Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH TEKNOLOGI BAHAN

MATERI
KARAKTERISTIK MATERIAL BANGUNAN DARI BETON

Disusun Oleh :

Fenny Amelia Putri (5211250003)


Azril Desfriandra (5213250005)
Sandra Melisa (5211250014)
Wirda Maulida (5212250001)
Zahra Putriana Susatio (5211250012)
Muhammad Farhan Azmi (521125004)

Dosen Pembimbing:
Dr. Sarwa, M.T.
Dr. Ir. Kinanti Wijaya,M.Sc

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

T.A 2021/2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tentang
“Karakteristik Beton” ini dengan baik meskipun masih banyak kekurangan di dalamnya.

1 |t e k n o l o g i b a h a n
Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada Bapak Dr. Sarwa, M.T. dan Ibu Dr. Ir.
Kinanti Wijaya,M,.Sc selaku dosen mata kuliah Teknologi Bahan di Universitas Negeri
Medan. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai karakteristik beton. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah
yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.

Medan, 11 September 2021

Penyusun

DAFTAR ISI

BAB I 4
PENDAHULUAN 4
A. Latar Belakang 4
2 |t e k n o l o g i b a h a n
B.Rumusan Masalah 4
C. Tujuan 4
BAB II 5
PEMBAHASAN 5
A. Pengertian Beton 5
B. Jenis-Jenis Beton 5
C. Sifat-Sifat material Beton 7
1. Sifat Kimia pada Beton 7
2. Sifat Fisik Pada Beton 10
3. Sifat Mekanik Pada Beton 20
BAB III 26
PENUTUP 26
A. Kesimpulan 26
B. Saran 26
DAFTAR PUSTAKA 27

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang masih sangat banyak dipakai dalam
pembangunan fisik.Harganya yang relatif murah dan kemudahan dalam pelaksanaannya
membuat beton semakin tak tergantikan dalam dunia konstruksi.Namun selain keuntungan
3 |t e k n o l o g i b a h a n
yang dimilikinya beton juga memiliki beberapa kekurangan seperti tegangan tarik yang
rendah, daktibilitas rendah, dan keseragaman mutu yang bervariatif. Karena kekurangan
yang dimiliknya maka diperluakan pengetahuan yang cukup luas,antara lain mengenai sifat
bahan dasarnya, cara pembuatannya, cara evaluasi, dan variasi bahan tambahnya agar dapat
meningkatkan fungsi beton itu sendiri menjadi lebih maksimal.

Dalam pembuatannya, keseragaman kualitas beton sangat dipengaruhi oleh


keseragaman bahan dasar dan metode pelaksanaan.Pada prakteknya dilapangan, umumnya
beton yang disuplai oleh perusahaan pembuatan beton (ready mix) telah terjamin
keseragaman bahan dasarnya.Untuk mendapatkan kualitas dan keseragaman beton sesuai
seperti yang disyaratkan maka pelaksanakan pembuatan beton harus dilakukan dengan baik
dan sesuai dengan prosedur.Yang dimaksud dengan kualitas beton seperti yang disyaratkan
disini adalah kuat tekan beton pada umur ke-28 hari. Oleh karena sebab-sebab diatas maka
diperlukan adanya kontrol kualitas yang dapat mengetahui kemungkinan terjadinya output
yang tidak sesuai dengan yang disyaratkan sedini mungkin

B. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian beton?
2) Apa saja jenis-jenis beton?
3) Apa saja sifat-sifat dari beton baik secara kimia, fisika dan mekanik?
C. Tujuan
1) Mengetahui pengertian dari beton
2) Memahami jenis-jenis beton
3) Mengetahui apa saja sifat-sifat kimia dari beton
4) Mengetahui apa saja sifat-sifat fisik dari beton
5) Megetahui Apa saja sifat-sifat mekanik dari beton

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Beton
Dalam KBBI, Beton adalah campuran semen, kerikil, dan pasir yg diaduk dengan air
untuk tiang rumah, pilar, dinding, dsb. Dalam pengertian umum beton berarti campuran
bahan bangunan berupa pasir dan kerikil atau koral kemudian diikat semen bercampur air.

4 |t e k n o l o g i b a h a n
Sifat beton berubah karena sifat semen, agregat dan air, maupun perbandingan
pencampurannya. Untuk mendapatkan beton optimum pada penggunaan yang khas, perlu
dipilih bahan yang sesuai dan dicampur secara tepat. Seiring dengan penambahan
umur,beton akan semakin mengeras dan akan mencapai kekuatan rencana (f’c) pada usia 28
hari.

Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik lain, agregat halus,
agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan campuran tambahan yang membentuk massa
padat. Beton juga dapat didefinisikan sebagai bahan bangunan dan kontruksi yang sifat-
sifatnya dapat ditentukan terlebih dahulu dengan mengadakan perencanaan dan pengawasan
yang teliti terhadap bahan-bahan yang dipilih.

B. Jenis-Jenis Beton
1. Beton Non-Pasir

Seperti namanya, beton non-pasir, proses pembuatannya sama sekali tidak menggunakan
pasir. Hanya kerikil, semen, dan air. Hal ini menyebabkan terbentuknya rongga-rongga
yang berisi udara di celah-celah kerikil sehingga total berat jenisnya pun lebih rendah.
Karena tanpa pasir, persentase semen pada beton ini juga lebih sedikit. Beton non-pasir
biasanya digunakan pada pembuatan struktur ringan, kolom dan dinding sederhana, bata
beton, serta buis beton.

2. Beton Ringan

Beton ringan dibuat dengan memakai agregat yang berbobot ringan. Seringkali
ditambahkan zat aditif yang dapat menyebabkan terbentuknya gelembung-gelembung udara
di dalam adonan beton. Banyaknya gelembung udara yang terjadi menyebabkan volume
adonan juga semakin besar sementara bobotnya lebih ringan dibandingkan beton lain
dengan volume yang sama. Beton ringan biasanya digunakan untuk dinding non-struktural.

3. Beton Hampa

Beton jenis ini banyak digunakan untuk pembangunan gedung-gedung tinggi, karena
memiliki kekuatan yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan karena proses penyedotan air
pengencer adonan beton dengan alat vakum sehingga adonan hanya mengandung air yang
sudah tercampur dengan semen saja.

