Anda di halaman 1dari 29

SERLY DWI ERIANTI

219190095
BAB 1
PEMURNIAN DAN PEMBARUAN DI DUNIA MUSLIM
A. Kemajuan peradaban islam dalam berbagai bidang

Ada beberapa jenis pemetaan periode sejarah Islam menurut para ahli, salah satunya adalah periodisasi menurut Harun Nasution.  
Menurut beliau, sejarah Islam dapat dibagi menjadi tiga periode besar, yaitu Periode Klasik (650-1250 M), Periode
Pertengahan (1250-1800 M), dan Periode Modern (1800 M-sekarang). 
Periode klasik meliputi masa ekspansi, integrasi (penyatuan wilayah), dan masa keemasan Islam (650-1000 M), dan masa
disintegrasi (1000-1250 M). Periode pertengahan juga memuat dua masa, yaitu masa kemunduran I (1250-1500 M) dan
masa Tiga Kerajaan Besar (1500-1800 M). Masa Tiga Kerajaan Besar juga terdiri dari dua fase, yaitu Fase Kemajuan II
(15001700 M) dan Fase Kemunduran II (1700-1800 M). Sedangkan Periode Modern (1800-sekarang) adalah periode 
kebangkitan umat Islam, terutama setelah ekspedisi Napoleon yang berakhir di Mesir tahun 1801 M. Mereka tersadar dari
tidur panjangnya dan melihat bahwa  kemajuan peradaban sudah berpindah dari umat Islam ke dunia Barat. Kebangkitan
tersebut kemudian melahirkan gerakan modernisasi dalam Islam. 
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kemunduran islam:

1. 1) Pemimpin yang tidak bertanggung jawab.


2. 2) Pengkhianatan yang dilakukan oleh orang-orang yang mengincar kekuasaan.
3. 3)  Pengaruh negative dari aliran-aliran alam pikiran Islam periode sebelumnya
4. 4) Pengaruh perang bumi hangus yang dilancarkan oleh bangsa Tartar dari Timur dan serangan Tentara Salib Nasrani dari
Barat.
5. 5) Garis perpecahan antara arab dan non arab, muslim arab dan muslim non arab, antara muslim dengan kaum dzimmi.

C. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP PEMBAHARUAN

Ruang Lingkup Pembaharuan Dalam Dunia Islam

6. 1.  Dibidang aqidah dan ibadah, pembaharuan di maksudkan untuk memurnikan ajaran islam dari unsur-unsur asing dan
kembali kepada ajaran yang murni dan utuh, sehingga iman menjadi suci karena terus diperbaharui. Ini sesuai dengan hadis
Nabi :
Dari Abu Hurairah, bahwasannya Nabi Saw bersabda, Tuhanmu berfirman : “Jaddidu manakum” yang
bermakna perbaharuilah imanmu (Hadist riwayat Ahmad). 
7. 2. Di bidang muamalah duniawiyah, pembaharuan dimaksudkan sebagai upaya modernisasi atau pengembangan dalam
aspek social, ekonomi, politik, pendidikan, budaya dan lain-lain sepanjang tidak bertentangan dengan dan di bawah
panduan Al-Qur’an dan Hadis. Di sini umat islam bebas melakukan kreasi, inovasi, dan reformasi kehidupan masyarakat
muslim dengan berbagai metode dan pendekatan.
Dengan demikian, pembahasan pada sub ini berkisar pada awal masa klasik (650-1000 M),  masa Tiga Kerajaan Besar
bagian pertama (1500-1700 M), dan periode kebangkitan umat Islam (1800-sekarang). Pada sub akan kita bahas sekilas
tentang berbagai cabang keilmuan yang berkembang masa-masa tersebut beserta para tokohnya, contoh beberapa ilmuwan
beserta pencapaiannya di bidang-bidang keahlian mereka. Selengkapnya kalian dapat mencari informasi dari berbagai
sumber

