Available online at
Manajemen http://journal.sbm.itb.ac.id
Teknologi
Indonesian Journal for the Science of Management
Kata kunci: Agroindustri, kopi Gayo, masyarakat ekonomi ASEAN, soft system
methodology, sumber daya manusia.
Abstract. The purpose of this study is to formulate the model of strategy for human
resource development (HRD) Gayo coffee agro-industry in the ASEAN Economic
Community (AEC) with the approach of soft system methodology (SSM). This research
resulted in a conceptual modeling of human resource development strategy for
stakeholders agro-industry by increasing productivity in the welfare and sustainability
Gayo coffee agro-industry. Human resource development strategy for Gayo coffee agro-
industry is a strategic action to deliver the competence and quality of agro-industry
actors with high competitiveness, especially in the face of global competition and rivalry
in the AEC region through various of HRD capacity building program. The HRD
investment is an intellectual investment that has significance for the regional
development and improves the welfare of the community in the area of agro-industrial
production Gayo coffee.
Jurnal
141 Manajemen Teknologi
Vol. 16 | No. 2 | 2017
Jurnal Manajemen Teknologi, 16(2), 2017, 141-156
petani kebun (Silitonga, 2008).
Kopi menjadi
komoditas pertanian utama
dikembangkan
Pendahuluan oleh masyarakat selain dari
sayuran, buah-
Kopi Gayo sebagai kopi buahan dan tanaman lainnya.
specialty yang Sementara dari
berkembang di Indonesia, segi tingkat pendidikan
dibudidayakan oleh masyarakat dikawasan
masyarakat yang tinggal di tersebut sekitar 41 persen SD, 32
Dataran Tinggi persen SMP,
Gayo (Gayo Highland), Propinsi 21 persen SMA, 1,5 persen PT dan
Aceh, tepatnya lainnya 4,5
di Kabupaten Aceh Tengah, persen. Jadi secara umum tingkat
Kabupaten Bener pendidikan
Meriah dan Kabupaten Gayo masyarakat di kawasan produksi
Lues dengan kopi Gayo ini
luas arealsekitar 58.393 masih cukup rendah, apalagi bila
hektar pada dihadapkan
ketinggian 950-1450 meter diatas dengan persaingan dalam konteks
permukaan Masyarakat
laut (Hulupi, Nugroho & Ekonomi ASEAN (MEA).
Yusianto, 2013;
Ditjenbun, 2011). Bagi masyarakat Menurut Fatma (2011) pengelolaan
Gayo, kopi kopi masih
merupakan komoditas penting bersifat tradisional dan belum
yang turut menggunakan
meningkatkan penda teknologi budidaya kopi secara baik
patan keluarga, dan benar,
menggerakkan ekonomi hal ini menggambarkan masih
masyarakat dan rendahnya
sekaligus menambah pendapatan pengetahuan petani kopi
asli daerah tentang teknologi
(PAD). budidaya kopi . Padahal
tujuan utama
Kabupaten Aceh Tengah dan pengelolaan usaha tani kopi
Kabupaten adalah untuk
Bener Meriah merupakan wilayah meningkatkan produksi agar
penghasil pendapatan
kopi terbesar di Aceh, dihuni oleh petani kopi juga meningkat,
suku Gayo sehingga petani
sebesar 70 persen, suku Aceh 15
persen, suku
Jawa 10 persen dan sisanya
adalah suku-suku
lainnya yang datang dari
berbagai daerah
maupun propinsi di Indonesia.
Pendapatan
terbesar masyarakat adalah
bersumber dari
hasil perkebunan kopi,
walaupun beberapa
penduduk berstatus pegawai negeri
sipil tetapi
tetap memiliki pekerjaan
sampingan sebagai
l a l u d a p a t meningkatkan
produksi.
SehinggaSSMsangatcoc
o k diimplementasikan sebagai Jurnal
143 Manajemen Teknologi
sebuah kerangka kerja (framework)
pemecahan masalah yang
dirancang secara khusus pada
keadaan yang secara hakikatnya
masalah tersebut sulit untuk
didefinisikan (Martin, 2008; Sinn,
1998). SSM juga sering dipakai
untuk membuat konsep
model, memperbaiki tindakan
pragmatis, mencari kompromi,
maupun pembelajaran
bersamadanpartisipatif
s e p e r t i pengembangan
organisasi dan pengembangan
komunitas, serta untuk
pengembangan usaha.
