Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENGUJIAN MATERIAL DAN BETON

DOSEN PEMBIMBING

JASMAN ST. MT

DISUSUN OLEH:

NAMA : HAIRIAH

NIM : 219 190 112

KELAS : KELAS SIPIL C

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PARE-PARE

TAHUN AJARAN 2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “Pengujian material dan Beton” ini dengan baik meskipun
masih banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai struktur beton. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi
kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Pare - Pare 23 juli 2020

Hairiah
DAFTAR ISI

SAMPUL ……………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………… ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………….. 1
    Latar Belakang ………………………………………………….. 1
Rumusan Masalah ………………………………………………. 1
Tujuan …………………………………………………… 1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………… 2
Pengujian Material …………………………………………………. 4
Sifat-Sifat Beton …………………………………………………. 4
Jenis-Jenis Beton …………………………………………………. 6
Bahan – Bahan Penyusunan Beton ……………………………… 10
Air Dan Bahan Campuran ………………………………….. 11
BAB III PENUTUP ………………………………………………………… 17
Kesimpulan ……………………………………………………… 17
Saran ……………………………………………………………… 17
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 18
BAB I

PEDAHULUAN

1.Latar Belakang

Dasar-dasar statistik yang digunakan untuk perencanaan beton dan


materialnya digunakan untuk mengkontrol karakteristik material. Variable
nilai statistik seringkali digunakan dalam pekerjaan beton adalah variabel
maen (rata-rata arimatik) dan dasar deviasi. Rata-rata aritmetik yang
digunakan untuk melihat kecenderungan dari data berdsarkan nilai tengahnya,
sedangkan kecenderungan peyimpangan yang di ijinkan dilihat dari stndar
deviasinya.

Selain dua variabel statistic maendan standar deviasi variabel lainnya


adalah skewnes dan kurtosis. Skewnes mengidentifikasi distribusi dari
kecenderungn nilai dalam kelompoknya dan kurtosis mengidentifikasi
frekuensi nilai dalam kelompok terhadap nilai akurasi pada rata-rata (maen)
lebih besar atau lebih kecil. Nilai-nilai lainnya kadang juga sangat diperlukan
dalam pengujian secra statistik. Regresi linear dalm sratistik dilihat untuk
mengevaluasi suatu hubungan sebab akibat antara variabel bebas dan variabel
terikatnya. Sebelum dilakukan rumus dal regresi data-data yang digunakan
dalm pengujian statistic harus diuji normalitasnya hubungan regresipun harus
diuji terhadap keberartiannya.

2.Rumusan Masalah

1. Bagaimana mengetahui karakteristik dan spesifikasi material yang akan


digunakan
2. Apa saja peralatan yang digunakan dalam pengujian material beton
3. Bagaimana cara menguji kekuatan daari material beton tersebit
4. Apa saja langkah-langkah pengujian material beton

3.Tujuan

1. Mahasiswa mampu mengetahui bahan apa saja yang digunakan dalam


pengujian material beton.
2. Mahasiswa mampu menegtahui material apa saja yang digunakan dalam
pembuatan bangunan sampai bangunan tersebut beerdiri kokoh selam
bertahun-tahun.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengujian Material

Pengujian material penyusunan beton meliputi pengujian terhadap:

1. portland cement
2. Air
3. Agregat
4. Bahan tambahan (admixture atau additive).

