Anda di halaman 1dari 19

MUQADDIMAH ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN

RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH

Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Kemuhammadiyaan

Oleh :

KELOMPOK 6

INDAH NIDAYAHNI SIREGAR 2201040050

ISSATUN NISA 2201040048

Dosen Pengampu :

ADEK KHOLIJAH SIREGAR, M. Pd. I

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TAPANULI SELATAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

PADANGSIDIMPUAN

2023

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang
"Muqaddimah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga". Tidak lupa juga
kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Adek Kholijah Siregar, M. Pd. I selaku
dosen pada mata kuliah Kemuhammadiyaan dan semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik
dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena
itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan
juga inspirasi untuk pembaca.

Padangsidimpuan, 12 November 2023

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................................. 1
D. Manfaat ................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3
A. Muqaddimah Anggaran Dasar ............................................................. 3
B. Identitas dan Asas Muhammadiyah ..................................................... 6
C. Keanggotaan Muhammadiyah ............................................................. 8
D. Keorganisasian Muhammadiyah .......................................................... 11
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 14
A. Kesimpulan .......................................................................................... 14
B. Saran ..................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Muhammadiyah adalah suatu persyarikatan yang merupakan “Gerakan
Islam”Maksud geraknya ialah, “Dakwah islam dan amar makruf nahi mungkar”
yang ditujukan kepada dua bidang: perseorangan dan masyarakat. Dakwah dan
amar makruf nahi mungkar pada bidang yang pertama terbagi pada dua golongan :
kepada yang telah islam bersifat pembaharuan (tajdid), yaitu mengembalikan
kepada ajaran- ajaran islam yang asli murni, dan yang kedua kepada yang belum
islam bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk agama islam. Adapun dakwah dan
amar makruf dan nahi mungkar yang kedua, ialah kepada masyarakat, bersifat
perbaikan, bimbinga dan peringatan.
Kesemuanya itu dilaksankan bersama dengan bermusyawarah atas dasar takwa
dan mengharap keridhaan Allah semata. Dengan melaksanakan dakwah dan amar
makruf nahi mungkar dengan caranya masing-masing yang sesuai, Muhammadiyah
menggerakan masyarakat menuju tujuannya, ialah “terwujudnya masyarakat islam
yang sebenar-benarnya.
Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah pada hakikatnya merupakan
ideologi Muhammadiyahan yang merupakan pandangan muhammadiyah mengenai
kehidupan manusia dimuka bumi ini, cita-cita yang ingin diwujudkan dan cara-cara
yang dipergunakan untuk mewujudkan cita- cita tersebut sebagai ideologi,
Muqaddimah Anggaran Dasar menjiwai segala gerak dan usaha muhammadiyah
dan proses penyusunan sistem kerja sama yang dilakukan untuk mewujudkan
tujuannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Muqaddimah Anggaran Dasar ?
2. Bagaimana Identitas dan Asas Muhammadiyah ?
3. Bagaimana Keanggotaan Muhammadiyah ?
4. Bagaimana Keorganisasian Muhammadiyah ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Muqaddimah Anggaran Dasar
2. Untuk mengetahui Identitas dan Asas Muhammadiyah

