Anda di halaman 1dari 28

COVER

LAPORAN
Perhitungan Dimensi Kolom dan Balok Villa Klecung
JALAN Umalas Klecung No.1 Badung-Bali
Disusun dan dipersiapkan untuk memenuhi tugas
Pembelajaran Praktik Keahlian dalam rangka
Praktik Kerja Industri (PRAKERIN)
Tahun Pelajaran 2015/2016

OLEH:

Nama : M AL RAFI NANDO


NIS : 13876/050.007
Kelas : XI Geomatika
PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 1 LUMAJANG
BIDANG KEAHLIAN BISNIS MANAJEMEN,TEKNOLOGI INFORMATIKA KOMUNIKASI DAN
TEKNOLOGI REKAYASA

Jalan HOS Cokroaminoto No.161 Kode Pos 67311 Telp.(0334)881866


LUMAJANG

2016
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING OLEH SEKOLAH

Diterima tanggal : April 2016


Disetujui tanggal : April 2016

Kepala Progam

Guru Pembimbing

TOFAN TRI OKTORA, S.Pd


NIP. 19841020 201001 1 024

TOFAN TRI OKTORA, S.Pd


NIP. 19841020 201001 1 024

Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 1 Lumajang,

ZAINAL ABIDIN, S.Pd.


Pembina
NIP. 19641110 198903 1 019

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang Maha Kuasa atas
berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan laporan Prakerin pada tahun
ajaran 2015/2016 yang di laksanakan di PT. Agra Ina Jaya ini tepat pada
waktunya tanpa halangan suatu apapun.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati izinkanlah penulis untuk
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam menyusun laporan ini, penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Tofan Tri Oktora, S.Pd, Selaku Kepala Program Keahlian Geomatika
SMK Negeri 1 Lumajang
2. Bapak Gregorius Anggoro Seto Bondantoro, Selaku Pimpinan PT. Agra Ina
Jaya.
3. Bapak Tofan Tri Oktora, S.Pd, Selaku Pembimbing dari sekolah.
4. Bapak Ida Bagus Adyatmaja, Selaku pembimbing dari Dunia Kerja.
5. Serta Bapak/Ibu guru yang telah memberi masukan dan saran dalam
penyusunan laporan ini.
6. Dan juga kedua orang tua yang selalu memberi motivasi dan biaya.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat
di butuhkan.
Harapan dari penulis semoga laporan yang memuat pengalaman dan
pengetahuan yang didapatkan selama melaksanakan Praktek kerja Industri ini
dapat bermanfaat bagi siswa-siswi SMK Negeri 1 Lumajang
Bali, 14 April 2016
Penyusun,

iii

DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING OLEH SEKOLAH...........................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
D. Manfaat.........................................................................................................2
BAB II KAJIAN PUSTAKA................................................................................3
A. Tinjauan Umum............................................................................................3
B. Dasar Analisa................................................................................................4
C. Analisa Struktur............................................................................................5
D. Faktor Keamanan..........................................................................................6
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................7
A. Alat yang digunakan.....................................................................................7
B. Waktu dan Tempat.........................................................................................7
C. Anggota Tim.................................................................................................7
D. Prosedur Penelitian.......................................................................................7
E. Rumus Perhitungan.......................................................................................7
BAB IV ANALISIS DATA....................................................................................9
A. Gambar Arsiktural.........................................................................................9
B. Gambar Struktur..........................................................................................16
C. Perhitungan Dimensi Kolom dan Balok.....................................................17
D. Proses Pembuatan Kolom Begistal.............................................................18
BAB V PENUTUP..............................................................................................20
A. Kesimpulan.................................................................................................20
B. Saran saran...............................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................21

