Anda di halaman 1dari 186

PEMIMPIN PEDULI LINGKUNGAN

ALA JOKOWI

Penyunting:
Ninda Anggita Sari

i
PEMIMPIN PEDULI LINGKUNGAN ALA JOKOWI

Penyunting : Ninda Anggita Sari, ST

Desain Sampul : Yosop Mahdiansyah, S.Ag

Cetakan I, April 2014


16 x 24 cm
169 halaman
ISBN 978-602-19225-1-4

Penerbit:
Ecologia Press
Jl. Urip Sumoharjo 100, D.I. Yogyakara
Email: penerbit@ecologiapress.org

ii
KATA SAMBUTAN
Ketua Umum Ikatan Ahli Lingkungan Hidup Indonesia
(IALHI)

Puji syukur senantiasa dipanjatkan kepada Tuhan Yang


Maha Esa, bahwasannya kita masih diberi usia, kesehatan dan
kesempatan berkiprah dalam perjuangan kehidupan. Demikian
juga bumi yang kita tinggali masih dapat menopang kebutuhan
dan meningkatkan kesejahteraan bagi kita semua.
Kami sangat menyambut baik dengan adanya generasi
muda yang ikut berkiprah memikirkan pengelolaan lingkungan
hidup di Indonesia. Sosok pemimpin yang peduli lingkungan
memang masih langka, sehingga menjadi kelaziman ketika
mereka mencoba mencarinya melalui pengamatan secara
bersama-sama.
Para mahasiswa pascasarjana ilmu lingkungan di
Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) telah menghimpun
hasil pengamatannya terhadap kiprah Bapak Joko Widodo
dalam memimpin Kota Surakarta (Solo) dan DKI Jakarta.
Pengamatan terhadap pemberitaan di media masa, baik cetak
maupun elektronik, yang telah mereka lakukan cukup
memenuhi kaidah riset fenomenologi di bidang sosial budaya.
Hasil pengamatan ini diharapkan dapat melengkapi berbagai
hasil survei terkait sosok (calon) pemimpin di negeri ini.
Metode fenomenologi sesungguhnya dapat memberikan
gambaran yang utuh terhadap obyek pengamatan. Walaupun,

iii
diakui bahwa keutuhan data (fakta) dalam pengamatan tersebut
belum sempurna, dan unsur subyektifitas masih cukup kentara.
Namun demikian, tulisan-tulisan dalam buku ini dapat
mewakili "rasa" para pejuang lingkungan hidup di nusantara.
Di tengah kondisi semakin seringnya negeri ini dilanda
bencana ekologi, pemimpin yang peduli lingkungan hidup
adalah keniscayaan. Bencana banjir, longsor, kekeringan
bahkan sampai dengan pemanasan global dan perubahan iklim
diyakini lebih karena ulah tangan manusia. Bahkan hasil riset
Intergovernmental Panel of Climate Change (IPCC)
menegaskan bahwa fenomena mencairnya es di kutub lebih
cepat dari prediksi semula. Hal ini menunjukkan bahwa
ancaman terhadap kehidupan di muka bumi akan semakin
serius. Fenomena tersebut akan terjadi, dan terus mendekat
waktunya, apabila umat manusia bertindak biasa-biasa saja
tanpa perubahan perilaku kolektif yang lebih ramah terhadap
lingkungan hidupnya.
Di Indonesia, berbagai bencana ekologi terjadi di
pelosok negeri, terasa semakin memperihatinkan. Banjir
melanda berbagai kota, bahkan ibu kota negara. Banjir bandang
dan longsor melanda daerah-daerah kelerengan dan sekitar
pegunungan. Ironisnya, asap akibat kebakaran hutan juga
melanda bagian lain wilayah Indonesia. Hal ini memperparah
kualitas media lingkungan hidup di berbagai kota di Indonesia
yang tidak kunjung membaik dalam satu dekade terakhir.
Kepemimpinan yang peduli lingkungan di era sekarang
menjadi prasyarat utama untuk kehidupan yang lebih baik.

iv
Pemimpin adalah panutan, teladan dan penggerak masa.
Sehingga apabila pemimpin memiliki komitmen dan
kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan hidupnya, maka
diyakini di masa depan akan dapat terbangun peradaban bangsa
yang ramah lingkungan.
Akhirnya, saya mengucapkan selamat atas terbitnya
buku "Pemimpin Peduli Lingkungan ala Jokowi", semoga
buku ini dapat menginspirasi bagi pemimpin-pemimpin lain
untuk lebih peduli terhadap lingkungan hidupnya.
Sebagai sebuah referensi, buku ini juga layak menjadi
bahan bacaan siapapun yang mencintai lingkungan hidup,
terutama para akademisi, aktivis dan birokrasi baik di Pusat
maupun Daerah.

Dr. Tasdiyanto Rohadi, M.Si

v
vi
KATA PENGANTAR

Kepemimpinan lingkungan merupakan hal mendasar


dan langka kita temui di dunia akademik, birokrasi maupun
masyarakat secara umum. Hal tersebut merupakan cermin krisis
kepemimpinan yang berorientasi pada konservasi dan
perlindungan lingkungan hidup akhir-akhir ini. Muara
penyelesaian permasalahan lingkungan di Indonesia khususnya
dan dunia pada umumnya terletak pada kepemimpinan suatu
region lingkungan tersebut.
Akal terdiri dari tiga bagian penting yaitu Iman, Rasio,
dan Rasa. Iman melahirkan SI (Spiritual Intelligence) yaitu
kecerdasan spiritual, sedang Rasio melahirkan IQ (Intelligence
Quotient) yaitu ukuran kecerdasan intelektual dan rasa
melahirkan EI (Emotional Intelligence) yaitu kecerdasan emosi.
IQ dikembangkan untuk memahami dan menganalisis
permasalahan lingkungan sehingga menjadi KERJA CERDAS
(work smart) bukan work hard sehingga melahirkan insan
Profesional (aman hukum). EI dikembangkan untuk
berinteraksi dan merasakan sehingga melahirkan KERJA
MAWAS (aman citra atau Peduli). SI dikembangkan untuk
merenung dan mamaknai setiap aktifitas kehidupan kita
sehingga melahirkan KERJA IKHLAS (aman syar'i atau
Bersih). Berdasarkan konteks kesadaran terhadap pengelolaan
lingkungan maka dimunculkannya konsep EIQ (Environmental
Insight Quotient) yang mempunyai makna Kecerdasan

vii
Tilikan/wawasan mendalam tentang Lingkungan, sehingga
untuk mewujudkan manusia yang amanah dalam pengelolaan
lingkungan maka penajaman EIQ perlu diimplementasikan
terhadap setiap diri manusia khususnya stakeholder pemegang
kebijakan terhadap lingkungan. Konsep ini merupakan
Reengineering dan Reinventing kaidah dasar kepemimpinan
yang berwawasan lingkungan. Konsep EIQ ini akan melahirkan
KERJA AMANAH (aman ekologi atau kehidupan berwawasan
lingkungan). Program pemerintah yang dicanangkan
berdasarkan konsep berwawasan lingkungan seharusnya
mensinergikan antara konsep IQ+EQ+SI+EIQ=Insan
Berwawasan Lingkungan.
Buku ini merupakan salah satu alternatif untuk
memunculkan sosok yang dekat dengan konsep tersebut diatas
dan di buku inilah kita akan mendapatkan banyak inspirasi
tentang pemimpin masa depan yang bisa diharapkan menjadi
pemimpin yang berwawasan lingkungan secara Natural tanpa
basa-basi politik. Buku ini sangat bermanfaat sebagai sebuah
acuan para calon pemimpin masa depan yang seharusnya
memiliki karakter yang kuat khusunya terhadap domain
lingkungan. Selamat berkarya pemimpinku semoga sukses
mengemban amanah rakyat indonesia dan tanah air yang
tercinta ini. Salam lestari.

Dr. Prabang Setyono, M.Si


Ketua Program S2/S3 Ilmu Lingkungan
Universitas Sebelas Maret Surakarta

viii
Prolog

Sosok Sederhana Itu

Keceriaan bocah kecil yang sedang mandi di kali Anyar,


Randu Alas, sepintas membuatnya lupa akan perihnya
kehidupan yang sulit. Bocah ini terpaksa belajar
berdagang, menjadi ojek payung untuk mendapatkan
uang sekolah dan uang jajan. Walaupun demikian, bocah
ini tetap bekerja keras dan pantang menyerah, karena
baginya tidak ada hidup gratis termasuk menuntut ilmu.

Bocah kecil itu kini telah menjadi dewasa, dulu dia


berjalan kaki menuju sekolah, sekarang untuk mengunjungi
berbagai tempat ia mampu menggunakan kendaraan yang lebih
layak dan bagus. Dengan kejujuran dan kerja kerasnya, usaha
mebel yang ia rintis telah terdengar produknya hingga ke
Eropa. Saat mengelilingi Eropa, pria yang suka nasi kucing ini
sangat kagum dengan pengaturan kota yang baik, sehingga ia
berkeinginan kota kelahirannya menjadi lebih indah, sejuk dan

ix
tidak banyak asap kendaraan. Pengalaman dan harapan itulah
yang menjadi inspirasinya untuk masuk ke dunia politik.

Surakarta

Siapa sangka sesosok yang pendiam, kurus dan dipandang


sebelah mata ini berhasil merapikan tatanan kota dan
meningkatkan luas area Ruang Tata Hijau di Surakarta.
Berbagai prestasi ia raih baik dari aspek budaya, lingkungan, tata
kota, dan lainnya. Berbeda dengan wali kota lainnya, Suami
Iriana ini, tidak pernah mengambil gajinya selama tujuh tahun
menjabat sebagai Wali Kota Solo. Padahal, ia berhak mendapat
Rp 7,5 juta per bulan, apabila dikumpulkan selama kurun
waktu tersebut, maka jumlah uang yang tidak diambil sebanyak
Rp 630 juta. Jumlah itu tidak termasuk tunjangan operasional.
Alasan alumni UGM ini tidak mengambil gaji, karena tidak
ingin membebani APBD kota Solo. Bagi pria yang bernama
lengkap Ir.Joko widodo ini, hal utama menjadi wali kota adalah
bagaimana seorang pemimpin mampu mengubah kehidupan
warga dengan memberikan pelayanan yang baik di berbagai
bidang.

DKI Jakarta

Kepedulian Jokowi terhadap lingkungan tidak hanya di


Surakarta saja, Jokowi ingin membenahi lingkungan Jakarta
yang memiliki permasalahan yang komplek, sehingga di tahun
2012 Jokowi mencoba mencalonkan diri sebagai Gubernur
DKI Jakarta. Selang beberapa bulan, dengan dua kali putaran

x
pemilihan, tepat pada tanggal 15 Oktober 2012, Jokowi resmi
menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta bersama Basuki
Tjahaya Purnama.
Tentu tidaklah mudah menyelesaikan masalah banjir dan
macet Jakarta, karena kedua hal tersebut terkait erat dengan
faktor alam, perilaku masyarakat, kepadatan penduduk dan
Ruang Terbuka Hijau kota. Masalah-masalah tersebut, Jokowi
hadapi dengan berbagai solusi, seperti normalisasi waduk,
normalisasi sungai, pengaturan kendaraan, meningkatkan
jumlah dan kenyamanan kendaraan umum, men-stop
penggunaan plastik, penertiban warga bantaran sungai dan
waduk, serta penertiban Pedagang Kaki Lima.
Penggusuran yang dialami Jokowi sewaktu kecil di Solo,
menjadikannya mempunyai strategi-stategi dalam merelokasi
warga. Dengan strategi tersebut, alhasil proses relokasi berjalan
tanpa menimbulkan keributan antara warga dengan Satpol PP,
baik di Surakarta maupun Jakarta.
Hasil dari kepedulian Jokowi terhadap lingkungan baik di
Surakarta maupun DKI Jakarta, tidak mungkin bertahan lama
apabila warga tak acuh dengan lingkungan. Tujuan yang
mendasar dari upaya perbaikan lingkungan tersebut yakni
mengajak warga untuk menjaga dan meningkatkan rasa
memiliki terhadap lingkungan sekitar, sehingga keindahan,
keasrian kota dapat dinikmati.
Pemimpin seperti Jokowi inilah yang masyarakat tunggu,
dengan tindak-tanduknya yang menunjukkan kesederhanaan,
kecerdasan, menjunjung kearifan lokal dan senantiasa bekerja

xi
keras, maka berbagai aspek dapat ia perhatikan dan dijalankan
secara jujur atau transparan, khususnya peduli terhadap
lingkungan hidupnya. Kepemimpinan ala Jokowi ini sangat
diperlukan bagi bangsa ini.

xii
Daftar Isi

Sambutan Ketua Umum Ikatan Ahli Lingkungan Hidup ii


Indonesia
Kata Pengantar dari Ketua Program S2/S3 Ilmu Lingkungan vi
Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Prolog; Sosok Sederhana Itu viii

Bagian 1- Walikota Surakarta 1


1. Gebrakan Perbaikan Surakarta 2
2. Solo Menuju Eco Culture City 9
Bagian 2- Gubernur DKI Jakarta 17
3. Untuk Jakarta Bebas Macet 18
4. RTH 20%, Mungkinkah? 30
5. Aksi Jakarta Bersih 41
6. Kantung Daur Ulang 54
7. Normalisasi Waduk Pluit 57
8. Normalisasi Sungai di Jakarta 76
9. Kali CiLiwung 93
Bagian 3- Kepemimpinan 105
10. Visi, Misi dan Kebijakan 106
11. Kearifan Lokal dalam Kepemimpinan 116
12. Environmental Leadership 136
13. Compare toTanzania 143

Epilog; Jokowi di Mata Perempuan 158

Tentang Penulis 167

xiii
xiv
BAGIAN 1

WALIKOTA SURAKARTA

xv
Gebrakan Perbaikan Surakarta
Oleh: Saeful Hidayat

Jokowi merupakan sosok yang saat ini cukup fenomenal di


Indonesia. Jokowi merupakan Walikota Surakarta yang menjadi
buah bibir di tengah-tengah masyarakat luas, semenjak dirinya
telah mem-populerkan mobil SMK beberapa saat yang lalu.
Selama dua periode terakhir menjabat, Jokowi telah
mampu melakukan perubahan yang sangat pesat di kota
Surakarta. Dibawah kepemimpinannya, Kota Solo telah
memiliki branding, yaitu "Solo: The Spirit of Java". Adapun
visinya adalah mendahulukan pengembangan ekonomi lokal
guna menciptakan kesejahtraan bagi warganya melalui beberapa
tahap.

a. Perencanaan Komunikasi

Gebrakan progresif adalah metode Jokowi berkomunikasi


kepada pedagang barang bekas untuk menciptakan Kota Solo
yang lebih baik, dengan merelokasi mereka dari Monumen
Banjarsari ke tempat baru bernama Pasar Klitikan Notoharjo,
Semanggi. Relokasi yang dilakukannya lebih manusiawi tanpa
menimbulkan perlawanan dari pedagang. Gebrakan tersebut
ditempuh dengan melakukan pendekatan - pendekatan seperti

1
Jokowi yang Merakyat
(Sumber:http://maschay. blogspot .com)

berkunjung langsung (blusukan) mengundang makan dan


mendengarkan aspirasi keinginan warga. Pendekatan
komunikasi terhadap PKL (Pedagang Kaki Lima) di kawasan
monumen 45 Banjarsari dilakukan dengan proses dialog yang
panjang dan lama. Tercatat 54 kali pertemuan selama 7 bulan,
dalam pendekatan komunikasi, Jokowi mengusung misi
nguwongke wong cilik atau dalam bahasa Indonesia artinya
memberi martabat pada orang kecil Diwongke atau
dimanusiakan, diperlakukan sebagai manusia terhomat, walau

2
hanya pedagang kaki lima bukan dianggap biang keruwetan dan
kesemrawutan.
Jokowi memilih pendekatan lewat dialog atau
pendekatan budaya secara langsung kepada perwakilan PKL,
yang terdiri dari beberapa kelompok (berdasarkan jenis
dagangan atau lokasi berdagang), dan juga pendekatan secara
personal dilakukan kepada kelompok yang sulit didekati.
Khusus kelompok-kelompok tersebut, Jokowi bersedia
melakukan pendekatan yang lebih serius dengan pendekatan
interversi sosial.
b. Pengaruh Bentuk Komunikasi Persuasif

Pada awal pemerintahan tahun 2005, Jokowi membentuk


tim kecil untuk melakukan survei terkait keinginan warga kota.
Dari hasil survei tersebut sebagian besar warga Solo ingin PKL
yang memenuhi jalan dan taman di pusat kota dipindahkan/
direlokasi. Dalam hal ini, Jokowi tidak ingin menggunakan
cara-cara represif dengan menempatkan Satpol PP sebagai
tameng dalam mengusir PKL, karena bagi Jokowi dagangan
tersebut adalah penyambung hidup mereka demi menghidupi
keluarga dan anak -anak.
Awalnya rencana relokasi mendapat penolakan keras dari
para PKL, tetapi Jokowi tidak pantang menyerah, walaupun
para pedagang kaki lima mengancam akan membakar kantor
Walikota apabila mereka akan digusur. Di Solo perihal
ancaman bukanlah omong kosong, sejak dibangun kantor

3
Walikota sudah dua kali terjadi kebakaran oleh massa pada
tahun 1998 dan 1999.
Penolakan PKL memunculkan ide baru untuk meluluhkan
hati para pedagang, dengan cara pandang Jokowi sebagai
pengusaha, beliau mengundang para pedagang makan bersama,
sehingga Jokowi dapat mengetahui secara langsung problem
yang dihadapi masyarakat. Pendekatan Jokowi dan para Kepala
Dinas dengan warga tidak cukup dengan mengundang makan-
makan saja, mereka pun mengadakan pertemuan secara intensif

Jokowi mengenakan baju adat4saat meresmikan pasar Klitikan


(Sumber: http://www.solopos.com/2012/04/05)
seperti dialog dengan pedagang warung kecil di Solo dan
meluangkan waktu untuk bersepeda mengelilingi kampung
agar hubungan dengan masyarakat lebih dekat, sehingga proses
relokasi berjalan sesuai rencana.
Rencana yang telah disusun dalam proses relokasi yaitu;
mengundang PKL kurang lebih 989 pedagang yang tergabung
dalam 11 paguyuban di daerah Banjarsari (Dari kawasan elit dan
bersejarah di Solo). Kemudian, koordinator paguyuban diajak
makan siang di loji gandrung bersama pengurus lembaga
swadaya masyarakat. Seusai makan, Jokowi mempersilahkan
mereka pulang. Kejadian ini berlangsung berulang kali dan
terus menerus hingga pada jamuan yang ke- 54. Dijamuan
terakhir tersebut barulah Jokowi menyampaikan niatnya untuk
memindahkan PKL ke tempat yang lebih baik. Bapak-bapak
hendak saya pindahkan katanya.
Respon dari semua hadirin yang berkunjung menyetujui
tanpa satupun membantah. Jokowi menjamin mereka tidak
akan kehilangan pembeli ditempat yang baru, karena Jokowi
akan mengiklankan pasar Klitikan Notoharjo Semanggi melaui
media cetak/elektronik lokal dan nasional selama 6 bulan, serta
melebarkan jalan dan juga membuat trayek angkutan sebagai
fasilitas penunjang. Alhasil dari upayanya, boyongan PKL dari
monumen 45 Banjarsari ke pasar Klitikan Notoharjo
dilaksanakan pada tanggal 23 Juli 2006 dengan meriah.
Berdasarkan penjelasan diatas, prinsip mengedepankan
empati dan saling menghargai melekat pada sesosok Jokowi.
Lunak namun tetap tegas, memecahkan masalah dengan

5
memberikan solusi. Cara tersebut terbukti efektif, sehingga
Jokowi dianggap mampu mematahkan mitos pemindahan PKL
harus berujung pada bentrokan antara aparat dan pedagang,
seperti yang terjadi didaerah lain.

Hiburan dipasar klitikan untuk menarik pengunjung


(Sumber: brand929fm dalam http://anisavitri.wordpress.com)

6
Referensi Artikel

Brand929fm dalam http://anisavitri.wordpress.com/category/


arsitektur). Hiburan Pasar Klitikan Menarik Pengunjung
Darmawan Budi, 2007. Putra sang Fajar Muncul di ufuk
Timur Jakarta : PT Grafindo Persada.
Dito, 2007, Strategi Komunikasi Kota Solo dalam Perpindahan
Pedagang kaki Lima, Universitas Diponogoro Semarang.
http://korantempo.com/korantempo/2008/opini, 2008.html
http://maschay.blogspot.com/2010/10/profil-walikota-
teladan.html. Jokowi sangat merakyat
http://www.profil.tips.sahabat.or.id/ profil biodata joko widodo
(jokowi) DKI Jakarta, 31 maret 2013.
http://www.solopos.com/2012/04/05/ jokowi-menuju-dki-1-
pedagang-pasar-klithikan-notoharjo-galang-dukungan-
untuk-jokowi-176119.Jokowi mengguna kan baju adat
saat meresmikan pasar Klitikan
Rudi Alsadad, 2013. Jokowi Jawaban krisis Kepemimpinan di
Indonesia ISBN : 978-979-609-498-7; Jakarta, Indonesia
Satrio piningit. http://Kompas.com/harian;jokowi

7
Solo Menuju Eco-Culture City
Oleh :Sri Wahyuning

Grand design tata ruang Solo adalah eco-cultural city,


lingkungan hidup dan kebudayaan hidup berdampingan, itulah
harapannya. Untuk menuju Solo Eco-Cultural City, Jokowi
memulainya dengan merintis jalur city walk dan taman hijauan
sepanjang jalur city walk. Kemudian mengembangkan jalur
pedestrian di berbagai sudut kota, taman-taman kota
direvitalisasi, dan kawasan bantaran sungai menjadi Green Belt
atau Sabuk Hijau. Contohnya adalah Taman Sekartaji dengan
luas 38 hektar dan Taman Balekambang dijadikan paru-paru
kota dan daerah tangkapan air. Solo akan disulap menjadi Kota
Dalam Kebun. Setiap ruang publik terbuka yang belum ada
hijauannya, ditanami tanaman dan pagar-pagar dinding atau
besi dirobohkan lalu diganti pagar hidup (tanaman). Jokowi
berharap, 30-35% wilayah kota akan menjadi kebun dan 15
tahun ke depan bahkan akan menjadi hutan.
Dalam jangka panjang, kota Solo akan menjadi Kota
Dalam Hutan. Saya akan memimpin sendiri program ini. Saya
akan datangi setiap rumah, bank, kantor, sekolah, dan gedung

8
lainnya, mengajak rakyat menanam pagar hidup dan beraneka
pohon," Ujar Jokowi.

Kawasan Yang Menjadi Eco-Cultural City

Beberapa perubahan yang dilakukan Jokowi dalam


mewujudkan Solo Eco-Cultural City akan dijelaskan sebagai
berikut;

A. City walk
City Walk merupakan salah satu ruang publik bebas bagi
warga kota berada. Sebuah Pedestrian yang tentu hanya boleh
dilewati bagi pejalan kaki dan pengendara sepeda. Setiap orang
berhak untuk menikmatinya dengan gratis. Apalagi City walk
dapat digunakan sebagai tempat hiburan dan melepas stress dari
berbagai aktivitas hidup.

9
City Walk Surakarta Jl Slamet Riyadi di depan Loji Gandrung,
Solo (Sumber:http://www.panoramio.com)
City walk Solo terletak di koridor sebelah kanan sepanjang
jalan Slamet Riyadi. Mulai dari Purwosari sampai Benteng
Vastenburg dan pasar Gede. Sepanjang kawasan Slamet Riyadi
merupakan salah satu aset yang dibanggakan oleh masyarakat
Solo, karena memiliki unsur budaya yang melekat pada jati
diri kota Solo, seperti warisan bangunan yang bernilai
sejarah (Kawasan Loji Gandrung, Sriwedari, Museum Radya
Pustaka, Museum Batik Kuno Danarhadi, Kawasan
Ngarsopuran Mangkunegaran, Kampung batik Kauman,
Gladhag, Alun-Alun Utara, Masjid Agung Solo, kawasan
keraton Kasunanan, dan benteng Vastenburg). Selain itu,
sepanjang city walk Slamet Riyadi juga terdapat area pertokoan
dan pusat belanja yang menambah ramainya kawasan tersebut.
Dengan menghabiskan anggaran Rp 1.3 milyar, kawasan
City walk diresmikan pada tanggal 1 Oktober 2007 bertepatan
dengan peringatan Hari Habitat Nasional. Taman- taman kota
menghiasi sepanjang City walk, terdapat tempat duduk yang
disediakan bagi yang ingin sekedar melepas lelah sambil
menikmati indahnya kota Solo. Bahkan di sepanjang jalur City
walk dilengkapi dengan koneksi internet melalui titik-titik
hotspot.
B.Taman Balekambang
Pada awalnya taman ini terlantar dan tidak terawat.
Gedung kesenian yang ada di dalam taman mangkrak tidak
digunakan, dan banyak bangunannya yang rusak. Bahkan ada
isyu yang beredar kalau Taman Balekambang adalah sarangnya

10
makhluk halus. Oleh Jokowi, Taman Balekambang dipugar
dengan menambahkan tanaman dan pohon, bangku-bangku
taman, kolam, dan fasilitas hotspot. Di kawasan taman juga
dibangun taman reptile, sehingga pengunjung bisa melihat
koleksi reptile yang ada. Bahkan di dalam taman juga dipelihara
rusa dan monyet yang dibiarkan bebas.

Taman Balekambang (Sumber:http://Yogyakarta.panduan wisata.com)

C. Taman Sekartaji
Taman Sekartaji merupakan daerah sabuk hijau, yang
dulunya kumuh dan tempat prostitusi. Sekarang taman yang
berada di sepanjang sungai ini terlihat asri dan bersih.
Masyarakat bisa memanfaatkannya sebagai tempat untuk
bersantai dan belajar.

11
D.Taman Banjarsari
Awalnya taman ini adalah tempat PKL yang jumlahnya
ratusan. Untuk mengembalikan fungsi taman dan lahan terbuka
hijau, maka PKL di sekitar taman dipindah. Taman Banjarsari
sekarang terlihat bersih dan dengan banyak tanaman, pohon-
pohon besar, rumput yang hijau dan juga dilengkapi dengan
tempat bermain anak-anak. Tidak terlihat lagi PKL dengan
lapak-lapaknya untuk menyimpan barang dagangan.

12
E. Taman Pasar Ngarsopuro

Kawasan Ngarsopura merupakan kawasan dengan


dinamika yang tinggi, khususnya kegiatan perdagangan, jasa,
dan pemukiman. Kawasan ini menghubungkan antara city walk
di Jl. Slamet Riyadi dengan Kompleks Pura Mangkunegaran.
Taman di ini dilengkapi dengan bangku-bangku taman dan
titik-titik hotspot internet. Sekarang kawasan Ngarsopuro
menjadi public space dengan bangunan serta lingkungan yang
tertata asri dan rapi.

Taman Pasar Ngarsopuro


(Sumber: http://ipliq-edo.blogspot.com)

13
Masih banyak lagi penataan kota yang dilakukan oleh
Jokowi dalam rangka menuju Solo Eco-Cultural City.
Renovasi pasar, bangunan bersejarah, pengembangan
pariwisata, pengambangan transportasi, dan lain sebagainya
telah dilakukan Jokowi secara bertahap. Jokowi berhasil menata
ulang pasar di antaranya Pasar Klitikan Notoharjo, Pasar
Nusukan, Pasar Kembang, Pasar Sidodadi, Pasar Gading, dan
juga pusat jajanan malam Langen Bogan.

Batik Solo

Budaya-budaya lokal juga tidak luput dari perhatiannya,


Batik contohnya. Batik dan pakaian tradisional Solo menjadi
seragam pegawai Pemkot. Bahkan di Solo juga dibuat kawasan
kampung batik yang berada di Laweyan dan Kauman. Batik
dijadikan agenda tahunan dengan adanya karnaval batik yang
dikenal dengan Solo Batik Carnival. Kampung Laweyan dan
Kauman dijadikan kampung wisata batik, selain wisata lainnya
seperti Gladhag, Alun-Alun Utara, Masjid Agung Solo,
kawasan Keraton Kasunanan, Benteng Vastenburg, pasar
tradisional Pasar Gede, dan lain sebagainya.

Masihkah Ada Yang Kontra ?

Ternyata tidak semua setuju dengan apa yang sudah


dilakukan oleh Jokowi. Bahkan mereka menganggap Jokowi
telah gagal dalam memimpin Solo. Kegagalan yang dirasakan
oleh beberapa warga dimasa kepemimpinan Jokowi, antara lain;

14
A. Tamanisasi

Banyak bangunan heritage yang berubah fungsi dan habis


dijadikan lahan bisnis, banyak bangunan bersejarah yang
dirobohkan untuk kawasan hijau di jaman Jokowi. Ada banyak
taman dibangun untuk ruang terbuka hijau tapi tak dirawat
dengan baik, akibatnya banyak yang rusak. Banyak yang
mengkritik program tamanisasi yang tidak sukses.

B. Pasar Tradisional

Di bidang ekonomi kerakyatan, Jokowi memodernisasi


pasar-pasar tradisional agar bisa bersaing dengan mall dan pasar
modern yang menjamur di Solo. Namun banyak pedagang
yang kecewa dengan konsep pembangunan pasar yang tidak
sesuai dengan keinginan pedagang. Ritel-ritel sudah terlanjur
dikuasai pemilik modal yang mendirikan mall dan toko modern
di Solo. Sehingga pasar tradisional hanya tinggal menunggu
kematiannya saja. Banyak masyarakat yang menjadi miskin
karena kegagalan pemberdayaan ekonomi. Jumlah warga
miskin mencapai 133.000 jiwa atau sekitar 25% dari total
jumlah penduduk Solo yang mencapai 530.000 jiwa.

