ATTERBERG LIMIT
3.1 Pendahuluan
Salah satu sifat tanah berbutir halus adalah sifat plastisitasnya. Plastisitas disebabkan
oleh adanya partikel mineral lempung dalam tanah.
Istilah plastisitas menggambarkan kemampuan tanah dalam menyesuaikan perubahan
bentuk pada volume yang konstan tanpa retak-retak atau remuk.
Konsistensi adalah kedudukan fisik tanah berbutir halus pada kadar air tertentu.
Konsistensi tergantung pada :Gaya tarik antara partikel mineral lempung
Konsistensi tanah adalah kedudukan fisik tanah berbutir halus pada kadar air (wc)
Menurut Atterberg (1911), sifat kohesif tanah dibagi dalam 4 keadaan pokok :
- Padat (solid)
- Semi padat (semi solid)
- Plastis (plastic)
- Cair (liquid)
Keadaan-keadaan tersebut terjadi karena adanya perubahan kadar air ( wc)
Atterberg (1911) Memberikan cara untuk menggambarkan batas-batas konsistensi dari
tanah berbutir halus.
Karena sulit mengatur kadar air pada waktu celah menutup pada 25 kali ketukan,
maka dilakukan beberapa kali pengujian, yaitu dengan kadar air yang berbeda.
Untuk memperoleh hasil yang teliti, maka jumlah ketukan diambil 2 titik di atas 25
kali ketukan dan 2 titik di bawah 25 kali ketukan, sehingga diperoleh 4 titik.
Kemudian hubungkan kadar air dan jumlah ketukan, digambarkan dalam grafik
semi logaritma untuk menentukan kadar air pada 25 kali ketukan.
Kadar air dimana untuk nilai-nilai di atasnya tanah akan berperilaku sebagai cairan
kental. Batas cairan ini didefenisikan secara kasar sebagai kadar air di mana 25 kali
pukulan oleh alat batas cair akan menutup celah (groove) standar yang di buat pada
lempengan tanah untuk panjang 12,7 mm. Casagrande (1948) yang lainnya telah
memodifikasi percobaan yang pada awalnya dibuat oleh Atterbeg ini sehingga
tidak terlalu tergantung pada penilaian operatornya, dan dapat di ulang kembali.
Batas cair adalah kadar air tanah pada batas antara keadaan cair dan keadaan
plastis. Contoh tanah dikeringkan di bawah terik matahari, kemudian diremah
dengan martil karet agar tidak merusak partikel tanahnya sendiri. Tanah yang
dipakai pada percobaan ini adalah yang lolos saringan no.40. Tanah tersebut
kemudian diaduk dengan air hingga membentuk adonan atau pasta. Lalu diletakkan
di dalam alat ujinya.
Alat uji batas cair yang dipakai pada percobaan ini dikenal dengan nama
Casagrande yang merupakan sebuah mangkuk kuningan yang mempunyai engsel
disalah satu tepinya sehingga dapat bergerak naik turun. Posisi awal mangkuk
tertumpu pada dasar karet yang keras. Mangkuk dapat bergerak naik turun dengan
pengungkit eksentris (Cam) yang dijalankan oleh suatu alat pemutar. Naik turunnya
mangkuk ini diatas dasar karet tersebut menimbulkan ketukan. Jumlah ketukan ini
yang akan menjadi standar hitungan, dimana uji batas cair ini dikerjakan pada tanah
yang sama dengan jumlah ketukan berbeda. Kadar air yang diperoleh dan
banyaknya ketukan diplot ke grafik semilog. Sebaran titik-titiknya dihubungkan
dengan garis regresi linear. Nilai kadar air yang ditunjukkan pada ketukan 25
adalah batas cair tanah yang diuji.
Batas cair tanah adalah kadar air minimum dimana sifat suatu tanah berubah dari
kedaan cair manjadi plastis.
