Anda di halaman 1dari 134

BUMDesma Sido Makmur:

Inovasi Pasar Kawasan Desa


Pendem, Kecamatan
Kembang, Kab Jepara

Diterbitkan atas kerjasama Pusat Data dan Informasi, Badan


Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan
Informasi (BALILATFO) Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Republik Indonesia
dengan Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat Universitas
Gadjah Mada dan didukung oleh Direktorat Jenderal
Pembangunan Kawasan Perdesaan (Ditjen PKP) Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi,
Republik Indonesia

i
i

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 1 1/8/2020 4:14:09 PM


BUMDesma Sido Makmur: Inovasi Pasar Kawasan Desa
Pendem, Kecamatan Kembang, Kab Jepara
Copyright © 2019 Pusat Data Dan Informasi, Badan Penelitian dan
Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi
(BALILATFO), Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi, Republik Indonesia

Desain Sampul: Ardian Andi Pradana, S.T.


Layout: Ardian Andi Pradana, S.T.

Diterbitkan atas kerja sama Pusat Data dan Informasi, Badan


Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan
Informasi (BALILATFO) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi, Republik Indonesia dengan Direktorat
Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada dan
didukung oleh Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan
Perdesaan (Ditjen PKP) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi, Republik Indonesia Cetakan Pertama,
2019

Pengarah:
Prof. Irfan Dwidya Prijambada, M.Eng., Ph.D.
Dr. Rachmawan Budiarto, S.T., M.T.
Nanung Agus Fitriyanto, S.Pt., M.Sc., Ph.D.
Destina Kawanti, S.Si., M.IP.
Dra. Ambar Teguh Sulistiyani, M.Si.

Penulis:
Dra. Ambar Teguh Sulistiyani, M.Si.
Dr. Samodra Wibawa, M.A
Adiesta Aldo Prayuda, S.I.P
Aprodhita Jenuary Charolina, S.I.P

Editor:
Ardian Andi Pradana, S.T.
Denny Noviansyah, S.Si, MT

ISBN:
ii
ii

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 2 1/8/2020 4:14:09 PM


Tim Kerja Penyusunan Buku Data Dan Informasi Inovasi
Pembangunan Desa
Pengarah dan Penanggung Jawab:
Anwar Sanusi, Ph.D.
Ir. Eko Sri Haryanto, M. Si

Tim Pembangunan Kawasan Perdesaan:


Ir. Harlina Sulistyorini, M.Si
Drs. Syahrul, M.Si
Drs. Luthfy Latief, M.Si
Dr. Ir. Siswo Trihadi, M.Sc
Drs. Mulyadin Malik, M.Si

Kepala Project Implementing Unit (PIU):


Dr. Ivanovich Agusta, S.P, M.Si
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA):
Jajang Abdullah, S.Pd, M. Si
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK Loan):
Alfandi Pramandaru ST, M.Si
Bendahara Pembantu Pengeluaran (Bendahara Loan):
Zainul Askar, ST

Tim Teknis:
Jasnety Umar, Sudanar Budyo, Wuwuh Sarwoaji, Denny
Noviansyah, Anton Trisusilo, Agus Hidayatullah, Andy Arifianto,
Dian Ayu Permatasari, Evi Gusriyanti, Ichsan Nur Ahadi, Hasanah,
Hesti Karunia Wijayanti, Muhammad Adi Saputra, Irda Hayati,
Istiqomah, Anugrah Sulistyo, Steffany Harwella, Perwira Kasmir,
Tya Nadira, Salman Fatahillah, Yoshua Adolf Nauli Sinaga, Indra
Catur Prasetyo, Adip Riyadi, , Asriweni Matongan, Riyanto, Dicky
Novriadi, Nanang Fajar Untoro, Widya Amalia, Cipto Santoso,
Mega Trisantika.

Tim Administratif:
Cindy Dantie Ladya, Septian Rahmadi, Haris Susilo Efendi, Rudi
Ruhyadi, Ayu Pratiwi, Lukman Raharjo, Angga Conni Saputra, Firda
Shintia Dewi, Nugraha Alfani Natsir, Mega Nabila Ardiana, Dina R

iii
iii

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 3 1/8/2020 4:14:09 PM


Listya Utami, Aulia Putri Andana, Dwi Setiawan, Ifan Hani Triono,
Shinta Sabilla, Trianka Priya Utama, Adam Baharidwan, Ibnu
Munandar, Inggil Rinekso, Herry Triyanto, Mohammad Arief
Putranto, Errie Nurdian Kurnia, Kanigoro, Suryo Pramono,
Asriadita Larasati, Martino Yusuf Prasetyo, Andi Nurbianto,
Yulianto, Heri Agung Pratomo, Nella Novia Hermawati, Adlan
Pribadi, Agus Supriono, Sunaryo, Olivia Ray S, Rico Jusnaiko,
Hasanudin, M. Irham, Budi Hermansyah, M Irfan Firmana.

TIM Sekretariat:
Arief Setyadi, Bayu Budiandrian, Yudi Zainal Mustopa, Panji
Narotama, Ickhsanto Wahyudi , Rinto Himawan, Elfira Rosa Purba

iv
iv

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 4 1/8/2020 4:14:10 PM


Kata Sambutan

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan,


Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi

Bismillahirrahmanirrahim...
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Salam Sejahtera Bagi Kita Semua,
Om Swastyastu, Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan.
Visi Indonesia 2045 adalah Indonesia yang Berdaulat,
Maju, Adil, dan Makmur yang akan dicapai melalui
transformasi ekonomi yang didukung oleh hilirisasi industri
dengan memanfaatkan sumber daya manusia, infrastruktur,
penyederhanaan regulasi, dan reformasi birokrasi. Dalam hal
ini, prioritas utama pembangunan dalam lima tahun ke depan
adalah pembangunan SDM yang mana menjadi pekerja keras,
dinamis, terampil, dan menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi. Ini dapat disebut Visi SDM Unggul, yang tidak bisa
diraih dengan cara-cara lama. Cara-cara baru harus
dikembangkan. Mengundang talenta-talenta global untuk
bekerja sama, perlu endowment fund yang besar untuk
manajemen SDM. Kerja sama dengan industri juga
penting dioptimalkan, dan juga penggunaan teknologi
yang mempermudah jangkauan ke seluruh pelosok negeri.
Alinea diatas merupakan Visi Presiden dan Wakil
Presdiden Republik Indonesia periode 2019-2024 yang perlu
menjadi pedoman arah pembangunan ke depan. Demikian

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 5 1/8/2020 4:14:10 PM


pula Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi menjadikan Visi tersebut sebagai pedoman arah
pembangunan desa dan kawasan untuk lima tahun ke depan.
Prioritas terhadap pembangunan SDM Perdesaan
dimaksudkan agar tersedia SDM Unggul di wilayah perdesaaan
Indonesia yang mampu mengelola sumber-sumber daya
pembangunan desa secara berkualitas, termasuk Dana Desa.
Dengan demikian akan mendorong pencapaian target
percepatan pembangunan desa 2019-2024, dimana 10.00 desa
tertinggal menjadi berkembang dan 5000 desa berkembang
menjadi mandiri. Disisi lain, SDM Unggul di perdesaan juga
akan berkontribusi besar terhadap terentaskannya 25
Kabupaten Tertinggal dari 62 Kabupaten Tertinggal pada
tahun 2024. Adapun profil pokok SDM Perdesaan (2017)
adalah: jumlah angkatan kerja perdesaan sebesar 59 juta jiwa
yang hanya 6% yang berpendidikan tinggi dan 19%
berpendidikan sekolah menengah. Jadi, terdapat 70% angkatan
kerja di perdesaan yang pendidikannya sekolah dasar dan 5%
angkatan kerja di perdesaan yang tidak sekolah.
Cara-cara baru atau inovasi adalah kata kunci bagi Badan
Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan
Informasi untuk mengembangkan SDM Unggul Perdesaan
agar mampu mengelola pembangunan desa lebih berkualitas.
Pengelolaan praktek-praktek inovatif pembangunan desa
dalam bentuk buku praktis dapat disebut cara baru karena
lebih banyak memanfaatkan proses pembelajaran berbasis
studi kasus.
Dengan demikian, langkah Pusdatin untuk menerbitkan
60 Buku Inovasi Pembangunan Desa yang memuat
pengalaman atau praktek-praktek inovasi pembangunan desa

vi

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 6 1/8/2020 4:14:10 PM


menemukan momentum tepat. Pelaku pembangunan desa,
khususnya di perdesaan akan belajar berbagai kasus atau
praktek-praktek inovasi yang mudah ditiru atau dikembangkan
lebih lanjut sesuai dengan konteks desa masing-masing. 60
buku tidaklah banyak, namun perkembangan teknologi saat ini
menjanjikan jangkauan luas terhadap akses buku-buku
tersebut, seperti juga menjanjikannya manfaat yang luas dari
buku-buku tersebut bagi pelaku-pelaku pembangunan
perdesaan. Hidup SDM Unggul Perdesaan!!!!!.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Semoga Tuhan Memberkati,
Om Shanti Shanti Shanti Om,
Namo Buddhaya,
Salam kebajikan.

Jakarta, Nopember 2019


Kepala BALILATFO

Ir. Eko Sriharyanto, M.Si

vii

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 7 1/8/2020 4:14:10 PM


Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Penelitian
dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan
Informasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi

Assalamu’alaikum Wr Wb
Segala Puji Syukur kita haturkan ke hadirat Tuhan Yang
Esa, yang atas karunia dan hidayah-Nya maka penyusunan 60
Buku Inovasi Pembangunan Desa dapat diselesaikan.
Buku Inovasi Pembangunan Desa berisi pengalaman atau
praktek-praktek pembangunan desa yang inovatif dalam
memberikan solusi permasalahan-permasalahan di desa. Ruang
lingkup inovasi pembangunan desa tersebut berkenaan dengan
inovasi pembangunan infrastruktur, inovasi pengembangan
Sumberdaya Manusia, dan inovasi pengembangan
kewirausahaan desa atau Pengembangan Ekonomi Lokal,
termasuk BUMDES.
Inovasi-inovasi pembangunan desa yang dikompilasi
menjadi 60 buku ini merupakan inisiasi-inisiasi yang
dilaksanakan oleh Unit-Unit Kerja Eselon I di lingkungan
Kementerian Desa, PDDT, dan Transmigrasi, yakni:
Sekretariat Jenderal, Balilatfo, Direktorat Jenderal
Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD),
Direktorat Jenderal Pengembangan Kawasan Perdesaan (PKP),
Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT),
Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu (PDTU),
Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan
Pemukiman Transmigrasi (PKP2Trans), dan Direktorat
Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi (PKTrans).

viii

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 8 1/8/2020 4:14:10 PM


Untuk menyusun buku-buku tersebut Pusat Data dan
Informasi (Pusdatin) bekerjasama dengan 3 anggota Perguruan
Tinggi Desa (Pertides), yaitu: Universitas Bengkulu, Universitas
Gajah Mada, dan Universitas Mataram, dimana masing-masing
Universitas menyusun 20 judul buku. Adapun Unit Kerja
Eselon I yang menyediakan data, laporan, dan informasi
pendukung lainnya berkenaan dengan kegiatan inovatif terpilih
untuk disampaikan kepada masing-masing Universitas. Tim
Universitas juga melakukan kunjungan lapangan di lokasi
terpilih untuk validasi dan melihat perkembangan terakhir dari
kegiatan inovatif yang disusun menjadi menjadi buku tersebut.
Tentu, banyak pihak yang berkontribusi dalam penyusunan
buku ini, sehingga ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada para pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Buku yang saat ini berada ditangan pembaca ini
diharapkan dapat memberikan inspirasi dan pembelajaran
untuk ditiru atau dikembangkan di desa masing-masing dalam
menyelesaikan masalah dan kebutuhan masyarakat. Dengan
demikian, pembangunan desa di Indonesia ke depan, termasuk
pemanfaatan Dana Desa akan semakin berkualitas.
Tidak ada gading yang tidak retak, kekurangan-
kekurangan yang ada dari buku ini diharapkan dapat masukan
dan pendorong buku-buku inovasi pembangunan desa lainnya
yang lebih luas.
Wassalamu’alaikum Wr Wb
Jakarta, November 2019
Kepala Pusdatin

Dr. Ivanovich Agusta, SP., M.Si

ix

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 9 1/8/2020 4:14:10 PM


Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim...
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh………….
Alhamdulillah wasyukurilah, proses penulisan buku yang
berjudul “BUMDesma Sido Makmur: Inovasi Pasar Kawasan Desa
Pendem, Kecamatan Kembang, Kab Jepara” telah dapat
diselesaikan sesuai dengan target waktu yang tersedia. Bermula
dari keterbatasan data yang tersedia, kemudian dilakukan
kunjungan lapangan untuk dapat memperkaya data. Diantara
waktu yang terbatas berkat bantuan dan sikap kooperatif dari
pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Jepara, Pemerintah
Kecamatan Kembang, Pemerintah Desa Pendem serta
Pendamping Desa Pendem, maka kebutuhan data dapat
terpenuhi. Untuk itu diucapkan banyak terima kasih.
Pasar kawasan adalah pasar yang dikelola secara bersama-
sama oleh beberapa desa, dan mulai dibangun oleh pemerintah
sejak tahun 2017 Ini berada dalam satu paket dari program
pembangunan desa secara keseluruhan. Tujuan dari
dibuat/dibangunnya pasar kawasan adalah untuk memfasilitasi
para pedagang agar dapat berjualan dengan tanpa harus
menempuh jarak yang jauh. Pasar Kawasan Pendem ini
merupakan unit ekonomi produktif yang berada di bawah
pengelolaan BUMDesma Sido Makmur. Pasar Kawasan
Pendem menampung pedagang lokal baik dari Desa Pendem,
Desa Jinggotan serta Desa Dudokawu
Buku ini menguraikan pasar kawasan yang terletak di
Desa Pendem, Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara. Pasar
Kawasan ini dilengkapi dengan bangunan pasar permanen yang
konon dibangun oleh Kementerian Desa Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, disambut gembira oleh

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 10 1/8/2020 4:14:10 PM


para masyarakat. Kendati aktivitas pasarannya masih terbatas,
serta tidak terlalu menonjol, namun telah memberi solusi
terhadap kebutuhan masyarakat akan adanya media berupa
pasar. Tentunya terdapat beberapa keunggulan maupun
kelemahan di dalam pengelolaan pasar ini kiranya dapat
dijadikan pelajaran bagi para pengelola pasar kawasan maupun
BUMDesma di seluruh Indonesia.
Kendatipun buku sederhana yang tersaji ini sudah sampai
di sidang pembaca, tentunya masih belum dapat menyelami
sepenuhnya dari seluruh aktivitas, gelora dan semangat pasar
kawasan yang ada di hati masyarakat desa Jinggotan, desa
Dudokawu dan Desa Pendem. Tentunya semangat
membangun kawasan ini diharapkan terus berkembang secara
berkelanjutan, sehingga ke depan benar-benar terwujud
manfaat pasar kawasan yang lebih luas.
Wasslamau’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Direktur Direktorat Pengabdian kepada


Masyarakat Universitas Gadjah Mada

Prof. Irfan Dwidya Prijambada, M.Eng., Ph.D.

xi

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 11 1/8/2020 4:14:10 PM


Executive Summary

Buku Inovasi Melalui Pasar Kawasan Desa Pendem,


Kabupaten Jepara terbagi menjadi 4 bab. Pada bab 1 dijelaskan
terkait dengan pembangunan ekonomi pedesaan, dana desa,
program inovasi desa, permasalahan di Jepara dan pasar
kawasan Jepara. Pada saat ini beberapa desa sedang mengalami
sebuah permasalahan dalam pembangunannya. Dilihat dari
perspektif kawasan, secara umum kekuatan perekonomian
perdesaan belum memiliki daya dalam menghadapi mekanisme
pasar. Hingga saat ini desa masih berada pada kondisi
ketidakberdayaan maupun ketidakseimbangan. Khususnya
manakala dalam relasinya dengan perkotaan. Desa-desa di
Indonesia pada umumnya menghadapi ancaman
keterbelakangan serta ketidakadilan dalam pembangunan.Oleh
karenanya agar terjadi keseimbangan dalam mekanisme pasar
hubungan dengan kota, maka perlu dilakukan pembangunan
ekonomi pedesaan. Hal-hal yang perlu dilakukan misalnya
adalah Pemerintah melalui Kementerian Desa PDTT memiliki
kebijakan untuk penyediaan tenaga pendamping profesional,
yang dimaksudkan untuk memberikan pendampingan di dalam
pelaksanaan pembangunan. Beberapa pendamping tersebut
diklasifikasikan ke dalam jenis-jenis pendamping sebagai
berikut: Pendamping Lokal Desa (PLD), Pendamping Desa
(PD), sampai dengan Tenaga Ahli (TA) di tingkat Kabupaten,
Provinsi maupun Pusat. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
memfasilitasi Pemerintah Desa dalam mengemban dan
melaksanakan UU Desa secara konsisten. Disisi lain dalam
pembangunan ekonomi pedesaan juga tidak hanya
membangun infrastruktur dan mempermudah akses pasar,

xii

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 12 1/8/2020 4:14:10 PM


akan tetapi juga membangun sumber daya manusia yang
mampu agar mampu meningkatkan perekonomian pedesaan.
Dalam proses pembangunan desa, faktor yang juga perlu
diketahui adalah adanya bantuan dana desa yang diprioritaskan
untuk pembangunan kawasan pedesaan. Anggaran Dana Desa
dari Pemerintah Pusat tentunya harus dimanfaatkan setepat-
tepatnya guna mencapai kemajuan desa. Disisi lain, pemerintah
juga sebaiknya tidak hanya memberikan bantuan dalam bentuk
fisik saja yaitu uang, namun pemerintah juga dapat
memberikan fasilitas, seperti pembangunan Pasar Desa untuk
memberikan tempat bagi masyarakat desa memperjualbelikan
produk-produk mereka dengan begitu peningkatan
perekonomian desa akan lebih terasa. Selain dana desa,
terdapat program lain yang jug dapat membantu
pemgembangan desa yaitu adanya program inovasi desa.
Dalam program inovasi desa, terdapat beberapa aspek yang
ditekankan yaitu: aspek ekonomi, aspek sumber daya manusia,
dan aspek infrastruktur. Sebagai contohnya , fokus dalam buku
ini adalah membahas mengenai inovasi pasar kawasan yang ada
di Kabupaten Jepara. Pada bab 1 juga disinggung terkait
dengan permsalahan yang ada di Kabupaten Jepara. Namun
pada intinya tentu pemerintah dan juga perangkat desa harus
mampu membuat prioritas permasalahan yang harus lebih
dahulu ditangani. Secara sekilas dalam bab 1 juga dijelaskan
tentang gambaran pasar kawasan di Kabupaten Jepara.
Menyambung dari sub bab sebelumnya, pada dasarnya
program inovasi pedesaan yang dilakukan di Provinsi Jawa
Tengah adalah dibentuknya pasar kawasan. Salah satunya
adalah pasar kawasan yang ada di Kabupaten Jepara, tepatnya
berada di Desa Pendem. Tentu saja dari pemerintah juga

xiii

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 13 1/8/2020 4:14:11 PM


mengalokasikan dana dalam pembangunan pasar kawasan
tersebut.
Pada bab II dijelaskan terkait dengan profil dari
Kabupaten Jepara. Terdapat beberapa sebagaimana telah
dijelaskan pada bagian ini khususnya mengenai kondisi
geografis Kabupaten Jepara, kondisi demografi di Kabupaten
Jepara serta potensi wilayah yang ada di kabupaten Jepara
seperti potensI di bidang pariwisata, bidang kelautan dan
perikanan, bidang pertanian, bidang perdagangan dan juga
bidang perindustrian. Selain itu dalam bab ini juga
mendeskripsikan terkait dengan profil dari Desa Pendem yang
merupakan fokus dalam pembahasan di buku ini mengenai
inovasi melalui pasar kawasan.
Pada bab III menjelaskan tentang Profil dari Pasar
Kawasan Pendem dan BUMDesma yang menjadi inti dari unit
analisis dalam penulisan buku ini. Pasar Kawasan Pendem yang
merupakan wadah perekonomian rakyat di tiga desa. Sajian
dagangan yang dipasarkan berikut dengan deskripsi konsisi
fisik pasar kawasan. Sedangkan tentang BUMDesma
menceritakan organisasi dan manajemen secara singkat.
Pada Bab IV dijelaskan terkait dengan penggunaan
analisis SWOT untuk memahami secara mendetail mengenai
inovasi ekonomi desa di pasar kawasan Desa pendem
Kabupaten Jepara. Alasan penulis menggunakan analisis ini
adalah, dapat mengetahui kondisi dan mengevaluasi suatu
masalah, dar pengelolaan pasar kawasan yang ada di Desa
Pendem yang didasarkan pada faktor eksternal maupun faktor
internal yakni strength, opportunities, weaknesseses, threats. Selain itu
penulis juga memaparkan alternatif strategi dalam mengatasi
permasalahan yang ada di pasar kawasan Desa Pendem.

xiv

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 14 1/8/2020 4:14:11 PM


Pada Bab V dijelaskan terkait dengan kesimpulan dari
buku dan juga beberapa rekomendasi. Secara garis besar dalam
kesimpulan buku ini dijelaskan mengenai permasalahan dalam
pemasaran produk unggulan serta beberapa hambatan dari
pelatihan SDM yang sudah dilakukan. Berangkat dari hal ini,
penulis memaparkan beberapa rekomendasi yang nantinya
diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengentaskan
permasalahan yang ada.

