Jurnal Pengabdian
Hukum Indonesia
Indonesian Journal of
JPHI Legal Community
Engagement
Faculty of Law
Fakultas Hukum
SUSUNAN REDAKSI
EDITORIAL BOARD
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia
Indonesian Journal of Legal Community Engagement
Vol 1(2), Mei 2019
Ketua Redaksi
Editor in Chief
Dr Ali Masyhar SH MH
Universitas Negeri Semarang (UNNES), INDONESIA
Redaktur Harian
Managing Editors
Penyunting Online
Online Editor
Ridwan Arifin SH LLM
Universitas Negeri Semarang (UNNES), INDONESIA
Staff Redaksi
Editorial Staffs
Wahyudin SPd
Rizky Yanda Shagira SPd
Alifah Karamina SE
Jurnal Pengabdian
Hukum Indonesia Indonesian Journal of
JPHI Vol 1 (2), Mei 2019
Legal Community
Engagement
Tentang Jurnal
ISSN (Print): 2654-8305 About Journal
ISSN (Online): 2654-8313
Ju r n a l Pe n g a b d i a n H u k u m I n d o n e s i a
(Indonesian Journal of Legal Community
Engagement) JPHI merupakan peer reviewed
journal yang menerbitkan artikel-artikeel hasil
pengabdian kepada masyarakat, utamanya
pengabdian dalam bidang hukum. JPHI
diterbitkan oleh Fakultas Hukum Universitas
DAFTAR ISI, Table of Content Negeri Semarang (UNNES), Indonesia, Semi-
Tahunan (dua kali dalam satu tahun). JPHI
merupakan jurnal ilmiah yang memiliki
perhatian pada upaya diseminasi hasil
ARTIKEL pengabdian masyarakat dan wadah diskusi
metode-metode dan teknik terkini dalam
penguatan masyarakat dalam pendekatan
Penanaman Nilai Bertoleransi dalam Kehidupan Kebebasan Beragama Bagi Siswa Sekolah Menengah bidang hukum. JPHI terbit dalam Bahasa
Kejuruan (SMK ), Pujiono, Rini Fidiyani, Laga Sugiarto, M. Shidqon Prabowo ..........................................101-122 Indonesia dan Inggris, baik cetak maupun
online. Fokus dan Ruang Lingkup Jurnal
Pengabdian Hukum Indonesia (Indonesian
Permodalan Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Kabupaten Batang, Dewi Sulistianingsih,
Journal of Legal Community Engagement)
Pujiono, Yuli Prsetyo Adhi................................................................................................................................................... 123-133 JPHI fokus pada semua isu-isu hukum dalam
pengabdian dan penguatan kepada masyarakat.
Penguatan Kapasitas Ekonomi dan Sosial Kelompok Masyarakat Sebagai Upaya Meningkatkan Topik yang dikaji adalah, namun tidak terbatasa
Kesejahteraan Keluarga dan Ketahanan Sosial, Saru Arifin, Rahayu Fery Anitasari, Laga Sugiarto, pada, Hukum dan Penguatan Masyarakat,
Hukum dan Masyarakat, Layanan Hukum, dan
Riska Alkadri..................................................................................................................................................................................134-151
Bantuan Hukum.
Pemahaman Syarat dan Cara Membuat Akte Otentik Hibah (Upaya Preventif Meminimalisir Sengketa Hibah),
Dian Latifiani................................................................................................................................................................................ 152-157 Ju r n a l Pe n g a b d i a n H u k u m I n d o n e s i a
Penguatan Kapasitas Hukum Bagi Orang Tua Siswa dan Guru di Desa Kalisegoro Semarang dalam (Indonesian Journal of Legal Community
Rangka Peningkatan Kesadaran Tanggungjawab Pendidikan Bersama (Sebuah Pengabdian Engagement) JPHI in a peer reviewed journal
that publishes article from the result of
Pendekatan Hak Asasi Manusia, Ridwan Arifin, Anis Widyawati, Rasdi, Sonny Saptoajie Wicaksono,
community engagement especially in law
Muhammad Azil Maskur ....................................................................................................................................................... 158-171 community engagement. JPHI published by
Faculty of Law Universitas Negeri Semarang
Pelatihan dan Pendampingan Pendaftaran Kekayaan Intelektual Secara Online Bagi Pelaku (UNNES), Indonesia, semi-annually (two times
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), Rindia Fanny Kusumaningtyas, Rahayu Fery Anitasari...........172-177 a year). JPHI as a scientific law journal concerns
on disseminating of community engagement
results, and discussing some contemporary
Peran Khutbah Jum’at dalam Mengantisipasi Radikalisme Beragama, Ali Masyhar, Rasdi, methods and techniques on empowering
Fendi Setyo Harmoko ..............................................................................................................................................................178-183 community in law approach. JPHI published
articles both Bahasa Indonesia and English, in
Pengembangan Potensi Kelompok Usaha Bersama Nelayan Berwawasan Konservasi dan Hukum di
online and print version. Focus and Scope
Ju r n a l Pe n g a b d i a n H u k u m I n d o n e s i a
Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara, Martitah, Duhita Driyah Suprapti ......................................................184-192 (Indonesian Journal of Legal Community
Engagement) JPHI focuses on any law issues on
Model Penguatan Kelembagaan Organisasi Mahasiswa Magister Ilmu Hukum di community engagement. The topic are, but not
Universitas Negeri Semarang, Sudijono Sastroatmodjo, Dani Muhtada, Ayon Diniyanto .................... 193-204 limited to, Law and Community
Empowerment, Law and Society, Legal
Services, and Legal Aid.
Jurnal Pengabdian
Hukum Indonesia Indonesian Journal of
JPHI Legal Community
Engagement
Vol 1 (2), Mei 2019
Ÿ Tulisan merupakan naskah asli yang belum kurangnya menggunakan 60% sumber
pernah diterbitkan di media manapun baik utama (artikel jurnal ilmiah).
cetak maupun online, dan juga tidak sedang Ÿ Bagian Tinjauan Pustaka tidak menjadi
dalam pertimbangan penerbitan dalam bagian tersendiri, melainkan bagian ini
publikasi tertentu menyatu di bagian isi naskah.
Ÿ Naskah artikel merupakan hasil kegiatan Ÿ Naskah dikirim melalui sistem online di
Pengabdian kepada Masyarakat Bidang laman resmi jurnal kami:
Hukum, berkisar antara 10 - 20 halaman A4, https://journal.unnes.ac.id/sju/index.ph
Spasi 1 (tunggal), margin normal, diketik p/JPHI/index
dengan huruf Callisto MT, besar huruf 12pt, Ÿ setiap calon penulis harus melakukan
baik dalam Bahasa Indonesia maupun registrasi di laman tersebut dengan mengisi
Bahasa Inggris. biodata sesuai dengan kolom tersedia.
Ÿ Struktur naskah/bagian naskah sebagai Ÿ Naskah ada di-review dengan menggunakan
berikut: Bagian Kepala Naskah: (1) Judul double blind peer-reviewed sejak naskah
Naskah (jelas dan tidak menimbulkan tafsir diajukan, dan akan diberitahukan tentang
ganda); (2) Nama Penulis (ditulis tanpa gelar hasil review selambat-lambatnya 3 (tiga))
akademik); (3) Asal instansi penulis; (4) bulan sejak naskah diajukan.
Alamat instansi penulis; (5) email penulis. Ÿ Naskah yang telah di-review akan
Bagian Inti Naskah: (1) Abstrak (terdiri dari mendapatkan informasi apakah: (1) Ditolak;
250-300 kata, baik dalam Bahasa Indonesia (2) Diterima tanpa perbaikan; (3) Diterima
maupun Bahasa Inggris); (2) Kata kunci dengan perbaikan kecil (minor revision);
(terdiri dari 2-5 kata kunci, dipisahkan oleh Diterima dengan perbaikan besar (mayor
tanda titik koma (;), dan tiap kata diawali revision).
huruf kapital); (3) Pendahuluan, (4) Luaran Ÿ Jur nal kami menggunakan sistem
(ber upa hasil kegiatan); (5) Metode pengecekan plagiasi menggunakan aplikasi
Pelaksanaan (berisikan cara-cara dalam Turnitin, dan diharapkan setiap naskah yang
melaksanakan kegiatan pengabdian); (6) diajukan tingkat kemiripannya tidak lebih
Hasil Kegiatan dan Pembahasan; (7) dari 15%.
Kesimpulan; (8) Saran; (9) Ucapan Ÿ Disarankan penulis menggunakan aplikasi
Terimakasih (jika ada); (10 Daftar Pustaka Mendeley sebagai penulisan perujukan
(menggunakan model APA Style). referensi
Ÿ Perujukan menggunakan Bodynote. Footnote Ÿ Jurnal kami menggunakan sistem atribusi
digunakan hanya untuk menjelaskan suatu Creative Commons Attribution-ShareAlike
terminologi, istilah, atau kegitan tertentu. 4.0 International License
Penggunaan referensi ilmiah sekurang-
PENGANTAR EDITORIAL JURNAL PENGABDIAN HUKUM INDONESIA
(JPHI)
Artikel
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia
Penanaman Nilai Bertoleransi dalam (Indonesian Journal of Legal Community
Engagement) JPHI, 01(2) (2019):101-122
© Pujiono, Rini Fidiyani, Laga Sugiarto, M.
Kehidupan Kebebasan Beragama Shidqon Prabowo
This work is licensed under a Creative
Commons Attribution-ShareAlike
Abstrak
Indonesia memiliki keberagamaan Agama yang dianut oleh warganegaranya.
Keberagaman Agama yang ada membutuhkan pemahaman toleransi guna
menghindari terjadinya konflik. Pemahaman toleransi ini sangat perlu untuk
ditanamkan pada generasi muda. Penanaman toleransi dilakukan melalui jalur
pendidikan, dengan menggunkan model yang interaktif dan edukatif dengan
penyebarluasan informasi mengenai toleransi kebebasan beragama. Oleh karena itu,
kegiatan pengabdian dilakukan pada siswa SMK sebagai salah satu sasaran dalam
menanamkan nilai-nilai toleransi. Kegiatan ini bertujuan mencegah terjadinya
konflik-konflik keagamaan dalam kehidupan beragama.
lanjutan mengenai teknis pengembangan pemasaran, pengemasan dagangan dan
pengembangan interes masyarakat sasaran secara rill melalui metode workshop.
