Anda di halaman 1dari 113

ISSN (Print): 2654-8305 ISSN (Online): 2654-8313

Vol 1 (2),Mei 2019

Jurnal Pengabdian
Hukum Indonesia
Indonesian Journal of
JPHI Legal Community
Engagement

Faculty of Law
Fakultas Hukum
SUSUNAN REDAKSI
EDITORIAL BOARD
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia
Indonesian Journal of Legal Community Engagement
Vol 1(2), Mei 2019

Ketua Redaksi
Editor in Chief
Dr Ali Masyhar SH MH
Universitas Negeri Semarang (UNNES), INDONESIA

Redaktur Harian
Managing Editors

Dr Dewi Sulistianingsih SH MH Ratih Damayanti SH MH


Universitas Negeri Semarang Universitas Negeri Semarang
(UNNES), INDONESIA (UNNES), INDONESIA

Dewan Redaksi/Mitra Bebestari


Board of Editors/Reviewers
Prof Dr Sudijono Sastroatmodjo MSi Dr Indah Sri Utari SH MHum
Universitas Negeri Semarang Universitas Negeri Semarang
(UNNES), INDONESIA (UNNES), INDONESIA

Dr Rodiyah SPd SH MSi Dr Duhita Driyah Suprapti SH MHum


Universitas Negeri Semarang Universitas Negeri Semarang
(UNNES), INDONESIA (UNNES), INDONESIA

Dr Martitah MHum Dr Rini Fidiyani SH MHum


Universitas Negeri Semarang Universitas Negeri Semarang
(UNNES), INDONESIA (UNNES), INDONESIA

Dani Muhtada MPA PhD


Universitas Negeri Semarang
(UNNES), INDONESIA

Penyunting Online
Online Editor
Ridwan Arifin SH LLM
Universitas Negeri Semarang (UNNES), INDONESIA

Fendi Setyo Harmoko AMd


Universitas Negeri Semarang (UNNES), INDONESIA

Staff Redaksi
Editorial Staffs
Wahyudin SPd
Rizky Yanda Shagira SPd
Alifah Karamina SE
Jurnal Pengabdian
Hukum Indonesia Indonesian Journal of
JPHI Vol 1 (2), Mei 2019
Legal Community
Engagement

Tentang Jurnal
ISSN (Print): 2654-8305 About Journal
ISSN (Online): 2654-8313

Ju r n a l Pe n g a b d i a n H u k u m I n d o n e s i a
(Indonesian Journal of Legal Community
Engagement) JPHI merupakan peer reviewed
journal yang menerbitkan artikel-artikeel hasil
pengabdian kepada masyarakat, utamanya
pengabdian dalam bidang hukum. JPHI
diterbitkan oleh Fakultas Hukum Universitas
DAFTAR ISI, Table of Content Negeri Semarang (UNNES), Indonesia, Semi-
Tahunan (dua kali dalam satu tahun). JPHI
merupakan jurnal ilmiah yang memiliki
perhatian pada upaya diseminasi hasil
ARTIKEL pengabdian masyarakat dan wadah diskusi
metode-metode dan teknik terkini dalam
penguatan masyarakat dalam pendekatan
Penanaman Nilai Bertoleransi dalam Kehidupan Kebebasan Beragama Bagi Siswa Sekolah Menengah bidang hukum. JPHI terbit dalam Bahasa
Kejuruan (SMK ), Pujiono, Rini Fidiyani, Laga Sugiarto, M. Shidqon Prabowo ..........................................101-122 Indonesia dan Inggris, baik cetak maupun
online. Fokus dan Ruang Lingkup Jurnal
Pengabdian Hukum Indonesia (Indonesian
Permodalan Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Kabupaten Batang, Dewi Sulistianingsih,
Journal of Legal Community Engagement)
Pujiono, Yuli Prsetyo Adhi................................................................................................................................................... 123-133 JPHI fokus pada semua isu-isu hukum dalam
pengabdian dan penguatan kepada masyarakat.
Penguatan Kapasitas Ekonomi dan Sosial Kelompok Masyarakat Sebagai Upaya Meningkatkan Topik yang dikaji adalah, namun tidak terbatasa
Kesejahteraan Keluarga dan Ketahanan Sosial, Saru Arifin, Rahayu Fery Anitasari, Laga Sugiarto, pada, Hukum dan Penguatan Masyarakat,
Hukum dan Masyarakat, Layanan Hukum, dan
Riska Alkadri..................................................................................................................................................................................134-151
Bantuan Hukum.
Pemahaman Syarat dan Cara Membuat Akte Otentik Hibah (Upaya Preventif Meminimalisir Sengketa Hibah),
Dian Latifiani................................................................................................................................................................................ 152-157 Ju r n a l Pe n g a b d i a n H u k u m I n d o n e s i a
Penguatan Kapasitas Hukum Bagi Orang Tua Siswa dan Guru di Desa Kalisegoro Semarang dalam (Indonesian Journal of Legal Community
Rangka Peningkatan Kesadaran Tanggungjawab Pendidikan Bersama (Sebuah Pengabdian Engagement) JPHI in a peer reviewed journal
that publishes article from the result of
Pendekatan Hak Asasi Manusia, Ridwan Arifin, Anis Widyawati, Rasdi, Sonny Saptoajie Wicaksono,
community engagement especially in law
Muhammad Azil Maskur ....................................................................................................................................................... 158-171 community engagement. JPHI published by
Faculty of Law Universitas Negeri Semarang
Pelatihan dan Pendampingan Pendaftaran Kekayaan Intelektual Secara Online Bagi Pelaku (UNNES), Indonesia, semi-annually (two times
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), Rindia Fanny Kusumaningtyas, Rahayu Fery Anitasari...........172-177 a year). JPHI as a scientific law journal concerns
on disseminating of community engagement
results, and discussing some contemporary
Peran Khutbah Jum’at dalam Mengantisipasi Radikalisme Beragama, Ali Masyhar, Rasdi, methods and techniques on empowering
Fendi Setyo Harmoko ..............................................................................................................................................................178-183 community in law approach. JPHI published
articles both Bahasa Indonesia and English, in
Pengembangan Potensi Kelompok Usaha Bersama Nelayan Berwawasan Konservasi dan Hukum di
online and print version. Focus and Scope
Ju r n a l Pe n g a b d i a n H u k u m I n d o n e s i a
Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara, Martitah, Duhita Driyah Suprapti ......................................................184-192 (Indonesian Journal of Legal Community
Engagement) JPHI focuses on any law issues on
Model Penguatan Kelembagaan Organisasi Mahasiswa Magister Ilmu Hukum di community engagement. The topic are, but not
Universitas Negeri Semarang, Sudijono Sastroatmodjo, Dani Muhtada, Ayon Diniyanto .................... 193-204 limited to, Law and Community
Empowerment, Law and Society, Legal
Services, and Legal Aid.
Jurnal Pengabdian
Hukum Indonesia Indonesian Journal of
JPHI Legal Community
Engagement
Vol 1 (2), Mei 2019

KAIDAH PENULISAN, Author Guidelines


https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index

Ÿ Tulisan merupakan naskah asli yang belum kurangnya menggunakan 60% sumber
pernah diterbitkan di media manapun baik utama (artikel jurnal ilmiah).
cetak maupun online, dan juga tidak sedang Ÿ Bagian Tinjauan Pustaka tidak menjadi
dalam pertimbangan penerbitan dalam bagian tersendiri, melainkan bagian ini
publikasi tertentu menyatu di bagian isi naskah.
Ÿ Naskah artikel merupakan hasil kegiatan Ÿ Naskah dikirim melalui sistem online di
Pengabdian kepada Masyarakat Bidang laman resmi jurnal kami:
Hukum, berkisar antara 10 - 20 halaman A4, https://journal.unnes.ac.id/sju/index.ph
Spasi 1 (tunggal), margin normal, diketik p/JPHI/index
dengan huruf Callisto MT, besar huruf 12pt, Ÿ setiap calon penulis harus melakukan
baik dalam Bahasa Indonesia maupun registrasi di laman tersebut dengan mengisi
Bahasa Inggris. biodata sesuai dengan kolom tersedia.
Ÿ Struktur naskah/bagian naskah sebagai Ÿ Naskah ada di-review dengan menggunakan
berikut: Bagian Kepala Naskah: (1) Judul double blind peer-reviewed sejak naskah
Naskah (jelas dan tidak menimbulkan tafsir diajukan, dan akan diberitahukan tentang
ganda); (2) Nama Penulis (ditulis tanpa gelar hasil review selambat-lambatnya 3 (tiga))
akademik); (3) Asal instansi penulis; (4) bulan sejak naskah diajukan.
Alamat instansi penulis; (5) email penulis. Ÿ Naskah yang telah di-review akan
Bagian Inti Naskah: (1) Abstrak (terdiri dari mendapatkan informasi apakah: (1) Ditolak;
250-300 kata, baik dalam Bahasa Indonesia (2) Diterima tanpa perbaikan; (3) Diterima
maupun Bahasa Inggris); (2) Kata kunci dengan perbaikan kecil (minor revision);
(terdiri dari 2-5 kata kunci, dipisahkan oleh Diterima dengan perbaikan besar (mayor
tanda titik koma (;), dan tiap kata diawali revision).
huruf kapital); (3) Pendahuluan, (4) Luaran Ÿ Jur nal kami menggunakan sistem
(ber upa hasil kegiatan); (5) Metode pengecekan plagiasi menggunakan aplikasi
Pelaksanaan (berisikan cara-cara dalam Turnitin, dan diharapkan setiap naskah yang
melaksanakan kegiatan pengabdian); (6) diajukan tingkat kemiripannya tidak lebih
Hasil Kegiatan dan Pembahasan; (7) dari 15%.
Kesimpulan; (8) Saran; (9) Ucapan Ÿ Disarankan penulis menggunakan aplikasi
Terimakasih (jika ada); (10 Daftar Pustaka Mendeley sebagai penulisan perujukan
(menggunakan model APA Style). referensi
Ÿ Perujukan menggunakan Bodynote. Footnote Ÿ Jurnal kami menggunakan sistem atribusi
digunakan hanya untuk menjelaskan suatu Creative Commons Attribution-ShareAlike
terminologi, istilah, atau kegitan tertentu. 4.0 International License
Penggunaan referensi ilmiah sekurang-
PENGANTAR EDITORIAL JURNAL PENGABDIAN HUKUM INDONESIA
(JPHI)

Pengabdian kepada masyarakat adalah kegiatan yang dilakukan oleh civitas


akademica yang bertujuan untuk memberikan bantuan kepada masyarakat sesuai dengan
bidang ilmu yang dimiliki oleh pengabdi. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat
dirancang untuk memberikan kontribusi secara nyata dari pengabdi kepada masyarakat
yang hasilnya akan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Kegiatan pengabdian menjadi
tolok ukur rasa kemanusiaan dan tanggung jawab keilmuan seorang akademisi.
Publikasi terhadap kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukan
oleh para pengabdi dikonkritkan melalui tulisan yang disebarluaskan sekaligus
dokumentasi yang bisa diakses oleh masyarakat umum. Publikasi terhadap kegiatan
pengabdian kepada masyarakat dilakukan melalui wadah jurnal yang dibentuk atau
dilahirkan oleh Gugus P2M FH UNNES. Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia (JPHI)
lahir untuk menjadi wadah bagi para pengabdi untuk melakukan publikasi hasil kegiatan
pengabdian kepada masyarakat yang telak dilakukan.
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia (JPHI) Volume 1 (2) Mei 2019 ini terbit
dengan tepat waktu. Ini membuktikan bahwa jurnal ini konsisten dan kreatif dalam
melakukan publikasi. Pada edisi ini terbit 9 (sembilan) artikel yang merupakan hasil
kegiatan pengabdian yang telah dilakukan oleh para pengabdi.
Pujiono, dkk, mempublikasikan kegiatan pengabdiannya yang berjudul:
“Penanaman Nilai Bertoleransi dalam Kehidupan Kebebasan Beragama Bagi Siswa
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK )”. Artikel ini membahas bagaimana nilai toleransi
menjadi suatu solusi yang tepat untuk dikembangkan dalam mengatasi permasalahan yang
terjadi dalam konteks beragama.
Dewi Sulistianingsih, dkk, membahas mengenai: “Permodalan Bagi Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah di Kabupaten Batang.” Permasalahan permodalan telah menjadi
persoalan yang tidak pernah hilang bagi UMKM. Bagi UMKM permodalan menjadi hal
yang urgen terutama bagi UMKM yang akan mengembangkan usahanya atau untuk
sekedar “survive” dalam bisnis.
Saru Arifin, dkk, memaparkan mengenai: “Penguatan Kapasitas Ekonomi dan
Sosial Kelompok Masyarakat Sebagai Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga dan
Ketahanan Sosial”. Upaya yang dilakukan oleh tim pengabdi yang diketuai oleh Saru
Arifin menjadi salah satu solusi dalam mengatasi kesejahteraan keluarga dan ketahanan
sosial. Upaya yang dilakukan dengan membidik penguatan kapasitas ekonomi dan sosial.
Dian Latifiani, menganalisis mengenai: “Pemahaman Syarat dan Cara Membuat
Akte Otentik Hibah (Upaya Preventif Meminimalisir Sengketa Hibah)”. Masyarakat
yang belum paham mengenai akte otentik hibah akan menjadi persoalan dan akan
mengakibatkan munculnya sengketa hibah. Sengketa hibah dapat dihindarkan bilamana
para pihak dapat memahami akan akte otentik hibah.
Ridwan Arifin, dkk, membahas mengenai: “Penguatan Kapasitas Hukum Bagi
Orang Tua Siswa dan Guru di Desa Kalisegoro Semarang dalam Rangka Peningkatan
Kesadaran Tanggungjawab Pendidikan Bersama (Sebuah Pengabdian Pendekatan Hak
Asasi Manusia. Mendapatkan pendidikan merupakan hak warga negara di Indonesia,
penyelenggaraan pendidikan sangat dekat dengan hak asasi manusia. Penyelenggaraan
yang salah akan mengakibatkan terjadinya pelanggaran hak asasi manusia.
Rindia Fanny Kusumaningtyas, dkk, membahas mengenai: “Pelatihan dan
Pendampingan Pendaftaran Kekayaan Intelektual Secara Online Bagi Pelaku Usaha Mikro
Kecil Menengah (UMKM)”. Pendaftaran kekayaan intelektual secara online merupakan
hal baru dalam pelaksanaan pendaftaran di Kemenkumham. Pengetahuan dan pemahaman
masyarakat akan hal ini masih tergolong rendah, oleh karena itu perlu dilakukan
pendampingan agar masyarakat memahami dengan baik akan pendaftaran kekayaan
intelektual secara online.
Ali Masyhar, dkk, membahas mengenai: “Peran Khutbah Jum’at dalam
Mengantisipasi Radikalisme Beragama. Radikalisme menjadi momok bagi setiap bangsa.
Perlu adanya antisipasi untuk menghindarkan terjadinya radikalisme terutama
radikalisme dalam beragama.
Martitah, dkk, memaparkan mengenai: “Pengembangan Potensi Kelompok Usaha
Bersama Nelayan Berwawasan Konservasi dan Hukum di Kecamatan Kedung Kabupaten
Jepara. Martitah berfokus pada kelompok usaha bersama nelayan yang merupakan
kelompok unik untuk dikembangkan. Kelompok nelayan merupakan kelompok yang
sangat membutuhkan tangan-tangan dan ide-ide kreatif para pengabdi untuk
meningkatkan kesejahteraan mereka.
Terakhir adalah tulisan dari Sudijono Sastroatmodjo, dkk, mengenai: “Model
Penguatan Kelembagaan Organisasi Mahasiswa Magister Ilmu Hukum di Universitas
Negeri Semarang”. Kelembagaan dalam organisasi kemahasiswaan perlu untuk dibina dan
dikembangkan karena organisasi ini merupakan cikal bakal kreatifitas mahasiswa.

Semarang, 21 Pebruari 2019

Ketua Tim Redaksi


Editor in Chief

Dr. Ali Masyhar,S.H.,M.H.


jphi@mail.unnes.ac.id
S. Arifin, R. F. Anitasari, L. Sugiarto, R. Alkadri, Penguatan Kapasistas… 135

Artikel
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia
Penanaman Nilai Bertoleransi dalam (Indonesian Journal of Legal Community
Engagement) JPHI, 01(2) (2019):101-122
© Pujiono, Rini Fidiyani, Laga Sugiarto, M.
Kehidupan Kebebasan Beragama Shidqon Prabowo
This work is licensed under a Creative
Commons Attribution-ShareAlike

Bagi Siswa Sekolah Menengah ISSN Print 2654-8305


4.0International License.

ISSN Online 2654-8313


Kejuruan (SMK ) https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index

PUJIONO, RINI FIDIYANI, LAGA SUGIARTO


Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang
M. SHIDQON PRABOWO
Fakultas Hukum Universitas Wahid Hasyim (UNWAHAS) Semarang
Diterima: 16 Desember 2018, Diterima: 30 Januari 2019, Dipublikasi: 5 Maret 2019

Abstrak
Indonesia memiliki keberagamaan Agama yang dianut oleh warganegaranya.
Keberagaman Agama yang ada membutuhkan pemahaman toleransi guna
menghindari terjadinya konflik. Pemahaman toleransi ini sangat perlu untuk
ditanamkan pada generasi muda. Penanaman toleransi dilakukan melalui jalur
pendidikan, dengan menggunkan model yang interaktif dan edukatif dengan
penyebarluasan informasi mengenai toleransi kebebasan beragama. Oleh karena itu,
kegiatan pengabdian dilakukan pada siswa SMK sebagai salah satu sasaran dalam
menanamkan nilai-nilai toleransi. Kegiatan ini bertujuan mencegah terjadinya
konflik-konflik keagamaan dalam kehidupan beragama.
lanjutan mengenai teknis pengembangan pemasaran, pengemasan dagangan dan
pengembangan interes masyarakat sasaran secara rill melalui metode workshop.
Kata kunci:
Kapasistas Ekonomi, Kapasitas Sosial, Nilai Ekonomis, Tradisional, Modern

PENDAHULUAN keberagaman inilah bangsa Indonesia


Indonesia yang secara terbentuk (Mustofa, 2006: 13).
sosiokultural menjadi tempat tumbuh Masyarakat Indonesia perlu untuk terus
suburnya berbagai agama dan aliran menghargai dan mengakui keberagaman
kepercayaan. Secara sosiologis bangsa yang terjadi di Indonesia karena
Indonesia terdiri dari masyarakat yang keberagaman ini terbentuk karena
bersifat multicultural yang harus Indonesia memiliki nilai-nilai lokal,
dijunjung tinggi, dihormati, dan terus
Korespondesi Penulis
dipertahankan. Adanya pengakuan atas Fakultas Hukum UNNES, Sekaran,
Gunungpati, Semarang, 50229
Surel
Pujionosh@mail.unnes.ac.id

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Pujiono,dkk, Penanaman Nilai Bertoleransi,... 102

budaya, keunikan lokalitas yang sangat negara agama hanya memberlakukan


tinggi. Perlu adanya manajemen yang hukum satu negara sebagai hukum
baik untuk mengelola keberagaman negara. Negara Indonesia bukan pula
yang terdapat di Indonesia. negara sekuler karena negara sekuler
Keberagaman merupakan kondisi yang memisahkan sepenuhnya urusan negara
terdapat di Indonesia, seperti dengan urusan agama. Negara Indonesia
keberagaman suku bangsa, agama, ras, memiliki ciri khas tersendiri dalam
budaya, dll. Keberagaman yang ada di mengatasi urusan agama.
Indonesia merupakan kekayaan dan aset Negara Indonesia tidak identik
bagi bangsa Indonesia. dengan agama tertentu karena negara
Sosial budaya Indonesia telah melindungi semua agama yang ingin
membuktikan eksistensi keberagaman dipeluk rakyatnya asalkan tidak
yang terjadi di Indonesia, baik menyimpang. Negara juga tidak
perbedaan suku, ras, agama, melepaskan agama dari urusan negara.
kebudayaan, bahasa, dll. Kondisi sosial Negara bertanggungjawab atas
budaya yang terjadi di Indonesia eksistensi agama, kehidupan beragama
menjadikan kehidupan masyarakat dan kerukunan hidup beragama.
Indonesia kekuatan (aset) tetapi juga Keterkaitan antara agama dan negara di
menyimpan potensi terjadinya konflik. Indonesia dapat dilihat dari lembaga-
Beberapa kasus telah menjadi bukti lembaga keagamaan, peraturan
konkret konflik karena keberagaman perundang-undangan yang berkaitan
yang tidak di manajemen dengan baik. dengan agama atau kehidupan
Managemen kehidupan bermasyarakat keagamaan, dan kebijakan-kebijakan
dapat mencegah terjadinya konflik lain yang bertalian dengan kehidupan
karena keberagaman guna mempererat keagamaan (Ahmad, 1995: 146).
persatuan dan kesatuan bangsa Konstitusi telah memberikan jaminan
Indonesia. kebebasan beragama yang tertuang
Managemen keberagaman dalam dalam Pasal 28 E ayat (1), Pasal 29 ayat
beragama diperlukan karena negara (2) UUD NRI Tahun 1945. Meskipun
Indonesia bukan negara sekuler dan ada jaminan kebebasan beragama dalam
bukan pula negara agama. Negara konstitusi, bukan berarti bahwa
Indonesia bukan negara agama karena kebebasan demikian tanpa batas. Pasal

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Pujiono,dkk, Penanaman Nilai Bertoleransi,... 103

28 J UUD NRI Tahun 1945 menyatakan manusia sekarang menjadi lebih tidak
bahwa setiap orang wajib menghormati bebas.
HAM orang lain dalam menjalankan Pelaksanaan Hak Kebebasan
hak dan kebebasannya beragama dengan Beragama dan Beribadah di Indonesia
dibatasi tidak bertentangan dengan menurut H. M. Amin Abdullah,
undang-undang, moral, nilai-nilai setidaknya ada tiga pemasalahan.
agama, kemanan, ketertiban dan Pertama, Permasalahan perundang‐
kesusilaan. undangan.Kedua, peran aparat negara
Bertens (Bertens, 1997: 92-94) dalam penegakan hukum.Ketiga,
menyebutkan ”kebebasan” merupakan pemahaman tentang negara‐bangsa
hal yang dapat dirasakan tetapi sulit (nation‐states) oleh masyarakat atau
dijawab bila ditanyakan apa yang warga negara penganut agama‐agama,
dimaksud atau apa definisi dari pemangku adat dan anggota ras atau
kebebasan tersebut. Dalam konteks etnis.Ketiganya saling berkaitan yang
pengetahui ilmiah-empiris dikatakan tidak bisa dipisahkan antara yang satu
bahwa membuktikan adanya kebebasan dan lainnya (Amin, 2011: 16). Tiga
merupakan hal yang tidak mungkin. kelemahan itu yang dapat
Dalam hidup manusia, kebebasan memunculkan persoalan-persoalan
merupakan suatu realitas yang dalam konflik beragama. Timbulnya
kompleks. berbagai konflik agama yang terjadi
Dister (Nico, 1988: 40-46) belakangan ini, sangat merongrong
menyatakan ”kebebasan” dimaknai kebebasan beragama.
secara berbeda-beda dan bahkan ketika Beberapa contoh konflik terjadi
kita menunjuk pada satu peristiwa yang didaerah seperti: Sungai Rumbai
sama. Selanjutnya Dister mengatakan Kabupaten Dhamasraya (1995), Padang
bahwa bila kata ” bebas” hanya (Pertengahan 1996- 1997), Padang (2004-
mempunyai satu arti saja maka tentu 2005), Solok dan Pesisir Selatan
saja apa yang dimaksud Acton dan (Pertengahan 2005), Pasar Usang
Roesseau merupakan hal yang Kabupaten Padang Pariaman (2007),
bertentangan. Acton mengatakan bahwa dan Pasaman (2009) (Sudarto, 2011: 1).
manusia sekarang menjadi lebih bebas Hak atas kebebasan beragama dan
sedangkan Roesseau mengatakan berkeyakinan adalah hak untuk

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Pujiono,dkk, Penanaman Nilai Bertoleransi,... 104

memilih, memeluk, serta menjalankan mengherankan bila agama sering


agama dan keyakinan. Hak ini tidak dijadikan “alat pemicu” yang paling
dapat dikurangi dalam keadaan apapun potensial untuk melahirkan suatu
(non-derogable rights).Seharusnya, agama konflik (Mumin, 2018: 16). Ada empat
bukanlah suatu hal yang harus faktor sebagai pemicu konflik, yaitu: (1)
dipersoalkan jika dalam kehidupan perbedaan dalam memahami ajaran
sehari-hari terjadi sinkronisasi dalam tekstual, yang menghasilkan
pelaksanaan hak dan kewajiban.Ketika pengamalan yang berbeda dalam
kita membicarakan tentang hak internal keagamaan. Menganggap
kebebasan beragama, pasti tak terlepas kelompoknya paling benar dan yang
dari sekelompok para penegak hak lainnya sesat; (2) Aksi-aksi penolakan
tersebut serta kewajibannya. Pada terhadap pendirian rumah ibadah; (3)
hakikatnya, jika pemaknaan kebebasan perbedaan adat istiadat; (4) peran aparat
beragama ini terjadi suatu penegak hukum karena adanya persepsi
kesalahpahaman maka suatu konflik yang berbeda diantara para petugas
pun akan timbul (Laurensius, 2015: 380). penegak hukum (Detik, 2017).
Agama memiliki potensi ganda, Toleransi antar umat beragama
yaitu sebagai unsur pemersatu dan adalah cara agar kebebasan beragama
sekaligus berpotensi untuk memecah dapat terlindungi dengan baik.
belah. Agama sebagai keyakinan Kebebasan dan toleransi tidak dapat
memang menyangkut kehidupan batin diabaikan.Namun yang sering terjadi
(inner life) yang berhubungan dengan adalah penekanan dari salah satunya,
sistem nilai. Nilai itu sendiri misalnya penekanan kebebasan yang
merupakan sesuatu yang dianggap benar mengabaikan toleransi dan usaha untuk
dan diikuti. Nilai merupakan realitas merukunkan dengan memaksakan
abstrak yang dirasakan dalam diri toleransi dengan membelenggu
masing-masing sebagai daya pendorong kebebasan. Untuk dapat
atau prinsip-prinsip, yang menjadi mempersandingkan keduanya,
pedoman dalam hidup. Adapun sistem pemahaman yang benar mengenai
nilai yang dianggap paling tinggi adalah kebebasan beragama dan toleransi antar
nilai-nilai agama yang ajarannya umat beragama merupakan sesuatu
bersumber dari Tuhan. Maka tak yang penting dalam kehidupan sehari-

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Pujiono,dkk, Penanaman Nilai Bertoleransi,... 105

hari dalam masyarakat (Ismardi & untuk mengimplementasikan nilai-nilai


Arisman, 2014: 1). Toleransi merupakan kebebasan beragama secara baik dan
salah satu cara untuk meredam tepat.
terjadinya konflik agama yang terjadi di METODE PELAKSANAAN
Indonesia. Persoalannya apakah Kegiatan pengabdian kepada
masyarakat Indonesia memahami akan masyarakat ini menggunakan metode
arti penting torelansi itu sendiri. ceramah dan diskusi. Metode ceramah
Berdasarkan uraian dalam latar dipergunakan untuk memberikan
belakang, maka diperlukan dicari solusi gambaran mengenai implementasi nilai-
sebagai bentuk pencegahan terjadinya nilai kebebasan beragama dan kendala
konflik keagamaan. Dalam mencari yang terjadi dalam melaksanakan
solusi ini muncul permasalahan yang kebebasan beragama di masyarakat.
dirumuskan dalam kegiatan pengabdian Selain itu, kegiatan ceramah ini
ini yaitu : ditujukan untuk memberi arahan dan
1. Faktor-faktor apa yang menjadi pemahaman kepada para siswa
penyebab intoleransi di kalangan mengenai arti pentingnya kegiatan ini.
siswa dalam melaksanakan Kegiatan diskusi dilakukan
kebebasan beragama ? dengan maksud untuk mengali dan
2. Model apa yang tepat untuk mendapatkan umpat balik dari para
digunakaan dalam kegiatan peserta kegiatan terkait dengan
penanaman nilai toleransi kebebasan pemahaman dari para siswa terhadap
beragama dikalangan siswa ? implementasi kebebasan beragama
LUARAN dalam kehidupan sehari-hari.
Luaran dari kegiatan pengabdian Kegiatan pengabdian kepada
ini adalah meningkatnya tingkat masyarakat ini berbentuk tatap muka
kesadaran bagi para siswa SMK dalam dalam fokus kegiatan pemahaman para
mengimplementasikan nilai-nilai siswa mengenai isu-isu yang terkait
toleransi kebebasan beragama. dengan kebebasan beragama.
Selain itu, kegiatan ini juga Penggunaan metode ini bertujuan
memberikan masukan kepada para menggali pengetahuan dan pemahaman
pengajar di tingkat SMK terkait model para peserta pengabdian mengenai
peningkatan kesadaran dari para siswa materi kegiatan.

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Pujiono,dkk, Penanaman Nilai Bertoleransi,... 106

Langkah-langkah kegiatan secara rinci adalah sebagai berikut.


pengabdian kepada masyarakat tersebut
1. Ceramah dan diskusi tentang terhindar terjadinya konflik
pemahamanan terhadap kebebasan beragama.
bergama. 3. Strategi perumusan. Perlu adanya
2. Isu-isu yang terkait dengan keyakinan bagi siswa untuk
kebebasan beragama. melakukan pembelajaran dengan
3. Evaluasi dan refleksi tentang materi metode pembelajaran yang tepat
penanaman nilai-nilai toleransi untuk menghasilkan pemahaman
kebebasan beragama. nilai-nilai toleransi beragama.
Dipilihnya kegiatan pengabdian 4. Masalah-masalah kontroversial.
dengan model sosialisasi ini berdasarkan Masalah-masalah yang ditimbulkan
pertimbangan bahwa kegiatan ini akibat kurangnya pemahaman akan
merupakan kegiatan yang bersifat arti penting toleransi.
penyebarluasan informasi mengenai HASIL KEGIATAN DAN
toleransi kebebasan kehidupan PEMBAHASAN
beragama dengan tingkat efektifitas Kegiatan pengabdian dilaksanakan
yang tinggi dibandingkan apabila pada hari Kamis tanggal 26 Juli 2018
menggunakan metode lainnya. bertempat di SMK As Shodiqiyah
Diskusi terstruktur dilakukan Semarang. Kegiatan pengabdian diikuti
dengan : oleh 31 (tiga puluh satu) siswa.
1. Mempertukarkan opini-opini dan Kegiatan pengabdian diawali
ide-ide. Banyak opini-opini dengan sambuatan pembuka dari ketua
mengenaikebutuhan, tantangan dan tim pengabdian, yang menyampaikan
hambatan mengenai pemahaman maksud dan tujuan dari diadakannya
toleransi beragama. kegiatan pengabdian. Selanjutnya
2. Pemecahan masalah, Perencanaan. kegiatan pengabdian dibuka oleh Kepala
Pemecahan masalah dapat dilakukan Sekolah SMK As Shodiqiyah.
dengan melakukan musyawarah dan Kegiatan pengabdian dilakukan
jalur pengadilan. Perencanaan dengan 2 (dua) tahapan, yaitu :
penting untuk dilakukan agar 1. Pemberian Sosialisasi Kegiatan

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Pujiono,dkk, Penanaman Nilai Bertoleransi,... 107

Pemberian materi kegiatan Fidiyani, dengan judul: “Sosialisasi


pengabdian diberikan oleh Dr. Rini
Hukum Tentang Penanaman Nilai Toleransi Kehidupan Kebebasan Beragama
bagi Siswa SMK Kota Semarang”. Selanjutnya materi kedua disampaikan oleh
Laga Sugiarto,dengan judul materi: “Kebebasan Beragam”. Penyampaian materi
kegiatan pengabdian dilakukan dengan metode cerama, interaktif, sehingga
peserta kegiatan pengabdian dapat langsung memberikan pertanyaan kepada
pemateri terkait dengan materi pengabdian. Ada 3 peserta yang bertanya kepada
Dr. Rini Fidiyani dan 4 peserta yang bertanya kepada Laga Sugiarto. Pertanyaan
peserta bersifat curah pengalaman dan kondisi real di kehidupannya masing-
masing mengenai kasus-kasus toleransi dan aktivitas yang berkaitan dengan sikap
toleransi.
2. Pemberian angket
Angket yang telah dipersiapkan oleh tim pengabdian dibagikan kepada peserta
pengabdian.Peserta kegiatan memiliki waktu 10 (sepuluh) menit untuk
memberikan jawaban dalam angket.
Kegiatan pemberian angket dimaksudkan untuk mendapatkan data dan informasi
mengenai tingkat memberikan pemahaman dari peserta kegiatan pengabdian
tentang arti penting toleransi beragama. Kegiatan pengabdian ini dimaksudkan
untuk :
1. Menemukan Faktor-FaktorPenyebab Terjadinya Intoleransi Dalam Kebebasan
Beragama Dikalangan Siswa.
Penyebab terjadinya intoleransi antar umat beragama adalah:
a. Berbeda pendapat tentang kepercayaan;
b. Berselisih dengan etnis lain dengan membawa-bawa agama masing-masing;
c. Berselisih karena masalah pribadi, tapi membawa-bawa agama masing-masing;
d. Merasa terganggu dengan kegiatan keagamaan yang diselenggarakan di sekitar
lingkungan permukiman.
Untuk mendapatkan data dan informasi tentang penyebab terjadinya intoleransi
dalam menjalankan kebebasan beragama, maka tim pengbdian menyebarkan
angket. Berdasarkan angket yang telah diisi oleh peserta pengabdian maka tim
pengabdian memperoleh data sebagai berikut :

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Pujiono,dkk, Penanaman Nilai Bertoleransi,... 108

1) Jumlah Agama yang diakui secara sah oleh pemerintah Indonesia


Pada angket ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman dari para peserta
pengabdian tentang jumlah Agama yang diakui oleh pemerintah Republik Indonesia.
Berdasarkan angket yang diterima oleh tim pengabdian diperoleh data.
Tabel 1: Penyebutan Jumlah Agama di Indonesia yang Diakui Oleh
Pemerintah
No Peserta Menjawab % Peserta %
Benar (Prosentase) Menjawab (Prosentase)
Salah
1 31 100 % 0 0%
2 T o t al 100 %
Sumber : diolah dari hasil angket suci dari Agama Islam, sehingga
kegiatan pengabdian untuk kitab suci agama Islam
2) Penyebutan Kitab Suci Agama Responden menjawab 100%
di Indonesia benar. Sedangkan untuk Kitab
Dalam angket No 2, tim Suci Agama Kristen responden
pengbdian bermaksud untuk yang menjawab benar sebanyak
memperoleh data serta informasi 100% ,kitab suci Agama Kaholik,
dari para peserta kegiatan sebanyak 27 ( dua puluh tujuh)
pengabdian terkait pemahaman siswa atau 87,10 % menjawab
dari peserta tentang Kitab Suci dengan banar dan sebanyak 3
dari Agama-Agama yang diakui (tiga) siswa atau sebesar 9,68 %
oleh pemerintah Indonesia. siswa salah dalam memberikan
Dari hasil angket diperoleh data jawaban serta 1 (satu) siswa atau
berikut : untuk kitab suci Agama 3,22 % siswa tidak menjawab.
Islam banyak 31 (tiga puluh satu) Scara lengkap data hasil
responden menjawab secara pengolahan angket tersaji dalam
benar Al Quran sebagai kitab tabel berikut :
Tabel 2: Penyebutan Kitab Suci Agama-Agama Yang Diakui Oleh
Pemerintah Indonesia
No Nama Menja % Menj % Tidak % Tota %
Kitab wab (prose awab (prose Menj (Prosen l (Prose
Suci Benar ntase) Salah ntase) awab tase) ntase)
1 Agama 31 100 % 0 0% 0 0% 31 100 %
Islam Al
Quran
2 Agama 31 100 % 0 0% 0 0% 31 100 %

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Pujiono,dkk, Penanaman Nilai Bertoleransi,... 109

