Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEMUHAMMADIYAHAN

MUKAQADDIMAH ANGGARAN DASAR RUMAH TANGGA


MUHAMMADIYAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kemuhammadiyahan

Dosen Pengampu: Abdul Aziz Hasan S.Pd.,M.Pd.I.

Disusun Oleh:

NAMA ANGGOTA : 1. YOGYA FAHMI SAPUTRA (20223010006)

2. KADEK RENITA YULIA DEWI (20223010017)

3. NAUFAL EDO PRIHANANTYO (20223010027)

KELAS/SEMESTER : A/I

TEKNIK ELEKTROMEDIS

VOKASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2021-2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “MUKAQADDIMAH
ANGGARAN DASAR RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH” dapat kami selesaikan
dengan baik. Tim penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca tentang Mukaqaddimah Anggaran Dasar Rumah Tangga Muhammadiyah. Begitu
pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada kami sehingga
makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun
melalui media internet.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada kedua
orang tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi bagi kami, dosen pengampu kami,
Bapak Abdul Aziz Hasan S.Pd.,M.Pd.I., dan juga kepada teman-teman seperjuangan yang
membantu kami dalam berbagai hal. Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah
SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran yang
membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun
adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf. Tim
penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya
makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1


1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………………….1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Penyusunan Anggaran Dasar Muhammadiyah 2


2.2 Mukaqaddimah Anggaran Dasar 2
2.3 Identitas dan Asas Muhammadiyah…………………………….…………………………..6

2.4 Keanggotaan Muhammadiyah…………………………….………………………………..7

2.5 Keorganisasian Muhammadiyah………………………..………………………………….7

2.6 Kontekstualisasi Nilai-Nilai Mukaqadimmah Anggaran Dasar……………………………9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………..11

3.2 Saran……………….……………………………………………………………………...11

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Muqaddimah anggaran dasar muhammadiyah merupakan ideologi muhammadiyah yang
memberikan gambaran mengenai pandangan muhammadiyah mengenai kehidupan manusia,
cita-cita yang ingin diwujudkan, serts cara yang dipergunakan untuk mewujudkan cita-cita
tersebut. Pada dasarnya anggaran dasar Muhammadiyah adalah suatu kesimpulan dari
perintah dan ajaran Al-Qur’an dan As-Sunah 15 tentang pengabdian dan manusia kepada
Allah SWT. Amal dan perjuangan bagi setiap umat muslim yang sadar akan kedudukannya
selaku hamba dan khalifah di muka bumi.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana sejarah penyusunan anggaran dasar Muhammadiyah?
1.2.2 Apa isi mukaqaddimah anggaran dasar?
1.2.3 Apa identitas dan asas Muhammadiyah?
1.2.4 Bagaimana keanggotaan Muhammadiyah?
1.2.5 Bagaimana keorganisasian Muhammadiyah?
1.2.6 Apa kontekstualisasi nilai-nilai mukaqadimmah anggaran dasar?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui apa itu mukaqaddimah anggaran dasar Muhammadiyah.
1.3.2 Mengetahui identitas, asas, keanggotaan, serta keorganisasian Muhammadiyah.
1.3.3 Mengetahui kontekstualisasi nilai-nilai mukaqadimmah anggaran dasar.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Penyusunan Anggaran Dasar Muhammadiyah


Ki Bagus Hadiksumo selaku ketua besar Muhammadiyah tahun 1942-1932 dengan
bantuan beberapa sahabatnya, berhasil membuat Mukaqaddimah Anggaran Dasar Rumah
Tangga Muhammadiyah. Konsep muqaddimah anggaran dasar di bahas dalam muktamar
darurat tahun 1946 di Yogyakarta. Rumusan ini diajukan dan dibahas kembali dalam
muktamar ke 31 tahun 1950 di yokyakarta untuk mendapan pengesahan dari forum
muktamar.

Dalam sebuah forum, HAMKA juga membawa konsep sehingga Muktamar belum bisa
mengesahkan dikeranakan masih ada beberapa kebingungan dalam pemilihan konsep. Pada
akhirnya Muktamar merekomendasikan untuk memasukkan permasalahan ini dalam sidang
tawir pada tahun 1951. Dalam tanwir konsep dari Ki Bagus Hadikusumo yang dapat di
terima dengan catatan penyempurnaan redaksional, sehingga di bentuklah tim penyempurna
yang terdiri dari HAMKA, Mr. Kasman Singodimetjo, KH. Farid Ma’ruf dan Zein Djambek.