xv

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 15 1/8/2020 4:14:11 PM


Daftar Isi
Tim Kerja Penyusunan Buku Data Dan Informasi Inovasi
Pembangunan Desa ........................................................ iii
Kata Sambutan .................................................................. v
Kata Pengantar ................................................................. x
Executive Summary ....................................................... xii
Daftar Isi ........................................................................xvi
Daftar Gambar ............................................................ xviii
Daftar Tabel ....................................................................xx
BAB I. EKONOMI DESA ................................................ 1
Pembangunan Ekonomi Perdesaan ................................. 1
Dana Desa (DD) ................................................................ 4
Program Inovasi Desa (PID)........................................... 11
Aspek ekonomi.................................................................. 13
Aspek Sumber Daya Manusia ......................................... 14
Aspek Infrastruktur .......................................................... 14
Pasar Kawasan Perdesaan (PKP) .................................... 19
BAB II. SELAYANG PANDANG JEPARA .................. 26
2.1 Profil Kabupaten Jepara ......................................... 26
2.1.4 Permasalahan Jepara ........................................... 37
BAB III. DESKRIPSI PASAR KAWASAN PENDEM .. 44
3.1 Profil Desa Pendem ................................................ 44
3.2.3 Profil Pasar Kawasan .......................................... 46
3.2.1 Profil BUMDesma .............................................. 59
BAB IV. INOVASI EKONOMI DESA DI PASAR
KAWASAN JEPARA ....................................................... 62
4.1 Analisis Kekuatan (Strengths) ................................ 64
4.2 Analisis Kelemahan (Weaknesses) ........................... 92
4.3 Analisis Peluang (Opportunities) .......................... 99
4.4 Analisis Ancaman (Threats) ................................... 101

xvi

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 16 1/8/2020 4:14:11 PM


BAB V. PENUTUP ....................................................... 108 108
Daftar Pustaka ................................................................ 40
111
Tentang Penulis ............................................................. 42113

xvii

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 17 1/8/2020 4:14:11 PM


Daftar Gambar
Gambar 1. 1. Total Output Dana Desa Tahun 2015-2016 ....... 9
Gambar 1. 2. Prinsip-Prinsip Penggunaan Dana Desa ............ 11
Gambar 1. 3. Tiga Aspek Peningkatan Produktivitas Perdesaan
Program Inovasi Desa .................................................................. 12
Gambar 2. 1. Peta Wilayah Administratif Kabupaten Jepara . 26
Gambar 2. 2 Jumlah Penduduk Kabupaten Jepara Berdasarkan
Usia .................................................................................................. 29
Gambar 3. 1. Tampak Depan Pasar Kawasan Pendem ........... 47
Gambar 3. 2. Gambar Fasilitas Parkir ........................................ 48
Gambar 3. 3. Pasar Kawasan Pendem bagian dalam ............... 49
Gambar 3. 4. Kerupuk sermier.................................................... 51
Gambar 3. 5. Jajanan pasar cethot .............................................. 53
Gambar 3. 6. Pedagang klepon ................................................... 54
Gambar 3. 7. Pedagang nasi rames ............................................. 55
Gambar 3. 8. Pedagang ikan ........................................................ 56
Gambar 3. 9. Pedagang sayur-mayur dan buah......................... 58
Gambar 3. 10. Situasi kantor BUMDesma Sido Makmur ....... 59
Gambar 3. 11. Struktur organisasi BUMDesma Sido Makmur
.......................................................................................................... 60
Gambar 4. 1. Masyarakat Desa Pendem Berkumpul di Kantor
Kepala Desa Pendem untuk Mengikuti Pelatihan .................... 67
Gambar 4. 2. Pengarahan Narasumber ...................................... 68
Gambar 4. 3. Kegiatan Pelatihan Pengolahan Tempe dan Tahu
.......................................................................................................... 69
Gambar 4. 4. Pengolahan Tempe dan Tahu Setengah Jadi ..... 70
Gambar 4. 5. Makanan Olahan Tahu Bulat dan Kerupuk Tahu
.......................................................................................................... 71
Gambar 4. 6. Pembukaan Pelatihan Oleh Perangkat Desa dan
Arahan Pelatihan dari Narasumber............................................. 72

xviii

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 18 1/8/2020 4:14:11 PM


Gambar 4. 7. Kegiatan Pelatihan Pembuatan Roti dan Kue ... 73
Gambar 4. 8. Hasil Makanan Olahan: Roti Kembang Waru
Setengah Jadi .................................................................................. 74
Gambar 4. 9. Makanan Olahan: Pastel Kering dan Roti Nastar
.......................................................................................................... 75
Gambar 4. 10. Makanan Olahan: Kue Cookies dan Kue Lidah
Kucing ............................................................................................. 76
Gambar 4. 11. Makanan Olahan: Bakpia Unyil dan Gethuk
Goreng ............................................................................................ 77
Gambar 4. 12. Pembukaan Pelatihan Oleh Perangkat Desa dan
Arahan Pelatihan dari Narasumber ............................................. 79
Gambar 4. 13. Narasumber Memberikan Motivasi .................. 80
Gambar 4. 14. Pelatihan Membuat Bordir ................................. 81
Gambar 4. 15. Praktik Membuat Bordir..................................... 82
Gambar 4. 16. Penjelasan dari narasumber ................................ 83
Gambar 4. 17. Kegiatan Pelatihan dan Hasil Packaging ............ 84
Gambar 4. 18. Pembukaan Pelatihan oleh Perangkat Desa dan
Peserta Pelatihan ............................................................................ 86
Gambar 4. 19. Kegiatan Pelatihan Pembuatan Dodol ............. 86
Gambar 4. 20. Makanan Olahan: Dodol dan Selai Dodol ....... 87

xix

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 19 1/8/2020 4:14:11 PM


Daftar Tabel
Tabel 1. 1. Status Desa Berdasarkan Indeks Desa Membangun
(IDM) .............................................................................................. 20
Tabel 1.2. Rekapitulasi Sebaran Lokasi dan Kegiatan
Direktorat di Lingkungan Dirjen PKP ....................................... 22
Tabel 1. 3. Jenis Bantuan dan Alokasi Anggaran Dirjen PKP
Tahun 2017 .................................................................................... 24
Tabel 1. 4. Bantuan Pembangunan Pasar Kawasan di 13 Lokasi
Tahun 2017 .................................................................................... 25
Tabel 1. 5. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan
Kabupaten Jepara 2017-2022....................................................... 42
Tabel 2. 1 Luas Wilayah Kabupaten Jepara per Kecamatan...27
Tabel 2. 2 Kondisi Perikanan di Kabupaten Jepara Tahun
2012-2017 ....................................................................................... 33
Tabel 2. 3 Indikator Urusan Pertanian Kabupaten Jepara
Tahun 2012-2017........................................................................... 35
Tabel 3. 1. Jumlah Penduduk Desa Pendem Berdasarkan Jenis
Kelamin……………………………………………………44

xx

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 20 1/8/2020 4:14:11 PM


BAB I. EKONOMI DESA
Pembangunan Ekonomi Perdesaan
Sudah sekian dekade ekonomi desa selalu tertinggal dan
kurang berdaya dibandingkan ekonomi kota. Desa-desa di
Indonesia umumnya terbelakang di tengah proses
pembangunan yang dirasa tidak adil,1 terlalu bias ke kota.
Karena itu sudah saatnya pemerintah memberikan kesempatan
dan memperkuat desa agar mampu berkiprah dalam pasar
ekonomi melalui program-program inovasi desa. Dengan
program-program ini diharapkan desa-desa di Indonesia
terdorong untuk menggali potensi-potensi desanya secara
mandiri, yang dikembangkan menjadi kekuatan baru dari desa.
Jadi salah satu tujuan program inovasi desa adalah untuk
memperkuat pembangunan di desa sehingga Indonesia mampu
bersaing di kancah internasional dengan adanya kekuatan baru
dari ekonomi perdesaan.
Rustadi (2009) 2 menyatakan, bahwa khususnya pada
sektor tradisional yang secara umum berada di kawasan
perdesaan banyak sekali memiliki sumber daya alam (SDA)
yang belum dikembangkan. Hal ini disebabkan oleh kondisi
masih belum berkembangnya masyarakat tersebut. Di sisi lain
ada juga masalah kekurangan modal. Karena alasan tersebut
maka tingkat produktivitas rendah sehingga berdampak pada

1 Suharyanto & Arif Sofianto. 2012. Model Pembangunan Desa Terpadu

Inovatif di Jawa Tengah. Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa


Tengah.
http://jurnal.kemendagri.go.id/index.php/jbp/article/download/78/75/
2 Ibid.

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 1 1/8/2020 4:14:12 PM


tingkat pendapatan juga rendah. Permasalahan desa bukan
hanya sekedar ketidakberdayaan terhadap mekanisme pasar,
tetapi pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan potensi
desa juga masih kurang. Bagaimana desa mampu bersaing di
tengah pasar yang tingkat persaingannya semakin tinggi, jika
kemampuan manusia dan finansialnya tidak diperkuat.
Berdasar UU No. 6/2014 tentang Desa, desa telah diberi
kewenangan mengatur dan mengurus segala urusan desa
dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Desa juga berhak untuk mengatur keuangannya secara mandiri
yang terdiri dari transfer Dana Desa dan Alokasi Dana Desa
(ADD). Meskipun Desa telah memiliki kewenangan penuh
dalam mengurus kebutuhannya sendiri, dalam praktiknya
masih dijumpai banyak kelemahan, misalnya kapasitas aparatur
Desa yang belum memadai, sistem tata-kelola Desa juga belum
bagus. Hal ini menyebabkan kegiatan-kegiatan pembangunan
di Desa kurang memberikan dampak yang signifikan bagi
kesejahteraan masyarakat.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Pemerintah
melalui Kementerian Desa PDTT3 memiliki kebijakan untuk
penyediaan tenaga pendamping profesional, antara lain:
Pendamping Lokal Desa (PLD), Pendamping Desa (PD),
sampai Tenaga Ahli (TA) di tingkat Kabupaten, Provinsi dan
Pusat, dengan tujuan guna memfasilitasi terhadap Pemerintah
Desa agar menjadi lebih berkapasitas dalam melaksanakan UU
Desa secara konsisten. Adanya Program Inovasi Desa (PID)

3
Keputusan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2018 Tentang
Pedoman Umum Program Inovasi Desa.

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 2 1/8/2020 4:14:12 PM


tersebut dapat memberi dorongan serta memberikan fasilitasi
terhadap Desa dalam memperkuat kapasitasnya untuk
berkembang. Beberapa program prioritas yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
1. Upaya untuk mengembangkan perekonomian lokal serta
kewirausahaan.
2. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia SDM).
3. Upaya untuk pemenuhan serta peningkatan infrastruktur
di pedesaan.
Menurut Achmad Erani Yustika (staf khusus presiden
bidang ekonomi), bahwa infrastruktur dipandang sangat
penting di dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi. Namun
demikian di dalam pengelolaan serta pemanfaatannya tetap
membutuhkan manusia yang mumpuni.4 Oleh karena itu perlu
adanya suatu pemikiran tentang program dana desa (DD),
alokasi dana desa (ADD), program inovasi desa (PID), dengan
lebih cermat sehingga dapat lebih tepat sasaran. Untuk itu
pengunaan dana harus diarahkan tidak saja ke pembangunan
infrastruktur melainkan juga pengembangan kualitas manusia.
Arah ke pengembangan SDM perlu mendapat perhatian lebih,
agar di daerah-daerah tertinggal memiliki kapasitas SDM yang
lebih baik. Jika SDM tersebut berkembang, maka manajemen
pembangunan dapat berjalan dengan lebih pesat.

4Agung. 2019. Pengelolaan Pembangunan Desa Defisit.


https://ugm.ac.id/id/berita/17638pengelolaan.pembangunan.desa.de
fisit

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 3 1/8/2020 4:14:12 PM


Dana Desa (DD)
“Dana Desa” adalah istilah teknis yang menunjuk pada
suatu dana yang berasal dari APBN dengan tujuan peruntukan
bagi desa. Dana tersebut ditransfer melalui APBD
kabupaten/kota. Sedangkan penggunaan dana tersebut
diprioritaskan untuk pelaksanaan pembangunan serta
pemberdayaan masyarakat di desa-desa5. Jadi artinya Dana
Desa mestinya tidak hanya dipergunakan untuk pembangunan
fisik semata, tetapi juga dapat dimanfaatkan dalam bentuk non
fisik, seperti untuk pengembangan SDM, pemberdayaan
masyarakat. Jika kebijakan penggunaan dana untuk
pengembangan SDM tersebut maka dapat meningkatkan
kapabilitas SDM.
Dana Desa telah menjadi bagian pemerintah desa untuk
membangun serta meningkatkan kapasitas SDM. Namun selain
Dana Desa, masih ada dana yang dapat dimanfaatkan untuk
pembangunan. Sumber anggaran tersebut lebih bersifat
mandiri dibandingkan dengan dengan DD maupun ADD.
Sumber pendapatan lain tersebut adalah sumber pendapatan
asli desa (PADes) yang lain adalah (UU No. 6/2014 tentang
Desa Pasal 72 Ayat 1):6 Pendapatan Asli Daerah ini berbasis
pada potensi dan usaha yang dilakukan oleh desa khususnya,
serta Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) maupun
pemanfaatan aset desa yang lain . Secara terperinci PADes
tersebut dapat berasal dari:
1. hasil usaha,

5 Buku Dana Desa. Kementerian Keuangan RI.


6 Ibid.

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 4 1/8/2020 4:14:12 PM


2. hasil aset,
3. swadaya dan partisipasi,
4. gotong-royong,
5. dan lain-lain pendapatan asli Desa
Dana lain yang dapat mendukung pembangunan desa
selanjutnya adalah berupa:

1.Bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi


2.Alokasi Dana Desa
3.Dana Bagi Hasil
4.Dana Alokasi Umum
5.Bantuan Keuangan dari APBD Provinsi dan APBD
Kabupaten
6. Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga.
7. Lain-lain pendapatan Desa yang sah
Bagian dari hasil pajak daerah serta retribusi daerah
Kab/Kota. Bagian dari hasil pajak dan retribusi ini adalah
paling sedikit 10%. Sedangkan untuk dana lain yang dapat
dimanfaatkan adalah Alokasi Dana Desa (ADD). ADD ini
merupakan bagian dari dana perimbangan yang diterima
Kab/Kota dengan jumlah minimal 10% dari Dana Bagi Hasil
dan Dana Alokasi Umum. Masih ada lagi sumber pendanaan
yaitu berupa bantuan keuangan dari APBD Prov dan APBD
Kab/Kota. Di samping itu beberapa sumber anggaran lain
yang telah disebutkan di atas.
Adanya banyak variasi sumber anggaran ini menjadikan
desa dapat lebih memiliki dukungan kapasitas untuk
membangun. Jika manajemen desa bagus, maka tentunya
dampak pembangunan dapat dirasakan dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Akan tetapi jika manajemen

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 5 1/8/2020 4:14:12 PM


keuangan kurang bagus maka akan ada banyak masalah di
administrasi keuangan, karena kurang mampu untuk
mempertanggung jawabkan.
Secara eksplisit terdapat beberapa tujuan dari penggunaan
dana desa. Adapun beberapa tujuan dari penggunaan Dana
Desa tersebut terbagi menjadi lima poin utama:7
1. Untuk meningkatkan pelayanan publik di desa
2. Untuk mengentaskan kemiskinan
3. Untuk memajukan perekonomian desa
4. Untuk mengatasi kesenjangan pembangunan antar desa
5. Untuk memperkuat masyarakat desa sebagai subjek
pembangunan.
Jadi Dana Desa harus dimanfaatkan sebaik mungkin
untuk kemajuan desa. Pertama, mulai dari peningkatan
pelayanan publik bagi masyarakat mulai dari penambahan
fasilitas pelayanan publik hingga fasilitas-fasilitas pendukung
lain guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan
mempermudah aksesibilitas masyarakat desa. Kedua,
mengentaskan kemiskinan. Untuk benar-benar mengentaskan
kemiskinan di wilayah desa bukan hanya sekedar memberikan
bantuan dana atau bantuan dalam bentuk fisik. Harapannya
adanya anggaran Dana Desa ini dapat memberdayakan
masyarakat desa, mendorong mereka untuk menggali potensi
yang ada. Contoh, mengembangkan pertanian, persawahan
dengan metode yang benar. Pemerintah dapat memfasilitasi
mereka dengan seminar-seminar atau pelatihan maupun
bantuan dalam bentuk pupuk dan sebagainya. Sehingga Dana

7 Ibid.

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 6 1/8/2020 4:14:12 PM


Desa ini benar-benar dapat mendorong masyarakat desa lebih
berdaya dan produktif untuk meningkatkan kesejahteraan
mereka bukan hanya sekedar menjadi penerima pasif dari
kucuran anggaran Dana Desa.
Ketiga, meningkatkan perekonomian desa. Melanjutkan
dari poin sebelumnya, ketika masyarakat mampu produktif
mengembangkan berbagai potensi desa sekaligus akan
mendorong aktivitas perekonomian yang ada di desa. Akan ada
proses jual beli yang lebih tinggi dibandingkan ketika
masyarakat hanya sekedar menerima suatu bantuan yang
berbentuk fisik yakni berupa uang maupun bantuan sembako.
Pemerintah Desa dapat berperan untuk memberikan fasilitas,
seperti pembangunan Pasar Desa untuk memberikan tempat
bagi masyarakat desa memperjualbelikan produk-produk
mereka dengan begitu peningkatan perekonomian desa akan
lebih terasa.
Keempat, perlu untuk mengatasi adanya kesenjangan
pembangunan di desa. Karena pada dasarnya setiap desa itu
pasti memiliki kemampuan untuk meningkatkan pembangunan
desanya masing-masing, hanya saja seringkali skala prioritas
yang masih perlu ditajamkan. Jika ada desa yang tidak memiliki
anggaran yang cukup untuk membangun desa maka akan
tertinggal, jika dibandingkan dengan desa lain yang memiliki
ketercukupan anggaran. Oleh karena itu pemberian Dana Desa
ini disesuaikan dengan kebutuhan desa berdasarkan indikator-
indikator sbb:8
1. besarnya jumlah penduduk

8 Ibid.

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 7 1/8/2020 4:14:12 PM


2. angka kemiskinan
3. luas wilayah
4. tingkat kesulitan geografis
Empat indikator sebagaimana telah tertera diatas
menunjukkan bahwa ada beberapa perhatian terkait dengan
besarnya jumlah penduduk yang memiliki konsekuensi
terhadap income perkapita, angka ketergantungan,
pengangguran tidak kentara, penduduk usia produktif, masalah
pengangguran, masalah pertumbuhan serta angkatan kerja.
Untuk itu jumlah penduduk menjadi catatan penting.
Sementara itu angka kemiskinan merupakan hal yang perlu
dicermati, sebab itu merupakan indikasi bagi daerah tersebut
akan mudah dientaskan atau tidak dari kondisi miskin. Luas
wilayah merupakan salah satu indikator, sebab luas wilayah
tersebut menggambarkan adanya daya tampung pembangunan.
Sedangkan yang terakhir adalah tingkat kesulitan geografis,
yang menunjukkan berat ringannya terhadap aksesibilitas.
Tujuan lain dari Dana Desa adalah memperkuat
masyarakat desa sehingga mampu berperan sebagai subjek
pembangunan. Sudah jelas tujuan dari Dana Desa yang terakhir
menunjukkan bahwa masyarakat desa dituntut untuk mampu
mandiri membangun desanya. Mereka harus aktif melakukan
inovasi pembangunan desa, tidak pasif hanya sebagai objek
atau penerima pembangunan. Sudah waktunya masyarakat desa
menjadi pelaku pembangunan. Dengan berbekal kemampuan
teknis, pengetahuan serta pengalaman yang ada maka
masyarakat desa mampu menjadi aktor yang mandiri untuk
melaksanakan pembangunan. Pengenalan medan dan
karakteristik wilayah jauh lebih memadai apabila dibandingkan

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 8 1/8/2020 4:14:12 PM


dengan orang lain dari luar yang melakukan pembangunan
tersebut.
Memang sejauh ini pembangunan fisik masih sangat
dominan. Gambar 1.1. menunjukkan output dari Dana Desa
pada tahun 2015-2016, meliputi fasilitas jalan-jalan desa,
bangunan fisik jembatan, saluran dan instalasi sambungan air,
embung desa, polindes, bangunan fisik berupa pasar desa,
gedung PAUD desa, serta sumur hingga drainase dan irigasi.
Jika pada awal-awal pengalokasian dana desa, masih sangat
dominan digunakan untuk pembangunan fisik, maka dewasa
ini telah mulai ditekankan untuk menyentuh pembangunan
manusia. Diharapkan ke depan akan semakin dapat dipahami
oleh desa bahwa penggunaan dana desa untuk pemberdayaan
masyarakat perlu ditingkatkan. Bagaimanapun aspek sumber
daya manusia tersebut perlu mendapatkan perhatian yang lebih
memadai.
Proporsi penggunaan Dana Desa untuk pembangunan di
wilayah perdesaan merupakan hal yang perlu mendapat
perhatian. Berikut ini merupakan output dan proporsi serta
jumlah agregat Dana Desa yang berhasil digunakan untuk
pembangunan:

Gambar 1. 1. Total Output Dana Desa Tahun 2015-2016


Sumber: Buku Dana Desa Kementerian Keuangan RI.

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 9 1/8/2020 4:14:12 PM


Dana Desa haruslah dikelola dengan efisien dan sebaik-
baiknya, sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara
akuntabel. Pesan ini sejalan dengan semangat dan orientasi
penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance). Di dalam tata kelola pemerintahan yang baik ini
sebuah penyelenggaraan pemerintahan hendaknya memenuhi
efisiensi, efektivitas, transparansi, akuntabilitas, partisipasi dan
kesetaraan gender. Dalam mewujudkan transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan Dana Desa maka diperlukan
kompetensi pemerintah desa yang memadai. Keahlian
manajemen keuangan, kemampuan perencanaan pembangunan
menjadi kompetensi yang perlu dimiliki oleh kepala desa dan
perangkat desa lainnya. Untuk itulah maka pemerintah desa
semestinya memiliki kecakapan manajemen keuangan dengan
baik, sehingga mampu mengelola pembangunan dengan sistem
alokasi dan prioritas yang dapat dipertanggung jawabkan.
Adapun prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan di dalam
menentukan prioritas penggunaan Dana Desa ini telah diatur
juga. Tentu saja bagi desa tidak mudah untuk dapat memenuhi
prinsip-prinsip penentuan alokasi anggaran Dana Desa ini.
Namun demikian masih terbuka luas untuk selalu beradaptasi
dan belajar. Seperti yang terlihat pada Gambar 1.2, beberapa
prinsip tersebut adalah meliputi: adil, berdasar skala prioritas,
sesuai kewenangan desa, partisipatif, swakelola/mandiri, dan
sesuai dengan jenis/kondisi desa.