1
3. Untuk mengetahui Keanggotaan dalam Muhammadiyah
4. Untuk mengetahui Keorganisasian dalam Muhammadiyah
D. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu memberikan pengetahuan
luas tentang bagaimana Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, Identitas
dan Asas Muhammadiyah, Keanggotaan Muhammadiyah serta Keorganisasian
dalam Muhammadiyah.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Muqaddimah Anggaran Dasar
Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah dibuat oleh Ki Bagus
Hadiksumo (ketua pengurus besar Muhammadiyah tahun 1942-1935) dengan
bantuan beberapa sahabatnya. Konsep Muqaddimah Anggaran Dasar dibahas
dalam muktamar darurat tahun 1946 di Yogyakarta. Rumusan ini diajukan dan
dibahas kembali dalam muktamar ke-31 tahun 1950 di Yokyakarta untuk mendapan
pengesahan dari forum muktamar1.
Namun, dalam forum tersebut HAMKA juga membawa konsep sehingga
muktamar belum dapat mengesahkan konsep mana yang dipilih. Akhirnya,
muktamar merekomondasikan untuk dibawa dalam sidang tanwir tahun 1951.
Dalam tanwir konsep dari Ki Bagus Hadikusumo yang dapat diterima dengan
catatan penyempurnaan redaksional, sehingga dibentuklah tim penyempurna yang
terdiri dari HAMKA, Mr. Kasman Singodimetjo, KH. Farid Ma’ruf dan Zein
Djambek2.
Latar belakang disusunnya Muqaddimah Anggaran Dasar oleh Ki Bagus
Haidiksumo dan kawan-kawannya tersebut adalah karena adanya kekaburan dalam
Muhammadiyah sebagai akibat proses kehidupannya sesudah lebih dari 30 tahun
yang ditandai oleh :
1) Belum adanya rumusan kehidupan formal tentang dasar dan cita-cita
perjuangan Muhammadiyah.
2) Adanya kecendrungan kehidupan rohani keluarga Muhammadiyah yang
menampakkan gejala menurun sebagai akibat terlalu berat mengejar
kehidupan duniawi.
3) Semakin kuatnya berbagai pengaruh alam pikiran dari luar yang langsung
atau tidak langsung berhadapan dengan paham dan keyakinan hidup
Muhammadiyah.
4) Dorongan disusunya pembukaan Undang-undang Dasar RI tahun 1945.

1
Darban Adaby Ahmad dan Pasha Kamal Musthafa, (2003), Muhammadiyah Sebagai Gerakan
Islam, Yogyakarta : Media Press. Hlm 56
2
Falahuddin dkk, (2020), Kuliah Kemuhammadiyaan, Lembaga Pengembangan, Pengkajian dan
Pengamalan Islam dan Kemuhammadiyaan, Mataram : LP3IK

3
Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah memiliki 7 pokok pikiran
yaitu, yang pertama adalah hidup manusia harus berdasarkan tauhid mengesakan
Allah, bertuhan, beribadah serta tunduk dan ta’at kepada Allah. Pokok pikiran ini
mengandung beberapa prinsip yaitu :
1. Ajaran tauhid yang merupakan inti/esensi ajaran Islam yang tetap, tidak
berubah-ubah, sejak agama Islam pertama sampai yang terakhir. Firman
Allah (QS: Al-Anbiya’ : 24). Kepercayaan tauhid mempunyai 3 aspek :
a Kepercayaan dan keyakinan bahwa hanya Allah yang kuasa
menciptakan, memelihara, mengatur dan menguasai alam semesta
(QS: Al-A’raf : 54).
b Kepercayaan dan keyakinan bahwa hanya Allah tuhan yang hak (QS:
Muhammad : 19).
c Kepercayaan dan keyakinan bahwa hanya Allah yang berhak dan
wajib dihambai (disembah) (QS: Al-Isra’:23).
2. Kepercayaan tauhid membentuk dua kepercayaan kesadaran yaitu percaya
akan adanya hari akhir, dimana manusia akan mempertanggung jawabkan
hidupnya di dunia dan sadar bahwa hidup manusia di dunia ini semata-
mata untuk amal sholeh.
3. Dengan melaksanakan dasar tersebut dalam hidup dan kehidupannya,
manusia akan dapat menemukan dirinya pada kehidupan yang sebenarnya,
sesuai dengan tujuan Allah menciptakan manusia.
4. Dengan melaksanakan dasar tersebut dalam hidup dan kehidupannya,
manusia akan dapat mempertahakan kemuliaan dirinya, tetap menjadi
makhluk termulia. (QS: At-Tin:4).
5. Dengan melaksanakan dasar tersebut dalam hidup dan kehidupannya,
manusia akan menjadikan seluruh hidup dan kehidupannya semata-mata
untuk beribadah kepada Allah (beramal saleh) guna mendapatkan
kridhaannya (QS: Az-Zariyat:56).
6. Ibadah ialah taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah, dengan menta’ati
perintahnya, menjauhi larangannya dan mengamalkan yang diizinkannya.
Ibadah tebagi kepada dua: umum dan khusus.

