KABUPATEN MAJALENGKA
PROVINSI JAWA BARAT
KKN - T 2017
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
KKN-T FEM IPB 2017
PANITIA PELAKSANA
KULIAH KERJA NYATA (KKN) - TEMATIK
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2017
Judul Buku
Buku Potensi Wilayah Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat
Diterbitkan oleh:
Fakultas Ekonomi dan Manajemen - IPB
Jl. Agatis Kampus IPB Dramaga, Bogor, Jawa Barat 16680
Telepon: +62 251- 8626520 / Email: fem@apps.ipb.ac.id
KATA PENGANTAR
Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB
Prof. Dr. Ir. Yusman Syaukat, M.Ec
Selama kegiatan KKN-T berlangsung, mahasiswa telah berhasil untuk mengidentikasi dan
merumuskan solusi bagi permasalahan di desa. Rumusan solusi tersebut diturunkan menjadi
beberapa program kegiatan yang dilaksanakan di desa dengan mempertimbangkan aspek
lingkungan, sosial, ekonomi dan budaya. Dalam pelaksanaan program tersebut, mahasiswa
bergerak atas dasar kompetensi dan pengetahuan yang dimilikinya. Keseluruhan hasil
pemikiran dan program-program yang dilakukan oleh mahasiswa selama di Kabupaten
Majalengka, kemudian kami susun menjadi sebuah buku yang mampu menangkap aktivitas
mahasiswa selama KKN-T 2017 berlangsung. Melalui buku ini diharapkan berbagai stakeholders,
khususnya Pemerintah Kabupaten Majalengka, dapat mengetahui kondisi faktual di desa dan
buku ini diharapkan dapat membantu dalam merumuskan kebijakan untuk pengembangan
daerah kedepannya. Selain itu, penyusunan buku ini diharapkan dapat menjadi acuan dan
bahan untuk studi literatur pendahuluan apabila di kemudian hari, terdapat universitas lain
yang akan menerjunkan mahasiswanya, sehingga dapat terlebih dahulu mengetahui kondisi di
lapangan.
Saya memberikan apresiasi yang tinggi, khususnya kepada Panitia Pelaksana KKN-Tematik
FEM IPB yang diketuai oleh Dr. Burhanuddin, MM, yang telah mampu untuk merancang,
mengelola dan mendokumentasikan seluruh kegiatan selama KKN-Tematik berlangsung,
termasuk menyusun buku ini sebagai salah satu output dari kegiatan tersebut. Semoga buku
ini dapat bermanfaat.
PENGANTAR EDITOR
Ketua KKN-T FEM IPB
Dr. Ir. Burhanuddin, MM
Berbagai hal yang telah dilakukan oleh mahasiswa ini, diapresiasi dengan baik dan
mendapat respon yang positif dari Pemerintah Kabupaten Majalengka. Pemerintah Kabupaten
juga telah berpartisipasi aktif dan berperan terhadap kesuksesan KKN-Tematik ini. Sebagai
bentuk ucapan terimakasih, buku potensi wilayah ini dihadirkan agar Pemerintah Kabupaten
Sumedang mengetahui keadaan faktual di desa. Buku ini juga hadir untuk menginformasikan
berbagai program kegiatan yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa selama kegiatan
KKN-Tematik berlangsung.
SELAYANG PANDANG
Konsep Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik
FEM - IPB
Kegiatan KKN-Tematik FEM IPB mengacu pada konsep KKN-Tematik IPB sebagai salah satu
tanggungjawab akademik sivitas akademika FEM IPB kepada masyarakat. Kegiatan KKN-
Tematik FEM IPB merupakan kegiatan kurikuler yang dirangcang secara tematik dalam
memenuhi kewajiban tridharma Perguruan Tinggi, yakni Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian
pada Masyarakat. Oleh karena itu, kegiatan ini diharapkan dapat mengasah softskill kemitraan,
kerjasama tim lintas kompetensi dan leadership mahasiswa dalam mengelola program
pembangunan di masyarakat perdesaan. Selain itu, juga merupakan jembatan antara kampus
dengan masyarakat pedesaan dalam hal diseminasi dan implementasi inovasi dan teknologi
tepat guna.
Dalam kerangka memperkuat dan mempercepat proses difusi inovasi kampus melalui
kegiatan KKN-Tematik, FEM IPB melakukan penyempurnaan konsep KKN-Tematik yang
berorientasi kepada keberlanjutan program dan besaran dampak pada masyarakat pedesaan
(lihat Gambar). Mahasiswa KKN-Tematik FEM IPB mengembangkan program-program di
desa atas dasar tematik lokasi yang dirumuskan dari data terkini lingkungan sosial, ekonomi
dan budaya dari lokasi tersebut. Dalam pelaksanaan program, mahasiswa bergerak atas
dasar kompetensinya dengan melakukan identikasi potensi desa, merancang peta desa, dan
mengidentikasi kebutuhan desa. Berdasarkan tema dan kompetensi, mahasiswa kemudian
merancang pengembangan program-program pembangunan desa.
Keluaran dari KKN-Tematik FEM IPB dengan konsep diatas berupa Laporan KKN-Tematik per
Desa, Buku Potensi Desa, dan Video Prol Desa. Laporan KKN-Tematik merupakan bentuk
pertanggungjawaban akademik mahasiswa, sedangkan Buku Potensi adalah bentuk keberlanjutan
dan Video Prol merupakan cara memperbesar dampak KKN-Tematik FEM IPB, karena diupload
di internet dan media sosial.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Dekan FEM-IPB: Prof. Dr. Yusman Syaukat, M.Ec iii
Pengantar Editor
Ketua KKN-T FEM-IPB: Dr. Ir. Burhanuddin, MM v
Selayang Pandang:
Konsep Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik FEM - IPB vii
Daftar Isi ix
Kecamatan Argapura
1. Desa Argalingga 3
2. Desa Argamukti 15
3. Desa Cibunut 23
4. Desa Cikaracak 33
Kecamatan Sindangwangi
5. Desa Tejamulya 43
1. Desa Balagedog 157
2. Desa Bantaragung 167
Kecamatan Maja
3. Desa Lengkongkulon 175
1. Desa Anggrawati 57 4. Desa Sindangwangi 191
2. Desa Banjaran 67 5. Desa Ujungberung 201
3. Desa Nunuk Baru 79
4. Desa Paniis 89
Kecamatan Sukahaji
5. Desa Tegalsari 95
1. Desa Palabuan 215
2. Desa Cikoneng 229
Kecamatan Rajagaluh
3. Desa Ciomas 241
1. Desa Babakankareo 105 4. Desa Nanggewer 249
2. Desa Pajajar 117 5. Desa Tanjungsari 263
3. Desa Payung 125
4. Desa Sindangpano 133
5. Desa Teja 145
KKN - T 2017
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Kecamatan Argapura
Kabupaten Majalengka, Jawa Barat
02 | KKN-T FEM IPB 2017
Kecamatan Argapura
Kabupaten Majalengka, Jawa Barat
KKN-T FEM IPB 2017 | 3
PROFIL DESA
ARGALINGGA
Suprehatin, SP,MAB
Kekuatan Kelemahan
Keindahan alam yang asri Rendahnya kepedulian menjaga
Udara sejuk dan belum lingkungan
tercemar Belum sadarnya masyarakat akan
Pertanian yang potensial adanya peluang serta kesempatan
Masyarakat yang agamis Kurang menghargai sebuah proses
SDA yang melimpah Rendahnya tingkat pendidikan
masyarakat
Masyarakat kurang visioner dan tidak
memiliki orientasi tujuan hidup
Peluamg Ancaman
Potensial untuk menjadi desa wisata Pencemaran lingkungan
Agroedutourism Kerusakan lingkungan
Meningkatkan tingkat perekonomian Lunturnya budaya setempat dan
masyarakat Desa Argalingga kearifan local
Meningkatkan taraf hidup masyarakat Program pengembangan desa seringkali
Memotivasi masyarakat untuk terus salah sasaran
memajukan Desa Argalingga dari berbagai Munculnya persaingan yang tidak sehat
aspek karena mengedepankan ego semata
PROFIL DESA
ARGAMUKTI
Desa Argamukti memiliki luas wilayah 3.397.991 km, berada pada ketinggian 1200
meter di atas permukaan laut. Totpografi wilayah Desa Argamukti tergolong da-
taran tinggi dengan jenis tanah kering. Curah hujan di Desa Argamukti sebesar
1500 mm3/tahun dan memiliki suhu rata-rata harian sebesar 16°C.
Aktif/ tidak
Nama Lembaga Jumlah Kegiatan
aktif
Badan Permusyawaratan Aktif 9 orang Merumuskan penye-
Desa lenggaraan desa
Lembaga Pemberdayaan Aktif 5 orang Memberdayaakan
Masyarakat masyarakat
PKK Aktif 7 orang Dasawisma
Karang Taruna Aktif 5 orang Bermain bola volly
Gapoktan Tidak aktif 14 orang Sosialisasi dan pen-
dampingan pertanian
Anggota Linmas 3 orang Ronda
Kelompok Tani Maju Jaya Aktif 5 orang Menjembatani
penjualan hasil
pertanian
Menanam sayuran tidak seperti menanam padi, harus selalu dikontrol dan disiram
sehari minimal sekali, dibutuhkan biaya dan modal yang besar buat memulai usaha.
Perlu pendampingan dan pengolahan off farm dari hasil pertanian.
Selain komoditas pertanian petani juga mengusahakan hewan ternak seperti sapi,
ayam kampung, kambing, domba, angsa, dan kelinci. Rata-rata kepemilikan ternak
per petani yaitu 1) sapi sebanyak tiga ekor; 2) ayam kampung sebanyak tiga belas
ekor; 3) kambing sebanyak tiga ekor; 4) domba sebanyak empat ekor; 5) angsa
sebanyak tiga ekor; dan 6) kelinci sebanyak dua ekor.