Water Ways Experiment Station di Vicksburg, Missisipi (1949), mengusulkan
persamaan :
tg β
N
LL=w n ( )
25 (3.1)
Dengan:
N : jumlah pukulan
wn : kadar air (%)
tgβ : 0.121 tidak sama untuk semua jenis tanah.
25
Jumlah pukulan (skala log)
menggulung tanah diatas pelat kaca sampai berdiameter 1/8 inci (3,2 mm)
menjadi retak. Artinya tanah mengalami retak ketika diameter gulungan sekitar
3 mm. Hasil dari percobaan ini digabung dengan hasil pemeriksaan batas cair
untuk menghitung Indeks Plastisitasnya (PI). PI merupakan selisih antara batas
cair dan batas plastis suatu tanah. Batas plastis merupakan kadar air dimana
suatu tanah berubah sifatnya dari keadaan plastis menjadi semi padat. Besaran
batas plastis biasanya digunakan untuk menentukan jenis, sifat dan klasifikasi
tanah. Batas plastis merupakan kadar air dimana suatu tanah berubah sifatnya
dari keadaan plastis menjadi semi padat.
Batas plastis dihitung berdasarkan persentasi berat air terhadap berat tanah
kering pada benda uji. Pada cara uji ini material tanah diambil untuk dijadikan
benda uji kemudian dicampur dengan air suling atau air mineral hingga
menjadi cukup plastis untuk digeleng / dibentuk bulat panjang hingga
berbentuk seperti “cacing” dengan diameter 3 mm. metode pengelengan dapat
dilakukan dengan anggota tubuh kita yaitu tangan untuk mengeleng diatas
permukaan yang datas (kaca, keramik, dsb) adapun benda uji yang retak ketika
mencapai diameter 3 mmm diambil untuk diukur kadar airnya .
( m 1 −m 2 ) ( v 1−v 2 ) γ w 1
SL=
{ m2
−
m2 } x 100 %
(3.3)
m1 = berat tanah basah dalam cawan pecobaan (gr)
m2 = berat tanah kering oven (gr)
v1 = volume tanah basah dalam cawan (cm3)
v2 = volume tanah kering oven (cm3)
w = berat volume air (gr/cm3)
3.10 Kesimpulan
Batas cair adalah kadar air tanah pada batas antara keadaan cair dan keadaan
plastis. Batas plastis merupakan kadar air dimana suatu tanah berubah sifatnya dari
keadaan plastis menjadi semi padat.
Batas susut adalah kadar air pada kedudukan antara daerah semi padat dan padat, yaitu
pesesentase kadar air dimana pengurangan kadar air selanjutnya tidak akan
mengakibatkan perubahan volume tanah.
PI Tinggi, Tanah banyak mengandung lempung.
PI Rendah, Tanah banyak mengandung lanau.
Penyelesaian :
(20,3+20,8)
=20,6 %
2
A. PETUNJUK PRE-TEST
a. Kerjakan soal dan latihan pre-test yang ada pada Modul 3.
b. Mahasiswa dapat dengan sukarela menjawab pertanyaan secara bergantian
atau ditunjuklangsung oleh dosen.
B. PETUNJUK POST-TEST
Dalam tugas ini, pada akhirnya saudara akan membuat definisi terkait dengan :
a. Menjelaskan sifat-sifat konsistensi tanah berbutir halus pada kadar air yang
bervariasi
b. Menghitung Indeks Plastisitas dari suatu massa tanah
c. Mengetahui jenis tanah dari sifat konsistensi tanah
BAGIAN 3. PRE-TEST
BAGIAN 4. POST-TEST
3. Data berikut ini didapat dari uji batas cair dan uji batas plastis, untuk uji batas
cair suatu tanah :
Dari uji batas plastis didapatkan kadar air (PL) = 23.1 %. Gambarkan kurva
aliran dari hasil uji batas cair dan tentukan batas cair dari tanah.