4
7. Manusia hidup memiliki kesanggupan untuk mengemban amanah Allah.
yang mana amanah dari tanggungan dan kewajiban manusia ialah menjadi
khalifah (pengganti) Allah di bumi, tugasnya membuat kemakmuran di
bumi dengan memelihara menjaga ketertibannya.
8. Amal ibadah yang wajib ditunaikan itu tidak saja yang bersifat khusus
seperti sholat, puasa tetapi juga sifatnya berbuat ishlah dan ihsan kepada
manusia dan masyarakat dengan berjuang untuk kebahagiaan dan
kesejahteraan manusia dan masyarakat.
9. Bagi dan dalam Muhammadiyah, amal ibadah yang bersifat
kemasyarakatan ialah berjuang untuk kebaikan, kebahagiaan dan
kesejahteraan manusia/masyarakat, inilah yang di laksanakan sebagai
kelengkapan amal ibadah pribadi yang langsung kepada Allah.
10. Paham dan pandangan hidup yang berasaskan ajaran Islam yang murni
yang pokoknya adalah ajaran tauhid tidak bisa lain dari pada membentuk
tujuan hidupnya di dunia untuk mewujudkan masyarakat yang baik,
masyarakat islam yang sebenar-benarnya3.

Poin pokok kedua dalam muqaddimah Muhammadiyah adalah “Hidup


manusia itu bermasyarakat”, pokok pikiran ini mengandung tiga hal :
1) Bagi muhammadiyah yang bermaksud memakmurkan dunia memandang
manusia dengan kehidupannya adalah merupakan obyek pokok dalam
hidup pengabdiannya kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa.
2) Manusia adalah makhluk Allah yang berpribadi, dengan mempelajari sifat
dan susunan hidup manusia di muka bumi, nyatalah bahwa manusia itu
bagaimanapun sempurna pribadinya tidaklah dapat hidup sendiri.
3) Hidup bermasyarakat adalah satu ketentuan dan adalah untuk memberi
nilai yang sebenar-benarnya bagi kehidupan manusia. Maka pribadi dan
ketertiban hidup bersama adalah unsur pokok dalam membentuk dan
mewujudkan masyarakat yang baik, bahagia dan sejahtera.
Poin ketiga yaitu hanya hukum Allah yang sebenar-benarnyalah satu-satunya

3
Muhammadiyah (Organization), 2002, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Muhammadiyah, Universitas Michigan : Pimpinan Pusat Muhammadiyah bekerja sama dengan
Suara Muhammadiyah. Hlm 23

5
yang dapat dijadikan sendi untuk membentuk pribadi yang utama dan mengatur
ketertiban hidup bersama (masyarakat) dalam menuju hidup bahagia dan sejahtera
yang hakiki di dunia dan akhirat. Pokok pikiran ini mengandung pengertian bahwa
pendirian tersebut lahir dan kemudian menjadi keyakinan yang kokoh kuat adalah
hasil setelah mengkaji, mempelajari dan memahami ajaran Islam dalam arti dan
sifat yang sebenarnya.
Pokok pikiran keempat yaitu “berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi
agama Islam untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Adalah
wajib untuk beribadah kepada Allah dan berbuat Ihsan dan islah kepada manusia
atau masyarakat”. Pokok pikiran ini mengandung pengertian sebagai usaha
menjunjung tinggi dan menegakkan agama Islam untuk merealisasi ajaran-
ajarannya guna mendapat keridhaan Allah atau disebut Sabilillah, yang berarti jalan
(media) yang menyampaikan kepada apa yang diridhai Allah dari semua alam yang
diizinkannya, untuk memuliakan agamanya dan melaksanakan hukum-hukumnya.
Pokok pikiran kelima yaitu “perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi
agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, hanyalah
akan dapat berhasil dengan mengikuti jejak (ittiba’) perjuangan para nabi terutama
perjuangan nabi Muhammad saw”. Pokok pikiran ini mengandung pengertian
bahwa kehidupan para nabi terutama kehidupan Rasulullah Muhammad SAW
merupakan kehidupan pejuang, dalam menegakkan cita-cita agama yang
seharusnya menjadi contoh yang ideal bagi pejuang Islam (QS: Al-Ahzab:21).