B. SEBAB-SEBAB KEMAJUAN DAN KEMUNDURAN PERADABAN ISLAM

1. Faktor-faktor yang menjadi penyebab kemajuan islam:


2. 1) Bertemunya Agama Islam dengan berbagai kebudayaan akibat penyebaran islam kesegala penjuruh dan semangat ummat
islam untuk menyerap ilmu dari manapun datangnya (tidak harus ilmu agama) menjadikan islam mengalami kemajuan.
3. 2) Adanya pluralisme dalam pemerintahan dan politik.
4. 3) Memperhatikan Stabilitas Ekonomi dan Politik.
5. 4) Mengadakan Gerakan Penterjemah, sehingga ummat Islam dapat mengerti dan mengetahui ilmu" lain selain dari buku"
islam ittu sendiri.
6. 5) Berdirinya perpusatakaan-perpustakaan dan menjadi pusat penterjemahan dan kajian ilmu pengetahuan.
BAB 2
DAKWAH ISLAM DI NUSANTARA DAN ASAL USUL
MUHAMMADIYAH
A. TEORI MASUKNYA ISLAM
DINUSANTARA
● 1. Teori Gujarat
● Teori ini beranggapan bahwa agama dan kebudayaan Islam
dibawa oleh para pedagang dari daerah Gujarat, India yang
berlayar melewati selat Malaka. Teori ini menjelaskan bahwa
kedatangan Islam ke Nusantara sekitar abad ke 13, melalui
kontak para pedagang dan kerajaan Samudera Pasai yang
menguasai selat Malaka pada saat itu.
Teori ini juga diperkuat dengan penemuan makam Sultan
Samudera Pasai, Malik As-Saleh pada tahun 1297 yang
bercorak Gujarat. Teori ini dikemukakan oleh S. Hurgronje
dan J. Pijnapel.
2. Teori Persia
Umar Amir Husen dan Hoesein Djadjadiningrat berpendapat bahwa Islam masuk ke Nusantara melalui para pedagang yang berasal
dari Persia, bukan dari Gujarat. Persia adalah sebuah kerajaan yang saat ini kemungkinan besar berada di Iran.

3. Teori China
Lain halnya dengan Slamet Mulyana dan Sumanto Al Qurtuby, mereka berpendapat bahwa sebenarnya kebudayaan Islam masuk ke
Nusantara melalui perantara masyarakat muslim China.
Teori ini berpendapat, bahwa migrasi masyarakat muslim China dari Kanton ke Nusantara, khususnya Palembang pada abad ke
9 menjadi awal mula masuknya budaya Islam ke Nusantara. Hal ini dikuatkan dengan adanya bukti bahwa Raden Patah (Raja Demak)
adalah keturunan China, penulisan gelar raja-raja Demak dengan istilah China, dan catatan yang menyebutkan bahwa pedagang China
lah yang pertama menduduki pelabuhan-pelabuhan di Nusantara.