C. Sampah

Masalah sampah juga menjadi sorotan para kritikus yang


tidak setuju dengan Jokowi. Mereka menilai Jokowi lalai dalam
mengelola sampah. Jokowi ternyata tidak memiliki grand
desain pengelolaan sampah kota Solo. Sampah hanya
dikumpulkan diangkut dan dibuang di TPA Putri Cempo,

15
selanjutnya sampah hanya ditumpuk saja tidak diproses di TPA
tersebut. Belum lagi sampah di pintu-pintu air yang terus
menumpuk, seperti di pintu air Demangan, Sangkrah, Pasar
Kliwon. Volume sampah yang dihasilkan warga Solo terus
bertambah, dan sudah menjadi permasalah yang serius. Hal
inilah yang seharusnya segera diselesaikan oleh Jokowi.
Pasti, setiap pemimpin memang memiliki kelebihan dan
kekurangan, ada yang menyanjung ada pula yang mengkritik.
Namun pembangunan program kerja yang dilakukan oleh
Jokowi selama ini adalah nyata dan kongkrit. Sudah banyak
warga Solo yang merasakan manfaat dari gebrakan reformasi
dari Jokowi. Semoga ada lebih banyak lagi sosok-sosok yang
berkepribadian mandiri dan berjiwa merdeka seperti Jokowi di
Republik Indonesia ini.

Referensi Artikel

http:// www. panoramio.com / photo / 4987515) City Walk


Surakararta Jl Slamet Riyadi di depan Loji Gandrung,Solo.
http://Yogyakarta.panduanwisata.com/jawa-tengah-2/ solo /
nostalgia - di - area - taman - balekambang-solo/.Taman
Balekambang
http://wwwxfancomp.blogspot.com/2012/06/bangga-dengan-
jokowi.html. Taman Banjar Sari
http://ipliq-edo.blogspot.com/2012/04/kota-solo-
tercinta.html. Pasar Ngarsopuro.

16
BAGIAN 2

GUBERNUR DKI JAKARTA

17
Untuk Jakarta Bebas Macet
Oleh: Inta Chandra Sari

Bukan suatu hal yang mudah untuk memimpin Jakarta


dengan segundang permasalahanya. Berbekal pengalaman
membangun Solo disertai sikap rendah hati, jujur dan kerja
kerasnya maka Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama akan
berkerja sekuat tenaga menjadikan Jakarta sebagai liveable city.

Jakarta dan permasalahannya

Jakarta adalah pusat ekonomi dan jendela dunia Indonesia.


Akan tetapi, dengan pertambahan penduduk yang luar biasa di
Kota Jakarta, menghadapkan kita pada permasalahan dan
keterbatasan ruang, sehingga mengakibatkan munculnya
masalah baru dalam upaya meningkatkan infrastruktur kota.
Permasalahan kota Jakarta meliputi; kekumuhan, kemacetan
dan masalah sosial lainnya.
Berdasarkan hasil sensus penduduk pada 2010, jumlah
penduduk Jakarta mencapai 9,6 juta orang. Jumlah itu
diperkirakan bertambah menjadi sekitar 12,5 juta orang pada
siang hari karena ada penduduk komuter dari wilayah Bogor,
Depok, Tangerang, dan Bekasi, yang bekerja di Jakarta.
Komposisi penduduk yang sangat heterogen, apabila dikelola

18
dengan baik akan menjadi sumber kekuatan potensial terhadap
suksesnya pembangunan di Ibukota.

Permasalahan transportasi di Jakarta

Salah satu permasalahan yang di hadapi kota metropolitan


terbesar dan terpadat di Asia Tenggara ini adalah transportasi,
terutama persoalan kemacetan yang mengakibatkan kerugian
ekonomi, ekologi dan rendahnya keselamatan pengendara.
Pemborosan bahan bakar minyak salah satu kerugian ekonomi
akibat macet, sedangkan kerugian ekologi-nya adalah polusi
udara akibat emisi dari kendaraan yang menjadi sumber gas
rumah kaca, dan pada akhirnya menyebabkan pemanasan
global.
Berdasarkan data Dishub DKI Jakarta pada tahun 2005,
jumlah kendaraan bermotor di Jakarta pada mencapai 7.230.319
unit yang diantaranya 47% merupakan mobil berpenumpang,
7% mobil beban (truk), 4 % nya adalah bus dan sisanya 64%
merupakan sepeda motor. Bahkan pada tahun 2008, jumlah
kendaraan pribadi mencapai 9,5 juta unit. Sekitar 600.000
kendaraan masuk ke Jakarta dari Bodetabek setiap harinya.
Peningkatan yang paling ekstrim adalah pertumbuhan jumlah
sepeda motor yang meningkat tajam dengan rata-rata 26.5% per
tahunnya.
Peningkatan penggunaan kendaraan pribadi berdampak
pada penurunan pelayanan kendaraan umum. Sehingga rasio
kendaraan pribadi dengan kendaraan umum 98 % dibanding
2%.

19
Selama lebih dari empat dasawarsa Jakarta belum memiliki
pola jaringan transportasi yang terintegrasi, ditambah lagi
dengan kondisi transportasi umum yang memprihatinkan, tidak
hanya keadaan angkutan umum yang kurang sedap dipandang,
tetapi juga tidak nyaman dan aman. Oleh sebab itu, masyarakat
lebih senang menggunakan kendaraan pribadi apalagi
masyarakat dapat dengan mudah memiliki kendaraan tersebut.
Penggunaan kendaraan pribadi lebih dirasa efisien dan praktis.
Akan tetapi, dampak negatif yang terjadi adalah kerugian
lingkungan, polusi, sosial dan ekonomi.
Pada awal tahun 1990-an UNEP menempatkan Jakarta
sebagai kota ketiga paling tercemar di dunia setelah Mexico dan
Bangkok (World Bank, 2003). Pencemaran udara tersebut
disumbang oleh asap kendaraan bermotor sebesar 67%. Selain
itu, penelitian yang pernah dilakukan Japan International
Corporation Agency (JICA) dan The Institute for
Transportaion and Development Policy (ITDP) menunjukkan
bahwa jika tidak ada pembenahan sistem transportasi umum,
maka lalu lintas Jakarta akan mati pada tahun 2014. Perkiraan
kematian lalu lintas Jakarta pada tahun 2014 itu didasarkan pada
pertumbuhan kendaraan di Jakarta yang rata-rata per tahun
mencapai 11%, sedangkan pertumbuhan panjang jalan tak
mencapai 1%. Selain itu kerugian ekonomi mencapai angka 12
trilliun pertahun akibat kemacetan. Kerugian tersebut terhitung
dari penggunaan bahan bakar minyak (BBM) yang terbuang
sia-sia pada ruas-ruas jalan yang macet.

20
Dampak dari kepadatan kendaraan adalah rendahnya
tingkat keselamatan di jalan raya. Hal tersebut ditunjukkan
dengan angka kecelakaan lalu lintas yang tinggi, dan juga
pengaturan trayek angkutan umum yang masih tumpang tindih,
serta peng-operasianya masih dikelola swasta yang notabene
berorientasi kepada keuntungan. Tidak adanya atau disalah
gunakannya jalur pejalan kaki (pedestrian) oleh pengendara
bermotor, juga menyebabkan orang tidak nyaman berjalan kaki
di jalan, dan pada akhirnya mereka memilih untuk naik motor.

Kebijakan mengurai permasalahan transportasi

Permasalahan kemacetan Jakarta ini akan diurai satu


persatu oleh Pemda DKI di bawah kepemimpinan Jokowi.
Program yang terkait dengan penanggulangan kemacetan di
Jakarta antara lain;
1. Pembangunan Fly Over Under Pass (FO/UP)
2. Optimalisasi, perluasan dan penambahan jaringan jalan dan
missing link
3. Pengembangan Terminal Bus Pulogebang
4. Peningkatan pengelolaan Busway dengan Penambahan
armada dan koridor Busway
5. Pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) dan Penataan
trayek dan peremajaan bus reguler.
Program tersebut memang melanjutkan dari program
gubernur DKI sebelumnya yaitu Fauzi Bowo. Jokowi
menjelaskan;

21
Blueprint penanganan kemacetan di Jakarta sudah ada
dan disusun dengan baik. Hanya implementasinya belum
optimal. Masih terjadi penyimpangan baik dari segi administrasi
dan hukum.
Oleh sebab itu, Jokowi dan jajarannya melanjutkan
program-program tersebut dengan pelaksanaan yang sebaik-
baiknya dengan penegakan hukum yang tegas.

Fly over dan Drainase Kota


Pemerintahan Jokowi bekerjasama dengan pemerintah
pusat dalam hal pembangunan prasarana transportasi berupa fly
over under pass dan penambahan jaringan jalan. Tidak hanya
masalah jalan dan fly over dan bangun untuk mengurangi
kemacetan saja yang Jokowi perbaiki, tetapi juga perbaikan
sarana drainase kota, karena saluran drainase yang tidak lancar
mengakibatkan timbulnya genangan air setelah hujan di jalan-
jalan utama.
Tidak hanya itu, upaya pengembangan Terminal Bus
Pulogebang juga diharapkan mampu mengurai kemacetan lalu
lintas, sehingga tidak ada lagi armada bis ngetem di sembarang
tempat.

Transjakarta
Kenaikan jumlah kendaraan sejak Januari hingga Oktober
2013, mencapai 1,218 juta. Dengan rincian 944 ribu motor dan
273 ribu mobil, dari data tersebut, Jokowi berharap warga DKI

22
menjadi sadar untuk tidak lagi menambah jumlah mobil
ataupun motor.
Untuk mengatasi kendaraan pribadi tidak lagi memenuhi
Jakarta, maka Pemerintahan Jokowi perlu memperbaiki sistem
angkutan masal, dengan memperbaiki kinerja Transjakarta
dengan menambah koridor (jalur perjalanan) dan armada
busway yang beroperasi. Beberapa waktu yang lalu busway
dirasa tidak efektif, karena banyak kendaraan pribadi yang
masih menerobos ke jalur busway, sehingga mengakibatkan
jalur busway tersebut macet. Penyebabnya, kurang adanya
kesadaran bagi pengguna jalan mengenai aturan lalulintas yang
seharusnya diterapkan. Untuk mengatasi hal itu, Jokowi
menerapkan sistem denda maksimal bagi penerobos jalur
busway yaitu Rp 500 ribu untuk motor dan Rp 1 juta untuk
mobil. Rencana peraturan tersebut akan terus dikaji oleh para
pemangku kepentingan (stakeholder), yakni Polda Metro Jaya,
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta serta Kejaksaan Tinggi DKI
Jakarta. Sebelum peraturan ini ditetapkan secara resmi, proses
sterilisasi jalur Tranjakarta tetap dijalankan. Diharapkan dengan
semakin intensif proses sterilisasi, jumlah pelanggaran di jalur
busway berkurang hingga 80 persen. Aturan tersebut
diharapkan lebih efektif, karena bisa memberikan efek jera bagi
penerobos jalur Transjakarta, sehingga jalur menjadi steril dari
kendaraan bermotor dan perjalanan menjadi lancar.
Untuk mendukung beroperasinya Transjakarta, Jokowi
juga membenahi moda-moda penghubung yang berupa mini
bus atau bis reguler. Mengatur trayeknya agar tidak tumpang

23
tindih dan menguji kelayakan kendaraan umum, seperti Kopaja
atau bis reguler lainnya. Mencakup fisik kendaraan layak
beroperasi, layak uji emisi, serta tersedianya surat izin layak
beroperasi. Tindakan tersebut dilakukan agar dapat
mewujudkan kendaraan umum yang baik dan nyaman. Dalam
menjalankan program ini, Jokowi tidak segan-segan turun
langsung ke terminal-terminal dan melihat secara langsung apa
yang menjadi permasalahan pada bis-bis kota. Secara langsung
beliau juga mewawancarai sopir kopaja untuk mendengar keluh
kesahnya dalam mengoperasikan moda transporatasi umum
tersebut, sehingga ditemukan solusi apa yang tepat untuk
mengatasi permasalahan-nya.

Mass Rapid Transit (MRT)


Kebijakan Jokowi terbaru dan fenomenal adalah
merealisasikan pembangunan sistem transportasi masal dengan
menggunakan kereta cepat atau Mass Rapid Trasit (MRT).
MRT dapat diartikan sebagai moda angkutan yang mampu
mengangkut penumpang dalam jumlah yang banyak (massal)
dengan frekuensi dan kecepatan yang sangat tinggi (rapid).
Menurut modanya, MRT dapat dikelompokkan menjadi
beberapa jenis, antara lain: bus (buslane /busway), subway,
tram, dan monorail. Sedangkan moda yang dipakai dijakarta
adalah kereta bisa KRL maupun monorail.

24
A. Pembangunan MRT
Jokowi meresmikan pembangunan awal stasiun kereta
transportasi massal cepat (MRT) di kawasan Dukuh Atas,
Jakarta Pusat pada hari Kamis, tanggal 10 Oktober 2013. MRT
Jakarta tahap pertama ini akan menghubungkan kawasan
Bundaran Hotel Indonesia, Blok M hingga Lebak Bulus.
Rencana pemerintah Jakarta akan memperluas proyek MRT di
berbagai wilayah di Jakarta.
Proyek MRT tahap satu menyerap biaya sekitar Rp 20
triliun, yang merupakan pinjaman dari lembaga keuangan Japan
International Cooperation Agency (JICA) dan dicicil selama
sekitar 40 tahun. Menurut Direktur Utama PT. MRT, Dono
Bustami, proyek MRT tahap satu tersebut mencakup
pembangunan enam stasiun layang dan enam stasiun bawah
tanah.
Konstruksi MRT dimulai tahun 2013 akan berlangsung
hingga awal 2018. Total panjang jalur MRT Jakarta tahap satu
nantinya sekitar 16 km dengan jalur layang sekitar 10 km, dan
jalur bawah tanah sekitar 6 km. Selain mampu menampung
sekitar 1.500 orang per lima menit, kereta MRT ini
diperkirakan mampu menempuh rute Lebak Bulus hingga
kawasan Bundaran Hotel Indonesia hanya dalam waktu 30
menit. Selain itu, pembangunan jalur pun akan dilakukan
untuk menghubungkan Dukuh Atas menuju Bandara Soekarno
- Hatta sehingga hanya membutuhkan waktu 20 menit saja
untuk menempuhnya. Tentunya trobosan Jokowi dalam
membagun MRT akan lebih menghemat waktu, bahan bakar,

25
biaya dan mengurangi emisi CO2 dari kendaraan berbahan
bakar minyak.
Menurut Jokowi, dimulainya pembangunan proyek MRT
tahap satu sekaligus membuktikan impian masyarakat Jakarta
akhirnya terwujud setelah 24 tahun lalu direncanakan. Selama
pembangunan MRT berjalan, Jokowi mengharapkan sosialisasi
terus dilakukan. Sosialisasi tersebut meliputi dampak
kemacetan, gaya hidup penggunaan MRT dan dampak
pembangunan MRF.
Sosialisasi dampak kemacetan bagi masyarakat terus
dilakukan dengan tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat
Jakarta. Selain itu, sosialisasi mengenai gaya hidup untuk
menggunakan transportasi MRT juga disampaikan kepada
warga agar, apabila MRT telah siap beropersai masyarakat dapat
menggunakan langsung dan meninggalkan mobil pribadi.
Sedangkan dampak dari proses pembangunan MRT akan
disampaikan kepada masyarakat secara menyeluruh dan terbuka.
Begitu pula terkait anggaran pembangunan tersebut juga akan
disampaikan secara transparan oleh seluruh pihak terkait.

B. Konflik Pembangunan MRT


Konflik yang timbul dalam pembangunan MRT adalah
kekhawatiran warga dalam pembangunan jalur MRT yang akan
mengakibatkan berkurangnya ruang terbuka hijau di area
pembangunan. Menyikapi hal tersebut, Jokowi mengambil
kebijakan kepada masyarakat apabila pohon-pohon di Jalan
Sisimangaraja hingga Jalan Sudirman ditebang untuk proyek

26
MRT maka, semua pohon tersebut akan diganti sepuluh kali
lipat di tempat sama atau tempat lain, seperti Waduk Ria Rio,
Waduk Pluit, dan lainnya.

C. Jokowi Peduli Dampak MRT


Dalam pembangunan MRT ini, Jokowi tidak hanya
melihat aspek teknisnya dan melihat MRT sebagai moda yang
mengurai kemacetan saja. Tetapi Jokowi juga melihat
keseluruhan aspek yang mungkin muncul, termasuk dampak
dari pembangunan ini, baik dari aspek sosial dan lingkungan.
Contoh dari segi sosial, yaitu dengan penggiatan sosialisasi,
sedangkan segi lingkungan yaitu dengan mempertahankan
vegetasi atau pohon-pohon di wilayah pembangunan MRT
untuk diganti di tempat lain.

Hal tersebut membuktikan betapa Jokowi sangat


memperhatikan lingkungan hidup.

Electronic Road Pricing


Kebijakan untuk mengurangi kendaraan pribadi di jalan-
jalan utama ibu kota yakni dengan diberlakukannya jalur-jalur
three-in-one pada peak hours (jam-jam sibuk) di pagi dan sore
hari pada ruas jalan utama. Upaya tersebut disinyalir kurang
efektif, karena masih banyak yang menggunakan jasa joki
untuk melanggar aturan tersebut. Mengenai wacana
pembatasan mobil pribadi dengan pemberlakukan ERP
(Electronic Road Pricing) akan diatur dalam rakerda khusus,
selain itu Peraturan pemerintah juga belum menuntaskan ERP.

27
Mengenai tarifnya akan ditentukan dengan peraturan yang
dibuat oleh gubernur Jakarta. Sedangkan penanganan
pelanggarannya akan dilakukan secara elektronis.

Pemberlakuan sistem ganjil genap pada plat nomor


kendaraan juga diharapkan dapat mengurangi jumlah kendaraan
pribadi yang ada di jalanan ibukota. Meskipun kebijakan ini
harus dikaji lebih lanjut.

Mobil Murah Hanya Menambah Polusi Udara di Jakarta

Pernyataan Jokowi yang kontroversial tentang peluncuran


mobil murah (low cost green car) membuat beberapa pihak
tercengang. Bahkan wakil presiden Budiono pun tidak sepakat
dengan Jokowi. Jokowi tidak setuju pada kebijakan peluncuran
mobil murah tersebut. Pemikiran Beliau hanya sederhana, jika
banyak mobil murah dijual di Jakarta maka akan menambah
volume kendaraan, padahal jumlah mobil di Jakarta sudah
cukup fantastis. Semakin banyak mobil pribadi semakin macet,
semakin banyak bahan bakar terbuang percuma dan semakin
banyak biaya yang harus dikeluarkan dan tentunya akan
bertambah polusi udara yang dihasilkan.

Referensi Artikel

Hudalah, Delik., dkk., MRT: Angkutan Perkotaan Masa


Depan?. Institut Teknologi Bandung.

28
http://id.wikibooks.org/wiki/Pembenahan_Transportasi_Jakarta
/Sekilas_Tentang_Permasalahan_Kota_ Jakarta
http://kolom-biografi.blogspot.com/2012/02/biografi-joko-
widodo-jokowi.html
http://m.inilah.com/read/detail/2045115/pekan-ini-denda-
masuk-jalur-busway- diputuskan
http://madina.co.id/index.php/opini/10174-mengurai-
masalah-dan-mencari-solusi-transportasi-di-jakarta-
diperlukan-intervensi-kebijakan-pemerintah-1
http://metro.news.viva.co.id/news/read/458582-kendala-
transjakarta-kini-persimpangan-jalan
http://news.liputan6.com/read/451828/7-masalah-pokok-
transportasi-jakarta-dibahas-drpd
http://news.liputan6.com/read/746428/jokowi-kendaraan-di-
dki-tambah-12-juta-ini-yang-bikin-macet
http://www.merdeka.com/jakarta/dari-sby-sampai-dubes-
asing-keluhkan-macet-jakarta-ke-jokowi.html
http://www.tempo.co/read/news/2013/11/15/083529941/Joko
wi-MRT-Tak-Kurangi-Ruang-Terbuka-Hijau

29
RTH Jakarta 20%, Mungkinkah?
Oleh: Sri Wahyuni

Pada perayaan hari kemerdekaan RI yang ke-68,


bertepatan tanggal 17 Agustus 2013 Jokowi meresmikan taman
kota yang berlokasi di sisi barat Waduk Pluit, Penjaringan,
Jakarta Utara. Sisi barat Waduk Pluit memiliki luas sekitar 2
hektar. Beberapa waktu lalu, kawasan itu masih berupa
permukiman. Kini sejumlah fasilitas publik sudah ditempatkan
di sana, seperti taman dengan rumput, pohon anggur laut,
bangku taman, dan lainnya. Di sisi barat Waduk Pluit kini
tampak kontras dibandingkan sisi lain yang masih dipenuhi
permukiman kumuh. Pada kawasan waduk Pluit ini juga
direncanakan ada fasilitas lainnya, seperti panggung teater
terbuka (amphiteater), trek pejalan kaki, dan instalasi
pengolahan air limbah (IPAL). Selanjutnya untuk
pembangunan sejumlah fasilitas itu akan dilakukan secara
bertahap. Jokowi memperkirakan, dari total penataan kawasan
waduk, pembangunan ruang terbuka hijau baru mencapai 10
persen. Sisanya akan dilakukan setelah pembangunan rumah
susun di Marunda dan Muara Baru selesai. Jika kedua rusun itu
rampung, warga sekitar waduk akan direlokasi dan penataan
baru dapat dijalankan.

30
Pada bulan berikutnya, tanggal 26 September 2013,
Jokowi juga meresmikan taman Ria rio yang berlokasi di sekitar
waduk Ria rio. Waduk ini sebelumnya tidak terlihat seperti
waduk karena tertutup oleh enceng gondok. Rencananya,
taman Ria rio juga akan dibangun amphiteater dan gedung
opera, sehingga diharapkan dapat menjadi area publik sekaligus
tujuan rekreasi gratis bagi warga.

Satu Tahun Kepimpinan Jokowi-Ahok

Selama setahun kepemimpinan Jokowi-Ahok hampir tak


ada satupun kebijakan yang benar-benar baru. Pemerintahan ini
lebih memutuskan untuk melakukan kebijakan-kebijakan
klasik. Seperti misal, mengatasi banjir, mengurai kemacetan,
memberi jaminan kesehatan, membangun rumah susun,
menjamin pendidikan dasar, melancarkan birokrasi dan lainnya
(Wicaksono, 2013). Catatan sederhana dari setahun kinerja
Jokowi-Ahok di atas menggambarkan, bahwa pada prinsipnya
apa yang mereka putuskan adalah sepele. Namun metode yang
dipakai dalam pemerintahan Jokowi-Ahok dirasa lebih diterima
oleh masyarakat.
Dalam mengatasi banjir, segala upaya telah dilakukan
Jokowi-Ahok dari perbaikan tanggul, pengerukan sungai,
pembuatan sumur resapan hingga rencana pembuatan
terowongan bawah tanah. Sementara itu, untuk mengurai
kemacetan, pemerintahan Jokowi - Ahok membuat kebijakan
untuk menambah armada angkutan publik, semisal armada
Trans-Jakarta dengan harapan pengguna kendaraan pribadi

31
beralih ke moda transportasi massal. Untuk menfasilitasi
banyaknya tenaga kerja Jakarta yang berdomisili di kawasan
Jakarta, pemerintahan juga menambah bus angkutan dari luar
jakarta ke kawasan ibu kota atau sebaliknya. Tidak hanya itu
saja, proyek pembangunan monorail yang blueprint-nya telah
diselesaikan sekitar 24 tahun silam juga ditinjau ulang dan
dilanjutkan kembali. Hal ini menunjukkan keseriusan Jokowi-
Ahok dalam mengatasi permasalahan di ibukota.
Gaya blusukan Jokowi juga terbilang unik. Gaya tersebut
membuat masyarakat (terutama) kalangan menengah ke bawah
merasa dekat dan nyaman dengan pemimpin mereka. Blusukan
tersebut biasanya diselingi dengan dialog kecil untuk
mengetahui opini masyarakat. Hal Ini merupakan cara yang
efektif untuk menekan konflik yang berpotensi timbul akibat
penerapan kebijakan yang bersifat up-bottom. Dialog tersebut
juga menjadi forum untuk menampung aspirasi rakyat baik
yang bersifat pro maupun kontra terhadap kebijakan
pemerintah.
Ketika Jokowi-Ahok memimpin Jakarta, maka segala
kompleksitas permasalahan kota Jakarta langsung berada di
pundak mereka. Permasalahan banjir, kemacetan, sampah dan
penataan kota seakan menjadi pekerjaan rumah besar yang
menunggu untuk diselesaikan. Di lain sisi, wajah kota Jakarta
semakin dipenuhi dengan kumpulan beton yang semakin lama
semakin padat, sedangkan wajah hijau kota semakin lama
semakin tipis dan menghilang. Secara umum permasalahan
pokok lingkungan hidup di kota tampak bersumber dari polusi

32
(air, udara, suara dan tanah) serta hilangnya ruang terbuka hijau
(Tasdiyanto, 2011).

Ruang Terbuka Hijau DKI Jakarta

Ibukota Negara seharusnya menjadi kota dengan prioritas


penataan kota yang baik, karena ibukota negara biasanya
mencerminkan keadaan suatu negara tersebut. Kondisi
Keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Jakarta masih jauh
dari target. Kepala Bidang Taman Kota, Dinas Pertamanan dan
Pemakaman DKI Jakarta, Suzi Marsitawati mengatakan, dari
target 30 persen, DKI Jakarta baru memiliki 10 persen RTH
atau hanya 2.718.33 hektar saja. Padahal, total luas Ibu Kota
mencapai 66.233 hektar. Sesuai dengan Peraturan Daerah
tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah 2010-2030, DKI
menargetkan area RTH seluas 30 persen. Untuk menghadapi
persoalan tersebut, Jokowi menargetkan siap menyediakan
ruang terbuka hijau (RTH) 20 persen di Jakarta selama lima
tahun di bawah kepemimpinannya, dan salah satu cara yang
akan dilakukan yaitu membeli lahan sebanyak mungkin, sebab
cara tersebut dinilai paling efektif untuk meningkatkan RTH di
Jakarta.
Jokowi akan menggunakan beberapa lahan yang belum
terpakai sesuai dengan rancangan tata ruang yang ada. Dia
meminta pemanfaatan lahan di Jakarta benar-benar sesuai fungsi
awalnya dan secara konsisten sesuai dengan RTRW. Jokowi
juga berencana mendesain ulang rencana tata ruang hijau di
Jakarta. Dengan begitu, konsistensi terhadap pemanfaatan lahan

33
tetap terjaga. Akan tetapi penataan lahan ternyata tidak
semudah membalikkan tangan, karena ada beberapa pihak yang
masih bermain dan menyalahi RTRW yang ada demi
kepentingan ekonomi.

Ruang terbuka hijau di Jakarta masih sangat minim


(Sumber: Fernando Randy dalam http://nasional.news.viva.co.id

Menurut Tim Departemen Arsitektur Lanskap Faperta


IPB (2005), Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota adalah bagian
dari ruang-ruang terbuka (open spaces) suatu wilayah perkotaan
yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi
(endemik,introduksi) guna mendukung manfaat langsung
dan/atau tidak langsung yang dihasilkan oleh RTH dalam kota

34
tersebut antara lain; keamanan, kenyamanan, kesejahteraan, dan
keindahan wilayah perkotaan tersebut. Berdasarkan bobot
kealamiannya, bentuk RTH dapat diklasifikasikan menjadi:
(a) Bentuk RTH alami (habitat liar/alami, kawasan lindung)
(b) Bentuk RTH non alami atau RTH binaan (pertanian kota,
pertamanan kota, lapangan olah raga, pemakaman.
Berdasarkan sifat dan karakter ekologisnya RTH
diklasifikasikan menjadi:
(a) bentuk RTH kawasan (areal, non linear),
(b) bentuk RTH jalur (koridor, linear),
Sedangkan berdasarkan penggunaan lahan atau kawasan
fungsionalnya diklasifikasi menjadi:
(a) RTH kawasan perdagangan,
(b) RTH kawasan perindustrian,
(c) RTH kawasan permukiman,
(d) RTH kawasan pertanian, dan
(e) RTH kawasan-kawasan khusus, seperti pemakaman,
hankam, olah raga, alamiah.
Keberadaan ruang terbuka hijau (RTH) di setiap kota
memiliki tiga fungsi penting yaitu ekologis, sosial-ekonomi dan
evakuasi. Dalam UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan
Ruang disebutkan, jumlah RTH di setiap kota harus sebesar 30
persen dari luas kota tersebut. Tampaknya bagi kota-kota di
Indonesia, mewujudkan RTH sebesar 30% akan sulit terealisir
akibat terus adanya tekanan pertumbuhan, kebutuhan sarana
dan prasarana kota, seperti pembangunan bangunan gedung,
pengembangan dan penambahan jalur jalan yang terus

35
meningkat serta peningkatan jumlah penduduk. Keberadaan
RTH seringkali masih dikalahkan oleh berbagai kepentingan
lain yang lebih menguntungkan dan cenderung berorientasi
pada pembangunan fisik untuk kepentingan ekonomi.
Akibatnya, kebutuhan ruang (khususnya RTH) untuk
berlangsungnya fungsi ekologis kurang terakomodasi, dan
berdampak pada permasalahan manajemen pengelolaan RTH.
Untuk itu, menjadi tantangan sendiri bagi pemerintahan
Jokowi- Ahok untuk mewujudkan 20% RTH selama 5 tahun
kepemimpinannya.

Hambatan dan Upaya Mewujudkan RTH di DKI Jakarta

Banyak hambatan yang harus dihadapi dalam mewujudkan


RTH di Jakarta sesuai dengan standar kota ideal, antara lain;
1. Adanya sengketa lahan. Pada beberapa kasus, tanah yang
sudah masuk ke dalam Surat Izin Peruntukan Penggunaan
Tanah ternyata milik pengembang.
2. Harga beli lahan di Jakarta di atas Nilai Jual Obyek Pajak
3. Terbitnya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang
Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan
Umum. Melalui peraturan itu, pemerintah daerah tidak
dapat lagi membebaskan lahan. Pihak yang dapat
membebaskan lahan adalah Badan Pertanahan Nasional.
Aturan ini sangat memengaruhi pembebasan lahan.
4. Luas lahan di Jakarta sudah banyak yang beralih fungsi
menjadi permukiman dan perkantoran. Lahan yang telah
menjadi perkantoran mencapai 58.390 hektar.