Kata kunci:
Kapasistas Ekonomi, Kapasitas Sosial, Nilai Ekonomis, Tradisional, Modern
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Pujiono,dkk, Penanaman Nilai Bertoleransi,... 102
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Pujiono,dkk, Penanaman Nilai Bertoleransi,... 103
28 J UUD NRI Tahun 1945 menyatakan manusia sekarang menjadi lebih tidak
bahwa setiap orang wajib menghormati bebas.
HAM orang lain dalam menjalankan Pelaksanaan Hak Kebebasan
hak dan kebebasannya beragama dengan Beragama dan Beribadah di Indonesia
dibatasi tidak bertentangan dengan menurut H. M. Amin Abdullah,
undang-undang, moral, nilai-nilai setidaknya ada tiga pemasalahan.
agama, kemanan, ketertiban dan Pertama, Permasalahan perundang‐
kesusilaan. undangan.Kedua, peran aparat negara
Bertens (Bertens, 1997: 92-94) dalam penegakan hukum.Ketiga,
menyebutkan ”kebebasan” merupakan pemahaman tentang negara‐bangsa
hal yang dapat dirasakan tetapi sulit (nation‐states) oleh masyarakat atau
dijawab bila ditanyakan apa yang warga negara penganut agama‐agama,
dimaksud atau apa definisi dari pemangku adat dan anggota ras atau
kebebasan tersebut. Dalam konteks etnis.Ketiganya saling berkaitan yang
pengetahui ilmiah-empiris dikatakan tidak bisa dipisahkan antara yang satu
bahwa membuktikan adanya kebebasan dan lainnya (Amin, 2011: 16). Tiga
merupakan hal yang tidak mungkin. kelemahan itu yang dapat
Dalam hidup manusia, kebebasan memunculkan persoalan-persoalan
merupakan suatu realitas yang dalam konflik beragama. Timbulnya
kompleks. berbagai konflik agama yang terjadi
Dister (Nico, 1988: 40-46) belakangan ini, sangat merongrong
menyatakan ”kebebasan” dimaknai kebebasan beragama.
secara berbeda-beda dan bahkan ketika Beberapa contoh konflik terjadi
kita menunjuk pada satu peristiwa yang didaerah seperti: Sungai Rumbai
sama. Selanjutnya Dister mengatakan Kabupaten Dhamasraya (1995), Padang
bahwa bila kata ” bebas” hanya (Pertengahan 1996- 1997), Padang (2004-
mempunyai satu arti saja maka tentu 2005), Solok dan Pesisir Selatan
saja apa yang dimaksud Acton dan (Pertengahan 2005), Pasar Usang
Roesseau merupakan hal yang Kabupaten Padang Pariaman (2007),
bertentangan. Acton mengatakan bahwa dan Pasaman (2009) (Sudarto, 2011: 1).
manusia sekarang menjadi lebih bebas Hak atas kebebasan beragama dan
sedangkan Roesseau mengatakan berkeyakinan adalah hak untuk
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Pujiono,dkk, Penanaman Nilai Bertoleransi,... 104
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Pujiono,dkk, Penanaman Nilai Bertoleransi,... 105
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Pujiono,dkk, Penanaman Nilai Bertoleransi,... 106
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Pujiono,dkk, Penanaman Nilai Bertoleransi,... 107
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Pujiono,dkk, Penanaman Nilai Bertoleransi,... 108
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Pujiono,dkk, Penanaman Nilai Bertoleransi,... 109
Kristen
Protesta
n Injil
3 Agama 27 87,10 % 3 9,68 % 1 3,22 % 31 100%
Katholik
4 Agama 16 51,61 % 13 41,94 2 6,45 % 31 100%
Hindu %
5 Agama 17 54,84 14 45,16 0 0% 31 100 %
Budha % %
6 Agama 30 96,77 1 3,23 % 0 0% 31 100 %
Konghuc %
hu
Sumber : diolah dari hasil angket kegiatan pengabdian
3) Penyebutan Nama Tempat sebesar 93,55% dengan 2 (dua)
Ibadah orang siswa menjawab salah atau
Pada angket ini, para peserta 6,45 %. Selanjutnya penyebutan
kegiatan pengabdian diminta tempat ibadah bagi orang yang
menyebutkan nama tempat beragama Katholik dengan
ibadah dari masing-masing sebutan Katederal, sebanayak 12
agama yang diakui oleh (dua belas ) siswa menjawab
pemerintah Indonesia. secara benar atau 38,71 % dengan
Berdasarkan hasil angket 18 (delapan belas ) siswa
diperoleh data dan informasi menjawab secara salah atau
sebagai berikut : sebesar 58,06 % dan seorang
Untik penyebutkan tempat siswa tidak memberikan jawaban
ibadah orang yang beragama atau 3,23 %. Untuk penyebutan
Islam, yaitu Masjid seluruh tempat ibadah bagi pemeluk
perserta pengabdian sebnayak 31 agama Hindu yang biasa disebut
(tiga puluh satu) siswa Pura, sebanyak 22 (dua puluh
menybutkan secara benar atau dua) siswa menjawab dengan
100 % benar. Sedangkan benar atau sebesar 70,97 %
penyebutkan untuk tempat dengan 8 (delapan) siswa
ibadah untuk orang yang menjawab salah atau sebesar
beragama Kristen, sebanyak 29 25,80 % serta satu orang siswa
(dua puluh Sembilan) siswa tidak memberikan jawaban atau
menjawab dengan benar aau sebesar 3,23 %. Sedangkan
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Pujiono,dkk, Penanaman Nilai Bertoleransi,... 110
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Pujiono,dkk, Penanaman Nilai Bertoleransi,... 111
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Pujiono,dkk, Penanaman Nilai Bertoleransi,... 112
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Pujiono,dkk, Penanaman Nilai Bertoleransi,... 113
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Pujiono,dkk, Penanaman Nilai Bertoleransi,... 114
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Pujiono,dkk, Penanaman Nilai Bertoleransi,... 115
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Pujiono,dkk, Penanaman Nilai Bertoleransi,... 116
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Pujiono,dkk, Penanaman Nilai Bertoleransi,... 117
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Pujiono,dkk, Penanaman Nilai Bertoleransi,... 118
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Pujiono,dkk, Penanaman Nilai Bertoleransi,... 119
tidak hanya timbul sikap saling tolong perlu untuk diterapkan dengan baik
menolong, melainkan juga sikap saling dan tepat.
menghormati dan saling menghargai Secara khusus istilah “model”
dalam aktivitasperekonomian dan diartikan sebagai kerangka konseptual
peribadatan.Kedua, toleransi dalam yang digunakan sebagai pedoman
aspek budaya. Penduduk Palembang dalam melakukan sesuatu kegiatan.
merupakan etnis melayu dan Model juga diartikan sebagai barang
menggunakan bahasa melayu yang atau benda tiruan dari benda yang
telah disesuaikan dengan dialek sesungguhnya, seperti globe adalah
setempat yang kini dikenal sebagai model dari bumi tempat kita hidup.
bahasa Palembang. Namun para Istilah model digunakan untuk
pendatang seringkali menggunakan menunjukkan pengertian yang
bahasa daerahnya. Hal ini pun terjadi pertama sebagai kerangka konseptual.
di daerah-daerah lain di Indonesia, Atas dasar pemikiran tersebut, maka
seperti di daerah Kalimantan. Tragedi yang dimaksud dengan model
yang terjadi di Poso juga menjadi pembelajaran adalah kerangka
catatan sejarah yang buruk bagi konseptual yang melukiskan prosedur
Indonesia karena kegagalan yang sistematis dalam
masyarakat Indonesia memahami arti mengorganisasikan pengalaman
penting toleransi. belajar untuk mencapai tujuan belajar
Siswa merupakan anak bangsa tertentu, dan berfungsi sebagai
dan penerus bangsa yang harus dibina pedoman bagi para perancang
dan di berikan pembelajaran akan arti pembelajaran dan para pengajar dalam
penting nilai toleransi. Siswa merencanakan dan melaksanakan
merupakan sosok yang akan dididik aktivitas pembelajaran (Udin, 2001: 3).
untuk menjadi terpelajar dan KESIMPULAN
pembelajaran yang baik akan dapat Penyebab terjadinya
mencegah terjadinya tragedi-tragedi persengketaan dalam implementasi
atau konflik agama di Indonesia. toleransi kebebasan beragama
Model pembelajaran untuk dikalangan siswa, yaitu: (1)
meningkatkan kesadaran siswa akan pemahaman yang kurang pada siswa
arti penting kebebasan beragama, akan arti penting nilai toleransi
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Pujiono,dkk, Penanaman Nilai Bertoleransi,... 120
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Pujiono,dkk, Penanaman Nilai Bertoleransi,... 121
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Pujiono,dkk, Penanaman Nilai Bertoleransi,... 122
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Dewi Sulistianingsih, Pujiono, Yuli Prasetyo Adhi, Permodalan Bagi Usaha Mikro, Kecil…. 123
Artikel
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia
Permodalan Bagi Usaha Mikro, (Indonesian Journal of Legal Community
Engagement) JPHI, 01(2) (2019):123-133
Abstrak
UMKM merupakan unit usaha kecil dan meneengah yang dilakukan oleh
masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. UMKM memiliki
peranan menggerakkan perekonomian suatu daerah dengan menyerap tenaga kerja
dan meningkatkan pendapatan bagi masyarakat setempat. Peranan yang cukup besar
mengalami banyak kendala bagi UMKm untuk memajukan dan mengembangkan
usahanya menjadi lebih baik. Pengembangan UMKM memiliki karakteristik yang
berbeda dengan industri besar, diantaranya yaitu dari segi permodalan. UMKM
mengembangkan usahanya dengan modal usaha yang relatif kecil dibandingkan
dengan industri besar. Penggunaan teknologi yang relatif tidak tinggal
mengakibatkan UMKM tidak membutuhkan modal yang sangat besar untuk
mengadakan penggunaan teknologi tinggi. Kebutuhan akan permodalan tetap
menjadi bahan pertimbangan UMKM untuk mengembangkan usahanya menjadi
lebih baik meskipun UMKM tidak membutuhkan modal yang sangat besar
dibandingkan dengan industri besar. Kebutuhan UMKM akan permodalan
mengalami banyak kendala diantaranya akses dan informasi yang sangat minim
terhadap perbankan untuk mendapatkan fasilitas kredit, kesulitan memenuhi
persyaratan agunan untuk mendapatkan fasilitas kredit, kemampuan untuk
mengembalikan pinjaman, dll.
Korespondesi Penulis
Kata kunci:
Fakultas Hukum UNNES, Kampus UNNES
Perbankan; Usaha Mikro; Usaha Kecil;
Sekaran, Gunungpati, Semarang.