4. Beton Serat

5 |t e k n o l o g i b a h a n
Beton serat dibuat dengan menambahkan serat-serat tertentu ke dalam adonan beton,
seperti: asbestos, plastik, kawat baja, dan sebagainya. Denghan penambahan serat, beton
yang dihasilkan memiliki nilai keuletan tinggi (ductility) sehingga tidak mudah retak.

5. Beton Mortar

Beton mortar terdiri atas mortar, pasir, dan air. Ada tiga jenis mortar yang sering
digunakan antara lain semen, kapur, dan lumpur. antara

6. Beton Massa

Beton massa adalah penuangan beton yang sangat besar di atas kebutuhan rata-rata.
Umumnya, beton massa memiliki dimensi yang berukuran lebih dari 60 cm. Perbandingan
antara volume dan luas permukaannya pun sangat tinggi. Beton ini digunakan dalam
pembuatan pilar-pilar bangunan, pondasi berukuran besar, dan juga bendungan.

7. Beton Bertulang

Beton bertulang adalah adukan beton yang diberi tulangan dari baja. Penambahan
tulangan baja ini akan meningkatkan kekuatan terhadap gaya tarik dan
juga ductility struktur bangunan. Beton bertulang cocok digunakan dalam struktur dengan
bentangan yang lebar, seperti jalan raya, jembatan, pelat lantai dan sebagainya.

8. Beton Prategang

Beton prategang adalah beton bertulang yang tulangan bajanya diberi tegangan lebih
dulu sebelum dicor, sehingga kuat untuk menyangga struktur dengan bentangan lebar.

9. Beton Pracetak

Beton pracetak adalah beton yang dicetak terpisah di luar area pekerjaan. Hal ini
biasanya dilakukan karena terbatasnya lahan area pekerjaan dan juga karena alasan
kepraktisan. Pengerjaan bangunan dapat dipersingkat sehingga lebih efektif dan efisien.

10. Beton Siklop

Beton jenis ini menggunakan bahan tambahan agregat yang berukuran besar (sekitar 15
sampai 20 cm) dalam adonan beton. Hal ini untuk meningkatkan daya tahan beton untuk
digunakan dalam pengerjaan bangunan yang bersinggungan dengan air, seperti jembatan
dan bendungan.

6 |t e k n o l o g i b a h a n
BAB II
PEMBAHASAN

C. Sifat-Sifat Material Beton


1. Sifat Kimia Pada Beton

1) Komposisi, Struktur, dan Pengaruh Konstruksi Beton pada Properti


Pada penelitian ini mengaplikasikan konsep penggunaan serat kaca dalam campuran
beton segar dan beton keras pada plat atap beton dan pengaruh penambahan serat kaca pada
adukan beton tersebut. Pembuatan campuran pada adukan beton ini menggunakan
campuran semen, pasir, kerikil dan serat kaca dengan konsentrasi 0 %,0.50%, 1.0%, 1.5 %,
2.0 %, 2.5 % dan 5.0 % dari berat semen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui keunggulan beton dengan campuran serat kaca . Dari penelitian yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa dengan menambahkan fiber kedalam adukan beton
maka selain kemampuan untuk menahan lentur ditingkatkan,sekaligus daktilitasnya
(kemampuan menyerap energi) secara dramatis juga meningkat. 

a. Komposisi Bahan

Secara umum material beton yang digunakan pada konstruksi terdiri atas semen, air,
pasir (agregat halus) dan kerikil (agregat kasar) yang dicampur dengan perbandingan
tertentu dan untuk menghasilkan kekuatan tertentu pula. Kekuatan yang diukur pun
biasanya hanya kuat tekannya saja yang diuji pada standar umur 28 hari. Beton yang dibuat
secara konvensional umumnya mempunyai kuat tekan antara 18 – 32 MPa. (N/mm 2) dan
berat 2,4 ton/m3, biasanya disebut sebagai beton norma/konvensional, sedangkan beton
yang mempunyai kuat tekan di atas 35 MPa biasanya disebut dengan beton mutu tinggi.

b. Komposisi Kimia

Zat kima untuk memperlambat proses ikatan campuran beton (retarder). Biasanya
diperlukan untuk beton yang tidak dibuat dilokasi penuangan beton. Proses pengikatan
campuran beton sekitar 1 jam. Sehingga apabila sejak beton dicampur sampai penuangan
memerlukan waktu lebih dari 1 jam, maka perlu ditambahkan zat kimia ini. Zat tambahan
ini diantarannya berupa gula, sucrose,  sodium gluconate, glucose,  citric acid, dan tartaric
acid.
7 |t e k n o l o g i b a h a n
Zat kimia untuk mempercepat ikatan dan pengerasan campuran beton (accelerators).
Diperlukan untuk mempercepat proses pekerjaan konstruksi beton, pencampuran beton
dilakukan di tempat atau dekat dengan penuangannya. Zat tambahan yang digunakan
adalah CaCl2, Ca(NO3)2 dan NaNO3. Namun demikian, lebih dianjurkan menggunakan yang nitrat,
karena penggunaan khlorida dapat mempercepat terjadinya karat pada penulangan.

c. Komposisi Mineral

Pada saat ini, bahan tambah mineral lebih banyak digunakan untuk memperbaiki kuat


tekan beton. Beberapa bahan tambah mineral adalah pozzollan, fly Ash, slag dan silica
fume.

 Pozzollan adalah bahan yang mengandung senyawa silika atau silika alumina dan
alumina, yang tidak mempunyai sifat mengikat seperti semen akan tetapi dalam
bentuknya yang halus dan dengan adanya air, maka senyawa- senyawa kalsium
hidroksida pada suhu normal membentuk senyawa kalsium silikat hidrat dan kalsium
silikat .
 Abu terbang (fly ash) merupakan salah satu bahan tambah (additive) campuran
pembuatan beton.
 Limbah padat (slag) mempunyai butiran partikel berpori pada permukaannya. Limbah
padat (slag) merupakan material dengan gradasi yang baik, dengan variasi ukuran
partikel yang berbeda-beda. Ukuran gradasi limbah padat (slag) lebih mendekati
ukuran agregat kasar 2/3.
 Silica fume adalah bagian dari mineral admixture berupa material pozzolan halus,
dimana komposisi silika lebih banyak. Dikarenakan sifat fisik dan sifat kimianya
ini, silica fume memiliki 2 pengaruh pada campuran beton yaitu sebagai filler dan
bahan pozzoland yang bereaksi secara kimia

Kepadatan => Beton yang memiliki struktur yang baik juga memiliki kepadatan yang baik
sehingga mampu menopang beban bangunan konstruksi sehingga tidak mudah retak.