36
Berdasarkan kondisi tersebut, Pemerintah Daerah DKI
mewajibkan koefisien dasar bangunan hanya 40 persen.
Sedangkan sisanya 60 persen untuk ruang terbuka hijau.
Secara pelan namun pasti Jokowi-Ahok telah menaruh
perhatian besar untuk masalah RTH di Jakarta. Pada tanggal 13
November 2013, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja
Purnama menerima utusan Dagang Perdana Menteri Inggris
Richard Graham MP. Dalam pertemuan itu, Basuki berhasil
meyakinkan pihak Inggris untuk menjual lahan bekas Kedubes
Inggris di Bundaran Hotel Indonesia.
Alhasil dari pertemuan tersebut, pemerintahan Inggris
bersedia menjual lahannya kepada Pemprov DKI secara
business to business (B to B). Pemprov DKI juga akan
melakukan penaksiran harga pasar. Setelah ada kecocokan
harga, barulah akan dilakukan pembelian.
Rencananya lahan tersebut akan digunakan untuk taman
kota. Sedangkan pos polisi yang terletak didepan Kedubes
tersebut, akan dimundurkan sehingga taman tampak lebih luas.

Berkaca pada realisasi RTH DKI Jakarta di tahun 2012

Untuk mendukung tercapainya 20% RTH selama 5 tahun


kepemimpinan Jokowi-Ahok, diperlukan konsistensi terhadap
RTRW yang telah dibuat. Berkaca balik pada kasus
penyalahgunaan RTRW tahun lalu. Pada 19 Juni 2012 yang
lalu, sekitar 18 kios di Jalan Dharmawangsa 2, Kebayoran Baru,
Jakarta Selatan, dibongkar oleh aparat Satuan Polisi Pamong
Praja (Satpol PP). Kios-kios tersebut terpaksa dibongkar karena

37
berdiri di atas lahan RTH. Menurut Kepala Seksi Penertiban
Fasilitas Umum Kota Satpol PP Jakarta Selatan Juita Herawati,
sebelum dilakukan pembongkaran, pihaknya telah memberikan
surat peringatan. Namun, hal tersebut tidak digubris oleh para
pedagang. Salah satu pedagang tersebut mengaku sudah
menggunakan kios di kawasan itu selama belasan tahun.
Meskipun mereka tidak memiliki izin, para pedagang tersebut
rutin membayar iuran. Namun, selama masa pembayaran iuran
tersebut, mereka tidak pernah diberi kuitansi resmi dari
pemerintah. Saat pembongkaran kios, tidak ada perlawanan dari
pedagang. Para pedagang hanya bisa meratapi kios dagangan
mereka dihancurkan oleh puluhan aparat dan buldoser. Sisa-sisa
bahan bangunan yang masih bisa digunakan kemudian dipilih
dan diangkut oleh mereka.
Ini merupakan cerminan bahwa RTRW tidak banyak
dipahami oleh masyarakat. Karena desakan ekonomi, mereka
mengais rezeki pada tempat yang salah, sehingga asset yang
sudah mereka bangun bertahun-tahun menjadi musnah.
Pemerintah daerah seharusnya bertindak sebagai fasilitator
untuk memberikan tempat berdagang atau mencari sumber
penghasilan yang lain, agar mereka tidak menyalahi aturan
terutama melanggar RTRW yang ada.
Untuk merealisasikan keberadaan RTH yang sesuai di
Jakarta, diperlukan komitmen kuat dari semua pihak baik
pemerintah daerah, masyarakat dan pemangku kepentingan
lainnya. Upaya tersebut yaitu mendorong permukiman melalui

38
bangunan vertikal, agar lahan yang digunakan lebih sedikit,
sehingga lahan lainya dapat dimanfaatkan untuk RTH.

Referensi Artikel

Anonim, 18 November 2013. Ke Depan, Tebang Satu Pohon


Harus Ijin Jokowi. (online) http://
megapolitan.kompas.com.read/2013/11/18/1837192/Ke.D
epan.Tebang.Satu.Pohon.Harus.Izin.Jokowi
Aziza KS, 23 Agustus 2013, Jokowi Wujudkan
KebijakanGubernur DKISebelumnya.(online).http
://megapolitan.kompas.com/read/2013/08/23/0853366/Jok
owi.Wujudkan.Kebijakan.Gubernur.DKI.Sebelumnya
http://www.merdeka.com/jakarta/jokowi-janji-20-persen-
ruang-terbuka-hijau-dalam-5-tahun.html
http://www.republika.co.id/berita/ nasional/ jabodetabek-
nasional/13/09/26/mtpqft-resmikan-pembangun an-
taman-ria-rio-jokowi-janji-bangun-gedung-opera
Tasdiyanto, 2011. Budaya Lingkungan: akar masalah dan solusi
krisis lingkungan. Ecologia press. Yogyakarta. Hal 32.
Tim Departemen Arsitektur Lanskap Faperta IPB, 2005.
Ruang Terbuka Hijau (RTH) Wilayah Perkotaan.
Makalah Lokakarya Pengembangan Sistem RTH Di
Perkotaan dalam rangkaian acara Hari Bakti Pekerjaan
Umum ke 60 Direktorat Jenderal Penataan Ruang
Departemen Pekerjaan Umum. Bogor.

39
Wicaksono B.J, 2013. Kebijakan - kebijakan Jokowi - Ahok
sepele. (online).http: //politik. kompasiana. com /2013 /10
/19 / kebijakan-kebijakan-jokowi-ahok- sepele-601892.
html.
Randy, Fernando dalam http://nasional.news.viva.co.id /news
/read/371435-sosialisasi-raperda-rdtr-dki-jakarta Ruang
terbuka hijau di Jakarta masih sangat minim
http://perencanaankota.blogspot.com/2008/07/ruang-terbuka-
hijau-memiliki-tiga.html
http:// lipsus.kompas.com / gebrakan-jokowi-basuki / read /
xml/ 2013/ 11/ 03/ 1823502/ Ruang. Terbuka. Hijau. di.
Jakarta. Masih.Jauh.dari.Target
http://lipsus.kompas.com/gebrakan-jokowibasuki/ read /xml/
2013/06/19/6081492/Berdiri.di.Atas.Lahan.Hijau.Belasan.
Kios.di.Dharmawangsa.Dibongkar
Kuwado F J, 23 September 2013. Jokowi hentikan
pembangunan Mall, apa respon publik.
nline).http://megapolitan.Kompas.com/read/2013/11/18/1
837190/ Jokowi. Hentikan. Pembangunan. Mall. Apa.
Respon. Publik

40
Aksi Jakarta Bersih
Oleh: Muhammad Ridlo Abdullah

Kisah Klasik Jakarta

Problem sampah di Jakarta tampaknya menjadi kisah klasik


yang tidak dapat di tangani secara baik. Tumpukan sampah
masih terdapat dimana-mana dan kerap menimbulkan dampak
negatif bagi masyarakat yang ada di sekitarnya, hal ini makin
diperparah dengan minimumnya lokasi pembuangan sementara
(LPS) di setiap kecamatan, hal ini membuat warga dan aparatur
pemerintah sulit untuk menjadikan wilayahnya terbebas dari
tempat sampah.
Oleh sebab itu, pada tanggal 8 September 2013 Joko
Widodo melakukan kampanye yang bertema Aksi Jakarta
Bebas. Kampanye ini dibuka dengan menabuh drum dan
dilajutkan dengan bernyanyi duet dengan grub band Slank
(Khafifah, 2013). Dengan adanya program Aksi Jakarta Bersih
ini diharapakan akan menumbuhkan rasa solidaritas masyarakat
untuk saling menjaga lingkungan yang ada di sekitarnya, dan
juga menumbuhkan rasa bahwa kita adalah bagian dari
lingkungan. Jadi sudah sepantasnya kita menjaga serta
melestarikan lingkungan, sehingga sumber pencemar berupa
sampah, limbah dan lain sebagainya akan berkurang. Ada

41
beberapa program yang membantu terlaksananya aksi Jakarta
bersih antara lain;

A. Jakarta butuh incinerator (alat pembakar sampah)


Produksi sampah harian DKI Jakarta mencapai sekitar
6.500 ton per hari, jumlah tersebut belum termasuk sampah-
sampah yang dibuang warga ke sungai. Untuk menanggulangi
hal tersebut Wakil Gubernur Jakarta Basuki Thahaja Purnama
menyatakan bahwa dalam pengelolaan sampah kota perlu
dibutuhkan incinerator untuk membakar sampah, bahkan
beliau menyarankan setiap pengusaha mal besar di Jakarta
memiliki incinerator sendiri untuk mengelola sampahnya agar
timbunan sampah di luar lokasi tidak banyak.
Jadi kita perlu incinerator. Jadi sampah itu harus dibakar,
enggak bisa lagi ditanaman atau dikubur saja. (Belarminus,
2013).
Pengusaha-pengusaha mal besar harus ada incinerator
sendiri seperti rumah sakit, agar dapat dibakar di tempat
terdekat. Jadi sampah tidak dibawa keluar (Muttya, 2013)
Solusi tersebut diharapkan segera terlaksana dengan
penunjukan PT. Pembangunan Jaya untuk berinvestasi dan
membuka tender (pengadaan incinerator dan pengolahan
sampah). Kapasitas minimal alat 1.000 ton per hari sehingga
apabila ada enam investor mampu membakar 6.000 ton sampah
per hari. (Perlu kita cermati jumlah sampah tersebut belum
termasuk sampah yang dibuang ke sungai).

42
B. Jakarta jangan buang sampah sembarangan
Dari segi etika lingkungan, membuang sampah tidak pada
tempatnya merupakan sesuatu hal yang salah, seseorang lebih
mencari keekonomisannya tidak mencari keefisiensinya,
dengan kata lain membuang sampah sembarangan adalah
sesuatu yang memudahkan kita untuk membuang sampah tanpa
memikirkan bagaimana dampak terhadap lingkungan alam
maupun sosial.
Salah satu potret minimnya kesadaran dari beberapa
kelompok pedagang terhadap kebersihan kota, yaitu pada saat
Jakarta Night Festival (JNF) yang digelar Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta sebagai pesta rakyat di malam menyambut hari
ulang tahun (HUT) DKI ke 468 pada 22 Juni 2013. Festival
tersebut meninggalkan beberapa permasalahan, diantaranya
banyaknya sampah dan kemacetan yang tidak bisa dihindari.
Keberadaan pedagang kaki lima (PKL) di tengah kerumunan
acara untuk berjualan merupakan salah satu konsep Jokowi.
Akan tetapi, kesadaran para pedagang kaki lima (PKL) terhadap
kebersihan lokasi festival masih kurang, sehingga sampah yang
tertimbun cukup banyak. Menurut Wakil Gurbernur yang
sering dipanggil Ahok, hampir 95 % pedagang kaki lima (PKL)
tidak bertanggung jawab atas sampahnya, walaupun ada
sebagian kecil pedangang kaki lima (PKL) yang mau
membersihkan sekelilingnya.
Oleh sebab itu, ada sebuah rencana untuk membuat
kelompok pedagang kaki lima (PKL), dimana kelompok
pedagang yang mau bertanggung jawab atas sampahnya akan

43
diberi ijin untuk berdagang dan yang tidak bertanggung jawab
atas sampahnya tidak akan diberi ijin untuk berdagang. Hal ini
juga menjadi pelajaran bagi para pedagang kaki lima yang
sebagian besar atau 70% berasal dari luar Jakarta untuk
mematuhi adat istiadat Jakarta dalam mencipakan kota yang
lebih bersih.1

C. Tidak mau kalah dengan negara maju mengenai


plastik
Plastik banyak sekali digunakan dalam kehidupan manusia.
Plastik dapat digunakan sebagai alat bantu yang relatif kuat,
ringan, dan mempunyai harga yang murah. Dari banyaknya
manfaat plastik di kehidupan kita, plastik memiliki waktu yang
lama untuk terdegradasi, dapat mencapai ratusan tahun. Hal ini
dapat dipahami karena plastik merupakan polimer dengan
ikatan kimia yang relatif stabil, biasanya diproduksi melalui
proses polimerisasi termoseting sehingga bersifat irreversibel
untuk kembali menjadi bahan asal (Iqmal, 2009).
Di negara-negara maju penggunaan plastik dikenakan
biaya tinggi oleh pemerintah, hal ini dikarenakan penggunaan
plastik akan sangat berpengaruh atau berdampak besar terhadap
kelestarian lingkungan. Program ini akan memberikan
kesadaran baik secara langsung ataupun tidak langsung kepada
warga akan pentingnya lingkungan dan juga melatih warga
sekitar untuk menjaga lingkungan dengan hal terkecil yaitu

1
BTP: Kalau Jakarta Jangan Buang Sampah Sembarangan!.
http://ahok.org/berita/news/btp-kalau-jakarta-jangan-buang-sampah-
sembarangan/

44
tidak menggunakan plastik sebagai tempat belanjaan, tetapi
warga sekitar sudah membawa wadah tersendiri dari rumah
ketika mau belanja.2
Hal inilah yang menjadikan dikeluarkannya surat edaran
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Nomor 6 Tahun 2013
tentang penggunaan kantong daur ulang di pusat pembelanjaan.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahok merencanakan sasaran
tahap pertama dalam penerapan kantong daur ulang adalah
mal karena lebih mudah untuk dikontrol.
Kita harus mulai biasakan secara bertahap. Kenapa mal
dulu yang dipilih? Karena mereka gampang untuk kita
control, tegas wakil Gubernur DKI Jakarta
Apabila surat edaran tentang penggunaan kantong daur
ulang di pusat perbelanjaan berjalan efektif, maka Gurbernur
DKI Jakarta, Jokowi akan mengeluarkan instruksi gurbernur.
Selama uji coba belum dikenai sangsi. Lain halnya, status
ditingkatkan menjadi Peraturan Gurbernur (PerGub), maka
akan ada sanksi bagi pelanggar. 2

D. Peremajaan truk sampah


Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Unu Nurdin
mengatakan, saat ini pihaknya kurang lebih memiliki 700 truk
pengangkut sampah. Dari jumlah tersebut hanya 500 unit dalam
kondisi tidak layak sehingga harus diremajakan. Sedangkan

2
Ahok Sebut di Negara Maju Pakai Plastik Bayar.http://www. berita8 .com/
berita/2013/06/ahok-sebut-di-negara-maju-pakai-plastik-bayar

45
tahun ini baru dianggarkan 20 miliar. Anggaran tersebut hanya
mampu meremajakan 80 unit.3
Tahun ini baru dianggarkan Rp 20 miliar. Jadi, hanya 80
unit yang akan diremajakan. Sisanya segera menyusul, ujar
Unu Nurdin
Peremajaan angkutan pengangkutan sampah harus segera
dilaksanakan, mengingat sebagian armada saat ini sudah
berumur lebih dari 30 tahun, diharapakan peremajaan ini bisa
dilakukan secara maksimal walaupun pelaksanaannya secara
bertahap. Peremajaan kali ini dilakukan langsung melalui
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintahan
(LKPP) dengan penunjukan langsung bagi yang mengajukan
biaya termurah.
Unu mengatakan, Untuk peremajaan truk pengangkut
sampah kali ini, pihaknya tidak menggunakan sistem lelang.
Melainkan langsung melalui Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang Jasa Pemerintah (LKPP), dengan penunjukan langsung
bagi perusahaan yang mengajukan biaya termurah. Tidak pakai
lelang, langsung ke LKPP mana yang paling murah, yang
penting cepat
E. Sosialisasi PERDA Mengenai Pengelolaan Sampah
Dinas Kebersihan DKI Jakarta segera mensosialisasikan
peraturan daerah (Perda) mengenai pengolahan sampah yang
baru saja diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

3
Truk Sampah Segera Diremajakan. http://ahok.org/berita/news/truk-
sampah-segera-diremajakan

46
(DPRD) DKI Jakarta, selain itu juga akan dibuat turunannya
seperti peraturan gubernur (Pergub), sehingga Perda tersebut
bisa segera ditegakkan. Dalam sosialisasi tersebut pihak Dinas
Kebersihan DKI Jakarta akan melibatkan RT dan RW sebagai
ujung tombak dan pemberian edukasi atau pembelajaran kepada
masyarakat.3

F. Denda buang sampah sembarangan


Pakar kesehatan mengatakan bahwa membuang sampah
sembarangan dapat menjadi bibit penyakit, dengan banyaknya
orang yang membuang sampah akan melahirkan kuman atau
bakteri. Misalkan dampak dari membuang sampah sembarangan
tersebut adalah saluran pembuangan air menjadi mampet atau
terhalang sampah, sehingga pembuangan air tidak normal yang
mengakibatkan genangan air. Genangan air inilah yang
kemudian menjadi sarang nyamuk. Sedangkan menurut pakar
atau ahli tata kota berpendapat, bahwa membuang sampah
sembarang mengakibatkan kerugian, kota yang kumuh yang
banyak dipenuhi sampah akan merusak pandangan mata,
berkurangnya wisatawan. Kebersihan kota merupakan salah
satu indikator tingkat kesejahteraan dari kota tersebut, semakin
kumuh kondisi suatu kota maka kesejahteraan masyarakatnya
akan semakin menurun begitu pula sealiknya (Dheedyk, 2010).
Dalam peraturan daerah (Perda) DKI Jakarta Nomor 3
Tahun 2013 tentang pengelolaan sampah disebutkan siapapun
yang kedapatan membuang sampah sembarangan akan didenda
hingga Rp. 50 juta sedangkan denda Rp 100 ribu jika

47
masyarakat terbukti atau sengaja tidak membuang sampah ke
TPS dan TPA dalam waktu yang ditentukan.4
Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Unu Nurdin
mengatakan;
Dalam perda diatur warga atau perusahaan yang
kedapatan membuang sampah tidak pada tempatnya akan
dikenakan denda mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp 50 juta.
Jika warga dan perusahaan tidak melakukan kewajiban yang
diatur dalam perda tersebut, maka mereka akan dikenakan
sanksi administratif hingga denda minimal Rp 500 ribu hingga
Rp 50 juta.
Bahwa setiap masyarakat diwajibkan membuang sampah
ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) dan Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) setiap pukul 06.00 sampai 21.00.
Warga dilarang keras membuang sampah ke sungai, kanal,
waduk, setu, dan saluran air limbah, jalan, taman dan tempat
umum karena bisa menyebabkan banjir. Warga yang sengaja
atau terbukti membuang sampah di luar jadwal yang ditentukan
akan dikenakan denda Rp 100 ribu,
Dalam peraturan daerah (Perda) tersebut diatur juga
mengenai pemilahan dari rumah tangga, pembuangan sampah
ke TPST atau TPA tanpa izin, membakar sampah, membuang
sampah dari kendaraan, serta menggunakan badan jalan sebagai
TPS.

4
Buang Sampah Sembarangan Dendanya Puluhan Juta.
http://ahok.org/berita/ news/buang-sampah-sembarangan-dendanya-
puluhan-juta/

48
Sanksi Warga dan Petugas dalam Pemilahan dan
Pengelolaan Sampah
Apabila warga yang lalai atau sengaja tidak melakukan
pemilahan sampah, maka ketua RW wajib memberikan sanksi
administratrif sesuai keputusan musyawarah pengurus RW.
Bagi penanggung jawab atau pengelola kawasan pemukiman,
komersial, industri dan kawasan khusus yang lalai menyediakan
fasilitas, dan lalai melaksanakan pengelolan sampah diberi sangsi
administratif berupa uang paksa paling sedikit Rp 10 juta
hingga Rp 50 juta.

Sanksi Pengelola fasilitas Umum dan Produsen


Unu menegaskan, bahwa pengelola fasilitas sosial dan
fasilitas umum yang tidak menyediakan fasilitas pemilihan
sampah akan dikenakan sanksi administratif, dengan membayar
uang paksa mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 5 juta. Sanksi
tersebut tidak hanya diberikan kepada masyarakat yang
membuang sampah tidak sesuai dengan jadwal, dan pengawas
pengelolaan kawasan kota dan fasilitas umum saja, tetapi juga
produsen yang lalai atau sengaja tidak mencantumkan label serta
tanda yang berhubungan dengan pengurangan dan penangan
sampah pada produk yang dihasilkan. Tidak hanya itu saja,
produsen yang pengelolaan kemasan produknya tidak dapat
diurai proses alam, akan diberikan sanksi berupa uang paksa
mulai dari Rp 25 juta hingga Rp 50 juta.
Bagi pengelola pusat perbelanjaan yang tidak
menggunakan kantong belanja ramah lingkungan, juga

49
diberikan sanksi administratif uang paksa minimal Rp 5 juta
hingga Rp 25 juta.

Sanksi Membuang, Menumpuk dan Mengeruk Sampah


Setiap orang yang sengaja membuang sampah, menumpuk
sampah atau bangkai binatang ke sungai, waduk, situ, saluran
air limbah, di jalan dan taman atau tempat umum, maka dikenai
uang paksa Rp 500 ribu. Begitu juga dengan warga yang
sengaja atau terbukti membuang sampah dari kendaraan
dikenakan uang paksa paling banyak Rp 500 ribu. Nilai uang
paksa yang sama juga akan diberikan kepada orang yang sengaja
mengeruk dan mengais sampah di TPS yang menyebabkan
sampah berserakan.

G. Pemanfaatan sampah menjadi usaha produktif


Sampah yang biasanya hanya menjadi masalah lingkungan
yang selalu merugikan, sebenarnya bisa dijadikan peluang
usaha. Hal ini bukan hanya mendatangkan keuntungan secara
ekonomi, tetapi juga lingkungan, karena dapat mengurangi
tumpukan sampah.
Selama ini pemerintah DKI Jakarta mengeluarkan dana
untuk pembuangan sampah ke Bantargebang, Bekasi dan Jawa
Barat. Pengeluaran tersebut bisa dikurangi dengan
memberdayakan masyarakat untuk mengelola sampah yang
sekiranya bisa didaur ulang. Permasalahannya, masyarakat
kadang enggan menjadikan hal tersebut sebagai inovasi baru
untuk menambah pendapatan, dan juga mengurangi
pencemaran di lingkungan sekitar, misalnya mendaur ulang

50
sampah rumah tangga menjadi beberapa produk yang bisa
dimanfaatankan untuk kehidupan kita sehari-hari, bahkan bisa
bernilai ekonomi tinggi. Beberapa contoh produk daur ulang
dari sampah rumah tangga yang ada di sekitar kita, antara lain:
1. Produk dari sampah plastik
Sampah yang paling menjengkelkan tentu sampah
plastik. Sampah plastik yang beraneka warna tersebut sangat
mengganggu pemandangan, selain juga sulit terurai
(hancur) oleh bakteri. Seiring anjuran pengurangan
penggunaan plastik, diharapkan masyarakat juga pintar-
pintar memanfaatkan plastik agar bisa digunakan ulang.
Sampah plastik yang berasal dari kemasan-kemasan
ditergen, pewangi, samphoo, dan lainnya ternyata dapat
disulap menjadi produk yang berguna, misalnya tas,
dompet, map file, dan lainnya. Untuk merangkai produk
tersebut, biasanya menggunakan mesin jahit agar lebih
tahan lama.
2. Produk dari sampah kertas
Kertas-kertas yang tersisa dari suatu pekerjaan biasanya
dibakar begitu saja. Demikian juga dengan majalah dan
koran. Ketika telah usang, biasanya langsung dijual ke loak.
Namun, banyak orang yang memiliki ide kreatif mengolah
tumpukan kertas bekas tersebut menjadi barang-barang
yang bermanfaat, misalnya sandal, tong sampah, hiasan
dinding, dan sebagainya. Bahan yang selalu menemani
pembuatan produk ini antara lain lem dan cat. Produk dari

51
sampah kertas yang kini populer adalah sandal yang alasanya
dari kertas koran/majalah.
3. Produk dari botol plastik atau kaca
Botol plastik ataupun gelas plastik dari minuman
mineral biasanya dijual ke pengepul untuk dicacah menjadi
produk daur ulang di pabrik industri. Ada juga
memanfaatkan sampah tersebut menjadi produk kreatif
seperti hiasan dinding, kotak barang, hiasan bunga, dan
sebagainya. Sementara pecahan kaca, botol kaca, beling,
ataupun bolamb banyak dimanfaatkan untuk hiasan meja
dan lukisan mozaik.

Referensi Artikel

Anonim. 2013. Basuki Ajak Warga manfaatkan Samph Jadi


Usaha Produktif.http://ahok.org/berita /news /basuki-
ajak-warga-manfaatkan-sampah-jadi-usaha-
produktif/. Diakses 7 November 2013
Anonim.2012.Pemanfaatan Sampah Jadi Peluang
Usaha.http://www.suaramerdeka.com/v2/index.php/re
ad/cetak/2012/04/19/183743/Pemanfaatan-Sampah-
Jadi-Peluang-Usaha.Diakses tanggal 7 November 2013
Anonim.2013.Ahok Sebut di Negara Maju Pakai Plastik
Bayar.http://ww.berita8.com/berita/2013/06/ahok-
sebut-di-negara-maju-pakai-plastik-bayar. Diakses 5
November 2013.

52
Anonim.2013.BTP:Kalau Jakarta Jangan Buang Sampah
Sembarangan!. http://ahok.org/berita/news/btp-kalau-
jakarta-jangan-buang-sampah-sembarangan.Diakses 5
November 2013.
Anonim.2013.Buang Sampah Sembarangan Dendanya Puluhan
Juta.http://ahok.org/berita/news/buang-sampah-
sembarangan- dendanya-puluhan-juta/.Diakses 7
November 2013
Anonim.2013.Truk Sampah Segera Diremajakan.
http://ahok.org /berita/news/truk-sampah-segera-
diremajakan/ .Diakses 7 November 2013
Belarminus,Robertus. 2013. Basuki: Jakarta Buth
Incenerator.http://megapolitan.kompas.com/Incene
rator.Diakses 5 November 2013.
http://ngerti.wordpress.com/2010/07/10/buanglah-sampah-
pada-tempatnya/. Diakses 7 November 2013
Iqmal.2009.Mengapa Sampah Harus DiPisah-
Pisah?.http://iqmal .staff.ugm.ac.id/?p=395. Diakses 5
November 2013.
Khafifah, Nur. 2013. Buka Acara Aksi Jakarta Bersih, Jokowi
Nyanyi Bareng Kaka Slank. http://news
.detik.com/read/2013/09 /08/075143/ 2352382/10/.
Diakses 7 November 2013
Muttya, Andi Keteng. 2013. Jurus Ahok Atasi Masalah Sampah
Jakarta.http://news.liputan6.com/read/530524/jurus-
ahok-atasi-masalah-sampah-jakarta. Diakses 5
November 2013

53
Menggunakan Kantung Daur Ulang
Oleh: Ronnawan Juniatmoko

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo terus berkampanye


mengenai kepedulian lingkungan kepada masyarakat. Salah satu
diwujudkan dalam kegiatan Aksi bersih Jakarta. Kegiatan ini
sebagai bentuk program kerjasama antara masyarakat dengan
pemerintahan, yang berawal dari gerakan sosial kemasyarakatan
kepedulian lingkungan. Selain itu, Jokowi juga memberikan
langkah nyata pada Ruang Terbuka Hijau.
Keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sangatlah
dirindukan oleh masyarakat DKI Jakarta. Hal ini tampak
terlihat dari antusias mereka di festival taman yang dilakukan
di Taman Cattleya, Palmerah, Jakarta Barat. Di taman seluas 5,2
hektar tersebut, telah diadakan juga festival dari sejumlah
komunitas peduli lingkungan dengan tujuan mengajak
masyarakat untuk lebih mengenal keberadaan dan fungsi RTH,
yang berperan penting untuk kehidupan, baik penyerap
polutan udara, tempat olahraga dan tempat rekreasi.

54
Jokowi Paksa Mall di DKI Gunakan Plastik Daur Ulang

Dalam upaya mendukung program Go Green, setiap mall


diwajibkan untuk menyediakan dan menggunakan kantong
belanja daur ulang.
Sarjana kehutanan UGM ini mengatakan, semua mall di
Jakarta mendukung penuh kebijakannya dan pihaknya juga
akan melihat perkembangan selama sebulan.
Praktiknya nanti kita control. Kita coba sebulan ini,
semua mall pakai tas daur ulang, biar bisa dipakai terus.
Semuanya mendukung, mau. Dan satu bulan ini baru uji coba.
Kalau efektif, mau kita teruskan ke instruksi gubernur, ujar
Jokowi
Sebelum membuat instruksi Gubernur tentang
penggunaan tas itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan
mengevaluasi uji coba diet plastik selama sebulan kedepan. Jika
kebijakan itu tidak efektif, masa uji coba bisa diperpanjang
dalam waktu tertentu.
Jokowi telah memberikan surat edaran ke setiap pusat
perbelanjaan di Jakarta dan meminta pengelola pusat
perbelanjaan mengganti plastik pembungkus barang dengan tas
daur ulang yang ramah lingkungan selama satu bulan. Joko
Widodo juga menyetujui usulan dari pengelola Mall, bahwa
Surat Edaran Pemprov DKI Nomor 6 Tahun 2013 terkait tidak
menggunakan kantong plastik tersebut nantinya juga diterapkan
di pasar tradisional.

