Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PRAKTIKUM

MERENCANAKAN CAMPURAN BETON


DENGAN FAS 0,692
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
KELOMPOK IV
NAMA

NIM

MEGA FITRIANI

1304001010081

ULYATUN NISAK

1304001010084

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
2014

LEMBARAN PENILAIAN
Laporan Praktikum Ilmu Bahan Bangunan

MERENCANAKAN CAMPURAN BETON


DENGAN FAS 0,692
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
KELOMPOK III
NAMA

NIM

MEGA FITRIANI

1304001010081

ULYATUN NISAK

1304001010084

SEBAGAI TUGAS PRAKTIKUM


DALAM MATA KULIAH TEKNOLOGI BAHAN
DAN KEPADA MEREKA MASING MASING DIBERI NILAI
MEGA FITRIANI
ULYATUN NISAK

: (...)
: (...)

MENGETAHUI :
KETUA LABORATORIUM
KONTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN
FAKULTAS TEKNIK UNSYIAH

(Dr. Ir. Abudullah, M.Sc)


NIP : 130 687 641

DOSEN PEMBIMBING

(Ir. Huzaim)
NIP : 19660320 199203 1003

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
berkat dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
praktikum bahan bangunan ini. Dan salawat serta salam kepada junjungan
Baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita ke alam yang
penuh pengetahuan.
Laporan praktikum ini dapat dibuat sebagai syarat untuk mendapatkan
nilai dan kelulusan dari praktikum bahan bangunan, sehingga nantinya dapat
bermanfaat bagi kami dalam menyelesaikan studi Fakultas Teknik Unsyiah.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari dosen dan rekan-rekan demi kesempurnaan tugas ini.
Pada kesempatan ini, secara keseluruhan kami mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Dr.Ir.Abudullah,M.Sc; selaku ketua Lab. Konstruksi dan Bahan
Bangunan Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala.
2. Bapak Ir.Huzaim; selaku dosen pembimbing dalam pelaksanaan praktikum
Ilmu Bahan Bangunan.
3. Seluruh staff dan karyawan Lab. Konstruksi dan Bahan Bangunan FT
Unsyiah.
4. Seluruh rekan-rekan mahasiswa yang telah bekerja sama dengan baik
selama berlangsungnya praktikum.
Akhirnya kami juga mengharapkan agar laporan ini dapat berguna
terutama bagi kami sendiri serta rekan-rekan yang melakukan praktikum di
masa yang akan datang dan pembaca pada umumnya.
Banda Aceh, 27 Mei 2014
Penulis

DAFTAR ISI
LEMBARAN PENILAIAN ...................................................................................
.........................................................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................
BAB II MATERIAL, METODE PENELITIAN, DAN BENDA UJI BETON....
2.1 Material .............................................................................................
......................................................................................2.1.1 Agregat
(aggregate)..................................................................3
2.1.2 Semen Portland......................................................................
2.1.3 Air............................................................................................6
2.2 Metode Penelitian .............................................................................
2.2.1 Analisa Saringan......................................................................
2.2.2 Berat Jenis..............................................................................10
2.2.3 Penyerapan.............................................................................11
2.2.4 Modulus Kehalusan.......................................................................11
2.2.5 Mix Design.....................................................................................12
2.2.6 Pelaksanaan Campuran Beton....................................................... 12

2.3 Benda uji..........................................................................................14


2.3.1 Pengujian Kuat Tekan Benda Uji Beton........................................14
BAB III HASIL PENELITIAN ...........................................................................15
3.1 Penyelidikan Fisis.....................................................................................15
3.2 Komposisi Campuran Beton.....................................................................16
3.3 Pencampuran Beton..................................................................................16

3.4 Hasil Pembebanan...........................................................................17


3.4.1 Kuat tekan beton rata-rata......................................................17
3.4.2 Standar deviasi.......................................................................17
3.4.3 Kuat tekan karekteristik.........................................................18

BAB IV PEMBAHASAN....................................................................................19
BAB V PENUTUP............................................................................................20
5.1 Kesimpulan .....................................................................................20
5.2 Saran-saran .....................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21
LAMPIRAN ........................................................................................................22

BAB I
PENDAHULUAN
Untuk membangun sebuah konstruksi atau bangunan umumnya memakai
beton sebagai bahan-bahan utamanya karena beton merupakan faktor yang
menentukan kuat dan kokohnya suatu bangunan, oleh karena itu pengetahuan
tentang beton ini sangat perlu di pelajari.
Beton merupakan bahan kontruksi yang terdiri dari campuran bahan
pengikat hidrolis (semen Portland), agregat sebagai bahan pengisi dan penguat,
air sebagai material pereaksi dan bahan tambahan (adiktif) bisa digunakan bila
diperlukan, misalnya untuk mempercepat pengerasan atau menambah
kekuatan, bahan adiktif ini bisa terdiri dari :fly ash, gips, bubuk bata merah,
dan lain-lain.
Metode yang digunakan dalam perencanaan campuran beton didasarkan
pada ketentuan Amerika Insitute (ACI) standar 211-1-91 yang dikombinasikan
dengan Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 N-2.
Berdasarkan bahan campuran yang disesuaikan dengan pelaksanaan,
beton struktural dibagi menjadi 2 jenis :
1.

Beton tidak berudara di dalam (non air entrained concrete)

2.