Usaha Menengah Surel
dewisulistianingsih21@mail.unnes.ac.id
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Dewi Sulistianingsih, Pujiono, Yuli Prasetyo Adhi, Permodalan Bagi Usaha Mikro, Kecil…. 124
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Dewi Sulistianingsih, Pujiono, Yuli Prasetyo Adhi, Permodalan Bagi Usaha Mikro, Kecil…. 125
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Dewi Sulistianingsih, Pujiono, Yuli Prasetyo Adhi, Permodalan Bagi Usaha Mikro, Kecil…. 126
usaha bagi para pelaku usaha; (2) banyak dari para pengusaha UMKM di
Meningkatkan kesadaran masyarakat Kabupaten Batang menggunakan
untuk memanfaatkan lembaga lembaga non bank untuk mendapatkan
perbankan; (3) Memberikan informasi fasilitas kredit. Penggunaan lembaga
mengenai produk-produk perbankan non bank dengan bunga yang tinggi dan
yang dapat dimafaatkan oleh para ketersediaan dana yang relatif tidak
pelaku usaha; (4) Memberikan besar.
informasi tentang persyaratan dan Dari hasil pengamatan yang
prosedur memperoleh kredit dari dilakukan oleh tim pengabdian
perbankan. menunjukan bahwa para pelaku usaha
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Dewi Sulistianingsih, Pujiono, Yuli Prasetyo Adhi, Permodalan Bagi Usaha Mikro, Kecil…. 127
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Dewi Sulistianingsih, Pujiono, Yuli Prasetyo Adhi, Permodalan Bagi Usaha Mikro, Kecil…. 128
dari total angkatan kerja yang bekerja. UMKM mendorong penyebaran risiko,
Ketiga, kontribusi UMKM dalam karena penyaluran kredit kepada usaha
pembentukan PDB cukup signifikan kecil dengan nilai nominal kredit yang
yakni sebesar 55,3% dari total PDB (Sri, kecil memungkinkan bank untuk
2004: 2). memperbanyak jumlah nasabahnya,
Tantangan bagi UMKM untuk sehingga pemberian kredit tidak
tetap mampu bertahan dan berkembang terkonsentrasi pada satu kelompok atau
dengan segala keterbatasan dan sektor usaha tertentu. Ketiga, kredit
kemampuannya. UMKM memiliki UMKM dengan jumlah nasabah yang
banyak kendala dan hambatan untuk relatif lebih banyak akan dapat
dapat berkembang atau bahkan untuk mendiversifikasi portofolio kredit dan
dapat “survive”. Salah satu kendala menyebarkan risiko penyaluran kredit.
yang dihadapi oleh UMKM yaitu Keempat, suku bunga kredit pada
permasalahan permodalan dalam tingkat bunga pasar bagi usaha kecil
melakukan pengembangan UMKM bukan merupakan masalah utama,
tersebut. Upaya yang dapat dilakukan sehingga memungkinkan bank-bank
untuk mengatasi kendala tersebut maka memperoleh pendapatan bunga yang
pemberian fasilitas kredit bagi UMKM memadai. Pengalaman selama ini
merupakan suatu hal yang “urgent”. menunjukkan bahwa ketersediaan dana
Dari sudut perbankan, pemberian pada saat yang tepat, dalam jumlah yang
kredit kepada UMKM menguntungkan tepat, sasaran yang tepat dan dengan
bagi bank yang bersangkutan. Pertama, prosedur yang sederhana lebih penting
tingkat kemacetannya relatif kecil. Hal dari pada bunga murah maupun subsidi
ini terutama disebabkan oleh tingkat (Sri, 2004: 3).
kepatuhan nasabah usaha kecil yang Pemberdayaan UKMK merupakan
lebih tinggi dibandingkan nasabah perlakuan yang diberikan terhadap
usaha besar. Non Performing Loans UKMK yang tidak berdaya supaya
(NPLs) kredit UMKM pada triwulan II menjadi berdaya dalam arti
2004 hanya sebesar 4,4% dan relatif menghilangkan atau paling tidak
lebih kecil bila dibandingkan dengan mengurangi kelemahannya serta
NPLs total kredit perbankan sebesar mengaktualkan potensi dan
6,2%. Kedua, pemberian kredit kepada memanfaatkan peluangnya. UMKM
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Dewi Sulistianingsih, Pujiono, Yuli Prasetyo Adhi, Permodalan Bagi Usaha Mikro, Kecil…. 129
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Dewi Sulistianingsih, Pujiono, Yuli Prasetyo Adhi, Permodalan Bagi Usaha Mikro, Kecil…. 130
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Dewi Sulistianingsih, Pujiono, Yuli Prasetyo Adhi, Permodalan Bagi Usaha Mikro, Kecil…. 131
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Dewi Sulistianingsih, Pujiono, Yuli Prasetyo Adhi, Permodalan Bagi Usaha Mikro, Kecil…. 132
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Dewi Sulistianingsih, Pujiono, Yuli Prasetyo Adhi, Permodalan Bagi Usaha Mikro, Kecil…. 133
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia (Indonesian Journal of Legal 134
Community Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 134-151
Artikel
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia
PENGUATAN KAPASITAS EKONOMI DAN (Indonesian Journal of Legal Community
Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 134-151
SOSIAL KELOMPOK MASYARAKAT © Saru Arifin, Rahayu F. A., Laga Sugiarto,
Riska Alkadri
SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN This work is licensed under a Creative
Commons Attribution-ShareAlike
4.0International License.
KESEJAHTERAAN KELUARGA DAN ISSN Print 2654-8305
ISSN Online 2654-8313
KETAHANAN SOSIAL https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Abstrak
Fokus kegiatan pengabdian ini adalah memberikan penyuluhan (transfer of
knowledge) mengenai bagaimana masyarakat sasaran dalam hal ini kelompok
masyarakat (RT, karangtaruna, PKK dan Dawis) di lingkungan Ampelgading
Timur II, Kalisegoro, mampu menggali dan mengkreasikan potensi sumberdaya
ekonomi yang dimilikinya, sehingga bisa memiliki nilai tambah secara ekonomis.
Selain itu, perubahan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat yang terjadi pada
masyarakat sasaran, menyebabkan mereka pada fase masyarakat transisi menuju
masyarakat urban atau perkotaan. Pengabdian ini menggunakan dua pendekatan
dalam mengatasi masalah yang dihadapi oleh kelompok masyarakat, yakni
membuka wawasan (transfer of knowledge) tentang bagaimana membaca peluang
ekonomi yang dimiliki dan sekaligus bagaimana melakukan adaptasi atas perubahan
sosial yang terjadi dewasa ini. Hasil pengabdian ini menunjukkan bahwa masyarakat
sasaran memiliki potensi ekonomi agraris yang berasal dari perkebaunan yang
mereka miliki berupa buah-buahan dan sayuran yang selama ini dijual secara
tradisional baik di tempat maupun ke pasar-pasar tradisional di perkotaan. Hanya
saja kemampuan untuk ‘presentasi dagangan’ masih bersifat tradisional juga, belum
bisa melakukannya secara modern yang bernilai jual yang selevel dengan yang ada di
pasar ritel modern. Selain itu, dari sisi Sumber Daya Manusia, masyarakat sasaran
memiliki banyak remaja lulusan Sekolah Menengah yang masih menganggur dan
tidak bisa menyalurkan bakat atau potensi yang dimilikinya. Model jualan produk
perkebunan yang secara turun-temurun dilakukan oleh orang tua mereka, tidak
cukup menarik bagi mereka untuk meneruskannya, karena tidak menarik, identik
dengan murah dan perlu tenaga yang
memadai. Berdasarkan temuan ini, Korespondesi Penulis
Fakultas Hukum UNNES, Sekaran,
maka perlu dilakukan pengabdian
Gunungpati, Semarang, 50229
lanjutan mengenai teknis Surel
pengembangan pemasaran, pengemasan saruarifin@mail.unnes.ac.id
dagangan dan pengembangan interes
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia (Indonesian Journal of Legal 135
Community Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 134-151
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
137
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
136
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia (Indonesian Journal of Legal
Community Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 134-151
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
137
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia (Indonesian Journal of Legal
Community Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 134-151
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
138
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia (Indonesian Journal of Legal
Community Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 134-151
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
139
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia (Indonesian Journal of Legal
Community Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 134-151
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
140
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia (Indonesian Journal of Legal
Community Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 134-151
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
141
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia (Indonesian Journal of Legal
Community Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 134-151
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
142
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia (Indonesian Journal of Legal
Community Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 134-151
menjadi penggerak sosial dalam proses dengan gagasan 10 program PKK yang
pembangunan yang ada meliputi Penghayatan dan
didesa/kelurahan karena mereka Pengamalan Pancasila, Gotong
memiliki pengaruh yang cukup besar Royong, Pangan, Sandang, Perumahan
dikangan anak muda. dan Tatalaksana Rumah Tangga,
Aspek sosial budaya yang Pendidikan dan Ketrampilan,
dimiliki Rukun Warga dan Rukun Kesehatan, Pengembangan Kehidupan
Tetangga sebagai Lembaga Berkoperasi, Kelestarian Lingkungan
Kemasyarakatan adalah sebagai Hidup, dan Perencanaan Sehat. Dari
bentuk pelayanan masyarakat desa 10 program PKK ini lah diharapkan
dan kelurahan, untuk memelihara dapat menyejahterakan masyarakat di
kerukunan warga, untuk memelihara sekitarnya, terutama perempuan, baik
dan melestarikan nilai-nilai serta yang belum berkeluarga maupun yang
norma-norma kehidupan masyarakat sudah berkeluarga.