Tu j u a n p e n e l i t i a n i n i a d a
l a h u n t u k merumuskan model
strategi pengembangan S D M a g r
o i n d u s t r i ko p i G ayo d a l a m
menghadapi MEA dengan
pendekatan sistem menggunakan
soft system methodology (SSM). D
engandemikiandiharap
k a n d a p a t menghasilkan
permodelan konseptual strategi
pengembangan SDM para pelaku
(stakeholder) a g r o i n d u s t r i d
enganmeningkatnyapr
oduktifitasdalammewu
j u d k a n kesejahteraan dan
keberlanjutan agroindustri kopi
Gayo.
Metodologi Penelitian
Metode SSM memiliki 7 tahapan
(Gambar 1), yaitu:
Tujuan perbandingan ini nantinya (1) Mengkaji masalah yang
akan memberikan pemahaman tidak terstruktur. Pada tahap ini
dilakukan pengumpulan
yang lebih baik m e n g e n a i d u
sejumlah infor masi yang
nianyata(research) da
diperlukan berkaitan dengan
n memberikan ide-ide perbaikan
strategi pengembangan
(action) (Sonatha & Prayama,
SDM agroindustri kopi Gayo,
2011; Brocklesby 1995; Checkland
termasuk pandangan dan
& Scholes, 1990). asumsi para pihak yang terlibat.
SSM memiliki kapabilitas dalam Informasi primer diperoleh
menyediakan kerangka kerja untuk
melalui diskusi mendalam
dengan para pakar yang
memahami masalah yang dihadapi
berkompeten. Para pakar yang
bahkan masalah yang kompleks
dipilih sebanyak 5 orang yaitu
sekalipun (Daellenbach & McNickle,
dari Dinas Pertanian K a b u p a
2005). Implementasi SSM pada
t e n A c e h Te n g a h , d o s e
berbagai disiplin ilmu sudah banyak
n Universitas Gajah Putih di
diterapkan oleh para pakar, peneliti
Takengon, petani kopi Gayo,
dan akademisi, mulai dari persoalan
pedagang pengumpul, dan
struktural, kebijakan, militer,
koperasi kopi Gayo. Untuk data
lingkungan, metode pengajaran,
sekunder diperoleh dari
sosial, permasalahn energi, industri,
dokumen - dokumen
inovasi dan sebagainya (Triyonggo, kepustakaan lembaga
Maarif & Sukmawati, 2015; Novani, pemerintah dan swasta
Putro & Hermawan, 2014; Riyanto, termasuk bahan-bahan hasil
Eriyatno & Pasaribu, 2014; Staadt, penelitian.
2012; Liu, Meng, Mingers, Tang &
(2) Mengekspresikan situasi
Wang, 2012; Mahregan, masalah. Bahan yang diperoleh
Hosseinzadeh & Kazemi, 2012; Cox, pada tahap pertama,
2010; Bjerke, 2008; Staker, 1999; selanjutnya digunakan untuk
Khisty, 1995; Patel, 1995; Konis, membangun rich picture
1994). (penggambaran peta dunia
nyata) atau disebut juga
representasi keadaan sekarang.
Vol. 16 | No. 2 | 2017
Jurnal Manajemen Teknologi, 16(2), 2017, 141-156
Tabel 1.
Elemen dan Deskripsi CATWOE
Elemen
CATWOE Deskripsi
Siapa yang mendapatkan manfaat dari aktivitas
Costumer tujuan?
Actor Siapa yang melaksanakan aktivitas-aktivitas?
Apa yang harus berubah agar input menjadi
Transformation output?
Cara pandang seperti apa yang membuat sistem
World-view berarti?
Siapa yang dapat menghentikan aktivitas-
Owner aktivitas?
Hambatan apa yang ada dalam lingkungan
Environment sistem?
Diadopsi dari Checkland dan Scholes (1990).
antara proses memodelkan
(3) Membangun definisi dengan hasil
permasalahan yang berkaitan ekspresi situasi masalah.
dengan situasi masalah. Bagian Semua elemen
ini adalah merumuskan root yang tertuang dalam CATWOE
definition (definisi akar), yaitu disertakan
suatu kalimat singkat yang dalam model konseptual.
