Anda di halaman 1dari 11

ETIKA PROFESI

TG 4004

ETIKA DI LINGKUNGAN ORGANISASI PROFESI

Dosen Pengampu : Reza Rizki, S.T., M.T

Disusun Oleh:

Diyoga Octaparamitha 11115003


Alvirda Synthia 12115033
Putu Pradnya Andika 12115017
Gabrio Hikma Januarta 12115012

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 1
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. Error! Bookmark not defined.
I. PENGERTIAN ETIKA................................................................................................................... 2
1. Secara Etimologis ....................................................................................................................... 2
2. Secara Terminologis ................................................................................................................... 2
3. Berten (1993) .............................................................................................................................. 2
4. Algermon D Black (1993)........................................................................................................... 2
5. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1988) ................................................................... 2
II. ORGANISASI PROFESI ............................................................................................................... 2
1. Fungsi Pokok Organisasi Profesi ................................................................................................ 3
2. Manfaat Organisasi Profesi ......................................................................................................... 3
3. Organisasi Profesi Ahli Bidang Fisika ........................................................................................ 3
2.1 Indonesia ............................................................................................................................. 3
3.2 Internasional ........................................................................................................................ 5
III. PROFESI AHLI FISIKA ............................................................................................................ 6
1. Kode Etik Saintis ........................................................................................................................ 7
IV. PELANGGARAN ETIKA PENELITIAN di INDONESIA ....................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 10

1
I. PENGERTIAN ETIKA
1. Secara Etimologis
Kata etika berasal dari Bahasa Yunani yaitu ethos dan ethikos. Ethos artinya
sifatm watak, adat, kebiasaan, tempat yang baik. Ethikos artinya Susila,
keadaban, atau kelakukan dan perbuatan yang baik (Anonim, n.d.).
2. Secara Terminologis
Kata etika berarti pengetahuan yang membahas baik-nuruk atau benar-tidaknya
tingkah laku dan tindakan manusia serta sekaligus menyoroti kewajiban-
kewajiban manusia.
3. Berten (1993)
1. Etika adalah nilai, norma, dan ajaran yg dijadikan pegangan orang atau
sekelompok orang.
2. Etika adalah kumpulan azas-azas/nilai-nilai dan kode etik dalam
aktivitas/profesi tertentu.
3. Etika adalah cabang ilmu tentang perbedaan ting-kah laku yang baik dan
buruk dalam kehidupan manusia.
4. Algermon D Black (1993)
Etika adalah cara manusia memperlakukan sesama dan menjalani hidup dan
kehidupan dengan baik, sesuai aturan yang berlaku di masyarakat
5. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1988)
Dalam (Anonim, n.d.)kamus besar Bahasa Indonesia kata ‘etika’ mempunyai
arti:
 Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral (akhlak)
 Kumpulan asas atau nilai yang berkenan dengan akhlak.
 Nilai mengenai benar dan salah yang dianut sutu golongan atau masyarakat.

II. ORGANISASI PROFESI


Organisasi profesi adalah organisasi yang anggotanya terdiri dari para praktisi yang
menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung bersama untuk
melaksanakan fungsi social yang tidak dapat mereka laksanakan dalam kapasitas
mereka sebagai individu. Menurut Prof. DR. Azrul Azwar, MPH (1998), ada tiga
ciri-ciri organisasi profesi, yaitu:
 Umumnya untuk satu profesi hanya terdapat satu organisasi profesi yang para
anggotanya berasal dari satu profesi, dalam hal ini telah menyelesaikan
pendidikan dengan dasar ilmu yang sama.

