Anda di halaman 1dari 33

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan karunianya-lah sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
Uji Kuat Tekan Beton di Laboratorium Teknik Sipil Universitas Iskandar Muda
dengan baik.
Adapun tujuan pelaksanaan praktikum ini adalah agar mahasiswa
dapat mengetahui kuat tekan beton yang sudah direncanakan, sehingga pada nantinya
ilmu yang didapat pada praktikum ini dapat berguna kedepannya. Pada kesempatan ini
pula, kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan asisten
Laboratorium Teknik Sipil Universitas Iskandar Muda yang telah membantu,
membimbing dan mengarahkan kami serta bersikap bijaksana dalam pelaksanaan
praktikum sampai penyelesaian laporan ini.
Akhir kata kami harapkan semoga laporan ini dapat memberikan manfaat
dan pengetahuan kepada pembaca. Adapun laporan ini masih memiliki
kekurangan. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk kesempumaan laporan.

Banda Aceh, Desember 2022

1
Daftar Isi
Kata Pengantar .............................................................................................................1
Daftar Isi .......................................................................................................................... 2
Bab 1 Pendahuluan .....................................................................................................4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................... 4
1.2 Tujuan Praktikum ............................................................................................................ 4
1.3 Manfaat Praktikum .......................................................................................................... 5
1.4 Lingkup Praktikum ........................................................................................................... 5
Bab 2 Landasan Teori .................................................................................................6
2.1 Tinjauan Umum ................................................................................................................ 6
2.2 Beton ...................................................................................................................................... 6
2.3 Material Penyusun Beton ............................................................................................... 7
2.3.1 Agregat .............................................................................................................................. 7
2.3.2 Semen ................................................................................................................................. 8
2.3.3 Air ........................................................................................................................................ 8
2.4 Uji Slump .............................................................................................................................. 8
2.5 Kuat Tekan ........................................................................................................................10
Bab 3 Metodologi ...................................................................................................... 11
3.1. Waktu Dan Tempat Pengujian .................................................................................11
3.2 Alat Dan Material Praktikum .....................................................................................11
3.2.1 Alat ................................................................................................................................11
3.2.2 Material .......................................................................................................................17
3.3 Pelaksanaan Praktikum ........................................................................................19
3.3.1 Pengujian Material ..................................................................................................19
3.3.2 Pembuatan Campuran Beton ..............................................................................23
3.3.3 Pengujian Slump (Sni 03-1972-1990) ............................................................25
3.3.4 Pembuatan Benda Uji (Sni 2493:2011) ..........................................................25
3.3.6 Pengujian Kuat Tekan Beton(Sni 1974-2011) .............................................27
Bab 4 Hasil dan pembahasan ............................................................................... 28
4.1 Pemeriksaan Agregat (Sni 03-1972-1990) ...........................................................28
4.1.1 Berat volume agregat (bulk density) ................................................................27
4.1.2 Susunan butir agregat (sieve analysis) ............................................................29

2
4.1.3 Berat jenis agregat ...................................................................................................29
4.2 Rancangan Campuran Beton ......................................................................................30
4.3 Pembuatan Benda Uji dan Nilai Slump ...................................................................30
4.4 Hasil Uji Kuat Beton Umur 28 Hari .........................................................................31
Bab 5 Kesimpulan dan saran .............................................................................. 32
Daftar Pustaka ........................................................................................................... 33
Lampiran

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Beton yang digunakan sebagai struktur dalam konstruksi teknik sipil, dapat
dimanfaatkan untuk banyak hal. Dalam teknik sipil, struktur beton digunakan untuk
bangunan pondasi, kolom, balok, pelat atau pelat cangkang. Dalam teknik sipil beton
digunakan dalam transportasi untuk pekerjaan rigid pavement (lapis keras
permukaan yang kaku), saluran samping, gorong-gorong, dan lainnya. Jadi beton hampir
digunakan dalam semua aspek ilmu teknik sipil. Artinya semua struktur dalam teknik
sipil akan menggunakan beton, minimal dalam pekerjaan pondasi (Mulyono, 2003).

Karena beton sering digunakan sebagai struktur dalam konstruksi teknik sipil, maka
mutu beton yang akan digunakan perlu diperhatikan. Mutu beton ini sangat
mempengaruhi nilai kuat beton itu sendiri. Mutu beton dipengaruhi oleh parameter-
parameter seperti kualitas semen, kebersihan agregat, takaran dari bahan-bahan
pembentuk beton, dll.

Masalah yang sering dihadapi dalam pembuatan beton adalah bagaimana cara
merencanakan takaran dari bahan-bahan pembentuk beton (job mix design) agar
mendapatkan nilai kuat tekan beton yang diinginkan. Maka dari itu perlu dilakuan
percobaan-percabaan agar mendapatkan takaran yang tepat agar beton yang dibuat
mencapai nilai kuat tekan sesuai dengan yang diinginkan.