B. Identitas dan Asas Muhammadiyah


1. Identitas Muhammadiyah
Identitas / hakikat Muhammadiyah adalah gerakan islam, dakwah amar ma’ruf
nahi munkar dan tajdid, bersumber pada Al Qur’an dan Sunnah. Agama yang
dibawa oleh Nabi Muhammad adalah Islam, sedangkan maksud dan tujuannya
adalah menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam. Dalam mencapai maksud
dan tujuan serta mewujudkan misi yang ideal tersebut muhammadiyah melakukan
usaha-usaha yang bersifat pokok, yang kemudian diwujudkan dalam amal usaha,
program dan kegiatan4.

4
Pasya dan Darban (2009), Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, Bandung : Bumi Aksara, hlm.
137

6
Maka secara singkat identitas Muhammadiyah dapat diidentifikasi sebagai
gerakan Islam, Dakwah dan Tajdid, sebagai berikut :
a). Muhammadiyah sebagai gerakan Islam
Islam telah memberikan inspirasi dan orientasi yang mendasar bagi
pendirinya, K.H. Ahmad Dahlan untuk mewujudkan cita-cita dan keyakinan
hidupnya. Karena itu, Muhammadiyah yang didirikannya didasarkan pada
prinsip-prinsip ajaran Islam yang terkandung dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah
serta diyakini kebenarannya. Keyakinan terhadap agama Islam sebagai agama
yang diridhai Allah (QS. Al- Maidah/5:3 atau Ali Imran/3:19).
b). Muhammadiyah sebagai Gerakan Da’wah
Karakteristik kedua dari gerekan Muhammadiyah dikenal sebagai Gerakan
Da’wah, Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Karakteristik kedua ini justru karena
inspirasi dan pengalaman KH. Ahmad Dahlan terhadap perintah-perintah Allah
SWT dalam Al-Qur’an. Da’wah menjadi tanggung jawab moral baik personal
maupun kolektif. Muhammadiyah sebagai otganisasi da’wah menjadikan
sasaran da’wahnya bersifat personal dan kolektif, baik internal maupun
eksternal umat. Sasaran da’wah yang bersifat eksternal diajukan pada non-
Islam agar mereka dapat memeluk agama Islam, sehingga terhindar dari
ketersesatan dalam mencapai kebaikan hidup manusia di dunia dan di akhirat.
c). Muhammadiyah sebagai Gerakan Tajdid
Perserikatan Muhammadiyah disebut sebagai Gerakan Tajdid
(pembaharuan) karena: Muhammadiyah selalu melakukan koreksi dan
penafsiran ulang terhadap berbagai persoalan pemikiran dan pengamalan yang
terkait dengan muamalah keagamaan, yang disebabkan oleh perubahan situasi
dan kondisi serta perkembangan ilmu pengetahuan5.
2. Asas Muhammadiyah
Asas Muhammadiyah adalah Islam, maksudnya adalah asas idiologi
persyarikatan Muhamadiyah adalah Islam, bukan kapitalis dan bukan pula sosialis.
Dewasa ini idiologi yang berkembang di dunia ada tiga yang dominan, yaitu :
kapitalis, sosialis dan Islam. Masyarakat yang beridiologi kapitalis dimotori oleh

5
Mulkhan, A.M., 2013. Marhenis Muhammadiyah; Ajaran dan Pemikiran K.H. Ahmad Dahlan,
Yogyakarta: Galang Pustaka. Hlm. 166-170

