Anda di halaman 1dari 36

Peningkatan Pelayanan Publik Berbasis E-Government Dalam Perwujudan

Smart city (Study Aplikasi Magelang Cerdas Sebagai Perwujudan Kota


Magelang Menuju Smart city )

SUB TEMA PENELITIAN :


Smart public service

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
2018
LEMBAR PENGESAHAN PENELITIAN
1. Judul Penelitian : Peningkatan Pelayanan Publik Berbasis E-
Government Dalam Perwujudan Smart city (Study Aplikasi Magelang Cerdas
Sebagai Perwujudan Kota Magelang Menuju Smart city )
2. Sub Tema Penelitian : Smart public service
3. Ketua Tim Penelitian
a. Nama Lengkap : Theges Selvinna Ade Sofyana
b. NIM/NPM : 1610201094
c. Jurusan : Ilmu Administrasi Negara
d. Universitas : Universitas Tidar
4. Anggota Tim Penelitian : 3 orang
5. Dosen Pembimbing :
a. Nama Lengkap dan Gelar : Joko Tri Nugraha, S.Sos.,M.Si.
b. NIDN :
6. Jangka Waktu Pelaksanaan : 1 (satu) bulan

Magelang, 11 Oktober 2018

Dosen Pembimbing Ketua Tim Penelitian

Joko Tri Nugraha, S.Sos.,M.Si. Theges Selvinna Ade Sofyana


NIDN. 0509068102 NPM. 1610201094
Menyetujui,
Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Dr. Samodra Wibawa, M.Sc.


NIDN. 196508271991031001
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengoptimalan


penggunaan aplikasi Magelang Cerdas dalam mewujudkan Kota Magelang
menuju Smart city dan mengidentifikasi keberhasilan aplikasi Magelang Cerdas
dalam menunjang kualitas pelayanan dibidang pelayanan publik yang menjadi
salah satu penerapan Smart public service. Sehingga penulis dapat mengetahui
apakah aplikasi Magelang cerdas telah optimal dalam mewujudkan Kota
Magelang menuju smart city dan berhasil atau tidak dalam menunjang kualitas
pelayanan dibidang pelayanan publik yang menjadi salah satu penerapan Smart
public service.Penelitian ini dilakukan di Kota Magelang, tepatnya di lingkungan
Pemerintah Kota Magelang. Meliputi beberapa dinas yang terkait dengan aplikasi
Magelang Cerdas. Waktu Penelitian ini berlangsung dari bulan Agustus hingga
September 2018.
Penelitian ini adalah penelitian Kualitatif yang dilakukan dengan
pendekatan studi kasus dengan tujuan untuk mendeskripsikan, mencatat,
menganalisis dan menginterpretasikan mengenai kondisi saat ini, dengan kata lain
penelitian jenis ini bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi dari keadaan
yang sudah terjadi. Dikarenakan fokus pada penelitian ini membahas efektifitas
penggunaan aplikasi Magelang Cerdas dalam menunjang terwujudnya smart city
di Kota Magelang. Berdasarkan hasil wawancara selama penelitian berlangsung,
maka dapat disimpulkan bahawa Peningkatan Pelayanan Publik Berbasis E-
Government dalam Perwujudan Smart City (Study Aplikasi Magelang Cerdas
Sebagai Perwujudan Kota Magelang Menuju Smart City) memiliki kekurangan
dan kelebihan. Hal ini berdasarkan dengan observasi yang dilakukan oleh penulis.

Kata kunci: Pelayanan Publik, smart city, Aplikasi

ABSTRACT
This study aims to identify the optimization of the use of the Magelang
Cerdas application in realizing the City of Magelang towards Smart city and
identify the success of the Magelang Cerdas application in supporting the quality
of service in the field of public services which is one of the Smart public service
applications. So that the author can find out whether the smart Magelang
application has been optimal in realizing the City of Magelang towards smart city
and successful or not in supporting the quality of services in the field of public
services which is one of the Smart public service implementations. This research
was conducted in the City of Magelang, precisely in the environment of the City
Government of Magelang. Includes several agencies related to Magelang Cerdas
application. Time The study took place from August to September 2018.
This research is a qualitative study conducted with a case study approach
with the aim of describing, recording, analyzing and interpreting the current
conditions, in other words this type of research aims to obtain information from
the circumstances that have occurred. Because the focus of this study discusses
the effectiveness of using Magelang Cerdas application in supporting the

iii
realization of smart city in Magelang City. Based on the results of interviews
during the study, it can be concluded that Improvement of Public Services Based
on E-Government in the Embodiment of Smart City (Smart Magelang Application
Study as a Realization of the City of Magelang Towards Smart City) has
advantages and disadvantages. This is based on observations made by the author.
Keywords: Public Service, smart city, Application,

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .......................................... Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PENGESAHAN PENELITIAN ............................................................ ii

ABSTRAK ............................................................................................................. iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................... 3

1.3 Rumusan Masalah .................................................................................. 3

1.4 Tujuan Penelitiaan ................................................................................. 3

1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 5

2.1 Good Governance ................................................................................... 5

2.2 E-governance .......................................................................................... 6

2.3 Pelayanan Publik .................................................................................... 8

2.4 Smart city ............................................................................................... 10

2.5 Penelitan Terdahulu ............................................................................. 12

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 14

3.1. Objek Penelitian ................................................................................... 14

3.2. Metode penelitian ................................................................................ 14

3.3. Fokus Kajian ......................................................................................... 14

3.4. Sumber dan teknik pengumpulan data serta instrumen penelitian. 15

3.5. Lokasi dan waktu penelitian ............................................................... 16

v
BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................................... 17

4.1. Efektivitas Aplikasi Magelang Cerdas ............................................... 17

4.2. Strategi dan Kebijakan untuk Meningkatkan Pelayanan Publik


melalui Aplikasi Magelang Cerdas ................................................................ 19

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 22

5.1. Simpulan................................................................................................ 22

5.2. Rekomendasi ......................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 24

LAMPIRAN – LAMPIRAN ................................................................................. 25

BIOGRAFI DELEGASI ........................................ Error! Bookmark not defined.