yang berdasarkan kegotong-royongan Berdasarkan paparan yang sudah
dan kekeluargaan, serta sebagai disampikan di atas, dapat dilihat
penghimpun seluruh potensi swadaya bahwa aspek sosial budaya dan politik
masyarakat dalam usaha menjadi sebuah instrument dalam
meningkatkan kesejahteraan warga peningkatan partisipasi aktif
sebagai salah satu bentuk partisipasi masyarakat dalam proses
masyarakat dalam pembangunan yang pembangunan, setiap lembaga
ada di wilayahnya. Aspek sosial masyarakat memiliki peran dan
budaya yang dimiliki Karang Taruna konsentrasi terhadap objeknya
adalah sebagai penanggulangan masing-masing. Seperti PKK, lembaga
berbagai masalah kesejahteraan sosial ini lebih banyak anggotanya adalah
terutama yang dihadapi generasi perempuan sehingga diharap lembaga
muda, baik bersifat preventif dan ini lebih banyak menedorong
rehabilitatif. Sehingga kesejahteraan perempuan dalam keterlibatan aktif
masyarakat desa dan kelurhan dapat dalam proses perumusan kebijakan
meningkat. Sedangkan Pembinaan yang akan melahirkan perencana
Kesejahteraan Keluarga memiliki pembangunan didesa/kelurahan yang
aspek sosial budaya yang terkenal pada akhirnya akan membawa
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
143
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia (Indonesian Journal of Legal
Community Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 134-151
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
144
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia (Indonesian Journal of Legal
Community Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 134-151
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
145
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia (Indonesian Journal of Legal
Community Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 134-151
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
146
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia (Indonesian Journal of Legal
Community Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 134-151
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
147
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia (Indonesian Journal of Legal
Community Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 134-151
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
148
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia (Indonesian Journal of Legal
Community Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 134-151
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
149
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia (Indonesian Journal of Legal
Community Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 134-151
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
150
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia (Indonesian Journal of Legal
Community Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 134-151
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
151
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia (Indonesian Journal of Legal
Community Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 134-151
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
152 Dian Latifiani, Pemahaman Syarat dan Cara Membuat Akte Otentik Hibah….
Artikel
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia
Pemahaman Syarat dan Cara Membuat Akte (Indonesian Journal of Legal Community
Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 152-157
Otentik Hibah (Upaya Preventif © Dian Latifiani
This work is licensed under a Creative
Commons Attribution-ShareAlike 4.0
Abstrak
Pelaksanaan pengabdian telah didahului dengan survei awal daerah
lokasi pengabdian. Hasil survei menunjukkan banyak masyarakat terutama
yeng telah melakukan hibah tanah/ rumah tidak paham pentingnya akta
hibah. Sehingga tim pengabdi merasa sangat prihatin dan bersemangat untuk
memberikan pemahaman tentang aturan hukum pentingnya akta hibah. Tim
pengabdi menindaklanjuti dengan melakukan perizinan secara lesan terhadap
sasaran pengabdian yaitu masyarakat Desa Karangmanggis. Setelah mendapat
jawaban bahwa bisa dilakukan, maka secara formal/prosedur perizinan, surat
tertulis kami susulkan. Kegiatan ini dilakukan dengan materi pelatihan yang
diberikan oleh Tim Pengabdian Kepada masyarakat secara dengan atmosfer
diskusi dengan duduk bersama dalam suatu lingkaran dan bertautan erat pada
materi yang diberikan secara bergiliran. Metode yang dilakukan secara diskusi
interaktif yang didahului dengan pemberian materi terkait.
Kata kunci:
kta Otentik; Hibah Korespondesi Penulis
Fakultas Hukum UNNES, Kampus UNNES
Sekaran, Gunungpati, Semarang.
Surel
dianlatifiani@gmail.com
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Dian Latifiani, Pemahaman Syarat dan Cara Membuat Akte Otentik Hibah….
153
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Dian Latifiani, Pemahaman Syarat dan Cara Membuat Akte Otentik Hibah….
154
dalam kepemilikan hak atas tanah. Dilanjutkan diskusi dan tanya jawab
Sehingga diharapkan tidak terjadi tentang materi terkait.
sengketa tanah yang diakibatkan karena HASIL KEGIATAN DAN
peristiwa hibah tidak ada bukti akta
PEMBAHASAN
otentiknya.
Kegiatan pengabdian ini
METODE PELAKSANAAN
Cara yang dipilih dalam kegiatan ini dilakukan dikelurahan Ngijo dengan
adalah dengan memberikan sosialisasi. dihadiri 32 orang. Hasil yang diperoleh
Metode yang digunakan : dari kegiatan pengabdian yaitu dengan :
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Dian Latifiani, Pemahaman Syarat dan Cara Membuat Akte Otentik Hibah….
155
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Dian Latifiani, Pemahaman Syarat dan Cara Membuat Akte Otentik Hibah….
156
kecamatan gunung pati melalui aparat Suhendi, Hendi. 2002. Fiqh Muamalah.
Jakarta: PT. Raja Grafindo
desa, Tim PKK perlu dilanjutkan. Persada.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Dian Latifiani, Pemahaman Syarat dan Cara Membuat Akte Otentik Hibah….
157
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Ridwan Arifin, dkk, Penguatan Kapasitas Hukum bagi Orang Tua Siswa dan Guru …
158
Artikel
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia
Penguatan Kapasitas Hukum Bagi (Indonesian Journal of Legal Community
Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 158-171
Orang Tua Siswa dan Guru di Desa © Ridwan Arifin, Anis Widyawati, Rasdi,
Sonny Saptoajie Wicaksono, Muhammad
Pendidikan merupakan salah satu hak fundamental yang termasuk dalam kerangka hak asasi
manusia (hak atas pendidikan). Pendidikan juga merupakan salah satu indikator
pembangunan manusia (human development index), sehingga pendidikan memiliki posisi
penting dalam kehidupan manusia. Salah satu permasalahan di bidang pendidikan,
khususnya di Indonesia, adalah kesadaran akan pentingnya pelaksanaan pendidikan tidak
hanya untuk guru dan siswa tetapi juga orang tua siswa. Banyak kasus pelaporan guru
tentang mendisiplinkan siswa di sekolah menjadi masalah tersendiri, terutama bagi guru. Di
satu sisi guru menerapkan metode belajar sendiri yang sering tidak disukai oleh siswa,
bahkan beberapa metode dianggap sebagai bentuk pembelajaran yang keras, yang berakhir
dengan pelaporan guru oleh orang tua siswa. Permasalahan lainnya juga mengenai
ketidaktahuan dan kurangnya pemahaman orang tua siswa tentang tanggungjawab
pendidikan bersama. Desa Kalisegoro sendiri memiliki akses pendidikan strategis. Namun,
masalah pendidikan ini masih terjadi, sehingga perlu penguatan kapasitas hukum bagi orang
tua siswa dan guru dalam menangani masalah pendidikan. Melalui program penguatan
kapasitas hukum bagi siswa dan guru di Desa Kalisegoro Semarang dalam rangka
meningkatkan kesadaran akan tanggungjawab pendidikan bersama, diharapkan dapat
meningkatkan partisipasi orangtua dalam pendidikan bagi anak-anak mereka, serta
meningkatkan pemahaman guru mengenai berbagai potensi masalah yang mungkin timbul
dan bagaimana menyelesaikannya. Program ini adalah Program Layanan Hukum Pidana,
menggunakan pendekatan hak asasi manusia, dimana pendidikan merupakan bagian penting
dari hak asasi manusia (hak atas pendidikan). Program ini akan melibatkan organisasi
Fatayat Nahdhatul Ulama Desa Kalisegoro dan Dosen di Fakultas Hukum Universitas
Negeri Semarang. Program ini akan ditujukan kepada guru dan orang tua siswa TPQ An-
Nur Kalisegoro dan Fayatat Nahdhatul Ulama Kalisegoro Semarang.
Kata kunci:
Penguatan Hukum, Orang Tua Siswa, Guru, Pendidikan, Hak Asasi Manusia
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Ridwan Arifin, dkk, Penguatan Kapasitas Hukum bagi Orang Tua Siswa dan Guru …
159
Korespondesi Penulis
Fakultas Hukum UNNES, Kampus UNNES
Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229,
Indonesia
Surel
Ridwan.arifin@mail.unnes.ac.id
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Ridwan Arifin, dkk, Penguatan Kapasitas Hukum bagi Orang Tua Siswa dan Guru …
160
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Ridwan Arifin, dkk, Penguatan Kapasitas Hukum bagi Orang Tua Siswa dan Guru …
161
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Ridwan Arifin, dkk, Penguatan Kapasitas Hukum bagi Orang Tua Siswa dan Guru …
162
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Ridwan Arifin, dkk, Penguatan Kapasitas Hukum bagi Orang Tua Siswa dan Guru …
163
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Ridwan Arifin, dkk, Penguatan Kapasitas Hukum bagi Orang Tua Siswa dan Guru …
164
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Ridwan Arifin, dkk, Penguatan Kapasitas Hukum bagi Orang Tua Siswa dan Guru …
165
untuk perilaku individu. Namun, tidak seseorang untuk menduduki status atau
fokus pada penyebab perilaku individu. hubungan tertentu dengan orang lain
Sementara itu, kapasitas hukum, atau untuk terlibat dalam suatu usaha
diartikan sebagai legal capacity dimana atau transaksi tertentu. Maka dalam hal
menurut Lesmana (2010) bahwa istilah ini, guru dan orang tua mampu
ini mengandung pengertian 'apa saja bertindak mewakili pribadinya dan atau
yang dapat dilakukan oleh seseorang kelompok masyarakat dalam
(manusia) dalam kerangka sistem menghadapi permasalahan yang
hukum. Pengertiaan tersebut berhubungan dengan hukum.
mengandung maksud bahwa hukum Guru dan Orangtua memiliki
memberikan 'kapasitas' tertentu kepada peran penting dalam pendidikan dan
setiap manusia. Kapasitas yang juga pembentukan karakter anak dan
diberikan hukum tersebut terdiri dari siswa. Berbagai kasus berkaitan dengan
'hak' dan 'tanggung jawab' terhadap hukum dalam bidang pendidikan,
hukum. Secara umum, kapasitas yang mulai dari perundungan, pemukulan,
diberikan hukum itu sama, yaitu pengeroyokan, dan sebagainya, bukan
tergambar dalam adegium equality before hanya menjadi tanggungjawab guru
the law. melainkan juga orang tua. Kasus-kasus
Maka dalam konteks ini, pelaporan guru oleh orangtua siswa
penguatan kapasitas hukum dimaknai menjadi catatan tersendiri bagi dunia
sebagai sebuah proses berkesinambung- pendidikan di Indonesia. Guru yang
an dalam bukan hanya menjelaskan, menghukum murid dan dibawa ke
namun juga menginfiltrasi nilai-nilai ranah hukum, antara lain, dialami oleh
dan kemampuan pada individu perihal Nurmayani, guru Biologi SMP Negeri
berbagai hak dan kewajiban yang 1 Bantaeng, Sulawesi Selatan, pada
berkaitan dengan hukum. Penguatan Mei 2016. Hukuman yang diberikan
kapasitas hukum menjadi salah satu berupa cubitan kepada muridnya
kunci dalam penyelenggaraan program dianggap sebagai penganiayaan.