55
Referensi Artikel

Anonim,http://ahok.org/berita/news/jokowi-ingin-buat-
instruksi penggunaan-tas-daur-ulang-di-mal/
Anonim,http://horizonwatcher.blogdetik.com/2011/06/05/bah
aya-plastik bagi-kehidupan-dan-lingkungan/
Anonim,http://id.berita.yahoo.com/jokowi-setuju-agar-pasar-
gunakantas-daur-ulang-120527854.html
Anonim,http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum_Guber
nur_DKI_Jakart a_2012
Anonim,http://iplbi.or.id/2012/09/fenomena-jokowi-dan-
prospekpenelitian-lingkungan-binaan-di-indonesia-
sebuah-opini/
Anonim,http://metro.sindonews.com/read/2013/10/20/31/7962
47/masyarakat-jakarta-rindu-ruang-terbuka-hijau
Anonim,http://news.detik.com/read/2013/06/07/225625/22676
40/10/jokowi-paksa-mal-di-dki-gunakan-plastik-
daur-ulang? nd771104bcj

56
Normalisasi Waduk Pluit
Oleh: Tri Nuringsih

Banjir yang terjadi di Jakarta selain karena faktor alam juga


dipengaruhi oleh dampak kerusakan lingkungan yang parah di
kawasan Jakarta, Depok, Bogor, Bekasi dan Tanggerang.
Contoh faktor alam Jakarta antara lain; adanya muara dari 13
sungai, kondisi topografi yang hampir 40% berada di bawah
permukaan air laut, dan naiknya muka air laut sebagai dampak
pemanasan global (global warming). Sedangkan faktor manusia
antara lain adalah, kebiasaan sebagian warga masyarakat
membuang sampah di sungai dan badan air lainnya,
pemanfaatan bantaran sungai untuk pemukiman, konservasi
lahan di hulu daerah aliran sungai (DAS), berkurangnya daerah
terbuka hijau sebagai daerah resapan air, hilangnya sejumlah situ
sebagai tempat parkir air dan lain sebagainya.
Terjadinya perubahan musim yang ekstrim ditandai
dengan meningkatnya curah hujan di musim penghujan juga
berpotensi menimbulkan banjir. Sementara naiknya permukaan
air laut, hilangnya hutan mangrove di pesisir pantai
menyebabkan terjadinya Rob (banjir pasang air laut) yang kini
telah terjadi di beberapa kawasan Pantai Utara (Pantura) Jakarta.
Banjir telah menjadi bencana yang rutin terjadi setiap tahun di

57
DKI Jakarta, yang banyak memakan korban baik harta, sarana-
prasarana maupun jiwa.
Banjir Jakarta pada bulan Desember - Januari 2013
menyebabkan Jakarta dalam keadaan darurat. Hal tersebut
menjadi pendorong bagi Jokowi untuk segera melakukan
berbagai upaya untuk mengendalikannya.
Banyak hal yang menyebabkan tejadinya banjir tersebut,
selain karena faktor curah hujan yang tinggi sejak Desember
2012 (hingga 250-300 mm), sistem drainase yang buruk,
sampah yang menyumbat drainase, jebolnya berbagai tanggul
di wilayah Jakarta, dan juga meningkatnya volume 13 sungai
yang melintasi Jakarta. Tercatat Bogor, Bekasi, Depok, dan
Tangerang mengalami banjir. Sedangkan di kawasan bisnis MH
Thamrin jalanan tergenang pada tanggal 22 Desember, mulai
dari Sarinah, Sabang hingga Monumen Nasional.

58
Genangan Air di Bundaran HI, Banjir 17 Januari 2013 (Sumber:http://www.merdeka.com)
Inisiatif Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo untuk
memeriksa drainase di Jalan MH Thamrin adalah membangun
Smart Tunnel untuk membantu mempercepat mengalirnya air
ke laut. Sedangkan beberapa kerusakan tanggul yang memicu
banjir terjadi adalah sebagai berikut :
Dimulai dari tanggul di Kali Adem, Muara Angke,
Penjaringan, Jakarta Utara, pada tanggal 13 Desember
2012. Kerusakan tanggul ini menyebabkan 500 rumah
warga terendam air laut, serta dua warga hanyut. Akhirnya
ratusan gubuk liar dibongkar untuk mempermudah
masuknya alat berat guna memperbaiki tanggul.
Tanggal 20 Desember 2012, dengan jebolnya tanggul di
Kali Cipinang. Akibatnya 979 warga terpaksa mengungsi
ke GOR Makassar serta Jalan Pusdiklat Depnaker dan
Jalan Masjid Suprapto tergenang, menutupi akses warga
Pinang Ranti menuju Halim.
Tanggul Kali Laya, Pekayon, Jakarta Timur, jebol pada
tanggal 24 Desember 2012, sehingga air merendam
pemukiman sekitarnya. Dinding sungai yang mengalami
kerusakan memiliki tinggi dua meter.
Pada Tanggal 15 Januari 2013, menyusul tanggul di
Kedoya Selatan, Kebun Jeruk, jebol dan menyebabkan
banjir setinggi dua meter. Tanggul ini tercatat memiliki
konstruksi buruk karena hanya dibuat dari karung pasir,
sehingga tidak kuat menahan air Kali Pesanggrahan. Warga
diungsikan ke bagian timur rel Pesing, namun kebanyakan
bertahan di rumah masing-masing.

59
Pada tanggal 17 Januari 2013, tanggul Kanal Banjir Barat,
di daerah Latuharhari juga jebol dan menyebabkan
terendamnya kawasan perumahan mewah di Menteng dan
berbagai kawasan bisnis di pusat kota.

Tanggul Latuhahary Jebol


(Sumber:http://news.detik.com)

Jokowi Memantau Perbaikan Tanggul


Latuhahary di bawah Jembatan Kuningan
(sumber: http://www.shnews.com)
Latuhahary Jebol
(Sumber:http://news.detik.com)

60
Waduk Pluit

Waduk Pluit (asal nama pluit berasal dari kata Belanda


fluitschip yang artinya kapal layar panjang berlunas ramping)
adalah waduk yang dibangun di Penjaringan, Jakarta Utara.
Pemerintah Hindia Belanda meletakkan sebuah fluitschip
bernama Het Whitte Paert, yang sudah tidak laik laut di pantai
sebelah timur muara Kali Angke, sehingga daerah ini mendapat
nama Pluit. Waduk Pluit juga merupakan hilir dari 9 saluran
yang ada di Jakarta. Empat berupa sungai besar, yakni Kali
Pakin, Kali Besar, Kali Ciliwung, Kali Angke, dan lima saluran
penghubung, yakni Pluit Raya, Pluit Permai, Pluit Utara,
Muara Baru, dan Gedong Panjang.

Waduk Pluit ditutupi Enceng Gondok


(sumber: Jakarta Kompasiana.com)
61
Proyek Waduk Pluit dimulai sejak 1960, dan
dinyatakannya sebagai kawasan tertutup. Menurut Keputusan
Peperda Jakarta Raya dan Sekitarnya No 387/ Tahun 1960,
Kawasan ini direncanakan sebagai polder Pluit dan pekerjaan
pengerukan kali. Namun, di bawah Otorita Pluit, ada
pengembangan Pluit Baru untuk perumahan, industri, dan
waduk. Di daerah Muara Karang, Teluk Gong dan Muara
Angke dipergunakan untuk perumahan dan pembangkit listrik,
serta kampung nelayan. Pada tahun 1971, proyek Pluit terus
dilanjutkan dengan perluasan wilayah hingga ke Jelambar dan
Pejagalan.

Pada tahun 1976 kawasan Pluit menjadi pemukiman


modern, tempat rekreasi dan lokasi perindustrian. Tahun 1981,
Waduk Pluit selesai dibangun. Pembangunan ini bertujuan
untuk menyimpan air dan sistem pengendalian banjir pada
daerah rendah di Jakarta Utara. Sistem ini membuang air ke laut
dengan cara pompanisasi, karena muka air laut selalu lebih
tinggi dari muka air waduk, sehingga sistem pembuangnya
tidak lagi secara gravitasi.

Awalnya, Waduk Pluit mempunyai luas tampungan 80


hektar, namun karena adanya pendangkalan dan peralihan
fungsi lahan dibantaran waduk pluit menjadi perumahan-
perumahan liar, luasnya menyusut menjadi 20 hektar.

Sejak tahun 1990-an, warga mulai merebut tanah di


pinggir Waduk Pluit yang seharusnya menjadi milik negara dan
tidak boleh dibangun. Awalnya, bangunan ini semi permanen

62
dengan menjadikan tembok waduk sebagai penahan. Sampah
dan lumpur dari hulu sungai, ditambah sampah rumah tangga
warga di sekitar, membuat pendangkalan semakin parah,
sehingga Waduk Pluit kehilangan fungsinya. Akibat
pendangkalan tersebut, kapasitas penyimpanan air kala musim
hujan menjadi berkurang. Air waduk yang awalnya bisa
mencapai kedalaman 10 meter, pada tahun 2012 hanya setinggi
2 meter. Sebenarnya untuk melawan pendangkalan, telah
berulangkali dilakukan perawatan di Waduk Pluit. Di antaranya
pada tahun 2005 telah diadakan pengerukan. Kemudian pada
tahun 2009 diadakan pembersihan enceng gondok. Pada tahun
yang sama dibuatkan pintu air baru untuk mempermudah
kontrol debit air dan sampah. Namun adanya perumahan yang
menempati lahan waduk membuat usaha ini tidak pernah
maksimal. Tahun 2010, telah direncakan pemindahan 13.000
warga agar waduk bisa dinormalisasi dengan maksimal.
Kendatipun demikian, warga selalu menolak dipindahkan,
karena merasa tidak bersalah dan merasa aman dari bencana
banjir maupun rubuhnya tembok penahan.

Awal tahun 2013, setelah bencana banjir tanggal 17


Januari 2013, kondisi Jakarta menjadi darurat. Hal tersebut,
Pemerintah Provinsi Jakarta memulai proses normalisasi waduk
dan relokasi warga.

63
Normalisasi Waduk, Relokasi Warga dan Penyediaan
Ruang Terbuka Hijau

Normalisasi adalah tindakan menjadikannya normal atau


tindakan mengembalikan pada keadaan normal. Normalisasi
waduk dapat diartikan sebagai upaya atau tindakan untuk
mengembalikan fungsi dan peranan waduk seperti keadaan
semula. Normalisasi waduk Pluit dimaksudkan untuk
mengembalikan fungsi waduk sebagai tampungan air, resapan
air dan sistem pengendalian banjir di daerah Penjaringan Jakarta
Utara. Normalisasi Waduk ini dimulai dengan menggali
kembali waduk hingga kedalaman 7 meter dan mengembalikan
luas Waduk Pluit yang saat ini hanya 60 hektar menjadi 80
hektar (sesuai dengan luas awal di bangunnya). Sehingga total
daya tampung Waduk Pluit dapat mencapai 5,6 juta kiloliter
air. Selain memperluas dan memperdalam badan waduk, untuk
mempercepat proses surut air dan pembuangan ke laut, pompa-
pompa air akan ditambah hingga mencapai kapasitas maksimal
54 m3/detik. Pompa-pompa air di Waduk Pluit pun diperbesar
kapasitasnya hingga mencapai 54 m3/detik, dan akan beroperasi
mulai Mei 2014.

Normalisasi Waduk Pluit direncanakan selesai pada akhir


tahun 2014. Apabila normalisasi berjalan lancar, maka banjir
yang sering melanda daerah cakupan layanan Waduk Pluit
dapat ditekan secara signifikan. Tahun depan hanya dalam
waktu 1 jam genangan air sudah langsung surut, bahkan banyak
lokasi tidak banjir sama sekali. Pada tahun 2013, Pemprov DKI

64
Jakarta memang memprioritaskan penanganan banjir sebagai
bagian dari pembenahan Ibu Kota. Adapun rancangan metode
untuk menjadikan Jakarta bebas banjir antra lain;

Pertama, pembangunan Terowongan Multifungsi (Deep


Tunnel). Terowongan bawah tanah ini membentang dari MT
Haryono, Jakarta Timur, hingga Pluit, Jakarta Utara. Jokowi
mengatakan, bahwa terowongan multifungsi ini selain bisa
mengalirkan air saat banjir, bisa menjadi jalan raya, instalasi
kabel, dan saluran pembuangan limbah. Terowongan
multifungsi telah dimasukkan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2013-2017.

Kedua, pada tahun 2013 Pemprov DKI Jakarta berencana


menormalisasi Kali Pakin, Pesanggrahan, Angke, Sunter,
Cipinang, Semanan, dan Ciliwung. Pemprov DKI juga
berencana melakukan pengerukan 200 saluran penghubung,
perbaikan dan pengurasan saluran drainase, juga penanganan
semua titik genangan dengan penambahan mulut air dan tali air.
Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga telah meminta setiap
gedung di Jakarta, baik milik pemerintah maupun swasta,
membangun sumur resapan. Untuk tahun 2013 ditargetkan
1.949 titik, lebih banyak dari tahun lalu yang membuat 1.377
titik. Dari target tersebut, sudah merealisasikan 70 persennya.

65
Luapan Waduk Pluit, Banjir 17 Januari 2013.
(Sumber: http:/www.shnews.co)

Upaya relokasi warga Waduk Pluit, awalnya mendapat


penolakan dan sempat menuai protes warga. Diduga sebagian
warga diprovokasi oleh oknum tertentu, sehingga pemindahan
sempat menjadi keributan. Warga juga keberatan, karena
merasa dituduh sebagai komunis, namun kemudian diklarifikasi
bahwa kata itu muncul karena desakan LSM yang mendesak
pembagian lahan gratis. Komnas HAM sempat turun tangan,
karena merasa relokasi ini dilakukan secara paksa dan tidak ada
hunian pengganti. Namun kemudian sikap warga melunak
setelah dilakukan diplomasi makan siang bersama Jokowi di
Balai Kota. Warga penghuni bantaran Waduk Pluit akhirnya
bersedia direlokasi secara bertahap. Untuk tahap awal, relokasi

66
warga dilakukan pada sisi barat waduk pluit, warga dipindahkan
ke Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Muara Baru.
Dan pada tahun 2014, direncanakan untuk merelokasi 6.000
warga sisi barat waduk Pluit.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memiliki gaya unik
menyelesaikan persoalan komunikasi dengan warganya.
Diplomasi makan siang atau sering disebut lobi makan siang
adalah strateginya dalam meluluhkan hati warga dan cara ini
sangat efektif karena dinilai akan langsung menyentuh akar
masalah, sehingga keputusan yang diambil bisa lebih tepat
sasaran. Menghadapi isu-isu sensitif pun, tidak ada spanduk
tuntutan dan pengeras suara dari warga, tidak ada pula

67
pentungan Satpol Pamong Praja. Hanya denting sendok garpu
yang berujung pada kata sepakat. Jokowi mengajak perwakilan
warga sekitar waduk Pluit duduk bersama, mendengarkan
keluhan-keluhannya, bicara dari ke hati yang ujung-ujungnya
terjadi kesepakatan untuk merelokasi warga ke rusunawa yang
dilengkapi beberapa fasilitas antara lain peralatan rumah tangga,
mebel dan alat elektronik juga sarana transportasi air.
Saat ini sisi barat Waduk Pluit sudah berubah menjadi
taman kota. Rencanaya Taman tersebut akan dibangun
mengelilingi Waduk dan berfungsi sebagai ruang terbuka hijau
dengan ratusan pohon jambu jamaika dan mangga.

68
Waduk Pluit Sebelum dinormalisasi.
(Sumber: http:// uniqpost.com)
Selain itu, akan ditanam juga pohon salam yang dapat
menarik kehadiran burung-burung sehingga akan menambah
asri dan nyaman sebagai taman kota. Penanaman pohon
tersebut memiliki 3 fungsi antara lain; sebagai estetika sekaligus
peneduh, pembelajaran masyarakat, dan penahan pengikisan
waduk.
Taman kota ini bisa dipakai untuk rekreasi warga,
taman bermain anak-anak, dan amphi teater untuk seni budaya.
Taman tersebut diperuntukan untuk masyarakat dan milik
masyarakat, sehingga masyarakat pun harus ikut merawat dan
menjaga keindahan taman tersebut.
Dalam pembangunan taman kota sebagai ruang terbuka
hijau ini, Jokowi sengaja tidak membangun pagar, agar
masyarakat ikut memiliki dan menjaga kelestarian taman kota,
menjaga kebersihannya dari sampah dan mengupayakan agar
tanaman dapat tumbuh secara sempurna. Dalam hal ini Jokowi
secara tidak langsung memberikan pembelajaran kepada
masyarakat untuk memiliki etika lingkungan dan peduli
terhadap lingkungan sekitarnya. Selain itu, Pemprov DKI
berencana mengelola air waduk menjadi air bersih.

Pengelolaan Air Waduk

Pengelolaan air Waduk Pluit akan dilakukan Perusahaan


Air Minum DKI Jakarta (PAM Jaya) dengan teknologi
microhydrolic yang menggunakan instalasi mobile water
treatment. Air yang berasal dari Waduk Pluit, Penjaringan,
Jakarta Utara, nantinya akan diprioritaskan untuk masyarakat

69
berpenghasilan rendah. Jika pengelolaan air di waduk sukses
dilaksanakan, maka air bersih tersebut akan didistribusikan,
terutama untuk penghuni Rusun Muara Baru Pluit (saat ini
belum ada instalasi air bersih di Rusun Pluit). Apabila airnya
tercukupi di rusun tersebut, maka PAM Jaya akan
mendistribusikannya ke daerah sekitarnya. PAM Jaya nantinya
akan menjual air minum kepada masyarakat senilai Rp 1.050
per meter kubik (m3) pertama. Tarif tersebut jauh lebih murah
dibanding harga air bersih komersial saat ini, yakni Rp 4.500
per m3 (pemakaian sampai 20 m3) dan Rp 5.500 per m3
(pemakaian di atas 20 m3).
Di tahun 2013, DKI mengalami krisis air bersih dari
kebutuhan 23,3 m3 per detik, PAM Jaya hanya mampu
merealisasikan 18,025 m3 per detik saja. Salah satu hambatan tak
terpenuhinya kebutuhan air bersih ini disebabkan, kontinuitas
suplai dari sumber air yang tidak terjamin karena Jakarta
mengandalkan sumber air dari luar yaitu dari waduk Jatiluhur
Purwakarta.

Poin - Poin Terpenting dari Kepedulian Jokowi


Terhadap Lingkungan

Dari uraian diatas, paling tidak dapat diambil tiga hal


mengenai kepedulian Jokowi bersama Pemprov DKI Jakarta
terhadap lingkungan, yaitu :
Normalisasi waduk Pluit, upaya mengembalikan fungsi
waduk sebagai tampungan air, resapan air dan sistem

70
pengendalian banjir terutama di daerah Penjaringan Jakarta
Utara
Relokasi Warga Waduk Pluit, dilakukan dengan pendekatan
hati ke hati yang menimbulkan kesadaran masyarakat akan
pentingnya keberadaan waduk
Penyediaan ruang terbuka hijau berupa taman kota di sekitar
waduk yang diperuntukan untuk masyarakat dan
pengelolaannya juga diserahkan ke masyarakat baik
kebersihan maupun kelestarian tanaman sehingga masyarakat
merasa memiliki telah memberikan pembelajaran kepada
masyarakat tentang etika lingkungan dan kepedulian
terhadap lingkungan.
Meskipun program-program Jokowi dalam satu tahun
kepemimpinannya bukan merupakan kebijakan baru, atau
cenderung lebih memutuskan untuk melakukan kebijakan-
kebijakan klasik, seperti mengatasi banjir seperti yang telah
diuraikan diatas, namun gaya kepemimpinannya telah
membuka mata semua orang terutama wong cilik untuk
lebih peka terhadap lingkungan hidup. Kepemimpinan Jokowi
menghadirkan harapan bagi masyarakat Jakarta ataupun
Indonesia, tentang adanya perubahan ke arah yang lebih baik
bagi ibukota Jakarta. Kepemimpinan transformasional Jokowi
tampak dari kemampuan dirinya membawa birokrasi
pemerintah yang berorientasi pada pelayanan kepada
masyarakat. Kehadiran Jokowi mendapatkan kekuasaan politik
melalui Pilihan Gubernur diraih melalui cara-cara legal dan sah,
serta bersih dari intrik politik uang. Meskipun kemenangan

71
Jokowi telah mengecewakan lawan-lawan politiknya, Jokowi
tetap menggunakan kekuasaannya bukan untuk
mempertahankan kekuasaan itu sendiri, tetapi untuk melayani.
Selain hal itu, kepemimpinan Jokowi juga telah membawa
angin segar bagi warga Jakarta yang mendambakan lingkungan
yang nyaman. Kepemimpinannya memperlihatkan semangat
untuk membangun sesuatu yang lebih bertangung jawab untuk
lingkungan untuk menyelamatkan lingkungan dan
menimbulkan kesadaran lingkungan di masyarakat.

Referensi Artikel

Anonim. 2013. Atasi Banjir Apa Bedanya Foke dengan Jokowi


(http://megapolitan.kompas.com diakses pada tanggal 20
Nopember 2013). Kompas.Com. Jakarta.
Anonim. 2013. Banjir Jakarta dari Masa Ke Masa
(http://www.merdeka.com/ diakses pada tanggal 27
Januari 2013). Merdeka.Com. Jakarta.
Anonim. 2013. Foto waduk pluit dulu dan kini
(http://uniqpost.com/ diakses pada tanggal 13 Agustus
2013). Uniqpost. Jakarta.
Anonim. Badan Pusat Statistik (http://www.bps.go.id). Jakarta.
Danapriatna, Nana. 2009. Fenomena Banjir Jakarta : Penyebab
dan Alternatif Pengendalian. Unisma. Bekasi.

72
http://news.detik.com/read/2013/01/17/184051/2145557/10/ar
us-air-dari-tanggul-latuharhari-yang-jebol-masih-
deras.Tanggul Latuhahary Jebol
http://uniqpost.com/87088/foto-waduk-pluit-dulu-dan-
kini/.Waduk Pluit Sebelum dinormalisasi.
http://www.merdeka.com/jakarta/genangan-air-mulai -surut-
jakarta-masih-diprediksi-hujan.html. Genangan Air di
Bundaran HI, Banjir 17 Januari 2013
http://www.poskotanews.com/2013/08/14/indahnya-waduk-
pluit/ Indahnya Waduk Pluit Saat ini..
http://www.shnews.co/detile-13651-jembatan-kuningan-jadi-
obyek-wisata.htm.JokowiMemantauperbaikan Tanggul
Latuhahary dibawah Jembatan Kuningan.
http://www.shnews.co/detile-13868-tanpa-waduk-pluit-
sebagian-jakarta-tenggelam.html).LuapanWaduk Pluit,
Banjir 17 Januari 2013.
Indrananto, Cahyadi. 20013. Drama dan Citra Jokowi :
Komunikasi Politik Sang Walikota. www.nulisbuku.com.
Jakarta.
Jakarta.kompasiana.com/fasilitas-umum/2013/05/15 /sedikit-
konsep-untuk-waduk-pluit-untuk-pak-jokowi-
556387.html.Waduk Pluit ditutupi Enceng Gondok
Prajayanti, Desy Utami. 2012. Berkaca Pada Filosofi Tepa
Selira Sang Juragan Kayu: Sebuah Konstruksi Sosial
Kepemimpinan Jawa Joko Widodo. Universitas
Diponegoro. Semarang.

73
Propinsi DKI Jakarta. 2013. Keputusan Gubernur Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1081 Tahun 2013
Tentang Pengesahan Rencana Strategis Satuan Kerja
Perangkat Daerah Tahun 2013- 2017. Gubernur DKI
Jakarta.
Siregar, Laksmi Gondokusumo. Pemikiran Filoofis yang
Mendasari Pemeliharaan Lingkungan Hidup: Studi kasus
Banjir di Kawasan Cengkareng Jakarta Barat dan Banjir di
Kawasan Kelapa Gading Jakarta Utara. Universitas
Indonesia. Jakarta.
Suryatmojo, Hatma. Peran Hutan sebagai Jasa Lingkungan.
UGM. Yogyakarta.
Yusuf, A.R M. 2013. Fenomena Kepemimpinan Politik
Jokowi. Ganec Swara. Mataram.
Zulkifli, Arif. Catatan Kritis Pengelolaan Masalah Di DKI
Jakarta (http://www.scribd.com/). Jakarta

74
Normalisasi Sungai
Oleh:Nur Kholifah

Banjir memang persoalan besar bagi DKI Jakarta. Hampir


setiap tahun Ibukota Republik ini diterjang banjir. Banjir
tersebut berkaitan erat dengan banyak faktor seperti,
pembangunan fisik di kawasan tangkapan air di hulu yang
kurang tertata baik, urbanisasi yang terus meningkat,
perkembangan ekonomi, dan perubahan iklim global.

A. Herman Ven Breen sukses Mengatasi Banjir di


Batavia
Banjir yang ada di kota DKI Jakarta bukanlah masalah
baru. Pemerintah kolonial Belanda pun sudah dari awal
dipusingkan dengan banjir dan tata kelola air di DKI Jakarta.
Hanya berselang dua tahun setelah Batavia dibangun lengkap
dengan sistem kanalnya, tahun 1621 kota ini mengalami banjir
besar pertama kali hingga melanda pos pertahanan utama
Verenigde Oost Indische Compagnie (VOC) di Asia Timur.
Selanjutnya banjir-banjir kecil hampir setiap tahun terjadi di

75
daerah pinggiran kota (Saat itu wilayah Batavia telah melebar
hingga ke Glodok, Pejambon, Kali Besar, Gunung Sahari dan
Kampung Tambora). Tercatat banjir besar terjadi antara lain
pada tahun 1654, 1872, 1909 dan 1918. 5
Banjir besar pada tahun 1918 membuat hampir seluruh
kota tergenang dengan ketinggian air mencapai setinggi dada
manusia. Salah satu upaya penanggulangan banjir yang
dilakukan oleh Pemerintah kolonial setelah banjir tahun 1918,
yaitu membangun saluran air yang disebut Banjir Kanal Barat
pada tahun 1922. Pembangunan Banjir Kanal Barat merupakan
ide ahli tata kelola air yang bernama Herman van Breen. Kanal
tersebut dibangun untuk melindungi kawasan Kota dari banjir,
dan tidak melindungi daerah-daerah lainnya. Panjang Banjir
Kanal Barat adalah 17,5 km, dan pada waktu itu kanal ini
terhitung hebat, karena mampu mengatur air yang masuk ke
kota Batavia, dan mampu menampung air dari Sungai
Ciliwung, Sungai Cideng, Sungai Krukut dan Sungai Grogol.
Pada tahun 1930, jumlah penduduk relatif sedikit hanya
811.000 jiwa, dan tekanan penduduk terhadap lingkungan alam
Jakarta tidak sebesar sekarang. Hal tersebut menjadikan Herman
Van Breen berhasil melindungi kawasan kota dari banjir dengan
mudah. 6

5
Warisan Batavia untuk Jakarta, artikel dalam Harian Kompas 11
November (2007) dalam Team Mirah Sakethi (2010: 2).
6
Banjir Batavia, banjir kanal dan van Breen artikel dalam Harian Kompas
5 Februari 2007 The Ecology of Java and Bali oleh Tony Whitten, Roehayat

76
A. Tata Kelola Air Yang Kurang Tepat Penyebab Banjir
di Jakarta

Para ahli mengatakan bahwa tata kelola air dapat menjadi


penyebab utama masalah lingkungan bagi warga di kawasan
perkotaan. Persediaan air di kawasan hulu seringkali tidak
menjadi masalah, tetapi penyimpanan dan distribusi air di
dareah-daerah perkotaan yang terus berkembang akan menjadi
masalah.
Tata kelola air hanya akan dapat terlaksana dengan baik
jika ada kepastian kebijakan dan kerjasama antara pemerintah-
pemerintah yang bersangkutan. Selain itu, perlu adanya
pembatasan konsumsi air baik untuk penggunaan pertanian,
industri maupun rumah tangga. Masalah tata kelola sumber
daya air merupakan masalah nasional yang mendesak terutama
pada salah satu ciri penduduk Indonesia, yaitu persebaran antar
pulau dan provinsi yang tidak merata. Sejak tahun 1930,
sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa,
padahal luas pulau itu kurang dari 7 % dari luas total wilayah
daratan Indonesia.
Sejak dua dasawarsa lalu para pakar telah mengingatkan
akan terjadinya persaingan antara kebutuhan air untuk irigasi,
keperluan domestik rumah tangga, dan industri yang akan
berdampak luas ke semua aspek kehidupan penduduk di Pulau
Jawa. Seluruh sungai di Pulau Jawa terbilang pendek, kurang

Emon Soeriaatmadja dan Suraya A Afif, diterbitkan oleh Periplus, 2000


dalam Team Mirah Sakethi. 2010: 3

77
dari 50 km panjangnya. Meskipun demikian curah hujan
mencukupi kebutuhan air untuk seluruh Pulau Jawa.
Kombinasi antara daerah alirah sungai yang kecil dan minimnya
pepohonan yang dapat menyimpan air seringkali membuat
banyak tempat di Pulau Jawa kekurangan air, terutama pada
musim kemarau yang panjang. Selain itu, satu masalah yang
perlu diperhatikan, yakni hampir semua sungai yang mengalir
di kawasan perkotaan telah tercemar dan ini berdampak pada
ketersediaan air bersih, kesehatan masyarakat, rusaknya
lingkungan hidup di kawasan pesisir dan kerugian ekonomi
pada sektor-sektor budidaya yang memanfaatkan air 7
Faktor-faktor yang mempengaruhi Tata Kelola Air di
DKI Jakarta antara lain;
1. Pertumbuhan Penduduk DKI Jakarta
Menurut data dari Badan Pusat Statistik Indonesia pada
tahun 2000-2025 laju pertumbuhan penduduk provinsi DKI
Jakarta naik 0,4%. Pertumbuhan tersebut menyebabkan
kawasan resapan air berkurang, mempengaruhi sosial-ekonomi
kota.
2. Kawasan Resapan Air Berkurang
Resapan air di DKI Jakarta berkurang drastis, karena beralih
fungsi menjadi daerah permukiman dan industri. Lahan terbuka
digantikan oleh rumah dan bangunan, serta lahan sisa ditutupi

7
(Hadiwinoto, S dan G. Clarke 1990 Profil lingkungan Jakarta. Program
Perbaikan Metropolitan Jakarta dan Trihadiningrum 1991 dalam Team
Mirah Sakethi, 2010: 5 6).

