Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah MEKTEK III
di Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan
Mata Kuliah:
Mekanika Teknik III
Dosen Pengampu:
Maris Setyo Nugroho, M.Eng
Disusun oleh:
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
Rahmat dan KaruniaNya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tak dapat dipungkiri bahwa penulisan makalah ini dapat terselesaikan karena
adanya bimbingan, pengarahan, serta dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu,
kami berterima kasih kepada :
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul....................................................................................................... i
Kata Pengantar ...................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................... iii
Daftar Gambar....................................................................................................... iv
A. Pendahuluan
1. Pendahuluan ........................................................................................ 1
2. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
3. Tujuan ................................................................................................. 2
B. Kajian Teori .............................................................................................. 3
1. Tegangan Bidang ................................................................................ 3
2. Lingkaran Mohr .................................................................................. 4
C. Pembahasan ............................................................................................... 7
1. Pengertian Tegangan Bidang .............................................................. 7
2. Pengertian Lingkaran Mohr ................................................................ 11
D. Kesimpulan ............................................................................................... 14
`
DAFTAR GAMBAR
`
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Tegangan bidang atau dalam bahasa inggris adalah Plain Stress adalah
peristiwa dimana komponen-komponen yang mempengaruhi tegangan hanya
bekerja pada satu bidang saja. Semisal ialah tegangan-tegangan yang hanya
bekerja pada bidang xy saja. Analisis untuk tegangan bidang dapat diterapkan
bilamana struktur cenderung tipis dan beban hanya bekerja dengan searah dan
berada dalam bidang tersebut.
Dalam analisis tegangan, biasanya tegangan-tegangan normal dan geser
yang berbeda pada elemen dan suatu kedudukan atau sumbu-sumbu acuan
semisal x dan y yang sudah diketahui, lalu dapat ditentukan tegangan-tegangan
dalam arah yang tidak menentu yang tetap dipengaruhi oleh orientasi sumbu-
sumbunya.
Lingkaran Mohr adalah persamaan transformasi yang digunakan untuk
tegangan bidang dapat dinyatakan dalam bentuk grafis. Lingkaran Mohr sendiri
ditemukan oleh Otto Christian Mohr ( 1835 – 1918) yang menemukan
persamaan tersebut di tahun 1882. Nama lingkaran Mohr sendiri diambil dari
namanya untuk menghargai jasanya tersebut.
Lingkaran Mohr ini sangat berguna dalam dunia ke-teknik sipilan karena
kegunaannya dalam analisis tegangan, karena dapat memberikan beragam
informasi tegangan normal, utama, dan tegangan geser yang bekerja pada setiap
bidang dari suatu elemen.
Lingkaran Mohr ini digunakan untuk melukis transformasi tegangan
maupun regangan, baik untuk persoalan – persoalan tiga dimensi maupun dua
dimensi. Yang perlu diingat adalah bahwa perputaran sumbu elemen sebesar q
ditunjukkan oleh perputaran sumbu pada lingkaran Mohr sebesar 2q, dan sumbu
tegangan geser positif adalah menunjuk kea rah bawah. Pengukuran dimulai dari
1
titik A, positif bila berlawanan arah jarum jam, dan negatif bila tidak searah
jarum jam.
B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam penyusunan makalah adalah:
1. Apa itu Tegangan bidang dan Lingkaran Mohr ?
2. Apa fungsi dan implementasi dari Tegangan bidang dan Lingkaran Mohr
pada Teknik Sipil?
3. Apa formulasi yang digunakan dalam analisis Tegangan Bidang dan
Lingkaran Mohr ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penyusunan makalah adalah:
1. Menjelaskan pengertian dan memahami Tegangan Bidang dan Lingkaran
Mohr.
2. Mengetahui implementasi dari Tegangan bidang dan Lingkaran Mohr untuk
kehidupan sehari-hari.
3. Mengetahui fungsi dan penggunaan Tegangan bidang dan Lingkaran Mohr
secara tepat.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Tegangan Bidang
Konsep tegangan didefinisikan sebagai gaya per satuan luas,
dikenalkan kedalam teori elastisitas oleh Cauchy sekitar tahun 1822.
Konsep ini telah digunakan secara universal sebagai solusi dalam desain
dan analisis teknik, walaupun faktanya tidak dapat diukur secara langsung
dan tidak memberikan indikasi dari bagaimana tekanan ditransmisikan
melalui bahan yang ditekan. Jelas cara transfer pada kristal padat seperti
logam atau batuan keras, berbeda kontak titik ke titik dalam bahan
partikulat seperti tanah. Namun demikian, dalam kedua kasus itu mudah
untuk memfisualisasikan bidang imajiner pada material dan menghitung
tekanan diatasnya dengan hanya membagi gaya pada penampang dengan
total luas penampang, (R.H.G. Parry, 2005).
Kondisi tegangan yang kita jumpai dalam menganalisis batang yang
mengalami tarik, tekan atau torsi serta dibalok yang mengalami lentur
adalah contoh-contoh keadaan tegangan yang disebut tegangan bidang.