Beton berudara di dalam (air entrained concrete)


Kedua jenis beton ini kekuatan tekanannya sangat tergantung pada

kepadatannya, daya lekat partikel-partikel agregat dengan pasta semen dan


kekerasan agregat yang digunakan.
Mutu dari suatu beton adalah tekanan yang dapat di terima oleh beton
tersebut dalam satuan kg/cm2. Dimana mutu atau kualitas dari suatu beton
sangat tergantung atau dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Misalnya : mutu
bahan dasar, komposisi campuran, faktor air semen, pelaksanaan campuran,
kondisi temperatur tempat beton mengeras, perawatan dan umur dari benda uji

beton itu sendiri. Faktor-faktor ini sangat penting untuk diperhatikan agar
mendapatkan gradasi yang sesuai.
Untuk mengetahui tingkat kekuatan atau keamanan suatu konstruksi
yang akan dibangun, maka sangat perlu dihitung kekuatan beton tersebut.
Sehingga untuk menghitung atau mengetahui tingkat kekuatan beton maka
kita perlu melakukan pengujian atau pengetesan benda uji dari beton tersebut.
Kegiatan utama dari praktikum bahan bangunan ini adalah perencanaan
beton (mix design) yang merupakan syarat dari mata kuliah Ilmu Bahan
Bangunan yang berjumlah 3 sks di Fakultas Teknik Unsyiah.
Tujuan praktikum Bahan Bangunan ini selain untuk menyelesaikan 1 sks
juga untuk memberikan wawasan atau gambaran kepada mahasiswa tentang
beton dan bagaimana cara menghitung campuran beton struktural yang di
inginkan. Dan juga untuk mempermudah mahasiswa pada semester selanjutnya
tentang mata kuliah Bahan Bangunan ini khususnya beton.
Praktikum yang dilakukan dalam jangka waktu kurang lebih satu bulan
ini adalah merencanakan campuran beton struktural dengan faktor air semen
0,692 dan tinggi slump 7,5-10 cm.
Pengujian kekuatan beton dilakukan dengan mesin pembebanan Pressure
Gauge Daichi Keiki, Kyoto Jepang, pengujian beton akan dilakukan pada saat
benda uji tersebut sudah berumur 7 dan 28 hari.

BAB II
MATERIAL, METODE PENELITIAN DAN BENDA UJI
BETON
2.1

Material
Material atau bahan-bahan yang digunakan untuk membuat beton terdiri

dari agregat kasar (Coarse aggregate), agregat halus (Fine aggregate), semen
Portland dan air. Agregat yang digunakan dalam campuran beton atau didalam
praktikum ini berasal dari Krueng Aceh, baik agregat kasar ataupun agregat
halus. Sementara semen yang digunakan yaitu tipe 1 spesifik gravity 3,16
buatan PT.Semen Padang, sedangkan air berasal dari laboratorium kontruksi
dan bahan bangunan Fakultas Teknik Unsyiah.
2.1.1 Agregat (Aggregate)
Agregat merupakan material ganurel yang dipakai bersamaan dengan
suatu media pengikat hidrolis untuk membentuk suatu bentuk beton hidrolis
yang disebut dengan adukan beton. Misalnya : pasir, krikil, batu pecah, kerak
tungku besi, dan pecahan batu.
a.

Menurut berat volum (Bulk Density) agregat terbagi 3 yaitu:


Agregat berat (Heavy Weight Aggregate)
Agregat Normal (Normal Weight Aggregate)
Agregat Ringan (Light Weight Aggregate)

b.

Menurut ukuran agregat terbagi 2 yaitu:


Agregat halus (Fine Aggregate) yang terdiri dari pasir kasar (Coarse
sand) dan pasir halus (Fine sand)
Aggregat kasar (Coarse Aggregate)

1.

Agregat halus (Fine Agregate)


Agregat halus atau pasir alam adalah hasil desentigrasi alami dari batuan

atau pasir yang dihasilkan dengan pemecah batu, bentuknya mendekati


dengan ukuran 0,075-5 mm dan < 0,063 mm (#230) < 5%.
Persyaratan agregat halus antara lain:
1. Agregat halus yang digunakan untuk mencampur beton terdiri dari
butiran-butiran tajam dan keras serta bersifat kekal artinya tidak
pecah/hancur oleh cuaca.
2. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap
berat kering). Lumpur adalah bagian yang dapat melewati ayakan
0,063. Apabila kadar lumpur lebih dari 5% maka agregat halus tersebut
harus dicuci.
3. Agregat halus tidak boleh mengandung zat-zat organik yang dapat
mengurangi mutu beton. Untuk itu bila direndam dalam 3% NaOH,
cairan diatas endapan tidak boleh gelap dari warna larutan pembanding.
4. Agregat halus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya.
5. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu
beton.
2.

Agregat kasar (Coarse Aggregate)


Agregat kasar adalah krikil sebagai hasil disentigrasi alami, dari batuan

atau berupa batu pecah yang diperoleh dari alat pemecah batu dan mempunyai
ukuran lebih besar dari 5 mm.
Persyaratan agregat kasar antara lain :
1. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori.
2. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih 1% berat, apabila
melebihi 1% maka agregat kasar harus dicuci.

3. Kekerasan yang ditentukan dengan bejana Rudellof tidak boleh


mengandung bagian hancur yang tembus ayakan 2 mm, lebih dari 32%
berat.
4. Bagian yang hancur bila di uji memakai mesin Los Angeles tidak
lebih dari 50% berat.
5. Bagian butir yang pipih dan panjang, maksimum 20% berat, terutama
untuk beton mutu tinggi.
6. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak
beton seperti zat-zat alkali reaktif.
2.1.2 Semen portland (Portland Cement)
Semen Portland adalah semen hidrolis (bahan pengikat hidrolis) yang
dihasilkan dengan cara menggiling halus klinker yang terdiri dari silikat-silikat
kalsium yang bersifat hidrolis dan ditambahkan gips sebagai pembantu,
sedangkan unsur-unsur pembuat semen yaitu :
CaO (kapur)
SiO2 (silikat)
AL2O3 (aluminat)
Fe2O3 (ferit)
CaSO4 dan ditambah SO3MgO
Menurut cara pemakainnya semen Portland dapat dibagi 5 tipe :
1.

Tipe I

Untuk konstruksi pada umumnya dimana tidak ada


persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenisjenis lainnya.

2.

Tipe II

Untuk

konstruksi

umumnya

terutama

sekali

bila

disyaratkan agak tahan terhadap sulfat dan panas hidrasi


yang sedang.
3.

Tipe III

Untuk konstruksi-konstruksi yang menuntut persyaratan


kekuatan awal yang tinggi.

4.

Tipe IV

Untuk konstruksi-konstruksi yang menuntut persyaratan


panas hidrasi yang rendah.

5.