2
 Misi utama organisasi profesi adalah untuk merumuskan kode etik dan
kompetensi profesi serta memperjuangkan otonomi profesi.
 Kegiatan pokok organisasi profesi adalah menetapkan serta merumuskan
standar pelayanan profesi, standar pendidikan dan pelatihhan profesi serta
menetapkan kebijakan profesi.
1. Fungsi Pokok Organisasi Profesi
Pada dasarnya organisasi profesi memiliki lima fungsi pokok dalam kerangka
peningkatan profesionalisme sebuah profesi, yaitu:
 Mengatur keanggotaan organisasi
 Membantu anggota untuk dapat terus memperbaharui pengetahuan sesuai
perkembangan teknologi
 Menentukan standarisasi pelaksanaan sertifikasi profesi bagi anggotanya.
 Membuat kebijakan etika profesi yang harus diikuti oleh semua anggota.
 Memberi sangsi bagi anggota yang melanggar etika profesi.
2. Manfaat Organisasi Profesi
Menurut Breckon (1989), manfaat organisasi profesi mencakup empat hal,
yaitu:
 Mengembangkan dan memajukan profesi.
 Menertibkan dan memperluas ruang gerak profesi.
 Menghimpun dan menyatukan pendapat warga profesi.
 Memberikan kesempatan pada semua anggota untuk berkarya dan berperan
aktif dalam mengembangkan dan memajukan profesi.
3. Organisasi Keprofesian
3.1 Indonesia
3.1.1 Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)

Gambar 1. Logo Himpunan Ahli Geofisika Indonesia

HAGI didirikan di Jakarta pada 9 Oktober 1976. Asosiasi ini dibentuk atas
dasar kesadaran para ahli geofisika akan pentingnya membangun suatu
asosiasi sebagai wadah untuk memahami lebih lanjut ilmu geofisika demi
menyingkap rahasia yang terkandung di dalam bumi Indonesia. HAGI lahir
sebagai wadah dalam menjawab berbagai persoalan mengenai perubahan
alam bumi. Sebagai makhluk yang tinggal di bumi, para anggota HAGI
merasa berkewajiban untuk mencoba mengentaskan permasalahan bumi

3
yang ada melalui perspektif ilmu geofisika. Himpunan Ahli Geofisika
Indonesia (HAGI) merupakan ikatan ahli geofisika di Indonesia. Misi
HAGI adalah untuk:
(1) Meningkatkan manfaat keanggotaan HAGI bagi anggotanya, melalui
kolaborasi elemen akademik, industri, dan institusi pemerintah, dalam
bentuk peningkatan dan sosialisasi pendidikan ilmu geofisika serta
aplikasinya, guna melahirkan generasi HAGI yang professional.
(2) Meningkatkan peran HAGI dalam kehidupan bermasyarakat, melalui
kontribusi informasi dan tenaga ahli, dalam upaya untuk penanggulangan /
mitigasi dan informasi bencana alam serta pengembangan dan pemanfaatan
ilmu geofisika.
(3) Menempatkan HAGI sebagai organisasi profesi yang strategis dalam
perannya sebagai salah satu bagian penting dalam konsep Ketahanan Energi
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3.1.2 Physical Society of Indonesia (PSI)

Gambar 2. Logo Physical Society of


Indonesia (PSI) dicuplik dari
www.fisika.or.id

Organisasi yang menghimpun profesi ilimiah untuk bidang fisika di


Indonesia, yaitu Physical Society of Indonesia (PSI) berdiri sejak 17 April
2017 disahkan oleh notaris pada tanggal 3 Maret 2017 di Bandung.
Organisasi yang berpusat di kota Bandung ini memilih Dr.-Ing. Mitra
Djamal sebagai ketua periode 2017-2020. Tujuan didirikannya PSI ini
untuk membina, mengkomunikasikan dan mengembangkan ilmu fisika dan
pendidikan untuk kepentingan anggota, bangsa Indonesia dan kepentingan
manusai pada umumnya.
Organisasi ini bertekad dapat berperan aktif dan berkontribusi dalam
mengembangkan ilmu fisika di tingkat pusat maupun cabang. Beberapa
kegiatan pelatihan diselenggarakan oleh PSI pusat dan cabang dalam
rangka meningkatkan kompetensi anggotanya. Selain itu, penggalangan

4
pemikiran dan aksi kolektif untuk kontribusi dalam memecahkan masalah
bangsa yang sangat komplek juga akan dilaksanakan melalui pertemuan
ilmiah yang foral maupun nonformal. PSI ambil bagian dalam penyusunan
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dalam rangka
standardisasi kurikulum bidang fisika dan pendidikan fisika sesuai dengan
penyusunan capaian pembelajaran (CP) atau learning outcomes (LO)
program studi fisika dan pendidikan fisika dari tingkat sarjana hingga
doktoral (Physical Society of Indonesia, 2017).
3.2 Internasional
3.2.1 Society Exploration of Geophysicists (SEG)