10

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 10 1/8/2020 4:14:13 PM


Gambar 1. 2. Prinsip-Prinsip Penggunaan Dana Desa
Sumber: Buku Dana Desa Kementerian Keuangan RI.
Program Inovasi Desa (PID)
Inovasi merupakan program yang sangat penting untuk
dikembangkan di desa. artinya setiap desa perlu memikirkan
sebuah pembangunan yang menyentuh inovasi-inovasi yang
berbasis lokal Progran Inovasi Desa (PID). Untuk mendukung
semua ini maka diperlukan . Program inovasi desa ini
diluncurkan oleh pemerintah khususnya dilakukan
Kementerian Desa PDTT guna menguatkan kapasitas serta
meningkatkan produktivitas desa. Tujuan peningkatan
produktivitas tersebut terutama ditujukan untuk mencapai
target-target yang ada di Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) serta program prioritas dari Kementerian
Desa PDTT. Terdapat beberapa aspek yang dilakukan dan
tercantum di dalam RPJM. Adapun aspek-aspek yang digarap

11

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 11 1/8/2020 4:14:13 PM


oleh program ini adalah, seperti telah disebut di atas, yaitu
ekonomi, SDM dan infrastruktur.9
Pencermatan terhadap capaian pembangunan ini perlu
memperhatikan aspek perekonomian, aspek SDM dan aspek
infrastruktur, sehingga menjadi lebih jelas dan terukur lagi.
Berikut ini merupakan tiga aspek tersebut (lihat Gambar 1.3).

Gambar 1. 3. Tiga Aspek Peningkatan Produktivitas


Perdesaan Program Inovasi Desa
Sumber: Pedoman Umum Program Inovasi Desa, 2018
Dengan melakukan pembangunan yang memanfaatkan
Dana Desa ini, maka diharapkan aspek perekonomian dapat
tumbuh, sehingga bermunculan usaha ekonomi produktif
berskala individu, kelompok, maupun bersifat kelembagaan.
Sementara itu melalui serangkaian kegiatan pemberdayaan

9
Keputusan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2018 Tentang
Pedoman Umum Program Inovasi Desa Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Republik Indonesia.

12

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 12 1/8/2020 4:14:13 PM


masyarakat yang mengembangkan SDM maka dapat
meningkatkan kemampuan masyarakat. Sedangkan
pembangunan fisik yang dilakukan tentunya dapat memberikan
dampak terhadap peningkatan infrastruktur desa. adapun
penjelasan lebih lanjut disampaikan di bawah ini.
Aspek ekonomi.
Untuk meningkatkan ekonomi desa, saat ini di desa sudah
dibentuk BUMDes (Badan Usaha Milik Desa/BUMDesa) serta
BUMDesma (Badan Usaha Milik Desa Bersama). Masyarakat
desa menjadi lebih terdorong untuk menggali potensi-potensi
desa. Selanjutnya potensi-potensi desa tersebut diolah dengan
cara konvensional/manual atau dengan mempergunakan
teknologi tepat guna (TTG) untk menjadi suatu produk
tertentu yang memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi. Dengan
demikian produk tersebut menjadi unggulan desa. Dalam hal
ini memungkinkan untuk mengembangkann produk tersebut
menjadi Prudes (Produk Unggulan Desa) maupun Prukades
(Produk Unggulan Kawasan Perdesaan).
Suatu produk menjadi unggulan kawasan manakala
menjadi sebuah konsentrasi bersama antara desa dalam suatu
kecamatan. Misalnya beberapa desa memiliki satu atau
beberapa komoditas yang kemudian diusahakan secara
serentak oleh para penduduk atau warga antar desa yang
dikelola dengan terkoordinasi satu sama lain. Wujud tampilan
produk telah dibuat kesepakatan, dengan terbina,
terkomunikasikan dengan baik. Jika suatu kawasan memiliki
satu atau beberapa produk yang diolah dan dikelola secara
terorganisasi secara kompak maka tentu akan memberikan
dampak positif terhadap kondisi perekonomian suatu kawasan
tersebut. Dengan demikian maka perekonomian kawasan

13

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 13 1/8/2020 4:14:13 PM


perdesaan akan dapat lebih cepat meningkat. Jika kondisi
perekonomian meningkat maka demikian pula yang terjadi
dengan kesejahteraan masyarakat.
Aspek Sumber Daya Manusia
Peningkatan produktivitas perdesaan mensyaratkan
penduduk yang berkualitas. Setidaknya para warga desa harus
memiliki mindset yang maju ke depan, punya keinginan untuk
belajar mengembangkan diri. SDM perdesaan merupakan
motor penggerak untuk menggerakkan aktivitas dan
pembangunan perdesaan. Pendidikan yang relatif rendah perlu
ditingkatkan, sehingga SDM perdesaan akan semakin baik
kualitasnya. Sementara itu pemberdayaan-pemberdayaan
masyarakat perlu diperbanyak frekuensi dan diperluas
jangkauannya, agar warga desa menjadi lebih terampil dan
terbuka mindset. Di sisi lain kondisi kesehatan warga masyarakat
di perdesaan juga perlu diperhatikan. Masalah penyakit
menular, kondisi gizi keluarga, serta penyakit-penyakit akibat
sanitasi lingkungan yang belum bagus, membutuhkan upaya
yang lebih terprogram, untuk memperbaiki kondisi SDM
masyarakat. Dalam jangka panjang hal ini membutuhkan
investasi di bidang pendidikan serta kesehatan. Dalam jangka
pendek yang cukup instan dapat dilakukan pelatihan atau
workshop tentang berbagai hal terkait pengembangan produk
unggulan desa.
Aspek Infrastruktur
Berkembangnya ekonomi desa perlu didukung
infrastruktur yang tepat dan memadai. Jalan, gedung, saluran
irigasi, bendungan, listrik, mesin-mesin produksi dan lain
sebagainya haruslah tersedia. Tanpa infrastruktur yang

14

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 14 1/8/2020 4:14:13 PM


memadai potensi desa tidak mungkin digali dan dijual ke luar
desa. Sesungguhnya infrastruktur menjadi prioritas di banyak
desa dalam pembangunan yang dilakukan, terutama dalam
penggunaan dana desa. Sesungguhnya relatif dapat dipahami
kenapa infrastruktur tersebut menjadi utama, karena daerah
tertinggal secara umum memiliki kondisi wilayah yang masih
terbatas infrastruktur dan fasilitas fisik. Dengan peningkatan
kondisi fisik wilayah tersebut maka kemudahan akses menjadi
lebih mudah. ketersediaan akses meningkatkan aktivitas sosial,
ekonomi, dan pelayanan publik lainnya.
Program Inovasi Desa ini diselenggarakan atas perjanjian
pinjamanan antara Pemerintah Indonesia dengan Bank Dunia.
Tentunya banyak stakeholder yang terlibat di dalam perjanjian
pinjaman tersebut. Adapun pihak-pihak yang terlibat mulai
dari perencanaan hingga pemantauan dalam/dari program ini
adalah:
1. Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan
Manusia dan Kebudayaan yang bertindak sebagai
koordinator pemangku kepentingan antar pihak;
2. Kementerian Desa PDTT yang bertindak sebagai
penanggungjawab pelaksanaan kegiatan (Executing
Agency);
3. Kementerian Dalam Negeri yang bertindak sebagai
pembina Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa;
4. Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
yang bertindak sebagai koordinator perencanaan
program;

15

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 15 1/8/2020 4:14:13 PM


5. Kementerian Keuangan yang bertindak sebagai wakil
dari Pemerintah Indonesia yang menandatangani
perjanjian pinjaman dengan Bank Dunia. Kementerian
ini bertugas untuk memastikan bahwa seluruh
pengaturan terkait dengan prinsip dan prosedur
penggunaan anggaran sesuai dengan peraturan yang
berlaku;
6. BPKP, yang bertindak untuk melakukan audit program
dan review Interim Financial Report (IFR) yang
disampaikan oleh Executing Agency; dan
7. Bank Dunia, yang bertindak sebagai mitra kerja dan
lembaga donor.
Banyaknya stakeholder yang terlibat dalam perjanjian
pinjaman Bank Dunia ini menunjukkan bahwa Pemerintah
Indonesia harus bertanggung jawab untuk menyelesaikan
pinjaman dengan sungguh-sungguh, dan diikuti dengan
penggunaan dana pinjaman ini dengan tepat sasaran. Secara
rinci tujuan dari Program Inovasi Desa seperti tercantum di
dalam pedoman PID Kepmen Desa No. 84/2018 adalah
sebagai berikut:
1. Menyediakan katalisasi untuk pembangunan desa yang
diwujudkan dalam bentuk inovasi/kebaruan dalam
praktek-praktek pembangunan Desa sebagai sarana
pertukaran pengetahuan antar desa atau daerah.
2. Meningkatkan kapasitas para pelaku pembangunan
desa;
3. Menyediakan sistem pengelolaan pengetahuan sebagai
contoh inovasi/kebaruan pembangunan desa yang

16

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 16 1/8/2020 4:14:13 PM


dapat dibagikan antar desa dalam proses perencanaan
maupun dalam pelaksanaan pembangunan desa;
4. Memperkuat peran para pendamping desa dengan
memberikan sebanyak mungkin referensi
inovasi/kebaruan dalam praktek pembangunan serta
pertukaran pengetahuan antar desa; dan
5. Meningkatkan status desa sesuai dengan arah kebijakan
dan sasaran Kementerian Desa PDTT pada RPJMN
2015-2019.
Dengan melalui inovasi-inovasi tersebut, maka akan
terdapat banyak karya yang bermunculan di desa, dengan
berbasis kemampuan SDM lokal. Di satu sisi hal ini merupakan
tantangan baru bagi masyarakat, namun di sisi lain peluang
menjadi lebih terbuka untuk berkreasi. Hal ini menjadi daya
ungkit yang dapat mendongkrak kemajuan perdesaan. Iklim
untuk menumbuhkan inovasi diharapkan dapat terbentuk,
sehingga memberikan ruang para creator menunjukkan
kemampuan. Apresiasi diberikan kepada semua pihak yang
telah mengisi pembangunan ini dengan sejumlah karya inovatif
yang sangat membantu pengembangan dan memajukan desa.
Peran para pendamping desa maupun pendamping
kawasan serta para tenaga ahli dalam memberikan
pendampingan kepada masyarakat baik secara sektoral maupun
terintegrasi dengan kawasan. Demikian pula yang terjadi di
Jepara, khususnya di Pasar Kawasan Pendem peran
pendamping secara operasional sangat membantu bergeraknya
masyarakat desa untuk melakukan inovasi. Semua ini tentunya
dapat menghasilkan manfaat yang dapat dirasakan secara
meluas setidaknya oleh masyarakat lokal tersebut. Beberapa

17

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 17 1/8/2020 4:14:13 PM


manfaat yang dapat diwujudkan dari pelaksanaan Program
Inovasi Desa adalah sebagai berikut:
1. Adanya fasilitasi dan pendampingan untuk saling
bertukar pengetahuan dan belajar kegiatan
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat yang
inovatif dengan Desa lainnya;
2. Adanya fasilitasi dan pendampingan untuk
merencanakan dan melaksanakan kegiatan
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat yang
lebih inovatif sesuai prioritas kebutuhan masyarakat
Desa dan mendukung program-program prioritas
Kementerian Desa PDTT;
3. Adanya jasa layanan teknis untuk meningkatkan
kualitas kegiatan pembangunan dan pemberdayaan di
Desa; dan
4. Adanya kesempatan dan akses bagi desa untuk
meningkatkan kapasitas kegiatan perekonomiannya.
Inti dari muatan PID adalah semangat saling belajar yang
perlu dihidupkan dalam masyarakat desa. Ada pertukaran
pengetahuan dan keterampilan, sehingga terbentuk forum-
forum belajar secara informal di lingkungan masyarakat.
Semangat ingin maju dengan kemampuan yang dimiliki, saling
memberi informasi dan saling menghargai satu sama lain. Sikap
sportif dan keterbukaan terbentuk dengan memberikan
apresiasi atas prestasi satu sama lain. Untuk itulah para
pendamping melakukan pemberdayaan dengan menyentuh
kesadaran semua lapisan masyarakat, bahwa harapan kemajuan
ke depan perlu diwujudkan melalui perjuangan .

18

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 18 1/8/2020 4:14:14 PM


Pasar Kawasan Perdesaan (PKP)
Sebelum membahas Pasar Kawasan yang ada di
Kabupaten Jepara, terlebih dahulu perlu dipahami apa itu
pembangunan kawasan perdesaan. UU No. 6/2014 tentang
Desa mengamanatkan pembangunan desa dan kawasan
perdesaan. Pembangunan selanjutnya meningkatkan kondisi
desa serta mampu menumbuhkan potensi kawasan sehingga
akan terbentuk produk unggulan. Suatu tujuan Pembangunan
Kawasan Perdesaan sebagaimana telah termaktub dalam UU
Desa10 adalah untuk mempercepat serta meningkatkan kualitas
pelayanan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat desa
melalui pendekatan pembangunan partisipatif. Kualitas
pelayanan ini menjadi dambaan setiap pengguna layanan.
Masyarakat tentunya ingin mendapatkan pelayanan yang tepat,
cepat dan murah atau gratis. Untuk itu inovasi diperlukan
dalam menjawab permasalahan ini. Jadi pembangunan kawasan
perdesaan ini diiringi oleh inovasi, bahkan juga dapat
diterjemahkan ke dalam program inovasi desa, yang bertujuan
membangun desa, memberdayakan masyarakat desa agar lebih
berdaya, mandiri dan maju. Masyarakat diberi ruang untuk
turut berpartisipasi sebagai subyek dalam pembangunan
perdesaan.
Pembangunan kawasan perdesaan ini diharapkan dapat
menyelesaikan masalah-masalah kawasan perdesaan, seperti
tingginya alih fungsi lahan, produktivitas pertanian yang rendah
dan belum diterapkannya inovasi dan teknologi. Jumlah desa
dengan status sangat tertinggal dan status tertinggal masih
terbilang cukup tinggi seperti yang terlihat pada Tabel 1.2.

10 Rivew Rencana Strategis Dirjen PKP 2017-2019. Kemendes RI.

19

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 19 1/8/2020 4:14:14 PM


tersaji data yang menunjukkan bahwa desa dengan status maju
baru 4,83%, sedangkan yang mandiri baru berjumlah 0,23%
saja. Hal ini jelas menunjukkan bahwa secara logis masyarakat
desa tentunya masih perlu penanganan maupun sebuah
kebijakan yang dapat lebih berpihak kepada pembangunan
desa serta kawasan perdesaan11.
Tabel 1. 1. Status Desa Berdasarkan Indeks Desa
Membangun (IDM)

Sumber: Rivew Rencana Strategis Dirjen PKP 2017-2019.


Kemendes RI.
Karena itu Kementerian Desa PDTT telah menetapkan
empat prioritas pembangunan (Instruksi Menteri No. 1/2017)
sebagai berikut:12
1. Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades)
2. Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa)
3. Embung
4. Sarana Olah Raga Desa (Raga Desa)

Ibid.
11

Laporan Kinerja 2017 Dirjen Pembangunan Kawasan Perdesaan.


12

Kemendes PDTT.

20

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 20 1/8/2020 4:14:14 PM


Dalam pembangunan selalu ada kebijakan prioritas,
mengingat keterbatasan sumberdaya dan anggaran. Untuk
mencapai hasil-hasil yang optimal tentunya membutuhkan
alokasi anggaran dan SDM atau sumber daya yang memadai.
Adapun kegiatan dalam setiap prioritas tersebut adalah sbb.:
1. Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades), untuk
meningkatkan skala ekonomi berbasis teknologi & inovasi:
- Pembangunan pasar kawasan di 13 kawasan
- Pembangunan jalan antar desa sepanjang 37 km.
- Bantuan peralatan pengolahan pasca panen dan
pengembangan pariwisata terpadu
- Pendampingan manajemen dan teknis.
2. Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa), didirikan untuk
mengantarkan terbentuknya kemandirian ekonomi desa:
- Bantuan PI Prukades berbasis UBK di 30 kawasan
- Bantuan Pengembangan Inkubator Prukades di 15
kawasan
- Fasilitas Multi Pihak
(BUMN/BUMD/Swasta/Perguruan Tinggi)
- Pendampingan Manajemen dan Teknis.
3. Pembangunan Embung, yang dimaksudkan untuk
meningkatkan hasil produksi pertanian untuk mencapai
ketahanan pangan:
- Pembangunan embung dan bangunan penampung air
lainnya sebanyak 22 unit.
4. Pembangunan Sarana Olah Raga Desa (Raga Desa) untuk
kohesi sosial. Kegiatan yang terkait dengan ini tidak
dialokasikan di Dirjen Pembangunan Kawasan Perdesaan.
Pembangunan kawasan berusaha mengedepankan nilai
pengembangan suatu kawasan dengan dukungan potensi

21

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 21 1/8/2020 4:14:14 PM


kawasan juga. Oleh karena itu untuk pelaksanaan
pembangunan kawasan memperhitungkan potensi dan
kebutuhan kawasan secara terintegrasi. Sebaran kegiatan yang
menjadi tanggung jawab Dirjen Pembangunan Kawasan
Perdesaan (DPKP) dipaparkan dalam Tabel 1.3. Pembangunan
pasar kawasan dilakukan di 13 kawasan di 13 kabupaten yang
terletak di 8 provinsi seperti terlihat di Tabel 1.5. Alokasi
anggaran untuk setiap kegiatan ditampilkan di Tabel 1.4, di
mana pembangunan pasar kawasan menyerap anggaran sebesar
Rp. 12.695.287.000,-
Tabel 1.2. Rekapitulasi Sebaran Lokasi dan Kegiatan
Direktorat di Lingkungan Dirjen PKP

Sumber: Laporan Kinerja 2017 Dirjen Pembangunan Kawasan


Perdesaan. Kemendes PDTT.

22

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 22 1/8/2020 4:14:14 PM


Sebagaimana tampak pada sajian data di atas,
menunjukkan bahwa pembangunan kawasan mencakup
pembangunan di bidang fisik maupun non fisik. Pembangunan
fisik infrastruktur sebagai penunjang, menjadi bagian yang
mendasar, agar mobilitas kawasan dapat terjadi dengan baik
dan efisien. Pembangunan juga menyentuh kelembagaan
seperti manajemen desa wisata, sehingga dapat menjadi wadah
gerak pariwisata di kawasan tersebut. Hal ini akan menjadi
kekuatan tarikan yang besar sehingga akan banyak dikunjungi
wisatawan. Sementara itu pembangunan juga menyangkut
SDM dengan melalui pelatihan-pelatihan usaha ekonomi
produktif.
Setiap pembangunan tentu berkonsekuensi dengan
pembiayaan. Untuk itu konsentrasi anggaran dalam
melaksanakan pembangunan inovasi desa ini perlu
diperhatikan. Sebaran pembiayaan pembangunan inovasi desa
tersaji pada tabel 1.3.

23

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 23 1/8/2020 4:14:14 PM


Tabel 1. 3. Jenis Bantuan dan Alokasi Anggaran Dirjen
PKP Tahun 2017

Sumber: Laporan Kinerja 2017 Dirjen Pembangunan Kawasan


Perdesaan. Kemendes PDTT.
Secara logis pembangunan itu menyerap dana. Dalam
pembangunan inovasi desa tersebut secara keseluruhan
menyerap dana sebesar Rp 145.874.231.000,00. Sedangkan
sebaran pembangunan inovasi yang dilakukan juga mencakup
pengembangan SDM, pembuatan teknologi tepat guna (TTG),
sarana prasarana, dan permodalan usaha ekonomi produktif.
Pasar Kawasan termasuk pembangunan prasarana gedung yang
tentunya membutuhkan biaya yang besar. Hal ini merupakan
investasi yang akan mendorong aktivitas kegiatan

24

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 24 1/8/2020 4:14:14 PM


perekonomian rakyat. Hal tersebut salah satunya juga
dilakukan di Desa Pendem, Kecamatan Kembang, Kabupaten
Jepara. Data yang tersaji pada Tabel 1.4 menunjukkan jumlah
sebaran pembangunan pasar kawasan seluruh Indonesia.
Tabel 1. 4. Bantuan Pembangunan Pasar Kawasan di 13
Lokasi Tahun 2017

Sumber: Laporan Kinerja 2017 Dirjen Pembangunan Kawasan


Perdesaan. Kemendes PDTT.
Terlihat pada data di atas bahwa Provinsi Jawa Tengah
juga menjadi salah satu provinsi yang paling banyak menerima
bantuan untuk pembangunan pasar kawasan. Adapun salah
satu pasar kawasan yang dibangun di Jawa Tengan adalah
berlokasi di Desa pendem, Kecamatan Kembang, Kabupaten
Jepara. Pengelolaan pasar kawasan Pendem ini dilakukan oleh
Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDesma) Sido
Makmur. BUMDesma Sido Makmur memiliki sebuah kantor
yang terintegrasi dengan bangunan pasar. Dengan demikian
untuk pengawasan aktivitas pasar dapat terpantau dengan
mudah.