iv

BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Dalam perencanaan sebuah bangunan bertingkat, harus memperhatikan
beberapa kriteria yang matang dari unsur kekuatan, kenyamanan, serta aspek
ekonomisnya. Kenyamanan yang diinginkan membutuhkan tingkat ketelitian
dan keamanan yang tinggi dalam perhitungan konstruksinya. Faktor yang
seringkali mempengaruhi kekuatan konstruksi adalah beban hidup, beban
mati, beban angin, dan beban gempa. Oleh karena itu, perlu disadari bahwa
keadaan atau kondisi lokasi pembangunan gedung bertingkat akan
mempengaruhi pula terhadap kekuatan gempa yang ditimbulkan yang
kemudian berakibat pada bangunan itu sendiri.
Batang-batang struktur baik kolom maupun balok harus memiliki
kekuatan, kekakuan dan ketahanan yang cukup sehingga dapat berfungsi
selama umur layanan struktur tersebut. Dalam mendesain batang tarik yaitu
balok baja harus memberikan keamanan dan menyediakan cadangan kekuatan
yang diperlukan untuk menanggung beban layanan, yaitu balok harus
memiliki kemampuan terhadap kemungkinan kelebihan beban (overload) atau
kekurangan kekuatan (understrength). Kelebihan beban dapat terjadi akibat
perubahan fungsi balok, terlalu rendahnya taksiran atas efek-efek beban
karena penyederhanaan yang berlebihan dalam analisis strukturnya, dan
akibat variasi-variasi dalam prosedur konstruksinya. Dalam merencanakan
suatu struktur baja untuk bangunan bertingkat, SNI 03-1729-2002 telah
menjadi standar Indonesia dalam perencanaan saat ini.
Peraturan SNI 03-1729-2002 yang kita gunakan, yang sebelumnya
menggunakan desain tegangan izin seperti metode ASD pada Peraturan
Pembebanan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI 1983) terlihat memperbaharui
metodenya dengan mengacu pada LRFD. Komponen struktur dengan rangka
dua dimensi dan tiga dimensi hampir setengahnya merupakan komponen
struktur tarik. Komponen struktur tarik juga dapat dilihat pada hubungan atau
1

pada struktur yang tergantung. Komponen struktur tarik juga terlihat pada
elemen pengaku yang menahan pengaruh gempa dan angin.
b. Rumusan Masalah
Adapun rumusan-rumusan masalah sebagai berikut :
1. Berapa dimensi penampang kolom dan balok pada Villa Klecung Umalas?
2. Bagaimana proses pembuatan kolom begistal pada Villa Klecung
Umalas?
c. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui dimensi penampang kolom dan balok Villa Klecung.
2. Untuk mengetahui proses pembuatan kolom begistal pada Villa Klecung.
d. Manfaat
Manfaat Penelitian Manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat memperdalam pemahaman dalam struktur kolom dan balok dengan
sistem detail di wilayah tertentu.
2. Memberikan sumbangan penting dan wawasan bagi praktisi konstruksi
bangunan.
3. Memberikan perhitungan yang baru dan lebih efektif untuk digunakan
dalam perhitungan kuat tarik rencana pada komponen struktur yang
mengalami kegagalan.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul
beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang
memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada
suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya
(collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse)
seluruh struktur (Sudarmoko, 1996). SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan
kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga
beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling
tidak tiga kali dimensi lateral terkecil. Fungsi kolom adalah sebagai penerus
beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti
rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom
termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain
seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan
angin. Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh.
Beban sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan
beban yang diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom
didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya. Kesimpulannya, sebuah
bangunan akan aman dari kerusakan bila besar dan jenis pondasinya sesuai
dengan perhitungan. Namun, kondisi tanah pun harus benar-benar sudah
mampu menerima beban dari pondasi. Kolom menerima beban dan
meneruskannya ke pondasi, karena itu pondasinya juga harus kuat, terutama
untuk konstruksi rumah bertingkat, harus diperiksa kedalaman tanah kerasnya
agar bila tanah ambles atau terjadi gempa tidak mudah roboh. Struktur dalam
kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan antara
material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan
tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan. Gabungan
kedua material ini dalam struktur beton memungkinkan kolom atau bagian
3

struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik
pada bangunan.
A. Kriteria Desain
Untuk perhitungan struktur digunakan kriteria desain untuk material beton
bertulang dengan parameter-parameter perencanaan sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Massa jenis beton bertulang


Berat jenis beton bertulang
Modulus elastisitas beton
Angka Poisson
Koefisien ekspansi panas
Modulus geser beton
Mutu beton

: 240 kg/m3
: 2400 kg/m3
: 234500 kg/cm2
: 0,2
: 9,9 x 10-6 cm/oc
: 97708,33 kg/cm2
:K-300 (kuat tekan spesifik fc = 249

kg/cm2) K-450 (kuat tekan spesifik fc = 373,5 kg/cm2)