Gambar 3. Logo Society Exploration of Geophysicists

SEG merupakan sebuah singkatan dari Society of Exploration


Geophysicists. SEG adalah sebuah organisasi bersifat non-profit yang
nyatanya cukup tua dalam dunia eksplorasi. SEG yang merupakan sebuah
organisasi yang pada tahun 1930 mulanya didirikan dengan pemikiran tidak
lebih dari 30 kepala yang menyatakan bahwa penggunaan teknologi
geofisika pada pengeksploran minyak bumi sebaiknya perlu difasilitasi
dalam segi pengetahuan terhadap masyarakat profesional atau bahkan ahli.
Namun seiring perkembangan zaman, SEG terus bertransformasi dari
waktu ke waktu hingga pada awal tahun 2008, SEG bahkan telah mampu
menopang lebih dari 28.000 anggota yang tersebar dan bekerja di lebih dari
130 negara di dunia. Ini merupakan salah satu pencapaian terbesar bagi
sebuah organisasi yang bersifat non-profit tentunya.
SEG terus tumbuh dan berkembang hingga menemukan inovasi-inovasi
baru dalam bidangnya. Bahkan puluhan tahun kebelakang, SEG telah
menyelenggarakan lebih dari puluhan pertemuan, konferensi, lokakarya,
forum dan juga eksposisi bagi masyarakat yang mengabdikan hidupnya
pada geosains di berbagai lokasi yang tersebar di enam benua. Puluhan
kegiatan yang sifatnya internasional yang dipimpin oleh SEG mampu
menyatukan masyarakat global baik dalam pendidikan, penelitian,
kolaborasi bahkan jaringan yang begitu luasnya. SEG bahkan berdedikasi
penuh dalam hal jurnal dimana berisi mengenai aspek penelitian,
eksplorasi, dan penerapan pendidikan geofisika, buku serta newsletter bagi
para masyarakat yang menikmati ilmu geofisika serta penelitian yang
terkait mengenai geofisika itu sendiri.

5
3.2.2 International Union of Pure and Applied Physics (IUPAP)

Gambar 4. Logo International Unions of Pure and Applied Physics (IUPAP)


dicuplik dari www.iupap.org

Organisasi yang beranggotakan ahli fisika dari berbagai komunitas cabang


ilmu fisika ini dikenal dengan nama International Union of Pure and
Applied Physics (IUPAP) berdiri pada tahun 1922 di Brussels dengan 13
negara anggota dan berpusat di Paris pada tahun 1923. Organisasi ini
memiliki beberapa tujuan, yaitu:
 Mendorong dan mendukung kerja sama internasional dalam bidang
fisika.
 Membiayai pertemuan internasional yang sesuai bidang dan membantu
penitia penyelenggara.
 Membantu perkembangan dalam persiapan dan publikasi abstrak karya
tulis dan table konstanta-konstanta fisika.
 Mendukung perjanjian internasional untuk penggunaan symbol, unit,
tata nama, dan standar.
 Membantu perkembangan ahli bidang fisika seperti menggiatkan
penelitian dan pendidikan.
Saat ini, IUPAP berkedudukan di Nanyang Technological University,
Singapura. Kennedy Reed terpilih sebagi presiden IUPAP periode 2017-
2020. Sebagai salah satu ilmu alam dasar, fisika berhubungan dengan
semua cabang ilmu alam. Sehingga, banyak pengembangan ilmu
interdisiplin lain yang dinaungin oleh IUPAP dan bekerja sama dengan
beberapa himpunan lainnya. IUPAP juga berpartisipasi dalam berbagai
program himpunan dan global lainnya (The International Union of Pure and
Applied Physics, 2017).