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendapatkan job mix design beton yang dibuat agar mendapatkan
nilai kuat tekan yang sudah direncanakan.
2. Untuk mengetahui nilai kuat tekan beton yang telah dibuat.

4
1.3 Manfaat Praktikum
Dari melakukan praktikum ini, manfaat yang di dapat adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengetahui alat-alat yang digunakan dalam pengujian
kuat tekan beton.
2. Mahasiswa dapat membuat job mix design beton agar mendapatkan nilai kuat
tekan yang sudah direncanakan.
3. Mahasiswa dapat mengetahui nilai kuat tekan beton yang telah dibuat.

1.4 Lingkup Praktikum


Pada praktikum pengujian kuat tekan beton ini, lingkup dalam melaksanakan
praktikum adalah sebagi berikut:
1. Pengujian yang dilakukan untuk agregat adalah pengujian kadar air dan
pengujian kadar lumpur.
2. Pengujian slump menggunakan Krucut Abrams dengan diameter atas 10 cm,
diameter bawah 20 cm dan tinggi 30 cm.
3. Benda uji berbentuk kubus dengan ukuran 15 x 15 x 15.
4. Pengujian kuat tekan beton dilakukan setelah umur 28 hari .

5
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 TINJAUAN UMUM


Semakin pesatnya perkembangan pengetahuan dan teknologi di bidang
konstruksi mendorong Suntuk memperhatikan standar mutu serta
produktivitas kerja dalam meningkatkan sebuah pembangunan konstruksi
yang lebih berkualitas. Saat ini sudah banyak pula inovasi teknologi beton
guna menjawab tantangan akan kebutuhan tersebut, Beton sendiri
merupakan material yang sangat penting dan banyak digunakan untuk
membangun berbagai infrastruktur seperti jalan raya, jembatan, bendungan,
pembangkit listrik, gedung, dan bangunan – banguna lainnya.

Seiring dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi, beton


dikembangkan dan ditingkatkan kualitasnya untuk menjadi lebih baik
sehingga dibuat beton mutu tinggi yang memiliki kemampuan lebih dari beton
normal. Kepadatan beton yang maksimal dapat dicapai dengan melakukan
pemadatan pada beton segar.

Tujuan pemadatan pada beton segar adalah untuk menghilangkan rongga –


rongga udara dan untuk mencapai kepadatan yang maksimal. Kuat tekan akan
meningkat dengan meningkatnya kepadatan beton. Pemadatan dapat
dilakukan dengan menggunakan tongkat, mesin getar, vibrator dan
sentrifugal.

2.2 BETON
Beton adalah bahan bangunan yang terdiri dari campuran agregat kasar,
agregat halus, semen, air dan bahan tambahan lainnya. Beton banyak
digunakan dalam dunia konstruksi. Bahan untuk membuat beton mudah
diperoleh, mudah diaplikasikan, tahan temperature tinggi dan biaya
pemeliharaannya kecil. Pemakaian beton sebagai bahan bangunan juga

6
memiliki keuntungan antara lain : bahan ini dapat dibentuk sesuai dengan
keinginan perencana, bahan-bahan pembentuk relatif tersedia dan
pembuatan beton dapat dilakukan oleh para pekerja. Beton juga memiliki
kekurangannya yaitu bentuk yang sudah dibuat sulit diubah, pelaksanaan
pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi, berat serta daya pantul suara
besar.

2.3 MATERIAL PENYUSUN BETON


Material penyusun beton sangat mempengaruhi kualitas beton yang akan di
buat. Komposisi material tersebut terdiri dari agregat, semen dan air.
Sehingga dalam pemlihan material harus sesuai dengan SNI yang telah ada,
penjelasannya sebagai berikut :

2.3.1 AGREGAT
Komponen penting dalam beton adalah agregat yang berperan sebagai
penentu kualitas beton dengan persentase volume dalam beton sekitar 60%-
80%, agregat harus lolos sebagai pengisi rapat pengisi dan penutup celah
antara agregat halus dan kasar. Menurut SNI 03-1737-1989 yang dimaksud
dengan agregat adalah sekumpulan butir-butir batu pecah, kerikil, pasir atau
mineral lainnya, baik berupa hasil alam maupun hasil buatan.

Agregat alam adalah agregat yang didapat langsung dari alam seperti sungai
dan gunung, sedangkan agregat buatan adalah agregat yang didapat melalui
proses mesin pemecah batu atau manusia. Agregat yang digunakan terdiri dari
agregat kasar dan agregat halus. Sesuai dengan SNI 03-2847-2002 bahwa
agregat halus merupakan agregat yang mempunyai ukuran butir maksimum
sebesar 5,00 mm.

