ABSTRAKSI,
REALITAS,
HINGGA
BAHASA KITA
Arini S Putri
Arini S Putri
Arini S Putri
Bandung.
ii
D af t ar Is i
Bagian I Galeri Matematika dan Filsafat 10
1. Siapa Matematikawan Pertama dalam Sejarah? 11
2. Bagaimana Matematika Digunakan sebelum
Bilangan Nol Ditemukan? 13
3. Apa Gunanya Logika Matematika? 15
4. Apa Cara Efektif untuk Belajar Matematika? 18
5. Apa Saja Aspek Kehidupan yang Berkaitan
dengan Matematika? 21
6. Apakah Mempelajari Matematika Sewaktu SMA
Bermanfaat untuk Masa Depan Kita? 24
7. Bagaimana Menjelaskan Konsep Nol kepada
Anak Kecil? 27
8. Apa Saja Kekeliruan di dalam Pelajaran Matematika? 30
9. Sebagai Ahli Matematika, Apakah Matematika
Berpengaruh dalam Hidupmu? 32
10. Apa yang Membuat Seorang Matematikawan Ingin
Menangis? 35
11. Bagaimanakah Masa Depan Matematika? 37
12. Apakah Makna Kedua Kalimat Berikut Sama?
1. One Man Dies of Tuberculosis Almost Every
Hour. 2. Almost Every Hour, a Man Dies
of Tuberculosis? 40
13. Apa Rumus Matematika Paling Elegan di dalam
Kalkulus? 43
14. Bagaimana Matematika Digunakan untuk Memecahkan
Kasus Kriminal? 45
iii
15. Apa Itu Dilema Narapidana (Prisoner's Dilemma)
di dalam Matematika/Ilmu Ekonomi? 49
16. Apa yang Membuat Segitiga Menjadi Objek
Geometri yang Spesial? 53
17. Mengapa Ban/Roda Berbentuk Lingkaran? 56
18. Apa Itu Masalah Haruhi di dalam Matematika? 60
19. Adakah Matematika di Balik Ukuran Kertas Seri A
(Misal Kertas A1, A2, A3, dan A4)? 63
20. Kenapa Integral Disimbolkan Seperti Huruf S? 67
21. Mengapa Faktorial Dilambangkan dengan Tanda Seru? 72
22. Apa Pentingnya Bilangan Prima di dalam
Fisika dan Alam? 74
23. Mengapa Bilangan Prima Menjadi Sangat Menarik
Bagi Para Matematikawan? 76
24. Mengapa 1 Bukan Bilangan Prima? 78
3
25. Mengapa (3 + 4) = 343, sedangkan untuk
Bilangan Ratusan Lainnya Tidak Bisa Seperti Itu? 82
26. Jika Anda Bisa Meluruskan Hoaks atau Mitos Seputar
Bidang yang Anda Kuasai, Maukah Anda
Membagikannya di Sini? 84
27. Apa Saja Persoalan Matematika yang Terlihat Mudah
Tapi Ternyata Sulit Sekali? 88
28. Apa Saja Gambar yang Hanya Dipahami
oleh Matematikawan? 90
29. Bagaimana Caranya Membagi Tujuh Cokelat
untuk Delapan Murid? 93
30. Apa Jadinya Bila Nilai Konstanta Pi Berubah
Menjadi 3,2? 94
31. Benarkah Statistika Kerap Digunakan untuk Berbohong? 96
32. Apa Hewan yang Paling Pintar Menurutmu? 99
33. Apa kesalahan yang Umumnya Dilakukan Para
iv
Guru/Pendidik dalam Mengajarkan Pelajaran
Matematika pada Anak Murid? 126
34. Adakah Konstitusi atau Undang-Undang Dasar
di Suatu Negara yang Berlandaskan Matematika? 102
35. Apa yang Dimaksud dengan Syarat Perlu dan
Syarat Cukup di dalam Matematika? 106
36. Apa Itu Aksioma di dalam Matematika? 110
37. Apakah Matematika dapat Menjelaskan Keberadaan
Tuhan? 115
38. Apa yang Dimaksud dengan Paradoks Pembohong? 119
39. Apa yang Dimaksud dengan Trilema Münchhausen? 122
v
10. Bagaimana Caranya NASA Merekam Suara, Jika Suara
Tidak Dapat Merambat di Ruang Hampa? 164
11. Adakah Penemuan yang Kita Gunakan Saat Ini
yang Sebenarnya Diciptakan untuk Eksplorasi
Luar Angkasa? 168
12. Mengapa Kita Mudah untuk Percaya Teori Konspirasi? 171
vi
Dipersembahkan untuk pemilik langit dan Bumi, untuk
malaikat kecil penjaga jiwa dan raga, untukku penikmat
purnama, untuk pembaca, dan untuk pengembara ilmu yang
menjelajahi semesta-Nya.
7
P rak at a
Buku ini—yang saya pun ragu apakah layak disebut sebagai buku atau
tidak—adalah sekumpulan pengetahuan yang pernah saya dapatkan,
kemudian saya strukturisasikan dan saya tuliskan ke dalam sebuah artikel di
platform Quora. Oleh karena itu, isi dari buku ini adalah seputar tanya-jawab
permasalahan matematika, sains, bahasa, dan filsafat matematika yang
menjadi topik yang saya minati di sana sejak tahun 2018 hingga tahun 2020.
Tentu saja, tujuan utama mengapa saya menyusun buku ini adalah untuk
mewariskan ilmu kepada mereka yang menyenangi ilmu, untuk Anda dan
kita semua. Saya mengimani bahwa setiap orang berhak mendapatkan ilmu
yang baik, dan buku ini hadir sebagai wujud atas apa yang saya imani itu.
Selamat menikmati.
Bandung, September 2020.
8
9
Bagian I
Galeri Matematika dan Filsafat
10
Siapa Matematikawan Pertama dalam Sejarah?
Tidak ada yang tahu pasti siapa orang pertama yang mendeklarasikan dirinya
sebagai seorang matematikawan, tetapi …
Perkenalkan, namanya Thales. Dia hidup di masa Yunani kuno pada abad
ke-6 SM, tepat di saat masyarakat Yunani lebih mengedepankan mitos
dibandingkan rasionalitas yang mereka miliki. Apa yang dilakukan Thales
saat itu? Dia memikirkan asal mula penciptaan alam semesta dan gejala-gejala
yang terjadi di alam tanpa bersandar pada mitos. Ya, mungkin saja dia adalah
orang pertama dalam peradaban umat manusia yang benar-benar merenungi
dan memikirkan alam semesta ini, sehingga tidak salah bila Aristoteles
memberi dia gelar filsuf pertama di dunia.
Hebatnya lagi, Thales tidak hanya mempelajari filsafat alam, namun juga ilmu
astronomi dan geometri. Salah satu keahliannya di dalam geometri adalah
mengukur tinggi Piramida.
Dulu, Thales pernah bertanya tentang tinggi dari Piramida Cheops kepada
pendeta Mesir kuno, tetapi pendeta tersebut enggan memberikan
jawabannya. Thales yang saat itu sangat penasaran, akhirnya berinisiatif
untuk menghitung tinggi dari piramida Cheops. Alih-alih pergi ke puncak
piramida untuk mengukur tingginya, dia menancapkan tongkat di atas tanah
dekat piramida tersebut dan menunggu saat ketika bayangan tongkat sama
panjangnya dengan tongkat itu. Pada waktu yang sama, panjang bayangan
piramida juga akan sama dengan tingginya.
11
Selanjutnya dia hanya perlu mengukur panjang bayangan piramida yang bisa
diamati, dan menambahkan setengah ukuran dasar piramida. Hasil yang
diperoleh adalah sekitar 481 kaki sehingga tinggi piramidanya pun sekitar 481
kaki. Cara yang sangat cerdik, kan?
• Jika dua garis lurus saling bersilangan, maka besar kedua sudut
yang saling berlawanan akan sama.
• Sebuah lingkaran terbagi dua sama besar oleh
diameternya.
• Sudut keliling lingkaran yang menghadap diameter
selalu merupakan sudut siku-siku.
𝐴𝐷 𝐴𝐸 𝐷𝐸
• Teorema Thales, yang mengatakan bahwa = = .
𝐴𝐵 𝐴𝐶 𝐵𝐶
12
Bagaimana Matematika Digunakan Sebelum Bilangan Nol
Ditemukan?
13
Di sore hari, para domba kembali dimasukkan ke dalam kandang. Setiap kali
ada domba yang masuk, maka satu batu ditumpuk kembali. Jika seluruh
domba telah masuk namun ternyata masih ada batu yang tersisa, maka sudah
dipastikan ada domba yang hilang!
14
Apa Gunanya Logika Matematika?
“Kalau nanti malam hujan, aku nggak akan ngajak kamu kencan, ya!”, ucap Adi
dalam suatu percakapan di telepon. “Iya sayang, enggak apa-apa kok”, balas
Rani, sang kekasih hati.
Ternyata malam tersebut hujan tidak turun. Dengan penuh harap, Rani
menunggu Adi datang ke rumahnya.
Namun sayang, lelaki tampan itu tak
kunjung datang juga. Dengan wajah masam,
Rani pun menelepon Adi: “Sayang, malam ini
kan enggak hujan. Kok kamu gak ngajak aku
kencan?”.
“Lho, aku kan gak janjiin kamu apa-apa kalau malam ini gak hujan”, balas Adi
dengan nada ngeyel.
Jika kamu berada pada posisi Rani, mungkin saja kamu akan kesal dengan
pernyataan yang Adi lontarkan, dan seketika melabeli dia lelaki kardus. Tapi
menurut logika matematika, apa yang Adi ucapkan ini sudah sangat
logis, kok!
Kalimat kalau nanti malam hujan, aku nggak akan ngajak kamu kencan tidak
mengatakan apa pun tentang apa yang akan terjadi jika nanti malam tidak
hujan. Jadi tidak masalah jika Adi tidak mengajak Rani kencan meski langit
malam kala itu cerah. Jika Rani dapat mengerti bahwa yang Adi sampaikan
itu sudah logis, maka dia tidak akan langsung merasa kesal dengan
pernyataannya tersebut. Dalam kasus ini, logika matematika dapat
membantu mereka agar terhindar dari kesalahpahaman dalam suatu
hubungan asmara, sebab logika akan menuntun Rani untuk berpikir secara
15
rasional sehingga mencegahnya dari kesalahan berpikir dalam memahami
kalimat yang disampaikan oleh Adi.
Contoh kesalahan lainnya seperti ini: Kita simak kembali cerita Adi dan Rani:
“Maaf dek, di taman ini dilarang makan dan minum”, ucap penjaga taman sembari
mengusap-ngusap kumisnya.
“Tapi kan pak, kami hanya makan saja, tidak disertai minum. Yang dilarang di sini
adalah makan DAN minum, kalau makan saja ATAU minum saja berarti tidak
dilarang, kan?”, balas Adi yang sedang asyik merangkai logikanya.
Penjaga taman pun terdiam menatap langit malam. Setelah lama dipikirkan,
akhirnya ia memahami apa yang Adi katakan dan membiarkan mereka
berdua menyantap kembali makanannya. Adi dan Rani pun hidup bahagia
selamanya. (Tamat).
16
begini, baik orang yang makan saja atau minum saja atau melakukan
keduanya akan dikenai hukuman.
17
Apa Cara Efektif untuk Belajar Matematika?
18
menghitung jarak antara dua buah titik. Bila sudah tahu bagaimana cara
mencari jarak antara dua titik, kita dapat mengetahui bagaimana bentuk
umum persamaan lingkaran. Bila sudah tahu persamaan baku lingkaran, kita
dapat menemukan banyak hal lainnya. Mereka akan saling terhubung.
Misalnya seperti ini:
Berapa jarak antara titik P dan Q? O ini mudah! Karena kita sudah memiliki
dalil Pythagoras, maka kita hanya perlu menggambar segitiga siku-siku
seperti ini:
Alas segitiga tersebut adalah OQ, yang memiliki panjang 5 satuan, dan
tingginya adalah OP dengan panjang 6 satuan. Jadi jarak antara
19
titik P dan Q merupakan panjang sisi miring segitiga tersebut. Berdasarkan
dalil Pythagoras, kita peroleh
|𝑃𝑄| 2 = |𝑂𝑃| 2 + |𝑂𝑄| 2 = 62 + 52 = 61
|𝑃𝑄| = √61.
20
Apa Saja Aspek Kehidupan yang Berkaitan dengan
Matematika?
Saya justru lebih penasaran dengan aspek kehidupan yang tidak berkaitan
dengan matematika, seperti apa ya kira-kira? Baiklah. Mari dengarkan cerita
dari saya pagi ini: Ini adalah Anda di minggu pagi, kesal karena harus
terbangun dari mimpi yang indah, dan mesti bergegas untuk beraktivitas.
“Hoaaammm.”
Anda pun melirik jam di dinding untuk memastikan pukul berapa Anda
terbangun.
Anda lihat jam dinding yang berbentuk seperti lingkaran itu? Itulah objek
matematika yang biasa Anda lihat di setiap waktunya. Karena masih pagi,
Anda pun mencoba memikirkan banyak kegiatan yang bisa dilakukan di hari
minggu. "Aha, saya akan mulai dengan membereskan tempat tidur, menanak nasi,
pergi mencari lauk untuk nasi, sarapan lalu kembali rebahan demi hari minggu yang
lebih produktif”, gumam Anda.
21
Tahukah Anda bahwa ketika memikirkan rangkaian suatu agenda kegiatan,
maka saat itu juga Anda sedang bermatematika? Kalau tidak menggunakan
matematika, maka algoritma dari kegiatan sehari-hari Anda pasti akan
berantakan. Seperti bangun tidur, lalu berangkat sekolah, kemudian gosok
gigi dan sarapan. Rangkaian yang enggak sistematis banget, kan? Menyusun
kegiatan secara terurut pun adalah bagian dari matematika, lho!
Melanjutkan cerita lagi, Anda pun bergegas mencuci rice cooker dan
menanak nasi. Agar tekstur nasi tidak terlalu keras dan lembek, maka Anda
mesti memikirkan berapa banyak perbandingan air dan beras yang harus
dimasukkan. Tanpa disadari, saat itu juga Anda sesungguhnya sedang
bermatematika!
Sambil menunggu nasi matang, Anda pun pergi keluar untuk mencari teman
nasi. Naiklah Anda ke sepeda motor kesayangan Anda yang penuh dengan
kenangan si mantan. "Cari warung nasi yang dekat aja deh biar hemat bensin", pikir
Anda. Anda pun pergi dengan mengatur kecepatan sambil
melihat speedometer.
"Cukuplah ya 20 km jam”.
22
Ketika berada di jalan, Anda melihat ke arah depan, kanan, kiri, dan belakang
lewat kaca spion motor. Anda mendapati atap rumah yang berbentuk
segitiga, bangunan yang menjulang tinggi, taman yang dipenuhi bunga
berwarna-warni, bermacam-macam pola. Itu adalah matematika. Anda lihat
diri Anda sendiri, tangan Anda, kaki Anda, mata Anda yang indah itu,
sesungguhnya tersusun dari berbagai macam atom. Atom ini memiliki
nomor dan juga massa yang seluruhnya direpresentasikan oleh angka. Lagi-
lagi, ini adalah matematika.
Ketika segala hal di dunia ini adalah matematika, maka aspek kehidupan
seperti apa yang tidak berkaitan dengan matematika? Ini yang justru mesti
dipertanyakan. Apakah memang ada? Ah, saya ragu jika mereka ada.
23
Apakah Mempelajari Matematika Sewaktu SMA
Bermanfaat untuk Masa Depan Kita?
24
perancangan arsitektur membutuhkan susunan komposisi, proporsi dan
kesimetrian yang dipelajari di dalam geometri (dan kalkulus).
Bila kamu nantinya menjadi seorang ibu rumah tangga, maka kamu harus
pintar mengatur waktu dan juga mengelola keuangan. Ini bukanlah perkara
mudah, karena minimal, kamu harus pandai melakukan operasi aritmatika
seperti penjumlahan dan perkalian untuk mengatur keuangan. Tapi
bukankah matematika di SD juga sudah cukup untuk memahami materi
aritmatika? Mengapa harus sampai mempelajari matematika yang lebih tinggi
lagi di SMA? Lagi-lagi tidak akan semudah itu! Bila ingin memahami
persyaratan pinjaman atau investasi, maka diperlukan pemahaman tentang
matematika yang lebih tinggi lagi seperti aljabar dan kalkulus (limit, turunan
dan integral).
25
pisau buah itu, sehingga kamu bisa menikmati betapa manisnya buah yang
berhasil kamu kupas dengan pisau tersebut.
Jangan salahkan matematika jika dirasa tidak memberikan manfaat, mungkin saja
kamu hanya belum bisa memanfaatkannya dengan sebaik mungkin.
26
Bagaimana Menjelaskan Konsep Nol kepada Anak Kecil?
Ketika mengenalkan angka atau bilangan kepada anak lebih baik tidak
dengan menggunakan kata-kata saja, tetapi mendemonstrasikannya juga. Hal
pertama yang harus dilakukan adalah mengenalkan anak tentang kuantitas
atau banyaknya benda yang mereka miliki. Kita bisa mulai dengan
menggunakan stik seperti ini (atau bisa juga benda-benda lainnya):
Lalu menjelaskan kalau banyaknya stik mereka saat ini adalah satu. Kemudian
kita berikan dua stik.
27
Lalu menjelaskan bahwa jumlah stik sekarang adalah dua. Kemudian
berikan tiga stik, empat stik, lima stik, dan seterusnya sampai sembilan stik
(cukup kenalkan dulu angka sampai sembilan.)
Setelah anak memahami dan mengingat istilah tidak ada stik, satu stik, dua
stik, sampai sembilan stik, baru kita kenalkan simbol-simbol angka kepada
anak, seperti 0, 1, 2, 3, … , dan 9, untuk menyimbolkan banyaknya stik yang
mereka miliki tadi. Bagaimana caranya? Kita buat kotak kosong seperti ini:
Pada kotak dengan angka 1, katakan pada mereka bahwa kita menyimpan
stik sebanyak satu di dalamnya.
28
Pada kotak dengan angka 2, simpan stik sebanyak dua,
dan seterusnya sampai kotak dengan angka 99. "Ada berapa banyak stik yang
dimiliki oleh kotak ini (sambil menunjuk kotak 00)?", tanya kita pada mereka.
"Aha, kotak 0 tidak memiliki stik sama sekali!", melanjutkan. "Berapa banyak
stik yang dimiliki oleh kotak 1?", tanya kita lagi. "Betuul, jumlah stiknya ada satu",
jawab kita, dan seterusnya. Sekarang mereka akan tahu bahwa:
Di dalam kotak 0 tidak ada stik.
Di dalam kotak 1 ada satu stik.
Di dalam kotak 2 ada dua stik.
Begitu pun sampai kotak 9.
Di situlah kita menjelaskan tantang angka nol, bahwa simbol 0 itu dibaca nol
(zero), dan pada kotak 0 tidak ada stik di dalamnya. 0 hanyalah sebuah angka
untuk menuliskan bahwa kita tidak memiliki sesuatu, seperti pada
kotak 0 yang tidak memiliki stik di dalamnya. Namun perlu diingat, ketika
anak tersebut telah dewasa dan lebih menyelami dunia abstraksi, maka
mereka akan mempelajari bahwa ternyata 0 tidak berarti kosong. Bahwa zero
doesn't mean nothing. It means something.. Tetapi untuk di usianya yang masih
kecil, cukuplah mengenalkan 0 sebagai kotak yang tidak memiliki satu pun
stik di dalamnya.
29
Apakah Anda Pernah Diajarkan di Sekolah Tentang
Sesuatu yang Ternyata Sepenuhnya Tidak Benar?
• Definisi lingkaran
Berdasarkan yang kalian pelajari, bentuk lingkaran itu seperti apa, sih?
sebab sangat sulit menjelaskan bilangan irasional kepada siswa SD. Akan
tetapi ketika menduduki bangku SMA, banyak yang mengajarkan bahwa
nilai 𝜋 = 3,14 tanpa meluruskan bahwa 𝜋 merupakan bilangan irasional.
Artinya, dia memiliki digit di belakang koma yang 'tidak pernah berhenti',
dan 3,14 hanya nilai hampirannya saja.
30
Oleh karena itu kita semestinya menuliskan 𝜋 ≈ 3,14 atau 𝜋 = 3,14 … . Di
samping itu, ketika meempelajari bab trigonometri, guru kadangkala
menerangkan bahwa 𝜋 = 180𝑜 . Hal tersebut jelas keliru, sebab nilai
dari 𝜋 ≈ 3,14. Adapun 180𝑜 adalah nilai dari π radian, bukan 𝜋. Kedua hal
itu jelas sekali berbeda!
31
Sebagai Ahli atau Pintar Matematika, Apakah Matematika
Mempunyai Pengaruh dalam Hidupmu?
Matematika mengajarkan saya toleransi dan menerima kebenaran yang sulit diterima
oleh akal. O ya, disclaimer: saya belum menjadi ahli di bidang ini, ya! :P
32
Juga bila Anda menuliskan (𝑥 + 𝑦) 2 = 𝑥 2 + 𝑦 2 pada spanduk
berukuran 2m×2m, lalu dipasang di depan rumah, maka seorang
matematikawan tidak akan menganggap Anda konyol di saat orang lain
menertawakan Anda. Kenapa? Karena dia akan berpikir bahwa Anda sedang
bekerja di suatu ring komutatif berkarakteristik 2.—dan ya,
jika 𝑥 dan 𝑦 anggota ring tersebut, maka persamaan (𝑥 + 𝑦) 2 = 𝑥 2 + 𝑦 2
akan berlaku benar, ya kan?
Apa artinya?
Orang yang hidup dengan matematika tidak akan mudah menilai seseorang
itu salah. Terkadang di saat orang lain masih berpikir dalam sangkar, mereka
sudah mampu terbang jauh dengan cakrawala yang luas. Di saat orang lain
menilai seseorang itu salah, mereka akan mencari di mana letak kebenaran
dari orang tersebut. Di saat orang lain enggan menerima perbedaan, mereka
akan mencari di mana letak kesamaan di antara keduanya. They will find beauty
in complexities. Itulah sebabnya ketika belajar teori himpunan, grup atau ruang
vektor, hal yang selalu ditanyakan adalah, adakah isomorfisma di antara dua ruang
tersebut?. Artinya, yang ingin dilihat adalah kesamaan dari dua ruang yang
berbeda, bukan dicari letak perbedaannya di mana. Bila ternyata tidak ada
yang ‘sama', ya sudah, tidak perlu dipikirkan. Mereka masih bisa dibangun
dan tidak akan runtuh hanya karena perbedaan.
