PENDAHULUAN
1
BAB II
LANDASAN TEORI
2
3
satuan batuan, struktur, perlapisan, kekar, sesar, dan perlipatan serta proses
yang pernah terjadi pada daerah atau wilayah ini.
Peta geologi dibuat berdasarkan kepentingan ilmiah (science),
pertambangan atau teknik sipil (engineering) atau kepentingan lain misalnya
pertanian, lingkunagn dll. Pada peta geologi teknik dicantumkan jenis batuan,
juga dibedakan hasil pelapukannya, tanah timbun, juga sifat-sifat teknis batuan,
muka air tanah, kedalaman batuan dasar, dan lain sebagainya.
c. Lipatan (fold), merupakan hasil dari perubahan bentuk atau volume dari
suatu bahan yang ditunjukan sebagai lengkungan atau kumpulan
lengkungan pda unsur garis atau bidang di dalam bahan tersebut. Lipatan
dibagi menjadi dua, yaitu anticline dan syncline.
lereng baik itu menggunakan persen ataupun besaran sudut. Di Indonesia sendiri
peta morfologi baru tersedia dalam skala kecil. Peta tersebut adalah peta
morfologi pulau jawa yang dibuat oleh Pannekoek sekitar tahun 1946 dalam
skala 1;1.000.000. Lalu Verstappen sekitar tahun 1976, berhasil membuat peta
morfologi Pulau Sumatera dan pulau-pulau di sekitarnya dengan menggunakan
metode penelitian pengindraan citra jauh dalam skala 1;2.500.000.
Peta morfologi memuat informasi mengenai klasifikasi peta morfologi
yang telah diatur dalam Permen PU No.20/PRT/M/2007 yang isinya adalah gung,
bukit atau perbukitan, datar atau dataran. Informasi mengenai peta morfologi di
Indonesia studi dan literaturnya masih sangat sedikit jumlahnya. Peta morfologi
yang disebutkan diatas masih berupa beberapa pulau di Indonesia saja.
3.1 Tugas
3.1.1 Membuat peta topografi menggunakan software (A3).
3.1.2 Membuat peta morfologi manual dan perhitungan persen lereng
dilampirkan.
3.1.3 Membuat penampang topografi secara manual (Vertikal, Horizontal,
Diagonal Kanan dan Diagonal Kiri) (A3).
3.2 Pembahasan
3.2.1 Membuat peta topografi menggunakan software
11
12
3. Untuk mengubah proyeksi yang akan digunakan, masuk ke tools bar >
configure > pada bagian projection ubah menjadi UTM dan zonanya
menjadi 49 southern.
4. Pilih tools bar > measure > coordinat converter > masukan koordinat yang
akan digunakan, klik convert to > Ok.
5. Klik create new point output coordinates > pada bagian fealure style >
centang specify style to use when rendering fealure > ganti point symbol
dengan dot-red.
6. Klik analysis bar > generate contours. Contours opyion > contours interval
diganti dengan 12.5. klik contours bound > draw a box, lalu pilih wilayah
yang telah ditandai dengan titik merah tadi > Ok. Setelah itu konturnya
akan muncul.
7. Klik file > open data file > piliih file untuk membuat sungai > open.
8. Export data : klik file > export > export vector > ganti menjadi shp > klik
ok.
9. Buka software ArcGis
10. Pilih ISO A3 landscape > klik ok.
11. Klik kanan pada layer > properties > coordinate systems > klik symbol +
pada projected coordinate systems > UTM > 48S.
12. Klik catalog yang berada disisi kanan > connect folder > pilih folder
dimana tadi menyimpan file GlobalMapper > drag data pada layer.
13. Klik kanan layer contour > open attribute tabel.
14. Tandai semua kontur mayor > jika sudah klik close.
15. Muncul garis kontur mayor. Klik kanan pada layer > selection layer from
selected features.