8. Mutu tulangan baja
: Tulangan Ulir (Fy = 4000 kg/cm2)
Tulangan Polos (Fy = 2400 kg/cm2)
B. Dasar Analisa
Pada dasarnya dalam menganalisa struktur adalah untuk mendapatkan
kriteria kekuatan (strenght), kenyamanan (serviceability), keselamatan
(safety), dan umur rencana bangunan (durability) (Hartono, 1999).
Keterlambatan pembayaran oleh client owner. Tuntutan atau ketentuan umum
dalam analisa struktur gedung yang harus diperhatikan antara lain:
1. Konstruksi harus aman, kokoh, kuat, baik terhadap pengaruh cuaca, iklim
maupun terhadap pengaruh lainnya.
2. Bangunan harus benar-benar dapat berfungsi menurut penggunaannya.
3. Ditinjau dari segi biaya, bangunan harus seekonomis mungkin dengan
catatan tidak boleh mengurangi kekuatan konstruksi, sehingga tidak
membahayakan bangunan dan keselamatan pengguna bangunan.
4. Dengan analisis struktur bangunan ini kita usahakan jangan sampai
membahayakan atau merugikan lingkungan, baik ketika masih dalam taraf
pengerjaan maupun setelah bangunan itu digunakan atau selesai
dikerjakan.

C. Analisa Struktur
1. Beban Mati (Dead Load)
Berat sendiri elemen struktur terdiri dari berat sendiri elemen kolom,
drop panel, pelat lantai, ramp parkir, tangga dan corewall. Berat sendiri
elemen struktural tersebut akan dihitung otomatis sebagai self weight oleh
software SAP2000.
Selain berat sendiri elemen struktural, pada beban mati juga terdapat
beban lain yang berasal dari elemen arsitektural bangunan, yaitu :
a. Beban lantai (spesi + keramik) : 50 kg/m2
b. Beban plafond
: 50 kg/m2
c. Beban dinding setinggi (4 m)
: 4 m x 250 kg/m2 = 1000 kg/m
d. Beban dinding lantai parkir (1 m): 1 m x 250 kg/m2 = 250 kg/m
2. Beban Hidup (Live Load)
Beban hidup pada lantai gedung diambil sebesar 250 kg/m2,
sedangkan untuk lantai parkir dan lantai ramp parkir diambil sebesar 400
kg/m2, sesuai dengan standar Tata Cara Perencanaan Pembebanan Untuk
Rumah Dan Gedung 1987.
3. Beban Gempa (Quake Load)
Analisis struktur terhadap beban gempa mengacu pada Standar
Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung (SNI 03-17262002). Analisis struktur terhadap beban gempa pada gedung dilakukan
dengan Metode Analisis Dinamik Spektrum Respon.
4. Penentuan Jenis Tanah
Jenis tanah ditetapkan sebagai tanah keras, tanah sedang dan tanah
lunak apabila untuk lapisan setebal maksimum 30 meter paling atas.

D. Faktor Keamanan
Dalam pedoman beton, SNI 03-2847-2002 struktur harus direncanakan
untuk memiliki cadangan kekuatan untuk memikul beban yang lebih tinggi dari
beban normal. Kapasitas cadangan ini mencakup faktor pembebanan (U), yaitu
5

untuk memperhitungkan pelampauan beban dan faktor reduksi (), yaitu untuk
memperhitungkan kurangnya mutu bahan di lapangan. Komponen Gedung Berat
Sendiri kg/m Adukan tebal 1 cm 21 Aspal/Bahan-bahan mineral penambah tebal
1 cm 14 Pasangan 1 bata 450 Pasangan 1/2 bata 250 Penutup lantai tebal 1 cm 24
Langit-langit + Penggantung 18 Kaca Tebal 12 mm 30 Beban hidup = 100.
(1/2.a.t).2 = 100.(1/2.4.2).2 = 800 kg/m Faktor beban memberikan nilai kuat
perlu bagi analisa pembebanan pada struktur.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Alat yang digunakan


Adapun alat yang kami gunakan sebagai berikut :
1. Alat tulis
2. Meteran
3. K3 ( Sepatu Safety)
B. Waktu dan Tempat
Waktu pengukuran kami dilaksanakan pada jam kerja s.d selesai, tanggal
18 s.d 19 Januari 2016 di Villa Klecung Badung-Bali.
.
C. Anggota Tim
1. M. Al Rafi Nando
2. M Risky Agung P.
3. Ahmad Ramadhani
D. Prosedur Penelitian
1.
2.
3.
4.
5.

Menentukan titik-titik yang akan di gali untuk pondasi telapak.


Menetukan jarak antar pondasi telapak.
Pengukuran kedalaman pondasi telapak
Penentuan dimensi kolom begistal
Menentukan volume beton

E. Rumus Perhitungan
Rumus perhitungan dimensi kolom dan balok
1. Dimensi Balok
a. Rumus ukuran tinggi balok induk = 1/12 Bentangan
b. Rumus lebar balok = tinggi
c. Rumus tingggi Balok Anak : 1/15 Bentangan
2. Untuk lebar balok bisa juga 2/3 Tinggi Balok
3. Dimensi Penampang Kolom
Rumus penampangan kolom = Lebar balok +(2x5cm)
4. Tebal Pelat Lantai 1/40 Bentang

BAB IV
ANALISIS DATA
A. Gambar Arsiktural
Secara umum menurut fungsi gambar arsitektur dibagi menjadi dua jenis
yaitu :
1.