Ajaran matematika ini yang berdampak besar pada hidup saya. Meski bukan
seorang ahli, saya sudah bekerja dengan matematika kurang lebih 8 tahun
lamanya. Selama itu pula saya belajar bagaimana menyikapi perbedaan
pandangan politik, agama, dan ideologi yang ada. Juga belajar bagaimana
melihat kebenaran yang sulit diterima, dan belajar mencari kebenaran tanpa
harus menyalahkan.
33
Maka dari itu, ketika ada orang yang berbeda pandangan dengan saya dan
berusaha mengajak debat, saya tidak akan ambil pusing dan bergumam:
Ah, mungkin kita memang bekerja di grup yang berbeda. Anda memang benar di dalam
grup Anda, dan saya juga benar di dalam grup saya. Jadi apa yang mesti
dipermasalahkan? Mengapa kita tidak fokus saja membangun grup kita masing-
masing? :-)
Salam matematika.
34
Apa yang Membuat Seorang Matematikawan Ingin
Menangis?
Siapa itu Andrew Wiles? Dia merupakan seorang matematikawan dan dosen
di Universitas Princeton. Sejak kecil, dia sangat tertarik dengan matematika
dan bahkan mulai mengenal Teorema Terakhir Fermat ketika berusia 10
tahun. Impian terbesarnya adalah ingin memecahkan teorema
tersebut. Teorema terakhir Fermat memang sangat fenomenal, karena
selama kurang lebih 300 tahun lamanya, tidak ada satu pun matematikawan
yang mampu memecahkan teorema itu. Lalu apa yang dilakukan olehnya
ketika telah beranjak dewasa? Dia mampu membuktikan kebenaran teorema
tersebut! Ya, Wiles benar-benar melakukannya. Video di atas adalah
gambaran betapa dia tidak menyangka dapat menyelesaikan masalah
matematika yang digelutinya hingga tak kuasa menahan air mata.
35
Wiles mempresentasikan hasil pembuktiannya pada tahun 1993, di
Cambridge, Inggris. Entah butuh berapa puluh tahun untuk menggelutinya
sampai akhirnya dia berhasil menyelesaikan teorema tersebut. Kita mungkin
saja bertanya-tanya, apa yang ia cari dengan membuktikan kebenaran
teorema terakhir Fermat?
Jadi, bagi matematikawan yang hidup di alam matematika, kiranya ada dua
hal yang dapat membuat mereka ingin menangis:
36
Bagaimanakah Masa Depan Matematika?
Siapa yang berani mengatakan kepastian tentang masa depan? Hidup ini
selalu berubah, tidak ada yang tahu pasti akan mengalir ke mana. Begitu pun
dengan matematika. Bahkan pertanyaan mendasar terkait definisi dan fungsi
dari matematika sejatinya tidak pernah terjawab, berubah-ubah, bergantung
pada cara pandang kita terhadap matematika: apakah sebagai ilmu, alat, cara
berpikir, ataukah suatu ideologi?
Pada awalnya, bangsa Mesir kuno mempelajari matematika sebagai ilmu ukur
atau ilmu hitung, sebab yang mereka butuhkan saat itu adalah bagaimana
mengukur luas bangun datar dan volume bangun ruang untuk membangun
Piramida. Matematika kemudian dikembangkan untuk menanggapi
kebutuhan masyarakat, seperti misalnya untuk kebutuhan arsitektur, maka
berkembanglah geometri dan trigonometri, serta untuk mempelajari gerakan
planet-planet secara presisi, maka dikembangkanlah kalkulus
oleh Newton dan Leibniz.
37
apa yang masyarakat butuhkan saat ini dan di masa yang akan mendatang.
Atau setidaknya, masalah seperti apa yang akan dihadapi dan memang
membutuhkan matematika sebagai solusinya.
Bila kita melihat betapa pesatnya perkembangan teknologi dan sains saat ini,
maka dapat diprediksikan 20-100 tahun ke depan, ilmu-ilmu sains seperti
biologi, fisika, astronomi, dan sebagainya, akan berkembang menjadi lebih
'liar' (bayangkan, mungkin saja ilmuwan menemukan cara agar manusia dapat
hidup abadi). Di masa depan nanti, matematika tidak akan pernah lepas dari
perkembangan bidang-bidang sains tersebut karena memiliki keterkaitan
satu sama lain, namun, bagaimana dengan ilmu
sosial seperti sosiologi dan psikologi? mengingat
keduanya berada di dalam ranah nondeterministic dan
sangat jarang bersentuhan dengan matematika
(terkecuali statistika). Di ranah inilah, kita dapat berimaji bahwa matematika
akan berkembang menjadi sesuatu yang baru. 'Matematika yang baru' ini bisa
jadi 'berbeda' dengan matematika yang kita pelajari saat ini, seakan-akan
38
perpaduan antara penalaran yang logis tetapi tidak matematis. Seperti
menjawab bagaimana teori probabilitas memahami mengapa orang lebih
menilai risiko dengan cara yang mereka lakukan sendiri. Contohnya, banyak
orang yang tidak ingin mengambil risiko melakukan perjalanan dengan
menggunakan pesawat terbang karena takut mengalami kecelakaan. Padahal,
secara matematis, risiko kecelakaan dengan melakukan perjalanan di darat
(menggunakan motor/mobil) jauh lebih besar peluangnya daripada
menggunakan pesawat terbang. Aspek penilaian risiko yang kita ambil ini
menarik untuk dipelajari. Untuk mencoba menangkap secara matematis cara
orang mengambil risiko, maka tidak menutup kemungkinan di masa depan
nanti kita akan mengembangkan konsep baru di dalam matematika.
Akan tetapi ini hanya baru sekadar dugaan saja. Sekali lagi saya katakan
bahwa tidak ada yang tahu pasti bagaimana masa depan matematika kelak.
Semakin kompleks permasalahan di dalam sains maupun di kehidupan
masyarakat, semakin kompleks pula matematika akan berkembang. Daripada
berimaji tentang itu, ada hal penting yang harus kita pertanyakan dalam
diri: sudah siapkah kita menjadi bagian dari perkembangan masa depan matematika?
39
Apakah Makna Kedua Kalimat Berikut Sama? 1. One Man
Dies of Tuberculosis Almost Every Hour. 2. Almost Every Hour, a
Man Dies of Tuberculosis.
Karena saya dapat permintaan jawaban ini, saya asumsikan ingin melihat
jawabannya dari sudut pandang matematika, ya? Dua kalimat tersebut jelas
memiliki makna yang berbeda. Mengapa?
Secara umum hanya ada dua kuantor yang dikenal dalam logika matematika,
yang pertama adalah setiap, disimbolkan dengan ∀, dan terdapat atau ada,
disimbolkan dengan ∃. Di dalam satu kalimat bisa jadi hanya terdapat satu
kuantor saja, atau terdiri dari beberapa kuantor. Yang perlu diperhatikan di
sini adalah bahwa urutan penempatan kuantor dapat memengaruhi makna dari
kalimat tersebut. Bila semua kuantornya sama, maka urutan menjadi tidak
masalah. Semisal:
Semua orang menyukai semua orang. Maka semua orang pada awal kalimat jika
ditukar dengan semua orang pada akhir kalimat tidak akan mengubah makna.
Tetapi bila dalam satu kalimat terdapat kuantor yang berbeda, maka urutan
akan mengubah maknanya. Semisal: Setiap anak memiliki seorang ibu.
Kalimat tersebut memiliki makna bahwa sosok ibu yang dimaksud
akan bergantung dari siapa anaknya. Jika anaknya adalah saya, maka ibu
40
tersebut adalah ibu saya. Jika anaknya adalah
pak Syam , maka ibu tersebut adalah ibunya
pak Syam. Tentu saja ibu saya dan ibunya pak
Syam akan berbeda, ya kan?
(∀𝑥)(∃𝑦)𝑃(𝑦, 𝑥)
Terdapat dua kuantor yang berbeda pada kalimat tersebut, yakni ∀ (setiap)
dan ∃ (ada/terdapat). Jika kita tukar urutannya, maka akan menjadi
(∃𝑦)(∀𝑥)𝑃(𝑦, 𝑥)
yang dibaca: Terdapat seseorang yang menjadi ibu bagi setiap anak. Artinya, ada
seorang yang menjadi ibu bagi semua anak. Dengan kata lain, semua anak
memiliki ibu yang sama. Jadi ibu saya dan ibunya pak Syam adalah orang
yang sama.
Dari sini terlihat jelas kan bagaimana urutan penempatan kuantor akan
memengaruhi makna dari kalimat tersebut?
Sekarang kita lihat kalimat almost every hour, one man dies of
tuberculosis (hampir setiap jamnya, seseorang meninggal karena TBC).
Artinya, orang yang meninggal karena TBC bergantung pada jamnya. Semisal,
41
pada jam 1, orang A yang meninggal dunia. Pada jam 2, orang B yang
meninggal dunia, dan seterusnya. Di sini, orang yang meninggal tentu akan
berbeda-beda.
Jadi dua kalimat tersebut memiliki arti yang berbeda karena urutan
kuantornya tidak sama. Di dalam matematika, banyak sekali definisi dengan
kalimat yang hampir serupa. Seperti definisi dari kontinu dan kontinu seragam,
yang definisinya terlihat sama dan hanya dibedakan oleh letak urutan
kuantornya saja. Padahal maknanya jauh berbeda. Itulah sebabnya seorang
matematikawan mesti jeli dalam memahami suatu kalimat atau pernyataan
matematika.
42
Apa Rumus Matematika Paling Elegan di dalam Kalkulus?
𝐹(𝑥) = ∫ 𝑓(𝑡) 𝑑𝑡
𝑎
Secara tidak langsung teorema ini ingin mengatakan bahwa turunan dari
integral suatu fungsi adalah fungsi itu sendiri, atau dengan kata lain, operator
turunan adalah balikan dari integral, dan operator integral adalah balikan dari
turunan. Lho, bukankah hal tersebut sudah jelas? Terlihat elegan dari sisi
manakah? Eits, tunggu dulu. Tanpa teorema ini, kalkulus mungkin saja tidak
akan berkembang.
Dulu sebelum teorema ini dipelajari, tidak ada satu orang pun yang tahu
bahwa operator turunan dan integral saling berkaitan satu sama lain.
Matematikawan Yunani kuno sudah mengetahui bagaimana menghitung luas
43
suatu daerah, jadi bisa dikatakan integral datang lebih awal dibandingkan
dengan turunan. Turunan dipelajari kemudian untuk mencari kemiringan
garis singgung dari suatu kurva. Baik turunan maupun integral dipelajari
secara terpisah.
44
Bagaimana Matematika Digunakan untuk Memecahkan
Kasus Kriminal?
Pernah nonton Detective Conan dan pak polisinya bilang begini? “Kami
sudah berhasil menentukan waktu terjadinya pembunuhan. Berdasarkan hasil forensik,
sepertinya korban meninggal pada pukul 07.35”. Kok polisinya bisa tahu ya
perkiraan kapan si korban meninggal? Ada yang bisa tebak dari mana mereka
bisa tahu hal itu? Yup, betuuul, mereka menggunakan matematika untuk
memperkirakannya!
𝑑𝑇
= 𝑘 (𝑇 − 𝑇𝑒 )
𝑑𝑡
45
dengan 𝑘 suatu konstanta, dan 𝑇𝑒 adalah suhu lingkungan di sekitar benda.
Nah, dari persamaan (1) di atas kita bisa menurunkan rumus untuk mencari
waktu kematian seseorang, katakanlah 𝑡𝑚 . Untuk mencarinya, pertama-tama
kita harus mencari dulu rumus konstanta 𝑘 yang nilainya belum diketahui.
Caranya seperti ini: misalkan 𝑇1 adalah suhu tubuh seseorang pada waktu 𝑡1 .
Substitusikanlah 𝑇1 dan 𝑡1 ke dalam persamaan (1) menjadi seperti ini:
𝑇 = (𝑇0 − 𝑇𝑒 )𝑒 −𝑘𝑡1 + 𝑇𝑒
sehingga
𝑇1 − 𝑇𝑒
𝑒 −𝑘𝑡1 = .
𝑇0 − 𝑇𝑒
Jadi
1 𝑇1 − 𝑇𝑒
𝑘=− ln ( ).
𝑡1 𝑇0 − 𝑇𝑒
46
Oke, sekarang mari kita menjadi detektif dengan menerapkan rumus
tersebut!
Ini kasus yang sedang kita hadapi:
"O ini mudah!", katamu dengan penuh percaya diri. Pertama-tama kumpulkan
saja semua informasi yang diketahui.
47
1 𝑇𝑚 − 𝑇𝑒 1 37 − 20 1 17
𝑡𝑚 = − ln ( ) =− ln ( ) =− ln ( )
𝑘 𝑇0 − 𝑇𝑒 0,811 29 − 20 0,811 9
≈ −0,784 (jam) .
Artinya, mayat tersebut ditemukan sekitar 0,784 jam, atau setara dengan 47
menit setelah meninggal. Dengan demikian waktu meninggal korban
diperkirakan pukul 06.13 pagi. Karenanya pelaku pembunuhan tersebut pasti
belum pergi jauh dari tempat kejadian!
Kasusnya baru saja terjadi, guys! Ayo sekarang kita temukan saksi mata dan
pelakunya! Let's gooo~
48
Apa Itu Dilema Narapidana (Prisoner's Dilemma) di dalam
Matematika/Ilmu Ekonomi?
Ceritanya kamu dan temanmu baru saja melakukan tindakan kejahatan dan
tertangkap menjadi tersangka. Kamu dan temanmu kemudian dimasukkan
ke dalam sel yang berbeda untuk diinterogasi secara terpisah.
"Kalau seseorang di antara kalian ada yang mengaku dan yang satunya tidak mengaku,
maka orang yang mengaku akan dipenjara selama 1 tahun, dan yang tidak mengaku
akan dipenjara selama 10 tahun. Kalau kalian berdua sama-sama mengaku, maka
masing-masing akan dihukum selama 5 tahun. Kalau kalian berdua tidak mengaku ,
maka masing-masing akan dihukum selama 2 tahun.", ujar polisi kepada kalian
berdua.
Asumsi di sini, baik kamu dan temanmu tidak bisa saling berkomunikasi atau
bekerja sama satu sama lain karena berada di sel yang berbeda. Nah, kira-kira
apa yang akan kalian lakukan: mengaku atas tindak kejahatan yang diperbuat,
atau tidak mengaku sama sekali?
49
Bagaimana cara menentukan solusinya?
Supaya lebih mudah mencari strateginya, kita buat saja tabel seperti ini:
Misalnya, titik (−10, −1) di sana mengartikan kalau kamu tidak mengaku
dan temanmu mengaku, maka kamu dipenjara 10 tahun dan temanmu
dipenjara 1 tahun. Kenapa ada tanda negatifnya? Karena di sana kalian
berdua merasa dirugikan (dipenjara pastilah merasa rugi, ya kan? :P). Kalau
ingin mengambil jalan aman, maka kamu haruslah mengaku, kenapa? Karena
kemungkinan terburuknya hanya akan dipenjara 5 tahun, dan kemungkinan
terbaiknya akan dipenjara 1 tahun. Sedangkan kalau tidak mengaku, maka
kemungkinan terburuknya akan dipenjara 10 tahun, dan kemungkinan
terbaiknya akan dipenjara 2 tahun. Jika temanmu juga berpikir secara
rasional, maka dia juga pastilah mengambil keputusan yang sama, yaitu akan
mengaku juga supaya aman. Jadi pada akhirnya kalian berdua akan ada di
posisi (−5, −5), saling mengaku.
Ternyata tidak juga. Karena ada solusi terbaik lain, yaitu sama-sama tidak
mengaku (−2, −2), sebab hanya akan dihukum selama 2 tahun saja.
Kondisi ini bisa saja terjadi, taapi dengan pertaruhan yang sangat besar.
Misalnya kamu tidak mengaku, eh, ternyata temanmu malah mengaku.
50
Alhasil hukuman 10 tahun penjara menantimu. Pertaruhan ini akan berhasil
jika kalian berdua saling berkoordinasi satu sama lain. Namun sayang, karena
harus mengikuti peraturan, kalian berdua tidak diizinkan untuk berbicara
satu sama lain.
Permainan yang sangat seru dan menantang, ya kan?
Mirip dengan persaingan bisnis di antara kita dan para kompetitor. Kita dan
mereka tentunya tidak akan saling mengetahui kebijakan-kebijakan apa saja
yang akan dikeluarkan, ya kan? Namun kebijakan yang akan kita ambil akan
memengaruhi kebijakan kompetitor kita. Misalnya, kalau kita berniat
memberikan diskon pada sebuah produk, maka kompetitor mungkin akan
melakukan hal yang sama untuk mempertahankan pangsa pasarnya. Namun,
hal ini dapat mengakibatkan penurunan laba yang signifikan bagi perusahaan
kita dan juga mereka.
• Bagaimana jika kita tetap menjaga harga yang tinggi tetapi mereka
memberikan diskon?
51
• Bagaimana jika kita dan mereka sama-sama tetap menjaga harga
yang tinggi?
Itulah beberapa kemungkinan strategi yang akan terjadi. Lalu apa solusi
terbaik yang akan saling menguntungkan? Apa solusi terbaik yang harus kita
pilih: menjaga harga tetap tinggi, atau memberikan diskon? Jawabannya akan
kalian pelajari jika bekerja dengan teori permainan. Inilah cabang keilmuan
di dalam matematika yang penerapannya sangat luas, bisa ke ilmu ekonomi,
sosiologi, psikologi, dan ilmu sosial lainnya.
52
Apa yang Membuat Segitiga Menjadi Objek Geometri yang
Spesial?
Kita amati sekitar kita, yuk! Coba pergilah sebentar ke luar rumah, lalu amati
sekeliling Anda. Dapatkah Anda menemukan objek-objek yang berbentuk
segitiga? Yup, salah satunya adalah atap rumah Anda:
Tidak hanya itu, bila Anda melihat bangunan-bangunan yang kokoh, maka
akan ada objek segitiga yang bekerja di dalamnya (seperti pada piramida,
Herzog & de Meuron's tour, gedung pencakar langit, dsb). Mengapa pada
umumnya segitiga digunakan dalam konstruksi bangunan-bangunan yang
53
besar? Mengapa tidak bangun datar lainnya seperti persegi atau lingkaran?
Jawabannya karena segitiga adalah bangun datar paling kuat dibandingkan
bangun datar lainnya. Arti 'kuat' yang dimaksudkan di sini adalah kaku (rigid),
dan tidak mudah berubah bentuk (penyok).
Sekarang, berikan gaya pada salah satu sudut pada segitiga dan persegi
dengan cara menekannya, kemudian lihat, apa yang terjadi pada kedua
bangun datar tersebut?
Yup, tepat sekali. Ketika gaya diterapkan pada segitiga, maka tidak akan
terjadi perubahan apa pun padanya. Bentuknya masih tetap sama seperti
semula. Namun pada persegi, bentuknya akan berubah menjadi jajaran
genjang (seperti yang diperlihatkan oleh garis putus-putus). Hal ini
dikarenakan gaya yang diberikan pada segitiga akan menyebar ke ketiga
sudutnya, sehingga dia dapat berdiri kokoh dibandingkan persegi.
Mudahnya seperti ini, ketika kita memiliki bangun segitiga lalu membongkar
ketiga sisinya dan mencoba menyusunnya kembali menjadi bangun datar
54
lain, maka yang akan didapat adalah bangun datar segitiga lagi, tidak akan
berubah. Sedangkan pada persegi, ketika keempat sisinya dilepas, kita dapat
membuat bangun datar lain dari keempat sisinya tersebut, yaitu jajaran
genjang. Jadi segitiga akan tetap menjadi dirinya sendiri, dia kuat, tidak akan
berubah, berbeda dengan persegi. Namun, kita bisa saja menjadikan persegi
sebagai bangun datar yang kokoh dengan cara memberikan penyangga
seperti ini:
Tapi pada akhirnya yang akan kita lihat adalah segitiga lagi,
ya kan? Lalu pada kasus lingkaran, jika diberikan gaya pada
salah satu sisinya, maka kemungkinan yang terjadi adalah
dia akan penyok atau menggelinding. Ini sangat buruk jika digunakan dalam
konstruksi bangunan. Begitu pun untuk poligon-poligon lainnya. Dalam
dunia arsitektur, segitiga adalah bangun datar paling kuat dan paling mudah
dibangun jika dibandingkan dengan rekan-rekan dua dimensi lainnya.
Jadi, apa yang membuat segitiga menjadi begitu spesial? Karena dia rigid,
stabil dan kuat. So, jadilah seperti segitiga yang tidak akan goyah oleh tekanan
seperti apa pun.
55
Mengapa Ban/Roda Berbentuk Lingkaran?
Ada kok roda yang bentuknya selain lingkaran juga, contohnya saja
berbentuk persegi, tapi sangat jarang digunakan. Lagi pula siapa juga yang
ingin mempersulit dirinya sendiri berkendara dengan bentuk roda seperti ini?
Maka jangan heran bila selain maju ke depan, gerakkan Anda juga akan naik-
turun, dan itu pasti sangat melelahkan. Selain melelahkan, energi akan banyak
terkuras dan perjalanan pun menjadi lebih lambat. Nah, matematikawan
berusaha mencari solusi dari masalah ini, mereka mencari cara supaya
kendaraan beroda persegi dapat berjalan mulus di permukaan jalan tertentu.
Hasilnya, mereka menyimpulkan bahwa mestilah permukaan jalannya dibuat
bergelombang seperti ini:
56
Dengan begitu, Anda akan lebih leluasa mengayuh sepeda dan tidak akan
merasakan naik-turun lagi. Tapi, daripada memodifikasi permukaan jalannya
yang membutuhkan biaya besar, mengapa tidak kita modifikasi saja rodanya
menjadi bentuk lain? Bukankah akan jauh lebih efisien? Yup, ini ide bagus!
Masalahnya adalah, harus berbentuk seperti apa roda tersebut? Segitiga?