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Tampilan Aplikasi Magelang Cerdas


Gambar 2 : Layanan yang terdapat dalam aplikasi Magelang Cerdas
Gambar 3 : Informasi transportasi dalam Magelang Cerdas
Gambar 4 : Informasi Fasilitas Umum dalam Magelang Cerdas
Gambar 5 : Informasi Layanan Publik dalam Magelang Cerdas
Gambar 6 : Informasi Statistik Makro Kota Magelang dalam Magelang
Cerdas
Gambar 7 : Informasi Fasilitas Kesehatan dalam Magelang Cerdas

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Pertanyaan Penelitian Aplikasi Magelang Cerdas


sebagai Perwujudan Kota Magelang Menuju Smart City
Lampiran 2 : Daftar GambarAplikasi Magelang Cerdas
Lampiran 3 : Sumber Pendukung Penelitian

viii
1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di dunia internasional, e-Governance berkembang cukup pesat seiring
dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang telah
menimbulkan peningkatan tuntutan publik atas perbaikan pelayanan publik
oleh pemerintah. Berbagai negara telah melakukan serangkaian upaya untuk
menerapkan prinsip – prinsip Good Governance serta memanfaatkan
peningkatan teknologi komunikasi dan informasi untuk menyelenggarakan e-
Governance. Wacana mengenai Good Governance sektor publik di Indonesia
sudah mulai dikembangkan oleh beberapa pihak walaupun belum adanya
kebijakan pemerintah yang secara formal mengharuskan penerapan prinsip –
prinsip e-Governance dalam tata kelola pemerintahan. Di Indonesia masih
jarang sekali membahas tentang e-Governance, akan tetapi pemerintah telah
memperkenalkan e-Government melalui Inpres No. 3 Tahun 2003 tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government.
Adanya keterkaitan penerapan e-Governance dengan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi, dalam studi manajemen dan kebijakan
publik teknologi dipandang sebagai instrument untuk membantu dan
mengelola keterbatasan rasional atau dikenal dengan sebutan ‘bounded
rationality’ dengan menawarkan fasilitas dan alat bantu dalam proses
pembuatan keputusan (Simon. 1976,p.286). Program komputer digunakan
sebagai faktor pendukung efektivitas efisiensi, dan produktivitas administrasi
sebelum penemuan internet dan menjamurnya pemakaian komputer personal.
Setelah adanya penemuan internet, segala macam aktivitas pemerintahan
mengandalkan algoritma dan fasilitas internet. Otomatisasi proses bisnis,
pengelolaan basis data pegawai, anggaran dan logistik, penyediaan layanan
kepada masyarakat, sampai pada penanganan pengaduan sudah mulai
menggunakan aplikasi berbasis online. Dengan kata lain, peran teknologi telah
bergeser dari pendukung menjadi salah satu determinan penting dalam
aktivitas tata kelola pemerintahan. Meski demikian, esensi layanan publik
terletak bukan pada kecanggihan sarana pelayanan tersebut, tetapi pada
2

pelayanan itu sendiri. Faktor komitmen dan kredibilitas individu untuk


melayani menjadi sesuatu yang paling fundamental.
Smart public service merupakan salah satu penerapan dari upaya
pemerintah dalam mewujudkan Smart city . Masyarakat membutuhkan lebih
banyak informasi dan layanan dukungan dari pemerintah kota yang efektif dan
efisien serta tersedia untuk semua. Layanan Smart public service yang
dicanangkan oleh pemerintah kota ini bertujuan untuk menjamin kualitas
hidup yang tinggi bagi warga kota Magelang, menjadikan kota Magelang yang
memiliki daya tarik untuk pekerjaan dan bakat, membantu memaksimalkan
efisiensi dan kualitas layanan kota Magelang, serta meningkatkan kualitas
hidup di kota Magelang dalam persaingan ekonomi global.
Pemerintah kota Magelang terus berkomitmen untuk menjadi Kota Cerdas
atau Smart city di Indonesia dengan berbagai upaya. Satu upaya yang
dilakukan oleh pemerintah kota Magelang yaitu dengan meluncurkan aplikasi
mobile ‘Magelang Cerdas’. Melalui aplikasi ini, masyarakat dapat mengetahui
tentang info pariwisata, agenda pariwisata, akomodasi baik hotel dan toko
oleh – oleh di Kota Magelang, akses layanan publik seperti layanan perijinan
dan layanan kesehatan. Dengan adanya aplikasi ini bertujuan agar masyarakat
dapat dengan mudah mengakses layanan publik secara mudah dan praktis
dalam satu aplikasi. Pelayanan publik menjadi langkah awal dalam
perwujudan good governance di Indonesia. Namun pada kenyataanya,
penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah masih dihadapkan pada pelayanan yang belum
efektif dan efisien serta kualitas sumber daya manusia yang belum memadai.
Hal ini terlihat dari masih banyaknya pengaduan dari masyarakat baik secara
langsung maupun tidak langsung, seperti melalui media massa yang menuntut
peningkatan kualitas pelayanan publik. Permasalahan yang kami angkat dalam
penelitian ini yaitu mengenai keefektivan aplikasi Magelang Cerdas untuk
masyarakat Kota Magelang dalam mewujudkan Smart city .
3

1.2 Identifikasi Masalah


Berangkat dari pendahuluan di atas, yakni tentang penerapan atau
penggunaan aplikasi Magelang Cerdas sebagai salah satu faktor penunjang
terwujudnya smart city di Kota Magelang. Aplikasi Magelang Cerdas
menjadi salah satu program andalan pemerintah Kota Magelang, untuk dapat
membantu pemerintah dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat
Kota Magelang. Sebagai program andalan, tentu aplikasi ini akan menjadi
pusat perhatian dalam berbagai aspeknya. Menariknya dari aplikasi ini adalah
sasaran yang ingin dituju, dimana sasarannya adalah masyarakat pendatang
ataupun masyarakat bukan asli Kota Magelang. Pemerintah sengaja menarget
sasaran seperti ini agar dapat memperkenalkan Kota Magelang dari berbagai
aspek, seperti dari pendidikan, kesehatan, pelayanan public dan aspek lainnya.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, rumusan masalah yang
menjadi kajian dalam penelitian ini yaitu :
a. Efektivitas aplikasi ‘Magelang Cerdas’ dalam menunjang kualitas
pelayanan dibidang pelayanan publik yang menjadi salah satu
penerapan Smart public service untuk mewujudkan Smart city di Kota
Magelang.
b. Strategi dan kebijakan apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan
pelayanan public di Kota Magelang dalam mewujudkkan Smart city .