Kekuatan => Kekuatan adalah salah satu standarisasi yang harus dipenuhi pada penggunaan
beton untuk bangunan-bangunan konstruksi.

Faktor Air Semen => Selain kekuatan dan ketebalan, yang menentukan kualitas struktur
beton adalah penggunaan faktor air semen yang digunakan.

Tekstur => Tekstur yang dimiliki beton juga menentukan kualitasnya.

8 |t e k n o l o g i b a h a n
Parameter => Parameter adalah salah satu hal yang perlu diperhatikan yang juga dapat
mempengaruhi kualitas beton

2) Struktur dan Konstruksi Bahan


a. Makro Struktur

Makro struktur adalah campuran atau kandungan yang dapat dilihat dengan mata telanjang

 Semen Portland mempakan semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menghaluskan
klinker terutama terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis dengan gips
sebagai bahan tambah (PUBI - 1982)yang berupa bubuk halus dengan kandungan kapur,
silika, dan alumina.
 Agregat halus adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai pengisi dalam
campuran beton yang memiliki ukuran butiran < 5 mm. Agregat halus atau pasir dapat
berupa pasir alam, sebagai hasil disintegrasi alam dari batuan, atau debu dari pecahan
batu yang dihasilkan dari mesin pemecah batu (stone crushe).
 Agregat kasar adalah kerikil sebagai hasil dari disintegrasi alami dari batuan alam atau
berupa batu pecah dengan ukuran 5-40 mm
 Air Dalam campuran beton air mempunyai dua buah fungsi, yang pertama untuk
memungkinkan reaksi kimia yang menyebababkan pengikatan dan berlangsungnya
pengerasan, dan kedua, sebagai pelicin campuran kerikil, pasir, dan semen agar mudah
dikerjakan dan dipadatkan
 Bahan tambah mineral berupa pozzolan adalah bahan yang mengandung senyawa silika
atau silika alumina dan alumina yang tidak mempunyai sifat mengikat seperti semen
akan tetapi dalam bentuknya yang halus dan dengan adanya air Bahan tambah mineral
berupa pozzolan adalah bahan yang mengandung senyawa silika atau silika alumina dan
alumina yang tidak mempunyai sifat mengikat seperti semen akan tetapi dalam
bentuknya yang halus
b. Meso Struktur

Vicoelasticity adalah sifat dan karakteristik material yang memiliki dua karakteristik
viscous dan elastic saat material mengalami deformasi. Viscoelastic adalah material yang
memiliki dua sifat tersebut (Farlex, 2014). Beton segar sebagai viscoelastic-solid adalah
material padat yang elastic saat masih segar, tegangan akan terjadi dengan cepat saat
material mengalami deformasi dan kembali seperti semula saat tegangan hilang saat beton
mengeras (solid).Gaya gesek dalam, susut dan tegangan yang terjadi biasanya tergantung
dari energi pemadatan dan tindakan preventive terhadap perhatiannya pada tegangan dalam

9 |t e k n o l o g i b a h a n
beton. Hal ini tergantung dari jumlah dan distribusi air, kekentalan aliran gel (pasta semen),
dan penanganan pada saat sebelum terjadi tegangan serta kristalin yang terjadi untuk
pembentukan porinya. Beberapa sifat dan karakteristik beton yang perlu diperhatikan antara
lain; modulus elastisitas beton, kekuatan tekan, permeabilitas.

c. Mikro Struktur

Husin (2010) menyebutkan bahwa garam-garam sulfat yang umum terdapat secara
alami dalam tanah merupakan garam-garam sulfat yang merugikan karena merupakan
kontaminasi sulfat akibat adanya reaksi kimia yang ditimbulkan dengan semen atau beton.
Garamgaram tersebut adalah Natrium sulfat dan Magnesium sulfat, yang banyak ditanah.
Magnesium sulfat merupakan garam yang paling agresif dan bersifat reaktif pada beton,
karena mudah bereaksi dengan kalsium hidroksida yang merupakan sisa hasil hidrasi antara
semen dengan air yang menghasilkan gypsum dan etringite yang bersifat menambah
volume sehingga terjadi pengembangan dan akhirnya dapat merusak beton.

Putra (2006) meyebutkan bahwa pada proses hidrasi semen dihasilkan kalsium
hidroksida dan kalsium aluminat hidrat. Kalsium hidroksida bersifat alkalin dimana sifat ini
menyebabkan beton sensitif terhadap serangan garam sulfat. Magnesium sulfat akan
bereaksi dengan kalsium hidroksida akan menghasilkan kalsium sulfat dan magnesium
hidroksida. rekasinya berikut:

Reaksi 1 : MgSO4 + Ca(OH)2 CaSO4 + Mg(OH)2 CaSO4 = kalsium sulfat (gypsum)

Selanjutnya gypsum bereaksi dengan kalsium aluminat hidrat akan menghasilkan


kalsium sulfoaluminat (ettringite) yang bersifat mengembang sehingga menyebabkan muai
dan retak pada beton. Reaksinya sebagai berikut:

Reaksi II: CaSO4 + CaO.Al2O3.nH2O 3CaO.Al2O3. 3CaSO4.nH2O = kalsium


sulfoaluminat

2. Sifat Fisik Pada Beton

1) Densitas, Densitas Semu, dan Densitas Curah

a. Densitas

Kuat tekan dan kepadatan beton dengan agregat barium (baryte) bervariasi yaitu
dengan rentang perbandingan berat air semen mulai dari 0.53 sampai dengan 0.90 dengan