Bagaimana kalau trapesium? Atau jajaran genjang? Segi lima? Segi enam? Segi
tujuh? Hmm, baiklah, tidak ada satu pun dari mereka yang layak menjadi
kandidat, karena untuk roda berbentuk poligon apa pun, Anda masih akan
tetap merasakan sensasi naik-turun ketika mengendarainya. Namun,
menggunakan segi lima sebagai roda akan jauh lebih baik daripada persegi,
karena sensasi naik-turunnya tidak akan begitu terasa. Begitu pun
menggunakan segi enam akan lebih baik daripada segi lima, segi tujuh akan
lebih baik daripada segi enam, dan seterusnya. Artinya, semakin banyak titik
sudut pada roda, semakin mulus perjalanan Anda.
57
Lantas bangun datar apa yang titik sudutnya paling banyak?
Ya siapa lagi kalau bukan dia, si lingkaran ini, nih. Enggak tanggung -
tanggung, titik sudutnya ada sebanyak takhingga buah,
lho. Lingkaran menjadi bentuk paling ideal untuk
digunakan sebagai roda, kenapa? Karena jarak dari titik
pusat dengan setiap titik yang termuat di dalam batas
lingkaran akan sama, yakni sebesar jari-jarinya. Jadi ketika dia menggelinding,
maka tidak akan menimbulkan sensasi naik-turun sehingga perjalanan yang
Anda tempuh menjadi lebih nyaman lagi.
Anda mungkin akan bertanya-tanya, apa hanya lingkaran saja yang dapat
berjalan mulus di permukaan jalan rata? Jawabannya adalah tidak! Ada
bentuk lain yang bisa digunakan, namanya segitiga Reuleaux. Segitiga Reuleaux
58
ini bentuknya seperti segitiga sama sisi, namun di setiap sisinya ditambahkan
tembereng lingkaran menjadi seperti ini:
Bila digunakan di jalanan yang rata, maka dia tidak menghasilkan sensasi
naik-turun seperti persegi. Namun, saya masih belum bisa membandingkan
seberapa efisiennya menggunakan roda berbentuk seperti ini dibandingkan
dengan berbentuk lingkaran (baik dari segi keramahan di
dompet, kemulusan, rolling resistance, dsb). Prediksi saat ini
bentuk lingkaran masih jauh lebih baik daripada segitiga
Reauleaux.
59
Apa Itu Masalah Haruhi di dalam Matematika?
Bagi para penggemar anime kelahiran tahun 90an, mari kita bernostalgia sejenak di
sini!
Ada satu Anime Jepang berjudul The Melancholy of Suzumiya Haruhi yang
sangat fenomenal pada masanya (sekitar tahun 2006). Anime ini bertemakan
tentang perjalanan waktu. Saking populernya, bahkan sampai ada yang
mendirikan sekte pemuja dewi Haruhi, sang tokoh utama dalam anime
tersebut.
Ketika anime ini ditayangkan di televisi, susunan episode diputar secara acak
dan tidak berurutan. Jadi, susunan episode yang berbeda akan mengubah
jalan ceritanya juga. Gak kebayang kan betapa kebingungannya orang-orang
yang mengikuti alur cerita anime ini? Akan tetapi semenjak DVD-nya dirilis,
barulah seluruh episodenya (sebanyak 14) ditayangkan dengan susunan yang
baru. Namun, masalah pun muncul. Para penggemarnya memperdebatkan
susunan episode terbaik untuk menonton seluruh episode anime tersebut,
hingga salah seorang penggemar bertanya di forum 4chan terkait bagaimana
urutan terbaik menonton setiap episode anime Suzumiya Haruhi dengan
sesingkat mungkin.
60
Jika ingin menonton 14 episode anime The Melancholy of Suzumiya Haruhi untuk setiap
susunan episode yang mungkin, bagaimana urutan episode terpendek yang harus
ditonton?
61
Jadi jangan coba-coba meremehkan seorang penggemar anime. Untuk
sekadar menonton anime saja mereka memberikan kontribusi nyata bagi
perkembangan ilmu matematika ke depannya, apalagi jika mereka
bersungguh-sungguh menekuni suatu bidang ilmu? Tak terbayang kan
penemuan seperti apa yang akan mereka ciptakan? Ck ck ck.
62
Adakah Matematika di Balik Ukuran Kertas Seri A (Misal
Kertas A1, A2, A3, dan A4)?
Pada kertas A0, panjangnya (dalam inci) adalah 46,81 dan lebarnya sebesar
33,11. Bila kita bandingkan panjang dan lebarnya maka diperoleh
46,81
≈ 1,414
33,11
Pada kertas A1, perbandingan panjang dan lebarnya adalah
63
33,11
≈ 1,414
23,39
Bila perhitungan dilanjut sampai kertas A10, maka diperoleh perbandingan
panjang dan lebarnya sebesar
1,46
≈ 1,414
1,02
Ada yang tahu siapa 1,414 itu? Yup, dia adalah nilai hampiran dari √2! Jadi
ISO menetapkan perbandingan panjang dan lebar dari kertas seri A
sebesar √2. Baik kertas seri A apa pun, rasio panjang dan lebarnya selalu √2.
Ini bukan sebuah kebetulan, tetapi suatu ketetapan yang dibuat oleh ISO.
Pertanyaannya adalah, mengapa rasio panjang dan lebar kertas mesti
Sekarang kertas tersebut kita bagi dua, sehingga panjang kertas yang sudah
𝑥
dipotong menjadi 1 dan lebarnya adalah . Rasio panjang dan lebarnya
2
64
1
menjadi . Karena kita menginginkan rasio kertas di awal dan rasio kertas
𝑥/2
Oleh karena itu rasio panjang dan lebar kertasnya mestilah √2. Inilah standar
ukuran kertas yang digunakan oleh ISO. Jadi mereka tidak serta merta
menginginkan kertas A1 ukurannya segini dan kertas A2 ukurannya segitu,
semuanya punya pola. Mereka dibuat dengan rasio atau perbandingan yang
sama, yakni √2. Tidak hanya kertas seri A, untuk kertas seri B dan C pun
dikalikan √2 (atau 1,414 ) saja. Begitu pun jika ingin memperluas dari
ukuran A9 ke A8, maka tinggal kalikan dengan 1,414.
Manfaat lain dari rasio kertas dibuat konstan adalah agar kita bisa membuat
dua halaman kertas ke dalam satu halaman saja, seperti ini:
65
See? Matematika membuat segalanya lebih mudah. Bahkan untuk masalah
ukuran kertas sekalipun!
66
Kenapa Integral Disimbolkan seperti Huruf S?
lalu perkalian yang dinotasikan dengan ̇, dan notasi operator integral yang
seperti huruf ‘S’ ini. Semuanya adalah hasil karya dia. Yup, Anda memang
tidak salah lihat. Notasi integral memang berasal dari huruf ‘S’ yang bagian
atas dan bawahnya seperti ditarik sehingga memiliki tubuh yang lebih
panjang, dan huruf ini lebih dikenal sebagai long s (dinotasikan ſ). Long
s merupakan huruf kuno dari huruf s kecil, dan Leibniz menggunakan notasi
ſ untuk menyatakan integral. Lalu notasi modern dari integral yang kita kenal
seperti ini ∫ pertama kali digunakan oleh Joseph Fourier, yang masih berasal
dari huruf long s juga, hanya saja bentuknya menjadi lebih kekinian lagi.
Nah, mengapa notasi integral diambil dari huruf long s? Sebab s di sana
merupakan singkatan dari summa yang artinya jumlah atau total, karena Leibniz
sendiri memikirkan integral sebagai limit dari penjumlahan.
67
Sejak dikembangkannya geometri, kita tahu bahwa bangun datar yang paling
mudah dicari luasnya adalah persegi (termasuk persegi panjang). Bila suatu
sisi persegi dapat diketahui panjangnya, maka luas persegi tersebut adalah
kuadrat dari panjang sisinya itu. Ya, menghitungnya pun tentu sangatlah
mudah. Tapi bagaimana dengan bangun datar lain seperti segitiga,
jajarangenjang, atau mereka yang punya bentuk lengkungan seperti
lingkaran?
Inipun ternyata tidak sulit. Idenya, kita hanya perlu membandingkan luas
bangun datar tersebut dengan luas persegi satuan, seperti pada gambar ini:
"O ini mudah!", celotehmu. Pertama, kita dapat menghampiri luasnya dengan
membuat persegi panjang yang lebarnya sebesar 1 satuan, seperti ini:
68
Lalu kita hanya perlu menghitung masing-masing luas persegi panjang
tersebut kemudian menjumlahkannya, dengan begitu luas daerah di bawah
kurva dapat kita taksir nilainya sebagai jumlah dari luas seluruh persegi
panjang tersebut.
Tapi, tunggu dulu, bukankah jumlah luas persegi panjang itu akan melebihi
luas daerah di bawah kurva? Ya, tapi tidak perlu khawatir. Kita dapat
membuat persegi panjang yang lebarnya lebih kecil lagi supaya taksirannya
menjadi lebih akurat. Misalnya kita buat 8 buah persegi panjang seperti ini:
Lebar masing-masing persegi panjang saat ini adalah 1/2 satuan. Bila kita
hitung luas persegi panjang tersebut lalu menjumlahkannya, maka nilai yang
diperoleh akan mendekati luas daerah di bawah kurva itu, dan taksiran ini
jauh lebih baik daripada menghampirinya dengan menggunakan 4 buah
persegi panjang saja.
Jadi jika ingin mendapatkan taksiran luas daerah yang lebih akurat lagi, maka
kita hanya perlu menambahkan persegi panjang yang lebih banyak, hingga
100 buah misalnya, 1000, 1 miliar, atau bahkan untuk banyaknya persegi yang
menuju tak terhingga!
69
Sekarang bayangkan bahwa kita ingin mencari luas daerah yang dibatasi oleh
kurva 𝑦 = 𝑓(𝑥) dan sumbu− 𝑥 ddengan 𝑎 ≤ 𝑥 ≤ 𝑏 . Tinggi dari persegi
panjang ke−𝑖 adalah 𝑓(𝑥 𝑖 ) dan masing-masing lebarnya kita buat menjadi
𝑏−𝑎
sama besar, yakni sebesar 𝛥𝑥 = . Andaikan terdapat 𝑛 buah persegi
𝑛
Jika kita ambil limit untuk 𝑛 → ∞, maka kita mendapatkan luas daerah di
bawah kurva tersebut. Inilah yang kita kenal sebagai integral (tentu).
𝑏 𝑛
Nah, ada teori konspirasi (?) yang menarik di sini. Anda tahu Isaac Newton,
kan? Baik Leibniz atau pun Newton adalah bapak dari kalkulus. Mereka
sejatinya adalah rival satu sama lain seperti halnya Ronaldo dan Messi.
Leibniz terlebih dahulu mempublikasikan kalkulus secara luas, namun
ternyata Newton lah yang lebih dulu mempelajari kalkulus daripada Leibniz,
hanya saja dia tidak mempulikasikannya secara langsung. Para pengikut
Newton menganggap bahwa Leibniz telah mencuri karya Newton tersebut,
dan kebetulan sekali, ternyata notasi integral mirip dengan jendela rumahnya
Newton!
70
"Tuh, bener kan, Leibniz itu mencuri segalanya dari Newton!", gumam para
pengikut Newton.
71
Mengapa Faktorial Dilambangkan dengan Tanda Seru?
72
Lalu dia melanjutkan,
73
Apa Pentingnya Bilangan Prima di dalam Fisika dan Alam?
74
kembali, maka kita akan berpikir bahwa, "wow, ternyata Charles dan kawan-
kawannya pandai dalam bermatematika!".
Kembali ke pertanyaan awal: apa pentingnya bilangan prima di alam ini? Salah
satunya adalah untuk membantu magicicada bertahan hidup dari predator.
Mungkin tidak hanya magicicada saja, tapi ada binatang lain yang siklus
hidupnya menggunakan bilangan prima, hanya saja belum kita temukan
keberadaannya.
75
Mengapa Bilangan Prima Menjadi Sangat Menarik Bagi
Para Matematikawan?
“Bilangan prima amat sangat menarik karena berperan penting di dalam dunia
keamanan komputer” , kata saya yang (belum) menjadi seorang
matematikawan.
dahulu harus kita tentukan KPK dari bilangan 𝑏 dan 𝑑, dan untuk mencari
KPK maka kita membutuhkan faktorisasi prima dari kedua bilangan
tersebut. Bila diibaratkan dalam ilmu kimia, bilangan prima seperti atom yang
menyusun molekul yang dapat mewujudkan benda-benda di sekitar kita.
Oleh karena itu, bilangan prima merupakan aktor utama di dalam aritmatika,
sehingga teorema* di atas disebut juga sebagai Teorema Dasar Aritmatika.
76
Hal paling menarik dari bilangan prima dapat kita temukan di dalam
dunia kriptografi. Kriptografi merupakan teknik untuk menyamarkan suatu
pesan dengan cara mentranformasikan data ke dalam bentuk yang sulit
dibaca oleh orang lain. Fungsi dari kriptografi tentunya untuk mengirimkan
pesan rahasia yang tidak boleh diketahui oleh publik. Pada awalnya, pesan
berupa teks alfabet tersebut ditransformasikan ke dalam angka-angka,
seperti 𝐴 = 0, 𝐵 = 1, 𝐶 = 2, ⋯ , 𝑍 = 2 . Rangkaian angka tersebut
kemudian disandikan menjadi rangkaian angka lain yang dalam prosesnya
menggunakan sifat-sifat dari bilangan prima. Semakin besar bilangan prima
yang digunakan, semakin sulit sandi tersebut dipecahkan. Oleh sebab itu,
para matematikawan berlomba-lomba mencari bilangan prima dengan digit-
digit yang sangat banyak. Selain untuk menjaga keamanan data, menemukan
bilangan prima dengan digit yang sangat banyak pun akan dihadiahi uang
miliaran rupiah, lho! GIMPS akan memberikan hadiah sebesar $150.000
atau setara Rp.22 miliar bagi siapa saja yang menemukan 100 juta digit
bilangan prima pertama. Sangat menarik, bukan?
77
Mengapa 1 Bukan Bilangan Prima?
Bangsa Yunani kuno dulu (sekitar 500 SM) sudah mempelajari gagasan
mengenai bilangan prima, dan salah satu Matematikawan yang
mempelajarinya adalah Euklid. Saat itu dia ingin tahu kapan suatu bilangan
merupakan hasil kali dari bilangan-bilangan lain yang lebih kecil daripada
dirinya sendiri, seperti 10 yang dapat dituliskan sebagai 10 = 2 × 5. Begitu
pun 12, 14, 16, 12, 14, 16, dan bilangan lainnya. Akan tetapi, apakah semua
bilangan memang bisa dituliskan demikian? Ternyata banyak juga yang tidak
memenuhinya, seperti misalnya bilangan 3 tidak bisa diuraikan sebagai hasil
kali dari bilangan-bilangan yang lebih kecil dari dia. Selain 3, contoh lainnya
adalah 5, 7, 11, dan seterusnya, yang kemudian kita kenal sebagai bilangan
prima.
Nah, saat itu Euklid (dalam buku Elements) mendefinisikan bilangan prima
sebagai bilangan yang dapat diukur oleh satu (unit) saja. Dia tidak mengategorikan
1 sebagai bilangan prima, kenapa? Sebab 1 saja bahkan tidak dianggap
sebagai bilangan. Bagi para matematikawan pada masa Yunani kuno, 1 lebih
78
dikenal sebagai unit (satuan), sesuatu yang membangun, bukan bilangan.
Definisi dari bilangan sendiri adalah banyaknya komposisi dari unit tersebut.
Seperti bilangan 5 yang mengartikan bahwa kita sedang
mengomposisikan 1 + 1 + 1 + 1 + 1 . Semua bilangan (bulat positif)
dibangun oleh unit ini. Jadi salah satu alasan kenapa 1 bukanlah bilangan
prima adalah karena pada masanya dulu, 1 sendiri tidak dianggap sebagai
bilangan, melainkan fondasi dasar dari bilangan.
Pada akhirnya nanti, sekitar tahun 1600-an, unit atau 1 juga
dikategorikan sebagai bilangan. O ya, kata "diukur" pada definisi bilangan
prima versi Euklid sebetulnya dapat dimaknai sebagai terbagi atau habis dibagi
(divisible). Jadi definisi bilangan prima yang dimaksudkan oleh Euklid
adalah bilangan (bulat positif) yang dapat dibagi hanya oleh satu saja. Akan tetapi
semua bilangan bulat tentunya dapat habis dibagi oleh dirinya sendiri,
sehingga definisi bilangan prima dapat diperbaharui lagi menjadi bilangan
(bulat positif) yang habis dibagi oleh satu dan dirinya sendiri.
Kalau begitu, 1 juga bilangan prima dong, kan dia habis dibagi oleh
satu dan dirinya sendiri?
Yup, Anda benar. Tidak masalah jika 1 dikategorikan sebagai bilangan prima,
seperti yang dilakukan oleh Goldbach, Hardy dan matematikawan
lainnya. Toh, tidak menyalahi definisi awalnya juga, ya kan? Akan tetapi
tragedi tak mengenakkan pun terjadi ketika berhadapan dengan Teorema
Dasar Aritmatika, yang dipelajari oleh Euklid. Menurut Teorema Dasar
Aritmatika (selanjutnya akan saya singkat menjadi TDA), setiap bilangan bulat
lebih besar dari 1 dapat dituliskan sebagai hasil kali dari bilangan-bilangan prima,
dan faktorisasi ini bersifat unik atau tunggal. Apa artinya? Misalnya kita
punya bilangan 34866, maka dia dapat dituliskan ke dalam bentuk perkalian
dari bilangan-bilangan prima (atau faktorisasi prima) sebagai
79
34866 = 2 × 3 × 3 × 13 × 149
Bentuk perkalian tersebut mestilah bersifat tunggal, artinya hanya faktorisasi
prima itu saja yang menghasilkan 34866, tidak ada bentuk perkalian yang lain.
Sekarang andaikan 1 merupakan bilangan prima, maka kita bisa tuliskan
faktorisasi dari 34866 sebagai
34866 = 2 × 32 × 13 × 149 × 1.
Atau bisa juga dituliskan sebagai
34866 = 2 × 32 × 13 × 149 × 1 × 1
34866 = 2 × 32 × 13 × 149 × 1 × 1 × 1
dan lainnya. Akibatnya akan ada banyak bentuk faktorisasi prima dari suatu
bilangan, sehingga tidak lagi menjadi unik. Tentu ini akan menyalahi TDA.
Dengan alasan tersebut, 1 lebih baik tidak dimasukkan ke dalam kategori
bilangan prima.
Namun sebetulnya tanpa mengeluarkan 1 dari bilangan prima, kita bisa saja
mengubah bunyi dari TDA menjadi seperti ini: Setiap bilangan bulat lebih besar
dari 1 dapat dituliskan sebagai hasil kali dari bilangan-bilangan prima (selain 1) , dan
representasi ini bersifat unik atau tunggal.
80
Alih-alih mengubah bunyi semua teorema yang berkaitan dengan bilangan
prima, alangkah lebih baik kita tidak memasukkan 1 ke dalam himpunan
bilangan prima saja, tentunya ini akan jauh lebih efektif. Matematikawan
selalu berusaha menciptakan keanggunan dan kesederhanaan di dalam
matematika, hal inilah yang memotivasi mereka untuk tidak memasukkan 1
sebagai bilangan prima. Oleh karena itu, definisi dari bilangan prima yang
tertera di dalam buku-buku sekolah kini menjadi:
Suatu bilangan bulat lebih besar dari satu yang habis dibagi oleh satu dan dirinya sendiri.
81
Mengapa (3 + 4)3 = 343, sedangkan untuk Bilangan
Ratusan Lainnya Tidak Bisa Seperti Itu?
82
Salah satu strategi untuk menemukan ekspresi bilangan Friedman adalah
dengan terlebih dahulu menentukan faktor-faktor dari bilangan tersebut,
kemudian mempertimbangkan bagaimana faktor-faktor itu dapat dibuat dari
bilangan yang diberikan. Misalnya diketahui bahwa faktor dari
bilangan 2187 adalah 2187 = 37 . Karena digit terakhir dari 2187 adalah 7,
maka pertanyaannya sekarang berkurang menjadi: apakah ada cara untuk
menggunakan 2, 1, dan 8 untuk menghasilkan bilangan 3? Ah, ini hal mudah.
Tinggal tulis saja 2 + 18 = 3. Jadi dapat dituliskan 2187 = (2 + 18) 7 .
Sayangnya tidak setiap bilangan (khususnya bilangan asli) merupakan
bilangan Friedman. Contohnya saja setiap bilangan satuan atau bilangan hasil
pangkat dari 10 seperti 1, 10, 100, 1000, dst, bukan merupakan bilangan
Friedman. Pada kasus bilangan 1, seberapa keras pun kita berusaha
menuliskannya ke dalam ekspresi aritmatika, seperti 1 = 1 × 1 atau 1 =
(1 + 0) 0 , maka diperoleh secara berturut-turut adalah ekspresi untuk
bilangan 11 dan 100 yang nilainya lebih besar dari 1. Jadi bilangan Friedman
hanya kasus khusus dari bilangan (asli) yang memiliki sifat tertentu, dan tidak
setiap bilangan merupakan bilangan Friedman. Karena seberapa keras pun
kita mencoba, bilangan tersebut tidak dapat dibentuk dari digit-digitnya
sendiri dengan menggunakan ekspresi aritmatika dan eksponen.
83
Jika Anda Bisa Meluruskan Hoaks atau Mitos Seputar
Bidang yang Anda Kuasai, Maukah Anda Membagikannya di
Sini?
84
sisi pada segitiga siku-siku, bagaimana mungkin orang-orang Mesir kuno
mampu membangun piramida yang sangat kokoh? Bagaimana mungkin
peradaban kuno mampu mengonstruksi bangunan - bangunan yang sangat
megah dan masih bertahan hingga saat ini? Tentu saja karena mereka telah
mempelajari dengan baik dalil Pythagoras yang saat itu mungkin belum
memiliki nama.
Lalu mengapa dalil tersebut disandarkan pada Pythagoras, jika bukan dia
yang pertama kali mempelajarinya? Jawabannya karena Pythagoras diyakini
sebagai orang pertama yang dapat membuktikan dalil tersebut secara
sistematis, sebab bangsa Babilonia atau Mesir kuno belum mempelajari
prosedur untuk membuktikan pernyataan matematika. Kemudian perlu
diluruskan juga bahwa dalil Pythagoras versi Pytahgoras sendiri tidak
menyebutkan relasi dari sisi-sisi pada segitiga siku-siku, atau dituliskan 𝑎2 +
𝑏2 = 𝑐 2 . Dalil Pythagoras versi awal berbunyi,
Pada suatu segitiga siku-siku, jumlah luas dari setiap persegi yang terbentuk dari sisi-
sisi yang saling tegak lurus akan sama dengan luas dari persegi yang terbentuk dari sisi
miringnya.