1.4 Tujuan Penelitiaan


Berdasarkan latar belakang diatas maka tujuan yang ingin dicapai adalah :
a. Untuk mengidentifikasi pengoptimalan penggunaan aplikasi Magelang
Cerdas dalam mewujudkan Kota Magelang menuju Smart city
b. Untuk mengidentifikasi keberhasilan aplikasi Magelang Cerdas dalam
menunjang kualitas pelayanan dibidang pelayanan publik yang
menjadi salah satu penerapan Smart public service.
4

1.5 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan ilmu
pengetahuan khususnya Ilmu Administrasi Negara di bidang manajemen
pelayanan publik.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan dan sumbangan
pemikiran yang dalam rangka untuk memperbaiki layanan dan bermanfaat
bagi pembuatan kebijakan dan peraturan di Kota Magelang dan kota –
kota lain di Indonesia
5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Good Governance
Inovasi baru administrasi publik adalah merupakan konsep
“governance”. Rewansyah (2010:80) mengatakan “governance” diartikan
dengan kepemimpinan yang bahasa inggrisnya the act, fact manner of
governing. Dengan demikian governance atau pemerintah merujuk pada
kegiatan atau proses, suatu cara atau metode, tindakan dan sistem
penyelengaraan pemerintahan.
Seperti dikutip oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN)
mengajukan kembali prinsip-prinsip good governance sebagai berikut:
a. Participation; setiap warga negara memiliki suara dalam
pembuatan keputusan, secara langsung maupun melalui
mediasi institusi legitimasi yang mewakili kepentingannya,
b. Rule of Law;aturan hukum, keputusan, kebijakan pemerintah,
organisasi, badan usaha yang menyangkut masyarakat
dilakukan berdasarkan hukum,
c. Transparency; transparansi yaitu kebebasan arus informasi;
dapat diketahui, dimonitor oleh banyak pihak mengenai
kebijakan, proses-proses lembaga organisasi pemerintah,
d. Responsiveness; lembaga-Iembaga pemerintah harus.tanggap,
responsif terhadap kepentingan stakeholdernya,
e. Concensus orientation;berorientasi pada kesepakatan yakni
bisa menjadi perantara bagi kepentingan yang berbeda sebagai
cara mencari alternatif terbaik dan membela kepentingan yang
lebih luas,
f. Equity; kesetaraan, semua warga negara laki-Iaki maupun
perempuan, tanpa memandang status miskin-kaya, memiliki
peluang yang sama dalam mendapatkan kesejahteraan,
g. Effectiveness and efficiency; setiap proses kegiatan, aktifitas
lembaga pemerintah dapat menyelesaikan tugasnya sesuai
dengan garis yang ditetapkan,
6

h. Accountability;para pembuat keputusan dalam pemerintahan,


sektor swasta dan masyarakat (civil society) bertanggung jawab
pada publik dan lembaga stakeholdernya,
i. Strategic vision; visi strategis, para pemimpin dan publik harus
memiliki perspektif good governance dan pengembangan SDM
yang luas dan jauh ke depan sesuai keperIuan pembangunan.
Sebenarny jika dicermati paradigma good governance yang
berkembang sekarang ini merupakan trend global dan tuntutan dalam
sistem politik yang demokratis. Dalam teori dan praktek pemerintahan
modern diajarkan bahwa untuk menciptakan the good governance,terIebih
dahulu perIu dilakukan desentralisasi pemerintahan. lni searah dengan
problematika yang dihadapi negara sedang berkembang seperti Indonesia,
yang masih disibukkan dengan agenda transisi demokrasi seperti;
pemisahan kekuasaan diantara lembaga yudikatif, eksekutif dan legislatif;
pembagian kekuasaan diantara pemerintah pusat, regional dan lokal;
pemisahanan kekuasaan atau kewenangan antara negara dan masyarakat,
dan pemisahan antara hak individu dan kekuasaan komunal, yang
semuanya itu bermuara pada inisiatif otonomi.
2.2 E-governance
Banyak ditemui variasi definisi e-government, tapi definisi-definisi
tersebut kurang lebih sama, maka dalam makalah ini diambil diambil salah
satu saja yaitu:
E-Government berkaitan dengan penggunaan teknologi informasi (seperti:
wide area network, internet, dan komunikasi bergerak) oleh lembaga
pemerintah yang mempunyai kemampuan untuk mentransformasikan
hubungan Pemerintah dengan warganya, pelaku dunia usaha (bisnis), dan
lembaga pemerintah lainnya. Teknologi ini dapat mempunyai tujuan yang
beragam, antara lain: pemberian layanan pemerintahan yang lebih baik
kepada warganya, peningkatan interaksi dengan dunia usaha dan industri,
pemberdayaan masyarakat melalui akses informasi, atau manajemen
pemerintahan yang lebih efisien. Hasil yang diharapkan dapat berupa
7