10 |t e k n o l o g i b a h a n
ukuran maksimum 38 mm, sebagaimana yang telah diperlihatkan pada Tabel 2.2. dan 2.3.
Kuat tekan beton silinder berusia 28 hari, bervariasi dari sedikitnya 250 kg/cm2 sampai
berkekuatan maksimum 450 kg/cm2 , dengan variasi perbandingan untuk air/semen dari
0.90 sampai 0.53, Hasilnya menunjukkan bahwa dapat dicapai perbedaan secara signifikan
yaitu kuat tekan dengan agregat Baryte (barium) ternyata lebih tinggi dari pada
menggunakan agregat dengan kepadatan normal untuk jumlah perbandingan air/semen
yang sama.

b. Densitas Semu

Bobot Isi Semu ( Apparent Density ) merupakan Perbandingan antara massa dan


volume semu (volume bahan ditambah volume pori tertutup. massa total semua material
dalam satu campuran adalah jumlah dari massa semen, agregat halus dan agregat kasar
dalam kondisi digunakan, ditambah air yang dimasukkan ke dalam campuran, dan setiap
material padat atau cair lain yang digunakan.

c. Densitas Curah

Densitas curah merupakan sifat fisik bahan yang berkaitan dengan perbandingan


massa bahan dengan volume wadah yang terisi sejumlah massa bahan curah. 

m
Rumus : ρ = V

Keterangan :

ρ = massa jenis (kg/m3)


m = juga termasuk massa, pada umumnya satuan (kg)
V = volume (m3)

Contoh Soal

Berikut data-data yang telah diperoleh dari analisis laboratorium terhadap sifat-sifat fisis
material :

Diameter kerikil max = 15


Bulk density agregat kasar = 1700 kg/m3

11 |t e k n o l o g i b a h a n
Fineness modulus pasir = 2,6
Fineness modulus kerikil = 1,5
BJ semen = 30
BJ pasir = 2,5
BJ kerikil = 2,7
Penyerapan air = 2,6

Kandungan semen = air/FAS


= 211/0,52
= 405,76 kg/m3
Volume Air = air/1000
= 211/1000
= 0,211 m3
Volume semen = Hasil kandungan semen/BJ semen x 1000

= 405,76/30 x 1000

= 0,014 m3

Berat agregat kasar = 0,61 x 1000


= 1037 kg/m3
Volume kerikil = 1037/2,7x1000
= 0,3840 kg/m3

Maka dari pencarian interpolasi dapat diketahui udara yang didapat adalah :

Udara = 2,195% = 0,02195 m3


Volume pasir = Vol.air + Vol.semen + Vol.kerikil + Vol.Udara yang teperangkap dalam
campuran
= 0,211 + 0,014 + 0,3840 + 0,02195
= 0,6309m3

Sehingga volume pasir adalah 1 - 0,6309 = 0,3691


Jadi berat pasir adalah = 0,3691 x 1000 = 922,75 kg/m3
Maka Komposisi campuran per 1m3 beton tersebut adalah = 1,26185

12 |t e k n o l o g i b a h a n
2) Porositas
Porositas adalah ukuran dari ruang kosong di antara material, dan merupakan fraksi
dari volume ruang kosong terhadap total volume, yang bernilai antara 0 dan 1, atau sebagai
persentase antara 0-100%. Istilah ini digunakan di berbagai kajian ilmu seperti geologi,
geofisika, farmasi, teknik manufaktur, ilmu tanah, metalurgi, dan sebagainya.

Porositas bergantung pada jenis bahan, ukuran bahan, distribusi pori, sementasi,
riwayat diagenetik, dan komposisinya. Porositas bebatuan umumnya berkurang dengan
bertambahnya usia dan kedalaman. Namun hal yang berlawanan dapat terjadi yang
biasanya dikarenakan riwayat temperatur bebatuan. Dalam aliran dua fase gas dan cairan,
fraksi kekosongan didefinisikan sebagai fraksi dari volume aliran yang ditempati oleh gas.
Porositas umumnya bervariasi dari satu lokasi ke lokasi lainnya dalam perpipaan dan
berfluktuasi terhadap waktu. Pada aliran non-homogen, porositas terkait dengan laju aliran
volumetrik dari fase gas dan cairan, dan terkait dengan kecepatan relatif antara dua fase
(disebut dengan slip ratio).

Rumus :

Vp
Pt = Vt

Keterangan :

 Porisitas (Pt)
 Volume pori (Vp)
 Volume total (Vt)
Contoh soal :

Sampel tanah pada soil sampler berbentuk tabung/pipa (ring sampler). Diameter tabung 4
cm dan tinggi tabung 10 cm. Tanah dalam soil sampler dijenuhkan, kemudian dikeringkan
sampai kering mutlak. Berat tanah + soil sampler pada kondisi jenuh air 250 gram, pada
kondisi kering 200 gram. Berat ring sampler 50 gram. Berapakah :

1.Porositas tanah tersebut.


2.Berat volume tanah tersebut
3.Berat jenis tanah tersebut.
Jawaban :

13 |t e k n o l o g i b a h a n
Volume ring sampler = π (D/2) 2.t = 22/7 (4/2) 2.10 cm3 = 125,71 cm3
Berat lengas tanah = 250 gram – 200 gram = 50 gram à volume air = 50 cm3
Berat tanah = 200 gram – 50 gram = 150 gram
Porositas tanah = 50 cm3 / 125,71cm3 . 100 % = 0,398 cm3
Berat volume tanah = 150 gram / 125,71 cm3 = 1,19 gram/cm3
Berat jenis tanah = 150 gram / (125,71 cm3 – 50cm3) = 1,75 gram/ cm3

3) Sifat Hidro Bahan


a. Hidrofilisitas Dan Hidrofobisitas
Ketika bahan yang terkena air di udara, itu akan hidrolik atau hidrofobik sesuai
dengan apakah dapat dibasahi oleh air atau tidak. Jika dapat dibasahi oleh air, itu adalah
hidrofilik, jika tidak itu adalah bahan hidrofobik.