Tipe V

Untuk konstruksi-konstruksi yang menuntut persyaratan


sangat tahan terhadap sulfat.

Didalam mengerjakan praktikum bahan bangunan ini digunakan semen


Tipe I PT. Semen Padang yang merupakan semen untuk konstruksi. Semen
dalam campuran beton berfungsi sebagai bahan pengikat dengan dicampur air
sebagai pereaksi. Pada percobaan ini, sifat-sifat semen tidak di teliti lagi karena
mutunya sesuai Standar Industri Indonesia.
2.1.3 Air (Water)
Air sebagai pereaksi dipakai dengan tujuan supaya terjadi hidrasi kimia
antara agregat dengan semen yang membuat campuran yang mengeras.
Air yang digunakan untuk campuran beton harus memenuhi syarat-syarat
antara lain:
1.

Air harus bersih.

2.

Tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainnya yang


dapat dilihat secara visual.

3.

Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 gram/liter.

4.

PH air = 7, air tidak boleh mengandung garam yang dapat larut dan dapat
merusak beton lebih dari 5 gram/liter.

5.

Semua air yang mengandung unsur kimia yang meraguka agar dianalisis
da dievaluasi mutunya menurut pemakaiannya.

6.

Bahan organic dalam air diizinkan lebih dari 2000 ppm.

7.

Dibenarkan mengandung minyak (minyak mineral/minyak tanah) < 2%


berat semen yang dipakai.

8.

Masih dibenarkan air dengan kandungan lempung yang terapung <


20000 ppm.

2.2

Metode Penelitian

Sebelum pencampuran
dilaksanakan

pemeriksaan

beton dikerjakan, maka


sifat-sifat

material

yang

terlebih

dahulu

digunakan

baik

pemeriksaan sifat-sifat fisis mekanis maupun sifat-sifat kimia. Dalam


pengerjaan praktikum ini hanya dilakukan pemeriksaan sifat-sifat fisis saja.
Dan penelitian sifat-sifat fisis ini pun hanya dilakukan pada agregrat saja.
Sedangkan semen, air tidak diperiksa lagi karena sudah memenuhi kriteria
yang telah ditetapkan.
Pada perencanaan mutu beton yang direncanakan adalah mutu beton
dengan FAS 0,629 dengan menggunakan benda uji berbentuk silinder standar
dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. tinggi slump yang diinginkan adalah
7,5-10 cm.
Perencanaan Campuran (Mix Design):
1.

Tinggi slump yang diinginkan adalah 7,5-10 cm.

2.

Diameter maksimum agregat yang digunakan adalah 31,5 mm.

3.

Jenis beton adalah non air entrained concrete (Konstruksi tidak


dipengaruhi oleh temperatur akibat membeku dan mencair es; freezing
and thawing). Dari tabel A 1.5.3.3 jumlah air yang dibutuhkan untuk
mendapatkan slump 7,5-10 cm untuk non air entrined concrete dengan
diameter maksimum agregat 31,5 mm diperkirakan jumlah air yang
diperlukan adalah 186,76 kg/m3 (didapat dengan cara interpolasi linier).

4.

Faktor air semen (Water Cement Ratio) untuk non air entrained
concrete dengan tegangan 199 kg/cm2 dari tabel A 1.5.3.4 (a) adalah
0,692

5.

Jumlah semen yang dibutuhkan dapat dihitung :


semen

= JumlahAirYangDiperlukan 186,76 269,884kg/m3


FaktorAirSemen

6.

Jumlah

coarse

agregat

yang

0,692

dibutuhkan

diperkirakan

dengan

menggunakan tabel A 1.5.3.6. Fine aggregate dengan FM (finesses


modulus) : 3,00 dan agregat dengan diameter maksimum 31,5 mm,
jumlah coarse agregat yang dibutuhkan adalah 1733 kg/m 3 (on dry
rodded bassis) dalam setiap m3 beton.

Kebutuhan coarse aggregate (kering) adalah 0.6708 x 1733 = 1162,50 kg.


Dari tabel A 1.5.3.7.1, berat 1 m3 non air entrained concrete dibuat
dengan agregat yang berdiameter maksimum 31,5 diperkirakan adalah 2395, 6
kg (untuk percobaan adukan, penyesuaian kembali dari perbedaan-perbedaan
slump, semen, specific gravity dari agregat adalah tidak menentukan).
Berat masing-masing bahan yang telah dihitung adalah :

Air (netto)

186,76

kg

Semen

269,88

kg

Coarse Aggregate

1162,50

kg

Jumlah

1619,14

kg

Rumus estimasi campuran agregat halus, dengan perbandingan FM


(JISC/DOBOKUGAKKAI) :
FM fs (x) + FM cs (1-x)

= FM fa .1

2,433 (x) + 3,855 (1-x)

=3.1

2,433x + 3,855 3,855x

=3

(3,855 3) = {3,855 2,433 (x)}


x

= (3,855 3)
3,855 2,433

xfs

= 0,602

xcs

= (1 x)
= 1 0,602
= 0,398

Berat fine aggregate (pasir) menjadi

: 2395,6 1619,14

= 776,46 kg

Berat fine sand

: 0,602 x 776,46

= 450,01 kg

Berat coarse sand

: 0,398 x 776,46

= 297,57 kg

Pemeriksaan sifat-sifat fisis yang dilakukan pada agregat antara lain :


-

Analisis Saringan (Sieve Analisis)

Berat Volume (Bulk Density)

Berat Jenis (Specific Gravity)

Penyerapan (Absorbtion)

Modulus Kehalusan (Finesess Modulus)

2.2.1 Analisa saringan (Sieve Analisis)


Tujuan penguraian susunan butiran agregat (gradasi) adalah untuk
menilai kecocokan penggunaan agregat terhadap produksi beton.
Ayakan/saringan yang digunakan dalam praktikum bahan bangunan
adalah saringan standar ASTM yaitu : 31,5 mm, 19,1 mm, 9,52 mm, 4,76 mm,
2,38 mm, 1,18 mm, 0,600 mm, 0,300 mm, 0,150 mm.
Langkah-langkah untuk pemeriksaan analisis saringan (Sieve Analisis)
antara lain yaitu :
-

Mula-mula diambil kerikil (Coarse Aggregate) 2 kg,


pasir kasar (Coarse Sand) 1
kg dan pasir halus (Fine Sand) 0,5 kg masing-masing disiapkan dalam
3 tempat.

