TG 4004
Disusun Oleh:
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 1
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. Error! Bookmark not defined.
I. PENGERTIAN ETIKA................................................................................................................... 2
1. Secara Etimologis ....................................................................................................................... 2
2. Secara Terminologis ................................................................................................................... 2
3. Berten (1993) .............................................................................................................................. 2
4. Algermon D Black (1993)........................................................................................................... 2
5. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1988) ................................................................... 2
II. ORGANISASI PROFESI ............................................................................................................... 2
1. Fungsi Pokok Organisasi Profesi ................................................................................................ 3
2. Manfaat Organisasi Profesi ......................................................................................................... 3
3. Organisasi Profesi Ahli Bidang Fisika ........................................................................................ 3
2.1 Indonesia ............................................................................................................................. 3
3.2 Internasional ........................................................................................................................ 5
III. PROFESI AHLI FISIKA ............................................................................................................ 6
1. Kode Etik Saintis ........................................................................................................................ 7
IV. PELANGGARAN ETIKA PENELITIAN di INDONESIA ....................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 10
1
I. PENGERTIAN ETIKA
1. Secara Etimologis
Kata etika berasal dari Bahasa Yunani yaitu ethos dan ethikos. Ethos artinya
sifatm watak, adat, kebiasaan, tempat yang baik. Ethikos artinya Susila,
keadaban, atau kelakukan dan perbuatan yang baik (Anonim, n.d.).
2. Secara Terminologis
Kata etika berarti pengetahuan yang membahas baik-nuruk atau benar-tidaknya
tingkah laku dan tindakan manusia serta sekaligus menyoroti kewajiban-
kewajiban manusia.
3. Berten (1993)
1. Etika adalah nilai, norma, dan ajaran yg dijadikan pegangan orang atau
sekelompok orang.
2. Etika adalah kumpulan azas-azas/nilai-nilai dan kode etik dalam
aktivitas/profesi tertentu.
3. Etika adalah cabang ilmu tentang perbedaan ting-kah laku yang baik dan
buruk dalam kehidupan manusia.
4. Algermon D Black (1993)
Etika adalah cara manusia memperlakukan sesama dan menjalani hidup dan
kehidupan dengan baik, sesuai aturan yang berlaku di masyarakat
5. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1988)
Dalam (Anonim, n.d.)kamus besar Bahasa Indonesia kata ‘etika’ mempunyai
arti:
Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral (akhlak)
Kumpulan asas atau nilai yang berkenan dengan akhlak.
Nilai mengenai benar dan salah yang dianut sutu golongan atau masyarakat.
2
Misi utama organisasi profesi adalah untuk merumuskan kode etik dan
kompetensi profesi serta memperjuangkan otonomi profesi.
Kegiatan pokok organisasi profesi adalah menetapkan serta merumuskan
standar pelayanan profesi, standar pendidikan dan pelatihhan profesi serta
menetapkan kebijakan profesi.
1. Fungsi Pokok Organisasi Profesi
Pada dasarnya organisasi profesi memiliki lima fungsi pokok dalam kerangka
peningkatan profesionalisme sebuah profesi, yaitu:
Mengatur keanggotaan organisasi
Membantu anggota untuk dapat terus memperbaharui pengetahuan sesuai
perkembangan teknologi
Menentukan standarisasi pelaksanaan sertifikasi profesi bagi anggotanya.
Membuat kebijakan etika profesi yang harus diikuti oleh semua anggota.
Memberi sangsi bagi anggota yang melanggar etika profesi.
2. Manfaat Organisasi Profesi
Menurut Breckon (1989), manfaat organisasi profesi mencakup empat hal,
yaitu:
Mengembangkan dan memajukan profesi.
Menertibkan dan memperluas ruang gerak profesi.
Menghimpun dan menyatukan pendapat warga profesi.
Memberikan kesempatan pada semua anggota untuk berkarya dan berperan
aktif dalam mengembangkan dan memajukan profesi.