Agregat halus dapat berupa pasir alam, pasir hasil olahan atau gabungan dari
kedua pasir tersebut. Sedangkan agregat kasar adalah agregat yang
mempunyai ukuran butir antara 5,00 mm sampai 40 mm. Agregat kasar dapat

7
berupa kerikil, pecahan kerikil, batu pecah, teraktanurtiup atau beton semen
hidrolis yang dipecah.

2.3.2 SEMEN
Semen adalah perekat hidrolik yang dihasilkan dengan cara menghasluskan
klinker yang terdiri dari bahan utama silikat-silikat kalsium dan bahan
tambahan batu gipsum dimana senyawa-senyawa tersebut dapat bereaksi
dengan air dan membentuk zat baru bersifat perekat pada bebatuan. Semen
sendiri merupakan bahan campuran yang secara kimiawi aktif setelah
berhubungan dengan air. Agregat tidak memainkan peranan yang penting
dalam reaksi kimia tersebut, tetapi berfungsi sebagai bahan pengisi mineral
yang dapat mencegah perubahan-perubahan volume beton setelah
pengadukan selesai dan memperbaiki keawetan beton yang dihasilkan.

2.3.3 AIR
Air adalah substansi kimia yang memiliki rumus H2O yang merupakan suatu
molekul air yang tersusun atas dua atom Hidrogen (H) dan Oksigen (O). Air
merupakan salah satu bahan penting yang digunakan untuk pengikat semen
menjadi pasta agar betonnya menjadi lecak. Proses hidrasi dalam beton segar
membutuhkan air kurang lebih 25% dari berat semen yang digunakan.
Kelebihan air dari proses hidrasi diperlukan untuk syarat kekentalan
(consistency) adukan agar dapat dicapai suatu kelecakan.

2.4 UJI SLUMP


Slump test atau uji slump merupakan metode yang dapat digunakan untuk
mengukur kelecakan beton segar, serta untuk memperkirakan tingkat
kemudahan dalam pengerjaannya nanti (Tjokrodimuljo, 2007). Kelecakan
pada beton segar penting dipelajari karena menjadi tolak ukur untuk
kemudahan pengerjaan beton segar. Proses pengerjaan beton merupakan
serangkaian pelaksanaan pengadukan, penuangan, dan pemadatan. Air adalah
alat untuk cair dan padat pada beton segar penting dipelajari karena
merupakan ukuran kemudahan beton segar (adukan beton) untuk diaduk

8
dalam bejana pengaduk ke cetakan beton, dan dipadatkan setelah beton segar
berada dalam cetakan.
Secara umum, dapat dikatakan bahwa semakin encer beton segar maka
semakin mudah beton tersebut dikerjakan. Adukan beton segar terdiri dari
campuran beberapa bahan,yaitu : air, semen Portland, agregat halus, dan
agregat kasar dengan perbandingan masing-masing bahan tersebut sesuai
standar yang sudah ada. Berikut adalah daftar nilai slump yang telah
disesuaikan dengan fungsi beton itu sendiri.

Slump Slump
No Elemen Struktur
maks(cm) min(cm)
1 Plat pondasi, pondasi telapak bertulang 12,5 5,0
2 Pondasi telapak tidak bertulang, kaison 9,0 2,5
dan konstruksi di bawah tanah
3 Plat [lantai], balok, kolom dan dinding 15,0 7,5
4 Jalan beton bertulang 7,5 5,0
5 Pembetonan massal 7,5 2,5

Gambar 2.1 3 Jenis Keruntuhan Slump

9
2.5 KUAT TEKAN
Kuat tekan beton adalah besarnya beban persatuan luas,kuat tekan beton
dapat di ketahui menggunakan alat uji tekan beton (Compressive Strength
Test) , gaya tekan yang dihasilkan alat uji tekan beton apabila dibebankan pada
benda uji beton maka benda uji akan hancur (SNI 03-1974-1990).

Sebelum proses uji kuat tekan dilakukan, benda uji dikeluarkan dari
lingkungan perawatan berupa silinder dan didiamkan selama 24 jam. Sebelum
uji kuat tekan, benda uji diukur dimensinya dan dilakukan penimbangan
terhadap benda uji. Uji kuat tekan terhadap benda uji dapat dilakukan saat
benda uji berumur 7, 14, dan 28 hari.

