‘BETON’
DOSEN :
YOHANES W. D. KAPILAWI, ST., MT
ANGGOTA KELOMPOK :
Puji dan syukur Kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan bimbingan-Nya penulisan makalah bejudul “Beton” ini dapat
diselesaikan.
Makalah ini ditulis berdasarkan beberapa sumber informasi guna
memenuhi tugas Mata Kuliah Teknologi Bahan serta untuk menambah wawasan
penulis dan pembaca makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, banyak mendapat
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, kami mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam proses penulisan
makalah ini.
Isi dari makalah ini masih terbatas. Oleh karena itu, kami dengan rendah
hati menerima kritik dan saran yang membangun dari pihak yang membaca demi
penyempurnaan makalah ini.
Tim Penulis
Teknologi Bahan | i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
2.3.1. Semen..............................................................................................................6
2.3.2. Agregat.............................................................................................................8
2.3.3. Air.....................................................................................................................8
Teknologi Bahan | ii
2.5. Cara Perawatan Beton ( Curing ).......................................................................11
2.8.3. Kanstin............................................................................................................23
3.1. Kesimpulan.......................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................27
Teknologi Bahan | iv
BAB I
PENDAHULUAN
Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang masih sangat banyak
dipakai dalam pembangunan fisik. Harganya yang relatif murah dan kemudahan
dalam pelaksanaannya membuat beton semakin tak tergantikan dalam dunia
konstruksi. Namun selain keuntungan yang dimilikinya beton juga memiliki
beberapa kekurangan seperti tegangan tarik yang rendah, daktibilitas rendah, dan
keseragaman mutu yang bervariatif. Karena kekurangan yang dimiliknya maka
diperlukan pengetahuan yang cukup luas,antara lain mengenai sifat bahan
dasarnya, cara pembuatannya, cara evaluasi, dan variasi bahan tambahnya agar
dapat meningkatkan fungsi beton itu sendiri menjadi lebih maksimal.
Teknologi Bahan | 1
Pertama kali ditemukan di zaman Kerajaan Romawi, tepatnya di Pozzuoli, dekat
teluk Napoli, Italia. Bubuk itu lantas dinamai pozzuolana.
Teknologi Bahan | 2
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Apa pengertian beton ?
1.2.2. Apa karakteristik dari beton ?
1.2.3. Bagaimana komposisi dari material beton ?
1.2.4. Apa saja mutu beton ?
1.2.5. Bagaimana cara perawatan beton ?
1.2.6. Bagaimana metode pengujian kekuatan beton ?
1.2.7. Bagaimana pengaplikasian beton pada bangunan ?
Teknologi Bahan | 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunannya yang terdiri dari bahan
semen hidrolik, agregat kasar, agregat halus, air dan bahan tambah (admixture
atau additivie) (Mulyono, 2004).
Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidrolik yang
lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang
membentuk masa padat. (SNI 03- 2847 – 2002,Pasal 3.12 )
Sifat utama dari beton, yaitu sangat kuat terhadap beban tekan, tetapi juga bersifat
getas/ mudah patah atau rusak terhadap beban tarik. Dalam perhitungan struktur,
kuat tarik beton ini biasanya diabaikan.
Teknologi Bahan | 4
2.2.1. Durability (Keawetan)
Merupakan kemampuan beton bertahan seperti kondisi yang direncanakan
tanpa terjadi korosi dalam waktu yang direncanakan.
Teknologi Bahan | 5
adalah dengan slump test.
2.3.1. Semen
Semen hidraulik adalah semen yang mengeras apabila dicampur dengan air
dan setelah mengeras tidak mengalami kimia jika dikena air. Semen Portland
adalah semen yang diperoleh dengan mencampur bahan-bahan yang mengandung
kapur dan lempung, membakarnya pada temperatur yang mengakibatkan
terbentuknya klinker dan kemudian menghaluskan klinker dengan gips sebagai
bahan tambahan.
b. Type II
Semen portland yang dalam penggunaanya memerlukan ketahanan sulfat
dan panas hidrasi sedang. Untuk mencegah seragan sulfat maka pada semen jenis
ini, senyawa C3A harus dikurangi. Semen jenis ini biasanya digunakan pada
bangunan bangunan sebagai berikut:
1. Pelabuhan, bangunan-bangunan lepas pantai.
2. Pondasi atau basement dimana tanah/air tanah terkontaminasi
oleh sulfat.