Kristen
Protesta
n Injil
3 Agama 27 87,10 % 3 9,68 % 1 3,22 % 31 100%
Katholik
4 Agama 16 51,61 % 13 41,94 2 6,45 % 31 100%
Hindu %
5 Agama 17 54,84 14 45,16 0 0% 31 100 %
Budha % %
6 Agama 30 96,77 1 3,23 % 0 0% 31 100 %
Konghuc %
hu
Sumber : diolah dari hasil angket kegiatan pengabdian
3) Penyebutan Nama Tempat sebesar 93,55% dengan 2 (dua)
Ibadah orang siswa menjawab salah atau
Pada angket ini, para peserta 6,45 %. Selanjutnya penyebutan
kegiatan pengabdian diminta tempat ibadah bagi orang yang
menyebutkan nama tempat beragama Katholik dengan
ibadah dari masing-masing sebutan Katederal, sebanayak 12
agama yang diakui oleh (dua belas ) siswa menjawab
pemerintah Indonesia. secara benar atau 38,71 % dengan
Berdasarkan hasil angket 18 (delapan belas ) siswa
diperoleh data dan informasi menjawab secara salah atau
sebagai berikut : sebesar 58,06 % dan seorang
Untik penyebutkan tempat siswa tidak memberikan jawaban
ibadah orang yang beragama atau 3,23 %. Untuk penyebutan
Islam, yaitu Masjid seluruh tempat ibadah bagi pemeluk
perserta pengabdian sebnayak 31 agama Hindu yang biasa disebut
(tiga puluh satu) siswa Pura, sebanyak 22 (dua puluh
menybutkan secara benar atau dua) siswa menjawab dengan
100 % benar. Sedangkan benar atau sebesar 70,97 %
penyebutkan untuk tempat dengan 8 (delapan) siswa
ibadah untuk orang yang menjawab salah atau sebesar
beragama Kristen, sebanyak 29 25,80 % serta satu orang siswa
(dua puluh Sembilan) siswa tidak memberikan jawaban atau
menjawab dengan benar aau sebesar 3,23 %. Sedangkan

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Pujiono,dkk, Penanaman Nilai Bertoleransi,... 110

tempat ibadah bagi agama Budha Konghuchu, yaitu Klenteng


yaitu Candi sebanyak 22 (dua sebanyak 28 (dua puluh delapan)
puluh dua) siswa menjawab siswa menjawab dengan benar
dengan benar atau sebesar atau sebsar 90,32 % serta 2 (dua)
70,97% dengan 8 (delapan) siswa siswa salah dalam menjawab
saah dalam menjawab atau atau sebesar 6,45% dengan
sebesar 25,80 % dan seorang seorang siswa tidak memberkan
siswa tidak menjawab atau jawaban atau sebesar 3,23 %.
sebesar 3,23 %.dan penyebutan Secara lengkap hasil angket
untuk tempat ibadah bagi umat tersaji dalam tabel berikut :
Tabel. 3: Penyebutan Nama Tempat Ibadah
No Nama Menj % Menjaw % Tida % Tota %
Tempa awab (prosent ab (prosen k (porse l (prose
t Bena ase) Salah tase) Men ntase) ntase)
Ibadah r jawa
b
1 Agama 31 100 % 0 0% 0 0% 31 100 %
Islam
2 Agama 29 93,55 % 2 6,45 % 0 0% 31 100 %
Kristen
3 Agama 12 38,71 % 18 58,06 % 1 3,23 % 31 100 %
Katholi
k
4 Agama 22 70,97 % 8 25,80 % 1 3,23 % 31 100 %
Hindu
5 Agama 22 70,97 % 8 25,80 % 1 3,23 % 31 100 %
Budha
6 Agama 28 90,32 % 2 6,45 % 1 3,23 % 31 100 %
Kongh
uchu
Sumber : Diolah dari hasil angket kegiatan pengabdian
4) Penyebutan Hari-Hari Besar disebutkan oleh para siswa
Keagamaan yaitu : sebanyak 30 (tiga
a. Agama Islam puluh ) siswa menyebutkan
Berdasarkan hasil angket Idul Fitri atau sebesar 96,77
kegiatan pengabdian %, Idul Adha sebanyak 28
diperoleh data dan informasi (dua puluh delapan) atau
bahwa hari-hari besar agama sebesar 90,32 %, Isra Mijraj
Islam yang diketahui dan disebut oleh 6 (enam) siswa

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Pujiono,dkk, Penanaman Nilai Bertoleransi,... 111

atau sebesar 19,35 disebut oleh 11 (sebelas )


%,kemudian Maulid Nabi siswa atau sebesar 35,48 %.
Tabel 4: Hari Besar Agama Islam
No Penyebutan Men % Tidak % Total
Hari Besar yebu (prosen Terjawab (prosentase) Respon
tkan tase) den
1 Hari Raya 30 96,77 % 1 3,23 % 31
Idul Fitri
2 Hari Raya 28 90,32 % 3 9,68 % 31
Idul Adha
3 Isra Mijraj 6 19,35 % 25 80,65 % 31
4 Maulid 11 35,48 % 20 64,52 % 31
Nabi
5 1 Muharam 1 3,23 % 30 96,77 % 31
Sumber : diolah dari hasil angket kegiatan pengabdian
b. Agama Kristen atau sebesar 35,48 % dan
Berdasarkan hasil angket, kenaikan Isa Almasih disebut
maka diperoleh data bahwa oleh 6(enam) siswa atau
hari-hari besar Agama sebesar 19,35 %, Disamping
Kristen yang disebutkan oleh itu ada 1 (satu) siswa yang
para siswa sebagai berikut : salah dalam menjawab atau
Hari Natal disebut oleh 28 sebesar 3,23 % dan seorang
(dua puluh delapan) siswa siswa tidak memberikan
atai sebesar 90,32 %, Paskah jawaban atau sebesar 3,23 %.
disebut oleh 11 (sebelas)siswa
Tabel 5: Hari Besar Agama Kristen
N Penyebuta Menyeb % Tidak % Total %
o n Hari utkan (prosenta Tersebu (prosent Respo (prosen
Besar se) t ase) nden tase)
1 Natal 28 90,32 % 3 9,68 % 31 100 %
2 Paskah 11 35,48 % 20 64,52 % 31 100 %
3 Kenaikan 6 19,35 % 25 80,65 % 31 100 %
Isa
Almasih
4 Menjawab 1 3,23 %
Salah
5 Tidak 1 3,23 %
Menjawab
Sumber : diolah dari hasil angket kegiatan pengabdian
c. Agama Katholik Berdasarkan hasil dari
angket, untuk hari besar

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Pujiono,dkk, Penanaman Nilai Bertoleransi,... 112

Agama Katholik, para peserta disebut oleh 6 (enam) siswa


kegiatan menyebutkan hari atau sebesar 19,35 %, dan ada
besar sebagai berikut : 4 (empat) siswa atau sebesar
Natal disebut oleh 18 12,90 % tidak memberikan
(delapan belas) siswa atau jawaban.
sebesar 58,06 %,Paskah
Tabel 6: Hari Besar Agama Katholik
N Penyebuta Dijawa % Tidak % Tota %
o n Hari b oleh (prosenta Tersebu (prosent l (prosen
Besar siswa se) t ase) tase)
1 Natal 18 58,06 % 13 41,94 % 31 100 %
2 Paskah 6 19,35 % 25 80,65 % 31 100 %
3 Tidak 4 12,90 % 31 100 %
Menjawab
Sumber: diolah dari hasil angket kegiatan pengabdian
d. Agama Hindu %, Galungan disebut oleh 1
Hari besar Agama Hindu (satu) orang siswa atau
yang tersebut oleh siswa sebesar 3,23 % dan ada
sebagai berikut :Nyepi 4(empat) siswa atau sebesar
disebut oleh 23 (dua puluh 12,90 % yang tidak
tiga) siswa atau sebesar 74,19 memberikan jawaban.
Tabel 7: Hari Besar Agama Hindu
No Nama Terja % Tidak % Salah % Tota %
Hari wab (prose Tesebu (prosen Menjawa (prose l (prosen
Besar ntase) t tase) b ntase) tase
1 Nyepi 23 74,19 % 8 25,81 % 31 100 %
2 Galunga 1 3,23 % 30 96,77 % 31 100 %
n
3 8 25,81 31 100 %
%
4 Tidak 4 12,90
menjawa
b
Sumber :diolah dari hasil angket kegiatan pengabdian
e. Agama Budha Waisak disebut oleh 19
Hari besar agama budha (Sembilan belas) siswa atau
tersebut oleh siswa sebagai sebesar 61,29 % dan Kuningan
berikut : disebut oleh seorang siswa
atau sebesar 3,23 % dan ada

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Pujiono,dkk, Penanaman Nilai Bertoleransi,... 113

2(dua ) siswa atau sebesar jawaban.


6,45 % tidak memberikan

No Nama Ter % Tidak % Salah % Tota %


Hari jaw (prosen Menja (prose Menja (prosen l (prose
Besar ab tase) wab ntase) wab tase) ntase)
1 Waisak 19 61,29 % 31 100 %
2 Kuninga 1 3,23 % 31 100 %
n
3 2 6,45 % 31 100 %
8 25,81 % 31 100 %
Tabel 8: Hari Besar Agama Budha
Sumber : diolah dari hasil angket kegiatan pengabdian
raya Agama Konghuchu
f. Agama Konghuchu Imlek dan Cap Go meh. Hari
Pemahaman para siswa raya Imlek dikenal oleh 23
tentang hari-hari besar (dua puluh tiga ) siswa atau
Agama Konghuchu, sebesar 74, 19 %, sedangkan
berdasarkan angket yang hari Raya Cap Go Meh
telah diisi oleh para siswa dikenaloleh 1 ( satu) orang
peserta kegiatan pengabdian siswa atau sebesar 8,23 %
sebanyak 31 (tiga puluh satu) dengan 7 (tujuh) orang siswa
menunjukkan pemahaman atau 22, 58 % tidak
sebagai berikut : bahwa para menyebutkan hari hari besar
siswa hanya mengenal hari Agama Konghuchu.
Tabel 9: Hari Besar Agama Konghuchu
No Nam Menjawa % Tidak % Tota %
a b (prosent Menjawa (prosent l (prosent
Hari ase) b ase) ase)
Besar
1 Imle 23 74,19 % 31 100 %
k
2 Cap 1 3,23 % 31 100 %
Go
Meh
3 7 22,58 % 31 100%
Sumber : diolah dari hasil angket kegiatan pengabdian
2. Mendapatkan Model Kesadaran Siswa tentang
Pembelajaran Peningkatkan Kebebasan Beragama

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Pujiono,dkk, Penanaman Nilai Bertoleransi,... 114

Secara tradisional, proses juga perlu dilakukan


pembelajaran melibatkan dengan metode
pendidik, peserta didik, dan pembelajaran yang tepat.
buku ajar (texbooks). Isi Pendidik diharapkan dapat
pelajaran yang dipelajari mengembangkan metode
berasal dari buku ajar, dan pembelajaran sesuai dengan
pembelajaran menjadi standar kompetensi dan
tanggung jawab pendidik kompetensi dasar.
dalam menyampaikan isi Pencapaian seluruh
pelajaran kepada peserta kompetensi dasar perilaku
didik. Pembelajaran dapat terpuji dapat dilakukan
ditafsirkan sebagai tidak beraturan. Peran
penyampaian isi pelajaran semua unsur sekolah,
ke dalam otak peserta didik orangtua siswa, dan
dengan cara tertentu dan masyarakat sangat penting
mereka akan melacak dalam mendukung
kembali informasi yang keberhasilan pencapaian
telah diterima pada waktu (Siti, 2013: 153).
menghadapi ujian. Dengan Pembelajaran yang efektif
model ini, cara adalah pembelajaran yang
memperbaiki pembelajaran mampu membawa siswa
adalah memperbaiki untuk mencapai tujuan
kemampuan pendidik pembelajaran atau
dengan cara pendidik kompetensi seperti yang
mempelajari banyak diharapkan.Pembelajaran
pengetahuan dan metode yang efisien memiliki
penyampaian isi pelajaran makna adanya aktivitas
kepada peserta didik pembelajaran yang
(Achmad, 2009: 193-194). berlangsung dengan
Pembelajaran yang berhasil menggunakan waktu dan
tidak hanya cukup dengan sumberdaya yang relatif
materi pembelajaran tetapi sedikit.Pembelajaran perlu

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Pujiono,dkk, Penanaman Nilai Bertoleransi,... 115

diciptakan menjadi peserta didik saling


peristiwa yang menarik menghargai sesama.
agar mampu meningkatkan B. Pembahasan Pelaksanaan Kegiatan
minat dan motivasi belajar Indonesia merupakan negara
siswa. Efektifitas, efisiensi, yang menjunjung tinggi persatuan dan
dan daya tarik sebuah kesatuan bangsa, meskipun di tengah-
program pembelajaran akan tengah keadaan negara Indonesia yang
memfasilitasi siswa untuk sangat pluralisti (perbedaan akan ras,
mencapai hasil belajar yang suku, budaya, adat, agama, dll).
optimal (Benny, 2000: 4). Pluralisme yang terjadi di Indonesia
Model pembelajaran agar sangat riskan akan terjadi gesekan-
pencapaian kesadaran siswa gesekan yang akibatnya akan
tentang kebebasan menimbulkan konflik. Bukan hal yang
beragama dapat dilakukan mudah bagi negara Indonesia untuk
dengan model pembelajaran memanajemen pluralisme yang ada
toleransi antar umat dan menghindarkan terjadinya
beragama diantaranya konflik. Pluralisme ini berada pada
seperti Guru lebih titik tengah dimana negara Indonesia
menekankan pada nilai, berhasil memanajemennya dengan
sikap dan kepribadian, guru baik maka pluralisme ini akan menjadi
memberikan ceramah suatu aset yang sangat berharga bagi
tentang toleransi antar negara Indonesia. Namun, jika negara
umat beragama kepada Indonesia gagal untuk memanajemen
peserta didik, guru dapat pluralisme yang ada, maka akibatnya
menjadi pendengar, adalah konflik yang dapat
pembicara, dan pemikir menimbulkan perpecahan di negara
yang baik, peserta didik Indonesia dan kerugian baik materil
saling menginngatkan maupun immateril. Beberapa cara
tentang ibadah kepada sudah dilakukan oleh pemerintah
teman ketika teman lupa diantaranya dengan regulasi,
untuk menjalankan kebijakan-kebijakan dan berbagai
ibadahnya., guru dan tindakan pencegahan.

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Pujiono,dkk, Penanaman Nilai Bertoleransi,... 116

Khusus pada prulalisme agama korban jiwa yang cukup banyak.


yang ada di Indonesia, banyak hal Konflik antar umat beragama
yang perlu untuk dikaji. Agama merupakan konflik yang terus
sebagai salah satu sumber nilai yang menerus dan sulit ditemukan jalan
dijadikan pedoman bagi suatu keluar yang konkrit. Seharusnya nilai
kelompok tertentu perlu diperhatikan toleransi dapat menjadi “way out”
secara cermat dalam memahami dalam permasalahan ini.
kehidupan manusia di Indonesia. Hal 1. Penyebab Terjadinya Intoleransi
ini dapat dipahami karena memang Dalam Kebebasan Beragama
agama lah yang ikut andil dalam Dikalangan Siswa.
proses pembentukan nilai-nilai yang Indonesia terdiri dari beragam
sakral dalam suatu kelompok tertentu budaya dan etnik. Keanekaan budaya
dalam kehidupan manusia di Indonesia telah dikenal sejak lama dan
Indonesia pada umumnya. Agama diakui, bahkan dikukuhkan.Pada masa
pula yang memberikan sumbangan kolonial Belanda keanekaan itu
besar mengenai etos spiritual bagi dikenali melalui studi-studi orientalis
kehidupan manusia di tentang aneka hukum adat yang ada di
Indonesia.Sehingga dapat dipahami negeri ini. Kemudian dikukuhkan,
sebuah kenyataan bahwa masyarakat antara lain dalam pemberlakuannya
Indonesia merupakan masyarakat untuk penyelesaian berbagai persoalan
sosialistis religious (Muhammad, 2015: hukum tertentu yang di luar
36). jangkauan hukum dan tidak terkait
Beberapa kasus yang telah terjadi langsung dengan kepentingan
di Indonesia berkaitan dengan adanya pengusaha colonial (Sumartana, 2005:
kesalahpahaman antara agama karena 13).
alasan pemahaman yang kurang baik Untuk mengamankan
dalam sikap bertoleransi, komunikasi masyarakat pluralis yang rentan
antar agama yang kurang baik, sikap terjadinya konflik dan membangun
menghormati antar agama, dll. Sejarah toleransi umat beragama melalui
telah mengajarkan pada bangsa paradigma integralistik dapat dikaji
Indonesia bagimana konflik dari berbagai aspek, yakni Pertama,
keagamaan terjadi dan banyak jatuh aspek ekonomi, dengan melakukan

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Pujiono,dkk, Penanaman Nilai Bertoleransi,... 117

upaya-upaya yang dapat konflik yang perlu diperhatikan, yakni


mensejahterakan masyarakat, seperti bagaimana kondisi sosial masyarakat
pemberdayaan masyarakat berbasis itu, seperti keadaan ekonomi, situasi
keadilan dan kesejahteraan umat, politik, sosial budaya, dll.
dengan memberlakukan JPS(Jaring Cara menjaga serta mewujudkan
Pengaman Sosial), memberikan kerukunan hidup antar umat beragama
bantuan bagi keluarga yang kurang yang di dalamnya membahas tentang
mampu, mengadakan pelatihan- hubungan antar sesama umat
pelatihan kepada masyarakat yang beragama. Beberapa cara menjaga dan
tidak mempunyai pekerjaan sehingga mewujudkan kerukunan hidup antar
ia mempunyai keterampilan yang umat beragama antara lain: (1)
dapat menghasilkan uang. Kedua, Menghilangkan perasaan curiga atau
aspek normatif (dokrin agama), yakni permusuhan terhadap pemeluk agama
upaya memberikan kesadaran dan lain; (2) Jangan menyalahkan agama
pemahaman yang baik mengenai seseorang apabila dia melakukan
pentingnya untuk hidup damai dan kesalahan tetapi salahkan orangnya;
rukun, salah satu caranya dengan (3) Biarkan umat lain melaksanakan
mengadakan kegiatan pengajian yang ibadahnya jangan mengganggu umat
materinya seputar pentingnya lain yang sedang beribadah; (4)
menciptakan dan memelihara Hidnari diskriminasi terhadap agama
kerukunan dan keharmonisan hidup lain (Nazmudin, 2017: 36).
beragama (pengajian agama berbasis 3. Model Peningkatkan Kesadaran
pluralitas), peran serta dan kearifan Siswa tentang Kebebaan
pemuka agama untuk tidak melakukan Beragama
dakwah standar ganda dalam Toleransi pada asalnya
masyarakat majemuk.Ketiga, aspek memberikan pengertian membiarkan,
politik dan hukum, yakni dengan membebaskan, tidak mengambil
memberlakukan sangsi yang tegas dan peduli terhadap apa saja yang berada
mengamankan siapa saja yang berbuat di luar dirinya. Kalau kaitannya
sesuatu hal yang dapat menyebabkan dengan agama, maka toleransi adalah
terjadinya konflik. Artinya, untuk membiarkan orang lain memahami,
mencegah agar tidak terjadinya menghayati dan melaksanakan apa

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Pujiono,dkk, Penanaman Nilai Bertoleransi,... 118

saja yang sesuai dengan keunikannya. pertikaian yang dipicu agama


Masyarakat yang bertoleransi tersebut merupakan salah satu penyebab
juga dapat disebut sebagai masyarakat permasalahan yang dapat membuat
yang rukun karena tidak mau terlibat masyarakat saling bermusuhan dan
untuk mengurusi keadaan orang lain. berakhir dengan pertikaian.
Namun sikap yang mengisolasi diri Permasalahan terkait kerukunan
dalam arti memutus hubungan dengan antar umat beragama di Indonesia
lingkungan adalah sikap yang kurang diperlukan peran serta seluruh
bijaksana.Pemahaman terhadap komponen masyarakat, tokoh agama
kerukunan di atas tersebut yang terutama adalah peran serta
dikategorikan sebagai kerukunan yang pemerintah. Berbagai upaya telah
pasif (Ridwan, 2016: vii). dilakukan oleh pemerintah dalam
Peraturan Bersama Menteri menciptakan kerukunan antar umat
Agama dan Menteri Dalam Negeri beragama ini, antara lain Kementerian
Nomor 9 Tahun 2006/Nomor 8 Agama RI telah mensosialisasikan
Tahun 2006 Pasal (1) angka (1) bahwa regulasi dan penguatan regulasi terkait
Pemeliharaan kerukunan umat Kebebasan Beragama dan
beragama adalah upaya bersama umat Berkeyakinan (KKB) (Tribun, 2018).
beragama dan Pemerintah di bidang Toleransi umat beragama
pelayanan, pengaturan, dan dibangun dalam beberapa aspek
pemberdayaan umat beragama. paradigm integralistik. Aspek-aspek
Peraturan ini menjelaskan bahwa tersebut yakni: pertama, toleransi
kerukunan umat beragama merupakan dalam aspek ekonomi. Toleransi umat
bagian penting dari kerukunan beragama yang diharapkan adalah
nasional. saling mengerti antar para pemeluk
Masyarakat Indonesia agama. Dalam arti saling memahami
merupakan masyarakat yang sangat keadaan antar umat beragama baik
beragam. Kerukunan antar masyarakat masalah-masalah sosial masyarakat
terutama antar umat beragama (RI, hal. 8). Adanya rasa saling
menjadi hal penting yang perlu untuk memahami dalam berinteraksi akan
diwujudkan dalam kehidupan timbul sikap saling tolong menolong
bermasyarakat. Permusuhan dan dalam kegiatan perekonomian. Hal ini

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Pujiono,dkk, Penanaman Nilai Bertoleransi,... 119

tidak hanya timbul sikap saling tolong perlu untuk diterapkan dengan baik
menolong, melainkan juga sikap saling dan tepat.
menghormati dan saling menghargai Secara khusus istilah “model”
dalam aktivitasperekonomian dan diartikan sebagai kerangka konseptual
peribadatan.Kedua, toleransi dalam yang digunakan sebagai pedoman
aspek budaya. Penduduk Palembang dalam melakukan sesuatu kegiatan.
merupakan etnis melayu dan Model juga diartikan sebagai barang
menggunakan bahasa melayu yang atau benda tiruan dari benda yang
telah disesuaikan dengan dialek sesungguhnya, seperti globe adalah
setempat yang kini dikenal sebagai model dari bumi tempat kita hidup.
bahasa Palembang. Namun para Istilah model digunakan untuk
pendatang seringkali menggunakan menunjukkan pengertian yang
bahasa daerahnya. Hal ini pun terjadi pertama sebagai kerangka konseptual.
di daerah-daerah lain di Indonesia, Atas dasar pemikiran tersebut, maka
seperti di daerah Kalimantan. Tragedi yang dimaksud dengan model
yang terjadi di Poso juga menjadi pembelajaran adalah kerangka
catatan sejarah yang buruk bagi konseptual yang melukiskan prosedur
Indonesia karena kegagalan yang sistematis dalam
masyarakat Indonesia memahami arti mengorganisasikan pengalaman
penting toleransi. belajar untuk mencapai tujuan belajar
Siswa merupakan anak bangsa tertentu, dan berfungsi sebagai
dan penerus bangsa yang harus dibina pedoman bagi para perancang
dan di berikan pembelajaran akan arti pembelajaran dan para pengajar dalam
penting nilai toleransi. Siswa merencanakan dan melaksanakan
merupakan sosok yang akan dididik aktivitas pembelajaran (Udin, 2001: 3).
untuk menjadi terpelajar dan KESIMPULAN
pembelajaran yang baik akan dapat Penyebab terjadinya
mencegah terjadinya tragedi-tragedi persengketaan dalam implementasi
atau konflik agama di Indonesia. toleransi kebebasan beragama
Model pembelajaran untuk dikalangan siswa, yaitu: (1)
meningkatkan kesadaran siswa akan pemahaman yang kurang pada siswa
arti penting kebebasan beragama, akan arti penting nilai toleransi

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Pujiono,dkk, Penanaman Nilai Bertoleransi,... 120

beragama; (2) pengetahuan yang seyogianya diperhitungkan dan


kurang mendalam mengenai dipertimbangkan dalam penentuan
pluralisme dan multikulturalism di filsafat, teori, visi, pengembangan
Indonesia pada siswa; (3) kesadaran dokumen, sosialisasi, dan pelaksanaan
yang kurang akan akibat-akibat yang kurikulum. Untuk itu maka
dapat timbul karena kurangnya diperlukan adanya penataan ulang dan
toleransi beragama. penguatan pendidikan
Pendidikan multikultural adalah kewarganegaraan (PKn), IPS, dan
strategi pendidikan yang diaplikasikan pendidikan agama dengan
pada semua jenis mata pelajaran memasukkan muatan materi
dengan cara menggunakan perbedaan- keanekaragaman nilai-budaya, adat,
perbedaan cultural yang ada pada para sosial, dan nilai-nilai toleransi
siswa seperti perbedaan etnis, agama, beragama. Ini merupakan salah satu
bahasa, gender, klas sosial, ras, model yang tepat yang dapat
kemampuan, dan umur agar proses digunakan dalam rangka
belajar menjadi efektif dan meningkatkan kesadaran para siswa
mudah.Keragaman tersebut terkait dengan implementasi
berpengaruh langsung terhadap kebebasan beragama.
kemampuan guru dalam Perlu untuk dilakukan
melaksanakan kurikulum.Kemampuan pemahaman akan nilai-nilai toleransi
sekolah dalam menyediakan dilakukan secara terus menerus dan
pengalaman belajar serta berpengaruh mendalam agar siswa memahami
dalam mengolah informasi menjadi dengan baik dan benar akan arti
sesuatu yang dapat diterjemahkan penting nilai toleransi. Selain itu perlu
sebagai hasil belajar. Keragaman itu adanya dukungan bersama antar
menjadi variable bebas yang memiliki isntansi pemerintah atau swasta, antar
kontribusi sangat signifikan terhadap civitas akademika, antar pemuka
keberhasilan implementasi kurikulum agama, dengan wujud nyata agar nilai
yang ada, baik kurikulum sebagai toleransi dapat meresap dalam jiwa
proses maupun kurikulum sebagai para pemuda bangsa Indonesia.
hasil. Oleh karena itu, keragaman
tersebut harus menjadi factor yang DAFTAR PUSTAKA

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Pujiono,dkk, Penanaman Nilai Bertoleransi,... 121

Abdullah, H.M. Amin. 2011. Kebebasan Puslitbang Kehidupan


Beragama dan Berkeyakinan dalam Keagamaan
Prinsip Kemanusiaan Siti Maesaroh, Peranan Metode
Universal,Agama-agama, dan
Pembelajaran Terhadap Minat dan
Keindonesiaan. Yogyakarta
Prestasi Belajar Pendidikan Agama
Arisman& Ismardi. 2014. Meredam Islam, Jurnal Kependidikan, Vol.
Konflik dalam Upaya Harmonisasi 1 No. 1 Nopember 2013,
Antar Umat Beragama, Toleransi:
Mustafa, Reorientasi Teologi Islam
Media Komunikasi Umat
dalam konteks Pluralisme Beragama
Bergama, Vol.6, No.2 Juli-
(Telaah Kritis dengan Pendekatan
Desember.
Teologis Normatif, Diialogis dan
Achmad Rifa’i RC dan Catharina Tri Konvergensif)”, Jurnal Hunafa
Anni. 2009. Psikologi Pendidikan, Vo.3 No. 2 Juni 2006
Semarang: UNNES Press, 2009), Mumin, U. Abdullah. 2018. Pendidikan
Bertens, K. 1997. Etika, Jakarta: Toleransi Perspektif Pendidikan
Gramedia Pustaka Utama Agama Islam (Telaah Muatan
Dister, Nico Syukur.Filsafat Pendekatan Pembelajaran Di
Sekolah),al-Afkar, Journal for
Kebebasan, Yogyakarta: Kanisius
Islamic Studies, Vol. 2, No.1,
Dyayadi M T. Kamus Lengkap July.
Islamologi. Yogyakarta: Qiyas
Nazmudin, Kerukunan dan Toleransi
Detik News, Kamis, 5 Januari 2017. Antar Umat Beragama dalam
https://news.detik.com/berita/3 Membangun Keutuhan Negara
388574/mabes-polri-ungkap-4- Kesatuan Republik Indonesia
faktor-pemicu-konflik- (NKRI), Journal of Government
intoleransi and Civil Society, Vol. 1, No. 1,
Fidiyani, Rini. Kerukunan Umat April 2017
Beragama di Indonesia (Belajar Rahardjo, Satjipto. 2006. Ilmu Hukum
Keharmonisan dan Toleransi Umat (cetakan keenam), Bandung:
Beragama di Desa Cikakak,Kec. Citra Aditya Bakti
Wangon,Kab Banyumas), Jurnal
_______________.2009. Hukum dan
Dinamika Hukum, Fakultas
Perilaku, Jakarta: Kompas Media
Hukum Universitas Jenderal
Nusantara
Soedirman Purwokerto, Volume
13, No.3 September 2013. Suhartono, Suparlan. 2009, Dasar-
Dasar Filsafat. Yogyakarta: Ar-
Jati, Wasisto Rahardjo. 2014. Toleransi
Ruzz Media
Beragama dalam Pendidikan
Multikulturalisme Siswa Sma Sukardja, Ahmad. 1995. Piagam
Katolik Sang Timur Yogyakarta, Madinah dan UUD 1945, Jakarta:
Cakrawala Pendidikan, Februari, Universitas Indonesia Press.
Th. XXXIII, No. 1 Sudarto.2011. Kebebasan Agama
Kementerian Agama RI. 2016. Dalam Cita Dan Realita,
Toleransi Beragama di Daerah Makalah Hasil Pemantauan
Rawan Konflik, Jakarta: Sekaligus Pengalaman Langsung

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Pujiono,dkk, Penanaman Nilai Bertoleransi,... 122

Dari Lembaga PUSAKA


Padang, disampaikan di Padang
Simbolon, Laurensius Arliman. 2015.
Penyelesaian Konflik Antar Umat
Beragama (Studi Pada
KomnasHamPerwakilan Sumatera
Barat),Jurnal Ilmu Hukum
Volume 2 Nomor 2.
Sumartana, dkk.,2005. Pluralisme,
Konflik dan Pendidikan Agama di
Indonesia, Yogyakarta: Pustaka
Belajar
Subhi, Muhammad Rifa’i. Penelitian
Agama Menurut H. A. Mukti Ali
dan Kontribusinya Terhadap
Pendidikan Islam, Jurnal
Madaniyah, Edisi VIII, Januari
2015.
The Wahid Institute, Laporan
Kebebasan Beragama Dan
Toleransi Di Indonesia, The Wahid
Institute 2011, Lampu Merah
Kebebasan Beragama,Jakarta
Thoha, Malik Anis. 2005. Tren
Pluralisme Agama. Jakarta:
Perspektif
Tribunnews.com, Kerukunan Umat
Beragama Perekat Persatuan
Bangsa, http://www.tribunnews.co
m/nasional/2018/03/12/kerukunan-
umat-beragama-perekat-persatuan-
bangsa.
Udin S. Winataputra, Udin S. 2001.
Model-model Pembelajaran Inovatif,
Jakarta: PAU-PPAI UT

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Dewi Sulistianingsih, Pujiono, Yuli Prasetyo Adhi, Permodalan Bagi Usaha Mikro, Kecil…. 123

Artikel
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia
Permodalan Bagi Usaha Mikro, (Indonesian Journal of Legal Community
Engagement) JPHI, 01(2) (2019):123-133

Kecil, dan Menengah di Kabupaten © Dewi Sulistianingsih, Pujiono, Yuli


Prasetyo Adhi
This work is licensed under a Creative

Batang Commons Attribution-ShareAlike 4.0


International License.