3. Organisasi Keprofesian
3.1 Indonesia
3.1.1 Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)
HAGI didirikan di Jakarta pada 9 Oktober 1976. Asosiasi ini dibentuk atas
dasar kesadaran para ahli geofisika akan pentingnya membangun suatu
asosiasi sebagai wadah untuk memahami lebih lanjut ilmu geofisika demi
menyingkap rahasia yang terkandung di dalam bumi Indonesia. HAGI lahir
sebagai wadah dalam menjawab berbagai persoalan mengenai perubahan
alam bumi. Sebagai makhluk yang tinggal di bumi, para anggota HAGI
merasa berkewajiban untuk mencoba mengentaskan permasalahan bumi
3
yang ada melalui perspektif ilmu geofisika. Himpunan Ahli Geofisika
Indonesia (HAGI) merupakan ikatan ahli geofisika di Indonesia. Misi
HAGI adalah untuk:
(1) Meningkatkan manfaat keanggotaan HAGI bagi anggotanya, melalui
kolaborasi elemen akademik, industri, dan institusi pemerintah, dalam
bentuk peningkatan dan sosialisasi pendidikan ilmu geofisika serta
aplikasinya, guna melahirkan generasi HAGI yang professional.
(2) Meningkatkan peran HAGI dalam kehidupan bermasyarakat, melalui
kontribusi informasi dan tenaga ahli, dalam upaya untuk penanggulangan /
mitigasi dan informasi bencana alam serta pengembangan dan pemanfaatan
ilmu geofisika.
(3) Menempatkan HAGI sebagai organisasi profesi yang strategis dalam
perannya sebagai salah satu bagian penting dalam konsep Ketahanan Energi
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3.1.2 Physical Society of Indonesia (PSI)
4
pemikiran dan aksi kolektif untuk kontribusi dalam memecahkan masalah
bangsa yang sangat komplek juga akan dilaksanakan melalui pertemuan
ilmiah yang foral maupun nonformal. PSI ambil bagian dalam penyusunan
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dalam rangka
standardisasi kurikulum bidang fisika dan pendidikan fisika sesuai dengan
penyusunan capaian pembelajaran (CP) atau learning outcomes (LO)
program studi fisika dan pendidikan fisika dari tingkat sarjana hingga
doktoral (Physical Society of Indonesia, 2017).
3.2 Internasional
3.2.1 Society Exploration of Geophysicists (SEG)
5
3.2.2 International Union of Pure and Applied Physics (IUPAP)
6
1. Universalisme : Kebenaran/kejujuran harus diuji sebelum ditetapkan
sebagai kriteris personal.
2. Komunisme : Saintis diwajibkan memaparkan penemuan saintifik.
3. Tidak memihak : Kemajuan sains lebih penting daripada kepentingan
pribadi saintis sendiri.
4. Skeptic : Kejujuran semua saintifik harus dinilai dan
dipertimbangkan daripada fakta yang diperoleh. Kesimpulan saintifik selalu
berupa pernyataan terbuka.
1. Kode Etik Saintis
Kode etik yang berlaku secara universal untuk saintis ditujukan kepada siapa
saja yang menggunakan metode saintifik. Kode etik ini mendukung penelitian
yang beretika dan berdampak pada penelitian, serta mendukung komunikasi
antara saintis dan masyarakat dalam mengatasi masalah yang kompleks
(Department of Trade and Industry, 2007).
1. Kekakuan, Kejujuran, dan Integritas.
Berperilaku sesuai kemampuan dan peduli terhadap seluruh profesi
sains. Mengembangkan kemampuan dan membantu penelitian saintis
lain.
Menghindari perliku korupsi dan kesalahan profesi.
Waspada pad setiap langkah penelitian yang berdampak pada
masyarakat dan menghormati hak dan kewajiban orang lain.
2. Peduli terhadap Kehidupan, Hukum, dan Masyarakat.
Memastikan setiap pekerjaan yang dilakukan telah disahkan dan
diakui.
Meminimalkan dan memperingati dampak penelitian terhadap
masyarakat, hewan, dan lingkungan sekitar.