25

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 25 1/8/2020 4:14:14 PM


BAB II. SELAYANG PANDANG JEPARA
2.1 Profil Kabupaten Jepara
2.1.1 Kondisi Geografis
Jepara adalah sebuah Kabupaten yang menjadi bagian
wilayah dari Provinsi Jawa Tengah yang berjarak sekitar 71 km
dari Ibu Kota Provinsi Semarang. Untuk batas wilayah
administratif Kabupaten Jepara sebelah utara dan barat adalah
laut jawa sedangkan untuk sebelah selatan adalah Kabupaten
Demak sedangkan sebelah timur dari wilayah kabupaten ini
berbatasan dengan Kabupaten Kudus serta Kabupaten Pati. Di
bawah ini peta yang menunjukkan batas wilayah administratif
Kabupaten Jepara13.

Gambar 2. 1. Peta Wilayah Administratif Kabupaten


Jepara
Sumber: RKPD Kabupaten Jepara 2019

13 Ibid.

26

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 26 1/8/2020 4:14:14 PM


Secara keseluruhan luas wilayah Kabupaten Jepara
mencapai 1.004,132 km². Dilihat dari segi wilayahnya terutama
ditilik dari jumlah kecamatan, maka di Kabupaten Jepara
adalah 16 Kecamatan. Adapun dari 11 kecamatan tersebut,
terbagi ke dalam 11 Kelurahan dan 184 Desa. Peta di bawah
ini menggambarkan kondisi wilayah dan batas-batas wilayah
Kabupaten Jepara.
Tabel 2. 1 Luas Wilayah Kabupaten Jepara per
Kecamatan

Sumber: BPS Kabupaten Jepara 2017 dalam RKPD


Kabupaten Jepara 2019.
Dari 16 kecamatan yang ada di Kabupaten Jepara ini ada
tiga kecamatan yang memiliki wilayah terluas yaitu Kecamatan
Keling, Kecamatan Donorono dan Kecamatan Kembang.
Wilayah Kecamatan Kembang adalah 108, 124 km2. Di sinilah

27

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 27 1/8/2020 4:14:14 PM


pasar kawasan Pendem ini dibangun, dan dewasa ini telah
beroperasi secara berkala.
2.1.2 Kondisi Demografi
Dilihat dari data yang dipetik dari BPS Kabupaten Jepara
pada tahun 2017, menunjukkan bahwa jumlah penduduk di
tahun 2016 mencapai 1.205.800 jiwa, yang terdiri dari 601.206
laki-laki dan 604.594 perempuan. Jumlah penduduk yang
dimaksud disusun atas dasar kategori umum, sementara itu
sebagian besar didominasi oleh penduduk umur produktif,
yaitu 15-64 tahun yang kurang lebih mencapai 67,9%14 Dari
penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa Kabupaten Jepara
mengalami kondisi yang dinamakan bonus demografi. Jika ini
diberdayakan dengan baik maka Kabupaten Jepara memiliki
kekuatan sumber daya manusia yang potensial karena banyak
dari penduduknya masih di rentang usia produktif. Sedangkan
untuk angka ketergantungan di Kabupaten Jepara pada Tahun
2016 mencapai 47,26%15. Untuk menekan angka
ketergantungan ini maka perlu ditempuh kebijakan
pengembangan SDM yang lebih terarah dan terintegrasi.Seperti
yang dijelaskan di atas bahwa penduduk ini perlu diberikan
pemberdayaan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat.
Proses pemberdayaan masyarakat ini bertujuan untuk
menjadikan sumber daya manusia (SDM) yang dapat
meningkat kualitasnya berkualitas di bidangnya. Dengan begitu
angka ketergantungan akan turun dan penduduk di Kabupaten
Jepara semakin produktif.

14 Ibid.
15 Ibid.

28

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 28 1/8/2020 4:14:15 PM


Gambar 2. 2 Jumlah Penduduk Kabupaten Jepara
Berdasarkan Usia
Sumber: BPS Kabupaten Jepara 2017 dalam RKPD
Kabupaten Jepara 2019
Gambar di atas menunjukkan angka pertumbuhan
penduduk di Kabupaten Jepara dengan jumlah paling banyak
pada usia produktif. Banyaknya jumlah penduduk pada usia
produktif ini menggambarkan bahwa ada ketersediaan SDM
tenaga kerja yang melimpah, sebagai sumbangan dari bonus
demografi. Namun demikian manakala tingkat ketersediaan
lapangan kerja yang terbatas, maka sangat mungkin Kabupaten
Jepara akan mengalami masalah pengangguran yang relatif

29

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 29 1/8/2020 4:14:15 PM


besar. Untuk itu solusi dari pemberdayaan masyarakat,
pengembangan pendidikan dan pelatihan, sebagai
pengembangan SDM sangat sesuai. Di samping itu
pengembangan ekonomi produktif, membuka peluang-peluang
usaha termasuk pasar kawasan memberikan lapangan kerja
untuk masyarakat.
2.1.3 Potensi Wilayah
Andalan pengenbangan kawasan adalah adanya potensi
kawasan yang dapat didorong untuk menjadi produk unggulan.
Untuk itu potensi wilayah perlu dikenali, diidentifikasi serta
dikembangkan. Produk olahan dari potensi wilayah sangat
memungkinkan untuk menjadi produk unggulan kawasan.
Adapun beberapa potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Jepara
adalah sebagai berikut:
2.1.3.1 Bidang Pariwisata
Kabupaten Jepara memiliki wilayah-wilayah objek wisata
yang sangat potensial, seperti di bawah ini:
a. Pantai Kartini
Kartini merupakan tokoh wanita sebagai pahlawan
emansipasi yang diabadikan namanya sebagai nama
sebuah pantai. Pantai Kartini adalah sebagai sebuah
pantai yang cukup teduh karena di tepi pantai ada
hamparan kebun. Di Kabupaten Jepara merupakan
salah satu pantai yang menjadi tujuan cukup terkenal.
Pantai Kartini di Kabupaten Jepara tersebut letaknya
berada di Kelurahan Bulu Kecamatan Jepara. Selain
menyajikan keindahan alam pantai, juga memiliki
fasilitas pendukung seperti dermaga dan berbagai
permainan untuk anak-anak. Apalagi Pantai Kartini

30

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 30 1/8/2020 4:14:15 PM


menjadi salah satu akses transportasi laut menuju
Taman Karimunjawa dan Pulau Panjang.
b. Pantai Tirta Samudra
Jarak pantai ini berjarak kurang lebih 7 km jika
ditempuh dari pusat kota. Pantai Tirta Samudra tidak
kalah dengan Pantai kartini, karena juga cukup dikenal.
Pantai ini juga dikenal dengan sebutan Pantai
Bandengan. Kawasan pantai ini memiliki pemandangan
pasir putih begitu juga dengan airnya yang jernih.
Banyak aktivitas untuk para wisatawan yang cukup
menarik. Anatra lain aktivitas yang dapat dilakukan
oleh para wisatawan adalah olahraga pantai. Adapun
olahraga pantai yang sering dilakukan adalah bermain
olah raga volley pantai, berenang dan sebagainya.
c. Benteng Portugis
Benteng Portugis adalah menjadi salah satu objek
wisata yang cukup bersejarah, khususnya yang ada di
Kabupaten Jepara yang jaraknya kurang lebih 45 km di
sebelah utara Kota Jepara. Objek wisata ini berada di
Desa Banyumanis Kecamatan Donorojo yang dekat
dengan wilayah laut.
d. Air Terjun Senggollangit
Wisata alam air terjun ini berada di Desa Bucu
Kecamatan Kembang kurang lebih jaraknya 30 km ke
utara dari Kota Jepara dengan ketinggian air terjun
yang mencapai kurang lebih 80 m.
e. Perang Obor Tegal Sambi

31

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 31 1/8/2020 4:14:15 PM


Selain wisata alam dan wisata sejarah Kabupaten
Jepara juga memiliki potensi wisata budaya tradisional.
Potensi wisata budaya tersebut adalah upacara “obor-
oboran”. Upacara tradisional ini menjadi salah satu
wisata yang tidak ada duanya bahkan mungkin di
seluruh Indonesia.
f. Klenteng “Hian Thian Siang Tee” Welahan
Letak wisata ini berada di Desa Welahan
Kecamatan Welahan yang merupakan sebuah desa yang
menyimpan peninggalan-peninggalan kuno Tiongkok
dan ini juga menjadi wisata bersejarah selain Benteng
Portugis sebelumnya.
g. Makam Mantingan Jepara
Jarak wisata makan ini hanya sejauh 5 km dari
pusat kota Jepara. Letaknya berada di Desa Mantingan
Kecamatan Tahunan yang merupakan desa yang
banyak menyimpan peninggalan masa Kuno Islam.
h. Museum RA. Kartini.
Kabupaten Jepara identik dengan salah satu nama
pahlawan perempuan Indonesia, yaitu RA. Kartini.
Museum ini menarik bagi para pengunjung dan telah
menjadi salah satu objek tujuan wisata yang bernilai
bersejarah. Museum ini didirikan pada periode
pemerintahan Bupati Soewarno Djojomardowo.
i. Karimunjawa
Karimunjawa adalah sebagai salah satu tujuan
wisata yang sudah sangat banyak dikenal oleh
masyarakat luas dengan jarak sekitar 48 mil laut dari

32

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 32 1/8/2020 4:14:15 PM


Jepara. Karimunjawa memiliki panorama laut yang
indah dengan pemandangan pasir putihnya dan juga
terdapat satwa-satwa langka, seperti trenggiling, landak,
burung garuda hingga ikan lele tanpa patil.
2.1.3.2 Bidang Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Jepara menjadi salah satu wilayah yang
potensial untuk bidang kelautan dan perikanan, hal ini
didukung dengan sebagian wilayahnya yang merupakan pesisir
pantai dan pulau-pulau kecil sehingga memiliki potensi yang
dinilai cukup besar. Untuk itu cukup strategis serta menarik
untuk dikembangkan. Hal ini membutuhkan model
pengelolaan yang benar. Bahkan untuk produksi perikanan
tangkap maupun budidaya dari tahun 2012-2017 mengalami
peningkatan, seperti telah tersaji pada tabel di bawah ini.
Tabel 2. 2 Kondisi Perikanan di Kabupaten Jepara
Tahun 2012-2017

33

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 33 1/8/2020 4:14:15 PM


Sumber: Dinas Perikanan, 2018 dalam RKPD Kabupaten Jepara
2019
Melihat data di atas, sektor kelautan serta perikanan
merupakan sektor yang strategis di Kabupaten Jepara. Dengan
mempertimbangkan nilai strategis sektor tersebut, maka dapat
menjadi salah satu sektor yang bernilai untuk dikelola dan
menjadi sumber pendapatan asli daerah. Sektor yang potensial
ini sangat memungkinkan untuk dikembangkan. Bentuk
pengembangannya bukan hanya sekedar di komoditas
perikanan saja bahkan hingga produksi garam. Jika manajemen
yang digunakan tepat maka memungkinkan juga untuk terus
berkembang setiap tahunnya.
2.1.3.3 Bidang Pertanian
Bidang pertanian ini menjadi salah satu aspek yang
memiliki potensi. Hal ini mengingat bahwa di Kabupaten
Jepara sektor pertanian juga menjadi sektor paling utama yang
menyumbang PDRB Kabupaten Jepara setelah sektor industri
pengolahan dan sektor perdagangan. Kondisi tersebut karena
didukung dengan lahan pertanian di wilayah Jepara yang
luasnya mencapai 26.964 ha ini. Dengan adanya ketersediaan

34

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 34 1/8/2020 4:14:15 PM


lahan yang relatif luas, maka pertanian masih cukup memadai
untuk menjadi salah satu potensi yang dapat diandalkan.
Namun demikian sektor pertanian ini setiap tahun terancam
oleh adanya alih guna lahan, sehingga dimungkinkan terjadinya
penurunan luas lahan dari waktu ke waktu. Meskipun
mengalami fluktuasi akan tetapi sektor ini menjadi sektor yang
potensial untuk Kabupaten Jepara. Berikut ini indikator-
indikator dari sektor pertanian yang ada di Kabupaten Jepara.
Tabel 2. 3 Indikator Urusan Pertanian Kabupaten Jepara
Tahun 2012-2017

35

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 35 1/8/2020 4:14:15 PM


Sumber: DKPP Kabupaten Jepara, 2018 dalam RKPD Kabupaten
Jepara 2019
Terdapat 13 indikator untuk mengukur potensi pertanian
di Kabupaten Jepara. Di dalam indikator tersebut termasuk
untuk pengukuran peternakan juga. Jika dilakukan cross check
antara indikator output hasil pertanian dengan kinerja
pemerintah khususnya dalam produksi hasil pertanian pangan,
hortikultura dan perkebunan relatif bagus. Namun usaha
pemerintah yang sudah 100% dalam pengawasan dan
pembinaan ini semestinya masih terbatas hasilnya dilihat dari
segi penumbuhan usaha produktif di bidang pertanian.

36

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 36 1/8/2020 4:14:15 PM


2.1.3.4 Bidang Perdagangan
Seperti yang dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa
sektor perdagangan juga menjadi salah satu sektor yang
berpengaruh besar pada PDRB Kabupaten Jepara. Salah satu
wujud riil kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRN
Kabupaten Jepara adalah dari nilai ekspor produk-produk
olahan kayu dan karet yang menunjukkan hasil positif. Dilihat
dari data Kabupaten Jepara dalam angka, bahwa pada tahun
2012 nilai ekspor Kabupaten Jepara mencapai 118 juta US,
meskipun sempat mengalami penurunan di tahun 2013
menjadi 112 juta US namun nilai ekspor produk olahan ini
terus mengalami kenaikan hingga tahun 2017 bahkan mencapai
278 juta US.
2.1.3.5 Bidang Perindustrian
Di Kabupaten Jepara banyak terdapat industri yang
bergerak di bidang furniture. Sektor industri turut
berkontribusi terhadap PDRB Kabupaten Jepara Dilihat dari
data Kabupaten Jepara dalam angka, menunjukkan bahwa
selama periode tahun 2012-2017 terus mengalami peningkatan.
Hal ini sejalan dengan sentra industri yang berkembang hingga
tahun 2017 mencapai 14 sentra industri.
2.1.4 Permasalahan Jepara
Selain potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Jepara, juga
memiliki permasalahan yang harus dicarikan solusinya.
Permasalahan yang dihadapi ini tentunya menjadi pembahasan
dalam menganalisis SWOT di dalam perumusan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta di dalam
menyusun Rencana Strategis setiap Organisasi Pemerintah

37

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 37 1/8/2020 4:14:15 PM


Daerah (OPD). Pemkab Jepara memandang hal-hal berikut
sebagai masalah ataupun kekurangan/kelemahan dalam
pembangunan desa:16
1. Belum optimalnya upaya pengembangan Posyandu, di
mana capaian Posyandu Aktif baru 80%.
2. Belum optimalnya Usaha Peningkatan Pendapatan
Keluarga yang Aktif, baru mencapai 25%.
3. Menurunnya Koperasi yang memiliki diversifikasi
usaha, dari 82,9% pada tahun 2016 menjadi 74,05%
pada tahun 2017.
4. Rendahnya daya saing UKM, yakni baru 1,17% pada
2017.
5. Rendahnya persentase UMKM yang berkembang ke
arah mandiri, yaitu baru mencapai 0,14% pada tahun
2017, menurun dibandingkan tahun 2016 yang
mencapai 0,70%.
6. Belum optimalnya perkembangan OVOP, dari 1,15%
pada tahun 2016 malah turun menjadi 0,81% pada
tahun 2017.
7. Masih adanya koperasi yang tidak sehat. Tahun 2017
persentase koperasi sehat sebesar 85,88%, menurun
dibandingkan tahun 2016 yang mencapai 86,63%.
8. Masih rendahnya pembangunan kepemudaan di
Kabupaten Jepara, di mana pemuda yang memperoleh
pelatihan kewirausahaan pada tahun 2017 baru 0,13%.

16
RKPD Kabupaten Jepara Tahun 2019.

38

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 38 1/8/2020 4:14:16 PM


9. Belum dimiliki sumber daya manusia (SDM) yang
berkeahlian khusus bidang teknologi informasi atau
sistem informasi manajemen guna melaksanakan
tanggung jawab baik dalam pengolahan maupun
penyajian data.
10. Belum optimalnya persentase kelompok tani yang
berkualitas, salah satunya karena terus menurunnya
kelompok tani tingkat lanjutan dan madya pada dua
tahun terakhir, yakni 43,65% pada tingkat lanjutan dan
15,74% pada tingkat madya (tahun 2017).
Dari berbagai masalah di atas yang paling mendesak untuk
segera ditangani adalah yang berkaitan dengan produktivitas
ekonomi desa. Hal ini sesuai dengan visi dan misi Kabupaten
Jepara tahun 2017-2022 yang salah satunya menekankan pada
terwujudnya perekonomian daerah yang progresif dan mandiri.
Visi Kabupaten Jepara tahun 2017-2022 adalah: “Mewujudkan
Jepara Madani yang Berkarakter, Maju dan Berdaya Saing”.17
Ini diturunkan ke dalam lima poin misi sebagai berikut.
Selanjutnya setiap misi dirinci menjadi tujuan, sasaran dan arah
kebijakan seperti terlihat pada Tabel 1.1.
1. Pentingnya untuk dapat memperkuat Potensi Sumber
Daya Manusia (SDM) dengan cara mengembangkan
sehingga terwujud SDM yang Berkualitas, Religius dan
Berbudaya.
Untuk menjadikan masyarakat yang berkarakter dan
maju sangat penting untuk memperkuat kualitas sumber
daya manusia masyarakat Kabupaten Jepara mulai dari

17
Ibid.

39

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 39 1/8/2020 4:14:16 PM


fisik, psikologi maupun akal budi haruslah ditanamkan
nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan, sosial budaya,
pendidikan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
SDM unggul dengan kompetensi yang tinggi dan
berakhlak mulia sangat dibutuhkan dalam pembangunan
ini. Dengan begitu akan terbentuk SDM yang berkualitas,
berdaya saing dengan tetap memegang teguh nilai-nilai
yang luhur dan bangga sebagai masyarakat Jepara dan
memiliki etika pembangunan daerah.
2. Pendayagunaan Sumber Daya Alam (SDA) yang
Seimbang untuk Kesejahteraan Masyarakat.
Maksud dari misi ini adalah agar dalam pemanfaatan
sumber daya manusia benar-benar digunakan untuk
kepentingan masyarakat. Bukan hanya sekedar
memanfaatkan saja tetapi juga tetap memperhatikan
keseimbangan lingkungan, baik alam maupun sosial.
Sehingga kebermanfaatan yang dirasakan tidak hanya
untuk sekarang tetapi juga bisa dirasakan berkelanjutan
untuk yang akan datang. Terjadi keseimbangan ekosistem
dengan kata lain memanfaatkan sekaligus menjaga kualitas
hidup lingkungan. Tidak ada eksploitasi berlebihan yang
hanya mengurangi kualitas lingkungan hidup. Dengan
begitu pemanfaatan sumber daya alam ini juga akan tetap
meningkatkan keindahan dan tak lupa pemeliharaan yang
penting dilakukan sebagai modal dasar pembangunan.
3. Mewujudkan Perekonomian Daerah yang Progresif
dan Mandiri
Tentunya misi ini diharapkan dapat diwujudkan
dengan menekankan pembangunan sumber daya manusia
(SDM) yang berkualitas, serta mampu berdaya. SDM juga

40

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 40 1/8/2020 4:14:16 PM


diharapkan mampu mendorong masyarakat agar secara
mandiri dapat memanfaatkan ilmu pengetahuan dan
kemajuan teknologi untuk meningkatkan produktivitas
ekonomi mikro yang bertumpu pada potensi-potensi lokal
daerah. Jika hal itu dapat digerakkan maka akan dapat
menjadi suatu keunggulan yang mampu berdaya saing.
4. Mewujudkan Pemerataan Pembangunan yang
Berkeadilan
Pembangunan yang dilakukan ini semestinya tidak
sentralistik pada daerah tertentu saja tetapi secara
menyeluruh agar lebih merata dan terdistribusi hasil-hasil
pembangunannya. Sehingga pembangunan yang
dilaksanakan berlandaskan nilai-nilai keadilan dengan
tujuan meningkatkan pembangunan daerah dan desa, serta
untuk mengurangi kesenjangan sosial.
5. Meningkatkan Tata-Kelola Pemerintahan yang Baik
(good governance) dan Pelayanan Publik yang Profesional.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mencapai
peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance) dan pelayanan publik yang profesional adalah
melalui kualitas SDM aparatur daerah. Jika kualitas SDM
aparatur daerah ditingkatkan maka akan memberikan
dampak yang baik terhadap tata kelola pemerintahan.
Untuk terjadinya partisipasi pembangunan yang luas
diperlukan pemberdayaan masyarakat dalam rangka
meningkatkan kemampuannya.
Pemahaman terhadap visi dan misi ini hendaknya
merata ke seluruh jajaran OPD. Dengan demikian gerak
langkah semua OPD menjadi lebih terkoneksi pada

41

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 41 1/8/2020 4:14:16 PM


dengan visi misi secara baik. Berikut ini merupakan tabel
penjelasan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan
Kabupaten Jepara periode 2017-2022.
Tabel 1. 5. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan
Kabupaten Jepara 2017-2022

42

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 42 1/8/2020 4:14:16 PM


Sumber: RKPD Kabupaten Jepara Tahun 2019
Telah dijelaskan secara lengkap mengenai visi, misi, tujuan
dan sasaran yang perlu dipahami oleh semua OPD khususnya
dan pemerintahan di bawahnya termasuk pemerintah desa.
Dengan memahami visis, misi, tujuan dan sasaran, maka semua
diharapkan berkontribusi dengan optimal dalam
pencapaiannya.

