4 A (attraction.
untuk pencapaian tujuan), komparatif dan ekuitas. Pernyataan Veal ini menjadi
tarik objek wisata itu harus dimulai dengan adanya suatu perbandingan dengan
objek wisata yang lain sehingga memberikan makna atau konsep yang dapat
dan pelayanan yang ada harus dapat yang mudah dimengerti dan dipahami oleh
(ibadah) di objek wisata, kuliner (yang sesuai dengan taraf dan standar agama
407
Muluk, & Said, 2019) yaitu pariwisata adalah sebuah perjalanan dan dalam Islam
Pariwisata dalam konsep Islam tidak melarang orang bepergian atau berlibur
tetapi tidak dengan hiburan yang dilarang oleh hukum Islam. Jadi, sangat penting
terpisahkan dari nilai-nilai budaya dan nilai-nilai agama Islam. Ini karena
mayoritas wisatawan yang datang untuk mengunjungi wilayah Danau Toba baik
lama di daerah objek wisata. Wisatawan yang lebih lama menetap di suatu
namun hal ini juga didukung oleh kebijakan dan program yang berorientasi
kawasan Danau Toba adalah masalah koordinasi antar sektor karena pariwisata
adalah bidang yang memiliki karakteristik tidak berdiri sendiri dan memiliki sifat
proposisi minor 2 (dua) sebagai berikut: “Jika proses dan tindakan dalam
sama tentang visi, misi fungsi dan tujuan, adanya saling komitmen dan
stakeholder)
tersebut pemerintah mengajak semua pihak dan semua sektor untuk ikut terlbat
serta memupuk rasa cinta alam dan budidaya serta memperhatikan nilai-nilai
kawasan Danau Toba adalah dibentuknya Badan Otorita Pariwisata Danau Toba
Tahun 2016 tentang Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba
segala aspirasi, budaya dan masukan dari masyarakat yang ada di kawasan
Danau Toba. Dengan adanya BOPDT ini juga diharapkan dapat memaksimalkan
kerja sama antar daerah, antar berbagai lembaga dan berbagai sektor sehingga
dengan baik.
5 (lima) tahunan kawasan Pariwisata Danau Toba, namun kewajiban ini belum
terlaksana sejak tahun 2016 hingga akhir 2018. Hambatan terbesar yang
kawasan Danau Toba sehingga penyatuan visi dan misi tidak dapat terealisasi.
Hambatan yang lain juga tidak terbukanya pihak-pihak yang terlibat dalam
Utara.
dapat dilihat dari jenjang politik dan jenjang manajerial, dimana kedua jenjang ini
dilihat dari segi politik dan manajerial, maka BOPDT merupakan lembaga
baik dan tepat antar lembaga yang terlibat dalam perencanaan pembangunan
tidak hanya kepada lembaga saja baik dari pemerintah maupun non pemerintah.
412
kerjasama yang baik dengan semua daerah di kawasan Danau Toba dan
berbagai lembaga dan sektor. Interaksi dan kerjasama ini juga berdasarkan
koordinasi terpadu yang dapat memberikan nilai dan manfaat dalam jangka
kawasan. Hal ini juga terkait dengan terdapat beberapa pelaksanaan urusan
dibangun dalam hal ini adalah proses relasi horizontal sehingga berimplikasi
pada pendekatan yang harus dipahami bersama oleh aktor yang terlibat. Faozan
disusun oleh instansi pusat atau yang lebih tinggi, dan pada umumnya
berkembang.
seperti Danau Toba. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Guo &
Sun, 2016), bahwa terdapat 4 (empat) masalah yang dihadapi negara Cina
organisasi dan kepentingan yang terlibat, baik dari sektor publik maupun swasta.
publik dan departemen penggunaan lahan dan kantor, organisasi publik, swasta
dan nirlaba serta semua konstituen yang terlibat atau yang seharusnya terlibat
kawasan Danau Toba inilah yang menjadi salah satu permasalahan yang harus
Danau Toba telah menjadi permasalahan publik, sehingga hal ini menjadi salah
daerah kabupaten yang ada di Kawasan Danau Toba harus mengacu kepada
dalam melaksanakan program dan kegiatan dapat terlaksana dengan baik sesuai
dengan tugas dan fungsinya. Permasalahan yang dihadapi oleh BPODT dalam
klasifikasi dan kodefikasi fungsi yang dapat menjadi solusi dalam membangun
kerjasama yang baik antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten melalui
dengan pelayanan dasar juga urusan wajib yang tidak berkaitan dengan
sektor pariwisata.
Terkait dengan kawasan Danau Toba, maka dapat dilakukan pemetaan atas
wilayah yang meliputi Inti, Tengah dan Pinggiran atau berdasarkan klasifikasi
potensi daerah kawasan Danau Toba yang meliputi karakteristik budaya, sejarah
Toba, seperti adanya MoU antar daerah baik kabupaten maupun provinsi, Mou
BOPDT dengan provinsi dan kabupaten, dan Mou dengan berbagai lembaga
belum dapat optimal karena tidak adanya Mou yang jelas untuk mengikat
juga disebabkan tidak ada standar yang jelas dalam pembangunan pariwisata di
kawasan Danau Toba sehingga sinkronisasi dan koordinasi di antar daerah juga
417
Danau Toba.