Bentuk dan cara pengujian disesuaiikan dengan rencana metode perancangan


campuran beton yang diggunakan , menurut SNI,pengujian material iniharus
mengukuti SK,SNI-S-04-1989-F.

a.Mesin pengujian beton b. Uji struktur beton

Tahap ini mendahului keseluruhan dari rangkaian penelitian, yaitu mencakup


penyediaan material dan observasi sifat-sifat fisik dan komposisi kimia material
secara lebih detail. Adapun material yang dimaksud adalah agregat kasar, agregat
halus, semen dan air. Untuk agregat kasar dan halus, observasi yang dilakukan
adalah meliputi beberapa sifat fisik, yaitu Specific Gravity, Absorbtion, Unit
Weight, Soil Content, Fineness Modulus, Organic Impurity, Material
Content < 200 # Sieve dan Soundness. Untuk air, dilakukan pengujian kimia
menyangkut komposisi kimia dan kelayakannya untuk digunakan sebagai
material beton (Pengujiannya dapat dirujuk ke Laboratorium KIMIA). Sedang
penelitian terhadap semen tidak dilakukan lagi, karena telah distandarisasi dari
pabrik. Tetapi pengamatan fisik tetap perlu dilakukan untuk melihat apakah
semen masih layak dipakai atau tidak.

B. Sifat-sifat Beton

Sifat dan karakteristik beton :


1.        Karakteristik beton adalah mempunyai tegangan hancur tekan yang tinggi
serta tegangan hancur tarik yang rendah
2.        Beton tidak dapat dipergunakan pada elemen konstruksi yang memikul
momen lengkung atau tarikan
3.        Beton sangat lemah dalam menerima gaya tarik, sehingga akan terjadi
retak yang makin lama makin besar
4.        Proses kimia pengikatan semen dengan air menghasilkan panas dan
dikenal dengan proses hidrasi
5.        Air berfungsi juga sebagai pelumas untuk mengurangi gesekan antar
butiran sehingga   beton dapat dipadatkan dengan  mudah
6.        Kelebihan air dari jumlah yang dibutuhkan akan menyebabkan butiran
semen berjarak semakin jauh sehingga kekuatan beton akan berkurang.
7.      Dengan perkiraan komposisi (mix desain) dibuat rekayasa untuk memeriksa
dan mengetahui perbandingan campuran agar dihasilkan kekuatan beton yang
tinggi.
8.      Selama proses pengerasan campuran beton, kelembaban beton harus
dipertahankan untuk mendapatkan hasil yang direncanakan.
9.      Setelah 28 hari,  beton akan mencapai kekuatan penuh dan elemen
konstruksi akan mampu memikul beban luar yang bekerja padanya
10.  Untuk menjaga keretakan yang lebih lanjut pada suatu penampang balok,
maka dipasang tulangan baja pada daerah yang tertarik
11.  Pada beton bertulang memanfaatkan sifat beton yang kuat dalam menerima
gaya tekan serta tulangan baja yang kuat menerima gaya tarik.
12.  Dari segi biaya, beton menawarkan kemampuan tinggi dan harga yang
relative rendah.
13.  Beton hampir tidak memerlukan perawatan dan masa konstruksinya
mencapai 50 tahun serta elemen konstruksinya yang mempunyai kekakuan tinggi
serta aman terhadap bahaya kebakaran.
14.  Salah satu kekurangan yang besar adalah berat sendiri konstruksi dengan

massa jenis γc sekitar 2400 kg/m3 bahan ini memiliki berat jenis 23,54

kN/m3 ( 1000g kg setara dengan 1 kN, di mana gravitasi dalam cm/dt 2),
mengakibatkan bangunan beton sangat berat
15.  Kelemahan lainnya adalah perubahan volume sebagai fungsi waktu berupa
susut dan rangkak.

C. Jenis- Jenis Beton

Beton dibedakan dalam 2(dua) kelompok besar yaitu  :