pengurangan korupsi, peningkatan transparansi, peningkatan kenyamanan,


pertambahan pendapatan dan/atau pengurangan biaya.
E-Government memeiliki beberapa model model hubungan yang di
antaranya terdiri dari:
a. Government to citizen
Merupakan layanan E-Government dimana pemerintah membangun
dan menerapkan pelayanan menggunkan teknologi informasi yang
bertujuan untuk memprbaiki hubungan interaksi pemrintah dengan
masyarakat atau rakyatnya.
b. Government to business
Merupakan layanan E-Government dimana pemerintah membangun
dan menerapkan pelayanan menggunkan teknologi informasi yang
bertujuan untuk memprbaiki hubungan interaksi pemrintah dengan
badan usaha.
c. Government to Government
Merupakan layanan E-Government dimana pemerintah membangun
dan menerapkan pelayanan menggunkan teknologi informasi yang
bertujuan untuk memprbaiki hubungan interaksi antar negara dalam
hal kerjasama di antaranya dalam segi administrasi perdagangan,
proses politik, mkanisme hubungan sosial budaya dan lain sebagainya.
d. Government to employess
Untuk meningkatkan kinerja dan kesejahteraan para pegawai negri tau
karyawan pemrintahan yang bekerja disejumlah institusi sebagai
pelayan masyarakat.
Situs web pemerintah daerah merupakan salah satu strategi
didalam melaksanakan pengembangan e-government secara sistematik
melalui tahapan yang realistik dan terukur. Pembuatan situs web
pemerintah daerah merupakan tingkat pertama dalam pengembangan e-
government di Indonesia dengan sasaran agar masyarakat Indonesia dapat
dengan mudah memperoleh akses kepada informasi dan layanan
pemerintah daerah, serta ikut berpartisipasi di dalam pengembangan
demokrasi di Indonesia dengan menggunakan media internet. Berdasarkan
8

sifat transaksi informasi dan pelayanan publik yang disediakan oleh


Pemerintah Daerah melalui jaringan informasi, pengembangan e-
government dapat dilaksanakan melalui 4 (empat) tingkatan, yaitu :
a. Tingkat 1 – Persiapan • Pembuatan situs web sebagai media
informasi dan komunikasi pada setiap lembaga. • Sosialisasi
situs web untuk internal dan publik.
b. Tingkat 2 – Pematangan • Pembuatan situs web informasi publik
yang bersifat interaktif. • Pembuatan antar muka keterhubungan
dengan lembaga lain.
c. Tingkat 3 – Pemantapan • Pembuatan situs web yang bersifat
transaksi pelayanan publik. • Pembuatan interoperabilitas
aplikasi dan data dengan lembaga lain.
d. Tingkat 4 – Pemanfaatan • Pembuatan aplikasi untuk pelayanan
yang bersifat Government to Government (G2G), Government
to Business (G2B), Government to Consumers (G2C). ( Buku
Panduan Penyelenggaran situs Pemerintah Daerah,
Depkominfo, 2003 )
2.3 Pelayanan Publik
Konsep pelayanan terjadi diberbagai bidang dan sangat dibutuhkan
oleh setiap manusia. Berikut beberapa pendapat mengenai konsep
pelayanan publik diantaranya :
2.3.1 Sinambela (2010:3), pada dasarnya setiap manusia membutuhkan
pelayanan diberbagai bidang, bahkan dapat dikatakan secara jelas
bahwa pelayanan sangat tidak dapat dipisahkan dengan manusia.
Pelayanan publik pada hakikatnya adalah sebuah rangkaian kegiatan
yang dilaksanakan secara rutin, dimana proses pelayanan dilakukan
dengan saling memebuhi kebutuhan antara pemberi pelayanan
terhadap penerima pelayanan.
2.3.2 Pelayanan publik menurut Undang-Undang Nomor 25 pasal 1 ayat 1
Tahun 2009 adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa,
9

dan/ atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara


pelayanan publik.
2.3.3 Gronroos dalam Sutopo (2003: 15) mengelompokan pelayanan publik
menjadi tiga kelompok, diantaranya yaitu: a) Core Service, adalah
pelayanan yang ditawarkan kepada pelanggan, yang merupakan
produk utama; b) Facilitating Service, adalah fasilitas pelayanan
tambahan kepada pelanggan. Misalnya pelayanan costumer service
pada kantor pos; dan c) Supporting Service, merupakan pelayanan
tambahan atau pendukung untuk meningkatkan nilai pelayanan atau
untuk membedakan dengan pelayanan-pelayanan dari pihak
pesaingnya. Misalnya pembelian tiket pesawat pada kantor pos.
Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefiniskan sebagai
segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun
jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan
dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di
lingkungan Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah,
dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyrakat maupun dalam
rangka ketentuan peraturan perundangundangan. (Ratminto dan Atik
Septi Winarsih, 2013:5)
Ruang lingkup pelayanan publik berdasarkan Undang Undang
Nomor 25 Tahun 2009 adalah ruang lingkup pelayanan publik meliputi
pelayanan barang publik dan jasa publik serta pelayanan administratif
yang diatur dalam peraturan perundang-undangan. Pelayanan jasa publik
meliputi;
a. pelayanan oleh instansi pemerintah seperti pelayanan
kesehatan, pelayanan kemanan dan pelayanan pendidikan,
b. pelayanan oleh badan usaha seperti PT. Garuda Indonesia, PT.
KAI dan PDAM, dan
c. pelayanan yang dananya tidak bersumber dari APBN maupun
APBD seperti pelayanan gratis bagi masyarakat tidak mampu
oleh rumah sakit swasta.
Pelayanan barang publik meliputi;
10

a. pengadaan barang publik oleh instansi pemerintah seperti


vaksin flu burung dari Kementerian Kesehatan,
b. pengadaan barang publik dari badan usaha seperti commuter
line dari PT. KAI, dan
c. pengadaan barang publik yang dananya tidak bersumber dari
APBN maupun APBD.
Pelayanan administratif meliputi;
a. pelayanan administartif yang diwajibkan oleh negara dan
diatur dalam perundangundangan seperti KTP, KK, SIM dan
akte kelahiran, dan
b. pelayanan administratif oleh instansi non pemerintah yang
diwajibkan oleh negara dan diatur dalam peraturan perundang-
undangan seperti urusan perbankan dan asuransi.
2.4 Smart city
Kota-kota yang disebut smart city adalah kota yang pada awalnya
memiliki terobosan baru dalam penyelesaian masalah di kotanya dan
sukses dalam meningkatkan performa kotanya. Salah satu dimensi
terpenting dari smart city adalah memberikan pelayanan menggunakan
teknologi terkini dan membangun infrastruktur yang pintar, sehingga dapat
memberikan pelayanan yang efektif kepada seluruh masyarakat yang
tinggal di kota (Sudaryono, 2014).
Nijkamp et al (2009) mendefinisikan kota cerdas sebagai kota yang
mampu menggunakan sumber daya manusia (SDM), modal sosial, dan
infrastruktur telekomunikasi modern untuk mewujudkan pertumbuhan
ekonomi berkelanjutan dan kualitas kehidupan yang tinggi. Cohen (2010)
menyebutkan bahwa kota cerdas diidentifikasikan pada 6 (enam) dimensi
utama yaitu smart government (pemerintahan cerdas), smart economy
(ekonomi cerdas), smart society (kehidupan sosial cerdas), smart mobility
(mobilitas cerdas), smart environment (lingkungan cerdas), dan quality of
live (hidup berkualitas). Dari enam (6) dimensi tersebut dalam
penerapannya setiap kota dapat memfokuskan pada salah satu dimensi saja
tergantung dari karakteristik kota dan urgensi permasalahan kotanya.
11