namun konsep ini dilakukan pada daerah yang telah hilang pengaruh budaya
sebagai sektor yang memiliki keterkaitan sektoral maupun regional sangat tinggi,
kebijakan yang sangat insentif untuk mendukung pencapaian visi, misi dan
tujuan yang akan dicapai. Koordinasi dan sinergi pengembangan tidak saja
dalam kerangka kerjasama dan dukungan lintas sektor atau lintas kementerian
penting di lapangan.
dan antar sektor menjadi unsur pendukung yang sangat penting dan dapat
daerah dan lintas sektor, maka proses ini harus dibangun secara efektif , holistik
dan komplementer.
daerah khususnya pada kawasan Danau Toba. Kerjasama ini untuk mendukung
ada pada kawasan Danau Toba. Maka, terdapat beberapa prinsip yang harus
evaluasi secara berkala dan menjaga koridor kerjasama agar tetap mengarah
dalam proses birokrasi pemerintahan; Kedua, Pihak industri atau usaha swasta
419
pemerintah yang terdiri dari pemeritah daerah, regional, nasional dan bahkan
baik secara individual maupun secara institusional. Namun, secara umum dalam
yang profesional dan berkualitas serta menjadi kawasan pariwisata terpadu dan
partisipatif dan melibatkan peran serta masyarakat dan sektor swasta. Seperti
yang berbeda.
swasta.
yang serasi dan berimbang antara pihak-pihak yang terlibat dalam perencanaan
pembangunan pariwisata.
422
sektor swasta) dan dimanajemen satu pola dan terpadu kemudian dilakukan
dengan baik dan benar maka akan memperkuat daerah dalam meningkatkan
pariwisata.
dan program yang telah ditentukan, juga dengan adanya perencanaan setiap
Terkait data dan resiko yang harus diambil dalam pengambilan keputusan,
Erickson (UNESCO, 2009: 10) bahwa tahap awal yang dilakukan adalah
seluruh potensi yang ada pada masing-masing daerah untuk diolah sehingga
bermanfaat secara riil. Potensi tersebut terdiri dari potensi sumber daya alam,
sumber daya manusia, potensi cultural dan potensi lainnya yang harus
tersebut bergantung kepada teknologi dari Negara lain, maka devisa untuk
milyar kali, nilai ekspor mencapai US $1,3 triliun, pencipta 1 dari 11 lapangan
pekerjaan (selama tahun 2012), dan pada tahun 2030 jumlah perjalanan
internasional diduga akan mencapai 1,8 milyar kali. Pada tahun 2020 saja
usaha ekonomi padat karya berskala kecil dan menengah yang terjangkau
oleh kaum miskin; d) Tidak hanya tergantung pada modal, akan tetapi juga
425
tergantung pada modal budaya (cultural capital) dan modal alam (natural
capital) yang seringkali merupakan asset yang dimiliki oleh kaum miskin.
batubara dan minyak kelapa sawit. Dampak devisa ini yang masuk langsung
2. Terbaik di regional
branding di dunia, pada tahun 2015 melesat lebih dari 100 peringkat menjadi
ranking 47, mengalahkan Country Branding Truly Asia Malaysia (ranking 96)
Indonesia.
4. Indonesia Incorporated
426
Untuk menjadi Trade and Investment Hub akan terlalu sulit bagi Indonesia
(dua) aspek yaitu secara administratif dan secara destinatif. Secara administratif,
Sumatera Utara ini belum disahkan masih berupa rancangan. Setiap daerah
juga untuk tetap melaksanakan pengembangan destinasi yang baru atau yang
diprioritaskan.
kepariwisataan.
pariwisata kawasan Danau Toba, terdapat isu-isu strategis yang harus segera
68), mengemukakan salah satu masalah utama yang dihadapi sektor pariwisata
adalah koordinasi dari berbagai pemerintah dan publik dan swasta lembaga
428
keputusan.
Pernyataan Elliot ini juga yang menjadi permasalahan dan isu strategis
Danau Toba. Tindak lanjut yang dilakukan oleh pemerintah dalam menanggapi
Toba. BOPDT ini dalam mengelola pariwisata Danau Toba dengan memakai
ekonomi setiap daerah di kawasan Danau Toba. Badan otorita juga berfungsi
perencanaan yang baik dan mempunyai nilai serta manfaat ke masa depan.
sama yaitu tentang pencemaran lingkungan yang ada di seluruh kawasan Danau
Toba. Masalah ini menjadi masalah yang paling penting harus diselesaikan karna
lingkungan yang ada di Danau Toba adalah pencemaran air Danau Toba akibat
maupun milik perorangan atau kelompok masyarakat, limbah hotel, restoran dan
limbah ternak yang masuk ke pengairan Danau Toba. Maka, adanya komitmen
Daya untuk menjadikan Danau Toba menjadi kawasan wisata berkelas dunia
maka seluruh kegiatan budidaya ikan di Danau Toba harus dibersihkan termasuk
perjalanan, alat transportasi, restoran atau rumah makan serta sarana yang
perlunya pusat informasi pariwisata di setiap objek wisata yang ada di kawasan
Danau Toba.
suatu tujuan tertentu dan merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan tersebut
pembangunan pariwisata harus memiliki nilai yang mendasari suatu model dan
menyeluruh dan tepat untuk mengantisipasi keseluruh keadaan yang akan terjadi
bahwa perencanaan dilihat sebagai suatu alat atau cara untuk mencapai tujuan,
suatu perkiraan terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaan yang akan dilakukan.