Pengujian kuat tekan silinder dilakukan dengan meletakkan benda uji pada
pelat landasan mesin uji pembebanan, selanjutnya diberi beban arah vertical
secara perlahan. Pembacaan dihentikan setelah jarum pembebanan turun
yang menyatakan bahwa pembebanan telah mencapai maksimum. Kuat tekan
beton dapat dihitung :

fc’ = P/A atau fc’ = m.g/A

ket:
fc’ : kuat tekan beton (MPa)
p : berat beban maksimum yang menyebabkan benda uji beton hancur (N)
A : luas penampang benda uji (mm2)
m : massa beban maksimum yang menyebabkan benda uji beton hancur (kg)
g : percepatan gravitasi bumi (10m/s2)

10
BAB III
METODOLOGI

3.1. WAKTU DAN TEMPAT PENGUJIAN


Praktikum di laksanakan pada hari Senin 10 Desembar 2022 pukul 09.30 di
Laboratorium pengujian, peserta praktikum menggunakan Laboratorium
Teknik Sipil Universitas Iskandar Muda.

3.2 ALAT DAN MATERIAL PRAKTIKUM


3.2.1 ALAT

1. Wadah
Wadah adalah tempat untuk meletakkan material campuran beton.

Gambar 3.1 Wadah

2. Ayakan
Ayakan atau saringan adalah alat yang digunakan untuk memisahkan bagian
yang tidak diinginkan berdasarkan ukurannya dari dalam bahan curah dan
bubuk yang memiliki ukuran partikel kecil dan bahan adonan atau campuran
dari cairannya. Digunakan untuk menyaring pasir, dan memisahkan ukuran
agregat sesuai dengan yang diperlukan.

11
Gambar 3.2 Ayakan

3. Timbangan
Timbangan adalah alat yang digunakan untuk mengukur massa dari suatu
material atau benda.

Gambar 3.3 Timbangan

4. Gelas Ukur
Gelas ukur adalah alat laboratorium yang digunakan untuk mengukur
volumedari suatu cairan. Alat ini memiliki bentuk silinder dan memiliki garis
penanda.

Gambar 3.4 Gelas Ukur

12
5. Penggaris atau Mistar
Penggaris atau mistar adalah salah satu alat pengukur panjang suatu benda
danalat bantu untuk menggambar garis lurus pada saat melakukan praktikum.

Gambar 3.5 Penggaris atau Mistar

6. Sendok beton atau Cetok


Sendok beton atau cetok adalah alat untuk mengambil material dan
memasukkan adonan kedalam cetakan.

Gambar 3.6 Sendok beton atau Cetok

7. Mixer Beton
Mixer beton adalah alat untuk mengaduk adonan material campuran beton.

Gambar 3.7 Mixer Beton

13
8. Oven
Oven adalah alat yang digunakan untuk mengurangi kadar air pada material
yang akan di uji.

Gambar 3.8 Oven

9. Kerucut abrams
Kerucut abrams merupakan alat yang digunakan untuk menguji slump pada
beton yang baru selesai diaduk atau masih segar.

Gambar 3.9 Kerucut abrams

14
10. Besi Penumbuk
Besi Penumbuk adalah alat untuk menumbuk beton segar yang ada di dalam
cetakan silinder agar tidak terdapat rongga-rongga pada beton saat telah
kering.

Gambar 3.10 Besi Penumbuk

11. Cetakan Silinder


Cetalan silinder adalah alat untuk menampung beton yang masih segar
hingga menjadi kering dengan ukuran diameter 15 tinggi 30 cm supaya ketika
kering beton akan berbentuk silinder mengikuti cetakan

Gambar 3.11 Cetakan Silinder

15
12. Universal testing machine
Merupakan alat untuk menguji kuat tekan dan kuat tarik sebuah beton yang
sudah kering dengan type TC-325 kapaitas tekan 150 ton dan daya 220 VAC.

Gambar 3.12 Universal testing machine

16
3.2.2 MATERIAL
Material yang digunakan dalam praktikum ini meliputi :
1. Semen
Semen adalah zat yang digunakan untuk merekat material untuk adonan
campuran beton seperti agregat, pasir, dan material lainnya. Semen yang
digunakan dalam praktikum ini yaitu semen tipe 1.

Gambar 3.13 Semen

2. Pasir
Butiran pasir umumnya berukuran antara 0,0625 sampai 2 milimeter. Dalam
pengujian ini menggunakan pasir dan lolos ayakan no. 16

Gambar 3.14 Pasir

17
3. Koral
Batu koral adalah material agregat yang diambil secara langsung dari alam dan
bisa digunakan tampa melalui proses pabrikasi lebih dahulu. Koral yang di
gunakan ukuran lolos ayakan no. ¾ dan bertahan pada ayakan no 8.