1. Beton Keras
Sifat-sifat beton keras yang penting adalah kakuatan karakteristik,
kekuatan tekan, tegangan dan regangan, susut dan rangkak, reaksi terhadap
temperatur, keawetan dan kekedapan terhadap air . Dari semua sifat tersebut
yang terpenting adalah kekuatan tekan beton karena merupakan gambaran dari
mutu beton yang ada kaitannya dengan struktu beton. Berbagai test uji
kekuatan dilakukan pada beton keras ini antara lain :
a.    Uji kekuatan tekan ( compression test)
b.   Uji kekuatan tarik belah ( spillting tensile test )
c.    Uji kekuatan lentur
d.   Uji lekatan antara beton dan tulangan
e.    Uji Modulus Elastisitas dan lain sebagainya.
2. Beton Segar
Sifat-sifat beton segar hanya penting sejauh mana mempengaruhi
pemilihan peralatan yang dibutuhkan untuk pengerjaan dan pemadatan serta
kemungkinan mempengaruhi sifat-sifat beton pada saat mengeras. Ada 2(dua)
hal yang harus dipenuhi ketika membuat beton :
a.    Sifat-sifat yang harus dipenuhi dalam jangka waktu lama oleh beton yang
mengeras, seperti kekuatan, keawetan, dan kestabilan volume.
b.   Sifat-sifat yang harus dipenuhi dalam jangka waktu pendek ketika beton
dalam kondisi plastis (workability) atau kemudahan pengerjaan tanpa adanya
bleeding dan segregation.
Sifat workabilitas pada beton segar dapat dilakukan dengan beberapa cara,
tetapi kebanyakan dari pengetesan tersebut hanya  bersifat empiris. Hanya
sedikit yang memenuhi standart, dan semua test tersebut bersifat ‘a single
point test’ jadi tidak dapat dibandingkan satu samalainnya karena mereka
mengukur sifat-sifat beton yang berbeda. Walaupun begitu adalah penting
untuk mendapatkan beberapa dari sifat workabilitas karena penting untuk
control kualitas. Pengukuran workabilitas yang telah dikembangkan antara
lain:
a.       Slump test
b.      Compaction test
c.       Flow test
d.      Remoulding test
e.       Penetration test
f.       Mixer test

Berdasarkan fungsi dan kegunaannya, jenis beton dapat dibedakan


menjadi sepuluh macam.
1) Beton Mortar
Bahan baku pembuatan beton mortar terdiri atas mortar, pasir, dan air.
Ada tiga ragam mortar yang sering digunakan antara lain semen, kapur, dan
lumpur. Beton mortar semen yang dipasangi anyaman tulangan baja di
dalamnya dikenal sebagai ferro cement. Beton ini memiliki kekuatan tarik dan
daktilitas yang baik.
2) Beton Ringan
Sesuai namanya, beton ringan dibuat dengan memakai agregat yang
berbobot ringan. Beberapa orang juga kerap menambahkan zat aditif yang
bisa membentuk gelembung-gelembung udara di dalam beton. Semakin
banyak jumlah gelembung udara yang tersimpan pada beton, maka pori-
porinya pun akan semakin bertambah sehingga ukurannya juga bakal kian
membesar. Hasilnya, bobot beton tersebut lebih ringan daripada beton lain
yang memiliki ukuran sama persis. Beton ringan biasanya diaplikasikan pada
dinding non-struktur.

3) Beton Non-Pasir
Proses pembuatan beton non-pasir sama sekali tidak menggunakan pasir,
melainkan hanya kerikil, semen, dan air. Hal ini menyebabkan terbentuknya
rongga udara di celah-celah kerikil sehingga total berat jenisnya pun lebih
rendah. Karena tidak memakai pasir, kebutuhan semen pada beton ini juga
lebih sedikit. Penggunaan beton non-pasir misalnya pada struktur ringan,
kolom dan dinding sederhana, bata beton, serta buis beton.