ISSN Print 2654-8305


ISSN Online 2654-8313
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index

Dewi Sulistianingsih, Pujiono


Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang

Yuli Prasetyo Adhi


Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang
Diterima: 24 Januari 2019, Diterima: 1 Pebruari 2019, Dipublikasi: 5 Maret 2019

Abstrak
UMKM merupakan unit usaha kecil dan meneengah yang dilakukan oleh
masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. UMKM memiliki
peranan menggerakkan perekonomian suatu daerah dengan menyerap tenaga kerja
dan meningkatkan pendapatan bagi masyarakat setempat. Peranan yang cukup besar
mengalami banyak kendala bagi UMKm untuk memajukan dan mengembangkan
usahanya menjadi lebih baik. Pengembangan UMKM memiliki karakteristik yang
berbeda dengan industri besar, diantaranya yaitu dari segi permodalan. UMKM
mengembangkan usahanya dengan modal usaha yang relatif kecil dibandingkan
dengan industri besar. Penggunaan teknologi yang relatif tidak tinggal
mengakibatkan UMKM tidak membutuhkan modal yang sangat besar untuk
mengadakan penggunaan teknologi tinggi. Kebutuhan akan permodalan tetap
menjadi bahan pertimbangan UMKM untuk mengembangkan usahanya menjadi
lebih baik meskipun UMKM tidak membutuhkan modal yang sangat besar
dibandingkan dengan industri besar. Kebutuhan UMKM akan permodalan
mengalami banyak kendala diantaranya akses dan informasi yang sangat minim
terhadap perbankan untuk mendapatkan fasilitas kredit, kesulitan memenuhi
persyaratan agunan untuk mendapatkan fasilitas kredit, kemampuan untuk
mengembalikan pinjaman, dll.
Korespondesi Penulis
Kata kunci:
Fakultas Hukum UNNES, Kampus UNNES
Perbankan; Usaha Mikro; Usaha Kecil;
Sekaran, Gunungpati, Semarang.
Usaha Menengah Surel
dewisulistianingsih21@mail.unnes.ac.id

PENDAHULUAN menunjukkan bahwa para pelaku


Krisis ekonomi yang melanda ekonomi kecil dan menengah mampu
negara Indonesia pada tahun 1998, bertahan dari terpaan krisis ekonomi

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Dewi Sulistianingsih, Pujiono, Yuli Prasetyo Adhi, Permodalan Bagi Usaha Mikro, Kecil…. 124

bahkan mampu menjadi penopang adanya keterkaitan kekerabatan yang


pertumbuhan ekonomi Indonesia. tinggi sehingga akumulasi modal tidak
Menurut Baasir (Faisal, 2003: 6-7) dapat tercipta melainkan diantara sanak
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah keluarga; (4) memiliki rasa
(UMKM) mampu bertahan kebersamaan yang menyebabkan
menghadapi krisis ekonomi, persaingan menjadi terbatas, (5)
dikarenakan didukung oleh beberapa kebanyakan usaha mikro kecil
faktor, seperti : (1). sebagian besar usaha merupakan usaha untuk
kecil menghasilkan barang-barang mempertahankan hidup bukan usaha
konsumsi (consumer goods), khususnya yang produktif. Karakteristik lain yang
yang tidak tahan lama, (2). mayoritas dimiliki UMKM yaitu UMKM
usaha kecil lebih mengandalkan pada merupakan usaha padat karya, terdapat
non-banking financing dalam aspek disemua lokasi terutama di pedesaan,
pendanaan usaha, (3). pada umumnya lebih tergantung pada bahan baku lokal
usaha kecil melakukan spesialisasi dan sebagai penyedia utama barang-
produksi yang ketat, dalam artian hanya barang dan jasa kebutuhan pokok
memproduksi barang atau jasa tertentu, masyarakat berpendapatan rendah atau
(3). terbentuknya usaha-usaha kecil, miskin (Tulus, 2015: 1).
terutama di sektor informal sebagai Menurut Musa Asy·ari (2000: 172 -
akibat dari banyaknya pemutusan 182) ada 2 (dua) bentuk kendala yang
hubungan kerja di sektor formal akibat dihadapi UMKM dalam kegiatan
krisis yang berkepanjangan. ekonomi, seperti: (1) Kendala kultural
Di sisi lain, Sri Redjeki Hartono atau hambatan budaya seperti konflik
menyebutkan (Hartono, 2007: 2) antara kultur industrial dengan kultur
UMKM memiliki ciri-ciri dan agraris dan etos kerja yang rendah; dan
karakteristik seperti: (1) struktur (2) Kendala struktural seperti
permodalan sangat terbatas dan permodalan,penguasaan pasar dan
kekurangan modal kerja dan sangat teknologi tinggi. Kendala-kendala yang
tergantung terhadap sumber modal dihadapi UMKM sangat terkait dengan
sendiri dan lingkungan pribadi; (2) Izin kebijakan pemerintah. Kebijakan
usaha seringkali tidak dimiliki dan pemerintah yang terkait dengan
persyaratan usaha tidak dipenuhi; (3) UMKM, seperti kebijakan yang

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Dewi Sulistianingsih, Pujiono, Yuli Prasetyo Adhi, Permodalan Bagi Usaha Mikro, Kecil…. 125

dikeluarkan oleh Kementerian pelaku usaha, khususnya pelaku usaha


Pendidikan Nasional turut mikro, kecil dan menengah agar dapat
mempengaruhi ketersediaan tenaga menikmati fasilitas perbankan dalam
kerja yang trampil. Disamping itu, bentuk kredit.
Undang-Undang Ketenagakerjaan juga Berdasar pada analisis situasi yang
mempengaruhi kondisi pasar tenaga telah dipaparkan di atas, maka perlu
kerja. Demikian juga kebijakan untuk melakukan kegiatan sosialisasi
pemerintah di bidang moneter seperti yang bertujuan meningkatkan
penentuan suku bunga pinjaman atau kesadaran dari pada pelaku usaha mikro,
nilai tukar rupiah sangat berpengaruh kecil dan menengah guna
pada kelangsungan UMKM. memanfaatkan fasilitas kredit yang
Kendala lain yang dihadapi oleh disediakan oleh lembaga perbankan
UMKM sebagaimana dikemukakan guna mengatasi permasalahan
oleh Tony Prasetiantono (Toni, 2000: permodalan. Oleh karena itu, maka
27), menyebutkan para pengusaha dapat dirumuskan masalah sebagai
UMKM menghadapi kendala seperti berikut :
akses manajemen usaha yang baik, 1. Faktor-Faktor apakah yang
kemampuan alih teknologi dari melatarbelakangi para pelaku usaha
perlengkapan kerja,praktik monopoli mikro, kecil dan menengah belum
dan persaingan usaha tidak sehat oleh memanfaatkan secara optimal
usaha-usaha besar di dalam kegiatan fasilitas kredit dari lembaga
bisnis, menciptakan dan “merebut perbankan ?
pasar” dalam kegiatan ekonomi 2. Bagaimana upaya yang ditempuh
(customize market). untuk meningkatkan pemanfaatan
Berdasarkan uraian di atas, maka fasilitas kredit dari lembaga
diperoleh suatu informasi bahwa perbankan oleh para pelaku usaha
kendala utama yang dihadapi oleh usaha mikro, kecil dan menengah ?
mikro, kecil dan menengah adalah LUARAN
dibidang permodalan. Oleh karena itu, Pengabdian ini memiliki luaran
perlu dilakukan suatu kegiatan yang yaitu: (1) Memberikan informasi
mampu berperan sebagai penghubung tentang peranan dan tugas lembaga
antara dunia perbankan dengan para perbankan dalam memberikan kredit

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Dewi Sulistianingsih, Pujiono, Yuli Prasetyo Adhi, Permodalan Bagi Usaha Mikro, Kecil…. 126

usaha bagi para pelaku usaha; (2) banyak dari para pengusaha UMKM di
Meningkatkan kesadaran masyarakat Kabupaten Batang menggunakan
untuk memanfaatkan lembaga lembaga non bank untuk mendapatkan
perbankan; (3) Memberikan informasi fasilitas kredit. Penggunaan lembaga
mengenai produk-produk perbankan non bank dengan bunga yang tinggi dan
yang dapat dimafaatkan oleh para ketersediaan dana yang relatif tidak
pelaku usaha; (4) Memberikan besar.
informasi tentang persyaratan dan Dari hasil pengamatan yang
prosedur memperoleh kredit dari dilakukan oleh tim pengabdian
perbankan. menunjukan bahwa para pelaku usaha

METODE PELAKSANAAN ada keinginan untuk menggunakan jasa


Permasalahan mengenai UMKM perbankan khususnya untuk
yang ada di Kabupaten Batang adalah mendapatkan fasilitas kredit dari bank,
keterbatasan informasi Perbankan namun dengan keterbatasan informasi
mengenai kredit bagi UMKM. Pada mengenai hal tersebut. Berdasarkan hal
umumnya UMKM di Kabupaten tersebut, maka tim berpendapat
Batang belum memiliki akses kepada perlunya dilakukan kegiatan sosialisasi
perbankan, namun sebagian sudah mengenai pendampingan mengenai
memiliki akses ke lembaga keuangan fasilitas kredit bagi UMKM dalam
non bank. Tingkat pendidikan dari para perbankan. Dengan melakukan kegiatan
penusaha UMKM rata-rata relatif sosialisasi ini diharapkan dapat
rendah khususnya untuk pendidikan diperoleh secara lengkap mengenai
yang berkaitan dengan pendidikan hambatan serta kendala yang dihadapi
formal, sehingga kesulitan untuk oleh pelaku usaha, sehingga solusi yang
memahami informasi perbankan. diberikan oleh tim pengabdian dapat
Disamping permasalahan pokok tepat sasaran. Tim pengabdian berupaya
yang tersebut di atas, maka terdapat untuk memberikan pemahaman akan
suatu permasalahan yang bersifat arti penting perbankan bagi penguatan
khusus, yaitu pengembangan UMKM dan pengembangan UMKM di
melalui perbankan dengan Kabupaten Batang.
menggunakan fasilitas kredit yang Metode yang dipergunakan dalam
disediakan oleh perbankan. Selama ini, kegiatan sosialisasi ini adalah metode

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Dewi Sulistianingsih, Pujiono, Yuli Prasetyo Adhi, Permodalan Bagi Usaha Mikro, Kecil…. 127

ceramah dan diskusi interaktif. HASIL KEGIATAN DAN


Pemilihan metode ini didasarkan pada
PEMBAHASAN
pertimbangan bahwa metode ini lebih
UMKM memiliki peran penting
murah dari segi biaya dan lebih efektif,
dalam meningkatkan perekonomian
baik menyangkut jumlah peserta
masyarakat. Penyerapan tenaga kerja
maupun waktu yang dipergunakan
dari UMKM memberikan peluang
untuk pelaksanaan kegiatan
masyarakat dalam meningkatkan
dibandingkan apabila mempergunakan
kesejahteraannya. UMKM di Indonesia
metode lainnya.
memiliki jumlah yang cukup besar dan
Penggunaan metode ini juga
merupakan tonggak perekonomian pada
memiliki tujuan tersendiri bagi tim
pada tingkat menengah kebawah.
pengabdi yaitu untuk menggali
Kontribusi UMKM bagi perekonomian
pengetahuan dan pemahaman para
menjadikan UMKM sangat dibutuhkan
peserta pengabdian mengenai materi
oleh masyarakat. Peranan yang begitu
kegiatan. Hal ini didasari dari
besar pada UMKM tidak seimbang
permintaan Bupati Batang untuk tim
dengan kekuatan bertahan pada UMKM
pengabdian melakukan perkenalan dan
tersebut.
pemahaman mengenai permasalahan-
UMKM memiliki peranan yang
permasalahan yang sedang di hadapi
sangat stategis dan penting yang dapat
oleh para UMKM Batang yang selanjut
ditinjau dari berbagai aspek. Pertama,
akan dilakukan pendampingan untuk
jumlah industrinya yang besar dan
menyelesaiakan persoalan-persoalan
terdapat dalam setiap sektor ekonomi.
yang dihadapi oleh UMKM Batang
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
tersebut. Bapak Bupati Batang
(BPS) 2002, jumlah UMKM tercatat
menghendaki kegiatan tim pengabdian
41,36 juta unit atau 99,9% dari total unit
ini tidak hanya berhenti pada tingkat
usaha. Kedua, potensinya yang besar dalam
awal ini tetapi dapat dilakukan secara
penyerapan tenaga kerja. Setiap unit
continue untuk mewujudkan
investasi pada sektor UMKM dapat
kesejahteraan dan pemberdayaan
menciptakan lebih banyak kesempatan kerja
UMKM di Kabupaten Batang.
bila dibandingkan dengan investasi yang
sama pada usaha besar. Sektor UMKM
menyerap 76,55 juta tenaga kerja atau 99,5%

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Dewi Sulistianingsih, Pujiono, Yuli Prasetyo Adhi, Permodalan Bagi Usaha Mikro, Kecil…. 128

dari total angkatan kerja yang bekerja. UMKM mendorong penyebaran risiko,
Ketiga, kontribusi UMKM dalam karena penyaluran kredit kepada usaha
pembentukan PDB cukup signifikan kecil dengan nilai nominal kredit yang
yakni sebesar 55,3% dari total PDB (Sri, kecil memungkinkan bank untuk
2004: 2). memperbanyak jumlah nasabahnya,
Tantangan bagi UMKM untuk sehingga pemberian kredit tidak
tetap mampu bertahan dan berkembang terkonsentrasi pada satu kelompok atau
dengan segala keterbatasan dan sektor usaha tertentu. Ketiga, kredit
kemampuannya. UMKM memiliki UMKM dengan jumlah nasabah yang
banyak kendala dan hambatan untuk relatif lebih banyak akan dapat
dapat berkembang atau bahkan untuk mendiversifikasi portofolio kredit dan
dapat “survive”. Salah satu kendala menyebarkan risiko penyaluran kredit.
yang dihadapi oleh UMKM yaitu Keempat, suku bunga kredit pada
permasalahan permodalan dalam tingkat bunga pasar bagi usaha kecil
melakukan pengembangan UMKM bukan merupakan masalah utama,
tersebut. Upaya yang dapat dilakukan sehingga memungkinkan bank-bank
untuk mengatasi kendala tersebut maka memperoleh pendapatan bunga yang
pemberian fasilitas kredit bagi UMKM memadai. Pengalaman selama ini
merupakan suatu hal yang “urgent”. menunjukkan bahwa ketersediaan dana
Dari sudut perbankan, pemberian pada saat yang tepat, dalam jumlah yang
kredit kepada UMKM menguntungkan tepat, sasaran yang tepat dan dengan
bagi bank yang bersangkutan. Pertama, prosedur yang sederhana lebih penting
tingkat kemacetannya relatif kecil. Hal dari pada bunga murah maupun subsidi
ini terutama disebabkan oleh tingkat (Sri, 2004: 3).
kepatuhan nasabah usaha kecil yang Pemberdayaan UKMK merupakan
lebih tinggi dibandingkan nasabah perlakuan yang diberikan terhadap
usaha besar. Non Performing Loans UKMK yang tidak berdaya supaya
(NPLs) kredit UMKM pada triwulan II menjadi berdaya dalam arti
2004 hanya sebesar 4,4% dan relatif menghilangkan atau paling tidak
lebih kecil bila dibandingkan dengan mengurangi kelemahannya serta
NPLs total kredit perbankan sebesar mengaktualkan potensi dan
6,2%. Kedua, pemberian kredit kepada memanfaatkan peluangnya. UMKM

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Dewi Sulistianingsih, Pujiono, Yuli Prasetyo Adhi, Permodalan Bagi Usaha Mikro, Kecil…. 129

yang berdaya adalah UMKM yang untuk memahami informasi


memiliki kemampuan permodalan yang perbankan.
cukup, memiliki akses yang luas baik (b) Ketiadaan atau Ketidaklengkapan
terhadap investor, sumber bahan baku, Dokumen untuk Pengajuan
calon konsumen dan para stakeholder Pinjaman. Umumnya tidak
lain, serta memiliki daya saing yang memiliki izin usaha atau
kuat. persyaratan legalitas lainnya
UMKM di Kabupaten Batang termasuk NPWP.
memiliki kendala dalam (c) Ketiadaan Agunan / Jaminan
mengembangkan unit usahanya. salah Kredit. Belum melakukan
satu diantaranya berkaitan dengan administrasi keuangan yg sederhana
permodalan untuk mengembangkan sekalipun, dan tidak memisahkan
usaha. Hal ini sebenarnya dapat diatasi keuangan keluarga dengan
manakala UMKM tersebut keuangan usaha.
memanfaatkan fasilitas kredit bagi (d) Ketidakpastian Kemampuan untuk
UMKM. Fasilitas kredit yang Mengembalikan Kredit. Sumber
dikeluarkan oleh perbankan untuk daya manusianya (pengusahanya)
UMKM sangat banyak tersedia, naum belum memiliki jiwa wirausaha
hal tersebut belum secara optimal yang memadai.
digunakan oleh UMKM. Faktor-Faktor Usaha UMKM di Kabupaten
yang melatarbelakangi para pelaku Batang mengalami kendala, diantaranya
usaha mikro, kecil dan menengah belum : (1) Informasi terhadap perbankan bagi
memanfaatkan secara optimal fasilitas UMKM sangat rendah. UMKM sulit
kredit dari lembaga perbankan, adalah: untuk mendapat informasi terkait
a) Keterbatasan Informasi Perbankan dengan kredit untuk pengembangan
Mengenai Kredit bagi UKM. usaha; (2) Ketidaklengkapan dokumen
Umumnya belum akses kepada merupakan hambatan yang sulit untuk
perbankan, namun sebagian sudah diatasi oleh para UMKm di Kabupaten
akses ke lembaga keuangan non Batang. Hal ini dikarenakan UMKM di
bank. Tingkat pendidikan rata-rata Kabupaten beberapa diantaranya adalah
relatif rendah, sehingga kesulitan UMKM yang masih bersifat tradisional
dan dalam lingkup kecil serta belum

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Dewi Sulistianingsih, Pujiono, Yuli Prasetyo Adhi, Permodalan Bagi Usaha Mikro, Kecil…. 130

memiliki legalisasi usaha; (3) UMKM di adanya fasilitator yang bisa


Kabupaten Batang memiliki kendala menghubungan antara kedua pihak
dalam hal permodalan yang terkait tersebut.
dengan aset-aset yang dimiliki oleh Melakukan penguatan UMKM
UMKM. Aset-aset tersebut tidak dapat dengan meningkatkan kemampuan
digunakan untuk menjadi agunan di dalam hal pengaturan keuangan
perbankan karena aset-aset tersebut UMKM, manajerial, melakukan
belum memiliki kelengkapan atau kemitraan, dan kemampuan wirausaha.
persyaratan sebagai agunan di Kemampuan manajerial yang baik akan
perbankan. sangat berguna bagi UMKM untuk
Upaya yang ditempuh untuk meningkatkan kualitas UMKM.
meningkatkan pemanfaatan fasilitas UMKM akan menjadi lebih kuat
kredit dari lembaga perbankan oleh para manakala manajerialnya baik.
pelaku usaha mikro, kecil dan Pengaturan keuangan yang baik akan
menengah di Kabupaten Batang antara sangat bermanfaat bagi UMKm demi
lain yaitu dengan meningkatkan akses kelangsungan UMKM itu sendiri.
ke perbankan demi untuk mendapatkan Pengaturan keuangan dapat dilakukan
fasilitas kredit bagi UMKM, melakukan tidak hanya untuk mengelola keuangan
penguatan UMKM dalam pengaturan secara interen tetapi juga untuk
keuangan, manajerial, kemitraan, dan menujang daya kemampuan UMKM
kemampuan wirausaha. untuk mengembalikan pinjaman atau
Akses terhadap perbankan untuk kredit yang diperoleh dari perbankan.
mendapatkan fasilitas kredit. Peningkatan dan pemantapan
Membantu akses ke penyandang keterkaitan dan kemitraan yang saling
dana/investor atau pemberi/penyedia membutuhkan, saling menghidupi, dan
kredit akan memecahkan masalah saling menguntungkan. Saat ini
kebutuhan permodalan perusahaan, seringkali terjadi kemitraan yang tidak
karena bukan mereka tidak mau sesuai dengan pola yang diinginkan.
memberikan pendanaan kepada para Dalam kemitraan Usaha kecil dengan
pengusaha, akan tetapi karena masing- Usaha Besar, seharusnya usaha besar
masing tidak tahu dan tidak saling bisa memberikan subsidi kepada usaha
kenal. Oleh karena itu diperlukan kecil, tapi seringkali dijumpai kondisi

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Dewi Sulistianingsih, Pujiono, Yuli Prasetyo Adhi, Permodalan Bagi Usaha Mikro, Kecil…. 131

sebaliknya dimana usaha kecillah yang (d) Ketidakpastian Kemampuan


mensubsidi usaha besar. untuk Mengembalikan Kredit.

KESIMPULAN Sumber daya manusianya


Berdasarkan hasil pengabdian dan (pengusahanya) belum memiliki
pembahasan, maka dapat diambil jiwa wirausaha yang memadai.
keseimpulan sebagai berikut : Usaha UMKM di Kabupaten
1. Faktor-Faktor yang melatarbelakangi Batang mengalami kendala,
para pelaku usaha mikro, kecil dan diantaranya : (1) Informasi
menengah belum memanfaatkan terhadap perbankan bagi UMKM
secara optimal fasilitas kredit dari sangat rendah. UMKM sulit
lembaga perbankan, adalah : untuk mendapat informasi
a) Keterbatasan Informasi terkait dengan kredit untuk
Perbankan Mengenai Kredit bagi pengembangan usaha; (2)
UKM. Umumnya belum akses Ketidaklengkapan dokumen
kepada perbankan, namun merupakan hambatan yang sulit
sebagian sudah akses ke lembaga untuk diatasi oleh para UMKm
keuangan non bank. Tingkat di Kabupaten Batang. Hal ini
pendidikan rata-rata relatif dikarenakan UMKM di
rendah, sehingga kesulitan untuk Kabupaten beberapa diantaranya
memahami informasi perbankan. adalah UMKM yang masih
(b) Ketiadaan atau bersifat tradisional dan dalam
Ketidaklengkapan Dokumen lingkup kecil serta belum
untuk Pengajuan Pinjaman. memiliki legalisasi usaha; (3)
Umumnya tidak memiliki izin UMKM di Kabupaten Batang
usaha atau persyaratan legalitas memiliki kendala dalam hal
lainnya termasuk NPWP. permodalan yang terkait dengan
(c) Ketiadaan Agunan / Jaminan aset-aset yang dimiliki oleh
Kredit. Belum melakukan UMKM. Aset-aset tersebut tidak
administrasi keuangan yg dapat digunakan untuk menjadi
sederhana sekalipun, dan tidak agunan di perbankan karena aset-
memisahkan keuangan keluarga aset tersebut belum memiliki
dengan keuangan usaha.

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Dewi Sulistianingsih, Pujiono, Yuli Prasetyo Adhi, Permodalan Bagi Usaha Mikro, Kecil…. 132

kelengkapan atau persyaratan Kabupaten Batang tidak hanya dalam


sebagai agunan di perbankan. hal perbankan tetapi dalam setiap
2. Upaya yang ditempuh untuk aspek demi kelangsungan dan
meningkatkan pemanfaatan fasilitas keberhasilan UMKM.
kredit dari lembaga perbankan oleh DAFTAR PUSTAKA
para pelaku usaha mikro, kecil dan Baasir, Faisal, 2003, Pembangunan dan
menengah di Kabupaten Batang Krisis (Kritik dan Solusi Menuju
Kebangkitan Indonesia), Cetakan
antara lain yaitu dengan Pertama, Jakarta: Pustaka Sinar
meningkatkan akses ke perbankan Harapan.

demi untuk mendapatkan fasilitas D. Gandaprawira, 1992, Perkembangan


Hukum Perkreditan Nasional dan
kredit bagi UMKM, melakukan Internasional.Jakarta : Badan
Pembinaan Hukum Nasional.
penguatan UMKM dalam
Fajar Mukti dan Yulianto Achmad, 2010,
pengaturan keuangan, manajerial, Dualisme Penelitian Hukum
Normatif dan Empiris. Yogyakarta:
kemitraan, dan kemampuan
Pustaka Pelajar.
wirausaha. . Munir Fuady, 1996, Hukum Perkreditan
Saran yang dapat diberikan dalam Komtemporer. Bandung : Citra
Aditya Bakti.
kegiatan pengabdian ini adalah :
___________, 2002, Hukum Perkreditan
1. Pemerintah Daerah Kabupaten Kontemporer. Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti.
Batang dapat melakukan
Kasmir, 2000, Bank dan Lembaga Keuangan
pendampingan pada UMKM untuk Lainnya (edisi Baru). Jakarta :
RajaGrafinso Persada.
melakukan penguatan bagi UMKm
Musa Asyari, 2000, Kendala dan
terutama dalam mendapatkan Hambatan Pengembangan
fasilitas kredit pada perbankan. Ekonomi Kerakyatan, dalam
Kiswondo et.al (editor), Politik
2. UKM di Kabupaten Batang dapat Ekonomi Indonesia Baru,
membuka diri dan menerima Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
berbagai informasi dan pengetahuan Sri Redjeki, Hartono, 2007, Hukum Ekonomi
Indonesia, Malang : Bayumedia.
seputar perbankan demi
Sri Mulyani Tri Subari, Kebijakan dan
pengembangan UMKM di strategi Pengembangan Bank Indonesia
Kabupaten Batang. dalam Mendukung Pelayanan Keuangan
yang Berkelanjutan bagi UMKM.
3. Pemerintah daerah dapat terus Workshop “Berbagi Pengetahuan
melakukan koordinasi dan kerjasama dan Sumberdaya Keuangan Mikro di
Indonesia”, Jakarta, 27 Agustus 2004.
terkait pengembangan UMKM di

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Dewi Sulistianingsih, Pujiono, Yuli Prasetyo Adhi, Permodalan Bagi Usaha Mikro, Kecil…. 133

Sulistia, Teguh, 2006, Aspek Hukum Indonesia, Policy Paper No. 15


Usaha Kecil Dalam Ekonomi Maret 2013.
Kerakyatan,Padang : Andalas Perundang-Undangan
University Press.
Undang-Undang No.10 Tahun 1998
Tony Prasetiantono, 2000, Ekonomi Rakyat Tentang Perbankan
dan Pasar Bebas, dalam Kiswondo, et.
Al (editor), Politik Ekonomi Undang-Undang No. 20 Tahun 2008
Indonesia Baru, Yogyakarta : Tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Pustaka Pelajar. Menengah

Tulus T.H. Tambunan, Masyarakat Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2003


Ekonomi ASEAN 2015 : Peluang Tentang Pelaksanaan Undang-
Undang No. 20 Tahun 2008 Tentang
dan Tantangan Bagi UMKM
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia (Indonesian Journal of Legal 134
Community Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 134-151

Artikel
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia
PENGUATAN KAPASITAS EKONOMI DAN (Indonesian Journal of Legal Community
Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 134-151
SOSIAL KELOMPOK MASYARAKAT © Saru Arifin, Rahayu F. A., Laga Sugiarto,
Riska Alkadri
SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN This work is licensed under a Creative
Commons Attribution-ShareAlike
4.0International License.
KESEJAHTERAAN KELUARGA DAN ISSN Print 2654-8305
ISSN Online 2654-8313
KETAHANAN SOSIAL https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index

Saru Arifin, Rahayu Fery Anitasari, Laga Sugiarto, Riska Alkadri


Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang
Diterima: 29 Januari 2019, Diterima: 2 Februari 2019, Dipublikasi: 5 Maret 2019

Abstrak
Fokus kegiatan pengabdian ini adalah memberikan penyuluhan (transfer of
knowledge) mengenai bagaimana masyarakat sasaran dalam hal ini kelompok
masyarakat (RT, karangtaruna, PKK dan Dawis) di lingkungan Ampelgading
Timur II, Kalisegoro, mampu menggali dan mengkreasikan potensi sumberdaya
ekonomi yang dimilikinya, sehingga bisa memiliki nilai tambah secara ekonomis.
Selain itu, perubahan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat yang terjadi pada
masyarakat sasaran, menyebabkan mereka pada fase masyarakat transisi menuju
masyarakat urban atau perkotaan. Pengabdian ini menggunakan dua pendekatan
dalam mengatasi masalah yang dihadapi oleh kelompok masyarakat, yakni
membuka wawasan (transfer of knowledge) tentang bagaimana membaca peluang
ekonomi yang dimiliki dan sekaligus bagaimana melakukan adaptasi atas perubahan
sosial yang terjadi dewasa ini. Hasil pengabdian ini menunjukkan bahwa masyarakat
sasaran memiliki potensi ekonomi agraris yang berasal dari perkebaunan yang
mereka miliki berupa buah-buahan dan sayuran yang selama ini dijual secara
tradisional baik di tempat maupun ke pasar-pasar tradisional di perkotaan. Hanya
saja kemampuan untuk ‘presentasi dagangan’ masih bersifat tradisional juga, belum
bisa melakukannya secara modern yang bernilai jual yang selevel dengan yang ada di
pasar ritel modern. Selain itu, dari sisi Sumber Daya Manusia, masyarakat sasaran
memiliki banyak remaja lulusan Sekolah Menengah yang masih menganggur dan
tidak bisa menyalurkan bakat atau potensi yang dimilikinya. Model jualan produk
perkebunan yang secara turun-temurun dilakukan oleh orang tua mereka, tidak
cukup menarik bagi mereka untuk meneruskannya, karena tidak menarik, identik
dengan murah dan perlu tenaga yang
memadai. Berdasarkan temuan ini, Korespondesi Penulis
Fakultas Hukum UNNES, Sekaran,
maka perlu dilakukan pengabdian
Gunungpati, Semarang, 50229
lanjutan mengenai teknis Surel
pengembangan pemasaran, pengemasan saruarifin@mail.unnes.ac.id
dagangan dan pengembangan interes

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia (Indonesian Journal of Legal 135
Community Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 134-151

masyarakat sasaran secara rill melalui metode workshop.


Kata kunci:
Kapasistas Ekonomi, Kapasitas Sosial, Nilai Ekonomis, Tradisional, Modern

PENDAHULUAN penyelarasan dengan dikeluarkannya


Lembaga Kemasyarakatan di Kebijakan daerah yang menjadi
tingkat Kelurahan saat ini berperan penyelarah antara dua lembaga
sebagai perpanjangan tangan kemasyarakatan yang ada di Desa
pemerintah Kelurahan/desa maupun yang ada di kelurahan.
ketimbang sebagai penyerap aspirasi Konsepsi tentang perlunya Lembaga
masyarakat, sehingga dirasa Lembaga Kemasyarakat di tingkat kelurahan
Kemasyarakatan hanya dirasa sebagai melihat karena kondisi masyarakat
Event Organizer yang dimiliki perkotaan yang memiliki tingkat
kelurahan. Perubahan paradigma kepadatan dan mobilitas tinggi,
terhadap Lembaga Kemasyarakatan cenderung bersifat individualis dan
sebagai sumber dukungan yang efektif menarik diri dari kehidupan
bagi penyelesaiaan berbagai agenda masyarakat, serta berkurangnya
dan masalah pembangunan, bukan komitmen terhadap kelompok
hanya sebagai organisasi masa yang masyarakat yang lebih luas berakibat
membebani anggaran. Peran pada komunikasi yang tidak efektif
pemimpin di aras lokal sangat dimana individu cenderung bersikap
menentukan arah pembangunan yang 'semau gua' dan pada akhirnya
ada: (1) apakah akan mendinamisasi mengakibatkan putusnya komunikasi
dan menggerakkan potensi ataukah (2) di lingkungan terdekat. Sehingga
sebagai beban anggaran negara memerlukan organisasi kemasyarakat
(Maharjan, 2017). yang dibentuk sebagai bentuk
Aspek regulasi kehadiran pengkoordinasian antara masyarakat
Undang-undang No. 6 Tahun 2014 dengan anggapan bahwa pemerintah
tentang desa berdampak terhadap tidak lagi menjadi aktor tunggal dalam
Lembaga kemasyarakatan di desa yang pembangunan, tapi memerlukan
berbeda dengan lembaga masyarakat sipil dan private sectore.
kemasyarakatan yang ada di Meskipun secara struktural tidak
kelurahan. Sehingga perlu adanya menjadi bagian dari pemerintah, peran

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
137

organisasi akar rumput dapat menyatu


dengan tugas pokok pemerintahan di

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
136
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia (Indonesian Journal of Legal
Community Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 134-151

suatu daerah (Warren dan Visser, penjual asongan. Kegiatan


2016). Pembentukan kelompok atau perekonomian tersebut berjalan secara
organisasi pada tingkat akar rumput tradisional dengan teknis perdagangan
(Grassroot Organization) merupakan tradisional. Padahal, hasil perkebunan
sarana untuk mengorganisasi yang didapatkan cukup melimpah
kepentingan kolektif untuk maju dan tatkala musim panen tiba dari setiap
sejahtera bersama. hasil perkembunan yang mereka
Realisasi Lembaga miliki, seperti durian, pisang,
Kemasyarakatan yang ada di rambutan, alpokat dan sayura-mayur.
Kelurahan dalam mendukung proses Kondisi tersebut di atas, jika
Pembangunan dan Pemberdayaan tidak diarahkan dengan baik, maka
Masyarakat memiliki fungsi yang akan berakibat pada terjadinya
sama seperti pemerintah desa, didalam ketidakseimbangan antara kebutuhan
susuanan pemerintah kelurahan rumah tangga baik yang menyangkut
memiliki Lembaga Kemasyarakatan sandang, pangan dan papan, terutama
juga yang memiliki fungsi yang ‘gaya hidup urban’ yang bersifat
hampir sama untuk menjalankan konsumtif, seperti telekomunikasi,
fungsi administrative dan fungsi transportasi, pakaian dan sekolah
pengembangan masyarakat. Adapun anak-anak mereka.
Lembaga kemasyaraktan yang Pada sisi lain, sebagai kelompok
terbentuk adalah Rukun Warga dan masyarakat urban-baru, dalam arti
Rukun Tetangga (RT dan RW), masyarakat yang bertransformasi dari
Karangtaruna, Pembinaan ‘perkampungan’ ke perkotaan, akibat
Kesejahteraan Keluarga (PKK). kemajuan yang picu oleh banyaknya
Terkait dengan dinamika dan pendatang di lingkungan masyarakat
peran kelompok-kelompokmasyarakat asli ampelgading, menyebabkan
tersebut, secara empiris Kelompok terjadinya perubahan budaya dan
Masyarakat di wilayah Ampelgading, perilaku, sehingga hal ini berimplikasi
Kelurahan Kalisegoro, memiliki terhadap tumbuhnya gaya hidup
aktivitas perekonomian yang berbasis perkotaan dengan berbagai dampak
dari perkebunan, utamanya buah- sosialnya, terutama bagi kalangan
buahan, dan sebagiannya lagi sebagai remaja (Koenjaraningrat, 1980). Pada

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
137
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia (Indonesian Journal of Legal
Community Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 134-151

generasi muda misalnya, menurut melalui langkah pengembangan


Soerjono Soekanto (1996:414), dalam kekuatan masyarakat, perubahan
situasi masyarakat yang mengalami tingkah laku masyarakat, serta
masa transisi perubahan, generasi pengorganisasian masyarakat (Astrid,
muda seolah-olah terjepit antara 2017). Dalam konteks itu, maka
norma-norma lama dengan norma- pengabdian ini akan berupaya
norma baru (yang kadang-kadang membuka cakrawala pemikiran
belum terbentuk), sehingga masyarakat sasaran akan terjadinya
menyebabkan terjadinya jarak perubahan sosial-masyarakat yang
antargenerasi yang mengakibatkan begitu cepat, serta bagaimana
terjadinya konflik. mengembangkan sumberdaya alam
Pada konteks sosial tersebut, yang dimiliki, sehingga bisa dikreasi
masyarakat di wilayah Ampelgading untuk mendapatkan nilai tambah
sangat rentan terpengaruh budaya secara ekonomis.
perkotaan, baik melalui ‘masyarakat LUARAN
pendatang’ maupun media sosial yang Luaran dari kegiatan pengabdian
menebarkan banyak informasi- yang telah dilakukan adalah
informasi produk kapitalisme-global, terbentuknya pemberdayaan
seperti belanja online, pertemanan, masyarakat melalui aspek hitoris
maupun postingan informasi. Oleh lembaga kemasyarakatan dan
sebab itu, diperlukan pengetahuan dinamika sosial, budaya dan ekonomi
yang benar bagaimana cara bijak masyarakat sasaran pengabdian
memanfaatkan media sosial maupun masyarakat atau kelompok
internet—yang produktif dan bernilai kemasyarakatan di wilayah
tambah dalam konteks penguatan Ampelgading Timur II Kalisegoro,
potensi ekonomi maupun ketahanan Gunungpati.
sosial masyarakat di wilayah METODE PELAKSANAAN
Ampelgading. Ada dua fokus yang
Terkait dengan hal itu, dilaksanakan dalam pengabdian ini,
pemberdayaan masyarakat bisa yakni penguatan kapasitas bina
disimpulkan jadi satu sistem membuat ekonomi dan bina sosial kelompok
manusia atau sekumpulan orang masyarakat di wilayah Ampelgading

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
138
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia (Indonesian Journal of Legal
Community Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 134-151

Timur, Kelurahan Kalisegoro. Pada memanfaatkan sumberdaya ekonomi


aspek bina ekonomi, akan dilakukan yang bisa dikreasikan menjadi produk
‘pemberdayaan potensi perekonomian UMKM yang memiliki nilai
masyarakat’, seperti bagaimana marketable, sehingga membawa
mengaktualisasikan sumber-sumber dampak ekonomi.
perekonomian yang mereka miliki, Kedua, perbaikan tindakan (better
teknis pengolahan maupun action), dengan berbekal perbaikan
pemasarannya, baik secara pendidikan sebagimana disebutkan di
konvensional maupun berbasis digital. atas, maka diharapkan timbul
Dalam konteks ini, tim pengabdi akan tindakan-tindakan yang positif di
mengundang narasumber yang relevan kalangan masyarakat sasaran untuk
dengan bidang UMKM. lebih bersemangat dalam
Sementara itu, terkait dengan mengembangkan Sumberdaya
upaya pemberdayaan sosial, tim ekonomi yang dimiliki untuk lebih
pengabdi akan melakukan paparan meningkat menjadi produk UMKM,
terkait dengan penggunaan media serta sekaligus menopang ketahanan
sosial maupun internet yang produktif sosial masyarakat.
dan bisa meningkatkan nilai tambah Ketiga, perbaikan masyarakat
bagi kehidupan masyarakat. Selain itu, (better community), yakni terciptanya
secara praktis sasaran pengabdian ini kehidupan masyarakat yang lebih baik
mengacu kepada empat dari sembilan dengan kesadaran tinggi terhadap
tujuan pemberdayaan yang UMKM maupun usaha pertanian
dikemukakan oleh Mardikanto dan yang sebetulnya memiliki potensi
Soebiato (2013), sebagai berikut. yang besar untuk dikembangkan,
Pertama, perbaikan pendidikan (better sehingga tidak lagi tertarik untuk
education). Dalam konteks ini menjadi buruh ataupun TKI keluar
pengabdian kepada masyarakat yang negeri.
direncanakan ini dimaksudkan untuk Kerangka pikir pemecahan
memperbaiki pengetahuan masyarakat masalah yang dihadapi masyarakat
sasaran supaya tumbuh kesadaran sasaran, yakni kelompok masyarakat
tentang dinamika dan perkembangan di Ampelgading Timur II Kalisegoro
sosial masyarakat, serta bagaimana yang terdiri dari RT, Karangtaruna,

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
139
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia (Indonesian Journal of Legal
Community Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 134-151