Gambar 3.15 Koral

4. Air

Gambar 3.16 Air

18
3.3 PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.3.1 PENGUJIAN MATERIAL
Pada praktikum ini pengujian mencakup pengujian pada material alam yaitu
pengujian agregat kasar dan agregat halus dengan uraian sebagai berikut :

1. Pengujian agregat halus


Pada praktikum pengujian ini menggunakan agregat halus berupa pasir dan
akan melalui beberapa pengujian yaitu; uji kadar air dan uji kadar lumpur
dengan uraian sebagai berikut:

a. Pengujian kadar air (SNI 1971)


✓ Tujuan
Kadar air agregat adalah besarnya perbandingan antara berat air yang
dikandung agregat dengan agregat dalam keadaan kering, dinyatakan
dalam persen. Tujuan pengujian adalah untuk memperoleh angka
persentase dari adar air yang dikandung oleh agregat.

✓ Alat
1. Timbangan
2. Wadah
3. Oven

✓ Bahan
Pasir kering lapangan sebanyak 500 gram

✓ Prosedur Pelaksanaan
Adapun prosedur dalam menentukan kadar air agregat halus sebagai
berikut:
1. Berat wadah ditimbang dan dicatat (W1).
2. Benda uji dimasukkan ke dalam wadah, berat wadah ditambah
benda ujiditimbang ( W2 ).
3. Berat benda uji dihitung W3 = W2 – W1.

19
4. Benda uji dikeringkan bersama wadah dalam oven pada suhu
(110 ±5)°C.
5. Setelah kering contoh ditimbang dan dicatat berat benda uji
besertawadah (W4).
6. Berat benda uji kering dihitung W5 = W4 – W1.
b. Pengujian Kadar Lumpur (SNI 03-4142-1996)
✓ Tujuan
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya prosentase kadar
lumpuragregat halus yang akan digunakan sebagai campuran beton.
Kandungan lumpur <5% merupakan ketentuan bagi penggunaan
agregat halus.

✓ Alat
1. Gelas ukur
2. Alat pengaduk
3. Penggaris

✓ Bahan
Pasir lolos ayakan nomor 16.

✓ Prosedur Pelaksanaan
1. Masukkan pasir secukupnya ke dalam gelas ukur 1000 ml.
2. Tambahkan air ke dalam gelas ukur.
3. Gelas ukur dikocok untuk mencuci pasir dari lumpur.
4. Kemudian simpan gelas ukur di tempat yang aman dan datar lalu
biarkanmengendap selama ±24 jam.
5. Ukur tinggi pasir (H1) dan tinggi lumpur (H2).

2. Pengujian Agregat Kasar


Pada praktikum ini menggunakan agregat kasar berupa koral/batu
melalui beberapa pengujian yaitu; uji kadar air, uji kadar lumpur dan
uji keausan dengan uraian sebagai berikut;

20
a. Pengujian Kadar Air (SNI 1971)
✓ Tujuan
Kadar air agregat adalah besarnya perbandingan antara berat air yang
dikandung agregat dengan agregat dalam keadaan kering, dinyatakan
dalam persen. Tujuan pengujian adalah untuk memperoleh angka
persentase dari adar air yang dikandung oleh agregat.

✓ Alat
1. Timbangan
2. Wadah
3. Oven

✓ Bahan
Batu pecah tertahan ayakan ½ sebanyak 2000 gram

✓ Prosedur Pelaksanaan
Adapun prosedur dalam menentukan kadar air agregat kasar sebagai
berikut:
1. Timbang dan catat berat wadah (W1).
2. Masukkan benda uji ke dalam wadah kemudian timbnag dan catat
beratnya (W2).
3. Hitung beran benda uji (W3 = W2-W1).
4. Keringkan benda uji dalam oven dengan suhu (110 ± 5)°C sampai
beratnya tetap.
5. Setelah kering timbang dan catat berat benda uji beserta wadah
(W4).
6. Hitung ;berat benda uji kering (W5 = W4-W1).

b. Pengujian Kadar Lumpur (SNI 03-1968-1990)


✓ Tujuan
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui prosentase kadar lumpur

21
yang terkandung dalam agregat kasar.

✓ Alat
1. Timbangan
2. Ayakan no. 16 dan no. 200
3. Wadah
4. Cawan
5. Oven

✓ Bahan
Batu pecah tertahan ayakan 3/8 sebanyak 1000 gram

✓ Prosedur Pelaksanaan
1. Timbang benda uji dalam keadaan kering oven (W1)
2. Masukkan ke dalam wadah
3. Isikan air ke dalam wadah, sehingga benda uji terendam,
kemudian aduk benda uji dalam ember, sehingga menghasilkan
pemisahan yang sempurna antara butir kasar dengan butir lolos
no. 200.
4. Tuangkan air pencuci dengan segera ke atas susunan saringan no.
16 dan no. 200
5. Lakukan hingga jernih
6. Tuangkan semua benda uji yang tertahan di ayakan no. 16 dan
no. 200serta yang ada dalam wadah ke dalam cawan.
7. Keringkan cawan yang berisi benda uji di oven pada suhu (110 ±
5) °Csampai beratnya tetap.
8. Kemudian dinginkan pada suhu ruang dan timbang beratnya (W2)

c. Pengujian Keausan Agregat Kasar (SNI 03-2417-1991)


✓ Tujuan
Mengetahui angka keausan agregat, yang dinyatakan dengan
perbandingan antara berat bahan aus lolos daringan No. 12 (1,7 mm)

22
terhadap berat semula dalam persen.

