4.1. PENDAHULUAN
Untuk memperkirakan produksi alat berat secara teliti perlu dipelajari faktor-
faktor yang secara langsung dapat mempengaruhi hasil kerja alat tersebut. Faktor-
faktor yang mempengaruhi kinerja alat berat meliputi: (1) Tahanan gali (Digging
Resistance), (2) Tahanan guling atau tahanan gelinding (Rolling Resistance), (3)
Tahanan kemiringan (Grade Resistance), (4) Koefisien Traksi, (5) Rimpull, (6)
Percepatan, (7) Elevasi letak proyek, (8) Evisiensi Operator, (9) Faktor
pengembangan atau pemuaian (Swell Factor), dan (10) Berat material.
Besarnya RR dinyatakan dalam pounds (lbs) dan Rimpull yang diperlukan untuk
menggerakkan tiap gross ton berat kendaraan beserta isinya pada jalur mendatar, dan
dengan kondisi jalan tertentu.
76
Arah gerak truck
RR RR RR
Contoh:
Jalur jalan yang dibuat dari perkerasan tanah dilewati leh truck dengan tekanan ban
35 – 50 lbs. Diperkirakan roda tersebut memiliki tahanan gulir (RR) sebesar 100 lbs/
ton. Jika berat kendaraan dan isinya 20 ton, hitung besarnya kekuatan tarik yang
diperlukan oleh mesin itu pada roda kendaraan (Rimpul) agar kendaraan tersebut
dapat bergerak.
Jawab:
Keterangan:
RR = Tahanan Guling (lbs/ gross ton)
CRR = Koefisien Tahanan Guling (lihat Tabel: 4.1)
77
Tabel: 4.1. Angka Tahanan Gulir dinyatakan dalam persen(*)
a. GR Positif b. GR Negatif
Contoh Soal:
Sebuah truck beserta muatan beratnya 20 ton,
truck itu bergerak pada jalur jalan dengan
tahanan gulir (GR) = 100 lbs/ ton. Hitung
kekuatan tarik yang diperlukan oleh mesin truck untuk menggerakkan bannya.
Jawab:
Kekuatan tarik (Rimpull yang menahan kemiringan)
= Berat kendaraan x GR x Kemiringan.
= 20 ton x 100 lbs/ton/1% x 5%
= 200 lbs
Untuk menahan supaya truck tidak meluncur turun akibat kemiringan, maka
diperlukan kekuatan tarik yang besarnya minimum 200 lbs juga.
Kekuatan tarik yang diperlukan = Rimpull yang menahan kemiringan + gaya tarik
yang menahan kemiringan
Kekuatan tarik yang diperlukan = 200 lbs + 200 lbs
= 400 lbs.
79
4.5. KOEFISIEN TRAKSI (CT)
Koefisien Traksi (CT) adalah faktor yang menunjukkan berapa bagian dari
seluruh kendaraan itu pada ban atau truck yang dapat dipakai untuk menarik atau
mendorong. Jadi CT adalah suatu faktor dimana jumlah berat kendaraan pada ban
penggerak itu harus dikalikan untuk menunjukkan Rimpull maksimum antara ban
dengan jaur jalan , tepat sebelum roda itu selip.
Jika terdapat geseran yang cukup antara permukaan roda dengan permukaan jalan,
maka tenaga mesin tersebut data dijadikan tenaga traksi yang maksimal. (Gambar:
4.3)
Arah Gerak
Berat Alat (W)
Ft Permukaan
Tanah
FR1 Gaya Perlawanan Gerak
WS = Berat Total
Alat (W)
80
Contoh :
Jumlah berat kendaraan yang diterima oleh roda kendaraan = 8000 lbs.
Berdasarkan percobaan-percobaan diketahui bila hanya tersedia Rimpull seberat
4800 lbs saja, maka roda akan selip. Hitunglah Koefisien Traksi (CT)
Jawab:
Jika Rimpull yang tersedia besarnya 4800 lbs, berarti traksi kritis dari kendaraan
tersebut = Rimpull.
*)
Sumber: Prodjosumarto
81
Contoh 1.
Jumlah berat suatu kendaran (W) = 20 ton (40.000 lbs), seluruhnya diterima oleh
roda penggerak. Kendaraan tersebut akan bergerak pada jalur jalan tanah liat yang
kering. Tahanan guling (RR) 100 lbs/ ton, kemiringan jalan = 5%. Coba analisa,
apakah roda kendaraan itu tidak selip?
Jawab:
Menurut Tabel: 4.2, CT untuk tanah liat kering = 0,50
Jadi untuk menahan agar supaya truck tidak melorot turun, diperlukan gaya tarik
yang besarnya minimum 2000 lbs juga.