Tingkat kemiskinan di Desa Argamukti pada tahun 2015 hingga 2016 berdasar-
kan Laporan Pertanggungjawaban Kepala Desa mencapai 159 Kepala Keluarga
dari 759 Kepala Keluarga. Adapun program yang dilakukan oleh pemerintah un-
tuk menanggulangi hal tersebut yaitu dengan pemberian Raskin.
PROFIL DESA
CIBUNUT
Aspek
UMKM Madu Kaliandra UMKM Gula Aren
Permasalahan
Produksi Butuh waktu lama, 4 Masih melalui proses
bulan 1x tradisional
Input Banyak lebah yang Sulit menemukan pohon
hijrah aren
Harga input/output Satu botol mampu Satu pcs dijual seharga Rp
menghasilkan profit Rp 5.000
130.000
Pemasaran Konsumen mendatangi Menjualnya ke pengepul,
lokasi rumah pribadi lalu dijual ke pasar
Kemiskinan
Tahun
Jumlah (orang) Persentasi (%)
2011 405 24,107
2012 400 23,809
2013 393 23,392
2014 382 22,738
2015 378 22,5
Sumberdaya alam yang terdapat di Desa Cibunut merupakan suatu potensi untuk
dikembangkan, mengingat Kabupaten Majalengka akan menjadi kota industri
dalam beberapa tahun ke depan, maka perlu diseimbangkan dengan terpeliharanya
lingkungan dan bahkan suatu kawasan yang bisa dikembangkan menjadi wisata.
Dewasa ini, wisata alam menjadi salah satu destinasi wisata yang menjanjikan. Oleh
karena itu, kami berinisiatif membuat business plan pengembangan wisata berbasis
alam. Potensi yang paling menjanjikan adalah terdapat Bukit Cangkuang di kawa-
san strategis Desa Cibunut yang disinyalir bisa menyaingi Bukit Penyaweuyan.
Kekuatan Kelemahan
Tanah yang subur Kesulitan akses air
Rasa kepedulian masyarakat yang masih Sarana pendidikan kurang
guyub Kualitas SDM yang masih
Komoditi pertanian yang menjadi rendah
unggulan desa
Peluang Ancaman
Bantuan pemerintah rutin diseleng- Masyarakat terbiasa membuang
garakan sampah sembarangan
Membutuhkan modernisasi Kurang sadarnya wisatawan un-
teknologi tuk ikut menjaga lingkungan
Mengembangkan potensi komoditi, Sudah adanya leader market dari
sehingga diolah menjadi produk beberapa produk olahan
sekunder
PROFIL DESA
CIKARACAK
Bulan
Jenis Lahan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
C C C Bd Bd Bd K K K
Tegalan T T T S S S
Bd Bd Bd
Komoditas pertanian yang diusahakan oleh warga Desa Cikaracak yaitu cabai, tomat,
daun bawang, labu siam, kol, terong ungu, sawi putih, dan rebung. Hasil pertanian di
Desa Cikaracak dijual dengan harga sebagai berikut: 1) bawang daun dijual dengan
harga Rp 8.000/lg; 2) kol dijual dengan harga Rp 2.000 s.d Rp 3.000/kg; 3) sawi dijual
dengan harga . Rp 2.000 s.d Rp 3.000/kg; 4) cabai dijual dengan harga Rp 8.000/kg,
saat bulan puasa dijual dengan harga Rp 10.000 s.d Rp 15.000/kg; 5) tomat dijual
dengan harga Rp 8.000, saat bulan puasa dijual dengan harga Rp 10.000 s.d Rp
15.000/kg. Penjualan komoditi tersebut masih dilakukan di kebun kepada tengkulak.
Berdasarkan data Kestra tahun 2015 tingkat kemiskinan di Desa Cikaracak pada tahun
2015 mencapai 127 Kepala Keluarga. Adapun program pemerintah untuk menanggulangi
hal tersebut antara lain: 1) program raskin, dengan menyediakan beras yang murah; 2)
program BPJS dengan pemberian asuransi kesehatan untuk masyarakat; 3) program Kartu
Indonesia Sehat dengan pemberian bantua biaya kesehatan; dan 4) Kartu Indonesia Pintar
dengan pemberian bantuan pendidikan. Pemberian program pengentasan kemiskinan te-
lah dilakukan secara baik dan menyeluruh, perlu dipertahankan kedepannya. Selain itu
perlu adanya pemberdayaan ekonomi pertanian berbasis BUMDES/ Koperasi / bantuan
permodalan .
Kekuatan Kelemahan
Tanah pegunungan yang subur Rawan longsor
Tanaman holtikultura yang tumbuh Air yang kurang melimpah
subur Sarana & prasarana (SMP, SMA,
Jalur yang sudah aspal dan banyak- Perpustakaan, puskesmas) tidak
nya masjid serta musholla tersedia, alat transportasi umum
Adanya bantuan dari Pemerintah yang sangat minim, tidak terdapat
Desa berupa dana untuk lembaga di sinyal dan jalanan yang curam
desa Lembaga Pembinaan Kesejahter-
Kegiatan gotong royong yang masih aan Keluarga (PKK), Karang Ta-
sangat melekat antar warga desa, runa dan Dewan Kemakmuran
rukun dan ramah Masjid (DKM) yang tidak berjalan
Hasil pertanian yang melimpah se- Kualitas SDM dalam hal pendidi-
bagai sumber untuk meningkatkan kan yang masih rendah
pendapatan warga Belum banyak warga yang men-
golah dan memberikan nilai tam-
bah terhadap hasil pertaniannya
Peluang Ancaman
Program dana untuk desa Masyarakat terbiasa membuang
Adanya program posyandu sampah sembarangan
Trend gaya hidup yang sehat dengan Kurang sadarnya wisatawan un-
kembali ke alam tuk ikut menjaga lingkungan
Terbukanya peluang wirausaha ma- Sudah adanya leader market dari
kanan-makanan khas beberapa produk olahan
PROFIL DESA
TEJAMULYA
Desa Tejamulya memiliki jalan desa yang sudah diaspal sepanjang 3 km dan
jalan batu sepanjang 2,5 km. Transportasi umum yang terdapat di Desa
Tejamulya yaitu 10 unit mobil dan 3 unit motor. Kondisi infrastruktur pen-
erangan, komunikasi, dan air bersih tergolong baik. Infrastruktur pendidikan
yang terdapat di Desa Tejamulya yaitu dua unit Sekolah Dasar (SD), untuk infra-
struktur kesehatan yang terdapat di desa yaitu tiga unit Posyandu sedangkan
infrastruktur ekonomi terdapat satu unit BUMDes dan sarana peribadatan ter-
dapat empat unit masjid. Sebaiknya diadakannya infrastruktur alam pendidi-
kan, karena untuk membangun desa perlu pondasi pendidikan dari masyara-
katnya. Oleh karena itu, infrastruktur di desa pun harus mendukung agar
masyarakat desanya maju. Serta diadakannya infrastruktur Lembaga Keuangan
Mikro (LKM) untuk membantu UKM dalam hal pendanaan agar UKM nya
dapat berkembang.
Kendala dalam bertani bawang merah yaitu ketika terserang hama, tetapi
bertani bawang merah menghasilkan keuntungan yang cukup banyak.
Perbandingan modal yang dikeluarkan dengan hasil yang di dapat yaitu 1:5.
Sebaiknya petani memperhatikan pupuk yang dipakai agar bawang merah
tidak rentan terserang hama.
Peternakan
Gambar 10. Bawang daun Gambar 11. Bawang merah Gambar 12. Bawang Sumenep
Gambar 13. Kandang sapi bagian dalam (kiri) dan kandang sapi tampak luar (kanan)
Adapun masukan yang dapat diberikan sebaiknya dibuat inovasi rasa baru, agar
usaha lebih berkembang lagi. Pinjam modal ke lembaga keuangan untuk digunakan
membuka cabang di pasar yang lebih ramai seperti di jalan raya, dengan modal pin-
jaman tersebut dapat membuat surabi Bi Nenti lebih terkenal dan keuntungan yang
dihasilkan lebih banyak. Keuntungan tersebut dapat digunakan untuk menutup
kembali pinjaman.
Potensi sumberdaya alam yang dimiliki oleh Desa Tejamulya ialah Terasering
Panyaweuyan dan Bukit Mercury. Kedua potensi ini dapat dijadikan kawasan
wisata alam. Terasering Panyaweuyan sebaiknya tidak hanya menampilkan
keindahan panoramanya tetapi juga memiliki beberapa spot foto serta kuliner
di sepanjang jalan sebelum memasuki wilayah terasering.