di masyarakat, dimana masyarakat Bahkan, Nurmayani sempat merasakan
dalam menghadapi berbagai dinginnya lantai tahanan selama
persoalannya harus dikenalkan dengan beberapa hari sampai pengadilan
hukum sehingga mampu menganalisis kasusnya digelar (Tribun News, 17 Mei
dan memformulasikan potensi 2016). Gara-gara cubitan pula, seorang
penyelesaian yang tepat. guru agama di Sekolah Dasar Santo
Kamus Hukum Merriam Antonius, Matraman, Jakarta Timur,
Webster, terkait legal capacity dilaporkan ke polisi. Orang tua murid
menyebutkan bahwa “the capability and tidak terima dan menilai cubitan
power under law of a person to occupy a tersebut sebagai penganiayaan (Tempo,
particular status or relationship with 10 Juni 2016). Pengaduan ke polisi juga
another or to engage in a particular disampaikan orang tua murid di SMP
undertaking or transaction”, kemampuan Raden Rahmat, Sidoarjo, Jawa Timur,
dan kekuasaan di bawah hukum yang tidak terima anaknya dicubit
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Ridwan Arifin, dkk, Penguatan Kapasitas Hukum bagi Orang Tua Siswa dan Guru …
166
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Ridwan Arifin, dkk, Penguatan Kapasitas Hukum bagi Orang Tua Siswa dan Guru …
167
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Ridwan Arifin, dkk, Penguatan Kapasitas Hukum bagi Orang Tua Siswa dan Guru …
168
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Ridwan Arifin, dkk, Penguatan Kapasitas Hukum bagi Orang Tua Siswa dan Guru …
169
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Ridwan Arifin, dkk, Penguatan Kapasitas Hukum bagi Orang Tua Siswa dan Guru …
170
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Ridwan Arifin, dkk, Penguatan Kapasitas Hukum bagi Orang Tua Siswa dan Guru …
171
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Dewi Sulistianingsih, Pujiono, Yuli Prasetyo Adhi, Permodalan Bagi Usaha Mikro, Kecil…. 172
Artikel
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia
PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN (Indonesian Journal of Legal Community
Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 172-177
PENDAFTARAN KEKAYAAN © Rindia Fanny Kusumaningtyas, Rahayu
Fery Anitasari
INTELEKTUAL SECARA ONLINE BAGI This work is licensed under a Creative
Commons Attribution-ShareAlike 4.0
International License.
PELAKU USAHA MIKRO KECIL ISSN Print 2654-8305
MENENGAH (UMKM) ISSN Online 2654-8313
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Abstrak
Pendaftaran Kekayaan Intelektual (KI) merupakan suatu keharusan dan
kewajiban bagi hak milik industri guna mendapatkan perlindungan hukum dari
segala bentuk pelanggaran Kekayaan Intelektual. Akan tetapi pendaftaran KI
menjadi persoalan tersendiri bagi para pencipta maupun inventor karena dianggap
pendaftaran KI terlalu rumit untuk proses pendaftarannya maupun
persyaratannya, tetapi perkembangan saat ini setelah ada kerjasama antara
Direktorat Jenderal KI Kementerian Hukum dan HAM RI dengan badan
internasional yaitu WIPO (World Intellectual Property Organization) membuat dan
merancang sistem pendaftaran online untuk pendaftaran KI, program ini
dinamakan IPAS (Proyek Pengembangan Sistem Otomatis KI) untuk
memberikan kemudahan bagi pemohon pendaftaran KI karena dapat dilakukan
dimana saja dan kapan saja dengan bantuan instansi terkait atau Konsultan KI.
Sosialisasi mengenai layanan Kekayaan Intelektual secara online baik yang
berkaitan dengan pendaftaran KI maupun hanya untuk melihat status dari
Kekayaan Intelektual apa saja yang sudah didaftarkan dan diterima
pendaftarannya oleh Dirjen KI ataupun yang masih dalam tahap permohonan
pendaftaran KI penting untuk diketahui masyarakat luas khususnya pelaku
UMKM. Sasaran sosialisasi ini dilaksanakan di Kabupaten Batang mengingat
sektor industri di Kabupaten Batang merupakan faktor penyumbang terbesar
PDRB Kabupaten Batang dan banyak industri potensial yang dihasilkan UMKM
juga dapat dikembangkan sebagai usaha Korespondesi Penulis
ekspor. Pelaksanaan pengabdian
masyarakat dalam mengatasi usaha mitra Fakultas Hukum UNNES, Kampus UNNES
dalam bidang pendaftaran Kekayaan Sekaran, Gunungpati, Semarang.
Intelektual secara online adalah melalui Surel
dewisulistianingsih21@mail.unnes.ac.id
pembinaan atau sosialisasi mengenai
pendaftaran Kekayaan Intelektual secara
online. Dengan langkah-langkah yang dilakukan untuk mengatasi persoalan mitra
adalah sebagai berikut : (1) Pembinaan atau sosialisasi kesadaran hukum
pentingnya pendaftaran Kekayaan Intelektual; (2) Pembinaan mekanisme tata
cara pendaftaran Kekayaan Intelektual secara online di Dirjen Kekayaan
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Dewi Sulistianingsih, Pujiono, Yuli Prasetyo Adhi, Permodalan Bagi Usaha Mikro, Kecil…. 173
Intelektual Kementerian Hukum dan HAM RI; (3) Pelatihan membuka aplikasi
layanan Kekayaan Intelektual Online.
Kata kunci:
Pelatihan, Pedampingan, Kekayaan Intelektual
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Dewi Sulistianingsih, Pujiono, Yuli Prasetyo Adhi, Permodalan Bagi Usaha Mikro, Kecil…. 174
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Dewi Sulistianingsih, Pujiono, Yuli Prasetyo Adhi, Permodalan Bagi Usaha Mikro, Kecil…. 175
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Dewi Sulistianingsih, Pujiono, Yuli Prasetyo Adhi, Permodalan Bagi Usaha Mikro, Kecil…. 176
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Dewi Sulistianingsih, Pujiono, Yuli Prasetyo Adhi, Permodalan Bagi Usaha Mikro, Kecil…. 177
tanya jawab, para peserta sangat antusias Utomo, Tomi Suryo. Hak
Kekayaan Intelektual (HKI) di Era Global.
dalam kegiatan ini dibuktikan dengan
2010. Yogyakarta : Graha Ilmu
banyaknya pertanyaan dan tangggapan
Djumhana Muhammad dan R.
dari para peserta atau UMKM pada saat Djubaedillah. 2003. Hak Milik Intelektual
Sejarah Teori dan Prakteknya di Indonesia.
sesi tanya jawab. Pengenalan
Bandung : Citra Aditya Bakti
pendaftaran kekayan Intelektual secara
Peraturan Pemerintah Nomor 45
online, mengajarkan kepada para pelaku Tahun 2014 tentang Jenis dan Tarif
Penerimaan Negara Bukan Pajak
UMKM unytuk dapat pengoperasikan
Kementerian Hukum dan HAM
dan membuka Website DJKI Undang-Undang Nomor 11 Tahun
www.dgip.go.id. 2008 Tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil evaluasi,
pengamatan dan tanggapan langsung dari
peserta, kegiatan pengabian ini cukup
berhasil. Karena mengingat adanya
kemajuan pemahaman oleh para pelaku
usaha (UMKM) yang telah mengetahui
mengenai bagaimana prosedur pendaftaran
Kekayaan Intelektual melalui kegiatan
pengabdian yang dilakukan oleh tim
pengabdi.
Berdasarkan tanggapan dan
permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan
pengabdian ini, bahwa kegiatan ini dapat
dilaksankan secara berkelanjutan sampai
dengan pendampingan pendaftaran kekayan
intelektual. Sehingga para pelaku usaha
mengerti mengenai tatacara melakukan
pendaftaran Kekayaan Intelektual dan
memahami betapa pentingnya pendaftaran.
DAFTAR PUSTAKA
Sudarmanto. 2012. KI dan HKI Serta
Implementasinya Bagi Indonesia. Jakarta :
Gramedia
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
178 Ali Masyhar, Rasdi, Fendi Setyo Harmoko, Peran Khutbah Jum’at dalam Mengantisipasi…
Artikel
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia
Peran Khutbah Jum‟at dalam (Indonesian Journal of Legal Community
Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 178-183
© Ali Masyhar, Rasdi, Fendi Setyo Harmoko
Mengantisipasi Radikalisme Beragama This work is licensed under a Creative
Commons Attribution-ShareAlike
4.0International License.
ISSN Print 2654-8305
Ali Masyhar, Rasdi, Fendi Setyo Harmoko ISSN Online 2654-8313
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang
Diterima: 29 Januari 2019, Diterima: 2 Februari 2019,
Dipublikasi: 5 Maret 2019
Abstrak
Khutbah Jum‟at dapat digunakan sebagai sarana ampuh dalam menangkal tumbuh
berkembangnya ideologi/paham radikalisme di masyarakat. Kalisegoro yang secara basis
masyarakatnya merupakan masyarakat pedesaan (rural), mengalami kegagapan saat
banyaknya serbuan modernisme dan heterogenitas masyarakat yang datang dari latar
belakang budaya. Kondisi demikian bisa dimanfaatkan oleh kalangan tertentu untuk
menanamkan paham radikalisme yang bisa berujung pada tindakan terorisme. berbagai Aksi
teror selalu saja diawali dengan menjalarnya paham/aliran radikalisme. Untuk itulah perlu
dilakukan upaya preventif dalam menghadang penyebaran aliran-aliran radikalisme
tersebut. Upaya preventif ini harus dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah
dengan penguatan/upgrading konten khutbah Jum‟at. Kegiatan ini diharapkan dapat
memberi solusi (1) menyusun materi khutbah jum‟at antiradikalisme guna mewujudkan
Islam yang Rohmatan Lil Alamin, dengan prinsip tawasuth (tengah-tengah), tasamuh
(toleransi), tawazun (seimbang) dan i‟tidal (tegak lurus); (2) memberi modal
dasar/upgrading bagi Khotib dalam menyajikan materi antiradikalisme; dan (3) Pelaksanaan
Khutbah Jumat antiradikalisme di Masjid Kelurahan Kalisegoro. Adapun luaran yang
hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah dihasilkannya: (1) Materi Khutbah Jum‟at
Antiradikalisme; (2) Penguatan dan Upgrading Khotib agar menyampaikan materi Khutbah
Jum‟at yang Rohmatan Lil Alamin, dengan prinsip tawasuth (tengah-tengah), tasamuh
(toleransi), tawazun (seimbang) dan i‟tidal (tegak lurus); dan (3). Menghasilkan artikel yang
dimuat dalam jurnal ilmiah.