78
oleh jalan aspal atau pelataran parker, sehingga tidak mampu
menyerap air. Air hujan yang tidak teresap berubah menjadi
aliran permukaan yang mengalir ke sungai, yang selanjutnya
dialirkan ke laut sesuai kapasitas sungai-sungai yang ada dalam
menampung air tersebut. Apabila curah hujan yang tinggi
melanda hulu dan Jakarta, maka air yang tidak tertampung akan
mengakibatkan banjir. Tidak cukup karena tingginya curah
hujan saja, tetapi juga volume sampah yang membuat beberapa
sungai menjadi mampet dan dangkal, serta pasang surutnya air
laut dapat menimbulkan genangan.
Bila salah satu faktor diatas sedang berada dalam keadaan
tidak normal, maka terjadilah banjir dan genangan air di
beberapa kawasan yang rendah di ibukota. Begitupula jika
semua faktor berada dalam keadaan tidak normal, banjir besar
akan menimpa DKI Jakarta.
Penanganan banjir yang dilakukan oleh pemerintah
dahulu tidak sebanding dengan peningkatan jumlah penduduk
DKI Jakarta saat ini. Peningkatan Jumlah penduduk saat ini
mencapai sekitar 8,9812 juta jiwa atau hampir mencapai angka
9 juta jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk minimal
sebesar 0,04 % (Data Badan Pusat Statistik). Berdasarkan data
statistik menunjukkan bahwa rata-rata kepadatan penduduk
Jakarta pada tahun 2009 adalah 13.000 orang/km2, sementara
kepadatan di daerah Jakarta Pusat jauh lebih tinggi dan
mencapai 19.600 orang/km2 (Data Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Jakarta).

79
Jumlah penduduk tahun 2012 yang disebutkan di atas
tidak menghitung mereka yang tinggal di sekitar DKI Jakarta.
Pada kenyataannya, jumlah penduduk DKI Jakarta pada malam
hari dan akhir minggu berbeda dengan jumlah penduduk pada
jam kerja kantor. Pada siang hari jumlah warga di DKI Jakarta
meningkat dan diperkirakan mencapai lebih dari 14 juta orang,
peningkatan tersebut memberikan tekanan yang tinggi pada
infrastruktur kota yang terbilang tidak luas bila dibandingkan
dengan kota-kota besar lainnya di dunia8.
3. Sosial-Ekonomi
Masalah kepadatan penduduk ini tidak saja berdampak pada
lingkungan alam, tetapi juga pada aspek sosial-ekonomi. Para
pakar kependudukan di tingkat dunia melihat adanya pola-pola
kemiskinan baru, dimana penduduk miskin di negara
berkembang tidak lagi tinggal di daerah pedesaan, melainkan di
kawasan perkotaan sebagai akibat dari urbanisasi. Ini bukan
masalah yang hanya dihadapi oleh DKI Jakarta, tetapi juga
masalah global. Sekarang ini, lebih dari separuh penduduk
dunia bermukim di kawasan perkotaan. Dalam abad ke-20
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menemukan bahwa
penduduk yang bermukim di kota-kota di dunia telah
meningkat dari 220 juta menjadi 2,8 milyar orang.9

8
www.citymayor.com Kota-kota yang terbesar di dunia berdasarkan luas,
penduduk dan kepadatan dalam Team Mirah Sakethi, 2010: 11
9 UN Population Fund, 28 Juni 2007 Untuk Kepentingan Kemanusiaan,

negara-negara berkembang harus mempersiapkan urbanisasi yang akan


melonjak dalam Team Mirah Sakethi, 2010: 11 12

80
Tekanan pertambahan penduduk hampir empat dasawarsa
terakhir ini memang telah memperluas wilayah DKI Jakarta dari
sekitar 300 km2 menjadi 700 km2. Arus urbanisasi ke DKI
Jakarta telah menciptakan lokasi-lokasi permukiman kumuh
yang hampir semuanya ilegal. Permukiman semacam itu banyak
dibangun di bantaran sungai sehingga menimbulkan
penyempitan sungai-sungai di DKI Jakarta. Sehingga apabila
hujan deras turun di hulu ataupun di Jakarta, volume air
meningkat dan tidak dapat tertampung oleh sungai-sungai
tersebut. Hal-hal tersebut mengakibatkan pengaliran air ke laut
terhambat dan menimbulakn banjir10.
4. Iklim
Salah satu faktor penting dalam tata kelola air di DKI
Jakarta adalah perubahan musim dan pola curah hujan. Ketika
curah hujan di Jakarta tinggi, terjadilah banjir, tetapi pada
musim kering hal sebaliknya terjadi, air menjadi langka dan
tinggi permukaan air di sungai-sungai menurun dratis. Iklim
dapat mempengaruhi beberapa hal antra lain;
- Fluktuasi curah hujan, yaitu bagian dari perubahan pola
dan variabilitas iklim yang merupakan salah satu dampak
perubahan iklim yang kini terjadi di seluruh dunia
termasuk di Indonesia.

10
Perkembangan Kota, Kriminalitas, dan Pemberdayaan Warga Jakarta
artikel dalam Harian Kompas, 30 Juli 2002 dalam Team Mirah Sakethi,
2010: 12

81
- Kenaikan suhu air laut dan udara, dapat merusak terumbu
karang dan biota-biota laut lainnya. Sementara itu,
kenaikan suhu udara akan mengubah pola vegetasi serta
menyebabkan penyebaran serangga seperti nyamuk ke
wilayah lebih hangat dari sebelumnya untuk berkembang
biak11.
- Salah satu dampak perubahan iklim global pada Kota
Jakarta adalah kenaikan paras muka air laut. Pemuaian air
laut dan pelelehan gletser dan lapisan es di kutub
menyebabkan permukaan air laut naik antara 9 100 cm.
Kenaikan paras muka air laut dapat mempercepat erosi
wilayah pesisir, memicu intrusi air laut ke air tanah, dan
merusak lahan rawa pesisir, serta menenggelamkan pulau-
pulau kecil. Kenaikan tinggi muka air laut antara 8 30
cm akan berdampak parah pada Kota Jakarta yang rentan
terhadap banjir dan limpasan badai. Di Ibukota masalah ini
diperparah dengan turunnya permukaan tanah, akibat
pendirian bangunan bertingkat dan pengurasan air tanah
secara berlebihan. Suatu penelitian memperkirakan,
bahwa kenaikan paras muka air laut setinggi 0,5 meter dan
penurunan tanah yang terus berlanjut menyebabkan enam

11
Charles R. Goldman, Michio Kumagai, Richard D. Robarts. 2009.
Climatic Change and Global Warming of Inland Waters Impacts and
Mitigation for Ecosystems and Societies, Wiley, Blackwell: A John Wiley &
Sons, Ltd., Publication), (Sisi Lain Perubahan Iklim: Mengapa Indonesia
harus beradaptasi untuk melindungi rakyat Miskin diterbitkan oleh UNDP
Indonesia tahun 2007 dalam Team Mirah Sakethi, 2010: 6

82
lokasi di Jakarta (total populasi sekitar 270.000 jiwa)
terendam secara permanen, yakni di kawasan Kosambi,
Penjaringan dan Cilicing dan tiga lagi di Bekasi yaitu di
Muaragembong, Babelan dan Tarumajaya12.

B. Prinsip Dasar Pengendalian Banjir DKI Jakarta

Banjir di Jakarta pada awal tahun 2013 mengakibatkan


melumpuhnya sendi kehidupan dan dunia perekonomian di
Indonesia. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo
memperkirakan kerugian mencapai Rp. 20 triliun, nominal itu
sudah mencakup seluruh sektor. Kerugian tidak hanya terjadi di
banjir tahun ini saja, tetapi juga pada tahun 2007 di wilayah
Jabodetabek. Kerugian tersebut diperkirakan mencapai Rp.
5,16 triliun dan dikeluarkan oleh Kementerian Negara
Perencanaan Negara Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas) 16 Februari 2007.
Program dan upaya normalisasi sungai di Jakarta memang
sudah terdengar pada tahun sebelum pasangan Jokowi dan
Ahok memimpin, tepatnya sekitar tahun 2008. Salah satu upaya
tersebut telah diselenggarakan dalam rangka menyambut Hari
Ulang Tahun (HUT) Kota Jakarta ke-483. Kegiatannya yakni,
kampanye kali bersih III dengan tema Stop Nyampah Di Kali
2010 . Sungai yang menjadi target yaitu Ciliwung, sepanjang

12(DKI rentan perubahan iklim artikel diunduh dari www.beritajakarta.com


dalam Team Mirah Sakethi, 2010: 5 6).

83
39 km, dimulai dari perbatasan dengan Kota Depok (Kali Dua),
Srengseng Sawah (Jakarta Selatan) sampai Muara di Teluk
Jakarta (Jakarta Utara). Namun, upaya tersebut tidak berhasil
menghentikan warga untuk membuang sampah ke sungai.
Didukung dengan padatnya pemukiman di pingir sungai,
mengakibatkan lebar badan sungai menyempit. Hal tersebut
mengakibatkan sungai Jakarta hanya memiliki daya tampung
sekitar sepertiga dari volume guyuran air yang masuk. Dapat
dipastikan, apabila hujan mengguyur DKI Jakarta, maka air
akan meluap dan menggenangi wilayah di sekitar aliran sungai.
Sebanyak 82 kelurahan (di 33 kecamatan) dari 267 kelurahan
yang ada di Jakarta akan tergenang air.
Prinsip dasar yang digunakan pemerintah DKI dalam
mengendalikan banjir yaitu mengalirkan air sungai yang masuk
ke Jakarta melalui pinggir kota dan langsung ke laut, agar air
dari hulu tidak memasuki wilayah tengah Kota Jakarta, tetapi
dialirkan langsung menuju laut melalui Banjir Kanal Barat dan
Cengkareng Drain di bagian Barat, untuk kawasan Timur
dialirkan melalui Banjir Kanal Timur dan Cakung Drain.
Sedangkan Kawasan Jakarta Selatan yang permukaan tanahnya
relatif tinggi dibuatkan drainase yang akan menyalurkan air
secara alamiah dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Di daerah-
daerah yang lebih rendah, genangan air tidak dapat mengalir ke
mana-mana, sehingga perlu menggunakan sistem polder.
Sistem polder adalah suatu cara penangangan banjir dengan
bangunan fisik yang terdiri dari sistem drainase, kolam retensi
(penahan), tanggul yang mengelilingi kawasan daerah rendah,

84
serta pompa dan atau pintu air sebagai satu kesatuan
pengelolaan air yang tidak dapat dipisahkan. Air hujan yang
jatuh dalam kawasan ini dialirkan oleh saluran air dan waduk
dari waduk tersebut, air dipompa ke laut.13.

C. Normalisasi Sungai oleh Gurbernur DKI Jakarta


1. Normalisai Sungai Sebelum Pemerintahan Jokowi

Pemerintah sebelumnya telah melakukan sembilan cara


untuk normalisasi sungai Ciliwung, untuk menaggulangi banjir
di Jakarta. Apadun upaya tersebut antara lain;
Pertama, pembuatan Sudetan sungai Ciliwung di daerah
Kalibata dan Kebon Baru, namun pembuatan sudetan tersebut
urung dilakukan. Sebab, belum ada pembebasan lahan sampai
sekarang.
Kedua, pembangunan tower bagi warga yang tinggal di
bantaran sungai Ciliwung. Rencananya tower akan dibangun di
dua tempat yang berbeda yakni di Pasar Rumput serta di bekas
kantor Walikota Jakrta Timur.
Ketiga, adanya penambahan daun pintu di Pintu Air
Manggarai dan Karet yang digunakan untuk memperlancar
debit air ketika debit air mulai meningkat.
Keempat, normalisasi sungai Ciliwung dari pintu air
Manggarai sampai Tanah Abang. Karena daerah tersebut paling

13
Sak. 2013. Basuki: Normalisasi Sungai Belum Optimal Terbit Tanggal
21 April 2013.

85
penting untuk dinormalisasi, pasalnya bisa mengalirkan lebih
dari 500 m3 yang sebelumnya tersumbat.
Kelima, normalisasi sungai Ciliwung lama dari Manggarai
sampai Masjid Istiqlal.
Keenam, pengangkatan jembatan - jembatan yang
melintasi Banjir Kanal Barat sampai Muara. Pengangkatan
diperlukan karena jembatan bisa menyumbat aliran air.
Ketujuh, normalisasi sungai Ciliwung yang melintas
daerah Bukit Duri. Daerah tersebut rawan banjir, sehingga
diperlukan normalisasi.
Kedelapan, pemerintah akan melakukan program
konservasi dan non-struktural. Contohnya, pembuatan sumur
resapan, penghijauan bantaran sungai serta pembinaan terhadap
masyarakat akan pentingnya sungai Ciliwung.
Terakhir, pembuatan sudetan berbentuk terowongan yang
menyambungkan antara sungai Ciliwung dengan Banjir Kanal
Timur (BKT)14.

2. Normalisais Sungai oleh Pemerintahan Jokowi


Program normalisasi sungai yang diusung oleh gubernur
Joko Widodo sebagai penanganan untuk menanggulangi banjir
tahunan di DKI Jakarta sudah mulai berjalan. Tujuannya adalah
untuk menciptakan kondisi sungai dengan lebar dan kedalaman
tertentu, sehingga sungai tersebut mampu mengalirkan air

14 (Siswono Toyudho. 2013. 9 Program Pemerintah Normalkan Sungai


Ciliwung Terbit Selasa, 2 Oktober 2013 Pukul 19:36 WIB.

86
sampai pada tingkat tertentu, sehingga tidak terjadi luapan dari
sungai tersebut.15
Normalisasi yang sedang dilaksanakan adalah Normalisasi
Sungai Angke yang merupakan salah satu program unggulan di
tahun 2013. Gubernur Joko Widodo dan Wakil Gubernur DKI
Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengupayakan, agar
normalisasi Sungai Angke, Pesanggrahan, dan Sunter dapat
selesai tahun ini, sehingga dapat mengurangi sekitar sepuluh
titik banjir di Ibu Kota. Pembebasan lahan Sungai Angke
sepanjang 7 kilometer, mulai dari Angke Hulu hingga
Cengkareng Drain. Sementara itu, yang bertugas untuk
membebaskan lahan adalah Pemprov DKI, sedangkan yang
bertugas untuk mengeruk dan melakukan normalisasi adalah
Kementerian Pekerjaan Umum. Normalisasi sungai di DKI
Jakarta ditarget selesai dalam dua tahun. Tenggang waktu ini
digunakan Pemprov DKI Jakarta untuk menyiapkan rumah
susun sewa (rusunawa). Sebelumnya Pemprov DKI Jakarta juga
bersikeras membebaskan lahan sungai seluas 80 hektar (ha).
Tujuan dari pembebasan lahan sungai untuk penegakan hukum
dan bagian dari upaya menyelamatkan Jakarta dari dampak
banjir.
Proyek normalisasi sungai tersebut mencakup; pengerasan
dinding sungai, pembangunan sudetan, pembuatan tanggul dan
juga pengerukan. Dengan rincian sebagi berikut; pengerasan
atau penguatan tebing sungai dilakukan dengan pembetonan

15Bagus Santosa. 2013. Setahun Jokowi-Ahok, Ini Program yang Sudah


Berjalan Terbit Hari Selasa 15 November 2013

87
dinding atau dengan pemasangan batukali, sudetan dilakukan
dengan membuat sungai baru yang lurus dengan lintasan
terpendek. Sedangkan pembuatan tanggul dilakukan dengan
timbunan tanah atau dengan dinding beton yang dipasang
memanjang di lokasi-lokasi bergeografi rendah yang rawan
banjir.
Program normalisasi yang dicanangkan pemerintah
Jakarta, sudah ada yang berjalan dan ada yang belum berjalan.
Salah satu kendalanya adalah masalah pembebasan lahan dan
relokasi warga penghuni bantaran sungai. Sekiranya terdapat
250 ribu warga yang tinggal di bantaran sungai sepanjang 130
km.
Kendala dalam pembebasan lahan yaitu banyak warga yang
menempati kawasan bantaran sungai yang telah memiliki
sertifikat hak milik tanah. Padahal, dalam masterplan
pembangunan masing-masing sisi kanan dan kiri sungai yang
dikeruk haruslah menyisakan jarak 7,5 meter untuk dijadikan
jalan inspeksi. Permasalahan ini membuat program normalisasi
terhambat dan tidak sesuai dengan jadwal yang sudah
ditetapkan.16

16
Alfan Albasit. 2013. Normalisasi Sungai di Jakarta Terancam Tertunda
Terbit Selasa, 25 Juni 2013 Pukul 04:00 WIB. Diakses dari http:// www.
metrotvnews.com. Hari Jumat, Tanggal 15 November 2013, Pukul 02:46
WIB).

88
Referensi Artikel

Alfan Albasit. 2013. Normalisasi Sungai di Jakarta Terancam


Tertunda. Terbit Selasa, 25 Juni 2013 Pukul 04:00 WIB.
Diakses dari http://www.metrotvnews.com/ metronews/
read/2013/06/25/5/163731/Normalisasi-Sungai-di-
Jakarta-Terancam-Tertunda Hari Jumat, Tanggal 15
November 2013, Pukul 02:46 WIB
Anonim. 2013. Hampir Dua Ribu Ton Sampah Diangkut dari
Saluran. Terbit Kamis, 28 November 2013. Diakses dari
http://www.Indonesiainfrastructure
news.com/2013/11/hampir-2-ribu-ton-sampah-
diangkut-dari-saluran/ Hari Jumat, 29 November 2013,
Pukul 15.45 WIB
Anonim. 2013. Inilah Kerugian Akibat Banjir dari Tahun
keTahun. http://forum. kompas.com /megapolitan
/231945-inilah-kerugian-akibat-banjirjakarta-daritahun-
ke-tahun.html. Diakses pada hari Sabtu, Tanggal 2
November 2013, Pukul 06:37 WIB
Arief Anshory Yusuf and Herminia Francisco. 2009. Climate
Change Vulnerability Mapping for Southeast Asia for the
Economy and Environment Program for Southeast Asia:
Singapore
Bagus Santosa. 2013. Setahun Jokowi-Ahok, Ini Program yang
Sudah Berjalan Terbit Hari Selasa 15 November 2013.
Diakses dari http: // jakarta .okezone. com/ read/ 2013/

89
10/15/500/ 881895 /redirect Hari Jumat, Tanggal 15
Pukul 02:53 WIB
Hadiwinoto, S dan G. Clarke. 1990. Profil lingkungan Jakarta.
Program Perbaikan Metropolitan Jakarta. Jakarta
http://pubs.usgs.gov/gip/2007/55/pdf/finalWeb
GIP55.pdf.Diakses pada Jumat, 15 November 2013,
Pukul 16.30 WIB
Karen R, Kathleen M. Macek-Rowland, Tara A. Banse, and
Gregg J. Wiche. 2007.A History of Flooding in the Red
River Basin.The U.S. GeologicalSurvey (USGS).
Konzamanis, Graumman, Smith. 1999. Flood Protection for
Winnipeg. International Joint Commission Flood
Protection for Winnipeg. http://www.
floodwayauthority. mb.ca/pdf/ floodpro tection/
finalreport_ part1and 2dec1999%20. pdf. Diakses pada
Jumat, 15 November 2013, Pukul 16.20 WIB
Pokja AMPL. 2013. Normalisasi Sungai di Jakarta Terus
Dikebut. Terbit Selasa, 26 November 2013. Diakses dari
http://www.ampl.or.id/digilib/read /52-normalisasi-sungai
-di-jakarta-terus-dikebut/49333 Hari Jumat, 29
November 2013, Pukul 13.50 WIB
Sak. 2013. Basuki: Normalisasi Sungai Belum Optimal. Terbit
Tanggal 21 April 2013. Diakses dari http://ahok.org
/berita/ news/basuki-normalisasi-sungai-belum-optimal/
Hari Jumat, Tanggal 15 November 2013, Pukul 03:08
WIB

90
Siswono Toyudho. 2013. 9 Program Pemerintah Normalkan
Sungai Ciliwung. Terbit Selasa, 2 Oktober 2013 Pukul
19:36 WIB. Di akses dari http://www.tempo.co/read
/news/2013/10/02 /090518521/9-Program-Pemerintah-
Normalkan-Sungai-Ciliwung Hari Jumat, Tanggal 15
November, Pukul 02:53 WIB
Team Mirah Sakethi. 2010. Mengapa Jakarta Banjir.: PT Mirah
Sakethi. Jakarta

91
Kali Ciliwung
Oleh: Muh Azhari

Salah satu kegiatan yang diagendakan oleh Joko Widodo-


Ahok adalah pembersihan kali Ciliwung yang terdapat di ibu
kota Jakarta.

Kali Ciliwung

Ciliwung adalah sebuah sungai yang relatif lebar dan


dahulu di bagian hilirnya dapat dilayari oleh perahu kecil
pengangkut barang dagangan. Panjang aliran utama sungai ini
hampir 120 km dengan daerah pengaruhnya (daerah aliran
sungai) seluas 387 km persegi. Wilayah yang dilintasi sungai ini
adalah Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, dan
Jakarta. Hulu sungai ini berada di dataran tinggi yang terletak di
Gunung Gede dan Gunung Pangrango serta daerah Puncak.
Setelah melewati bagian timur Kota Bogor, sungai ini mengalir
ke utara, di sisi barat Jalan Raya Jakarta-Bogor, sisi timur
Depok, dan memasuki wilayah Jakarta sebagai batas alami
wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Di daerah Manggarai
aliran Ciliwung banyak dimanipulasi untuk mengendalikan
banjir. Jalur aslinya mengalir melalui daerah Cikini,

92
Gondangdia, hingga Gambir, namun setelah Pintu Air Istiqlal
jalur lama tidak ditemukan lagi, karena dibuat kanal-kanal. Di
Manggarai, dibuat Banjir Kanal Barat yang mengarah ke barat,
lalu membelok ke utara melewati Tanah Abang, Tomang,
Jembatan Lima, hingga ke Pluit. Dari 13 sungai yang mengalir
di Jakarta, Ciliwung memiliki dampak yang paling luas ketika
musim hujan karena ia mengalir melalui tengah kota Jakarta dan
melintasi banyak perkampungan, perumahan padat, dan
pemukiman-pemukiman kumuh. Sungai ini juga dianggap
sungai yang paling parah, karena mengalami kerusakan
dibandingkan sungai-sungai lain yang mengalir di Jakarta.
Selain karena daerah aliran sungai (DAS) di bagian hulu, baik
Puncak dan Bogor telah rusak, DAS di Jakarta juga banyak
mengalami penyempitan dan pendangkalan yang
mengakibatkan potensi penyebab banjir di Jakarta menjadi
besar. Sistem pengendalian banjir sungai ini mencakup
pembuatan sejumlah pintu air/pos pengamatan banjir, yaitu di
Katulampa (Bogor), Depok, Manggarai, Pintu Air Istiqlal, serta
dengan membagi aliran Ciliwung melalui kanal-kanal banjir,
seperti yang diuraikan di atas. Pemerintah pernah
merencanakan untuk membangun Waduk Ciawi di Gadog,
Megamendung, Bogor, sebagai cara untuk mengendalikan
aliran sejak dari bagian hulu.

Jokowi dalam Mengatasi Kali Ciliwung

Dalam upaya mengatasi kali Ciliwung pemerintahan


Jokowi bekerja sama dengan berbagai pihak, baik dalam negeri

93
maupun luar negeri. Adapun upaya pemerintahan Jokowi dapat
dijelaskan sebagai berikut.

Gotongroyong Membersihkan Sampah dan reboisasi di


Kali Ciliwung
Pemerintah DKI Jakarta dan Personil TNI Angkatan
Darat bergotong royong membersihkan tumpukan sampah di
Kali Ciliwung. Sedangkan Kepal Dinas Kebersihan Jakarta
Timur, Apul Silalahi menyiapkan 100 truk untuk mengangkut
sampah-sampah tersebut ke tempat pembuangan akhir (TPA)
Bantargebang, Kota Bekasi. Pembersihan saat itu dilakukan di
lima titik, yakni Kalibata, Rindam Pasar Rebo, Condet, TB
Simatupang, dan Bidara Cina. Agar Ciliwung tetap bersih,
kegiatan bersih-bersih ini akan dilakukan setiap bulan. Kendati
demikian, setiap hari Apul Silalahi juga menyiapkan 15 truk
untuk mengangkut sampah di kali sepanjang 18,5 kilo meter
tersebut. Tidak cukup pembersihan saja yang dilakukan Jokowi
dan TNI AD, mereka pun melakukan patroli untuk mengawasi
masyarakat, agar tidak membuang sampah di kali.
Berdasarkan survei yang dilakukan, total sampah Jakarta
per harinya mencapai 6.000 ton dan 2.000 ton dari jumlah
tersebut dibuang ke sungai. Jokowi menjelaskan bahwa
program patroli ini merupakan bagian dari proyek normalisasi
Kali Ciliwung. Sebab, penanganan tidak cukup tanpa
pencegahan. Sedangkan Unu Nurdin, berharap dengan adanya
patroli tersebut akan muncul efek jera pada masyarakat untuk

94
membuang sampah ke sungai, sehingga kesadaran masyarakat
terhadap sungai bertambah.
Selain permasalahan sampah, Tim gabungan tersebut juga
menanam 10 ribu pohon di sepanjang bantaran Kali Ciliwung.
Diantaranya pohon akasia, mahoni, turi, dan trembesi.

Anggaran Perbaikan Sungai Ci Liwung


Kondisi sungai Ciliwung yang landai dan volume air
kiriman yang besar, menyebabkan Pemerintah DKI Jakarta
menganggarkan Rp 192 miliar untuk pembebasan lahan warga
yang terkena proyek normalisasi Kali Ciliwung. Dana ini
sebagai ganti rugi materiil dan non-materiil pada segmen
Kampung Melayu-Manggarai yang memiliki panjang 4,8
kilometer. Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Manggas Rudy
Siahaan menjelaskan, bahwa dari segmen sepanjang 4,8
kilometer itu terdapat sekitar 4.000-an keluarga yang akan
terkena relokasi. Rinciannya, di Kampung Melayu 1.250
keluarga dan di Kebon Manggis 750 keluarga.
Di wilayah Jakarta Selatan, terdapat Bukit Duri yang
terdiri atas 1.300 keluarga dan Manggarai sebanyak 900
keluarga. Saat ini, pemerintah DKI sedang melakukan sosialisasi
kepada warga setempat. Selain segmen Kampung Melayu -
Manggarai, masih ada Kampung Melayu - T.B.Simatupang.
Untuk segmen terakhir sepanjang 19 kilometer ini masih
digarap rancangannya di Kementerian Pekerjaan Umum.
Selain dana yang dikeluarkan oleh Pemprov DKI Jakarta
juga akan segera mendapatkan bantuan Rp 645 miliar dari

95
pemerintah pusat yang telah disetujui Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR). Dana tersebut untuk program pembenahan
sodetan Kali Ciliwung tahun ini. Rencananya penyodetan
bantaran Kali Ciliwung akan dilakukan pada musim kemarau,
supaya pengerjaannya lebih mudah.
Untuk membenahi persoalan sungai di Jakarta, Ahok
berharap proses pengerjaan tersebut bisa selesai di bawah dua
tahun. Meskipun telah disetujui DPR, mantan Bupati Belitung
Timur ini mengaku belum tahu kapan anggaran tersebut segera
masuk ke kas daerah Pemerintah Provinsi Jakarta.

Kerja sama dengan Korea Selatan


Dana yang dikucurkan Pemerintah DKI Jakarta juga
digunakan untuk merealisasikan kerja sama antara Indonesia
dan Pemerintah Korea Selatan. Salah satunya dengan
merestorasi Kali Ciliwung.
"Kami ingin mengkonretkan ini, merestorasi Kali
Ciliwung. Kami ingin beri contoh dari Masjid Istiqlal sampai
Pasar Baru dulu," kata Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, 4
Januari 2013.
Rencananya, restorasi kali tersebut mulai dikerjakan tiga
bulan mendatang.
"Mungkin April nanti akan dimulai kata Jokowi.
Mengenai teknologi yang akan digunakan sepenuhnya
diserahkan kepada Kedutaan Besar Korea Selatan. Rencananya,
apabila restorasi atau pemulihan kali tersebut mendapat respons
yang baik dari masyarakat, kemungkinan akan dilanjutkan

96
dengan proyek yang lebih besar. Duta Besar Korea Selatan
untuk Indonesia, Kim Yeong-seon, mengatakan bahwa kerja
sama Jakarta dengan Korea sebenarnya akan dilaksanakan dalam
beberapa tingkatan. Nantinya, Jakarta akan lebih sering
berhubungan dengan Provinsi Seoul. Lalu, juga ada kerja sama
antara masyarakat Jakarta dan Seoul.

Perbaikan Hulu Sungai Ciliwung


Wakil Gubernur Jawa Barat, Dede Yusuf juga mengajak
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo untuk membahas
perbaikan wilayah hulu Sungai Ciliwung. Upaya ini untuk
mengantisipasi kembali terjadinya banjir di ibu kota. Selain itu,
Dede mengajak Jokowi berbagi anggaran untuk membenahi
wilayah hulu Ciliwung. Karena menurutnya, DKI memiliki
anggaran cukup besar, tetapi jika hanya bicara hilirnya, banjir
DKI sulit dihindari. Sehingga penanggulangan banjir harus
dilakukan dari hulu, dengan cara warga yang bercocok tanam
sayuran diganti dengan pohon-pohon keras, selain itu bisa juga
menggunakan sistim tumpang sari.
"Tentu kita harus duduk bersama dengan Gubernur DKI.
Kalau ingin sama-sama menyelesaikan masalah banjir, ya
selesaikan (permasalahan) hulunya, dan mari babarengan
(bersama-sama) kita tangani banjir. Kita sharing dana APBD
memperbaiki wilayah hulu banjir di berbagai pegunungan di
Jawa Barat. Sedangkan untuk restorasi hulu, jangan hanya
fokus memperbaiki sungai-sungai. Tapi bagaimana lebih
banyak lagi pohon di hulu," jelas Dede.