4. Teori Mekkah
Dalam teori ini dijelaskan bahwa Islam di Nusantara dibawa langsung oleh para musafir dari Arab yang memiliki semangat untuk
menyebarkan Islam ke seluruh dunia pada abad ke 7. Hal ini diperkuat dengan adanya sebuah perkampungan Arab di Barus, Sumatera
Utara yang dikenal dengan nama Bandar Khalifah.
Selain itu, di Samudera Pasai mahzab yang terkenal adalah mahzab Syafi’i. Mahzab ini juga terkenal di Arab dan Mesir pada saat itu.
Kemudian yang terakhir adalah digunakannya gelar Al-Malik pada raja-raja Samudera Pasai seperti budaya Islam di Mesir. Teori inilah
yang paling benyak mendapat dukungan para tokoh seperti, Van Leur, Anthony H. Johns, T.W Arnold, dan Buya Hamka.
B. ASAL USUL
MUHAMMADIYAH
Kelahiran dan keberadaan Muhammadiyah pada awal berdirinya tidak lepas dan merupakan menifestasi dari gagasan
pemikiran dan amal perjuangan Kyai Haji Ahmad Dahlan (Muhammad Darwis) yang menjadi pendirinya. Setelah
menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci dan bermukim yang kedua kalinya pada tahun 1903, Kyai Dahlan mulai
menyemaikan benih pembaruan di Tanah Air. Gagasan pembaruan itu diperoleh Kyai Dahlan setelah berguru
kepada ulama-ulama Indonesia yang bermukim di Mekkah seperti Syeikh Ahmad Khatib dari Minangkabau, Kyai
Nawawi dari Banten, Kyai Mas Abdullah dari Surabaya, dan Kyai Fakih dari Maskumambang; juga setelah
membaca pemikiran-pemikiran para pembaru Islam seperti Ibn Taimiyah, Muhammad bin Abdil Wahhab,
Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridha. Dengan modal kecerdasan dirinya serta interaksi
selama bermukim di Ssudi Arabia dan bacaan atas karya-karya para pembaru pemikiran Islam itu telah
menanamkan benih ide-ide pembaruan dalam diri Kyai Dahlan. Jadi sekembalinya dari Arab Saudi, Kyai Dahlan
justru membawa ide dan gerakan pembaruan, bukan malah menjadi konservatif.
C.KEDATANGAN DAN PENJAJAHAN
BANGSA BARAT DINUSANTARA
Sejak dahulu Indonesia telah menjadi primadona bagi bangsa-bangsa asing. Terbentang di antara dua samudra dan dua
benua telah menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan kekayaan alam yang melimpah. Ditambah lagi
Indonesia berada di jalur perdagangan internasional, sehingga semakin banyak bangsa Barat yang datang ke
Indonesia untuk sekedar singgah ataupun berdagang.
Kekayaan alam Indonesia  yang melimpah telah menarik perhatian bangsa barat untuk datang ke Nusantara. Bahkan
hampir di setiap daerah memiliki rempah pilihan serta mempunyai karakteristik dan cita rasa yang khas. Hal inilah
yang menjadikan bangsa barat berbondong-bondong untuk masuk ke Indonesia dengan alasan berdagang.
Kendati demikian, tujuan awal untuk berdagang nampaknya pupus lantaran melimpahnya kekayaan alam di Indonesia
yang mendorong adanya penjajahan bangsa Eropa terhadap pribumi, sehingga menimbulkan kesengsaraan dan
penderitaan rakyat Indonesia
BAB 3
 SEJARAH
MUHAMMADIYAH
A. FAKTOR OBJEKTIF : KONDISI SOSIAL DAN
KEAGAMAN BANGSA INDONESIA PADA ZAMAN
KOLONIAL
1.Pengaruh kondisi internal dan eksternal
Kondisi internal dan eksternal yang dimaksud adalah kondisi objektif dalam istilah M.Djindar Tamimi,oleh saifullah disebut
realitas sosioagama di Indonesia,realitas sosiopendidikan,realitas politik islam hindia belanda.Dalam uraian ini akan
diformulasi dan akan dikemukakan dua aaspek yakni kondisi kehidupan beragama dan aspek politik.
a.Realitas Kehidupan beragama umat islam
Pada uraian diatas tealah di jeaskan baha Negara-negara islam ada masa ahmad dahlan boleh diktakan secara
keseluruhan dijajah dan tunduk di bawah kekuasaan impralisme dominasi barat.
Dalam pandangan ahmad dahlan,islam sebagai agama maupun islam sebagai tradisi pemikiran yang terjadi di
Indonesia boleh dikatan macet total. Islam sebagai agama di Indonesia menuut ahmad dahlan tidak mampu membawa dan
mendorong umat islam di Indonesia menjadi masyarakat yang dinamis,maju,dan modern.pada hal, bila dilacak dalam
sejarah,khusunya yang diperankan rasulullah dan pada salafiyun,islam mampu mampu mengantarkan umat islam menuju
mesyarakat dengan perdaban kelas tinggi.banyak prakte-praktik keagamaan yang tidak lagi didasarkan kepada sumber utam
islam,yakni al-qurandan sunnah maqbullah.pola pemahaman keislaman umat islam Indonesia hanya dibatasi pada mazhab
tertentu. Akibat dari kondisi-kondisi demikian, muncul pengalaman ajaran islam yang bidah,khurafat,dan takhayyul.
1).Bidah
a.Pengertian bidah