3. Bangunan-bangunan yang berhubungan dengan rawa.
4. Saluran-saluran air buangan/limbah.
c. Type III
Semen portland yang dalam penggunaanya menuntut persyaratan kekuatan
awal yang tinggi. Pada semen jenis ini kuat tekan pada umur 3 hari mendekati
dengan umur 7 hari pada semen type I. Untuk mmempercepat proses hidrasi maka
semen jenis ini dibuat lebih halus dengan specific surface tidak kurang dari 2800
cm2/gr. Proporsi senyawa C3S dibuat lebih besar dan proporsi senyawa C3A lebih
Teknologi Bahan | 6
kecil. Semen jenis ini biasanya digunakan padda bangunan-bangunan sebagai
berikut:
1. Pembuatan beton pracetak
2. Bangunan yang membutuhkan pembongkaran bekisting yang
lebih cepat.
3. Perbaikan pavement (beton).
d. Type IV
Semen portland yang dalam penggunaanya menuntut persyaratan panas
hidrasi yang rendah. Retak yang terjadi setelah pengecoran beton massa membuat
para ahli memikirkan jenis semen yang sesuai untuk pengecoran beton massa.
Untuk mengurangi panas hidrasi yang terjadi (penyebab retak), maka pada semen
jenis ini senyawa C3S dan C3A dikurangi. Semen jenis ini mempunyai kuat tekan
yang lebih rendah dari semen type I. Semen jenis ini biasanya digunakan pada
bangunan-bangunan sebagai berikut:
1. Konsturksi Dam
2. Basement
3. Pembetonan pada daerah bercuaca panas.
Teknologi Bahan | 7
e. Type V
Semen portland yang dalam penggunaanya menuntut persyaratan yang
sangat tahan terhadap sulfat. Penggunaan semen jenis ini sama dengan pada
semen type II dengan kontaminasi sulfat yang lebih pekat.
2.3.2. Agregat
Agregat adalah mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam
campuran beton. Agregat diperoleh dari sumber daya alam yang telah mengalami
pengecilam ukuran secara alamiah melalui proses pelapukan dan aberasi yang
berlangsung lama. Atau agregat dapat juga diperoleh dengan memecah batuan
induk yang lebih besar. Agregat halus untuk beton adalah agregat berupa pasir
alam sebagai hasil disintegrasi alami dari batuan-batuan atau berupa pasir buatan
yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu dan mempunyai ukuran butir 5 mm.
Agregat kasar untuk beton adalah agregat berupa kerikil sebagai hasil disintegrasi
alami dari batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu, dan
mempunyai ukuran butir antara 5-40 mm. Besar butir maksimum yang diizinkan
tergantung pada maksud pemakaian (Popovics, S. 1982).
2.3.3. Air
Dalam pembuatan beton, air merupakan salah satu faktor penting, karena
air bereaksi dengan semen akan menjadi pasta pengikat agregat. Analogi
sederhana, pernahkah anda membuat agar-agar? Pembuatan agar-agar, dalam 1
(satu) sachet tentu mempunyai takaran air tertentu supaya terbentuk suatu agar-
agar yang keras tetapi tetap kenyal dan lembut. Misalkan, untuk membuat 1 (satu)
Teknologi Bahan | 8
sachet agar-agar diperlukan hanya 1 gelas air, bayangkan jika penambahan air
melebihi komposisi yang disarankan? Bayangkan, jika 1 (satu) sachet
ditambahkan air 1 ember? Apakah akan terbentuk agar-agar yang keras, kenyal
dan lembut?
Contoh diatas adalah memperlihatkan pentingnya komposisi air. Air
berpengaruh terhadap kuat tekan beton, karena kelebihan air akan menyebabkan
penurunan pada kekuatan beton itu sendiri. Selain itu kelebihan air akan
mengakibatkan beton mengalami bleeding, yaitu air bersama-sama semen akan
bergerak ke atas permukaan adukan beton segar yang baru saja dituang. Hal ini
akan menyebabkan kurangnya lekatan beton antara lapis permukaan
(akibat bleeding) dengan beton lapisan di bawahnya. Kurangnya lekatan antar dua
lapisan tersebut merupakan area yang lemah. Air pada campuran beton akan
berpengaruh terhadap sifat workability adukan beton, besar kecilnya nilai susut
beton, kelangsungan reaksi dengan semen portland sehingga dihasilkan kekuatan
selang beberapa waktu, dan peranan air sangat mendukung perawatan adukan
beton diperlukan untuk menjamin pengerasan yang baik.
Teknologi Bahan | 9
3) Tidak mengandung Klorida (Cl) lebih dari 0,5 gr/ltr.
Faktor air semen (fas) adalah perbandingan berat antara air dan semen
Portland di dalam campuran adukan beton. Dalam praktek pembuatan beton nilai
fas berkisar antara 0,4 sampai dengan 0,6. Hubungan antara faktor air semen dan
kuat tekan beton secara umum dapat ditulis menurut Abrams (dalam
Tjokrodimulyo, 2007) dengan persamaan :
f’c = A/Bx
dimana ;
f’c = Kuat tekan beton (MPa)
x = Perbandingan volume antara air dan semen (FAS)
A, B = Konstanta
Kelas dan mutu beton mulai dari K-100 sampai K-500, dimana K= kekuatan
tekan beton per cm2, angka 100 dan 500 menunjukan kg. Beton K-100 artinya
mutu beton yang memiliki kekuatan tekan 100 kg/cm2.