berbagai alternatif tentang cara yang terbaik (the best alternative) atau
kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik (the best combination);
urutan dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun kegiatan usahanya; 5)
432
Dengan adanya rencana maka akan adanya suatu alat pengukur atau standar
manusianya, sosial dan lingkungan. Ada beberapa hal yang memang dialami
depan yang mengikuti tuntutan zaman sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan
yang harus terlaksana dan menjadi wujud nyata kinerja pemerintah di sektor
kurun waktu yang telah ditentukan tidak dapat terealisasi dengan baik oleh
pemerintah dalam hal ini BOPDT. Pariwisata Danau Toba menjadi kawasan
dan terpadu dapat tercipta dan menjadi pedoman atau acuan bagi setiap daerah
untuk melaksanakannya.
pihak lain baik secara lokal atau nasional, sektor swasta atau lembaga
pariwisata kawasan Danau Toba, dilakukan sebuah proses dan tindakan yang
433
unggul dan berdaya saing sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan publik.
terintegrasi dan terpadu. Seperti yang dikemukakan oleh (Lin & Simmons, 2017)
bahwa terdapat 3 (tiga) kontribusi yang dapat dihasilkan dari perencanaan yang
terintegrasi yaitu
oleh adanya sistem kolaborasi atau perpaduan nilai-nilai yang berbeda yang
komitmen, visi, misi dan tujuan. Perencanaan terintegrasi dan terpadu ini harus
komitmen, visi dan misi serta tujuan dapat tersinkronisasi secara efektif sehingga
sebagaimana mestinya.
potensi yang dimiliki daerah kemudian secara destinatif dilakukan solusi yang
melalui perencanaan yang terintegrasi dan terpadu pada kawasan Danau Toba.
maka dapat disusun matriks temuan penelitian, proposisi dan implikasi teori
sebagai berikut:
435
Mendukungpendapat tersebut
Cole (2015), mengemukakan
bahwa sistem strategi
pengembangan pariwisata yang
berlandaskan kepada aspek
ekonomi, sosial budaya dan
ekologi harus disesuaikan dengan
439
Danau Toba
yang disesuaikan dengan kondisi, aspirasi dan potensi daerah yang dimiliki oleh
atau hubungan antara satu sama lain. Seperti yang dikemukakan oleh Riggs
tata kerja dan proses analisa dalam perumusan kebijaksanaan berkaitan dengan
bidang ilmu yang lainnya, seperti ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain.
pertahanan dan keamanan dan lain-lain. Melalui substansi ini diharapkan dapat
448
berdampak pada perubahan tersebut baik di tingkat lokal maupun global, antara
lain mengubah cara organisasi beroperasi dalam segala macam cara baru,
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pemerintah daerah harus dapat
dan beradaptasi dengan perubahan dengan cara yang sukses dan berkelanjutan.
Toba yang terus menerus menjadi masalah utama adalah perubahan yang
dilakukan oleh pihak otoritas seperti BOPDT, belum dapat diarahkan secara
449
budaya.
Maka, solusi yang dibutuhkan dalam permasalahan sosial budaya ini adalah
dapat dilakukan oleh BOPDT dengan pemerintah daerah dan pihak lainnya
potensi ekonomi kawasan Danau Toba, seperti yang dijelaskan oleh Collarbone
perubahan dalam menjawab semua tantangan secara global dan lokal, yaitu: 1)
Modal intelektual (dan mereka yang memegangnya) telah menjadi salah satu
sumber daya organisasi yang paling berharga, jika bukan yang paling berharga.
Ini memberi karyawan jauh lebih banyak kekuatan, kepentingan, dan pengaruh
sering kali didukung oleh efisiensi dan kemampuan teknologi baru, untuk
menuntut organisasi yang fleksibel dengan staf yang fleksibel dan berbakat yang
organisasi.
tenaga kerja ini, dimaksudkan juga adalah semua pihak yang terlibat dalam
baik provinsi dan kabupaten, pihak swasta dan masyarakat. Namun, dalam
kawasan Danau Toba lebih baik lagi. Pernyataan di atas juga senada dengan
yang dikemukakan oleh Edgell, et.al (2008), bahwa mata air pertumbuhan masa
yang baik, dimana pemerintah, sektor swasta, dan lembaga nirlaba harus bekerja
terkelola dengan baik. Hal ini terkait dengan kemampuan dan kapasitas sumber
kondisi berfluktuasi atau matang, dan para pembuat kebijakan atau perencana
harus memiliki pengetahuan tentang tren pasar dan cukup fleksibel sehingga
inovasi produk dan tren pasar baru menjadi tantangan dalam mengelola
ekonomi daerah. Maka, Edgell, et.al (2008) melihat pariwisata dari perspektif
berkontribusi pada integrasi ekonomi. Jika pemerintah baik pusat dan daerah
452
warganya kualitas hidup yang lebih tinggi sambil menghasilkan manfaat ekonomi,
perjalanan ruang publik dan pariwisata; 4) gravitasi buatan dan arsitektur habitat
pariwisata yang unggul dan berdaya saing di kawasan Danau Toba juga harus
oleh setiap daerah yang mengelilingi Danau Toba. Berdasarkan hasil penelitian
daerah. BOPDT juga telah meresmikan kawasan Toba Caldera Resort yaitu
pada proses pembangunan termasuk di sektor pariwisata. Hal ini terkait dengan
453
pembinaan dan memberikan kesempatan yang lebih baik untuk mencapai tujuan-
tujuan pembangunan, yang harus dilakukan suatu lembaga secara fokus. Maka,
yang berhasil.