Kekuatan Kelemahan
Lahan subur, cocok untuk bertanam Penerangan jalan kurang
Sumber mata air melimpah Sinyal internet yang belum me-
Kondisi alam cocok dan menarik men- madai
jadi wisata alam Belum ada angkutan umum
Banyaknya usia produktif untuk Kelembagaan kurang aktif
bekerja Akses pelayanan kesehatan yang
Pendapatan per keluarga cukup jauh dari warga
Peluang Ancaman
Membangun wisata Kondisi alam terganggu
Mendirikan usaha kuliner Masakan khas desa terancam kurang dige-
Tower internet mari lagi
KKN - T 2017
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Kecamatan Maja
Kabupaten Majalengka, Jawa Barat
56 | KKN-T FEM IPB 2017
Kecamatan Maja
Kabupaten Majalengka, Jawa Barat
KKN-T FEM IPB 2017 | 57
PROFIL DESA
ANGGRAWATI
Peluang Ancaman
Terdapat anggaran yang cukup be- Desa lain mulai mengembangkan
sar dari pemerintah untuk produk asli daerahnya sehingga men-
mengembangkan program desa jadi saingan produk Desa Anggrawati
Gaya hidup masyarakat yang se- Perkembangan teknologi harus diikuti
derhana mendorong perkem- dengan perkembangan usaha yang
bangan perekonomian baik, jika tidak akan ketinggalan zaman
Teknologi komunikasi berkembang dan sulit untuk memenuhi permintaan
dengan cukup baik sehingga pasar.
meningkatkan kualitas komunikasi
dan pertukaran informasi masyara-
kat
Desa Banjaran memiliki luas wilayah 251.034 Ha, berada pada ketinggian 500
meter di atas permukaan laut dengan letak astronomis 6,8753954 LS dan
108,2938326 BT. Adapun tanah yang terdapat di Desa Banjaran merupakan
tanah liat. Curah hujan di Desa Banjaran sebesar 2.000 mm dengan suhu rata-
rata harian 23°C.
di desa yaitu satu unit Posyandu dan satu Poskesdes sedangkan insfrastruktur
ekonomi terdapat satu unit BUMDes dan satu unit Koperasi simpan pinjam. Sarana
peribadatan yang terdapat di desa yaitu satu unit masjid dan empat belas unit
musholla.
Lembaga masayarakat yang aktif di Desa Banjaran yaitu kelompok tani, Karang
Taruna, dan PKK.
Kelompok tani
Kelompok Tani di Desa Banjaran berjumlah satu kelompok, kegiatan yang biasa
dilakukan ialah simpan pinjam Adapun masalah yang dihadapi adalah pem-
biayaan usaha tani yang dilakukan. Sehingga diperlukan pembangunan koperasi
usaha tani sehingga petani dapat menabung dan mengantisipasi keperluan pem-
biayaan usaha tani di masa depan.
Karang Taruna
Karang Taruna di Desa Banjaran biasa melakukan kegiatan kepemudaan. Adapun
masalah yang dihadapi yaitu belum terstukturnya organisasi karang taruna di De-
sa Banjaran. Selain itu, minat pemuda di Desa Banjaran terhadap kegiatan desa
belum maksimal. Sehingga diperlukan pembuatan struktur yang jelas sehingga
pembagian tugas antar anggota dapat lebih merata. Selain itu, diperlukan pembu-
atan program yang menarik sehingga meningkatkan partisipasi pemuda di Desa
Banjaran.
PKK
Kegiatan yang dilakukan oleh lembaga ini ialah pelatihan. Adapun masalah yang
dihadapi ialah kurangnya pemahaman para pengurus PKK terhadap pembagian
tugas dan program yang harus dijalankan. Antara program kerja satu dengan
lainnya masih bias batasan pembagian tugasnya dan minimnya pengetahuan
pengurus PKK mengenai penulisan data atau laporan yang benar. Untuk memini-
malisir kesalahpahaman program antar ba-
gian, dapat dilakukan sosialisasi beserta
contoh yang dapat diterapkan untuk mas-
ing-masing program kerja. Diperlukan pula
sosialisasi penulisan data atau laporan
yang benar agar memudahkan proses
administrasi PKK.
Jumlah hasil tani yang tertera pada data diatas merupakan nilai yang bi-
asanya dihasilkan oleh para petani pada masa panen perhektar sawah. Namun,
pada 2 tahun terakhir jumlah hasil tani menurun drastis. Hal ini disebabkan oleh
penyakit dan serangan hama. Penyakit tersebut berupa kebusukan pada pangkal
batang tanaman ubi jalar yang disebabkan oleh defisiensi unsur hara Kalium se-
hingga mempengaruhi ketahanan tanaman dari serangan fungi maupun bakteri.
Sedangkan serangan hama wereng hijau yang menyerang tanaman padi juga
disebabkan oleh defisiensi unsur Kalium yang gunanya membantu memperkeras
batang padi. Sehingga, hasil tani menjadi 7 kuintal padi perhektar dan 1,7 ton ubi
perhektarnya. Petani dan pamong desa tidak tinggal diam, saat ini mereka se-
dang mencari solusi untuk menanggulangi permasalahan lahan tani yang sedang
dialami.
Saran yang dapat kami berikan adalah penambahan pupuk yang mengan-
dung unsur hara Kalium (contohnya KCl mutiara, pondska, dan NPK;0-0-15) dan
juga pencucian lahan (leaching). Dikarenakan melihat kondisi topografi mikro
dari lahan pertanian dianjurkan lahan yang berada pada ketinggian yang lebih
rendah lebih sering melakukan leaching atau pengurangan pemberian pupuk
yang mengandung Nitrogen. Untuk keseluruhan lahan dianjurkan dengan sangat
untuk melakukan penambahan bahan organik, ataupun pengembalian jerami un-
tuk lahan basah tanpa harus dilakukan pembakaran jeraminya terlebih dahulu.
Bulan
Jenis Lahan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
P1 P1 P1 P1
Persawahan P2 P2 P2 P2 P2 P2 P2 P2 P2
P3 P3 P3 P3 P3
Keterangan: P1 = Padi; P2 = Ubi jalar; P3 = Palawija
Berdasarkan informasi yang didapatkan dari para petani, ubi jalar yang
dihasilkan dijual dengan harga Rp 4.000/kg sedangkan padi dijual dengan
harga Rp 400.000/kw. Penjualan dilakukan di pasar dalam desa kepada peda-
gang kecil maupun besar. Analisis usahatani yang telah dilakukan menun-
jukan rata-rata keuntungan yang didapatkan oleh petani padi sebesar Rp
7.550.000 per hektar per musim tanam sedangkan petani ubi jalar sebesar Rp
56.400.000 per hektar per musim tanam. Permasalahan yang dihadapi petani
lahan basah/sawah ialah adanya hama wereng hijau dan defisiensi unsur hara
kalium, sedangkan masalah yang dihadapi petani lahan kering/tegalah alah
adanya penyakit busuk pangkal dan defisiensi unsur hara kalium.
Gambar 9. Foto bersama Pemilik UMKM Rengginang (kiri) dan proses produksi (kanan)
Harga, Tempat Penjualan serta Pembeli Produk UMKM
Jenis UMKM Satuan Harga Per Tempat
Pembeli
Satuan Penjualan
Opak Bungkus Rp 16.000 Rumah penjual Konsumen
Raginang Bungkus Rp 22.000 Rumah penjual Konsumen
Klontong Bungkus Rp. 22.000 Rumah penjual Konsumen
Keripik Bungkus Rp 12.000
Rumah penjual Konsumen
singkong
Rempeyek Bungkus Rp 22.000 Rumah penjual Konsumen
Bawang Kilogram Rp 20.000
Rumah penjual Konsumen
goreng
Tingkat Kemiskinan
Tahun Kemiskinan
Jumlah Presentase
2015 528 31,354
2016 500 29,691
Saran yang dapat kami berikan untuk pengentasan kemiskinan yang terjadi di Desa
Banjaran adalah dengan memaksimalkan program yang diadakan oleh pemerintah
dan mengembangkan UMKM yang ada di Desa Banjaran dengan memanfaatkan
potensi desa serta sumberdaya manusia.
Kekuatan Kelemahan
Dekat dengan pusat Kurangnya pengetahuan
kota akan teknologi
Berada di pinggir Beberapa lembaga desa
jalan provinsi ada yang tidak akti
Masyarakat berjiwa Kurangnya pengetahuan
gotong royong tinggi tentang pasar
Tanah yang cocok un- UMKM sukses tidak mem-
tuk pertanian ubi jalar bawa nama desa
Peluang
Bantuan
pemerintah da-
lam hal pertanian Pelatihan dan penyuluhan
Pengembangan agribisnis
Terjangkau jarin- mengenai pemasaran baik
ubi jalar mulai dari hulu
gan internet pemasaran secara umum mau-
sampai hilir
Belum ada usaha pun online
pengolahan ubi
yang mengatas-
namakan desa
Ancaman
Kegiatan lomba
Gaya hidup non per- Program cinta pertanian kepa-
peringatan 17 Agustus
tanian yang dianut da siswa SD dan MI
melibatkan pemuda desa
pemuda desa
PROFIL DESA
NUNUK BARU
Bulan
Jenis Lahan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Persawahan P1 J J J J J J J J J P1 P1
2. Tegalan J J J J J J J J J J J J
Komoditas pertanian yang diusahakan oleh warga Desa Nunuk Baru yaitu
padi, jagung, bawang merah, dan cabai. Hasil produksi komoditas pertanian terse-
but dijual dengan harga sebagai berikut: 1) padi sebesar Rp 450.000/kg; 2) jagung
sebesar Rp 4.200/kg; 3) bawang merah sebesar Rp 12.000/kg; dan 4) cabai sebesar
Rp 7.000/kg. Penjualan dilakukan di lokasi pertanian untuk padi dan jagung,
sedangkan bawang merah dan cabai dijual di pasar kecamatan.
Selain komoditas pertanian warga desa Nunuk Baru juga mengusahakan sektor
peternakan yaitu komoditas domba/kambing, ayam, dan kerbau. Rata-rata
kepemilikan petani terhadap ternak tersebut diantaranya domba/kambing
sebanyak tiga hingga empat ekor, ayam sebanyak lima ekor, dan kerbau
sebanyak dua ekor. Permasalahan yang dihadapi para peternak ialah cuaca dan
penyakit ternak. Ketika musim kemarau peternak kesulitan mendapatkan pakan
dan ketika ternak terserang penyakit, peternak cara mengobatinya.
Pemerintah hendaknya aktif memberikan penyuluhan mengenai peternakan
kepada warga Desa Nunuk Baru serta memberikan pelatihan cara membuat pa-
kan alternatif yang bisa dimanfaatkan ketika terjadi kekeringan yang menyebab-
kan kesulitan mendapatkan rumpur untuk pakan ternak.