✓ Alat
1. Mesin Abrasi Los Angeles
2. Saringan No. 12, ¾ , ½ dan 3/8
3. Timbangan
4. Bola – bola baja
5. Oven

✓ Bahan
Batu pecah lolos ayakan ¾ tertahan pada ayakan ½ dan 3/8 (Gradasi
B)dengan berat masing – masing 2500±10 gram.

✓ Prosedur Pelaksanaan
1. Benda uji dan bola baja ( sejumlah 11 buah ) dimasukkan ke dalam
mesinAbrasi Los Angeles,
2. Putar mesin dengan jumlah putaran 500 putaran.
3. Setelah selesei pemutaran, keluarkan benda uji dari mesin
kemudiansaring dengan saringan No. 12 (1,7 mm).
4. Butiran yang tertahan di atasnya dicuci bersih, selanjutnya
dikeringkandalam oven pada suhu (110 ± 5)°C sampai berat tetap.

3.3.2 PEMBUATAN CAMPURAN BETON


✓ Tujuan
Membuat campuran beton berdasarkan analisis mix desain yang
telah direncanakan.

✓ Alat
1. Sendok Beton
2. Ember
3. Bak adonan
4. Mixer Beton

23
✓ Bahan
1. Semen tipe I
2. Pasir
3. Koral
4. Air

✓ Prosedur Pelaksanaan
1. Siapkan semua bahan yang telah ditimbang sesuai dengan mix
desain rencana
2. Basahi concrete mixer dengan air
3. Masukkan ¾ bagian air
4. Masukkan bahan aditif ( sika bonding ) tunggu sampai homogen
5. Masukkan semen sedikit demi sedikit
6. Setelah semen tercampur rata, masukkan pasir dan tambahkan
air
7. Setelah rata masukkan koral
8. Biarkan teraduk sampai merata
9. Setelah campuran beton tercampur rata tuangkan kedalam bak
adonan.
10. Kemudian Uji Slump.

24
3.3.3 PENGUJIAN SLUMP (SNI 03-1972-1990)
Slump beton ialah besaran kekentalan (viscocity) / plastisitas dan kohesif dari
beton segar.

✓ Tujuan
Tujuan pengujian adalah untuk memperoleh angka slump beton. Hasil
uji ini digunakan dalam pekerjaan, perencanaan campuran beton dan
pengendalian mutu beton pada pelaksanaan pembetonan.

✓ Alat
1. Kerucut abrams
2. Penumbuk
3. Mistar

✓ Bahan
Beton segar dari mixer beton.

✓ Prosedur Pelaksanaan
1. Basahi alas dan bagian dalam slump tes
2. Letakkan alas di tempat yang rata dan letakkan kerucut di
tengah-tengah alas.
3. Adonan beton segar ke dalam kerucut dalam 3 bagian
4. Setiap bagian dirojok masing-masing 25 kali dengan alat perojok
5. Setelah penuh lalu diratakan dengan menggulung batang perojok
di permukaannya
6. Secara perlahan angkat kerucut abrams .
7. Ukur penurunan yang terjadi dengan meletakkan kerucut abrams
secara terbalik sebelah adonan beton dengan mengambil acuan
alat pengukur slump.

25
3.3.4 PEMBUATAN BENDA UJI (SNI 2493:2011)
✓ Tujuan
Mencetak beton adonan segar pada cetakan berbentuk silinder
denganukuran 15 x 30 cm.

✓ Alat
1. Silinder dengan ukuran 15 x 30 cm
2. Perojok
3. Sendok Beton

✓ Bahan
Beton segar dari mixer beton.

✓ Prosedur pelaksanaan.
1. Adonan beton segar dimasukkan kedalam alat cetak berbentuk
silinder yang telah dilapisi pelumas.
2. Adonan beton segar dimasukkan kedalam pencetak dalam 3
bagian.
3. Masing – masing bagian dirojok sebanyak 25 kali dengan alat
perojok.
4. Setelah penuh lalu ratakan menggukanan sendok beton sehingga
didapat permukaan cukup rata.

3.3.5 PERAWATAN BENDA UJI (SNI 2493:2011)


✓ Tujuan
Menjaga agar beton tidak kehilangan air dan tetap lembab dan
mencegahpengurangan kebutuhan air selama proses hidrasi semen.