97
Sungai Ciliwung Direvitalisasi
Revitalisasi Sungai Ciliwung bertujuan untuk mengatasi
banjir di kota Jakarta. Berdasarkan data Badan Penanggulangan
Bencana DKI, banjir menggenangi 267 kelurahan dan sebanyak
2.755 keluarga menjadi korban banjir. Upaya revitalisasi antara
lain;

1. Pemindahan Warga di Bantaran Sungai dan Pelebaran


Sungai
Pemerintah berencana merelokasi 34 ribu kepala keluarga
yang tinggal di bantaran Kali Ciliwung. Menurut Menteri
Pemerintahan Rakyat, Djan Faridz, sebagian warga yang
tinggal di Kampung Melayu, Jakarta Timur hingga Srengseng,
Jakarta Selatan, akan diungsikan. Hanya saja jumlah kepala
keluarga yang bisa ditampung di Pasar Rumput dan tanah milik
Dinas Teknis hanya sekitar 6.000 keluarga. Sisanya, 28 ribu
kepala keluarga rencananya akan ditempatkan di atas Depo
Kereta Api Manggarai.
Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung
Laksono mengatakan, setelah warga dipindahkan, Sungai
Ciliwung akan direvitalisasi. Salah satunya adalah
mengembalikan lebar sungai seperti dulu, dari lebar sekarang
20-30 meter menjadi 50-60 meter.
Bagi warga yang akan dipindahkan mendapat biaya sewa
tempat yang terjangkau, mendapat bantuan kesehatan dan
pendidikan dari pemerintah, contohnya adanya bantuan
Operasional Sekolah yang akan diberlakukan 12 tahun, Jaminan

98
Kesehatan Masyarakat, dan program-program pemerintah
daerah lainnya.

2. Sumur resapan dan biopori


Menghadapi air bah yang akan mengepung Jakarta,
Kementerian Lingkungan Hidup akan membuat 50 sumur
resapan dan lubang resapan biopori di bantaran Sungai
Ciliwung.
"Karena curah hujan yang sangat tinggi, masyarakat
dihimbau turun langsung membuat lubang resapan biopori di
sekitar Sungai Ciliwung," kata Menteri Lingkungan Hidup,
Balthasar Kambuaya
Dalam hal ini masyarakat harus terlibat. Apabila
masyarakat ikut membuat sumur resapan dan biopori, air hujan
akan meresap ke dalam tanah dan tidak lagi menggenang serta
masuk ke permukiman warga. Namun tidak hanya itu saja,
perilaku membuang sampah sembarangan oleh masyarakat
sekitar sungai harus diubah, sebab dapat memperburuk bencana
banjir.

3. Rumah Deret
Rumah deret menjadi salah satu solusi yang dimiliki
gubernur Jakarta, dan proses persiapan proyek pembangunan
program kampung deret dan kampung susun sudah mulai
dikerjakan.
"Masih pemetaan, tapi prosesnya panjang," ujar Jokowi,
28 Oktober 2012.

99
Proses pemetaan yang dimaksud Jokowi, diantaranya;
masalah komunitas di lapangan hingga tingkat RW dan RT,
setelah itu lanjut tahap pelaksanaan. Sedangkan perihal anggaran
untuk program tersebut dirasa lebih dari cukup. Tentunya,
anggaran tersebut telah diajukan dalam Kebijakan Umum
Anggaran Plafon Prioritas Anggaran Sementara yang meliputi
guna pembangunan kampung susun, kampung deret dan juga
pembenahan kampung-kampung kumuh.
"Dananya lebih dari cukup, tapi tetap harus disetujui
Dewan, dan Ini ada anggaran sendiri (APBD), juga dari
Kemenpera menggunakan APBN. Setiap kampung
(pendanaannya) berbeda," ujar Jokowi.
Titik-titik pembangunan kampung deret dan kampung
susun akan dilakukan di lokasi langganan banjir,seperti Bukit
Duri dan Kampung Pulo. Kepala Dinas Pekerjaan, Umum Ery
Basworo mengatakan bahwa salah satu kendala dalam proses ini
adalah perlunya perhitungan yang cermat untuk normalisasi kali
di lokasi yang akan dibangun. Selain itu, perlu adanya pelebaran
sungai agar rencana Jokowi untuk menyelamatkan warga
pinggir kali dapat terwujud. Hal ini didukung dengan
pernyataan Ery selaku kepala Dinas PU, bahwa saat ini lebar
kali Ciliwung mengalami penyempitan, jadi hanya sekitar rata-
rata 25 meter, padahal ideal lebar sungai 50 meter. Untuk
mendukung rencana tersebut Kementerian Perumahan Rakyat,
berencana merelokasi 30 ribu warga yang tinggal di bantaran
Sungai Ciliwung. Direncanakan warga tersebut akan
dipindahkan dari bantaran yang selama ini dijadikan hunian ke

100
lokasi yang lebih jauh dari bantaran atau masih di sekitar
bantaran, akantetapi dengan bangunan yang lebih layak.

Lomba Mulung Sampah


Pada tanggal 30 Januari 2012 di sekitar Jalan Antara,
Pasaru, Jakarta Pusat. Jokowi datang untuk memantau kali Ci
Liwung dan juga menghadiri kegiatan bertajuk "Kembali
Bersahabat dengan Sungai". Kondisi sekitar sama seperti
blusukan sebelumnya di Manggarai, Jakarta Selatan, masyarakat
selalu ingin menghampiri Jokowi. Baik itu untuk bersalaman,
sekadar tegur sapa, sampai mencuri-curi waktu untuk berfoto
dengan kamera ponsel.
Hal yang menarik di kegiatan itu yakni, adanya
pelaksanaan lomba mulung (memungut) sampah di aliran
Sungai Ciliwung yang digagas Komunitas Pecinta Ciliwung
(KPC). Lomba ini diikuti oleh 6.136 warga Bogor. Lomba
tersebut berhasil meraih penghargaan dari Museum Rekor
Dunia Indonesia (MURI) dengan peserta terbanyak dan
menghasilkan 9.346 karung sampah. Kordinator KPC Bogor,
Een Irawan Putra mengatakan, bahwa pelaksanaan kegiatan
mulung sampah tersebut mereka gelar pada Sabtu (01/06/2013),
menjadi agenda tahunan KPC untuk melestarikan dan
membersihkan sungai Ciliwung dari sampah, dengan harapan
DKI Jakarta tidak lagi banjir.
"Sekarang ribuan warga sekitar antusias dalam menyambut
lomba mulung yang dilakukan setiap tahun. Semoga tahun
berikutnya menjadi lebih meriah dan sebagai ikon baru Kota

101
Bogor dalam peringatan Hari Jadi Bogor serta dijadikan sebagai
pesta rakyat," ujar Een
Berdasarkan pernyataan dari Perwakilan MURI, Ngadri,
kegiatan tersebut meraih penghargaan karena lomba ini diikuti
peserta terbanyak dan berhasil mengangkat sampah anorganik
sebanyak 9.346 karung, ukuran 25 kilogram. Penghargaaan ini
dinilai oleh 480 orang juri dan dalam penilaian lomba mulung
sampah kali ini juga melibatkan berbagai pihak, khususnya
masyarakat yang mau ikut melakukan aksi bersih sungai. Lomba
tersebut merupakan ide yang sangat menarik untuk
membersihkan lingkungan atau sungai yang selama ini jarang
mendapat perhatian dari masyarakat luas.
"Kami awalnya harus melihat dan melakukan pengecekan
dahulu di data yang kita punya, apakah kegiatan seperti ini
sudah dilakukan atau belum, setelah dicek, awalnya MURI
sempat mengira kegiatan ini sama seperti yang dilakukan
masyarakat di sekitar Sungai Cikapundung, Bandung dalam aksi
bersih Sungai Cikapundung. Tapi ternyata berbeda, karena di
Cikapundung masyarakatnya menggunakan ban dalam atau
kukuyaan dalam membersihkan Sungai. Sementara dalam
lomba mulung sampah Ciliwung ini melibatkan lebih banyak
peserta yaitu warga bantaran dan berkelanjutan," ungkap Ngadri
Demikian peran Pemprov DKI Jakarta dengan
masyarakat dalam mengatasi permasalahan yang terjadi dengan
kali Ci Liwung. Semoga dengan kegiatan yang dilakukan ini
dapat memberikan hasil yang memuaskan dalam menata Jakarta

102
menjadi lebih baik lagi sehingga isu Jakarta akan tenggelam
tidak akan terjadi.

Referensi Artikel

Admin.2013.Sungai Ci Liwung Kini. http://www.ui.ac.id/id


/news/archive/6612
Anonim.____.http://id.wikipedia.org/wiki/Ci_Liwung
Anonim._____.9 program Pemerintah Normalkan Sungai Ci
Liwung.http://www .tempo.co/read/
news/2013/10/02/090518521/9-Program-Pemerintah-
Normalkan-Sungai-Ciliwung..
Anonim._____.http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/det
ail/207/Ciliwung-Sungai
Januarius Kuwando, Fabrian.2013. Jokowi Sumringah Saat
Patroli Sampah di Sungai Ci Liwung.
http://megapolitan.kompas.com/read/2013/08/14
/0837272/Jokowi.Sumringah.Saat.Patroli.
Sampah.di.Sungai.Ciliwung.....
Syailendra.2013.Jokowi Siapkan Rp 192M untuk Normalisasi
Ciliwung.http://www.tempo.co/read/
news/2013/08/14/083504430/Jokowi-Siapkan-Rp-192-
M-untuk-Normalisasi-Ciliwung
Trianita,Linda.2013. Ciliwung Dikeruk, 100 Truk Angkut
Sampah.http://www.tempo.co/read/news/2013/08/14/083
504332/Ciliwung-Dikeruk-100-Truk-Angkut-Sampah

103
104
BAGIAN 3

KEPEMIMPINAN JOKOWI

105
Visi, Misi dan Kebijakan
Oleh: Andy Saputra Manurung

Kota Jakarta berada di dataran dengan ketinggian rata-rata


8 meter dpl (diatas permukaan air laut). Hal itu tentu saja
mengakibatkan Jakarta menjadi langganan banjir, terlebih lagi
rencana tata ruang dan wilayah (RT/RW) yang semrawut,
rendahnya kesadaran masyarakat dalam memelihara dan
menjaga lingkungan, turut memperparah kondisi Jakarta.
Pada tanggal 1 Februari 2007 (pada era Gubernur
Sutiyoso) terjadi banjir yang paling parah menghantam Provinsi
DKI Jakarta. Enam puluh persen wilayah DKI Jakarta terendam
dengan kedalaman 5 meter dibeberapa titik lokasi, dan
diperkirakan kerugian material akibat lumpuhnya perputaran
bisnis mencapai 4,3 triliun rupiah.

Visi dan Misi


Pada era Gubernur Sutiyoso hingga Gubernur Fauzi
Bowo, tampaknya tidak memberikan sinyalemen yang
signifikan terhadap proses penanganan banjir. Walaupun ada
indikasi dalam penerapan penanganan banjir dengan pembuatan

106
kanal Banjir Timur (sudah selesai pada era Gubernur Fauzi
Bowo), tetapi itupun masih saja tetap banjir. Lalu bagaimana
dengan era Jokowi untuk mengatasi banjir?
Pada era Joko Widodo memiliki visi sebagai brikut
Jakarta Baru, kota modern yang tertata rapi dan
manusiawi, dengan kepemimpinan dan pemerintah
yang bersih dan melayani
Adapun misinya terutama sebagai berikut:
1. Menjadikan Jakarta sebagai kota yang bebas dari masalah-
masalah menahun seperti macet, banjir, pemukiman
kumuh, sampah dan lain-lain.
2. Pembangunan embung/folder untuk menangkap dan
menampung air hujan
3. Mengintegrasikan seluruh saluran drainase agar terkoneksi
dengan kanal-kanal pembuangan air.
4. Memperbaiki drainase yang rusak dan mengganti drainase
sesuai kapasitas tampung aliran air.
5. Mempercepat proyek normalisasi kondisi DAS/DAK di
Wilayah Barat (Sungai Pesanggrahan dan Kali Angke)
6. Mempercepat revitalisasi situ-situ di wilayah Jakarta
7. Penerbitan regulasi yang mengatur tutup lahan jalan dan
ruang terbuka yang mewajibkan penyediaan pori.
8. Menyelesaikan dan memelihara Cengkareng dan Cakung
drain, serta Banjir Kanal Barat dan Timur untuk
mengoptimalkan fungsinya.

107
Gubernur dan Wakil Gubernur Baru.
(Sumber:http://fokus.news.viva.co.id)

Satu tahun Jokowi Menjabat Gubernur DKI Jakarta


Sejak dilantik pada tanggal 15 Oktober 2012, banyak
sudah analisa dan implementasi kebijakan berbasis lingkungan
dari Joko Widodo terhadap pembenahan banjir di Provinsi DKI
Jakarta.
Berikut upaya pembenahan banjir oleh Jokowi di Provinsi
DKI Jakarta;
Pertama, yang dilakukan oleh Jokowi untuk penanganan
banjir adalah meninjau titik genanangan (di Jalan T.B
Simatupang), dimana dalam analisa beliau menemukan adanya 3
(tiga) masalah, yakni :
a. Tidak sterilnya penghubung antara jalan dan saluran air
dari sampah.
b. Terdapatnya berbagai macam kabel yang melintang
dipenghubung antara jalan dan saluran tersebut. Apabila
tidak ada tindakan, maka sampah akan tersangkut dikabel
sehingga menyebabkan tersendatnya jalur masuk dan
keluarnya air.

108
Kebijakan untuk point (a) dan (b) adalah penerapan sistem
ducting, yakni menata kabel serta menampung kabel-kabel
agar tidak mengganggu jalannya arus air pada saluran.
Sedangkan Implementasi-nya, kini hal tersebut sedang
dikerjakan
c. Tidak ratanya lebar saluran air tepi jalan, apabila ada
perbedaan lebar saluran air dan turun hujan, maka
mengakibatkan arus air menjadi menumpuk sehingga
menimbulkan genangan dengan intensitas yang cukup
besar.
Kebijakan, meniadakan saluran yang tidak sama lebar.
Implementasi, kini hal tersebut masih dalam tahap
pengerjaan. kurang lebih dua minggu batas waktu yang
diberikan Jokowi kepada Kepala Dinas PU setempat
Kedua, yang dilakukan oleh Jokowi untuk penanganan
banjir adalah penambahan mulut air diruas jalan disemua
wilayah Jakarta.
Kebijakan, penambahan mulut air diruas jalan setiap jarak
5 meter disemua wilayah Jakarta yang berfungsi sebagai alternatif
penanganan banjir. Sehingga apabila hujan turun diharapkan air
tidak menggenang dijalan tetapi langsung masuk kedalam mulut
air.
Implementasi, dalam tahap pembuatan, diharapkan bulan
Desember tahun 2013 sudah selesai, sebelum memasuki puncak
musim hujan.
Ketiga, yang dilakukan oleh Jokowi untuk penanganan
banjir adalah normalisasi sungai (telah sesuai dengan misi nya

109
pada waktu pencalonan Gubernur)
Kebijakan, normalisasi sungai termasuk didalamnya
pengerukan sungai, menambah kedalaman sungai, dan
memperlebar sungai sekitar 25-50 dikedua sisinya.
Implementasi, normalisasi Sungai Pakin di Kecamatan
Penjaringan ,masih dalam tahap pengerukan
Keempat, upaya Jokowi untuk penanganan banjir adalah
normalisasi kali kecil (telah sesuai dengan misi nya pada waktu
pencalonan Gubernur)
Kebijakan, normalisasi kali kecil sesuai dengan Program
JEDI (Jakarta Emergency Dredging Intiative), terbagi dalam 7
paket, dimana 3 paket ditangani oleh Pemprov Jakarta, 2 paket
ditangani oleh Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane,
dan 2 paket ditangani oleh Cipta Karya dengan bantuan Bank
Dunia.
Implementasi, kini masih dalam tahap pengerukan
Kelima, yang dilakukan Jokowi untuk penanganan banjir
adalah perbaikan drainase dan penataan permukiman padat
penduduk (telah sesuai dengan misinya pada waktu pencalonan
Gubernur)
Kebijakan, perbaikan drainase dan penataan
permukimaan padat penduduk di Kebayoran Baru, Jakarta
Selatan tepatnya di RW.5 Petogogan. Perubahan yang
signifikan adalah penambahan lebar dan penambahan satu
rumah pompa
Implementasi, kini mulai dirombak total dan diprediksi
selesai pada Desember 2013

110
Keenam, yang dilakukan oleh Jokowi untuk penanganan
banjir adalah normalisasi waduk (hal tersebut telah sesuai dengan
misinya pada waktu pencalonan Gubernur)
Kebijakan, normalisasi 12 waduk di Ibukota, berfungsi
agar bisa menampung air dan mengurangi banjir di Jakarta,
terdiri dari waduk :
a. Waduk Bojong
b. Waduk Sunter
c. Waduk Teluk Gong
d. Waduk Situ Lembang
e. Waduk Melati
f. Waduk Rawa Babon
g. Waduk Cengkareng
h. Waduk Grogol
i. Waduk Pegangsaan II
j. Waduk Bujana Tirta
k. Waduk Ria-Rio
l. Waduk Tomang Barat
Implementasi, dua belas waduk diatas masih dalam tahap
normalisasi, diperkirakan selesai pada bulan Desember. Namun
waduk pluit hampir tahap penyelesaian normalisasi, dengan
rincian, pada bulan Oktober 2013 pengerukan endapan di
waduk Pluit masih dalam tahap 40% dari target 4 juta meter
kubik, serta target untuk pendalaman waduk adalah 2 meter.
Ketujuh, yang dilakukan oleh Jokowi untuk penanganan
banjir adalah optimalisasi pengadaan RTH (Ruang Terbuka
Hijau)

111
Kebijakan, optimalisasi pengadaan RTH didua tempat,
yakni Waduk Pluit dan Waduk Ria-Rio, diharapkan RTH
didua tempat adalah diatas 30%.
Implementasi, pengadaan RTH didua waduk tersebut
masih 10%,terkendala oleh belum selesainya pembangunan
rumah susun di Marunda dan Muara Baru, apabila
pembangunan rumah susun telah selesai, maka dapat ditata ulang
agar RTH-nya meningkat dari 10% menjadi 30%.
Kedelapan, yang dilakukan oleh Jokowi untuk penanganan
banjir adalah meninjau gorong - gorong (di Jalan raya Lenteng
Agung Jakarta Selatan), dimana dalam analisa beliau
menemukan adanya 2 (dua) masalah, yakni :
a. Banyaknya sampah yang terdapat didalam gorong
gorong, sehingga mengakibatkan lambatnya air mengalir,
dan berpotensi menimbulkan genangan air.
b. Tingginya endapan didasar gorong-gorong mengakibatkan
pendangkalan, sehingga mengurangi daya tampung gorong
gorong.
Kebijakan, normalisasi goronggorong agar dapat
kembali berfungsi secara normal.
Implementasi,pengerukan endapan dan normalisasi
gorong gorong yang kini masih dalam tahap pengerjaan.
Kesembilan, yang dilakukan oleh Jokowi untuk
penanganan banjir adalah pembangunan 10 ribu biopori.
Kebijakan, adalah pembuatan 10 ribu biopori, dalam
rangka mengatasi banjir serta sebagai cadangan air di Jakarta
Implementasi, pembuatan 10 ribu biopori masih

112
menunggu keputusan dari DPRD perihal anggaran untuk
pengimplementasian hal tersebut.
Kesepuluh, yang dilakukan oleh Jokowi untuk
penanganan banjir adalah peninggian tanggul Sungai Cipinang.
Kebijakan, adalah pembuatan untuk peninggian tanggul
Sungai Cipinang yang berfungsi sebagai antisipasi banjir, dan
dilakukan secara simultan.
Implementasi, pembuatan peninggi Sungai Cipinang,
pada tanggal 22/9/2013, masih dalam tahap pembongkaran
untuk refungsinasi tanggul yang telah tertutup oleh bangunan
milik warga, serta ketinggiannya akan ditambah 1,5 meter dari
ketinggian awal.
Kesebelas, yang dilakukan oleh Jokowi untuk penanganan
banjir adalah penanaman 10.000 pohon mangga ditepi jalan
Kebijakan, penanaman 10.000 pohon mangga ditepi
jalan, sebagai alternatif penyerapan gas rumah kaca, dan juga
sebagai penyerapan air ditengah kota.
Implementasi, penanaman 10.000 pohon mangga akan
diterapkan pada bulan depan, hal tersebut diutarakan pada
tanggal 28/9/2013, ditrotoar Gatot Subroto.
Demikianlah uruain kepemimpinan berbasis lingkungan
(environmental leadership) dalam tinjauan atau sudut pandang
analisa dan implementasi dari kebijakan Joko Widodo sebagai
Gubernur Provinsi DKI jakarta dalam rangka penanganan
banjir di Provinsi yang beliau tangani.

113
Referensi Artikel

http://id.wikipedia.org/wiki/Banjir_Jakarta_2007Diakses pada
tanggal 04 11 -2013.
http://fitriwardhono.wordpress.com/2012/04/06/sejarah-banjir-
di-jakarta/ Diakses pada tanggal 04 11 -2013.
Team Mirah Sakethi, Mengapa Jakarta Banjir?; Pengendalian
Banjir Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (Jakarta: PT
Mirah Sakethi, 2010)
http://green.kompasiana.com/polusi/2012/12/04/kontroversi-
sungai-ciliwung-dan-kampung-deret-
508086.html.Diakses pada tanggal 04 11 -2013.
http://www.beritajakarta.com/2008/id/berita_detail.asp?nNews
Id=57006 Diakses pada tanggal 04 11 -2013.
http://www.tribunnews.com/metropolitan/2012/04/05/banjir-
jakarta-diduga-akibat-pendangkalan-sungai Diakses pada
tanggal 04 11 -2013.
http://7topranking.blogspot.com/2013/01/7-dampak-negatif-
banjir-di-jakarta.html Diakses pada tanggal 04 11 -2013.
http://fokus.news.viva.co.id/news/read/359490-menagih-31-
janji-gubernur-jokowi Diakses pada tanggal 04 11 -
2013.
http://gubernurdki.wordpress.com/visi-misi-jb/ Diakses pada
tanggal 04 11 -2013.
http://lipsus.kompas.com/gebrakan-jokowibasuki /read /xml
/2013 /11 / 11/ 1413289/ Jokowi. Temukan. Penyebab.
Genangan. di. Jakarta Diakses pada tanggal 04 11 -2013.

114
http://www.antaranews.com/berita/405576/dinas-pu-jakarta-
akan-tambah-mulut-mulut-air Diakses pada tanggal
0411 -2013.
http://megapolitan.kompas.com/read/2013/03/18/13251063/Jo
kowi.Tepati.Janji..Gempur.Habis.Bangunan Diakses
pada tanggal 04 11 -2013.

115
Kearifan Lokal dalam Kepemimpinan
Oleh: Darsikin

Joko widodo adalah salah satu dari beberapa pemimpim


yang fenomenal di Indonesia, bahkan di luar negeri. Jokowi
juga pemimpin yang kearifan lokalnya masih dijalankan dalam
kepemimpinannya (seperti sultan/raja), baik tingkah laku dan
tutur katapun beliau jaga, sehingga beliau diterima masyarakat
dengan senang, karena pemimpin seperti itulah yang mereka
harapkan.
Adapun kearifan lokal dalam kepemimpinan Jokowi,
dapat dijelaskan sebagai berikut;

1. Jokowi sangat paham dengan tugas utama seorang


pemimpin.
Tugas seorang pemimpin sesungguhnya adalah
mengulurkan tangan, dalam pengertian membuka hati dan
pikiran, menyediakan waktu dan tenaga untuk bekerja bagi
orang yang dipimpinnya. Bekerja dalam hal ini ialah
menciptakan dan membangun harapan bersama, merumuskan

116
cita-cita bersama, menetapkan tujuan, mengelola dan
menentukan arah, mencari jalan keluar, mendorong,
melindungi, dan seterusnya.
Bagi para pemimpin pemerintahan tentu saja uluran
tangan dimaksud untuk rakyat. Sikap itu seyogyanya dimulai
dengan keterbukaan, ketiadaan prasangka apalagi kepentingan
tersebut untuk hal yang baik, guna merangkul sesama.
Beberapa wacana kearifan kepemimpinan sudah
diterapkan oleh jokowi, salah satunya yakni relokasi PKL
monument 45 dan warga bengawan solo. Dalam program
tersebut, jokowi memberikan suatu kebijakan yaitu nguwong
ke. Intinya PKL/masyarakat sangat dihormati keberadaanya,
karena tanpa masyarakat seorang pemimpin tidak bisa dikatakan
pemimpin.

2. Jokowi memiliki kriteria pemimpin yang baik.

Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat


memahami serta siap menerima kritikan atau saran yang
dipimpinnya, sehingga mereka dapat bekerja dengan baik sesuai
dengan kemampuan dan potensinya. Perbedaan stratifikas
selayaknya menjadi faktor pembeda suatu organisasi, tetapi
lebih merupakan pembagian tugas.
Pendekatan yang lebih manusiawi adalah dengan
menghargai setiap manusia sesuai dengan nilai-nilai
kemanusiaan. Oleh karena itu, jokowi mampu mengambil hati
yang dipimpinnya dan menempatkan kepercayaan perioritas
utamanya.

117
Jokowi dan Azaz Kepemimpinan Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara memiliki moto dalam bahasa jawa


yang berbunyi: Ing ngarso sung tulodho, ing madaya mangun
karsa, tut wuri handayani. Motto tersebut terjemahan
langsungnya adalah di depan memberikan teladan, di tengah
menggerakkan, di belakang memberikan dorongan. Tidak
secara langsung jokowi menganut azaz-azaz diatas dengan
konsep kepemimpinan menekankan pada aspek peran seseorang
dalam suatu organisasi. Berikut ulasan azaz-azaz konsep
kepemimpinan diatas;
Ing ngarso sung tulodo. Prinsip ini berarti bahwa seorang
pemimpin harus memberikan contoh bagi orang yang
dipimpinnya karena posisinya yang di depan, maka ia akan
dilihat oleh semua orang sehingga setiap kata-kata dan
perbuatannya akan selalu diihat dan dicatat oleh masyarakat
dan bawahannya. Makna Ing Ngarso Sun Tulodo adalah
menjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri
tauladan bagi orang - orang disekitarnya. Sehingga yang
harus dipegang teguh oleh seseorang adalah kata suri
tauladan. Kata Ing Ngarso tidak dapat berdiri sendiri, jika
tidak mendapatkan kalimat penjelas dibelakangnya. Artinya
seorang yang berada di depan jika belum memberi teladan
maka belum pantas menyandang gelar 'pemimpin'. Jika kita
melihat kepemimpinan dari orang-orang dalam sejarah,
maka dapat kita lihat betapa perbuatan sang pemimpin
menjadi inspirasi bagi orang yang dipimpinnya

118
Ing madyo mbangun karso artinya ketika berada di tengah
seorang pemimpin harus mampu memotivasi. Seorang
pemimpin tidak selayaknya selalu memberikan perintah,
tetapi juga memberikan motivasi dan dorongan bagi para
bawahannya. Ing Madyo artinya di tengah-tengah,
Mbangun berarti membangkitan atau menggugah dan
Karso diartikan sebagai bentuk kemauan atau niat. Jadi
makna dari kata itu adalah seseorang pemimpin meskipun
ia sangat sibuk, ia harus mampu membangkitkan atau
menggugah semangat orang yang dipimpinnya. Ajaran
kedua ini sarat dengan makna kebersamaan, kekompakan
dan kerjasama. Seorang pemimpin tidak hanya melihat
kepada orang yang dipimpinnya, tetapi juga harus berada di
tengah-tengah orang yang dipimpinnya. Merupakan hal
yang tidak terpuji bila seorang pemimpin hanya diam dan
tak berbuat apa apa, sedangkan orang yang dipimpinnya
menderita. Selain itu, pemimpin harus kreatif dalam
memimpin, sehingga orang yang dipimpinnya mempunyai
wawasan baru dalam bertindak, serta pemimpin pun harus
melindungi semua orang yang dipimpinnya.
Tut wuri handayani berarti bahwa seorang pemimpin juga
harus memperhatikan bawahan yang yang berada di barisan
paling belakang. Karena bila seorang pemimpin selalu
melihat kedepan dan lupa menengok ke belakang, maka
bukan tidak mungkin barisan paling belakang akan
ketingglan dan tercecer, sehingga barisan menjadi tidak
utuh dan tujuan tidak tercapai. Tut Wuri artinya mengikuti

119
dari belakang dan handayani berati memberikan dorongan
moral atau dorongan semangat. Dorongan moral ini sangat
dibutuhkan oleh orang-orang disekitar kita menumbuhkan
motivasi dan semangat.