(5) Membandingkan model
menyatakan “suatu sistem
konseptual dengan situasi
melakukan P dengan cara Q
masalah. Model konseptual
untuk mencapai R”. Root
dibandingkan dengan dunia
definition selanjutnya
nyata untuk menyoroti
dituangkan dalam
kemungkinan perubahan di dunia
mnemonic CATWOE
nyata. Setiap pihak yang terlibat
sebagaimana Tabel 1.
memberikan persepsi dan
(4) M e m b a n g u n m o d e l
penilaian terhadap aktivitas yang
konseptual.
Berdasarkan root definition di dimodelkan, untuk m e n e n t u k
atas untuk anapayangseharusnya
setiap elemen yang didefinisikan, dilakukan, dipertahankan,
kemudian diperbaiki atau ditinjau kembali.
d i b a n g u n m o d e l ko n Draft awal model konseptual
septual yang
didesain oleh peneliti yang
dibutuhkan untuk mencapai selanjutnya diminta koreksi,
tujuan yang masukan dan klarifikasi kepada
ideal. Model ini setiap pakar sebagai narasumber
dari penelitian ini.
mengidentifikasi sistem
aktivitas manusia hasil
ekspresi situasi
masalah dalam ri
ch picture dan
mempresentasikan
hubung an
antar
kegiatan. Model konseptual ini
merupakan
proses adaptif, karena terjadi
umpan balik
yang aktivitasnya dapat menjadi
Suatu model perbandingan “dunia nyata”.
dirumuskan meliputi aktivitas
yang ditawarkan, realita atau
kondisi dunia nyata yang terjadi
Hasil dan Pembahasan
dan rekomendasi untuk tindak
Berdasarkantahapan-t
lanjut. Model ini d i s e m p u r
a h a p a n y a n g dikembangkan
nakandanakanmenja
melalui pendekatan SSM, berikut
d i rekomendasi untuk
ini diuraikan penjelasan hasil dan
perubahan.
pembahasan yang diperoleh dari
(6) Menetapkan perubahan
masing-masing tahapan yang
yang layak dan diinginkan.
Tujuan tahap ini adalah untuk dikaji.
mengidentifikasi dan mencari Permasalahan Tidak Terstruktur
perubahan yang diinginkan
Salah satu permasalahan dalam
secara sistemik dan layak.
pembangunan agroindustri adalah
Perubahan dapat terjadi dalam
aspek kualitas SDM. Yang
hal struktur, prosedur atau
dimaksud dengan SDM dalam
sikap orang-orang.
konteks agroindustri adalah
(7) Melakukan tindakan
potensi yang dimiliki oleh individu-
perbaikan atas masalah. Pada
individu sebagai modal insani yang
tahap ini akan muncul
dapat dikembangkan untuk suatu
rekomendasi perubahan untuk proses produksi sehingga
dapat diimplementasikan. Akan menunjukkan ukuran produktifitas
ditunjukkan sistem yang tepat tertentu.
untuk melakukan perubahan
Jurnal
144 Manajemen
Teknologi
Vol. 16 | No. 2 |
2017
Fadhil, Maarif, Bantacut, dan Hermawan/ Model Strategi Pengembangan Sumber
Daya Manusia Agroindustri Kopi Gayo dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi
ASEAN
2. Kurangnya pengembangan
pemahaman dan manajemen
pengetahuan dalam budidaya
kopi, termasuk teknologi dan
inovasi terkini, karena lebih
mengandalkan pengetahuan
secara turun temurun dari
keluarga. Hal ini juga pernah
dilaporkan oleh Indra (2011)
dan Romano (2009) yang
melihat bahwa proses ber tani
dan pengelolaan pertanian baik
pra dan pasca panen lebih
dipengaruhi oleh pengetahuan
dari orang tua yang ditransfer
kepada anak-anaknya.
3. Produktivitas belum optimal
karena penguasaan teknologi
yang kurang dan lemahnya
keterampilan petani. Menurut
laporan Bilhak dan Maarif
(2014), Ibrahim dan Zailani
(2010), Silitonga (2008) juga
(2011).