Latar belakang disusunya muqaddimah anggaran dasar oleh Ki Bagus Haidiksumo dan
kawan-kawannya:
1) Karena adanya kekaburun dalam Muhammadiyah sebagai akibat proses kehidupannya
sesudah lebih dari 30 tahun yang ditandai oleh belum adanya rumusan kehidupan formal
tentang dasar dan cita-cita perjuangan Muhammadiyah.
2) Adanya kecendrungan kehidupan rohani keluarga muhammadiyah yang menampakkan
gejala menurun sebagai akibat terlalu berat mengejar kehidupan duniawi.
3) Semakin kuatnya berbagai pengaruh alam pikiran dari luar yang langsung atau tidak
langsung berhadapan dengan faham dan keyakinan hidup Muhammadiyah.
4) Dorongan disusunya pembukaan Undang-undang Dasar RI tahun 1945.

2.2 Mukaqaddimah Anggaran Dasar


Muqaddimah anggaran dasar muhammadiyah memiliki 7 pokok pikiran.
2.2.1 Pokok Pikiran Pertama
1. Ajaran Tauhid Ajaran merupakan inti atau esensi ajaran Islam yang tetap atau tidak
berubah-ubah, sejak agama Islam pertama sampai yang terakhir. Firman Allah (QS:
Al-Anbiya’24). Kepercayaan Tauhid mempunyai 3 aspek:
a. Kepercayaan dan keyakinan bahwa hanya Allah yang kuasa menciptakan,
memelihara,mengatur dan menguasai alam semesta (QS: Al-A’raf-54).
b. Kepercayaan dan keyakinan bahwa hanya Allah tuhan yang hak (QS:
Muhammad19).
c. Kepercayaan dan keyakinan bahwa hanya Allah yang berhak dan wajib
dihambai (disembah) (QS: Al-Isra’:23).
2. Kepercayaan Tauhid membentuk 2 kepercayaan kesadaran yaitu percaya akan
adanya hari akhir, dimana manusia akan mempertanggung jawabkan hidupnya di
dunia dan sadar bahwa hidup manusia di dunia ini semata-mata untuk amal sholeh.
3. Dengan melaksanakan dasar tersebut dalam hidup dan kehidupannya, manusia akan
dapat menemukan dirinya pada kehidupan yang sebenarnya, sesuai dengan tujuan
Allah menciptakan manusia.
4. Dengan melaksanakan dasar tersebut dalam hidup dan kehidupannya, manusia akan
dapat mempertahakan kemuliaan dirinya, tetap menjadi makhluk termulia. (QS: At-
Tin:4).
5. Dengan melaksanakan dasar tersebut dalam hidup dan kehidupannya, manusia akan
menjadikan seluruh hidup dan kehidupannya semata-mata untuk beribadah kepada
Allah (beramal saleh) guna mendapatkan kridhaannya (QS: Az-Zariyat:56)
6. Ibadah ialah taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah, dengan menta’ati
perintahnya, menjauhi larangannya dan mengamalkan yang diizinkannya. Ibadah
tebagi kepada dua: umum dan khusus.
7. Manusia hidup memiliki kesanggupan untuk mengemban amanah Allah. yang mana
amanah dari tanggungan dan kewajiban manusia ialah menjadi khalifah (pengganti)
Allah di bumi, tugasnya membuat kemakmuran di bumi dengan memelihara
menjaga ketertibannya.
8. Amal ibadah yang wajib ditunaikan itu tidak saja yang bersifat khusus seperti
sholat, puasa tetapi juga sifatnya berbuat ishlah dan ihsan kepada manusia dan
masyarakat dengan berjuang untuk kebahagiaan dan kesejahteraan manusia dan
masyarakat.
9. Bagi dan dalam Muhammadiyah, amal ibadah yang bersifat kemasyarakatan ialah
berjuang untuk kebaikan, kebahagiaan dan kesejahteraan manusia/masyarakat inilah
yang di laksanakan sebagai kelengkapan amal Ibadah pribadi yang langsung kepada
Allah.
10. Paham dan pandangan hidup yang berasaskan ajaran Islam yang murni yang
pokoknya adalah ajaran Tauhid tidak bisa lain daripada membentuk tujuan
hidupnya di dunia untuk mewujudkan masyarakat yang baik, masyarakat islam
yang sebenar-benarnya.