Kearifan Lokal (Local Wisdom)

Kearifan lokal atau Local wisdom merupakan konsep


solusi jokowi untuk mengatasi dinamika masyarakat dengan
tingkat pluralitas yang tinggi. Hal tersebut dilakukan dengan
memberikan karakter yang terpuji, contohnya; tidak
mengumbar janji, tidak mementingkan diri atau kelompok,
memberikan keteladanan, kehidupan yang beriman dan
bertakqwa. Yang dimaksud kehidupan beriman dan bertaqwa
yakni kehidupan yang didasarkan pada pemahaman,
penghayatan dan pengamalan ajaran agama yang dianut secara
konsisten dan konsekuen, bekal kecerdasan intelektual,
emosional dan spiritual yang komprehensif. Meskipun
demikian, kepemimpinan yang berdasarkan kearifan lokal ini
harus jelas dan terukur sehingga proses pencitraan yang
terjadipun berbasiskan kinerja.
Hasil kinerja kepemimpinan Jokowi di awal bulan Agustus
2013 telah banyak gebrakan perubahan yang dilakukan,
diantaranya :
1. Efisiensi Anggaran Pelantikan. Dari sejak sebelum Jokowi
dilantik, Jokowi sudah menekankan agar anggaran untuk
pelantikannya nanti bisa ditekan serendah mungkin. Dan

120
akhirnya anggaran pun dikurangi menjadi 500-an juta dari
yang asalnya 1,05 milliar
2. Menghilangkan gaya kepemimpinan yang protokoler dan
tidak menggunakan voorijder dalam aktivitas kesehariannya
saat blusukan menginspeksi masalah lapangan
3. Menepati janji kampanyenya untuk lebih lama berada di
lapangan dan tidak hanya duduk dibelakang meja. Setelah
pelantikan, Jokowi langsung berkeliling untuk melihat
secara langsung permasalahan ditengah-tengah masyarakat,
mulai dari melihat kondisi perkampungan hingga kondisi
sungai-sungai, yang ternyata sangat tidak terurus dengan
banyaknya sampah. Jokowi pun langsung memerintahkan
dinas PU untuk segera membersihkannya dengan
menambah ekscavator.
4. Membuka Kantor balai kota untuk rakyat. Sekarang rakyat
bisa leluasa menyampaikan keluhan ke balai kota dan bisa
merasakan indahnya balai kota daripada sebelumnya yang
terkesan angker dan kurang welkam
5. Sidak ke kelurahan-kelurahan untuk mendisiplinkan
kinerja aparat ditingkat kelurahan yang ternyata selama ini
sangat tidak disiplin, seringkali melakukan pungutan-
pungutan liar
6. Ketegasan dalam Kepemimpinan. Sikap tegas Jokowi dalam
menghadapi birokrasi yang berbelit dibuktikan dengan
perombakan jajaran dinas di Pemprov DKI, dengan
digantikannya kepala dinas PU yang tidak bisa mengikuti
irama pemerintah pemprov DKI era Jakarta Baru (yang

121
harus cepat, tepat dan melayani). Bukan itu saja, Jokowi
juga memindah tugaskan Wali Kota Jakarta Selatan, Anas
Effendi sebagai Kepala Perpustakaan
7. Memberi tambahan honor Rp.500,000 bagi RT & RW,
dan juga memberikan bonus prestasi bagi mereka-mereka
yang mampu menciptakan terobosan dalam pekerjaannya
8. Mengangkat Budaya dan kearifan lokal Betawi dengan
mewajibkan PNS untuk memakai pakaian adat betawi pada
hari Jumt, dan sekarang ganti menjadi hari rabu. Tidak
hanya itu, pemprov DKI menekankan seluruh bangunan di
Jakarta harus menampilkan karakter kebetawiannya
9. Melakukan efisiensi dengan menyatukan kantor dinas
dengan balai kota. Langkah ini sangat tepat untuk
memudahkan kontrol dan pengawasan, sekaligus
memperpendek jalur akses informasi antara dinas dengan
gubernur yang pastinya disamping efisien biaya, tempat
juga waktu
10. Mereformasi SATPOL PP dengan menanggalkan
pentungan dan menginstruksikan untuk tidak lagi
menggunakan cara-cara kekerasan tanpa kehilangan
ketegasan. Dan sekarang bisa kita lihat wajah SATPOL PP
yang mendadak humanis, terlebih setelah dikomandani
oleh seorang wanita (Sylviana Murni)
11. Efisiensi acara pelantikan pejabat daerah secara sederhana
dan merakyat. Dibuktikan dengan dilantiknya HR
Krisdianto dan Husein Murad sebagai Wali Kota dan Wakil
Wali Kota Jakarta Timur, pada Kamis 20 Desember 2012,

122
yang di selenggarakan di lingkungan kumuh dan dihadapan
ratusan warga Gang Swadaya, Kampung Pulo Jahe, RT
07/05, Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta
Timur.
12. Melakukan gebrakan transparansi rapat anggaran yang
disiarkan lewat media youtube, sehingga rakyat bisa melihat
mengoreksi besaran anggaran dan peruntukannya
13. Digitalisasi program dengan bekerjasama dengan telkom,
untuk memudahkan operasional dan juga lebih menghemat
anggaran hingga 20 Milliar tanpa harus mengelola sendiri.
Langkah ini sangat menguntungkan pemprov DKI, karena
bisa memotong jalur mark-up proyek
14. Memberlakukan sistem pajak online. Dengan sistem ini,
penyelewengan pajak akan dapat di tekan
15. Pemberlakuan Kartu Jakarta Sehat (KJS) merupakan poin
utama janji kampanye Jokowi, yang kemudian diikuti
dengan dibagikannya Kartu Jakarta Pintar (KJP) untuk para
pelajar. Kartu tersebut diberikan langsung kepada siswa
dengan sistem ATM dengan fasilitas Bank DKI. Ini
menarik, karena anggaran pendidikan akan langsung tertuju
pada sasaran, dan bisa menghindari permainan dan
penyelewengan oleh oknum
16. Penambahan fasilitas-fasilitas kesehatan di berbagai Rumah
Sakit dan Puskesmas, adanya perobakan ruang kelas II
menjadi ruang kelas III di beberapa Rumah Sakit, serta
penambahan Dokter untuk mengimbangi melonjaknya

123
jumlah pasien yang sebelumnya tidak berani berobat ke
Rumah Sakit
17. Menaikkan Upah Buruh Propinsi DKI hingga 30%.
Kenaikan yang fantastis, walaupun Jokowi harus
berhadapan dengan para kapitalis perusahaan yang sempat
mengancam akan hengkang dari Jakarta
18. Mulai melakukan tahapan peremajaan dan penambahan
transportasi umum dengan menambah ratusan bus trans
jakarta dan kopaja
19. Memberlakukan e-Ticketing dengan sistem digital ticket
untuk mempermudah pelayanan transportasi umum, yang
diharapkan akan mampu membuat warga beralih untuk
menggunakan sarana transportasi umum
20. Mereformasi dinas Pendidikan yang seringkali melakukan
pungli dan memungut biaya-biaya siluman yang kemudian
ditindak lanjuti dengan pencopotan kepala sekolah SMA
MH Thamrin
21. Mereformasi Dinas Kebersihan dan Dinas PU yang
kemudian menetapkan masalah kebersihan. Hal tersebut
harus dikelola oleh satu dinas, agar tidak ada tumpang
tindih tupoksi masalah penanganan sampah yang selama ini
sering saling melempar tanggung jawab
22. Terobosan untuk membersihkan aparat pemerintahan dari
tindak korupsi dan narkotika dengan bekerja sama secara
penuh dengan KPK dan BNN yang dipelopori oleh
Pemprov DKI

124
23. Jokowi yang langsung terjun ke lapangan dan memandori
secara langsung saat jebolnya tanggul Latuharhari,
sementara dinas PU menyatakan untuk mengatasi luberan
air harus menunggu banjir reda. Akhirnya Jokowi turun
langsung untuk membendung luberan air dengan meminta
pengerahan bantuan dari pihak TNI, yang akhirnya bisa di
rampungkan selama satu hari
24. Menginstruksikan BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi) untuk merekayasa hujan, agar hujan diturunkan
di laut, mengingat informasi dari BMKG yang menyatakan
akan datangnya intensitas hujan yang lebih besar. Dan
langkah Jokowi ini pun berhasil dengan gemilang
25. Pelelangan Jabatan untuk kelurahan, camat sampai
walikota. Dengan pemberlakuan sistem ini sangat terasa
dampaknya bagi mereka yang selama ini bermalas-malasan,
jabatannya akan segera dilelang untuk orang yang lebih
kompeten
26. Menyediakan Transportasi air untuk warga di kawasan
marunda. Disamping untuk memfasilitasi para penghuni
rusun, transportasi air diharapkan mampu mengurangi
tingkat kemacetan di jalan raya
27. Relokasi warga bantaran kali ke rusun marunda tanpa
konflik. Kita tau pemerintah sebelumnya tidak mampu
(mau) merelokasi warga bantaran kali ke rusun-rusun yang
telah disiapkan, dikarenakan adanya permainan pihak
pengelola/calo rusun yang ternyata diperjual belikan
dengan harga tinggi demi meraup keuntungan pribadinya.

125
Dan setelah Jokowi-Ahok terjun langsung ke lapangan,
akhirnya merekapun langsung paham dengan masalah
sebenarnya yang terjadi dilapangan. Dan sekarang rusun
marundapun sudah penuh ditempati warga bantaran kali
yang ternyata antri untuk menempati rusun. Dan yang
paling penting adalah adanya reformasi sistem untuk
mendapatkan rusun tsb
28. Pemberian isi rusun berupa kulkas, lemari, springbed & tv
kepada penghuni dgn dana CSR Pembangunan 200 rusun
di Pulo Gebang dengan dana CSR
29. Mulai menata pedagang kaki lima (PKL). Dimulai dengan
menata PKL di depan Masjid Sunda Kelapa, Menteng,
Jakarta Pusat. Sebanyak 36 PKL mendapat gerobak gratis.
Shelter tempat mereka berjualan juga diperbaiki. Selain
itu, para pedagang diberi Surat Izin Usaha Perdagangan
(SIUP) secara gratis
30. Mulai disiapkannya ruang terbuka hijau, juga sebagai sarana
olahraga stadion BMW (stadion berkelas internasional),
yang sudah dimulai dengan direlokasikannya warga untuk
segera menyulap lingkungan kumuh menjadi kawasan yang
indah
31. UJI PUBLIK. Pertama dalam sejarah di Indonesia
pengadaan proyek diadakan Public Hearing atau Uji Publik
untuk menerima saran, masukan dan keluhan dari warga
atas rencana proyek pembangunan yang akan dijalankan
32. Membangun rumah sakit apung kawasan perairan Kali
Adem, Muara Angke, Jakarta Utara. Tujuannya, agar

126
warga yang tinggal di daerah pesisir lebih mudah
mendapatkan pelayanan kesehatan. Rumah sakit apung ini
telah dilengkapi dengan ruang periksa, kamar bedah, kamar
rontgen, laboratorium dan ruang rawat pasien sampai
fasilitas operasi bedah
33. Memberikan KTP kepada ribuan warga Rawabadak Koja,
Jakarta utara, yang selama berpuluh-puluh tahun tidak
diberi ijin pengurusan KTP. Mereka sedang tersangkut
sengketa lahan yang masih bermasalah. Jokowi beralasan
masalah sengketa lahan terlepas dari masalah hak
kewarganegaraan. Hal ini sempat di tentang oleh mendagri,
tapi pada akhirnya mendagripun menyerahkan kuasa
sepenuhnya kepada gubernur Jokowi
34. Menaikkan gaji sopir bus Trans Jakarta 3,5 kali dari UMP.
Dengan pergub baru, Jokowi menetapkan gaji sopir Trans
Jakarta menjadi 7,7 Juta
35. Berani menentang World Bank yang dengan pinjamannya,
ingin terlalu mengintervensi program Jakarta Baru dengan
berbagai ketentuan yang menyulitkan dan lebih terkesan
menghambat jalannya program
36. Melawan JICA (Japan International Cooperation Agency),
dengan adanya proyek MRT JICA sengaja menekan pihak
Indonesia khususnya Jakarta dengan berbagai kebijakan dan
aturan-aturan pelaksanaan proyek yang sangat
memberatkan
37. Taman vertikal dikawasan tugu tani untuk menghijaukan
Jakarta

127
38. Jokowi akan memasang 340 bangku taman di Jalan
Sudirman hingga Jalan Medan Merdeka Barat. Ia
mengatakan, dana untuk pemasangan ratusan bangku
taman tersebut bukan bersumber dari APBD DKI,
melainkan melalui program corporate social responsibility
(CSR)
39. Perubahan pesat pada pintu air manggarai yang terkenal
dengan tumpukan sampahnya, sekarang sudah terlihat
bersih
40. Pengembalian PRJ dari kemayoran ke monas sebagai
bentuk perlawanan kepada kapitalisasi oleh Moerdaja Poo
(JIEXPO), setelah Ahok mengetahui bahwa ternyata selama
ini Istilah Pekan Raya Jakarta (Kemayoran) hanya
digunakan untuk ladang mencari keuntungan oleh
Moerdaja Poo tanpa memberi kesempatan kepada UMKM,
karena tarif stand yang tinggi & tidak memberi keuntungan
kepada Pemprov DKI
41. Penghapusan rumah dinas untuk lurah & camat akan dialih
fungsikan untuk kantong-kantong PKL dan RTH
42. Nasionalisasi PALYJA sebagai perusahaan air minum yang
selama ini dikuasai asing
43. Disiapkannya dokter keluarga untuk melayani kesehatan
warga dimasing-masing wilayah, sehingga membantu
mengurangi membludaknya jumlah pasien di puskesmas
44. Disiapkannya rumah sakit apung untuk melayani kesehatan
warga di wilayah jakarta utara & kepulauan seribu

128
45. Pasar murah untuk menekan laju kenaikan harga akibat
kenaikan BBM menjelang bulan puasa, sangat membantu
warga dalam kebutuhan akan sembako
46. Ulang tahun Jakarta menjadi pesta rakyat dengan
menyajikan 16 panggung gratis untuk warga dan benar-
benar menjadi pesta rakyat, dengan membangkitkan
kembali budaya bangsa dalam keberagaman budaya di
Jakarta
47. Pemutaran drama kolosal Ariah dengan harga tiket sebesar
2000 rupiah, sebagai upaya untuk membangkitkan kembali
budaya betawi & kearifan lokal betawi yang selama ini
tergerus oleh budaya asing
48. Pembangunan 300an Tower rusun sebagai fasilitas relokasi
warga bantaran yang rencananya akan dilanjutkan tahun
2014, dengan target lebih dari 1000 tower untuk puluhan
ribu warga rawan banjir dan penerapan program "Move the
People not car"
49. Relokasi warga waduk pluit yang sekian puluh tahun tidak
mampu dilakukan oleh gubernur-gubernur sebelumnya,
kini ditangan Jokowi mereka sudah menyatakan
kesediaannya untuk dipindah dan penyiapan ratusan rusun
sudah berjalan bagi puluhan ribu warga
50. Normalisasi Sungai Pakin yang dilengkapi dengan teater
terbuka dan Fasilitas publik, area pejalan kaki seperti MH
Thamrin, daerah resapan air dan tampungan air hujan, serta
taman kota ditempatkan di kompleks waduk. Disamping

129
itu, juga dijadikan RTH yang sekarang disisi barat waduk
sudah ditanami pohon
51. Rampungnya Rumah deret dikelurahan tanah tinggi Kec.
Joharbaru Jakpus dan siap ditempati warga korban
kebakaran
52. Pengembalian luasan waduk pluit yang sebelumnya
dikuasai oleh para mafia dan oknum pemerintah sampai
lebih dari 20 HA sekarang kembali menjadi 80 HA
53. Dimulainya proyek MRT yang sudah direncanakan selama
puluhan tahun sebagai upaya untuk mengurangi kemacetan
54. Dimulainya Monorel yang juga untuk mengurangi
kemacetan yang di era foke kemarin sempat dihentikan
karena pendanaan yang bermasalah
55. Membangun fasilitas teater terbuka di kawasan waduk pluit
dimana juga sebagai ruang terbuka hijau (RTH) yang
dilengkapi dengan Jogging track dan tempat bermain anak
yang sudah mulai dibangun
56. Pengerukan sungai-sungai di DKI yang dalam semester
awal sudah mencapai 40%. Dibandingkan dengan gub
sebelumnya yang sampai 2 periode tidak jelas prosentasinya
dan bahkan tidak ada pengerukan
57. Normalisasi Kali Ciliwung di Masjid Istiqlal
58. Penambahan Pintu Air Manggarai yang pengerjaannya
membutuhkan waktu 1 tahun. Upaya ini bekerja sama
dengan KOPASSUS untuk mewujudkan kali Ciliwung
bersih

130
59. Peningkatan penerimaan pajak DKI semestar pertama
sebesar 10 trilliun, artinya mengalami kenaik 25% dari
periode sebelumnya
60. Perubahan rute jalur transportasi di pasar senen untuk
mengurai kemacetan dan sekarang sudah mulai
menampakkan hasil
61. Pembersihan lokasi pasar minggu dari PKL yang sudah
menunjukkan hasil
62. Menginstruksikan Dinas Perhubungan untuk membuat
sarana busway ramah pada kaum disabilitas (penyandang
cacat) dan sekarang sudah mulai dilakukan pembenahan
63. Peresmian & beroperasinya Busway koridor 12
64. Mendesak PGN untuk menyuplai BBG yang dioperasikan
portable dalam pemenuhan kebutuhan bahan bakar
Transjakarta
65. Meninggikan separator busway dan mendesak semua aparat
untuk menerapkan disiplin lalulintas dan tidakan tegas
66. Dibukanya akses pelaporan warga di : http: //www .
masukbusway. com kepada para pengguna jalan untuk
melaporkan mobil-mobil pribadi yang masuk jalur busway,
dengan tindakan tegas tersebut sekarang sudah mulai
menampakkan hasil
67. Merampungkan sengketa Mbah Priok sebagai upaya
pengembangan pelabuhan Tanjung Priok yang sudah
puluhan tahun mengendap dan tidak ada penyelesaian.
Bahkan tahun 2010 lalu sudah memakan banyak korban
akibat bentrok masa dan satpol PP. Tetapi, sekarang sudah

131
rampung dan PT. PELINDO II sudah bisa memulai
aktifitas pengembangan sarana pelabuhan
68. Mulai dilakukannya persiapan pembangunan Masjid Raya
terbesar di wilayah Duri Kosambi,Jakarta Barat, yang mana
akan dijadikan masjid terbesar di indonesia melebihi Masjid
Istiqlal
69. Penataan pasar embrio di Kampung Makassar & Renovasi
total Pasar Meruya
70. Transparansi APBD DKI hingga lembar ke-3 yang
dipublikasikan lewat website http://www.jakarta.go.id
/web/apbd yang dapat diakses secara umum oleh masyarakat
71. Pembangunan 8 blok rusun Daan Mogot ground breaking
20/6 dengan dana CSR. Pembangunan rusun Muara Baru
dengan dana CSR sebanyak 960 unit yg terdiri atas 8 tower
yang diharapkan selesai bulan Desember
72. Perubahan PERDA tentang persyaratan Suka Sarana
Kesehatan yang mewajibkan RS swasta menyediakan kelas
3 sebanyak 40% dari sebelumnya 25%, jika ingin
membangun RS baru
73. Pendidikan Psb berdasarkan sistem rayon yang berguna
untuk mengurangi kemacetan. Serta menambah tunjangan
bagi guru Madrasah hingga mencapai Rp 1 juta
74. Pengerukan Kali, Penertiban bangunan liar di Kali
Jelakeng, dan Kali Opak tanpa kekerasan
75. Penertiban PKL di Sunda Kelapa, Penertiban PKL di Kota
Tua. Memberikan tenda dan gerobak gratis, serta
menggunakan seragam, agar tertib

132
76. Mengambil alih Blok A pasar tanah abang ke PD. Pasar jaya
dari PT. PDI yang selama ini merugikan pemprov DKI
hingga ratusan milliar rupiah
77. Membangun jembatan penghubung antara Blok F dan
Blok G pasar tanah abang untuk menghidupkan Blok G
yang selama ini tidak laku karena minimnya akses
78. Relokasi PKL tanah abang ke blok G yang selama ini
dikuasai swasta dan dijual dengan harga yang tinggi,
sekarang dikelola oleh pemprov. Kawasan jalanan tanah
abang yang selama ini macet, karena aktifitas PKL dipaksa
bebas dari pedagang mulai pertengahan Agustus 2013, dan
mendapat dukungan penuh dari PKL, karena sudah ada
jembatan penghubung antara blok F dan blok G, juga
disediakan secara gratis 6 bulan & sistem retribusi yang
sangat meringankan para PKL
79. Disiapkannya Show Room industri kreatif bawah tanah di
kawasan Monas yang akan menjadi Show Room terbesar di
Asia khusus untuk industri kreatif dalam rangka
mewujudkan ekonomi kerakyatan. dll
Dari pemaparan diatas, rakyat sangat mengapresiasi
kinerja Jokowi yang telah banyak membuat terobosan melebihi
janji-janji kampanyenya, hanya dalam hitungan bulan. Kinerja
yang benar-benar untuk rakyat, sangat bisa kita
rasakan, walaupun tak sedikit orang yang berusaha menutup
mata dengan menganggap kinerja Jokowi hanya sebagai
pencitraan, tapi rakyat lebih percaya dengan apa yang mereka
rasakan.

133
Tidak ada salahnya kalau Rakyat berharap agar Jokowi
secepatnya memimpin Negeri ini 2014 nanti, mengingat tidak
memungkinkannya mengkloning Jokowi untuk ditempatkan
ditiap-tiap daerah di Indonesia. Karena, dengan posisi Jokowi
sebagai Presiden, semua pemimpin di semua daerah akan
terpaksa harus mau tidak mau mengikuti gaya kepemimpinan
Jokowi.
Semoga Indonesia akan lahir pemimpin-pemimpin baru
yang benar-benar merakyat dan mampu menghindar dari segala
kepentingan, selain mengutamakan rakyat. Dan semoga negeri
ini akan segera bangkit dari keterpurukan.

Referensi Artikel

Bungin, M., 2008, Konstruksi Sosial Media Massa: Kekuatan


Pengaruh Medi Massa, Iklan Televisi dan Kepurusan
Konsumen serta Kritik terhadp Peter L. Berger dan
Thomas Luckmann: Jakarta, Kencana.
Effenfy, Onong Uchjana, 1986, Hubungan Masyarakat: Suatu
Studi Komunikologis: Bandung, Remadja Karya.
McQuail, Dennis, 1994, Teori Komunikasi Massa: Suatu
Pengantar, edisi kedua, Jakarta: Erlangga
Parmenter, David, 2010, Key Performance Indicators:
Pengembangan, Implementasi, dan Penggunaan KPI
terpilih, Jakarta: Elex Media Komputindo.

134
Piliang, Yasraf Amir, 1998, Sebuah Dunia Yang Dilipat:
Realitas Kebudayaan Menjelang Milenium Ketiga dan
Matinya Posmodernisme: Bandung, Mizan.
Putra, I Gusti Ngurah, 2004, Public Relations Pemerintah:
Tantangan Baru dalam Alam
Demokratis, dalam Koalisi Dominan: Refleksi Kritis atas Peran
dan Fungsi Public Relations dalam Manajemen, editors:
Baik dan Sati: Jakarta, Perhumas.

135
Environmental Leadership
Oleh: Inta Chandra Sari

Jokowi patut menjadi teladan kita semua. Beliau yang


pantas disebut Pemimpin Berwawasan Lingkungan atau
pemimpin yang menerapkan Kepemimpinan berwawasan
lingkungan (Environmental Leadership).

Berdasarkan konteks kesadaran terhadap pengelolaan


lingkungan maka dimunculkannya konsep EIQ (Environmental
Insight Quotient) yang mempunyai makna Kecerdasan Tilikan
atau wawasan mendalam tentang Lingkungan, sehingga untuk
mewujudkan manusia yang amanah dalam pengelolaan
lingkungan maka penajaman EIQ perlu diimplementasikan
terhadap setiap diri manusia, khususnya stakeholder pemegang
kebijakan terhadap lingkungan. Konsep ini merupakan
reengineering dan reinventing kaidah dasar kepemimpinan
yang berwawasan lingkungan. Konsep EIQ ini akan melahirkan
KERJA TUNTAS (aman ekologi atau kehidupan berwawasan
lingkungan atau kebijakan yang tidak meninggalkan masalah
terhadap lingkungan). Pemimpin yang integral dengan

136
lingkungan akan melahirkan kepemimpinan yang seharusnya
berwawasan lingkungan yang legitimate, otoritatif, visible
dengan visi kepemimpinan yang berwawasan lingkungan yang
terukur (Setyono, 2011).

Kepemimpinan berwawasan lingkungan merupakan


sebuah potensi, proses dan prestasi. Setiap generasi pemimpin
pasti mempunyai potensi, namun jika proses menuju
peningkatan nilai EIQ-nya optimum, maka akan mendapatkan
prestasi berupa karakter kepemimpinan yang berwawasan
lingkungan. Pemimpin yang tidak berwawasan lingkungan
akan selalu berfikir apa yang bisa kita dapat sebanyak
banyaknya dari lingkungan, sedangkan pemimpin yang
berwawasan lingkungan akan berfikir apa yang seharusnya
bisa kita lakukan untuk lingkungan. Pemimpin
berwawasan lingkungan tidak akan mengambil sebanyak-
banyaknya sumberdaya alam atas nama peningkatan ekonomi
semata, tetapi mereka akan mengambil seberapa yang cukup
dari sumberdaya alam tersebut untuk kelangsungan hidup
manusia. Pemikiran ini muncul karena keterbatasan
sumberdaya alam yang ada sehinga perlu penggunaan yang
sehemat mungkin.

Menurut Setyono, 2011 bahwa Kategorisasi


kepemimpinan berwawasan lingkungan berdasarkan konsep
pewayangan sebagai implementasi instrumen uji EIQ meliputi:

1) Kepemimpinan Nakulo-Sadewo (Harmonisasi);

137
2) instrumen uji EIQ berupa keefektifan dan nilai
partisipatif terhadap pengelolaan lingkungan

3) Kepemimpinan Kresno-Anoman; instrumen uji EIQ


berupa kemampuan mengelola lingkungan dengan
berpikir lokal namun bertindak global

4) Kepemimpinan Bimo-Kumbokarno; instrumen uji EIQ


berupa kemampuan mengelola sumberdaya dengan jiwa
nasionalismenya, kuat, kepatuhan terhadap hukum dan
jujur serta tidak naif

5) Kepemimpinan Yudhistira-Puntodewo; Instrumen uji


EIQ berupa kedermawanan dalam mengelola dan
memanfaatkan sumberdaya agar dapat memberikan
kontribusi yang nyata terhadap lingkungan secara global.

Kepemimpinan berwawasan lingkungan secara garis besar


dapat diklasifikasikan dalam perannya secara Interpersonal
(figurehead, leader dan liasion) terhadap program-program
lingkungan, Informasional (monitor, diseminator dan
spokesman) terhadap arus dinamika informasi lingkungan
lokal, regional dan global, serta Decision Maker (entepreneur,
disturbance, handler, resource allocator dan negotiator) dalam
mengeluarkan program-program dan peraturan yang
berwawasan lingkungan. Mempunyai ketiga sifat
kepemimpinan seperti itu memang sangat ideal.

138
Jokowi lah orang yang dicari

Melihat gaya kerja Kepemimpinan Jokowi untuk


mengatasi kemacetan Jakarta, Beliau menerapkan prinsip
Kepemimpinan Nakulo-Sadewo, yaitu keefektifan dan
nilai partisipatif terhadap pengelolaan lingkungan. Hal ini dapat
dilihat dari proses sosialisasi atau konsultasi publik pada setiap
program yang akan dilaksanakan, contohnya sosialisasi tentang
pembangunan MRT.
Jokowi menerapkan prinsip Kepemimpinan Kresno-
Anoman, dimana kemampuan mengelola lingkungan dengan
berpikir lokal namun bertindak global. Implementasinya adalah,
Jokowi selalu mengatasi masalah dengan mencari akar
permasalahan yang ada di lapangan. Tidak segan Beliau selalu
turun ke lapangan untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya.
Dari kondisi eksisting, beliau akan membuat kebijakan yang
global yang mampun mengatasi masalah tersebut tanpa
menimbulkan permasalahan baru.
Jokowi menerapkan prinsip Kepemimpinan Bimo-
Kumbokarno yaitu kemampuan mengelola sumberdaya
dengan jiwa nasionalismenya, kuat, kepatuhan terhadap
hokum, jujur serta tidak naif. Hal ini dapat dikutip dari
pernyataan beliau bahwa Merah Putih ada harapan berkibar
kembali dengan rasa hormat dan bermartabat sebagai bangsa.
Beliau sangat cinta tanah air. Jokowi adalah seorang
pemimpin yang konstitusionalis. Artinya beliau taat, mengerti,
dan melaksanakan amanah UUD 1945 dan Pancasila (yang

139
adalah hukum tertinggi dan fondasi Republik ini). Beliau
mampu memimpin bangsa ini kembali kepada UUD 1945 dan
Pancasila.
Tidak hanya itu, prinsip Kepemimpinan Yudistiro -
Punthodewo, juga dilaksanakan oleh Jokowi yaitu berupa
kedermawanan dalam mengelola dan memanfaatkan
sumberdaya agar dapat memberikan kontribusi yang nyata
terhadap lingkungan secara global. Contoh yang diambil sedikit
berbeda, yaitu saat Jokowi masih menjadi Walikota Solo,
Beliau tidak pernah mengambil gajinya sebagai walikota untuk
dimasukkan ke baitul mall untuk kepentingan masyarakat kota
Solo yang membutuhkan.
Jika Jokowi diuji dengan instrumen EIQ sebagai
pemimpin yang berwawasan lingkungan, pastilah Beliau akan
memenuhi syarat, sebab dari prinsip kepemimpinan yang telah
dikemukakan oleh Setyono, 2001, Beliau telah melaksanakan
di setiap langkah kebijakan dan program dalam memimpin baik
sebagai Gubernur Jakarta atau pun Walikota Solo.
Beliau adalah pemimpin yang visioner dan results
oriented, artinya beliau selalu mempunyai terget pembangunan
dan senantiasa mengawal dan memastikan targetnya terealisasi.
Beliau adalah pekerja lapangan dan problem solver. Alasan
beliau mengerti bahwa masalah selalu ada di lapangan bukan di
kantor. Oleh sebab itu, beliau sering terjun ke lapangan untuk
mendengarkan langsung keluh kesah warga, baru kemudian
beliau memetakan masalah. Setelah tahu masalahnya, solusi dan
anggaran langsung dirumuskan dan diputuskan. Alasan kedua,

140
beliau sering kembali ke lapangan untuk mem-follow up,
mengecek dan mengawal progresnya.
Mengutip dari kata-kata Jokowi bahwa dalam
menjalankan amanah
Kerjakan dengan bahasa cinta, karena itu yang
diinginkan setiap orang terhadap dirinya, cinta akan membawa
pertanggunjawaban, masyarakat akan disiplin sendiri jika ia
sudah mengenal bagaimana mencintai dirinya sendiri,
lingkungan dan Tuhan.
Betapa Jokowi sangat peduli dengan keberlanjutan
pembangunan ini. Jika sesuatu telah tertanam pada diri
seseorang suatu kebiasaan baik peduli pada lingkungan maka
lingkungan ini akan terjaga dengan baik dan selalu lestari. Kami
butuh Jokowi Jokowi lain untuk membangun Indonesia
tercinta ini.