PKK dan dasa wisma dilakukan sekaligus sebagai berikut (Mardikanto


melalui beberapa kegiatan. Tahap dan Soebiato, 2013):
pertama, tim pengabdi melakukan 1. Metode ceramah, dalam hal ini tim
identifikasi terhadap pemahaman dan pengabdi menyampaikan materi
pengalaman masyarakat sasaran kepada masyarakat sasaran
mengenai masalah-masalah mengenai topik pengabdian.
perekonomian yang mereka hadapi. 2. Diskusi dan sharing secara timbal
Tahap ini tim peneliti melakukan balik antara masyarakat sasaran
wawancara dan/atau diskusi dengan dengan tim pengabdi.
menyajikan sejumlah pertanyaan Adapun evaluasi yang
terkait. Selanjutnya, tim pengabdi digunakan oleh tim pengabdi adalah
melakukan sosialisasi, melalui metode model CIPP (Contexts, Input, Process,
ceramah dan diskusi (Mardikanto dan and Product) yang digagas oleh
Soebiato, 2013). Tahap berikutnya tim Tayipnafis (2008) sebagaimana
pengabdi akan kembali melakukan dikutip oleh Mardikanto dan Soebiato
proses tanya-jawab kepada masyarakat (2013). Penjelasan dari metode evaluasi
sasaran yang hampir sama dengan ini adalah sebagai berikut:
pertanyaan sebelumnya untuk a. Evaluasi Contexts, berkaitan dengan
mengetahui perbedaan respon yang beberapa faktor dan kondisi
mereka berikan antara sebelum dan sebelum dilaksanakan pengabdian
sesudah diadakannya pengabdian. kepada masyarakat, yakni tentang
Berdasarkan hal ini diharapkan akan partisipasi masyarakat dalam
ada perubahan sikap dari masyarakat pembangunan;
sasaran dalam memahami situasi dan b. Evaluasi Input, adalah evaluasi
kondisi sosial dan ekonomi yang terkait dengan masukan yang
mereka hadapi serta nilai-nilai positif diberikan tim pengabdi kepada
dari UMKM yang dapat mereka masyarakat sasaran;
bentuk, baik menyangkut peluang dan c. Evaluasi Process, yakni terkait
tantangannya. dengan pelaksanaan program
Metode yang digunakan oleh pengabdian dari awal sampai akhir;
tim pengabdi mencakup dua metode Evaluasi Product, yakni terkait
dengan kualitas hasil kegiatan yang

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
140
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia (Indonesian Journal of Legal
Community Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 134-151

dicapai berdasarkan feedback dari Kedua lembaga kemasyarakatan


masyarakat sasaran. yang ada ditingkat kelurahan saat ini
HASIL KEGIATAN DAN adalah Karang Taruna. Karang Taruna
PEMBAHASAN lahir pada tanggal 26 September 1960
1. Sejarah Lembaga Kemasyarakatan di Kampung Melayu Jakarta, melalui
Secara historis munculnya proses Experimental Project Karang
Lembaga Kemasyarakatan yang ada Taruna, kerjasama masyarakat
dikelurahan/desa sudah terjadi sejak Kampung Melayu dan Yayasan
lama. Catatan sejarah mengatakan Perawatan Anak Yatim (YPAY)
bahwa RT dan RW saja sudah dengan Jawatan Pekerjaan Sosial
dibentuk mulai masa penjajahan Departemen Sosial. Pembentukan
Jepang, RT/RW pada masa itu Karang Taruna dilatar belakangi oleh
menjadi alat kontrol politik militer banyaknya anak-anak yang
jepang terhadap masyarkat Indonesia menyandang masalah sosial antara
sehingga lebih mudah untuk lain seperti anak yatim, putus sekolah,
mengawasinnnya. Hingga sampai mencari nafkah membantu orang tua
pada sultan Hamengku Buwono IX dan sebagainya. Masalah tersebut
dan disebarluaskan keseluruh wilayah tidak terlepas dari kemiskinan yang
Indonesia. Hingga saat ini RT dan dialami sebagian masyarakat kala itu
RW tetap menjadi alat pengatur terutama dalam masyarakat perkotaan
pemerintah di tingkat grassroot yang yang notabennya tinggal di kawasan
menjadi garda terdepan yang dimiliki kelurahan (Antlov, 2000). Sehingga
oleh pemerintah ditingkat yang paling dari Experimental Project yang
bawah. Walupun demikian terkadang dilakukan oleh pemerintah inilah lalu
RT dan RW sendiri tidak didukung di sebarluaskan ke daerah-daerah lain
dengan kemampuan Managerial yang sehingga menjadi salah satu Lembaga
mencukupi sehingga terkesan hanya Kemasyarakatan yang ada di tingkat
sebagai pelangkap dan sebagai alat desa/kelurahan di seluruh Indonesia.
penyampai komunikasi saja dari Ketiga Lembaga
pemerintah kelurahan ke Masyarakat Kemasyarakatan yang cukup besar
saja. juga yang mampu bergerak dengan
massif adalah Pembinaan

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
141
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia (Indonesian Journal of Legal
Community Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 134-151

Kesejahteraan Keluarga (PKK). dari pelayanan pemerintah daerah,


Pembinaan Kesejahteraan Keluarga sebagai alat penyerap aspirasi
(PKK) sebagai gerakan pembangunan masyarakat, menjadi media
masyarakat bermula dari Seminar pendidikan politik bagi masyarakat
Home Economic di Bogor tahun 1957. sehingga bisa meningkatkan
Sebagai tindak lanjut dari seminar paetisipasi masyarakat dalam politik
tersebut, pada tahun 1961 Panitia dan pembangunan, serta sebagai
Penyusunan Tata Susunan Pelajaran pemelopor kegiatan yang ada ditingkat
pada Pendidikan Kesejahteraan RT/RW. Karang Taruna ditinjau dari
Keluarga (PKK), Kementerian aspek politiknya memiliki fungsi
Pendidikan bersama Kementerian- sebagai wadah penyalur pendidikan
kementerian lainnya menyusun 10 politik bagi kalangan muda dan harus
Segi Kehidupan Keluarga. Gerakan bersih dari hal-hal politik praktis,
PKK dimasyarakatkan berawal dari sehingga karangtaruna bisa menjadi
kepedulian isteri Gubernur Jawa penggerak kepedulian sosial di
Tengah pada tahun 1967 (ibu Isriati masyarakat. Terakhir PKK memiliki
Moenadi) setelah melihat keadaan fungsi sebagai pendidikan politik juga
masyarakat yang menderita busung akan tetapi lebih spesifik menyasar
lapar pada masa itu, sehingga perlu di pada perempuan terutama yang sudah
bentuk lembaga Kemasyaratan ini berkeluarga. Sehingga bisa sebagai
sebagai antithesis dari fenomena social wadah untuk menyuarakan pendapat
yang muncul di masyarakat dengan perempuan terkait dengan politik.
harpan Lembaga Kemasyarakat ini Golongan muda yang terwakili
mampu memberikan bimbingan pada dalam lembaga Karang Taruna juga
keluarga agar bias hidup sehat dan menjadi wadah partisipasi aktif
memikirkan kebutuhan gizi masyarakat terkhusus adalah anak-
keluarganya. anak muda yang ada di
Ditinjau dari aspek politik, desa/kelurahan untuk ikut aktif dalam
Rukun Warga dan Rukun Tangga perumusan kebijakan yang ada di
memiliki fungsi sebagai penjembatan desa/kelurahan (Nugroho, 2010).
antara warga dengan pemerintah Bukan ditingkat perumusan saja peran
daerah, lembaga ini merupakan bagian Karangtaruna juga sebenarnya mampu

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
142
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia (Indonesian Journal of Legal
Community Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 134-151

menjadi penggerak sosial dalam proses dengan gagasan 10 program PKK yang
pembangunan yang ada meliputi Penghayatan dan
didesa/kelurahan karena mereka Pengamalan Pancasila, Gotong
memiliki pengaruh yang cukup besar Royong, Pangan, Sandang, Perumahan
dikangan anak muda. dan Tatalaksana Rumah Tangga,
Aspek sosial budaya yang Pendidikan dan Ketrampilan,
dimiliki Rukun Warga dan Rukun Kesehatan, Pengembangan Kehidupan
Tetangga sebagai Lembaga Berkoperasi, Kelestarian Lingkungan
Kemasyarakatan adalah sebagai Hidup, dan Perencanaan Sehat. Dari
bentuk pelayanan masyarakat desa 10 program PKK ini lah diharapkan
dan kelurahan, untuk memelihara dapat menyejahterakan masyarakat di
kerukunan warga, untuk memelihara sekitarnya, terutama perempuan, baik
dan melestarikan nilai-nilai serta yang belum berkeluarga maupun yang
norma-norma kehidupan masyarakat sudah berkeluarga.
yang berdasarkan kegotong-royongan Berdasarkan paparan yang sudah
dan kekeluargaan, serta sebagai disampikan di atas, dapat dilihat
penghimpun seluruh potensi swadaya bahwa aspek sosial budaya dan politik
masyarakat dalam usaha menjadi sebuah instrument dalam
meningkatkan kesejahteraan warga peningkatan partisipasi aktif
sebagai salah satu bentuk partisipasi masyarakat dalam proses
masyarakat dalam pembangunan yang pembangunan, setiap lembaga
ada di wilayahnya. Aspek sosial masyarakat memiliki peran dan
budaya yang dimiliki Karang Taruna konsentrasi terhadap objeknya
adalah sebagai penanggulangan masing-masing. Seperti PKK, lembaga
berbagai masalah kesejahteraan sosial ini lebih banyak anggotanya adalah
terutama yang dihadapi generasi perempuan sehingga diharap lembaga
muda, baik bersifat preventif dan ini lebih banyak menedorong
rehabilitatif. Sehingga kesejahteraan perempuan dalam keterlibatan aktif
masyarakat desa dan kelurhan dapat dalam proses perumusan kebijakan
meningkat. Sedangkan Pembinaan yang akan melahirkan perencana
Kesejahteraan Keluarga memiliki pembangunan didesa/kelurahan yang
aspek sosial budaya yang terkenal pada akhirnya akan membawa

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
143
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia (Indonesian Journal of Legal
Community Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 134-151

kesejahteraan kepada kaum ada didesa/kelurahan karena lembaga


perempuan terutama ibu-ibu ini yang secara langsung berinteraksi
(Sullivan, 1991). dengan masyarakat dan bahkan tidak
Kondisi ini dirasa cukup ada batas antara Ketua RT/RW
mewakili golongan perempuan dalam dengan masyarakatnya di sinilah
proses perumusan kebijakan di tingkat menjadi ujung tombak pembangunan
desa/kelurahan. Lembaga karena kepemimpinan ketua RT/RW
Kesejahteraan Keluarga diatur melalui yang sudah memiliki trust yang kuat
Perpres No. 99 tahun 2017 tentang ditengah-tengah masyarakatnya.
Gerakan Pemberdayaan dan Sehingga fungsi akomodatif dan
Kesejahteraan Keluarga bahwa pengarahan terhadap masyarakat lebih
Kegiatan PKK dimulai dari mudah. Kepemimpinan Ketua
perencanaan hingga pelaporan dengan RT/RW dalam mengorganisir
rencana induk yang disusun tiap 5 kegiatan-kegiatan dalam
tahun sekali. Gerakan PKK kemasyarakatan sangatlah diperlukan
merupakan koordinasi menteri, supaya kegiatan-kegiatan tersebut
gubernur hingga kades/lurah sehingga dapat berjalan sesuai dengan
alur kordinasi ini yang panjang ini keinginan dan tujuan bersama.
sebenarnya menunjukkan bahwa Pengaturan tugas, fungsi, dan
keseriusan pemerintah terhadap kewajiban serta aturan pendanaan
lembaga kemasyarakatan ini. lembaga kemasyarakatan jenis Rukun
Pemerintah melibatkan peran serta Tetangga (RT) dapat dilihat dalam
masyarakat termasuk lembaga Permendagri 5/2007 tentang Pedoman
kemasyarakat yang menangani Penataan lembaga Kemasyarakatan.
pemberdayaan dan Kesejahteraan Terkait pendanaan RT/RW
Keluarga dan lembaga lainnya secara pendanaan Lembaga Kemasyarakatan
bottom up (Pasal 17). ini terbagi menjadi 2 (dua), yaitu
Bagian tak kalah pentingnya Pendanaan Lembaga Kemasyarakatan
juga Lembaga RT/RW menjadi Desa dan Pendanaan Lembaga
intrumen pembangunan yang paling Kemasyarakatan Kelurahan. Kondisi
memiliki pengaruh yang cukup besar ini ketika UU Desa disahkan,
terhadap proses pembangunan yang menyebabkan kecemburuan sosial

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
144
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia (Indonesian Journal of Legal
Community Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 134-151

antara penduduk desa dan kelurahan, mereka untuk kebutuhan tempat


dikarenakan adanya perbedaan tinggal, situasi sudah mulai berubah.
kebijakan insentif pendanaan dari Pada awalnya ketika memiliki cukup
pemerintah. banyak uang dari hasil penjualan
2. Dinamika Sosial, Budaya dan tanah-tanah pekarangan mereka,
Ekonomi Masyarakat Sasaran pemanfaatannya sebagian
a. Transisi Masyarakat Sasaran dialokasikan untuk membuka usaha
Masyarakat sasaran pengabdian perdagangan kelontong, membeli
ini merupakan tipikal masyarakat kendaraan untuk kegiatan niaga,
transisi dari desa ke kota. Menurut sebagaian ada yang digunakan untuk
Selo Sumarjan (1995), pengertian mendaftar kerja sebagai buruh migran,
masyarakat transisi ialah masyarakat dan sebagian lagi untuk konsumsi.
yang mengalami perubahan dari suatu Ketika lahan pekarangan
masyarakat ke masyarakat yang menyusut secara drastis, maka pola
lainnya. Misalnya masyarakat tenaga kerja di kalangan masyarakat
pedesaan yang mengalami transisi ke sasaran secara perlahan berubah ke
arah kebiasaan kota, yaitu pergeseran model perketoaan. Hal ini ditandai
tenaga kerja dari pertanian, dan mulai dengan banyaknya anak-anak di
masuk ke sektor industri. Berdasarkan wilayah Ampelgading Timur yang
penuturan ketua Kelompok bekerja di sector industry atau pabrik
Masyarakat Ampelgading Timur, istilah mereka sebagai karyawan
Suyono, dalam decade tahun 2010 ke (buruh), seperti di garmen, pabrik baja
belakang, banyak masyarakat di dan sebagian di koperasi. Sementara
wilayah tersebut yang kelompok ‘tua’ masih sebagian
penghidupannya digantungkan kepada bertahan mengolah sisa pekarang yang
hasil alam, khsusnya perkebunan dimiliki untuk sayuran dan buah-
sayuran, palawija dan buah-buahan. buahan yang hasilnya di jual ke pasar-
Namun, seiring dengan banyaknya pasar tradisional di Kota Semarang
masyarakat pendatang yang masuk ke setiap pagi buta—dengan menyewa
wilayah Ampelgading khususnya dan angkot Bersama-sama dengan
Kalisegoro pada umumnya—dengan pedagang sayuran lainnya.
membeli tanah-tanah pekarangan

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
145
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia (Indonesian Journal of Legal
Community Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 134-151

Sementara itu, hubungan Dalam kontek pola hubungan


kelompok masyarakat transisi masyarakat sasaran ditentukan oleh
terhadap kelompok masyarakat lain nilai, adat, kebiasaan, serta budaya
memiliki pola yang tidak pasti. tertentu, seperti nilai gotong royong,
Banyak masyarakat transisi yang nilai saling mengenal, budaya
masih mengedepankan kehidupan berinteraksi, kebiasaan menunggu,
sosial yang lama, yakni sesuai dengan kebiasaan saling bergantung, adat
hubungan kelompok masyarakat desa, ritual, dan sebagainya. Dalam sisi
namun banyak juga masyarakat tertentu, pergeseran masyarakat
transisi yang sudah mulai sasaran kea rah transisi ke masyarakat
meninggalkan pola hubungan urban—yang umumnya memiliki
masyarakat desa dan berpindah pada hubungan sosial yang mengadopsi dari
pola hubungan masyarakat perkotaan. kota dan desa yakni suka menerobos,
Dalam konteks ini, masyarakat mudah tersinggung, nostalgia, kurang
sasaran sejauh ini menurut Suyono, memperhatikan adat dalam bergaul,
masih tetap mempertahankan beragam sikap individual mulai menonjol,
tradisi dan adat istiadat mereka, dalam mencapai tujuan bersama
terutama dalam konteks sosial- kurang menjunjung etika gotong
keagamaan, seperti ‘dekahan’, royong, rasa saling membutuhkan satu
nyadran, haul leluhur atau kerabat sama lain mulai memudar dan mereka
yang meninggal—yang umumnya mulai kehilangan nilai dan norma
miriup dengan tradisi yang yang asli. Situasi ini tidak banyak
dikembangkan dalam masyarakat terjadi di lingkungan masyarakat
Nahdhatul Ulama (NU). Pergeseran sasaran, karena media ‘penjaga’
yang mencolok terjadi adalah, keluhuran tradisi masih terus di
penggunaan Bahasa Indonesia sebagai pelihara melalui berbagai acara
media komunikasi dalam kegiatan- kemasyarakatan baik di kalangan
kegiatan formal di kampung seperti remaja, RT, RW, Dawis, Arisan
pengajian, rapat-rapat RT/RW, media maupun pengajian-pengajian yang
sossial Whatsap, khutbah jumat dan rutin diselenggarakan setiap
lain sebagainya. minggunya.

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
146
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia (Indonesian Journal of Legal
Community Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 134-151

b. Pengaruh Media Sosial terhadap sebagian diantaranya menjual jasa ojek


Masyarakat Sasaran online, seperti gojek atau grab.
Pesatnya perkembangan Upaya untuk meningkatkan
teknologi internet yang beririsan nilai tambah ekonomi, dilakukan oleh
dengan perkembangan teknologi, tim pengabdian ini dengan
seperti smartphone berpengaruh mendatangkan naras umber,
signifikan terhadap masyarakat Widiyanto Muhammad, pelaku
sasaran, baik dari kalangan anak-anak import online barang-barang China.
maupun orang tua. Namun demikian, Mengawali paparan tersebut, ketua
kehadiran media sosial misalnya, tim pengabdian memberikan
sejauh ini dimanfaatkan masyarakat pengantar tentang perubahan situasi
sasaran hanya sebatas untuk media lapangan pekerjaan dari era tahun-
komunikasi, sharing, dan posting tahun di kehdupan generasi para orang
insformasi. Misalnya, di kalangan tua yang menjadikan profesi seperti
masyarakat sasaran, di semua Pegawai Negeri Sipil atau Karyawan
kelompok memiliki group-group Perusahaan BUMN maupun
Whatsap sendiri-sendiri dan ada juga Multinasional dengan gaji dan
group yang bersifat umum, seperti tunjangan yang besar—sebagai cita-
group RT maupun pengajian Jamaah cita pekerjaan. Masyarakat milenial di
Almuttaqin sebagai media informasi era digital ini lebih banyak didorong
kegiatan pada group-group tersebut. untuk memanfaatkan teknologi dan
Sementara itu, pemanfaatan smartphone yang dimiliki untuk
media social untuk kepentingan memiliki bisnis sediri dan mandiri
pengembangan perekonomian atau tanpa terikat ruang waktu dan tempat.
nilai tambah ekonomi keluarga masih Menurut Widiyanto, di era
sangat minim. Sebagian ada yang sekarang menjalankan bisnis online
memanfaatkannya untuk online semakin terbuka lebar untuk siapa
trading atau digital trading, seperti saja. Selain itu peluangnya juga bisa
Andre Irawan yang sudah mulai binis dibilang lebih mudah dan murah serta
online dalam bidang IT dan Ibu memberikan keuntungan yang besar
Hartatik yang jualan online untuk pelakunya. Dengan bisnis
kebutuhan rumah tangga, serta online, berbagai jenis usaha bisa

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
147
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia (Indonesian Journal of Legal
Community Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 134-151

dijalankan dari menjual produk, jasa, selama 24 jam nonstop sekalipun


hingga membantu menawarkan sedang tidur. Hal ini karena yang
produk orang lain sebagai reseller atau bekerja bukan orang tapi sistem yang
dropship melalui berbagai start up yang berjalan. Tugas kita adalah
ada seperti Tokopedia, OLX dan lain memfollow up dari permintaan-
sebaginya. permintaan yang sudah diterima oleh
Menurut Widiyanto, ada banyak sistem atau permintaan dari
keuntungan yang didapat dalam konsumen. Hal ini menunjukkan
melakukan bisnis online. Pertama, bahwa bisnis online maka anda bisa
modal yang dibutuhkan tidak begitu dengan mudah untuk bekerja kapan
besar, sebab, modal utama dalam saja dan dimana saja. Kesibukan
menjalankan bisnis online adalah bekerja di kantor tidak akan
komputer, laptop atau notebook dan mengganggu bisnis online ini, sebab
jaringan internet. Hal yang menarik sistem akan membantu anda untuk
lagi adalah tidak perlu toko atau ruko, mendapatkan uang. Jadi, anda bisa
gedung dan lain sebagainya yang bekerja dengan mudah sekalipun anda
membutuhkan modal atau biaya yang memiliki banyak profesi.
tidak sedikit. Selain itu, bisnis online Ketiga, jangkauan pasar yang
bisa dijalankan di dalam kamar luas, sebab dalam menjalankan bisnis
pribadi. Bandingkan misalnya, bila online, maka anda bisa mendapatkan
anda akan memulai bisnis offline toko konsumen dimana saja bahka di luar
baju misalnya anda perlu menyiapkan pulau pun juga bisa didapatkan.
modal yang tidak sedikit dari sewa Dengan fasilitas koneksi internet,
tempat, peralatan, belanja barang, anda bisa memasarkan produk dengan
promosi. Biaya Operasional hanya jangkauan yang sangat luas, bahkan
untuk internet dan listrik. Karena bisa sampai ke luar negeri. Tetapi
media yang dipakai hanya internet dengan kemudahan tersebut kita tidak
maka bea operasionalnya juga hanya harus membayar biaya-biaya yang
untuk bea langganan internet dan sangat mahal karena semua itu bisa
listrik. kita lakukan dengan gratis.
Kedua, jam kerja yang fleksibel, Keempat, pelayanan mudah dan
sebab bisnis online akan bekerja cepat bagi konsumen. Sebab, mereka

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
148
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia (Indonesian Journal of Legal
Community Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 134-151

bisa mau membayar, tinggal transfer dari perdesaan ke perkotaan, akibat


saja, mau menerima barang tinggal adanya akulturasi dengan masyarakat
menunggu dirumah saja sampai pendatang, telah merubah pola-pola
kirimannya sampai dan layanan yang ketenagakerjaan dari pertanian ke
lainnya. Dengan pelayanan yang cepat industry, sehingga hal ini menjadi
tersebut maka siapa saja bisa trend baru dalam menyokong
menjalankan bisnis online, bila ingin perekonomian keluarga mereka.
transfer dengan mudah dan kapan Kedua, hadirnya digital bisnis yang
saja, tinggal menggunakan internet saat ini mewabah di masyarakat,
banking atau sms banking. menjadi peluang yang strategis untuk
Kelima, tidak butuh tempat atau dimanfaatkan oleh masyarakat sasaran
toko konvensional, sebab bisnis online khususnya dalam mengembangkan
bisa dilakukan dari meja komputer nilai tambah ekonomi keluarga
dirumah, sehingga tidak memerlukan mereka, baik dengan melakukan bisnis
tempat khusus sebagaimana halnya secara mandiri maupun
toko-toko konvensional—yang mengkreasikan hasil alam yang
semakin strategis semakin mahal mereka miliki di lingkungan
harga sewanya. Apalagi jika lokasi perkebunan yang masih tersisa.
tersebut di perkotaan, maka tidak Berpijak dari temuan tersebut,
hanya persoalan sewa yang menjadi maka hal yang penting untuk
beban, tetapi masalah pajak juga ditindaklanjuti pada pengabdian
menjadi tanggungan yang harus berikutnya adalah pemberdayaan
dipertimbangkan secara matang ketika potensi ekonomi masyarakat sasaran
akan memulai bisnis. yang berbasis pertanian perkebunan
KESIMPULAN untuk bias diolah menjadi produk
Berdasarkan hasil analisis terhadap yang memiliki nilai tambah ekonomi.
pelaksanaan kegiatan pengabdian Sebab, menjual produk mentahan
masyarakat di wilayah Ampelgading yang selama ini dilakukan tidak
Timur II, Kalisegoro, Gunungpati, banyak menambah pemasukan bagi
maka dapat disimpulkan sebagai kebutuhan rumah tangga, selain
berikut. Pertama, masyarakat sasaran pendapatan bersifat konstan.
sebagai kelompok masyarakat transisi

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
149
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia (Indonesian Journal of Legal
Community Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 134-151

DAFTAR PUSTAKA Pemerintahan


Daerah. Masyarakat,
Agusta, I. ed., 2014. Indeks Kemandirian Kebudayaan dan Politik, 30(2),
Desa: Metode, Hasil, dan Alokasi pp.188-196.
Program Pembangunan. Yayasan
Ito, T., 2016. Everyday Citizenship in
Pustaka Obor Indonesia.
Village Java. Citizenship and
Antlov, H. and Eko, S., 2012, March. Democratization in Southeast
Village and sub-district Asia, p.51.
functions in decentralized
Jaidan Jauhari, Upaya Pengembangan
Indonesia. In Paper to DSFs
Usaha Kecil dan Menengah
Closing Workshop.
(UKM) dengan Memanfaatkan
Antlöv, H., 2000, July. Village E-Commerce, Jurnal Sistem
governance in Indonesia: past, Informasi (JSI), Vol. 2, No. 1,
present and future challenges. April 2010.
Dalam PERCIK Conference
Kemenristekdikti, 2017. Buku Panduan
“Dynamics of Local Politics in
Inkubasi Bisnis Teknologi,
Indonesia,” Yogyakarta.
Jakarta.
Antlöv, H., Wetterberg, A. and
Kusumastuti, A., 2015. Modal Sosial
Dharmawan, L., 2016. Village
dan Mekanisme Adaptasi
governance, community life,
Masyarakat Pedesaan dalam
and the 2014 village law in
Pengelolaan dan Pembangunan
Indonesia. Bulletin of Indonesian
Infrastruktur. Masyarakat:
Economic Studies, 52(2), pp.161-
Jurnal Sosiologi, pp.81-97.
183.
Maharjan, K.L., 2017. Rural
Aziz, N.L., 2017. Otonomi Desa dan
Community Leadership in
Efektivitas Dana Desa. Jurnal
Decentralization. In
Penelitian Politik, 13(2), pp.193-
Decentralization and Rural
211.
Development in Indonesia (pp.
Dewi Irmawati, Pemanfaat E- 99-110). Springer, Singapore.
Commerce Dalam Dunia
Muluk, Saeful 2008. Panduan
Bisnis, Jurnal Ilmiah Orasi
Penyelenggaraan Musyawarah
Bisnis, Edisi Ke-Vi, November
Perencanaan Pembangunan
2011, hlm. 95. Bisa Diakses
Kelurahan. The Asia
Melalui Laman
Foundation.
https://Orasibisnis.Files.Word
press.Com/2012/05/Dewi- Nafidah, L.N. and Suryaningtyas, M.,
Imarwati_Pemanfaatan-E- 2016. Akuntabilitas Pengelolaan
Commerce-Dalam-Dunia- Alokasi Dana Desa Dalam
Bisnis.Pdf Upaya Meningkatkan
Pembangunan Dan
Harsanto, B.T., Rosyadi, S.,
Pemberdayaan Masyarakat.
Wahyuningrat, W. and Simin,
BISNIS: Jurnal Bisnis dan
S., 2017. Penguatan
Manajemen Islam, 3(1), pp.214-
Kelembagaan Kelurahan Pasca
239.
Implementasi UU No. 23
Tahun 2014 tentang

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
150
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia (Indonesian Journal of Legal
Community Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 134-151

Nugroho, Y., 2010. NGOs, the in development planning at an


Internet and sustainable rural Indonesian local government
development: The case of authority. Journal of Applied
Indonesia. Information, Management Accounting
Communication & Society, 13(1), Research, 10(2), pp.73-84.
pp.88-120. Sujito, A., 2017. Reformasi Perencanaan
Nurcholis, H., 2009. Perencanaan dan Penganggaran Desa (Studi
Partisipatif Pemerintah Daerah. Kolaborasi Para Stakeholder
Grasindo. dalam Perencanaan dan
Nuryadin, D. and Suharsih, S., 2017. Penganggaran Desa Era
Analisis dan Evaluasi Dampak Penerapan Undang-Undang No 6
Tahun 2014 tentang Desa di
Dana Alokasi Khusus terhadap
Kabupaten Kebumen) (Doctoral
Indikator Kinerja
dissertation, Universitas
Pembangunan di Daerah Studi
Gadjah Mada).
Kasus Kabupaten-Kota 2003-
2013. Jurnal Ekonomi & Studi Sulaiman, A.I., Lubis, D.P., Susanto,
Pembangunan, 18(1), pp.62-70. D. and Purnaningsih, N., 2015.
Komunikasi Stakeholder dalam
Putri, R.A., Rini, E.F., Rahayu, M.J.
Musyawarah Perencanaan
and Andini, I., 2017. Kapasitas
Pembangunan
Sumber Daya Kelurahan dalam
(Musrenbang). MIMBAR,
Meningkatkan Pelayanan
Jurnal Sosial dan
Publik Berbasis Informasi
Pembangunan, 31(2), pp.367-378.
Geospasial. Region: Jurnal
Pembangunan Wilayah dan Sullivan, N., 1991. Gender and politics
Perencanaan Partisipatif, 8(2), in Indonesia. Why gender
pp.217-223. matters in Southeast Asian
politics, (23), pp.61-86.
Salim, A., Bulan, W.R., Untung, B.,
Laksono, I. and Brock, K., 2017. Sumarjan, 1999. Sosiologi, Jakarta:
Indonesia’s Village Law: Rajawali Press.
enabler or constraint for more Suparlan, P., 2004. Masyarakat dan
accountable governance? kebudayaan perkotaan: perspektif
Saputra, A.R., 2014. Kinerja Aparatur antropologi perkotaan. Yayasan
Pemerintah kelurahan dalam Pengembangan Kajian Ilmu
Pelayanan Publik di Kelurahan Kepolisian.
Pasar Pagi Kecamatan Warren, C. and Visser, L., 2016. The
Samarinda Kota. Local Turn: an introductory
Sobandi, B., 2006. Desentralisasi dan essay revisiting leadership,
tuntutan penataan kelembagaan elite capture and good
daerah. Humaniora. governance in Indonesian
conservation and development
Soerjono Soekanto, 1996. Sosiologi:
programs. Human Ecology,
Suatu Pengantar, Jakarta:
44(3), pp.277-286.
Rajawali Pers.
Widodo, I., 2017. Dana Desa dan
Sopanah, A., 2012. Ceremonial
Demokrasi dalam Perspektif
budgeting: public participation
Desentralisasi Fiskal. Politik

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
151
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia (Indonesian Journal of Legal
Community Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 134-151

Indonesia: Indonesian Political


Science Review, 2(1), pp.65-85.
Winarno, B., 2015. Agenda Good
Governance dan Globalisasi
Ekonomi: Suatu Tinjauan
Kritis. Jurnal Hubungan
Internasional, 1(2), pp.95-106.
Yuniningsih, T., 2013. Dasar–Dasar
Pelayanan Instansi Pemerintah
Menuju Pelayanan Prima:
Suatu Telaah
Teoritis. Dialogue. JIAKP, 1(1),
pp.2004-117.
Website/Internet
http://Diskumkm.Jabarprov.Go.Id/In
dex.Php/News/Ini-8-Poin-Kebijakan-
Baru-Untuk-Bisnis-Berbasis-Internet.
http://Diskumkm.Jabarprov.Go.Id/In
dex.Php/News/Ini-8-Poin-Kebijakan-
Baru-Untuk-Bisnis-Berbasis-Internet.
http://Jateng.Tribunnews.Com/2017/
06/02/Provinsi-Jawa-Tengah-Miliki-
413-Juta-Umkm.
http://Regional.Kompas.Com/Read/2
017/09/28/06112041/Lewat-E-
Commerce-Produk-Umkm-Jawa-
Tengah-Terkenal-Hingga-Amerika.
http://Republika.Co.Id/Berita/Ekono
mi/Makro/16/08/16/Obz5ti-
Pemerintah-Dorong-Umkm-
Merambah-Ekonomi-Digital.
http://Republika.Co.Id/Berita/Ekono
mi/Makro/17/08/06/Ou919x383-
Asosiasi-Umkm-Minta-Regulasi-
Ecommerce.
https://Www.Merdeka.Com/Teknol
ogi/Tokopedia-30-Persen-Merchant-
Di-Jawa-Tengah-Dari-
Semarang.Html.

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
152 Dian Latifiani, Pemahaman Syarat dan Cara Membuat Akte Otentik Hibah….

Artikel
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia
Pemahaman Syarat dan Cara Membuat Akte (Indonesian Journal of Legal Community
Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 152-157
Otentik Hibah (Upaya Preventif © Dian Latifiani
This work is licensed under a Creative
Commons Attribution-ShareAlike 4.0

Meminimalisir Sengketa Hibah) International License.

ISSN Print 2654-8305


ISSN Online 2654-8313
Dian Latifiani https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index

Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang


Diterima: 30 Januari 2019, Diterima 2 Februari 2019, Dipublikasi: 5 Maret 2019

Abstrak
Pelaksanaan pengabdian telah didahului dengan survei awal daerah
lokasi pengabdian. Hasil survei menunjukkan banyak masyarakat terutama
yeng telah melakukan hibah tanah/ rumah tidak paham pentingnya akta
hibah. Sehingga tim pengabdi merasa sangat prihatin dan bersemangat untuk
memberikan pemahaman tentang aturan hukum pentingnya akta hibah. Tim
pengabdi menindaklanjuti dengan melakukan perizinan secara lesan terhadap
sasaran pengabdian yaitu masyarakat Desa Karangmanggis. Setelah mendapat
jawaban bahwa bisa dilakukan, maka secara formal/prosedur perizinan, surat
tertulis kami susulkan. Kegiatan ini dilakukan dengan materi pelatihan yang
diberikan oleh Tim Pengabdian Kepada masyarakat secara dengan atmosfer
diskusi dengan duduk bersama dalam suatu lingkaran dan bertautan erat pada
materi yang diberikan secara bergiliran. Metode yang dilakukan secara diskusi
interaktif yang didahului dengan pemberian materi terkait.
Kata kunci:
kta Otentik; Hibah Korespondesi Penulis
Fakultas Hukum UNNES, Kampus UNNES
Sekaran, Gunungpati, Semarang.
Surel
dianlatifiani@gmail.com

PENDAHULUAN pemegang haknya dan meminimalisir


Peralihan hak atas tanah dapat terjadinya sengketa hibah.
melalui berbagai cara. Seperti jual beli, Berbagai macam cara perpindahan
warisan dan hibah. Di setiap peralihan hak kepemilikan atas suatu benda,sepeti
hak atas tanah tersebut memerlukan jual beli, waris dan hibah. Hibah dalam
bukti peralihan yaitu akta otentik. pemberian suatu benda secara sukarela
Masyarakat kurang paham tentang tanpa imbalan yang mengakibatkan
pentingnya akta otentik hibah. Dengan perpindahan hak milik. Hibah yang
adanya akta otentik hibah diberikan kepada anak dan anak angkat
memberikan kepastian hukum bagi dimaksudkan sebagai rasa sayang kepada

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Dian Latifiani, Pemahaman Syarat dan Cara Membuat Akte Otentik Hibah….

153

seseorang yang telah dianggap sebagai pemahaman kepada masyarakat tentang


anaknya sendiri. Hibah terhadap anak urgensi akta otentik dalam hibah. Agar
angkat seringkali menimbulkan meminimalisir terjadinya sengketa.
sengketa, terlebih lagi ketika penghibah Metode pengabdian dengan cara
telah meninggal dunia. Sengketa hibah sosialisasi kepada perangkat desa.
muncul karena adanya ahli waris Dengan harapan sebagai perangkat desa,
penghibah yang merasa dirugikan dapat memberitahukan ke warga
dengan keberadaan hibah itu.Proses sekitarnya.
hibah seharusnya di buatkan akta Kelurahan Ngijo Kecamatan
otentiknya. Dihadapan notaris. Tidak Gunungpati secara geografis terletak di
hanya perjanjian di bawah tangan. Salah Semarang bagian selatan, meliputi
satu syarat sahnya hibah dalam hukum daerah dataran tinggi, dengan
Perdata tercantum dalam pasal 1682 masyarakat rata-rata berpendidikan
KUHPerdata yang berbunyi: “Tiada SMA. Secara mata pencaharian,
suatu hibah, kecuali yang disebutkan mayoritas tani, wiraswasta. Dan lahan
dalam pasal 1867, dapat, atas ancaman pertanahan masih luas. Pengetahuan
batal, dilakukan selainnya dengan suatu tentang akta otentik masih kurang,
akta notaris, yang aslinya disimpan oleh padahal akta otentik merupakan
notaris itu”. Sehingga dapat disimpulkan pembuktian yang sempurna untuk
bahwa pendaftaran akta hibah kepada menunjukkan bahwa hak kepemilikan
notaris dalam hukum perdata adalah tanah/ rumah.
merupakan keharusan. Apabila akta Pengabdi merasa terpanggil untuk
hibah tidak didaftarkan kepada notaris, memberikan pengetahuan tentang akta
maka akta hibah tidak dapat dikatakan otentik hibah. Untuk menghindari di
sebagai akta otentik dan hibah dapat atas masa datang terjadi sengketa yang
ancaman batal/ tidak sah.Di menyangkut tentang hak atas tanah
masyarakat, biasanya di daerah salah satunya sengketa hibah.
pedesaan, sering terjadi peralihan hibah LUARAN
di bawah tangan. Tidak di hadapan Luaran kegiatan ini adalah
notaris. Inilah yang menyebabkan memberikan pengetahuan dan
rawan terhadap sengketa. Pengabdian pemahaman kepada masyarakat
ini bertujuan untuk memberikan tentang; urgensi akta otentik hibah

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Dian Latifiani, Pemahaman Syarat dan Cara Membuat Akte Otentik Hibah….