Sangat berbeda dengan dalil Pythagoras yang kita pelajari sekarang, kan? Ya,
karena interpretasi awal dari dalil Pythagoras bukanlah relasi antara sisi-sisi
pada segitiga siku-siku, melainkan relasi antara luas persegi yang terbentuk
dari sisi-sisi pada segitiga siku-siku. Namun di masa modern ini, interpretasi
tersebut mulai berubah dan dituliskan secara aljabar menjadi 𝑎2 + 𝑏2 = 𝑐 2,
seperti yang kita kenal di bangku SD.
85
2. Matematikawan pasti jago berhitung
Mitos (atau lebih tepatnya kesalahpahaman) ini yang paling sering terdengar.
Apa yang orang-orang pikirkan tentang anak matematika adalah ini: Anak
matematika = kalkulator berjalan. "Eh, kamu kan anak matematika, pasti bisa
cepet ngitung ini deh", sembari menyodorkan selembar kertas bertuliskan 12 ×
5– 1075 + 102 =. Padahal, bisa dibilang kalau mahasiswa matematika
bersentuhan dengan hitung-hitungan hanya pada saat matakuliah dasar saja,
seperti kalkulus, aljabar linier dan statistika dasar, selebihnya, kami lebih
banyak melakukan abstraksi dan mempelajari tentang struktur, ruang,
perubahan, dll. Bahkan beberapa dosen saya selalu menggerutu jika
dihadapkan pada masalah penghitungan, "haduh, saya tuh paling gak suka
ngitung-ngitung kaya gini". Terdengar aneh kan, jika matematikawan (meski
tidak semuanya) kurang pandai dalam berhitung? Yah, selama masih ada
kalkulator saintifik atau komputer canggih yang bisa mempermudah
penghitungan, maka kemampuan berhitung bukanlah suatu masalah besar
bagi seorang matematikawan.
86
Eits, belum tentu. Sama seperti halnya orang yang pintar matematika namun
belum tentu pintar berhitung, orang yang pintar berhitung pun belum tentu
pandai bermatematika. Tapi, mengapa bisa?
Jadi, meskipun Scott Flansburg sangat lihai dalam berhitung, tapi belum
tentu dia mampu menyelesaikan permasalahan matematika yang tidak
melibatkan angka seperti ini:
87
Apa Saja Persoalan Matematika yang Terlihat Mudah, Tapi
Ternyata Sulit Sekali?
Persoalan matematika yang terlihat mudah tapi ternyata sulit ya? Hmm, Anda
bisa coba masalah yang satu ini:
88
pernyataan matematika yang diyakini kebenarannya,
namun belum ada bukti kebenaran atau penyangkal dari
pernyataan tersebut. Konjektur Collatz sangat sulit
untuk dibuktikan kebenaran atau pun dicari
penyangkalnya. Bahkan komputer pun baru bisa
memeriksa kebenaran konjektur ini untuk bilangan asli
hingga 260 . Terlihat mudah tapi ternyata sulit, kan?
89
Apa Saja Gambar yang Hanya Dipahami oleh
Matematikawan?
Percaya gak kalau foto ini akan terasa begitu spesial di mata seorang
matematikawan? Menurutmu, objek apa yang paling berbeda di dalam foto
ini?
Bagi kebanyakan orang, apa yang mereka lihat di dalam foto tersebut adalah:
Donat, gelas, donat, dan roti hamburger. Jelas sekali bahwa benda yang
paling berbeda di dalam foto itu adalah gelas, karena hanya dia satu-satunya
yang tidak termasuk ke dalam kategori makanan. Akan tetapi hal ini tidak
berlaku bagi para matematikawan (khususnya ahli topologi). Bagi mereka,
apa yang terlihat di dalam foto tersebut adalah: Donat, donat, donat, dan roti
hamburger.
Benda paling berbeda di antara yang lainnya adalah roti hamburger. Bahkan
gelas pun akan mereka anggap sama sebagai donat! Nah, lho, kok bisa?
Untuk mengetahui jawabannya, kita sedikit berkenalan dahulu dengan
topologi, yuk.
90
direntangkan, tetapi tidak diperkenankan untuk dipotong, digunting, atau
dirobek. Di dalam topologi, dua objek memiliki bentuk yang sama jika salah
satu objek dapat berubah bentuk menjadi objek lainnya tanpa dipotong-potong
atau ditempelkan. Contohnya, menurut topologi, cangkir dan donat memiliki
bentuk yang ‘sama’. Mengapa demikian?
Sebuah donat (anggap saja masih berbentuk adonan) dapat kita ubah
bentuknya menjadi cangkir tanpa melakukan pemotongan atau pun
penambahan adonan.
Oleh karena itu donat dan cangkir memiliki bentuk yang sama, atau istilah
lainnya adalah homeomorfik. Contoh dua objek yang tidak homeomorfik
adalah donat dan bola.
Mengapa demikian? Sebab kita tidak dapat mengubah bentuk donat menjadi
bola, begitu pun mengubah bola menjadi donat kecuali dengan melubangi
bagian tengahnya, tetapi hal ini tentu tidak diperbolehkan.
Ketika melihat objek yang berbeda, seorang ahli topologi akan selalu dapat
melihat kesamaan di antara mereka. Pada foto di awal, kita mungkin terlalu
sibuk melihat betapa berbedanya gelas dibandingkan objek lainnya, padahal,
gelas pun memiliki kesamaan yang tidak dapat dilihat oleh kebanyakan orang.
Makna filosofis yang dapat diambil adalah, bila kita ingin melihat sesuatu
91
secara utuh, maka lihatlah sesuatu itu dari berbagai sisi dan sudut pandang
yang berbeda.
92
Bagaimana Caranya Membagi Tujuh Cokelat untuk
Delapan Murid?
Nah, kita akan coba membagikan tujuh coklat untuk delapan murid dengan
menggunakan trik yang sama seperti orang Mesir Kuno, dengan asumsi
bahwa setiap coklat memiliki ukuran yang sama.
tama kita bagikan 4 batang cokelat untuk 8 murid, sehingga setiap orang
4 1
akan mendapatkan = batang. Setelah itu kita bagikan 2 batang coklat
8 2
2 1
untuk 8 murid, sehingga masing-masing mendapatkan = batang, dan
8 4
93
Apa Jadinya Bila Nilai Konstanta Pi Berubah Menjadi 3,2?
94
sampai menjadi undang-undang, karena digagalkan oleh seorang
matematikawan bernama Profesor C. A. Waldo.
Jadi Anda bisa saja mengubah nilai 𝜋 menjadi 3,2, tapi saya sarankan untuk
tidak melakukannya bila tidak ingin dilabeli sebagai orang halu (atau malah
gila?) seperti Goodwin ini. Dan bila seandainya nilai 𝜋 berubah menjadi 3,2,
maka seperti apa yang dikatakan oleh Goodwin, kita dapat memecahkan
masalah menguadratkan lingkaran (yang faktanya mustahil untuk
diselesaikan). Terlebih, beberapa identitas matematika yang memuat 𝜋 tidak
akan berlaku lagi, seperti identitas Euler 𝑒 𝑖𝜋 + 1 = 0, atau jumlah deret
4 4 4 4
4− + − + + ⋯,
3 5 7 9
tidak akan lagi konvergen ke 𝜋 yang nilainya telah berubah menjadi 3,2.
Tapi tentu saja konstanta 𝜋 yang merupakan perbandingan dari panjang
keliling lingkaran dengan diameternya tidak akan pernah mungkin berubah.
Pertanyaan "apa yang akan terjadi jika 𝜋 berubah menjadi 3 3,2 ?" sebetulnya
sangat tidak masuk akal, ini sama saja seperti Anda mempertanyakan "apa
yang akan terjadi jika 3,1415 ⋯ berubah menjadi 3,2?" atau "apa yang akan terjadi
bila 1 berubah menjadi 2?" atau "apa yang akan terjadi bila warna putih berubah
menjadi warna hitam?". It doesn't make sense! Sebab konstanta di dalam
matematika bersifat aktual dan tidak arbitrer.
Namun, jika Anda ingin membulatkan nilai 𝜋 menjadi 3,2 untuk
mempermudah penghitungan, maka hal ini tidak menjadi masalah, yang
terjadi adalah perhitungan yang Anda lakukan menjadi kurang akurat karena
selisih dengan nilai sesungguhnya menjadi lebih besar lagi. Itu saja.
95
Benarkah Statistika Kerap Digunakan untuk Berbohong?
Bila mata dan telinga sudah tak bisa lagi dibohongi oleh kata-kata, maka dia
masih bisa dikelabui oleh data. Enggak percaya?
Anda mungkin sering mendengar iklan yang berbunyi seperti ini: "9 dari 10
wanita di Indonesia menggunakan kosmetik lalala". Tujuan dari iklan tersebut
tidak lain dan tidak bukan adalah untuk meyakinkan masyarakat agar
membeli produk mereka. Namun, kadangkala mereka hanya melakukan
manipulasi statistik sehingga mendapatkan kesimpulan yang memberikan
kesan positif untuk produk mereka tersebut. Cara memanipulasinya sangat
mudah, kok. Cukup dengan mengambil sampel yang bias atau berbohong
dengan nilai rata-rata.
Bagaimana caranya?
Misalnya begini: mereka melakukan riset kepada 100 orang wanita dengan
menanyakan produk kosmetik apa yang sedang mereka gunakan. Namun,
100 orang wanita yang dijadikan sampel ini adalah pelanggan dari toko
kosmetik lalala tersebut. Alhasil, 90 dari 100 wanita yang mereka tanyakan
akan menjawab, "kami menggunakan kosmetik lalala". Dengan begitu, mereka
menyimpulkan bahwa 9 dari 10 wanita di Indonesia menggunakan kosmetik
lalala. Huh, kesimpulan yang sangat menyesatkan sekali, bukan? Inilah yang
disebut dengan menggeneralisir sesuatu yang bahkan tidak mewakili populasi
secara keseluruhan. Di sini, sampel yang mereka ambil sangatlah bias.
96
Ada juga kasus ketika sampel yang diambil sudah memenuhi kaidah di dalam
statistik, namun tetap dimanipulasi. Mudah saja, contohnya begini: bagian
pemasaran dari kosmetik lalala memberikan produk mereka selama 3 bulan
secara gratis kepada seluruh anggota Perhimpunan Dokter Anti Penuaan,
Wellness, Estetik & Regeneratif Indonesia (Perdaweri). Setelah itu,
mereka memberikan kuisioner kepada seluruh anggota dari Perdaweri
tersebut, dan menyelipkan pertanyaan, "apa kosmetik yang Anda gunakan dalam
3 bulan terakhir?". Coba tebak, apa kesimpulan dari riset yang mereka
lakukan? Yup! Mereka mendapatkan hasil bahwa hampir 100% anggota
Perdaweri menggunakan kosmetik lalala dalam waktu tiga bulan terakhir.
Selanjutnya mereka hanya perlu menyusun iklan untuk menggiring opini
seperti ini:
Kosmetik lalala sudah terbukti secara klinis dan digunakan oleh hampir seluruh anggota
himpunan dokter kecantikan di Indonesia. Jadilah seperti mereka yang memiliki kulit
putih, cerah, merona dan berseri secara alami~
See? Datanya sudah valid dan bahkan mereka tidak mengambil sampel,
melainkan seluruh populasi di Perdaweri. Tapi tetap saja riset yang mereka
lakukan hanyalah suatu rekayasa untuk membohongi publik.
Berbohong dengan menggunakan statistik bukanlah hal yang baru, siapa pun
bisa melakukannya dengan tujuan untuk penggiringan opini, pemasaran, atau
apa pun yang menguntungkan mereka. Tidak hanya di dunia bisnis, di dunia
politik pun, membohongi publik dengan menggunakan statistik termasuk ke
dalam strategi memenangkan pasangan calon yang diusung. Jadi jangan
heran bila pada pemilihan kepala daerah, atau yang lebih tinggi dari itu,
banyak yang saling mengklaim kemenangan dari masing-masing pihak,
sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa salah satu dari mereka (atau
97
mereka semua) melakukan kebohongan. Alasannya? Karena kebohongan
adalah instrumen dari propaganda. Kebohongan dapat digunakan untuk
menguatkan keabsahan informasi yang dibagikan sehingga menggiring opini
publik bahwa paslon merekalah yang seharusnya menang, dan jika ternyata
paslon lain yang menang, maka mereka mestilah berbuat curang. Seperti apa
yang Joshep Geobbels katakan, kebohongan yang disampaikan berulang-ulang
akan diterima sebagai kebenaran — dan sungguh, statistika memainkan peranan
penting dalam propaganda tersebut!
Jangan selalu percaya pada apa yang dilihat oleh mata dan pada apa yang didengar oleh
telinga. Yang palsu terlihat nyata, dan yang nampak nyata penuh dengan kepalsuan.
(Disclaimer: Tulisan saya di atas tidak ada maksud untuk meyudutkan pihak
mana pun).
98
Apa Hewan yang Paling Pintar Menurutmu?
Bila kita diberikan seutas tali dengan panjang tertentu lalu membentuk suatu
bangun datar dari tali tersebut, maka bangun datar apa yang memiliki luas
terbesar? Atau dengan kata lain, di antara bangun datar dengan keliling yang
sama panjangnya, maka bangun datar manakah yang memiliki luas paling
besar? Persegi kah? Lingkaran kah? Segitiga kah? Atau lainnya? Di dalam
matematika, masalah ini dikenal sebagai masalah isoperimetrik.
99
Solusi dari masalah isoperimetrik ini adalah 'cakram lingkaran', iya, lingkaran
(asumsikan lingkaran di sini mengacu pada cakram). Artinya, untuk membuat
bangun datar dengan bahan paling sedikit namun menghasilkan luas
terbesar, maka lingkaran adalah solusinya. Bukti matematisnya dikonstruksi
pada abad ke-19, dan cukup rumit karena bekerja di bidang analisis
kompleks.
100
Menggunakan lingkaran sebagai bentuk sarang
lebah madu ternyata cukup boros. Ki=ita
dapat melihat celah kosong di antara ketiga
lingkaran tersebut. Sedangkan pada kompartemen heksagon, kita tidak
menemukan rongga yang akan membuat boros bahan baku. Jika dilakukan
penghitungan pun, semisal, jari jari lingkaran dan heksagon adalah sebesar 1
satuan, maka total keliling dari tiga kompartemen heksagon adalah
bahwa 10√3 < 6𝜋 ). Sarang lebah madu terdiri dari ratusan kompartemen,
jadi bila menggunakan lingkaran, akan ada banyak celah kosong yang tidak
dapat digunakan. Oleh karena itu, bentuk heksagon menjadi lebih baik
dibandingkan lingkaran.
Lalu mengapa bukan bangun segitiga atau persegi yang digunakan? Sebab di
antara heksagon, segitiga dan persegi, jika diberikan keliling yang sama
panjangnya, maka bangun heksagon memiliki luas paling besar — Dan fakta
ini belum pernah diketahui oleh manusia ribuan tahun yang lalu. Sepertinya,
sejak dikembangkannya kalkulus, matematikawan baru bisa mengapresiasi
karya lebah madu ini.
Lebah madu memang cukup pintar dalam mengingat titik dan mengenali
pola. Bila Anda pernah membaca penelitian tentang lebah madu seperti
dalam artikel berjudul Honeybees smart enough to do basic math, study finds, maka
akan disimpulkan bahwa lebah madu dapat membedakan pola titik sebagai
tanda dari angka-angka yang tidak sama. Dengan kata lain, lebah madu dapat
mengenali dan membedakan angka. Sepertinya hewan mungil satu ini
memang diberikan kemampuan bermatematika yang cukup baik, dan akan
sangat menarik jika mempelajari bagaimana bisa evolusi menyebabkan lebah
madu memiliki kemampuan tersebut. Keren sekali kan mereka?
101
Adakah Konstitusi atau Undang-Undang Dasar di Suatu
Negara yang Berlandaskan Matematika?
Ada!
Ini adalah John Locke, seorang filsuf di bidang filsafat politik yang tumbuh
dalam masa pergolakan perang saudara di Inggris.
102
membuat mereka berdua tertarik untuk mempelajarinya. Bahkan cara
bernalar Euklid inilah yang mengilhami lahirnya Deklarasi Kemerdekaan
Amerika Serikat tahun 1776.
Jadi cara matematikawan bekerja itu seperti ini: Mendefinisikan suatu istilah,
membangun aksioma, dan membuat konsekuensi logis dari aksioma
tersebut. Semua ini, cara bernalar seperti ini, tertulis di dalam buku Elements.
John Locke boleh jadi seorang pionir pertama yang berpikir seperti
matematikawan (Euklid) di dalam ilmu politik. Ketika membangun
ideologinya, dia pertama-tama mendefinisikan istilah hak milik
(property) sebagai hak atas segala sesuatu. Dari definisi ini lalu dibangunlah
aksioma, bahwa tanpa adanya aturan atau hukum, keadaan alami manusia adalah
bebas, setara, dan independen. Apa konsekuensi logis dari sifat alami manusia
yang bebas, setara, dan independen?
103
"Bahwa pemerintah harus menjaga hak-hak alami kehidupan, kebebasan, dan hak
milik manusia."
"We hold these truths to be self-evident, that all men are created equal, that
they are endowed by their creator with certain unalienable rights, that among these are life,
liberty and the pursuit of happiness … ."
"Negara bertanggung jawab menjamin warga negaranya untuk dapat hidup, bebas, dan
mengejar kebahagiaan." Pernyataan inilah yang disebut sebagai teorema.
104
Negara yang saaangaat kita cintai ini,
"Maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan." Inilah suatu teorema, yang
kini menjadi isi dari Pembukaan UUD 1945.
Kita hidup dari pemikiran matematikawan yang tersirat di dalam UUD 1945
saat ini. Dan di sepanjang hidup kita pun, kita tidak akan pernah terlepas dari
yang namanya matematika.
105
Apa yang Dimaksud dengan Syarat Perlu dan Syarat Cukup
di dalam Matematika?
"Cincin yang kuberi ini sudah cukup untuk menunjukkan betapa besarnya rasa cintaku
padamu, Rebecca", gombal Udin.
"Tidak, sayangku. Jangan pernah sembarangan berkata cukup kalau hal itu belum bisa
menjamin sesuatu akan terjadi".
Ekhem, jadi begini ya Udin, kita sering mendengar bentuk kalimat berbunyi
jika A maka B. Misalnya, jika lapar maka makan, atau jika tersayat
pisau maka tubuh akan terluka. Di dalam dua kalimat tersebut, lapar dan
tersayat pisau adalah syarat cukup. Kenapa dikatakan cukup? Karena kondisi
lapar sudah cukup untuk membuat kita makan, atau dengan kata lain, kondisi
lapar sudah pasti 100% membuat kita makan. Begitu juga dengan kondisi
tersayat pisau sudah cukup untuk membuat tubuh kita terluka, dan tubuh
terluka itu pasti akan terjadi.
Nah, dari kata-kata Udin di awal, apakah cincin yang diberi oleh Udin
sudah cukup untuk menunjukkan rasa cinta kepada Rebecca? Ya belum tentu.
Kondisi memberikan cincin belum menjamin betapa besarnya perasaan cinta
seseorang. Ada kondisi lain yang harus dipenuhi. Misalnya, selain memberikan
106
cincin, Udin juga harus peduli pada dia dan keluarganya, lalu harus
melindungi dan rela menjual pankreas untuk membelikan dia mobil (oke, ini
terlalu bucin). Jadi memberikan cincin (saja) bukanlah syarat cukup untuk
menjamin rasa cintanya kepada dia, banyak syarat lain yang harus
terpenuhi. So, untuk Rebecca, jangan pernah mudah percaya dengan kata-
kata bernada "ini sudah cukup untuk bla bla bla". Kita harus lihat dulu apakah
hal yang dikatakan sudah menjadi syarat cukup atau belum. Kalau belum?
Anggaplah kata-katanya itu hanya asap knalpot bus Kopaja. Jadi Udin, kata-
katamu itu mirip asap knalpot!
"Tuh dengerin, itulah kenapa aku gak percaya sama kamu, Din", bentak Rebecca.
—Lalu udin pun mengakhiri kisah cintanya dengan Rebecca, dan Arini hidup
bahagia selamanya. Tamat—
E … Eh, tunggu dulu, tulisan ini belum tamat, kok. Kita masih belum
membahas tentang syarat perlu! Oke, mari kita lanjutkan tanpa
sepengetahuan Udin dan Rebecca. Berdasarkan dua contoh kalimat
sebelumnya, yakni:
Maka kondisi makan dan tubuh akan terluka di sana adalah syarat perlu dari
kalimat tersebut. Kenapa dikatakan perlu? Sebab makan adalah hal yang perlu
dilakukan sebagai akibat dari lapar, dan tubuh terluka adalah kondisi perlu
sebagai akibat dari tersayat pisau.
107
Jadi kalau disimpulkan, pada kalimat proposisi berbunyi Jika A maka B,
maka A di sana adalah syarat cukup, dan B di sana adalah syarat perlu. Nah,
perlu diingat bahwa syarat perlu belum tentu syarat cukup. Kenapa? Ambil
contoh kalimat Jika hewan itu sapi , maka mereka adalah mamalia.
Kondisi sapi sudah cukup untuk menunjukkan bahwa mereka adalah
mamalia, ya kan? Tapi informasi tentang hewan mamalia saja belum cukup
untuk menunjukkan bahwa mereka itu sapi. Mamalia kan ada banyak, bisa
jadi mereka adalah ikan paus, kera atau lainnya. Itulah kenapa kondisi
mamalia (yang jadi syarat perlu) belum cukup untuk menunjukkan bahwa
mereka adalah sapi. Istilah syarat perlu dan syarat cukup memang jarang
sekali didengar, karena istilah tersebut hanya ada di dalam logika matematika.
Tapi perlu ditekankan bahwa ketika sedang berbahasa, maka jangan lupa
nalarnya pun harus digunakan. Logika matematika seperti ini akan
membantu kita untuk bernalar ketika sedang berbahasa dan menjauhkan kita
dari sesat berpikir.