Menurut data aparat desa, tingkat kemiskinan di Desa Nunuk Baru mencapai
450 orang pada tahun 2016. Program pengentasan kemiskinan yang dilakukan
oleh pemerintah antara lain 1) Program Keluarga Harapan dengan kegiatannya
berupa pemberian bantuang uang tunai kepada rumah tangga sangat miskin; 2)
bantuan masyarakat, kegiatan yang dilakukan berupa pemberian input-input
pertanian seoerti pupuk dan benih untuk meningkatkan produktivitas pertanian;
3) pendataan rumah tidak layak huni.
Gambar 14. Sungai Cilutung (kiri), Curug Ciseeng (tengah), dan Hutan (kanan)
Potensi sumberdaya alam yang dimiliki Desa Nunuk Baru diantaranya Sungai Ci-
lutung, Curug Ciseeng, Curug Gelatik, dan Hutan. Potensi tersebut dapat dijadikan
lokasi wisata dan konservasi hutan. Sungai Cilutung memiliki arus yang tenang dan
terdapat banyak ikan. Di samping kanan kiri sungai terdapat lahan yang datar dan
luas yang berpotensi dijadikan sebagai tempat camping. Kondisi Sungai Ciutung ini
sangat cocok untuk dijadikan wisata yang selain dinikmati kindahan alamnya tapi
juga menawarkan permainan kano dan sepeda bebek serta penyewaan tempat un-
tuk camping.
PROFIL DESA
PANIIS
Gambar 7. Foto bersama dengan pemilik Gambar 8. Keripik “Si Raja Pelem”
Potensi Sumberdaya alam yang dimiliki oleh Desa Paniis ialah persawahan, berlo-
kasi di Bukit Bongkok. Potensi ini dapat dijadikan pertanian moden dan terasering.
Kekuatan Kelemahan
Infrastruktur sudah cukup me- Ekonomi : Tingkat pendapatan
madai. perkapita masih rendah.
Kelembagaan aparat desa sudah SDM yang berkompeten masih
baik dan terstruktur. belum banyak.
Sebagian besar area persawahan
potensial dikembangkan.
Peluang Ancaman
PROFIL DESA
TEGALSARI
Jumlah penduduk di Desa Tegalsari sebanyak 2840 orang yang terdiri dari 1.403 laki-
laki dan 1.437 perempuan. Seluruh penduduk Desa Tegalsari beragama Islam dan
mayoritas berusia 15 hingga 59 tahun. Pendidikan terakhir mayoritas penduduk desa
berada pada jenjang Sekolah Dasar sebanyak 935 orang. Adapun mayoritas
penduduk Desa Tegalsari bekerja sebagai petani dan buruh tani.
produksi:
palawija: padi: 14 X 64 KG (DACIN);bawang daun: 2,2 ton; cabe:
50 kg x 8 kali panen; nsawi: sampingan 4 kuintalProduksi:
Gambar 7. Pak Manta
Produktivitas:
Permodalan (modal sendiri): modal padi: 5 kg x 12rb; traktor 250rb; tandur: 4
orang x 40 rb; pupuk: urea 2500/ kg x 15 kg ; toska 3000/ kg x 15 kg; ZA 2500
kg / 15 kg;
Pendapatan: Padi 5000 x 64 kg; bawang daun 4000 x 3 kuintal; 5500 x 2 kuintal;
ZA: 1 kuintal x 2500/kg; mutiara 10 rb / kg x 10; poska putih 8000/kg x 10; or-
ganik: 25 rb x 10 karung; obat 500rb; Tenaga kerja panen: 10 x 40 rb
Pendapatan: 17 kuintal x 10 rb/kg
Mulai rumah tangga (nikah) 30thn-an, 38 tahun menjadi petani pernah usaha
jual beli ayam (pemasok) KUD 11 tahun, taun 1984 masuk kelompok tani sam-
pai sekarang di BPD 30 tahun. Sebagai saran, pemerintah bagus bantuannya ha-
rus tepat waktu, harus ada pemetaan komoditi, petani harus sejahtera. bantuan
harus tepat sasaran.
Komoditas pertanian yang diusahakan oleh warga Desa Tegalsari yaitu padi,
cabai, sawi, bawang daun, dan alpukat. Luas lahan yang digunakan untuk
budidaya padi sebesar 2100 m2 dengan produksi mencapai 96 kg. Lahan yang
digunakan untuk budidaya cabai seluas 700 m2 dengan produksi mencapai 500
kg, sedangkan untuk budidaya sawi lahan yang digunakan seluas 280 m2
dengan produksi mencapai 4 kuintal. Lahan yang digunakan untuk budidaya
bawang daun seluas 980 m2 sedangkan untuk perkebunan alpukat seluas 1.750
m2 dengan produksi mencapai 1 kuintal. Padi yang dihasilkan dijual dengan
harga Rp 5.000/kg, bawang daun dijual dengan harga Rp 10.000/kg, cabai
dijual dengan harga Rp 6.000 s.d Rp 50.000/kg sedangkan sawi dijual dengan
harga Rp 2.500/kg. Penjualan masih dilakukan kepada tengkulak. Permasala-
han yang dihadapi pertanian lahan basah/sawah yaitu hasil produksi sedikit,
modal yang digunakan besar, harga input yang tinggi, dan pemasaran masih
bergantung kepada tengkulak.
Kekuatan Kelemahan
1. Erat kekeluargaannya 1. Butuh modal
2. Infrastruktur sudah baik 2. tidak ada TPA
3. Terletak di pinggir jalan provinsi
Peluang Ancaman
Desa tersedia jaringan komunikasi dan Masyarakat kurang aktif dalam
internet yang baik kegiatan desa
Kekuatan Kelemahan
1. Erat kekeluargaannya 1. Butuh modal
2. Infrastruktur sudah baik 2. tidak ada TPA
3. Terletak di pinggir jalan
Peluang
Desa tersedia jaringan
komunikasi dan inter- Tingkatkan Berjualan secara online
net yang baik
KKN - T 2017
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Kecamatan Rajagaluh
Kabupaten Majalengka, Jawa Barat
104 | KKN-T FEM IPB 2017
Kecamatan Rajagaluh
Kabupaten Majalengka, Jawa Barat
KKN-T FEM IPB 2017 | 105
PROFIL DESA
BABAKANKAREO
Gambar 8. Usaha POM Mini Gambar 9. . Kegiatan UP2KM oleh PKK Gambar 10. Arisan PKK
Keaktifan organisasi Karang Taruna bersama dengan PKK perlu ditingkatkan. Hal
tersebut dapat didukung dengan membentuk organisasi kewirausahaan berbasis
UMKM untuk dapat meningkatkan perekonomian desa dan pendanaan melalui
kerja sama antar organisasi/kelembagaan desa dibantu oleh BUMDes.
Bulan
Jenis Lahan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Persawahan P1 P1 P2 P2 P2 P2 P3 P3 P3 P3 P1 P1
2. Tegalan Tidak ada
Keterangan: P1= Budidaya Padi musim I; P2=Budidaya Padi musim II; P3=Budidaya Padi
musim III
UMKM POTENSIAL
Pak Isna Suryana (Pak Ulis) bersama dengan istrinya memulai usaha olahan
jajanan ringan sejak tahun 2013. Usaha tersebut dilakukan untuk mengisi waktu
luang keduanya. Kemasan makanan ringan tersebut telah memperoleh nomor
PIRT pada tahun 2015. Pemasaran produk telah dilakukan di Majalengka pada
pusat oleh-oleh dan rumah-rumah warga. Suplier bahan baku produk diperoleh
dari petani ubi dari beberapa daerah. Namun berdasarkan pengalaman, di daerah
Payung dan Kuningan yang mendominasi bahan baku produksi karena kualitas
bahan baku relatif bagus. Beberapa kendala yang dihadapi oleh pelaku usaha uta-
manya adalah jumlah pesanan. Jumlah pesanan akan memengaruhi ketersediaan
modal yang dimiliki, bahan baku berkualitas yang cenderung sulit didapatkan,
waktu pengolahan, dan tenaga kerja produksi. Selama kegiatan produksi, modal
terbesar yang digunakan adalah pada bahan baku ubi, gula putih, dan wijen.
Berdasarkan pengalaman pelaku usaha ada lebih baiknya jika pengalaman-
pengalaman usaha tersebut dapat dibagikan kepada pelaku usaha lain di desa dan
digunakan sebagai sarana untuk mengaktifkan kegiatan PKK desa. Selain itu,
pelaku usaha dapat melakukan perencanaan pemasaran produk ke supermarket
untuk memperluas jaringan pemasaran dan membangun kemitraan usaha. Ada-
pun permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan UMKM Ghina Rasa yaitu
1) kekurangan tenaga kerja ketika permintaan banyak; 2) ketidakpastian bahan ba-
ku berkualitas; 3) modal yang terbatas; 4) harga input dan output yang fluktuatif;
dan 5) pemasaran masih terbatas dilingkup Desa Babakankareo saja.
Sumber daya alam padi sebagai komoditas utama akan menarik dan lebih baik jika
dapat dijadikan sebagai salah satu produk beras unggulan desa melalui kerja sama
Gapoktan, pemerintah desa, Karang Taruna, dan pabrik penggilingan gabah desa
untuk memperluas pemasaran produk dan pengolahannya. Selain itu, hal serupa jua
dapat diterapkan terhadap komoditas melinjo. Komoditas tersebut sebaiknya diolah
dengan baik menjadi beberapa produk khas unggulan yang memiliki nilai tambah
dan nilai manfaat yang unik dan tinggi bagi masyarakat, sehingga memiliki nilai jual
lebih tinggi.