3. Bertanggung jawab terhadap segala informasi.
Menggali masalah-masalah sains yang berpengaruh pada masyarakat
untuk didiskusikan. Mendengarkan aspirasi dan memperhatikan
sainstis lainnya.
Tidak memberikan informasi salah atau membiarkan saintis lain
dalam mengambil tindakan salah dalam hal saintifik. Tinjauan bukti
saintifik saat ini, teori dan interpretasi yang akurat dan jelas.
7
dosen bergelar doktor terhadap skripsi mahasiswa SI dan tuduhan plagiator
terhadap proposal penelitian di iklan surat kabar terhadap penawaran konsultasi
pembuatan skripsi sampai disertasi.
Etika dalam penelitian dibagi menjadi dua, yakni bagimana melakukan pelaporan
setiap aktifitas penelitian dan bagaimana agar hasil penelitian itu dapat digunakan
secara bertanggung jawab. Pelanggaran etika memang bias dikelompokkan karena
hal itu disesuaikan dengan masalah yang dilanggar. Dalam profesi ahli bidang
fisika (saintis), plagiarisme merupakan pelanggaran yang paling sering bisa
dideteksi karena melakukan pengutipan yang hamper sama dengan aslinya. Kasus
plagiarism dalam bidang eksaakta memang tidak terlalu menonjol namun masih
dapat diamati dan dipelajari lebih dalam.
Contoh kasus pelanggaran etika dalam hal plagiarism yaitu terjadi pada
Mochammad Zuliansyah yang merupakan alumnus Program Doktoral STEI
angkatan 2003 ini, menerima konsekuensi berupa tidak berlakunya ijazah serta
disertasi miliknya, akibat terbukti melakukan plagiarisme dalam disertasi
karyanya. Disertasi itu berjudul "3D topological relations for 3D spatial Analysis".
Disertasi tersebut merupakan plagiasi dari dari paper berjudul "On 3D Topological
Relationships" yang dikarang oleh Siyka Zlatanova. Pernyataan tersebut
dikeluarkan oleh pihak komite Institute of Electrical and Electronics Engineers
(IEEE), ketika disertasi karya Zuliansyah diikutsertakan dalam The IEEE
International Conference on Cybernetics and Intelligent Systems di Chengdu, Cina,
pada akhir September 2008 lalu.
Sementara paper Siyka, pernah dipresentasikan dalam The 11th International
Workshop on Database and Expert System application, DEXA 2000. Plagiarisme
yang dilakukan oleh Zuliansyah, masuk dalam kategori plagiasi level 1 atau paling
berat.
Zuliansyah kemudian meminta maaf kepada komite IEEE melalui email. Ia juga
mengaku melakukan plagiarisme tanpa sepengetahuan tiga orang pembimbingnya,
yaitu Prof. Dr. carmadi Machbub, Suhono Harso Supangkat, dan Yoga Priyana.
Permintaan maaf kepada pihak ITB juga telah dilayangkan Zuliansyah melalui
email, dan ia menyatakan siap menerima segala keputusan ITB.
Terhitung sejak April 2009 hingga April 2012, Zuliansyah dilarang
mempublikasikan karya apa pun dalam semua bentuk publikasi IEEE. Sementara
ketiga orang pembimbingnya, mendapat sanksi berupa surat teguran langsung dari
rektor.
Permintaan maaf secara langsung juga dikirimkan oleh pihak institusi kepada Dr.
Siyka Zlatanova dan IEEE. Dilansir www.itb.ac.id, pihak ITB juga menyatakan
permintaan maaf kepada seluruh pemangku kepentingan ITB, serta komunitas
akademik nasional dan internasional. ITB tegas menyatakan bahwa disertasi dan
ijazah program doktoral Zuliansyah tidak berlaku.
Tahapan penyelesaian masalah Zuliansyah tersebut dalam dibuat diagram alir
sebagai berikut:
8
Mulai
Plagiarisme
Selesai
9
DAFTAR PUSTAKA
10