Saya sering banget melihat orang yang gagal paham untuk memahami sesuatu
karena gak bisa membedakan mana syarat cukup dan syarat perlu. Sebagai
contoh, saya menemukan postingan ini di grup Komunitas Flat Earth:
Lihat di mana letak kesalahannya? Kondisi bola yang dilempar masih jatuh di
tempat yang sama bukan syarat cukup untuk menunjukkan bahwa Bumi itu
tidak berotasi. Kalau ingin menunjukkan Bumi gak berotasi, banyak kondisi
lain yang harus dibuktikan, dan itu, huft, sudah jelas sekali disangkal oleh para
ilmuwan dengan berbagai bukti ilmiah yang dilakukan.
108
Maka dari itu, yuk pelajari logika matematika supaya tidak tersesat ketika
sedang bernalar!
109
Apa Itu Aksioma di dalam Matematika?
Jika kebenaran dalam sains dibangun atas dasar realita dan eksperimentasi, lalu apa
yang menjadi dasar kebenaran dari matematika? - Begitulah kiranya kegalauan
matematikawan pada abad ke-19 silam.
110
Keseluruhan (semesta) selalu lebih besar
daripada bagiannya.
Pernyataan di atas sudah terbukti
dengan sendirinya. Bayangkan bila
Anda memiliki donat yang utuh lalu
dipotong menjadi beberapa bagian, maka donat utuh tersebut tentu akan
lebih besar daripada potongannya sendiri, ya kan? Ini sudah jelas, tidak perlu
dibuktikan. Inilah aksioma.
Akan tetapi aksioma tersebut bisa jadi tidak benar bila kita berbicara di semesta
lain. Misalnya semesta pembicaraan kita sekarang adalah himpunan
takhingga, atau himpunan yang memiliki jumlah anggota sebanyak takhingga
buah. Himpunan bilangan bulat, dinotasikan dengan ℤ, memiliki anggota
sebanyak takhingga. Dituliskan
ℤ= {⋯ , −3, −2, −1,0,1,2,3, ⋯ }
Nah, bila kita mengambil sebagian anggota dari ℤ yang positifnya saja lalu
kita himpun dan menotasikannya dengan 𝑁, maka diperoleh himpunan baru
ℕ = {1,2,3,4,5, ⋯ }
Pertanyaan untuk Anda adalah: himpunan mana yang anggotanya lebih
banyak: ℤ ataukah ℕ ? Bila merujuk pada aksioma Euklid, maka mestilah
kardinalitas (banyaknya anggota) ℤ lebih besar daripada ℕ, ya kan? — tapi
ternyata tidak demikian. Itu keliru!
Baik ℤ atau pun ℕ ternyata memiliki banyak anggota yang sama,
meskipun N adalah bagian dari ℤ. Bagaimana cara melihatnya? Kita bisa
mendaftarkan anggota dari himpunan bilangan bulat ℤ menjadi seperti ini:
111
Lalu kita pasangkan masing-masing anggota di ℤ dengan tepat satu anggota
di ℕ seperti ini
Yup, tepat sekali! Itulah mengapa aksioma disebut sebagai fondasi. Fondasi
yang digunakan akan memengaruhi seperti apa bangunan matematika yang
112
akan berdiri, apakah berbentuk seperti rumah, mall, atau yang lebih tinggi
daripada itu? Bangunan matematika seperti kalkulus, aljabar dan matematika
diskrit yang ada saat ini memiliki fondasi yang bernama Zermelo-Fraenkel
Set Theory with Axiom of Choice (ZFC), terdiri dari 9 aksioma dasar yang
diformulasikan oleh Ernest Zermelo dan Abraham Fraenkel pada abad
ke-20. Fondasi matematika lainnya adalah Principia Mathematica yang
diformulasikan oleh Alfred North Whitehead dan Bertrand Russell.
Fondasi ini haruslah kuat agar bangunannya tidak runtuh, itulah sebabnya
matematikawan mensyaratkan bahwa aksioma mestilah konsisten, yang artinya
tidak boleh ada pernyataan yang saling bertentangan satu sama lain.
Juga aksioma mestilah lengkap, yang artinya dia harus cukup untuk membangun
seluruh kebenaran matematika. Akan tetapi pada kenyataannya dua syarat itu
mustahil terpenuhi secara bersamaan. Itulah yang dibuktikan
oleh Kurt Gödel dalam Teorema Ketidaklengkapan Gödel.
Tidak mungkin suatu sistem dapat lengkap dan konsisten sekaligus. Jika sistem tersebut
lengkap, maka dia tidak akan konsisten. Jika sistem tersebut konsisten, maka ada
kebenaran yang tidak mungkin dapat dibuktikan.
113
sendiri itu rapuh, padahal matematika adalah fondasi terkuat dalam sains?
Lalu apa sebenarnya arti dari kebenaran di dalam matematika, bila ternyata
kebenaran itu bergantung pada sistem yang dibangun oleh manusia itu
sendiri? Well, ini sudah melenceng terlalu jauh. Tapi Anda dapat menikmati
pertanyaan ini sambil menikmati secangkir kopi hangat di pagi hari.
114
Apakah Matematika dapat Menjelaskan Keberadaan
Tuhan?
Apa definisi dari Tuhan? Tuhan siapa yang dimaksud? Sebab jika ingin
menunjukkan atau menjelaskan eksistensi suatu objek di dalam matematika,
maka objek itu harus terdefinisikan dengan jelas. Kalau definisi Tuhan di
dalam setiap agama (pun menurut seorang ateis) itu berbeda-beda,
bagaimana mungkin bukti atau penjelasan dari eksistensi Tuhan itu bisa
diterima?
Begini, begini ….
115
Toh memenuhi semua atribut Tuhan yang dimaksud,
kan? Saya sudah membuktikan kalau Tuhan itu ada,
bukan? Jadi, apa definisi Tuhan yang dimaksudkan di
sini?
"Tuhan itu entitas yang lebih besar daripada segala sesuatu yang ada di alam semesta
ini. Dia yang menciptakan alam semesta dan berada di luar hukum sebab-akibat!",
katamu, membalas.
Oke-oke, mari kita sepakati definisi Tuhan seperti itu. Pertanyaan sekarang,
apakah entitas yang memenuhi atribut ‘paling besar’, ‘pencipta alam semesta’,
dan ‘berada di luar hukum sebab-akibat’ itu bisa dibuktikan atau dijelaskan
keberadaannya oleh matematika? Sayangnya itu sulit. Ya, jika pun ada bukti
lengkapnya, kemungkinan bukti tersebut diragukan.
Kenapa?
Bukti matematika itu selalu berawal dari asumsi atau aksioma. Jadi kalau kita
ingin membuktikan secara matematis bahwa ada entitas X di luar hukum
sebab-akibat (artinya dia awal dari segalanya, dan keberadaan dia bukan
akibat dari sesuatu), maka harus ada asumsi awal yang terpenuhi. Asumsi ini
tentu saja dibangun oleh kita, manusia.
Saya bisa saja membuktikan kalau entitas di luar hukum sebab-akibat itu
memang ada dengan menggunakan Lema Kuratowski-Zorn, yang
berbunyi begini: Misalkan (𝐴, ≤) suatu himpunan terurut parsial yang setiap
rantainya memiliki batas atas, maka (𝐴, ≤) memiliki elemen maksimal.
Jadi kita misalkan alam semesta ini adalah suatu himpunan, namanya
himpunan A. Isi dari himpunan ini tentu saja segala hal dan peristiwa yang
116
ada di semesta ini, seperti saya, Anda, galaksi, gaya gravitasi, dan lainnya. Lalu
definisikan suatu relasi ≤ sebagai relasi sebab-akibat. Jadi kalau 𝑎 dan 𝑏
anggota dari himpunan A, maka 𝑎 ≤ 𝑏 ini mengartikan a adalah akibat dari b.
Misalnya, Arini ≤ 'perbuatan' ibu dan bapaknya. Artinya, (keberadaan) Arini
adalah sebagai akibat dari 'perbuatan' ibu dan bapaknya, ehehe (plis jangan
berpikir yang aneh-aneh). Nah, kalau kita mengasumsikan bahwa setiap
kejadian di alam semesta ini memiliki penyebab, maka menurut Lema
Kuratowski-Zorn, akan ada elemen maksimal X, sehingga X ini bukan
merupakan akibat dari semua yang ada di alam semesta ini. Dengan begitu
keberadaan entitas yang terlepas dari hukum sebab-akibat itu memang ada!
Ya, keberadaan entitas ini terbukti secara matematis kalau asumsi awalnya
memang valid. Masalahnya, apakah asumsi setiap kejadian di alam semesta ini
memiliki penyebab itu memang benar, atau masih diragukan? Kalau asumsinya
masih diragukan, kebenaran dari buktinya pun akan diragukan. Kalau
asumsinya valid, maka bukti saya menjadi valid.
Kurt Gödel, seorang matematikawan
termasyhur, pernah menunjukkan bukti
eksistensi Tuhan yang dikenal
sebagai Bukti Ontologis Gödel. Dia
mendefinisikan Tuhan sebagai entitas
yang memiliki atribut A, B, C, D, E, F, dan G, lalu membangun serangkaian
asumsi atau aksioma 1, 2, 3, dan 4. Dengan asumsi tersebut, dia berhasil
menunjukkan eksistensi Tuhan. Masalahnya, apakah asumsi atau aksioma
yang dia bangun itu memang valid, atau masih diragukan?
Secantik apa pun bukti eksistensi Tuhan secara matematis, maka akan
terkendala di asumsi awal yang masih diragukan kebenarannya. Inilah
keterbatasan logika manusia.
117
Lagi pula kebenaran di dalam matematika itu berlandaskan dari asumsi-
asumsi atau sistem aksiomatik yang dibangun oleh manusia. Maka dari itu,
kebenaran di dalam matematika akan bersifat relatif, tergantung dari sistem
aksioma mana yang dipakai. Seorang teis bisa saja membuktikan keberadaan
Tuhan dengan menggunakan sistem aksioma A. Pun seorang ateis bisa
membuktikan ketiadaan Tuhan dengan menggunakan sistem aksioma B.
Lantas apalah artinya membuktikan kebenaran eksistensi Tuhan dengan
menggunakan matematika?
Ada dan tidak adanya Tuhan baru sebatas untuk diimani saja. Logika manusia
masih terbatas untuk menjelaskan entitas Tuhan yang masih sulit untuk
didefinisikan oleh akal budi.
118
Apa yang Dimaksud dengan Paradoks Pembohong?
Anda tahu Pinokio? Itu lho, tokoh fiktif yang hidungnya akan memanjang
setiap kali dia berbohong, ingat, kan? Nah, bayangkan bahwa suatu hari
Pinokio si boneka kayu itu berkata:
Bila ternyata hidung Pinokio tidak memanjang, maka dia telah berbohong.
Karena dia berbohong, maka hidungnya akan memanjang. Tapi bila ternyata
hidung pinokio memanjang, maka dia telah berkata jujur. Karena dia berkata
jujur, maka hidungnya tidak akan memanjang. Dengan demikian, Pinokio ini
akan berada dalam keadaan:
Jika hidungnya memanjang, maka hidungnya tidak akan memanjang. Jika hidungnya
tidak memanjang, maka hidungnya akan memanjang.
Anda mungkin akan pusing membaca kalimat tersebut, ya kan? Situasi ini
timbul dari sejumlah premis yang benar namun saling bertentangan yang
berujung pada kontradiksi. Masalah seperti ini kita sebut
sebagai paradoks (kebenaran yang saling bertentangan). Paradoks di atas
119
dikenal juga sebagai paradoks Pinokio yang merupakan variasi dari paradoks
pembohong.
120
semua orang Kreta berkata jujur. Di sinilah letak kekeliruannya. Artinya, ketika
Epimenides berkata bohong, maka ada orang Kreta yang berkata jujur. Dan
tentu Epimenides bukan termasuk orang Kreta yang berkata jujur tersebut,
sehingga tidak menimbulkan kontradiksi apa pun di sini.
Apakah kalimat "Kalimat ini bernilai salah" bernilai benar atau salah?
Bila bernilai salah, maka kalimat ini benar. Bila bernilai benar, maka kalimat
ini salah. Jadi kalimat ini berniai benar atau salah?
Hayoo, ada yang tahu solusinya apa? Saya sengaja tidak menjelaskannya di
sini, supaya pembaca penasaran dan berakhir dengan tidak bisa tidur nyenyak
malam ini, hi hi :P
Peace!
121
Apa yang Dimaksud dengan Trilema Münchhausen?
Bagaimana cara membuktikan bahwa argumen kita itu benar? "Ya dengan
mencari data yang menguatkan argumen itu!".
Bagaimana kita tahu kalau data tersebut benar? "Kan sudah ada penelitiannya."
Bagaimana kita tahu kalau hasil penelitian itu benar? Bagaimana jika ternyata
tidak ada cara untuk membuktikan kebenaran dari argumen kita? Bagaimana
jika yang kita lakukan hanyalah untuk meyakinkan diri sendiri bahwa
argumen kita itu benar?
Sulit, ya? Sebab mustahil bagi kita untuk dapat membuktikan kebenaran dari suatu
argumen apa pun. Yap, begitulah kira-kira bunyi dari Trilema Munchhausen.
Di dalam epistemologi (salah satu cabang dari filsafat yang berkaitan dengan
teori pengetahuan), dijelaskan berbagai cara tentang bagaimana kita
memperoleh ilmu pengetahuan. Trilema Munchhausen lahir di dalam cabang
filsafat ini. Menurut trilema tersebut, pernyataan apa pun tidak dapat
dibuktikan kebenarannya. Kenapa? Karena jika ditanya bagaimana bukti
kebenaran dari pernyataan yang diberikan, maka bukti itu bisa saja ada.
Tetapi bukti-bukti itu hanya akan diperoleh berdasarkan tiga cara ini:
122
Contohnya begini:
"AaaarGggHHh … . "
123
Dodi: "Apa yang membenarkan pernyataan P3P3?"
Arini: "Pernyataan P4."
⋮
dst.
Setiap jawaban yang diberikan oleh Arini, Dodi akan selalu dapat kembali
bertanya, "Apa yang membenarkan pernyataan itu?". Di dalam regresi tanpa
batas, setiap pernyataan akan bergantung pada pernyataan-pernyataan lain.
Jika rantai ini tidak memiliki batas, maka tidak ada alasan bagi kita untuk
memercayai kebenaran dari pernyataan-pernyataan yang tidak mendasar
tersebut. Mirip seperti sebuah rantai. Bila satu bagian rusak, maka seluruh
komponen tidak dapat digunakan. Pun jika ada satu pernyataan yang
kebenarannya diragukan, maka pernyataan-pernyataan lain di dalam rantai
tersebut akan diragukan pula.
124
Jadi Trilema Munchhausen ingin mengatakan bahwa ketika kita
membuktikan suatu pernyataan, maka hanya bisa didasarkan pada tiga cara:
argumen melingkar, argumen regresi, atau argumen aksiomatik. Pada ketiga
cara tersebut, bukti dari suatu pernyataan akan tertolak
kebenarannya, sehingga mustahil bagi kita untuk membuktikan kebenaran dari
pernyataan apa pun. Tetapi apakah benar kita hanya bisa membuktikan suatu
pernyataan berdasarkan pada ketiga cara itu? Untuk menyangkal Trilema
Munchhausen ini, maka kita harus mengonstruksi suatu pembuktian di luar
ketiga argumen tersebut, tetapi, apakah bisa?
Nah, masalah ini kemudian dimasukkan ke dalam daftar masalah yang belum
terselesaikan di dalam filsafat. Satu hal yang terpikirkan oleh saya adalah, jika
Trilema ini memang benar, maka benar bahwa mustahil bagi kita untuk
membuktikan kebenaran dari pernyataan apa pun. Tapi bukankah itu berarti
mustahil juga untuk membuktikan kebenaran dari Trilema ini?
Jika Trilema Munchhausen benar, maka dia tidak bisa dibuktikan kebenarannya.
125
Apa Kesalahan yang Umumnya Dilakukan Para
Guru/Pendidik dalam Mengajarkan Pelajaran Matematika
pada Anak Murid?
#2 "Sebuah bola dilemparkan ke atas dengan keceptan bla bla bla …"
Kita mungkin sering membaca soal-soal bernada seperti itu, ya kan? Puluhan
tahun soal-soal seperti itu diwariskan dan diberikan kepada kita, tidak ada
perubahan meski zaman sudah berubah. Apakah template soal seperti ini
masih layak untuk digunakan kepada siswa saat ini? Padahal jika kita
perhatikan: Soal nomor #1 itu terlalu sederhana, sama sekali gak membuat
siswa berimajinasi. Jika tujuan dari soalnya adalah untuk mengukur
kemampuan siswa dalam mengidentifikasi bangun datar, maka lebih baik
dibuat menjadi soal cerita seperti ini:
126
• Piring untuk sarapan bentuknya memiliki empat buah sisi,
dengan dua sisi memiliki panjang yang sama, tetapi panjang dua
sisi lainnya lebih pendek.
• Piring untuk makan siang bentuknya memiliki empat buah sisi
yang panjanganya sama.
• Piring untuk makan sore tidak berbentuk persegi.
• Piring makan malam bentuknya memiliki lengkungan.
Ayo bantu Bani memilih piring untuk sarapan, makan siang, makan sore,
dan makan malamnya tersebut!
Nah, untuk soal #2 dan #3 ini lebih gak kreatif lagi. ‘Bola dilemparkan’,
‘Sebuah benda’, ‘Sebuah segitiga’, dll., ayolah, apakah sekarang masih relevan
membuat soal dengan menggunakan objek berupa bola, batu, kayu, dan
daun? Padahal sekarang bukan lagi zaman batu. Teknologi sudah
berkembang dengan pesat, mengapa tidak gunakan saja handphone iPhone XI
Pro Max, atau smartwatch sebagai objeknya?
"iPhone XI Pro Max dilemparkan dari gedung MPR oleh pejabat yang patah hati
pada ketinggian anu dan bla bla bla …".
127
Kalau objeknya begini kan jadi jauh lebih memacu adrenalin! (iPhone XI
dilempar, gimana gak bikin deg-degan, tuh?).
"Pokoknya turunan itu limit bla bla bla. Cara mencarinya, kalau fungsi sinus
diturunkan jadi cosinus, dsb."
128
"Dulu ada dua masalah yang gak berkaitan sama sekali, lho. Tapi mereka punya solusi
yang sama. Yang satu mencari garis singgung, satunya lagi mencari kecepatan sesaat.
Tetapi bla bla bla dan kemudian bledeg bledug duar jebred, sehingga lahirlah definisi
turunan."
Nah, kalau begini cara mengawali ceritanya, jadi lebih asyik lagi, kan?
129
“Jadi guru itu tidak usah punya niat bikin pintar orang. Nanti kamu hanya marah -
marah ketika melihat muridmu tidak pintar, ikhlasnya jadi hilang. Yang penting
niatnya menyampaikan ilmu dan mendidik yang baik. Masalah muridmu kelak jadi
pintar atau tidak, serahkan kepada Allah. Didoakan saja terus menerus agar muridnya
mendapat hidayah.” (KH. Maemun Zubair)
130
Bagian II
Galeri Sains
131
Mengapa Penyebutan Matematika Dipisah dari Fakultas
MIPA di Perguruan Tinggi? Bukankah Matematika Juga
Adalah Sains/IPA?
132
Jika seorang ahli kimia atau fisika terdahulu ditanya: “apakah semua bilangan
ganjil lebih besar dari satu merupakan bilangan prima?”, maka mereka akan
melakukan percobaan seperti mendaftarkan beberapa bilangan asli, lalu
dilihat:
Dari sini terlihat cukup kontras bahwa matematika berbeda dengan ilmu
alam baik dari segi objek yang dikaji atau pun metode yang digunakan.
Matematika merupakan ilmu yang berdiri sendiri yang digunakan oleh sains
untuk memodelkan permasalahan yang terjadi di alam semesta fisis. Jadi
sangat tepat bila penyebutan matematika dipisah dari fakultas MIPA di
perguruan tinggi, alasannya ya karena matematika memang bukan termasuk
ke dalam IPA :-)
133
Apa Hasil Penelitian Ilmiah yang Pernah Membuatmu
Terpukau? Mengapa?
Pernah sadar gak bila ternyata persepsi kita terhadap sesuatu dipengaruhi
oleh bahasa yang kita gunakan? Hasil penelitian ini menemukan fakta
menarik, lho.
Saya baru saja membaca jurnal lama (sekitar tahun 2007) tentang kognisi
sosial, berjudul How Beautiful is the Goal and How Violent is the Fistfight? Spatial
Bias in the Interpretation of Human Behavior, ditulis oleh Anne Maass dan
Emanuela Berta. Mereka ingin menunjukkan bahwa arah tulisan dari
bahasa tertentu ternyata menghasilkan bias halus dalam interpretasi manusia.
Jadi mereka berdua melakukan tiga buah studi. Studi pertama dilakukan
dengan melibatkan sampel orang Italia sebanyak 72 orang. Tulisan dari
bahasa Italia (yang digunakan oleh responden) dimulai dari arah kiri-ke-
kanan, sama seperti cara kita menulis dalam bahasa Indonesia. Nah, ketika
72 responden tersebut diberi video pertandingan sepakbola, maka sebagian
besar dari mereka menganggap bahwa gol yang diciptakan dari pemain yang
sama akan terlihat jauh lebih kuat, lebih cepat dan lebih indah jika terjadi dari
arah kiri-ke-kanan.
134
Pada studi kedua, mereka
mengambil jumlah sampel
sebanyak 60 orang dan
kemudian diperlihatkan film
yang bersifat agresif. Mereka
menafsirkan bahwa adegan
dalam film agresif akan terlihat lebih keras dan lebih berbahaya jika terjadi
dari arah kiri-ke-kanan.
Selama kita hidup sebagai manusia, kita tidak pernah menyadari adanya bias
ini, bahwa ternyata bahasa asli seseorang dapat memengaruhi cara pandang
135
mereka terhadap perilaku orang lain. Kita
mungkin tidak sadar bahwa cara kita
menilai seseorang pun dipengaruhi oleh
budaya dari berbahasa Indonesia itu
sendiri. Meski begitu, kita atau pun mereka
(penganut mazhab dari kiri-ke-kanan )
sudah memiliki sense bahwa sesuatu yang terjadi dari arah kiri-ke-kanan, atau
berakhir di kanan, memiliki nilai lebih. Seperti—entah kebetulan atau
tidak—tribun untuk menonton olahraga pacuan kuda disusun sehingga
penonton melihat kuda berlari dari arah kiri-ke-kanan, dan garis finish
terletak di sebelah kanan.