- Setelah itu dimaksukkan ke dalam oven selama 24 jam pada


temperatur 105 0C.
- Sesudah dikeluarkan dari oven lalu diisi kedalam saringan dan
digoncangkan untuk beberapa saat.
- Kemudian butiran-butiran agregat yang tertahan diatas tiap-tiap
saringan ditimbang beratnya juga dihitung persentase berat itu
terhadap berat total agregat.
- Agregat dimasukkan kedalam oven sebanyak 9 baskom dengan
perincian 3 baskom agergat kasar, 3 baskom pasir halus, 3 baskom
pasir kasar selama 24 jam dengan suhu 105 0C.
- Selama 24 jam dioven selanjutnya agergat dimasukkan kedalam
literan dengan bertahan dimana bila dimasukkan tiap 1/3 isi

ditumbukan 25 kali dengan penumbukan standar (panjang 60 cm


diameter 16 mm).
- Setelah selesai dilakukan tumbukan maka permukaannya diratakn
dengan tongkat standar seterusnya dilakukan timbangan terhadap
agregat tersebut sehingga dilakukan perhitungan msks diperoleh berat
volume (Bulk Density).
2.2.2 Berat jenis (Specific Gravity)
Berat jenis (Specific Gravity) adalah berat sejumlah volume agregat
tanpa mengandung rongga udara tehadap volume yang sama. Berat jenis
menurut British Standar 812, dibedakan dalam keadaan yaitu :

Jenuh Permukaan (SSD)

Kering Oven (OD)

Untuk agregat kasar diukur dengan cara menimbang diluar dan didalam
air sedangkan untuk agregat halus berdasarkan metode Thawlews.
a.

Berat jenis kerikil (Coarse Aggregate)


Langkah-langkah untuk menghitung berat jenis kerikil yaitu:

Mula-mula ditimbang berat keranjang.

Kerikil

yang

sebelumnya

direndam

kemudian

dikeringkan (ditebari diatas alas sehingga mencapai jenuh


permukaan (SSD)).

Kemudian

kerikil

tersebut

dimasukan

ke

dalam

keranjang dan ditimbang beratnya.

Setelah itu kerikil tersebut dimasukan kedalam oven


selama 24 jam pada tempratur 1050c dan kemudian barulah
ditimbang beratnya.

Seterusnya dilakukan perhitungan dengan menggunakan


rumus-rumus yang diberikan, sehingga didapatlah berat jenis kerikil
tersebut.

b.

Berat jenis pasir (Fine Aggregate)

Langkah-langkah untuk menghitung jenis pasir yaitu:

Pasir yang telah direndam ditebar dilantai guna dianginanginkan.

Setelah beberapa saat dilakukan pengujian keadaan


jenuh permukaan (SSD) yaitu dengan cara pasir dimasukan kedala
cetakan kerucuct terdiri dari lapisan yang ditumbuk 25 kali,
kemudian permukaannya diratakan lalu cetakan tersebut diangkat
vertikal keatas sehingga bisa diketahui apakah pasir tersebut dalam
keadaan jenuh permukaan (SSD).

Berat stoples serta tutup plat kaca ditimbang lalu diisi


pasir (SSD) dan di timbang kembali.

kemudian toples yang sudah berisi pasir di masukkan air


hingga penuh, udara yang di kandung pasir dihilangkan, beratnya di
timbang.

Langkah selanjutnya pasir di pindahkan kedalam


baskom yang telah ditimbang beratnya, seterusnya baskom yang
berisi pasir tersebut dimasukkan kedalam oven selama 24 jam
dengan temperature 1050c.

Setelah 24 jam di oven lalu berat pasir ditimbang


kembali dalam keadaan kering oven (OD).

Dan yang terakhir dilakukan perhitungan-perhitungan


hingga dapat berat jenis pasir (Fine Aggregate).

2.2.3 Penyerapan (Absortion)


Absorbsi ialah persentasi perbandingan antara berat air yang terserap
oleh agregat pada kondisi jenuh permukaan dengan berat agregat dalam
keadaan kering oven dan merupakan perhitungan lanjutan dari pemeriksaan
berat jenis.
Tujuan dilakukan pemeriksaan absorbsi ini adalah untuk menentukan
persentasi.

2.2.4 Modulus kehalusan (Fineness Modulus)


Modulus kehalusan adalah jumlah komulatif kehalusan fraksi yang
tertahan pada susunan saringan standar dibagi dengan seratus.
Modulus kehalusan juga menyatakan kehalusan dan kekerasan suatu
agregat sehingga dapat diklasifikasikan ke dalam agregat tertentu.
Penelitian Finenees Modulus adalah sambungan dari sieve analis dan
nantinya akan tersusun sebuah tabel presentase berat butiran agregat campuran
yang berat saringan sehingga dapat digambarkan susunan butiran agregat
campurannya. Berdasarkan hasil saringan standar ASTM nilai-nilai modulus
kehalusan untuk:
1) Kerikil berisar antara

: 5,5-8,0

2) Pasir kasar berkisar antara

: 2,9-3,2

3) Pasir halus berkisar antara

: 1,2-2,6

2.2.5 Perencanaan campuran beton (Mix Design)


Hal yang pertama sekali yang perlu diperhatikan dalam perencanaan
campuran beton adalah hasil-hasil yang diperoleh dari pemeriksaan sifat-sifat
fisis pada materil yang akan digunakan dalam campuran beton.

Untuk ukuran ayakannya air yang digunakan akan ditentukan


dengan mengunakan tabel ACI 221 :nomor A 1.5.3.3 secara
interpolasi linear.

Sedangkan jumlah krikil yang digunakan ditentukan dengan


mengunakan tabel A 1.5.3.6

Tinggi Slump yang diinginkan adalah 7,5-10 cm dan diameter


maksimum agregat 31,5 mm.