16. Klik kanan pada layer baru > properties > general > ubah nama menjadi
kontur minor.
17. Ubah warna untuk membedakan kontur mayor dan minor.
18. Klik kanan layer kontur minor > selection > clear selected features.
19. Klik kanan layer kontur mayor > label features akan mucul elevasi kontur
mayor.
20. Klik kanan layer kontur mayor > properties > klik placement properties >
centang on the line dan hilangkan centang above > klik ok. Pilih symbol >
edit symbol > mask > pilih halo > ok.
13
21. Klik kanan layer utama > properties > grid > new grid > pilih yang kedua >
next terus.
22. Klik 2x data file yang muncul dari langkah sebelumnya pada Axes >
hilangkan centang top dan right.
23. Setelah itu buat judul, arah mata angina, skala, legenda, indeks peta dan
kelengkapan pembuatan.
24. Jika pembuatan peta sudah selesai, pilih file bar > export map ke jpg.
480-420
×100%
1. 152,17 = 39,42%
480-420
×100%
2. 173,91 = 34,50%
480-420
×100%
3. 217,39 = 27, 40%
480-420
×100%
4. 326,00 = 18, 40%
480-420
×100%
5. 391,30 = 15,33%
Wilayah 2
540-492
×100%
1. 86,9 = 55,23%
540-492
×100%
2. 130,4 = 36,80%
540-492
×100%
3. 152,17 = 31,54%
540-492
×100%
4. 86,9 = 55,23%
540-492
×100%
5. 217,39 = 22,08%
Wilayah 3
600-552
×100%
1. 86,95 = 55,20%
600-552
×100%
2. 86,95 = 55,20
600-552
×100%
3. 86,95 = 55,20
Wilayah 4
720-660
×100%
1. 130,43 = 44.16%
720-660
×100%
2. 195,65 = 30,66%
15
Wilayah 5
780-732
×100%
1. 108,65 = 44.16%
Wilayah 6
660-600
×100%
1. 152,17 = 55.20%
660-600
×100%
2. 108,69 = 39,42%
660-600
×100%
3. 173,91 = 34,50%
Wilayah 7
708-672
×100%
1. 130,43 = 27,60%
708-672
×100%
2. 86,95 = 41,40%
Wilayah 8
420-360
×100%
1. 173,91 = 34,50%
420-360
×100%
2. 43,47 = 138,2%
420-360
×100%
3. 282,60 = 21,23%
420-360
×100%
4. 195,65 = 30,66%
420-360
×100%
5. 217,39 = 27,60%
420-360
×100%
6. 108,6 = 55,24%
420-360
×100%
7. 108,6 = 55,24%
420-360
×100%
8. 86,95 = 69,00%
16
420-360
×100%
9. 86,95 = 69,00%
420-360
×100%
10. 86,95 = 69,00%
Wilayah 9
480-432
×100%
1. 217,39 = 22,08%
480-432
×100%
2. 260,4 = 18,43%
480-432
×100%
3. 195,3 = 24,57%
Wilayah 10
480-432
×100%
1. 152,17 = 31,54%
480-432
×100%
2. 173,91 = 27,60%
480-432
×100%
3. 152,17 = 31,54%
480-432
×100%
4. 173,91 = 27,60%
480-432
×100%
5. 108,69 = 44,44%
480-432
×100%
6. 108,69 = 44,44%
Wilayah 11
540-492
×100%
1. 173,91 = 27,60%
Wilayah 12
540-492
×100%
1. 43,47 = 110,42%
540-492
×100%
2. 86,95 = 55,20%
Wilayah 13
17
540-492
×100%
1. 65,21 = 73,60%
540-492
×100%
2. 86,95 = 55,20%
Setelah mendapatkan persen lereng tiap wilayah ubah warna tiap wilayah
sesuai dengan klasifikasi bentang alam Desaunettes.
19
BAB V
KESIMPULAN
20
21