Rimpul l= Kekuatan tarik + Gaya tarik truck agar tidak melorot.
= 2.000 lbs + 2.000 lbs
= 4.000 lbs.
20.000 lbs > 4.000 Lbs
TK > Rimpull
Rimpull adalah besarnya kekuatan tarik yang dapat diberikan oleh mesin atau
ban penggerak yang menyentuh tanah.
Traksi Kritis (TK) adalah jumlah tenaga yang diperlukan untuk menarik
kendaaan itu
82
Jika jumlah tenaga yang diperlukan untuk menarik kendaraan itu (traksi kritis)
besarnya = 20.000 lbs, sedangkan kekuatan tarik yang dapat diberikan oleh mesin/
ban penggerak yang menyentuh tanah (Rimpull) besarnya = 4.000 lbs, maka
disimpulkan bahwa roda kendaraan itu selip.
Contoh 2.
Kendaraan yang sama, tetapi roda penggerak dianggap hanya menerima 50% dari
berat total kendaraan seluruhnya (W). Coba analisa apakah kendaraan itu masih tetap
saja selip?
Jawab:
TK = CT x W x 50%
= 0,50 x 40.000 lbs x 50%
= 10.000 lbs
Contoh 3.
Kendaraan yang sama berjalan pada tanah pasir lepas dengan RR = 250 lbs/ ton berat
kendaraan. Jika berat kendaraan yang diterima oleh roda besarnya 50%, coba analisa
apakah kendaraan tersebut selip?
Jawab:
83
Rimpull untuk mengatasi RR = W x RR
= 20 ton x 250 lbs/ ton
= 5.000 lbs
TK < Rimpull
TK = 4.000 lbs Jadi Kendaraan tidak selip
4.6. RIMPULL
Rimpull adalah besarnya kekuatan tarik yang dapat diberikan oleh mesin atau
ban penggerak yang menyentuh permukaan jalur jalan dari suatu kendaraan. Rimpull
biasanya dinyatakan dalam satuan kg atau lbs.
Jika Koefisien Traksi (CT) cukup tinggi
CATATAN: sehingga roda tidak selip, atau CT mampu
menghindari selip, maka besarnya Rimpull
maksimum yang dapat diberikan oleh mesin/
ban kendaraan adalah fungsi dari tekaga mesin
(dsalam Horse Power) dan verseneling antara
mesin dan rodanya.
Jadi: RP = (HP x 375 x Efisiensi
mesin)/ (Kecepatan mesin dalam mph)
84
HP = Horse Power (Tenaga mesin) HP
375 = Angka konversi
Efisiensi mesin = 80 – 85%
Tetapi jika ban kendaraan telah selip, maka besarnya Rimpull dihitung sama dengan
tenaga pada roda penggeraknya dikalikan CT .
Jadi saat selip RP = Tenaga Roda Penggerak x CT
Contoh 1.
Traktor dengan kekuatan 160 HP, menggunakan roda karet, berjalan pada gigi 1
dengan kecepatan 3,6 mph (mile per hour= mil/ jam). Hitung Rimpull maksimum
yang dapat diberikan oleh roda itu.
Jawab:
Traktor roda karet, kondisi yang tidak selip.
Contoh 2
Buldoser 140 HP, roda karet bergerak pada versenelling 1 dengan kecepatan 3,25
mph. Hitung Rimpull maksimum yang dapat diberikan oleh roda buldoser itu.
Jawab:
Kondisi kendaraan tidak selip.
85
= (140 x 375 x 0,85)
3,25
= 13.730 lbs
Rimpull tidak dapat dihitung pada roda rantai (Crawler); istilah yang dipakai
penggantinya adalah Draw Pull Bar (DPB). Dalam DPB pada traktor, mesin traktor
harus mampu untuk menahan:
- Tahanan guling (RR) dan tahanan kemiringan (GR)
- Tahanan gulir dan tahanan kemiringan dari alat yang ditariknya.
Contoh 3.
Sebuah traktor/ buldoser yang beratnya (W) 15 ton, bergerak di atas jalur jalan yang
mempunyai tahanan gulir (RR) 100 lbs/ ton, dengan kemiringan jalan sebesar 5%.
Buldoser itu berjalan pada versenellling 1 dan memiliki DPB maksimum sebesar
28.019 lbs. Hitung DPB yang dapat digunakan untuk menarik muatan lain.
Jawab:
DPB Maksimum = 28.019 lbs.