Gambar Presentasi
8

Gambar Presentasi atau gambar arsitektur memang dibuat untuk


keperluan showcase.Oleh sebab itu, ia sengaja dibuat tampak seindah
mungkin.Tujuannya tentu agar menarik perhatian dan menunjukan pesona
dari arsitektur itu sendiri..
2.

Gambar Teknik
Sesuai namanya gambar teknik atau gambar kontruksi memuat

informasi-informasi teknis suatu bangunan dengan lebih mendetail,misalnya


material yang dipakai,kontruksi sambungan,posisi kolom-balok dsb. Gambar
seperti ini dipakai sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan di
lapangan.Karena fungsinya demikian, tidak seperti halnya gambar presentasi
yang mengedepankan keindahan, gambar teknik sangat menenkankan
ketepatan dan kelengkapan gambar. Gambar teknik mencakup denah, Layout,
Potongan, tampak, site plan.

a. Denah

Denah adalah tampak atas bangunan yang seolah-olah dipotong secara


horisintal setinggi 1m dari ketinggian 0.00 bangunan tersebut. Bagian atas
bangunan yang terpotong dihilangkan sehingga bagian lantainya yang
terlihat. Level (ketinggian) 0.00 ditentukan oleh arsitek.
Pada denah presentasi ,ada yang menggambar bagian dinding yang
diblok dengan warna hitam, sementara kolom diberi warna putih atau warna
kontras lain untuk pembedaan.Ada juga yang menggambar dinding dengan
satu warna saja.Sementara pada gambar teknik karena digunakan untuk
pekerjaan lapangan, bagian yang terpotong tersebut perlu dilengkapi dengan
notasi material sebagai pedoman pengerjaan.Untuk teknik penggambaran
,bagian denah yang terpotong tadi digambar dengan garis yang lebih tebal,
sisinya digambar mengunakan garis yang lebih tipis.
Fungsi denah sendiri antara lain untuk menunjukan :

Fungsi ruang
Susunan ruangan
Sirkulasi ruangan
10

Dimensi ruangan

b. Layout
Secara prinsip lay out kurang lebih sama dengan denah, hanya saja ia
digambarkan mencakup area yang lebih luas. Jadi tidak hanya menampilkan
bangunan , gambar lay out juga dilengkapi lingkungan sekitar bangunan
seperti misalnya taman, jalan, kolam renang, dan bangunan-bangunan
tetangga.

11

c. Site Plan merupakan tampak atas bangunan beserta lingkungan


sekitarnya.

d. Tampak
Wujud luar fisik bangunan yang tampak secara dua dimensi.Gambar
tampak dapat digambar secara plain atau ditambah efek bayangan untuk
mempertegas dimensi atau maju mundurnya bidang pada bangunan.

12

Fungsi gambar tampak antara lain untuk menunjukan :

Dimensi bangunan

Gaya arsitektur

Warna dan Material

Arah pandangan untuk gambar tampak sendiri tidaklah pasti. Bisa di


sesuaikan arah mata angin (tampak utara,tampak timur, dll.) atau sesuai view
tertentu seperti tampak dari danau, tampak dari jalan raya, dsb. Selain itu
bisa juga dinamai tampak A, tampak B, dst. Sesuai arsitek yang ditentukan
juga pada denah.
13

e. Potongan

Gambar dari suatu bangunan yang di potong dan memperlihatkan isi atau
bagian dalam bangunan tersebut. Bagian bangunan yang di potong serta arah
pandangnya disertakan dalam denah agar gambar keseluruhan dapat dibaca
secara komprehensi.

14

Fungsi potongan antara lain untuk menunjukan :

Struktu bangunan
Dimensi tinggi ruang

Untuk kriteri penggambaran, menggambar potongan prinsipnya kurang


lebih sama dengan denah, yakni bagian yang terpotong digambar dengan
garis tebal dan diberi notasi material bila merupakan gambar kerja.
Potongan umumnya digambar secara dua dimensi. Namun, ada juga
yang disebut potongan ortogonal, yaitu gambar potongan yang berkesan tiga
dimensi karena digambar dengan teknik prespektif satu titik lenyap yang
diletakan di dalam bangunan.