154

dalam kepemilikan hak atas tanah. Dilanjutkan diskusi dan tanya jawab
Sehingga diharapkan tidak terjadi tentang materi terkait.
sengketa tanah yang diakibatkan karena HASIL KEGIATAN DAN
peristiwa hibah tidak ada bukti akta
PEMBAHASAN
otentiknya.
Kegiatan pengabdian ini
METODE PELAKSANAAN
Cara yang dipilih dalam kegiatan ini dilakukan dikelurahan Ngijo dengan
adalah dengan memberikan sosialisasi. dihadiri 32 orang. Hasil yang diperoleh
Metode yang digunakan : dari kegiatan pengabdian yaitu dengan :

1. Metode ceramah, dengan Jumlah kehadiran berjumlah 32 peserta,


disertai
handout untuk menyampaikan materi. terdiri dari unsur tokoh masyarakat,
2. Metode diskusi, dibuat kelompok kecil penggerak PKK, Pengajian Muslimat.
untuk diskusi tentang urgensi akta Peserta sangat senang dengan adanya
otentik hibah. Tim Pengabdi , seperti mendapatkan

3. Metode tanya jawab. Dilakukan setelah “pencerahan” informasi yang baru,

diskusi sehingga dapat saling yang sebelumnya mereka tidak tahu.


menyampaikan pendapatnya. Peserta sangat antusias dibuktikan

Kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan mereka sangat semangat.


dalam 2 tahap. Terutama pada waktu tanya jawab.

1. Tahap persiapan meliputi: 1. Melihat keseriusan dan antusias peserta

melakukan kegiatan pra survey pada dalam mengikuti penjelasan mengenai

lokasi pengabdian, mengurus ijin urgensi akta otentik dalam peristiwa

tertulis kelembagaan dari FH hibah.

UNNES, menyerahkan surat ijin 2. Pro aktif dalam menanggapi dan

tertulis ke PKK, Pengajian Muslimat, merespon penjelasan pemateri.

tokoh masyarakat mempersiapkan Pelaksanaan pengabdian telah

materi, daftar hadir, mempersiapkan didahului dengan survei awal daerah

tempat pengabdian. lokasi pengabdian. Hasil survei

2. Tahap pelaksanaan meliputi; menunjukkan banyak masyarakat

pemberian materi tentang urgensi terutama yeng telah melakukan hibah

akta otentik hibah untuk tanah/ rumah tidak paham pentingnya

menghindari adanya sengketatanah. akta hibah. Sehingga tim pengabdi

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Dian Latifiani, Pemahaman Syarat dan Cara Membuat Akte Otentik Hibah….

155

merasa sangat prihatin dan yang mempunyai maksud tertentu.


bersemangat untuk memberikan Misalnya akta pendirian Perseroan
pemahaman tentang aturan hukum Terbatas, akta jual beli, dan sebagainya.
pentingnya akta hibah. Tim pengabdi (2) Akta ambtelijk yaitu akta yang
menindaklanjuti dengan melakukan dibuat oleh pejabat yang diberi
perizinan secara lesan terhadap sasaran wewenang untuk itu dengan mana
pengabdian yaitu masyarakat pejabat menerangkan apa yang dilihat
Kelurahan Ngijo. Setelah mendapat dan yang dilakukannya., misalnya akta
jawaban bahwa bisa dilakukan di kelahiran.
bulan September, maka secara Ada tiga macam kekuatan
formal/prosedur perizinan, surat pembuktian akta autentik yaitu :
tertulis kami susulkan. a. Kekuatan bukti formil
Urgensi Akta Otentik Hibah Yaitu kebenaran dari peristiwa yang
Akta Autentik yaitu akta yang dinyatakan didalam akta. Dengan
dibuat oleh atau dihadapan pejabat yang kata lain apakah pada tanggal
berwenang menurut ketentuan yang tertentu benar-benar telah
telah ditetapkan. Akte autentik berisi menerangkan sesuatu.
keterangan pejabat tentang apa yang b. Kekuatan bukti materiil. Yaitu
dilakukan dan apa yang dilihat kebenaran dari isi akta dipandang
dihadapannya. Sedangkan pejabat yang dari segi yuridis, dengan kata lain
dimaksud misalnya notaris, hakim, apakah sesuatu yang diterangkan
pegawai catatan sipil. Pasal 165 HIR juga benar-benar terjadi.
memuat ketentuan tentang akta c. Kekuatan bukti lahir. Yaitu syarat-
autentik, yang menyatakan bahwa akta syarat dari terbentuknya akta
autentik adalah akta yang dibuat oleh autentik sudah terpenuhi.
atau dihadapan pejabat yang berwenang Kekuatan pembuktian akta
dan merupakan bukti yang lengkap autentik :
antara para pihak dan ahli warisnya. a. Merupakan bukti sempurna /
Akta autentik terdiri dari ; (1) lengkap bagi para pihak, ahli waris
Akta pratay yaitu akta autentik yang dan orang-orang yang mendapatkan
dibuat dihadapan pejabat yang hak dari padanya. Bukti sempurna /
berwenang atas kehendak pihak-pihak lengkap berarti bahwa kebenaran dari

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Dian Latifiani, Pemahaman Syarat dan Cara Membuat Akte Otentik Hibah….

156

isi akta tersebut harus diakui, tanpa Caranya dengan mengiintegrasikan


ditambah dengan pembuktian yang pada kegiatan kemasyarakatan melalui
lain, sampai di buktikan sebaliknya penggerak utama para tokoh
oleh pihak lawan. masyarakat, tokoh agama dan pemuda
b. Merupakan bukti bebas bagi pihak serta aparatur desa.
ketiga. Bukti bebas artinya kebenaran DAFTAR PUSTAKA
dari isi akta diserahkan pada
penilaian hakim, jika dibuktikan Komariah. 2004. Hukum Perdata.
Malang: UMM Pres
sebaliknya. Subekti. 1985. Pokok-Pokok Hukum
Perlindungan hukum Perdata. Jakarta:PT. Intermasa

diberikan kepada pemegang akta Pasaribu, Chairuman dan Suhrawardi K


Lubis. 2004. Hukum Perjanjian
otentik hibah berupa status hukum Dalam Islam. Jakarta: Sinar
yang jelas sebagai pemegang tanah Grafika.

hibah. Dengan akta otentik, Rofiq, Ahmad. 2003. Hukum Islam di


Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo
kepemilikannya menjadi sempurna. Persada.
Tidak bisa digoyahkan dengan Saifullah, Muhammad. 2005. Hukum
Islam Solusi Permasalahan Keluarga,
pihak manapun.
Yogyakarta: UII Press.
KESIMPULAN Shidik, Safiudin. 2004. Hukum Islam
Konsep pemahaman hukum Tentang Berbagai Persoalan
tentang pentingnya akta otentik hibah Kontemporer. Jakarta: Intimedia.
Soekanto. 1985. Meninjau Hukum Adat di
perlu ditanamkan pada masyarakat
Indonesia. Jakarta: Rajawali.
kelurahan Ngijo Kec gunungpati.
Soekanto, Soerjono dan Yusuf Usman.
Penerapan pemahaman hukum tentang 1985. Kedudukan Janda Menurut
Hukum Waris Adat. Jakarta:
pentingnya akta otentik hibah perlu
Ghalia Indonesia.
ditanamkan untuk menghindari adanya Soepomo, R. 1994. Bab-Bab Tentang
sengketa tanah. Hukum Adat. Jakarta: Pradnya
Paramita.
Penerapan pemahaman hukum
Soeroso, R. 1993. Perbandingan Hukum
tentang pentingnya akta otentik hibah Perdata. Jakarta: Sinar Grafika.
perlu ditanamkan pada perempuan Sudarsono. 1992. Pokok-Pokok Hukum
Indonesia khususnya kelurahan ngijo Islam. Jakarta: Rineka Cipta.

kecamatan gunung pati melalui aparat Suhendi, Hendi. 2002. Fiqh Muamalah.
Jakarta: PT. Raja Grafindo
desa, Tim PKK perlu dilanjutkan. Persada.

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Dian Latifiani, Pemahaman Syarat dan Cara Membuat Akte Otentik Hibah….

157

Suparman, Eman. 1995. Intisari Hukum Kitab Undang-undang Hukum


Waris Indonesia. Bandung: Mandar Perdata. Jakarta:Pradnya Paramita,
Maju. 1996)
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Subekti, R. dan R. Tjitrosudibio.

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Ridwan Arifin, dkk, Penguatan Kapasitas Hukum bagi Orang Tua Siswa dan Guru …

158

Artikel
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia
Penguatan Kapasitas Hukum Bagi (Indonesian Journal of Legal Community
Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 158-171

Orang Tua Siswa dan Guru di Desa © Ridwan Arifin, Anis Widyawati, Rasdi,
Sonny Saptoajie Wicaksono, Muhammad

Kalisegoro Semarang dalam Rangka


Azil Maskur
This work is licensed under a Creative
Commons Attribution-ShareAlike 4.0
International License.

Peningkatan Kesadaran ISSN Print 2654-8305


ISSN Online 2654-8313

Tanggungjawab Pendidikan https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index

Bersama (Sebuah Pengabdian


Pendekatan Hak Asasi Manusia
Ridwan Arifin, Anis Widyawati, Rasdi, Sonny Saptoajie Wicaksono, Muhammad
Azil Maskur
Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang (UNNES)
Dierima: 31 Januari 2018, Diterima: 4 Februari 2019, Dipublikasi: 5 Maret 2019

Pendidikan merupakan salah satu hak fundamental yang termasuk dalam kerangka hak asasi
manusia (hak atas pendidikan). Pendidikan juga merupakan salah satu indikator
pembangunan manusia (human development index), sehingga pendidikan memiliki posisi
penting dalam kehidupan manusia. Salah satu permasalahan di bidang pendidikan,
khususnya di Indonesia, adalah kesadaran akan pentingnya pelaksanaan pendidikan tidak
hanya untuk guru dan siswa tetapi juga orang tua siswa. Banyak kasus pelaporan guru
tentang mendisiplinkan siswa di sekolah menjadi masalah tersendiri, terutama bagi guru. Di
satu sisi guru menerapkan metode belajar sendiri yang sering tidak disukai oleh siswa,
bahkan beberapa metode dianggap sebagai bentuk pembelajaran yang keras, yang berakhir
dengan pelaporan guru oleh orang tua siswa. Permasalahan lainnya juga mengenai
ketidaktahuan dan kurangnya pemahaman orang tua siswa tentang tanggungjawab
pendidikan bersama. Desa Kalisegoro sendiri memiliki akses pendidikan strategis. Namun,
masalah pendidikan ini masih terjadi, sehingga perlu penguatan kapasitas hukum bagi orang
tua siswa dan guru dalam menangani masalah pendidikan. Melalui program penguatan
kapasitas hukum bagi siswa dan guru di Desa Kalisegoro Semarang dalam rangka
meningkatkan kesadaran akan tanggungjawab pendidikan bersama, diharapkan dapat
meningkatkan partisipasi orangtua dalam pendidikan bagi anak-anak mereka, serta
meningkatkan pemahaman guru mengenai berbagai potensi masalah yang mungkin timbul
dan bagaimana menyelesaikannya. Program ini adalah Program Layanan Hukum Pidana,
menggunakan pendekatan hak asasi manusia, dimana pendidikan merupakan bagian penting
dari hak asasi manusia (hak atas pendidikan). Program ini akan melibatkan organisasi
Fatayat Nahdhatul Ulama Desa Kalisegoro dan Dosen di Fakultas Hukum Universitas
Negeri Semarang. Program ini akan ditujukan kepada guru dan orang tua siswa TPQ An-
Nur Kalisegoro dan Fayatat Nahdhatul Ulama Kalisegoro Semarang.

Kata kunci:

Penguatan Hukum, Orang Tua Siswa, Guru, Pendidikan, Hak Asasi Manusia

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Ridwan Arifin, dkk, Penguatan Kapasitas Hukum bagi Orang Tua Siswa dan Guru …

159

Korespondesi Penulis
Fakultas Hukum UNNES, Kampus UNNES
Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229,
Indonesia
Surel
Ridwan.arifin@mail.unnes.ac.id

PENDAHULUAN Pada hakekatnya proses


Salah satu cita-cita kemerdekaan pendidikan merupakan proses
Negara Kesatuan Republik Indonesia pemberdayaan seseorang untuk
seperti yang termaktub dalam membentuk kepribadian dan
Pembukaan (Preambule) Undang- menciptakan integritas dirinya
Undang Dasar Negara Kesatuan sendiri. Oleh karena itu pendidikan
Republik Indonesia Tahun 1945 yang kita memerlukan orientasi dan arah
merupakan konstitusi Negara yang jelas sesuai dengan cita-cita dan
Indonesia adalah “mencerdaskan tujuan negara. Itu sebabnya dalam
kehidupan bangsa”. Hal ini implementasinya pendidikan
membuktikan bahwa pendidikan seharusnya tidak sekedar mendidik
merupakan komponen utama dalam seseorang dari sisi intelektualnya,
pembangunan Negara kita ke akan tetapi juga kepribadian, etika,
depannya. Pendidikan merupakan dan estetika dari dalam potensi diri si
ujung tombak dalam proses Pembelajar (Komite Nasional
pembangunan negara dan arah Pendidikan, 2014).
Negara ini ke depannya tergantung Permasalahan pendidikan yang
pada arah pendidikan kita dan wajah- ada, menurut Data Jaringan
wajah anak didik kita saat ini. Pemantau Pendidikan Indonesia
Dalam batang tubuh Undang- (JPPI) setidaknya ada tujuh masalah
Undang Dasar 1945 tersebut, yaitu di pendidikan yang harus diselesaikan
Pasal 31 ayat 1 disebutkan bahwa pemerintah. Pertama, nasib program
“Pendidikan merupakan hak warga wajib belajar (wajar) 12 tahun ini
Negara”. Sehingga tanggung jawab masih di persimpangan jalan.
penyelenggaraan pendidikan bagi Alasannya, program itu belum
setiap warga Negara di Indonesia memiliki payung hukum. Kedua,
merupakan milik Negara. Negara angka putus sekolah dari SMP ke
harus menjamin pemenuhan hak yang jenjang SMA mengalami kenaikan.
dalam hal ini adalah hak atas Hal ini dipicu maraknya pungutan
pendidikan tersebut. Negara harus liar di jenjang MA/SMK/SMA.
menyelenggarakan serta menjamin Banyak kabupaten/ kota yang dulu
pendidikan dalam setiap tingkatan sudah menggratiskan SMA/SMK,
baik pendidikan dasar, menengah tapi kini mereka resah karena banyak
maupun pendidikan tinggi. provinsi yang membolehkan sekolah
untuk menarik iuran dan SPP untuk

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Ridwan Arifin, dkk, Penguatan Kapasitas Hukum bagi Orang Tua Siswa dan Guru …

160

menutupi kekurangan anggaran untuk tenaga kerja terampil yang sesuai


pendidikan. Ketiga, pendidikan dengan kompetensi yang dibutuhkan
agama di sekolah mendesak untuk dan siap pakai (Hermawan, 2017;
dievaluasi dan dibenahi, baik metode Handayani, 2013; Wurinanda, 2015;
pembelajarannya maupun gurunya. Huda 2017).
Berdasarkan penelitian Pusat Lebih jauh, Megawanti (2016)
Pengkajian Islam dan Masyarakat mengemukakan bahwa kesalahan
UIN Jakarta (Desember 2016), paling mendasar pada pendidikan
terdapat 78 persen guru PAI dalam lingkungan keluarga adalah
(Pendidikan Agama Islam) di kurangnya apresiatif dari segala
sekolah, setuju jika pemerintah pihak, khususnya orangtua siswa
berdasyarkan syariat Islam dan 77 terhadap penanaman nilai-nilai baik,
persen guru PAI mendukung terutama nilai kepemimpinan.
organisasi-organisasi yang memper- Terkadang orang tua menyekolahkan
juangkan syariat Islam. Keempat, anak hanya demi peningkatan derajat
masih lemahnya pengakuan negara yang diharapkan dapat bertambah
atas pendidikan pesantren dan seiring gelar yang tercantum pada
madrasah (diniyah). Model nama si anak, tanpa orangtua
pendidikan ini berperan sejak dahulu, memberikan contoh dari perilaku
jauh sebelum Indonesia merdeka. mereka sehari-hari.
Kelima, pendistribusian Kartu Pelimpahan tanggung jawab
Indonesia Pintar (KIP) harus tepat pendidikan oleh orang tua kepada
sasaran dan tepat waktu. Bersekolah pihak sekolah, yang dianggap sebagai
bagi kaum marginal masih jadi sarana paling berpengaruh dan paling
impian. Marginal di sini terutama mampu membentuk watak dan
dialami oleh warga miskin dan anak- karakter anak menjadi baik, adalah
anak yang berkebutuhan khusus. sumber kesalahan sistem pendidikan
Keenam, kekerasan dan pungutan liar di Indonesia. Orangtualah yang
di sekolah masih merajalela. Potret seharusnya memegang andil lebih
buram pendidikan di Indonesia masih besar terhadap perkembangan
diwarnai oleh kasus kekerasan di kecerdasan intelejensi dan emosi
sekolah dan pengaduan pungli. anak-anaknya. Orangtua yang
Modus kekerasan ini sudah sangat seharusnya mempunyai lebih banyak
rumit untuk diurai, karena para waktu untuk memperkenalkan nilai-
pelakunya dari berbagai arah. nilai baik kepada anaknya. Orangtua
Ketujuh, ketidak-sesuaian antara adalah pendidik utama yang dapat
dunia pendidikan dengan dunia kerja. membentuk karakter anak sedari dini.
Saat ini ada lebih dari tujuh juta Selain masalah tanggungjawab,
angkatan kerja yang belum menurut Handayani (2013) bahwa
mempunyai pekerjaan. Sementara di persoalan utama pendidikan di
saat yang sama, dunia usaha Indonesia adalah pola pendidikan
mengalami kesulitan untuk merekrut yang diterapkan yang hanya

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Ridwan Arifin, dkk, Penguatan Kapasitas Hukum bagi Orang Tua Siswa dan Guru …

161

„menghasilkan manusia robot‟ dan target, yakni, pertama melalui


pola top-down. Sehingga pengabdian ini, diharapkan mampu
tanggungjawab pendidikan pun menguatkan kapasitas pemahaman
menjadi tidak jelas, padahal, hukum bagi orang tua siswa dan guru
tanggungjawab ini bukan hanya dalam menghadapi kasus pendidikan
terletak pada guru namun juga orang terutama dalam konteks pendidikan
tua dan siswa itu sendiri. sebagai tanggungjawab bersama.
Salah satu lemahnya bentuk Kedua, pengabdian ini juga
tanggungjawab pendidikan adalah ditargetkan mampu menumbuhkan
banyaknya kasus pelaporan guru oleh sikap saling menghormati dan
orang tua siswa kepada pihak yang bekerjasama, serta mendukung dalam
berwajib. Guru-guru dilaporkan pelaksanaan pendidikan di Desa
karena dianggap melakukan tindakan Kalisegoro.
kekerasan kepada anak didik/siswa Ketiga, pengabdian ini juga
yang merupakan anak dari orang tua ditargetkan mampu menghasilkan
siswa tesebut. Sepanjang tahun 2017, model pendidikan dalam konteks hak
setidaknya ada empat kasus asasi manusia
pemenjaraan guru dikarenakan METODE
melakukan tindakan pendisiplinan
PELAKSANAAN
mulai dari mencuibit, menjewer, Pengabdian ini fokus pada
memotong rambut, dan memukul peningkatan kapasitas hukum pada
ringan dengan alat sholat (Sahroji, orang tuas siswa dan guru di Desa
2017). Kalisegoro Kota Semarang.
Program pengabdian ini, Pengabdian ini akan mengajak orang
berusaha memberikan solusi atas tuas siswa, guru dan tentunya siswa
permasalahan pendidikan yang ada, dalam memahami pelaksanaan
melalui penguatan kapasitas hukum pendidikan sebagai tanggungjawab
bagi orang tua dan guru di Desa bersama. Pengabdian ini berlokasi di
Kalisegoro dalam Tanggungjawab Desa Kalisegoro Kecamatan
Pendidikan Bersama (Perspektif Hak Gunungpati Kota Semarang.
Asasi Manusia). Program ini akan Metode yang digunakan dalam
melibatkan berbagai unsur penting pelaksanaan pengabdian ini adalah
baik dari orang tua siswa, guru, siswa, melalui beberapa cara, yakni: (1)
dan beberapa organisasi masyarakat. model ceramah, (2) model simulasi,
LUARAN (3) model pelatihan, dan (4) model
Pengabdian ini berguna pendampingan.
menguatkan kapasitas hukum bagi Model ceramah dilakukan untuk
orang tua siswa dan guru dalam mengenalkan orangtua siswa dan
menghadapi berbagai permasalahan guru akan pentingnya pendidikan
yang berkaitan dengan pendidikan. dalam konteks hukum dan hak asasi
Adapun luaran dalam manusia. Model simulasi lebih
pengabdian ini meliputi beberapa

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Ridwan Arifin, dkk, Penguatan Kapasitas Hukum bagi Orang Tua Siswa dan Guru …

162

mendorong orangtuas siswa dan guru pendampingan dilakukan untuk


dalam mensimulasikan berbagai melihat perkembangan kapasistas
permasalahan dalam bidang hukum bagi orang tua siswa dan guru
pendidikan dan cara menghadapinya. dalam menghadapi kasus-kasus dalam
Model pelatihan dan model bidang pendidikan.
HASIL KEGIATAN DAN menyebutkan “pemerintah dan
pemerintah daerah wajib
PEMBAHASAN
A. Kebijakan Hukum dalam memberikan layanan dan
Perlindungan Anak dalam kemudahan serta menjamin
Bidang Pendidikan: Antara terselenggaranya pendidikan yang
Tekstual dan Kontekstual bermutu bagi setiap warga negara
Pendidikan dalam banyak tanpa diskriminasi”, Pasal 11 ayat (2)
kasus dan berbagai konteks, menyatakan, “pemerintah dan
dianggap sebagai hal yang sangat pemerintah daerah wajib menjamin
penting bukan hanya pembangun tersedianya anggaran guna
bangsa secara nasional, namun juga terselenggaranya pendidikan bagi
dalam lingkup sosial kemasyarakatan setiap warga negara yang berusia
yang lebih kecil. Misalnya, tujuh sampai dengan lima belas
pendidikan dianggap akan tahun”, Pasal 34 ayat (1)
memberikan dampak yang signifikan “pemerintah dan pemerintah daerah
bagi peningkatan ekonomi dan status menjamin terselenggaranya wajib
sosial masyarakat tertentu. belajar minimal jenjang pendidikan
Undang-Undang Nomor 20 tanpa biaya”.
Tahun 2003 tentang Sistem Menurut Dewi (2016: 65)
Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) pendidikan dianggap sebagai hal
menegaskan dengan sangat jelas yang sangat penting, dikarenakan
perihal kemampuan dan membentuk biasanya tingkat kecerdasan manusia
watak serta peradaban bangsa yang diukur dari sebarapa tinggi orang
bermartabat dalam rangka tersebut mengenyam pendidikan.
mencerdaskan kehidupan bangsa. Melalui pendidikan setiap individu
Hadirnya UU Sisdiknas tentang dapat memenuhi kebutuhan hidup
konsep tanggung jawab pemerintah yang ingin dia capai dengan cara
dalam pelaksanaan sisdiknas bekerja. Kebijakan pendidikan secara
terdapat dalam Pasal 5 ayat (1) yang kuantitatif dapat meningkatkan
menyatakan, “setiap warga negara derajat rasionalitas dalam proses
mempunyai hak yang sama untuk pembuatan keputusan di sektor
memeperoleh pendidikan yang publik.
bermutu”, selanjutnya dalam Pasal 6 Lebih jauh, bahkan dikatakan
ayat (1) “setiap warga negara yang bahwa secara kualitatif dari
berusia tujuh sampai dengan lima kebijakan pendidikan pada dasarnya
belas tahun wajib mengikuti merupakan proses pemahaman
pendidikan dasar”, Pasal 11 ayat (1) terhadap masalah kebijakan sehingga

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Ridwan Arifin, dkk, Penguatan Kapasitas Hukum bagi Orang Tua Siswa dan Guru …

163

dapat melahirkan karyawan, dan siswa, bahkan antar


gagasan/pemikiran mengenai cara- siswa itu sendiri, baik itu siswa
cara pemecahannya. Masalah junior-senior maupun sebaliknya.
kebijakan pendidikan sendiri bersifat Hubungan tersebut menghadirkan
kualitatif sehingga proses pola-pola komunikasi yang
pemahaman tersebut juga penuh kadangkala mengarah pada
dengan pemikiran yang bersifat dominasi, sehingga memunculkan
kualitatif. Pemahaman terhadap tindakan kekerasan.
masalah kebijakan pendidikan Padahal, menurut Undang-
dilahirkan dari cara berpikir Undang Nomor 35 Tahun 2014
deduktif, cara berpikir yang dimulai tentang Perlindungan Anak, bahwa
dari wawasan teoritis yang setiap anak berhak mendapatkan
dijabarkan menjadi satuan konsep perlindungan yang utama dari: (1)
yang lebih operasional dan dapat penyalahgunaan dalam kegiatan
dihubungkan dengan kenyataan. politik; (2) pelibatan dalam sengketa
Wawasan teoritis sendiri tidak bersenjata; (3) pelibatan dalam
berdiri sendiri karena sangat kerusuhan sosial; (4) pelibatan dalam
tergantung pada subjektivitas peristiwa yang mengandung unsur
seorang analis dalam memperspektif- kekerasan; (5) pelibatan dalam
kan kebijakan pendidikan. peperangan; dan (6) kejahatan
Perbedaan wawasan tidak semata seksual.” Pasal 9 Undang-Undang
disebabkan oleh sifat dan jenis Nomor 35 tahun 2014 juga
masalah kebijakan, namun menyatakan bahwa:
cenderung diakibatkan oleh cara (1) Setiap Anak berhak
pandang berlainan atau perbedaan memperoleh pendidikan dan
paradigma pemikiran atau filsafat pengajaran dalam rangka
pengembangan pribadinya dan
pemikiran yang berlainan.
tingkat kecerdasannya sesuai
Namun faktanya, banyak dengan minat dan bakat.
terjadi tindak kekerasan yang (a) Setiap Anak berhak
berkaitan dengan pendidikan, mulai mendapatkan perlindungan
dari bullying antar siswa, perkelahian di satuan pendidikan dari
antar siswa, kekerasan seksual yang kejahatan seksual dan
dilakukan antar siswa ataupun guru, Kekerasan yang dilakukan
oleh pendidik, tenaga
pemukulan siswa oleh guru, bahkan
kependidikan, sesama
tindakan kekerasan orangtua siswa peserta didik, dan/atau
terhadap guru. Pada banyak kasus, pihak lain.
misalnya, kekerasan guru oleh siswa (2) Selain mendapatkan Hak Anak
dan atau orangtua murid terhadap sebagaimana dimaksud pada
guru, menurut Jones, dkk (2008: 6) ayat (1) dan ayat (1a), Anak
Penyandang Disabilitas berhak
bahwa sekolah-sekolah dalam
memperoleh pendidikan luar
konteks sosial menghadirkan biasa dan Anak yang memiliki
hubungan yang kuat antara guru, staf

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Ridwan Arifin, dkk, Penguatan Kapasitas Hukum bagi Orang Tua Siswa dan Guru …

164

keunggulan berhak dalam kegiatan ini aalah Fatayat


mendapatkan pendidikan Nahdhatul Ulama Kalisegoro dan TPQ
khusus. An Nur Kalisegoro Kota Semarang.
Dalam hal pemenuhan hak
Pada pelaksanaan kegiatan ini,
anak memperoleh pendidikan dan
menggunakan beberapa metode: (1)
pengajaran tidak terlepas dari peran
sosialisasi, (2) menonton film, (3)
guru dan sekolah. Guru adalah
ceramah, dan (4) diskusi atau Focus
pendidik profesional dengan tugas
Group Discussion. Kegiatan ini diikuti
utama mendidik, mengajar,
oleh kurang lebih 100 peserta dari umur
membimbing, mengarahkan,
25-50 tahun. Mayoritas peserta dalam
melatih, menilai, dan mengevaluasi
kegiatan ini adalah berjenis kelamin
peserta didik pada pendidikan anak
perempuan.
usia dini jalur pendidikan formal,
Pada pelaksanaan kegiatan,
pendidikan dasar, dan pendidikan
peserta dikenalkan dengan berbagai
menengah (Pasal 1(1) PP
pendahuluan awal tentang berbagai
No.74/2008). Peran guru sebagai
kasus kejahatan dan kekerasan dalam
pendidik merupakan peran-peran
dunia pendidikan. Peserta juga
yang berkaitan dengan tugas-tugas
dipahamkan tentang kewajiban dan
memberi bantuan dan dorongan,
hak-hak dasar dalam bidang
tugas-tugas pengawasan dan
pendidikan.
pembinaan serta tugas-tugas yang
Penguatan pada dasarnya berakar
berkaitan dengan mendisiplinkan
dari sebuah teori yakni reinforcement
anak agar anak itu menjadi patuh
theory of motivation dikemukakan oleh B.
terhadap aturan-aturan sekolah dan
F. Skinner (1904-1990) dan rekan-
norma hidup dalam keluarga dan
rekannya. Pandangan mereka
masyarakat. Tugas guru dapat
menyatakan bahwa perilaku individu
disebut pendidik dan pemeliharaan
merupakan fungsi dari konsekuensi-
anak. Guru sebagai penanggung
konsekuensinya, meliputi rangsangan,
jawab pendisiplinan anak harus
respon, dan konsekuensi (Roen, 2012).
mengontrol setiap aktivitas anak-
Roen (2012) menggarisbawahi
anak agar tingkat laku anak tidak
bahwa teori ini didasarkan atas
menyimpang dengan norma-norma
semacam hukum pengaruh dimana
yang ada (Affandi, 2016: 197; Arifin,
tingkah laku dengan konsekuensi positif
dkk, 2018).
cenderung untuk diulang, sementara
B. Penguatan Kapasitas Hukum
tingkah laku dengan konsekuensi
untuk Meningkatkan
Tanggungjawab Bersama dalam negatif cenderung untuk tidak diulang.
Bidang Pendidikan bagi Teori ini berfokus sepenuhnya
Orangtua dan Guru pada apa yang terjadi pada seorang
Penguatan kapasitas hukum individu ketika ia bertindak. Teori ini
dalam pengabdian ini dilaksanakan di adalah alat yang kuat untuk
Kelurahan Kalisegoro, Gunungpati, menganalisis mekanisme pengendalian
Kota Semarang. Mitra yang terlibat

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Ridwan Arifin, dkk, Penguatan Kapasitas Hukum bagi Orang Tua Siswa dan Guru …

165

untuk perilaku individu. Namun, tidak seseorang untuk menduduki status atau
fokus pada penyebab perilaku individu. hubungan tertentu dengan orang lain
Sementara itu, kapasitas hukum, atau untuk terlibat dalam suatu usaha
diartikan sebagai legal capacity dimana atau transaksi tertentu. Maka dalam hal
menurut Lesmana (2010) bahwa istilah ini, guru dan orang tua mampu
ini mengandung pengertian 'apa saja bertindak mewakili pribadinya dan atau
yang dapat dilakukan oleh seseorang kelompok masyarakat dalam
(manusia) dalam kerangka sistem menghadapi permasalahan yang
hukum. Pengertiaan tersebut berhubungan dengan hukum.
mengandung maksud bahwa hukum Guru dan Orangtua memiliki
memberikan 'kapasitas' tertentu kepada peran penting dalam pendidikan dan
setiap manusia. Kapasitas yang juga pembentukan karakter anak dan
diberikan hukum tersebut terdiri dari siswa. Berbagai kasus berkaitan dengan
'hak' dan 'tanggung jawab' terhadap hukum dalam bidang pendidikan,
hukum. Secara umum, kapasitas yang mulai dari perundungan, pemukulan,
diberikan hukum itu sama, yaitu pengeroyokan, dan sebagainya, bukan
tergambar dalam adegium equality before hanya menjadi tanggungjawab guru
the law. melainkan juga orang tua. Kasus-kasus
Maka dalam konteks ini, pelaporan guru oleh orangtua siswa
penguatan kapasitas hukum dimaknai menjadi catatan tersendiri bagi dunia
sebagai sebuah proses berkesinambung- pendidikan di Indonesia. Guru yang
an dalam bukan hanya menjelaskan, menghukum murid dan dibawa ke
namun juga menginfiltrasi nilai-nilai ranah hukum, antara lain, dialami oleh
dan kemampuan pada individu perihal Nurmayani, guru Biologi SMP Negeri
berbagai hak dan kewajiban yang 1 Bantaeng, Sulawesi Selatan, pada
berkaitan dengan hukum. Penguatan Mei 2016. Hukuman yang diberikan
kapasitas hukum menjadi salah satu berupa cubitan kepada muridnya
kunci dalam penyelenggaraan program dianggap sebagai penganiayaan.
di masyarakat, dimana masyarakat Bahkan, Nurmayani sempat merasakan
dalam menghadapi berbagai dinginnya lantai tahanan selama
persoalannya harus dikenalkan dengan beberapa hari sampai pengadilan
hukum sehingga mampu menganalisis kasusnya digelar (Tribun News, 17 Mei
dan memformulasikan potensi 2016). Gara-gara cubitan pula, seorang
penyelesaian yang tepat. guru agama di Sekolah Dasar Santo
Kamus Hukum Merriam Antonius, Matraman, Jakarta Timur,
Webster, terkait legal capacity dilaporkan ke polisi. Orang tua murid
menyebutkan bahwa “the capability and tidak terima dan menilai cubitan
power under law of a person to occupy a tersebut sebagai penganiayaan (Tempo,
particular status or relationship with 10 Juni 2016). Pengaduan ke polisi juga
another or to engage in a particular disampaikan orang tua murid di SMP
undertaking or transaction”, kemampuan Raden Rahmat, Sidoarjo, Jawa Timur,
dan kekuasaan di bawah hukum yang tidak terima anaknya dicubit

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Ridwan Arifin, dkk, Penguatan Kapasitas Hukum bagi Orang Tua Siswa dan Guru …

166

guru. Kali ini, guru mencubit menyebutkan hukuman yang


muridnya karena mereka tidak diberikan adalah bagian dari
melakukan salat Dhuha–kegiatan yang pendidikan dan memperbaiki jiwa
dimiliki sekolah untuk menumbuhkan anak. Karena itu, setelah memberi
ketaqwaan para siswa (Republika, 3 hukuman, pendidik/guru seharusnya
Juli 2016). bermuka manis berlemah lembut.
Berkaitan dengan hal tersebut, Maka sang anak tidak akan merasa
dalam penguatan kapasitas hukum, sempit jiwanya, menyimpang
maka orangtua dan guru harus moralnya, merasa minder apalagi
memahami beberapa ha mendasar terhina. Dengan pemahaman seperti
berkaitan dengan permasalahan yang itu, patut pula untuk diperhatikan,
sering muncul seperti tersebut di jika siswa menerima hukuman, maka
atas. sebaiknya setelah menjalani
1. Memahami Konteks hukuman, guru memberikan
Penghukuman bagi Siswa pemahaman bahwa yang diberikan
Muhammad‟Athiyah al- hukuman adalah perilaku atau sikap
Abrasyi (2003) dalam kitab al- siswa salah, bukan pribadi siswa itu.
Tarbiyah al-Islamiyah menyebutkan Dalam konteks pembelajaran di
bahwa hukuman atau pusnishment kelas, Hesti Dwi Winarni dan
(al-„uqubah) lebih sebagai usaha Rahmat Rais (2013) melakukan
edukatif untuk memperbaiki dan penelitian untuk melihat
mengarahkan siswa ke arah yang Keefektifan Hukuman Terhadap
benar (al-Irsyadwa al-ishlah) bukan Motivasi Belajar Matematika Siswa
semata-mata praktek hukuman dan Kelas III SD N 1 Magelang Kendal.
siksaan yang memasung kreativitas Hasil penelitian dengan metode
(al-zajr wa al-intiqam) melainkan eksperimen ini menunjukkan hasil
sebagai usaha mengembalikan siswa signifikan pada kelompok
ke arah yang baik dan eksperimen. Siswa di kelas
memotivasinya menjadi pribadi eksperimen yang menggunakan
yang imajinatif, kreatif dan hukuman dalam pembelajaran
produktif. Matematika memiliki nilai
Mercy Brigitha Kristiyanto dan ketuntasan yang lebih baik dibanding
Praharesti Eriany (2014) dalam kelas kontrol. Siswa di kelas
penelitiannya tentang Hubungan eksperimen juga menunjukkan
antara Hukuman dengan Harga Diri motivasi tinggi dan sangat tinggi
Pada Siswa Sekolah Dasar dibandingkan motivasi siswa di kelas
menunjukkan adanya signifikansi kontrol.
antara hukuman yang diterima Maka, konteks penghukuman
dengan harga diri. Semakin sering haruslah melihat bagaiman kondisi
siswa Sekolah Dasar menerima siswa dan sekolah. Tokoh
hukuman, maka semakin rendah pendidikan Ki Hajar Dewantara
harga dirinya. Ulwan (1990) (Majalah Wasito, Edisi 08 Jilid I

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Ridwan Arifin, dkk, Penguatan Kapasitas Hukum bagi Orang Tua Siswa dan Guru …

167

1929) mengemukakan pendapatnya mempersiapkan perbaikannya.


bahwa dalam memberikan hukuman Pendidik tidak diperkenankan
kepada anak didik, seorang pendidik asal memberi hukuman sehingga
siswa bingung menanggapinya.”
harus memperhatikan 3 (tiga)
Lebih jauh, konteks
macam aturan:
penghukuman bagi siswa dalam pola
“Pertama, hukuman harus
pendidikan menurut Islam, dalam
selaras dengan kesalahan.
Misalnya, kesalahannya menetapkan hukuman dengan
memecah kaca hukumnya pukulan, menurut Ulwan (1990), ada
mengganti kaca yang banyak syarat yang harus dipenuhi,
pecah itu saja. Tidak perlu ada yakni:
tambahan tempeleng atau 1) Tidak terburu menggunakan
hujatan yang menyakitkan hati. metode pukulan kecuali setelah
Jika datangnya terlambat 5
menit maka pulangnya ditambah menggunakan semua metode
5 menit. Itu namanya selaras. lembut lain yang mendidik dan
Bukan datang terlambat 5 menit membuat jera
kok hukumannya mengintari 2) Tidak memukul dalam keadaan
lapangan sekolah 5 kali misalnya. marah
Relasi apa yang ada di sini ? Itu 3) Ketika memukul menghindari
namanya hukumn penyiksaan.
anggota badan yang peka, seperti
Kedua, hukuman harus adil. Adil kepala, muka, dada dan perut.
harus berdasarkan atas rasa 4) Pukulan untuk
obyektif, tidak memihak salah hukumanhendaknya tidak terlalu
satu dan membuang perasaan keras dan tidak menyakiti, pada
subyektif. Misalnya siswa yang kedua tangan atau kaki dengan
lain membersihkan ruangan tongkat yang besar.
kelas kok ada siswa yang hanya
5) Tidak memukul anak, sebelum
duduk – duduk sambil bernyanyi-
nyanyi tak ikut bekerja. Maka berumur sepuluh tahun.
hukumannya supaya ikut bekerja 6) Jika kesalahan anak adalah untuk
sesuai dengan teman-temannya pertama kalinya, hendaknya ia
dengan waktu ditambah sama diberi kesempatan untuk bertaubat,
dengan keterlambatannya tanpa meminta maaf, dan mengambil
memandang siswa mana yang janji untuk tidak mengulangi
melakukannya.
kesalahannnya.
Ketiga, hukuman harus lekas 7) Pendidik sebaiknya memukul anak
dijatuhkan. Hal ini bertujuan dengan tangannya sendiri.
agar siswa segera paham 8) Jika anak menginjak dewasa dan
hubungan dari pendidik melihat bahwa pukulan
kesalahannya. Pendidik pun sepuluh kali tidak juga
harus jelas menunjukkan
membuatnya jera, maka boleh
pelanggaran yang diperbuat
siswa. Dengan harapan ditambah dan diulangi, hingga
siswa segera tahu dan sadar anak jera.