kerangka kerja yang telah disusun oleh pihak-pihak yang terlibat dalam
sesuai dengan visi misi dan tujuan serta sasaran yang ingin dicapai dalam
dapat secara proaktif dan kolaboratif dengan semua pihak yang terlibat. Apabila
dalam bentuk tujuan, sumber daya, dan tuntutan yang mengakibatkan adanya
wilayah dengan melalui beberapa pemikiran yang telah melalui proses penyajian
pembangunan.
nilai dan manfaat, karena kebijakan tidak hanya untuk tuan rumah destinasi
yang berkaitan dengan teori perencanaan yang dikemukakan oleh Faludi (1973)
yang harus diikuti sehingga menghasilkan rencana dan secara umum teori ini
yang diinginkan melalui konsep dan metode yang tepat dalam pemecahan
bahwa salah satu tujuan yang harus dicapai pada pembangunan pariwisata
yang dapat memberikan solusi terhadap fenomena perencanaan. Hal ini juga
mencari solusi optimal: yang dirancang untuk meningkatkan dan secara ideal
Danau Toba ini, apabila dikaitkan dengan teori perencanaan yang mana dapat
456
bersifat prosedur dan sistematis yang disebut Faludi adalah theory of planning
yang dikemukakan oleh Faludi, Maka, Kumar (2001: 1 - 2), menjelaskan bahwa
Toba, perlunya suatu lembaga yang dapat menjadi penyatu komitmen dalam
Badan yang dimaksud adalah badan otorita, dimana badan ini adalah
Danau Toba, Bromo Tengger Semeru, Labuan Bajo dan lainnya. Badan otorita
457
bahwa badan otorita dikelola oleh negara, sehingga dapat diberi penugasan
sehingga berpotensi menurunkan daya tarik, dan solusi bagi badan otorita
adalah tata kelola badan otorita yang bersifat dinamis dan fleksibel, plus
RIPPARNAS. Tugas ini adalah tugas berat yang harus disegerakan karena
pemangku kepentingan politik; 2) teknis atau sesuai dengan jenis atau sektor
yang dikemukakan oleh Nugroho (2018), bahwa badan otorita sebagai sebuah
458
adalah sari segi politis, yaitu keberadaan kelembagaan. Maka disarankan agar
badan otorita dikelola dua jenjang, yaitu jenjang politik dan jenjang manajerial.
Pada jenjang politik, diberi nama dewan pengarah yang mempunyai kemampuan
permasalahan yang terkait dengan aspek politik dan aspek administrasi. Namun
Badan otorita ini juga harus dapat membangun kerjasama dengan semua pihak
rancangan perencanaan.
ini harus dapat membangun kerjasama yang baik dengan membina hubungan
baik dengan semua pihak yang terlibat dalam pembangunan pariwisata kawasan
Danau Toba. BOPDT sebagai lembaga perencana juga bisa dinyatakan sebagai
pihak swasta dan masyarakat dapat dikatakan sebagai penerima manfaat juga
sebagai produser (yang bermitra dengan pemerintah) dan user atau pengguna.
Faludi (1973) juga menjelaskan tentang bahagian teori perencanaan yang lain
yaitu theory in planning (substantive planning), yaitu adanya substansi atau teori
yang perlu diketahui dan dipahami oleh perencana untuk mencapai tujuan yang
diinginkan, atau dengan kata lain perencana mencari konsep dan metode yang
secara umum dapat membantu para perencana untuk memahami wilayah kerja
untuk mencapai yang lebih baik dan berkoordinasi dan integrasi antara program
diperhitungkan.
perencanaan selalu mengalami perkembangan baik dari segi teori dan praktek.
administrasi. Tetapi mekanisme, tata kerja dan proses analisa dalam perumusan
atau bertindak di masa depan. Conyers dan Hills (1984: 3), bahwa perencanaan
daya yang tersedia, dengan mencapai tujuan tertentu di masa depan. Dengan
5. Pengenaan Sektor Pusat dan skema yang disponsori pusat tanpa diskusi
hasil penelitian ini, maka terdapat permasalahan yang sangat utama dalam
pusat, tingkat provinsi dan tingkat kabupaten. Namun BOPDT sebagai pengelola
pariwisata. Salah satu program yang telah berhasil dilakukan oleh BOPDT
adalah;
dengan lebar jalan 18m di area tahap 1, dan pada tahun 2020 akan
kabupaten Samosir.
wisata yaitu Keputusan Bupati Samosir Nomor 474 Tahun 2017 tentang
Pembagian klasifikasi objek wisata ini merupakan salah satu strategi yang
seluruh daerah yang ada di kawasan Danau Toba. Tidak hanya daerah-daerah
namun sebenarnya ini adalah strategi utama yang harus dilakukan oleh BPODT
pentingnya kerjasama yang baik antara BOPDT dengan pemerintah daerah baik
program yang harus dilakukan secara bersamaan tanpa ada tumpang tindih
dan Kirkpatrick (2005: 5), bahwa perencanaan identik dengan interaksi berbagai
kebijakan serta program di setiap aspek kehidupan dapat berjalan dengan baik.
