Anda di halaman 1dari 12

Bahan Perkerasan Pascasarjana DTSL FT UGM Bahan Perkerasan Pascasarjana DTSL FT UGM

ASPAL BS3690: Part 1: 1989:


Bitumen (British)/Asphalt (America)  Aspal adalah
o a viscous liquid or solid, consisting essentially of hydrocarbons and

DEFINISI their derivatives, which is soluble in trichloroethylene and substantially


non-volatile and softens gradually when heated.
ASTM D-89:
o It is black or brown in colour and possesses waterproofing and
 Aspal adalah bahan padat atau semi padat yang berwarna coklat gelap sampai
adhesive properties.
hitam yang sebagian besar bahan penyusunnya adalah bitumen yang terjadi
o It is obtained by refinery processes from petroleum, and is also found
dialam atau melalui penyulingan minyak.
as a natural deposit or as a component of naturally occurring asphalt,
 Sebagai bahan ikat, aspal punya sifat:
in which it is associated with mineral matter.
o Strong
o Readily adhesive
o Highly waterproof
o Durable
o Highly resistant to reaction with most acids, alkalis & salts
 Pada suhu ruangan berupa bahan yang padat sampai semi padat, aspal dapat
dibuat kondisi cair dengan:
o Pemanasan (applying heat),
o Dilarutkan (dissolved) dalam petroleum solvents, atau
o Diemulsikan dengan air
 Aspal pada lapis keras jalan berfungsi sebagai bahan ikat antar agregat untuk
membentuk suatu campuran yang kompak, sehingga akan memberikan
kekuatan yang lebih besar dari masing-masing agregat
 ‘Complicated colloidal system of hydrocarbon materials’

Aspal - 1 Aspal - 2
Bahan Perkerasan Pascasarjana DTSL FT UGM Bahan Perkerasan Pascasarjana DTSL FT UGM

KOMPOSISI ASPAL Komposisi kimiawi aspal/bitumen


 Whiteoak, 1990 --- Shell Bitumen Handbook:
Komposisi aspal diperoleh dengan komposisi kimiawi internalnya (internal
chemical constitution). Unsur Komposisi (%)
Bitumen adalah suatu campuran kimiawi yang kompleks terdiri dari Carbon 82 – 88
molekul-molekul yang sangat kompleks dengan komposisi: Hydrogen 8 – 11
Sulphur 0–6
 terbesar (90-95%): hydrocarbon (H-C)
Oxygen 0 – 1.5
 sedikit kandungan atom-atom (hetero-atoms): sulphur, nitrogen dan
Nitrogen 0–1
oxygen
Petersen (TRR 999 – 1984) --- Asphalt Surfacing (Hunter)
o berperan dalam menentukan sifat kimia dan fisik yang unik dari

aspal ----- interaksi antar molekulnya Komposisi pada berbagai jenis aspal
Unsur
o tipe dan kadar molekul yang terkandung di aspal sebagi fungsi A B C D
Carbon (%) 83.77 85.78 82.90 86.77
dari asal crude oilnya dan akibat penuaan (aging)
Hydrogen (%) 9.91 10.19 10.45 10.93
o sulfur lebih mudah bereaksi dengan oksigen dari pada hidrogen
Nitrogen (%) 0.28 0.26 0.78 1.10
dan karbon --- salah satu penyebab utama ageing selain
Sulphur (%) 5.25 3.41 5.43 0.99
evaporation (volatilisation) dan degradasi karena cahaya Oxygen (%) 0.77 0.36 0.29 0.20
(photodegradation) Vanadium (ppm) 180 7 1380 4
 sedikit kandungan metal (metals): vanadium, nickel, iron, magnesium Nickel (ppm) 22 0.4 109 6

dan calsium  Komposisi ini sangat bervariasi tergantung pada sumber minyak bumi
o kadar metal kurang dari 1%
dan perlakuan modifikasi yang diterapkan (semi-blowing dan blowing).
o kandungan metal dalam aspal dapat menunjukkan asal crude  Untuk mendapatkan detail komposisi yang kompleks ini perlu dilakukan
oilnya penelitian laboratorium dan akan didapatkan data hasil penelitian yang
Ikatan yang terjadi adalah Heterocyclic.
sangat banyak.