4. Kurangnya kreatifitas dan
inovasi dalam p e n g o l a h a n Indriati (2015) meyakini bahwa
p r o d u k d a n i n d u s t r i SDM memiliki peran penting
peng olahan yang minim, ter dalam mencapai keberhasilan,
utama berkaitan dengan karena fasilitas yang canggih dan
penanganan pasca panen dan lengkap belum merupakan
pengolahan awal seperti jaminan akan berhasilnya suatu
fermentasi, pengolahan semi organisasi tanpa diimbangi oleh
basah dan efisiensi penggunaan kualitas SDM yang akan
air. Temuan yang serupa juga memanfaatkan fasilitas tersebut.
diperoleh dari Fatma (2011) dan
Bilhak dan Maarif (2014). Adam dan Ghaly (2007)
5. Intensitas pendidikan dan berpandangan bahwa salah satu
pelatihan secara kontinyu strategi dalam mencapai industri
terhadap petani kopi sangat kopi secara berkelanjutan adalah
diperlukan ag ar kualitas dengan memberdayakan
produksi agroindustri menjadi (empowerment) petani untuk
lebih baik. Pendapat ini juga meningkatkan kapasitas pasokan
diakui oleh Walker (2015), Jaya dan pemenuhan mutu.
(2014), Novita (2012), dan
Mujiburrahman
Jurnal
145 Manajemen Teknologi
Vol. 16 | No. 2 | 2017
Jurnal Manajemen Teknologi, 16(2), 2017, 141-156
ag roindustri yang meliputi
organisasi,
manajemen, mekanisme, sistem
dan prosedur
Hal ini sejalan dengan kebijakan
dari sub-sistem produksi,
Departemen
penanganan pasca
Perindustrian Republik Indonesia panen sampai pemasaran dan
dalam distribusi, harus
memprioritaskan pengembangan mampu mengemban misinya dan
industri di tidak hanya
masa yang akan datang adalah dalam menjalankan fungsinya
industri yang secara partial,
berbasis agro (agroindustri), tetapi juga harmonisasi dalam
karena memiliki pengembangan
karakteristik industri agroindustri secara integral
berkelanjutan dan lebih (Maarif, 2000).
mengandalkan pada SDM
berpengetahuan Pemetaan Masalah
dan terampil, sumber Untuk menggambarkan situasi
daya alam yang masalah yang
terbarukan serta penguasaan dihadapi dalam pengembangan
teknologi. SDM, sebuah
rich picture ditampilkan dengan
Dari berbagai persoalan yang
berbagai
dikemukakan
perspektif yang menekankan
diatas, peran pemangkuke penting struktur, proses,
an hubungan, konflik dan
(stakeholder) sangat penting ketidakpastian, serta
dalam mendorong mengungkapkan masalah, nilai-
pengembangan SDM terutama nilai yang
sebagai bagian diyakini dan divisualisasikan
yang tidak terpisahkan antara satu melalui simbol-
dengan yang
simbol (Gambar 2).
lainnya. Untuk menjelaskan hal ini
diuraikan
dalam bentuk tabulasi
analisis hierarki
permasalahan dan peran para
pihak yang
terlibat dalam permasalahan
pengembangan
SDM agroindustri kopi Gayo
(Tabel 2).
Jurnal
146 Manajemen
Teknologi
Vol. 16 | No. 2 |
2017
Fadhil, Maarif, Bantacut, dan Hermawan/ Model Strategi Pengembangan Sumber Daya
Manusia Agroindustri Kopi Gayo dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
Pengumpul
Tabel 2.
Analisis Hierarki Permasalahan
Sifat Operasional
teknis
Perencanaan Kawasan
Strategis perkebunan
Antar
Kebijakan
lembaga
Pembangunan
dan
Investasi & kemitraan
Keuangan
Perkebunan
Manajerial Kawasan
Pengorganisasian produksi
Jurnal
147 Manajemen Teknologi
Vol. 16 | No. 2 | 2017
Jurnal Manajemen Teknologi, 16(2), 2017, 141-156
merupakan proses adaptif,
dimana terjadi
aktivitas para pelaku dan
adanya umpan
balik antara proses dan pelaku
dalam sistem
(Gambar 3).
Untuk mendeskripsikan
bagaimana proses
sistem pengembangan kapasitas
SDM yang
hendak dibangun maka
dianalisis dengan
menggunakan tabel CATWOE
(Tabel 3).
Model Konseptual
Dengan berpedoman pada root
definition,
selanjutnya disusunlah gambaran
model
konseptual dalam
mengidentifikasi aktivitas
yang diperlukan dalam sistem
pengembangan
SDM yang dibangun. Model
konseptual ini
Antara Model dan Dunia Nyata
Setelah model konseptual
diperoleh, maka t a h a p b e r i k u
t n y a a d a l a hm e l a k u k a n
perbandingan antara model
konseptual (human activity system)
dengan dunia nyata yang
menghasilkan rekomendasi tentang
apa yang sebaiknya dipertahankan,
ditingkatkan atau dibuat yang baru.