Kekuatan Kelemahan
1. Memiliki keunggulan sumber 1. Kondisi jalan relatif kecil dan ber-
daya berupa lahan sawah dan bukit.
perkebunan rakyat yang cukup
2. Tenaga kerja/ masyarakat usia
luas.
produktif lebih banyak yang me-
2. Memiliki infrastruktur jalan yang rantau ke luar desa.
sudah baik karena telah diperbai-
ki.
Peluang Ancaman
1. Program pemerintah dalam pem- 1. Regulasi pemerintah terkadang
bangunan infrastruktur desa memiliki memperlambat beberapa proses
peluang untuk memajukan seluruh rencana pembangunan desa.
aktivitas masyarakat desa. 2. Perkembangan UMKM di luar desa
2. Gaya hidup masyarakat pedesaan dapat menambah persaingan usaha.
yang masih menjunjung tinggi
gotong royong berpotensi untuk
meningkatkan kerja sama masyarakat
dalam mengembangkan UMKM desa.
3. Perkembangan UMKM desa berpelu-
ang untuk memajukan perekonomian
desa.
Sasaran Promosi
Program Kegiatan Pelaksana
program dan Media
A. Terbentuknya 1. Peningkatan Masyarakat BUMDes dan Media ce-
desa unggul minat masyara- Desa PKK bersama tak, media
UMKM me- kat melalui so- Babakankareo Pemerintah elektronik
lalui pem- sialisasi (utama: Desa Baba- dan media
anfaatan UMKM. UMKM desa) kankareo sosial
berbagai sum-
2. Praktik pen-
ber daya lokal
golahan secara
desa.
bersama-sama
untuk mening-
katkan kerja
sama paguyu-
ban.
3. Pengenalan
pemasaran
global secara
cepat dan tepat
untk perkem-
bangan dan
perluasan
UMKM.
B. Berkolaborasi Melakukan kese- Kawasan desa Pemerintah Media
dengan be- pakatan dan kerja wisata di Desa cetak,
berapa objek sama dalam sekitar Desa media
wisata di be- bidang pembagian Babakankareo elektronik
berapa desa objek wisata. dan media
tetangga un- sosial
tuk pemben-
tukan kawa-
san desa
wisata terin-
tegrasi
PROFIL DESA
PAJAJAR
Romli, M.Ag
Keterangan: P1= Budidaya Padi musim 1; P2=Budidaya Padi musim II; P3= Budidaya Padi
musim III; H=Holtikultura
Komoditas pertanian yang diusahakan oleh warga Desa Pajajar yaitu padi dan horti-
kutura. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari Badan Pusat Statistik luas la-
han yang digunakan untuk budidaya padi sebesar 104,635 Ha dengan produksi
mencapai 6732,22 ton dan produktivitas sebessar 64,34 ton/Ha. Analisis usahatani
padi menunjukan rata-rata keuntungan yang didapatkan petani sebesar Rp
9.800.000 per hektar per musim tanam. Adapun permasalahan yang dihadapi petani
yaitu: 1) produksi tidak tetap; 2) adanya hama wereng; 3) modal terbatas; dan 4)
harga input/output yang fluktuatif.
PROFIL DESA
PAYUNG
Tingkat Kemiskinan
Kemiskinan
Tahun
Jumlah (orang)
2010 410
2013 367
2016 246
Sumber: wawancara perangkat desa
Kekuatan Kelemahan
Memiliki Lahan luas SDA yang belum di-
manfaatkan secara optimal
SDA yang berlimpah
BumDes belum bekerja
Memiliki potensi
secara optimal
objek wisata yang
banyak
PROFIL DESA
SINDANGPANO
Jumlah penduduk di Desa Sindangpano sebanyak 2.587 orang yang terdiri dari
1.337 laki-laki dan 1.260 perempuan. Seluruh penduduk Desa Sindangpano be-
ragama Islam dan mayoritas berusia 15 hingga 59 tahun. Pendidikan terakhir
mayoritas penduduk desa berada pada jenjang Sekolah Dasar sebanyak 320
orang. Adapun mayoritas penduduk Desa Sindangpano bekerja sebagai petani
dan wirausahawan.
Ibu Fatima
Luas lahan : 4.200 m2
Produksi: 12-24 karung atau ½ kuintal
Produktivitas:520.000/kuintal
Tuliskan sekelumit pengalaman mereka:
Ibu fatima atau biasa dipanggil ibu empat ini
memiliki luas lahan sebanyak 300 bata. Ia sehari-hari
melakukan aktivitasnya dengan bertani untuk
membiayai kehidupannya. Ia dalam memproduksi padi, bisa mencapai 24
karung ketika musim panas namun ketika musim hujan ia hanya dapat
memproduksi sampai 12 karung saja. Ia menjual hasil padinya kepada
tengkulal atau pembeli langganannya yang sering datang kerumahnya.
Terkadang jika mengalami kerugian ia mendapatkan modalnya pinjam dari
beberapa orang atau dari penghasilan yang lain, seperti dari hasi jualan buah-
buahan, tanaman maupun sayuran dari pekarangannya. Sebagai ide dan
masukan, seharusnya ibu empat menjual hasil padinya tidak kepada
tengkulak karena mendapatkan keuntungannya sedikit atau yang lebih
Bapak Suhadi
jumlah ternak : 6 kambing
Produksi : +/- 15 kg
Produktivitas : 1.100.000-1.300.000 per 15 kg-an
Pengalaman :
Bapak telah memiliki ternak kambing selama 1,5 tahun. Ia tidak
mengeluarkan biaya apapun dalam mengurus ternaknya. Dikarenakan
makanan kambing atau rumputnya ada di sekitaran rumahnya. Namun ia
memiliki permasalahan pada permintaan. Yang mana
permintaannya ini tidak tetap. Tidak tetap disini
adalah tergantung permintaan atau pemesanan
masyarakat. Ide atau Saran, seharusnya bapak tidak
hanya menjual dagingnya saja melainkan juga
membuka penjualan untuk susu kambing. Agar
memperoleh pendapatan lain selain dari daging
kambing.
1. Tanaman Pangan
a. Padi 4.2000 m2 0.05 ton atau ½ 520.000 per kuintal
2. Perkebunan
Bayam dan caisin 100 m2 1.000-1.500
Permasalahan yang dihadapi para petani lahan basah/sawah yaitu hasil produksi
yang menurun ketika musim hujan, harga obat yang mahal, ketika rugi maka modal
harus meminjam lagi, pemasaran masih bergantung kepada tengkulak sedangkan
permasalahan yang dihadapi para petani pekerbunan yaitu pemasaran masih dil-
akukan kepada pedagang kecil desa.
Kegiatan UMKM yang dilakukan oleh warga Desa Sindangpano diantaranya industri
pengolahan padi, salon, bengkel motor, jasa jahit, bidan, warung atau toko, penjualan
sayur, penjualan bakso, dan penjualan roti.
UMKM POTENSIAL
Bapak Endun Dul Halim
Produksi: 680 buah roti
Produktivitas: 4000/buah
Pengalaman :
Bapak sudah menjalni usaha rotinya ini selama 4
tahun dan sekarang memiliki 4 pegawai. Ia telah
memiliki cabang yang berada di Rajagaluh. Biasanya
roti yang telah ia produksi dijual ke pedagang kaki lima dan ia jual dengan harga
400 per buah untuk roti tawar. Sedangkan yang telah diberikan selai harganya
5000 per buah. Pembuatan roti biasanya dilakukan tiap hari dari pagi sampai
dzuhur. Sebagai saran dan masukan,walaupun terlihat sudah sangat maju, usaha
roti yang dimiliki bapak endun sebenarnya masih bisa untuk dikembangkan sa-
lah satunya adalah dengan membuat merek sendiri sehingga pelanggan lebih
memili loyalitas terhadap produk roti pak endun. Selain itu pemasaran secara
online juga dapat dicoba oleh pak ndun agar jangkauan produknya dapat lebih
luas lagi.
Bapak H. Soleh
Produksi : tergantung dari petani
Produktivitas : 850.000 per kuintal
Pengalaman :
Bapak telah menjalani usaha penggilingan padi dari tahun 1982.
Ia memiliki mesin penggilingan sebanyak 2 buah, yang mana
tenaga kerjanya hanya 2 orang. Ia menggilingkan padinya
tergantung pemesanan dari para petani sekitar atau para
tengkulak. Setelah itu ia kirim ke Cirebon dan Bandung. Sebagai saran dan
masukan, pengolahan yang dimiliki pak soleh sudah tergolong besar namun
masih memiliki potensi untuk terus dikembangkan. Salah satu cara mengem-
bangkannya adalah dengan memiliki merek beras sendiri sehingga lebih dikenal
oleh konsumen dan berpotensi untuk berkembang menjadi produsen salah satu
padi sendiri.
Bapak Ikin
Produksi : tergantung pemesanan
Pengalaman;
Bapak memiliki mesin jahit sebanyak 5-6 buah, ia
memiliki tenaga kerja sekitaran 4 orang. Selama
menjalani usaha jahitnya ia memiliki banyak
permasalahan. Permasalahan yang ia hadapi mulai
dari permasalahan modal, tenaga kerjanya yang
kerjanya kurang bagus atau malas,pembayaran
dari hasil jahitannya yang macet,dll. Ia pernah
mendapatkan pesanan dari sekolah namun pembayaran dari hasil jahitannya
macet. Terkadang saat tidak memiliki modal ia pinjam modal ke bumdes
untuk menjalani usahanya. Sebagai saran, sebiaknya pak ikin tidak hanya
mencari pesanan di sekitar daerah sindnagpano saja tetapi dapat
menggunakan system online sehingga dapat menerima pesanan dari tempat
dengan jangkauan yang lebih luas.