15

B. Gambar Struktur
1. Gambar Detail Pondasi

1. Gambar rencana kolom dan balok

16

C. Perhitungan Dimensi Kolom dan Balok


Untuk rumah tinggal dual lantai struktur bangunan dalam hal ini, Dimensi
Kolom dan Balok ditentukan oleh panjang bentangan antar kolom.Pada kasus
kali ini bentangan berjarak 5 meter kami ingin menentukan dimensi balok dan
kolom.
1. Dimensi Balok
a. Rumus ukuran tinggi balok Induk 1/12 bentangan (1/12)x= 0,416
dibulatkan menjadi 0,40 m : 40 cm
b. Rumus lebar balok = 1/2 tinggi balok 1/2 x 40 cm= 20 cm, jadi
dimensi balok yaitu = 20cmx40cm
2. Dimensi Penampang Kolom
c. Rumus penampang kolom = Lebar balok+(2x10cm) : 20+(2x10cm)
=30 cm, jadi ukuran lebar kolom untuk menumpu balok dengan
bentang 5 m yaitu = 30cmx20cm.
3. Untuk penampang Kolom, bisa juga 25x50 cm. (Untuk Bangunan lantai 3
dan 4).
D. Proses Pembuatan Kolom Begistal
1. Menentukan titik-titik yang akan di gali untuk pondasi telapak.
2. Menetukan jarak antar pondasi telapak.

Gambar 1 . Pengukuran jarak antar pondasi telapak

17

Pada proses pengukuran ini mengunakan pengukuran bowplang


yang mengarah pada titik-titik yang akan di gali untuk pondasi, jarak antar
pondasi yaitu 3m yang berjumlah 12 titik.
3. Pengukuran kedalaman pondasi telapak

Gambar 2. Pengukuran kedalaman pondasi telapak


Pengukuran ini bertujuan untuk mengetaahui kedalaman pondasi
telapak yang akan digali dan penggalian tanah untuk pembuatan pondasi
telapak ini harus sampai menemukan tanah keras agar bangunan dapat
berdiri kokoh.
4. Penentuan dimensi kolom begistal
5. Menentukan volume beton

18

Gambar 3. Perhitungan volume dan kekuatan pondasi telapak


Pondasi

telapak

ini

berbentuk

kubus

dengan

ukuran

200cmx200cmx30 dengan volume 12m3 dan pada setiap ukuran cm2 nya
dapat menompang beban 200kg dan untuk mutu beton sendiri
menggunakan K300

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sesuai dengan tujuan penulisan laporan ini, maka berdasarkan keseluruhan
hasil analisa yang telah dilakukan dalam penyusunan laporan ini dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Dimensi balok pada Villa Klecung yaitu 40cmx20cm dan dimensi
penampang kolom pada Villa Klecung yaitu 30cmx20cm.
2. Prosedur pembuatan kolom begistal meliputi : Menentukan titik-titik yang
akan di gali untuk pondasi telapak, Menetukan jarak antar pondasi telapak,
Pengukuran kedalaman pondasi telapak, Penentuan dimensi kolom
begistal, Menentukan volume beton.

19

B. Saran saran
1. Untuk Sekolah
a. Diharapkan sekolah dapat lebih meningkatkan materi dan bimbingan
kepada siswa, agar sisiwa lebih siap melaksanakan praktik kerja.
b. Diharapkan pembimbing praktik dari sekolah memberikan kunjungan
kepada siswa praktik agar siswa dapat diberikan pengarahan-pengarahan
tentang praktik kerja.
2. Untuk PT. Agra Ina Jaya
Siswa praktik sangat bersyukur karena pernah menjadi bagian suatu
aktivitas usaha dan telah mendapatkan kesempatan dan pengalaman kerja
yang sangat berharga yang belum pernah di temukan di sekolah.Bimbingan
dari para karyawan dan karyawati PT. Agra Ina Jaya baik pengetahuan
keterampilan sikap dan etika kerja serta kondisi fasilitas, sarana dan
prasarana, keteraturan mekanisme kerja dari suatu Prosedur Operasional
Standar. Harapan kami selaku siswa praktik di PT. Agra Ina Jaya agar lebih
mendapatkan perhatian serta kebijakan berpendapat.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional, 2002. Tata Cara Perencanaan Struktur Beton


untuk Bangunan Gedung, SNI 03-2847,2002. Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional, 2002. Tata Cara Perencanaan Ketahanan
Gempa Untuk Bangunan Gedung, SNI 03-17267,2002. Jakarta.
https://muharrikyanuar.wordpress.com/2009/07/14/kolom-beton-dalam-kontruksibangunan/

20

Bukti Belajar Siswa

21

22

23

Anda mungkin juga menyukai