Ketika bahan terkena tetesan air di udara, aka nada dua kasus seperti yang ditujukan
pada gambar. Dipersimpangan material, air dan udara, sebuah garis singgung tenggelam
disepanjang permukaan dan garis singgung adalah sudut θ, yang dikenal sebagai sudut
pembahasan.

Ketika sudut θ lebih kecil atau sama dengan 90° (0 < 90°), bahan tersebut bersifat
hidrofilik, seperti kayu, bata, beton dan batu. Gaya tarik antara molekul bahan dan molekul
air lebih kuat daripada gaya kohesif antara molekul air, sehingga bahan dapat dibasahi oleh
air. Ketika sudut θ lebih besar dari 90°, bahan tersebut bersifat hidrofobik, seperti aspal, lilin,
dan plastic. Gaya tarik antara molekul bahan dan molekul air lebih lemah dari kekuatan
kohesif antara molekul air sehingga bahan tersebut tidak dapat dibasahi oleh air .

Bahan hidrofobik tahan lembab dan tahan air atau perawatan permukaan. Sedangkan
bahan hidrofilik untuk mengurangi penyerapan air dan impermeabilitas. Dari sini kita tahu
bahwa beton bersifat hidrofilik yang dapat mengurangi penyerapan air dan impermeabilitas
karena gaya tarik antar molekul bahan dan molekul air lebih kuat.

14 |t e k n o l o g i b a h a n
b. Impermeabilitas

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan limbah padat dari
PLTU (bottom ash) yang selama ini tidak terpakai sebagai bahan pengganti semen terhadap
kuat lentur dan impermeabilitas dari sehuah produk, dalam hal ini adalah genteng beton.
Proporsi bottom ash yang digunakan adalah 0%,10%,20%,30%,40%, dan 50% dari berat
semen, dengan jumlah masing-masing perlakuan benda uji adalah 10 buah untuk uji kuat
lentur dan 3 buah untuk uji impermeabilitas (sesuai SNI 0096:2007). Jenis genteng beton
yang digunakan adalah tipe rata (flat) dengan dimensi 420 x 330 mm. Sementara
perbandingan antara semen dan pasir adalah 1 : 3. Dari hasil penelitian dan uji statistik
dapat disimpulkan bahwa kuat lentur rata-rata yang dihasilkan genteng beton tidak
mengalami penurunan pada proporsi bottom ash 0%-30%, sementara pada proporsi 30%-
50% kuat lenturnya menurun. Adapun karakteristik beban lentur yang dihasilkan baik
genteng beton normal maupun dengan bottom ash masih berada di bawah yang ditetapkan
Standar Nasional Indonesia (SNI 0096:2007) yaitu 1200 N. Hal yang sama juga terjadi
pada contoh sampel genteng beton yang ada di luar (pasaran) yang mana juga masih di
bawah standar. Sementara itu, proporsi optimum dari uji lentur diperoleh pada proporsi
bottom ash 19,60%. Untuk pengujian impermeabilitas genteng beton, semua perlakuan
genteng beton baik yang normal maupun dengan bottom ash tahan terhadap rembesan
(tidak ada air yang menetes).

c. Tahan Beku

Pada suhu rata-rata harian + 5 ° C, dibutuhkan dua kali lebih banyak waktu
sehingga beton mencapai kekuatan yang sama, seperti pada suhu +20 ° C. Pada suhu dekat
dengan suhu beku, serangkaian kekuatan konkret secara praktis berhenti. Jika beton segar
membeku, strukturnya bisa runtuh. Kelebihan air yang tidak digunakan selama hidrasi
semen terbentuk dalam sistem beton padat pori-pori kapiler. Ketika terkena es, air di pori-
pori, sepenuhnya atau sebagian membeku, dan es terbentuk sebagai akibat dari beku es
membuat tekanan pada dinding pori, yang dapat menyebabkan kehancuran struktur mereka.
Bonon Beku B. usia dini Ini mencakup pengurangan yang signifikan dalam kekuatannya
setelah mencairkan dan dalam proses pengerasan lebih lanjut dibandingkan dengan beton
yang biasanya keras. Ini terjadi karena pecahnya kristal es dengan hubungan antara
permukaan agregat butir dan lem semen (semen batu). Stabilitas beton segar hingga
pembekuan dapat dicapai dengan komposisi khusus campuran beton dan waktu yang
diperlukan dari beton pada suhu positif.

15 |t e k n o l o g i b a h a n
4) Sifat Panas

a. Daya Konduksi Panas

kebakaran pada hakekatnya merupakan reaksi kimia dari combustible material


dengan oksigen yang dikenal dengan reaksi pembakaran yang menghasilkan panas. Panas
hasil pembakaran ini diteruskan ke massa beton/mortar dengan dua macam mekanisme
yakni pertama secara radiasi yaitu pancaran panas diterima oleh permukaan beton sehingga
permukaan beton menjadi panas. Pancaran panas akan sangat potensial, jika suhu

sumber panas relatif tinggi. Kedua secara konveksi yaitu udara panas yang
bertiup/bersinggungan dengan permukaan beton/mortar sehingga beton menjadi panas. Bila
tiupan angin semakin kencang, maka panas yang dipindahkan dengan cara konveksi
semakin banyak. Beton pada dasarnya tidak diharapkan mampu menahan panas sampai di
atas 250°C. Akibat panas, beton akan mengalami retak, terkelupas (spalling), dan
kehilangan kekuatan. Kehilangan kekuatan terjadi karena perubahan komposisi kimia
secara bertahap pada pasta semennya. Selain hal tersebut di atas, panas juga menyebabkan
beton berubah warna. Bila beton dipanasi sampai suhu sedikit di atas 300°C, beton akan
berubah warna menjadi merah muda. Jika di atas 600°C, akan menjadi abu-abu agak hijau
dan jika sampai di atas 900°C menjadi abu-abu. Namun jika sampai di atas 1200°C akan
berubah menjadi kuning. Dengan demikian, secara kasar dapat diperkirakan berapa suhu
tertinggi selama kebakaran berlangsung berdasarkan warna permukaan beton pada
pemeriksaan pertama.