Bila ditanya hasil penelitian apa yang membuat saya terpukau, sebetulnya
akan ada banyak kandidat. Seperti penelitian di dalam matematika mengenai
sudut di antara dua subruang, atau penelitian yang sedang 'panas' tahun ini
136
di dalam astronomi: penemuan perdana eksoplanet di zona laik huni yang
memiliki uap air. Namun, saya lebih memilih untuk menyampaikan
penelitian tentang kognisi sosial ini, mengapa? Karena hasilnya berkaitan
dengan diri kita sendiri sebagai manusia.
Meski sudah puluhan tahun hidup sebagai manusia, ternyata kita masih
belum mengenali diri kita sendiri. Buktinya, kita akan kesulitan untuk
menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan diri: siapa sebenarnya kita? Apa
yang menjadikan kita sebagai manusia? Mengapa kita berpikir dan berperilaku?, dan
lainnya.
Yah, manusia dan juga pikirannya memang rumit dan dipenuhi misteri!
137
Dari Mana Para Ilmuwan Mengetahui Bahwa Bumi Ini
Berumur Sekitar 4,543 Miliar Tahun? Apakah Kamu Percaya
Umur Bumi Sebegitu Lamanya?
138
tersebut seiring dengan berjalannya waktu. Untuk menghitungnya, kita
manggunakan model eksponensial yang dipelajari di dalam kalkulus — dan
saya tidak akan membahas perhitungannya di sini karena cukup menyilaukan mata.
Beranjak dari sana, akhirnya para ahli geologi mengetahui usia batuan tertua
yang ada di Bumi, yakni sekitar 3,5 miliar tahun. Apakah lantas umur batuan
tersebut mencerminkan umur Bumi juga? Oh, ternyata tidak demikian.
Batuan yang ada di Bumi sudah mengalami perubahan karena mereka
mengalami proses daur ulang, jadi dapat dikatakan sudah tidak 'murni' lagi.
Oleh karena itu kita harus mencari batuan tua yang masih murni. Tapi dari
mana kita bisa mendapatkannya? Bukankah batuan di Bumi menjalani siklus
yang sama? Jawabannya dari sini, nih:
Meteorit
Mereka tidak mengalami perubahan seperti yang terjadi di Bumi, oleh karena
itu, bebatuan yang terkandung di dalamnya diperkirakan masih murni.
139
disimpulkan bahwa umur Bumi kurang lebih 4,5 miliar tahun lamanya. Sudah
sangat tua, kan?
Apakah saya percaya dengan umur Bumi yang nampak sangat tua tersebut?
Jelas tidak. Saya tidak memercayainya. Karena sains bukanlah sesuatu yang
harus diyakini atau diimani kebenarannya, melainkan harus diuji. Selama
teori tersebut belum bisa dibuktikan kesalahannya, selama itu pula kita masih
dapat menggunakan dan juga mengembangkannya. Suatu teori akan diuji
terus menerus, dan bila ditemukan kesalahan, maka akan lahir teori yang
baru. Jadi tidak menutup kemungkinan bahwa di masa depan nanti akan lahir
suatu teori yang akan mematahkan perhitungan umur Bumi saat ini.
140
Apakah Air Bisa Dibuat oleh Manusia?
Hei, ini pertanyaan menarik! Jika yang dimaksud adalah (uap) air bersih,
maka secara teoritis, manusia sebetulnya bisa membuat air, lho. Taaapiiii …
Kita kenalan dulu sama komponen penyusun air, yuk. Rumus kimia dari air
adalah 𝐻2 𝑂, artinya, air tersusun dari dua molekul hidrogen dan juga satu
molekul oksigen.
𝐻2 + 𝑂2 → 𝐻2 𝑂
Baik hidrogen atau pun oksigen dapat kita temukan dengan mudah di bumi
ini, terutama gas hidrogen, keberadaannya sangatlah berlimpah. Lantas, jika
air bersih langka, mengapa kita tidak melakukan reaksi pembakaran saja
antara gas hidrogen dan oksigen untuk menciptakan air? Bukankah dengan
begitu kita tidak akan lagi mengalami krisis air bersih? Oke, baiklah, mari kita
jawab masalah ini dengan berkaca pada masa lalu.
Ada yang tahu kecelakaan balon udara paling terkenal dalam sejarah? Nama
balon udara tersebut adalah LZ-129 Hindenburg, balon udara termegah
dan terbesar yang pernah ada. Hindenburg menjadi sebuah simbol untuk
memamerkan teknologi dan kekuatan yang dimiliki oleh Jerman, karena
pembuatannya didanai langsung oleh partai Nazi. Lihatlah betapa megahnya
Hindenburg ini:
141
Namun, pada 6 Mei 1937, malapetaka menimpa balon raksasa tersebut. Saat
akan mendarat dengan membawa 100 orang penumpang, tiba-tiba bagian
belakangnya terbakar, dan ……… BOOOMMM! Balon tersebut
kemudian meledak! Hanya dalam waktu kurang dari 40 detik saja, semua
bagian tubuhnya habis dilalap api.
Simplenya, karena gas hidrogen dan gas oksigen saling bereaksi oleh api.
Seperti yang kita tahu, agar balon bisa terbang, dia mestilah terisi oleh gas
hidrogen dan gas helium. Hindenburg pun berhasil terbang berkat jasa gas
hidrogen di dalamnya, dia terbang di langit yang saat itu udaranya dipenuhi
oleh oksigen. Nah, gas hidrogen ini mudah sekali terbakar, dan oksigen
sangat mendukung pembakaran. Coba tebak apa yang terjadi jika mereka
berdua dipertemukan oleh percikan api? Ya, menghasilkan sebuah ledakan!
Dari reaksi kimia yang terjadi, ledakan ini kemudian menghasilkan (uap) air
(seperti yang kita inginkan).
Kembali ke pertanyaan awal: apakah manusia bisa membuat air? Ya, secara
teori tentu saja bisa. Untuk membuat air, kita hanya perlu melakukan reaksi
pembakaran antara oksigen dan hidrogen. Tapi menyampurkan keduanya
142
tidak semudah menyeduh teh sisri gula batu yang hanya perlu diaduk-aduk
manja. Ketika mereka dikombinasikan, akan tersisa atom-atom hidrogen dan
oksigen yang masih terpisah. Orbit dari setiap elektron atom harus saling
terhubung, dan untuk menghubungkannya kita memiliki ledakan energi.
Maka dari itu, jika ingin membuat air bersih yang memenuhi kebutuhan
populasi global saat ini, maka percobaan menggabungkan hidrogen dan
oksigen mestilah dilakukan dalam skala basar. Apa akibatnya? Tragedi
Hindenburg season 2 akan terjadi, bahkan dengan ledakan yang lebih besar
lagi!
BOOOOMMMMM!
Saya yakin Anda tidak akan tertarik menciptakan air jika taruhannya mestilah
bermigrasi ke alam baka.
Ilmuwan tidak pernah kehabisan akal. Jika membuat air dari reaksi
pembakaran hidrogen dan oksigen adalah ide yang buruk, lalu mengapa tidak
kita coba saja mengekstraksi air yang ada di udara?
Ada banyak air di sekitar kita, tidak hanya berbentuk cair, mereka juga
berbentuk kabut dan juga awan. Ketika awan
sudah mencapai titik jenuh, mereka akan turun
kembali ke bumi sebagai tetesan air hujan. Jadi
idenya, kita hanya perlu menciptakan suatu
mesin yang membuat suhu udara menjadi
dingin, dengan begitu uap air akan menjadi embun dan kita bisa
mendapatkan air dari sana. Kabar baiknya, alat tersebut sudah bisa kita
ciptakan. Namanya Kincir Angin Whisson, suatu mesin yang diciptakan
143
oleh Max Whisson. Cara kerjanya cukup sederhana. Kincir angin tersebut
menggunakan tenaga angin untuk mengumpulkan air keluar dari atmosfer.
Mesinnya juga dilengkapi dengan refrigeran yang berfungsi untuk
mendinginkan pisau gilingan. Jadi pisau dingin yang berputar kencang akan
mendinginkan udara, akibatnya uap air akan mengembun lalu menjadi air
(lagi). Hasil dari pengembunan ini lalu dikumpulkan dan disimpan. Nah,
hebatnya, kincir angin Whisson dapat mengumpulkan sebanyak 2.600 galon
air dari udara per harinya dan hampir tidak memberikan dampak negatif
terhadap lingkungan.
Namun, daripada membeli mesin AquaMagic yang super mahal itu, atau
bahkan menciptakan air dengan mereaksikan hidrogen dan oksigen,
bukankah akan lebih baik jika kita mengurangi polusi air agar air bersih
semakin mudah didapat? Dengan mengurangi pencemaran air oleh limbah
rumah tangga, plastik dan sebagainya, kita dapat menjaga lingkungan menjadi
lebih baik lagi. Terlebih, kita dapat menolong mereka
144
dan juga mereka
Ada satu hal yang lebih manusiawi daripada menciptakan teknologi pembuat air, yaitu
memanusiakan air untuk manusia dan makhluk hidup lainnya.
145
Jika Kamu Terjebak di Tengah Lautan, Mengapa Kamu
Tidak Bisa Minum Air Laut yang Asin?
Tahukah kalian bahwa sekitar 71% permukaan Bumi ini tertutup oleh air?
Lantas, kenapa kita selalu mengeluh bahwa saat ini manusia kekurangan air
ya? Jawaban sederhananya, karena lebih dari 97% air di Bumi adalah air laut,
yang artinya kurang dari 3% saja air tawar di Bumi yang bisa kita minum. Air
laut bisa kita minum juga, kok, dengan catatan masih dalam kondisi wajar,
seperti tidak sengaja tersedak air laut ketika menyelam misalnya, yang tidak
akan menimbulkan masalah serius. Tapi sebaiknya Anda mesti berpikir ulang
jika ingin meminum air laut yang asin dalam jumlah banyak, kenapa? Karena
tidak menutup kemungkinan Anda akan tewas! Iya, T-E-W-A-S.
Oke, kita kesampingkan dulu masalah laut dan sedikit menengok bagaimana
cara kerja ginjal.
Ginjal kita bekerja seperti mesin penyaring yang memisahkan limbah dan
racun dalam darah sebelum dikembalikan lagi ke jantung. Limbah ini lalu
disimpan dalam bentuk urin yang sudah siap untuk kita keluarkan. Tapi ginjal
146
ini punya batasan khusus pada garam, sebab dia tidak akan bisa membuat
urin dari konsentrasi garam yang melebihi 2%. Artinya, ketika meminum air
laut, hanya 2% saja konsentrasi garam yang bisa dibuat menjadi urin. Lalu
bagaimana dengan sisanya? Maka ginjal perlu kerja ekstra dengan
menggunakan air dalam tubuh untuk mencairkan sisa garam tersebut.
Nah, pertanyaan menariknya adalah: kalau gitu mana yang lebih baik, mati karena
tubuh kekurangan cairan atau memaksakan diri untuk meminum air laut?
Meminum air laut itu terkesan menimbulkan paradoks, ya kan? Air yang
seharusnya menghilangkan dehidrasi dan menjadi penopang kehidupan,
tetapi ini malah bekerja sebaliknya. Semakin banyak diminum, semakin cepat
ajal menjemput. Namun jika tidak diminum, kita pun tetap akan mati karena
dehidrasi. Karena baik diminum atau pun tidak kita tetap akan mati, maka
pilihan terbaik adalah dengan tidak meminum air laut yang justru akan
mempercepat kematian.
147
Apakah ada solusi lain agar kita tidak mati karena dehidrasi di tengah
laut?
Ada! Dengan cara 'memeras' ikan. Iya, memeras ikan. Di dalam tubuh ikan
juga mengandung air, seperti cairan di dalam mata ikan dan sepanjang tulang
belakang. Air di dalam tubuh hewan laut mengandung sedikit garam sehingga
cukup aman untuk dikonsumsi. Ingat, bukan dimakan dagingnya, ya, karena
untuk memakan sesuatu kita butuh air untuk mencernanya. Tapi yang kita
konsumsi di sini adalah darahnya. Selain ikan, darah kura-kura juga bisa
dijadikan alternatif lain.
Bila Anda penikmat anime Sounan Desu ka?, maka akan ada episode ketika
tokoh utama memeras darah hewan laut
dan meminumnya untuk tetap bertahan
hidup di pulau terpencil. Cara seperti ini
juga dilakukan oleh orang-orang yang
terdampar di tengah laut untuk bertahan hidup. Ada yang berminat untuk
mencobanya?
Bila merasa jijik untuk meminumnya (ya, sejujurnya saya pun merasa jijik
untuk sekadar membayangkannya), maka kita bisa mendapatkan air dari
embun yang diperoleh dengan menyimpan spons atau kain di malam hari,
dengan begitu kita akan mendapatkan sedikitnya air embun di keesokan
paginya. Apakah air embun tersebut akan mencukupi kebutuhan hidup kita?
Ah, rasanya tidak. Inilah sebuah ironi bila terdampar di tengah laut, yakni
ketika pemandangan di setiap penjuru sudutnya adalah air, namun kita tetap
tewas karena kekurangan air.
148
Maka janganlah lupa untuk bersyukur karena masih bisa meminum air tawar
hari ini, sebab tidak setiap orang di penjuru dunia sana mendapat
keberuntungan yang sama seperti kita.
149
Mengapa Oksigen Diperjualbelikan? Bukankah Oksigen
Bisa Didapatkan secara Gratis di Udara?
Ah, apa benar jika oksigen (bersih) itu selalu bisa didapatkan secara gratis?
Lalu bagaimana dengan penduduk di kota Delhi, salah satu dari 20 kota
paling berpolusi di dunia? Atau penduduk di kota Pekanbaru dan sekitarnya,
yang saat ini sedang tertimpa musibah kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Apa mereka bisa mendapatkan asupan oksigen yang layak di udara yang
kotor tersebut? Sayangnya tidak. Mereka bahkan rela membayar mahal untuk
membeli oksigen kemasan yang sudah mengalami proses pemurnian
sehingga tidak terkontaminasi zat-zat berbahaya lainnya. Seberapa mahal
oksigen yang mereka beli? Di Beijing saja, untuk ukuran satu botol oksigen
dibandrol dengan harga 1,5 juta rupiah, dan penjualan oksigen kemasan
tersebut ludes hanya dalam sekejap mata! Ya, mereka tentu akan membelinya
supaya bisa melangsungkan kehidupan dengan baik.
Jadi, saya tanya kembali, benarkah setiap orang dapat menikmati oksigen di udara
sana? Atau pertanyaan ini sama saja dengan, benarkah setiap orang dapat
menikmati air bersih secara gratis di Bumi ini? Jawabannya tentu saja 'tidak', ya
kan?
150
kali berkendara di jalanan, kita akan selalu bertemu dengan kaleng berjalan
yang menyumbangkan gas karbon monoksida (CO). Atau cerobong asap
pabrik yang selalu menyemburkan gas sulfur (SOx) dan nitrogen kksida
(NOx). Belum lagi jika sudah sampai di tempat kerja, maka kita akan
berhadapan dengan asap rokok, debu dan lainnya. Yah, akan ada banyak
penyusup jahat yang mencoba masuk ke dalam tubuh ini!
Jika kadar senyawa berbahaya itu sedikit, maka paru-paru masih bisa
menyaring dan mengatasinya. Mengacu pada data yang diberikan oleh WHO,
rata-rata konsentrasi partikel polusi terkecil (PM2.5) tidak boleh melebihi 39
mikrogram per kubik. Lalu bagaimana jika kadar mereka di udara semakin
banyak dan terus bertambah banyak? Paru-paru dipaksa bekerja lebih berat
lagi. Bisa jadi, bila normalnya kita dapat menghirup 100% udara yang mana
20%-nya terdiri dari gas oksigen, maka sekarang hanya mampu menghirup
50% udara saja, sehingga suplai oksigen untuk tubuh melewati batas
minimalnya. Akibatnya, kita mengalami sesak napas, darah akan kekurangan
oksigen dan bercampur dengan zat-zat berbahaya. Bahkan skenario
terburuknya adalah mengalami kanker paru-paru dan kemudian mati.
Maka dari itu manusia menciptakan sebuah inovasi untuk mengemas oksigen
ke dalam suatu wadah. Oksigen yang diambil pun berasal dari tempat
tertentu, misalnya saja daerah pegunungan, lalu melewati proses pemurnian
sehingga tidak lagi bercampur dengan senyawa berbahaya/senyawa yang
tidak diperlukan lainnya. Salah satu manfaat mengemas oksigen adalah
membantu mereka untuk bisa bernapas di lingkungan yang tercemari oleh
polutan berbahaya.
151
saja perusahaan Vitality Air yang didirikan oleh Moses Lam dan Paquette,
mereka mendapatkan keuntungan yang sangat besar karena menjual oksigen
kemasan bagi penduduk Tiongkok.
Selain itu, oksigen juga disimpan ke dalam sebuah tabung dengan tekanan
yang tinggi (kita mengenalnya sebagai tabung oksigen), dan biasanya
digunakan sebagai alat medis untuk membantu orang-orang yang mengalami
masalah pada pernapasan. Kadar oksigen di dalam tabung oksigen (medis)
bisa mencapai 99%. Ada juga yang dicampur dengan gas helium dengan
perbandingan tertentu (campuran oksigen dan helium ini disebut
sebagai heliox — nama yang keren, ya?). Apa kegunaan dari campuran
kedua gas ini? Supaya mereka (para pasien) membutuhkan usaha yang lebih
sedikit untuk bernapas, sehingga kerja paru-parunya tidak lagi berat.
Yuk kita bersyukur karena masih bisa mendapatkan oksigen dan udara bersih
secara gratis. Bisa jadi pada 30–50 tahun mendatang, kita menjadi langganan
tetap penjual oksigen kemasan, mengingat kondisi udara di atmosfer Bumi
setiap waktunya semakin memburuk.
152
Apa Itu Fermi Paradox?
Dari sekitar dua triliun galaksi yang ada dengan diameter yang sangat luas,
masa sih gak ada kehidupan lain di alam semesta ini? Jika pun ada, di mana
para alien itu sekarang? Kok gak nyapa manusia?
Usia alam semesta ini sudah sangat tua, lho,, kurang lebih sekitar 14 miliar
tahun lamanya. Semenjak manusia sudah mampu pergi ke Bulan, mengamati
bintang-bintang dan mengetahui fakta bahwa ada sekitar dua triliun galaksi
yang bisa teramati, manusia mulai berpikir bahwa "apa mungkin hanya kita
satu-satunya makhluk cerdas yang hidup di alam semesta ini?".
"Di mana mereka berada?", tanya Fermi, seorang fisikawan yang sekaligus
pengembang reaktor nuklir pertama di dunia. Dari pertanyaan tersebut,
muncul lah masalah baru di dalam sains yang sampai saat ini belum bisa
terpecahkan. Masalah itu bernama paradoks Fermi. Paradoks Fermi ingin
menyiratkan bahwa mestilah ada kehidupan ekstraterestial dengan teknologi
lebih maju selain di Bumi, namun pada kenyataannya tidak ada bukti kuat
apa pun untuk membenarkan keberadaan mereka. Seperti halnya percaya
akan eksistensi suatu zat dengan ketiadaan bukti dari zat tersebut, namun
ketiadaan suatu bukti bukan berarti bukti dari ketiadaan, bukan begitu?
153
Dengan memegang pedoman tersebut, manusia masih terus mencari dan
mencari keberadaan alien di angkasa sana.
𝑁 = 𝑅 ∗ 𝑓𝑝 𝑁𝑒 𝑓𝑙 𝑓𝑖 𝑓𝑐 𝐿
Tujuannya adalah untuk mengetahui banyaknya kehidupan ekstraterestial
yang mungkin di Galaksi Bima Sakti. Berdasarkan persamaan tersebut,
Drake memperkirakan ada sekitar 5.000 peradaban yang ada di dalam Bima
Sakti. Banyak sekali, bukan? Namun, rumus tersebut kurang bisa dipercaya
karena empat variabel terakhir ( 𝑓𝑙 , 𝑓𝑖 , 𝑓𝑐 , dan 𝐿 ) tidak memiliki nilai yang
pasti. Para ilmuwan pun mulai mengemukakan banyak pendapat mengenai
keberadaan alien. Ada yang menganggap bahwa alien itu memang ada hanya
saja belum menyapa kita, dengan alasan berikut:
Letak planet Bumi berada di ujung galaksi, sangat jauh dari pusat galaksi.
Ibaratnya pusat galaksi adalah Jakarta dan Bumi berada di Papua, wilayah
terpencil yang sangat jauh tertinggal dari segi teknologi. Bisa saja alien yang
hidup di pusat galaksi memiliki teknologi lebih maju, namun mereka enggan
berkunjung ke Bumi karena jaraknya terlalu jauh. Atau bisa jadi mereka
sudah mengirimkan pesan ke Bumi, namun karena jaraknya 27.700 tahun
cahaya, pesan tersebut belum sampai ke sini.
Ada juga yang menganggap bahwa banyak makhluk lain yang hidup di luar
sana, namun mereka tidak dapat berevolusi menjadi makhluk cerdas karena
mengalami bencana seperti ledakan bintang mahadahsyat (supernova) atau
dihujani meteor. Dan hanya Bumi satu-satunya planet paling beruntung yang
154
aman dan bisa menjadi tempat berevolusi bagi makhluk hidup di dalamnya.
Artinya, hanya manusia satu-satunya makhluk cerdas di alam semesta ini.
Teori ini dikenal sebagai The Great Filter.
Jadi, apa jawaban dari paradoks Fermi? Baik saya, Anda, dan juga mereka
tidak ada yang mengetahuinya. Inilah bukti betapa terbatasnya pengetahuan
manusia. Dan inilah bukti betapa kecilnya sosok manusia di alam semesta
ini.
155
Apakah Hal-Hal yang Dianggap Benar oleh Orang Awam
Namun Salah secara Ilmiah?
Ketika kamu sedang asyik makan kentang goreng dan tidak sengaja
tersenggol oleh rekan di sebelahmu, dan ... BUKKKK, kentang gorengmu
pun terjatuh ke lantai. Sontak kamu berkata, "uupss, belum lima detik ini,
ah", sambil mengambil potongan kentang goreng yang berceceran di lantai,
lalu memakannya kembali.