Konsep smart city menurut Stepen Goldsmith (2014): “sebuah proyek


upaya pemerintah lokal untuk menggunakan teknologi baru yang
menghubungkan terobosan dalam penggunaan analisa data dengan
masukan masyarakat untuk membentuk kembali hubungan antara
pemerintah dan warga negara”. Di negara maju, untuk meningkatkan
layanan pemerintah dan keterlibatan dengan publik, kota menjadi bahan
mentah oleh pengembang di luar pemerintah dan pembuat kebijakan di
dalam balai kota. Untuk merevolusi proses perencanaan kotanya, ia
menggunakan alat digital untuk merencanakan desain lingkungan baru..
a. Smart Government
Smart government mengacu pada prinsip Good Governance. Kunci
utama pemerintahan yang cerdas bertujuan untuk mengurangi
kesenjangan di tingkat kota, kecamatan dan kelurahan adalah tidak
hanya memeratakan pembangunan fisik di setiap daerah, tetapi juga
peningkatan profesionalisme kinerja aparatur yang responsif terhadap
kebutuhan masyarakat dengan didukung oleh kecanggihan teknologi.
b. Smart Economy
Seperti program pemberdayaan masyarakat melalui UMKM dan
koperasi agar mendorong inovasi dan mengantisipasi persaingan
usaha. Serta dapat menumbuhkembangkan rasa untuk berwirausaha.
c. Smart People
Ditanamkannya nilai-nilai edukasi di dalam masyarakat dapat
mendorong kehidupan sosial di perkotaan menjadi kondusif.
Diantaranya elemen-elemen seperti kepercayaan, gotong royong,
toleransi, penghargaan, saling memberi dan saling menerima serta
kolaborasi sosial. Tata nilai ini perlu dipertahankan dalam kehidupan
sosial masyarakat.
d. Smart mobility
Berkaitan dengan transportasi dan infrastruktur. Diharapkannya ada
transportasi yang terpadu sehingga lebih efisien. Dengan ketersediaan
sarana/ prasarana transportasi dan infrastruktur yang memadai, dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
12

Pengelolaan infrastruktur kota yang dikembangkan di masa depan


merupakan sebuah sistern pengelolaan terpadu dan diorientasikan
untuk kepentingan publik.
e. Smart Environment
Dilihat dari segi penggunaan bangunan agar tidak berdampak pada
kerusakan lingkungan serta cara mengelola sumber daya alamnya.
Adanya kerusakan yang berdampak pada menurunnya mutu
lingkungan pada dasarnya adalah akibat kelalaian atau kesengajaan
yang dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah.
f. Smart Living
Kualitas hidup masyarakat dapat dilihat dari segi kesehatan dan
kemanan pada lingkungannya. Sehingga dapat mewujudkan
lingkungan yang kondusif dan berkualitas bagi masyarakatnya.

2.5 Penelitan Terdahulu


Nama Masalah Metode Hasil
Analisis Inovasi upaya untuk Penelitian ini Implementasi inovasi
Pelayanan Di meningkatkan mnggunakan Smile Police tidak
Kepolisian Daerah pelayanan metode kualitatif, hanya memiliki
Jawa Tengah publik, dimana penulis keunggulan relatif,
(Studi Kasus Kepolisian menggunakan kompabillitas,
Smile Police) Daerah Jawa atribut teori triabillity dan
Tengah inovasi dari observabillity tetapi
meluncurkan Rogers dan teori juga kompleksitas.
sebuah inovasi mengemudi Faktor pendorong
yang disebut inovatif dan faktor inovasi Smile Police
Senyum Polisi. penghambat di adalah dorongan
sektor publik dari politik, tekanan
Clark dan Albury ekonomi dan
untuk peningkatan efisiensi
menganalisis dan tekanan untuk
13

bagaimana inovasi meningkatkan


Senyum Polisi layanan, sementara
bekerja. faktor-faktor
penghambatnya
adalah
ketergantungan yang
berlebihan pada
pemain berkinerja
tinggi, teknologi ada
tetapi tidak memiliki
hambatan budaya dan
organisasi, dan tidak
ada imbalan atau
insentif.
Smart city , Smart Data Sekunder administrasi publik
Administration Dan Metode memiliki tanggung
And Sustainible Kualitatif jawab utama dalam
Development Pengumpulan Data memberikan layanan
Melalui untuk memenuhi
Wawancara Semi- kebutuhan "warga
Terstruktur Dari negara pintar".
Perwakilan
Administrasi
Publik Tentang
Isu-Isu
Pembangunan
Berkelanjutan
Terkait Dengan
Administrasi
Publik.
14

