Anda di halaman 1dari 32

Jurnal Jurnal Manajemen Teknologi, 16(2), 2017,141-156

Available online at
Manajemen http://journal.sbm.itb.ac.id
Teknologi
Indonesian Journal for the Science of Management

Model Strategi Pengembangan


Sumber Daya Manusia Agroindustri
Kopi Gayo dalam Menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN
Rahmat Fadhil1, M. Syamsul Maarif2, Tajuddin Bantacut3, dan Aji
Hermawan2
1
Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala, Aceh
2
Sekolah Bisnis - Institut Pertanian Bogor, Bogor
3 Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor

Abstract. Tujuan penelitian ini adalah untuk merumuskan model strategi


pengembangan sumber daya manusia (SDM) agroindustri kopi Gayo dalam menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dengan pendekatan soft system methodology
(SSM). Penelitian ini menghasilkan permodelan konseptual strategi pengembangan SDM
para pemangku kepentingan (stakeholder) agroindustri dengan meningkatnya
produktifitas dalam mewujudkan kesejahteraan dan keberlanjutan agroindustri kopi
Gayo. Strategi pengembangan SDM agroindusti kopi Gayo merupakan tindakan strategis
untuk melahirkan kompetensi dan kualitas pelaku agroindustri dengan daya saing yang
tinggi terutama dalam menghadapi persaingan global dan persaingan dalam kawasan
MEA melalui berbagai program pengembangan kapasitas SDM. Investasi SDM
merupakan sebuah investasi intelektual yang memiliki arti penting bagi pembangunan
daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan produksi agroindustri
kopi Gayo.

Kata kunci: Agroindustri, kopi Gayo, masyarakat ekonomi ASEAN, soft system
methodology, sumber daya manusia.

Abstract. The purpose of this study is to formulate the model of strategy for human
resource development (HRD) Gayo coffee agro-industry in the ASEAN Economic
Community (AEC) with the approach of soft system methodology (SSM). This research
resulted in a conceptual modeling of human resource development strategy for
stakeholders agro-industry by increasing productivity in the welfare and sustainability
Gayo coffee agro-industry. Human resource development strategy for Gayo coffee agro-
industry is a strategic action to deliver the competence and quality of agro-industry
actors with high competitiveness, especially in the face of global competition and rivalry
in the AEC region through various of HRD capacity building program. The HRD
investment is an intellectual investment that has significance for the regional
development and improves the welfare of the community in the area of agro-industrial
production Gayo coffee.

Keywords: Agro-industry, ASEAN economic community, Gayo coffee, human resources,


soft system methodology.
*Corresponding author. Email: rahmat.fadhil@unsyiah.ac.id
Received: March 12th, 2017; Revision: April 27th, 2017; Accepted: June 13th, 2017
Print ISSN: 1412-1700; Online ISSN: 2089-7928. DOI: http://dx.doi.org/10.12695/jmt.2017.16.2.3
Copyright@2017. Published by Unit Research and Knowledge, School of Business and Management - Institut
Teknologi Bandung (SBM-ITB)

Jurnal
141 Manajemen Teknologi
Vol. 16 | No. 2 | 2017
Jurnal Manajemen Teknologi, 16(2), 2017, 141-156
petani kebun (Silitonga, 2008).
Kopi menjadi
komoditas pertanian utama
dikembangkan
Pendahuluan oleh masyarakat selain dari
sayuran, buah-
Kopi Gayo sebagai kopi buahan dan tanaman lainnya.
specialty yang Sementara dari
berkembang di Indonesia, segi tingkat pendidikan
dibudidayakan oleh masyarakat dikawasan
masyarakat yang tinggal di tersebut sekitar 41 persen SD, 32
Dataran Tinggi persen SMP,
Gayo (Gayo Highland), Propinsi 21 persen SMA, 1,5 persen PT dan
Aceh, tepatnya lainnya 4,5
di Kabupaten Aceh Tengah, persen. Jadi secara umum tingkat
Kabupaten Bener pendidikan
Meriah dan Kabupaten Gayo masyarakat di kawasan produksi
Lues dengan kopi Gayo ini
luas arealsekitar 58.393 masih cukup rendah, apalagi bila
hektar pada dihadapkan
ketinggian 950-1450 meter diatas dengan persaingan dalam konteks
permukaan Masyarakat
laut (Hulupi, Nugroho & Ekonomi ASEAN (MEA).
Yusianto, 2013;
Ditjenbun, 2011). Bagi masyarakat Menurut Fatma (2011) pengelolaan
Gayo, kopi kopi masih
merupakan komoditas penting bersifat tradisional dan belum
yang turut menggunakan
meningkatkan penda teknologi budidaya kopi secara baik
patan keluarga, dan benar,
menggerakkan ekonomi hal ini menggambarkan masih
masyarakat dan rendahnya
sekaligus menambah pendapatan pengetahuan petani kopi
asli daerah tentang teknologi
(PAD). budidaya kopi . Padahal
tujuan utama
Kabupaten Aceh Tengah dan pengelolaan usaha tani kopi
Kabupaten adalah untuk
Bener Meriah merupakan wilayah meningkatkan produksi agar
penghasil pendapatan
kopi terbesar di Aceh, dihuni oleh petani kopi juga meningkat,
suku Gayo sehingga petani
sebesar 70 persen, suku Aceh 15
persen, suku
Jawa 10 persen dan sisanya
adalah suku-suku
lainnya yang datang dari
berbagai daerah
maupun propinsi di Indonesia.
Pendapatan
terbesar masyarakat adalah
bersumber dari
hasil perkebunan kopi,
walaupun beberapa
penduduk berstatus pegawai negeri
sipil tetapi
tetap memiliki pekerjaan
sampingan sebagai
l a l u d a p a t meningkatkan
produksi.