Aspal - 3 Aspal - 4
Bahan Perkerasan Pascasarjana DTSL FT UGM Bahan Perkerasan Pascasarjana DTSL FT UGM
Komposisi yg kompleks dan banyak ini dapat dibedakan menjadi:
1. Asphaltenes
2. Malthenes:
a. Saturates,
b. Aromatics, dan
c. Resins
b. Resins
 Komposisi: sama dengan asphaltenes namun dengan prosenta-se kecil
Ke-4 komposisi ini sulit dibedakan secara nyata dan dimungkinkan overlap
pada nitrogen, sulphur dan oxygen
antara satu dengan yang lain.
 Dark-brown solid or semi-solid
a. Asphaltenes  Sifat: warna coklat tua, BM = 500 – 50000 [900-1300*)]
 Komposisi: carbon, hydrogen, nitrogen, suphur dan oxygen  Kadar resin dalam bitumen (5-50%) berpengaruh pada sifat daya lekat
 Sifat: hitam atau coklat, dark-brown amorphous solids of high aspal (adhesive)
*)
molecular weight (typically: 600 – 300000) [1000 – 50000 ]
c. Aromatics
 Kadar asphaltenes di dalam bitumen sangat mempengaruhi sifat
 Sifat: lowest molecular weight: 300 – 2000 [500 - 900*)],
rheological aspal/bitumen.
 Kadar dalam aspal: 40% - 65% dari total bitumen (dark-brown viscous
 Semakin tinggi kadar asphaltenes dalam bitumen semakin keras, nilai
liquid) ---- durability
penetrasi kecil, softening point tinggi dan konsekuensinya tinggi
 Struktur kimiawi:
viscosity-nya.
 Kadar dalam bitumen/aspal: 5% - 25%
 Struktur kimiawi:

Aspal - 5 Aspal - 6
Bahan Perkerasan Pascasarjana DTSL FT UGM Bahan Perkerasan Pascasarjana DTSL FT UGM
d. Saturates Struktur Bitumen
 kadar dalam aspal: 5 – 20%  Bitumen ----- colloidal system yang terdiri dari high molecular weight
 solid or viscous liquids asphaltene micelles yang terdispersi atau terlarut di dalam media
*)
 Molecular weight-nya hampir sama dg aromatics [500 - 800 ] dengan lower molecular weight (maltenes)
 Component: waxy and non-waxy saturates --- paraffin  Pada jumlah resins dan aromatics yang cukup dengan daya pelarut yang
 Warna: putih (light colour) sesuai, asphaltenes akan fully peptised (terselubungi) dan menghasilkan
 Struktur kimiawi: micelles bergerak dengan leluasa di dalam bitumen ----- SOLUTION -
SOL type bitumen
 Jika jumlah aromatics/resins tidak cukup untuk menyelubungi micelles
atau kurangnya energi pelarut maka asphaltenes akan mudah
bergabung satu sama lain --- struktur terbuka yang tidak teratur yang
menghubungkan micelles dan rongga diantaranya terisi oleh
intermicellar fluid --- GELATIN - GEL type bitumen, contoh: blown or
oxidised bitumen used for roofing
 Perilaku koloidal asphaltenes di dalam bitumen merupakan hasil dari
aggregation (penyatuan) atau solvation (pelarutan).
 Derajat terselubunginya micelles berpengaruh pada viskositas dari
sistem. BM tinggi ---- viskositas akan naik.

Aspal - 7 Aspal - 8
Bahan Perkerasan Pascasarjana DTSL FT UGM Bahan Perkerasan Pascasarjana DTSL FT UGM
Sistem koloidal:

Aspal - 9 Aspal - 10
Bahan Perkerasan Pascasarjana DTSL FT UGM Bahan Perkerasan Pascasarjana DTSL FT UGM