Faktor air semen (Faktor cemen ratio) dengan tegangan 199 kg/cm2
dari tabel A 1.5.3.4 (a) adalah 0,692

2.2.6 Pelaksanaan campuran beton

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam mengerjakan campuran


beton antara lain :

Molen (Mixer)

Agregat Kasar

Agregat Halus

Semen

Air

Mortal Serapan

Cetakan sebanyak 6 buah

Langkah-langkah pengerjaan campuran beton yaitu :

Pertama-tama terlebih dahulu molen di bersihkan dengan mortal


serapan.

Kemudian baru selanjutnya dimasukan agregat kasar, diikuti dengan


pasir halus kemudian semen dan air menurut ukuran masingmasing.

Setelah semual material yang dibutuhkan telah dimasukkan , maka


molen diputar selama lebih kurang 5 menit dengan kemiringan
sumbu bak rata-rata 450.

Selanjutnya muda beton dites dengan menggunakan slump, dan


diikuti pemeriksaan kandungan udara, berat volume, serta
temperatur beton tersebut.

Lalu beton muda dimasukkan kedalam cetakan (benda uji beton


yang terlebih dahulu dibersihkan dan diberi oli) pemasukan terdiri
dari 3 lapis, tiap lapisan dipadatkan dengan menggunakan tongkat
pemadat dan sekeliling dindingnya digetarkan dengan ketukan
martil karet secara perlahan-lahan.

Kemudian setelah kedelapan cetakan terisi maka disimpan selama


kurang lebih 3 jam. setelah benda uji berumur 3 jam lalu dicaping
(diberi pasta semen kurang lebih 29 % diatasnya) dan diratakan

dengan keramik, sekaligus ditutup dengan plastic yang telah


tersedia.

Benda uji yang telah berumur 24 jam dibuka cetakannya kemudian


dirawat diruang perawatan dalam bak terendam (curing). Sebelum
di rendam benda uji diberi kode.

2.3. Benda Uji Beton


Benda uji beton yang digunakan dalam praktikum ini yaitu tiap-tiap
kelompok sebanyak 6 buah dengan umur pengujian 3 buah beton berumur 7
hari, dan 3 buah beton lainnya berumur 28 hari.
Benda uji beton yang dibuat sesuai dengan standar ACI (America
Concrete Institute) standar 211-1-91 yaitu :

Silinder berdiameter 15 cm.

Tinggi 30 cm.

2.3.1. Pengujian kuat tekan benda uji beton


Pengujian kuat tekan benda uji dilakukan untuk mengetahui kuat tekan
dari masing-masing benda uji atau pembebanan benda uji ini dilakukan untuk
mengetahui berapa besar beban yang mampu ditahan oleh benda uji tersebut.
Langkah-langkah dalam pengujian kuat tekan :
1. Benda uji yang telah berumur 28 hari diambil dari bak perendam untuk
diuji kuat tekannya.
2. Benda uji tersebut diletakkan pada tempat yang teduh sampai benda uji
tersebut kering.
3. Berat masing-masing benda uji tersebut kemudian ditimbang dan diberi
nomor untuk dilakukan uji pembebanan.
4. Benda uji diletakkan pada alat pengujian kuat tekan dan putar pengunci
atas agar benda uji berada pada posisi yang tepat untuk dilakukan
pengujian pembebanan.

BAB III
HASIL PENELITIAN
3.1. Penyelidikan Fisis
Berdasarkan pemeriksaan sifat-sifat fisis seperti yang terlampir pada
BAB II maka diperoleh hasil-hasil sebagai mana yang disusun pada tabel
berikut.
Hasil analisa saringan (sieve analisis) dan Fineness modulus yaitu seperti
yang dimuat dalam tabel dibawah ini :
TABEL 3.1 Hasil Analisa Saringan dan Perhitungan F.M
Sieve
Individual Persentase Retained On
Size
Coarse Aggregate
Coarse Sand
Fine Sand
(mm)
31,5
0
0
0
19,1
41,518
0
0
9,52
37,237
0
0
4,76
4,14
32,81
0
2,38
17,105
45,07
8,006
1,18
0
54,54
19,046
0,6
0
67,87
43,559

0,3
0,15

0
0

86,7
98,53

77,145
95,545

SISA

100

100

TOTAL

385,58

243,301

F.M

3,8558

2,433

Berdasarkan hasil analisa saringan dan F.M maka dibuat persentase


susunan butiran aggregate campuran (lampiran).
TABEL 3.2 Hasil Pemeriksaan Sifat-sifat Fisis
No

1
2
3
4

Jenis pemeriksaan

Bulk Density
Specific Gravity, SSD
Specific Gravity, OD
Average absorption

3.2

Jenis Agregate
Coarse
Agregate
1,733
2,711
2,676
1,304

Coarse
Sand
1,823
2,633
2,577
2,148

Fine Sand
1,591
2,515
2,438
3,188

Komposisi Campuran Beton


Berikut ini adalah tabel perbandingan bahan-bahan yang akan dicampur

serta mortal serapan dari campuran beton :


TABEL 3.3 Perbandingan bahan yang akan dicampur dan mortal serapan
No
1
2

Material
Air
Semen

Dasar perkiraan
Berat (Kg)
150,06
269,88

Dasar perkiraan
Volume absolut
Material (Kg)

3
4
5

Coarse Aggregate(Dry)
Coarse Sand (Dry)
Fine Sand (Dry)
Total

3.3

1177,66
315,67
482,33

Pencampuran Beton
Setelah dilakukan pencampuran beton dan berdasarkan hasil pelaksanaan

pencampurannya maka diperoleh nilai slump : 7,5 cm dan hasil ini sesuai
dengan criteria yang direncanakan yaitu antara 7,5 10 cm.
3.4

Hasil Pembebanan
Hasil pembebanan diperlihatkan pada tabel 4.2.1
TABEL 3.4 Hasil Kuat Tekan Benda Uji
Beban tekan
(P) (ton)

Kuat Tekan
(P/A)m
(Kg/cm2)28 hari

No

Benda uji

Berat volume
(kg)

1.