✓ Alat
Bak Curing bersuhu 23 ± 1.7 °C

26
✓ Bahan
Benda uji berbentuk silinder dengan ukuran 15 x 30 cm

✓ Prosedur pelaksanaan
1. Benda uji harus segera dicuring setelah 2x24 jam dari pencetak
silinder
2. Benda uji dimasukkan kedalam bak curing sampai hari pengujian.

3.3.6 PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON(SNI 1974-2011)


Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kuat tekan dari benda uji

✓ Alat
Universal testing machine type TC-325 dengan kapasitas tekan 150
Tondengan daya 220 VAC

✓ Bahan
Benda uji berbentuk silinder dengan ukuran 15 x 30 cm

✓ Prosedur pengujian
1. Lakukan pembersihan benda uji dan letakkan pada alat test
2. Benda uji harus diletakkan tepat ditengah konsentrasi dari alat
test
3. Kecepatan pembebanan harus kontinu dengan kecepatan yang
disyaratkan 0.14 s/d 0.34 Mpa/detik
4. Diihat dan dicatat nilai dari kemampuan hancur dari benda uji.

27
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini diuraikan tentang hasil pengolahan data dan


pembahasannya yang meliputi pemeriksaan sifat-sifat fisis agregat, dan
komposisi campuran beton.

4.1 PEMERIKSAAN AGREGAT (SNI 03-1972-1990)

Pemeriksaan sifat-sifat fisis agregat meliputi berat volume, susunan


butir, berat jenis dan absorbsi serta kandungan bahan organik. Hasil
pemeriksaan agregat menunjukkan bahwa agregat yang digunakan memenuhi
syarat sebagai material pembentuk beton.

4.1.1 Berat volume agregat (bulk density)

Data hasil pengukuran berat volume adalah hasil rata-rata berat


volume agregat disajikan pada Tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1 Berat Volume Agregat


No Jenis Agregat Berat Volume (Kg/l)
1 Kerikil (Coarse Agregat) 1,660
2 Pasir Kasar (Coarse Sand) 1,609
3 Pasir Halus (Fine Sand) 1,596

Jika dilihat dari ketentuan Troxell (1968), yang menyatakan berat


volume yang baik harus lebih besar dari 1,4 kg/l, maka penggunaan agregat
diatas telah memenuhi persyaratan.

28
4.1.2 Susunan butir agregat (sieve analysis)

Pemeriksaan susunan butiran agregat untuk masing-masing agregat,


(kerikil, pasir kasar, dan pasir halus) serta perhitungan fineness modulus
(FM) yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2 Fineness Modulus Agregat

No Jenis Agregat Fine Modulus

1 Kerikil (Coarse Agregat) 6,62


2 Pasir Kasar (Coarse Sand) 2,94
3 Pasir Halus (Fine Sand) 3,16

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.2 agregat halus dalam


penelitian ini memenuhi syarat sebagai material pembentuk beton
sebagaimana yang telah di syaratkan atau ditentukan.

4.1.3 Berat jenis agregat

Hasil perhitungan berat jenis agregat diperlihatkan pada Tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3 Berat Jenis Agregat


Berat Jenis
No Jenis Agregat
SG(SSD) SD(OD)
1 Kerikil (Coarse Agregat) 2,674 2,604
2 Pasir Kasar (Coarse Sand) 2,442 2,405

3 Pasir Halus (Fine Sand) 2,468 2,440

Hasil perhitungan pada Tabel 4.3 berat jenis agregat yang digunakan dalam
penelitian ini kerikil dan pasir cukup baik untuk material pembentuk beton

29
dan memenuhi syarat yang telah disarankan oleh Troxell (1968).

4.2 Rancangan Campuran Beton

Rancangan campuran dilakukan berdasarkan metode ACI Standard


211.1-91. Hasil perhitungan rancangan campuran beton dapat dilihat pada
Tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4 Rancangan Campuran Beton Volume Uji (Silinder)

No Campuran untuk 1 m3 beton Berat Material(Kg)

1 Air 193
2 Semen 391,73
3 Kerikil 1.079,27
4 Pasir Kasar 515,56
5 Pasir Halus 200,43
Jumlah 2380

4.3 Pembuatan Benda Uji dan Nilai Slump

Campuran beton (fresh Concrete) diisi kedalam kerucut Abram's yang


ditempatkan diatas plat baja, dimana pengisiannya ada 3 lapisan (1/3 bagian
kerucut) yang setiap lapisan ditumbuk sebanyak 25 X dengan tongkat besi.
Saat pengisian kaki kerucut diinjak sampai cetakan tepat terisi. Lalu kerucut
diangkat vertical dan diukur jarak turun permukaan terhadap tinggi semula.