Namun, Elliot (1997: 68), mengatakan bahwa salah satu masalah utama yang
dihadapi sektor pariwisata adalah koordinasi dari berbagai pemerintah dan publik
masalah dan mengambil keputusan. Menanggapi hal ini, (Lin & Simmons, 2017)
bahwa terdapat 3 (tiga) kontribusi yang dapat dihasilkan dari perencanaan yang
terintegrasi yaitu
kolaborasi dan jaringan yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan potensi
hasil dari proses pemikiran dan tindakan adalah pariwisata. Lusticky, et.al (2011)
yang berdampak kepada sosial budaya pada tempat atau daerah yang akan
pariwisata kawasan Danau Toba juga dihadapi oleh beberapa negara di dunia,
salah satunya adalah Negara Cina, yaitu berdasarkan oleh hasil penelitian oleh
(Guo & Sun, 2016), bahwa terdapat 4 (empat) masalah yang dihadapi negara
Danau Toba adalah sebuah kawasan yang dikelilingi oleh beberapa daerah.
pusat transportasi dan infrastruktur, pangkalan militer dan padang gurun, maka
destinasi wisata dan daya tarik wisata karena kawasan memiliki batasan-batasan
kemitraan dan perencanaan serta komunikasi antar sektor pariwisata publik dan
budaya yang menentukan tanggung jawab dan tingkat keterlibatan dari berbagai
pelaku pariwisata. Penjelasan ini juga ditegaskan oleh Da Cunha dan Da Cunha
suatu kawasan pariwisata memiliki ciri khas yang mengandalkan nilai budaya,
pengembangan potensi pariwisata yang ada di Danau Toba. Akan tetapi melalui
kawasan pariwisata juga dapat menciptakan masalah atau konflik sebagai akibat
dari perubahan dalam suatu kawasan atau dari konflik dan permasalahan di
berkaitan dengan ruang dimana ia berada, secara fisik (wilayah) maupun ruang
abstrak (interaksi antar aktor lokal dan sosial). Kemudian, Tomas, et. Al (2015)
pengantar isu kerjasama lintas sektor antara pariwisata dan budaya di tingkat
regional.
di Kawasan Danau Toba harus memiliki karakteristik dan ciri khas tersendiri di
kawasan Danau Toba yang harus dapat direncanakan secara optimal adalah
sebagai berikut:
Kawasan Danau Toba memiliki potensi pariwisata yang beraneka ragam dan
mempunyai daya tarik tersendiri di setiap daerah yang ada di kawasan Danau
Toba baik daya tarik berupa alam, budaya dan masyarakatnya serta hasil
menunjukkan daya tarik luar biasa yang dapat menarik pengunjung dengan
langka. Sedangkan dari segi hasil karya manusia antara lain museum,
(pertanian), wisata air danau, wisata petualangan, taman rekreasi serta daya
tarik wisata lainnya yang masih dapat dikunjungi di kawasan Danau Toba.
2. Accesability (aksesibilitas/transportasi)
Akses menuju kawasan Danau Toba sejak tahun 2018 sudah semakin
menjadi akses penting dalam pariwisata seperti bandara, pelabuhan dan jalan
Kawasan Danau Toba telah memiliki akses transportasi yang memadai yang
dimulai dari bandara internasional, pelabuhan ferry dan penumpang baik yang
dikelola oleh pemerintah maupun masyarakat lokal, juga jalan raya yang telah
3. Amenities (fasilitas)
rumah makan, transportasi dan biro atau agen perjalanan. Aspek ini juga tidak
prasarana di kawasan Danau Toba ini belum bisa dikatakan optimal tetapi
oleh para wisatawan terkait kebersihan dan halal atau haramnya makanan
apalagi bagi wisatawan muslim. Dan juga masih minimnya hotel atau
sehingga menjadi alasan utama bagi pengunjung muslim untuk tidak berlama
4. Ancillary (tambahan/pelayanan/kelembagaan)
setiap tempat umum atau akses pintu masuk ke Danau Toba seperti bandara,
ini di kawasan Danau Toba hanya ada di bandara sedangkan di akses yang
oleh, Hall (2008), bahwa dalam perencanaan pariwisata secara tradisional juga
wisata, penyajian fitur wisata budaya, sejarah dan alam dan penyediaan
Kawasan Danau Toba dikelilingi oleh 7 kabupaten yang memiliki ciri khas
dan keunggulan yang dapat mengembangkan pariwisata itu sendiri. Dan inilah
471
yang menjadi salah satu faktor harus adanya interaksi atau hubungan yang
kawasan Danau Toba adalah keindahan danau dan budaya yang dimiliki daerah.