4) Beton Hampa
Disebut hampa karena dalam pembuatannya dilakukan penyedotan air
pengencer adukan beton memakai vacuum khusus. Akibatnya beton pun
hanya mengandung air yang telah bereaksi dengan semen saja sehingga
memiliki kekuatan yang sangat tinggi. Tak heran, beton hampa banyak sekali
dimanfaatkan dalam pendirian bangunan-bangunan pencakar langit.
5) Beton Bertulang
Beton bertulang tercipta dari perpaduan adukan beton dan tulangan baja.
Perlu diketahui, beton mempunyai sifat kuat terhadap gaya tekan, tetapi lemah
dengan gaya tarik. Oleh karena itu, tulangan baja sengaja ditanamkan ke
dalamnya agar kekuatan beton tersebut terhadap gaya tarik meningkat. Beton
bertulang biasanya dipasang pada struktur bentang lebar seperti pelat lantai,
kolom bangunan, jalan, jembatan, dan sebagainya.
6) Beton Pra-Tegang
Pada dasarnya, pembuatan beton pra-tegang mirip sekali dengan beton
bertulang. Perbedaan tipis hanyalah terletak pada tulangan baja yang bakal
dimasukkan ke beton harus ditegangkan terlebih dahulu. Tujuannya supaya
beton tidak mengalami keretakan walaupun menahan beban lenturan yang
besar. Penerapan beton pra-tegang juga banyak dilakukan untuk menyangga
struktur bangunan bentang lebar.

7) Beton Pra-Cetak
Beton yang dicetak di luar area pengerjaan proyek pembangunan disebut
beton pra-cetak. Beton ini memang sengaja dibuat di tempat lain agar
kualitasnya lebih baik. Selain itu, pemilihan beton tersebut juga kerap didasari
pada sempitnya lokasi proyek dan tidak adanya tenaga yang tersedia. Beton
pra-cetak biasanya diproduksi oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak di
bidang pembangunan dan pengadaan material.

8) Beton Massa
Beton massa yaitu beton yang dibuat dalam jumlah yang cukup banyak.
Penuangan beton ini juga sangat besar di atas kebutuhan rata-rata. Begitu pula
dengan perbandingan antara volume dan luas permukaannya pun sangat
tinggi. Pada umumnya, beton massa memiliki dimensi yang berukuran lebih
dari 60 cm. Beton ini banyak diaplikasikan pada pembuatan pondasi besar,
pilar bangunan, dan bendungan.
9) Beton Siklop
Beton siklop merupakan beton yang menggunakan agregat cukup besar
sebagai bahan pengisi tambahannya. Ukuran penampang agregat tersebut
berkisar antara 15-20 cm. Bahan ini lantas ditambahkan ke adukan beton
normal sehingga dapat meningkatkan kekuatannya. Beton siklop seringkali
dibangun pada bendungan, jembatan, dan bangunan air lainnya.

10) Beton Serat


Secara prinsip, beton serat dibuat dengan menambahkan serat-serat
tertentu ke dalam adukan beton. Contoh-contoh serat yang lumrah dipakai di
antaranya asbestos, plastik, kawat baja, hingga tumbuh-tumbuhan.
Penambahan serat dimaksudkan untuk menaikkan daktailitas pada beton
tersebut sehingga tidak mudah mengalami keretakan.