Rekomendasi yang diberikan dalam
proses ini meliputi tujuh hal, yaitu p
elatihanpengembangan
d i r i d a n keterampilan,
pengembangan kelembagaan, studi
banding sebagai media
pembelajaran langsung, pameran
agroindustri, penyuluhan intensif,
tenaga pendamping perkebunan
dan penelitian berkesinambungan.
Untuk lebih detilnya seperti yang
dijelaskan pada Tabel 4.
Jurnal
148 Manajemen
Teknologi
Vol. 16 | No. 2 |
2017
Fadhil, Maarif, Bantacut, dan Hermawan/ Model Strategi Pengembangan Sumber
Daya Manusia Agroindustri Kopi Gayo dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi
ASEAN
Tabel 3.
Analisis CATWOE
Jurnal
149 Manajemen Teknologi
Vol. 16 | No. 2 | 2017
Jurnal Manajemen Teknologi, 16(2), 2017, 141-156
Jurnal
150 Manajemen
Teknologi
Vol. 16 | No. 2 |
2017
Fadhil, Maarif, Bantacut, dan Hermawan/ Model Strategi Pengembangan Sumber Daya
Manusia Agroindustri Kopi Gayo dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
lembaga
penelitian
lainnya
Tabel 4. lebih banyak
Perbandingan Model dengan Dunia melakukan
Nyata riset
pada hal-hal
Aktivitas Kondisi Dunia Nyata teknis budida
Penelitian
ya, penanganan pra
& pasca
berkesinambungan
panen, lahan,
Fasilitas dan sarana dan sejenisnya,
Pelatihan
pengembangan diri maupun sementara
pengembangan diri
keterampilan masih sangat kajian-kajian
dan keterampilan
terbatas tentang
pengembang
an SDM
Pendekatan masih sangat
pengembangan terbatas.
kelembagaan terlihat
Pengembangan
seragaman, padahal setiap
kelembagaan
bentuk kelembagaan
memiliki
kondisi yang berbeda-
beda
Beberapa koperasi
sudah
memprogramkan
kegiatan
Studi banding
studi banding ke perusahaan
sebagai media
dan koperasi kopi di daerah
pembelajaran
lain di Indonesia, termasuk ke
langsung
pusat penelitian dan
pengembangan kopi di
Jember
Partisipasi pameran
agroindustri dan
sejenisnya
selama ini lebih di
dominasi
Pameran
oleh perusahaan dan koperasi,
agroindustri
sangat sedikit atas
inisiatif dan partisipasi
kelompok masyarakat
secara mandiri Tenaga
penyuluh masih
terbatas dan tidak
menjangkau daerah-
daerah yang memiliki
Penyuluhan intensif
kondisi alam yang sulit
(pedalaman, susah
transportasi dan alam
yang ekstrim)
Perguruan tinggi,
BPPT,
ataupun prestasi tertentu
dalam usaha taninya
Jurnal
151 Manajemen Teknologi
Vol. 16 | No. 2 | 2017
Jurnal Manajemen Teknologi, 16(2), 2017, 141-156
waktu pelaksanaannya.
Formulasi strategi
akan memberikan sebuah peta
jalan kemana
Salahsatu upayapercepatan
arah yang akan dituju dan melalui
transfer
jalan apa
pengetahuan dan teknologi yang dipilih dengan segala
adalah melalui dinamika yang
pendidikan kepada generasi mungkin akan terus berkembang
penerus petani setiap saat.
pekebun kopi dan pelaku
agroindustri kopi Berdasarkan Gambar 4, terlihat
lainnya melalui sarana bahwa dalam
pendidikan. strategi
pengembangan SDM
Pemerintah daerah khususnya di agroindustri
Kabupaten kopi Gayo, terdapat tiga elemen
Aceh Tengah dan Kabupaten penting dalam
Bener Meriah mendorong proses pengembangan
perlumempertimbangkan kapasitas
sebuah level SDM yang dapat diturunkan
pendidikan teknis keterampilan dalam berbagai
bagi generasi program. Pertama, kebijakan
muda di daerah tersebut dalam pengembangan
kaitannya SDM terutama dengan program-
dengan agroindustri kopi, mulai program
dari budidaya pemerintah daerah melalui dinas
sampai pemasaran. Pendidikan terkait.