Beberapa penelitian sebelumnya


sebagai pengelola usaha menunjukkan bahwa belum ada
semestinya mengerti cara yang secara spesifik mengkaji t e n t
mengalokasikan sumber daya atau angpengembanganSDMs
faktor produksi yang dimilikinya e c a r a mendalam pada
agar tujuan tersebut dapat agroindustri kopi Gayo. Penelitian-
tercapai. penelitian mengenai agroindustri
kopi Gayo yang ada selama lebih
Berdasarkan hal tersebut di atas, menekankan pada aspek produksi,
maka perlu dilakukan pembinaan bahan baku, ekonomi, keuangan,
melalui berbagai cara d a l a m m e sistem sertifikasi, rantai pasok,
ngembangkankemampua kelembagaan dan lingkungan
n kompetensi dan kualitas sumber (Fadhil, Maarif, Bantacut &
daya manusia (SDM), ilmu Hermawan, 2017; Walker, 2015;
pengetahuan, teknologi, dan p e n d Jaya, 2014; Bilhak & Maarif, 2014;
idikan.Karenabagaiman Novita, 2012; Indra, 2011; Almqvist,
a p u n kompetensi pelaku ag 2011; Fatma, 2011; Romano, 2009),
roindustri akan menggambarkan yang sedikit dikaitkan dengan aspek
keterampilan, pengetahuan, SDM. Sementara artikel ini akan
perilaku, karakteristik personal dan berkontribusi lebih fokus pada
motivasi yang akan berkorelasi aspek SDM dengan pendekatan soft
dengan kesuksesan dalam system methodology (SSM). SSM
menjalankan usaha. Semua hal adalah sebuah pendekatan holistik
tersebut tentu memerlukan di dalam melihat aspek-aspek riil
kontribusi berbagai pemangku dan konseptual di masyarakat. SSM
kepentingan yang terlibat di dipandang sebagai salah satu
dalamnya, termasuk pemerintah strategi dalam menangani berbagai
sendiri. Oleh karenanya faktor masalah manajemen yang lahir dari
produksi tenaga kerja bersama- sistem aktivitas manusia (human
sama dengan faktor produksi activity system) (Bergvall-Kareborn,
lainnya, bila dimanfaatkan secara 2002; Martin, 2008).
optimal akan mampu meningkatkan
produksi secara maksimal. Karena
biasanya setiap penggunaan tenaga
Jurnal
ke r j a p r o d u k t i f h a m p i r s e
142 Manajemen
Teknologi
Vol. 16 | No. 2 |
2017
Fadhil, Maarif, Bantacut, dan Hermawan/ Model Strategi Pengembangan Sumber Daya
Manusia Agroindustri Kopi Gayo dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
Untukmemformulasikan
s t r a t e g i pengembangan SDM
agroindustri kopi Gayo dilakukan
Serangkaian aktivitas manusia
dengan menggunakan metode soft
disebut sebagai sebuah sistem
system methodology (SSM) yang
karena setiap aktivitas-aktivitas
dikembangkan oleh Checkland dan
tersebut saling berhubungan
Poulter (2010), Checkland dan
antara satu sama lainnya dan
Scholes (1990). Seperti pendekatan
membentuk suatu ikatan
sistem lainnya, inti dari SSM ini
(keterkaitan) tertentu. Pendekatan
sendiri adalah memberikan
soft systems dianggap sebagai
perbandingan antara dunia nyata
metodologi yang sangat produktif
dengan suatu permodelan yang
untuk mempelajari setiap aktivitas
diperkirakan merepresentasikan
manusia yang terorganisir di
dunia itu sendiri.
dalam mencapai tujuan-tujuan
tertentu tersebut (Patel, 1995).

SehinggaSSMsangatcoc
o k diimplementasikan sebagai Jurnal
143 Manajemen Teknologi
sebuah kerangka kerja (framework)
pemecahan masalah yang
dirancang secara khusus pada
keadaan yang secara hakikatnya
masalah tersebut sulit untuk
didefinisikan (Martin, 2008; Sinn,
1998). SSM juga sering dipakai
untuk membuat konsep
model, memperbaiki tindakan
pragmatis, mencari kompromi,
maupun pembelajaran
bersamadanpartisipatif
s e p e r t i pengembangan
organisasi dan pengembangan
komunitas, serta untuk
pengembangan usaha.

Tu j u a n p e n e l i t i a n i n i a d a
l a h u n t u k merumuskan model
strategi pengembangan S D M a g r
o i n d u s t r i ko p i G ayo d a l a m
menghadapi MEA dengan
pendekatan sistem menggunakan
soft system methodology (SSM). D
engandemikiandiharap
k a n d a p a t menghasilkan
permodelan konseptual strategi
pengembangan SDM para pelaku
(stakeholder) a g r o i n d u s t r i d
enganmeningkatnyapr
oduktifitasdalammewu
j u d k a n kesejahteraan dan
keberlanjutan agroindustri kopi
Gayo.

Metodologi Penelitian
Metode SSM memiliki 7 tahapan
(Gambar 1), yaitu:
Tujuan perbandingan ini nantinya (1) Mengkaji masalah yang
akan memberikan pemahaman tidak terstruktur. Pada tahap ini
dilakukan pengumpulan
yang lebih baik m e n g e n a i d u
sejumlah infor masi yang
nianyata(research) da
diperlukan berkaitan dengan
n memberikan ide-ide perbaikan
strategi pengembangan
(action) (Sonatha & Prayama,
SDM agroindustri kopi Gayo,
2011; Brocklesby 1995; Checkland
termasuk pandangan dan
& Scholes, 1990). asumsi para pihak yang terlibat.
SSM memiliki kapabilitas dalam Informasi primer diperoleh
menyediakan kerangka kerja untuk
melalui diskusi mendalam
dengan para pakar yang
memahami masalah yang dihadapi
berkompeten. Para pakar yang
bahkan masalah yang kompleks
dipilih sebanyak 5 orang yaitu
sekalipun (Daellenbach & McNickle,
dari Dinas Pertanian K a b u p a
2005). Implementasi SSM pada
t e n A c e h Te n g a h , d o s e
berbagai disiplin ilmu sudah banyak
n Universitas Gajah Putih di
diterapkan oleh para pakar, peneliti
Takengon, petani kopi Gayo,
dan akademisi, mulai dari persoalan
pedagang pengumpul, dan
struktural, kebijakan, militer,
koperasi kopi Gayo. Untuk data
lingkungan, metode pengajaran,
sekunder diperoleh dari
sosial, permasalahn energi, industri,
dokumen - dokumen
inovasi dan sebagainya (Triyonggo, kepustakaan lembaga
Maarif & Sukmawati, 2015; Novani, pemerintah dan swasta
Putro & Hermawan, 2014; Riyanto, termasuk bahan-bahan hasil
Eriyatno & Pasaribu, 2014; Staadt, penelitian.
2012; Liu, Meng, Mingers, Tang &
(2) Mengekspresikan situasi
Wang, 2012; Mahregan, masalah. Bahan yang diperoleh
Hosseinzadeh & Kazemi, 2012; Cox, pada tahap pertama,
2010; Bjerke, 2008; Staker, 1999; selanjutnya digunakan untuk
Khisty, 1995; Patel, 1995; Konis, membangun rich picture
1994). (penggambaran peta dunia
nyata) atau disebut juga
representasi keadaan sekarang.
Vol. 16 | No. 2 | 2017
Jurnal Manajemen Teknologi, 16(2), 2017, 141-156