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian


Objek dalam penelitian ini yaitu aplikasi Magelang Cerdas,
Pemerintah Kota Magelang yang mana menjadi motor penggerak
keberlangsungan penerapan aplikasi Magelang Cerdas, serta masyarakat
pendatang yang mana menjadi target sasaran dari pada penerapan atau
penggunaan aplikasi Magelang Cerdas.
3.2. Metode penelitian
Penelitian ini adalah penelitian Kualitatif yang dilakukan dengan
pendekatan studi kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan,
mencatat, menganalisis dan menginterpretasikan mengenai kondisi saat
ini, dengan kata lain penelitian jenis ini bertujuan untuk memperoleh
informasi - informasi dari keadaan yang sudah terjadi. Dikarenakan fokus
pada penlitian ini membahas efektifitas penggunaan aplikasi Magelang
Cerdas dalam menunjang terwujudnya smart city di Kota Magelang.
3.3. Fokus Kajian
No. Fokus Kajian Aspek Sub Aspek
1. Efektifitas Peran Pemerintah - Peran pemerintah dalam
penggunaan aplikasi Kota Magelang mengelola aplikasi Magelang
Magelang Cerdas di Cerdas
Kota Magelang. - Upaya yang di lakukan
pemerintah untuk mengenalkan
aplikasi Magelang Cerdas
terhadap masyarakat.
- Ada tidaknya evaluasi yang telah
di lakukan pemerintah untuk
peningkatan kualitas aplikasi
Magelang Cerdas.
15

Tujuan aplikasi - Tujuan dibuatnya aplikasi


Magelang cerdas Magelang Cerdas
- Penggunaan aplikasi Magelang
Cerdas dalam hal pelayanan
publik.
Manfaat aplikasi - Manfaat aplikasi magelang
Maglang Cerdas cerdas dalam sgi pelayanan
public
- Manfaat magelang cerdas bagi
masyarakat pendatang
- Manfaat aplikasi magelang
cerdas dalam mewujudkan smart
city .

2. Strategi yang perlu Strategi


dilakukan untuk Pemerintah Kota
meningkatkan Magelang
pelayanan public di
Kota Magelang
3. Kebijakan apa yang Kebijakan
perlu dilakukan Pemerintah Kota
untuk meningkatkan Magelang
pelayanan public di
Kota Magelang

3.4. Sumber dan teknik pengumpulan data serta instrumen penelitian.


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
“Aplikasi Magelang Cerdas Sebagai Perwujudan Kota Magelang Menuju
Smart city ” adalah dengan:
a. Teknik Observasi
Teknik observasi merupakan teknik pengumpulan data yang di
lakukan scara langsung di lapangan terhadap objek pnelitiannya dan
pengumpulan datanya dilakukan dengan mengamati dan mencatat
16

secara sistematik gejala-gejala yang diselidik, Observasi dilakukan


menurut prosedur dan aturan tertentu sehingga dapat diulangi kembali
oleh peneliti dan hasil observasi memberikan kemungkinan untuk
ditafsirkan secara ilmiah.
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan
observasi non partisipan dimana dalam proses pengamatan peneliti
tanpa ikut dalam kehidupan orang yang diobservasi dan secara terpisah
berkedudukan sebagai pengamat.
b. Teknik Wawancara
Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang di
lakukan dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si
penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan
menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan
wawancara).
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara
terstruktur, dimana pertannyaan telah terlebih dahulu di susun oleh
pnliti untuk mendapatkan data yang tepat sesuai dengan kebutuhan
penlitian.
c. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan mengumpulkan dokumen yang dapat berbentuk
tulisan, gambar, atau dokumen dokumen sejarah yang dapat digunakan
sebagi bukti pelengkap atau pendukung dalam penelitian yang
dilakukan.

3.5. Lokasi dan waktu penelitian


Lokasi yang menjadi tempat penelitian yaitu Kota Magelang,
tepatnya di lingkungan Pemerintah Kota Magelang. Meliputi beberapa
dinas yang terkait dengan aplikasi Magelang Cerdas.
Waktu Penelitian ini berlansung dari bulan Agustus hingga
September 2018.
17

BAB IV PEMBAHASAN

4.1. Efektivitas Aplikasi Magelang Cerdas


Aplikasi Magelang Cerdas pertama diluncurkan oleh Pemerintah
Kota Magelang dibawah program kerja Dinas Komunikasi Informatika
dan Statistika (Diskominsta) pada tahun 2017 yang menggandeng pihak
ketiga, yaitu perusahaan pengembangan platform smart city asal
Yogyakarta, PT. Gamatechno Indonesia.
Tujuan dibuatnya aplikasi magelang cerdas ialah untuk memberi
pelayanan terhadap masyarakat di sector public, aplikasi magelang cerdas
juga bertujuan untuk mengenalkan potensi yang ada di kota magelang dan
juga dapat memberi informasi kepada pengguna aplikasi tersebut. Informsi
yang dapat diperoleh dari aplikasi ini diantaranya informas mengenai
pariwisata, penndidikan, perizinan , administrasi kependudukan, kuliner
dan data data yang berkitan dengan keberlangsungan tata kelola
pemerintahan kota magelang. Harapan adanya aplikasi ini adalah
terwujudnya kerjasama antara pemerintah, OPD, sector UMKM dan
masyarakat kota Magelang maupun pendatang. Aplikasi ini menggandeng
beberapa OPD seperti DISKOMINSTA, DISHUB, DISDUKCAPIL,
DPMPTSP, DISPORAPAR, dan lain sebagainya.

Layanan yang terdapat dalam aplikasi Magelang Cerdas : (Gambar


2)

No Bidang Layanan Uraian


1. Pariwisata Dalam aplikasi magelang cerdas
menyediakan informasi mengenai wisata
alam, wisata buatan wisata budaya dan
wisata museum, selain itu di aplikasi ini
pengguna dapat mengakses informai
tentang hotel, kuliner, dan juga jajanan khas
kota magelang.
2. Transportasi Dalam aplikasi Magelang Cerdas ini
18