2.2.2 Pokok Pikiran Kedua


“Hidup manusia itu bermasyarakat”, pokok pikiran ini mengandung tiga hal:
1. Bagi muhammadiyah yang bermaksud memakmurkan dunia memandang manusia
dengan kehidupannya adalah merupakan obyek pokok dalam hidup pengabdiannya
kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa.
2. Manusia adalah makhluk Allah yang berpribadi, dengan mempelajari sifat dan
susunan hidup manusia di muka bumi, nyatalah bahwa manusia itu bagaimanapun
sempurna pribadinya tidaklah dapat hidup sendiri.
3. Hidup bermasyarakat adalah satu ketentuan dan adalah untuk memberi nilai yang
sebenarbenarnya bagi kehidupan manusia. Maka pribadi dan ketertiban hidup
bersama adalah unsur pokok dalam membentuk dan mewujudkan masyarakat yang
baik, bahagia dan sejahtera.

2.2.3 Pokok Pikiran Ketiga


Poin ketiga yaitu hanya hukum Allah yang sebenar-benarnyalah satu-satunya yang
dapat dijadikan sendi untuk membentuk pribadi yang utama dan mengatur ketertiban
hidup bersama (masyarakat) dalam menuju hidup bahagia dan sejahtera yang hakiki di
dunia dan 18 akhirat. Pokok pikiran ini mengandung pengertian bahwa pendirian
tersebut lahir dan kemudian menjadi keyakinan yang kokoh kuat adalah hasil setelah
mengkaji, mempelajari dan memahami ajaran Islam dalam arti dan sifat yang
sebenarnya.
Agama Islam mengandung ajaran-ajaran yang sempurna dan penuh kebenaran
merupakan petunjuk dan rahmat Allah kepada manusia untuk mendapatkan
kebahagiaan hidup yang hakiki di dunia dan akhirat. Agama Islam yang telah
disyari’atkan Allah dengan perantaraan Nabi-Nabi berupa perintah-perintah dan
larangan serta petunjuk-petunjuk dan larangan serta petunjuk-petunjuk untuk
hambanya di dunia dan akhirat berdasar pada hukum/ajaran Islam yaitu al-Qur’an dan
sunnah (hadis). Ajaran islam itu tidak hanya mengenai soal-soal perseorangan, tetapi
mencakupseluruh aspek kehidupan manusia, baik kehidupan aspek perseorangan
maupun kehidupan kolektif seperti ibadah, akhlak, pendidikan, sosial, ilmu
pengetahuan, ekonomi dan lainnya. Muhammadiyah dalam memahami atau istinbath
hukum agama ialah kembali Kepada Al-Qur’an dan sunnah dengan memakai cara
tarjih.

2.2.4 Pokok Pikiran Keempat


Pokok pikiran keempat yaitu “berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi
agama Islam untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Adalah
wajib untuk beribadah kepada Allah dan berbuat Ihsan dan islah kepada manusia atau
masyarakat”.
Perjuangan demikian itu dicetuskan oleh dua faktor:
a) Faktor Subyektif (yakni kesadaran akan kewajiban Kepada Allah, berbuat ihsan
dan ishlah kepada manusia/masyarakat; dan paham akan ajaran-ajaran Islam yang
sebenar-benarnya dengan keyakinan akan keutamaan dan tepatnya untuk send i
dan mengatur hidup dan kehidupan manusia/masyarakat).
b) Faktor Obyektif. Rusaknya masyarakat Islam Khsusnya dan masyarakat umumnya
sebab meninggalkan atau menyeleweng dari ajaran. Ajaran Islam baik karena
tidak mengetahui, salah atau kurang memahami ajaran islam yang benar, ataupun
karena adanya usaha dari luar yang berusaha mengalahkan Islam, dengan ajaran
lain.