Untuk menjelaskan tegangan bidang, kita akan meninjau elemen tegangan
yang terlihat dalam Gambar 1. elemen ini berukuran sangat kecil dan dapat
digambarkan sebagai sebuah kubus atau sebagai parallelepiped persegi
panjang. Sumbu x, y, z sejajar dengan tepi-tepi elemen. Dan muka-muka
elemen didesain dengan arah normal ke luarya. Sebagai contoh, muka
elemen sebelah kanan disebut sebagai muka x positif, dan muka sebelah
kiri (tak terlihat) disebut sebagai muka x negatif. Dengan cara yang sama,
muka atas adalah muka y positif, dan muka depan adalah muka z positif.
Apabila bahannya berada dalam keadaan tegangan bidang dalam
bidang xy, maka hanya muka x dan y dari elemen yung mengalami
tegangan, dan semua tegangan bekerja sejajar sumbu x dan y, seperti
terlihat dalam Gambar 2. Kondisi tegangan ini sangat biasa karena ini
3
terjadi di permukaan benda yang bertegangan, kecuali dititik dimana
beban luar bekerja dipermukaan tersebut.
4
B. Lingkaran Mohr
Persamaan transformasi untuk tegangan bidang dapat dinyatakan
dalam bentuk plot yang dikenal dengan sebutan Lingkaran Mohr.
Representasi grafis ini sangat berguna karena memungkinkan pembaca
untuk memfisualisasikan hubungan antara tegangan normal dan tegangan
geser yang bekerja pada berbagai bidang miring di suatu titik pada benda
bertegangan. Lingkaran ini juga memberikan cara untuk menghitung
tegangan utama, tegangan geser maksimum, dan tegangan di bidang-
bidang miring. Selain itu, Lingkaran Mohr berlaku tidak hanya untuk
tegangan tetapi juga untuk besaran-besaran lain dengan sifat-sifat
matematis serupa, termasuk regangan dan momen inersia.
𝜎𝑥 −𝜎𝑦
𝜏𝑥1𝑦1 = − sin 2𝜃 + 𝜏𝑥𝑦 cos 2𝜃............................. Persamaan 2.
2
5
𝜎𝑥 +𝜎𝑦 𝜎𝑥 −𝜎𝑦
(𝜎𝑥1 − ) ² + 𝜏²𝑥1𝑦1 = ( ) ² + 𝜏²𝑥𝑦 ..... Persamaan 3.
2 2
Atau
𝜎𝑥 +𝜎𝑦 𝜎𝑥 −𝜎𝑦
𝜎𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 𝑅 = √( ) ² + 𝜏²𝑥𝑦 .. Persamaan 4.
2 2
Sehingga menjadi
(𝜎𝑥1 − 𝜎𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 )² + 𝜏²𝑥1𝑦1 = 𝑅² ....................... Persamaan 5.
6
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tegangan Bidang
Tegangan bidang dapat terjadi akibat gaya aksial, gaya lintang, momen
lentur maupun torsi. Dalam hal ini dijabarkan persamaan-persamaan
transformasi tegangan dan regangan dengan mengubah orientasi sumbu-
sumbu dengan tujuan memperoleh regangan dan tegangan ekstrim
(maksimum dan minimum). Tegangan dan regangan ekstrim digunakan
untuk mengetahui apakah struktur tersebut mampu menahan beban hidup
ataupun beban mati. Dalam perancangan ukuran batang harus disesuaikan
dengan tegangan yang telah ditentukan agar tidak melebihi tegangan geser
tersebut.
1. Analisis Tegangan Bidang (Plain Stress)
Tegangan bidang hanya bekerja pada sumbu xy dapat dilihat pada
gambar 4
7
bagian yang terkena beban dan terletak pada sambungan antara kolom
dan balok utama.