Permasalahan UMKM
Aspek Permasalahan UMKM Roti UMKM Jahit
1. Produksi - Hanya bila ada pesanan
2. input - -
3. Modal - Sulitnya mendapatkan pinjaman
Harga (input/output) - -
5. Pemasaran Masih di sekitar -
majalengka
Daerah sindangpano memiliki topografi wilayah yang indah sehingga sangat poten-
sial untuk dibangun ekowisata berbasiskan pertanian, yaitu ekowisata yang mena-
warkan keindahan alam berupa persawahan.
Kekuatan Kelemahan
memiliki topografi yang indah jalan utama menuju desa sin-
terdapat banyak sekali sum- dangpano masih rusak
berdaya alam baik pertanian mau- akses masih sulit dan belum banyak
pun perikanan termanfaatkan
infrastruktur pertanian cukup me- infrastruktur untuk pendidikan
madai dinilai masih kurang
terdapat banyak SDM yang belum kelembagaan dinilai masih pasif dan
termanfaatkan dan kebanyakan kurang berperan
mencari kerja keluar daerah kebanyakan SDM belum memiliki
majalengka ketrampilan yang tinggi
tingkat ekonomi masyarakat ke-
banyakan adalah menengah ke-
bawah
Peluang Ancaman
pemerintah elah mengelurkan banyak ke- rentan terjadinya penye-
bijkan untuk peningkatan ekonomi desa. Sa- lewengan
lah satunya adalah dengan penyaluran dana dana yang diberikan tidak
desa. sesuai peruntukan
pemerintah desa sendiri telah melakukan be- sulitnya akses komunikasi
berapa kebijakan diantaranya adalah pem- khususnya internet membu-
berian insentif terhadapa masyarakat yang at masyarakat dapat keting-
menjalankan usaha galan informasi di dunia
alokasi anggaran saat ini dipusatkan untuk sekitar
pembenahan infrastruktur desa sehingga
mempermudah masyarakat untuk beraktifi-
tas.
gaya hidup masyaraat sindangpano masih
tergolong sederhana.
masyarakat desa sindangpano masih banyak
yang berorientasi pada bekerja (buruh) jadi
masih sedikit sekali produk khas sindangpao
sehingga itu akan berpeluang unutk dikem-
- -
PROFIL DESA
TEJA
Aktif/
Nama
Tujuan tidak Jumlah Kegiatan
Lembaga
aktif
1. Remaja -Memakmurkan masjid Aktif 5 -Bakti sosial; Santunan
mesjid - Memajukan kegiatan anak yatim; Marawis;
keagamaan Maulid Nabi
2. Kelompok -Membantu anggota Aktif 4 Pengadaan traktor keti-
tani dalam melakukan ka musimpanen;
kegiatan bertani penyuluhan hama dan
- Membantu petani da- penyakit
lam memperoleh ban-
tuan pemerintah
3. Karang Memberdayakan SDM Aktif 1 -Turnamen voli;
taruna dalam kalangan remaja kepanitiaan HUT RI;
Kemasyarakatan;
kebersihan
Bulan
Jenis Lahan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Persawahan P1 P2 P2 P2 P2 P3 P3 P3 P1 P1 P1
2. Tegalan - - - - - - - - - - - -
Keterangan: P1= Budidaya Padi musim 1; P2=Budidaya Padi musim II; P3= Budidaya Padi
musim III; H=Holtikultura
Komoditas pertanian yang diusahakan oleh warga Desa Teja yaitu padi, melinjo,
jeruk, dan jamur. Luas lahan yang digunakan untuk budidaya padi di Desa Teja
sebesar 110 hektar, gabah yang dihasilkan kemudian dijual dengan harga Rp
400.000 hingga Rp 600.000 per kuintal. Penjualan masih dilakukan di rumah pelaku
usaha kepada pedagang kecil dari luar dan dalam desa. Berdasarkan hasil analisis
usahatani, rata-rata keuntungan yang dapat diperoleh petani padi sebesar Rp
9.005.000 per periode per musim tanam dengan komponen biaya terbesar pada
pupuk. Permasalahan yang dihadapi para petani dalam usaha pertanian lahan
basah/sawah yaitu adanya penyakit busuk
tangkai leher, modal terbatas, harga input yang
mahal, dan rendahnya harga output sedangkan
permasalahan yang dihadapi petani tegalan
ialah produksi masih tergantung cuaca dan
adanya jamur pada tanaman jeruk. Adapun ma-
sukan yang dapat diberikan sebaiknya petani
menggunakan pestisida dan pupuk sesuai
dengan dosis yang dianjurkan, menerapkan sis-
tem pengendalian Hama Terpadu (PHT), dan
memanfaatkan bahan bahan alami sebagai pes- Gambar 5. Membersihkan gabah
tisda atau pupuk nabati.
Selain komoditas pertanian warga desa Teja juga mengusahakan sektor peter-
nakan seperti domba/kambing, ayam ras, itik, dan kerbau. Rata-rata kepemilikan
ternak per petani yaitu 1) domba/kambing sebanyak 56 ekor, 2) ayam ras sebanyak
1.570 ekor, 3) itik sebanyak 78 ekor, dan 4) kerbau sebanyak 38 ekor. Kambing yang
dihasilkan dijual dengan harga Rp 500.000 per ekor, penjualan di rumah peternak
kepada pedagang desa. Berdasarkan analisis usaha ternak rata-rata keuntungan
yang didapatkan peternak sebesar Rp 500.000 per ekor per periode produksi (11 bu-
lan). Warga Desa Teja juga mengusahakan sektor perikanan seperti ikan mas, ikan
nila, dan ikan lele. Ikan mas dijual dengan harga Rp 26.000/kg, ikan nila dijual
dengan harga Rp 28.000/kg, dan ikan lele dijual dengan harga Rp 22.000/kg.
Penjualan ikan tersebut masih dilakukan di rumah pelaku usaha kepada pedagang
luar desa. Berdasarkan analisis usaha perikanan rata-rata keuntungan yang didapat-
kan para petani ikan baik ikan mas, ikan nila, maupun ikan lele sebesar Rp 5.000 per
periode produksi.
Adapun permasalahan yang dihadapi peternak domba ialah masih rawannya
anakan mati dan rendahnya harga output, sedangkan untuk usaha ikan mas dan
ikan nila permasalahan yang dihadapi ialah kurangnya modal dan sedikitnya per-
mintaan di dalam desa. Saran yang dapat diberikan, kandang sebaiknya diperluas
sehingga mengurangi resiko anak domba yang terinjak oleh induknya, pemberian
supplement untuk memperkuat daya tahan domba sehingga menurunkan potensi
sakit dan kematian lalu untuk sektor perikanan Dapat menggunakan sistem bagi
hasil atau dikelola secara berkelompok, menyebarkan luaskan keberadaan penjual
ikan
Kemiskinan
Tahun
Jumlah (orang) Persentasi (%)
2010 500 16,17%
2011 450 14,55%
2012 420 13,57%
2013 400 12,93%
2014 365 11,8%
2015 310 10,02%
2016 250 8,08%
2017 190 6,14%
Sumber: Data profil desa (2017)
Program pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Teja dian-
taranya program Raskin dengan memberian bantuan beras kepada masyarakat
miskin sebesar 15 kg per kepala keluarga, program traktor dengan memberikan
traktor untuk memudahkan petani dalam menggemburkan tanah. Sedangkan pro-
gram yang diberikan oleh pihak swasta ialah program CSR dengan merehab rumah
dan memberikan sarana air bersih serta irigasi.
Kekuatan Kelemahan
1. SDA 1. SDM
2. Ekonomi 2. Kelembagaan
3. Infrastruktur 3.
Peluang - Pembangunan waduk dan - Pemberdayaan dan
1.Program wisata paralayang guna pelatihan masyarakat da-
pemerintah menambah obyek wisata lam pengorganisasian
2. Teknologi - Pencarian bantuan modal BUMDES
3.Pengembang guna pengembangan UMKM
an usaha - Pemasaran produk UMKM
melalui internet
Ancaman - Pemberdayaan remaja da- - Pemberdayaan remaja
1. Gaya hidup lam mengelola SDA yang dalam kegiatan-kegiatan
2. dimiliki desa
3.
2. Pencarian bantuan
modal guna pengem-
bangan UMKM
3. Pemasaran produk
UMKM melalui in-
ternet
B. Program dengan memanfaat- 1.Pemberdayaan dan
kan peluang dengan menekan/ pelatihan masyarakat
memperbaiki kelemahan dalam pengorgan-
isasian BUMDES
KKN - T 2017
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Kecamatan Sindangwangi
Kabupaten Majalengka, Jawa Barat
156 | KKN-T FEM IPB 2017
Kecamatan Sindangwangi
Kabupaten Majalengka, Jawa Barat
158 | KKN-T FEM IPB 2017
Tanah kas desa adalah tanah yang merupakan kekayaan desa dan menjadi
milik desa sesuai dengan Pasal 2 ayat 1 jo Pasal 3 ayat 1 Permendagri 4/2007.
Desa Balagedog memiliki tanah kas yang diantaranya tanah bengkok, titisara,
kuburan, lapangan olahraga, SD, sarana desa, dan lain-lain. Secara
keseluruhan, tanah kas di Desa Balagedog seluas 27,9 Ha.
Sebaiknya BUMDes Balagedog lebih berperan aktif lagi dalam pembangunan desa
khususnya untuk Usaha Kecil dan Menengah. Sebaiknya untuk posyandu yang ada di
Desa Balagedog memiliki bangunan sendiri, bukan di rumah pribadi para kadernya dan
peralatan posyandu juga sebaiknya diperbaharui agar terhindar dari hal yang tidak
diinginkan.