b. Deformasi

Termal adalah sifat suatu zat untuk memuai dengan panas dan menyusut dengan
dingin yang biasa disebut deformasi suhu. Deformasi termal sangat merugikan teknik sipil.
Sebagai contoh proyek beton dengan volume yang besar, retak temperatur dapat terjadi jika
tegangan tarik ekspansi melebihi kekuatan tarik beton, dalan pekerjaan konstruksi volume

16 |t e k n o l o g i b a h a n
besar, sambungan ekspansi diatur untuk mencegah keretakan yang disebabkan deformasi
termal

c. Ketahanan Terhadap Api

Beton memiliki ketahanan api yang sangat baik. Perilaku nyata dari beton jika terjadi
kebakaran tergantung pada kualitas semen dan agregat yang digunakan. Tidak akan
kehilangan kekuatan dalam beton ketika dipanaskan hingga 250°C. Pengurangan kekuatan
dimulai jika suhu melampaui 250°C. Biasanya struktur beton bertulang dapat menahan api
selama sekitar satu jam pada suhu 1000°C. Oleh karena itu beton semen idealnya digunakan
bahan tahan api.

3. Sifat Mekanik Bahan

1) Kekuatan dan Kelas Kekuatan Bahan

a. Kekuatan Bahan

Mutu dalam beton adalah pertanda dari kualitas atau kekuatan karakteristik beton
yang biasanya ditunjukan dengan satuan angka dan huruf  seperti K,FC dan lain-lainnya. Di
Indonesia satuan yang sering digunakan adalah satuan K.  Mutu beton K merupakan kuat
tekan karakteristik beton untuk per cm2 nya. Kualitas dan mutu beton ini sendiri dibagi
menjadi beberapa tingkatan yang dimulai dengan K-100 hingga K-500, menunjukan berat
yaitu kilogram. Maka diartikan jika mutu beton K-100 adalah memiliki minimum kekuatan
beton 100kg/cm2. 

b. Kekuatan

Mutu dalam beton adalah pertanda dari kualitas atau kekuatan karakteristik beton yang
biasanya ditunjukan dengan satuan angka dan huruf  seperti K, f ‘c dan lain-lainnya. Di
Indonesia satuan yang digunakan adalah satuan K.  Mutu beton K merupakan kuat tekan
karakteristik beton untuk per cm2 nya. Kualitas dan mutu beton ini sendiri dibagi menjadi
beberapa tingkatan yang dimulai dengan K-100 hingga K-500, menunjukan berat yaitu
kilogram. Maka diartikan jika mutu beton K-100 adalah memiliki minimum kekuatan beton
100kg/cm2.

P F
Rumus : f ‘c = A atau P= A

17 |t e k n o l o g i b a h a n
Keterangan :
f ‘c = kekuatan tekan (N/mm2) P = kekuatan tekan (kg/c m2)
P = gaya atau beban pada objek ( N ) F = gaya (kg)
A = luas penampang awal ( mm2) A = luas penampang (c m2)

Peraturan PBI 1971

Benda Uji Perbandingan Kuat Tekan


Kubus 15 cm x 15 cm x 15 cm 1,00
Kubus 20 cm x 20 cm x 20 cm 0,95
Silinder diameter 15 cm x 30 cm 0,83
Perbandingan kuat tekan beton pada berbagai benda uji

Sejarah angka 0,83

Di PBI dijelaskan bahwa kuat tekan benda uji beton untuk kubus tidak ada konversi (1) untuk
silinder 15 x 30 cm ada angka konversi (0,83). Jadi, khusus silinder tersebut hasilnya nanti
dibagi angka 0,83

Contoh Soal :

Mutu beton rencana K-300 kg/c m2 hasil kuat tekan beton setelah dilakukan pengetesan 28
hari yaitu 550 kn. Berapa nilai kuat tekannya ?

Jawab :

F dikonversikan ke kg
1 kn = 101,1971 kg
F = 550 x 101,1971 = 55658,405 kg
Silinder 15 x 30 cm
A = luas lingkaran
A = π r2
= 3,14 . 7,5 . 7,5

18 |t e k n o l o g i b a h a n
= 176,63 c m2
F 55658
P= = = 315,1 kg/cm ( masih dalam bentuk silinder)
A 176,63

Konversi ke kubus 15 x 15 cm

315,1
P= = 379,7 kg/c m2
0,83

Jadi, hasilnya K-379,66 kg/c m2 > K-300

c. Kelas Kekuatan
 Beton kelas I

Ini adalah beton yang berguna untuk pekerjaan-pekerjaan non struktural. Untuk
pelaksanaanya sendiri tidak diperlukan keahlian yang khusus. Jadi pengawasan mutu hanya
dibatasi pada pengawasan ringan pada mutu bahan-bahan saja, sedangkan pada kekuatan
tekan tidak disyaratkan pemeriksaan. Mutu kelas I ini terdiri dari K-100, K-125, K-150, K-
175 dan K-200.

 Beton Kelas II

Beton kelas II adalah beton yang berfungsi untuk pekerjaan-pekerjaan struktural


secara umum. Dalam pelaksanaanya membutuhkan keahlian yang cukup dan harus
dilakukan di bawah pimpinan dari tenaga-tenaga ahli.Mutu kelas II ini terdiri dari K-225,
K-250, dan K275.

 Beton Kelas III

Ini adalah jenis beton untuk pekerjaan-pekerjaan structural yang lebih tinggi
daripada K-225. Dalam pelaksanaannya sendiri membutuhkan keahlian khusus dan
tentunya harus dilakukan dibawah pimpinan tenaga-tenaga ahli. Disyaratkan adanya sebuah
laboratorium beton dengan peralatan yang sangat lengkap dan dilayani oleh para tenaga ahli
yang bisa melakukan pengawasan mutu beton secara kontinyu. Mutu kelas III sendiri terdiri
dari K-325,K-350, K-375, K-450 dan K-500

Beton Kelas 1 biasanya digunakan untuk pekerjaan non struktur seperti jalan, pondasi
kolom dan lain sebagainya. Beton Kelas II merupakan beton khusus yang digunakan untuk
menahan beban yang lebih berat. Terakhir beton kelas III biasanya digunakan untuk area
parkir truck tronton, saluran air, dan landasan pesawat.