Silinder

12,1

34

236,609

2.

d= 15 cm

12,2

32

251,898

3.

h= 30 cm

12

34

257,148

Jumlah

36,3

100

745,655

Keterangan:

A = luas penampang (cm2)


= 1/4d2
= 176,625 cm2

Perhitungan kuat tekan karakteristik benda uji meliputi:


3.4.1 Kuat tekan beton rata-rata
bm

= m
n
=

745,655
3

= 248,551 Kg/cm2

3.4.2 Standar deviasi (simpangan baku)


TABEL 3.5 Deviasi Standar
m

No

bm

(bm-m)2

1.

236,609

248,551

142,611

2.

251,898

248,551

11.178

3.

257,148

248,551

73,908
= 227,697

Deviasi standar merupakan indikator dari mutu pelaksanaan pekerjaan


pembetonan. Berdasarkan PBI 1971 Deviasi Standar (S) diperoleh dari rumus :
S

( ' bi ' bm)


n 1

227,697
3 1

113,848

10,669

3.4.3 Kuat tekan karakteristik


bk

= bm k.S
= 248,551 - (1,64 x 10,669)
= 231,054 kg/cm2

keterangan :
-

bk

bm = kuat tekan rata-rata (kg/cm2)

= kuat tekan karakteristik beton (kg/cm2)

= konstanta dari jumlah sampel (1,64)

Berdasarkan hasil kuat tekan diatas, maka dapat dilihat bahwa persentase
kekuatan beton terhadap mutu beton yang direncanakan adalah :
=

MutuBetonCampuran
x100
MutuBeton Re ncana

231,054
x100
150

= 154,036 %

BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam pembuatan beton, agar tercapai mutu yang direncanakan, banyak
hal yang harus diperhatikan dan diteliti dengan baik dan benar setiap langkah
atau proses selama pembuatan beton itu berlangsung.
Penyusunnya, dalam hal ini adalah agregat dan air. Setelah itu pada
perhitungan Mix Design, dimana kecepatan perhitungan perbandingan bahanbahan penyusun beton akan sangat mempengaruhi mutu beton yang dihasilkan.
Selanjutnya adalah pengaduan bahan, pencetakan lalu perendaman. Benda uji
direndam dengan tujuan agar semen yang masih kekurangan air dapat terisi,
sehingga terjadi pengikatan yang lebih baik. Selain dengan perendaman, beton
dapat juga disimpan ditempat yang lembab atau ditutup dengan menggunakan
karung basah.
Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat diketahui
bahwa :

Kualitas agregat yang dipakai bagus, ini berdasarkan hasil


perhitungan F.M dan diagram susunan butir agregat campuran.

Hasil pelaksanaan komposisi diperoleh nilai : 7,5 cm, sesuai


dari yang diharapkan,yaitu 7,5 10 cm.

Suhu beton : 28 C.

Sementara itu, uji tekan beton yang berumur 7 dan 28 hari dari masingmasing benda uji tidak merata dan nilai kekuatannya pun kurang bagus. Hal ini
mungkin disebabkan oleh beberapa hal diantaranya

Kurang teliti pada saat penimbangan bahan campuran

Pelaksanaan pencampuran juga kurang teliti

Air yang dicampur terlalu banyak

Pelaksanaan yang dilakukan kurang baik

BAB V
PENUTUP
5.1

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pelaksanaan campuran

beton dengan FAS 0,692 maka diperoleh :


Kuat tekan beton rata-rata (`bm) = 248,551 kg/cm.
Standar Deviasi (S) = 10,669 kg/cm.
Kuat tekan beton karakteristik (bk) = 231,054 kg/cm atau hanya
mencapai 154,036 % dr mutu beton yang direncanakan yaitu 150
kg/cm.
Kemudian menurut hasil penyelidikan fisis dan pembahasan hasilhasilnya dapat disimpulkan bahwa :
Agregat yang digunakan dalam praktikum sudah memenuhi
persyaratan.
Usia dari benda uji juga sangat mempengaruhi kekuatan beton.

Disamping itu faktor-faktor yang juga dapat mempengaruhi mutu


beton adalah FAS, komposisi bahan pembentuk beton dan
pelaksanaan pengerjaan beton.
5.2

Saran
Dari hasil pengalaman dalam mengikuti praktikum bahan bangunan ini,

maka penulis menyarankan :

Praktikian harus menguasai materi atau prosedur kerja sebelum


melakukan praktikum agar terhindar dari kesalahan-kesalahan yang
terjadi dalam pelaksanaan praktikum.

Dalam pelaksanaan praktikum, praktikian harus memperhatikan


dan mengikuti segala bentuk petunjuk yang diberikan oleh
pembimbing praktikum.

Menciptakan kerjasama dan kekompakan antara sesama


praktikian agar dapat hasil yang optimal.

Ketekunan, disiplin, dan ketelitian agar lebih ditingkatkan.

Kepada pembimbing dan petugas laboratorium diharapkan agar


benar-benar disiplin dalam melaksanakan praktikum sesuai dengan
prosedur yang telah ditetepkan.

Lebih banyak membaca tentang referensi-referensi yang


berkenaan dengan praktikum bahan bangunan (beton) ini agar
penyusunan laporan dapat dilakukan dengan sempurna.

DAFTAR PUSTAKA
1.

Hanafiah,

M.Ali,

1994,

Petunjuk

Praktikum

Merencanakan

Komposisi Campuran Beton Struktural, Laboratorium Kontruksi Dan


Bahan Bangunan Fakultas Teknik Univrsitas Syiah Kuala.
2.

Bahan-bahan mata kuliah Ilmu Bahan Bangunan Jurusan Teknik


Sipil 2009/2010.

UNIVERSITAS SYIAH KUALA


FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN BAHAN
BANGUNAN
SIEVE ANALYSIS
Mod. Dft. : A
Source
:
Sample No
:
Selesai
:
Jenis
: FINE SAND

Dft No
:
Perintah No :
Pelaksana : Kelompok C-III

RETAINED ON SIEVE

Tgl. Mulai
Tgl.