yang dapat dijadikan daya tarik wisata berupa keindahan Danau Toba, yang
budaya dan adat istiadat. Walaupun potensi budaya yang dimiliki adalah warisan
leluhur Batak namun, terdapat perbedaan budaya yang menjadi keunikan dan ciri
pada tata cara adat dan sejarah budaya batak di daerah kawasan Danau Toba
seperti, tahapan spiritual, religinya, rumah adat, dan tenunan ulosnya. Kawasan
Danau Toba mempunyai suku yang sama tetapi budaya yang beda yaitu, Batak
Toba, Batak Simalungun, Batak Pakpak, Batak Karo dan Batak Dairi kemudian
Persamaan dan perbedaan ini jugalah yang menjadi alasan harus adanya
daerah di kawasan Danau Toba. Seperti yang diungkapkan oleh Borges, et. al
472
lokal seperti yang ada di Negara Chili yaitu pariwisata adat, dalam proses
ditimbulkan oleh promosi dan penilaian dari perbedaan etnis dalam mendapatkan
pariwisata di daerah sekitar Danau Toba maka harus dalam satu manajemen
ditegaskan oleh Edgell, et.al (2008), bahwa kebijakan pariwisata harus bertujuan
diberikan karena prinsip utama untuk setiap kebijakan pariwisata adalah dapat
tren pasar dan cukup fleksibel untuk menyesuaikan rencana strategis dalam
Potensi yang memiliki keaslian dari warisan alam dan budaya dalam
dan tindakan yang dimaksud diatur dalam sebuah regulasi yang dapat mengikat
pembangunan fisik dan pemasaran dan juga pariwisata memiliki hubungan yang
kuat dengan kegiatan sosial dan budaya, inisiatif kebijakan luar negeri,
kerjasama antar daerah yang dikelola dengan baik dan membuahkan hasil yang
adanya kerjasama antar daerah dan lintas sektor sehingga mampu membangun
kultural dan intelektual. Sektor pariwisata ini juga mempunyai prospek yang luas
pariwisata yang ada di daerah tujuan wisata. Oleh karena itu, kerjasama yang
sinergis perlu dilakukan antara sektor publik dan privat untuk pengembangan
sektor pariwisata secara terpadu melalui pendekatan tata kelola sehingga dapat
pariwisata, maka Sunaryo (2012: 131) mengemukakan empat nilai yang harus
Keberpihakan terhadap visi, misi, tujuan dan sasaran prioritas tertentu dari
generasi yang akan dating; 4) Antisipatif dan responsive, yang didalam ini
belum secara maksimal tersusun sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan yang
ini dibutuhkan kerjasama dengan berbagai pihak dan adanya pemahaman yang
pemahaman dapat dilakukan dengan tata kelola yang baik dalam sistem
Danau Toba dapat menjadi sebuah keunggulan dalam penguatan kapasitas dan
tata pemerintahan yang efektif. Namun, pemerintah perlu fondasi yang kuat
interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam mengatasi masalah lama dan
sektor pariwisata publik dan swasta. Konsep ini mengasumsikan nilai efisiensi
keputusan serta tingkat keterlibatan dari berbagai pelaku pariwisata. Konsep ini
kekhasan budaya sebagai bagian dari produk pariwisata yang dapat mendorong
untuk melakukan tindakan karena terkait konstruksi budaya yang melekat secara
oleh aktor-aktor publik; wilayah II didorong oleh pelaku publik dan swasta, namun
sektor swasta lebih ditekankan; wilayah III didorong oleh pelaku publik dan
swasta. Penelitian ini memberikan kontribusi bahwa adanya peran yang beragam
sumber daya harus mampu terus berdaya saing di masa depan, tetap
pariwisata.
konsep atau model yang cocok dalam pembangunan pariwisata dengan melihat
kondisi dan potensi yang dimiliki daerah tersebut. Kawasan Danau Toba sedikit
dan solusinya yang berorientasi ke arah yang baru dan berbeda dari
sebelumnya.
depan.
bersifat komprehensif.
479
1. Keunggulan
daerahnya.
2. Kekurangan
lembaga.
Kebijakan Pariwisata
Gambar 6.1 Model Rekomendasi Perencanaan Pembangunan Pariwisata Kawasan Danau Toba.
480
481
maka lembaga ini harus dapat membangun kerjasama yang baik dengan
membina hubungan baik dengan semua pihak yang terlibat dalam pembangunan
pariwisata kawasan Danau Toba. BOPDT sebagai lembaga perencana juga bisa
kawasan Danau Toba, demikian juga pemerintah daerah baik provinsi maupun
lain yaitu theory in planning (substantive planning), yaitu adanya substansi atau
teori yang perlu diketahui dan dipahami oleh perencana untuk mencapai tujuan
yang diinginkan, atau dengan kata lain perencana mencari konsep dan metode
Theory in planning ini secara umum dapat membantu para perencana untuk
siapa pembangunan yang dimaksud dan berfungsi untuk mencapai yang lebih
pariwisata kawasan Danau Toba, sesuai dengan yang dikemukakan oleh Butler
pada tahun 1980 yang dikenal dengan Tourism Area Life Cycle (TALC) yang
wisatawan tertarik pada daerah yang belum tercemar dan sepi, lokasinya
sulit dicapai namun diminati oleh sejumlah kecil wisatawan yang justru
sosial yang ada untuk merespon perubahan ekonomi yang terjadi. Disinilah
483
mulai suatu daerah menjadi suatu destinasi wisata yang ditandai oleh mulai
adanya promosi.
investasi dari luar mulai masuk serta mulai munculnya pasar wisata secara
semakin intensif, fasilitas lokal sudah tersisih atau digantikan oleh fasilitas
Berbagai barang dan jasa impor menjadi keharusan termasuk tenaga kerja
dalam struktur ekonomi daerah dan dominasi ekonomi ini dipegang oleh
wisatawan masih naik tetapi pada tingkat yang lebih rendah. Pemasaran
semakin gencar dan diperluas untuk mengisi berbagai fasilitas yang sudah
5. Tahap stagnation (stagnasi). Pada fase ini, kapasitas berbagai faktor sudah
sosial dan lingkungan. Kalangan industri sudah mulai bekerja berat untuk
atraksi buatan sudah mendominasi atraksi asli alami (baik budaya maupun
alam), citra awal sudah mulai meluntur, dan destinasi sudah tidak lagi
populer.