Tabel 1.
Elemen dan Deskripsi CATWOE
Elemen
CATWOE Deskripsi
Siapa yang mendapatkan manfaat dari aktivitas
Costumer tujuan?
Actor Siapa yang melaksanakan aktivitas-aktivitas?
Apa yang harus berubah agar input menjadi
Transformation output?
Cara pandang seperti apa yang membuat sistem
World-view berarti?
Siapa yang dapat menghentikan aktivitas-
Owner aktivitas?
Hambatan apa yang ada dalam lingkungan
Environment sistem?
Diadopsi dari Checkland dan Scholes (1990).
antara proses memodelkan
(3) Membangun definisi dengan hasil
permasalahan yang berkaitan ekspresi situasi masalah.
dengan situasi masalah. Bagian Semua elemen
ini adalah merumuskan root yang tertuang dalam CATWOE
definition (definisi akar), yaitu disertakan
suatu kalimat singkat yang dalam model konseptual.
(5) Membandingkan model
menyatakan “suatu sistem
konseptual dengan situasi
melakukan P dengan cara Q
masalah. Model konseptual
untuk mencapai R”. Root
dibandingkan dengan dunia
definition selanjutnya
nyata untuk menyoroti
dituangkan dalam
kemungkinan perubahan di dunia
mnemonic CATWOE
nyata. Setiap pihak yang terlibat
sebagaimana Tabel 1.
memberikan persepsi dan
(4) M e m b a n g u n m o d e l
penilaian terhadap aktivitas yang
konseptual.
Berdasarkan root definition di dimodelkan, untuk m e n e n t u k
atas untuk anapayangseharusnya
setiap elemen yang didefinisikan, dilakukan, dipertahankan,
kemudian diperbaiki atau ditinjau kembali.
d i b a n g u n m o d e l ko n Draft awal model konseptual
septual yang
didesain oleh peneliti yang
dibutuhkan untuk mencapai selanjutnya diminta koreksi,
tujuan yang masukan dan klarifikasi kepada
ideal. Model ini setiap pakar sebagai narasumber
dari penelitian ini.
mengidentifikasi sistem
aktivitas manusia hasil
ekspresi situasi
masalah dalam ri
ch picture dan
mempresentasikan
hubung an
antar
kegiatan. Model konseptual ini
merupakan
proses adaptif, karena terjadi
umpan balik
yang aktivitasnya dapat menjadi
Suatu model perbandingan “dunia nyata”.
dirumuskan meliputi aktivitas
yang ditawarkan, realita atau
kondisi dunia nyata yang terjadi
Hasil dan Pembahasan
dan rekomendasi untuk tindak
Berdasarkantahapan-t
lanjut. Model ini d i s e m p u r
a h a p a n y a n g dikembangkan
nakandanakanmenja
melalui pendekatan SSM, berikut
d i rekomendasi untuk
ini diuraikan penjelasan hasil dan
perubahan.
pembahasan yang diperoleh dari
(6) Menetapkan perubahan
masing-masing tahapan yang
yang layak dan diinginkan.
Tujuan tahap ini adalah untuk dikaji.
mengidentifikasi dan mencari Permasalahan Tidak Terstruktur
perubahan yang diinginkan
Salah satu permasalahan dalam
secara sistemik dan layak.
pembangunan agroindustri adalah
Perubahan dapat terjadi dalam
aspek kualitas SDM. Yang
hal struktur, prosedur atau
dimaksud dengan SDM dalam
sikap orang-orang.
konteks agroindustri adalah
(7) Melakukan tindakan
potensi yang dimiliki oleh individu-
perbaikan atas masalah. Pada
individu sebagai modal insani yang
tahap ini akan muncul
dapat dikembangkan untuk suatu
rekomendasi perubahan untuk proses produksi sehingga
dapat diimplementasikan. Akan menunjukkan ukuran produktifitas
ditunjukkan sistem yang tepat tertentu.
untuk melakukan perubahan

Jurnal
144 Manajemen
Teknologi
Vol. 16 | No. 2 |
2017
Fadhil, Maarif, Bantacut, dan Hermawan/ Model Strategi Pengembangan Sumber
Daya Manusia Agroindustri Kopi Gayo dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi
ASEAN

Gambar 1. Tahapan Soft System Methodology


Diadopsi dari Checkland (1981); Checkland dan Poulter (2010)
menemukan keadaan yang
Beberapa persoalan dalam aspek sama, dimana keterampilan
SDM agroindustri kopi Gayo yang petani lebih dominan karena
berhasil diperoleh dari penelitian autodidak, sangat jarang
ini adalah sebagai berikut: keterampilan petani
1. Pengembangan dan ditingkatkan melalui suatu
peningkatan SDM sangat program peningkatan keahlian
tergantung pada penyuluh tertentu.
pertanian dengan fasilitas yang
minim dan jumlah petugas yang
terbatas berbanding wilayah
perkebunan yang mesti
ditangani. Kondisi ini serupa
dengan temuan Jaya (2013) dan
Silitonga (2008).

2. Kurangnya pengembangan
pemahaman dan manajemen
pengetahuan dalam budidaya
kopi, termasuk teknologi dan
inovasi terkini, karena lebih
mengandalkan pengetahuan
secara turun temurun dari
keluarga. Hal ini juga pernah
dilaporkan oleh Indra (2011)
dan Romano (2009) yang
melihat bahwa proses ber tani
dan pengelolaan pertanian baik
pra dan pasca panen lebih
dipengaruhi oleh pengetahuan
dari orang tua yang ditransfer
kepada anak-anaknya.
3. Produktivitas belum optimal
karena penguasaan teknologi
yang kurang dan lemahnya
keterampilan petani. Menurut
laporan Bilhak dan Maarif
(2014), Ibrahim dan Zailani
(2010), Silitonga (2008) juga
(2011).
4. Kurangnya kreatifitas dan
inovasi dalam p e n g o l a h a n Indriati (2015) meyakini bahwa
p r o d u k d a n i n d u s t r i SDM memiliki peran penting
peng olahan yang minim, ter dalam mencapai keberhasilan,
utama berkaitan dengan karena fasilitas yang canggih dan
penanganan pasca panen dan lengkap belum merupakan
pengolahan awal seperti jaminan akan berhasilnya suatu
fermentasi, pengolahan semi organisasi tanpa diimbangi oleh
basah dan efisiensi penggunaan kualitas SDM yang akan
air. Temuan yang serupa juga memanfaatkan fasilitas tersebut.
diperoleh dari Fatma (2011) dan
Bilhak dan Maarif (2014). Adam dan Ghaly (2007)
5. Intensitas pendidikan dan berpandangan bahwa salah satu
pelatihan secara kontinyu strategi dalam mencapai industri
terhadap petani kopi sangat kopi secara berkelanjutan adalah
diperlukan ag ar kualitas dengan memberdayakan
produksi agroindustri menjadi (empowerment) petani untuk
lebih baik. Pendapat ini juga meningkatkan kapasitas pasokan
diakui oleh Walker (2015), Jaya dan pemenuhan mutu.
(2014), Novita (2012), dan
Mujiburrahman