Saat kita menjatuhkan sepotong makanan ke lantai, maka bakteri apa pun
yang hidup di lantai akan menempel pada makanan tersebut, tidak peduli
seberapa cepat kita mengambil makanan itu. Maka dari itu, aturan 5 detik
hanyalah mitos belaka.
156
Pertanyaan kemudian adalah, berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh
bakteri di lantai untuk menempel pada makanan? Nah, ini menarik, karena
ada dua penelitian yang sama namun memiliki kesimpulan yang berbeda.
Pertama, menurut para peneliti dari Universitas Aston, Birmingham. Kedua,
menurut para peneliti dari Universitas Clemson, Carolina Selatan.
157
ditransfer ke makanan yang diambil dengan cepat. "Baru jatuh sebentar di lantai
mah enggak apa-apa kok, populasi bakterinya masih sedikit, jadi masih aman untuk
dimakan", begitu pendapat mereka (dengan catatan bukan lantai WC, ya).
Namun, pendapat ini disanggah oleh peneliti dari Clemson. Men urut
mereka, tidak peduli seperti apa permukaan atau berapa lama waktu
kontaknya, cukup banyak bakteri yang ditransfer ke makanan dan
memungkinkan untuk membuat seseorang jatuh sakit. Mereka inilah para
penganut aliran 0 detik. "Maaf ya, Sob. Meskipun makanan itu baru sebentar jatuh
ke lantai, tapi itu udah gak higienis", balas mereka.
Jadi makanan yang sudah jatuh lebih baik dimakan atau dibuang
saja?
Tentu akan lebih baik untuk tidak memakannya kembali. Setidaknya, dengan
tidak memakannya kembali, kemungkinan makanan yang kita konsumsi
mengandung mikroorganisme patogen akan semakin kecil, bukan?
158
Jadi, aliran kepercayaan manakah yang Anda anut saat ini? Aliran belum lima
detik atau aliran nol detik? Ssstt, jangan sampai jadi ribut seperti peneliti dari
Aston dan Clemson ya!
159
Bagaimana Prediksi Ilmuwan tentang Kondisi yang Terjadi
di Bumi pada Masa Depan?
tsunami,
kebakaran hutan,
wabah penyakit menyerang dan juga banyak konflik atau perang saudara.
"Semua kejadian itu kan sudah terjadi saat ini. Tidak hanya di masa depan!", katamu.
160
Sebelumnya kebakaran hutan berjumlah enam ribu tiap musim panasnya, namun di
masa depan menjadi puluhan atau bahkan sampai ratusan ribu?
Ketinggian gelombang tsunami kelak mencapai dua kali lipat daripada ketinggian
tsunami terbesar sepanjang sejarah?
Konflik perang saudara menaik sebesar 10%-20% dari jumlah konflik yang ada saat
ini?
Wabah penyakit yang ada pada zaman dulu bangkit kembali di masa depan?
Ngeri? Ya, itu bukan hal mustahil yang akan terjadi, sebab para ilmuwan telah
memprediksikan kejadian-kejadian seperti itu akan menyambut kita di masa
depan nanti, setidaknya 30–70 tahun dari sekarang, 'hanya' karena dipicu
oleh satu peristiwa: perubahan iklim.
Perubahan iklim boleh dibilang sebagai perubahan yang signifikan dari suhu,
iklim, dan curah hujan dalam periode waktu yang lama. Penyebab dari
perubahan iklim adalah gas-gas rumah kaca dan penggunaan bahan bakar
fosil. Lalu apa akibatnya? Suhu permukaan Bumi menaik.
161
Pada kenaikkan suhu 1 derajat saja, ilmuwan memprediksikan bahwa pada
tahun 2100, akan ada kenaikan 25 sampai 30 persen badai Kategori 4 dan 5,
seperti badai Katrina ini. Pun jumlah hari dengan kemungkinan terjadinya
badai petir bisa bertambah sampai 40 persen dari biasanya! Rasanya ini bukan
omong kosong saja, sebab kalau kita lihat kembali berita badai kisaran tahun
2006–2013, badai topan sudah menguat sekitar 15 persen dari tahun-tahun
sebelumnya. Badai Kategori 4 dan 5 juga sudah terjadi berlipat ganda, bahkan
sampai lipat tiga kaya integral dalam kalkulus. Jadi bukan hal yang mustahil bila
di masa depan nanti akan ada banyak bencana alam yang terjadi dan lebih
sering daripada saat ini—atau bahkan, jauh lebih dahsyat lagi.
#2 Wabah 'purba' yang bangkit kembali. Dulu sekitar tahun 2016, ada
seorang anak kecil yang tewas dan 20 orang lainnya terinfeksi antraks di
Siberia. Diduga penyebabnya adalah karena rusa kutub. Lebih tepatnya
bangkai rusa kutub yang telah mati sejak 75 tahun yang lalu karena bakteri,
kemudian membeku. Ketika es yang menyeliputinya meleleh kembali karena
gelombang panas tahun 2016, bangkai itu melepaskan antraks ke air dan
tanah di sekitarnya lalu masuk ke tempat persediaan makanan, dan
menginfeksi warga.
Jangan lupa, selain dapat membekukan makhluk hidup, es juga membekukan
sejarah, termasuk virus dan bakteri yang pernah ada. Yang lebih mengerikan
lagi adalah, di Alaska sana para ilmuwan menemukan sisa-sisa flu Spanyol
(1918) yang pernah menginfeksi 500 juta orang, dan mereka juga menduga
penyakit cacar dan pes terjebak di bongkahan es di Siberia. Tentu saja tidak
menutup kemungkinan bahwa penyakit yang melegenda lainnya juga
terkubur di sana … dan siap menyerang kembali umat manusia kapan saja.
162
dalamnya—ya, meski tidak semua penyakit bisa bangkit lagi karena harus
memenuhi 'kondisi lab' tertentu. Tapi jika membayangkan wabah penyakit
terdahulu menyerang kembali di waktu yang bersamaan, lalu manusia saat ini
belum memiliki kekebalan terhadap penyakit tersebut, bukankah ini sangat
mengerikan?
Rasanya bukan hal yang mustahil jika di masa depan nanti kita akan sering
dihantam pandemi seperti COVID-19 ini. Boleh dibilang, kita hanya sedang
di tahap warming up saat menghadapi COVID-19 ini.
Kondisi yang terjadi di Bumi kelak tidak hanya dua poin di atas saja,
perubahan iklim juga mengakibatkan kebakaran hutan yang semakin luas dan
sering terjadi, lalu ketinggian air laut bertambah, gelombang panas menjadi
makanan sehari-hari, dan ini bisa jadi jauh lebih buruk daripada yang
dibayangkan.
Ya, skenario terburuknya adalah, Bumi kita sudah tidak layak lagi dihuni.
Kita yang membawa kondisi Bumi semakin buruk setelah revolusi industri.
Kita juga yang harus mengakhirinya dengan happy ending.
163
Bagaimana Caranya NASA Merekam Suara, Jika Suara
Tidak Dapat Merambat di Ruang Hampa?
Setiap suara yang kita dengar sebetulnya merupakan getaran di udara (atau
bisa juga medium lain). Getaran akan sampai ke telinga kita karena ada
medium yang merambatkannya. Medium ini bisa berupa udara, air atau
benda-benda padat lainnya. Jadi tanpa adanya medium, gelombang suara gak
akan bisa berjalan sampai ke telinga kita. Itulah alasan kenapa kita tidak dapat
mendengar suara di ruang hampa, karena kurangnya medium yang bisa
merambatkan gelombang suara ini. Ingat, di ruang angkasa tidak ada udara
seperti di Bumi!
Tapi kan di ruang angkasa banyak gas-gas seperti ini? Emangnya gak
bisa dijadikan medium ya?
Memang benar bahwa di angkasa sana ada banyak sekali gas dan debu
antarbintang, tapi gak di setiap tempat gas tersebut ada. Semesta ini sangatlah
luas. Lagi pula gas itu bentuknya tidak padat, jadi akan ada banyak celah di
antara partikel-partikelnya yang mengakibatkan getaran tidak dapat bergerak
dengan baik dan efisien. Bagaimanapun juga, gelombang suara tidak dapat
merambat di ruang angkasa.
164
O gitu, tapi mengapa bisa NASA merekam suara-suara dari sana?
Wuuusshhh ….
165
Pesawat ini dilengkapi dengan instrumen yang disebut Electric and
Magnetic Field Instrument Suite and Integrated Science
(EMFISIS) . Nantinya dia berfungsi untuk merekam getaran
elektromagnetik, lalu merekam perubahan frekuensinya (jumlah getaran
dalam waktu satu detik), kemudian rekaman ini dikirim ke stasiun yang ada
di Bumi. Mereka yang ada di Bumi hanya perlu menerjemahkan kembali data
yang diterima, lalu mengubah frekuensi tersebut ke dalam rentang
pendengaran manusia agar bisa didengar. Voila, kita pun bisa mendengar
suara-suara dari antariksa sana.
Singkatnya sih, kita merekam gelombang yang ada di ruang angkasa (seperti
gelombang elektromagnetik atau gelombang plasma), lalu
menerjemahkannya menjadi gelombang suara supaya bisa didengar oleh
manusia. Nah, kalau ingin tahu lebih lanjut, proses ini
disebut sonifikasi (bisa digoogling sendiri ya! :P).
166
akan terdengar seperti ‘naik turun’. Mirip-mirip suara gemuruh gelombang
air laut di samudera sana. Dengan mendengar suara-suara tersebut, NASA
bisa memperkirakan kondisi yang terjadi di permukaan planet-planet yang
ada di Tata Surya, sehingga bisa mengamankan pesawat kesayangan mereka
dari cuaca ekstrim, seperti "o guys, ini lagi terjadi petir dan hujan badai nih. Kuy
mundurin satelitnya biar gak kesambar. Satu .. Dua .. Yak, kiri kiri, kanan …".
Hehehe. Kira-kira begitulah cara kerja dan alasan mengapa NASA merekam
suara di ruang hampa.
167
Adakah Penemuan yang Kita Gunakan Saat Ini yang
Sebenarnya Diciptakan untuk Eksplorasi Luar Angkasa?
Banyak sekali. Kita mungkin tidak sadar kalau sejak kecil sudah
menggunakan hasil inovasinya NASA, seperti susu bayi. Susu bayi
mengandung banyak sekali nutrisi, dan salah satunya adalah minyak nabati
yang berasal dari ganggang. Nah, makanan bergizi berbasis ganggang ini
sebenarnya merupakan inovasi dari para ilmuwan NASA sebagai agen daur
ulang untuk digunakan selama misi jarak jauh mereka. Ternyata kini
ditambahkan ke dalam banyak formula susu bayi di berbagai negara,
khususnya Amerika Serikat. Lihatlah, betapa kerennya kita saat masih bayi
sudah menggunakan inovasinya NASA!
Selain makanan bayi, kamera ponsel yang kita gunakan untuk berswafoto
juga merupakan hasil inovasi dari NASA untuk mengambil foto berkualitas
tinggi dari luar angkasa. Sejarahnya bermula ketika fisikawan NASA, Eric
Fossum, ingin meningkatkan sensor gambar CMOS (complementary metal-
oxide semiconductor) dan mengecilkan ukuran kamera pada pesawat ruang
angkasa antarplanet dengan tetap mempertahankan kualitas gambar. Dari
sanalah Fossum menemukan sensor CMOS active-pixel (CMOS-APS) yang
kita gunakan di dalam teknologi kamera ponsel, webcam, dan kamera lainnya
sampai saat ini.
Eits, ternyata tidak hanya itu saja. Masih banyak lagi hasil penemuan NASA
untuk mengeksplorasi luar angkasa yang kita gunakan dalam kehidupan
sehari-hari, seperti:
168
disponsori juga oleh NASA juga. Apa tujuannya? Untuk meningkatkan
interaksi dengan komputer on board kala itu. Saat pertama kali diciptakan,
bentuk tetikus komputer tampilannya seperti ini:
Makanan beku kering ( freeze-dried food). Pastinya sudah tidak asing lagi
melihat makanan seperti ini di supermarket, kan?
Salah satu masalah saat pertama kali mengirimkan astronot ke luar angkasa
adalah memberi mereka makan untuk bertahan hidup. Tentu saja makanannya
harus stabil, tahan lama, kemasannya kecil dan ringan serta mudah untuk
disantap. Nah, NASA lalu mendanai penelitian tentang berbagai
kemungkinan teknik pengawetan makanan seperti pengeringan beku,
pasteurisasi dengan iradiasi, dan pengemasan nitrogen, hingga lahirlah
inovasi makanan beku kering ini. Nyummy~
169
Headset nirkabel ( wireless). Boleh dikata teknologi nirkabel
seperti headset atau earphone nirkabel merupakan teknologi cukup baru bagi
kita, tetapi tidak bagi para astronot dari NASA.
Semakin jauh kita menjelajahi hal-hal yang belum diketahui, semakin banyak
kita menemukan hal-hal baru yang berharga.
Terima kasih, NASA, atas segala penemuan yang dapat memudahkan kehidupan
kami sekarang!
170
Mengapa Kita Mudah untuk Percaya Teori Konspirasi?
Kalau kita diberi pilihan antara mempelajari rumus cepat atau mempelajari
konsep materi yang lebih mendalam, mana yang lebih mudah dimengerti? Ya
rumus cepat, dong. Lebih cepat dipahami dan mudah digunakan, bener gak?
Kita gak perlu repot-repot mempelajari ini dan itu, yang penting cepat
pahamnya, selesai. Meski terkadang rumus cepat tersebut hanya mencocok-
cocokkan sesuatu yang bahkan tidak berkaitan sama sekali, namun kebetulan
saja memang benar.
Nah, kenapa teori konspirasi mudah dipercayai (oleh beberapa atau
kebanyakan) orang?
Ya karena teori tersebut lebih mudah dimengerti, dan hebatnya lagi, teori tersebut juga
sangat masuk akal.
Orang-orang yang memercayai bahwa Bumi itu datar, tidak berotasi dan
pendaratan di Bulan oleh NASA hanya hoaks
belaka adalah mereka yang menginginkan
fakta agar sesuai dengan akal mereka. Karena
masuk akal, maka hal itu mestinya benar.
Karena tidak masuk akal, maka hal itu
tentunya salah. Padahal sesuatu yang masuk
akal belum tentu benar, dan sesuatu yang
tidak masuk akal belum tentu
salah. Misalnya, beberapa waktu lalu saya
bergabung di grup Facebook Komunitas
Bumi Datar, lalu ada yang membagikan kiriman seperti ini (lihat gambar di
samping kanan), dan semua isi komentarnya nyaris senada dengan ini: “Siapa
171
yang menghitung umur Bumi? Manusia tertua di Bumi tidak ada yang sampai 1000
tahun umurnya”, lalu ada juga yang berkata, “Ini aja masih tahun 2020.”
Memang masuk akal kan, kalau kita ingin mengukur usia sesuatu atau
seseorang, maka kita harus tahu dulu kapan mereka lahir? Tapi siapa juga
yang tahu kapan Bumi ini lahir, jika manusia saja termasuk makhluk yang
baru di alam semesta ini? Pertanyaan seperti ini sangat wajar untuk
dipertanyakan, kok. Wajar banget. Namun sayangnya, mereka di sana hanya
sampai pada kesimpulan "o mustahil banget umur Bumi udah miliaran tahun,
manusia aja baru lahir", atau "gak masuk akal. Itu hanya fiksi dalam sains
", hanya karena pikiran mereka masih terbatas di sana. Kalau pun diberi tahu
bahwa cara menghitung umur Bumi adalah dengan melihat usia bebatuannya
lalu menghitung perubahan isotop radioaktifnya, maka mereka akan sulit
menerimanya. Ya karena itu tadi, tidak mudah dimengerti. Mirip-mirip
dengan teori konspirasi yang lagi hits saat ini, bahwa virus corona adalah ulah
kaum elit global yang ingin menguasai dunia. Ini lebih mudah dipahami
daripada mereka harus mempelajari virologi, epidemiologi, immunologi, dan
cabang ilmu lainnya.
Kalau kata Teori Ramsey (di dalam matematika), manusia itu cenderung
menghubungkan suatu data dengan data lain sampai membentuk suatu pola.
Seperti ketika melihat awan di langit siang hari, maka biasanya kita
mencocok-cocokkan bentuk awan tersebut dengan
sesuatu yang pernah kita lihat sebelumnya, hingga
mendapati pola dan menyimpulkan bahwa "awan
hari ini mirip anjing yaa, kawaiii".
Nah, kelimpahan informasi di era digital saat ini menyajikan data-data yang
sulit untuk disaring. Kita cenderung melihat suatu data lalu
172
menghubungkannya dengan data lain, meski sebetulnya mereka gak saling
berhubungan. Jika ada informasi tentang seseorang atau organisasi yang bisa
dijadikan sebagai pelaku konspirator, lalu mereka memiliki suatu agenda
(padahal cuma nongsky di Mekdi misalnya), dan (kebetulan) ada informasi
tentang sarana manipulasi massal yang pas dengan agenda tersebut, maka
data-data itu akan dikait-kaitkan sehingga terciptalah teori
kontrasepsi, eh, konspirasi. Karena masuk akal dan mudah diterima, kita lalu
mempercayainya.
Bagaimanapun juga, teori konspirasi hanyalah sebatas teori. Bisa jadi mereka
benar, dan bisa jadi mereka salah. Yang salah adalah meyakini kebenarannya
tanpa menganalisa lebih jauh tentang data-data yang mendukung teori
konspirasi tersebut — dan langsung manggut-manggut saja diberi data ini dan
itu. Ah, tidak hanya untuk pemuja teori konspirasi saja, sih. Kalau kita
langsung percaya dan gak skeptis dengan berita yang berseliweran di dunia
maya, maka kita masih sebelas dua belas dengan mereka, alias gak ada
bedanya.
173
Maka dari itu, yuk pelajari sains. Sains mengajarkan kita untuk bersikap
skeptis. Dengan sikap skeptis kita jadi banyak bertanya. Dengan banyak
bertanya kita menemukan banyak jawaban. Dengan menemukan banyak
jawaban kita menggenggam ilmu pengetahuan di dunia.
174
Bagian III
Galeri Pengetahuan Umum
175
Apa Saja Hal Berbeda yang Dikira Sama?
United Kingdom? Inggris? Bukan, bukan keduanya. Ini bendera Britania Raya!
Kalau yang ini?
Yup, sudah sangat kita kenal bahwa bendera di atas merupakan bendera
Inggris, dan bendera di bawah ini merupakan bendera dari United Kingdom.
176
Ketiga bendera tersebut memiliki kesamaan, yakni sama-sama memiliki
simbol salib berwarna merah di tengahnya. Lantas, di manakah letak
perbedaannya?
Peta daratan dari Britania Raya terdiri dari pulau berwarna kuning
(Skotlandia), hijau (Inggris) dan ungu (Wales).
177
Britania Raya memiliki sistem
pemerintahan parlementer, dengan
Perdana Menteri sebagai kepala
pemerintahannya. Perdana Menteri
bersama kabinet-kabinetnya dilantik oleh
Ratu (saat ini Ratu Elizabeth II),
sedangkan Inggris tidak memiliki badan
eksekutif atau legislatif tersendiri, fungsi-
fungsi tersebut diserahkan secara langsung
kepada Kerajaan dan Parlemen Britania Raya. Sebelum abad pertengahan,
Inggris memiliki lembaga legislatif yang dikenal sebagai Parlemen Inggris.
Namun, setelah bersatu dengan Skotlandia dan Wales, Parlemen Inggris
menjadi bagian dari Parlemen Britania Raya. Jadi tidak ada yang namanya
‘Perdana Menteri Inggris’.
Bila kita cermati, bendera nasional dari Britania Raya tidak lain dan tidak
bukan merupakan gabungan dari bendera nasional Inggris dan Skotlandia.
178
Nah, semenjak kerajaan Irlandia ikut
bergabung dengan kerajaan Britania Raya,
maka Britania Raya berubah
menjadi United Kingdom of Great Britain and
Ireland. Namun, sebagian kerajaan Irlandia
meninggalkan serikat ini, dan hanya
menyisakan kerajaan Irlandia Utara
sehingga namanya pun berubah
menjadi United Kingdom of Great Britain and
Northern Ireland (Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia Utara). Karena
nama tersebut cukup panjang untuk dilafalkan, maka kita lebih senang
mengucapkan United Kingdom (UK) daripada penyebutan nama aslinya, United
Kingdom of Great Britain and Northern Ireland.
179
Dari sini dapat kita simpulkan bahwa:
180
Mengapa hingga Kini Belum Ada Penerima Penghargaan
Nobel yang Berasal dari Indonesia?
Nobel prize atau hadiah Nobel merupakan penghargaan warisan dari Alfred
Nobel yang telah diberikan sejak tahun 1901. Penghargaan ini diberikan
untuk siapa saja yang telah melakukan penelitian, menemukan teknologi
baru, atau telah berkontribusi banyak untuk masyarakat. Hadiah Nobel
diberikan untuk mereka yang bergelut di bidang kimia, fisika, kedokteran,
sastra, dan perdamaian (sayangnya di bidang matematika tidak ada, hiks!).
Namun sayang, kisah Einthoven tak banyak dikenal oleh bangsa kita, karena
dia lebih banyak menghabiskan masa muda hingga akhir hayatnya di Leiden,
181
Belanda. Hingga wafatnya pun, Einthoven tercatat sebagai warga negara
Belanda.
Lalu bagaimana dengan Pramoedya Ananta Toer, apakah dia berhasil meraih
hadiah Nobel di bidang sastra? Melalui novel-novelnya yang prominen, yakni
Tetralogi Buru, Pram berkali-kali masuk ke dalam nominasi peraih Nobel di
bidang sastra. Namun sayang, hingga ajalnya menjemput, penghargaan
Nobel tersebut tidak pernah singgah di tangannya. Ada banyak spekulasi
yang hadir, di antaranya adalah karena kualitas penerjemahan ke bahasa
Inggris yang cukup buruk sehingga melemahkan kesusastraannya, dan
pemerintah saat itu kebingungan antara mendukung keterpilihan Pram atau
mengungkit kembali isu pemberontakannya di masa lalu.
182
Jadi secara konkret, belum ada satu pun warga negara Indonesia yang mampu
membawa pulang hadiah Nobel. Tapi, kembali lagi ke pertanyaan awal,
mengapa demikian?