Tabel 4.5 Nilai Slump

Slump Slump yang


NO Nama Benda Uji Workability
Rencana Didapatkan
Penambahan air
Silinder Beton 75-100 75
13,692%

30
4.4 Hasil Uji Kuat Beton Umur 28 Hari

Berikut Hasil uji kuat beton silinder :

Tabel 4.6 Hasil uji kuat tekan beton silinder

No Data Benda Uji Kuat


Benda Tekan
Berat Dimensi Luas Umur Beban Beban Kuat
Uji Beton
Benda d (cm) t (cm) (cm2) (Hari) (TF) (Kg) Tekan
(MPa)
Uji (Kg) Beton
(Kg/cm2)
1 12,58 14,9 30,3 174,43 28 40 40000 229,31 23,37
2 12,61 14,9 30,2 174,43 28 54 54000 309,57 31,55
3 12,60 15 30,2 176,78 28 50 50000 282,83 28,83
4 12,59 15 30,4 176,78 28 50 50000 282,83 28,83
5 12,67 15 30,2 176,78 28 55 55000 311,12 31,71
Kuat Tekan rata-rata 28,85

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.6 dalam penelitian ini


Massa setiap benda uji berbeda beda, ketika setiap benda uji di uji kuat
tekannya menghasilkan beban kuat tekan yang bervariasi dan massa dari
benda uji tidak terlalu berpengaruh terhadap uji kuat tekannya, sebagaimana
yang telah dilaksanakan rata rata kuat tekan betonnya adalah 28,85 MPa.

31
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan serta diskusi, maka


dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai hasil dari praktikum ini. Saran
dikemukakan dengan tujuan agar praktikum ini dapat dilanjutkan oleh
mahasiswa yang mengambil praktikum bahan bangunan selanjutnya.

KESIMPULAN
1. Setelah melakukan praktikum uji kuat tekan beton di laboratorium
Teknik Sipil Universitas Iskandarmuda dan semua data telah dianalisis,
maka dapat disimpulkan bahwa Kuat tekan beton silinder rata — rata
sebesar 28,85 MPa.
2. Tinggi Slump yang diperoleh adalah 75 mm, yang mana telah memenuhi
syarat tinggi slump yang direncanakan yaitu 75 - 100 mm
3. Bahan material dalam keadaan basah menurunkan kualitas mutu beton
saat di uji kuat tekan pada laboratorium.

SARAN
1. Bahan Material yang direncanakan harus dalam keadaan baik dan pada
praktikum ini bahan material dalam keadaan basah, yang mana
membuat kualitas beton tidak baik.
2. Kepada para mahasiswa diharapkan dapat secara teratur mengikuti
segala kegiatan yang berlangsung dan memfokuskan diri terhadap apa
yang sedang dikerjakan.

32
DAFTAR PUSTAKA

1. Adiyono, 2006, Konstruksi Beton, Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta


2. Anonim, 1971, Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 NI-2, Direktorat
Penyelidikan Masalah Bangunan, Direktorat Jendral Cipta Karya
Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Cetakan ke-7, Yayasan
Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung.
3. Brook, L, I.Murdock, 1999, Bahan Dan Praktek Beton, terjemahan Ir.
Stephanus Hindarko, Penerbit Erlangga, Jakarta.
4. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Cipta Karya, Bandung.
5. Diraatmadja, 1982, Membangun Ilmu Bangunan, Penerbit Erlangga,
6. Dobokukagai, 1990, Japanese Enggineering Standard Society of Civil
(JESSC), Enggineer Institute, Japan.
7. Hanafiah, M. Ali, 1995, Merencanakan Komposisi Campuran Beton
Struktural, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala, Darussalam-Banda
Aceh.
8. Mulyono, T., 2004, Teknologi Beton, Edisi Pertama, Penerbit Andì,
Yogyakarta 55281.
9. Murdock, L. J. dan K. M. Brook, 1991, Bahan dan Praktek Beton, Edisi
Keempat, Terjemahan Ir. Stephanus Hindarko, Penerbit Erlangga, Jakarta.
10. Moochtar, Ir.Radinal, 1982, Persyaratan Umum Bahan Bangunan Di
Indonesia,
11. Orchard, D.F., 1979, Properties and Testing Agregate, Concrete
Technology, Vol. 3, 3rd Edition, Applied Science Publisher Ltd., London.
12. Rahman, IA., 1990, Pengaruh Faktor Air Semen terhadap Kuat Tekan
Beton, Fakultas Teknik Unsyiah, Darussalam, Banda Aceh.
13. Safel, dkk, 1993, Pedoman Pekerjaan Beton, Penerbit Erlangga, Jakarta.
14. Tjokrodimuljo, K, 2007, Teknologi Beton, Penerbit Nafiri, Yogyakarta.
15. Troxell., 1968, Compositions and Proporties of Concrete, McGrw Hill Book
Company, London.

33

Anda mungkin juga menyukai