Jurnal
145 Manajemen Teknologi
Vol. 16 | No. 2 | 2017
Jurnal Manajemen Teknologi, 16(2), 2017, 141-156
ag roindustri yang meliputi
organisasi,
manajemen, mekanisme, sistem
dan prosedur
Hal ini sejalan dengan kebijakan
dari sub-sistem produksi,
Departemen
penanganan pasca
Perindustrian Republik Indonesia panen sampai pemasaran dan
dalam distribusi, harus
memprioritaskan pengembangan mampu mengemban misinya dan
industri di tidak hanya
masa yang akan datang adalah dalam menjalankan fungsinya
industri yang secara partial,
berbasis agro (agroindustri), tetapi juga harmonisasi dalam
karena memiliki pengembangan
karakteristik industri agroindustri secara integral
berkelanjutan dan lebih (Maarif, 2000).
mengandalkan pada SDM
berpengetahuan Pemetaan Masalah
dan terampil, sumber Untuk menggambarkan situasi
daya alam yang masalah yang
terbarukan serta penguasaan dihadapi dalam pengembangan
teknologi. SDM, sebuah
rich picture ditampilkan dengan
Dari berbagai persoalan yang
berbagai
dikemukakan
perspektif yang menekankan
diatas, peran pemangkuke penting struktur, proses,
an hubungan, konflik dan
(stakeholder) sangat penting ketidakpastian, serta
dalam mendorong mengungkapkan masalah, nilai-
pengembangan SDM terutama nilai yang
sebagai bagian diyakini dan divisualisasikan
yang tidak terpisahkan antara satu melalui simbol-
dengan yang
simbol (Gambar 2).
lainnya. Untuk menjelaskan hal ini
diuraikan
dalam bentuk tabulasi
analisis hierarki
permasalahan dan peran para
pihak yang
terlibat dalam permasalahan
pengembangan
SDM agroindustri kopi Gayo
(Tabel 2).

Sebagai sektor unggulan,


agroindustri sangat
ditunjang oleh kemampuan dan
keterampilan
para pelakunya dari berbagai sub
sistem dalam
menjalankan perannya
masing-masing,
termasuk komitmen untuk
secara bersama-
sama mengembangkan seluruh
sub-sistem
agroindustri. Seluruh komponen
sub-sistem
akan menjadi persoalan serius
dikemudian hari. Masuknya tenaga
asing dengan pengetahuan dan
keterampilan yang l e b i h b a i k b
Berdasarkan rich picture yang
o l e h j a d i m e n y e b a b k a n
terbangun, dapat dipahami peta
keterpinggiran pelaku agroindustri
masalah yang melingkupi kita sendiri, karena kalah dalam
persoalan pengembangan SDM. persaingan. Hal ini pulalah yang
Mulai dari masalah kemampuan dicemaskan Triyonggo dkk. (2015)
dan kualitas SDM yang ada saat yang
ini, pengembangan ilmu menganalisis bagaimana kesiapan
pengetahuan dan teknologi, SDM Indonesia dalam menghadapi
pendidikan dan keterampilan Masyarakat
sampai keterlibatan multi pihak Ekonomi ASEAN, terutama dari
yang berperan didalamnya. kalangan praktisinya.
Kebijakan yang diputuskan
pemerintah untuk terlibat dalam Definisi Akar (Root Definition)
perdangan bebas setingkat Peningkatan mutu SDM yang
ASEAN, menjadi tantangan dan strategis
sekaligus ancaman bagi SDM terhadapketerampila
agroindustri kopi Gayo. n,motivasi,pengemban
g a n d a n m a n a j e m e n
Jika tindakan dan dukungan para
pengorganisasian SDM
pihak dalam m e n g e m b a n g k a merupakan syarat utama dalam
n S D M p a r a p e l a k u era globalisasi untuk mampu
agroindustri, terutama petani, bersaing dan mandiri (Maarif,
pedagang 2000). Inilah yang sedang
pegumpul, pengelola koperasi dan dihadapi dalam konteks MEA yang
perusahaan agroindustri kopi lokal sudah mulai berjalan sejak awal
tidak ditangani dengan baik, maka tahun 2016 yang lalu.

Jurnal
146 Manajemen
Teknologi
Vol. 16 | No. 2 |
2017
Fadhil, Maarif, Bantacut, dan Hermawan/ Model Strategi Pengembangan Sumber Daya
Manusia Agroindustri Kopi Gayo dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
Pengumpul

Tabel 2.
Analisis Hierarki Permasalahan

Levelisa Pihak yang


si terlibat Fokus Isu
  Kebijakan
Pemerintah pengembangan
daerah SDM
 Pimpinan  Pengarahan dan
koperasi Pengawasan
Direktif  Strategi Keuangan
 Pimpinan dan
perusahaa
n Kredit usaha
agroindust  Keamanan dan
ri Konflik

Perbankkan Sosial Politik
  Perancang dan
Manajemen
Pelaksana
Koperasi Program
 Pengembangan
Manajemen
Perusahaa SDM
n  Proses Penanganan
Strategis dan
 Dinas Pemberdayaan SDM
Pertanian  Manajemen
Pengetahuan &
dan Koordinasi antar unit
Perkebuna
n
 Pendampingan
 Penyuluh pelaku
pertanian agroindustri
 Komunitas  Pengorganisasian
masyarakat kelompok
/ masyarakat
 Pengembangan
Taktis kelompok kapasitas
SDM melalui
usaha tani lembaga dan
 Lembaga kelembagaan
 Pemberdayaan
swadaya masyarakat
masyarakat tani/pekebun
 Produktifitas SDM
 Petani  Pengembangan diri
Operasio dan
nal  Pedagang keterampilan
Evaluasi dan
Pengawasan

Sifat Operasional
teknis
Perencanaan Kawasan
Strategis perkebunan
Antar
Kebijakan
lembaga
Pembangunan
dan
Investasi & kemitraan
Keuangan

Perkebunan
Manajerial Kawasan
Pengorganisasian produksi

Jurnal
147 Manajemen Teknologi
Vol. 16 | No. 2 | 2017
Jurnal Manajemen Teknologi, 16(2), 2017, 141-156
merupakan proses adaptif,
dimana terjadi
aktivitas para pelaku dan
adanya umpan
balik antara proses dan pelaku
dalam sistem
(Gambar 3).

Gambar 2. Rich Picture


Permasalahan

Untuk mendeskripsikan
bagaimana proses
sistem pengembangan kapasitas
SDM yang
hendak dibangun maka
dianalisis dengan
menggunakan tabel CATWOE
(Tabel 3).

Model Konseptual
Dengan berpedoman pada root
definition,
selanjutnya disusunlah gambaran
model
konseptual dalam
mengidentifikasi aktivitas
yang diperlukan dalam sistem
pengembangan
SDM yang dibangun. Model
konseptual ini
Antara Model dan Dunia Nyata
Setelah model konseptual
diperoleh, maka t a h a p b e r i k u
t n y a a d a l a hm e l a k u k a n
perbandingan antara model
konseptual (human activity system)
dengan dunia nyata yang
menghasilkan rekomendasi tentang
apa yang sebaiknya dipertahankan,
ditingkatkan atau dibuat yang baru.
Rekomendasi yang diberikan dalam
proses ini meliputi tujuh hal, yaitu p
elatihanpengembangan
d i r i d a n keterampilan,
pengembangan kelembagaan, studi
banding sebagai media
pembelajaran langsung, pameran
agroindustri, penyuluhan intensif,
tenaga pendamping perkebunan
dan penelitian berkesinambungan.
Untuk lebih detilnya seperti yang
dijelaskan pada Tabel 4.