2.2.5 Pokok Pikiran Kelima


Pokok pikiran kelima yaitu “perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi
agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, hanyalah
akan dapat berhasil dengan mengikuti jejak (ittiba’) perjuangan para nabi terutama
perjuangan nabi Muhammad saw”. Pokok pikiran ini mengandung pengertian bahwa
kehidupan para nabi terutama kehidupan Rasulullah Muhammad saw merupakan
kehidupan pejuang, dalam menegakkan cita-cita agama yang seharusnya menjadi
contoh yang ideal bagi pejuang Islam (QS: Al-Ahzab:21). Tiap-tiap pejuang dalam
menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam haruslah mempelajari sejarah
perjuangan Nabi terutama perjuangan Nabi Muhammad SAW, sehingga dapat
mengetahui rahasia-rahasia yang menjadi faktor kemenangannya kemudian mencontoh
serta mengikutinya. Sifat pokok perjuangan Nabi terutama perjuangan rasulullah saw
yang wajib kita ikuti ialah selain merupakan Ibadah kepada Allah yaitu dilakukan
dengan jihad (dengan sungguh-sungguh menggunakan segala kekuatan dan
kemampuannya serta pengorbanan secukupnya), ikhlas (semata-mata mengharap
keridhaan Allah) penuh rasa tanggung jawab, penuh kesabaran dan tawakal. Maka,
kiranya persyarikatan yang oleh pendirinya KH. Ahmad Dahlan diberi nama
“MUHAMMADIYAH” untuk bertafaul (pengharapan baik) dapat mencontoh
perjuangan Muhammad Rasulullah saw.

2.2.6 Pokok Pikiran Keenam


Pokok pikiran keenam yaitu, perjuangan mewujudkan pokok pikiran tersebut
hanyalah akan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan berhasil, bila dengan
cara berorganisasi.
Dalam berjuang menghadapi masyarakat, Muhammadiyah membagi
manusia/masyarakat menjadi dua bagian yaitu:
a) Ummat dakwah (yang belum mau menerima ajaran islam). Kewajiban
Muhammadiyah berusaha agar mereka mau menerima kebenaran islam,
setidaknya mau mengerti dan tidak memusihiny.
b) Ummat ijabah (yang telah menerima islam). Kewajiban Muhammadiyah adalah
menjaga dan memelihara agama mereka serta berusaha memurnikan dan
menyempurnakan dalam ilmu dan amalnya.
2.2.7 Pokok Pikiran Ketujuh
Pokok pikiran ketujuh adalah “Seluruh perjuangan diarahkan untuk tercapainya
tujuan hidup, yakni terwujudnyya masyarakat islam yang sebenar-benarnya.
Masyarakat Islam yang sebenar-benarnnya atau termologi al-qur’an dirumuskan
dengan kalimat baldatun toyyibatun wa Robbun Ghofur (Q.S: Assaba’: 15) selain
merupakan kebahagiaan dan kesejahteraan dunia bagi seluruh umat mansia, ia juga
akan menjadi jenjang bagi ummat Islam untuk memasuki pintu surga jannatun na’iim”.
Pokok fikiran ini mengandung pengertian bahwa yang menjadi tujuan dan cita-cita
perjuangan perserikatan Muhammadiya secara mutlak adalah terwujudnya suatu
masayarakat dimana kesejahteraan, kebahagiaan dan keutamaan luas merata.
Masyarakat yang demikian inilah yang diformulir dengan singkat masyarakat islam
yang sebenar-benarnya, masyarakat Islam yang sebenar-benarnya adalah merupakan
rahmat Allah bagi seluruh alam, yang akan menjamin penuhnya: keadilan, persamaan,
keamanan, keselaatan dan kebebasan bagi semua anggotanya, Masyarakat islam yang
sebenar-benarnya itu selain merupakan kebahagiaan di dunia bagi seluruh manusia,
juga menjadi tangga bagi umat islam memasuki pintu gerbang surga jannatun na’iem
untuk mendapatkan keridhoan Allah yang abadi. Insya Allah.