Bidah menurut bahsa iyalah segala macam apa saja baru,atau mengadakan sesuatu yang tidak berdasarkan, contoh yang
sudah ada.
Para ulama berbeda dalam mendefinisikan bidah.
Golongan pertama ini mendefinisikan sebagai berikut. Bidah itu adalah tarekat(jalan) yang diada-adakan dalam agama,yang
di pndang menyamai syariat sendri,dimaksud dengan mengerjakannya ialah berlebi-lebihan dalam soal beribadah kepada
Allah SWT.
Golongan kedua,bidah meliputi segalah urusan yang sengaja diada-adakan dalam agama,baik yang berkaitan yang berkaitan
dengan urusan ibadah maupn urusab adat. Perbuatan yang diada-adakan seakan-akan urusan agama, yang dipandang
menyamai syariat islam.
b.Macam-macam bidah
dalam hadis , pada prinsipnya ada satu macam bidah , yakni bidah dhalalah.akan tetapi para ulama melakukan klarifiksi
bidah yang berbeda-beda, kala mana kategori bidah tidak termasuk masyru” sehigga pengelompokkan pun dilakukan dalam
rangka mengakomodasi pendapat yang berkembang.
Dilihat secara umum bidah dapat dibedakan dalam 2 macam. Bidah baik
( hasana) dan bidah jelek (qobiha atau sayyiah)bidah wajibah adalah pekerjaan yang masuk kedalam kaidah-kaidah wajib dan
masuk kedalam kehendak dalil agama.
Bidah mandubah adalah pekerjaan yang diwujudkan oleh kaidahkaidah sunah dan dalil-dalilnya. Diantara jenis bidah ini
ialah mengerjakan shalat tarwih berjamaah tiap malam dibulan ramadhan dan dipimpin oleh seorang imam tertentu.
Perbuatan ini tidak pernah terjadi pada masa nabi Muhammad Saw. Abu bakar Ra. Dan permulan pada masa umar r.a.
setelah melihat jamaah mesjid shalat sendiri-sendiri atau berkelompok , maka umar r.a menyuruh seseorang untuk
mengimami salat tarwih tersebut.shalat tarwih dengan berjamaah
B.FAKTOR SUBJEKTIF
:KEPRIHATINAN DAN
KETERPANGGILAN KH. A DAHLAN
Dorongan tidak lahir secara tiba-tiba tetapi merupakan akumulasi darim pengamatan
Terhadap realitas kehidupan masyarakat khususnya umat islam indonesia .Ahamad dahlan mendirikan muhammadiyah tidak
TERHADAP
dari perjalanan intelektualUMAT DAN BANGSA
secara kebetulan tetapi didorong oleh aspirasinya yng besar tentang masa depan islam indinesia . aspirasi ini dapat dilacak
, spiritual, dan sosial ahmad dahlan dari dua fase dari biografi kehidupannya.
C.PROFIL
KH.A.DAHLAN
● 1.Biografi
● Ahmad dahlan yang
nama kecilnya adalah
Muhammad darwis,lahir
pda tahun 1868
M/1268H di kauman ,
Yogyakarta ayahnya
bernama haji abu bakar
bin sulaiman. Beliau
adalah pejabat khatib
D.PEMIKIRAN-
PEMIKIRAN KH.A.
● KH.Ahmad dahlan berjalan
DAHLAN TENTANG
langsung dimekkah dan
ISLAM DANbberapa
berguru kepada UMATNYA
tokoh pembaru baik berguru
secara langsung maupun
tidak langsung.
● Hasil pemahaman ahmad
dahlan terhadap ajaran islam
melalui kajian yang
dilakukan memberikan
E. PROSES PENDIRIAN
MUHAMMADIAH
Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada 8 Dzulhijjah 1330H atau 18 November 1912 oleh Muhammad
Darwis yang kemudian dikenal dengan Kyai Haji Ahmad Dahlan. Dilansir dari situs resmi Muhammadiyah, setelah Kyai
Haji Ahmad Dahlan menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci, beliau mulai menyampaikan benih pembaruan di Tanah Air.
Gagasan pembaruan itu diperoleh Kyai Haji Ahmad Dahlan setelah berguru kepada ulama-ulama Indonesia yang bermukim
di Mekkah. Melihat keadaan ummat Islam pada waktu itu dalam keadaan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat
mistik, Kyai Haji Ahmda Dahlan tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya
berdasarkan Qur'an dan Hadist. Oleh karena itu beliau memberikan pengertian keagamaan dirumahnya ditengah
kesibukannya sebagai Khatib dan para pedagang. Baca juga: Sejarah Hagia Sophia
Awalnya ajaran ini ditolak, namun berkat ketekunan dan kesabarannya, akhirnya mendapat sambutan dari keluarga dan
teman dekatnya. Profesinya sebagai pedagang sangat mendukung, sehingga dalam waktu singkat ajakannya menyebar ke
luar kampung Kauman bahkan sampai ke luar daerah dan ke luar pulau Jawa
F.MAKSUD DAN TUJUAN
MUHAMMADIYAH
Maksud dan tujuan Muhammadiyah adalah
menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Sementara itu, Muhammadiyah merupakan
gerakan Islam dakwah amar ma’ruf nahi
munkar dan tajdid (pembaruan tentang pokok
ajaran Islam) yang bersumber pada al-Qur’an dan
as-Sunnah as-Sohihah.
G. PENJELASAN MAKSUD DAN TUUAN
MUHAMADIYAH
● Maksud dan tujuan
Muhammadiyah ialah
menegakkan dan
menjunjung tinggi
Agama Islam sehingga
terwujud masyarakat
Islam yang sebenar-
benarnya (Utama, adil
dan makmur yang
diridhai Allah SWT).
BAB 4