Jurnal
148 Manajemen
Teknologi
Vol. 16 | No. 2 |
2017
Fadhil, Maarif, Bantacut, dan Hermawan/ Model Strategi Pengembangan Sumber
Daya Manusia Agroindustri Kopi Gayo dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi
ASEAN

Tabel 3.
Analisis CATWOE

Deskripsi Hasil Definisi


Co s tu m e r: Petani, Pedagang Pengumpul, Koperasi
orang
dan Perusahaan
yang
C berpengaruh/dipen  Petani: pelaku yang melakukan
garuhi oleh sistem budidaya, penanganan para & pasca
panen
 Pedagang Pengumpul: melakukan
penanganan pasca panen dan
perdagangan kepada agroindustri
(koperasi dan perusahaan)
 Koperasi dan Perusahaaan: pihak
yang melakukan pembelian kepada
petani dan pedagang pengumpul
Ac to r: orang yang kemudian menjual kepada
dan peran pembeli (buyer) nasional dan
A
sistem dalam aktivitas internasional
 Perguruan Tinggi, BPTP (Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian),
Lembaga penelitian: lembaga yang
menyediakan ilmu, teknologi
dan melakukan diseminasi hasil
penelitian kepada petani dan
pedagang pengumpul, serta
pelaksana bagi pemberi kebijakan
 Penyuluh dan Pendamping:
T ran s fo rm atio n : pelaku yang
proses mendesiminasikan hasil-hasil
T
dan perubahan penelitian dan teknologi serta
sebagai mitra pelaku agroindustri
Terbangunnya strategi pengembangan
kapasitas SDM
Wo rld - v ie w : agroindustri kopi Gayo melalui
Dampak dari berbagai program,
W
implementasi sistem pelatihan, penyuluhan,
pemberdayaan
masyarakat,
E O w n e r: Para penelitian dan perumusan kebijakan
pihak Terbentuknya kebijakan pemerintah dan
terbangunnya
En v iro n m e n t:
pengetahuan yang baik
kendala
lingkungan yang secara bersama-sama
C bagi
melingkupi seluruh elemen yang terlibat
sistem dan
implikasinya untuk memiliki rasa
tanggung jawab dalam merencanakan,
mengendalikan
dan memperbaiki  Program pengembangan SDM
pengembangan masih sangat sedikit dan terbatas
kapasitas SDM jangkuannya
agroindustri kopi Gayo  Transfer pengetetahuan budidaya
secara berkelanjutan serta penanganan pra dan pasca
Koperasi, Perusahaan, panen hanya berdasarkan
Pemerintah Daerah pengetahuan turun temurun
RO O T DEFINIT IO N:
Sistem melakukan kegiatan pengembangan SDM agroindustri
kopi Gayo (P) dengan cara penerapan berbagai program secara
efektif dan tepat sasaran dengan keterlibatan berbagai pihak (Q)
untuk dapat meningkatkan kapasitas SDM manusia secara
berkelanjutan dalam menghadapi perdagangan bebas termasuk
MEA (R)

Jurnal
149 Manajemen Teknologi
Vol. 16 | No. 2 | 2017
Jurnal Manajemen Teknologi, 16(2), 2017, 141-156

Gambar 3. Model Konseptual Strategi Pengembangan SDM


penguasaan terhadap ilmu dan
teknologi
Rencana Perubahan
tentang agroindustri dan kualitas
Tujuan utama pengelolaan usaha kopi. Kopi
tani kopi Gayo yang merupakan salah satu
Gayo adalah untuk kopi terbaik
meningkatkan produksi dari kopi yang ada di Indonesia
agar pendapatan petani kopi adalah modal
meningkat, karena
dasar yang dimiliki daerah
itu petani sebagai pengelola sebagai daya saing
usahanya harus bagi pemenuhan kebutuhan kopi
mengerti cara mengalokasikan dunia.
sumber daya
atau faktor produksi yang
dimilikinya sehingga
tujuan tersebut dapat tercapai.
Kopi yang
dihasilkan harus memenuhi
syarat kualitas
tertentu sehingga dapat diterima
pasar. Salah
satu upaya yan
g dilakukan adal
ah
meningkatkan kualitas SDM
petani dan
mampu bersaing dengan berbagai
kompetitor lainnya. Berbagai
Petani seharusnya menguasai
bentuk kerjasama antar unit
teknologi penanganan pra dan
pemerintah, swasta dan perguruan
pasca panen untuk memperoleh
tinggi sangat penting dilakukan
kopi yang memenuhi standar
agar peluang-peluang dalam rangka
kualitas terbaik sehingga
implementasi kebijakan untuk
mendapatkan nilai jual terbaik pula.
pengembangan SDM dapat
Melakukan program-program
dilaksanakan
pengembangan SDM semestinya
s e c a r a i n ova t i f d a n va r i a t i
menjadi perhatian utama berbagai
f m e l a l u i pendekatan-pendekatan
pihak di Aceh maupun Indonesia,
sosial kemasyarakatan dengan
untuk meningkatkan kapasitas
memperhatikan kearifan lokal.
pelaku agroindustri sehingga

Jurnal
150 Manajemen
Teknologi
Vol. 16 | No. 2 |
2017
Fadhil, Maarif, Bantacut, dan Hermawan/ Model Strategi Pengembangan Sumber Daya
Manusia Agroindustri Kopi Gayo dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
lembaga
penelitian
lainnya
Tabel 4. lebih banyak
Perbandingan Model dengan Dunia melakukan
Nyata riset
pada hal-hal
Aktivitas Kondisi Dunia Nyata teknis budida
Penelitian
ya, penanganan pra
& pasca
berkesinambungan
panen, lahan,
Fasilitas dan sarana dan sejenisnya,
Pelatihan
pengembangan diri maupun sementara
pengembangan diri
keterampilan masih sangat kajian-kajian
dan keterampilan
terbatas tentang
pengembang
an SDM
Pendekatan masih sangat
pengembangan terbatas.
kelembagaan terlihat
Pengembangan
seragaman, padahal setiap
kelembagaan
bentuk kelembagaan
memiliki
kondisi yang berbeda-
beda

Beberapa koperasi
sudah
memprogramkan
kegiatan
Studi banding
studi banding ke perusahaan
sebagai media
dan koperasi kopi di daerah
pembelajaran
lain di Indonesia, termasuk ke
langsung
pusat penelitian dan
pengembangan kopi di
Jember