Mutu beton digolongkan ke dalam 3 kelas mutu, yaitu beton kelas I, beton
kelas II, dan beton kelas III.
Beton kelas I : K-100, K125, K-150, K-175, dan K-200 digunakan untuk
bukan pekerjaan struktur.
Beton Kelas II : K-225, K-250, dan K-275 digunakankan untuk pekerjaan
struktur seperti lantai, jalan, pondasi, sloof, kolom, dll.
Beton Kelas III : K-325, K-350, K-375, K450, dan K-500 adalah beton
khusus, misalnya untuk balok dan lantai jembatan, landasan pesawat, dll.
Teknologi Bahan | 10
Tabel 2.2 Tabel Mutu Beton
Sumber : SNI DT – 91- 0008 – 2007 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan
Pekerjaan Beton, oleh Dept Pekerjaan Umum.
Teknologi Bahan | 11
jenis atau tipe semen dan beton yang digunakan, termasuk bahan
tambahan atau pengganti yang dipakai
jenis/tipe dan luasan elemen struktur yang dilaksanakan
penetapan nilai dan waktu yang digunakan untuk kuat tekan karakteristik
beton (28 hari atau selain 28 hari, tergantung dari spesifikasi yang
ditentukan oleh Konsultan Perencana/Desain)
Teknologi Bahan | 12
3. SNI 03-2847-2002 mensyaratkan curing selama :
Teknologi Bahan | 13
pelaksanaan serta adanya pelampauan beban akibat perubahan fungsi dari
bangunan.
Untuk mendapatkan informasi tentang kekhawatiran mengenai tingkat
keamanan struktur dari suatu komponen bangunan ataupun bangunan secara
keseluruhan akibat adanya faktor - faktor yang tidak diperhitungkan sebelumnya
diperlukan pengujian - pengujian.
Ada beberapa bentuk metode pengujian yang dapat digunakan diantaranya
pengujian - pengujian setempat yang bersifat tidak merusak seperti pengujian
ultrasonik dan hammer serta bersifat setengah merusak ataupun merusak secara
keseluruhan komponen - komponen bangunan yang diuji berupa pengujian
pembebanan (Load Test).
Hammer test yaitu suatu alat pemeriksaan mutu beton tanpa merusak beton,
metode ini akan diperoleh cukup banyak data dalam waktu yang relatif singkat
dengan biaya yang murah.
Metode pengujian ini dilakukan dengan memberikan beban intact
(tumbukan) pada permukaan beton dengan menggunakan suatu massa yang
diaktifkan dengan menggunakan energi yang besarnya tertentu. Jarak pantulan
yang timbul dari massa tersebut pada saat terjadi tumbukan dengan permukaan
Teknologi Bahan | 14
beton benda uji dapat memberikan indikasi kekerasan juga setelah dikalibrasi,
dapat memberikan pengujian ini adalah jenis "Hammer". Alat ini sangat berguna
untuk mengetahui keseragaman material beton pada struktur.
Teknologi Bahan | 15
Pelaksanaan pengujian :
1. letakkan ujung plunger yang terdapat pada ujung alat hammer test
pada titik yang akan ditembak dengan memegang hammer dengan arah tegak
lurus atau miring bidang permukaan beton yang akan ditest.
4. Tarik garis vertikal dari nilai pantul yang dibaca pada grafik 1 yaitu
hubungan antara nilai pantul dengan kekuatan tekan beton yang terdapat pada
alat hammer sehingga memotong kurva yang sesuai dengan sudut
tembak hammer.
5. Besar kekuatan tekan beton yang ditest dapat dibaca pada sumbu
vertikal yaitu hasil perpotongan garis horizontal dengan sumbu vertikal.
Teknologi Bahan | 16
Sumber : Mahadi. E. http://www.hdesignideas.com/2010/06/test-struktur-beton-
dengan-metode hammer test dan load test .html. 6/11/2010
Tujuan load test pada dasarnya adalah untuk membuktikan bahwa tingkat
keamanan suatu struktur atau bagian struktur sudah memenuhi persyaratan
peraturan bangunan yang ada, yang tujuannya untuk menjamin keselamatan
umum. Oleh karena itu biasanya load test hanya dipusatkan pada bagian - bagian
struktur yang dicurigai tidak memenuhi persyaratan tingkat keamanan
berdasarkan data - data hasil pengujian material dan hasil pengamatan.
Teknologi Bahan | 17
pengukuruan lendutan yang terjadi. Selain itu penampakan struktur pada saat retak
- retak yang terjadi selama pengujian masih dalam batas - batas yang wajar.