19 |t e k n o l o g i b a h a n
d. Kekuatan Tertentu

Kuat tarik beton dapat diperoleh dari beberapa percobaan, yaitu: percobaan kuat
tarik melalui uji lentur, kuat tarik belah dan kuat tarik langsung. Kuat tarik langsung sulit
untuk dilaksanakan karena belum tersedia peralatan dan mesin yang memadai untuk
melakukan pengujian. Kuat tarik lentur, biasanya menggunakan benda uji balok dengan
dimensi tertentu, kemudian diuji dengan menggunakan mesin uji lentur.

Kuat tarik belah, menggunakan benda uji silinder yang ditekan pada sisi
memanjangnya. Ketiga tehnik pengujian kuat tarik akan memberikan hasil yang berbedah
satu dengan yang lain. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa secara signifikan nilai kuat tarik
belah lebih kecil dari modulus of repture dan berkisar antara 62-80% dengan hasil rata-rata
yang diperoleh 72,81%. Umumnya nilai kuat tarik belah yang diperoleh dari benda uji
silinder yang menjadi dasar para perencana untuk menetapkan nilai kuat tarik dari suatu
beton dengan mutu tertentu.

2. Elastisitas dan Kelenturan


a. Elastisitas

Beton tidak memiliki modulus elastisitas yang pasti. Nilainya bervariasi tergantung
dari kekuatan beton, umur beton, jenis pembebanan, dan karakteristik dan perbandingan
semen dan agregat.

Modulus elastistas atau disebut juga modulus young adalah perbandingan antara
tegangan tarik atau tekan terhadap regangan yang bersangkutan, di bawah batas
proporsionalnya dari material. Nilai ini pada perhitungan perencanaan disebut sebagai
modulus elastisitas beton. Modulus ini memenuhi asumsi praktis bahwa regangan yang
terjadi selama pembebanan pada dasarnya dapat dianggap elastisitas (pada keadaan beban
dihilangkan bersifat reversible penuh) dan regangan lainnya akibat beban dipandang
sebagai rangkak.
SNI 03-2847-2002 memberikan persamaan untuk menghitung modulus elastisitas beton,
yaitu Ec = 4700 fc (MPa).
Besarnya nilai perbandingan antara regangan lateral terhadap regangan
longitudinal pada suatu bahan/material adalah tetap (konstan). Nilai perbandingan inilah
yang disebut dengan Rasio Poisson yang umumnya bernilai pada kisaran angka 0.15 -
0.2. Regangan yang arahnya segaris dengan arah gerak gaya disebut regangan
longitudinal. Sedangkan regangan yang arahnya tegak lurus terhadap arah gerak gaya

20 |t e k n o l o g i b a h a n
disebut regangan lateral.
 Kelenturan
Kuat tarik lentur adalah kemampuan balok beton yang diletakkan pada dua perletakan
untuk menahan gaya dengan arah tegak lurus sumbu benda uji, yang diberikan padanya,
sampai benda uji patah yang dinyatakan dalam Mega Pascal (MPa) gaya tiap satuan luas
(SNI 03-4431-1997). Sebuah balok yang diberi beban akan mengalami deformasi, dan oleh
sebab itu timbul momen-momen lentur sebagai perlawanan dari material yang membentuk
balok tersebut terhadap beban luar. Tegangan yang timbul selama mengalami deformasi
tidak boleh melebihi tegangan lentur ijin untuk bahan dari beton itu. Momen eksternal
harus ditahan oleh bahan dari beton, dan harga maksimum yang dapat dicapai sebelum
balok mengalami keruntuhan atau patah sama dengan momen penahan internal dari balok.
Sistem pembebanan pada pengujian tarik lentur, yaitu benda uji dibebani sedemikian rupa
sehingga hanya akan mengalami keruntuhan akibat lentur murni

Contoh Soal :

Rencanakan campuran beton (Mix Design) dengan ketentuan sbb : (Bobot : 40) Mutu Beton
fc’=30 Mpa ( K-361) dan konstruksi digunakan untuk bangunan yang dicor di dalam air
laut dan rencana beton digunakan untuk tembok pelabuhan,balok penahan, kolom. Jenis
beton yang digunakan adalah beton biasa tanpa menggunakan zat addetive air entrained
concrete. Rencana proses pembetonan untuk volume beton yang sangat banyak dan massal.
Sedang rencana Kontraktor Pelaksana yang mengerjakan proyek tersebut mempunyai
pengalaman mengerjakan beton dg data benda uji kuat tekan Kubus (kg/cm2) sbb :

Kuat Kua Kua Kua Kua Kua Kuat Kuat


N N N No No No No N
teka t t t t t teka teka
o o o o
n teka teka teka teka teka n n
n n n n n
1 355 5 330 9 365 13 350 17 350 21 350 25 365 2 360
9
2 365 6 345 1 360 14 360 18 360 22 350 26 350 3 360
0 0
3 345 7 350 1 355 15 365 19 365 23 355 27 345 3 350
1 1
4 365 8 355 1 345 16 340 20 360 24 350 28 340 3 355
2 2

Dari hasil uji Lab, diketahui Berat Jenis Semen = 3,11.


Berdasarkan hasil Uji Lab untuk material Split & Pasir diketahui data sbb :
Berat Jenis Pasir Alam kondisi SSD = 2,52
Berat Jenis Split kondisi SSD = 2,68
Kemampuan pasir mengabsorpsi Air = 2.2%
21 |t e k n o l o g i b a h a n
Kemampuan Split mengabsorpsi Air = 1.2%
Kadar Air di lapangan utk pasir = 3,1%
Kadar Air di lapangan utk Split = 0.6%

Berdasarkan hasil Uji Analisa Saringan di Lab, didapatkan data sbb :


Diamete Spesifikasi Teknis
r Sisa pada saringan masing-masing dari British
Saringa Standard
n (mm) Pasir ( gram) Split (gram) (%)
38,10(4 0,00 0,00 95 - 100
0)
25,40 0,00 0,00 80 - 95
19,60(2 0,00 0,00 70 - 90
0)
12,70 0,00 320,00 55 - 85
9,60 0,00 3929,50 40 – 75
(10)
4,80 37,60 649,58 28 – 48
2,40 60,46 65,13 20 – 44
1,20 145,00 10,68 15 – 35
0,60 273,08 8,78 8 – 27
0,30 263,50 4,55 2 – 12
0,15 139,56 4,28 0–8
0,074 60,00 3,00
0,000 20,80 4.50

Susunan butir gabungan berdasarkan Lolos / Tembus Komulatif pada


masing-masing ayakan berdasarkan Spesifikasi dari British Standard.