43

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 43 1/8/2020 4:14:16 PM


BAB III. DESKRIPSI PASAR KAWASAN
PENDEM
3.1 Profil Desa Pendem
Bagian penting dalam mendeskripsikan pembangunan
pasar kawasan di Desa Pendem menjadi bagian penting dalam
buku ini. Untuk itulah berikut ini sebagai gambaran awal akan
disampaikan tentang profil Desa pendem.
3.2.1 Kondisi Demografi
Masalah demografi mencerminkan kondisi kependudukan
suatu wilayah. Perlu digambarkan dengan baik kondisi
demografi suatu desa dalam upaya menyusun sebuah
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa. Desa
Pendem yang merupakan bagian dari wilayah Kecamatan
Kembang, merupakan tempat yang digunakan untuk pusat
kegiatan pasar kawasan. Kondisi demografi Desa Pendem
perlu diketahui, sehingga dalam proses pemberdayaan
masyarakat juga dapat diperhitungkan kapasitasnya.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Desa Pendem,
jumlah penduduk yang ada di Desa Pendem berdasarkan jenis
kelamin adalah sebagai berikut:
Tabel 3. 1. Jumlah Penduduk Desa Pendem Berdasarkan
Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Presentase
No. Tahun
Laki-laki Perempuan Perkembangan
1. 3.686 orang 3.705 orang 2018 1,11%
2. 3.727 orang 3.689 orang 2019 -0,43%
Sumber: Profil Desa Pendem 2019.
Berdasar data yang tersaji pada tabel tersebut dapat
diketahui bahwa penduduk berjenis kelamin laki-laki
mengalami kenaikan sebesar 1,11% sedangkan untuk

44

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 44 1/8/2020 4:14:16 PM


penduduk berjenis kelamin perempuan justru mengalami
penurunan sebesar 0,43%. Dilihat dari perspektif data terpilah
gender ini menunjukkan bahwa Desa Pendem memiliki
penduduk di bawah 8.000 jiwa.
3.2.2 Kondisi Ekonomi Masyarakat
Salah satu kondisi ekonomi masyarakat dapat dilihat dari
aspek seberapa besar jumlah pengangguran dari jumlah
penduduk. Pengangguran merupakan masalah kependudukan
yang cukup penting untuk diangkat dan diberikan solusi.
Angka pengangguran ini akan membebani pencapaian
kesejahteraan masyarakat. Untuk itu pemerintah senantiasa
berusaha dengan berbagai cara guna menurunkan angka
pengangguran tersebut. Berikut ini tabel yang menggambarkan
secara rinci kondisi ekonomi masyarakat di Desa Pendem.
Tabel 3. 2 Jumlah Pengangguran di Desa Pendem
Jumlah
No. Pengangguran
(orang)
1. Jumlah angkatan kerja (penduduk usia 18-56 tahun) 4.687
Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang masih sekolah
2. 272
dan tidak bekerja
Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang menjadi ibu
3. 2.103
rumah tangga
4. Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang bekerja penuh 1.352
Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang bekerja tidak
5. 133
tentu
Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang cacat dan tidak
6. 46
bekerja
Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang cacat dan
7. 15
bekerja
Sumber: Profil Desa Pendem 2019.

45

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 45 1/8/2020 4:14:16 PM


Bertolak dari data yang tertera pada tabel tersebut dapat
diketahui bahwa jumlah penduduk di Desa Pendem paling
banyak didominasi oleh penduduk pada umur produktif yang
mencapai 4.687 orang. Untuk jumlah penduduk yang berstatus
ibu rumah tangga mencapai angka yang paling tinggi, yaitu
2.103 orang. Justru lebih besar dibandingkan penduduk usia
produktif yang bekerja penuh hanya mencapai 1.352. Ada
baiknya jika penduduk yang masih dalam level usia produktif
mampu lebih termotivasi untuk bekerja secara produktif.
Untuk melakukan pembangunan di perdesaan salah
satunya juga perlu dilakukan upaya yang didukung oleh adanya
kualitas sumber daya manusia (SDM) yang baik, salah satu
indikatornya dapat dilihat dari seberapa besar jumlah
pengangguran yang ada di suatu daerah. Oleh karena itu,
Pemerintah Desa Pendem diharapkan mampu memfasilitasi
masyarakat desanya agar lebih berdaya sehingga mampu
mengurangi tingkat pengangguran yang ada. Dengan
tumbuhnya inovasi pembangunan di pedesaan, maka akan
dapat memberikan lapangan kerja bagi masyarakat. Dengan
demikian pengangguran dapat terserap ke dalam lapangan kerja
baru tersebut dengan lebih memadai. Alhasil kesejahteraan
masyarakat dapat meningkat secara signifikan.
3.2.3 Profil Pasar Kawasan
Pasar Kawasan Pendem berkedudukan di desa Pendem,
merupakan pasar permanen yang dibangunan oleh Direktorat
PKP yang menghabiskan anggaran satu miliar. Penentuan tata
letak pasar kawasan ini pada awalnya berada di Desa
Jenggotan, akan tetapi karena faktor aksesibilitas yang terlalu
jauh sehingga kurang strategis maka ditetapkanlah
pembangunan Pasar Kawasan di Desa Pendem. Desa Pendem

46

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 46 1/8/2020 4:14:16 PM


dirasa lebih strategis, artinya aksesibilitasnya lebih mudah dari
desa yang lainnya.
Pasar ini terletak di sebuah bidang tanah kas desa yang
terintegrasi dengan lapangan bola. Bangunan pasar tersebut
menghadap ke jalan raya, yang merupakan jalan desa. Pasar ini
dibuat dengan kombinasi antara kios pasar, los pasar dan lapak.
Bangunan pasar yang berbentuk sederhana, namun konstruksi
bangunan kuat. Gambar berikut merupakan foto Pasar
Kawasan Pedesaan di Desa Pendem, Kecamatan Kembang,
Kabupaten Jepara.

Gambar 3. 1. Tampak Depan Pasar Kawasan Pendem


Dilihat dari kualitas bangunan dan konstruksi pasar
kawasan ini kuat dan dari depan terlihat cukup artistik. Pasar
ini beroperasi belum penuh, hanya pada hari-hari pasaran saja,
tidak satu pekan. Bahkan waktu berjualan juga sangat terbatas
di pagi hari jam 05.30-10.00. Para pedagang hanya membawa
barang dagangan dalam jumlah yang terbatas, karena
pengunjung hanya ramai di waktu pagi hari. Jam 09.30
pengunjung sudah banyak berkurang.

47

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 47 1/8/2020 4:14:17 PM


Gambar 3. 2. Gambar Fasilitas Parkir
Di pasar secara umum juga tersedia fasilitas parkir, lebih
baik dan permanen. Di samping fasilitas lahan parkir yang ada
di bagian belakang pasar. Untuk penempatan kendaraan yang
berupa motor dapat dititipkan di depan pasar atau di lahan
parkir yang tersedia. Namun demikian masyarakat itu
sesungguhnya sulit diminta untuk tertib tersebut, sehingga
parkir di bagian belakang pasar berserakan dan mau audiensi
tentang pasar Kawasa Pendem di Jepara.
Pada gambar di atas merupakan situasi pasar pada saat
hari libur sehingga sepi tidak ada aktivitas. Namun demikian
pada saat libur ini, kios yang di pasar bagian luar ada satu buah
kios yang buka. Adapun kios-kios yang lain tetap tutup.
Berikut merupakan bangunan pasar kawasan Pendem di bagian
dalam, dalam kondisi kosong, karena bukan hari pasaran.

48

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 48 1/8/2020 4:14:17 PM


Gambar 3. 3. Pasar Kawasan Pendem bagian dalam
Pasar dibuat los yang memanjang, sepanjang bangunan
pasar tersebut. Meja los dibuat permanen dari semen yang
dibuat per kapling. Dilihat dari bentuk dan ukuran meja cukup
memadai untuk digunakan sebagai tempat berjualan. Gang-
gang pasar yang lebarnya lebih dari satu meter, cukup
memudahkan untuk berlalu-lalang para pengunjung pasar. Los
ini disewakan kepada para pedagang dengan harga yang relatif
murah, sehingga para pedagang dapat menjangkau harga

49

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 49 1/8/2020 4:14:17 PM


tersebut. Hasil wawancara dengan pedagang disampaikan
bahwa cukup senang dengan adanya pasar kawasan ini, sebab
untuk berjualan tidak perlu menempuh jarak yang jauh.
Tempat tinggal pedagangan ada yang dari Desa Pendem, Desa
Jenggotan, Desa Dudokawu dan ada beberapa pedagang saja
yang berasal dari luar ketiga desa tersebut,
Para pedagang sebagian besar adalah para wanita, yang
umurnya sudah setengah baya ke atas. Para pedagang ini
sebagian besar menjual makanan olahan yang sangat bersahaja,
baik bahan dasarnya, bentuknya, maupun kemasannya. Dilihat
dari penampilan dagangan tersebut tentunya belum bisa
mengangkat produk untuk menjadi daya tarik yang bisa
menembus pasar yang lebih besar lagi. Beberapa tampilan
produk dagangan para pedagang dapat dicermati sebagai
berikut:

50

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 50 1/8/2020 4:14:17 PM


Gambar 3. 4. Kerupuk sermier

51

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 51 1/8/2020 4:14:17 PM


Produk kerupuk sermier ini terbuat dari bahan dasar
singkong, yang diperoses pengolahan secara tradisional, hingga
berbentuk bulat tipis dengan diameter kurang lebih 10-12 cm.
Kerupuk ini merupakan produk lokal yang sangat digemari
masyarakat. Di kios pasar tersebut dijumpai dua orang yang
menjual kerupuk sermier, yang keduanya adalah ibu-ibu yang
cukup lanjut usianya. Disampaikan bahwa keterampilan
membuat kerupuk ini belum meluas ke masyarakat, sehingga
sulit untuk mendapatkan tenaga kerja. Banyak anak muda tidak
tertarik untuk ikut mengembangkan kerupuk ini, sehingga
dikhawatirkan ke depan produk ini dapat hilang dari pasaran.
Mengingat kerupuk ini sangat laris di pasar tersebut, bahkan
dengan harga yang sangat terjangkau maka perlu
dikembangkan. Jika BUMDesma dapat mempopulerkan
sermier ini dengan melakukan kemasan yang lebih baik dan
representatif, maka dimungkinkan kerupuk ini dapat menjadi
salah satu pilihan oleh-oleh khas Pendem. Permasalahan
peremajaan SDM dengan melalui pelatihan sangat diperlukan.
Produk makanan olahan yang lain yang tampak diminati
oleh masyarakat di Pasar Kawasan Pendem adalah cethot.
Dengan harga yang terjangkau juga penjual dengan mudah
untuk menjual habis dagangannya dengan hanya kurang lebih 3
jam sudah habis. Berikut ini merupakan produk cethot yang
disajikan menggunakan tampah/tambir atau baki.

52

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 52 1/8/2020 4:14:17 PM


Gambar 3. 5. Jajanan pasar cethot
Makanan ini juga hanya dijumpai di dua tempat dengan
pedagang yang sudah lanjut usia juga. Dua ibu yang menjual
cethot ini terkesan sangat sabar, bersahaja serta, narima.
Dengan hanya berharap membawa pulang uang sebanyak Rp
60.000,00 hingga Rp 75.000,00 per pasaran. Penjualan produk
makanan cethot ini dengan harga Rp 1.000,00 per bungkus.
Jadi dapat dihitung pendapatan kotor pedagang cethot yang
maksimal Rp 75.000,00 tersebut nantinya dibelanjakan lagi
untuk modal berdagang di hari pasaran berikutnya. Senada
dengan produk cethot masih ada produk lain yang
diperdagangkan di pasar kawasan ini yaitu klepon.

53

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 53 1/8/2020 4:14:17 PM


Gambar 3. 6. Pedagang klepon
Pedagang klepon inipun seorang ibu yang sudah lanjut
usia. Produk ini juga diminati oleh masyarakat. Dengan harga
per bungkus juga hanya Rp 1000,00 sehingga terjangkau oleh
masyarakat. untuk itu dalam waktu kurang lebih tiga jam
barang dagangannya juga sudah habis. Menurut pedagang
tersebut jika laris dan bisa habis pedagang ini dapat membawa
uang pulang lebih dari Rp 100.000,00. Selain produk jajanan
pasar yang berupa makanan kecil, ada pula penjual nasi rames
dan gudeg. Di pasar tersebut ada dua orang yang menjual nasi,
keduanya adalah ibu-ibu yang berumur setengah baya. Satu
penjual berada di samping pintu masuk pasar dari arah depan,
sedangkan satu orang lagi ada di los tengah. Berikut
merupakan dagangan nasi rames.

54

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 54 1/8/2020 4:14:17 PM


Gambar 3. 7. Pedagang nasi rames
Nasi rames ini dijual mulai dengan harga Rp 2.000,00,
oleh karenanya sekelompok anak juga dapat jajan dengan uang
sakunya. Ketika dalam pengamatan aktivitas pasar ini sedang
berlangsung, dijumpai sekelompok anak dengan membawa
bola mampir membeli nasi rames tersebut. Ketika ditanya,
mereka ternyata akan berangkat bermain bola di lapangan bola
yang letaknya bersebelahan dengan pasar kawasan ini.
Selain produk makanan yang dijual di pasar kawasan
Pendem ini, masih ada produk lain yang cukup banyak adalah
ikan laut. Pasar Pendem sesungguhnya tidak berada di dekat
pantai, namun banyak pedagang yang melakukan kulakan ikan
di kampung-kampung nelayan dan menjualnya di pasar
kawasan ini, baik yang berbentuk ikan segar maupun ikan asap.

55

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 55 1/8/2020 4:14:17 PM


Gambar 3. 8. Pedagang ikan
Ikan di pasar kawasan dijual dengan harga relatif murah.
Ikan asap yang sudah diiris sesuai dengan bentuk yang pantas
untuk lauk, hanya dijual Rp 1.000,00 per potong. Sedangkan
ikan segar tidak dijual dengan terbungkus plastik dengan harga
yang beragam, namun intinya tetap terjangkau oleh masyarakat
desa. Bahkan penjual akan memberikan harga lebih murah
apabila waktu berjualannya akan segera tutup atau selesai. Hal
tersebut juga didasarkan dari pernyataan salah satu pembeli
ikan di penjual ikan tersebut. Selain itu, ada pembeli yang
membeli ikan untuk dikonsumsi sendiri dan ada pula yang
membeli cukup banyak untuk di jual kembali.
Para penjual ikan ini berjualan tidak di los, melainkan di
bagian belakang pasar yang dipasang meja-meja kayu bersifat
bergerak. Hal ini berbeda dengan los yang ada di bagian dalam.
Penempatan yang berada di bagian belakang ini mengingat
bahwa ikan membutuhkan air untuk mencuci, berbau amis,

56

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 56 1/8/2020 4:14:17 PM


sehingga jika ditempatkan di dalam akan berisiko terhadap
dagangan lain yang kering dan atau makanan terimbas lalat.
Setelah selesai berjualan, pedagang ikan ini tidak lupa untuk
langsung membersihkan lingkungan di sekitar tempat dirinya
berjualan terutama agar tidak menimbulkan bau yang kurang
enak dengan menggunakan ember dan air bersih. Seperti
halnya pedagang lain yang ada di Pasar Kawasan Desa Pendem
juga selalu membersihkan lingkungan tempat berjualan agar
kebersihan tetap terjaga.
Masih ada dagangan lain berupa kelontong, pakaian,
ember dan alat rumah tangga yang lain, sandal, sayur-mayur.
Untuk pedagang pakaian ditempatkan di los dalam sedangkan
barang kelontong, alat rumah tangga, sandal dan sepatu berada
di bagian sisi sebelah kanan pasar kawasan yang diintegrasikan
dengan bangunan tambahan yang beratap seng.

57

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 57 1/8/2020 4:14:18 PM


Gambar 3. 9. Pedagang sayur-mayur dan buah
Para pedagang sayur mayur dan buah-buahan juga berada
diantara bagunan tambahan dibagian sisi sebelah kana pasar,
namun dengan memasang lapak sendiri. Bangunan tambahan
tersebut guna menampung pedagang yang semula berjualan di
pasar lama.
Dengan mencermati bentuk, jenis dan tampilan dagangan
yang dijual di pasar kawasan secara garis besar dapat diketahui
hal-hal yang mengantarkan pada analisis produk unggulan
kawasan. Sebagian besar pedagang di pasar kawasan ini
berjualan makanan yang dengan bahan baku ketela pohon atau
disebut dengan singkong. Namun demikian beberapa produk
yang dipasarkan masih bersifat produk lokal yang masih sangat
sederhana, belum ada sentuhan teknologi, sehingga tidak awet
dan tampilan kurang menarik. Jika singkong akan diusung
sebagai produk unggulan kawasan perlu dipikirkan mengenai
diversifikasi produk yang lebih kering, penampilan menarik,
kemasan sehat praktis dan bagus, awet, dan memperoleh

58

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 58 1/8/2020 4:14:18 PM


nomor PIRT (Produk Industri Rumah Tangga) dari
pemerintah Kabupaten.
3.2.1 Profil BUMDesma
Badan Usaha Milik Desa Bersama disingkat menjadi
BUMDesma merupakan badan usaha yang terintegrasi dari
beberapa desa, dengan melalui kelembagaan BUMDesa.
Manajemen pengelolaan usaha dilakukan secara terintegrasi,
dengan perwakilan masing-masing desa menugaskan seseorang
untuk menjadi pengurus BUMDesma. BUMDesma Sido
Makmur merupakan badan usaha bersama antara tiga desa
yakni Desa Pendem, Desa Jinggotan dan Desa Dudokawu.
Sebagai usaha bersama yang dikelola oleh BUMDesma Sido
Makmur tersebut adalah Pasar Kawasan Pendem. BUMDesma
ini melakukan aktivitas perekonomian yang masih sederhana,
dan belum besar omzetnya. Berikut ini merupakan kondisi
kantor BUMDesma Sido Makmur:

Gambar 3. 10. Situasi kantor BUMDesma Sido Makmur


Kantor BUMDesma Sido Makmur berada di Pasar
Kawasan Pendem dengan menempati sebuah kios pasar yang
menghadap ke arah jalan desa. Kantor yang kurang lebih
berukuran 3x3m ini buka setiap hari pasaran. Beberapa petugas

59

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 59 1/8/2020 4:14:18 PM


atau pengurus BUMDesma selalu melakukan pemantauan pada
saat pasar beraktivitas. Sisi kanan kantor Bumdsama ini
terdapat dua buah kios yang menjual barang kelontong. Toko
ini buka sesuai dengan jadwal pasaran, namun sekali-kali juga
melakukan buka toko di pagi sampai menjelang sore hari.
BUMDesma Sido Makmur memiliki struktur organisasi
yang masih sangat sederhana. Struktur Bumdes Sido Makmur
adalah sebagai berikut:

Gambar 3. 11. Struktur organisasi BUMDesma Sido


Makmur
Susunan kepengurusan BUMDesma Sido Makmur yang
telah disahkan dan dimandati untuk mengelola Pasar Kawasan
pendem ini adalah terdiri atas:
1. Direktur
2. Sekretaris
3. Bendahara
4. Seksi Kebersihan
5. Seksi Keamanan.
Jika dilihat dari struktur BUMDesma di atas masih sangat
sederhana, dan belum mencerminkan kegiatan usaha. Pengurus

60

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 60 1/8/2020 4:14:18 PM


tersebut terkesan hanya menjalankan fungsi rutin
kerumahtanggan saja. Struktur demikian itu belum
mencerminkan lembaga bisnis. Sebuah BUMDesma layaknya
menjalankan fungsi bisnis, sehingga struktur organisasi bisnis
harusnya tampak secara eksplisit. Sebuah organisasi bisnis
tentunya akan didominasi unit-unit bisnis sebagai nomenklatur
dalam struktur organisasi. Untuk itu ke depan BUMDesma ini
hendaknya ditambahkan Unit Kegiatan Ekonomi Produktif.
Adapun bentuk organisasi kegiatan ekonomi produktif yang
melekat dewasa ini semestinya: Unit Pasar Kawasan Pendem.
Sedangkan kepengurusan hendaknya ditambahkan Perwakilan
antar Desa. Dengan demikian maka susunan struktur
organisasi ini benar-benar dapat terwakili tiga desa tersebut.