2.3 Identitas dan Asas Muhammadiyah


2.3.1 Identitas Muhammadiyah
Identitas Muhammadiyah ada tiga yakni sebagai gerakan Islam, sebagai Gerakan
Dak’wah, maupun sebagai Gerakan tajdid. Dalam mencapai maksd dan tujuan serta
mewujudkan misi yang ideal tersebut, Muhammadiyah melakukan usaha-usaha yang
bersifat pokok, yang kemudian diwujudkan dalam amal usaha, program, dan kegiatan.
1. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam
Islam telah memberikan inspirasi dan orientasi yang mendasar bagi
pendirinya yakni K.H. Ahmad Dahlan guna mewujudkan cita-cita dan keyakinan
hidupnya. Karena itu, Muhammadiyah yang didirikannya didasarkan pada prinsip-
prinsip ajaran Islam yang terkandung dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah serta
diyakini kebenarannya.
2. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Dak’wah
Karakteristik kedua ini jurtru dikarenakan inspirasi dan pengalaman dari K.H.
Ahmad Dahlan terhadap perintah-pentintah Allah SWT dalam Al-Qur’an. Da’wah
menjadi tanggung jawab moral baik personal maupun kolektif. Muhammadiyah
sebagai organisasi Da’wah menjadikan sasaran da’wahnya bersifat personal dan
klketif, baik internal maupun eksternal umat. Sasaran da’wah yang bersifat
eksternal diajukan pada non-Islam agar mereka dapat memeluk Agama Islam,
sehingga terhindar dari ketersesatan dalam mencapai kebaikan hidup manusia di
dunia dan I akhirat.
3. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Tajdid
Muhammadiyah disebut sebagai Gerakan tajdid (pembaharuan) dikarenakan,
Muhammadiyah selalu melakukan koreksi dan penafsiran ulang terhadap berbagai
persoalan pemikiran dan pengamalan yang terkait dengan muamalah keagamaan,
yang disebabkan oleh perubahan situasi dan kondisi serta perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk disesuaikan dengan nilai-nilai Al-Qur’an dan
As-Sunnah serta tidak bertentangan dengan nilai-nilai keduanya.

2.3.2 Asas Muhammadiyah


Asas Muhammadiyah adalah Islam, maksud dari hal tersebut dalah asas ideologi
persyarikatan Muhammadiyah adalah Islam, bukan kapitais serta bukan pula sosialis.
Dewasa ini ideologi yang berkembang di dunia ada tiga dominan, yaitu: kapitalis,
sosialis, dan Islam. Masyarakat yang beridiologi kapitalis di otori oleh Amerika dan
eropa, setelah usai perang dingin menunjukkan eksistensinya yang lebih kuat.
Sedangkan yang beridiologi sosialis di motori oleh Rusia dan China. Khusus Rusia
mengalami depolitisasi pasca perang dingin, dan cenderung melemah posisi daya
tawarnya bagi sekutu-sekutunya. Sementara masyarakat yang beridiologi Islam
memang ada kecenderungan menguat namun tidak ada pemimpin yang kuat secara
politis.

2.4 Keanggotaan Muhammadiyah


Keanggotaan Muhammadiyah diatur dalam Pasal 8 dan Pasal 4 Anggaran Dasar
Muhammadiyah. Yakni:
Pasal 8
Anggota serta Hak dan kewajiban
a. Anggota Muhammadiyah terdiri atas:
- Anggota Biasa ialah warga Negara Indonesia beragama Islam.
- Anaggota Luar Biasa ialah orang Islam bukan warna Negara Indonesia.
- Anggota Kehormatan ialah perorangan beragama Islam yang berjasa terhadap
Muhammadiyah dan atau karena kewibawaannya dan keahliannya bersedia
membantu Muhammadiyah.
b. Hak dan kewajiban serta peraturan lain tentang keanggotaan diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga

Pasal 4
1) Anggota biasa harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Warga Negara Indonesia beragama Islam.
b. Laki-laki atau perempuan berumur 17 tahun atau sudah menikah.
c. Menyetujui maksud dan tujuan Muhammadiyah.
d. Bersedia mendukung dan melakukan usaha-usaha Muhammadiyah.
e. Mendaftarkan diri dan membayar uang pangkal.
2) Anggota luar biasaialah seseorang yang bukan warga negara Indonesia, beragama Islam,
setuju dengan maksud tujuan Muhammadiyah serta bersedia mendukung amal usahanya.
3) Anggota kehormatan.

2.5 Keorganisasian Muhammadiyah


Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 18
November 1912 di Kampung Kuman, Yogyakarta. Muhammadiyah adalah sebuah organiasi
Islam yang berlandaskan Al Qur’an dan As Sunnah. Sebagai sebuah organisasi ada
komponen-komponen yang membentuk Muhammadiyah sehingga bisa berjalan dengan baik
bahkan menjadi besar. Kini Muhammadiyah menjadi satu-satunya organisasi Islam di dunia
yang mempunyai unit usaha dan kekayaan terbesar didunia. Tidak ada organisasi Islam lain
yang mempunyai asset sebessar Muhammadiyah.Kemajuan Muhammadiyah dikarenakan
adanya keteraturan dan kedisiplinan di dalamnya, adanya pengorganisasian yang jelas dan
kuat sehingga Muhammadiyah bisa berkembang sedemikian besar.
Pengertian organisasi secara sederhana adalah sebuah wadah atau tempat berkumpulnya
sekelompok orang untuk bekerjasama secara rasional dan sistematis, terkendali, dan
terpimpin untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan memanfaatkan sumber daya yang
ada. Dapat disimpulkan organisasi mempunyai unsur-unsur berikut:
1. Sekelompok Orang
2. Satu tujuan yang sama atau tertentu
3. Adanya Kerjasama
4. Ada struktur organisasi
5. Pembagian tugas dan wewenang Muhammadiyah adalah sebuah organisasi yang
sempurna secara kelengkapanya.
Organisasi dalam Islam juga diperintahkan untuk dilakukan seperti tercantum dalam Al-
Qur’an surat Ash Shaff ayat 4:
ٌ َ‫صفًّا َكَأنَّهُ ْم بُ ْني‬
ٌ‫ان َمرْ صُوص‬ َ ‫ِإ َّن هَّللا َ ي ُِحبُّ الَّ ِذينَ يُقَاتِلُونَ فِي َسبِيلِ ِه‬
Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan’Nya dalam barisan yang
teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.
Dari ayat di atas pula kitab isa pahami bahwa Allah SWT menyukai hal-hal yang teratur,
rapi, kuat, dan kuat sebagaimana alam semesta ini yang tak terhingga luas dan isinya namun
semua berjalan dengan amat sangat teratur sehingga memungkinkan manusia hidup di
dalamnya.
Organisasi Muhammadiyah adalah Gerakan Islam yang berlandaskan Al Qur’an dan
Sunnah, melaksanakan dahkwah amar ma’ruf nahi mungkar guna menegakkan serta
menjunjung tinggi Ama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Secara Bahasa kata Muhammadiyah berarti pengikut Muhammad (Nabi Muhammad SAW).
Keorganisasian Muhammadiyah diatur dalam pasal 9 dan 10 Anggaran Dasar
Muhammadiyah.
Pasal 9
Susunan Ornanisasi
Susunan Organsisasi Muhammadyah terdiri atas:
a. Ranting; ialah kesatuan anggota dalam satu tempat atau Kawasan.
b. Cabang; ialah kesatuan ranting dalam satu tempat.
c. Daerah; ialah kesatuan cabang dalam satu kota atau kabupaten.
d. Wilayah; ialah kesatuan daerah dalam satu provinsi.
e. Pusat; ialah kesatuan wilayah dalam negara.

Pasal 10
Penetapan Organisasi
a. Penetapan Wilayah dan Daerah dengan ketentuan luas ingkungannya ditetapkan oleh
Pimpinan Pusat.
b. Penetapan cabang dengan ketentuan luas lingkungannya ditetapkan oleh pimpinan
wilayah.
c. Penetapan ranting dengan ketentuan luas lingkungannya ditetapkan oleh pimpinan
daerah.
d. Dalam hal-hal luar biasa Pimpinan Pusat dapat mengambil ketetapan lain.

2.6 Kontekstualisasi Nilai-Nilai Mukaqadimmah Anggaran Dasar


Penelitian yang mengungkapkan tentang urgensi mukadimah khotbah yang sesuai
dengan tema khotbah sampai saat ini belum ada. Pada dasarnya tidak menjadi sebuah
kewajiban dan keharusan bahwa setiap mukadimah khotbah harus selalu sesuai dengan
materi yang disampaikan, namun secara opsional dapat memberikan kesan pertama bagai
jamaah untuk membangun kredibilitas perkataan seorang khathib. Pakaian atau style secara
fisik bisa dibilang pemberi kesan pertama untuk mata jamaah/ mustami’, namun dari segi
keilmuan dan penguasaan materi, dalil dan keilmuan tentang materi yang akan disampaikan
mukadimah khotbah menjadi penting posisinya.

Rustandi berpendapat bahwa mukadimah khotbah penting dalam menyusun naskah


khotbah yang sistematis. Sedangkan Dede Mulkan mengadaptasi tips-tips melakukan public
speaking dari buku Say It Like Shakespeare karangan Thomas Leech bahwa dalam
melakukan public speaking yang baik, menggunakan mukadimah khotbah yang sesuai
dengan tema pembahasan dapat memberikan kesan pertama dari segi kualitas diri
pembicara. Adapun dengan qaulan balīga menurut Wahyu Ilaihi dalam konteks mukadimah
khotbah merupakan kalimat Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), 2010:173. Hendi Rustandi, Retorika Khotbah, (Bandung: Pustaka
Media Pratama, 2016), 105-107. Dede Mulkan, Persiapan Menjadi Juru Dakwah, (materi
disampaikan pada acara Bandung Agamis Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN SGD
Bandung: 2012), 9-11. pembuka yang merepresentasi tema pembahasan yang akan
dibawakan dengan bahasa yang tegas dan tidak bertele-tele dan memiliki kesesuaian bahasa
atau hubungan dengan kalimat-kalimat setelahnya dalam pembahasan.

Sebagai sebuah doktrin ideologi, Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah menjiwai


segala gerak dan usaha Muhammadiyah. Sementara itu landasan dasar organisasi
Muhammadiyah dalam setiap gerak langkahnya adalah Al Qur’an dan Sunnah Rosulullah
SAW.

Berdasar dua landasan gerak ini, Muhammadiyah kemudian bergerak menjalankan


aktifitasnya sehingga tampak dalam masyarakat ciri khas gerakannya. Kedua landasan dasar
tersebut menjadi semacam “buku induk” organisasi yang selalu menjadi rujukan dalam
menentukan kebijakan.

Secara administrasi organisasi, kedua landasan dasar tersebut kemudian menjadi inspirasi
untuk menyusun dokumen-dokumen dasar yang dibutuhkan sebuah organisasi modern yaitu
berupa Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART). Pada awal berdirinya,
AD/ART Muhammadiyah sudah disusun oleh KH. Ahmad Dahlan beserta para murid dan
sejawatnya. AD/ART hanya terdiri dari pasal-pasal dan ayat-ayat sebagai batang tubuh,
belum ada muqaddimah (pembukaan). Dalam AD/ART tersebut hanya termuat hal-hal yang
bersifat “teknis” tentang organisasi Muhammadiyah seperti nama organisasi, lambang,
kedudukan dan lainnya. Selama bertahun-tahun sejak berdirinya para pimpinan dan warga
Muhammadiyah secara organisasi belum mempunyai dokumen yang memuat prinsip-
prinsip, cita-cita serta pemikiran-pemikiran mendasar dari pendirian organisasi
Muhammadiyah.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari hasil pembhasan yang sudah disampaikan, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut, yakni:

1. Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah didirakan oleh ketua pengurus besar


Muhammadiyah 1941 sampai 1953 yakni Ki Bagus h. hadikusuma dengan dibantu oleh
para sahabatnya.
2. Adapun latar belakang dari terbentuknya Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
ini yaitu adanya kekeburukan Muhammadiyah sebagai akibat dari proses kehidupannya
sesusah lebih dari 30 tahun.

3.2 Saran
Saran yang dapat dapat diberikan adalah, dalam membuat sebuah aturan ataupn
keutusan hendaknya berpikir matang-matang serta menggali unformasi agar tidak terjadi
kesalahpahaman maupun kontroversi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Agus Kurniawan dan Firmansyah Firmansyah, 2022. Muqaddimah Anggaran Dasar


Muhammadiyah. Prosiding FAI.
2. Pahmi Fauzi T., 2022. Identitas dan Asas Muhammadiyah. Scribd.

Anda mungkin juga menyukai