Karang Taruna
Berisikan para pemuda dan pemudi di wilayah desa
sebanyak 53 orang. Lembaga ini berutjuan untuk mem-
berikan pembinaan dan pemberdayaan kepada para
generasi muda dalam bidang keorganisasian, ekonomi,
olahraga, keterampilan, advokasi, keagamaan dan kese-
nian.
PKK
Kelompok PKK beranggotakan 20 orang dan bertujuan
untuk memberdayakan keluarga untuk meningkatkan
kesejahteraan menuju terwujudnya keluarga yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak
mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju dan
mandiri, kesetaraan dan keadilan gender serta
kesadaran hukum dan lingkungan.
Jumlah penduduk di Desa Balagedog sebanyak 4.864 orang yang terdiri dari 2.532
laki-laki dan 2.332 perempuan. Seluruh penduduk Desa Balagedog, beragama Islam
dan mayoritas berusia 15 hingga 59 tahun. Pendidikan terakhir mayoritas
penduduk desa saat ini berada pada jenjang Sekolah Dasar (SD) sebanyak 432
orang. Adapun mayoritas penduduk Desa Balagedog bekerja sebagai wirausaha.
Sisanya bekerja sebagai petani, buruh tani, PNS, karyawan swasta serta pelajar/
mahasiswa
Dengan sumberdaya alam dan kemampuan sumberdaya manusia yang ada di Desa
Balageodg ini diharapkan dapat mengembangkan dan memperkenal potensi-potensi
yang ada. Peranan pemerintah untuk mengembangkan dua potensi ini juga perlu
nyata dilakukan. Pemerintah dapat mulai ikut memperkenalkan produk-produk hasil
kerajinan masyarakat desa setempat, sehingga dapat membantu untuk memperluas
pasar dari produk yang dihasilkan. Selain itu, pemerintah juga dapat ikut mengem-
bangkan wisata pemandian air panas yang dapat dijadikan sebagai destinasi wisata di
wilayah tersebut dan pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat
wilayah tersebut.
KEPALA DESA
MAMAN SURAHMAN,
S.Sos
SEKRETARIS DESA
ARNEDI
KASI
KASI EKBANG KASI KESRA
Keterangan: P1= Budidaya Padi musim 1; P2=Budidaya Padi musim II; J=Jagung
LEMBAGA MASYARAKAT
DESA LENGKONGKULON
Kelompok PKK
Kelompok PKK di Desa Lengkongkulon merupakan lembaga masyarakat yang
beranggotakan 20 orang ibu-ibu. Kegiatan rutin yang biasa dilakukan adalah men-
gadakan kegiatan Jumat sehat dan Jumat bersih, serta kumpul PKK rutinan
Kelompok Tani
Kelompok Tani di Desa Lengkongkulon berjumlah lima kelompok. Kegiatan rutin
yang biasa dilakukan oleh kelompok tani ini adalah melakukan kegiatan bertani
dan penyuluhan terkait pertanian.
Saran dan Masukan: Akan lebih baik apabila dilakukan pertemuan rutin antar pen-
gusaha ikan agar dapat terjadi sharing informasi antara pengusaha sukses dan yang
belum sukses. Selain itu, perlu dilakukan pengembangan jaringan pemasaran untuk
memperluas jangkauan pasar.
UKM POTENSIAL:
Potensi alam ini perlu untuk dikembangkan dan dimanfaatkan dengan baik
agar mampu meningkatkan kehidupan ekonomi warga setempat serta
mendukung pertumbuhan ekonomi di Desa Lengkongkulon. Peran
pemerintah dibutuhkan untuk bersama-sama menggerakkan warga dalam
melakukan pengelolaan kawasan wisata tersebut.
3. Alokasi Anggaran - -
4. Gaya hidup Hidup sederhana dan Gaya hidup masyarakat yang
hemat tercermin dalam seperti itu akan membuat pa-
kehidupan warga ra investor kesulitan melirik
Majalengka, terlihat dari potensi pengembangan wila-
konsumsi sehari-hari yah penjualan (mall atau su-
warga yang tidak ber- perblock)
lebih-lebihan
5. Teknologi komu- Operator telepon di Banyak masuknya operator –
nikasi Majalengka belum be- operator telpon swasta yang
ragam, ini merupakan dikelola oleh warga asing
sebuah peluang untuk yang masuk ke wilayah
mengembangkan opera- Majalengka
tor yang lebih luas lagi
disini
6. Perkembangan Masih sedikitnya usaha- Dengan masuknya pengusaha
usaha usaha yang besar di -pengusaha dari luar
Majalengka, ini membuat Majalengka, ini dapat menjadi
pengusaha-pengusaha sebuah ancaman bagi warga
dapat mencoba perun- asli Majalengka yang tidak
tungannya di wilayah ini dapat bersaing
Masih banyak yang harus dilakukan Desa Sindangwangi agar mempunyai suatu
komoditas yang unggul dan bersaing, dimulai dari penghapusan sistem tengkulak
dan memulai dengan membangun koperasi, produksi tanaman yang berkualitas
dengan perawatan memakai pupuk organik secara berkala, dan produksi penjualan
yang dapat menarik konsumen dari kualitas, kemasan, dan inovasi produk. Dan tentu
juga harus diimbangi dengan peningkatan kualitas sumberdaya dengan adanya
berbagai penyuluhan dan pembinaan.
UMKM POTENSIAL
Adanya fasilitas yang memadai seperti infrastruktur, penunjuk arah dan sumberdaya
untuk mengelola, Sindangwangi dapat mengembangkan wisata alam yang ada. Ada-
pun dengan mensosialisasikannya di berbagai media online karena di era modern ini
informasi dapat mudah tersebar dengan menggunakan media online. Yang paling
terkenal di Sindangwangi adalah Curug Cipeuteuy.
Hal pertama yang dapat dilakukan adalah dengan merubah pola pikir warga
Desa Ujungberung untuk menjadi masyarakat yang paham akan kebutuhan bagi
kawasan wisata seperti mengertinya kepentingan kebersihan sebagai awal daya tarik
bagi pengunjung yang datang, dan juga memerlukan niat yang ekstra dari setiap
pelaksana kegiatan sumber daya alam sehingga kelestarian situs dapat terjaga.
Kekuatan Kelemahan
1.Brand Image Desa Du- 1.Kurangnya pemuda sebagai
rian penggerak kegiatan desa
2.Akses Jalan Raya 2.Pola pikir pemuda yang
Provinsi masih kuno, berbasis bekerja
3.Ketersediaan Air yang kepada orang lain dibanding
cukup berusaha.
3.Seringnya terjadi kesalahan
komunikasi
Peluang Program utama yang Perlu diadakan sosialisasi
1.Menjadi desa harus dilakukan adalah berkelanjutan mengenai pan-
wisata dengan situs dengan mempersiapkan dangan Desa Ujungberung un-
ter-unik dibanding situs Agropolitan dengan tuk 10 tahun kedepan, yaitu
desa lain matang dalam aspek menjadi desa wisata. Sehingga,
2.Menambah pema- produksi dan operasi warga dapat mulai me-
sukan desa melalui nya, yang baru kemudi- nyesuaikan diri sedikit demi
kunjungan ke desa an dapat mulai di sedikit
iklankan sehingga dapat
3.Menjadi pusat dari
menarik wisatawan dan
perekonomian
tidak memberi kesan
dikarenakan lokasi
yang mengecewakan
yang strategis dalam
dikarenakan tidak sesuai
kebutuhan bahan
nya ekspektasi
baku maupun
pengunjung akan wisata
pemasaran produk
agropolitan tersebut
KKN - T 2017
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Kecamatan Sukahaji
Kabupaten Majalengka, Jawa Barat
214 | KKN-T FEM IPB 2017
Kecamatan Sukahaji
Kabupaten Majalengka, Jawa Barat
216 | KKN-T FEM IPB 2017
TANAH KAS
Tanah kas desa adalah tanah yang merupakan kekayaan desa dan menjadi milik desa
sesuai dengan Pasal 2 ayat 1 jo Pasal 3 ayat 1 Permendagri 4/2007. Desa Palabuan
memiliki luasan tanah kas seluas 29,6202 hektar. Pembagian penggunaan tanah kas
tersebut meliputi tanah bengkok seluas 26,7418 Ha dan tanah titisara seluas 2,8784 Ha.
Jenis infrastruktur
Penerangan PLN
Peribadatan (unit)
Mesjid 5
Mushola 12
Pendidikan (unit)
SD 3
SMP 1
SMA 1
LEMBAGA MASYARAKAT
DESA PALABUAN
POTENSI PERTANIAN
POTENSI PETERNAKAN
Stik aneka rasa. Di mulai dari tahun 2013 dengan modal pribadi sebesar Rp
50.000 dengan mencoba menjual keripik pisang, keripik bawang, dan pastel
hingga akhirnya fokus pada cemilan sistik. Di jual dari warung ke warung
dan sekarang sudah banyak reseller yang datang. Saat ini bisnis tersebut su-
dah mempunyai 8 orang karyawan, dan lokasi produksinya dilakukan di ru-
mah pemiliknya sendiri. Produk yang dihasilkan perharinya biasanya sebesar
200 kg. Pemasarannya sejauh ini menggunakan teknik word of mouthdan in-
ternet, dimulai dari Karawang, Jakarta, Bekasi, Cirebon, Tegal, Bangka Beli-
tung. Produk Sistik ini sudah memiliki nomor dari dinas kesehatan. Adapun
harga yang ditawarkan mulai dari Rp. 6.000 sampai Rp.24.000 dengan ukuran
mulai dari 250gr sampai dengan 1Kg. Sebagai saran dan masukan, sebaiknya
ditambah inovasi pembuatan bahan baku, seperti terbuat dari tepung pisang
atau bayam agar banyak varian rasa.