setara Diploma Kedua, dengan sistem sertifikasi
mungkin dapat jadi alternatif produk.
yang Menurut Disbun (2013), sekitar 70
dapat persen kopi
terserap langsung baik kepada Arabika Gayo ini telah mendapatkan
unit penyedia sertifikat
tenaga kerja ataupun produk yang berprinsip pada
mengembangkan usaha sistem pertanian
sendiri (wirausaha). berkelanjutan seperti Organic
certified, Fairtrade
Tindakan Untuk Perbaikan dan Rainforest. Sistem
Strategi sertifikasi ini dengan
pengembangan SDM sendirinya melibatkan lembaga
agroindustri pengimpor
kopi Gayo bukanlah pekerjaan untuk menjamin kualitas dan
musiman dan proses produksi
temporal, melai
nkan aktifitas
berkesinambungan yang tentunya
diharapkan
dari waktu ke waktu semakin
berkembang dan
menjadi lebih baik. Sebuah desain
formulasi
strategi perlu di
rumuskan dan
diimplementasikan secara
menyelur uh,
termasuk evaluasi dan
pengawasan sepanjang
pra dan pasca panen, manajemen
mutu, penyimpanan dan
penggudangan kecil. Bahkan
beberapa program tambahan
kopi yang dihasilkan (Walker, 2015;
seperti teknik sortasi dan
Almqvist, 2011). Oleh karenanya
pengkelasan (grading) manual juga
lembaga pengimpor yang meng
dapat dibekali untuk para pedagang
gunakan sertifikasi tersebut
pengumpul ini. Bagi penyuluh dan
berkewajiban untuk membina SDM
tenaga pendamping perkebunan,
pelaku agroidustri yang terlibat
perlu dikembangkan berbagai
dalam jaringan kerjanya. Ketiga,
pelatihan (training), pendampingan
merupakan inisiasi secara swadaya
(mentoring), pembinaan (coaching),
dari komunitas pecinta kopi ditingkat
dan konseling (counseling),
lokal dan lembaga-lembaga
sehingga mereka selalu terasah p e
penelitian, baik perguruan tinggi
n g e t a h u a n d a n ke a h l i a n n
maupun pemerintah seperti BPPT
y a d a l a m memberikan
(Balai Pengkajian Teknologi
penyuluhan dan pendampingan bagi
Pertanian). Semua institusi ini
para petani, tenaga pengumpul dan
diharapkan memberikan sasaran
pelaku agroindustri lainnya
kepada petani, pedagang pengumpul,
dilapangan.
penyuluh,pendampingpe
rkebunan, Untuk pelaku agroindustri kelas
manajemen koperasi maupun menengah seperti manajemen
perusahaan agroindustri secara koperasi dan perusahaan
langsung. Pendekatan agroindustri, perlu dilakukan
untuk setiap segmen mungkin bisa pendekatan asisstensi
berbeda-beda, tergantung dengan (assistance), fasilitasi (facilitation)
capaian yang hendak diinginkan. atau promosi (pr omotion). Ini
Misalnya petani difokuskan sesuai dengan pandangan North
dengan p r o g r a m p e n g e m b (2014), yang menyatakan bahwa
a n g a n b u d i d a y a , setiap lembaga perlu diketahui
penanganan pra dan pasca panen, kondisi terkininya (existing
manajemen mutu dan institution) sehingga dapat
penyimpanan. diputuskan bentuk intervensi yang
Untuk pedagang pengumpul dapat dapat diberikan, apakah dibantu,
dilakukan dengan peningkatan difasilitasi atau cukup
pemahaman tentang penanganan
mendapatkan dukungan promosi
saja.
Jurnal
152 Manajemen
Teknologi
Vol. 16 | No. 2 |
2017
Fadhil, Maarif, Bantacut, dan Hermawan/ Model Strategi Pengembangan Sumber
Daya Manusia Agroindustri Kopi Gayo dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi
ASEAN
Jurnal
153 Manajemen Teknologi
Vol. 16 | No. 2 | 2017
Jurnal Manajemen Teknologi, 16(2), 2017, 141-156
agroindustri. Investasi SDM
sesungguhnya
merupakan sebuah investasi
intelektual yang
S memiliki arti penting bagi
i pembangunan
m daerah dan meningkatkan
p kesejahteraan
u masyarakat di kawasan produksi
l agroindustri
a kopi, termasuk kopi Gayo.
n
Daftar Pustaka
Strategi pengembangan sumber
daya manusia Adam, M. & Ghaly, A.E. (2007).