D. Bahan-Bahan Peyusunan Beton


1. Semen
Semen adalah bahan organik yang mengeras pada percampuran dengan air
atau larutan garam. Jenis-jenis semen menurut BPS adalah :
a.    Semen abu atau semen portland adalah bubuk/bulk berwarna abu kebiru-
biruan, dibentuk dari bahan utama batu kapur/gamping berkadar kalsium
tinggi yang diolah dalam tanur yang bersuhu dan bertekanan tinggi. Semen ini
biasa digunakan sebagai perekat untuk memplester. Semen ini berdasarkan
prosentase kandungan penyusunannya terdiri dari 5 (lima) tipe, yaitu tipe I sd.
V.
b.    Semen putih (gray cement) adalah semen yang lebih murni dari
semen abu dan digunakan untuk pekerjaan penyelesaian (finishing), seperti
sebagai filler atau pengisi. Semen jenis ini dibuat dari bahan utama kalsit
(calcite) limestone murni.
c.    Oil well cement atau semen sumur minyak adalah semen khusus yang
digunakan dalam proses pengeboran minyak bumi atau gas alam, baik di darat
maupun di lepas pantai.
d.   Mixed & fly ash cement adalah campuran semen abu dengan Pozzolan
buatan (fly ash). Pozzolan buatan (fly ash) merupakan hasil sampingan dari
pembakaran batubara yang mengandung amorphous silika, aluminium oksida,
besi oksida dan oksida lainnya dalam berbagai variasi jumlah. Semen ini
digunakan sebagai campuran untuk membuat beton, sehingga menjadi lebih
keras.
Semen yang biasa digunakan pada teknik sipil adalah semen portland.
Semen portland adalah bahan pengikat hidrolis berupa bubuk halus yang
dihasilkan dengan cara menghaluskan clinker (bahan ini terutama terdiri dari
silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis) dengan batu gips sebagai
tambahan.
2. Agregat
Agregat adalah butiran mineral yang berfungsi sebagai bahan pengisi
dalam campuran mortar (aduk) dan beton. Agregat diperoleh dari sumber daya
alam yang telah mengalami pengecilan ukuran secara alamiah melalui proses
pelapukan dan aberasi yang berlangsung lama. Atau agregat dapat juga
diperoleh dengan memecah batuan induk yang lebih besar. Agregat halus
untuk beton adalah agregat berupa pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami
dari batu-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat
pemecah batu dan mempunyai ukuran butir 5 mm. Agregat kasar untuk beton
adalah agregat berupa kerikil kecil sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-
batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu, memiliki
ukuran butir antara 5-40 mm. Besar butir maksimum yang diizinkan
tergantung pada maksud pemakaian.
Pada teknologi beton, agregat terdiri dari banyak klasifikasi, yaitu;
Ditinjau dari asalnya
1.    Agregat alam
Pada umumnya agregat alam menggunakan bahan baku alam atau hasil
penghancurannya. Jenis batu alam yang baik untuk agregat adalah batuan
beku. Jenis batu endapan atau metamorph juga dapat dipakai meskipun
kualitasnya masih perlu dipilih. Batuan yang abaik untuk agregat adalah
butiran-butiran yang keras kompak, tidak pipih , kekal (volume tidak mudah
berubah karena perubahan cuaca), serta tidak terpengaruh keadaan
sekelilingnya.
Agregat alam dapat dibedakan atas tiga kelompok.
a.    Kerikil dan pasir alam agregat jenis ini merupakan hasil penghancuran
oleh a;lam dari batuan induknya. Seringkali agregat ini terdapat jauh dari
asalnya karena terbawa arus air atau angin, dan mengendap di suatu tempat.
Pada umumnya pasir dan kerikil yang terbawa arus air berbentuk bulat,
sehingga dianggap baik untuk agregat aduk atau beton. Umumnya pula jenis
agregat ini bentuknya berubah-ubah dan tidak homogen sehingga dalam
penggunaannya untuk beton diperlukan perhatian khusus. Karena perubahan
susunan butir agregat sangat berpengaruh terhadap sifat beton yang dibuat
agregat tersebut.
b.    Agregat batu pecah,Jenis batu yang baik untuka agregat ini adalah
batuan beku yang kompak. Di dalam pemakaiannya, batu pecah
membutuhkan air lebih banyak karena luas bidang permukaannya relatif lebih
luas. Dengan demikian untuk mendapatkan kelecakan aduk tertentu dan faktor
air semen sama, beton dengan agregat batu pecah akan menggunakan semen
sedikit lebih banyak daripada beton dengan menggunakan pasir atau kerikil
alam. kekuatan beton dengan batu pecah biasanya juga lebih tinggi , karena
daya lekat perekat pada permukaan batu pecah lebih baik daripada butiran
yang halus.
c.    Agregat batu apung ,merupakan agregat alamiah yang ringan dan
umum digunakan. Penggunaan batu apung harus bebas dari debu volkanik
halus dan bahan-bahan yang bukan volkanik, misalnya lempung. Batu ini
memiliki sifat isolasi panas yang baik.