484
destinasi wisata baru dan yang tinggal hanya sia-sia, khususnya wisatawan
yang hanya berakhir pekan. Banyak fasilitas pariwisata sudah berlatih atau
dapat terjadi (sebagai hasil dari berbagai usaha dari berbagai pihak) menuju
dimanfaatkan.
kawasan)
485
Danau Toba menjadi destinasi wisata skala dunia terintegrasi dengan produk
baru sebagai kinerja pariwisata nasional untuk mengangkat pasar yang lebih
luas. Danau toba juga dijadikan salah satu 10 destinasi yang diprioritaskan untuk
juga dilihat dari konsep perencanaan pariwisata. Namun, Veal (2002: 92)
pariwisata sebagai suatu proses dan dijadikan sebagai suatu standar dalam
kebijakan pariwisata yang tertuang dalam UU No. 10 Tahun 2009. Tindak lanjut
dan menjadi keunggulan di daerah sekitar Danau Toba, namun potensi yang
Danau Toba adalah kawasan pariwisata yang memiliki potensi yang unik
kebudayaan yang menjadi sejarah, selain itu juga didukung oleh potensi alam
Namun, terdapat beberapa point yang belum dapat dihasilkan secara optimal
dilaksanakan secara optimal dan juga belum adanya MoU antara masing-
yang ada hanya MoU dengan pihak swasta dan kelompok masyarakat),
kementerian pariwisata)
terselesaikan dengan baik, antara lain penyatuan visi dan misi, masing-
apabila dilihat dari teori Conyers dan Hills (1984: 74-75), bahwa dalam
perencanaan.
tetapi dimiliki oleh setiap daerah dan Badan Otorita sehingga belum
acak dan belum ada pemerataan data yang akurat terkait semua
(Data yang diperoleh oleh BPODT masih terkait dengan lembaga ini
Toba)
tersebut.
Toba)
490
(1984:75) merupakan sebuah siklus. Proses dari tahapan tersebut berjalan terus
wisatawan
yang dimiliki oleh setiap daerah dan didukung dengan MoU kerjasama
7.1 Kesimpulan
Toba
kawasan Danau Toba. Di lihat dari segi atraksi dan daya tarik wisata,
491
492
dengan baik. Dengan adanya atraksi dan daya tarik wisata ini juga dapat
atraksi dan daya tarik pada suatu destinasi wisata juga harus didukung
dengan pilar pariwisata yang lain yaitu fasilitas yang nyaman dan aman
ada di aliran Danau Toba yang telah banyak tercemar oleh limbah
yang dikelola oleh kelompok masyarakat maupun individu. Hal inilah yang
Toba
koordinasi antar daerah yang mengakibatkan tidak satu visi, misi dan
pemerintah dan pihak yang terkait sehingga dapat satu komitmen dalam
baik dan efektif itu membutuhkan akses, data dan informasi yang benar
kabupaten dan sejak akhir tahun 2018 menjadi 8 kabupaten, maka harus
ada penyatuan komitmen dan penyatuan visi, misi dan tujuan dalam
menyatukan visi, misi dan tujuan juga komitmen dari semua pemangku
7.2 Saran
kawasan Danau Toba belum berjalan dengan baik, maka apabila dikaitkan
dengan teori perencanaan yang dikemukakan oleh Faludi (1973) yaitu theory in
planning, dan theory of planning belum dapat optimal dapat dilaksanakan. Faludi
(1973) juga menjelaskan tentang bahagian teori perencanaan yang lain yaitu
theory in planning (substantive planning), yaitu adanya substansi atau teori yang
perlu diketahui dan dipahami oleh perencana untuk mencapai tujuan yang
diinginkan, atau dengan kata lain perencana mencari konsep dan metode yang
secara umum dapat membantu para perencana untuk memahami wilayah kerja
dalam pengembangan pariwisata Danau Toba, maka lembaga ini harus dapat
Toba.
atau bertindak di masa depan. Conyers dan Hills (1990: 3), bahwa perencanaan
daya yang tersedia, dengan mencapai tujuan tertentu di masa depan. Dengan
bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan potensi yang merupakan motif kuat
untuk tindakan di masa depan. Salah sektor pembangunan daerah yang secara
dan tindakan yang dilakukan didasarkan kepada ide-ide atau pemikiran yang
Danau Toba belum dapat dirumuskan dan terealisasi, karena hal ini terkait
dengan komitmen yang satu dalam menentukan visi, misi dan tujuan untuk
Danau Toba.