pengguna dapat mengakses informasi


terkait penyedian alat trasportasi umum
yang berada di kota magelang. (Gambar 3)
3. Fasilitas Umum Dalam aplikasi ini pengguna dapat
mengakses informasi mengenai penyediaan
fasilitas fasilitas umum yang disediakan
oleh pemerintah kota magelang, seperti
taman bermain yang dilengkapi dengan
beberapa permainan anak-anak dan lain
sebagainya. (Gambar 4)
4. Layanan Publik Berisi informasi mengenai perizinan, Sistem
Penanganan Gawat Darurat Terpadu, SIG
Kota Magelang Masyarakat kota Magelang
dapat melacak progress perizinan pada
DPMPTSP, perpustakaan digital, bidang
PUPR Kota Magelang, dan Majalah
Dinamika. Dalam aplikasi ini masyarakat
kota Magelang dapat melacak progress
perizinan pada DPMPTSP. Namun
sayangnya untuk dapat mengakses layanan
perpustakaan digital, pengguna diharuskan
mengunduh aplikasi perpustakaan
Magelang. (Gambar 5)
5. Data Go Menyediakan informasi mengenai data
kependudukan Kota Magelang, namun data
tersebut kurang ter-update secara berkala.
(Gambar 6)
6. Kesehatan Menyediakan Informasi mengenai Layanan
darurat, Apotik, Laboratorium, Puskesmas,
dan Rumah sakit. (Gambar 7)
19

Kekurangan Aplikasi Magelang Cerdas :

1. Aplikasi Magelang Cerdas hanya menyediakan sebatas informasi.


Aplikasi ini belum bisa menyediakan layanan lanjutan seperti booking
hotel dan pemesanan tiket tempat wisata.
2. Berdasarkan observasi oleh peneliti, aplikasi ini sering berhenti secara
tiba-tiba. Setelah dikonfirmasi kepada pihak pengelola, mereka
menuturkan bahwa alasan aplikasi tersebut berhenti secara tiba – tiba
adalah sedang dalam masa perbaikan. Sehingga masyarakat sebagai
pengguna dihimbau untuk sering memperbarui aplikasi tersebut
melalui playstore dalam android smartphone.
3. Informasi dalam Magelang Cerdas tidak diperbarui secara berkala.

Kelebihan Aplikasi Magelang Cerdas :

1. Membantu masyarakat dalam mendapatkan informasi terkait informasi


kependudukan, perizinan, kesehatan, dan insfrastruktur yangada di
Kota Magelang.
2. Dapat membantu Pemerintah Kota Magelang untuk mempromosikan
sekaligus mengenalkan kuliner, wisata, maupun kearifan lokal yang
dimiliki Kota magelang.

4.2. Strategi dan Kebijakan untuk Meningkatkan Pelayanan Publik


melalui Aplikasi Magelang Cerdas
Mengingat pentingnya aplikasi tersebut bagi masyarakat dan
pendatang diharapkan masyarakat kota magelang maupun warga yang
akan berkunjung ke magelang dapat menggunakan aplikasi magelang
cerdas sebagai penyedia kebutuhan informasi, maka peran pemerintah
khususnya pengelola aplikasi magelang cerdas (Diskominsta) membuat
beberapa strategi diantaranya:
a. Pihak pengelola memberi himbauan kepada OPD dan anggota dewan
untuk mengunduh dan menggunakan aplikasi tersebut.
20

b. Pihak pengelola memberi himbauan kepada OPD dan anggota Dewan


untuk mengimplementasikan penggunaan aplikasi magelang cerdas
serta turut mengajak masyarakat untuk dapat menggunakan dan
mengakses aplikasi magelang cerdas.
c. Pihak pengelola mempublikasikan aplikasi magelang cerdas melalui
radio siaran milik pemerintah daerah yaitu Magelang FM.
d. Pihak pengelola juga melakukan sosialisasi melalui komunitas –
komunitas di Kota Magelang baik secara langsung maupun tidak
langsung dan juga melalui sosial media.
e. Diskominsta juga memberikan himbauan kepada para anggota Dewan
untuk memperkenalkan aplikasi Magelang Cerdas kepada para
pendatang khususnya yang berkunjung ke kantor Pemerintah Kota
Magelang dan kantor OPD.

Selain strategi tersebut diatas, Pemerintah Kota Magelang juga


melaksanakan beberapa program kerja guna mewujudkan Kota Magelang
sebagai smart city salah satunya yaitu, melalui BAPPEDA Kota
Magelang dengan mengikutsertakan aplikasi Magelang Cerdas mejadi
komponen pendukung Kota Magelang dalam ajang penghargaan Rating
Kota Cerdas Indonesia (RKCI) pada tahun 2017. Dalam ajang
penghargaan tersebut, kota Magelang mendapat penghargaan sebagai
Kota Cerdas atau Smart City peringkat pertama untuk kategori Kota
Kecil. Penghargaan tersebut diterima setelah melalui proses penilaian
yang dilakukan oleh Tim Smart City and Community Innovation Centre
(SCCIC) Institut Teknologi Bandung. Dalam penghargaan tersebut, Kota
Magelang berhasil meraih 12 kategori penilaian kota cerdas, yaitu :
 Safe & secure cities (Keamanan dan Kebencanaan Kota)
 Smarter Way (Pengembangan dan Pengelolaan Kota)
 Insfrastructure Readiness (kesiapan insfrastruktur)
 Smart Health (Kesehatan Cerdas)
 Ekosistem Inovasi
 Smart Sosial (Sosial Cerdas)
21

 Smart Environment (Lingkungan Cerdas)


 Smart Economy (Ekonomi Cerdas)
 Smart Mobility (Mobilitas)
 Digital Government Readiness
 Ekosistem Kompetitif

Aplikasi Magelang Cerdas turut serta sebagai komponen


pendukung Kota Magelang dalam memperoleh penghargaan smart city di
kategori Smarter Way (Pengembangan dan Pengelolaan Kota) dan
Insfrastructure Readiness (kesiapan insfrastruktur). Menurut hasil
wawancara yang telah dilaksanakan di Diskominsta Kota Magelang,
aplikasi Magelang Cerdas merupakan wujud layanan pemerintah dalam
menyedikan insfrastruktur daerah, dalam hal ini menyediakan layanan
informasi. Dan juga, menurut BAPPEDA Kota Magelang, aplikasi
Magelang Cerdas dirasa efektif sebagai terobosan baru dalam
pengembangan dan pengelolaan kota, karena saat ini sudah era digital
dan masyarakat lebih menyukai informasi yang didapat dari aplikasi
digital dengan alasan efektif dan efesien baik dari segi waktu, materiil,
dan non materiil.
22