2.    Agregat buatan


Agregat buatan adalah suatu agregat yang dibuat dengan tujuan
penggunaan khusus, atau karena kekurangan agregat batuan-batuan alam.
Berikut adalah contoh agregat buatan:
a.    Klinker dan Breeze
Pada umumnya klinker dianggap sebagai bahan yang dibakar sempurna,
massanya mengeras dan berinti, serta terisi bahan yang sedikit terbakar.
Adapun breeze merupakan bahan residu yang kurang keras dan kurang baik
pembakarannya, sehingga mengandung lebih banyak bahan yang mudah
terbakar. Kuantitas bahan yang mudah terbakar akan mempengaruhi rambatan
kelembapan. Makin banyak bahan yang mudah terbakar semakin besar pula
terjadinya rambatan kelembapan.Sumber utama jenis agregat ini adalah
stasiun pembangkit tenaga dimana ketel uap dipanasi dengan bahan bakar
padat. Agregat jenis ini banyak dipergunakan untuk memproduksi blok dan
pelat untuk partisi/penyekat dalam dan tembok interior lainnya.
b.    Agregat yang berasal dari bahan-bahan yang mengembang tanah liat
dan batu tulis yang terjadi secara alamiah dapat dipergunakan unytuk
membuat bahan berpori yang ringan, dengan permukaan yang berbentuk sel-
sel dengan pemanasan sampai suhu sekitar 1000 0C – 2000 0C.
c.    Cooke breeze
Cooke breeze adalah hasil tambahan dari sisa bakaran bahan bakar batu
arang yang kurang sempurna pembakarannya, biasanya terdapat pada dapur-
dapur rumah tangga di negara-negara Eropa dan Amerika. Cooke breeze
mengandung banyak sekali arang, kadang mencapai 75 %. Kandungan arang
yang banyak tadi akan menghambat pengerasan semen sehingga dalam
pemakaiannya perlu mendapat perhatian.
d.   Hydite
Agregat jenis ini dibuat dari tanah liat (shale) yang dibakar dalam dapur
berputar. Tanah liat kering atau yang bergumpal – gumpal atau pecahan shale
dibakar mendadak dalam dapur berputar pada suhu tinggi. Dengan demikian
bahan akan membengkak. Hasilnya merupakan bongkahan-bongkahan tanah
yang mengembang serta hampir leleh, kemudian dihancurkan dan diayak
hingga mencapai susunan butir yang diperlukan.
e.    Lelite
Lelite dibuat dari batu metamorpora atau shale yang mengandung
senyawa-senyawa karbon. Bahan dasarnya dipecah kecil-kecil, kemudian
dilakukan pembakaran dalam dapur vertikal pada suhu yang tinggi (±
1550oC). Pada suhu ini butiran-butiran akan mengembang dan terkumpul di
bawah (dasar) dapur berupa lempeng-lempeng yang berlubang seperti rumah
lebah. Dari lempeng-lempeng ini dibuat bahan tambah dengan memecah dan
mengayaknya untuk mendapatkan butiran-butiran dengan ukuran tertentu.
Lempeng itu sendiri dapat dipergunakan untuk unsur bangunan guna
menghambat suara dan panas.