AVERAGE
B
C
SIEVE
PERCENTAG
PERCEN
PERCEN
SIZE WEIGH PERCENT
WEIGHT
WEIGHT
E RETAINED
T
T
T
(mm)
(gr)
(gr)
ON
(%)
(gr)
(%)
(%)
1
2
3
4
5
6
7
8
31,5
19,1
A

9,52
4,76
2,38
1,19
0,600
0,300
0,150

39,0
52,1
102,3
178,2
103,2

7,8
10,42
20,46
35,64
20,64

43,0
58,6
125,2
160,9
91,8

8,6
11,72
25,04
32,18
18,36

38,1
54,9
140,2
164,7
81,0

7,62
10,98
28,04
32,94
16,2

8,006
11,04
24,513
33,586
18,4

Sisa

25,2

5,04

20,5

4,1

21,1

4,22

4,455

500,000

100,000

500,000

100,000

100,000

TOTAL 500,000 100,000


Catatan :

Tanda tangan pelaksana

UNIVERSITAS SYIAH KUALA


FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN BAHAN
BANGUNAN
SIEVE ANALYSIS
Mod. Dft.
Source :
Sample No.
Jenis

: A001-2
Perintah No:
:
Pelaksana : Kelompok C-III
: COARSE SAND

Dft No.
Tgl. Mulai
Tgl. Selesai

:
:
:

RETAINED ON SIEVE

AVERAGE
B
C
PERCENTAG
SIEVE WEIGH PERCENT WEIGHT PERCEN WEIGHT PERCEN
E RETAINED
T
T
T
SIZE
(gr)
(gr)
ON
(%)
(gr)
(%)
(%)
(mm)
1
2
3
4
5
6
7
8
31,5
19,1
9,52
4,76
297
29,7
368
36,8
321
32,1
32,867
2,38
125
12,5
119
11,9
122
12,2
12,2
1,2
93
9,3
94
9,4
97
9,7
9,467
0,600
140
14,0
128
12,8
132
13,2
13,333
0,300
202
20,2
173
17,3
190
19,0
18,833
0,150
36
3,6
106
10,6
123
12,3
11,833
A

Sisa

17

1,7

TOTAL 1000,000 100,000


Catatan :

12

1,2

15

1,5

1,47

1000,000

100,000

1000,000

100,000

100,000

Tanda tangan pelaksana

UNIVERSITAS SYIAH KUALA


FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN BAHAN
BANGUNAN
SIEVE ANALYSIS
Mod. Dft.
Source :
Sample No.
Jenis

: A001-2
Perintah No
:
Pelaksana
: COARSE AGGREGATE

:
: Kelompok C-III

Dft No.
Tgl. Mulai
Tgl. Selesai

RETAINED ON SIEVE

:
:
:

AVERAGE
B
C
PERCENTAG
SIEVE WEIGH PERCENT WEIGHT PERCEN WEIGHT PERCEN
E RETAINED
T
T
T
SIZE
(gr)
(gr)
ON
(%)
(gr)
(%)
(%)
(mm)
1
2
3
4
5
6
7
8
31,5
19,1
797,9
39,895
712,4
35,62
980,8
49,04
41,518
9,52
828,3
41,415
757,9
37,895
648,0
32,4
37,237
4,76
63,8
3,19
125,9
6,295
58,7
2,935
4,14
2,38
310
15,5
403,8
20,19
312,5
15,625
17,105
1,2
0,600
0,300
0,150
A

Sisa

TOTAL 2000,000 100,000


Catatan :

2000,000

100,000

2000,000

100,000

100,000

Tanda tangan pelaksana

UNIVERSITAS SYIAH KUALA


FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN
SPECIFIC GRAVITY
Mod. Dft.
Sumber
Sample No.
Jenis

: A006-1
:
Perintah No.
:
Pelaksana
: FINE SAND

:
: Kelompok C-III

No

WEIGHT

NOTATION

Dft No.
Tgl. Mulai
Tgl. Selesai

:
:
:

SAMPLE
A (gr)
4

B (gr)
5

C (gr)
6

Container

Wc

1315

1430

810

Container + Aggregate SSD

Wcs

1858

2051

1150

Aggregate Saturated Surface Dry

Ws = Wcs Wc

543

621

340

Container + Aggregate + Water

Wcsw

3111

3284

1909

Container + Water

Wcw

2787

2903

1706

Volume of Aggregate SSD

Wv=Ws Wcsw+Wcw

219

240

137

Specific gravity, SSD

SG, SSD + Ws/Wv

2,479

2,578

2,481

Average Specific Gravity, SSD

Container

Container + Aggregate OD

10
11
12

2,515
203

160

208

Wcsw

741

757

533

Aggregate Oven Dry

Wd=Wcsw Wc

538

597

325

Specific gravity, OD

SG, OD= Wd/Wv

2,456

2,487

2,372

Average Specific Gravity, OD


Water Absorption (%)

2,438
100(Ws Wd)/Wd

0,929

Average Water Absorption (%)


Catatan :

4,020
3,188

Tanda tangan pelaksana

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

4,615

FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN
SPECIFIC GRAVITY
Mod. Dft.
Sumber
Sample No.
Jenis

: A006-2
:
Perintah No. :
:
Pelaksana
: Kelompok C-III
: COARSE SAND

No

WEIGHT

NOTATION

1
1
2

Container

Dft No.
Tgl. Mulai
Tgl. Selesai

:
:
:

SAMPLE

Wc

A (gr)
4
1315,5

B (gr)
5
1430,5

C (gr)
6
808,7

Container + Aggregate SSD

Wcs

2102,5

2144,12

1220,0

Aggregate Saturated Surface Dry

Ws = Wcs Wc

787

713,62

411,3

Container + Aggregate + Water

Wcsw

3283,1

3351,8

1958,0

Container + Water

Wcw

2788,9

2904,4

1709,1

Volume of Aggregate SSD

Wv=Ws Wcsw+Wcw

292,8

266,22

162,4

Specific gravity, SSD

SG, SSD + Ws/Wv

2,688

2,6805

2,5326

Average Specific Gravity, SSD

Container

Container + Aggregate OD

10
11

2,633
166

202

209

Wcsw

931

905

612

Aggregate Oven Dry

Wd=Wcsw Wc

765

703

403

Specific gravity, OD

SG, OD= Wd/Wv

2,612

2,640

2,481

Average Specific Gravity, OD


12

Water Absorption (%)