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Ridwan Arifin, dkk, Penguatan Kapasitas Hukum bagi Orang Tua Siswa dan Guru …

168

Dari uraian di atas jelas pola pembentukan karakter, kemudian


hukuman yang dilakukan haruslah orangtua juga harus memahami
melihat berbagai aspek dan Undang-Undang tentang
pertimbangan yang terjadi, dan bisa Perlindungan Anak, Undang-
saja berbeda dari waktu ke waktu dan Undang tentang Perlindungan
bahkan antar individu. Guru. Selain itu, harus adanya
2. Bagaimana Jika Ada Persoalan aturan yang jelas antara pihak
Hukum? sekolah, siswa, dan orangtua
Persoalan hukum, seperti mengenai pola pengajaran dan
kekerasan yang terjadi baik antar pendisiplinan yang berlaku di
siswa, maupun pelaporan guru oleh sekolah.
orangtua siswa, sering terjadi dewasa 3) Jika guru mendapatkan
ini. Maka, untuk menghadapi permasalahan hukum, misalnya
permasalahan tersebut, ada beberapa dilaporkan, bisa meminta
pola penguatan yang dilakukan, bantuan pada LSM Pendidikan
terutama kepada guru di sekolah. terkait, LSM Bantuan Hukum
1) Jika terjadi kasus, sebisa atau Perhimpunan Guru
mungkin diselesaikan dengan Republik Indonesia (PGRI), atau
cara musyawarah baik itu antar Pusat Bantuan Hukum pada
siswa, antar orangtua, maupun beberapa kampus.
guru. Pola ini sangat baik karena KESIMPULAN
memberikan dorongan atas rasa Hasil kegiatan ini, ada beberapa
penghormatan terhadap orang masukan dan permintaan secara
lain dan pembentukan karakater. langsung dari peserta mitra kegiatan,
Namun, pola ini jelas tidak yakni: pertama, diharapkan program ini
berlaku efektif bagi pelanggaran- bisa berlanjut secara berkala dan
pelanggaran yang menjurus berkesinambungan, dan kedua peserta
kepada kejahatan berat seperti meminta dibentuk program lanjutan
pelecahan seksual, pemukulan dengan tim khusus yang mencakup
yang menyebabkan hilangnya lebih luas sasarannya yakni masyarakat
nyawa atau cacatnya bagian secara umum. Peserta menyarankan
tubuh. program ini dimasukkan ke dalam
2) Baik guru maupun orangtua, salah satu program unggulan dari
harus dipahami secara Fayatat Nahdhatul Ulama yang
menyeluruh tentang bagaimana nantinya disupervisi oleh tim dari
Undang-Undang Sistem Fakultas Hukum Universitas Negeri
Pendidikan Nasional mengatur Semarang.
pola pendidikan dan
Affandi, Agus. 2016. “Dampak
DAFTAR PUSTAKA Pemberlakuan Undang-
Undang Perlindungan Anak
Terhadap Guru dalam

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Ridwan Arifin, dkk, Penguatan Kapasitas Hukum bagi Orang Tua Siswa dan Guru …

169

Mendidik Siswa”. Jurnal Jones, Nicola, dkk. 2008. Painful


Hukum Samudra Keadilan Lessons: The Politics of Preventing
11(2):196-208 Sexual Violence and Bullying at
School (Working Paper 295).
Al-Abrasyi, Muhammad „Athiyyah
2003. Al-Tarbiyah al- London UK: Overseas
Development Institute.
Islamiyyah, Terj. Abdullah
Zaky al-Kaaf. Bandung: Kartono, Kartini. 2010. Kenakalan
Pustaka Setia. Remaja, Cetakan Ke-9. Jakarta:
Arifin, Ridwan, dkk. 2018. PT. Raja Grafindo Persada.
“Penguatan Kapasitas Hukum Komite Nasional Pendidikan. (2014).
Guna Peningkatan Permasalahan Pendidikan Serta
Tanggungjawab Orangtua dan Rekomendasi untuk Pemerintahan
Guru dalam Hak Pendidikan di yang Baru. Jakarta: Komite
Kota Semarang”, Prosiding Nasional Pendidikan.
Seminar Nasional Pendidikan dan
Kristiyanto, Mercy Brigitha, Eriany,
Pembelajaran ke-2, ISSN: 2598- Praharesti. 2014. “ Hubungan
6139, hlm. 990-1001. antara Hukuman dengan Harga
Huda, Larissa (2017). “Hardiknas, Diri Pada Siswa Sekolah Dasar”,
Pemantau Pendidikan Indonesia Jurnal Psikodimensia 13(2):
Catat 7 Masalah Krusial”, Berita 134-145.
Online, edisi 2 Mei 2017, akses
Megawanti, Priarti. (2016). “Meretas
pada Permasalahan Pendidikan di
https://nasional.tempo.co/read/ Indonesia”, Jurnal Formatif, Vol.
871496/hardiknas-pemantau-
2 No. 3, hlm. 227-234.
pendidikan-indonesia-catat-7-
masalah-krusial. Ulwan, Abdullah Nashih. 1990.
Pedoman Pendidikan Anak dalam
Handayani, Elni (2013). “Masalah Islam (Tarbiyatul Aulad), Jilid II.
Pendidikan di Indonesia dan
Bandung: Asy Syifa‟.
Solusinya”, Artikel Online
KOMPASIANA, akses pada Winarni, Hesti Dwi, Rahmat Rais,
https://www.kompasiana.com/el 2013. “Keefektifan Hukuman
nihandayani/masalah- Terhadap Motivasi Belajar
pendidikan-di-indonesia-dan- Matematika Siswa Kelas III
solusinya_551fe289813311186e9d SD N 1 Magelung Kendal”,
e629 Journal MALIH PEDDAS IKIP
PGRI Semarang, 3(1): 17-33.
Hermawan, Bayu. (2017). “Ini Tujuh
Masalah Pendidikan di Indonesia Sumber Online
Menurut JPPI”, Berita Online, Handayani, Elni (2013). “Masalah
edisi 3 Mei 2017, akses pada Pendidikan di Indonesia dan
http://republika.co.id/berita/pen Solusinya”, Artikel Online
didikan/eduaction/17/05/03/op KOMPASIANA, akses dari:
chjr354-ini-tujuh-masalah- https://www.kompasiana.com/el
pendidikan-di-indonesia-menurut- nihandayani/masalah-
jppi pendidikan-di-indonesia-dan-

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Ridwan Arifin, dkk, Penguatan Kapasitas Hukum bagi Orang Tua Siswa dan Guru …

170

solusinya_551fe289813311186e9d Tempo, "Dituduh Cubit Siswa, Guru


e629. Agama Dilaporkan ke Polisi",
edisi 10 Juni 2016, diakses dari:
Huda, Larissa (2017). “Hardiknas,
https://m.tempo.co/read/new
Pemantau Pendidikan Indonesia
s/2016/06/10/064778675/ditu
Catat 7 Masalah Krusial”, Berita
duh-cubit-siswa-guru-agama-
Online, edisi 2 Mei 2017, akses
dilaporkan-ke-polisi
pada
https://nasional.tempo.co/read/ Tribun News, "Guru Dipenjara
871496/hardiknas-pemantau- Gara-Gara Mencubit, Netizen
pendidikan-indonesia-catat-7- Geran dan Sarankan Anak
masalah-krusial. Polisi Jangan Sekolah”, edisi
17 Mei 2016, diakses dariL
Hermawan, Bayu. (2017). “Ini Tujuh
http://www.tribunnews.com/r
Masalah Pendidikan di
egional/2016/05/17/guru-
Indonesia Menurut JPPI”,
dipenjara-gara-gara-mencubit-
Berita Online, edisi 3 Mei 2017,
netizen-geram-dan-sarankan-
akses pada
anak-polisi-jangan-
http://republika.co.id/berita/p
sekolah?page=2
endidikan/eduaction/17/05/0
3/opchjr354-ini-tujuh-masalah- Wurinanda, Iradhatie (2015). “Empat
pendidikan-di-indonesia- Masalah Utama Pendidikan
menurut-jppi Indonesia”, Berita Online, edisi 30
November 2015, akses pada
Lesmana, Teddy. (2010). “Legal
https://news.okezone.com/read/
Capacity dan Legal Personality?”,
2015/11/30/65/1258030/empat-
Artikel Online, edisi 22 Desember
masalah-utama-pendidikan-
2010, diakses dari
indonesia.
http://jambilawclub.blogspot.co
m/2010/12/legal-capacity-dan- Wurinanda, Iradhatie (2015). “Empat
legal-personality.html Masalah Utama Pendidikan
Indonesia”, Berita Online, edisi 30
Merriam Webster Dictionary,
November 2015, akses dari
https://www.merriam-
https://news.okezone.com/read/
webster.com/dictionary/legal%20
2015/11/30/65/1258030/empat-
capacity
masalah-utama-pendidikan-
Republika, “IKADI Bersikap Wajar indonesia.
Kepada Guru”, edisi 3 Juli
[...] "Menghukum Peserta Didik Ala
2016, diakses dari:
Ki Hajar Dewantara, diakses
http://khazanah.republika.co.i
pada
d/berita/dunia-islam/islam-
https://enewsletterdisdik.word
usantara/16/07/03/o9qepu-
press.com/2011/01/04/mengh
ikadi-bersikap-wajar-kepada-
ukum-peserta-didik-ala-ki-
guru
hajar-dewantara/
Roen, Ferry. (2012). “Teori
Peraturan Perundang-undangan
Penguatan”, Artikel Online, edisi 7
November 2012, diakses dari Peraturan Pemerintah Nomor 74
http://perilakuorganisasi.com/te Tahun 2008 tentang Guru
ori-penguatan.html

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Ridwan Arifin, dkk, Penguatan Kapasitas Hukum bagi Orang Tua Siswa dan Guru …

171

Undang-Undang Nomor 20 Tahun Undang-Undang Nomor 35 tahun


2003 tentang Sistem 2014 tentang Perlindungan
Pendidikan Nasional Anak

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Dewi Sulistianingsih, Pujiono, Yuli Prasetyo Adhi, Permodalan Bagi Usaha Mikro, Kecil…. 172

Artikel
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia
PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN (Indonesian Journal of Legal Community
Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 172-177
PENDAFTARAN KEKAYAAN © Rindia Fanny Kusumaningtyas, Rahayu
Fery Anitasari
INTELEKTUAL SECARA ONLINE BAGI This work is licensed under a Creative
Commons Attribution-ShareAlike 4.0
International License.
PELAKU USAHA MIKRO KECIL ISSN Print 2654-8305
MENENGAH (UMKM) ISSN Online 2654-8313
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index

Rindia Fanny Kusumaningtyas, Rahayu Fery Anitasari


Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang
Diterima: 30 Januari 2019, Diterima 7 Pebruari 2019, Dipublikasi: 5 Maret 2019

Abstrak
Pendaftaran Kekayaan Intelektual (KI) merupakan suatu keharusan dan
kewajiban bagi hak milik industri guna mendapatkan perlindungan hukum dari
segala bentuk pelanggaran Kekayaan Intelektual. Akan tetapi pendaftaran KI
menjadi persoalan tersendiri bagi para pencipta maupun inventor karena dianggap
pendaftaran KI terlalu rumit untuk proses pendaftarannya maupun
persyaratannya, tetapi perkembangan saat ini setelah ada kerjasama antara
Direktorat Jenderal KI Kementerian Hukum dan HAM RI dengan badan
internasional yaitu WIPO (World Intellectual Property Organization) membuat dan
merancang sistem pendaftaran online untuk pendaftaran KI, program ini
dinamakan IPAS (Proyek Pengembangan Sistem Otomatis KI) untuk
memberikan kemudahan bagi pemohon pendaftaran KI karena dapat dilakukan
dimana saja dan kapan saja dengan bantuan instansi terkait atau Konsultan KI.
Sosialisasi mengenai layanan Kekayaan Intelektual secara online baik yang
berkaitan dengan pendaftaran KI maupun hanya untuk melihat status dari
Kekayaan Intelektual apa saja yang sudah didaftarkan dan diterima
pendaftarannya oleh Dirjen KI ataupun yang masih dalam tahap permohonan
pendaftaran KI penting untuk diketahui masyarakat luas khususnya pelaku
UMKM. Sasaran sosialisasi ini dilaksanakan di Kabupaten Batang mengingat
sektor industri di Kabupaten Batang merupakan faktor penyumbang terbesar
PDRB Kabupaten Batang dan banyak industri potensial yang dihasilkan UMKM
juga dapat dikembangkan sebagai usaha Korespondesi Penulis
ekspor. Pelaksanaan pengabdian
masyarakat dalam mengatasi usaha mitra Fakultas Hukum UNNES, Kampus UNNES
dalam bidang pendaftaran Kekayaan Sekaran, Gunungpati, Semarang.
Intelektual secara online adalah melalui Surel
dewisulistianingsih21@mail.unnes.ac.id
pembinaan atau sosialisasi mengenai
pendaftaran Kekayaan Intelektual secara
online. Dengan langkah-langkah yang dilakukan untuk mengatasi persoalan mitra
adalah sebagai berikut : (1) Pembinaan atau sosialisasi kesadaran hukum
pentingnya pendaftaran Kekayaan Intelektual; (2) Pembinaan mekanisme tata
cara pendaftaran Kekayaan Intelektual secara online di Dirjen Kekayaan

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Dewi Sulistianingsih, Pujiono, Yuli Prasetyo Adhi, Permodalan Bagi Usaha Mikro, Kecil…. 173

Intelektual Kementerian Hukum dan HAM RI; (3) Pelatihan membuka aplikasi
layanan Kekayaan Intelektual Online.

Kata kunci:
Pelatihan, Pedampingan, Kekayaan Intelektual

PENDAHULUAN hasil temuan karya kekayaan intelektual


Kekayaan Intelektual merupakan harus dapat dikelola secara komersial, agar
hasil karya dari karya-karya yang timbul dapat mengembalikan modal dan
atau lahir karena adanya kemampuan memperoleh keuntungan. Hak moral adalah
intelektual manusia yang harus dilindungi, hak yang melindungi kepentingan pribadi
kemampuan intelektual manusia dihasilkan inventor dan reputasi pendesain
oleh daya, rasa dan karyanya yang (Sudarmanto, 2012 : 1).
diwujudkan dengan karya-karya intelektual. Sistem hukum yang berkembang
Karya intelektual yang dihasilkan melalui dalam bidang Kekayaan Intelektual semata-
daya, rasa dan karsa juga mempunyai nilai mata untuk melindungi Kekayaan
dengan adanya manfaat ekonomi yang Intelektual yang dimiliki oleh manusia
melekat didalamnya. Bahwa yang dimaksud dengan adanya aturan-aturan yang
dengan Kekayaan Intelektual adalah hak mengatur mengenai Kekayaan Intelektual.
manual eksklusif yang terdiri dari dua Perkembangan sekarang ini Kekayaan
macam hak yaitu hak ekonomi (economic Intelektual telah banyak dimiliki oleh
right) dan hak moral ( moral right). masyarakat yang mempunyai Usaha Mikro
Hak ekonomi adalah hak yang Kecil dan Menengah (UMKM), baik berupa
dimiliki oleh seseorang inventor dan Hak Cipta ataupun Hak Milik Industri
pendesain untuk mendapatkan keuntungan yang diantaranya adalah Merek, Paten,
atas invensi dan karya intelektual. Hak Desain Industri, Rahasia Dagang, dan
ekonomi berkembang dengan pemanfaatan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.
hak secara komersial. Hak ekonomi Dalam upaya perlindungan Kekayaan
bertujuan untuk mewujudkan sebuah ide Intelektual perlu adanya pendaftaran
dan gagasan dalam sebuah tulisan, Kekayaan Intelektual agar mempunyai
kemudian dilanjutkan dengan sebuah perlindungan hukum terhadap Kekayaan
temuan produk di bidang teknologi (paten) Intelektual yang sudah diciptakan melalui
maupun karya desain industri dan karya hasil kreatifitas intelektualnya. Pendaftaran
yang lainnya di bidang Kekayaan merupakan salah satu syarat Kekayaan
Intelektual yang memerlukan pengorbanan Intelektual yang dihasilkan oleh seseorang.
waktu, tenaga dan biaya. Oleh karena itu Beberapa cabang Kekayaan Intelektual yang

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Dewi Sulistianingsih, Pujiono, Yuli Prasetyo Adhi, Permodalan Bagi Usaha Mikro, Kecil…. 174

diwajibkan dilakukanya pendaftaran agar kerjasama antara Dirjen Kekayaan


dapat mendapatkan perlindungan dan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM
kepastian hukum yang jelas adalah Merek, RI dengan badan internasional yang khusus
Paten, Desain, Industri, Desain Tata Letak mengelola dan mengadministrasikan
Sirkuit Terpadu, Rahasia Dagang, dan kesepakatan bersama antara negara di
Perlindungan Varietas Tanaman. Prinsip bidang Kekayaan Intelektual yaitu WIPO
ini mendasari Undang-Undang Kekayaan (World Intellectual Property
Intelektual di seluruh dunia dan membawa Organization).Perlunya pemahaman
konsekuensi bahwa pemilik Kekayaan masyarakat terkait layanan online
Intelektual yang tidak melakukan Kekayaan Intelektual khususnya bagi
pendaftaran tidak dapat menuntut Usaha Mikro Kecil dan Menengah
seseorang yang dianggap telah (UMKM) agar mempunyai kemauan untuk
menggunakan Kekayaan Intelektualnya mendaftarkan produk yang dihasilkan
secara melawan hukum (Utomo, 2010 : 13). tanpa mempunyai anggapan mendaftar KI
Untuk hak Cipta dan Rahasia Dagang tidak butuh waktu yang lama dan prosedur yang
wajib didaftarkan untuk mendapat terlalu sulit sehingga produk pelaku
perlindungan hukum karena sifatnya yang UMKM akan mendapatkan perlindungan
berbeda dengan cabang-cabang Kekayaan hukum yang jelas, untuk itu perlu
Intelektual lainya. diadakannya sosialisasi kepada masyarakat
Pentingnya pendaftaran Kekayaan khususnya UMKM yang mempunyai
Intelektual khususnya di beberapa bidang Kekayaan Intelektual agar mau untuk
Kekayaan Intelektual yang mewajibkan mengajukan permohonan pendaftaran KI.
melakukan pendaftaran untuk mendapat Pendaftaran Kekayaan Intelektual sekarang
perlindungan hukum bagi penciptanya. ini dapat dilakukan secara online dengan
Berkembangnya sistem teknologi sekarang membuka aplikasi yang sudah ada dalam
ini membuat berbagai sektor banyak web Dirjen KI Kementerian Hukum dan
menggunakan sistem online. Selain lebih HAM RI.
mudah dan tidak membutuhkan waktu Kurangnya pemahaman dan
yang lama sistem online dirasa efektif dan kesadaran masyarakat khususnya pemilik
efisien karena dapat dilakukan dimana saja Kekayaan Intelektual bagi para pelaku
dan kapan saja. Dirjen Kekayaan UMKM. Oleh karena, diperlukanya
Intelektual Kementerian Hukum dan HAM upayaupaya penyadaran pentingnya
RI juga memanfaatkan kemajuan teknologi pendaftaran Kekayaan Intelektual
dalam sistem pendaftaran Kekayaan khususnya bagi UMKM di Kabupaten
Intelektual dengan cara online. Sistem ini Batang agar mau mendaftarkan Kekayaan

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Dewi Sulistianingsih, Pujiono, Yuli Prasetyo Adhi, Permodalan Bagi Usaha Mikro, Kecil…. 175

Intelektual yang dimiliki supaya mendapat rumit. Dengan adanya layanan


perlindungan hukum yang jelas. Kekayaan Intelektual secara online maka
Kesadaran dan pemahaman tentang masyarakat lebih mudah dalam
pendaftaran KI secara online bagi mengakses informasi terkait pendaftaran
masyarakat luas pada umumnya dan pelaku Kekayaan Intelektual.
UMKM pada khususnya masih sangat METODE PELAKSANAAN
kurang, karena pada dasarnya pemikiran Metode yang digunakan dalam
kebanyak orang bahwa mendaftarkan KI mengatasi usaha mitra dalam bidang
membutuhkan waktu yang sangat lama dan pendaftaran Kekayaan Intelektual secara
persyaratan yang rumit. Tidak terkecuali di online adalah melalui pembinaan atau
Kabupaten Batang yang terdiri dari sentra sosialisasi mengenai pendaftaran
industri UMKM yang menjadi unggulan Kekayaan Intelektual secara online.
Kabupaten Batang. Akan tetapi terkait Pembinaan atau sosialisasi tersebut juga
sistem layanan Kekayaan Intelektual online memberikan gambaran mengenai
belum disosialisasikan oleh instansi terkait penggunaan teknologi informasi dan
kepada masyarakat luas. komunikasi yang dalam hal ini adalah
LUARAN aplikasi mengenai pendaftaran Kekayaan
Pengabdian ini memiliki luaran yaitu Intelektual yang ada di website Dirjen
sebagai bahan tambahan informasi bagi Kekayaan Intelektual Kementerian
masyarakat luas pada umumnya dan Hukum dan HAM RI. Pembinaan atau
para pelaku UMKM di Kabupaten sosialisasi menghasilkan pemahaman
Batang pada khususnya tentang bagi masyarakat dalam bidang IT dan
pengetahuan dan penyadaran pentingnya pentingnya pendaftaran Kekayaan
pendaftaran Kekayaan Intelektual, Intelektual khususnya bagi UMKM
sehingga apabila sudah terdaftar secara yang memiliki hasil produk sebagai
langsung telah mendapat perlindungan Kekayaan Intelektual.
hukum. Luaran pengabdian ini dapat Langkah-langkah yang dilakukan untuk
membantu pemerintah (dalam hal ini mengatasi persoalan mitra sebagaimana
Kementerian Hukum dan HAM Dirjen telah diuraikan sebelumnya adalah
KI) untuk mensosialisasikan pentingnya sebagai berikut :
pendaftaran Kekayaan Intelektual secara 1. Pembinaan atau sosialisasi kesadaran
online yang dihasilkan terutama oleh para hukum pentingnya pendaftaran
pelaku UMKM yang sering kali enggan Kekayaan Intelektual;
mendaftarkan produknya dengan alasan 2. Pembinaan mekanisme tata cara
biaya mahal dan persyaratan yang terlalu pendaftaran Kekayaan Intelektual

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Dewi Sulistianingsih, Pujiono, Yuli Prasetyo Adhi, Permodalan Bagi Usaha Mikro, Kecil…. 176

secara online di Dirjen Kekayaan diberikannya sertifikat KI. Melalui


Intelektual Kementerian Hukum dan proses pendaftaran KI akan
HAM RI; mendapatkan pengakuan. Namun
3. Pelatihan membuka aplikasi layanan demikian, untuk hak cipta tidak
Kekayaan Intelektual Online. diharuskan melakukan pendaftaran
Adapun prosedur kerja yang dilakukan karena hak cipta dapat diperoleh melalui
untuk mendukung realisasi metode yang pengakuan hak. Ciptaan yang
ditawarkan adalah terfokus pada upaya didaftarkan akan memperoleh kepastian
pemahaman masyarakat terkhusus pada hukum dan perlindungan hukum, tetapi
UMKM mengenai pendaftaran ciptaan yang tidak didaftarkan tetap
Kekayaan Intelektual secara online di dilindungi asalkan pencipta dapat
Kabupaten Batang. Kegiatan ini dikemas membuktikan bahwa dialah pencipta
dalam beberapa tahapan yaitu sosialisasi yang sebenarnya bila ada pihak lain yang
dan dilanjutkan praktek membuka mengakui ciptaan tersebut.
aplikasi KI online. Kegiatan Pengabdian Kepada

HASIL KEGIATAN DAN Masyarakat dilakukan pada tanggal 29


September 2016 di kabupaten Batang
PEMBAHASAN pukum 09.00-Selesai. Kegiatan ini
Kekayaan Intelektual (KI) muncul dihadiri oleh 30 peserta yang berasal dari
karena adanya kemampuan berpikir. UMKM di Kabupaten Batang. Dalam
Hasil dari daya cipta tersebut dimiliki kegiatan tersebut peserta atau UMKM
secara khusus (eksklusif) yang dijelmakan sangat berantusias dalam mengikuti
dalam bentuk ciptaan atau invensi. kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat
Selanjutnya, KI tersebut memiliki nilai ini. Pengabdian ini bertujuan untuk
ekonomis apabila ciptaan atau invensi memberikan pemahaman terhadap
tersebut dipergunakan atau masyarakat terkait pentingnya
dimanfaatkan. Nilai ekonomis ini adalah pendaftaran Kekayaan Intelektual dan
hak bagi pemilik KI. tatacara pendaftaran Kekayaan
Pendaftaran adalah kegiatan Intelektual serta biayanya. Dapat
pemeriksaan dan pencatatan setiap KI dilaporkan juga setelah kegiatan ini
oleh pejabat pendaftaran dalam buku berlangsung peserta sudah paham dan
daftar berdasarkan permohonan pemilik lebih mengerti akan pentingnya
untuk tujuan memperoleh kepastian pendaftaran Kekayaan bagi pelaku
status kepemilikan dan perlindungan UMKM serta tatacara pendaftaranya. Di
hukum. Bukti dari pendaftaran adalah akhir acara pengabdian ini dilakukan sesi

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Dewi Sulistianingsih, Pujiono, Yuli Prasetyo Adhi, Permodalan Bagi Usaha Mikro, Kecil…. 177

tanya jawab, para peserta sangat antusias Utomo, Tomi Suryo. Hak
Kekayaan Intelektual (HKI) di Era Global.
dalam kegiatan ini dibuktikan dengan
2010. Yogyakarta : Graha Ilmu
banyaknya pertanyaan dan tangggapan
Djumhana Muhammad dan R.
dari para peserta atau UMKM pada saat Djubaedillah. 2003. Hak Milik Intelektual
Sejarah Teori dan Prakteknya di Indonesia.
sesi tanya jawab. Pengenalan
Bandung : Citra Aditya Bakti
pendaftaran kekayan Intelektual secara
Peraturan Pemerintah Nomor 45
online, mengajarkan kepada para pelaku Tahun 2014 tentang Jenis dan Tarif
Penerimaan Negara Bukan Pajak
UMKM unytuk dapat pengoperasikan
Kementerian Hukum dan HAM
dan membuka Website DJKI Undang-Undang Nomor 11 Tahun
www.dgip.go.id. 2008 Tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil evaluasi,
pengamatan dan tanggapan langsung dari
peserta, kegiatan pengabian ini cukup
berhasil. Karena mengingat adanya
kemajuan pemahaman oleh para pelaku
usaha (UMKM) yang telah mengetahui
mengenai bagaimana prosedur pendaftaran
Kekayaan Intelektual melalui kegiatan
pengabdian yang dilakukan oleh tim
pengabdi.
Berdasarkan tanggapan dan
permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan
pengabdian ini, bahwa kegiatan ini dapat
dilaksankan secara berkelanjutan sampai
dengan pendampingan pendaftaran kekayan
intelektual. Sehingga para pelaku usaha
mengerti mengenai tatacara melakukan
pendaftaran Kekayaan Intelektual dan
memahami betapa pentingnya pendaftaran.