Potensi pariwisata dapat menjadi keunggulan dan ciri khas daerah yang
dan berdaya saing yang akhirnya menghasilkan pemerintahan yang efektif dan
inovasi produk yang mampu bersaing di pasar pariwisata dunia. Badan Otorita
ini dapat berjalan dengan baik maka dapat menerapkan konsep perencanaan
bersifat komprehensif.
yang dimiliki oleh daerah kawasan Danau Toba dan dapat mencapai
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
501
502
Bryson, John. M. 2011. Strategic Planning for Public and Non Profit
Organizations: A guide to Strengthening and Sustaining Organizational
Achievement. San Fransisco; CA
Chowdhury, Anis and Kirkpatrick, Colin. 2005. Development Policy and Planning
(An Introduction to Models and Techniques). London and New York;
Routledge Taylor & Francis Group
Cole, Sam. 2015. Space Tourism: Prospect, Postioning and Planning. Journal of
Tourism Futures: Volume 1 No. 2 (2015) pp. 131-140 Emerald Group
Publishing Limited.
Costa, C., Panyik, E. and Buhalis, D. (Eds). 2014. European Tourism Planning
and Organisation Systems, Channel View, Bristol.
Dans, Porga, Eva dan Gonzalez, Alonso, Pablo. 2018. The Altamira Contoversy:
Assessing the Economic Impact of a World Hertiage Site for Planning
and Tourism Management. Journal Cultural Heritage, Vol. 30 (2018) pp.
180-189. Elsevier.Ltd
503
Denhardt, Janet Valerie and Denhardt, Robert B. 2003. The New Publik
Service: Serving Not Steering, ME Sharpe Inc., New York.
Dredge, Dianne dan Jamal, Tazim. 2015. Progress in Tourism Planning and
Policy: A post-structural Perspective on Knowledge Production. Journal
Tourism Management Vol. 51 (2015) pp.285 – 297. Elsevier ltd.
Edgell, D.L., Del Mastro Allen, M., Smith, G. and Swanson, J.R. 2008. Tourism
Policy and Planning: Yesterday, Today and Tomorrow, Elsevier, Oxford
Elliott, James. 1997. Tourism Politics and Public Sector Management. London
and New York; Routledge
Fu, Z. H. et.al. 2017. Integrated Planning for Regional Development Planning and
Water Resources Management Under Uncertainty: A Case Study of
Xining, China. Journal of Hydrology 554 (2017) 623 – 634 by Elsevier
Goeldner, C.R dan Ritchie, J.R. 2009. Tourism: Principles, Practices and
Philosophies. Canada; Wiley Publication
504
Guo, Zhanfeng dan Sun, Li. 2016. The Planning, Development and Management
of Tourism: The Case of Dangjia, an Ancient Village in China. Journal
Tourism Management Vol. 56 (2016) pp. 52-62: Elsevier. Ltd
Hajar, Siti dan Tanjung, Syari, Irwan. 2016. Pembangunan Partisipatif dan
Penanggulangan Kemiskinan. Publico (Jurnal Ilmu Administrasi) Volume
1 No 1 Edisi November 2016 ISSN 2541-6235. Medan: IAPA
Kempenaar, Annet, et.al. 2016. Design Makes You Understand – Mapping The
Contributions of Designing to Regional Planning and Development.
Journal Landscape and Urban Planning 149 (2016) 20 – 30. ISSN 0169
– 2046 by Elsevier.
Mahi, Ali Kabul dan Trigunarso, Sri Indra. 2017. Perencanaan Pembangunan
Daerah (Teori dan Aplikasi). Jakarta; Prenadamedia Group
507
Mariani, M., Buhalis, D., Longhi, C. and Vitouladiti, O. 2014. “Managing change in
tourism
destinations: key issues and current trends”, Journal of Destination
Marketing & Management, Vol. 2 No. 4, pp. 269-272.
Pitana, I Gde dan Diarta, I Ketut Surya Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata.
Yogyakarta; ANDI
Romao, Joao and Neuts Bart. 2017. Territorial Capital, Smart Tourism
Specialization and Sustainable Regional Development: Experiences
From Europe. Journal Habitat International, Vol. 68 (2017) pp. 64 – 74;
Elsevier Ltd
Surat Keputusan Bupati Samosir Provinsi Sumatera Utara Nomor 474 Tahun
2017 tentang Penetapan Kriteria dan Klasifikasi Objek Wisata di
Kabupaten Samosir.
Tarigan, Ari, K.M. et.al. 2017. Balik Papan: Urban Planning and Development in
Anticipation of The Post-Oil Industry Era. Journal Cities, Vol. 60 (2017)
pp.246-259. Elsevier. LTd
Tomsett, Paula dan Show Michael. 2015. Developing a New Typology For a
Behavioural Classification of Stakeholders Using The Case of Tourism
Public Policy Planning in The Snow Sports Industry. European Journal
of Tourism Research Volume 9 (2015) pp. 115-128
Tuohine, Anja dan Konu, Henna. 2014. Local Stakeholders Views About
Destination Management Who Are Leading Tourism Development?
Journal Tourism Review: Vol. 69 No. 3 (2014) pp. 202-215
511
UNESCO. 2009. Pariwisata Pusaka: Masa Depan Bagi Kita, Alam dan Warisan
Budaya Bersama. Jakarta; UNESCO Office.
Veal, A.J. 2002. Leisure and Tourism Policy and Planning, Second Edition.
London; CAB-Publishing.
Yin. Robert. K. 2015. Studi Kasus:Desain dan Metode. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sumber lainnya:
https://traveling.bisnis.com/read/20191015/224/1159248/pembangunan-danau-toba-
pemerintah-pusat-gelontorkan-dana-rp404-triliun