DPB untuk mengatasi RR = W x RR
= 15 ton x 100 lbs/ ton
= 1.500 lbs
86
Rimpull tergantung pada HP dan kecepatan gerak dari alat berat tersebut. Biasanya
pabrik telah memberikan pedoman tentang berapa besar kecepatan maksimum dan
Rimpull yang dapat dihasilkan oleh masing-masing gigi verseneling seperti terdapat
pada tabel 4.3.
Percepatan tak mungkin dihitung secara tepat, tetapi dapat diperkirakan memakai
rumus Hukum Mewton.
F = (W x a)
G
a = (F x g)
W
87
Keterangan Rumus:
F = Kelebihan Rimpul (lbs)
G = Percepatan karena gaya gravitasi = 32,2 ft/ det2
W
= Berat kendaraan beserta isinya (lbs)
a = Percepatan (ft/ det 2)
Contoh 1
Suatu alat berat dengan bobot 1 ton ( 2000 lbs) mempunyai kelebihan Rimpull
sebesar 10 lbs. Jika kelebihan Rimpull tersebut digunakan untuk menambah
kecepatan, berapakah percepatan maksimum yang dapat dihasilkan?
Jawab:
a = (F x f)/ W
= (10 lbs x 32,2 ft/ det 2)
2.000 lbs
= 0,161 ft/ det2
= 0,11 mph/ det
Jadi dalam satu menit kecepatannya bertambah sebesar 0,11 x 60 = 6,6 mph.
Biasanya untuk perhitungan percepatan digunakan dengan cara tidak langsung, yaitu
dengan menghitung kecepatan rata-ratanya.
Faktor kecepatan dipengaruhi oleh jarak yang ditempuh, semakin jauh jarak yang
ditempuh; tanpa memperhatikan bagaimana kondisi jalur jalan yang ditempuh
semakin jauh jalan yang ditempuh, berarti semakin besar pula faktor ketepatan itu.
Tabel 4.4 di bawah ini menunjukkan beberapa faktor kecepatan dan jarak yang
ditempuh.
88
Tabel 4.4. Hubungan Faktor Kecepatan dan Jarak yang Ditempuh. *]
Jarak yang Ditempuh (ft) Faktor Kecepatan
500 – 1.000 0,46 – 0,78
1.000 – 1.500 0,59 – 0,82
1.500 – 2.000 0,65 – 0,82
2.000 – 2.500 0,69 – 0,83
2.500 – 3.000 0,73 – 0,83
3.000 – 3.500 0,75 – 0,84
3.500 – 4.000 0,77 – 0,85
*]
Prodjosumarto.
Contoh 2.
Sebuah Dump truck bergerak pada versenelling 3 di atas jalur jalan dengan kecepatan
maksimum 12,48 mph. Truck itu menempuh perjalanan sepanjang jarak 1250 ft.
Hitung kecepatan rata-rata dari Dump truck tersebut.
Jawab:
Faktor kecepatan pada jarak 1250 ft didapat dari cara interpolasi tabel 4.4.
Contoh
Pada permukaan laut sebuah mesin empat tak dengan tenaga 100 HP; Jika mesin itu
dibawa pada proyek yang berada pada elevasi 10.000 ft (3.000 m) di atas permukaan
laut, berapa besar HP yang dimiliki alat itu?
Jawab:
CATATAN: Hp pada permukaan laut = 100 HP
Penurunan karena ketinggian =
3% x 100 x (10.000 – 1.000)
1.000
= 27 HP
HP efektif alat 100 HP - 27 HP = 73 HP
Dalam bekerja seorang operator tak akan dapat bekerja selama 60 menit secara
penuh, sebab selalu ada hambatan-hambatan yang tak dapat dihindari seperti
pengantian komponen yang rusak, memindahkan alat ke tempat lain, dan sebagainya.
Pada Tabel 4.5 diberikan beberapa nilai efisiensi operator.
90
Tabel 4.5. Nilai Evisiensi Operator.(*)
Jenis Alat Kriteria Evisiensi per-jam
Baik Sekali Sedang Kurang
(malam
hari)
Crawler 55 menit 50 menit 45 menit
(92%) (83%) (75%)
Ban Karet 50 menit 45 menit 40 menit
(83%) (75%) (67%)
(*)
Sumber: Prodjosumarto
PA = W+S x 100%
W+R+S
Keterangan Rumus:
PA = Psycal Ability (%)
91
S = Jumlah jam suatu alat yang tidak rusak tapi tidak
digunakan
W+R+S = Jumlah seluruh jam jalan dimana alat dijadwalkan
untuk beroperasi.
EU = W x 100%
W+R+S
Contoh 1.