BAB V PENUTUP

5.1. Simpulan
 Aplikasi Magelang Cerdas pertama diluncurkan oleh Pemerintah Kota
Magelang dibawah program kerja Diskominsta pada tahun 2017 dengan
menggandeng perusahaan pengembangan platform smart city asal
Yogyakarta, PT. Gamatechno Indonesia.
 Dibuatnya aplikasi magelang cerdas yaitu sebagai wadah atau media bagi
masyarakat Kota Magelang maupun pendatang untuk dapat mengakses
berbagai informasi mengenai Kota Magelang.
 Aplikasi magelang cerdas bukan merupakan program kerja unggulan dari
pemrintah dalam menunjang terwujudnya Smart City tetapi, aplikasi ini
merupakan suatu trobosan baru yang dilakukan pemerintah untuk
melaksanakan tata kelola pemerintahan diera digital ini terutama pada
sektor pelayanan publik.
 Dari hasil penelitian yang kami lakukan terbukti bahwa aplikasi magelang
cerdas dinilai kurang efektif dan efisien karena sistem aplikasi yang ada
sulit untuk dapat diakses oleh pengguna dan data-data yang ada di dalam
aplikasi Magelang Cerdas belum melakukan proses update data secara
berkala, sehingga informasi yang ada di dalam aplikasi tersebut kurang
akurat.

5.2. Rekomendasi
 Pihak pengelola aplikasi Magelang Cerdas perlu melakukan update data
secara berkala agar informasi yang terdapat di dalam aplikasi Magelang
Cerdas akurat.
 Dalam hal publikasi pemerintah perlu melakukan sosialisasi dan
pengenalan program aplikasi Magelang Cerdas secara merata baik kepada
masyarakat asli Kota Magelang maupun masyarakat pendatang agar dapat
mengakses dan menggunakan aplikasi tersebut sebagai bentuk dukungan
terhadap pihak pemerintah. Publikasi dapat melalui pemasangan baliho
atau spanduk yang terdapat di derah Kota Magelang.
23

 Dalam hal pengembangan aplikasi, diharapkan pengelola dapat


bekerjasama dengan instansi atau lembaga-lembaga terkait di dalam
aplikasi Magelang Cerdas.
 Pengelola perlu melakukan survei perkembangan/peningkatan tentang
perbandingan sebelum adanya aplikasi Magelang Cerdas dan sesudah
adanya aplikasi Magelang Cerdas.
24

DAFTAR PUSTAKA

(CYB), I. A. (2008). Electronic Government for Developing Countries. Geneva:


International Telecommunication Union.
Hardjaloka, L. (2014). Studi Penerapan E-Government Di Indonesia Dan Negara
Lainnya Sebagai Solusi Pemberantasan Korupsi Di Sektor Publik. Jurnal
Recgtsvinding Media Pembinaan Hukum Nasional, Vol. 3 No.3 435-452.
Keta, M. (n.d.). Smart City, Smart Administration And Sustainible Development .
Romanian Economic and Business Review, Vol. 10 No. 3 hal. 43-56.
Nina Wahyuni, D. M. (n.d.). Analisis Inovasi Pelayanan Di Kepolisian Daerah
Jawa Tengah (Studi Kasus Smile Police). Jurnal Administrasi Publik.
Nugraha, J. T. (2017). Metode Penelitian Sosial Kuantitatif. Yogyakarta: Graha
Cendekia.
Pratama, A. B. (2017). Citra Pemerintah di Era Digital. Yogyakarta: Gava
Media.
Sosiawan, E. A. (2008). Tantangan Dan Hambatan Dalam Implementasi E-
Government Di Indonesia. Jurnal Seminar Nasional Informatika UPN
Yogyakarta , 99-108.
25

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Pertanyaan Penelitian Aplikasi Magelang Cerdas sebagai


Perwujudan Kota Magelang Menuju Smart City

1) Kapan aplikasi Magelang Cerdas pertama diluncurkan?


2) Apa tujuan dibuatnya aplikasi tersebut?
3) Dalam aplikasi Magelang Cerdas terdapat beberapa layanan pelayanan
publik. Ada berapa dinas yang bekerjasama? Dinas apa sajakah itu?
4) Bagaimana peran pemerintah dalam mengelola aplikasi Magelang Cerdas?
Contoh : update setiap saat atau lainnya
5) Apa sajakah upaya pemerintah dalam memperkenalkan aplikasi Magelang
Cerdas kepada masyarakat?
6) Seberapa pentingkah aplikasi Magelang Cerdas bagi masyarakat Kota
Magelang dan pendatang?
Contoh : semisal tidak mengunduh aplikasi tersebut bagaimana?
7) Seberapa besar pengaruh aplikasi Magelang Cerdas terhadap
pembangunan atau kemajuan Kota Magelang?
8) Apakah terdapat dampak signifikan (perubahan yang berarti) dengan
adanya aplikasi ini?
9) Kendala apa saja yang terdapat dalam pengelolaan aplikasi Magelang
Cerdas?
10) Data jumlah pengguna Magelang Cerdas apakah sepadan dengan jumlah
penduduk Kota Magelang?
11) Adakah inovasi pengembangan yang akan disediakan oleh layanan
aplikasi Magelang Cerdas?
Contoh : bisa booking hotel dan tiket tempat wisata
12) Adakah evaluasi yang dilakukan oleh pihak pengelola demi peningkatan
kualitas layanan aplikasi magelang cerdas?
26

Lampiran 2 : Daftar Gambar Aplikasi Magelang Cerdas

Gambar 2 Gambar 3
Gambar 1

Gambar 5 Gambar 6
Gambar 4
27

Gambar 7
28

Lampiran 3 : Sumber Pendukung Penelitian

1. Aplikasi Magelang Cerdas


2. DISKOMINSTA (Dinas Komunikasi Informatika dan Statistika) Kota
Magelang Bagian Teknologi Informatika.
3. BAPPEDA Kota Magelang (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah)

Anda mungkin juga menyukai