Korespondesi Penulis
Kata kunci: Fakultas Hukum UNNES, Sekaran,
Khutbah Jum‟at, Radikalisme Gunungpati, Semarang, 50229
Surel
saruarifin@mail.unnes.ac.id
PENDAHULUAN
Meskipun Indonesia telah memiliki undang melalui Undang-Undang No. 15
perangkat hukum dalam penanggulangan Tahun 2003, dan untuk selanjutnya
terorisme yaitu Peraturan Pemerintah disebut Undang-Undang Terorisme),
Pengganti Undang-Undang (Perpu) yang telah diubah dengan Undang-
Nomor 1 Tahun 2002 tentang Undang No. 5 Tahun 2018, namun aksi
Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme terorisme tidak lantas berhenti. Dilihat
(Perppu ini dikukuhkan menjadi Undang- dari sisi kebijakan, lahirnya instrument
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Ali Masyhar, Rasdi, Fendi Setyo Harmoko, Peran Khutbah Jum’at dalam Mengantisipasi… 179
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Ali Masyhar, Rasdi, Fendi Setyo Harmoko, Peran Khutbah Jum’at dalam Mengantisipasi… 180
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Ali Masyhar, Rasdi, Fendi Setyo Harmoko, Peran Khutbah Jum’at dalam Mengantisipasi… 181
penyusunan khutbah jumat ini disusun Marilah kita saling berkasih sayang
dengan intisari sebagai berikut: Maasyirol sesama manusia, bahkan meski berbeda
Muslimin Rokhimakumulloh. Marilah keyakinan sekalipun. Adalah suatu
senantiasa menambah dan menguatkan sunnatulloh bahwa manusia akan
ketaqwaan kita kepada Alloh, dengan tergolong-golong dan terkelompok-
sebenar-benar taqwa. Ketaqwaan yang kelompok.
benar adalah disandarkan dari iman Hal ini sesuai dengan firman Alloh
taukhid yang kuat. dalam Surat al-Hujurat ayat 13: Wahai
Maasyirol Muslimin manusia, Kami jadikan kamu dari jenis
Rokhimakumulloh. Ajaran Islam jelas kelamin laki-laki dan perempuan dan
menolak ekstremisme dan Radikalisme. Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan
Meskipun dalam realitas sejarah ada bersuku-suku agar kamu saling
penganutnya yang berperilaku ekstrem memahami (sebenar-benarnya).
dengan mengatasnamakan agama. Fakta Sesungguhnya manusia yang paling
ini bukan monopoli Islam. Hampir semua terhormat adalah dia yang paling dekat
agama memiliki kasus bahwa ada dengan Tuhan.”
sebagian umatnya yang sangat fanatik, Semoga kita bisa terhindar dari
sempit, lalu nekad melakukan tindakan sikap-sikap dan pemahaman yang
melampaui batas yang berseberangan demikian dan dibimbing oleh Allah
dengan nurani dan ajaran luhur agama. subhanahu wata„ala tetap kokoh iman
Dalam khazanah Islam, ulasan hingga akhir hayat serta istiqamah dalam
tentang ekstremisme didapati dalam cara berpikir dan bersikap yang tawasuth
istilah ghuluw. Istilah itu dapat diartikan (moderat), tasamuh (toleran), Tawazun
sebagai sikap berlebihan, melampaui (seimbnag), ta‟addul (adil/netral) dana
batas, keterlaluan, ekstrem. mar ma‟ruf nahi munkar.
Rasulullah sendiri empat belas abad 2. Workshop Khutbah Jum‟at
lalu mewanti-wanti umatnya agar Antiradikalisme
menjauh dari sikap ghuluw. Workshop dilakukan dengan
“Wahai manusia, jauhilah berlebih- mengumpulkan para khotib dari total 6
lebihan dalam agama karena Masjid di Kelurahan Kalisegoro.
sesungguhnya yang menghancurkan Selanjutnya diadakan diskusi atau
orang-orang sebelum kalian adalah dialog oleh Tim Pelaksana dengan para
berlebih-lebihan dalam agama.” (HR Ibnu khotib untuk khutbah sholat jum‟at.
Majah). Paparan dimulai dengan
menyajikan peristiwa terorisme yang
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Ali Masyhar, Rasdi, Fendi Setyo Harmoko, Peran Khutbah Jum’at dalam Mengantisipasi… 182
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Ali Masyhar, Rasdi, Fendi Setyo Harmoko, Peran Khutbah Jum’at dalam Mengantisipasi… 183
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Martitah, Duhita Driyah Supapti, Pengembangan Potensi Kelompok Usaha, ... 184
Artikel
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia
PENGEMBANGAN POTENSI KELOMPOK (Indonesian Journal of Legal Community
Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 184-192
© Martitah, Duhita Driyah Suprapti
USAHA BERSAMA NELAYAN BERWAWASAN This work is licensed under a Creative
Commons Attribution-ShareAlike 4.0
International License.
KONSERVASI DAN HUKUM DI KECAMATAN ISSN Print 2654-8305
ISSN Online 2654-8313
KEDUNG KABUPATEN JEPARA https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Abstrak
Universitas Negeri Semarang dengan semangat Internasionalisasi dengan
meneguhkan dirinya sebagai Universitas Berwawasan Konservasi dan Bereputasi
Internasional. Berwawasan konservasi bermakna cara pandang dan sikap perilaku
yang berorientasi pada prinsip konservasi (pengawetan, pemeliharaan, penjagaan,
pelestarian, dan pengembangan) sumber daya alam dan nilai-nilai sosial budaya.
Prinsip tersebut menjadi landasan dalam kegiatan tri dharma perguruan tinggi.
Perhatian konservasi kali ini diberikan kepada desa. Pengembangan Strategis Desa
Konservasi bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang mau dan mampu
mengembangkan kreatifitas, bertumpu pada potensi sosial, ekonomi, budaya,
dan lingkungan mereka guna meningkatkan kesejahteraan, dengan
memperhatikan kelangsungan ekologis. Artinya, implementasi pelaksanaan
peningkatan kemampuan, kemandirian dan kesejahteraan masyarakat tidak
hanya bertumpu pada aspek ekologis dan ekonomi tetapi juga aspek sosial dan
budaya masyarakat. Masyarakat nelayan merupakan kunci keberlangsungan
kawasan pantai, karena mereka yang setiap hari tinggal dan beraktifitas di kawasan
pantai. Survei pendahuluan yang dilakukan di Kecamatan Kedung Kabupaten
Jepara menunjukkan potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam belum
dioptimalkan di tempat ini. Terdapat beberapa fakta yang ditemukan, yaitu
masyarakat kurang memiliki kepedulian untuk menjaga kebersihan lingkungan
pantai dan banyak potensi wirausaha warga yang kurang maksimal diberdayakan.
Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini
yaitu (1) Masyarakat nelayan melalui pengabdian ini dapat menjadi agen yang
penting dalam mendukung pemberdayaan ekonomi berwawasan konsevasi dan
hokum, (2) Dibentuknya model pemberdayaan ekonomi berwawasan konservasi dan
hukum bagi kelompok usaha bersama nelayan di Desa Kecamatan Kedung
Kabupaten Jepara. Kegiatan pengabdian ini dibatasi pada pemberdayaan ekonomi
berwawasan konservasi dan hukum bagi kelompok usaha bersama nelayan di
Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara. Sedangkan metode kegiatan dilaksanakan
melalui kegaiatan sosialisasi yang diharapkan mampu membentuk karakter peduli
lingkungan pada masyarakat nelayan di
kawasan pantai. Korespondesi Penulis
Fakultas Hukum UNNES, Kampus UNNES
Sekaran, Gunungpati, Semarang.
Kata kunci: Surel
Pemberdayaan Ekonomi; Konservasi; dianlatifiani@gmail.com
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Martitah, Duhita Driyah Supapti, Pengembangan Potensi Kelompok Usaha, ... 185
Hukum; Nelayan
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Martitah, Duhita Driyah Supapti, Pengembangan Potensi Kelompok Usaha, ... 186
keharusan bagi masyarakat yang berada wirausaha warga yang kurang maksimal
di kawasan pantai untuk menjaga diberdayakan.
kebersihan lingkungan pantai, fisik, Potensi lingkungan fisik,
sumber daya pantai, dan keberlanjutan keragaman sumber daya hayati dan
ekosistem pantai. Kawasan Pantai budaya masyarakat nelayan menjadi
menjadi perhatian untuk dilakukan kajian konservasi yang dikembangkan
pengkajian baik melalui kegiatan UNNES. Penerapan nilai-nilai
penelitian maupun pengabdian karena konservasi dapat melalui pengkajian
seringkali masyarakat di kawasan dan pembiasaan kegiatan nelayan.
pantai belum memiliki kepedulian Nilai-nilai konservasi yang
untuk menjaga kebersihan dan dikembangkan meliputi; religius,
ekosistem pantai dengan baik. nasionalis, jujur, peduli, toleran,
Kecamatan Kedung merupakan demokratis, santun, cerdas, tangguh,
sebuah kecamatan di wilayah pesisir dan bertanggung jawab. Nilai-nilai
yang terletak di Kecamatan Kedung konservasi strategis apabila di bangun
Kabupaten Jepara Propinsi Jawa pada masyarakat nelayan karena dapat
Tengah. Mayoritas masyarakatnya berdampak luas terhadap pembentukan
menggantungkan mata sikap (Masruki, 2012). Konservasi yang
pencahariannya pada sektor perikanan dikembangkan, mulai diperluas ke
dan sektor pertanian. Masyarakat masyarakat sekitar melalui kegiatan-
Kedung yang berprofesi sebagai kegiatan ilmiah yang menjadikan jiwa
nelayan sering langsung menjual hasil dan semangat konservasi dimiliki oleh
tangkapan ke pasar lokal sebagian lagi masyarakat secara luas.
dibuat ikan asin dan olahan ikan Masyarakat nelayan merupakan
lainnya. Survei pendahuluan peran paling penting dalam
menunjukkan potensi sumber daya pemberdayaan ekonomi berwawasan
manusia dan sumber daya alam belum konservasi dan hukum bagi kelompok
dioptimalkan di tempat ini. Terdapat usaha bersama nelayan di Kecamatan
beberapa fakta yang ditemukan, yaitu Kedung Kabupaten Jepara. Konservasi
masyarakat kurang memiliki akan meluas ke lingkungan pantai,
kepedulian untuk menjaga kebersihan ekosistem pantai, hingga
lingkungan pantai dan banyak potensi kepembentukan nilai-nilai karakter
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Martitah, Duhita Driyah Supapti, Pengembangan Potensi Kelompok Usaha, ... 187
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Martitah, Duhita Driyah Supapti, Pengembangan Potensi Kelompok Usaha, ... 188
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Martitah, Duhita Driyah Supapti, Pengembangan Potensi Kelompok Usaha, ... 189
berawal ketika peneliti melakukan pra hari Jumat, tanggal 13 Juli 2018
penelitian di Kabupaten Jepara. didahului dengan rapat persiapan tim
Dengan melihat Desa Karangaji pengabdian terkait dengan pembagian
Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara kerja dan pengurusan izin kegiatan.