Dari hasil rekaman operator Shovell, dalam setiap bulan dicatat data sebagai berikut:
Jumlah jam kerja (W) = 300 jam
Jumlah jam untuk perbaikan alat (R) = 100 jam
Jumlah jam alat suap tunggu (S) = 200 jam
92
Jawab:
AI = W x 100 %
W + R
= 300 jam/ (300 + 100 jam) x 100%
AI = 75%
PA = W+S x 100%
W+R+S
= (300+ 200) x 100%
(300 + 100 + 200)jam
PA = 82%
AU = S x 100%
W+S
= 300 jam x 100%
(300 + 200) jam
AU = 60%
EU = W x 100%
W+R+S
= 300 jam x 100%
(300 + 100 + 200) jam
EU = 50%
Contoh 2.
Dari rekaman Shovell yang lain dan dengan operator yang lain pula tercatat data
sebagai berikut:
W = 450 jam
R = 150 jam
S = 0 jam (berarti tak ada alat yang sampai
menunggu)
Hitung: AI, PA, AU, EU, lalu analisa operator mana yang bekerja lebih efisien
93
Jawab:
AI = W x 100 %
W + R
= 450 jam/ (450 + 150 jam) x 100%
AI = 75%
PA = W+S x 100%
W+R+S
= (450+ 0) x 100%
(450 + 150 + 0)jam
PA = 75%
AU = S x 100%
W+S
= 450 jam x 100%
(450 + 0) jam
AU = 100%
EU = W x 100%
W+R+S
= 450 jam x 100%
(450 + 150 + 0) jam
EU = 75%
Dari tabel tersebut terlihat bahwa cara kerja operator 2 lebih baik dari operator 1.
94
4.10. FAKTOR PENGEMBANGAN DAN PEMUAIAN (SWELL
FACTOR)
Tanah maupun massa batuan yang ada di alam ini telah dalam kondisi
terkonsolidasi dengan baik, artinya bagian-bagian yang kosong atau ruangan yang
terisi udara diantara butirannya sangat sedikit; namun demikian jika material tersebut
digali dari tempat aslinya, maka terjadilah pengembangan atau pemuaian volume.
Tanah asli yang di alam volumenya 1 m3, jika digali volumenya bisa menjadi 1,25%,
ini terjadi karena tanah yang digali mengalami
pengembangan dan pemuaian dari volume
Kemampuan alat angkut maksimal biasanya dihitung dari kemampuan alat itu
mengangkut material pada kapasitas munjung, jadi bila kapasitas munjung dikalikan
dengan faktor pengembangan material yang diangkut, akan diperoleh Bank Yard
Capacity-nya. Tetapi sebaliknya, bila Bank Yard itu dipindahkan lalu dipadatkan di
tempat lain dengan alat pemadat mekanis, maka volume material tersebut menjadi
berkurang. Hal ini disebabkan karena material menjadi benar-benar padat, jika 1 m3
tanah dalam kondisi Bank Yard dipadatkan, maka volumenya menjadi sekitar 0,9 m3,
tanah mengalami penyusutan sekitar 10%.Beberapa angka pemuaian dan penyusutan
jenis material galian disajikan pada Tabel. 4.6.
95
Tabel 4.6. Angka Penyusutan/ Pemuaian Tanah (SF) *)
Jenis Kondisi Kondisi tanah yang akan dikerjakan
Tanah Tanah Tanah Asli Tanah Lepas Tanah Padat
Semula
Pasir (A) 1,00 1,11 0,95
(B) 0,90 1,00 0,86
(C) 1,05 1,17 1,00
Tanah liat (A) 1,00 1,25 0,90
berpasir/ (B) 0,80 1,00 0,72
Tanah biasa (C) 1,11 1,39 1,00
Tanah liat (A) 1,00 1,25 0,90
(B) 0,70 1,00 0,63
(C) 1,11 1,59 1,00
Tanah liat (A) 1,18 1,13 1,03
bercampur (B) 1,00 1,00 0,91
kerikil (C) 1,09 1,10 1,00
Kerikil (A) 1,00 1,13 1,03
(B) 0,88 1,00 0,91
(C) 1,97 1,10 1,.00
Kerikil (A) 1,00 1,42 1,29
kasar (B) 0,70 1,00 0,91
(C) 1,77 1,10 1,00
Pecahan (A) 1,00 1,65 1,22
cadas atau (B) 0,61 1,00 0,74
batuan (C) 1,82 1,35 1,00
lunak
Pecahan (A) 1,00 1,70 1,31
granit atau (B) 0,59 1,00 0,77
batuan keras (C) 1,76 1,30 1,00
Pecahan (A) 1,00 1,75 1,40
Batu (B) 0,57 1,00 0,80
(C) 1,71 1,24 1,00
Batuan hasil (A) 1,00 1,80 1,30
peledakan (B) 0,56 1,00 0,72
(C) 0,77 1,38 1,00
Keterangan: (A) = tanah Asli (B) Tanah Lepas (C) Tanah Padat
*)
Sumber: Perhitungan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan dengan Manggunakan Alat-
alat Berat.[Rochmanhadi, 1985].