Average Water Absorption (%)
Catatan :

2,577
100(Ws Wd)/Wd

2,875

1,510
2,148

Tanda tangan pelaksana

2,059

UNIVERSITAS SYIAH KUALA


FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN
SPECIFIC GRAVITY
Mod. Dft.
Sumber
Sample No.
Jenis

: A006-2
:
Perintah No. :
:
Pelaksana
: Kelompok C-III
: COARSE AGGREGATE

No

WEIGHT

NOTATION

1
1

Basket

Wc

Basket under water

Dft No.
Tgl. Mulai
Tgl. Selesai

:
:
:

SAMPLE
A (gr)
4
458

B (gr)
5
458

C (gr)
6
458

Wcw

406

406

406

Basket + Aggregate,SSD

Wcs

2218

2037

2680,5

Basket + Aggregate under water

Wcsw

1515

1405

1807,5

Aggregate Saturated surface dry

Ws = Wcs Wc

1760

1579

2222,5

Aggregate under water

Ww = Wcsw Wcw

1109

999

1401,5

Volume of Aggregate,SSD

Wv = Ws Ww

651

580

821

Specific gravity, SSD

SG, SSD = Ws/Wv

2,703

2,722

2,707

Average Specific Gravity, SSD

2,711

Basket

Wc

458

458

458

10

Basket + Aggregate,OD

Wcd

2186

2013

2669

11

Aggregate oven dry

Wd=Wcd Wc

1728

1555

2,211

12

Specific gravity, OD

SG, OD=Wd/Wv

2,654

Average Specific Gravity, OD


13

Water Absorbtion (%)

2,693

2,676
100 (Ws Wd)/Wd

1,851

Average Absorbtion (%)


Catatan :

3,470
1,543
1,304

Tanda tangan pelaksana

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

0,520

FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN
BULK DENSITY
Mod. Dft.
: A005
Dft No.
:
Source
:
Perintah No. :
Tgl. Mulai
:
Sample No. :
Pelaksana
: Kelompok C-III
Tgl. Selesai :
I. COARSE AGGREGATE
Weight
Volume Of
Bulk
Container
Container+
Sampling
Container
Density
Aggregate
No
Aggregate
No.
(Kg)
(Kg)
(Kg)
(l)
(Kg/l)
1
2
3
4
5
6
7
1
A
8,450
11,21
2,70
1,552
1,739
2
B
8,450
11,14
2,69
1,552
1,733
3
C
8,450
11,13
2,69
1,552
1,726
AVERAGE
8,450
1,552
1,733
II. COARSE SAND
WEIGHT

No
1
1
2
3

Sampling
No.

2
A
B
C
AVERAGE

Container
(Kg)
3
8,450
8,450
8,450
8,450

Container+
Aggregate
(Kg)
4
11,26
11,28
11,30

Aggregate
(Kg)
5
2,81
2,83
2,85

Volume Of
Container

Bulk
Density

(l)
6
1,552
1,552
1,552
1,552

(Kg/l)
7
1,810
1,823
1,836
1,823

Volume Of
Container

Bulk
Density

(l)
6
1,552
1,552
1,552
1,552

(Kg/l)
7
1,591
1,578
1,604

III. FINE SAND


WEIGHT

No
1
1
2
3

Sampling
No.

2
A
B
C
AVERAGE

Container
(Kg)
3
8,450
8,450
8,450
8,450

Container+
Aggregate
(Kg)
4
10,92
10,90
10,94

Aggregate
(Kg)

5
2,47
2,45
2,49

UNIVERSITAS SYIAH KUALA


FAKULTAS TEKNIK

LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN


FINENESS MODULUS
Mod. Dft.
Source
Sample No.
Jenis

Sieve size

: A009-1
:
Perintah No. :
:
Pelaksana
: Kelompok C-III
: FINE SAND

Individual/retained on (%)

Dft No.
Tgl. Mulai
Tgl. Selesai

:
:
:

Commulative
Passing of (%)

Retained on (%)

31,5
19,0
9,50
4,75
2,36
1,18
0,6
0,3
0,15

----8,006
11,04
24,513
33,586
18,4

100
100
100
100
91,994
80,954
56,441
22,855
4,455

0
0
0
0
8,006
19,046
43,559
77,145
95,545

Sisa

4,455

100

Total

100

243,301
2,433

FMFS
Catatan :

Tanda tangan pelaksana

UNIVERSITAS SYIAH KUALA


FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN
FINENESS MODULUS
Mod. Dft.
Source
Sample No.
Jenis

: A009-2
:
Perintah No. :
:
Pelaksana
: Kelompok C-III
: COARSE SAND

Sieve size

Individual/retained on (%)

31,5
19,0
9,52
4,76
2,36
1,18
0,6
0,3
0,15
Sisa

32,87
12,2
9,47
13,33
18,83
11,83
1,47

Total
FMCS

100

Catatan :

Dft No.
Tgl. Mulai
Tgl. Selesai

:
:
:

Commulative
Passing of (%)
100
100
100
67,13
54,93
45,46
32,13
13,3
1,47
0

Retained on (%)
0
0
0
32,87
45,07
54,54
67,87
86,7
98,53
100
385,58
3,8558

Tanda tangan pelaksana

UNIVERSITAS SYIAH KUALA


FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN
FINENESS MODULUS
Mod. Dft.
Source
Sample No.
Jenis

: A009-3
:
Perintah No. :
:
Pelaksana
: Kelompok C-III
: COARSE AGGREGATE

Sieve size

Individual/retained on (%)

31,5
19,0
9,52
4,76
2,36
1,18
0,6
0,3
0,15

Dft No.
Tgl. Mulai
Tgl. Selesai

:
:
:

Commulative
Passing of (%)
Retained on (%)
100
0

Sisa
Total
FMCA
Catatan :

Tanda tangan pelaksana

Anda mungkin juga menyukai