sebagai desa yang letaknya di pesisir Anggota Tim yang bertugas
pantai dengan potensi ekonomi yang mengkoordinasikan kerjasama dengan
menarik. Mayoritas penduduk adalah Ketua Kelompok Kelompok Usaha
nelayan, penghasil ikan asin dan Bersama Nelayan Desa Karangaji ,
bleunyik serta terdapat lahan pertanian. serta memohon masukan dan saran
Kemudian melihat tempat tersebut tentang peserta, tempat, dan waktu
dilakukanlah pengabdian berjudul pelaksanaan pengabdian. Anggota yang
Program Kemitraan Masyarakat lain bertugas mempersiapkan bahan
Kelompok Usaha Bersama Nelayan dan peralatan yang dibutuhkan dalam
Berwawasan Konservasi dan Hukum pelaksanaan kegiatan. Kebutuhan
Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara. mendasar dalam pemberdayaan
Tahap Perencanaan dilakukan pada ekonomi berwawasan konservasi dan
hari Senin Tgl 9 Juli 2018 didahului hukum adalah kurangnya pemahaman
dengan rapat persiapan tim pengabdian anggota UKM mengenai regulasi
terkait dengan pembagian kerja dan dan petunjuk teknis dalam
pengurusan izin kegiatan. Anggota pengelolaan UKM berwawasan
Tim yang bertugas mengkoordinasikan konservasi dan Hukum, khususnya
kerjasama dan perijinan dengan Ketua mengenai program indikatif berbasis
Kelompok Kelompok Usaha Bersama nilai konservasi.
Nelayan Desa Karangaji, serta Tahap pelaksanaan pengabdian
memohon masukan dan saran tentang telah dilakukan di Pesisir Pantai Desa
peserta, tempat, dan waktu pelaksanaan Karangaji, Kecamatan Kedung
pengabdian. Anggota yang lain Kabupaten Bandungan pada hari
bertugas mempersiapkan bahan dan Sabtu, tanggal 5 Agustus 2018 dari Jam
peralatan yang dibutuhkan dalam 08.00 – 12.00. Peserta diseminasi yang
pelaksanaan kegiatan. hadir sebanyak 25 orang peserta dari
Tahap analisis kebutuhan Kelompok Usaha Bersama Nelayan
(brainstorming) telah dilakukan pada Desa Karangaji ”. Dengan representasi
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Martitah, Duhita Driyah Supapti, Pengembangan Potensi Kelompok Usaha, ... 190
kehadiran peserta yang merupakan yang telah atau sedang mereka lakukan
pemangku kepentingan menunjukkan untuk beralih dari sistem konvensional
keberhasilan kegatan sesuai dengan menjadi ramah lingkungan; dan (iii)
perencanaan sebelumnya. Kegiatan upaya inovatif mengatasi kendala
pemberdayaan ekonomi ini merupakan manajemen, teknis, aspek pemasaran,
manifestasi konkrit kepedulian maupun aspek pembiayaan yang
intelektual yang berasal dari kampus diperlukan oleh pelaku usaha dalam
terhadap pemenuhan informasi dan usaha migrasi dari sistem
strategi yang dibutuhkan masyarakat konvensional ke ramah lingkungan.
desa, khususnya Kelompok Usaha Hasilnya menunjukkan bahwa kegiatan
Bersama Nelayan Desa Karangaji. ini “sangat diperlukan” bagi
Setelah pembukaan, para peserta peningkatan pemahaman peserta dalam
serius mengikutkegiatan hingga pengelolaan usaha kecil yang pro
selesai. terhadap lingkungan.
Materi pemberdayaan ekonomi, Tahap evaluasi telah
berkaitan dengan pemahaman soft dan dilaksanakan pada hari Sabtu , tanggal
hard skill dalam kesiapan para pelaku 11 Agustus 2018 dari Jam 09.00 – 12.00.
usaha kecil dan upaya-upaya yang telah Evaluasi dilakukan melalui wawancara
atau sedang mereka lakukan untuk untuk melihat urgensi dan manfaat
beralih dari sistem konvensional diseminasi. Hasil assessment (Model
menjadi ramah lingkungan, meliputi: Rating Scale), menunjukkan bahwa
(i) pemahaman terhadap peran lembaga kegiatan ini “sangat diperlukan” bagi
keuangan serta pemangku kepentingan peningkatan pemahaman peserta dalam
terkait (Pemerintah Daerah) dalam pengelolaan Kelompok Usaha Bersama
mendorong dan memfasilitasi berwawasan konservasi dan hukum.
Kelompok Usaha Bersama Nealayan Bahkan di akhir acara mereka
agar menjadi ramah lingkungan; (ii) menginginkan kegiatan ini
penanaman kesadaran dan persepsi berkelanjutan. Selanjutnya, para
para pelaku usaha terkait isu anggota Kelompok Usaha Bersama
lingkungan, ketertarikan, minat, serta diminta untuk menyampaikan
memupuk dan mendorong kesiapan masukan yang dapat diberikan untuk
para pelaku usaha dan upaya-upaya
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Martitah, Duhita Driyah Supapti, Pengembangan Potensi Kelompok Usaha, ... 191
kegiatan rencana tindak lanjut dalam Jepara agar mampu berkompetisi lebih
kesempatan kegiatan berikutnya. baik lagi.
Hasil diseminasi dan evaluasi KESIMPULAN
menunjukkan bahwa Kelompok Usaha Berdasarkan hasil pengabdian
Bersama membutuhkan (1) Program dan pemabahasan tersebut di atas
fasilitasi dan penyediaan kemudahan dapat disimpulkan bahwa masyarakat
dalam formalisasi usaha bagi pemberdayaan ekonomi, berkaitan
Kelompok Usaha Bersama Nelayan dengan pemahaman soft dan hard skill
Desa Karangaji, melalui pemenuhan dalam kesiapan para pelaku usaha kecil
hak-hak legal, antara lain dengan dan upaya-upaya yang telah atau
pemerintah harus tegas terhadap sedang mereka lakukan untuk beralih
kegiatan laut yang lain yang dari sistem konvensional menjadi
merugikan nelayan lokal contohnya ramah lingkungan. Perlu Adanya
jebak / rawe yang di pasang oleh orang Program fasilitasi dan penyediaan
dari arah PLTU Jepara, nelayan dari kemudahan dalam formalisasi usaha
teluk, jeban, Rembang dan Pati yang bagi Kelompok Usaha Bersama
terkadang membuat nelayan Nelayan Desa Karangaji, serta
kewalahan karena kesulitan perlindungan hukum dalam aktivitas
menangkap ikan karena alat tersebut nelayan.
ditinggal sepanjang waktu dan baru DAFTAR PUSTAKA
diambil jika ada kesempatan berlayar, Asma Luthfi, & Atika Wijaya. 2011.
(2) Program pengembangan sistem Persepsi Masyarakat Sekaran
Tentang Konservasi Lingkungan.
pendukung usaha Kelompok Usaha Jurnal komunitas. 3 (1) (2011) : 29-
Bersama dengan pengkoordinasian 39
Fanesa Fargomeli. 2014. Interaksi
pengumpulan hasil ikan baik itu ikan
Kelompok Nelayan Dalam
asin atau bleunyik di satu tempat dalam Meningkatkan Taraf Hidup Di
Desa Tewil Kecamatan Sangaji
rangka memudahkan penduduk untuk
Kabupaten Maba Halmahera
memasarkan produk khas Desa Timur. Journal “Acta Diurna”.
III. (3) 2014
Karangaji Kecamatan Kedung
Handoyo, E., dan Tijan. 2011. Model
Kabupaten Jepara, (3) Program
Pendidikan Karakter Berbasis
memaksimalkan ijin usaha produk khas Konservasi. Jakarta: Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi,
Desa Karangaji Kecamatan Kabupaten
Kemendikbud.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Martitah, Duhita Driyah Supapti, Pengembangan Potensi Kelompok Usaha, ... 192
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Sudijono Sastroatmodjo, Dani Muhtada, Ayon Diniyanto, Model … 192
Artikel
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia
Model Penguatan Kelembagaan (Indonesian Journal of Legal Community
Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 193-204
© Sudijono Sastroatmodjo, Dani Muhtada,
Organisasi Mahasiswa Magister Ilmu Ayon Diniyanto
This work is licensed under a Creative
Commons Attribution-ShareAlike
Hukum di Universitas Negeri ISSN Print 2654-8305
4.0International License.
Abstrak
Organisasi mahasiswa merupakan wadah untuk mengembangkan diri mahasiswa. Selain
itu, organisasi mahasiswa juga merupakan wadah untuk menyampaiakn aspirasi mahasiswa
kepada pemangku kepentingan di Perguruan Tinggi. Saat ini banyak sekali organisasi
mahasiswa dan bahkan hampir semua Program Studi mempunyai organisasi mahasiswa.
Program Studi Magister Ilmu Hukum juga mempunyai organisasi mahasiswa yaitu
organisas mahasiswa Magister Ilmu Hukum. Kenyataannya tidak semua Program Studi
Magister Ilmu Hukum mempunyai organisasi tersebut. Menariknya organisasi mahasiswa
Magister Ilmu Hukum mempunyai permasalahan yang berbeda-beda. Hal tersebut
dikarenakan beberapa faktor yang melatarbelakangi lahirnya permasalahan yang berbeda.
Artikel ini mengulas pola penguatan kelembagaan organisasi mahasiswa Magister Ilmu
Hukum yang relevan untuk konteks Universitas Negeri Semarang.
Kata kunci: Korespondesi Penulis
Penguatan Kelembagaan; Organisasi Fakultas Hukum UNNES, Sekaran,
Mahasiswa; Magister Ilmu Hukum Gunungpati, Semarang, 50229
Surel
dmuhtada@mail.unnes.ac.id
PENDAHULUAN
Organisasi mahasiswa merupakan Belum banyak yang mengemukakan isu
hal yang lazim bagi perguruan tinggi. terkait dengan organisasi mahasiswa
Hampir semua jenjang baik strata 1, strata strata 2 dan strata 3.