(SDM) agroindusti kopi Gayo Maximizing
merupakan sustainability of the costa
tindakan strategis rican coffee
u nt uk melahirkan industry. Journal of Cleaner
kompetensi dan kualitas pelaku Production, 15
agroindustri (17),1716-1729.do
dengan daya saing yang tinggi i : http://dx.doi.org/10. 1016/j.
terutama dalam jclepro. 2006.08.013.
menghadapi persaingan global Almqvist, A. C. (2011). Coffee, a
dan persaingan fair trade? –a
dalam kawasan Masyarakat study about fairtrade
Ekonomi ASEAN. certified gayo cofffee
Pendekatan soft system farmers in Aceh,
methodology mampu Indonesia.
menguraikan permasalahan [Thesis].
dengan baik dan Department of Horticulture,
menemukan model konseptual Faculty of
sebagai suatu Landcape Planning,
bentuk formulasi strategi Horticulture and
pengembangan Agricultural Science, Swedish
SDM agroindustri kopi Gayo. University
of Agricultural Sciences
Berbagai program (SLU).
pengembangan kapasitas
SDM direkomendasikan untuk
dapat lebih
ditingkatkan dengan melibatkan
berbagai
pihak baik pemerintah, swasta
maupun
perguruan tinggi dan lembaga
penelitian.
Terdapat lima kelo
mpok sasaran
pengembangan SDM yang
berkaitan langsung
sebagai para pelaku agroindustri,
yaitu petani,
pedagang pengumpul, penyuluh,
pendamping,
dan manajemen koperasi/per
usahaan
Checkland, P., & Poulter, J. (2010).
Learning for action: a short
definitive account of soft
systems methodology, and its
Bilhak, A., & Maarif, S. (2014).
use for practitioners, teachers
Pengembangan a g r i b i s n i s
and students. New York: Wiley.
ko p i d a l a m ke r a n g k a
Cox, G. (2010). Defining
pembangunan ekonomi
innovation: using soft systems
wilayah di kabupaten Aceh methodology to approach the
Tengah. Jurnal Teknik PWK 3 complexity of innovation in
(2), 254-261. educational technology. Inter
Bergvall-Kareborn, B. (2002). national Jour nal of Education
Qualifying function in SSM and Development using
modeling – a case study. Information and
Systemic Practice and Action Communication Technology
Research 15 (4), 309-330. (IJEDICT), 6 (1), 12-20.
Bjerke, O. L. (2008). Soft systems Daellenbach, H., & McNickle, D.
methodology in action: a case (2005).
study at a purchasing Management science:
department. [Thesis]. decision making through
Department of Applied systems thinking.
Information Technology, IT Hampsire: Palgrave
Universtiy of Göteborg, Macmillan.
Chalmers University of Te c h Disbun [Dinas Perkebunan
nologyandUniversti Provinsi Aceh].
y o f Gothenburg Göteborg, (2013). Prospek
Sweden. pengembangan kopi arabika
Brocklesby, J. (1995). Using soft Gayo di kabupaten Aceh
systems methodology to Tengah dan Bener
identify competence Meriah. Aceh (ID): Disbun.
requirements in HRM. Ditjenbun [Direktorat Jenderal
International Journal of Perkebunan].
Manpower 16 (5/6), 70-84. (2011). Statistik perkebunan
Checkland, P. & Scholes, J. (1990). indonesia 2010
Soft system methodology in - 2012. kopi (coffee).
action. England: Jhon Wiley & Jakarta, Desember
Sons Ltd. 2011.
Checkland, P. (1981). Systems
thinking, systems practice.
Chichester: Wiley & Sons.
Jurnal
154 Manajemen
Teknologi
Vol. 16 | No. 2 |
2017
Fadhil, Maarif, Bantacut, dan Hermawan/ Model Strategi Pengembangan Sumber Daya
Manusia Agroindustri Kopi Gayo dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
berkelanjutan.
[Disertasi]. Bogor: D e
p a r tem en Tek n o l
Fadhil, R., Maarif, M. S., Bantacut,
o g i I n d u s tri
T., & Hermawan, A. (2017).