III. PROFESI AHLI FISIKA


Saintis dipandang sebagai profesi yang memiliki banyak kegunaan untuk
memahami etika sains Saintis tidak memiliki otonomi dalam praktek klasik profesi
yang diajarkan, seperti ahli fisika. Pada abad terdahulu, disiplin saintifik tunggal,
seperti fisika, memandang semuanya sebagai profesi mempunyai organisasi social
untuk melindungi professional mereka untuk mendapat pendanaan penelitian.
Misalnya, Lembaga kimia Amerika mengusulkan kimia sebagai profesi, ilmu
disiplin tunggal, kimia murnia, generalisasi, sebagai profesi independent, beberapa
prodesi lain seperti medis, huku, dan Teknik adalah pekerjaan yang banyak
dibutuhkan oleh organisasi besar (Satrio, 2008).
Saintis tidak memasang papan nama dan praktek independent, namun saat ini
banyak ilmu disiplin lain yang dikembangkan dari ilmu saintis itu sendiri. Merton
(1973) mengindentifikasi empat prinsip pratek saintifik :

6
1. Universalisme : Kebenaran/kejujuran harus diuji sebelum ditetapkan
sebagai kriteris personal.
2. Komunisme : Saintis diwajibkan memaparkan penemuan saintifik.
3. Tidak memihak : Kemajuan sains lebih penting daripada kepentingan
pribadi saintis sendiri.
4. Skeptic : Kejujuran semua saintifik harus dinilai dan
dipertimbangkan daripada fakta yang diperoleh. Kesimpulan saintifik selalu
berupa pernyataan terbuka.
1. Kode Etik Saintis
Kode etik yang berlaku secara universal untuk saintis ditujukan kepada siapa
saja yang menggunakan metode saintifik. Kode etik ini mendukung penelitian
yang beretika dan berdampak pada penelitian, serta mendukung komunikasi
antara saintis dan masyarakat dalam mengatasi masalah yang kompleks
(Department of Trade and Industry, 2007).
1. Kekakuan, Kejujuran, dan Integritas.
 Berperilaku sesuai kemampuan dan peduli terhadap seluruh profesi
sains. Mengembangkan kemampuan dan membantu penelitian saintis
lain.
 Menghindari perliku korupsi dan kesalahan profesi.
 Waspada pad setiap langkah penelitian yang berdampak pada
masyarakat dan menghormati hak dan kewajiban orang lain.
2. Peduli terhadap Kehidupan, Hukum, dan Masyarakat.
 Memastikan setiap pekerjaan yang dilakukan telah disahkan dan
diakui.
 Meminimalkan dan memperingati dampak penelitian terhadap
masyarakat, hewan, dan lingkungan sekitar.
3. Bertanggung jawab terhadap segala informasi.
 Menggali masalah-masalah sains yang berpengaruh pada masyarakat
untuk didiskusikan. Mendengarkan aspirasi dan memperhatikan
sainstis lainnya.
 Tidak memberikan informasi salah atau membiarkan saintis lain
dalam mengambil tindakan salah dalam hal saintifik. Tinjauan bukti
saintifik saat ini, teori dan interpretasi yang akurat dan jelas.

IV. PELANGGARAN ETIKA PENELITIAN di INDONESIA


Saintis erat kaitannya dengan penelitian dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Saintis biasanya melakukan penelitian secara mandiri sehingga ilmu dari hasil
penelitian dapat dijadikan acuan dan menjadi awal penelitian lain. Penelitian harus
mengedepankan kejujuran dalam proses dan pelaporan. Kejujuran erat kaitannya
dengan keinginan untuk menutupi apa pun. Dalam hal ini, pihak yang mengetahui
hasil penelitian dipastikan akan mendapat kebenaran sesuai kenyataan. Namun, itu
tidak dapat menjamin walaupun pada akhirnya akan diketahui dan disebut sebagai
pelanggaran etika.
Persoalan etika semakin penting bila diamati dari kasus pelanggaran yang terjadi
di surat kabar yakni pada tanggal 14 dan 16 Januari 2004 yang dilakukan oleh