61

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 61 1/8/2020 4:14:18 PM


BAB IV. INOVASI EKONOMI DESA DI
PASAR KAWASAN JEPARA
Sebuah inovasi sangat diperlukan dalam pembangunan.
Dengan melakukan banyak inovasi maka dapat memberikan
alternatif dalam mencapai hasil-hasil pembangunan yang jauh
lebih efisien dan efektif. Inovasi yang dilakukan dapat berupa
alat, model, metode, teknologi informasi, maupun
kelembagaan. Semua ini bermanfaat untuk memberikan
alternatif dalam melakukan pembangunan berbagai bidang.
Pasar Kawasan Pendem merupakan salah satu inovasi
kelembagaan yang memberikan solusi terhadap masalah
pemasaran produk lokal di Daerah tertinggal. Khususnya Desa
Pendem, Jinggotan dan Dudokawu merupakan sebuah
kawasan yang berada di Kecamatan Kembang yang
membutukan wadah pemasaran terhadap hasil produksi lokal.
Guna mendukung pemasaran produk lokal di Provinsi
Jawa Tengah pada umumnya dan di Kabupaten Jepara pada
khsusnya perlu membuat kebijakan tentang pasar. Pasar
Kawasan di Desa Pendem ini dibangun sebagai salah satu
program Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, bersama dengan
kebutuhan pengembangan kawasan yang lain di wilayah Jawa
tengah tersebut. Untuk itu maka pemerintah Jawa tengah
membuat kebijakan terkait dengan pengembangan kawasan.
Dengan memperhatikan pengembangan kawasan ini maka
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah ini melakukan penetapan
tiga program pembangunan desa sbb.:
1. Replikasi Program Desa Berdikari pada tahun 2015
2. Kawasan Perdesaan Kemandirian Pangan pada tahun
2016

62

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 62 1/8/2020 4:14:18 PM


3. Pasar Kawasan Perdesaan pada tahun 2017.
Pada penjelasan sebelumnya juga sudah dijelaskan bahwa
awal mulanya pasar ini akan dibangun di Desa Jenggotan. Akan
tetapi melihat aksesibilitas dinilai Desa Pendem lebih tepat.
Semenjak berdirinya pasar ini aktivitas ekonomi di Desa
Pendem semakin meningkat. Apalagi pedagang yang semula
berjualan di Pasar Desa turut berjualan di Pasar Kawasan Desa
Pendem. Pasar Kawasan ini dikelola bersama-sama oleh tiga
desa pendukung, yaitu Desa Pendem, Desa Jenggotan dan
Desa Dudokawu. Untuk itu dibentuklah BUMDesma Sido
Makmur yang dikelola oleh desa tersebut. BUMDesma
tersebut pada dasarnya menjual produk unggulan yaitu Kopi
Dudokawu / Kopi Macan Kembang dengan harga Rp 15.000
per bungkus dan air mineral amtsilati dengan harga Rp 16.000
per kardus dengan isi per kardus 48 untuk kemasan gelas 220
ml, ada kemasan botol dengan ukuran 600 ml ( isi 24 botol per
kardus) dengan harga Rp 35.000, dan kemasan botol dengan
ukuran 1500 ml (isi 12 botol per kardus) dengan harga Rp
40.000 .
Bab ini akan menyoroti tentang pengelolaan Pasar
Kawasan Jepara dengan menggunakan analisis SWOT, yakni
analisis yang berupaya untuk memaksimalkan adanya aspek
kekuatan (strengths) dan aspek peluang (opportunities) serta
meminimalkan adanya kelemahan (weaknesses) maupun
ancaman (threats).18 Analisis tentang kondisi internal dan
eksternal ini telah dikenal luas. Dengan analisis ini akan

Rangkuti,Freddy Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis,


18

(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2013), hal.19. Juga Philip Kotler, dan
Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, (Jakarta:Indeks, 2009), hal.63.

63

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 63 1/8/2020 4:14:18 PM


dihasilkan empat macam strategi untuk mengembangkan suatu
perusahaan atau suatu kegiatan sbb:19
a. Strategi SO (Strength-Opportunities),
Strategi ini adalah strategi yang fokus pada pemanfaatan
dari seluruh kekuatan yang dimiliki untuk merebut serta
memanfaatkan peluang yang ada dengan sebesar-besarnya.
b. Strategi ST (Strengths-Threats),
Strategi ini merupakan strategi yang memfokuskan pada
penggunaan kekuatan yang dimiliki oleh pemerintah dalam
rangka untuk mengatasi ancaman.
c. Strategi WO (Weaknesses-Opportunities),
Strategi yang memanfaatkan peluang yang tersedia dalam
rangka untuk meminimalkan kelemahan.
d. Strategi WT (Weaknesses-Threats),
Strategi dengan meminimalkan kelemahan yang ada serta
menghindari ancaman.
4.1 Analisis Kekuatan (Strengths)
Kekuatan (strength) yang dimiliki oleh pemerintah dan
masyarakat adalah berupa sumberdaya maupun keterampilan
dan hal lain yang lebih unggul dibanding para pesaing. Jadi ini
adalah kondisi internal dari suatu organisasi yang lebih baik
dibandingkan kondisi internal dari organisasi-lawan, yang
menurut Suwarsono (1994) terdiri dari:20

19 Rangkuti, Freddy. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis,

Edisi 16. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2009.


20 Ingga, Ibrahim. Pengaruh Lingkungan Eksternal, Lingkungan Internal,

Strategi Kepemimpinan Biaya, Strategi DIferensiasi, terhadap Nilai Pelanggan dan


Keunggulan Bersaing. Program Pascasarjana Universitas Brawijaya Malang.
2009

64

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 64 1/8/2020 4:14:18 PM


1. Pemasaran
2. Keuangan
3. Operasi
4. Sumber daya manusia
5. Penelitian
6. Pengembangan
7. Sistem informasi manajemen
Setelah secara konseptual dapat diketahui serta
dirumuskan, maka perlu dicocokkan dengan kondisi lapangan
yang ada. Dengan demikian data ini akan dapat membaca
secara spesifik atas kondisi lapangan tersebut, sehingga dapat
diketahui secara rinci kondisinya. Berdasarkan observasi di
lapangan dapat dikatakan bahwa kondisi internal Pasar
Kawasan Jepara cukup kuat dalam hal-hal sbb.:
4.1.1. Sumber daya manusia
Sekalipun tidak dapat dinilai bahwa sumber daya manusia
di Pasar Kawasan ini telah baik, namun adanya pembinaan atau
pendidikan-pelatihan yang dilakukan kepada mereka
merupakan suatu kekuatan tersendiri. Pembinaan dilakukan
oleh Dinsospermandes yang bekerjasama dengan Universitas
Nahdatul Ulama (Unisnu) menyelenggarakan “Sekolah
Bumdes”. Pembinaan lain adalah pelatihan packaging
(pengemasan), yang dimotori oleh Dinas Koperasi dan
UMKM Kabupaten Jepara. Dinas ini juga melakukan pelatihan
pembuatan tempe dan tahu.
Berikut ini uraian yang lebih rinci tentang beberapa
pelatihan yang sudah dilakukan untuk meningkatkan kapasitas
sumber daya manusia dalam upaya mendorong semangat
berwirausaha untuk meningkatkan sektor ekonomi desa.

65

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 65 1/8/2020 4:14:19 PM


a. Pembinaan dan Pemberdayaan UMKM Melalui
Peningkatan Kewirausahaan
Kegiatan pembinaan ini dilakukan oleh khususnya
Organisasi Pemerintah Daerah antara lain Dinas Koperasi,
UKM, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Diskopukmnakertrans)
Kabupaten Jepara pada tanggal 6 – 8 Februari 2019 di Desa
Pendem. Dengan adanya pelatihan ini diharapkan mampu
memberikan pengetahuan kepada masyarakat Desa Pendem
tentang bagaimana mengolah bahan baku makanan menjadi
makanan olahan yang memiliki nilai tambah untuk
diperjualbelikan. Seperti mengolah makanan yang berbahan
dasar tempe dan tahu. Dengan adanya nilai tambah maka
sekaligus akan memberikan keuntungan lebih kepada
masyarakat desa yang menjualnya bila dibandingkan hanya
memperjualbelikan makanan tanpa mengolahnya terlebih
dahulu.
Proses pelatihan yang dilakukan dengan melibatkan
masyarakat setempat, sehingga terjadi transformasi
pengetahuan, terjadi proses penyadaran pembangunan dan
keterampilan dalam pengolahan berbagai produk. Pelaksanaan
pelatihan tersebut bertempat dilakukan di Kantor Desa
Pendem, seperti yang terlihat pada foto dokumentasi di bawah
ini.

66

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 66 1/8/2020 4:14:19 PM


Gambar 4. 1. Masyarakat Desa Pendem Berkumpul di
Kantor Kepala Desa Pendem untuk Mengikuti Pelatihan
Masyarakat mengikuti pelatihan dengan antusias atas
dorongan semangat ingin maju. Peserta pelatihan secara umum
terdiri atas kaum ibu, yang memiliki keterikatan langsung
dengan produk pengolahan bahan pangan. Dengan berbekal
keinginan untuk berubah dan memiliki pekerjaan sebagai
sumber penghasilan keluarga, maka dengan penuh semangat
memperhatikan materi.
Sebagai bentuk upaya mendorong masyarakat agar dapat
melakukan kegiatan ekonomi produktif maka selanjutnya
materi yang diberikan adalah produk olahan atas hasil
pertanian lokal. Produk kedelai secara umum hanya dijual
mentah. Untuk itu diperlukan keterampilan masyarakat untuk
mengolah kedelai untuk menjadi produk jadi. Adapun produk
olahan tersebut adalah tempe dan tahu. Serangkaian pelatihan
dilakukan guna memberikan transfer pengetahuan dan
keterampilan pembuatan tempe dan tahu seperti tersaji pada
foto dokumentasi sebagai berikut:

67

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 67 1/8/2020 4:14:19 PM


Gambar 4. 2. Pengarahan Narasumber
Sebuah pelatihan tidak cukup hanya bersifat teoretis saja.
Setelah membahas yang bersifat umum untuk memotivasi
masyarakat, maka kemudian menuju pelatihan yang bersifat
teknis, dengan melakukan kegiatan praktik pengolahan tahu
dan tempe. Oleh karena itu gambar dokumentasi di bawah ini

68

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 68 1/8/2020 4:14:19 PM


menunjukkan proses pelatihan yang melakukan praktik
pengolahan dan pembuatan produk kedelai menjadi tempe dan
tahu.

Gambar 4. 3. Kegiatan Pelatihan Pengolahan Tempe dan


Tahu
Beberapa gambar di atas menunjukkan mulai dari
pengarahan dan pelatihan oleh narasumber kepada masyarakat

69

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 69 1/8/2020 4:14:19 PM


Desa Pendem yang tertuju terutama kepada kaum wanita. Hal
ini dimaksudkan agar para kaum wanita dapat lebih produktif.
Kemampuan melakukan wirausaha dan memperoleh
pendapatan tambahan, akan sangat membantu kehidupan
keluarga. Dari pelatihan ini mulai dari materi motivasi
kerwirausahaan, pengetahuan tentang produk makanan, hingga
proses mengolah bahan baku tempe dan tahu telah diberikan
secara runtut. Oleh karena itu dari kegiatan pelatihan ini
mempraktikkan kedelai diolah hingga menjadi makanan yang
bernilai tambah, berupa tahu dan tempe. Hasil pelatihan ini
tampak seperti tampak pada produk olahan pada gambar di
bawah ini.

Gambar 4. 4. Pengolahan Tempe dan Tahu Setengah Jadi


Gambar di atas merupakan produk olahan yang sangat
digemari oleh masyarakat. Baik pada saat hajatan, ada
penyelenggaraan rapat-rapat formal di lingkungan pemerintah,
sekolah-sekolah, maupun pada saat acara pengajian, arisan,
ronda maupun rapat kampung, produk seperti di atas seringkali
disajikan. Untuk itulah merupakan pilihan yang tepat pelatihan
pengolahan produk temped an tahu tersebut. Pemasaran di
masyarakat maupun di instansi pemerintah dan lembaga formal
lain sangat terbuka luas.

70

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 70 1/8/2020 4:14:19 PM


Gambar 4. 5. Makanan Olahan Tahu Bulat dan Kerupuk
Tahu
Beberapa gambar di atas menunjukkan mulai dari
pengolahan makanan setengah jadi hingga menjadi makanan
yang sudah diolah. Harapannya dengan adanya pelatihan ini
masyarakat Desa Pendem terdorong untuk memiliki niat dan
semangat berwirausaha, sebagai contoh membuat makanan
dengan bahan dasar tahu dan tempe yang diolah menjadi
makanan yang bernilai tambah dan menarik. Produk makanan
ringan memiliki nilai jual yang relatif baik, sementara cukup
digemari oleh masyarakat luas. Dengan demikian pemasaran
juga terbuka lebar.

71

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 71 1/8/2020 4:14:19 PM


b. Pembinaan dan Pemberdayaan UMKM Melalui
Peningkatan Kewirausahaan (Pelatihan Pengolahan
Makanan)
Kegiatan pembinaan ini dilakukan oleh Dinas Koperasi,
UKM, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Diskopukmnakertrans)
Kabupaten Jepara pada tanggal 18 – 20 Maret 2019 di Balai
Kelurahan Karang Kebagusan. Artinya pelatihan ini dilakukan
di beberapa tempat di Kecamatan Kembang. Hal ini sangat
membantu tumbuhnya semangat masyarakat di kawasan
tersebut.

Gambar 4. 6. Pembukaan Pelatihan Oleh Perangkat Desa


dan Arahan Pelatihan dari Narasumber

72

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 72 1/8/2020 4:14:19 PM


Gambar di atas menunjukkan acara pembukaan pelatihan
oleh Perangkat Desa dan jajarannya kemudian dilanjutkan
dengan pemaparan kegiatan pelatihan oleh narasumber. Pada
pelatihan ini masyarakat desa diajari cara membuat berbagai
makanan olahan, seperti roti hingga kue, seperti pada gambar
di bawah ini.

Gambar 4. 7. Kegiatan Pelatihan Pembuatan Roti dan


Kue
Pelatihan produk olahan ini dapat memberikan bekal
kepada masyarakat untuk melakukan wirausaha. Diusahakan

73

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 73 1/8/2020 4:14:19 PM


pelatihan pembuatan roti dan kue dengan berbasis pada
produk lokal. Hal ini akan lebih menolong pengembangan
kawasan dengan produk unggulan kawasan, Namun sayangnya
pelatihan yang dilakukan masih berupa pembuatan roti yang
berbahan gandum. Oleh karena itu sebaiknya masyarakat
mampu mengembangkan sendiri terhadap resep dari gandum
tersebut, bisakah diubah menjadi pembuatan roti dan kue
dengan produk lokal.

Gambar 4. 8. Hasil Makanan Olahan: Roti Kembang


Waru Setengah Jadi
Menu di atas memang digemari masyarakat, namun
memiliki bahan utama yang tidak dihasilkan oleh pertanian dan
perkebunan lokal. Gandum merupakan produk impor, yang
tentunya kurang dapat mengangkat hasil produksi pertanian
kawasan. Ke depan perlu dikembangkan pelatihan-pelatihan
pengolahan ketela yang merupakan produk lokal yang
potensial.

74

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 74 1/8/2020 4:14:19 PM


Gambar 4. 9. Makanan Olahan: Pastel Kering dan Roti
Nastar
Apa yang diperlukan adalah upaya modifikasi terhadap
roti dan kue yang telah diterima materinya dari serangkaian
pelatihan ini. Dari sedikit dilakukan kombinasi bahan terutama
dalam produk nastar sebagai identitas roti lebaran ini, yang
paling mudah untuk dikombinasi. Terutama pada selai yang
digunakan sebagai penambah rasa di dalam nastar dapat
menggunakan produk lokal dari buah-buahan yang dapat
dibuat selai. Bahkan sangat memungkinkan dengan berbagai

75

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 75 1/8/2020 4:14:20 PM


rasa, dengan memanfaatkan beberapa buah yang selalu
berlebih produksinya pada saat musim panen.

Gambar 4. 10. Makanan Olahan: Kue Cookies dan Kue


Lidah Kucing
Beberapa produk di atas juga dapat dikenali setiap hari
raya menjadi sajian di rumah-rumah masyarakat. Meja tamu
biasanya dipenuhi dengan produk-produk berbahan gandum
tersebut. Namun dengan inovasi yang didorong untuk
tumbuh, perlu memikirkan bagaimana mengolah ketela dan

76

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 76 1/8/2020 4:14:20 PM


umbi-umbian lain yang ada di Kecamatan Kembang untuk
dapat dibuat aneka roti dan kue tersebut.

Gambar 4. 11. Makanan Olahan: Bakpia Unyil dan


Gethuk Goreng

77

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 77 1/8/2020 4:14:20 PM


Baru pada produk yang terakhir ini yang mampu
mengekspresikan potensi kawasan. Produk bakpia ini sangat
memungkinkan dikembangkan sebagai identitas kawasan,
mengingat bahan berupa ubi ungu, yang dapat dikembangkan
di kawasan ini. Lahan pertanian yang relatif luas cocok untuk
pengembangan bahan dasar pembuatan bakpia ungu.
Sedangkan produk gethuk goreng 100% merupakan produk
yang sangat potensial untuk diangkat sebagai produk unggulan
kawasan. Hal ini disebabkan oleh tersedianya tanaman ketela
pohon atau disebut dengan pohong yang secara meluas
ditanam oleh masyarakat. Ketela pohon ini dapat diolah
dengan berbagai bentuk luaran produk. Di samping itu
masyarakat sudah familier dengan makanan dari ketela pohon.
Membuat gethuk goreng juga relatif mudah, dengan bahan
tambahan yang juga tidak mahal serta mudah diperoleh di
pasaran. Apalagi membuat gethuk goring tidak banyak bahan
tambahan sehingga tidak membutuhkan biaya modal yang
tinggi.
Dapat disimpulkan bahwa beberapa gambar di atas
menunjukkan pengarahan pelatihan dari proses awal membuat
roti dan kue hingga makanan yang sudah diolah menjadi kue
dan roti, mulai dari Roti Kembang Waru, Pastel Kering, Kue
Nastar, Kue Cookies, Kue Lidah Kucing, Bakpia, dan Gethuk
Goreng. Adanya kegiatan pelatihan pembuatan kue dan roti ini
diharapkan menjadi salah satu bentuk dorongan dan dukungan
dari Pemerintah Desa kepada masyarakat agar lebih produktif.
c. Pelatihan Keterampilan dan Pengembangan Desain
Produksi UMKM (Pelatihan Bordir)
Kegiatan pelatihan ini dilakukan oleh Dinas Koperasi,
UKM, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Diskopukmnakertrans)

78

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 78 1/8/2020 4:14:20 PM


Kabupaten Jepara pada tanggal 22 – 24 April 2019 di Desa
Bucu, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara. Pelatihan ini
dilakukan agar menambah pengetahuan masyarakat terhadap
desain produk, salah satunya melalui pelatihan bordir.
Keterampilan bordir ini dapat mendorong masyarakat
untuk mengembangkan usaha ekonomi produktif di dalam
konteks kerajinan tangan. Home industry yang dapat tumbuh
memberikan warna bagi perekonomian daerah. Namun untuk
dapat mengembangkan produk tersebut dibutuhkan ide kreatif
yang perlu diasah secara terus menerus.

Gambar 4. 12. Pembukaan Pelatihan Oleh Perangkat


Desa dan Arahan Pelatihan dari Narasumber
Gambar di atas menunjukkan acara pembukaan pelatihan
oleh perangkat desa dan jajarannya dilanjutkan pemaparan
kegiatan pelatihan oleh narasumber hingga kegiatan inti
pelatihan bordir taplak meja menjadi lebih menarik. Dengan
pelatihan desain produksi salah satunya pelatihan bordir ini

79

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 79 1/8/2020 4:14:20 PM


diharapkan dapat mendorong masyarakat Desa Bucu lebih
kreatif dalam desain produk yang nantinya dapat
diperjualbelikan.
Sebuah pelatihan lain yang juga diberikan oleh pemerintah
dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat dalam
melakukan peningkatan usaha ekonomi produktif adalah batik
maupun bordir. Ini merupakan keterampilan tangan yang
berusaha untuk mendorong tumbuhnya usaha kerajinan di
kalangan masyarakat.

Gambar 4. 13. Narasumber Memberikan Motivasi


Tampak gambar di atas menunjukkan seorang narasumber
memberikan motivasi untuk pengemabang kegiatan ekonomi
produktif. Dengan melakukan pengembangan ekonomi
produktif tersebut selain dapat menciptakan lapangan kerja
baru, juga dapat meningkatkan variasi hasil produksi kawasan.

80

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 80 1/8/2020 4:14:20 PM


Gambar 4. 14. Pelatihan Membuat Bordir
Untuk melakukan pembuatan bordir diperlukan mesin
jahit bordir. Tampak bara sumber sedang memberikan
pembelajaran cara menjalankan mesin jalan agar dapat
membuat bordir yang bagus. Dengan demikian unsur parktik
sangat diperhatiakan dalam sistem penyampaian materi
pelatihan pembuatan bordir. Dengan melalui praktik ini
sehingga semua peserta diharapkan memiliki kemahiran dalam
mebuat berbagai macam produk kerajian dari bordir tersebut.
Gambar di bawak ini menunjukkan peserta berada dalam
kelompok-kelompok untuk melakukan pebuatan bordir,
dengan dipandu oeh instruktur yang sudah sangat
berpengalaman. tampak bahwa para peserta sangat tekun di
dalam mengikuti pelatihan ini.

81

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 81 1/8/2020 4:14:20 PM


Gambar 4. 15. Praktik Membuat Bordir
Pelatihan yang dilakukan ini sangat bagus, sehingga perlu
dikembangkan dengan baik. Diharapkan setelah kursus
dilakukan ini, masyarakat menggunakan keterampilannya untuk
melakukan usaha riil. Tapi sayangnya setiap habis pelatihan
yang paling berat adalah mengangkat keterampilan tersebut
untuk menjadi realitas kegiatan ekonomi masyarakat. Artinya
penerapan keterampilan di praktik sehingga menjadi usaha-
usaha yang maju, menjadi lapangan kerja baru dan
menghasilkan kesejahteraan masyarakat yang nyata.
d. Pelatihan Kemasan (packaging) Produk UMKM Makanan
Kegiatan pelatihan kemasan ini dilakukan oleh Dinas
Koperasi, UKM, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(Diskopukmnakertrans) Kabupaten Jepara pada tanggal 24 –
25 Juni 2019 di Desa Kecapi, Kecamatan Tahunan, Kabupaten
Jepara.
Kelemahan yang ada di masyarakat setelah ada produk
industri kecil berupa olahan apapun, adalah belum mampu

82

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 82 1/8/2020 4:14:20 PM


mengemas produk dengan baik, sehat dan menarik. Hal ini
menyebabkan beberapa produk olahan masyarakat tidak laku
di pasaran, karena sangat lemah kemampuan bersaingnya.
Tanggap dengan masalah tersebut, maka pemerintah daerah
melakukan usaha untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam melakukan pengemasan hasil olahan yang ada. Untuk
itulah pelatihan pengemasan ini digelar.