Pertanian, Sekolah
Sistem penunjang k e p u t u s
Pascasarjana IPB.
anmultikriteriauntu
Khisty, C. J. (1995). Soft-
k pengembangan agroindustri system methodology,
kopi gayo meng gunakan as learning and
pendekatan fuzzy - eckenrode management tool.
dan fuzzy-topsis. Jur nal Journal of Urban
Teknologi Industri Pertanian, Planning and
27(1), 103-1 1 3 . d o i : h t t p : Development, 121(3),
/ / d x . d o i . o r g / 1 0 . 91-107.
24961/j.tek.ind.pert.2017.27.1. Konis, C. Y. (1994). A soft
103 system management
Fatma, Z. (2011). Analisis fungsi approach to energy
produksi dan efisiensi usaha management and
tani kopi rakyat di Aceh conservations for the
Tengah. [Thesis]. Sekolah hotel industry of
Pascasarjana IPB. Cyprus. International
Hulupi, R., Nugroho, D., & Yusianto. System Dynamics
(2013). Conference, 115-123.
Keragaan beberapa varietas lokal
kopi
arabika di dataran tinggi Gayo.
Pelita
Perkebunan, 29(2), 69-81.
Ibrahim, H.W., & Zailani, S.
(2010). A review on the
competitiveness of global
supply chain in a coffee
industry in Indonesia.
International Business
Management, 4(3), 105-115.
doi:
10.3923/ibm.2010.105.115.
Indra. (2011). Penentuan skala
usaha dan analisis efisiensi
ekonomi usaha tani kopi
rakyat di kabupaten Aceh
Tengah. Agrisep 12 (1), 1-8.
Indriati, A. (2015). Strategi
peningkatan kualitas sumber
daya manusia untuk
meningkatkan kinerja usaha
kecil dan menengah. [Thesis].
Sekolah Pascasarjana Intitut
Pertanian Bogor.
Jaya, R. (2013). Model
pengelolaan pasokan dan
risiko mutu rantai pasok kopi
Gayo. Jurnal Teknologi dan
Industri Pertanian Indonesia ,
5(3), 24-32.
Jaya, R. (2014). Rancang bangun
rantai pasok kopi Gayo
North, D. C. (2014). Institutions,
institutional change and
economic performance.
Liu, W. B., Meng, W., Mingers, J., Tang, N.,
Ebook). Cambridge
& Wang, W. (2012) . Developing a University Press, Ebook
performance management system Editors: Randall Calvert and
using soft systems methodology: a Thrainn Eggertsson.
Chinese case study. European Journal Novani, S., Putro, U. S., & Hermawan
of Operational R e s e a r c h , 2 2 3 P. (2014). A n a p p l i c a t i o n
(2,529-540.doi:https://d o f s o f t s y s t e m
o i . o r g / 1 0 . 1 0 1 6 / methodology in batik industrial
j.ejor.2012.06.029. cluster solo by using service
Maarif, M. S. (2000). Revitalisasi system science perspective.
kelembagaan agribisnis. AGRIMEDIA Procedia - Social and Behavioral
4 (3), 30-33. Sciences, 115, 324-331. doi:
Martin, E. (2008). Aplikasi metodologi https://doi.org/
sistem lunak untuk pengelolaan 10.1016/j.sbspro. 2014.02.439.
kawasan hutan rawan konflik: kasus Novita, E. (2012). Desain proses
hutan penelitian Benakat, Sumatera pengolahan pada
Selatan. [Disertasi]. Bogor (ID): agroindustri kopi robusta
Institut Pertanian Bogor. meng gunakan modifikasi
Mahregan, M. R., Hosseinzadeh, M., & teknologi olah basah berbasis
Kazemi, A. (2012). An application of produksi bersih. [Disertasi].
soft system methodology. Procedia - Bogor (ID): Institut Pertanian
Social and Behavioral Sciences, 41, Bogor
426-433. h t t p s : / / d o i . o r g / 1 Patel, N. V. (1995). Application of
0 . 1 0 1 6 / j . sbspro.2012.04.051. soft systems methodology to
Mujiburrahman. (2011). Sistem jaringan the real-world process of
pasok dan nilai tambah ekonomi kopi teaching and learning.
organik (studi kasus di KBQ International Journal of
Baburrayan kabupaten Aceh Tengah). Educational Management,
Agrisep 12 (1), 1-10. 9(1), 13-23.
Jurnal
155 Manajemen Teknologi
Vol. 16 | No. 2 | 2017
Jurnal Manajemen Teknologi, 16(2), 2017, 141-156
Jurnal
156 Manajemen Teknologi
Vol. 16 | No. 2 |
2017