Beberapa hal yang harus menjadi perhatian dalam pelaksanaan loading test adalah
sebagai berikut :
b. Teknik Pembebanan
Teknologi Bahan | 18
Pembebanan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga laju distribusi
pembebanan dapat dikontrol (Gambar 1). Beban yang bisa digunakan diantaranya
air, bata / batako, kantong semen / pasir, pemberat baja dan lain-lain. Pemilihan
beban yang akan digunakan tergantung dengan distribusi pembebanan yang
diinginkan, besarnya total beban yang dibutuhkan dan kemudahan
pemindahannya.
c. Parameter yang biasanya diukur dalam load test adalah lendutan, lebar retak
dan regangan.
Lebar retak yang terjadi biasanya diukur dengan mikroskop tangan yang
dilengkapi denagn lampu dan mempunyai lensa yang diberi garis-garis berskala
yang ketebalannya berbeda - beda. Cara pengukuran adalah dengan
membandingkan lebar retak yang terjadi lewat peneropongan dengan mikroskop
dengan lebar garis - garis berskala tersebut. Pola retak - retak yang terjadi
biasanya ditandai dengan menggambarkan garis - garis yang mengikuti pola retak
yang ada dengan menggunakan spidol berwarna (diujung garis - garis tersebut
dituliskan informasi mengenai tingkat pembebanan dan lebar retak yang sudah
terjadi).
Teknologi Bahan | 19
2.8. Pengaplikasian Beton
Beton digunakan dalam pembuatan jalan dan perkerasan badan jalan,
struktur bangunan, fondasi bangunan, jembatan jembatan penyeberangan maupun
tembok blok.
Sumber: https://www.mediabangunan.com/2013/09/kelebihan-dan-
kekurangan-beton-sebagai.html. Diakses pada Minggu, 16/12/2018. Pukul
00.02.
Teknologi Bahan | 20
Gambar 2.6 Perkersan jalan beton.
Teknologi Bahan | 21
pengecoran dengan kain basah untuk memperlambat proses
pengeringan.
3. Kehalusan permukaan jalan beton sangat ditentukan pada saat proses
pengecoran sehingga diperlukan pengawasan yang ketat.
4. Proses perbaikan jalan beton untuk menghemat biaya dan waktu
umumnya tidak terlebih dahulu membongkar jalan beton lama, tetapi
dilakukan dengan cara melapis ulang di atas konstruksi jalan beton
yang lama, sehingga menaikan ketinggian elevasi jalan, akibatnya
terkadang elevasi jalan lebih tinggi dibanding rumah disampingnya.
5. Permukaan jalan beton kurang nyaman untuk berkendara dalam jarak
yang jauh dan warna beton membuat suasana jalan menjadi keras dan
gersang dan terasa menyilaukan di siang hari
Teknologi Bahan | 22
Gambar 2.7 Rabat Beton
Sumber: http://arafuru.com/sipil/pengertian-rabat-beton-dan-
fungsinya.html. Diakses pada Minggu, 16/12/2018. Pukul 00.23
2.8.3. Kanstin
Kanstin merupakan jenis beton precast yangjuga biasa digunakan
sebagai pembatas jalan danjuga bingkai jalan. Penggunannya juga bisa
pada berbagai tempat public, seperti pinggiran taman dan pinggiran
trotoar. Fungsinya ialah sebagai pembatas dan mengunci ruang untuk
menghindari pergeseran ruang. Dengan peletakan kanstin yang kokoh di
area trotoar, memungkinkan untuk mengunci area dan mencegah
pengendara bermotor melintas pada area khusus pejalan kaki tersebut.
Teknologi Bahan | 23
Sumber: CV. Mitra Solusi Konstruksi. 2017. https://readymix.co.id/jenis-beton-
precast-dan-fungsinya/. Diakses pada Minggu, 16/12/2018. Pukul 01.52.
Teknologi Bahan | 24
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Teknologi Bahan | 25
DAFTAR PUSTAKA
https://www.mediabangunan.com/2013/09/kelebihan-dan-kekurangan-beton-
sebagai.html. Diakses pada Minggu, 16/12/2018. Pukul 00.02.
Mahadi. E. http://www.hdesignideas.com/2010/06/test-struktur-beton-dengan-
metode hammer test dan load test .html. 6/11/2010
SNI DT – 91- 0008 – 2007 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton,
oleh Dept Pekerjaan Umum.
Sukmoaji.Fatik.2016.https://ilmusipildanarsitektur.blogspot.com/2016/04/penerap
an-beton-pada-struktur-bangunan.html. Diakses pada Minggu, 16/12/2018. Pukul
00.15
Teknologi Bahan | 26
Teknologi Bahan | 27