DAFTAR PUSTAKA
Sudarmanto. 2012. KI dan HKI Serta
Implementasinya Bagi Indonesia. Jakarta :
Gramedia

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
178 Ali Masyhar, Rasdi, Fendi Setyo Harmoko, Peran Khutbah Jum’at dalam Mengantisipasi…

Artikel
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia
Peran Khutbah Jum‟at dalam (Indonesian Journal of Legal Community
Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 178-183
© Ali Masyhar, Rasdi, Fendi Setyo Harmoko
Mengantisipasi Radikalisme Beragama This work is licensed under a Creative
Commons Attribution-ShareAlike
4.0International License.
ISSN Print 2654-8305
Ali Masyhar, Rasdi, Fendi Setyo Harmoko ISSN Online 2654-8313
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang
Diterima: 29 Januari 2019, Diterima: 2 Februari 2019,
Dipublikasi: 5 Maret 2019

Abstrak
Khutbah Jum‟at dapat digunakan sebagai sarana ampuh dalam menangkal tumbuh
berkembangnya ideologi/paham radikalisme di masyarakat. Kalisegoro yang secara basis
masyarakatnya merupakan masyarakat pedesaan (rural), mengalami kegagapan saat
banyaknya serbuan modernisme dan heterogenitas masyarakat yang datang dari latar
belakang budaya. Kondisi demikian bisa dimanfaatkan oleh kalangan tertentu untuk
menanamkan paham radikalisme yang bisa berujung pada tindakan terorisme. berbagai Aksi
teror selalu saja diawali dengan menjalarnya paham/aliran radikalisme. Untuk itulah perlu
dilakukan upaya preventif dalam menghadang penyebaran aliran-aliran radikalisme
tersebut. Upaya preventif ini harus dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah
dengan penguatan/upgrading konten khutbah Jum‟at. Kegiatan ini diharapkan dapat
memberi solusi (1) menyusun materi khutbah jum‟at antiradikalisme guna mewujudkan
Islam yang Rohmatan Lil Alamin, dengan prinsip tawasuth (tengah-tengah), tasamuh
(toleransi), tawazun (seimbang) dan i‟tidal (tegak lurus); (2) memberi modal
dasar/upgrading bagi Khotib dalam menyajikan materi antiradikalisme; dan (3) Pelaksanaan
Khutbah Jumat antiradikalisme di Masjid Kelurahan Kalisegoro. Adapun luaran yang
hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah dihasilkannya: (1) Materi Khutbah Jum‟at
Antiradikalisme; (2) Penguatan dan Upgrading Khotib agar menyampaikan materi Khutbah
Jum‟at yang Rohmatan Lil Alamin, dengan prinsip tawasuth (tengah-tengah), tasamuh
(toleransi), tawazun (seimbang) dan i‟tidal (tegak lurus); dan (3). Menghasilkan artikel yang
dimuat dalam jurnal ilmiah.
Korespondesi Penulis
Kata kunci: Fakultas Hukum UNNES, Sekaran,
Khutbah Jum‟at, Radikalisme Gunungpati, Semarang, 50229
Surel
saruarifin@mail.unnes.ac.id
PENDAHULUAN
Meskipun Indonesia telah memiliki undang melalui Undang-Undang No. 15
perangkat hukum dalam penanggulangan Tahun 2003, dan untuk selanjutnya
terorisme yaitu Peraturan Pemerintah disebut Undang-Undang Terorisme),
Pengganti Undang-Undang (Perpu) yang telah diubah dengan Undang-
Nomor 1 Tahun 2002 tentang Undang No. 5 Tahun 2018, namun aksi
Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme terorisme tidak lantas berhenti. Dilihat
(Perppu ini dikukuhkan menjadi Undang- dari sisi kebijakan, lahirnya instrument

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Ali Masyhar, Rasdi, Fendi Setyo Harmoko, Peran Khutbah Jum’at dalam Mengantisipasi… 179

hukum tersebut hanyalah bagian kecil perlunya komponen masyarakat


dari kebijakan penanggulangan tindak membentengi masyarakat (ummat) agar
pidana (criminal policy). Dalam terhindar dari ideologi radikal. Masjid
penerapannya criminal policy harus menjadi modal dasar yang penting untuk
dilakukan integral baik dengan tujuan pembentegan ini, dan salah
penggunaan hukum pidana (penal policy) satunya melalui mimbar khutbah Jum‟at.
atau penggunaan non hukum pidana (non Di Kelurahan Kalisegoro terdapat 6
penal policy). Masjid dan 5 Musholla. Adapun yang
Salah satu langkah non penal yang menjadi sasaran dari pengabdian ini
dapat ditempuh adalah dengan penataan adalah Khotib yang mengisi Khutbah
dan pengisian materi khutbah jum‟at yang Jum;at pada 6 Masjid tersebut.
menyejukkan, tidak memprovokasi dan Selama ini, Masjid di Kalisegoro
tidak radikal. Pendeknya, khutbah Jum‟at masih menghadapai beberapa persoalan:
yang berisi konten Islam yang Rohmatal 1. Belum memiliki standar materi
lil Alamin. Khutbah Jum‟at yang terarah guna
Di sinilah perlunya penyusunan, mewujudkan Islam yang Rohmatan Lil
penguatan dan upgrading Khotib Jum‟at Alamin, dengan prinsip tawasuth
agar memahami fungsi sentralnya dalam (tengah-tengah), tasamuh (toleransi),
memberikan lampu pengarah kepada tawazun (seimbang) dan i‟tidal (tegak
ummat. Kelurahan Kalisegoro Kecamatan lurus).
Gunungpati merupakan suatu wilayah di 2. Ketrampilan Khotib Jum‟at yang
Ibu Kota Propinsi Jawa Tengah. relative minim, sehingga belum
Layaknya masyarakat perkotaan, mampu memberikan semangat bagi
masyarakat Kalisegoro juga diserbu oleh ummat (jamaah) dalam menyikapi
modernitas perkembangan zaman. radikalisme.
Modernitas kemajuan zaman ini tentu 3. Belum ada pembinaan dan
tidak selamanya membawa dampak pendampingan Khotib dalam Khutbah
positif. Dengan modal masyarakat rural, Jum‟at.
yang masih berfikir komunal dan LUARAN
homogen, tentu bias mungkin gagap Luaran dari kegiatan pengabdian
ketika menghadapi serbuan masyarakat yang telah dilakukan adalah
asing yang mungkin berbeda dan
terbentuknya pemahaman masyarakat
cenderung heterogen. Kondisi demikian,
akan radikalisme yang berkembang di
sangat mungkin bisa berpotensi menjadi
Indonesia.
factor kriminigen radikalisme. Di sinilah

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Ali Masyhar, Rasdi, Fendi Setyo Harmoko, Peran Khutbah Jum’at dalam Mengantisipasi… 180

METODE PELAKSANAAN sekaligus merupakan evaluasi


Dalam melaksanakan kegiatan ini, penerapan kurikulum antiradikalisme
pengusul menggandeng Pengurus Ranting yang telah disusun.
NU Kelurahan Kalisegoro Kecamatan HASIL KEGIATAN DAN
Gunungpati Kota Semarang. NU PEMBAHASAN
merupakan jam‟iyyah keagamaan yang Pada kegiatan ini Tim Pelaksana
selama ini dikenal telah mengembangan merumuskan dan menyusun terlebih
Islam yang rohmatal lil alamin, yang dahulu materi khutbah Anti-radikalisme.
berpegang pada 4 prinsip yaitu prinsip Selanjutnya diadakan workshop
tawasuth (tengah-tengah), tasamuh penguatan / upgrading materi khutbah
(toleransi), tawazun (seimbang) dan anti-radikalisme. Workshop dilakukan
i‟tidal (tegak lurus). dengan mengumpulkan para khotib dari
Metode yang digunakan dalam total 6 Masjid di Kelurahan Kalisegoro.
kegiatan ini adalah: Selanjutnya diadakan diskusi atau dialog
1. Tahap I: Penyusunan Materi Khutbah oleh Tim Pelaksana dengan para khotib
antiradikalisme oleh Tim Pelaksana; untuk khutbah sholat jum‟at.
2. Tahap II: Workshop 1. Penyusunan Materi Khutbah
penguatan/upgrading Khutbah Jum‟at Tahap awal dari pengabdian
antiradikalisme; masyarakat ini adalah menyusun
Pada Tahap II kegiatan dilaksanakan materi khutbah Jumat tentang tema
dengan metode Workshop. Tim anti radikalisme dan ekstremisme.
pelaksana mengumpulkan para khotib Materi khutbah disusun dengan tetap
dari 6 Masjid di Kelurahan Kalisegoro memenuhi syarat dan rukun khutbah
untuk diberikan pemahaman terkait Jumat yaitu:
khutbah antiradikalisme yang telah a. Puja dan puji kepada Alloh SWT;
disusun sebelumnya. Metode ceramah b. Bersholawat kepada Nabiyulloh
dan dialog, serta paraktik role model Muhammad SAW;
sangat mewarnai pada tahap II ini. c. Berwasiat tentang ketaqwaan
Selain itu, metode brainstorming – kepada Alloh SWT;
pengumpulan pendapat dan masukan- d. Membaca ayat suci Al-Qur‟an;
dari para khotib juga akan digunakan. e. Berdoa untuk muslimin muslimat
3.`Tahap III: Penerapan Khutbah seluruhnya.
antiradikalisme pada Sholat Jumat di Dengan tetap memperhatikan
Masjid Kalisegoro. Pada tahap ini, rukun/syarat khutbah tersebut maka

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Ali Masyhar, Rasdi, Fendi Setyo Harmoko, Peran Khutbah Jum’at dalam Mengantisipasi… 181

penyusunan khutbah jumat ini disusun Marilah kita saling berkasih sayang
dengan intisari sebagai berikut: Maasyirol sesama manusia, bahkan meski berbeda
Muslimin Rokhimakumulloh. Marilah keyakinan sekalipun. Adalah suatu
senantiasa menambah dan menguatkan sunnatulloh bahwa manusia akan
ketaqwaan kita kepada Alloh, dengan tergolong-golong dan terkelompok-
sebenar-benar taqwa. Ketaqwaan yang kelompok.
benar adalah disandarkan dari iman Hal ini sesuai dengan firman Alloh
taukhid yang kuat. dalam Surat al-Hujurat ayat 13: Wahai
Maasyirol Muslimin manusia, Kami jadikan kamu dari jenis
Rokhimakumulloh. Ajaran Islam jelas kelamin laki-laki dan perempuan dan
menolak ekstremisme dan Radikalisme. Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan
Meskipun dalam realitas sejarah ada bersuku-suku agar kamu saling
penganutnya yang berperilaku ekstrem memahami (sebenar-benarnya).
dengan mengatasnamakan agama. Fakta Sesungguhnya manusia yang paling
ini bukan monopoli Islam. Hampir semua terhormat adalah dia yang paling dekat
agama memiliki kasus bahwa ada dengan Tuhan.”
sebagian umatnya yang sangat fanatik, Semoga kita bisa terhindar dari
sempit, lalu nekad melakukan tindakan sikap-sikap dan pemahaman yang
melampaui batas yang berseberangan demikian dan dibimbing oleh Allah
dengan nurani dan ajaran luhur agama. subhanahu wata„ala tetap kokoh iman
Dalam khazanah Islam, ulasan hingga akhir hayat serta istiqamah dalam
tentang ekstremisme didapati dalam cara berpikir dan bersikap yang tawasuth
istilah ghuluw. Istilah itu dapat diartikan (moderat), tasamuh (toleran), Tawazun
sebagai sikap berlebihan, melampaui (seimbnag), ta‟addul (adil/netral) dana
batas, keterlaluan, ekstrem. mar ma‟ruf nahi munkar.
Rasulullah sendiri empat belas abad 2. Workshop Khutbah Jum‟at
lalu mewanti-wanti umatnya agar Antiradikalisme
menjauh dari sikap ghuluw. Workshop dilakukan dengan
“Wahai manusia, jauhilah berlebih- mengumpulkan para khotib dari total 6
lebihan dalam agama karena Masjid di Kelurahan Kalisegoro.
sesungguhnya yang menghancurkan Selanjutnya diadakan diskusi atau
orang-orang sebelum kalian adalah dialog oleh Tim Pelaksana dengan para
berlebih-lebihan dalam agama.” (HR Ibnu khotib untuk khutbah sholat jum‟at.
Majah). Paparan dimulai dengan
menyajikan peristiwa terorisme yang

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Ali Masyhar, Rasdi, Fendi Setyo Harmoko, Peran Khutbah Jum’at dalam Mengantisipasi… 182

fenomenal yaitu peledakan Bom Bali 12 adalah: (1) Eksklusivisme: menganggap


Oktober 2002 yang menelan korban dirinya merupakan kelompok yang paling
jiwa ratusan orang. Pelaku utama yaitu benar sedangkan kelompok lain salah; (2)
Amrozi, Imam Samudra dan Ali mudah mengkafirkan orang lain; (3)
Ghufron sengaja ditayangkan dalam berpaham intoleransi; (4) cenderung
paparan untuk memberikan efek memaksakan keyakinan pada orang lain;
pengingat. Serentetan bom dan aksi (5) menganggap demokrasi produk kafir;
terorisme di tanah air juga dipaparkan dan; (6) Pancasila, lambang negara,
untuk menghantarkan pada pokok bendera adalah Thoghut (berhala).
materi. Oleh karena itu, kita harus kembali
Kita harus terhentak ketika kepada ajaran Islam Rohmatal lil alamin,
disajikan fakta, sebanyak 41 dari 100 ala NU yang senantiasa berdiri di atas 4
masjid kantor pemerintahan di Jakarta konsep yaitu Tawasuth (moderat),
terindikasi paham radikal (Penelitian tasamuh (toleran), Tawazun (seimbang)
Lembaga Perhimpunan Pengembangan dan I‟tidak (adil).
Pesantren dan Masyarakat (P3M) dan Agar dapat terhindar dari materi
Rumah Kebangsaan). Penelitian ini khutbah yang provokatif dan cenderung
dilakukan pada sejumlah masjid di radikal, berikut disampaikan cara mudah
kementerian (35 masjid), di BUMN (37 untuk bisa dipegang para Khotib: (1) Cek
masjid), dan di lembaga negara (28 Ulang Buku Referensi yang dipakai, jika
masjid). isinya bertentangan dengan Konsep
Dari penelitian tersebut tingkat Aswaja HARUS kita tinggalkan; (2)
radikalisme dapat dikategorikan dalam Hati-hati dengan informasi dan selebaran
tiga tingkatan indikasi radikalisme: (1) yang tidak jelas rujukannya; (3) Bila
Kategori rendah artinya secara umum mengambil dari situs internet, akan lebih
cukup moderat tapi berpotensi radikal; aman apabila mengambil materi Khutbah
(2) Kategori sedang, yaitu tingkat Jum‟at dari link:
radikalisme cenderung tinggi; (3) https://www.nu.or.id/post/9/khutbah
Kategori tinggi artinya adanya (situs resmi Khutbah Nahdlotul Ulama‟)
provokasi untuk melakukan tindakan 3. Penerapan Khutbah antiradikalisme
intoleran. pada Masjid di Kalisegoro
Selanjutnya paparan dilanjutkan Setelah diadakan workshop, di akhir
dengan sajian ciri-ciri khutbah acara, para khotib diberikan contoh
radikalisme. Beberapa ciri yang paling khutbah jumat yang bisa dipakai untuk
terlihat dalam khutbah radikalisme dijadikan bahan khutbah jumat pada

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Ali Masyhar, Rasdi, Fendi Setyo Harmoko, Peran Khutbah Jum’at dalam Mengantisipasi… 183

masing-masing masjid. Para khotib atas Kebijakan Hukum Pidana


terhadap Tindak Pidana Terorisme,
terasa memiliki wacana dan horizon
Mandar Maju, Bandung.
baru terhadap ekstremisme agama.
Sihbudi, M. Riza, 1991, Bara Timur Tengah,
KESIMPULAN Bandung.
Progam pengabdian masyarakat ini http://www.seputarjawatengah.com/inde
x.php/hukum/kontroversi/452-
bertujuan untuk menyusun standar materi bnpt-solo-jadi-kantong-jaringan-
Khutbah Jum‟at yang terarah guna terorisme
mewujudkan Islam yang Rohmatan Lil
Alamin, dengan prinsip tawasuth
(tengah-tengah), tasamuh (toleransi),
tawazun (seimbang), i‟tidal (tegak lurus)
dan amar ma‟ruf nahi munkar.
Selanjutnya juga diadakan Workshop
pemberian ketrampilan Khotib Jum‟at
agar mampu memberikan semangat bagi
ummat (jamaah) dalam menyikapi
radikalisme. Serta melakukan pembinaan
dan pendampingan Khotib dalam
Khutbah Jum‟at. Progam ini harus rutin
diberikan pembinaan dan pendampingan
agar materi khutbah tentang anti-
radikalisme dapat diterima dengan baik
oleh warga masyarakat sekitar sehingga
tujuan dan materi dapat tersampaikan
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Husaini, Adian, 2001, Jihad Osama Versus


Amerika, Gema Insani Pers, Jakarta.
Manullang, A.C, 2001, Menguak Tabu
Intelijen: Teror, Motif dan Rezim,
Panta Rhei, Jakarta.
Masyhar, Ali, 2008, Pergulatan Kebijakan
Hukum Pidana dalam Ranah Tatanan
Sosial, Unnes Press, Semarang.
----------------, 2009, Gaya Indonesia
Menghadang Terorisme: Sebuah Kritik

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Martitah, Duhita Driyah Supapti, Pengembangan Potensi Kelompok Usaha, ... 184

Artikel
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia
PENGEMBANGAN POTENSI KELOMPOK (Indonesian Journal of Legal Community
Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 184-192
© Martitah, Duhita Driyah Suprapti
USAHA BERSAMA NELAYAN BERWAWASAN This work is licensed under a Creative
Commons Attribution-ShareAlike 4.0
International License.
KONSERVASI DAN HUKUM DI KECAMATAN ISSN Print 2654-8305
ISSN Online 2654-8313
KEDUNG KABUPATEN JEPARA https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index

Martitah, Duhita Driyah Suprapti


Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang
Diterima: 9 Pebruari 2019, Diterima 13 Pebruari 2019, Dipublikasi: 5 Maret 2019

Abstrak
Universitas Negeri Semarang dengan semangat Internasionalisasi dengan
meneguhkan dirinya sebagai Universitas Berwawasan Konservasi dan Bereputasi
Internasional. Berwawasan konservasi bermakna cara pandang dan sikap perilaku
yang berorientasi pada prinsip konservasi (pengawetan, pemeliharaan, penjagaan,
pelestarian, dan pengembangan) sumber daya alam dan nilai-nilai sosial budaya.
Prinsip tersebut menjadi landasan dalam kegiatan tri dharma perguruan tinggi.
Perhatian konservasi kali ini diberikan kepada desa. Pengembangan Strategis Desa
Konservasi bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang mau dan mampu
mengembangkan kreatifitas, bertumpu pada potensi sosial, ekonomi, budaya,
dan lingkungan mereka guna meningkatkan kesejahteraan, dengan
memperhatikan kelangsungan ekologis. Artinya, implementasi pelaksanaan
peningkatan kemampuan, kemandirian dan kesejahteraan masyarakat tidak
hanya bertumpu pada aspek ekologis dan ekonomi tetapi juga aspek sosial dan
budaya masyarakat. Masyarakat nelayan merupakan kunci keberlangsungan
kawasan pantai, karena mereka yang setiap hari tinggal dan beraktifitas di kawasan
pantai. Survei pendahuluan yang dilakukan di Kecamatan Kedung Kabupaten
Jepara menunjukkan potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam belum
dioptimalkan di tempat ini. Terdapat beberapa fakta yang ditemukan, yaitu
masyarakat kurang memiliki kepedulian untuk menjaga kebersihan lingkungan
pantai dan banyak potensi wirausaha warga yang kurang maksimal diberdayakan.
Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini
yaitu (1) Masyarakat nelayan melalui pengabdian ini dapat menjadi agen yang
penting dalam mendukung pemberdayaan ekonomi berwawasan konsevasi dan
hokum, (2) Dibentuknya model pemberdayaan ekonomi berwawasan konservasi dan
hukum bagi kelompok usaha bersama nelayan di Desa Kecamatan Kedung
Kabupaten Jepara. Kegiatan pengabdian ini dibatasi pada pemberdayaan ekonomi
berwawasan konservasi dan hukum bagi kelompok usaha bersama nelayan di
Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara. Sedangkan metode kegiatan dilaksanakan
melalui kegaiatan sosialisasi yang diharapkan mampu membentuk karakter peduli
lingkungan pada masyarakat nelayan di
kawasan pantai. Korespondesi Penulis
Fakultas Hukum UNNES, Kampus UNNES
Sekaran, Gunungpati, Semarang.
Kata kunci: Surel
Pemberdayaan Ekonomi; Konservasi; dianlatifiani@gmail.com

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Martitah, Duhita Driyah Supapti, Pengembangan Potensi Kelompok Usaha, ... 185

Hukum; Nelayan

PENDAHULUAN Universitas Negeri Semarang sebagai


Universitas Negeri Semarang universitas berwawasan konservasi dan
dengan semangat Internasionalisasi bereputasi internasional. Konsep desa
Tahun 2018 dan dengan meneguhkan konservasi adalah pengembangan desa
dirinya sebagai Universitas yang bertumpu pada kemandirian dan
Berwawasan Konservasi dan Bereputasi keberdayaan masyarakat untuk
Internasional. Berwawasan konservasi meningkatkan kesejahteraan melalui
bermakna cara pandang dan sikap partisipasi aktif dalam segala kegiatan
perilaku yang berorientasi pada prinsip konservasi sumberdaya hayati dan
konservasi (pengawetan, pemeliharaan, ekosistemnya, secara berkelanjutan.
penjagaan, pelestarian, dan Pengembangan Strategis Desa
pengembangan) sumber daya alam dan Konservasi bertujuan untuk
nilai-nilai sosial budaya. Prinsip mewujudkan masyarakat yang mau dan
tersebut menjadi landasan dalam mampu mengembangkan kreatifitas,
kegiatan tri dharma perguruan tinggi. bertumpu pada potensi sosial,
Perhatian konservasi kali ini diberikan ekonomi, budaya, dan lingkungan
kepada desa. Sejak diterbitkan Undang mereka guna meningkatkan
Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang kesejahteraan, dengan memperhatikan
Desa maka permasalahan tentang desa kelangsungan ekologis. Artinya,
menjadi konsentrasi baru bagi implementasi pelaksanaan
pemerintah begitupula peran media peningkatan kemampuan,
dalam pemeberitaan terbaru yang kemandirian dan kesejahteraan
berkaitan dengan kewenangan yang masyarakat tidak hanya bertumpu
diberikan kepada desa untuk mengelola pada aspek ekologis dan ekonomi tetapi
potensi yang dimiliki dengan juga aspek sosial dan budaya
mengucurkan dana desa yang dapat masyarakat. Masyarakat nelayan
dialokasikan untuk pembangunan merupakan kunci keberlangsungan
infrastruktur, sosial kemasyarakatan kawasan pantai, karena mereka yang
dan irigasi. Konsep Desa Konservasi setiap hari tinggal dan beraktifitas di
sangatlah sesuai dengan komitmen kawasan pantai. Sudah menjadi

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Martitah, Duhita Driyah Supapti, Pengembangan Potensi Kelompok Usaha, ... 186

keharusan bagi masyarakat yang berada wirausaha warga yang kurang maksimal
di kawasan pantai untuk menjaga diberdayakan.
kebersihan lingkungan pantai, fisik, Potensi lingkungan fisik,
sumber daya pantai, dan keberlanjutan keragaman sumber daya hayati dan
ekosistem pantai. Kawasan Pantai budaya masyarakat nelayan menjadi
menjadi perhatian untuk dilakukan kajian konservasi yang dikembangkan
pengkajian baik melalui kegiatan UNNES. Penerapan nilai-nilai
penelitian maupun pengabdian karena konservasi dapat melalui pengkajian
seringkali masyarakat di kawasan dan pembiasaan kegiatan nelayan.
pantai belum memiliki kepedulian Nilai-nilai konservasi yang
untuk menjaga kebersihan dan dikembangkan meliputi; religius,
ekosistem pantai dengan baik. nasionalis, jujur, peduli, toleran,
Kecamatan Kedung merupakan demokratis, santun, cerdas, tangguh,
sebuah kecamatan di wilayah pesisir dan bertanggung jawab. Nilai-nilai
yang terletak di Kecamatan Kedung konservasi strategis apabila di bangun
Kabupaten Jepara Propinsi Jawa pada masyarakat nelayan karena dapat
Tengah. Mayoritas masyarakatnya berdampak luas terhadap pembentukan
menggantungkan mata sikap (Masruki, 2012). Konservasi yang
pencahariannya pada sektor perikanan dikembangkan, mulai diperluas ke
dan sektor pertanian. Masyarakat masyarakat sekitar melalui kegiatan-
Kedung yang berprofesi sebagai kegiatan ilmiah yang menjadikan jiwa
nelayan sering langsung menjual hasil dan semangat konservasi dimiliki oleh
tangkapan ke pasar lokal sebagian lagi masyarakat secara luas.
dibuat ikan asin dan olahan ikan Masyarakat nelayan merupakan
lainnya. Survei pendahuluan peran paling penting dalam
menunjukkan potensi sumber daya pemberdayaan ekonomi berwawasan
manusia dan sumber daya alam belum konservasi dan hukum bagi kelompok
dioptimalkan di tempat ini. Terdapat usaha bersama nelayan di Kecamatan
beberapa fakta yang ditemukan, yaitu Kedung Kabupaten Jepara. Konservasi
masyarakat kurang memiliki akan meluas ke lingkungan pantai,
kepedulian untuk menjaga kebersihan ekosistem pantai, hingga
lingkungan pantai dan banyak potensi kepembentukan nilai-nilai karakter

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Martitah, Duhita Driyah Supapti, Pengembangan Potensi Kelompok Usaha, ... 187

masyarakat pantai untuk pada pencapaian visi konservasi. Dosen


mengkonservasi keberadaan pantai. berpeluang untuk menerapkan dan
Keberlangsungan pantai akan terjaga, mengembangkan hasil-hasil penelitian
bermanfaat, hingga mampu yang telah dilakukan. Para kelompok
mewujudkan kesejahteraan masyarakat nelayan mendapatkan bimbingan dosen,
di desa nelayan. Potensi yang dimiliki dipastikan memiliki kemampuan yang
masyarakat nelayan Kecamatan Kedung lebih karena dosen tidak sekedar
Kabupaten Jepara jika dioptimalkan menyalurkan pengalaman, tetapi dapat
melalui pembentukan karakter peduli menerapkan hasil-hasil penelitian yang
lingkungan melalui kelompok nelayan telah dilakukan serta didukung sarana
yang ada, maka akan mampu laboratorium. Jika upaya ini
membangun kesadaran masyarakat dilaksanakan secara berlajut maka akan
nelayan untuk menjaga kebersihan membawa pengaruh, dan mampu
lingkungan dan ekosistem pantai, yang menciptakan desa konservasi sesuai
pada akhirnya dapat menarik dengan visi konservasi Universitas
wisatawan pantai, menciptakan Negeri Semarang.
lapangan pekerjaan sebagai pemandu LUARAN
wisata bagi pemuda kawasan pantai, Luaran kegiatan ini adalah
serta memanfaatkan hasil pantai, terbentuk model pemberdayaan
sehingga akan menciptakan masyarakat ekonomi berwawasan konservasi dan
yang mandiri dan mempercepat hukum bagi kelompok usaha bersama
kesejahteraan masyarakat nelayan nelayan di Kecamatan Kedung
setempat. Kabupaten Jepara hingga mampu
Kegiatan pemberdayaan ekonomi memanfaatkan kegiatan untuk menggali
berwawasan konservasi dan hukum bagi potensi yang dimiliki dikelompok usaha
kelompok usaha bersama nelayan di bersama nelayan untuk mempercepat
Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara proses kesejahteraan masyarakat
dapat dilakukan dalam bentuk Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara.
pengabdian kepada masyarakat, METODE PELAKSANAAN
dilakukan oleh tim dosen. Kerjasama Dalam melaksanakan kegiatan
antara masyarakat nelayan dengan pengabdian ini, dilakukan beberapa
kampus dapat memberikan penguatan tahap kegiatan yang dimaksudkan agar

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Martitah, Duhita Driyah Supapti, Pengembangan Potensi Kelompok Usaha, ... 188

kegiatan tersebut dapat terlaksana sesuai Evaluasi pelaksanaan kegiatan


taget dan rencana. Kegiatan pengabdian masyarakat tentang
dilaksanakan melalui tahapan sebagai sosialisasi pemberdayaan ekonomi
berikut (1) Sosialisasi kegiatan berwawasan konservasi dan hukum bagi
pengabdian disampaikan oleh fasilitator kelompok usaha bersama nelayan di
dari perguruan tinggi. Dalam sosialisasi Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara
tersebut disampaikan antara lain latar ini akan dilakukan pada waktu;
belakang pentingnya upaya konservasi sosialisasi, perencanaan,pelaksanaan
khususnya peduli lingkungan dan refleksi. Secara rinci mekanisme
masyarakat nelayan, dampak, evaluasi sebagai berikut : (1)
mekanisme, teknis, dan perencanaan Memberikan pemahaman tentang
pelaksanaan; (2) Rapat koordinasi untuk konsep konservasi lingkungan kepada
membahas menentukan struktur masyarakat mitra; (2) Memberikan
kepengurusan organisasi dalam kegiatan pemahaman tentang pentingnya
pengabdian, observer, moderator, karakter peduli lingkungan, hal ini
fasilitator, dan notulen. Selain itu sangat penting mengingat bahwa laut
dibicarakan juga persiapan teknis seperti dan ikan itu sumberdaya yang harus
pemilihan balai desa sebagai tempat dijaga kelestariannya demi kepentingan
pelaksanaan kegiatan; (3) Penyusunan masa depan; (3) Menggali potensi pantai
jadwal detail pelaksanaan pengabdian yang mampu membuka peluang usaha
terhadap masyarakat nelayan yang atau lapangan pekerjaan bagi
meliputi waktu pelaksanaan tahap masyarakat setempat; dan (4) Menggali
perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi berbagai macam kendala yang muncul
hasil kegiatan, personel yang terlibat, pada saat pelaksanaan kegiatan.
dan tempat pelaksanaan; (4) Tahap HASIL KEGIATAN DAN
evaluasi dibicarakan permasalahan yang PEMBAHASAN
muncul baik masalah yang bersifat Kegiatan pengabdian ini

prinsip, maupun teknis, dan solusi dilakukan dengan empat tahapan,

perbaikan untuk keberlanjutan meliputi: (i) Tahap Perencanaan

pelaksanaan kegiatan pengabdian Pengabdian; (ii) Tahap Koordinasi;

terhadap masyarakat nelayan. (iii) Tahap Pelaksanaan; dan (iv)


Tahap Evaluasi. Ide pengabdian ini

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Martitah, Duhita Driyah Supapti, Pengembangan Potensi Kelompok Usaha, ... 189

berawal ketika peneliti melakukan pra hari Jumat, tanggal 13 Juli 2018
penelitian di Kabupaten Jepara. didahului dengan rapat persiapan tim
Dengan melihat Desa Karangaji pengabdian terkait dengan pembagian
Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara kerja dan pengurusan izin kegiatan.
sebagai desa yang letaknya di pesisir Anggota Tim yang bertugas
pantai dengan potensi ekonomi yang mengkoordinasikan kerjasama dengan
menarik. Mayoritas penduduk adalah Ketua Kelompok Kelompok Usaha
nelayan, penghasil ikan asin dan Bersama Nelayan Desa Karangaji ,
bleunyik serta terdapat lahan pertanian. serta memohon masukan dan saran
Kemudian melihat tempat tersebut tentang peserta, tempat, dan waktu
dilakukanlah pengabdian berjudul pelaksanaan pengabdian. Anggota yang
Program Kemitraan Masyarakat lain bertugas mempersiapkan bahan
Kelompok Usaha Bersama Nelayan dan peralatan yang dibutuhkan dalam
Berwawasan Konservasi dan Hukum pelaksanaan kegiatan. Kebutuhan
Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara. mendasar dalam pemberdayaan
Tahap Perencanaan dilakukan pada ekonomi berwawasan konservasi dan
hari Senin Tgl 9 Juli 2018 didahului hukum adalah kurangnya pemahaman
dengan rapat persiapan tim pengabdian anggota UKM mengenai regulasi
terkait dengan pembagian kerja dan dan petunjuk teknis dalam
pengurusan izin kegiatan. Anggota pengelolaan UKM berwawasan
Tim yang bertugas mengkoordinasikan konservasi dan Hukum, khususnya
kerjasama dan perijinan dengan Ketua mengenai program indikatif berbasis
Kelompok Kelompok Usaha Bersama nilai konservasi.
Nelayan Desa Karangaji, serta Tahap pelaksanaan pengabdian
memohon masukan dan saran tentang telah dilakukan di Pesisir Pantai Desa
peserta, tempat, dan waktu pelaksanaan Karangaji, Kecamatan Kedung
pengabdian. Anggota yang lain Kabupaten Bandungan pada hari
bertugas mempersiapkan bahan dan Sabtu, tanggal 5 Agustus 2018 dari Jam
peralatan yang dibutuhkan dalam 08.00 – 12.00. Peserta diseminasi yang
pelaksanaan kegiatan. hadir sebanyak 25 orang peserta dari
Tahap analisis kebutuhan Kelompok Usaha Bersama Nelayan
(brainstorming) telah dilakukan pada Desa Karangaji ”. Dengan representasi

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Martitah, Duhita Driyah Supapti, Pengembangan Potensi Kelompok Usaha, ... 190

kehadiran peserta yang merupakan yang telah atau sedang mereka lakukan
pemangku kepentingan menunjukkan untuk beralih dari sistem konvensional
keberhasilan kegatan sesuai dengan menjadi ramah lingkungan; dan (iii)
perencanaan sebelumnya. Kegiatan upaya inovatif mengatasi kendala
pemberdayaan ekonomi ini merupakan manajemen, teknis, aspek pemasaran,
manifestasi konkrit kepedulian maupun aspek pembiayaan yang
intelektual yang berasal dari kampus diperlukan oleh pelaku usaha dalam
terhadap pemenuhan informasi dan usaha migrasi dari sistem
strategi yang dibutuhkan masyarakat konvensional ke ramah lingkungan.
desa, khususnya Kelompok Usaha Hasilnya menunjukkan bahwa kegiatan
Bersama Nelayan Desa Karangaji. ini “sangat diperlukan” bagi
Setelah pembukaan, para peserta peningkatan pemahaman peserta dalam
serius mengikutkegiatan hingga pengelolaan usaha kecil yang pro
selesai. terhadap lingkungan.
Materi pemberdayaan ekonomi, Tahap evaluasi telah
berkaitan dengan pemahaman soft dan dilaksanakan pada hari Sabtu , tanggal
hard skill dalam kesiapan para pelaku 11 Agustus 2018 dari Jam 09.00 – 12.00.
usaha kecil dan upaya-upaya yang telah Evaluasi dilakukan melalui wawancara
atau sedang mereka lakukan untuk untuk melihat urgensi dan manfaat
beralih dari sistem konvensional diseminasi. Hasil assessment (Model
menjadi ramah lingkungan, meliputi: Rating Scale), menunjukkan bahwa
(i) pemahaman terhadap peran lembaga kegiatan ini “sangat diperlukan” bagi
keuangan serta pemangku kepentingan peningkatan pemahaman peserta dalam
terkait (Pemerintah Daerah) dalam pengelolaan Kelompok Usaha Bersama
mendorong dan memfasilitasi berwawasan konservasi dan hukum.
Kelompok Usaha Bersama Nealayan Bahkan di akhir acara mereka
agar menjadi ramah lingkungan; (ii) menginginkan kegiatan ini
penanaman kesadaran dan persepsi berkelanjutan. Selanjutnya, para
para pelaku usaha terkait isu anggota Kelompok Usaha Bersama
lingkungan, ketertarikan, minat, serta diminta untuk menyampaikan
memupuk dan mendorong kesiapan masukan yang dapat diberikan untuk
para pelaku usaha dan upaya-upaya

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Martitah, Duhita Driyah Supapti, Pengembangan Potensi Kelompok Usaha, ... 191

kegiatan rencana tindak lanjut dalam Jepara agar mampu berkompetisi lebih
kesempatan kegiatan berikutnya. baik lagi.
Hasil diseminasi dan evaluasi KESIMPULAN
menunjukkan bahwa Kelompok Usaha Berdasarkan hasil pengabdian
Bersama membutuhkan (1) Program dan pemabahasan tersebut di atas
fasilitasi dan penyediaan kemudahan dapat disimpulkan bahwa masyarakat
dalam formalisasi usaha bagi pemberdayaan ekonomi, berkaitan
Kelompok Usaha Bersama Nelayan dengan pemahaman soft dan hard skill
Desa Karangaji, melalui pemenuhan dalam kesiapan para pelaku usaha kecil
hak-hak legal, antara lain dengan dan upaya-upaya yang telah atau
pemerintah harus tegas terhadap sedang mereka lakukan untuk beralih
kegiatan laut yang lain yang dari sistem konvensional menjadi
merugikan nelayan lokal contohnya ramah lingkungan. Perlu Adanya
jebak / rawe yang di pasang oleh orang Program fasilitasi dan penyediaan
dari arah PLTU Jepara, nelayan dari kemudahan dalam formalisasi usaha
teluk, jeban, Rembang dan Pati yang bagi Kelompok Usaha Bersama
terkadang membuat nelayan Nelayan Desa Karangaji, serta
kewalahan karena kesulitan perlindungan hukum dalam aktivitas
menangkap ikan karena alat tersebut nelayan.
ditinggal sepanjang waktu dan baru DAFTAR PUSTAKA
diambil jika ada kesempatan berlayar, Asma Luthfi, & Atika Wijaya. 2011.
(2) Program pengembangan sistem Persepsi Masyarakat Sekaran
Tentang Konservasi Lingkungan.
pendukung usaha Kelompok Usaha Jurnal komunitas. 3 (1) (2011) : 29-
Bersama dengan pengkoordinasian 39
Fanesa Fargomeli. 2014. Interaksi
pengumpulan hasil ikan baik itu ikan
Kelompok Nelayan Dalam
asin atau bleunyik di satu tempat dalam Meningkatkan Taraf Hidup Di
Desa Tewil Kecamatan Sangaji
rangka memudahkan penduduk untuk
Kabupaten Maba Halmahera
memasarkan produk khas Desa Timur. Journal “Acta Diurna”.
III. (3) 2014
Karangaji Kecamatan Kedung
Handoyo, E., dan Tijan. 2011. Model
Kabupaten Jepara, (3) Program
Pendidikan Karakter Berbasis
memaksimalkan ijin usaha produk khas Konservasi. Jakarta: Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi,
Desa Karangaji Kecamatan Kabupaten
Kemendikbud.

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Martitah, Duhita Driyah Supapti, Pengembangan Potensi Kelompok Usaha, ... 192

Imron, 2003, Pengembangan Ekonomi


Nelayan dan Sistem Sosial Budaya
Penerbit PT Gramedia Jakarta.

Kusnadi 2004, Mengatasi Kemiskinan


nelayan Jawa Timur, pendekatan
terintegrasi, Yokyakarta
Pembaharuan,
Masrukhi. 2012. Membangun Karakter
Berbasis Nilai Konservasi.
Makalah. Simposium Pendidikan
di Universitas Sebelas Maret. 23
Juni 2012.
Rachman, maman. 2012. Konservasi
Nilai Dan Warisan Budaya.
Indonesian Journal of Conservation.
1 (1) ( 2012) : 30-39

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Sudijono Sastroatmodjo, Dani Muhtada, Ayon Diniyanto, Model … 192

Artikel
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia
Model Penguatan Kelembagaan (Indonesian Journal of Legal Community
Engagement) JPHI, 01(2) (2019): 193-204
© Sudijono Sastroatmodjo, Dani Muhtada,
Organisasi Mahasiswa Magister Ilmu Ayon Diniyanto
This work is licensed under a Creative
Commons Attribution-ShareAlike
Hukum di Universitas Negeri ISSN Print 2654-8305
4.0International License.