E. Air Dan Bahan Campuran

Beton menjadi keras karena reaksi antara semen dan air. Oleh karena itu,
air yang dipakai untuk mencampur kadang-kadang mengubah sifat semen. Air
yang digunakan adalah air yang bersih, tidak mengandung minyak, lumpur
dan bahan-bahan kimia yang dapat merusak kekuatan beton. Untuk itu
diperlukan pemeriksaan terlebih dahulu apakah air itu cocok untuk dipakai
sebagai campuran beton atau tidak. Cara berikut ini dipergunakan untuk
pemeriksaan tersebut: Waktu set semen dan kekuatan tekan diukur untuk
mortar yang dicampur dengan air bersih dan yang dicampur air yang diuji,
hasil pengukurannya dibandingkan. Sedangkan air laut hanya dapat dipakai
untuk beton yang tidak mempergunakan baja tulangan karena mengandung
garam yang dapat menyebabkan baja berkarat.
Bahan campuran ditambahkan dengan maksud agar dapat memperbaiki
sifat beton yang lemah dan mengeras. Bahan campuran dibagi menjadi dua
kelompok: yang pertama ialah bahwa volume yang ditambahkan harus
diperhitungkan pada pengadukan beton dan yang ditambahkan tidak perlu
diperhitungkan. Yang pertama disebut bahan campuran dan yang kedua
disebut zat campuran. Ada beberapa macam bahan campuran. Contoh khas
adalah bahan yang memiliki sifat hidrolik tersembunyi seperti pozolan, abu
terbang, slag tanur tinggi, dan berbagai bahan penambah. Ada beberapa jenis
zat campuran yang digolongkan menurut fungsinya yaitu zat pembawa dan zat
untuk pendispersi (zat penghilang air). Zat pembawa dipakai untuk
memperbaiki kemampuan pengerjaan dengan mencampur sejumlah optimum
udara ke dalam beton. Termasuk ke dalam golongan ini adalah resin vinol. Zat
untuk pendispersi dipergunakan untuk mencegah tersetnya partikel dalam
semen. Jika zat ini dibubuhkan dalam beton, kecairan beton akan bertambah.
Garam kondensat tinggi dari asam sulfonat melamin dan sebagainya temasuk
golongan zat pendispersi.
BAB III

PENUTUP

1 Kesimpulan

Beton adalah campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar, dan
air, dengan atau tanpa bahan campuran tambahan yang membentuk massa
padat. Bahan penyusun beton tersebut pun memiliki banyak banyak klasifikasi
yang berdasarkan kegunaan, bentuk, dan ukuran yang mana telah diuraikan
pada bagian pembahasan.
Pada zaman dahulu nenek orang-orang merekatkan batu-batu raksasa
hanya dengan mengandalkan zat putih telur, ketan atau lainnya. Perekat dan
penguat bangunan ini awalnya merupakan hasil percampuran batu kapur dan
abu vulkanis. Pertama kali ditemukan di zaman Kerajaan Romawi, tepatnya di
Pozzuoli, dekat teluk Napoli, Italia. Bubuk itu lantas dinamai pozzuolana.
Beton sebagai bahan bangunan juga telah lama dikenal di Indonesia.
Disamping mempunyai kelebihan dalam mendukung tegangan tekan, beton
mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan, dapat digunakan pada berbagai
struktur teknik sipil serta mudah di rawat. Dalam pembuatan beton pun dapat
dimanfaatkan bahan-bahan lokal oleh sebab itu beton sangat populer dipakai.
2 Saran

1. Dalam pengujian material haruslah berhati-hati agar tidak terjadi kerusakan


dalam struktur bangunan tersebut
2. Setiap teoriyang ada hendaklah kita juga mengetahui cara mengetesnya
3. Mencari referensi lain untuk mengetahui tes yang lainnya dalam pengujian
material beton.
DAFTAR PUSTAKA

http://duniatekniksipil.web.id/category/struktur-beton/

http://sukamabar.blogspot.co.id/2013/06/tentang-struktur-beton-

bertulang.html

http://share.its.ac.id/pluginfile.php/40304/mod_resource/content/1/Panduan
%20Belajar%20SBD%20Rev%201.pdf
SNI 1974:2011, “Cara uji kuat tekan beton dengan benda uji silinder”,
Badan Standar

Nasional, 2011

SNI 4431:2011, “Cara uji kuat lentur beton normal dengan dua titik
pembebanan”,

Anda mungkin juga menyukai