Pendapatan rata-rata di desa Palabuan masih jauh dari angka upah minimum
yang di terapkan di Provinsi jawa barat pada tiap pekerjaan yang dikerjakan
oleh para warganya. Oleh sebab itu, perlu adanya program yang mampu
dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan kemiskinan di desa.
TANAH KAS
Tanah kas desa adalah tanah yang merupakan kekayaan desa dan menjadi milik desa
sesuai dengan Pasal 2 ayat 1 jo Pasal 3 ayat 1 Permendagri 4/2007. Desa Nenggawer
memiliki luasan tanah kas seluas 26,9 hektar. Pembagian penggunaan tanah kas
tersebut meliputi tanah bengkok seluas 16,17 Ha dan tanah titisara seluas 0,73 Ha.
persawahan air v v v v v v v v v v v v
irigasi
Tegalan x x x x x x x x x x x x
1. Tanaman Pangan
a. padi sawah 87 5
b. Jagung 5 4
c. ubi jalar 8 13
d. ubi kayu 10 12
e. kacang kedelai 4 4
2. Perkebunan
a. Mangga 30 40
b. Rambutan 5 6
c. Pisang 2 2
Uraian Padi
A. Penerimaan per hektar
Nilai jual output 9.450.000
B. Pengeluaran per hektar
1. Benih 262.500
2. Tenaga kerja 1.820.000
3. Sewa alat pertanian 700.000
4. Pupuk 3.080.000
5. Obat-obatan HPT 210.000
6. Penyusutan peralatan -
7. air 700.000
C. Pendapatan/Keuntungan per hektar (A-B) 2.677.500
Potensi hewan ternak yang ada di desa Cikoneng meliputi Domba, Ayam ras
dan Itik. Rata-rata kepemilikan akan hewan ternak di desa Cikoneng adalah 2
ekor domba, 5 ekor Ayam dan 2 ekor itik tiap petani. Biaya yang dibutuhkan
untuk membesarkan Domba mencapai Rp. 1.400.000 dan dapat dijual
mencapai Rp 3.000.000 kepada pedagang besar di luar desa. Dengan begitu,
petani akan mendapatkan untung mencapai Rp.1.600.000 untuk tiap ekornya.
Permasalahan yang dihadapi dari peternak domba adalah, dari sisi pakan
yang semakin sedikit untuk jumlah pakan hijau dan sisi penjualan yang
hanya dapat melalui tengkulak.
Tukang besi
Jumlah (unit)
Jenis Usaha
Mikro Kecil Menengah
1. Industri Pengolahan
a. Industri pengolahan makanan V
2. Jasa
a. Salon V
b. ojeg V
c. angkutan umum V
3. Perdagangan
a. warung makan/restoran V
b. toko kelontong V
MASYARAKAT SUKSES
TANAH KAS
Tanah kas desa adalah tanah yang merupakan kekayaan desa dan menjadi milik
desa sesuai dengan Pasal 2 ayat 1 jo Pasal 3 ayat 1 Permendagri 4/2007. Desa
Ciomas memiliki luasan tanah kas seluas 107,1 hektar. Pembagian penggunaan
tanah kas tersebut meliputi tanah bengkok seluas 19,1 Ha, tanah titisara seluas 2
Ha dan sawah desa 86 Ha
a. mobil 1
b. motor 2
3. Peribadatan (unit) 7
a. Mesjid 7
b. Gereja -
4. Pendidikan (unit)
a. SD 1
b. SMP -
c. TK 1
d. Tempat bermain anak 1
5. Kesehatan (unit)
a. Posyandu 3
b. Puskesmas Pembantu 1
6. Ekonomi
BUMDes 1
Pasar 1
Potensi pertanian yang dimiliki oleh desa Ciomas meliputi tanaman pangan
gabah dan ubi jalar. Produktivitas dari masing-masing komoditas mencapai 4
ton untuk gabah dan 10 ton untuk ubi jalar. Permasalahan yang sering
dihadapi adalah terkait hama tikus dan wereng. Sebagian besar penduduk
desa tidak memiliki lahan pertanian sendiri. Adapun yang memiliki lahan
pertanian hanya seluas 0,5—1 Ha.
Tegalan - - - - - - - - - - - -
UMKM UNGGULAN
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Emping Jagung Dahlia berdiri pada tahun 2006.
Usaha ini dimiliki oleh Ibu Acih dan Bapak
Aang yang pada awalnya hanya mencoba-coba
untuk membuat cemilan yang terbuat dari
bahan utama jagung. Untuk varian rasa
terdapat tiga jenis yaitu original (asin), pedas
manis, dan manis asin. Emping Jagung Dahlia
diproduksi di Blok Rabu Desa Ciomas, Kecamatan Sukahaji, Kabupaten
Majalengka. Untuk satu kilogram Emping Jagung dibandrol dengan harga
Rp40.000,-. Sebaiknya UMKM Emping Jagung Dahlia memasarkan produknya
dalam bentuk matang dengan menggunakan label sendiri. Selain itu kemasan
yang digunakan sebaiknya plastik yang lebih praktis.
5. teknologi tersedia
5. penggunaan dan
6. Perkembangan usaha pengawasan kurang
TANAH KAS
Tanah kas desa adalah tanah yang merupakan kekayaan desa dan menjadi milik
desa sesuai dengan Pasal 2 ayat 1 jo Pasal 3 ayat 1 Permendagri 4/2007. Desa
Nanggewer memiliki tanah kas seluas 23,182 Ha dengan luasan tanah bengkok
sebesar 18,638 Ha dan tanah titisara seluas 4,54 Ha.
Selain itu, untuk infastruktur pendidikan, Desa Nanggewer memiliki satu unit
PAUD, satu unit Taman Kanak-Kanak, satu buah Sekolah Dasar dan satu buah
Madrasah Diniyah. Sedangkan untuk sarana prasarana kesehatan, Desa Nanggewer
memiliki satu buah Poskesdes dan tiga buah Posyandu. Untuk infrastruktur
ekonomi, terdapat satu unit Badan Usaha Milik (DUM) Desa, satu buah Lembaga
Keuangan Mikro dan satu unit kios milik desa. Selain itu, sarana olahraga juga ter-
dapat di Desa Nanggewer, seperti lapangan bola voli dan lapangan sepak bola.
POTENSI PERTANIAN
ANALISIS USAHATANI
Uraian Padi Jeruk Limo
A. Penerimaan per hektar
Nilai jual output Rp 15.000.000 Rp 4.500.000
B. Pengeluaran per hektar
1. Benih Rp 400.000 Rp 70.000
2. Tenaga kerja Rp 2.500.000 Rp 900.000
3. Sewa alat pertanian Rp 490.000 -
4. Pupuk Rp 400.000 Rp 25.000
5. Obat-obatan HPT Rp 500.000 -
6. Penyusutan peralatan - -
7. biaya lainnya Rp 70.000 Rp 100.000
C. Pendapatan/Keuntungan Rp 10.640.000 Rp 3.405.000
Kekuatan Kelemahan
1. Geografis
Tanah kas desa adalah tanah yang merupakan kekayaan desa dan menjadi
milik desa sesuai dengan Pasal 2 ayat 1 jo Pasal 3 ayat 1 Permendagri 4/2007.
Desa Tanjungsari memiliki luasan tanah kas seluas 130,398 hektar.
Pembagian penggunaan tanah kas tersebut meliputi tanah bengkok seluas
130,398 Ha dan tanah titisara seluas 2,249 Ha.
Selain itu, terdapat jalan desa sepanjang 7,5 km yang sudah diaspal sehingga
memudahkan untuk melintas. Kemudian sebagai desa dengan penduduk se-
luruhnya beragama Islam, Desa Tanjungsari memiliki satu buah masjid dan 4
musholla. Untuk infrastruktur pendidikan, Desa Tanjungsari memiliki 5 unit
Sekolah PAUD, satu unit Taman Kanak-Kanak, dua unit Sekolah Dasar dan
satu unit Sekolah Menengah Pertama. Untuk infrastruktur kesehatan terdapat
4 unit Posyandu di seluruh wilayah desa. Sedangkan infrastruktur ekonomi
terdapat BUMDes dan Pasar Tradisional Tanjungsari.
POTENSI PERTANIAN
POTENSI PETERNAKAN
Potensi ternak di desa tanjung sari meliputi peternakan Domba dimana rata-
rata kepemilikan domba per peternak adalah sebanyak 25 ekor. Harga jual
persatuan domba dihargai Rp. 2.500.000. tempat penjualan domba berada di
kandang KUBE dimana pembeli dapat membeli langsung. Pembeli yang
datang umumnya adalah perorangan atau pedagang besar dari luar desa.
Permasalahan yang dihadapi oleh para peternak meliputi keterbatasan SDM
di KUBE, kandang yang sudah mulai rusak serta dari segi HPT dimana
kesulitan dalam mendapatkan pakan dimusim kemarau.
Peluang Ancaman
1. Alokasi Anggaran 1. Infrastruktur desa 1. Terdapat kecem-
menjadi lebih baik dan buruan sosial pada
meningkatkan ekonomi masyarakat jika alo-
masyarakat jika di- kasi anggaran tidak
manfaatkan dengan baik. merata.
2. Teknologi Komu-
nikasi 2. Mengoptimalkan po- 2. Memberikan
tensi desa untuk dapat dampak negatif ter-
dikenal di daerah lain. hadap moral pemu-
da dan anak-anak
jika dimanfaatkan
dengan tidak
sesuai.
3. Perkembangan Usaha
3. Memberikan contoh 3. Pengusaha kecil
kepada pengusaha lain yang lain merasa
untuk dapat untuk dapat takut untuk dapat
mengembangkan usahan- bersaing dengan
ya. pengusaha yang
besar dan sudah
berkembang.
Peluang:
Ancaman:
KKN - T 2017
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR