Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KITAB MASAIL DALAM HIMPUNAN PUTUSAN TARJIH


MUHAMMADIYAH

KELOMPOK 8

HAIRIAH (219190112)

MUHAMMAD ASWAR SULTAN (219190079)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PARE-PARE

TAHUN AJARAN 2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah swt.tak lupa kami haturkan Atas rahmat yang
diberikan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan mkalah tentang KITAB
MASAIL ini.makalah ini kami susun degan tujuan untuk membantu bapak/ibuk
saudara dapat lebih mudah memahami tentang pengertian dan kedudukan serta isi
dari Masail Khamsah.dan kami juga berharap makalah ini bisa bermanfaat untuk
kita semua.
Kepada semua pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung telah
membantu kami demi menyelesaikan penyusunan makalah ini kami ucapkan
banyak terima kasih yang sebesar besarnya.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam makalah ini baik
dari struktur penulisan kata ataupun yang lainnya,maka dari itu kami senantiasa
terbuka untuk meneima saran dan kritik dari pembaca demi memperbaiki makalah
ini.

Pare-pare 9 juni 2022

penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………....

DAFTAR ISI………………………………………………………………….......

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...

A. Latar Belakang……………………………………………………………

B. Rumusan Masalah………………………………………………………..

C. Tujuan…………………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………

A. Arti dan Kedudukan Kitab Masail………………………………………..

B. Isi Kitab Masail…………………………………………………………...

BAB III PENUTUP………………………………………………………………

A. Kesimpulsn……………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….....
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masail Khamsah atau masalah-masalah lima adalah konsep dasar


mengenai paham agama dalam muhammadiyah.karena terkait masalah
dasar Masail Khamsah sering disebut juga mabadi’ Khamsah.Rumusan
resmi mengenai Masalah Lima tetuang dalam buku Himpunan Putusan
Tarjih (HPT) Muhammadiyah dengan judul Kitab Masalah Lima (Kitab Al-
Masa’il Al-Khamsah) (PP Muhammadiyah Majelis Tarjih,Tt: 275-278).
Masail Khamsah merupakan ideologi Muhammadiyah dalam bidang
keagamaan.secara historis Masail Khamsah diputuskan dalam Mu’tamar
Khususu Tarjih Muhammadiyah di Yogyakarta yang diadakan di Gedung
Mu’alimat Muhammadiyah pada tanggal 29 Desember 1954-3 Januari 1955
(PP Muhammadiyah Majelis Tarjih.,Tt: 373).

B. Rumusan Masalah

1. Apakah Arti dan Bagaimana Kedudukan Masail Khamsah?


2. Apakah Isi dari Masail Khamsah?

C. Tujuan

1. Mengetahui Arti dan Kedudukan Masail Khamsah


2. Mengetahui dan Memahami Isi Masail Khamsah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Arti dan Kedudukan Kitab Masail

Masail Khamsah atau masalah-masalah lima adalah konsep dasar


mengenai paham agama dalam muhammadiyah.karena terkait masalah
dasar Masail Khamsah sering disebut juga mabadi’ Khamsah.Rumusan
resmi mengenai Masalah Lima tetuang dalam buku Himpunan Putusan
Tarjih (HPT) Muhammadiyah dengan judul Kitab Masalah Lima (Kitab
Al-Masa’il Al-Khamsah) (PP Muhammadiyah Majelis Tarjih,Tt: 275-
278).
Masail Khamsah merupakan ideologi Muhammadiyah dalam bidang
keagamaan.secara historis Masail Khamsah diputuskan dalam Mu’tamar
Khusus (muktamar yang diadakan sewaktu-waktu untuk membahas
masalah-masalah khusu) Tarjih Muhammadiyah di Yogyakarta yang
diadakan di Gedung Mu’alimat Muhammadiyah pada tanggal 29
Desember 1954-3 Januari 1955 (PP Muhammadiyah Majelis Tarjih.,Tt:
373).
Hasil muktamar khusus ini baru ditanfidz pada tahun 1964 (Asjmuni
Abdurrahman, 2007: 11), setelah disempurnakan dan direvisi seperlunya.
Sebelum diputuskan menjadi ideologi keagamaan Muhammadiyah, sejak
tahuun 1935, Hoofdbestuur (pimpinan pusat) Muhammadiyah telah
mengirim surat surat resmi kepada para ulama Muhammadiyah di
seluruh wilayah Muhammadiyah di Indonesia agar menelaah konsep
Masail Khamsah dengan mengacu kepada Al- Qur’an,Hadits dan akal
pikiran yang bersih. Setelah kurang lebih 19 tahun, Muktamar khusus
untuk membahas dan merumuskan Masalah Lima tersebut baru dapat
diselenggarakan pada tanggal 29 Desember 1954-3 Januari
1955.Lamanya waktu untuk membahas mengenai Masail Khamsah
disebabkan karena kondisi negara kita yang sedang focus menghadapi
penjajahan Jepang dan perang kemerdekaan (Asmuji Abdurrahman,
2007:11 dan 23).
Jika dibaca secara cermat surat Hoofdbestuur (pimpinan pusat)
Muhammadiyah yang dikirim kepada para ulama di seluruh wilayah
Muhammadiyah di Indonesia tentang Masail Khamsah yang dimuat oleh
suara Muhammadiyah No. 1 Shafar tahun 1357 (April 1938)
mengindikasikan bahwa saat itu Muhammadiyah belum dapat
meletakkan dan menghubungkan serta merasionalisasikan tentang lima
masalah, yaitu agam, dunia, ibadah, sabibullah, dan ijtihad. Banyak pihak
yang mengingatkan muhammadiyah agar tidak menambah agama karena
agama sudah sempurna (Qs: Al-maidah: 3), tetapi banyak juga pihak
yang mendorong muhammadiyah agar mengembangkan amal dunia
karena ada anjuran dari nabi Saw agar muhammadiyah mengusahakan
amal namun tidak boleh di anjurkan sebab bukan ibadah (Al-bayyinah: 5)
(Asjmani Abdurrahman, 2007: 52-55). Untuk menjawabnya persoalan
inilah muhammadiyah merasa terpanggil untuk merumuskan masalah
lima.
Rumusan otentik tentang pemikiran agama dalam muhammadiyah
sesungguhnya tidak dalam kita masalah lima saja,tetapi juga dalam
sumber2 lain yang diputuskan secara formal oleh muhammadiyah. Adapun
pemikiran2 formal dalam muhammadiyah antara lain dapat di rujuk pada
berbagai kputusan majelis tarjih, lebih khusus lagi hasil muktamar atau
munas tarjih.
B. Isi Masa’il khamsah

Al Masailul Khamsah (masalah lima) disebut juga al Mabadi ul


Khamsah (prinsip yang lima) adalah salah satu keputusan Majlis Tarjih
yang menjelaskan pengertian agama, dunia, ibadah, sabilillah dan qiyas.
Masalah lima ini sudah mulai dibicarakan sejak tahun 1930 an. Tapi
perumusannya batu diselenggarakan tahun 1954/1955 dalam Muktamar
Khusus Majlis Tarjih di Jogyakarta.
1. Agama
Masalah pertama yg dibahs dalam masail khasah adalah masalah
agama. Menurut muhammadiyah, agama adalah agama islam yg
dibawa oleh para nabi dan Nabi Muhammad Sawyg bersumber dari Al-
Quran dan As- Sunnah yang otentik dengan perintah dan larangan serta
petunjuk2 untk kebaikan manusia. Adapun rumusan masalah agama
dalam muhammadiyah adalah

Agama (ad Din) ialah apa yang disyariatkan Allah dengan


perantaraan nabi- nabi Nya berupa perintah dan larangan serta
petunjuk untuk kebaikan manusia di dunia dan di akhirat. (HPT)

Disitu ada 4 hal :

1. Syari’at Allah
2. Dibawa oleh para nabi
3. Berisi perintah, larangan dan petunjuk
4. Sebagai sarana menuju kemaslahatan dunia dan akhirat.

Dalam MKCHM ditegaskan bahwa Islam adalah adalah agama


yang diturunkan Allah sejak nabi Adam as sampai nabi Muhammad
saw. (Jadi bukan saja agama yang diturunkan kepada nabi
Muhammad saw.
Agama (ad Dinul Islami) yang dibawa oleh nabi Muhammad saw
ialah apa yang diturunkan Allah dalam al Qur an dan yang tersebut
dalam Sunnah yang maqbulah berupa perintah dan larangan serta
petunjuk untuk kebaikan manusia di dunia dan di akhirat.

Disini ada 5 hal :

1. Syari’at Allah
2. Dibawa oleh para nabi Muhammad saw
3. Yang tertera dalam al Qur an dan Sunnah Maqbulah (sunnah
yg diterima)
4. Berisi perintah, larangan dan petunjuk
5. sebagai sarana menuju kemaslahatan dunia dan akhirat.

Yang dimaksud dengan “agama” disini ialah Islam.


Ini sesuai dengan al Qur an surat Ali Imran 19 dan 85:
Yang artinya:
Sesungguhnya agama yang diakui disisi Allah adalah Islam.
Surat Ali Imran (19)
Siapa yang mencari agama selain Islam, maka tidak akan
diterima, dan dia diakhirat termasuk orang yang rugi. Surat Ali
Imran 85

Dan juga tersebut dalam surat as Syura 12 :

Dia Allah telah mensyariatkan kepadamu tentang agama


yang telah wasiatkan kepada Nuh dan yang telah kami wahyukan
kepada mu (Muhammad) dan yang telah kami wasiatkan kepada
Ibrahim, Musa dan Isa yaitu tegakkanlah agama dan janganlah
kamu bercerai berai padanya. Amat berat bagi orang-orang
musyrik agama yang kamu serukan kepada mereka. Allah menarik
kepada agama itu orang yang dikehendakiNya dan memberi
petunjuk kepadanya orang-orang yang kembali kepada Nya
2. Dunia

Dunia, yang dimaksud dengan urusan dunia dalam hadits nabi


“kamu lebih tahu urusan duniamu” ialah urusan yang tidak diutus
nabi-nabi untuk itu.

Walaupun dibedakan rumusan agama dan dunia, tapi bukan


berarti bahwa Muhammadiyah itu sekuler. Pembedaan itu hanya
sekedar untuk mempertajam pengertian.

Urusan dunia dapat dibagi 2 :


a. Yang sama sekali diatur oleh Islam, seperti cara bercocok
tanam, membangun rumah, dll.
b. Yang diatur sebagiannya oleh Islam, seperti cara makan,
minum, berpakaian, dll.
3. Ibadah
Ibadah ialah bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah dengan
jalan mentaati segala perintah Nya, menjauhi larangan Nya dan
mengamalkan segala di inginkannya (diizinkannya).

Dan ibadah itu terbagi dua yaitu ammah (umum) dan khasshah
(khusus)
Ibadah ammah (umum) ialah segala amal yang di
izinkan Allah.

Ibadah khassah (khusus) ialah yang telah dibatasi Allah


dengan bagian- bagiannya, keadaan dan tata caranya yang tertentu.

Menambah atau mengurangi ibadah khusus itulah yang disebut


bid’ah, dan bid’ah itu sesat.
Bid’ah ialah meng ada-ada atau menambah-nambah ibadah
khusus seperti shalat, haji, dll.

Ibadah umum juga segala kegiatan hidup manusia yang


dibolehkan Allah, yang gunanya menopang ibadah khusus,
seperti bekerja, makan, minum, tidur, dll.
Tanpa semua yang diatas, kita tidak bisa melakukan shalat, dll
Kalau demikian, maka cocoklah firman Allah swt dalam surat az
Zariyat 56 : Tidak aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk
menyembahku.
Karena seluruh hidup kita adalah ibadah.
4. Sabilillah
Sabil artinya jalan. Jadi sabilillah artinya jalan
Allah. Dalam qarar (keputusan) majlis Tarjih
pengertinya ialah :

Sabillah ialah jalan yang menyampaikan perbuatan seseorang


kepada keridhaan Allah, berupa segala amal yang di izinkan Allah
untuk meninggikan kalimatnya (agamanya) dan melaksanakan
hukum- hukumnya.

Dari pengertian itu ada


beberapa unsur :
1. berupa amalan yang di izinkan Allah
2. jalan yang menyampaikan kepada keridhaan Allah.
3. tujuannya untuk meninggikan (memuliakan) kalimat
(agama) Allah
dan melaksanakan hukum
Allah.
Disini ditegaskan bahwa sabillah adalah semua kegiatan untuk
mencari ridha Allah, jadi bukan hanya khusus jihad atau berperang.
Karena memang pengertian jihad bukan hanya perang, tapi dalam
pengertian yang lebih luas, termasuk jihad dengan harta dan jiwa.
Jihad melalui pendidikan, dakwah, memakmurkan mesjid, dll.

Tapi sabilillah dalam al Qur an dihubungkan dengan jihad atau


berperang. Ini tertera dalam surat at Taubah 81 :
Orang-orang yang ditinggalkan (Tidak ikut perang) itu, merasa
gembira dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah, dan
mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan
Allah dan mereka berkata: "Janganlah kamu berangkat (pergi
berperang) dalam panas terik ini". Katakanlah: "Api neraka
Jahannam itu lebih dahsyat panas(nya)" jika mereka Mengetahui.

5. Qias/ijtihad
1. Setelah persoalan Qiyas dibicarakan dalam tiga (3) kali sidang,
dengan mengadakan tiga kali pemandangan umum dan satu kali
Tanya jawab antara kedua belah pihak.
2. Setelah mengikuti dengan teliti akan jalannya pembicaraan dan
alasan- alasan yang dikemukakan oleh kedua belah pihak, dan dengan
MENGINSAFI bahwa tiap-tiap keputusan yang diambil olehnya itu
hanya sekedar mentarjihkan diantara pendapat-pendapat yang ada,
tidak berarti menyalahkan pendapat yang lain.
Memutuskan :
a. Bahwa dasar muthlaq untuk berhukum dalam agama Islam adalah al
Qur an dan al Hadits.
b. Bahwa dimana perlu dalam menghadapi soal-soal yang telah terjadi dan
sangat dihajatkan untuk diamalkan, mengenai hal-hal yang tidak
bersangkutan dengan ibadah mahdhah, pada hal untuk alasan atasnya
tiada terdapat nash sharih didalam al Qur an atau Sunnah shahihah,
maka dipergunakan alasan dengan jalan ijtihad dan istinbath dari nash-
nash yang ada melalui persamaan illat, sebagaimana telah dilakukan
oleh ulama-ulama Salaf dan Khalaf.

Qiyas ialah ijtihad dalam menetapkan hukum suatu masalah yang


belum ada ketentuan hukumnya dengan menyamakan hokum kepada
suatu masalah yang telah ada hukumnya berdasarkan nash, karena ada
persamaan illah antara kedua hukum itu.
Contoh : Mengharamkan narkoba karena di qiyaskan kepada
khamar, karena persamaan illahnya yaitu sama-sama menghilangkan
akal, atau memabukkan. (Surat al Baqarah 219 dan al Maidah 90).
Contoh lain: Dalam pengangkatan khalifah pengganti Nabi, para
sahabat mengqiyaskannya dengan penunjukan Abu Bakar menjadi
imam shalat waktu masih hidup.
Nu’man bin Tsabit (Abu Hanifah) adalah ulama mazhab yang paling
banyak menggunakan qiyas, karena beliau tidak banyak menerima hadits
disebabkan tinggal di Irak. Ini berbeda dengan Imam Maliki yang tinggal
di Madinah yang banyak menggunakan hadits.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas kita dapat mengetahui bahwa Masail


Khamsah merupakan ideology Muhammadiyah dalam bidang
keagamaan yang dimana masail khamsah sendiri terdiri dari rumusan
dunia,ibadah,agama,sabilullah dan Qiyas/ijtihad,kami menyimpulkan
bahwa dalam bidang keagamaan Muhammadiyah memilki
pandangan/pemikian yang berlandaskan pada lima hal yaitu
agam,ibadah,dunia,sabilullah dan Qiyas/ijtihad.
DAFTAR PUSTAKA

haji supriadi hasan basri.2014.al masailul khamsah.


http://hajisufriadi.blogspot.co.id/2014/06/al-masailul-khamsah.html.21
November 2017.
Haji Falahuddin.2015.Kuliah Kemuhammadiyahan.Mataram:Lembaga
Pengkajian dan Pengamalan Islam

Anda mungkin juga menyukai