3. Kerapuhan dan Ketangguhan

a. Kerapuhan
Sebagaimana yang telah diketahui bahwa beton merupakan bahan yang bersifat
getas dan lebih memiliki ketahanan terhadap gaya tekan dibandingkan dengan gaya tarik
yang hanya berkisar 9%-15% saja dari kuat tekannya, dengan kata lain beton kuat terhadap
gaya tekan namun lemah terhadap gaya tarik. Pada aplikasi dilapangan sering kali beton
yang digunakan pada komponen bangunan diperkuat dengan tulangan baja untuk menutupi
kelemahannya terhadap gaya tarik.

b. Ketangguhan

Menyatakan kemampuan bahan untuk menyerap energi tanpa menyebabkan


terjadinya kerusakan. Juga dapat dikatakan sebagai ukuran banyaknya energi yang

22 |t e k n o l o g i b a h a n
diperlukan untuk mematahkan suatu benda kerja pada suatu kondisi tertentu. Sifat ini
dipengaruhi oleh banyak faktor, sehingga sifat ini sulit diukur. Material tangguh dicirikan
oleh deformasi yang besar, kuat tarik yang tinggi dan kuat tekan yang tinggi seperti baja,
kayu dan karet. Sedangkan beton seperti yang kita ketahui memiliki gaya tarik yang lemah.
Sehingga untuk menjadi struktur beton harus diperkuat dengan tulangan baja untuk
menutupi kelemahannya terhadap gaya tarik.

4. Kekerasan dan ketahanan terhadap abrasi

Kekerasan merupakan ketahanan material terhadap gaya tekan/penggoresan/pengikisan.


Ketahanan abrasi beton dipengaruhi oleh faktor ini. Faktor utama yang mengontrol
ketahanan beton adalah kekuatan tekan beton. Semakin tinggi kekuatan beton, semakin baik
ketahanan beton terhadap abrasi. Terlepas dari kuat beton ada beberapa faktor lain yang
mempengaruhi ketahanan beton terhadap abrasi, yaitu :

 Rasio W / C ; Rasio w / c rendah hingga sedang memastikan penurunan air bebas dalam
beton. Meningkatkan kekompakan beton dan mengurangi permeabilitas yang
meningkatkan kekuatan beton dan ketahanan abrasi.
 Grade Agregat Baik ; Penggunaan agregat halus dan kasar bergradasi baik dapat
mengoptimalkan kemampuan kerja dan meminimalkan kadar air. Ini akan sangat
meningkatkan kekuatan beton.
 Konten Udara; Kadar udara tidak hanya mengarah pada pengurangan kekuatan beton
tetapi juga berkontribusi pada delaminasi permukaan beton. Jadi, kadar udara tidak
harus dipertimbangkan untuk beton ketika resistensi abrasi diperlukan kecuali
pertimbangan khusus diikuti. Misalnya, pengerasan permukaan tidak boleh dilakukan
pada beton yang memiliki kadar udara total lebih dari 3 persen.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Beton adalah campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar, dan air, dengan
atau tanpa bahan campuran tambahan yang membentuk massa padat. Bahan penyusun

23 |t e k n o l o g i b a h a n
beton tersebut pun memiliki banyak banyak klasifikasi yang berdasarkan kegunaan, bentuk,
dan ukuran yang mana telah diuraikan pada bagian pembahasan.

Beton sebagai bahan bangunan juga telah lama dikenal di Indonesia.Disamping mempunyai
kelebihan dalam mendukung tegangan tekan, beton mudah dibentuk sesuai dengan
kebutuhan, dapat digunakan pada berbagai struktur teknik sipil serta mudah di rawat.Dalam
pembuatan beton pun dapat dimanfaatkan bahan-bahan lokal oleh sebab itu beton sangat
populer dipakai.

B. Saran

Saran atau harapan penulis adalah lebih baik lagi dalam memperbaiki isi cakupan
makalah dan semoga makalah ini dapat membantu orang dalam mendalami penelitian nya
khususnya tentang Pondasi, karena teori yang dipaparkan sangat membutuhkan bantuan
dari berbagai pihak dan berbagai referensi. Diharapkan setelah membaca makalah ini
pembaca lebih mengerti apa saja yang terkandung didalamnya sehingga kita dapat
memahami tentang teori dan mengetahui kelebihan dan kekurangan dari makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.klopmart.com/article/detail/kenali-jenis-beton-kegunaannya

https://jurnal.uns.ac.id/matriks/article/download/37363/24587

https://www.pekerjatambang.com/bobot-isi-semu-apparent-density/

24 |t e k n o l o g i b a h a n
http://nspkjembatan.pu.go.id/public/uploads/TahapPelaksanaan/SNI/1511082603sni_1973-
2016.pdf

http://jurnal.poligon.ac.id/index.php/jtpg/article/download/539/325/#:~:text=Densitas%20curah
%20merupakan%20sifat%20fisik,(rongga)%20dalam%20suatu%20bahan.

http://civildoqument.blogspot.com/2014/10/cara-menghitung-density-beton.html?m=1

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Porositas

http://primakaryaperkasa.id/blog/mengenal-mutu-beton#:~:text=Kelas%20dan%20mutu
%20beton%20mulai,kekuatan%20tekan%20100%20kg%2Fcm2.&text=Beton%20kelas%20I
%20%3A%20K%2D100,digunakan%20untuk%20bukan%20pekerjaan%20struktur.

https://www.ruang-sipil.com/2018/09/sifat-tahan-api-dari-7-bahan-bangunan-umum.html

https://sipil.ft.uns.ac.id/?p=853

https://www.ikons.id/membuat-beton-kedap-air/

25 |t e k n o l o g i b a h a n

Anda mungkin juga menyukai