141
Referensi Artikel

Setyono, P, Dr., M.Si., 2011. Etika, Moral dan Bunuh Diri


Lingkungan dalam Prespektif Hidrologi, UNS Press,
Surakarta.

http://kolom-biografi.blogspot.com/2012/02/biografi-joko-
widodo-jokowi.html

142
Compare to Tanzania
By Abdalah A.Salum

Environment is a set of natural and manmade systems, in


which man and other organisms live, work and interact.
According to concise Oxford Dictionary 10th Edition,
environment refers to surrounding or conditions in which a
person, animal or plant lives or operates. By environment is
meant those natural things that surround us the essentials to
sustain human life, such as the earth's atmosphere, healthy air
and drinkable water, together with the non-essentials that help
to make life sustainable, such as wild animals or wild places or
human living space.
Environment comprises of three components, biotic,
abiotic and culture components. The biotic components of
environment comprise the living things which are; animal and
plants, the side of abiotic part of environment constitutes of
non - living thing that is natural and manmade features. Natural
things includes land, air, rocks, sunlight, while manmade are
like roads, buildings etc. Also culture side of environment

143
include behavior that influencing the action towards the
environment including feeling responsible or irresponsible.
In other words environment may be defined as the things
that surround anything especially the conditions that surround a
person, animal or plant and affect growth actions, character and
so on. (Website new world Dictionary),
Over the past decade or so, more attention is being paid
all over the world to man's environment on which human
existence depends and the maintenance of which is now
increasingly being considered as essential for mankind. With
the passage of time, mankind is realizing that preserving the
essential ingredients of life and the rich natural diversity of the
planet is indeed worthwhile. Thus, protecting and saving the
environment involves keeping Nature's gifts to mankind as
much as possible, and in as good a condition as practicable.
It is clear that current global, regional and national
environmental conservation and management are aiming
towards overcoming poverty-related problems, diseases, food
insecurity and insufficiency, dirt shelter, unsafe water,
inadequate energy supply and unemployment. Growing
awareness of the general public and individuals advantages of
sound environmental conservation and management forms the
basis for sustaining the resources and environment.
In Tanzania the importance of environment in the
economy it has been explained as of four folds: it provides the
basic resources for virtually all socio-economic activity in the
country; it holds natural habitats, plants and animals that are art

144
of an irreplaceable global heritage, waste receptacle and a
foundation for eventual alleviation of abject poverty. Therefore
in this case it follow that the major thrust of environmental
management is protection of the natural living space of
humankind and integration of environmental scarcity in
making decision on all economic issues and activities (NEP
1997).
After the government of Tanzania realized the danger
facing such resources including clean air, fossil fuels, whales,
hardwoods and endangered species by taking appropriate
measures ranging from policy, legal framework and institutional
arrangement which are conforming to socio-political and
economic system. In collaboration with various stakeholders
the government has put emphasis on promoting, strengthening
and sensitizing communities and individuals participation as a
strategy to invigorate environmental conservation and
management. On emphasis awareness campaign,
environmental education and skills development which
complemented on various issues of environmental conservation
and management were brought. Moreover emphasize for the
environmental conservation and management is to raise the
capacity and ability of the communities and individuals in
sustainable management for own benefits and for the future
generation.
Through this efforts raised public awareness, interests and
actions as resulted more Community Based Organizations
(CBOs) and non-Governmental Organizations (NGOs) has

145
been formed as well as private sector and individuals joining the
process. Furthermore, the government and other collaborating
institutions and agencies such as NGOs / CBOs are
implementing various programs both in rural and urban areas.
The media institutions (radio, TV, press, newspapers) has
played significant role in sensitizing and undertaking various
education programs on environmental issues thereby
cultivating public / private interest, commitment and
awareness on environmental management and conservation
aspects.
Now it is widely accepted that environmental
management is everybodys responsibility. The roles of the
government institutions are to assist local communities to
become aware with own situation and support to become
responsible for own benefits. Important is policy formulation,
setting regulatory and institutional framework and promotion
of education programs.
The local communities as well as business entities has the
responsibilities of planning, implementing programs or projects
that are reflecting the needs and foster efficiency in resource
utilization including reuse, recycling and reduction of waste. In
addition the private sector now participating in different forum
including policy and legal formulation process related with
environmental management.
There are numerous NGOs and CBOs functioning all
over the country such as Tanzania Environmental Society
(TESO), Tanzania Wildlife Conservation Society (TWCS),

146
Centre for Energy, Environment, Science and technology
(CEEST), Malihai Clubs of Tanzania (MCT), Lawyers
Environmental Action Team (LEAT), Journalists
Environmental Association of Tanzania (JET), among the few.

LEADERSHIP

Leadership is defined as the process in which an


individual influences the group of individuals to attain a
common goal. The goal is attained by mutual cooperation and
cohesive behavior. A leader infuses a sense of positivity and
directs others to reach the specified goal.
A leader is someone who stands not only for his cause but
takes responsibility and motivates other individuals also. There
is a clear difference between being a boss and a leader. A leader
is a motivation for others and inspires individuals to aim high
and attain that aim. However a boss only supervises over his
subordinates. Power naturally comes to a leader but that power
is not a tool of leader. Leadership is not a quality but it is an
individuals behavior. A leader showcases a positive attitude and
high self-esteem. He assertively works towards the goal but
never gets pushy for it. A continuous self-study, training,
evaluation and imbibing positive things in life develop the
characteristics of a leader.
2.2. Environmental Leadership
Environmental leaders commonly need to exert influence
across organizational boundaries using personal power. Each
individual has various environments that bring out different

147
facets from their own Identity, and each facet is driven by
emotionally charged perceptions within each environment.
The Environmental Leader creates a platform through
education and awareness where individuals fill each other's
emotional needs and become more conscious of when and how
they affect personal and team emotional gratifications. This is
accomplished by knowing why people "react" to their
environment instead of act intelligently.
In Tanzania government institution, social organization,
political leaders and individual person are committed differently
to the societies be potential ethically environmental concerned
to maintain ecosystem. The aim of this paper is to indorse
leadership behavior and contribution of categorical group but
emphasis will be to individual nonpolitical figure as it comes to
environmental conservation and protection.

3. INSTITUTION

3.1. National Environmental Management Council


(NEMC)

The government of Tanzania has put environment


management activities under leadership of the Vice Presidents
Office to the ministry of environment. The National
Environment Management Council (NEMC) is the
government entity that oversees day to day activities. The main
role of NEMC is to provide advice to the Vice Presidents
Office on all matters pertaining to environmental conservation
and management.

148
The National Environment Management Council
(NEMC) was established by an Act of Parliament no. 19 of
1983 to advise Government in the field of environment. It
serves as a think-tank for the Government, undertakes
environmental information generation, assembly, and
exchange. A number of activities supporting Agenda 21
implementation have been undertaken by NEMC including
pollution prevention and control; environmental education and
public awareness; and natural resource conservation and
management. More specifically, the NEMC has sponsored the
preparation of the national marine contingency plan; the
inventory of destructive activities to the aquatic environment; a
wetlands inventory and management strategy; an inventory of
natural resources and environmental related projects;
environmental impact assessment (EIA) reviews; and the
assessment of community participation in natural resource
management. This is key coordinating agency to
environmental management and protection related activities.

Non-Governmental Organizations (NGOs) and the


Environment
In Tanzania, NGOs have been playing a very important
role in managing the environment and spearheading
development programs. NGOs render technical support to
community-based projects. They are familiar with community
problems, needs, and solutions. They also assist communities in
interpreting laws and regulations.

149
Leading NGOs for Environmental Issues
NGOs Based on Principle function
Tanzania Wildlife Dar es Salaam Awareness creation, Anti-
Conservation Society poaching, Conservation
(TWCS): activities, and General
initiatives.
Malihai Clubs of Arusha, Environmental education,
Tanzania (MCT): Information dissemination, and
Tree planting.
Lawyers' Dar es Salaam Environmental litigation,
Environmental Action Lobbying of environmental
Team (LEAT): laws for enactment
/amendment.
Tanzania Dar es Environmental education and
Environmental Society Saalam, public awareness, Soil
(TESO): conservation, Afforestation,
Sustainable agriculture, Land
use, Watershed management,
Networking, etc.
Journalists Dar es Salaam Dissemination of
Environmental environmental news,
Association of Investigation on environmental
Tanzania (JET): deterioration, etc.
Centre for Energy Dar es Salaam Research and studies,
Environment, Science Consultancies, Energy
and technology development, Environmental
(CEEST) protection, Natural resource
use and Management,
Environmental impact
assessment, etc.

150
The institution explained above play big role in the issues
related to environment individually and collectively in different
ways and matters. Sometime contrary to the government
decision when government leaders acts irresponsible in
environmental concern, there are numbers of case having raised
in differing interest between environment protection and
economic projects.

3.2 Reginald Abraham Mengi; Model Individual


Environmental Leader in Tanzania

As a businessman and entrepreneur


Is the chairman of IPP Limited, in October 1989 Dr.
Mengi left Coopers & Lybrand Tanzania to concentrate his
own businesses. Today his flagship IPP Limited and its
associated companies rank among the largest private companies
in Tanzania. IPP Limited and its associated companies are
engaged in among other things: communication media
including printing (Newspapers), electronics (TV) and Radio,
Manufacturing industries and minings.
Dr. Mengi as Philanthropy is popularly known in charity
giving and assistance to need individual in Tanzania, in
Education, Health, Disabled and other.
In Environmental Commitment
Dr. Mengis initiative in the area of conservation has
included initiating and funding a campaign to reforest Mount
Kilimanjaro in order to reverse the melting of its famous
snowcap due to global warming and deforestation. This

151
campaign which he has been funding since it started in 1987,
has led to plant over twenty four million trees on the slopes of
the mountain. The Bonite Tree Planting Campaign started by
the Chairman of IPP, Dr. Reginald Mengi sometime in 1988.
Through this campaign, over 31,183,793 trees have been
planted during the last ten years in the Kilimanjaro region.
Also as a Chairman of the National Environment
Management Council of Tanzania (NEMC), the NEMC is an
independent body established by law to regulate environmental
matters. Dr. Mengi was appointed by the President of the
United Republic of Tanzania to chair this body for three
consecutive terms of three years each from 1997 to 2006.
During his time he managed to lead industries owners to
engage properly in reducing pollution, when he made by law
KTM industry to suspend from production due to water
pollution from its influent.
Board Director, Leadership for Environment and
Development (LEAD) International. LEAD International is an
initiative established by the Rockefeller Foundation in 1991 for
the purpose of training selected mid-career professionals in
issues related to environment and development. Dr. Mengi was
unanimously elected as a director in May 2000 and remained a
director until he resigned in 2003.
In recognition of his philanthropic achievements and his
unwavering commitment Dr. Mengi has received several
awards for example in environmental commitment including:

152
1. The Environmental Conservation Award Grade One this
medal was given by the People of Tanzania to Dr. Mengi on
9 December 2012 for his tireless efforts and contribution in
environmental protection and conservation.
2. The Environmentalist of the Century Award 2000
Kilimanjaro Region, Dr. Mengi was given this award in
2000 in recognition for his efforts to conserving and
protecting the environment of Mount Kilimanjaro and in
particular his role in the forestation campaign.
3. The East Africa Environmental Network (EAEN)
Environmental Leadership Award Dr. Mengi was awarded
this award for efforts in environmental protection and
conservation.
Who is Reginald Mengi
Reginald Abraham Mengi was born into a poor family in
Northern Tanzania and raised in a mud hut which the family
shared with cows, sheep, goats and chickens. He had one meal
a day and sometimes none at all and walked to school barefoot.
Notwithstanding these circumstances he managed to study
accountancy and articles with Cooper Brothers in the United
Kingdom and after being accepted as a member of the Institute
of Chartered Accountants of England and Wales, he returned
to Tanzania in 1971 and was employed by the accounting firm
of Coopers & Lybrand Tanzania before resigning and
concentrate to his business company, IPP Limited in 1989.

153
Political Leaders and The Environment
Good and sound environmental policies and low has
nothing to do if commitment to implement accordingly is not
taken. Apart of effort made by the government involved
building country understanding and concern on environmental
management, protection and conservation from individual to
nation levels, as shown above. The extensive the aggressive
nature of development and progress had become contrary word
and action of the leaders. For this case the President Kikwete
government leadership had been blame when it comes to
compare the decision made related on the two economic
development and ecosystem conservation according to
accelerating economic projects.
President Kikwetes address on the occasion of the World
Environment Day has raised more than a few eyebrows among
the conservation fraternity, when he was quoted to have said:
If we don't take remedial measures to conserve the
environment, our lives and welfare will be in danger and he
added we are our own worst enemies and God is not to blame
for this as he referred to environmental degradation now
widespread in Tanzania.
The speech prompted a flurry of comments and mails to
the correspondent, which refers in a broader context to the
planned assaults on key bio-diversity hotspots in Tanzania
between the town of Musoma at Lake Victoria to the town of
Tanga on the Indian Ocean. The surprise to readers had shown
how extensive the aggressive nature of development and

154
progress had become centrally to national parks, ecosystems and
forests. Citing examples of economic project with
contradicting nature as includes;
A rail project from Tanga to Musoma, a new harbour
being planned in the middle of the Coelacanth marine national
park, a highway across the most crucial migration routes of the
Serengeti, the Lake Natron soda ash plant, the withdrawals of
the Eastern Arc Mountains from recognition as a World
Heritage Site to make the life of robber barons scheming for
minerals and timber easier to accomplish, plans for Uranium
mining in the Selous and the damning of the Rufiji River at
Stieglers Gorge, affecting a very wide area in the Selous in the
most intensely used tourism zone of the reserve have all been
promoted and aggressively pursued by the government,
considerably lessening the impact of his address on his own
personal commitment to environmental protection.
Controversy then instead of unity behind the common
goal of environmental protection and the sustainable use of
resources, and it comes as no surprise for those in the know of
what is truly happening about conservation in Tanzania in
recent years blacken the effort have made earlier.
Conclusion
As we have seen environment is meant those natural
things that surround us the essentials to sustain human life, such
as the earth's atmo-sphere, healthy air and drinkable water,
together with the non-essentials that help to make life

155
sustainable, such as wild animals or wild places or human living
space.
The government of Tanzania realized the danger facing
such resources including clean air, fossil fuels, whales,
hardwoods and endangered species by taking appropriate
measures ranging from policy, legal framework and institutional
arrangement which are conforming to socio-political and
economic system. Promotion for participation of individual,
community and nongovernmental organization
(NGOs/CBOs), fully in environment conservation and
protection it had shown commitment. But in other hand apart
of the good things it had done the government had been
contradicting its efforts for the extensive the aggressive for
economic development project and that jeopardizing the
national park, ecosystem and forests.
Environmental Leadership is not about changing the
mindset of the group or individual, but in the cultivation of an
environment that brings out the best and inspires the
individuals in that group. It is not the ability to influence others
to do something they are not committed to, but rather to
nurture a culture that motivates and even excites individuals to
do what is required for the benefit of all. It is not carrying
others to the end result, but setting the surrounding for
developing qualities in them so they may carry each other. In
this regards Reginald Mengi appeared as the model in
environment ethics, nonpolitical leader who concerned to

156
acceptable commitment and deserved different awards in
Tanzania and globally.

REFERENCES
National Environmental Policy 1997
Website new world Dictionary
Concise Oxford Dictionary 10th Edition
Reginald Abraham Mengi - Founder and Executive Chairman
of IPP
http://www.youtube.com/watch?v=6a_qkbxeOKw
http://www.kilimanjarotrust.org/regionalaction.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Reginald_Mengi
http://eastafricaspeakers.net/podcast/reginald-mengi-business-
visionary-industrialist-and-philanthropist-overcoming-
fear
http://investing.businessweek.com/research/stocks/people/perso
n.asp?personId=113730723&ticker=HNDI
Institutional Aspects Of Sustainable Development In The
United Republic Of Tanzania
http://www.un.org/esa/agenda21/natlinfo/countr/tanzania/inst.
htm
http://actionnownetwork.com/home/contents/?tag=president-
kikwete
http://wolfganghthome.wordpress.com/2012/06/07/president-
kikwetes-world-environment-day-speech-raises-
eyebrows-over-its-sincerity/#8230

157
EPILOG

Jokowi di Mata Perempuan


Oleh: Ninda Anggita Sari

Perempuan memiliki anugrah dari Tuhan yang lebih peka


terhadap apa yang akan dihadapi termasuk dalam hal memilih
sesosok pemimpin yang mampu menentramkan, baik
pemimpin dalam rumah tangga ataupun sebuah negara. Dalam
penilainannya cukup sederhana yaitu bukti bukan berbagai
janji dalam rencana pembangunan negara. Secara umum
perempuan mendambakan pemimpin yang banyak bertindak
untuk melaksanakan amanahnya dalam rangka memperbaiki,
meningkatkan, menjaga dan melestarikan apapun yang menjadi
milik negara, baik benda mati dan makhluk hidup.
Joko Widodo atau sering dikenal dengan Jokowi
merupakan salah satu pemimpin yang fenomenal saat ini.
Kharismatik yang dia miliki menjadikan daya tarik tersendiri
bagi kaum hawa. Prestasi yang telah diperoleh selama menjabat
sebagai Wali Kota di Solo didukung serta dengan cara khas

158
Jokowi berinteraksi dengan warga menjadi bukti bahwa
Jokowilah yang mampu memperbaiki DKI Jakarta saat ini.

Kharismatik
Kharismat seorang pemimpin terpancar dari perilakunya
dan tidak bisa dibuat-buat. Secara Islam kharismat seorang
pemimpin muncul karena ketaatan seseorang kepada Tuhan,
sederhana dan mengaplikasikan sifat - sifat nabi.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai sifat nabi yang
telah Jokowi terapkan sebagai pemimpin Solo dan DKI Jakarta;

a. Shiddiq (Jujur dan transparan)


Sekarang ini pemerintahan Indonesia mengalami krisis
kepercayaan, banyak kasus korupsi yang menyeret petinggi -
petinggi negara. Hal ini cukup menjadi tanda, bahwa nilai
kejujuran sangat langka di dunia politik dan pemerintahan
Indonesia. Lalu bagaimana dengan Jokowi?
Melihat dari rencana dan hasil Jokowi membangun kota
Surakarta dan Jakarta menjadi lebih baik merupakan bukti
Jokowi adalah orang yang jujur baik ucapan dan tindakan,
maupun dengan dirinya dan masyarakat. Contoh dari kejujuran
kepimpinan Jokowi antara lain;
1. Menepati janji kampanyenya untuk lebih lama berada di
lapangan dan tidak hanya duduk dibelakang meja. Setelah
pelantikan, Jokowi langsung berkeliling untuk melihat
secara langsung permasalahan ditengah-tengah masyarakat,
mulai dari melihat kondisi perkampungan, hingga melihat
langsung kondisi sunga-sungai yang ternyata sangat tidak

159
terurus dengan banyaknya sampah. Jokowipun langsung
memerintahkan dinas PU untuk segera membersihkannya
dengan menambah ekscavator
2. Terwujudnya program membuat city walk, Taman
Balekambang lebih bagus dan layak dijadikan tempat santai
serta rekreyasi masyarakat , dan lainnya.
3. Transparansi APBD DKI hingga lembar ke-3 yang
dipublikasikan lewat website http://www. jakarta.go.id/
web/ apbd
4. Melakukan gebrakan transparansi rapat anggaran yang
disiarkan lewat media youtube, sehingga rakyat dapat
melihat dan mengoreksi besaran anggaran dan
peruntukannya.
Dalam masa jabatan di DKI Jakarta, Jokowi pun
berupaya merealisasikan rencana yang belum dilakukan
oleh pemerintah sebelumnya, dengan tujuan mewujudkan
harapan - harapan warga Jakarta dalam mengatasi macet,
banjir, dan program lainnya.

b. Amanah (Dapat Dipercaya)


Seorang pemipin harus mampu menjalankan amanah dan
tanggung jawab sebuah negara/ wilayah yang dipimpinnya.
Apabila pemimpin tidak mempunyai sifat amanah, pastinya hal
yang terjadi adalah penyalahgunaan jabatan dan wewenang
untuk hal-hal yang tidak baik.
Menurut Jokowi, sebuah jabatan bukanlah jabatan
Menara Penguasa, melainkan beliau menganggap bahwa

160
sebuah jabatan yang telah diberi Allah itu cerminan dari
kepercayaan dari rakyat.
Dalam menjalankan tugasnya Jokowi sangat hati-hati
dalam bertindak. Dengan kearifan lokalnya, jokowi mampu
memimpin Surakarta dan DKI Jakarta. Menjalankan amanah
seorang pemimpin tidak lah mudah, terutama dengan kondisi
Jakarta yang memiliki permasalahan yang complek. Butuh
waktu dan proses agar semua yang diharapkan tercapai. Dan
tentunya amanah terbesar adalah menjadikan warga Jakarta
lebih peduli terrhadap lingkungan, sehingga masalah klasik
Jakarta seperti banjir dapat diatasi dengan teknologi
terbarukan.
Upaya Jokowi dalam menjalankan amanah dalam aspek
sosial-lingkungan anatara lain;
- Memantau warga dengan TNI AD agar tidak
membuang sampah di sungai saat proses pembersihan di
sungai Ciliwung
- Membuat surat edaran agar mall Jakarta menggunakan
kantung plastik
- Kawasan Ruang Terbuka Hijau di Waduk Peluit
sengaja dibangun tanpa pagar, agar masyarakat dapat
mengelola kebersihan lingkungan
- Meminimalisir kemacetan dengan berbagai program
dengan tujuan mengendalikan polusi udara, dan
kenyamanan warga Jakarta

161
Masih banyak lagi upaya Jokowi dalam menjalankan
amanah untuk mengajak menjaga lingkungan, dan berikut ini
kata-kata Jokowi dalam menjalankan amanah
Kerjakan dengan bahasa cinta, karena itu yang
diinginkan setiap orang terhadap dirinya, cinta akan membawa
pertanggungjawaban, masyarakat akan disiplin sendiri jika ia
sudah mengenal bagaimana mencinati dirinya sendiri,
lingkungan dan Tuhan
c. Tabligh (berkomunikasi dan responsif)
Pemimpin harus mampu mendengarkan, menerima saran
dan kritik dari masyarakat. Pemimpin yang diharapkan adalah
pemimpin yang bersedia terjun langsung mendengarkan suara
masyarakat tanpa melihat golongan ataupun jabatan. Dan sosok
inilah yang melekat dalam diri Jokowi, dalam mengatasi
masalah tahap pertama adalah berdialog dengan masyarakat
dengan bahasa sederhana atau apa adanya dan sopan sehingga
jokowi mendapat jawaban dari akar permasalahan. Contohnya
seperti;
- Berdialog dengan warga sekitar waduk Pluit dalam
rangka normalisai waduk. Hasilnya warga bersedia di
relokasi ke tempat yang lebih baik tanpa kekerasan
- Sosialisasi dengan masyarakat mengenai program
pengendalian macet, dimana Jokowi menjelaskan
tentang gaya hidup menggunakan MRT, manfaat
menggunakan MRT, dampak pembangunan MRT
serta anggaran pembagunan, sehingga tidak terjadi
kesalah pahaman dengan warga

162
- Dan upaya Jokowi memantau kenyamanan masyarakat
Jakarta dalam menggunakan angkutan busway dengan
menyediakan situs :http//www.masukbusway.com
untuk melaporkan bila ada mobil mobil pribadi yang
masuk ke jalan busway
Responsif. Pemimpin harus tanggap dan siap melayani
masyarakat. Salah satu sikap Jokowi bersikap tanggap terhadap
masyarakat di saat jebolnya tanggul Latuharhari. Jokowi
langsung terjun ke lapangan dan memandori secara langsung
dibantu pihak TNI, sedangkan dinas PU menyatakan untuk
mengatasi luber air harus menunggu banjir reda.

d. Fathonah (Cerdas)
Berdasarkan dari riwayat pendidikannya, Joko Widodo
terbilang pintar. Saat kecil Jokowi bersekolah di SD Negeri III
Tirtoyoso, Solo. Sekolah tersebut dipinggir kota, dekat
dengan terminal Tirtonadi, Solo. Seusai lulus dari SD, Jokowi
kecil melanjutkan ke SMP favorit yaitu SMP Negeri 1 Solo.
Selanjutnya Jokowi ditampung ke SMA N 6 Solo lalu
meneruskan pendidikan ke salah satu perguruan tinggi
terfavorit di Indonesia, Universitas Gajah Mada.
Disamping itu kecerdasan Jokowi tampak dari sikap tegas
dalam menyusun strategi dan memutuskan suatu kebijakan.
Dalam mewujudkan cita-cita warga Jakarta. Jokowi pun
melibatkan beberapa pihak baik dalam negeri maupun luar
negeri. Akan tetapi jokowi tetap berhati-hati dalam
mengambil keputusan, karena beliau tidak ingin upayanya

163
untuk mewujudkan harapan warga, justru akan menjadi beban
warga dikemudian hari dan menganggu pelaksanaan.
Berikut adalah contoh dari perubahan dan penolakan
Jokowi terhadap dalam rangka perbaikan kota;
a. Sikap tegas Jokowi dalam menghadapi birokrasi yang
berbelit dibuktikan dengan perombakan jajaran dinas di
Pemprov DKI, dengan digantikannya kepala dinas PU
yang tidak bisa mengikuti irama pemerintah pemprov
DKI era Jakarta Baru yang harus cepat, tepat dan
melayani.
b. Berani menentang World Bank yang dengan
pinjamannya, ingin terlalu mengintervensi program
Jakarta Baru dengan berbagai ketentuan yang menyulitkan
dan lebih terkesan menghambat jalannya program.
c. Melawan JICA (Japan International Cooperation Agency)
yang dengan proyek MRT nya sengaja menekan pihak
Indonesia khususnya Jakarta dengan berbagai kebijakan
dan aturan-aturan pelaksanaan proyek yangsangat
memberatkan.
d. Pengembalian PRJ dari kemayoran ke monas sebagai
bentuk perlawanan kepada kapitalisasi oleh Moerdaja Poo
(JIEXPO) setelah Ahok mengetahui bahwa ternyata
selama ini Istilah Pekan Raya Jakarta (Kemayoran) hanya
digunakan untuk ladang mencari keuntungan oleh
Moerdaja Poo tanpa memberi kesempatan kepada
UMKM karena tarif stand yang tinggi & tidak memberi
keuntungan kepada Pemprov DKI

164
e. Mengambil alih Blok A pasar tanah abang ke PD. pasar
jaya dari PT. PDI yang selama ini merugikan pemprov
DKI hingga ratusan milliar rupiah
Dari poin-poin diatas menunjukan, bahwa upaya
pemimpin untuk menjalankan amanah dan tanggung jawab
tidaklah mudah, butuh keberanian, ketegasan, ilmu,
kepedulian terhadap manusia dan lingkungan, serta ketakwaan
kepada Tuhan. Oleh karena itu, dalam mewujudkan kota yang
lebih baik, tidak hanya pemimpin dan pihak-pihak terkait
yang terlibat, tetapi juga masyarakat. Oleh sebab itu, sebaiknya
kita melakukan seoptimal mungkin dalam mengelola dan
melestarikan lingkungan sekitar untuk kebaikan bersama.

Referensi Atikel

Ambarita, Domu D, Dkk. 2012. Jokowi Spirit Bantaran Kali


Anyar.Pt Elex Media Komputindo.Jakarta
Chandra Sari,Inta.2013.Kerja Keras Jokowi Untuk Jakarta
Bebas Macet. Makalah Program Studi Ilmu
Lingkungan.Pasca Sarjana.Universitas Sebelas Maret
Darsikin.2013. Kearifan Lokal Kepemimpinan Jokowi.
Makalah Program Studi Ilmu Lingkungan.Pasca
Sarjana.Universitas Sebelas Maret
Zainuddin,Kh. Muhadi. 2005. Studi Kepemimpinan Islam.
Putra Mediatama. Semarang

165
166
Tentang Penulis
Penulis buku ini adalah para mahasiswa Ilmu Lingkungan:

Abdallah A. Salum Likava. Place of Birth: Newala Mtwara


Tanzania. Job and Place: Education Officer, Kibaha Town
Council. Study at Environmental Postgraduate Program of
Sebelas Maret University, Surakarta.

Andy Saputra Manurung. Banjarmasin, 04 Januari 1987.


Bekerja di Dinas Prindustrian dan Perdagangan Provinsi
Kalimantan Selatan. Mahasiswa di Program S2 Ilmu
Lingkungan Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Darsikin. Tuban, 7 Agustus 1986. Pendidikan S1 Biologi


Unversitas Islam Negeri Yogyakarta. Mahasiswa di Program S2
Ilmu Lingkungan Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Inta Chandra Sari. Grobogan, 4 Juli 1979. Pendidikan di


Direktorat Pengelolaan Air Irigasi, Dirjen Prasarana dan Sarana
Pertanian, kementerian Pertanian. Mahasiswa di Program S2
Ilmu Lingkungan Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Muhammad Azhari. Surakarta, 2 April 1989. Pendidikan S1


Biologi, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga
Yogyakarta. Mahasiswa di Program S2 Ilmu Lingkungan

167
Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Muhammad Ridlo Abdullah. Ponorogo, 14 Maret 1987.


Mahasiswa di Program S2 Ilmu Lingkungan Universitas Sebelas
Maret, Surakarta

Ninda Anggita Sari. Pendidikan S1 Teknik Lingkungan


Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Bekerja di Nature &
Culture Institute.

Nur Kholifah. Brebes, 10 Februari 1991. Pendidikan S1


Biologi Universitas Negeri Yogyakarta. Mahasiswa di Program
S2 Ilmu Lingkungan Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Ronnawan Juniatmoko. Madiun, 7 Juni 1990. Pendidikan


Teknik Sipil Bangunan UNS. Bekerja sebagai pengajar teknik
arsitektur dan pendidikan lingkungan hidup SMK PGRI 1
Mejayan, Caruban-Madiun. Mahasiswa di Program S2 Ilmu
Lingkungan Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Saeful Hidayat. Mahasiswa di Program S2 Ilmu Lingkungan


Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Sri Wahyuning. Solo, 13 September 1972. Bekerja di Lembaga


Pengembangan Teknologi Pedesaan. Mahasiswa di Program S2
Ilmu Lingkungan Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Sri Wahyuni. Tuban, 5 April 1983. Bekerja di Kementerian


Pertanian Ditjen Perkebunan. Mahasiswa di Program S2 Ilmu
Lingkungan Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Tri Nuringsih, ST. Purworejo, 28 September 1978.

168
Pendidikan S1 Teknik Sipil UNS. Bekerja di Direktorat
Pengelolaan Air Irigasi, Direktorat Prasarana dan Sarana
Pertanian, Kementerian Pertanian. Mahasiswa di Program S2
Ilmu Lingkungan Universitas Sebelas Maret, Surakarta

169

Anda mungkin juga menyukai