Salah satu fisikawan kita, yakni Prof. Yohanes Surya, pernah menuliskan
bahwa statistik peraih hadiah Nobel rata-rata merupakan murid dari mantan
penerima Nobel sebelumnya. Para peraih Nobel dijadikan guru untuk
menuntut ilmu. Oleh karena itu, agar peluang mendapatkan Nobel semakin
besar, kita harus banyak berguru pada peraih Nobel sebelumnya. Siswa-siswa
183
Indonesia kini banyak tersebar di kampus-
kampus ternama untuk belajar dengan para
peraih Nobel tersebut, di antaranya
adalah Widagdo Setiawan di MIT menjadi
murid Wolfgang Ketterle (peraih Nobel
Fisika tahun 2001), Evelyn Mintarno di Stanford University sempat
menjadi asisten Douglas Osherroff (peraih Nobel Fisika tahun 1996), Oki
Gunawan di Princeton University pernah menjadi murid Daniel
Tsui (peraih Nobel Fisika tahun 1998), Rizal Fajar di Caltech banyak
berinteraksi dengan peraih Nobel, bahkan ia sempat mengajar suatu kelas
yang di kelas itu ada seorang peraih Nobel fisika tahun 2004 (ya, peraih
Nobel fisika sungguhan!) sebagai muridnya.
Dari sekian banyak calon ilmuwan terdidik ini, bukan hal yang mustahil bila
ada seseorang yang akan meraih Nobel prize di kemudian hari. Dan tentu,
pemerintah harus mendukung dan mempromosikan mereka di mata dunia.
Meski hingga saat ini kita belum mampu meraih Nobel, namun benih-benih
tersebut sudah ada. Mereka sedang bermunculan, tumbuh dan mengakar.
Semoga di tahun 2020 nanti ada nama putra/putri Indonesia yang meraih
Nobel prize seperti yang telah dicita-citakan.
184
Siapakah Sosok Tokoh di Indonesia yang Sangat Patut
Diteladani? Mengapa?
Silakan ambil selembar uang pecahan dua puluh ribu di dompet Anda.
Sudah? Kemudian perhatikan sosok pahlawan nasional yang ada di dalamnya
dengan seksama. Tahukah Anda, bahwa sosok tersebut adalah
matematikawan pertama di Indonesia?
185
Sebelum ikut berjuang untuk mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia, Sam
Ratulangi terlebih dahulu berjuang membebaskan rakyat Minahasa dari kerja
paksa (rodi). Bahkan setelah dia pulang menyelesaikan pendidikannya, dia
langsung kembali ke Indonesia untuk mengajarkan matematika dan sains di
sekolah teknik. Inilah salah satu hal yang saya kagumi dari sosok beliau: tidak
melupakan tanah airnya, dan kembali untuk membela bangsanya sendiri.
186
Kemudian bila kita selidiki uang pecahan dua
puluh ribu rupiah yang baru, maka sosok
wajah yang tertera di sana tidak lain dan tidak
bukan adalah Dr. Sam Ratulangi. Sekaran g
jadi tahu 'kan, siapa sosok yang ada di uang
tersebut? Ya, dialah putra terbaik Minahasa. Putra terbaik Indonesia!
Terlalu banyak kisah mengenai Sam Ratulangi yang saya lewatkan di sini,
selebihnya dapat Anda baca di buku Seri Pahlawan: Gerungan Saul
Samuel Jacob Ratulangi karya Drs. Mardanas Satwan & Sutrisno Kutojo.
Banyak hal yang bisa kita teladani dari sosok Sam Ratulangi, yakni, seberapa
pun cintanya kita terhadap bidang yang ditekuni, maka jangan sampai lupa
untuk turut andil dalam memajukan Indonesia, jangan sampai lupa untuk
kembali membela bangsa ini, dan jangan sampai lupa untuk memanusiaka n
manusia.
187
Siapa Sajakah Ilmuwan Perempuan dari Indonesia yang
Berprestasi dan Dikenal Hingga ke Mancanegara?
Saya senang jika ada yang menanyakan ilmuwan perempuan dari Indonesia
di sini, mengingat jumlah perempuan yang berkiprah di bidang sains
sangatlah sedikit. Tidak hanya itu, persentase peneliti perempuan di bidang
STEM hanyalah sebesar 31%, dan laki-laki lebih mendominasi sebesar
69%. Mengapa sebagian besar perempuan tidak begitu meminati bidang
ini? Ah, entahlah. Saya pun tidak begitu memahaminya.
Namun, ada satu perempuan yang menjadi role model di bidang teknik dan
sains, dia bahkan mendapat predikat sebagai Top 100 Insinyur Paling
Berpengaruh di Australia dari tahun 2012 sampai 2015 dan penghargaan dari
pemerintah Australia yang juga bagian dari
daftar penghargaan ulang tahun Ratu
Elizabeth II. Meski sangat dibanggakan oleh
pemerintah Australia, dia bukanlah warga
negara asli sana. Ada yang tahu siapa nama
perempuan tersebut? Dialah Rose Amal, wanita kelahiran Medan tahun
1965 dan juga tercatat sebagai alumnus SMA Santo Thomas Medan.
188
Setiap tahun di bulan Juni, ada sebuah penghargaan yang diberikan sebagai
bagian dari tradisi memperingati hari ulang tahun Ratu Elizabeth. Nama
penghargaan tersebut adalah Companion of the Order of Australia (AC). Ratu
Elizabeth yang juga menjabat sebagai kepala negara Australia, memberikan
apresiasi kepada mereka yang dianggap telah berjasa bagi kemajuan ilmu
pengetahuan di bidangnya masing-masing. Tahun 2018 kemarin, Rose Amal
mendapatkan penghargaan bergengsi ini dari pemerintah Australia dan
menyisihkan ilmuwan/insinyur Australia lainnya, keren sekali!
189
Ketimpangan gender di dalam dunia sains masih sering terjadi, bahkan di
negara-negara maju sekali pun. Maka dari itu, kesetaraan gender mesti
diperjuangkan, sebab laki-laki dan perempuan memiliki sudut pandang yang
berbeda, karenanya, kontribusi perempuan dapat memperkaya sudut
pandang dalam perkembangan sains. Bagaimana caranya? Bisa dengan
menaruh perhatian pada pendanaan penelitian untuk perempuan ,
sebagaimana yang dilakukan oleh L'Oreal-UNESCO for Women In Science, atau
pun yang lainnya.
190
Apa Saja Kebodohan-Kebodohan Pemerintah yang Pernah
Terjadi di Berbagai Negara?
Bila dibilang 'bodoh', sepertinya agak kasar, ya. Tapi entah mengapa
kebijakan jenderal yang berkuasa di Myanmar ini memang memenuhi kriteria
tersebut.
Selain itu, ada dua kebijakan tidak masuk akal yang pernah dilakukan oleh
pemerintah Myanmar, yakni memindahkan ibu kota dan mengeluarkan mata
uang kertas 45 dan 90 kyat. Di mana letak ketidak-masuk-akalannya itu?
Saat junta militer dipimpin oleh Jenderal Then Shwe, ibu kota Myanmar
dipindahkan dari kota Yangon ke kota Naypyidaw, Mandalay, sesuai nasihat
ahli nujumnya. Ahli nujum itu bernama Swe Swe Win atau dijuluki sebagai
ET, peramal paling kondang sejagat raya Myanmar.
"Jika ibu kota tidak dipindahkan, rakyat akan mendapat musibah besar", bisik halus
si peramal. "Jangan lupa, dipindahkannya pada 6 November 2005 pukul 07.37 ya",
ucapnya, melanjutkan.
Jenderal Then Shwe pun menuruti nasihat tersebut. Benar-benar
menurutinya, lho, tanpa mempertimbangkan aspek geopolitik, kesiapan
191
infrastruktur, geostrategis dan dampak ekonomi yang akan dihadapi saat itu.
(Meski ada juga yang berpendapat bahwa alasan pemindahan ibu kota karena
Yangon sudah terlalu tua, semakin padat, dll)
Akan tetapi jika faktor utamanya memang benar karena saran dari ahli
nujum, maka saya tidak ragu untuk menyebutnya sebagai tindakan bodoh.
Ini sama saja seperti Anda telah bertahun-tahun menggeluti ilmu bisnis,
berhasil mendapatkan IPK tinggi lalu ketika ingin membuka usaha, Anda
pergi ke dukun dan bertanya usaha seperti apa yang cocok untuk Anda yang
berzodiak Sagitarius. Menjual akal untuk membeli sesuatu yang tidak masuk
akal? O, jangan bercanda.
192
Presiden RI secara terang-terangan menyatakan bahwa dirinya memercayai
klenik, dan beritanya sempat muncul di The Washington Post.
Memercayai klenik atau hal-hal mistis memang hak pribadi, tapi jika jatuhnya
sampai merugikan banyak pihak, apalagi rakyat, maka sebaiknya hal tersebut
dikesampingkan. Saya tidak menyalahkan orangnya, saya hanya
menyayangkan rasionalitasnya yang masih tertinggal di level zaman purba.
193
Bagaimana Cara Melatih Kemampuan dalam Menyelesaikan
Masalah?
194
di luar kebutuhan dan menganggap itu sebagai aset (sumber ekonomi yang
memberikan manfaat). Padahal yang demikian bukan aset, tapi liabilitas
(hutang yang harus dilunasi). Tidak bisa membedakan mana aset dan liabilitas
adalah suatu masalah besar dalam mengatur keuangan yang kadang tidak kita
sadari.
Jadi, sudahkah mencoba mencari tahu apa masalah Anda saat ini?
Mungkin kita sering menjumpai kalimat seperti ini, "Maaf kita putus aja.
Peringkatku di kelas jadi menurun sejak kita pacaran." Atau, "Aku mau berhenti
main futsal supaya punya banyak waktu untuk belajar." Padahal setelah putus atau
berhenti main futsal pun, peringkat dia di kelas tidak naik. Kenapa? Karena
akar masalah dia yang sebenarnya bukan karena pacaran atau kurangnya
waktu yang dibutuhkan untuk belajar. Yup, dia tidak tahu akar permasalahan
sebenarnya yang membuat nilainya di kelas jelek! Maka dari itu, sebelum
mencari solusi, penting bagi kita untuk mencari akar dari semua
permasalahan. Bagaimana caranya? Bisa dengan membuat pohon logika (logic
tree). Misalnya masalah kita saat ini adalah nilai ujian matematika yang jelek.
Maka hal pertama yang harus dilakukan adalah bertanya pada diri
sendiri, "Materi seperti apa yang membuatku kesulitan menjawabnya?". Kemudian
kita susun dengan melihat semua topik di dalam matematika seperti
geometri, aljabar, limit, dan lainnya. Ingat, semua topik, tidak boleh ada yang
terlewatkan!
Oke, jika ternyata geometri adalah topik yang membuat nilai kita jelek,
sekarang kita pecah kembali geometri ini ke dalam semua subtopiknya,
seperti luas, volume, transformasi geometri, dll. Kita gambarkan topik dan
subtopik tadi ke dalam sebuah diagram pohon seperti ini:
195
Lalu perhatikan di mana saja kita kesulitan memahami materi. Aha, ternyata
subtopik transformasi geometri dan kesebangunan yang tidak bisa kita kuasai
dengan baik! Dengan begini masalah kita yang tadinya adalah ‘nilai ujian
matematika yang jelek’ bisa diperinci kembali menjadi ‘nilai ujian matematika
yang jelek karena tidak menguasai dua subtopik: transformasi geometri dan
kesebangunan.’
Nah, setelah tahu akar permasalahannya secara spesifik, sekarang kita sudah
siap untuk lanjut ke step 3, yakni mengembangkan rencana ke depannya.
Let's go~
Apa yang harus kita lakukan ketika tidak menguasai materi transformasi
geometri dan kesebangunan? Pertama-tama adalah mendaftarkan semua
kemungkinan dari solusinya, seperti:
196
• Atau memanggil guru privat.
Kita tentukan mana solusi yang relevan dengan situasi kita saat ini. Caranya
bisa dengan mengumpulkan informasi terlebih dahulu, seperti misalnya
informasi tentang keuangan keluarga. Jika ternyata finansial kita sedang tidak
baik, maka solusi memanggil guru privat dikeluarkan dari daftar karena hanya
akan menimbulkan masalah baru. Nah, semakin banyak mencari informasi,
semakin banyak kemungkinan solusi yang akan tersisihkan dari dalam daftar
tersebut karena bukan prioritas atau tidak didukung oleh situasi kita sekarang
#4 Menjalankan rencana
Apalah artinya sebuah rencana jika tidak dieksekusi? Semua hipotesis yang
didapat pada langkah ke-3 kita uji kebenarannya dengan mengeksekusinya.
Semisal, pergi ke toko buku untuk mengganti buku teks pelajaran geometri
yang lebih mudah dipahami. Jika ternyata itu bekerja, maka selesai sudah
masalah kita. Jika kita masih belum memahami materi geometri tadi, maka
eksekusi hipotesis lainnya sampai kita benar-benar bisa memahami materi
transformasi geometri dan kesebangunan. Masalah kita pun terselesaikan .
Hurray!
Masalah nilai matematika yang jelek tadi ternyata memiliki solusi yang
sederhana: mengganti buku pelajaran yang lebih mudah dipahami materi geometrinya
(dan tentunya mempelajari buku tersebut dengan hati yang riang gembira.)
Nah, inti dari Problem Solving ala Ken Watanabe adalah, bahwa sebesar apa
pun masalah kita, maka uraikan ke dalam masalah-masalah yang lebih
197
spesifik dan lebih sederhana lagi. Masalah yang lebih sederhana ini kemudian
dapat dengan mudah kita cari solusinya daripada masalah yang terlihat
kompleks di awal. Inilah bagaimana matematikawan bekerja untuk
menemukan solusi permasalahan yang ada di dalam matematika.
198
Sebagai Penutur Asli Bahasa Indonesia, Kata Apa Saja yang
Membuatmu Tergelitik?
Pertama adalah kata polisi. Serius, kata ini berbeda daripada kata yang
lainnya. Coba kita beri imbuhan me-kan pada kata polisi, maka bentuknya
menjadi memolisikan. Lalu apa arti dari kata memolisikan?
Jika melihat fungsi dari imbuhan me-kan, maknanya bisa membuat jadi, seperti
pada kata mematikan. Pun bisa bermakna melakukan perbuatan, seperti pada
kata menyanyikan.
Jadi kalau melihat fungsi dari imbuhan me-kan, maka arti seharusnya dari
memolisikan adalah membuat seseorang menjadi polisi, ya kan? Tapi kita
tahu bahwa jika Deni memolisikan Susi, maka itu artinya Deni melaporkan Susi
kepada polisi, bukan Deni membuat Susi menjadi seorang polisi!
Kedua adalah kata wefie. "Kalau foto sendirian namanya selfie, kalau banyakan
namanya wefie!", begitu kata teman saya.
Tetapi kalau kita coba mencari kata wefie di dalam bahasa Inggris, kok tidak
ada ya? Lagi pula rasanya enggak nyambung jika wefie mengartikan
foto selfie secara berkelompok. Selfie berarti memotret diri saya sendiri
199
(myself). Kalau subjeknya berkelompok berarti jadi menggunakan ourself,
dong? Masih ada self-nya. Kenapa jadi wefie? Self-nya dikemanakan?
Ketiga adalah kata perkedel. Mungkin bukan katanya yang membuat saya
tergelitik, tapi penuturnya.
Pada umur berapa kalian tahu bahwa perkedel adalah singkatan dari persatuan kentang
dan telur? — Begitu katanya.
200
Fenomena mengartikan kata yang sudah ada sebagai suatu singkatan atau
akronim disebut juga kerata basa. Beberapa kata pun sering disalahpahami
asal mula katanya, seperti pada kata kepo yang konon katanya merupakan
singkatan dari knowing every particular object. Padahal kata kepo diserap dari
bahasa Hokkian, kay poh, yang artinya seseorang yang ingin ikut campur
dengan urusan orang lain. Bukan suatu singkatan di dalam bahasa Inggris!
201
Apa Kesalahan Tata Bahasa yang Sering Dilakukan Penutur
Bahasa Indonesia?
Saya baru sadar kalau ternyata kesalahan berbahasa seperti ini sering
dilakukan oleh penutur bahasa Indonesia. Saya pun pernah melakukann ya
(atau malah masih melakukannya sampai sekarang ya? Hahaha). Baiklah, ini
dia:
• Acuh = Cuek
Kita mungkin pernah mendengar ada seorang wanita bilang begini: "Sayang,
jangan acuhin aku lagi, dong!". Mendengar itu, pacarnya lalu semakin jarang
menghubungi dia dan bahkan tidak menanyakan lagi kabarnya. Si wanita
semakin kesal karena merasa tidak dipedulikan lagi. Kalian tahu apa
penyebab hubungan mereka retak? Ya, karena wanita tersebut tidak tahu arti
dari kata acuh! Si wanita meminta pacarnya untuk jangan mengacuhkan dia
(yang artinya jangan memedulikan dia), padahal, mungkin maksud dari
perkataan dia adalah jangan cuekkin aku!. Namun nahas, dia tidak tahu kalau
acuh itu artinya adalah peduli. Jadi jangan acuhkan aku itu berarti jangan
pedulikan aku. Hayo, siapa di sini yang masih salah
mengartikan acuh sebagai cuek?
• Me + ubah = Merubah
"Aku akan merubah diri menjadi lebih baik". Wih, seram amat kalimatnya.
Merubah diri? Maksudnya, ingin membuat diri sendiri menjadi rubah atau
bagaimana? Hehehe. Kata dasar yang diawali dengan huruf u,
seperti ubah, ucap, utang, dan lainnya, jika diberikan awalan me maka awalan
tersebut mestilah berubah menjadi meng. Seperti mengucap, mengutang(i), dan
202
juga mengubah, bukan menjadi mer. Tidak ada kan kata
kerja merucap atau merutang?
Nah, kesalahan ini dan juga kesalahan pada poin sebelumnya ternyata
terangkum di dalam lirik lagu Once yang berjudul Aku Mau (Kucinta Kau
Apa Adanya).
Duh, kesalahannya sampai berlipat begini. Mungkin karena lagu ini, kita
menjadi semakin terbiasa memaknai kata acuh sebagai tidak peduli, padahal
artinya bertentangan sama sekali.
203
• Mengajari = Mengajarkan
Coba kita tes, mana kalimat berikut yang benar: Guru mengajarkan kita
matematika, atau Guru mengajari kita matematika?
Ini salah satu pertanyaan dari dosen saya sebelum corona akhirnya
menyerang, lho. Saya cukup lama menjawab pertanyaan ini — dan rasanya
bodoh sekali karena hal seperti ini saja tidak tahu!
Kesalahan seperti ini seringkali terjadi. Misalnya saja pada percakapan bapak-
bapak dan ibu-ibu di sekolah: "Bapak ngajar apa hari ini?", lalu dibalas, "Saya
mengajar IPS, Bu". Huhu, Anda boleh terkesima karena guru tersebut telah
berjasa untuk membuat si IPS menjadi anak pintar.
Seharusnya si bapak menjawab begini: "Saya hari ini mengajarkan IPS kepada
siswa, Bu". Ribet? Ya, tidak apa, yang penting sekarang kalimatnya menjadi
lebih masuk akal lagi, ya kan?
204
205
D a f t a r P ust a ka
Ali, Mukti. (2014). Para Penghuni Bumi Sebelum Manusia. Jakarta: Penerbit
Zahira.
Daryono, Aji Iqbal. (2019). Berbahasa Indonesia dengan Logis dan Gembira.
Yogyakarta: DIVA Press.
Euclid. (300 SM). Elements. Alexandria: Museum.
Gunawan, Hendra. (2017). Bermatematika Bukan sekadar Berhitung. Bandung:
Penerbit ITB.
Lanin, Ivan. Xenoglosofilia: Kenapa Harus Nginggris?. Jakarta: Penerbit Buku
Kompas.
Muhammad, Fatihu, dan Auwalu Haruna. The Determination of The Estimation
Time of Death, Using Differential Equation.
Rakhma, Eugenia. (2019). Buku Seri Anak Bertanya: Berapa Umur Bumi?.
Bandung: Common Room Networks Foundation Bandung.
Satwan, Mardanas, dan Sutrisno Kutojo. (2014). Seri Pahlawan: Gerungan Saul
Samuel Jacob Ratulangi. Penerbit Angkasa.
Sagan, Carl. (2018). The Demon Haunted World. Jakarta: Kepustakaan Populer
Gramedia.
Sagan, Carl. (2018). Kosmos. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia
Wallace, David. (2019). Bumi yang Tak Dapat Dihuni. Jakarta: Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama.
Watanabe, Ken. Problem Solving 101: Sebuah Buku Sederhana untuk Orang Pintar.
Jakarta: Elex Media Komputindo.
Quinn, Frank. (2012). A Revolution in Mathematics? What Really Happened a
Century Ago and Why It Matters Today. Notices of The AMS.
206
Quanta Magazine. (2018). Mystery Math Whiz and Novelist Advance Permutation
Problem.
Animath. (2018). Manifold dan Wujud Alam Semesta.
Forbes. (2018). Indiana's State Legislature Once Tried To Legislate The Value of Pi.
Nautilus. (2016). Euclid as Founding Father.
Bermatematika. (2018). Sarang Lebah Madu.
Nobel Prize. (2019). The Nobel Prize in Physiology or Medicine 1924.
Nobel Prize. (2019). The Nobel Prize in Physiology or Medicine 1929.
Science ABC. (2020). Munchhausen’s Trilemma: Is It Possible To Prove Any Truth?.
Tirto. (2017). Diktator Pemelihara Dukun: dari Duviler sampai Soeharto.
Wikipedia. (2018). Thales.
Wikipedia.(2020). Prisoner’s Dilemma.
Wikipedia.(2020). Epimenides Paradox.
Wikipedia.(2019). Periodical Cicadas.
Wikipedia. (2019). Hindenburg Disaster.
207
Tent a ng P enul i s
Arin, begitulah panggilan singkat dia dari namanya yang cukup sulit untuk
diucapkan: Arini Soesatyo Putri.
Dia senang menonton anime dan membaca manga. Dia juga seorang
investor 𝐶𝑂2 ke atmosfer Bumi karena hobinya adalah bernapas. Terkadang
hidupnya tidak berguna, kadang-kadang juga berguna kalau memang lagi
berguna. Selama menulis kumpulan artikel ini dia masih menjabat sebagai
seorang mahasiswi matematika di salah satu perguruan tinggi di pinggir
kebun binatang Bandung. Cita-citanya dulu ingin menjadi seorang pelukis,
tetapi takdirnya membawa dia terdampar di dunia abstraksi.
208