MATAN KEYAKINAN DAN CITA-CITA MUHAMADIYAH


A. CITA-CITA MUHAMMADIYAH
● Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada
rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai kepada Nabi
Muhammad SAW, sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang
masa, dan menjamin kesejahteraan hidup materil dan spiritual, duniawi dan ukhrawi.
● Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan: a) Al Quran, kitab Allah yang
diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW; b) Sunnah Rasul, penjelasan dan pelaksanaan
ajaran-ajaran Al Quran yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW, dengan menggunakan
akal pikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam
B. ISLAM DALAM
KEYAKINAN
Islam adalah agama allah yang di wahyukan kepada para rasul sebagai hidayah dan rahmat allah bagi
umat manusia sepanjang masa, yang menjamin kesejahteraan hidup material dan spritual, duniawi dan
MUHAMMADIYAH ukhrawi .

Dalam kehidupan dunia ini menuu kehidupan di akhirat nanti pada hakikatnya islam yang serba utama itu
benar-benar dapat di rasakan, diamati, ditunjukan, dibuktikan, dan membuahkan rahmat bagi semesta
alam sebagi sebuah manhaj kehidupan (sistem keidupan) apabila sungguh-sungguh secara nyata
diamalkan oleh para pemeluknya

Dengan beragama islam setiap muslim memiliki dasar atau landasan hidup tauhid kepada allah .
Fungsi/peran dalam kehidupan berupa ibadah, dan menjalankan ke khalifaan dan bertujuan untuk meraih
ridho serta karunia allah swt
C.PEMIKIRAN DAN GERAKAN
MUHAMMADIYAH DALAM
BIDANG AKIDAH, IBADAH,
Pemikiran Muhammadiyah Dalam Bidang Aqidah
AKHLAQ, DAN MUAMALAH
Aqidah Islam menurut Muhammadiyah dirumukan sebagai konsekuensi logis dari gerakannya. Formulasi aqidah yan
dirumuskan dengan merujuk langsung kepada sumber utama ajaran Islam itu disebut ‘aqidah shahihah’, yang menolak