SIFAT ASPAL 1) oksidasi pada suhu tinggi


 proses hembusan udara (air blowing process)
1. Sifat Kimiawi
 O2 tidak masuk dalam aspal, tetapi mengikat H dan
(terutama sifat-sifat kimiawi yang ada kaitannya dengan pemakaian aspal
membentuk air
dalam konstruksi lapis keras)
 H terambil -- hydrocarbon tidak jenuh (unsaturated)
a. Daya larut
membentuk molekul-molekul yang BM-nya besar
b. Reaktifitas kimiawi
 terbentuk asphaltenes yang lebih besar --- terjadi perubahan
sifat ----- air blown asphalt (lower susceptible to temperature)
a. Daya Larut
 penggunaan: roofing
 aspal larut dalam solvent yang berasal dari crude oils
2) Oksidasi pada suhu normal
 sifat ini tetap terbawa walaupun sudah dipakai dalam konstruksi
 aspal dibiarkan --- akan terbentuk lapisan tipis yang keras
 pemakaian aspal harus mengetahui lingkungan
sebagai hasil oksidasi
 sifat dari lapisan ini: getas dan rapuh; punya komponen baru
contoh:
yang larut dalam air
1) aspal sebagai bahan lapis keras jalan yang melayani kendaraan
 akibat: aspal di permukaan jalan akan tipis dan teraus
berbahan bakar minyak, jika ada yang tercecer (jumlah tidak
 Proses: udara  oksigen  proses oksidasi  lapisan
seberapa, daya uap bahan baker tinggi (bensin) --- sehingga
tipis yang keras  pecah dan teraus oleh air  aspal segar
hubungannya dengan aspal tidak lama)  tidak akan mempengaruhi
timbul  oksidasi lagi
aspal
 Efek lanjut: ravelling, stripping
2) kompleks pembelian bahan bakar solar (jumlah tidak seberapa, daya
2. Sifat Fisik
penguapan rendah --- hubungannya dengan aspal lama)  terjadi
Warna: coklat kehitam-hitaman
pelarutan aspal, sehingga viscositas aspal akan turun
ujud: padat / semi padat
b. Reaktifitas kimiawi
terutama dengan oksigen (lapis keras selalu berhubungan dengan a. aspal sebagai bahan thermoplastis
udara terbuka yang mengandung oksigen) Viscositas aspal akan berubah bila terdapat perubahan temperatur
Aspal - 11 Aspal - 12
Bahan Perkerasan Pascasarjana DTSL FT UGM Bahan Perkerasan Pascasarjana DTSL FT UGM
e. Aspal sebagai bahan perekat
b. aspal sebagai bahan rheologi
Target:
Hubungan antara tegangan (stress) dan regangan (strain) dipengaruhi
 aspal harus dapat membungkus secara merata pada batuan sehingga
beban dan waktu
dapat berfungsi dengan baik
Aspal apabila mendapat pembebanan dengan jangka waktu cepat sekali
 tidak boleh terlalu tebal  pada suhu tinggi  aspal mencair; fungsi
(kecepatan tinggi)  bersifat elastic; jika pembebanan dengan jangka
berubah sebagai bahan pelicin
waktu yang lama  bersifat viscous
Pada pemadatan awal temperature terlalu rendah  viscositas naik, shg
 aspal punya sifat viscoelastic (sifat aspal dipengaruhi oleh jangka
cairan menjadi kental dan kemampuan mengalir berkurang  tidak merata
waktu pembebanan, walau beban sama tetapi jangka waktu
Heukelom mengembangkan suatu nomograph yang memungkinkan
pembebanan berbeda  tegangan berbeda)
nilai penetrasi, softening point, Frass and viscosity data untuk
menggambarkan pengaruh temperatur pada aspal  the bitumen test data
c. Pengaruh waktu terhadap sifat aspal
chart (BTDC) ---- Gambar 1
Aspal yang dibiarkan dan tidak mengalami tegangan  mengeras sesuai
Dari BTDC ini dapat diketahui pada tingkat viscosity berapa suatu jenis
dengan jalannya waktu (thixotropy).
aspal dapat dilakukan mixing dan compaction; dan dapat untuk
Cara mengatasi: memanasi atau memberi tegangan
memperkirakan besarnya Frass breaking point.
Terjadi pada: Jalan buntu, ujung landasan pesawat terbang
Pentingnya pengaruh temperatur  klasifikasi aspal didasarkan pada
Pengaruh: kenampakan yang retak-retak
kepekaannya terhadap temperatur (dengan nilai PI – penetration index)
d. Pengaruh temperatur pada sifat aspal PI < -2 : aspal sangat peka terhadap temperatur
Penting: -2 ≥ PI ≥ +2 : aspal normal
 saat akan pemakaian diadakan pemanasan (mendapatkan viscositas PI > +2 : air blown aspal
aspal yang sesuai) Cara mendapatkan nilai PI:
 sebagai lapis konstruksi  dipengaruhi suhu  cari penetrasi pada suhu 25C (77F)
 cari temperature titik lembek (dg Ring and Ball test – softening point)

Aspal - 13 Aspal - 14
Bahan Perkerasan Pascasarjana DTSL FT UGM Bahan Perkerasan Pascasarjana DTSL FT UGM
 dengan nomogram dari Shell (Gambar 2) diperoleh nilai PI, atau
dengan formula:

PI  1952  500 log Pen  20SP


50 log Pen  SP 120

Gambar 1. BTDC

Aspal - 15 Aspal - 16
Bahan Perkerasan Pascasarjana DTSL FT UGM Bahan Perkerasan Pascasarjana DTSL FT UGM

Gambar 2.