Partisipasi pameran
agroindustri dan
sejenisnya
selama ini lebih di
dominasi
Pameran
oleh perusahaan dan koperasi,
agroindustri
sangat sedikit atas
inisiatif dan partisipasi
kelompok masyarakat
secara mandiri Tenaga
penyuluh masih
terbatas dan tidak
menjangkau daerah-
daerah yang memiliki
Penyuluhan intensif
kondisi alam yang sulit
(pedalaman, susah
transportasi dan alam
yang ekstrim)

Tenaga pendamping selama ini


direkrut dari alumni
perguruan
Tenaga pendamping
tinggi melalui program
perkebunan
tertentu pada suatu unit
pemerintahan

Perguruan tinggi,
BPPT,
ataupun prestasi tertentu
dalam usaha taninya

Penambahan jumlah penyuluh


dan pengembangan kapasitas
penyuluh sangat penting
Rekomendasi untuk diperhatikan, sehingga
Memperbanyak fasilitas dan sarana selain jumlah yang lebih
pengembangan diri dan keterampilan, memadai juga memiliki
mengusahakan agar menyentuh pengetahuan yang terus
masyarakat yang lebih jauh ke berkembang Pemerintah
pedesaan dan dapat menjalin daerah perlu
kerjasama yang baik dengan mempertimbangkan untuk
perguruan tinggi, lembaga swadaya merekrut pendamping
masyarakat maupun komunitas kopi tersendiri untuk kawasan
lainnya. perkebunan kopi Gayo, atau
Melakukan pemilahan sistem dapat juga menyediakan
pendekatan kelembagaan, ada yang pendidikan keterampilan
perlu di dibantu (assistance), teknis setara Diploma bagi
difasilitasi (facilitation) atau cukup di keluarga (anak-anak) petani
promosikan (promotion) saja. kebun kopi. Kajian-kajian
Koperasi dan perusahaan perlu pengembangan SDM perlu
melakukan program studi banding secara terus menerus
secara kontinyue untuk menambah dilakukan penelitian,
pengetahuan baru dan membuka sehingga dari waktu ke waktu
wawasan. Peran serta pemerintah kualitas SDM petani,
sangat diharapkan turut berpartisipasi pedagang pengumpul dan
mendukung dan memfasilitasi pelaku agroindustri kopi
kerjasama antar daerah dan wilayah lainnya semakin berkembang
agroindustri kopi dan meningkat lebih baik
dalam mewujudkan
Perlu dorongan dan penyediaan wadah kesejahteraan keluarga dan
pameran agroindustri dalam skala masyarakat di wilayah
rakyat, dimana kelompok-kelompok tani produksi kopi.
dapat tampil menunjukkan kelebihan

Jurnal
151 Manajemen Teknologi
Vol. 16 | No. 2 | 2017
Jurnal Manajemen Teknologi, 16(2), 2017, 141-156
waktu pelaksanaannya.
Formulasi strategi
akan memberikan sebuah peta
jalan kemana
Salahsatu upayapercepatan
arah yang akan dituju dan melalui
transfer
jalan apa
pengetahuan dan teknologi yang dipilih dengan segala
adalah melalui dinamika yang
pendidikan kepada generasi mungkin akan terus berkembang
penerus petani setiap saat.
pekebun kopi dan pelaku
agroindustri kopi Berdasarkan Gambar 4, terlihat
lainnya melalui sarana bahwa dalam
pendidikan. strategi
pengembangan SDM
Pemerintah daerah khususnya di agroindustri
Kabupaten kopi Gayo, terdapat tiga elemen
Aceh Tengah dan Kabupaten penting dalam
Bener Meriah mendorong proses pengembangan
perlumempertimbangkan kapasitas
sebuah level SDM yang dapat diturunkan
pendidikan teknis keterampilan dalam berbagai
bagi generasi program. Pertama, kebijakan
muda di daerah tersebut dalam pengembangan
kaitannya SDM terutama dengan program-
dengan agroindustri kopi, mulai program
dari budidaya pemerintah daerah melalui dinas
sampai pemasaran. Pendidikan terkait.
setara Diploma Kedua, dengan sistem sertifikasi
mungkin dapat jadi alternatif produk.
yang Menurut Disbun (2013), sekitar 70
dapat persen kopi
terserap langsung baik kepada Arabika Gayo ini telah mendapatkan
unit penyedia sertifikat
tenaga kerja ataupun produk yang berprinsip pada
mengembangkan usaha sistem pertanian
sendiri (wirausaha). berkelanjutan seperti Organic
certified, Fairtrade
Tindakan Untuk Perbaikan dan Rainforest. Sistem
Strategi sertifikasi ini dengan
pengembangan SDM sendirinya melibatkan lembaga
agroindustri pengimpor
kopi Gayo bukanlah pekerjaan untuk menjamin kualitas dan
musiman dan proses produksi
temporal, melai
nkan aktifitas
berkesinambungan yang tentunya
diharapkan
dari waktu ke waktu semakin
berkembang dan
menjadi lebih baik. Sebuah desain
formulasi
strategi perlu di
rumuskan dan
diimplementasikan secara
menyelur uh,
termasuk evaluasi dan
pengawasan sepanjang
pra dan pasca panen, manajemen
mutu, penyimpanan dan
penggudangan kecil. Bahkan
beberapa program tambahan
kopi yang dihasilkan (Walker, 2015;
seperti teknik sortasi dan
Almqvist, 2011). Oleh karenanya
pengkelasan (grading) manual juga
lembaga pengimpor yang meng
dapat dibekali untuk para pedagang
gunakan sertifikasi tersebut
pengumpul ini. Bagi penyuluh dan
berkewajiban untuk membina SDM
tenaga pendamping perkebunan,
pelaku agroidustri yang terlibat
perlu dikembangkan berbagai
dalam jaringan kerjanya. Ketiga,
pelatihan (training), pendampingan
merupakan inisiasi secara swadaya
(mentoring), pembinaan (coaching),
dari komunitas pecinta kopi ditingkat
dan konseling (counseling),
lokal dan lembaga-lembaga
sehingga mereka selalu terasah p e
penelitian, baik perguruan tinggi
n g e t a h u a n d a n ke a h l i a n n
maupun pemerintah seperti BPPT
y a d a l a m memberikan
(Balai Pengkajian Teknologi
penyuluhan dan pendampingan bagi
Pertanian). Semua institusi ini
para petani, tenaga pengumpul dan
diharapkan memberikan sasaran
pelaku agroindustri lainnya
kepada petani, pedagang pengumpul,
dilapangan.
penyuluh,pendampingpe
rkebunan, Untuk pelaku agroindustri kelas
manajemen koperasi maupun menengah seperti manajemen
perusahaan agroindustri secara koperasi dan perusahaan
langsung. Pendekatan agroindustri, perlu dilakukan
untuk setiap segmen mungkin bisa pendekatan asisstensi
berbeda-beda, tergantung dengan (assistance), fasilitasi (facilitation)
capaian yang hendak diinginkan. atau promosi (pr omotion). Ini
Misalnya petani difokuskan sesuai dengan pandangan North
dengan p r o g r a m p e n g e m b (2014), yang menyatakan bahwa
a n g a n b u d i d a y a , setiap lembaga perlu diketahui
penanganan pra dan pasca panen, kondisi terkininya (existing
manajemen mutu dan institution) sehingga dapat
penyimpanan. diputuskan bentuk intervensi yang
Untuk pedagang pengumpul dapat dapat diberikan, apakah dibantu,
dilakukan dengan peningkatan difasilitasi atau cukup
pemahaman tentang penanganan
mendapatkan dukungan promosi
saja.