7
dosen bergelar doktor terhadap skripsi mahasiswa SI dan tuduhan plagiator
terhadap proposal penelitian di iklan surat kabar terhadap penawaran konsultasi
pembuatan skripsi sampai disertasi.
Etika dalam penelitian dibagi menjadi dua, yakni bagimana melakukan pelaporan
setiap aktifitas penelitian dan bagaimana agar hasil penelitian itu dapat digunakan
secara bertanggung jawab. Pelanggaran etika memang bias dikelompokkan karena
hal itu disesuaikan dengan masalah yang dilanggar. Dalam profesi ahli bidang
fisika (saintis), plagiarisme merupakan pelanggaran yang paling sering bisa
dideteksi karena melakukan pengutipan yang hamper sama dengan aslinya. Kasus
plagiarism dalam bidang eksaakta memang tidak terlalu menonjol namun masih
dapat diamati dan dipelajari lebih dalam.
Contoh kasus pelanggaran etika dalam hal plagiarism yaitu terjadi pada
Mochammad Zuliansyah yang merupakan alumnus Program Doktoral STEI
angkatan 2003 ini, menerima konsekuensi berupa tidak berlakunya ijazah serta
disertasi miliknya, akibat terbukti melakukan plagiarisme dalam disertasi
karyanya. Disertasi itu berjudul "3D topological relations for 3D spatial Analysis".
Disertasi tersebut merupakan plagiasi dari dari paper berjudul "On 3D Topological
Relationships" yang dikarang oleh Siyka Zlatanova. Pernyataan tersebut
dikeluarkan oleh pihak komite Institute of Electrical and Electronics Engineers
(IEEE), ketika disertasi karya Zuliansyah diikutsertakan dalam The IEEE
International Conference on Cybernetics and Intelligent Systems di Chengdu, Cina,
pada akhir September 2008 lalu.
Sementara paper Siyka, pernah dipresentasikan dalam The 11th International
Workshop on Database and Expert System application, DEXA 2000. Plagiarisme
yang dilakukan oleh Zuliansyah, masuk dalam kategori plagiasi level 1 atau paling
berat.
Zuliansyah kemudian meminta maaf kepada komite IEEE melalui email. Ia juga
mengaku melakukan plagiarisme tanpa sepengetahuan tiga orang pembimbingnya,
yaitu Prof. Dr. carmadi Machbub, Suhono Harso Supangkat, dan Yoga Priyana.
Permintaan maaf kepada pihak ITB juga telah dilayangkan Zuliansyah melalui
email, dan ia menyatakan siap menerima segala keputusan ITB.
Terhitung sejak April 2009 hingga April 2012, Zuliansyah dilarang
mempublikasikan karya apa pun dalam semua bentuk publikasi IEEE. Sementara
ketiga orang pembimbingnya, mendapat sanksi berupa surat teguran langsung dari
rektor.
Permintaan maaf secara langsung juga dikirimkan oleh pihak institusi kepada Dr.
Siyka Zlatanova dan IEEE. Dilansir www.itb.ac.id, pihak ITB juga menyatakan
permintaan maaf kepada seluruh pemangku kepentingan ITB, serta komunitas
akademik nasional dan internasional. ITB tegas menyatakan bahwa disertasi dan
ijazah program doktoral Zuliansyah tidak berlaku.
Tahapan penyelesaian masalah Zuliansyah tersebut dalam dibuat diagram alir
sebagai berikut:

8
Mulai

Plagiarisme

Faktor-Faktor yang menyebabkan plagiarisme :


 Tidak Percaya Diri
 Malas
 Penyalahgunaan Teknologi

Pada akhir September 2018, karya Zuliansyah


diikutsertakan pada kegiatan IEEE di Chengdu,
Cina

Plagiat yang dilakukan Zuliansyah termasuk


dalam kategori plagiasi level 1 atau yang paling
berat

Akibatnya ijazah serta disertasi milik Zuliansyah tidak berlaku


Zuliansyah harus meminta maaf pada pihak ITB
Zuliansyah dilarang mempublikasi karya apapun dalam bentuk publikasi IEEE

Selesai

9
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, n.d. eprints.walisongo.ac.id. [Online]


Available at: http://eprints.walisongo.ac.id/6956/3/BAB%20II.pdf
[Accessed 29 10 2018].
Department of Trade and Industry, 2007. webarchive.nationalarchives.gov.uk. [Online]
Available at: http://webarchive.nationalarchives.gov.uk
[Accessed 29 10 2018].
Physical Society of Indonesia, 2017. www.fisika.or.id. [Online]
Available at: http://www.fisika.or.id/
[Accessed 29 10 2018].
Satrio, 2008. sutrio.wordpress.com. [Online]
Available at: https://sutrio.wordpress.com/2008/01/16/pelanggaran-etika-penelitian-di-
indonesia/
[Accessed 29 10 2018].
The International Union of Pure and Applied Physics, 2017. iupap.org. [Online]
Available at: http://iupap.org/
[Accessed 29 10 2018].

10

Anda mungkin juga menyukai