2, sampai dengan strata 3 mempunyai Jika melihat secara detail jenjang
organisasi mahasiswa. Beragam bentuk strata 2 dan strata 3 juga mempunyai
organisasi mahasiswa di kampus dan organisasi mahasiswa. Hanya
masing-masing mempunyai karakteristik. persoalannya organisasi mahasiswa di
Selama ini isu terkait dengan organisasi jenjang strata 2 dan strata 3 tidak serumit
mahasiswa lebih mengarah pada atau sebesar organisasi mahasiswa yang
organisasi mahasiswa di tingkat strata 1. ada di strata 1. Salah satu faktor yang
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Sudijono Sastroatmodjo, Dani Muhtada, Ayon Diniyanto, Model … 194
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Sudijono Sastroatmodjo, Dani Muhtada, Ayon Diniyanto, Model … 195
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Sudijono Sastroatmodjo, Dani Muhtada, Ayon Diniyanto, Model … 196
Magister Ilmu Hukum yang berada dalam mahasiswa Magister Ilmu Hukum tidak
Pendidikan Tinggi Negeri tentu berbeda terlepas dari adanya problem yang
dengan yang merupakan bagian dari dihadapi oleh organisasi mahasiswa
Pendidikan Tinggi Swasta Magister Ilmu Hukum. Problem yang
(Sastroatmodjo, dkk, 2018). dihadapi oleh organisasi mahasiswa
Perbedaan tersebut menjadi Magister Ilmu Hukum yaitu salah
problem yang dihadapi oleh organisasi satunya terkait dengan (1) rendahnya
mahasiswa Magister Ilmu Hukum di antusiasme mahasiswa Magister Ilmu
Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Hukum mengikuti organisasi mahasiswa
Tinggi Swasta. Faktor kedua yang Magister Ilmu Hukum; (2) tidak adanya
menjadikan adanya problem di organisasi peraturan yang mengatur tentang
mahasiswa Magister Ilmu Hukum adalah organisasi mahasiswa Strata 2 atau
faktor terkait dengan kuantitas jumlah Magister; (3) kurangyan fasilitas yang
mahasiswa. Jumlah mahasiswa pada diberikan dari Program Studi; (4)
setiap Program Studi Magietr Ilmu kurangnya koordinasi antara lintas
Hukum yang sangat berbeda Program Studi di Fakultas Hukum; dan
menyebabkan pengelolaan organisasi (5) Masih banyak mahasiswa yang kulaih
mahasiswa juga berbeda. Bahkan sambil bekerja sehingga kurang optimal
program-program yang dijalankan juga dalam mengembangkan organisasi
berbeda karena adanya perbedaan jumlah mahasiswa.
kuantitas mahasiswa. Dua faktor yang Model Penguatan Kelembagaan yang
telah dijelaskan tersebut setidaknya telah Tepat terhadap Organisasi Mahasiswa
melatarbelakangi lahirnya problem yang Magister Ilmu Hukum
berbeda di antara organisasi mahasiswa Setelah mengetahui terkait
Magister Ilmu Hukum (Sastroatmodjo, dengan permasalahan yang dihadapi oleh
dkk, 2018). organisasi mahasiswa Magister Ilmu
Oleh karena itu sebelum Hukum maka selanjutnya perlu
membahas terkait dengan model merumuskan terkait dengan model
penguatan kelembagaan organisasi penguatan kelembagaan organisasi yang
mahasiswa Magister Ilmu Hukum, tepat untuk organisasi mahasiswa
terlebih dahulu harus diuraikan problem Magister Ilmu Hukum. Hal tersebut perlu
apa saja yang dihadapi oleh organisasi dilakukan seperti yang telah disinggung
Magister Ilmu Hukum. Mengingat seperti sebelumnya bahwa organisasi mahasiswa
yang telah disinggung sebelumnya bahwa Magister Ilmu Hukum perlu untuk
adanya penguatan kelembagaan organisasi dikuatkan secara kelembagaan. Oleh
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Sudijono Sastroatmodjo, Dani Muhtada, Ayon Diniyanto, Model … 197
karena itu maka diperlukan model Magister Ilmu Hukum harus dipertegas
penguatan kelembagaan organisasi yang dan diperjelas. Ketegasan dan kejelasan
tepat untuk Magister Ilmu Hukum. Salah terkait dengan kedudukan organisasi
satu referensi yang dilakukan untuk mahasiswa Magister Ilmu Hukum dapat
merumuskan model penguatan dilakukan dengan pendekatan dari bwah
kelembagaan yang tepat untuk Magister ke atas ata pendekatan bottom up.
Ilmu Hukum yaitu dengan melihat Pendekatan ini merupakan
permasalahan yang dihadapi oleh pendekatan yang memposisikan bahwa
organisasi mahasiswa Magister Ilmu adanya organisasi mahasiswa Magister
Hukum (Sastroatmodjo, dkk, 2018). Ilmu Hukum bukan lahir dari atas dalam
Model penguatan kelembagaan hal ini Program Studi melainkan lahir
organisasi mahasiswa yang tepat untuk bawah atau lahir secara langsung dari
Magister Ilmu Hukum dapat dilakukan mahasiswa. Pendekatan tersebut perlu
dengan (1) penguatan kedudukan dilakukan agar organisasi mahasisiwa
organisasi mahasisiwa Magister Ilmu Magister Ilmu Hukum yang berdiri tidak
Hukum; (2) penguatan anggaran program instan melainkan melalui proses yang
organisasi mahasiswa Magister Ilmu panjang karena berasal dari bawah. Selain
Hukum; (3) ketegasan hubungan antara itu juga agar organisasi mahasiswa
program studi Magister Ilmu Hukum Magister Ilmu Hukum juga benar-benar
dengan organisasi mahasiswa Magister terlembaga dan mengakar sehingga bukan
Ilmu Hukum; (4) pemberian fasilitas untuk kepentingan praktis dan pragmatis
dalam rangka penguatan kelembagaan semata-mata.
organisasi mahasiswa Magister Ilmu 2. Penguatan Anggaran Program
Hukum; dan (5) pemberian penghargaan Organisasi Mahasiswa Magister Ilmu
kepada pengurus organisasi mahasiswa Hukum
Magister Ilmu Hukum. Hal lain yang penting untuk
1. Penguatan Kedudukan Organisasi diperhatikan terkait dengan penguatan
Mahasisiwa Magister Ilmu Hukum organisasi mahasiswa Magister Ilmu
Model penguatan kelembagaan Hukum adalah tentang penguatan
organisasi mahasiswa Magister Ilmu anggaran program organisasi mahasiswa
Hukum yang harus dilakukan pertama Magister Ilmu Hukum. Penguatan
yaitu dengan melakukan penguatan anggaran program merupakan hal yang
kedudukan kelembagaan organisasi sangat penting sekali. Suatu program
mahasiswa Magister Ilmu Hukum. yang tidak mempunyai anggaran biaya
Kedudukan organisasi mahasiswa pasti akan sulit untuk dilaksanakan atau
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Sudijono Sastroatmodjo, Dani Muhtada, Ayon Diniyanto, Model … 198
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Sudijono Sastroatmodjo, Dani Muhtada, Ayon Diniyanto, Model … 199
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Sudijono Sastroatmodjo, Dani Muhtada, Ayon Diniyanto, Model … 200
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Sudijono Sastroatmodjo, Dani Muhtada, Ayon Diniyanto, Model … 201
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Sudijono Sastroatmodjo, Dani Muhtada, Ayon Diniyanto, Model … 202
Hal tersebut agar fasilitas yang mahasiswa Magister Ilmu Hukum masih
diberikan dapat dimanfaatkan secara baru nantinya dapat menghadapi
kondusif sehingga kegiatan atau program permasalahan regenerasi.
yang dilaksanakan oleh organisasi Pemberian penghargaan kepada
mahasiswa Magister Ilmu Hukum diapat pengurus organisasi mahasiswa Magister
berjalan dengan kondusif. Apabila Ilmu Hukum dapat dikatakan sebagai
kegiatan atau program yang dilaksanakan bagian dari solusi terkait permasalahan
oleh organisasi mahasiswa Magister Ilmu regenerasi. Hal tersebut dikarenakan
Hukum dapat berjalan dengan kondusif pemberian penghargaan kepada pengurus
maka pemberian fasilitas dalam rangka organisasi mahasiswa Magister Ilmu
penguatan organisasi kelembagaan Hukum dapat bertujuan untuk menarik
Magister Ilmu Hukum dapat dikatakan minat mahasiswa Magister Ilmu Hukum
berhasil. agar terlibat aktif dalam kepengurusan
5. Pemberian Penghargaan Kepada organisasi mahasiswa Magister Ilmu
Pengurus Organisasi Mahasiswa Hukum.
Magister Ilmu Hukum Pemberian penghargaan tersebut
Permasalahan yang dihadapi oleh juga dapat dikatakan sebagai bentuk
organisasi mahasiswa MIH seperti yang pengakuan dari Fakultas Hukum kepada
telah dijelaskan diatas salah satunya mahasiswa Magister Ilmu Hukum yang
adalah rendahnya tingkat partispasi terlibat aktif dalam pengurus organisasi
mahasiswa untuk menjadi bagian dari mahasiswa Magister Ilmu Hukum. Oleh
organisasi mahasiswa MIH. Kondisi karena itu, kedepan harus ada pemberian
tersebut merupakan permasalahan serius penghargaan kepada pengurus organisasi
karena menyangkut tentang regenarasi. mahasiswa Magister Ilmu Hukum.
Regenarsi dalam organisasi adalah nyawa Pemberian penghargaan dilakukan dengan
karena organisasi yang gagal melakukan memberikan penghargaan berupa piagam
regenerasi maka akan dapat dipastikan atau sertifikat dari Dekan Faultas Hukum
umurnya. kepada pengurus organisasi mahasiswa
Oleh karena itu dalam rangak Magister Ilmu Hukum atas dedikasinya
penguatan kelembagaan organisasi dalam organisasi mahasiswa Magister
mahasiswa Magister Ilmu Hukum, Ilmu Hukum (Sastroatmodjo, dkk, 2018).
regenerasi sangat diperlukan. Adanya pemberian penghargaan
Permasalahan tentang regenerasi seperti tesebut selain dapat menarik minat
yang telah dijelaskan sebelumnya harus mahasiswa Magister Ilmu Hukum untuk
diberikan solusi, agar organisasi terlibat akatif dalam pengurus organisasi
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Sudijono Sastroatmodjo, Dani Muhtada, Ayon Diniyanto, Model … 203
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Sudijono Sastroatmodjo, Dani Muhtada, Ayon Diniyanto, Model … 204
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Sudijono Sastroatmodjo, Dani Muhtada, Ayon Diniyanto, Model … 205
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index