ISSN Online 2654-8313


Semarang https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index

Sudijono Sastroatmodjo, Dani Muhtada, Ayon


Diniyanto
Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang
Diterima: 18 Pebruari 2019, Diterima:2 19 Februari 2019, Dipublikasi: 5 Maret 2019

Abstrak
Organisasi mahasiswa merupakan wadah untuk mengembangkan diri mahasiswa. Selain
itu, organisasi mahasiswa juga merupakan wadah untuk menyampaiakn aspirasi mahasiswa
kepada pemangku kepentingan di Perguruan Tinggi. Saat ini banyak sekali organisasi
mahasiswa dan bahkan hampir semua Program Studi mempunyai organisasi mahasiswa.
Program Studi Magister Ilmu Hukum juga mempunyai organisasi mahasiswa yaitu
organisas mahasiswa Magister Ilmu Hukum. Kenyataannya tidak semua Program Studi
Magister Ilmu Hukum mempunyai organisasi tersebut. Menariknya organisasi mahasiswa
Magister Ilmu Hukum mempunyai permasalahan yang berbeda-beda. Hal tersebut
dikarenakan beberapa faktor yang melatarbelakangi lahirnya permasalahan yang berbeda.
Artikel ini mengulas pola penguatan kelembagaan organisasi mahasiswa Magister Ilmu
Hukum yang relevan untuk konteks Universitas Negeri Semarang.
Kata kunci: Korespondesi Penulis
Penguatan Kelembagaan; Organisasi Fakultas Hukum UNNES, Sekaran,
Mahasiswa; Magister Ilmu Hukum Gunungpati, Semarang, 50229
Surel
dmuhtada@mail.unnes.ac.id
PENDAHULUAN
Organisasi mahasiswa merupakan Belum banyak yang mengemukakan isu
hal yang lazim bagi perguruan tinggi. terkait dengan organisasi mahasiswa
Hampir semua jenjang baik strata 1, strata strata 2 dan strata 3.
2, sampai dengan strata 3 mempunyai Jika melihat secara detail jenjang
organisasi mahasiswa. Beragam bentuk strata 2 dan strata 3 juga mempunyai
organisasi mahasiswa di kampus dan organisasi mahasiswa. Hanya
masing-masing mempunyai karakteristik. persoalannya organisasi mahasiswa di
Selama ini isu terkait dengan organisasi jenjang strata 2 dan strata 3 tidak serumit
mahasiswa lebih mengarah pada atau sebesar organisasi mahasiswa yang
organisasi mahasiswa di tingkat strata 1. ada di strata 1. Salah satu faktor yang

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Sudijono Sastroatmodjo, Dani Muhtada, Ayon Diniyanto, Model … 194

menyebabkan hal tersebut adalah faktor Kelembagaan organisasi mahasiswa


kuantitas mahasiswa. Magister Ilmu Hukum harus dilakukan
Perguruan tinggi yang mengelola agar kedudukan organisasi mahasiswa
jenjang strata 2 dan strata 3 pasti kuat sehingga mempunyai daya untuk
mempunyai organisasi mahasiswa. melakukan tujuan-tujuan kepentingan
Tingkat organisasi mahasiswa pada strata bersama mahasiswa. Pertanyaannya
2 dan 3 bisa tingkat program studi, atau sampai dengan saat ini masih banyak
tingkat yang lebih tinggi. Di perguruan permasalahan terkait dengan kelembagaan
tinggi yang mempunyai Program Studi organisasi mahasiswa Magister Ilmu
Magister Ilmu Hukum seharusnya juga Hukum. Permasalahan terkait dengan
terdapat organisasi mahasiswa Magister kelembagaan organisasi mahasiswa
Ilmu Hukum. Sayangnya tidak semua Magister Ilmu Hukum seperti tidak
Program Studi Magister Ilmu Hukum mempunyai sumber daya untuk
mempunyai organisasi mahasiswa. mengelola, tidak mempunyai kedudukan
Organisasi mahasiswa di tingkat yang jelas, tidak terlembaga, dan tidak
strata 2 seperti yang ada di Program Studi mempunyai program kerja. Belum lagi
Magiter Ilmu Hukum sesungguhnya permasalahan klasik yaitu organisasi
penting untuk dilakukan. Hal tersebut mahasiswa masih terjebak pada hal yang
mengingat banyaknya manfaat dari sifatnya seremonial. Program kerja dari
adanya organisasi mahasiswa di Program organisasi mahasiswa masuk hal yang
Studi Ilmu Hukum. Organisasi substantif (Suroto, 2016).
mahasiswa selain sebagai wadah untuk Permasalahan tersebut harus
mendukung perkuliahan, segera diselesaakan agar kelembagaan
mengembangkan diri mahasiswa, organisasi mahasiswa Magister Ilmu
memperluas pengalaman, menambah Hukum dapat terwujud. Salah satu cara
jaringan, membangun kepemimpinan agar dapat mewujudkan kelembagaan
juga dapat berfungsi sebagai penyalur organisasi mahasiswa Magister Ilmu
aspirasi antara mahasiswa dengan Hukum adalah dengan melakukan
pemangku kepentingan di perguruan penguatan kelembagaan. Penguatan
tinggi (Kosasih, 2016). kelembagaan organisasi mahasiswa
Penting dan manfaatnya Magister Ilmu Hukum harus dilakukan
keberadaan organisasi mahasiswa dengan melalui beberapa strategi. Adapun
khususnya organisasi mahasiswa perumusan masalah yaitu
Magister Ilmu Hukum membuat
organisasi mahasiswa harus terlembaga.

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Sudijono Sastroatmodjo, Dani Muhtada, Ayon Diniyanto, Model … 195

1. Apa saja permasalahan yang biasa kurangnya partisipatif mahasiswa


dihadapi oleh organisasi mahasiswa ataupun kondisi-kondisi lain yang muncul
Magister Ilmu Hukum? sehingga menjadi suatu kendala dalam
2. Bagaimana model penguatan organisasi kemahasiswaan.
kelembagaan yang tepat terhadap Setiap permasahalan yang muncul
organisasi mahasiswa Magister Ilmu akan di inventarisasi untuk di rekam
Hukum, khususnya untuk konteks sebagai catatan dan akan di analisis untuk
Universitas Negeri Semarang? dilakukan pemecahan atau solusi yang
LUARAN terbaik dalam mengatasinya.
Luaran dari kegiatan yang telah HASIL KEGIATAN DAN
dilakukan yaitu menemukan model PEMBAHASAN
yang terbaik dalam penguatan Permasalahan Organisasi Mahasiswa

kelembagaan organisasi mahasiswa. Magister Ilmu Hukum


Permasalahan organisasi
METODE PELAKSANAAN
mahasiswa Magister Ilmu Hukum pada
Kegiatan ini dilaksanakan dengan
setiap kampus tentu mempunyai
terlebih dahulu mencari terkait dengan
perbedaan. Masing-masing organisasi
permasalahan yang dihadapi di organisasi
mahasiswa Magister Ilmu Hukum
kemahasiswaan terutama organisasi
mempunyai permasalahan tersendiri.
kemahasiswaan Magister Ilmu Hukum.
Tetapi jika melihat adanya permasalahan
Setelah mendapatkan gambaran tentang
organisasi mahasiswa pasti sesungguhnya
persoalan organisasi mahasiswa di dua
terdapat solusi untuk menyelesaikan. Hal
kampus tersebut, penulis kemudian
tersebut dikarenakan problem yang terjadi
merumuskan model yang tepat dalam
pada organisasi mahasiswa menjadi latar
penguatan kelembagaan organisasi
belakang lahirnya penguatan kelembagaan
mahasiswa Magister Ilmu Hukum di
organisasi mahasiswa. Problem-problem
Universitas Negeri Semarang.
yang dialami oleh organisasi mahasiswa
Kegiatan ini dilakukan dengan
Magiter Ilmu Hukum mempunyai
metode pemetaan partisipatif untuk
variasi. Hal tersebut dikarenakan adanya
inventarisasi. Metode pemetaan
berbagai faktor. Faktor pertama yang
partisipatif berupaya untuk mematakan
membuat problem organisasi mahasiswa
permasalahan dalam organisasi
Magister Ilmu Hukum berbeda
mahasiswa di Magister Ilmu Hukum
dikarenakan adanya perbedaan status.
Universitas Negeri Semarang. Probem
Status dari organisasi mahasiswa
yang terjadi bisa di petakan karena

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Sudijono Sastroatmodjo, Dani Muhtada, Ayon Diniyanto, Model … 196

Magister Ilmu Hukum yang berada dalam mahasiswa Magister Ilmu Hukum tidak
Pendidikan Tinggi Negeri tentu berbeda terlepas dari adanya problem yang
dengan yang merupakan bagian dari dihadapi oleh organisasi mahasiswa
Pendidikan Tinggi Swasta Magister Ilmu Hukum. Problem yang
(Sastroatmodjo, dkk, 2018). dihadapi oleh organisasi mahasiswa
Perbedaan tersebut menjadi Magister Ilmu Hukum yaitu salah
problem yang dihadapi oleh organisasi satunya terkait dengan (1) rendahnya
mahasiswa Magister Ilmu Hukum di antusiasme mahasiswa Magister Ilmu
Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Hukum mengikuti organisasi mahasiswa
Tinggi Swasta. Faktor kedua yang Magister Ilmu Hukum; (2) tidak adanya
menjadikan adanya problem di organisasi peraturan yang mengatur tentang
mahasiswa Magister Ilmu Hukum adalah organisasi mahasiswa Strata 2 atau
faktor terkait dengan kuantitas jumlah Magister; (3) kurangyan fasilitas yang
mahasiswa. Jumlah mahasiswa pada diberikan dari Program Studi; (4)
setiap Program Studi Magietr Ilmu kurangnya koordinasi antara lintas
Hukum yang sangat berbeda Program Studi di Fakultas Hukum; dan
menyebabkan pengelolaan organisasi (5) Masih banyak mahasiswa yang kulaih
mahasiswa juga berbeda. Bahkan sambil bekerja sehingga kurang optimal
program-program yang dijalankan juga dalam mengembangkan organisasi
berbeda karena adanya perbedaan jumlah mahasiswa.
kuantitas mahasiswa. Dua faktor yang Model Penguatan Kelembagaan yang
telah dijelaskan tersebut setidaknya telah Tepat terhadap Organisasi Mahasiswa
melatarbelakangi lahirnya problem yang Magister Ilmu Hukum
berbeda di antara organisasi mahasiswa Setelah mengetahui terkait
Magister Ilmu Hukum (Sastroatmodjo, dengan permasalahan yang dihadapi oleh
dkk, 2018). organisasi mahasiswa Magister Ilmu
Oleh karena itu sebelum Hukum maka selanjutnya perlu
membahas terkait dengan model merumuskan terkait dengan model
penguatan kelembagaan organisasi penguatan kelembagaan organisasi yang
mahasiswa Magister Ilmu Hukum, tepat untuk organisasi mahasiswa
terlebih dahulu harus diuraikan problem Magister Ilmu Hukum. Hal tersebut perlu
apa saja yang dihadapi oleh organisasi dilakukan seperti yang telah disinggung
Magister Ilmu Hukum. Mengingat seperti sebelumnya bahwa organisasi mahasiswa
yang telah disinggung sebelumnya bahwa Magister Ilmu Hukum perlu untuk
adanya penguatan kelembagaan organisasi dikuatkan secara kelembagaan. Oleh

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Sudijono Sastroatmodjo, Dani Muhtada, Ayon Diniyanto, Model … 197

karena itu maka diperlukan model Magister Ilmu Hukum harus dipertegas
penguatan kelembagaan organisasi yang dan diperjelas. Ketegasan dan kejelasan
tepat untuk Magister Ilmu Hukum. Salah terkait dengan kedudukan organisasi
satu referensi yang dilakukan untuk mahasiswa Magister Ilmu Hukum dapat
merumuskan model penguatan dilakukan dengan pendekatan dari bwah
kelembagaan yang tepat untuk Magister ke atas ata pendekatan bottom up.
Ilmu Hukum yaitu dengan melihat Pendekatan ini merupakan
permasalahan yang dihadapi oleh pendekatan yang memposisikan bahwa
organisasi mahasiswa Magister Ilmu adanya organisasi mahasiswa Magister
Hukum (Sastroatmodjo, dkk, 2018). Ilmu Hukum bukan lahir dari atas dalam
Model penguatan kelembagaan hal ini Program Studi melainkan lahir
organisasi mahasiswa yang tepat untuk bawah atau lahir secara langsung dari
Magister Ilmu Hukum dapat dilakukan mahasiswa. Pendekatan tersebut perlu
dengan (1) penguatan kedudukan dilakukan agar organisasi mahasisiwa
organisasi mahasisiwa Magister Ilmu Magister Ilmu Hukum yang berdiri tidak
Hukum; (2) penguatan anggaran program instan melainkan melalui proses yang
organisasi mahasiswa Magister Ilmu panjang karena berasal dari bawah. Selain
Hukum; (3) ketegasan hubungan antara itu juga agar organisasi mahasiswa
program studi Magister Ilmu Hukum Magister Ilmu Hukum juga benar-benar
dengan organisasi mahasiswa Magister terlembaga dan mengakar sehingga bukan
Ilmu Hukum; (4) pemberian fasilitas untuk kepentingan praktis dan pragmatis
dalam rangka penguatan kelembagaan semata-mata.
organisasi mahasiswa Magister Ilmu 2. Penguatan Anggaran Program
Hukum; dan (5) pemberian penghargaan Organisasi Mahasiswa Magister Ilmu
kepada pengurus organisasi mahasiswa Hukum
Magister Ilmu Hukum. Hal lain yang penting untuk
1. Penguatan Kedudukan Organisasi diperhatikan terkait dengan penguatan
Mahasisiwa Magister Ilmu Hukum organisasi mahasiswa Magister Ilmu
Model penguatan kelembagaan Hukum adalah tentang penguatan
organisasi mahasiswa Magister Ilmu anggaran program organisasi mahasiswa
Hukum yang harus dilakukan pertama Magister Ilmu Hukum. Penguatan
yaitu dengan melakukan penguatan anggaran program merupakan hal yang
kedudukan kelembagaan organisasi sangat penting sekali. Suatu program
mahasiswa Magister Ilmu Hukum. yang tidak mempunyai anggaran biaya
Kedudukan organisasi mahasiswa pasti akan sulit untuk dilaksanakan atau

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Sudijono Sastroatmodjo, Dani Muhtada, Ayon Diniyanto, Model … 198

dijalankan. Selama ini anggaran program organisasi mahasiswa Magister Ilmu


untuk kegiatan mahasiswa MIH belum Hukum belum terlihat jelas. Hal tersebut
masuk pada organisasi mahasiswa MIH. dapat dilihat dari belum jelasnya sifat
Anggaran program selama ini hubungan antara Program Studi Magister
menjadi otoritas program studi atau Ilmu Hukum dengan organisasi
fakultas. Oleh karena itu kedepan harus mahasiswa Magister Ilmu Hukum.
ada penganggaran tersendiri yang Hubungan antara Program Studi
diberikan oleh Program Studi Magister Magister Ilmu Hukum dengan organisasi
Ilmu Hukum atau Fakultas Hukum mahasiswa harus jelas sifatnya yaitu
kepada organisasi mahasiswa Magister apakah bersifat komando atau bersifat
Ilmu Hukum. Penganggaran yang koordinasi. Dua sifat tersebut sangat
dimaksud tidak hanya bersifat angka mempunyai arti yang tajam terkait
dalam satu pembulatan saja melainkan dengan hubungan antara Program Studi
harus ada kejelasan dan transparansi Magister Ilmu Hukum dengan organisasi
terkait dengan penganggaran program mahasiswa Magister Ilmu Hukum.
organisasi mahasiswa Magister Ilmu Jika sifat hubungan antara
Hukum. Program Studi Magister Ilmu Hukum
Artinya pendekatan yang harus dengan organisasi mahasiswa Magister
dilakukan adalah dengan menggunakan Ilmu Hukum bersifat komando maka
pendekatan dari bawah ke atas atau hubungan tersebut dapat digambarkan
pendekatan bottom up. Jadi proses dengan hubungan vertikal dari atas ke
penganggran harus dilakukan dengan bawah. Program Studi Magister Ilmu
proses perencanaan terlebih dahulu. Hukum berada di posisi atas sedangkan
Proses perencanaan tersebut dimulai dari organisasi mahasiswa Magister Ilmu
bawah dalam hal ini dari organisasi Hukum berada di bawah Program Studi
mahasiswa Magister Ilmu Hukum . Magister Ilmu Hukum.
3. Ketegasan Hubungan antara Program Sifat komando secara vertikal
Studi Magister Ilmu Hukum dengan hubungan antara Program Studi Magister
Organisasi Mahasiswa Ilmu Hukum dengan organisasi
Penguatan organisasi mahasiswa mahasiswa Magister Ilmu Hukum akan
Magister Ilmu Hukum juga memerlukan menyebabkan terjadinya bebrapa
dukungan dari semua pihak khususnya konsekuensi. Pertama, organisasi
Program Studi Magister Ilmu Hukum. mahasiswa Magister Ilmu Hukum berada
Selama ini hubungan antara Program di bawah komando Program Studi
Studi Magister Ilmu Hukum dengan Magister Ilmu Hukum. Artinya setiap

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Sudijono Sastroatmodjo, Dani Muhtada, Ayon Diniyanto, Model … 199

kegiatan atau program yang dilakukan Ilmu Hukum dengan organisasi


oleh organisasi mahasiswa Magister Ilmu mahasiswa bersifat koordinasi maka akan
Hukum harus sesuai dengan perintah dan digambarkan secara horisontal.
arahan Program Studi Magister Ilmu Sifat hubungan koordinasi antara
Hukum. Program Studi Magister Ilmu Hukum
Kedua, pendekatan yang terjadi dengan organisasi mahasiswa Magister
pada sifat komando secara vertikal Ilmu Hukum juga akan menimbulkan
hubungan antara Program Studi Magister beberapa konsekuensi. Pertama,
Ilmu Hukum dengan organisasi hubungan koordinasi antara Program
mahasiswa Magister Ilmu Hukum yaitu Studi Magister Ilmu Hukum dengan
dengan pendekatan top down. Pendekatan organisasi mahasiswa Magister Ilmu
ini jelas menunjukan otoritas Program Hukum menyebabkan kedudukan antara
Studi Magister Ilmu Hukum lebih kuat Program Studi Magister Ilmu Hukum
dibandingkan dengan organisasi dengan organisasi mahasiswa Magister
mahasiswa Magister Ilmu Hukum Ilmu Hukum sejajar. Sejajar yang
walaupun dalam urusan organisasi dimaksud yaitu hanya dalam hal yang
mahasiswa. berkaitan tentang organisasi mahasiswa
Jadi kegiatan atau program yang Magister Ilmu Hukum.
dilaksanakan organisasi mahasiswa Artinya kegiatan atau program
Magister Ilmu Hukum tanpa perintah yang dilaksanakan oleh organisasi
dari Program Studi Magister Ilmu mahasiswa Magister Ilmu Hukum tidak
Hukum dianggap tidak sah atau batal. harus berdasarkan pada perintah dari
Adanya pendekatan top down juga Program Studi Magister Ilmu Hukum.
menyebabkan Program Studi Magister Organisasi mahasiswa Magister Ilmu
Ilmu Hukum mempunyai hak mutlak Hukum hanya perlu memberitahu saja
dalam rangka memutuskan semua hal kepada Program Studi Magister Ilmu
yang berhubungan dengan organisasi Hukum jika ada kegiatan atau program
mahasiswa Magister Ilmu Hukum. yang akan dilaksanakan oleh organisasi
Dua konsekuensi tersebut yang mahasiswa Magister Ilmu Hukum.
setidaknya pasti terjadi jika sifat Hal itu dapat juga dikatakan
hubungan antara Program Studi Magister dengan kata lain bahwa Program Studi
Ilmu Hukum dengan organisasi Magister Ilmu Hukum hanya perlu
mahasiswa Magister Ilmu Hukum mengetahui saja jika ada kegiatan atau
bersifat komando. Adapun jika sifat program yang dilaksanakan oleh
hubungan antara Program Studi Magister organisasi mahasiswa Magister Ilmu

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Sudijono Sastroatmodjo, Dani Muhtada, Ayon Diniyanto, Model … 200

Hukum. Kedua, sifat koordinasi Magister Ilmu Hukum dengan organisasi


hubungan antara Program Studi Magister mahasiswa Magister Ilmu Hukum. Jika
Ilmu Hukum dengan organisasi melihat kondisi yang ada pada Program
mahasiswa Magister Ilmu Hukum Studi Magister Ilmu Hukum sekarang ini
membawa konsekuensi terkait dengan maka sifat hubungan yang harus
otoritas. diterapkan antara Program Studi Magister
Seperti yang telah dijalaskan Ilmu Hukum dengan organisasi
sebelumnya bahwa kedudukan yang mahasiswa Magister Ilmu Hukum adalah
sejajar dalam sifat koordinasi antara koordinasi.
Program Studi Magister Ilmu Hukum Hal tersebut dengan berbagai
dengan organisasi mahasiswa Magister pertimbangan diantaranya efektifitas dan
Ilmu Hukum menyebabkan otoritas atau efisiensi. Efektifitas berkaitan dengan
kekuasaan yang dimiliki oleh organisasi proses kegiatan atau program organisasi
mahasiswa Magister Ilmu Hukum lebih mahasiswa Magister Ilmu Hukum.
besar daripada Program Studi Magister Adapun efisiensi berkaitan dengan waktu
Ilmu Hukum. dalam melaksanakan kegiatan atau
Otoritas atau kekuasaan yang program organisasi mahasiswa Magister
dimaksud adalah kekuasaan yang hanya Ilmu Hukum. Hubungan Program Studi
berkaitan dengan organisasi mahasiswa Magister Ilmu Hukum dengan organisasi
Magister Ilmu Hukum. Kondisi tersebut mahasiswa Magister Ilmu Hukum yang
tentu dapat dinnyatakan bahwa Program bersifat koordinasi akan lebih memangkas
Studi Magister Ilmu Hukum hanya dapat jalur birokrasi di Fakultas Hukum.
dikatakatakan sebagai pemberi Organisasi mahasiswa Magister
pertimbangan kepada organisasi Ilmu Hukum tidak perlu berhubungan
mahasiswa Magister Ilmu Hukum secara komando dengan Program Studi
dan/atau sebagai badan untuk melakukan Magister Ilmu Hukum, melainkan hanya
konsultasi bagi organisasi mahasiswa cukup berhubungan komando dengan
Magister Ilmu Hukum. Fakultas Hukum. Oleh karena itu maka
Sifat hubungan antara Program akan terjadi pemangkasan birokrasi yang
Studi Magister Ilmu Hukum dengan berdampak pada efektifitas dan efisiensi.
organisasi mahasiswa Magister Ilmu Jika efektifitas dan efisiensi ini terjadi
Hukum harus dipertegas jika ingin terjadi akibat dari hubungan antara Program
penguatan. Harus ada pilihan yang jelas Studi Magister Ilmu Hukum dengan
antara komando atau koordinasi terkait organisasi mahasiswa Magister Ilmu
dengan hubungan Program Studi Hukum maka penguatan kelembagaan

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Sudijono Sastroatmodjo, Dani Muhtada, Ayon Diniyanto, Model … 201

organisasi mahasiswa Magister Ilmu Magister Ilmu Hukum sesungguhnya


Hukum akan dapat diwujudkan dengan belum begitu jelas. Belum ada kejelasan
cepat (Sastroatmodjo, dkk, 2018). fasilitas apa saja yang dapat dipakai oleh
Walaupun hubungan antara organisasi mahasiswa Magister Ilmu
Program Studi Magister Ilmu Hukum Hukum untuk melaksanakan kegiatan
dengan organisasi mahasiswa Magister atau program (Sastroatmodjo, dkk, 2018).
Ilmu Hukum bersifat koordinasi. Oleh karena itu pemberian fasiltas
pembinaan secara tidak langsung juga secara jelas dalam rangka penguatan
harus dilakukakan Program Studi kelembagaan organisasi mahasiswa
Magister Ilmu Hukum kepada organisasi Magister Ilmu Hukum harus
mahasiswa Magister Ilmu Hukum. Hal dilaksanakan. Fakultas Hukum harus
tersebut karena pembinaan merupakan memberikan fasilitas yang memadai dan
salah satu bagian dari penguatan mampu menunjang kegiatan atau
organisasi mahasiswa. Jadi pembinaan program yang dilaksanakan oleh
secara tidak langsung harus tetap organisasi mahasiswa Magister Ilmu
dilakukan (Masrukhi, 2016). Hukum. Fasilitas ruangan khusus
4. Pemberian Fasilitas dalam Rangka organisasi mahasiswa Magister Ilmu
Penguatan Kelembagaan Organisasi Hukum perlu diberikan oleh Fakultas
Mahasiswa Magister Ilmu Hukum Hukum.
Penguatan kelembagaan Ruangan khusus tersebut
organisasi mahasiwa Magister Ilmu dimaksud sebagai sekretariat organisasi
Hukum selain mengharuskan untuk Magister Ilmu Hukum yang tentunya
melakukan hal-hal yang telah dijelaskan dapat berfungsi untuk mengadakan rapat,
sebelumnya. Penguatan kelembagaan diskusi, kajian, dan kegiatan lain yang
organisasi mahasiswa Magister Ilmu berhubungan dengan organisasi
Hukum juga membutuhkan fasilitas. mahasiswa Magister Ilmu Hukum.
Fasilitas yang dimaksud adalah fasilitas Pemberian fasilitas tersebut tidak hanya
dalam rangka mendukung untuk kegiatan dilakukan secara simbolik saja melainkan
atau program organisasi mahasiswa juga harus diikuti dengan penguasaan
Magister Ilmu Hukum yang berujung secara mutlak oleh organisasi mahasiswa
pada penguatan kelembagaan organisasi Magister Ilmu Hukum. Organisasi
mahasiswa Magister Ilmu Hukum. mahasiswa Magister Ilmu Hukum harus
Jika melihat kondisi fasilitas menguasai fasilitas yang diberikan oleh
penunjang yang ada dalam rangka Fakultas Hukum secara mutlak.
mendukung organisasi mahasiswa

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Sudijono Sastroatmodjo, Dani Muhtada, Ayon Diniyanto, Model … 202

Hal tersebut agar fasilitas yang mahasiswa Magister Ilmu Hukum masih
diberikan dapat dimanfaatkan secara baru nantinya dapat menghadapi
kondusif sehingga kegiatan atau program permasalahan regenerasi.
yang dilaksanakan oleh organisasi Pemberian penghargaan kepada
mahasiswa Magister Ilmu Hukum diapat pengurus organisasi mahasiswa Magister
berjalan dengan kondusif. Apabila Ilmu Hukum dapat dikatakan sebagai
kegiatan atau program yang dilaksanakan bagian dari solusi terkait permasalahan
oleh organisasi mahasiswa Magister Ilmu regenerasi. Hal tersebut dikarenakan
Hukum dapat berjalan dengan kondusif pemberian penghargaan kepada pengurus
maka pemberian fasilitas dalam rangka organisasi mahasiswa Magister Ilmu
penguatan organisasi kelembagaan Hukum dapat bertujuan untuk menarik
Magister Ilmu Hukum dapat dikatakan minat mahasiswa Magister Ilmu Hukum
berhasil. agar terlibat aktif dalam kepengurusan
5. Pemberian Penghargaan Kepada organisasi mahasiswa Magister Ilmu
Pengurus Organisasi Mahasiswa Hukum.
Magister Ilmu Hukum Pemberian penghargaan tersebut
Permasalahan yang dihadapi oleh juga dapat dikatakan sebagai bentuk
organisasi mahasiswa MIH seperti yang pengakuan dari Fakultas Hukum kepada
telah dijelaskan diatas salah satunya mahasiswa Magister Ilmu Hukum yang
adalah rendahnya tingkat partispasi terlibat aktif dalam pengurus organisasi
mahasiswa untuk menjadi bagian dari mahasiswa Magister Ilmu Hukum. Oleh
organisasi mahasiswa MIH. Kondisi karena itu, kedepan harus ada pemberian
tersebut merupakan permasalahan serius penghargaan kepada pengurus organisasi
karena menyangkut tentang regenarasi. mahasiswa Magister Ilmu Hukum.
Regenarsi dalam organisasi adalah nyawa Pemberian penghargaan dilakukan dengan
karena organisasi yang gagal melakukan memberikan penghargaan berupa piagam
regenerasi maka akan dapat dipastikan atau sertifikat dari Dekan Faultas Hukum
umurnya. kepada pengurus organisasi mahasiswa
Oleh karena itu dalam rangak Magister Ilmu Hukum atas dedikasinya
penguatan kelembagaan organisasi dalam organisasi mahasiswa Magister
mahasiswa Magister Ilmu Hukum, Ilmu Hukum (Sastroatmodjo, dkk, 2018).
regenerasi sangat diperlukan. Adanya pemberian penghargaan
Permasalahan tentang regenerasi seperti tesebut selain dapat menarik minat
yang telah dijelaskan sebelumnya harus mahasiswa Magister Ilmu Hukum untuk
diberikan solusi, agar organisasi terlibat akatif dalam pengurus organisasi

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Sudijono Sastroatmodjo, Dani Muhtada, Ayon Diniyanto, Model … 203

mahasiswa Magister Ilmu Hukum. Karena salah satu penguatan kelembagaan


Pemberian penghargaan juga dapat organisasi mahasiswa Magister Ilmu
memacu semangat mahasiswa Magister Hukum adalah terjadinya regenarasi yang
Ilmu Hukum dalam melaksanakan baik dan berkelanjutan dalam organisasi
kegiatan atau program organisasi mahasiswa Magister Ilmu Hukum.
mahasiswa Magister Ilmu Hukum. Jika Apabila lima hal yang telah
pemberian penghargaan tersebut dapat dijelaskan tersebut dilaksanakan secara
terealisasi maka akan menarik minat benar dan baik oleh organisasi mahasiswa
mahasiswa Magister Ilmu Hukum untuk Magister Ilmu Hukum, Program Studi
terlibat aktif dalam pengurus oganisasi Magister Ilmu Hukum, dan Fakultas
mahasiswa Magister Ilmu Hukum. Hukum maka penguatan kelembagaan
Sesungguhnya berdasarkan hasil oragnisasi mahasiswa Magister Ilmu
penelitian dari Fitri Oviyanti (2016) dan Hukum akan terwujud. Artinya
Siska Sinta Pratiwi (2017) bahwa organisasi mahasiswa Magister Ilmu
keaktifan dalam organisasi mahasiswa Hukum, Program Studi Magister Ilmu
dapat mempengaruhi minat belajar dan Hukum, dan Fakultas Hukum harus
meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. bersama-sama secara berkesinambungan
Jadi pemberian penghargaan selain dan berkelanjutan melaksanakan lima hal
menarik minat mahasiswa untuk aktif di yang telah diuraikan berdasarkan dengan
organisasi mahasiswa, juga sebagai bagian tugas masing-masin..
dari meningkatkan prestasi mahasiswa KESIMPULAN
seperti yang dikemukakan oleh Fitri Ada banyak permasalahan yang
Oviyanti (2016) dan Siska Sinta Pratiwi dihadapi oleh organisasi mahasiswa
(2017) bahwa oragnisasi mahasiswa Magiter Ilmu Hukum. Permasalahan
berpengaruh terhadap peningkatan yang dihadapi oleh organisasi mahasiswa
prestasi mahasiswa. Magister Ilmu Hukum berbeda-beda. Hal
Dua kondisi tersebut akan tersebut karena dilatarbelakangi oleh
menjadikan regenerasi dalam tubuh kedudukan dan kuantitas mahasiswa.
organisasi mahasiswa Magister Ilmu Permasalahan yang menyelimuti
Hukum dapat berjalan dengan baik dan organisasi mahasiswa Magister Ilmu
berkelanjutan. Regenerasi yang berjalan Hukum antara lain (1) rendahnya
dengan baik dan berkelanjutan jelas akan antusiasme mahasiswa Magister Ilmu
menimbulkan dampak positif terhadap Hukum mengikuti organiasi mahasiswa
penguatan kelembagaan organisasi Magister Ilmu Hukum; (2) tidak adanya
mahasiswa Magister Ilmu Hukum.

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Sudijono Sastroatmodjo, Dani Muhtada, Ayon Diniyanto, Model … 204

peraturan yang mengatur tentang Universitas Halu Oleo), Neo


organisasi mahasiswa Strata 2 atau Societal, Volume, 3, Nomor, 1,
hlm, 298-307.
Magister; (3) kurangyan fasilitas yang
Hendra, Faisal, 2018, Peran Organisasi
diberikan dari Program Studi; (4) Mahasiswa Dalam
kurangnya koordinasi antara lintas Meningkatkan Mutu
Program Studi di Fakultas Hukum; dan Pembelajaran Keterampilan
Berbahasa Arab, Arabiyat : Jurnal
(5) Masih banyak mahasiswa yang kulaih Pendidikan Bahasa Arab dan
sambil bekerja sehingga kurang optimal Kebahasaaraban, Volume, 5
Nomor, 1, Juni hlm, 103-120.
dalam mengembangkan organisasi
Kosasih, 2016, Peranan Organisasi
mahasiswa.
Kemahasiswaan dalam
Permasalahan tersebut harus Pengembangan Civic Skills
dicarikan solusi yaitu dengan membuat Mahasiswa, JPIS, Jurnal
Pendidikan Ilmu Sosial, Volume,
model penguatan kelembagaan organisasi
25, Nomor, 2, Desember, hlm,
mahasiswa Magietr Ilmu Hukum. Model 64-74.
penguatan kelembagaan organisasi Masrukhi, 2016, Strategi
mahasiswa Magister Ilmu Hukum dapat Pengembangan Organisasi
Kemahasiswaan, Jurnal Didaktika
dilakukan dengan (1) penguatan Islamika, Volume, 7 Nomor, 1,
kedudukan organisasi mahasisiwa Pebruari, hlm, 1-16.
Magister Ilmu Hukum; (2) penguatan Oviyanti, Fitri, 2016, Peran Organisasi
anggaran program organisasi mahasiswa Kemahasiswaan Intrakampus
Dalam Mengembangkan
Magister Ilmu Hukum; (3) ketegasan Kecerdasan Interpersonal
hubungan antara program studi Magister Mahasiswa, Journal of Islamic
Education Management, Volume, 2
Ilmu Hukum dengan organisasi
Nomor, 1, Juni, hlm, 61- 79.
mahasiswa Magister Ilmu Hukum; (4)
Pratiwi, Siska Sinta, 2017, Pengaruh
pemberian fasilitas dalam rangka Keaktifan Mahasiswa Dalam
penguatan kelembagaan organisasi Organisasi Dan Motivasi Belajar
Terhadap Prestasi Belajar
mahasiswa Magister Ilmu Hukum; dan
Mahasiswa Fakultas Ekonomi
(5) pemberian penghargaan kepada Universitas Negeri Yogyakarta,
pengurus organisasi mahasiswa Magister Jurnal Pendidikan dan Ekonomi,
Volume 6, Nomor 1, hlm, 54-64.
Ilmu Hukum.
Sastroatmodjo, Sudijono, dkk, 2018,
DAFTAR PUSTAKA Penguatan Kelembagaan
Organisasi Mahasiswa Magister
Fatmayarni, Jamaluddin Hos, dan Ilmu Hukum Unnes, Laporan
Sulsalman Moita, 2018, Interaksi Akhir Penelitian. Universitas
Sosial Antara Kader Organisasi Negeri Semarang.
Dakwah Mahasiswa (Studi Pada

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
Sudijono Sastroatmodjo, Dani Muhtada, Ayon Diniyanto, Model … 205

Suroto, 2016, Dinamika Kegiatan


Organisasi Kemahasiswaan
Berbasis Kearifan Lokal Dalam
Upaya Memperkuat Karakter
Unggul Generasi Muda, Jurnal
Pendidikan Kewarganegaraan:
Volume 6, Nomor 2, Nopember.

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index

Anda mungkin juga menyukai