DUNYAHWIAH
sebagai bentuk campur tangan pemikiran teologis

Pemikiran Muhammadiyah Dalam Bidang Akhlak


Mengingat pentingnya akhlak dalam kaitannya dengan keimanan seseorang, maka Muhammadiyah sebagai gerakan Islam
juga dengan tegas menempatkan akhlak sebagai salah satu sendi dasar sikap keberagamannya

Pemikiran Muhammadiyah Dalam Bidang Muamalah Duniawiyah


Dari segi bahasa muamalat berarti berbagai macam amalan keduniaan. Sementara kalau dilihat dari segi istilah mengandung
pengertian tata aturan ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia dengan benda
BAB 5
KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH
A. HAKIKAT
MUHAMMADIYAH
● Terminologi hakikat
Muhammadiyah
sendiri pada aslinya
diambil dari berbagai
macam bentuk riwayat
yang dimana
memperkenalkan
sebuah hakikat nur
Muhammadiyah yang
mengjadi entitas
B. DASAR AMAL USAHA
MUHAMADIYAH
1. hidup manusia harus berdasar tauhid ibadah,
dan taat kepada Allah.
2. Hidup manusia bermasyarakat.
3. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama
islam dalam masyarakat adalah kewajiban
sebagai ibadah kepada Allah dan ikhsan
kepada kemanusiaan.
4. Ittiba' kepada langkah dan perjuangan Nabi
Muhammad SAW.
5. Melancarkan amal usaha dan perjuangannya
dengan ketertiban organisasi.
C. PEDOMAN AMAL USAHA
DAN PERJUANGAN
Memiliki dasar prinsif terebut diatas, maka pada

MUHAMMADIYAH
apapun yang diusahakan dan bagaimanapun
cara perjuangan muhammadiyah untuk
mencapai tujuan tunggalnya harus
berpedoman : berpegang teguh akan ajaran
allah dan rasulnya, bergerak membangun
disegenap bidang dan lapangan dengan
menggunakan cara serta menempuh jalan yang
di ridhoi allah
D. SIFAT MUHAMMADIYAH
1. Kepribadian Muhammadiyah itu beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan
2. Memberbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah islamiyyah
3. Lapang dada, luas pandangan dengan memegang teguh ajaran Islam
4. Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan.
5. Mengindahkan segala hukum, undang-undangan, peraturan, serta dasar dan falsafah negara yang sah.
6. Amar ma’ruf nahi mungkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik.
7. Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud ishlah dan pembangunan, sesuai dengan ajaran Islam.
8. Kerjasama dengan semua golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan agama Islam serta
membela kepentingan
9. Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun negara untuk mencapai
masyarakat adil dan makmur yang diridhai Allah SWT.
10. Bersifat adil serta korektif ke dalam dan keluar dengan bijaksana
E. MUHAMMADIYAH AWAL
DAN MASA KINI
Pada masa awal dari banyak sumber yang autentik , kiai dahlan dan kawan-kawan meletakkan dasar gerakan
muhamadiyah sungguh koko. Muhammadiyah ingin menyebar luaskan dan memajukan ajaran islam serta
kehidupan umat dan bangsa sebagi mana forulasi pada statuten muhammadiyah tahun 1912 tentang tujuan.
Kiai dahlan meluruskan arah kiblat dan mengajak umat untuk tidak mengeramatkan kuburan, tetapi pada saat yang
sama mengajak untuk berfikiran maju, berakhlaq mulia , dan melakukan amalan-amalan islam untuk
kemauan umat.
Dalam pandangan sekilas tampak sekali perbedaan dengan gerakan- gerakan islam yang hanya menekankan pada
pemahaman dan praktik islam yang serba tekstual, pasial, dan menekankan hal_hal ubudiah makhdhah
belaka.
Lebih berbeda dengan gerakan gerakan islam yang sekedar bergerak dalam takblik terbatas tertentu sekaligus
mengesankan anti kemajuan karna setiap kemajuan dipandang bidah

Anda mungkin juga menyukai