Contoh 1.
Sebuah Power Scrapper memiliki kapasitas munjung 15 yd 3, akan digunakan untuk
mengangkut tanah liat. Berapakah kapasitas alat sebenarnya mampu mengangkut
tanah liat asli?
96
Jawab:
Menurut Tabel 4.6, tiap 1 bagian tanah liat asli bila digali akan mengembang
menjadi 1,25 bagian.
Kapasitas munjung = 1,25 x kapasitas tanah liat asli
15 yd3 = 1,25 x kapasitas tanah liat asli
Kapasitas tanah liat asli = (15/ 1,25) cu yd
= 120 cu yd.
Contoh 2.
Bila tanah liat tersebut untuk urugan yang dipadatkan, berapa volume padatnya?
Jawab:
Volume padat = volume asli x 0,90 (Lihat Tabel 4.6)
= 120 cu yd x 0,90
= 108 cu yd.
Oleh sebab itu, berat jenis material harus diperhitungkan pengaruhnya terhadap
kapasitas alat muat maupun alat angkat. Bobot isi dan faktor pengembang dari
berbagai material terdapat pada Tabel 4.7.
97
Tabel 4.7. Berat Jenis Tanah Asli, Berat Jenis Tanah Lepas % Kembang *)
99
4. Pada traktor pengaruh beban angin untuk gaya samping tidak berpengaruh
besar terhadap arah perilakunya. Dalam hal ini pengaruhnya sangat kecil.
Pada semitrailer, pengaruh beban angina untuk gaya samping berpengaruh
besar.
4.13. RANGKUMAN
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja alat berat meliputi: (1) Tahanan gali
(Digging Resistance), (2) Tahanan guling atau tahanan gelinding (Rolling
Resistance), (3) Tahanan kemiringan (Grade Resistance), (4) Koefisien Traksi, (5)
Rimpull, (6) Percepatan, (7) Elevasi letak proyek, (8) Evisiensi Operator, (9) Faktor
pengembangan atau pemuaian (Swell Factor), dan (10) Berat material. Tahanan gali
(Digginr Resistance, sering disingkat DR) merupakan tahanan yang dialami oleh alat
gali pada waktu melakukan penggalian material. Tahanan guling/tahanan gelincir
(Rolling Resistance, biasa disingkat RR) merupakan segala gaya-gaya luar yang
berlawanan arah dengan arah gerak kendaraan yang sedang berjalan di atas suatu
jalur. Tahanan Kemiringan (Grade Resistance) adalah besarnya gaya berat yang
melawan atau membantu gerak kendaraan karena kemiringan jalur jalan yang dilalui.
Jika jalur jalan itu naik disebut kemiringan positif, Tahanan Kemiringan atau Grade
Resistance (GR) akan menahan gerak kendaraan; tetapi sebaliknya, jika jalan itu
turun disebut kemiringan negatif, tahanan kemiringan akan membantu gerak
kendaraan. Koefisien Traksi (CT) adalah faktor yang menunjukkan berapa bagian
dari seluruh kendaraan itu pada ban atau truck yang dapat dipakai untuk menarik atau
mendorong. Jadi CT adalah suatu faktor dimana jumlah berat kendaraan pada ban
penggerak itu harus dikalikan untuk menunjukkan Rimpull maksimum antara ban
dengan jaur jalan , tepat sebelum roda itu selip. Rimpull adalah besarnya kekuatan
tarik yang dapat diberikan oleh mesin atau ban penggerak yang menyentuh
permukaan jalur jalan dari suatu kendaraan. Rimpull biasanya dinyatakan dalam
satuan kg atau lbs. Percepatan (Acceleration) adalah waktu yang di[perlukan untuk
mempercepat kendaraan dengan memakai kelebihan Rimpull yang tidak digunakan
untuk menggerakkan kendaran pada jalur tertentu.
100
4.14. TEST FORMATIF
1. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas alat
2. Jelaskan sebab-sebab timbulnya tahanan gali (Digginr Resistance) yang dialami
oleh alat gali pada waktu melakukan penggalian material.
3. Jelaskan faktor-faktor yang memepengaruhi tahanan guling.
101