Jurnal
152 Manajemen
Teknologi
Vol. 16 | No. 2 |
2017
Fadhil, Maarif, Bantacut, dan Hermawan/ Model Strategi Pengembangan Sumber
Daya Manusia Agroindustri Kopi Gayo dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi
ASEAN

Gambar 4. Formulasi Strategi Pengembangan SDM Agroindustri Kopi Gayo

Rekomendasi untuk perubahan Salah satu hasil penting dari


merupakan sebuah kebijakan yang penelitian ini d i t e m u k a n b a
tidak mudah, apalagi merubah h w a p e r a n p e m a n g k u
kebiasaan yang sudah bergenerasi kepentingan (stakeholder) sangat
dan terkesan nyaman, namun strategis untuk mendorong
perubahan memang harus selalu pengembangan SDM. Untuk
dimaknai sebagai sebuah cara memastikan sinergisitas dan
untuk menjadikan sesuatu lebih harmonisasi hubungan antar para
baik dari keadaan sebelumnya pihak sebagai pelaku agroindustri
yang kurang baik atau kurang kopi Gayo tersebut, selanjutnya
optimal. Hal ini penting untuk perlu dikaji sistem kelembagaan
menghargai bahwa setelah seperti apa yang cukup efektif
perubahan ini d i l a k s a n a k a n untuk dikembangkan. Termasuk
, s i t u a s i m a s a l a h a k a n hal yang terpenting pula adalah
dimodifikasi dan pada akhirnya bagaimana melakukan penilaian
proses tersebut tidak pernah tingkat kematang an kelembag
berhenti pada satu titik akhir. aan yang sudah terbentuk selama
Dengan kata lain proses adalah ini, sehingga nantinya dapat
siklus yang dilakukan dengan diketahui lebih lanjut bentuk
perbaikan secara terus menerus intervensi apa yang akan
sebagaimana disajikan dalam dilakukan terhadap kelembagaan
Gambar 4 tersebut. tersebut terkait hubung annya
deng an pengembangan SDM
kedepan.

Jurnal
153 Manajemen Teknologi
Vol. 16 | No. 2 | 2017
Jurnal Manajemen Teknologi, 16(2), 2017, 141-156
agroindustri. Investasi SDM
sesungguhnya
merupakan sebuah investasi
intelektual yang
S memiliki arti penting bagi
i pembangunan
m daerah dan meningkatkan
p kesejahteraan
u masyarakat di kawasan produksi
l agroindustri
a kopi, termasuk kopi Gayo.
n
Daftar Pustaka
Strategi pengembangan sumber
daya manusia Adam, M. & Ghaly, A.E. (2007).
(SDM) agroindusti kopi Gayo Maximizing
merupakan sustainability of the costa
tindakan strategis rican coffee
u nt uk melahirkan industry. Journal of Cleaner
kompetensi dan kualitas pelaku Production, 15
agroindustri (17),1716-1729.do
dengan daya saing yang tinggi i : http://dx.doi.org/10. 1016/j.
terutama dalam jclepro. 2006.08.013.
menghadapi persaingan global Almqvist, A. C. (2011). Coffee, a
dan persaingan fair trade? –a
dalam kawasan Masyarakat study about fairtrade
Ekonomi ASEAN. certified gayo cofffee
Pendekatan soft system farmers in Aceh,
methodology mampu Indonesia.
menguraikan permasalahan [Thesis].
dengan baik dan Department of Horticulture,
menemukan model konseptual Faculty of
sebagai suatu Landcape Planning,
bentuk formulasi strategi Horticulture and
pengembangan Agricultural Science, Swedish
SDM agroindustri kopi Gayo. University
of Agricultural Sciences
Berbagai program (SLU).
pengembangan kapasitas
SDM direkomendasikan untuk
dapat lebih
ditingkatkan dengan melibatkan
berbagai
pihak baik pemerintah, swasta
maupun
perguruan tinggi dan lembaga
penelitian.
Terdapat lima kelo
mpok sasaran
pengembangan SDM yang
berkaitan langsung
sebagai para pelaku agroindustri,
yaitu petani,
pedagang pengumpul, penyuluh,
pendamping,
dan manajemen koperasi/per
usahaan
Checkland, P., & Poulter, J. (2010).
Learning for action: a short
definitive account of soft
systems methodology, and its
Bilhak, A., & Maarif, S. (2014).
use for practitioners, teachers
Pengembangan a g r i b i s n i s
and students. New York: Wiley.
ko p i d a l a m ke r a n g k a
Cox, G. (2010). Defining
pembangunan ekonomi
innovation: using soft systems
wilayah di kabupaten Aceh methodology to approach the
Tengah. Jurnal Teknik PWK 3 complexity of innovation in
(2), 254-261. educational technology. Inter
Bergvall-Kareborn, B. (2002). national Jour nal of Education
Qualifying function in SSM and Development using
modeling – a case study. Information and
Systemic Practice and Action Communication Technology
Research 15 (4), 309-330. (IJEDICT), 6 (1), 12-20.
Bjerke, O. L. (2008). Soft systems Daellenbach, H., & McNickle, D.
methodology in action: a case (2005).
study at a purchasing Management science:
department. [Thesis]. decision making through
Department of Applied systems thinking.
Information Technology, IT Hampsire: Palgrave
Universtiy of Göteborg, Macmillan.
Chalmers University of Te c h Disbun [Dinas Perkebunan
nologyandUniversti Provinsi Aceh].
y o f Gothenburg Göteborg, (2013). Prospek
Sweden. pengembangan kopi arabika
Brocklesby, J. (1995). Using soft Gayo di kabupaten Aceh
systems methodology to Tengah dan Bener
identify competence Meriah. Aceh (ID): Disbun.
requirements in HRM. Ditjenbun [Direktorat Jenderal
International Journal of Perkebunan].
Manpower 16 (5/6), 70-84. (2011). Statistik perkebunan
Checkland, P. & Scholes, J. (1990). indonesia 2010
Soft system methodology in - 2012. kopi (coffee).
action. England: Jhon Wiley & Jakarta, Desember
Sons Ltd. 2011.
Checkland, P. (1981). Systems
thinking, systems practice.
Chichester: Wiley & Sons.