Gambar 4. 16. Penjelasan dari narasumber


Beberapa penjelasan diberikan oleh narasumber pelatihan
tentang pentingnya sebuah kemasan untuk menjaga agar

83

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 83 1/8/2020 4:14:20 PM


sebuah produk itu awet, menarik dan memiliki nilai tambah
yang lebih tinggi. Oleh karena itu belajar mengemas ini sangat
penting. Produk tidak hanya didasarkan pada rasa dan warna
yang menarik, namun juga kemasan yang mampu mengangkat
derajat nilai jual produk jauh lebih penting. Pembeli biasanya
melihat tampilan fisiknya sebelum membeli. Oleh karena itu
memeberikan kesan awal ini sangat penting, agar tangan
pembeli memilih produk kita.

Gambar 4. 17. Kegiatan Pelatihan dan Hasil Packaging

84

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 84 1/8/2020 4:14:20 PM


Gambar di atas menunjukkan acara pemaparan kegiatan
pelatihan oleh narasumber hingga kegiatan inti pelatihan
packaging dan hasil akhir. Dengan adanya pelatihan packaging
diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat
Desa Kecapi agar mampu membuat kemasan produk menjadi
lebih menarik.
e. Pelatihan Pengolahan Buah
Kegiatan pelatihan kemasan ini dilakukan oleh Dinas
Koperasi, UKM, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(Diskopukmnakertrans) Kabupaten Jepara pada tanggal 13 –
15 Februari 2019 di Desa Gedangan, Kecamatan Welahan,
Kabupaten Jepara. Selanjutnya dilakukan kegiatan pelatihan
untuk pengolahan produk buah untuk menjadi berbagai
produk yang lebih awet dan menarik. Pengolahan buah
menjadi beberapa produk lain tersebut sangat membantu
petani pada saat appen yang melimpah yang kurang terserap di
pasaran. Hal ini mengatasi masalah pembusukan buah.

85

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 85 1/8/2020 4:14:21 PM


Gambar 4. 18. Pembukaan Pelatihan oleh Perangkat Desa
dan Peserta Pelatihan
Proses pelatihan secara umum didahului dengan acara
seremonial yang dilengkapi dengan beberapa pidato sambutan.
Masyarakat tampak sudah hadir dan mendengarkan beberapa
sambutan yang disampaikan dengan baik.

Gambar 4. 19. Kegiatan Pelatihan Pembuatan Dodol

86

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 86 1/8/2020 4:14:21 PM


Pelatihan ini relatif teknis sehingga tidak terlalu banyak
materi yang disampaikan, namun memperkaya praktik.
Gambar di atas peserta mulai dikenalkan dengan bebeagai
bahan yang diperlukan untuk pembuatan dodol dan selai.
Masyarakat mengikuti dengan seksama agar dapat melakukan
praktik dengan lebih paham dan berhasil dengan baik. Berkat
keseriusan masyarakat dalam pelatihan ini, maka pada akhirnya
dapat menghasilkan beberapa produk olahan dodol dan selai
dari bahan pokok buah-buahan.

Gambar 4. 20. Makanan Olahan: Dodol dan Selai Dodol

87

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 87 1/8/2020 4:14:21 PM


Beberapa gambar di atas dapat disimpulkan merupakan
serangkaian acara kegiatan pelatihan pengolahan buah mulai
dari sambutan perangkat desa, hingga yang terakhir adalah
gambar makanan olahan dari buah yang sudah diolah menjadi
dodol dan selai dodol. Harapan dari pelatihan ini adalah agar
masyarakat desa terdorong untuk semakin kreatif
berwirausaha, salah satunya melalui pemanfaatan buah untuk
dijadikan sebagai makanan olahan.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat diketahui bahwa
pemberdayaan masyarakat telah dilakukan salah satunya
melalui berbagai pelatihan yang sudah dilakukan oleh Dinas
Koperasi, UKM, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Jepara. Ini merupakan salah satu upaya yang ditunjukkan oleh
Pemkab Jepara untuk meningkatkan kapasitas sumber daya
manusia dalam hal berwirausaha. Masyarakat desa didorong
agar lebih produktif mengolah berbagai potensi yang ada untuk
dikembangkan menjadi suatu produk yang dapat menghasilkan
keuntungan yang lebih banyak.
Dalam konteks Pasar Kawasan Jepara baru dilakukan
pelatihan tempe dan tahu saja. Oleh karena itu diharapkan ke
depan hasil-hasil pelatihan ini dapat menjadi sebuah kegiatan
produktif yang mampu menyerap pengangguran dan tenaga
kerja lokal. Di samping itu dengan pelatihan pengemasan dapat
mendorong lebih masif agar para pedagang agar mereka lebih
memahami cara mengemas. Dengan demikian nilai dan daya
jual produk meningkat, hal ini disebabkan karena kemasan
yang lebih menarik dengan varian yang lebih banyak. Artinya
potensi desa benar-benar terangkat. Berikut ini beberapa poin
yang diharapkan dari adanya pembinaan dan pelatihan:

88

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 88 1/8/2020 4:14:21 PM


1. Pasar kawasan dapat bersaing dengan para kompetitor
dan menyesuaikan diri dengan kemajuan.
2. Pasar kawasan mampu menyiapkan dan menjawab
tantangan di masa depan.
3. Pasar kawasan dapat menghadirkan produk berkualitas
yang dapat meningkatkan citranya.
4. Pasar kawasan akan lebih fleksibel dalam mekanisme
penggunaan alat-alat baru.
5. Menumbuhkan inovasi pada setiap produk yang
dipasarkan.
Selain pelatihan diperlukan pula pendampingan terhadap
pengurus Bundesma, di mana pendamping memiliki tiga fungsi
sbb:
a. Sebagai Fasilitator
Pendamping itu memfasilitasi kebutuhan para pedagang
dan para pengurus BUMDesma yang dalam hal berupa
informasi serta sarana penting atau pokok yang diperlukan. Di
samping itu itu, para pendamping di pasar kawasan juga perlu
mengkordinasikan sumber daya yang ada di sekitar warga
Desa. Sebagaimana pendapat yang diungkapkan oleh Kamil
(2010) bahwa sebagai fasilitator “seorang pendamping
diharapkan dapat mengkoordinasikan sumber daya yang ada
disekitar masyarakat, sumber daya tersebut terbagi dalam
sumber daya yang bersifat manusiawi dan non manusiawi yang
memungkinkan kegiatan dan pengembangan kewirausahaan
dapat berkembang secara optimal”.21

21 Kamil, M. 2010. Model Pendidikan dan Pelatihan. Bandung:


Alfabeta

89

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 89 1/8/2020 4:14:21 PM


b. Sebagai Motivator
Peran dari seorang pendamping harus selalu memberikan
dorongan kepada para pedagang dan pengurus BUMDesma
pasar kawasan agar supaya memiliki sebuah berani untuk
memanfaatkan hasil dari pelatihan keterampilan yang telah
diikuti. Di samping itu dapat juga mendorong supaya
penduduk dapat mengembangkan sebuah usaha yang
dijalaninya guna meningkatkan kesejahteraan. Memberikan
pengarahan tentang pentingnya memanfaatkan hasil pelatihan
keterampilan sehingga dapat membuka peluang usaha baru.
Pendamping juga mendorong para pedagang dan para
pengurus BUMDesma agar pasar kawasan yang beroperasi
pada hari-hari tertentu atau sepanjang pekan, untuk dapat
menyisihkan pendapatannya untuk ditabung. Dengan demikian
para pedagang dan para pengurus BUMDesma memiliki
cadangan uang untuk mengembangkan usaha lebih lanjut.
Apabila pada suatu saat yang sifatnya adalah tiba-tiba ada
kebutuhan mendadak, maka dapat memenuhinya. Sebuah
keberhasilan seorang pendamping adalah ditentukan oleh
kemampuannya dalam memberikan motivasi terhadap warga
masyarakat, kemudian mampu untuk menggerakan warga
sehingga setiap warga dapat menimbulkan manfaat bagi dirinya
demi kesejahteraan semua.22
c. Pendamping Berperan Sebagai Katalisator
Pendamping memiliki peran dalam membangun
kemitraan serta jejaring dengan berbagai pihak. Kemitraan dan

22 Kamil, M, Loc.cit

90

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 90 1/8/2020 4:14:21 PM


jejaring ini diharapkan yang dapat membantu para pedagang
dan para pengurus BUMDesma. Bentuk bantuan terutama
diperlukan dalam menyelesaikan masalah bahan baku maupun
masalah pemasaran produk warga desa. Jadi pendamping
menjembatani hubungan para pedagang dan pengurus
BUMDesma Desa Pendem dengan masyarakat dan pengusaha
besar.23
4.1.2. Keuangan
Hal lain yang menjadi kekuatan dari Pasar Kawasan di
Desa Pendem ini adalah keuangannya. Meskipun pencatatan
masih terbilang konvensional, terlihat ada kecenderungan yang
positif dari hasil sewa tahunan dan retribusi. Biaya sewa
dipatok berdasarkan fasilitas dan ukuran, yakni sebesar Rp
1.750.000, Rp 400.000, dan Rp 200.000. Tarif retribusi bagi
pedagang yang hanya kadang-kadang saja berjualan di pasar
kawasan ditentukan sebesar Rp 85.000,- per bulan. Penghasilan
ini dapat digunakan untuk menambah fasilitas pasar serta
perbaikan infrastruktur guna meningkatkan kenyamanan
pengunjung pasar. Ke depan akan dipasang pelindung matahari
di belakang pasar untuk mengurangi paparan sinar matahari
yang terbilang sangat terik di pasar kawasan ini.
Namun pembukuan yang masih konvensional dengan
cara manual bisa memakan waktu lama dalam
pembaharuannya. Juga mungkin terjadi perselisihan catatan
keuangan per bulan dan per tahun. Jika data hilang akan
membuat repot semuanya, karena harus menelusur dari awal.
Dalam kondisi seperti ini perlu dilakukan monitoring laporan

23 Kamil, M, Loc.cit

91

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 91 1/8/2020 4:14:21 PM


keuangan secara teratur dan cermat pada setiap bagian, dan
dilakukan cross-check satu sama lain, sehingga kesalahan ataupun
pelanggaran dapat diperbaiki sejak dini.
4.2 Analisis Kelemahan (Weaknesses)
Suatu organisasi tentunya memiliki lingkungan internal.
Adapun lingkungan internal di sini banyak variabel yang dapat
dianalisis. Pada prinsipnya analisis lingkungan internal ini
meliputi kekuatan dan kelemahan. Guna mengembangkan
BUMDesma diperlukan analisis kelembagaan dengan lebih jeli.
Dengan demikian nantinya akan ditemukan solusi yang tepat.
Strategi pengembangan akhirnya dapat dirumuskan
berdasarkan data. Berdasarkan observasi di lapangan terhadap
pengelolaan Pasar Kawasan Jepara dijumpai beberapa
kelemahan/weaknesses sbb.:
4.2.1. Organisasi dan Manajemen
Pengorganisasian BUMDesma Sido Makmur dapat
dikatakan masih kurang bagus. BUMDesma hanya berisi lima
jabatan pengurus yaitu antara lain Ketua, Sekretaris,
Bendahara, Seksi Kebersihan serta Seksi Keamanan. Karena
jabatan ada lima posisi, maka personil dari pengurus juga ada
lima orang. Jumlah ini sebenarnya masih kurang untuk
mengelola seluruh kegiatan operasional. Sekretaris merangkap
sebagai pendamping lapangan pasar. Petugas kebersihan
merangkap menjadi penarik uang retribusi harian. Akibatnya
kebersihan pasar terlihat kurang. Toilet kurang bersih, sampah
berserakan tidak tertangani dengan baik. Selain itu proses
pemasaran, terutama promosi produk unggulan, juga
terabaikan.
Mengingat kondisi tersebut dapat disarankan hal-hal sbb.:

92

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 92 1/8/2020 4:14:22 PM


a. Rencana Usaha BUMDesma: Berkembangnya suatu
organisasi pasti diawali dengan sebuah perencanaan yang
benar. Untuk itu maka BUMDesma ini perlu membuat
perencanaan usaha, setidaknya dalam jangka waktu satu
hingga tiga tahun ke depan. Rencana ini diperlukan agar
para pengelola BUMDesma memiliki pedoman yang jelas
jelas mengenai apa yang harus dikerjakan serta apa yang
harus dihasilkan dalam waktu tertentu. Dengan adanya
dokumen rencana maka kinerja para pimpinan dan
anggota dapat terukur dengan jelas dan tegas. Sebuah
BUMDesma dalam rangka mengawali usaha diperlukan
penyusunan rencana usaha atau business plan BUMDesma.
Pekerjaan ini dilakukan bersama dengan dewan penasehat
BUMDesma.
b. Menyusun desain informasi: BUMDesma merupakan
lembaga ekonomi desa dengan skema kerjasama antar
Desa yang bersifat terbuka, sehingga diperlukan
pembuatan desain sebuah sistem informasi kinerja
BUMDesma. Di samping itu keterukuran dari beberapa
aktivitas pendukung lain juga diperlukan. Dengan
demikian beberapa aktivitas yang berhubungan dengan
kepentingan masyarakat umum baik secara langsung
maupun tidak langsung menjadi lebih terukur. Strategi ini
sangat perlu dilakukan supaya BUMDesma tersebut
memperoleh dukungan yang lebih banyak dari berbagai
pihak.
c. Penyusunan tentang deskripsi tugas yang jelas merupakan
kebutuhan pokok organisasi yang bergerak di bidang
apapun. BUMDesma merupakan organisasi baru yang
sangat penting untuk meletakkan fondasi dalam berkiprah

93

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 93 1/8/2020 4:14:22 PM


di dunia perdagangan: Adapun sebuah deskripsi tugas baik
untuk setiap anggota maupun para pengelola BUMDesma,
juga diperlukan untuk memperjelas peran dan tanggung
jawabnya. Selain terbagianya tugas dan pemerataan beban
kerja dimiliki oleh masyarakat, namun masih juga ada
permasalahan lain seputar manajemen ini. Perlu dicamkan
bahwa dengan adanya pembagian tugas secara merata ini
dapat menghindari adanya tumpang-tindih dalam
menjalankan tugas. Di samping itu pembagian tugas
berguna untuk menentukan kompetensi yang dibutuhkan
oleh orang-orang yang akan ditempatkan pada jabatan
tertentu.
d. Mendesain struktur organisasi BUMDesma yang rinci:
Struktur organisasi BUMDesma ini dibuat guna
menggambarkan bidang pekerjaan yang harus tercakup di
dalam organisasi. Di sisi lain bentuk hubungan kerja di
antara bidang-bidang pekerjaan tersebut, baik hubungan
instruksi, konsultasi maupun pertanggung jawaban.
e. Lembaga ini diharapkan akan awet bertahan bahkan dapat
pula berkembang, manakala disadari atas para
pendukungnya, yakni masyarakat pada umumnya. Dalam
tingkat operasi yang lebih besar, maka diperlukan adanya
komisaris desa karena peranannya sangat penting, yaitu
melakukan pengawasan serta memberikan nasehat kepada
pelaksana operasional atau direksi dalam menjalankan
kegiatan pengelolaan usaha. Tugas lainnya adalah meminta
penjelasan pelaksana operasional atau direksi mengenai
pengelolaan usaha.

94

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 94 1/8/2020 4:14:22 PM


4.2.2. Pemasaran
Pemasaran yang dilakukan oleh para pedagang maupun
pengurus Bundesma masih konvensional, belum menggunakan
sistem online. Konsumen yang datang hanya penduduk sekitar
dari desa tetangga. Ke depan diharapkan produk-produk pasar
kawasan terutama produk unggulan seperti kopi dari Desa
Dudokawu dan makanan khas Desa Pendem dapat dipasarkan
secara online, sehingga pasarnya menjadi lebih luas dan
keuntungan yang diperoleh produsen dan pedagang meningkat.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperbaiki
pemasaran pasar kawasan ini adalah sbb.:
1. Diperlukan sebuah dokumen perencanaan inovasi,
khususnya di dalam bidang pemasaran.
Salah satu dokumen perencanaan sangat diperlukan.
Manajemen keuangan dan pemasaran ternyata sangat
diperlukan.
2. Perencanaan target pasar dan pembagian wilayah
penjualan produk.
Sebagai contoh, harus diteliti dengan cermat, siapa dan di
mana konsumen kopi dari Desa Dudokawu yang menjadi
produk unggulan pasar kawasan.
3. Pengarahan pada fungsi pemasaran.
Aktivitas untuk memberikan semangat perlu dibangun
dalam konteks berorganisasi. Adapun langkah yang
dilakukan adalah dengan penetapan sarana distribusi yang
digunakan. Di sisi lain sebuah pengarahan cakupan
wilayah penjualan, tenaga penjualan, agar dalam
melakukan pemilahan yang teratur dan terorganisir. Di
dalam proses penjualan sebaiknya terkoordinasi sehingga
ada tidak ada penumpukan tenaga penjual pada satu lokasi

95

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 95 1/8/2020 4:14:22 PM


yang sama, sementara di tempat lain kosong. Selain itu
juga terdapat pengarahan jam kerja yang kemudian dibagi
kepada masing-masing tenaga penjual. Sedangkan untuk
melakukan fungsi pengawasan secara lancar, hal ini
digunakan pengukuran tingkat penjualan. Hal ini
dilakukan karena bertujuan untuk mengawasi kinerja
pemasaran dari para tenaga penjual.
4.2.3. Operasi
Pengendalian dalam bidang produksi dan operasi, terlihat
dalam usaha BUMDesma Sido Makmur dalam melakukan
pengawasan kualitas produk yang dihasilkannya. Dengan
memilih produk yang cacat atau produk yang tidak layak jual,
maka alternatif lain produk dapat dipilah pada saat masuk ke
dalam proses packaging. Pada implementasi pemasaran produk
unggulan BUMDesma Sido Makmur yaitu kopi macan
kembang, proses packagingnya sudah terlihat bagus. Akan tetapi
produk selalu kehabisan persediaan ketika permintaan
konsumen banyak. Hal ini tentu menyebabkan turunnya
permintaan konsumen. Selain itu juga dapat mematikan proses
pemasaran. Distribusi pada produk unggulan tersebut juga
masih konvensional sehingga proses distribusi barang kurang
efektif.
4.2.4. Penelitian
Pada faktor penelitian, sejauh ini belum pernah dilakukan
riset di pasar kawasan ini. Ke depan Desa Pendem bisa usulkan
menjadi salah satu objek kegiatan KKN Mahasiswa. Hal ini
sebagai salah satu bentuk lain dari riset atau penelitian. Selain
itu dengan adanya program KKN mahasiswa dapat memantik

96

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 96 1/8/2020 4:14:22 PM


inovasi-inovasi lain untuk memajukan Desa Pendem dan
sekitarnya, sehingga kesejahteraan masyarakat akan meningkat.
4.2.5. Pengembangan
Pada faktor pengembangan masih terdapat beberapa hal
yang perlu dilakukan. Berdasarkan kunjungan tim penulis,
pasar kawasan ini berencana ingin menambahkan penutup
dinding yang akan dipasang di bagian belakang pasar. Hal ini
bertujuan untuk melindungi pasar dari debu dan melindungi
pedagang dari sinar matahari yang membuat pedagang tidak
nyaman. Selain itu akan dilakukan perbaikan atap untuk
mengantisipasi agar tidak banjir saat musim hujan tiba. Akan
tetapi saat ini masih dalam proses perencanaan.
Sebenarnya kelemahan-kelemahan organisasi itu sangat
banyak, bahkan sampai sulit untuk menghitungnya dan
menganalisisnya. Guna membatasi hal ini, maka diperlukan
kepastian arah dan variabelnya. Untuk itulah analisis terhadap
BUMDesma ini cukup dibatasi pada beberapa variabel penting.
Namun demikian secara akademik terdapat batasan di atas.
Sesungguhnya selain hal-hal di atas dapat pula ditambahkan
kelemahan lain dari pasar kawasan di Desa Pendem ini sbb.:
1. Kemendes PDTT hanya memberikan bantuan fisik
berupa bangunan pasar kawasan di Desa Pendem.
Pengurus BUMDesma kesulitan dalam pengadaan fasilitas
pasar dan perluasan area pasar. Memang ada pemasukan
dari biaya sewa tahunan dan juga retribusi, tapi jumlahnya
tidak mencukupi untuk memenuhi semua kebutuhan
dalam waktu singkat. Dibutukan waktu yang cukup lama
dalam melakukan perbaikan infrastruktur. Alasan
pemerintah hanya memberikan bantuan modal saja adalah

97

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 97 1/8/2020 4:14:22 PM


karena adanya UU No. 14/2015 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara melarang pemerintah
memberikan bantuan kepada masyarakat. Hanya badan-
badan yang memiliki payung hukum atau berbadan
hukumlah yang boleh memberikan bantuan kepada
masyarakat.
2. Laporan pertanggung jawaban pengelolaan pasar kawasan
ke setiap desa pendukung kurang lancar. Tentu saja hal ini
akan menimbulkan prasangka buruk apabila tidak segera
ditangani. Bila perlu pengurus Bundesma menempelkan
laporan pertanggung jawaban kegiatan dan keuangannya
setiap bulan di dinding pengumuman Kantor BUMDesma
Sido Makmur. Dengan pelaporan yang transparan maka
publik akan paham bagaimana para pengurus BUMDesma
bekerja keras membangun lembaga usaha milik warganya
itu. Transparansi ini akan membangun kepercayaan publik
pada pengurus BUMDesma sehingga warga tidak enggan
untuk berpartisipasi lebih intensif. Karena bagi
BUMDesma Sido Makmur partisipasi warganya sangat
penting dan memberi pengaruh besar bagi kemajuan
usaha. Selain itu cara menulis laporan jangan berbelit-belit.
Sebaliknya kalimat-kalimatnya disusun dengan jelas,
gampang dipahami dan menyodorkan data yang konkrit.
Persoalan-persoalan yang dihadapi juga harus dipaparkan
dengan gamblang sehingga warga dapat ikut memberikan
masukan demi terpecahkannya persoalan bersama
tersebut.