8
Gambar 6. Transformasi sumbu
∑ 𝑓𝑥 ′ = 0
1
𝑠𝑖𝑛2 𝜃 = (1 − cos 2𝜃)...........................................................................(8)
2
1
𝑠𝑖𝑛𝜃𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 = (𝑠𝑖𝑛2𝜃)..........................................................................(9)
2
9
Maka persamaan dapat dituliskan :
(1+𝑐𝑜𝑠2𝜃) (1−𝑐𝑜𝑠2𝜃)
= 𝜎𝑥 + 𝜎𝑦 + 𝜏𝑥𝑦 sin 2𝜃..........................................(10)
2 2
𝜎𝑥 +𝜎𝑦 𝜎𝑥 +𝜎𝑦
𝜎𝑥′ = + 𝑐𝑜𝑠2𝜃....................................................................(11)
2 2
𝜎𝑥 +𝜎𝑦 𝜎𝑥 −𝜎𝑦
𝜎′𝑦 = − cos 2𝜃 − 𝜏𝑥𝑦 𝑠𝑖𝑛2𝜃..............................................(13)
2 2
Contoh Soal :
𝜖𝑦 = 𝜀90 = 0.0003
=0,0005
10
−0,0006 + 0,0003 −0,0006 − 0,0003 0,0005
𝜀12 = ± √( )+( )²
2 2 2
𝜀1 = 0,00365 (maksimum)
𝜀2 = −0,000655 (minimum)
2. 105
𝜎1 = (0,000365 + 0,3.0,000365)
1 − 0,32
𝜎1 = 30,121 𝑀𝑃𝑎
2. 105
𝜎2 = (0,000365 + 0,3.0,000365)
1 − 0,32
𝜎2 = −101,101 𝑀𝑃𝑎
𝜎𝑥 +𝜎𝑦
𝑐( ; 0)................................................................... Persamaan 16
2
11
Gambar 8. Lingkaran Mohr
12
𝜎𝑥 − 𝜎𝑦
cos 2𝜃𝑝𝑙 =
2𝑅
𝜏𝑥𝑦
sin 2𝜃𝑝𝑙 =
𝑅
1 𝜎𝑥 − 𝜎𝑦
𝑐𝑜𝑠𝛽 = ( cos 2𝜃 + 𝜏𝑥𝑦 sin 2𝜃)
𝑅 2
1 𝜎𝑥 − 𝜎𝑦
𝑠𝑖𝑛 𝛽 = ( cos 2𝜃 + 𝜏𝑥𝑦 sin 2𝜃)
𝑅 2
Contoh Soal :
13
Penyelesaian :
𝜎𝑥 −𝜎𝑦 90−20
𝑅 = √( ) ² + 𝜏𝑥𝑦 ² = √( ) ² + 0= 35 MPa
2 2
14
BAB IV
KESIMPULAN
Tegangan bidang dapat terjadi akibat gaya aksial, gaya lintang, momen
lentur maupun torsi. Penerapan tegangan bidang biasanya diterapkan dalam
analisis konstruksi balok dan kolom, untuk tegangan bidang hanya bekerja pada
sumbu x dan sumbu y. Tegangan normal jika arahnya keluar (Tarik) maka
nilainya positif sedangkan jika tekan maka nilainya negatif. Lingkaran mohr ialah
persamaan transformasi pada tegangan bidang yang dinyatakan dalam bentuk
grafis, lingkaran mohr berguna untuk memberikan informasi mengenai tegangan
normal dan tegangan geser yang bekerja pada elemen tertentu. Dalam
penggambaran lingkaran mohr, diambil persamaan bahwa tegangan geser positif
digambar ke arah sumbu vertical ke bawah dan untuk sudut positif sebesar 2𝜃
sesuai arah jarum jam. Dengan lingkaran mohr kita dapat menghasilkan:
1. Tegangan Prinsipal
2. Tegangan geser maksimum
3. Tegangan geser dan tegangan normal pada sudut tertentu
4. Saat tegangan mencapai maksimum dan minimum, maka tegangan geser
adalah 0
14
DAFTAR PUSTAKA
Agus Setyo dan Bambang Supriyadi. 2007. Jembatan. Yogyakarta: Beta offset
Badan Koordinasi Keamanan Laut RI. (2009). Hukum Laut Zona-Zona Maritim
sesuai United Nations Convention on the law of the sea (UNCLOS) 1982.
Badan Nasional Penganggulangan Bencana. (2017). Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Infrastruktur Akibat Siklon Cempaka di D.I. Yogyakarta
Badan Standar Nasional. (1989). SNI 03-1724-1989 Pedoman Perencanaan
Hidrologi dan Hidraulik untuk Bangunan di Sungai. Bandung: BSN
Badan Standar Nasional. (2013). SNI 7973-2013 Spesifikasi Desain untuk Konstruksi
Kayu. Bandung: BSN
Badan Standar Nasional. (2016). SNI 1725-2016 Pembebanan untuk Jembatan.
Bandung: BSN
Dian Ariestadi. 2008. Teknik Struktur Bangunan Jilid II. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
Hardiyatmo, H. C. (2007). Mekanika Tanah 2. Yogyakarta: Beta Offset.
Hong, Tjoa Pwee dan FH. Djokowahjono. 1996. Konstruksi Kayu. Yogyakarta:
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (2007). Buku Informasi
Statistik 2017. Jakarta: Pusat Data dan Teknologi Informasi.
Martawijaya Abdurahim. 2005. Atlas Kayu Indonesia Jilid I (edisi revisi). Bogor:
CV. Miranti
Pemerintah Republik Indonesia. (2004). Undang-Undang Nomor Tahun 2004
tentang Jalan Dan Jembatan Sebagai Bagian Dari Sistem Transportasi
Nasional. Jakarta: Sekretaris Negara Republik Indonesia.
Schodek, Daniel L. (1998). Strucktures. Bandung: PT. Refika Aditama
Schodek, Daniel L. (1999). Struktur Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga
Soemono. 1979. Statika. Bandung: ITB
Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor
7/SE/M/2015. Pedoman Persyaratan Umum Perencanaan Jembatan. Jakarta:
KemenPUPR.
15