Jurnal
154 Manajemen
Teknologi
Vol. 16 | No. 2 |
2017
Fadhil, Maarif, Bantacut, dan Hermawan/ Model Strategi Pengembangan Sumber Daya
Manusia Agroindustri Kopi Gayo dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
berkelanjutan.
[Disertasi]. Bogor: D e
p a r tem en Tek n o l
Fadhil, R., Maarif, M. S., Bantacut,
o g i I n d u s tri
T., & Hermawan, A. (2017).
Pertanian, Sekolah
Sistem penunjang k e p u t u s
Pascasarjana IPB.
anmultikriteriauntu
Khisty, C. J. (1995). Soft-
k pengembangan agroindustri system methodology,
kopi gayo meng gunakan as learning and
pendekatan fuzzy - eckenrode management tool.
dan fuzzy-topsis. Jur nal Journal of Urban
Teknologi Industri Pertanian, Planning and
27(1), 103-1 1 3 . d o i : h t t p : Development, 121(3),
/ / d x . d o i . o r g / 1 0 . 91-107.
24961/j.tek.ind.pert.2017.27.1. Konis, C. Y. (1994). A soft
103 system management
Fatma, Z. (2011). Analisis fungsi approach to energy
produksi dan efisiensi usaha management and
tani kopi rakyat di Aceh conservations for the
Tengah. [Thesis]. Sekolah hotel industry of
Pascasarjana IPB. Cyprus. International
Hulupi, R., Nugroho, D., & Yusianto. System Dynamics
(2013). Conference, 115-123.
Keragaan beberapa varietas lokal
kopi
arabika di dataran tinggi Gayo.
Pelita
Perkebunan, 29(2), 69-81.
Ibrahim, H.W., & Zailani, S.
(2010). A review on the
competitiveness of global
supply chain in a coffee
industry in Indonesia.
International Business
Management, 4(3), 105-115.
doi:
10.3923/ibm.2010.105.115.
Indra. (2011). Penentuan skala
usaha dan analisis efisiensi
ekonomi usaha tani kopi
rakyat di kabupaten Aceh
Tengah. Agrisep 12 (1), 1-8.
Indriati, A. (2015). Strategi
peningkatan kualitas sumber
daya manusia untuk
meningkatkan kinerja usaha
kecil dan menengah. [Thesis].
Sekolah Pascasarjana Intitut
Pertanian Bogor.
Jaya, R. (2013). Model
pengelolaan pasokan dan
risiko mutu rantai pasok kopi
Gayo. Jurnal Teknologi dan
Industri Pertanian Indonesia ,
5(3), 24-32.
Jaya, R. (2014). Rancang bangun
rantai pasok kopi Gayo
North, D. C. (2014). Institutions,
institutional change and
economic performance.
Liu, W. B., Meng, W., Mingers, J., Tang, N.,
Ebook). Cambridge
& Wang, W. (2012) . Developing a University Press, Ebook
performance management system Editors: Randall Calvert and
using soft systems methodology: a Thrainn Eggertsson.
Chinese case study. European Journal Novani, S., Putro, U. S., & Hermawan
of Operational R e s e a r c h , 2 2 3 P. (2014). A n a p p l i c a t i o n
(2,529-540.doi:https://d o f s o f t s y s t e m
o i . o r g / 1 0 . 1 0 1 6 / methodology in batik industrial
j.ejor.2012.06.029. cluster solo by using service
Maarif, M. S. (2000). Revitalisasi system science perspective.
kelembagaan agribisnis. AGRIMEDIA Procedia - Social and Behavioral
4 (3), 30-33. Sciences, 115, 324-331. doi:
Martin, E. (2008). Aplikasi metodologi https://doi.org/
sistem lunak untuk pengelolaan 10.1016/j.sbspro. 2014.02.439.
kawasan hutan rawan konflik: kasus Novita, E. (2012). Desain proses
hutan penelitian Benakat, Sumatera pengolahan pada
Selatan. [Disertasi]. Bogor (ID): agroindustri kopi robusta
Institut Pertanian Bogor. meng gunakan modifikasi
Mahregan, M. R., Hosseinzadeh, M., & teknologi olah basah berbasis
Kazemi, A. (2012). An application of produksi bersih. [Disertasi].
soft system methodology. Procedia - Bogor (ID): Institut Pertanian
Social and Behavioral Sciences, 41, Bogor
426-433. h t t p s : / / d o i . o r g / 1 Patel, N. V. (1995). Application of
0 . 1 0 1 6 / j . sbspro.2012.04.051. soft systems methodology to
Mujiburrahman. (2011). Sistem jaringan the real-world process of
pasok dan nilai tambah ekonomi kopi teaching and learning.
organik (studi kasus di KBQ International Journal of
Baburrayan kabupaten Aceh Tengah). Educational Management,
Agrisep 12 (1), 1-10. 9(1), 13-23.

Jurnal
155 Manajemen Teknologi
Vol. 16 | No. 2 | 2017
Jurnal Manajemen Teknologi, 16(2), 2017, 141-156

Riyanto, A., Eriyatno, Pasaribu, B., & Maulana,


A. (2014). Perancangan model integrasi
manajemen kebijakan outsourcing
dalam perspektif hubungan industrial.
Jurnal Manajemen Teknologi, 13(1), 79-94.
doi: 10.12695/ jmt.2014.13.1.7
Romano. (2009). Kajian sistem agribisnis kopi
organik di daerah pegunungan Gayo.
Jurnal Aplikasi Manajemen, 7 (1), 21-33.
Silitonga, C. M. (2008). Analisis keunggulan
bersaing kopi arabika Gayo organik di
Indonesia. [Thesis]. Medan: Universitas
Terbuka.
Sinn, J. S. (1998). A comparison of interactive
planning and soft systems methodology:
enhancing t he complementarist
position. Systemic Practice and Action
Research, 11 (4), 435–453.
Sonatha, Y., & Prayama, D. (2011). Penerapan
soft system methodolog y dalam
mengatasi permasalahan home
monitoring. Poli Rekayasa, 6 (2), 154-160.
Staadt, J. (2012). Redesigning a project-oriented
organization in a complex system: a soft
systemsmethodolog y approach .
International Journal of Managing Projects in
Business, 5(1), 51-66. doi:10.1108/
17538371211192892.
Staker, R.J. (1999). An application of checkland's
soft systems methodology to the development of a
military information operations capability for
the a u s t r a l i a n d e f e n c e f o r c e . DSTO
Electronics and Surveillance Research
Laboratory Australia.
Triyonggo, Y., Maarif, M. S., Sukmawati, A., &
Baga, L. B. (2015). Analisis situasional
kompetensi praktisi sumber daya
manusia indonesia menghadapi MEA
2015. Jurnal Manajemen Teknologi, 14(1),
100-112. doi: 10.12695/ jmt.2015.14.1.7
Walker, H. (2015). Kopi, cooperatives & compliance:
a case study of fair trade in Aceh, Indonesia.
[T hesis] . School of Geog raphy,
Environment & Earth Scinece, Victoria
University of Wellington.

Jurnal
156 Manajemen Teknologi
Vol. 16 | No. 2 |
2017

Anda mungkin juga menyukai