98

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 98 1/8/2020 4:14:23 PM


4.3 Analisis Peluang (Opportunities)
Peluang (opportunity) adalah situasi penting yang
menguntungkan dalam lingkungan perusahaan atau organisasi.
Contohnya adalah adanya segmen pasar baru yang semula tidak
ada atau terabaikan, perubahan peraturan dan situasi
persaingan, perkembangan teknologi serta membaiknya
hubungan dengan pembeli atau pemasok, semua ini dapat
menjadi peluang bagi perusahaan atau organisasi. Berikut ini
peluang yang dapat diperoleh ataupun dimanfaatkan oleh
pengurus Bundesma yang mengelola pasar kawasan ini:
a. Penjualan secara online.
Dalam pemasaran produk yang unggulan yang dijual di
BUMDesma Sido Makmur yaitu air mineral amtsilati 1
dan kopi Dudokawu memiliki peluang untuk bekerja sama
dengan beberapa toko online. Diharapkan apabila terjadi
kesepakatan kerjasama dengan situs penjualan online,
maka nantinya produk-produk unggulan tersebut akan
lebih banyak terpasarkan. Dengan online maka jangkauan
pasar akan jauh lebih luas. Jarak antara pemilik toko dan
konsumen tidak menjadi penghalang keduanya untuk
melakukan transaksi jual-beli. Juga tidak diperlukan modal
yang besar untuk pemasaran online ini, cukup dengan
ponsel dan akses internet.
b. Adanya pelatihan/workshop yang ditujukan bagi
pasar kawasan.
Pengurus BUMDesma dan para pedagang di pasar
kawasan memperoleh manfaat untuk memajukan pasar
kawasan dan juga BUMDesma Sido Makmur. Misalnya
dapat dilakukan workshop tentang pemetaan potensi desa.

99

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 99 1/8/2020 4:14:23 PM


Pemetaan potensi desa tersebut berisikan pemilihan usaha,
analisis SWOT, perkiraan biaya, perkiraan pendapatan,
sampai pada konsep bisnis yang akan dilakukan. Dapat
pula dilakukan pelatihan/pendampingan tentang cara
membina kemitraan dengan tempat-tempat wisata di
Jepara untuk memasarkan produk-produk unggulan
BUMDesma Sido Makmur. Workshop lain yang dapat
dilakukan adalah penyampaian pengetahuan umum seperti
konsep dasar kebijakan dan regulasi berkaitan dengan
pasar kawasan dan Bumdes seta BUMDesma. Dengan ini
warga lebih memahami tahapan pendirian dan pengelolaan
Bumdes serta BUMDesma, dan juga diharapkan
memahami desain pengembangan bisnis produk unggulan
dari BUMDesma.
c. Peluang mengolah pupuk organik dari sampah
dedaunan dan bungkusan makanan yang berserakan
di sekitar pasar kawasan.
Pengurus BUMDesma dan para pedagang dapat
bekerjasama mengumpulkan sampah-sampah tersebut,
dimasukkan ke dalam drum-drum di belakang pasar.
Setelah disiram air nantinya dalam beberapa hari sampah
tersebut akan ditumbuhi cacing dan akan menyatu dengan
tanah dan dapat menjadi pupuk yang laku dijual. Selain itu
juga dapat digunakan untuk menyuburkan dan
menghijaukan lingkungan sekitar pasar kawasan yang saat
ini terkesan tandus/kering. Nantinya dalam jangka
panjang juga dapat dibuat taman di sekitar pasar kawasan
agar terlihat indah.

100

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 100 1/8/2020 4:14:23 PM


d. Panen singkong/ketela yang belum diolah lebih
lanjut.
Melalui pelatihan pengolahan produk lokal, maka
singkong ataupun ketela tadi dapat disulap menjadi
makanan yang memiliki nilai jual yang cukup tinggi,
misalnya pie ketela-ayam, cake ketela, singkong saus gula
merah dan inovasi lainnya.
4.4 Analisis Ancaman (Threats)
Ancaman (threat) adalah kondisi dari lingkungan
perusahaan yang tidak menguntungkan. Ancaman adalah
sebagai pengganggu utama terhadap suatu capaian status
atapun posisi yang diinginkan oleh suatu organisasi. Seperti
masuknya para pesaing baru, lambatnya sebuah pertumbuhan
pasar, terjadinya peningkatan kekuatan atau daya pembeli di
dalam konteks tawar-menawar ataupun para pemasok, adanya
perubahan teknologi serta diberlakukannya peraturan baru atau
yang direvisi dapat menjadi ancaman bagi keberhasilan
perusahaan. Bertolak dari acuan ini maka dapat dipahami
kondisi lapangan yang menjadi objek kajian yaitu Pasar
kawasan pendem, Adapun bagi pasar kawasan yang
berkedudukan di Desa Pendem tersebut maka terdapat
beberapa ancaman sbb.:
a. Beberapa produk lokal yang dijual di pasar kawasan seperti
cetot, klepon, jenang dan getuk sebenarnya dapat
dilakukan pengolahan produk agar memiliki nilai jual
tinggi, namun hal ini terancam gagal dikarenakan bahan
yang tersedia sangat sedikit. Sehingga pedagang hanya
menjual produknya dengan wujud yang biasa saja.

101

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 101 1/8/2020 4:14:23 PM


b. Produk unggulan kopi memiliki banyak pesaing dari
daerah lain. Hal ini menjadi ancaman tersendiri.
Konsumen mudah untuk berpindah ke produk pesaing.
Apalagi kopi macan kembang / kopi desa Dudokawu
persediaannya tidak ajeg di satu pihak dan belum ada yang
melakukan penjualan online di pihak lain.
c. Hadirnya para pesaing yang memiliki permodalan yang
relatif kuat. Kekuatan modal besar dapat menekan biaya
produksinya dan menjangkau wilayah yang luas, sehingga
dapat menyedot konsumen yang selama ini menjadi
pelanggan produk-produk pasar kawasan. Dengan kata
lain ada banyak produk-produk pengganti atau produk
alternatif yang dapat secara mudah untuk diperoleh oleh
konsumen, dan ini memudahkan konsumen untuk beralih
ke produk lain.
Bertolak dari beberapa analisis yang dilakukan, maka
dapat memperoleh gambaran terhadap kondisi eksisting pasar
kawasan yang sudah berjalan kurang lebih satu tahun ini. Pasar
Kawasan Pendem, masih memiliki beberapa permasalahan.
setelah dilakukan identifikasi maka banyak isu strategis yang
muncul, dan membutuhkan solusi. Pendekatan SWOT ini
berusaha untuk dapat mengantarkan perumusan strategi
kebijakan yang perlu ditempuh dalam mengembangkan pasar
kawasan tersebut. Dari analisis lingkungan internal dan
eksternal di atas dapat dirumuskan strategi SO, WO, WT, dan
ST sebagai berikut:
a. Strategi Kekuatan untuk Meraih Peluang atau
disebut dengan strategy SO (Strength-Opportunities)
Strategi SO ini dibuat dengan tujuan guna memanfaatkan
seluruh kekuatan yang dimiliki oleh BUMDesma untuk meraih

102

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 102 1/8/2020 4:14:23 PM


peluang yang ada secara optimal sehingga BUMDesma
mengalami peningkatan kondisi, kapasitas maupun
profitabilitas yang membuatnya dapat berjalan secara
berkelanjutan. Pemanfaatan peluang yang ada dengan sebesar-
besarnya tentunya tidak mudah. Organisasi BUMDesma
hendaknya memiliki sensitivitas terhadap semua peluang
tersebut. Dari analisis yang telah dilakukan di atas dapat
diajukan dua strategi sbb.:
1. Menambah kapasitas produksi
Penambahan kapasitas produksi ini dapat dilakukan pada
produk unggulan seperti Kopi macan Kembang untuk
dipasarkan ke wilayah yang selama ini belum digarap
BUMDesma.
2. Menjalin kemitraan
Untuk memperkuat modal salah satunya dapat dilakukan
dengan penguatan kemitraan atau kerja sama dengan berbagai
pihak, sehingga dapat melakukan pengembangan produk untuk
bersaing di pasar yang sebenarnya masih sangat luas. Variasi
produk dapat ditambah dengan teknologi yang lebih tinggi, dan
pemasaran dilakukan secara online.
b. Strategi kekuatan untuk mengatasi Ancaman atau
disebut strategi ST (Strenghts-Threats)
Strategi tersebut adalah suatu langkah jitu organisasi
BUMDesma untuk memanfaatkan kekuatan internal yang
dimiliki tersebut secara optimal untuk mengatasi ancaman
yang berasal dari lingkungan eksternal. Berdasarkan analisis
strategis tersebut, maka BUMDesma dalam konteks

103

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 103 1/8/2020 4:14:23 PM


pengelolaan Pasar Kawasan pendem ini dapat menempuh
strategi sebagai berikut:
1. Menjaga kualitas produk
Kualitas dari produk harus benar-benar dipastikan
dalam kondisi yang baik agar konsumen tidak
berpindah ke produk lain. Dengan kualitas yang baik
dan terjaga kontinuitasnya maka konsumen akan puas
dan loyal.
2. Memaksimalkan kapasitas produksi
Pemaksimalan ini perlu dilakukan untuk menekan
biaya-tetap, agar dapat bersaing dengan kekuatan
modal besar. Ini untuk mengurangi resiko perpindahan
konsumen ke produk pesaing.
3. Inovasi dan Variasi Produk
Mengembangkan beberapa inovasi serta variasi produk
yang dapat meningkatkan kualitas, memiliki nilai
tambah ekonomi serta guna menambah daya pikat bagi
konsumen. Dengan mengikuti kebutuhan dan
keinginan konsumen produk-produk Bundesma dapat
terus diminati dan laku di pasar.
4. Menekan harga jual produk dan peningkatan
distribusi
Kedua hal ini dilakukan agar dapat menekan harga jual
produk dan memperbanyak saluran distribusi sehingga
konsumen mudah memperoleh produk unggulan
BUMDesma.
5. Mempromosikan produk unggulan desa
Mengangkat unggulan produk ketela dan umbi-umbian
sebagai citra kawasan dengan diversifikasi olahan jadi.

104

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 104 1/8/2020 4:14:24 PM


c. Strategi untuk menekan kelemahan agar dapat meraih
peluang atau disebut strategi WO (Weaknesses-
Opportunities)
Strategi ini dilakukan dengan memanfaatkan peluang yang
ada untuk meminimalkan kelemahan yang dimiliki. Tentu
saja BUMDesma memiliki beberapa kelemahan yang
menjadikannya sulit untuk meraih peluang. Untuk itu
kelemahan yang ada di BUMDesma ini perlu dibenahi,
sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Bahkan
dapat pula dilakukan pemanfaatan peluang eksternal yang
ada untuk menekan kelemahan yang dimiliki. Beberapa yang
dapat dilakukan adalah:
1. Memaksimalkan pelatihan
Mengatasi rendahnya kinerja manajemen dan mengatasi
kualitas produk dengan memanfaatkan pelatihan-
pelatihan dari pemerintah maupun swasta
2. Meningkatkan strategi promosi
Mengatasi rendahnya kinerja pemasaran dengan
pemanfaatan iklan desa, pemerintah daerah, regulasi
yang menghimbau/mewajibkan untuk berbelanja di
BUMDesma bagi para perangkat desa, maupun forum
pertemuan dan rapat-rapat.
3. Memanfaatkan jejaring

105

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 105 1/8/2020 4:14:24 PM


Mengatasi rendahnya honor karyawan BUMDesma,
dengan pemanfaatan jejaring dan peluang inkubasi
bisnis.
4. Memaksimalkan pengolahan sampah pasar
Mengolah sampah pasar terpilah bekerjasama dengan
pengepul.
5. Menekan harga beli
Menekan harga beli bahan baku melalui pembelian
dalam jumlah besar dari pemasok.
d. Strategi WT (Weaknesses-Threats)
Strategi ini bersifat defensif, meminimalkan kelemahan
yang dimiliki serta menghindari ancaman dari luar.
Beberapa kelemahan organisasi BUMDesma yang
berbenturan dengan ancaman yang datang dari luar.
Seperti masalah rendahnya honor karyawan sementara di
luar banyak tawaran pekerjaan yang lebih menjanjikan.
Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan motivasi
kerja, sehingga karyawan atau pengurus BUMDesma
merasa cukup puas bekerja di pasar kawasan. Beberapa
strategi yang dilakukan adalah:
1. Dorongan motivasi
Memotivasi untuk mempertahankan karyawan agar
tidak lari ke pekerjaan lain.

106

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 106 1/8/2020 4:14:24 PM


2. Menanamkan nilai-nilai kepedulian terhadap
produk lokal desa
Menanamkan cinta memakai produk sendiri untuk
menambah optimalisasi pemasaran
3. Meningkatkan partisipasi pelaku usaha
Mempertahankan partisipasi pedagang dalam
mengurangi risiko usaha.
4. Menanamkan nilai pentingnya menjaga
kebersihan
Membiasakan budaya bersih para pedagang untuk
menarik pengunjung.

107

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 107 1/8/2020 4:14:24 PM


BAB V. PENUTUP
Dari paparan yang sudah dibuat dalam buku ini dapat
disimpulkan bahwa pasar kawasan yang dikelola oleh
BUMDesma Sido Makmur di Desa Pendem, Kecamatan
Kembang Kabupaten Jepara memiliki produk unggulan yang
potensial untuk dikembangkan, yaitu Kopi Macan dan juga air
mineral Amtsilati. Selain itu warga dan pedagang juga telah
mengikuti beberapa pelatihan seperti packaging dan inovasi
pengolahan produk tempe dan tahu untuk dijual di pasar
kawasan. Letak pasar kawasan juga sudah strategis, mudah
dijangkau oleh penduduk dari desa lain speerti Desa
Dudokawu dan Desa Jenggotan. Namun di sisi lain produk
unggulan yang dikelola oleh BUMDesma Sido Makmur seperti
Kopi Macan Kembang dan juga air mineral Amtsilati belum
cukup banyak volume penjualannya.
Melihat beberapa kekuatan, kelemahan,
kesempatan/peluang dan ancaman yang ada dapat diajukan
beberapa pemikiran untuk memajukan BUMDesma. Bertolak
dari beberapa analisis strategi tersebut maka kebijakan yang
dapat dikembangkan adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas, kuantitas, pengemasan dan
diversifikasi produk.
2. Penggunaan inovasi teknologi tepat guna untuk
melakukan produksi dalam menekan biaya produksi.
3. Mengembangkan kerjasama tripatit dengan pemerintah,
masyarakat dan perusahaan, misalnya toko online, guna
peningkatan omzet penjualan.
4. Penyerapan produk ke dalam sistem internal BUMDesma
dan masyarakat serta pemerintah lokal.

108

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 108 1/8/2020 4:14:24 PM


5. Mengelola dan memotivasi pedagang untuk memiliki
partisipasi yang baik melalui paguyuban pedagang.
6. Mengangkat unggulan produk ketela dan umbi-umbian
sebagai citra kawasan dengan diversifikasi olahan jadi.
7. Perangkat desa perlu memotivasi warga/pedagang untuk
mempraktikan hasil pelatihan pengolahan produk
unggulan agar dapat segera dijual di pasar kawasan.
Dengan adanya hal baru ataupun inovasi baru yang dijual
di pasar kawasan akan lebih banyak konsumen berbelanja
di pasar kawasan.
8. Perlu dilakukan lebih banyak pelatihan yang lebih tertata
dan berkelanjutan disertai dengan pendampingan setelah
pelatihan berakhir.
9. Jumlah pengurus/karyawan BUMDesma perlu ditambah
disertai pembagian tugas yang lebih jelas. Penataan
terutama perlu dilakukan terhadap sekretaris, bendahara,
humas dan pemasaran.
10. Perlu disediakan tempat sampah terpilah di sekitar area
pasar kawasan agar pasar menjadi lebih bersih, rapi dan
indah. Sampah organik dapat diolah menjadi pupuk untuk
menghijaukan area pasar dan dapat pula dijual.
11. Pengembangkan pasar mandiri dalam pengolahan sampah
organik untuk pupuk, bahkan ke depan bisa terintegrasi
dengan pengelolaan pasar sebagai tempat rekreasi, dengan
pengembangan taman pasar.

109

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 109 1/8/2020 4:14:24 PM


110

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 110 1/8/2020 4:14:24 PM


Daftar Pustaka

Agung. 2019. Pengelolaan Pembangunan Desa Defisit.


https://ugm.ac.id/id/berita/17638-
pengelolaan.pembangunan.desa.defisit
Buku Dana Desa. Kementerian Keuangan Republik Indonesia,
Jakarta.
Ingga, Ibrahim. Pengaruh Lingkungan Eksternal, Lingkungan
Internal, Strategi Kepemimpinan Biaya, Strategi DIferensiasi,
terhadap Nilai Pelanggan dan Keunggulan Bersaing. Program
Pascasarjana Universitas Brawijaya Malang. 2009
Kamil, M. 2010. Model Pendidikan dan Pelatihan.
Bandung.Alfabeta
Keputusan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 48
Tahun 2018 Tentang Pedoman Umum Program
Inovasi Desa.
Rangkuti, Freddy. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus
Bisnis, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2013),
hal.19. Juga Philip Kotler, dan Kevin Lane Keller,
Manajemen Pemasaran, (Jakarta:Indeks, 2009), hal.63.
Keputusan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 48
Tahun 2018 Tentang Pedoman Umum Program
Inovasi Desa.
Keputusan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 48
Tahun 2018 Tentang Pedoman Umum Program
Inovasi Desa Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, Dan Transmigrasi Republik Indonesia
Laporan Kinerja 2017 Dirjen Pembangunan Kawasan
Perdesaan. Kemendes PDTT

111

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 111 1/8/2020 4:14:24 PM


Rangkuti, Freddy. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus
Bisnis, Edisi 16. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2009.
Riview Rencana Strategis Dirjen PKP 2017-2019. Kemendes
RI.
RKPD Kabupaten Jepara Tahun 2019
Suharyanto & Arif Sofianto. 2012. Model Pembangunan Desa
Terpadu Inovatif di Jawa Tengah. Badan Penelitian dan
Pengembangan Provinsi Jawa Tengah.
http://jurnal.kemendagri.go.id/index.php/jbp/article/dow
nload/78/75/

112

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 112 1/8/2020 4:14:25 PM


Tentang Penulis
Dra. Ambar Teguh Sulistiyani, M.Si.
Lahir di Sleman, tahun 1966.
Pendidikan S1 Ilmu Administrasi Negara
diselesaikan tahun 1990 di FISIPOL UGM,
dilanjutkan dengan S2 Ilmu Administrasi
Negara di FISIPOL UGM yang diselesaikan
tahun 1998. Saat ini sedang menyelesaikan
studi S3 di program doktoral Prodi Ilmu
Lingkungan Sekolah Pasca Sarjana UNS.
Menjadi staf pengajar Prodi Manajemen dan
Kebijakan Publik FISIPOL UGM. Minat
riset manajemen sumberdaya manusia,
pembangunan, pemberdayaan masyarakat dan studi lingkungan, dan
menulis beberapa buku teks.
Dr. Samodra Wibawa, M.A
Dosen ilmu administrasi negara di Fisipol
UGM sejak 1990, Sekjen Asosiasi Ilmuwan
Administrasi Negara 2011-2013 dan Dekan
Fisipol Untidar periode 2015-2019. Tahun
1994 menulis tesis tentang kebijakan polusi
udara di University of Bath, England, dan
2003 mempertahankan disertasi tentang
reformasi administrasi kabupaten di Deutsche
Hochschule fuer Verwaltungswissenschaften,
Speyer, Jerman. Telah menyusun sepuluhan
buku, al. Negara-negara di Nusantara: dari negara-kota hingga negara-
bangsa, dari modernisasi hingga reformasi administrasi (2001) dan Politik
Perumusan Kebijakan Publik (2011).

113

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 113 1/8/2020 4:14:25 PM


Adiesta Aldo Prayuda, S.I.P
Lahir di Yogyakarta 12 Februari 1997 adalah
lulusan dari Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu
Politik Universitas Gadjah Mada dengan
program studi Manajemen dan Kebijakan
Publik. Saat ini (2019) menjabat sebagai
Asisten Dekan di Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik UGM. Pernah bersekolah di
SMA Muhammdiyah 1 Yogyakarta dan aktif
di beberapa kegiatan seperti mengikuti
organisasi IPM (Ikatan Pelajar
Muhsmmadiyah), mengikuti kegiatan ekstrakulikuler pencak silat dan
juga pasukan inti. Selain aktif dalam organisasi ia juga aktif mengikuti
lomba di bidang akademik, salah satunya adalah menjadi finalis pada
lomba International Islamic Economics Olympiad tahun 2015.
Berlanjut di tingkat perguruan tinggi, beberapa pengalaman dan
prestasi yang pernah diikuti adalah menjadi delegasi dalam acara
Intercultural Friendship Societyvtahun 2018, sebagai delegasi dalam
acara Temu Administrator Indonesia di Universitas Padjajaran
Tahun 2016, sebagai delegasi di acara Temu Administrator Muda
Indonesia di Universitas Maritim Raja Ali Haji dan mendapatkan
predikat presentator terbaik Tahun 2017 , kemudian juga meriah
Juara 3 lomba tingkat nasional penulisan karya ilmiah publikisme
yang diadakan di UNDIP tahun 2017.

Aprodhita Jenuary Charolina, S.I.P


Lahir di Yogyakarta, tahun 1997. Asisten
peneliti di Direktorat Pengabdian Kepada
Masyarakat, Universitas Gadjah Mada.
Pendidikan terakhir S1 Manajemen dan
Kebijakan Publik FISIPOL UGM
diselesaikan tahun 2019. Saat ini terlibat
dalam beberapa penelitian dan pengabdian
masyarakat. Minat riset pada
pemberdayaan masyarakat, manajemen
publik, pelayanan publik, pembangunan desa dan daerah.

114

18-Inovasi Pasar Kab Jepara.indd 114 1/8/2020 4:14:25 PM

Anda mungkin juga menyukai