Aspal - 17 Aspal - 18
Bahan Perkerasan Pascasarjana DTSL FT UGM Bahan Perkerasan Pascasarjana DTSL FT UGM

3. Tingkat keawetan (durability) aspal 2. Loss of volatile - evaporation


Durability: tingkat keawetan aspal untuk mempertahankan sifat Penguapan terjadi pada bahan-bahan yang peka akan
aslinya terhadap perubahan yang diakibatkan penguapan (BM kecil) tergantung dari temperatur dan kondisi
pengaruh cuaca atau saat pengolahan sekitarnya. Pengerasan akibat penguapan ini relatif kecil dan tidak
Tolok ukur: aspal akan mengeras sesuai jalannya waktu (bitumen berpengaruh terhadap penetrasi aspal.
hardening).
3. Physical hardening
Faktor yang menyebabkan bitumen hardening:
Pengerasan ini terjadi pada ambient temperature dan biasanya
1. Oxidation
ditunjukkan dengan reorientasi molekul di dalam aspal dan
2. loss of volatile (evaporation)
lambatnya kristalisasi dari wax-nya.
3. physical hardening:
Pengerasan akibat physical hardening ini sifatnya reversible, dengan
a. thixotropy
pemanasan kembali viskositas awal aspal dapat diperoleh kembali.
b. polimerisasi
Thixotropy: mengeras akibat dari jalannya waktu tetapi tidak
c. synergise
merubah komposisi aspal
4. exudative hardening (separation)
Polimerisasi: pengelompokan bagian-bagian aspal membentuk
a. Oxidation molekul baru dengan BM lebih besar
Aspal perlahan teroksidasi bila ada kontak dengan udara terbuka, Synergise: gejala kimiawi murni (noda-noda pada permukaan jalan)
oksigen bergabung dengan molekul dg BM tinggi (asphaltenes)  – campuran resins + oils
meningkatkan viscositas aspal.
4. Exudative hardening
Tingkat oksidasi dipengaruhi oleh tingkat ketergantungan aspal
Sebagai hasil dari perpindahan oily component dari aspal terserap ke
terhadap temperatur, waktu dan tebal dari aspal film (lapis tipis).
mineral agregat (sebagai akibat absorpsi selektif dari agregat).
Tingkat oksidasi ini meningkat double pada setiap peningkatan suhu
Tergantung dari sifat exudative aspal dan porositas agregat.
10C pada suhu di atas 100C.

Aspal - 19 Aspal - 20
Bahan Perkerasan Pascasarjana DTSL FT UGM Bahan Perkerasan Pascasarjana DTSL FT UGM

5. Proses pengerasan aspal selama penyimpanan,


pencampuran dan masa pelayanan

a. Pengerasan selama penyimpanan


Selama penyimpanan dalam bentuk aspal curah (bulk) pada
suhu relatif tinggi, pengerasan aspal sangat kecil kemungkinan
terjadi --- permukaan aspal yang berhubungan dengan oksigen
sangat kecil bila dibandingkan volume aspal yang begitu besar
Namun jika ada sirkulasi dan pada proses pengisian tanki,
aspal jatuh dari pipa entry pada bagian atas tanki pada aspal
yang ada di tangki, maka hardening terjadi sangat
dimungkinkan.

b. Pengerasan selama pencampuran


Selama proses pencampuran semua agragat dan filler terselimuti
oleh lapis tipis (thin film) aspal (tebal: 5 microns - 15 microns)
c. Pengerasan dalam campuran aspal selama hot storage, transport
Aspal dicampur dengan hot aggregate dan tersebar menjadi thin
dan laying
film di dalam asphalt pugmill, kondisi ini sangat dimungkinkan
Hardening dapat terjadi selama penyimpanan di silo (atau
terjadi oxidation dan loss volatile.
kendaraan penyimpan campuran aspal panas), tergantung dari
lama berhubungannya dengan oksigen, tingkat ketebalan film
aspal dan temperatur campuran.
Selama transport dari AMP ke lokasi dan penghamparan,
hardening aspal juga sangat dimungkinkan. Besarnya sangat

Aspal - 21 Aspal - 22
Bahan Perkerasan Pascasarjana DTSL FT UGM

tergantung dari lama pengangkutan sampai ke tujuan dan


proses penghamparan dan pemadatannya; juga temperatur
selama proses tersebut berlangsung. (lihat gambar)

d. Pengerasan aspal di jalan


Sebagian besar pengerasan terjadi selama mixing dan lebih kesil
saat hot storage/transport.
Hardening dapat juga terjadi pada jalan dan faktor utama
penyebabnya adalah kadar pori dalam campuran padat (air void
content of the mix).
Void content rendah  hardening kecil
void content tinggi  hardening besar

Aspal - 23

Anda mungkin juga menyukai