7
Amerika dan Eropa, setelah usai perang dingin menunjukkan eksistensinya yang
lebih kuat. Sedangkan yang beridiologi sosialis di motori oleh Rusia dan Cina.
Khusus Rusia mengalami depolitisasi pasca perang dingin, dan cenderung melemah
posisi daya tawarnya bagi sekutu-sekutunya. Sementara masyarakat yang
beridiologi Islam memag ada kecenderungan menguat namun tidak ada pemimpin
yang kuat secara politis.
Namun idiologi dalam perspektif Muhammadiyah adalah idiologi gerakan.
Idiologi gerakan Muhammadiyah merupakan sistematisasi dari pemikiran-
pemikiran mendasar mengenai Islam yang diproyeksikan dan diaktualisasikan ke
dalam sistem gerakan yang memilki ikatan jama’ah, jam’iyah dan imamah yang
solid6.
Sejak lahirnya Muhammadiyah memang sudah dapat diketahui asas
gerakannya, namun pada tahun 1938-1942 dibawah kepemimpinan Kyai Mas
Mansur mulai dilembagakan idiologi Muhammadiyah, yaitu dengan lahir konsep
Dua Belas langkah Muhammadiyah. Yaitu memperdalam iman, memperluas faham
keagamaan, memperbuahkan budi pekerti, menuntun amalan intiqad, menguatkan
persatuan, menegakkan keadilan, melakukan kebijaksanaan, menguatkan tanwir,
mengadakan musyawarah, memusyawaratkan putusan, mengawasi gerakan
kedalam dan memperhubungkan gerakan keluar. Dengan lahirnya konsep ini maka
Muhammadiyah tumbuh menjadi paham dan kekuatan sosial-keagamaan dan sosial
politik tertentu di Indonesia.

C. Keanggotaan Muhammadiyah
Anggota Muhammadiyah terdiri atas :
1) Anggota Biasa ialah warga negara Indonesia beragama Islam.
Anggota Biasa harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a Warga negara Indonesia beragama Islam
b Laki-laki atau perempuan berumur 17 tahun atau sudah menikah
c Menyetujui maksud dan tujuan Muhammadiyah
d Bersedia mendukung dan melaksanakan usaha-usaha Muhammadiyah
e Mendaftarkan diri dan membayar uang pangkal

6
Irwan P. Ratu Bangsawan, 2013, Ideologi Muhammadiyah, Jember : PT. Jamus Baladewa
Nusantar. Hlm. 99

8
2) Anggota Luar Biasa
Anggota Luar Biasa ialah seorang bukan warga negara Indonesia, beragama
Islam, setuju dengan maksud dan tujuan Muhammadiyah serta bersedia mendukung
amal usahanya.
3) Anggota Kehormatan
Anggota Kehormatan ialah perorangan beragama Islam yang berjasa terhadap
Muhammadiyah dan atau karena kewibawaan dan keahliannya bersedia membantu
Muhammadiyah.
Tata cara menjadi anggota diatur sebagai berikut :
a). Anggota Biasa
1. Mengajukan permintaan secara tertulis kepada pimpinan pusat dengan
mengisi formulir disertai kelengkapan syarat-syarat melalui pimpinan
ranting atau pimpinan amal usaha ditempat yang belum ada ranting,
kemudian diteruskan kepada pimpinan cabang.
2. Pimpinan cabang meneruskan permintaan tersebut kepada pimpinan pusat
dengan disertai pertimbangan.
3. Pimpinan cabang dapat memberi tanda anggota sementara pada calon
anggota, sebelum yang bersangkutan menerima kartu anggota dari
Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Bentuk tanda anggota sementara
ditetapkan oleh Pimpinan Pusat.
4. Pimpinan Pusat memberi kartu tanda anggota Muhammadiyah kepada
calon-calon anggota biasa yang disetujui melalui Pimpinan Cabang yang
bersangkutan.
Anggota Luar Biasa dan Anggota Kehormatan. Tata cara menjadi Anggota
Luar Biasa dan Anggota Kehormatan diatur oleh Pimpinan Pusat.
5. Pimpinan Pusat dapat melimpahkan wewenang permintaan menjadi
anggota biasa dan memberikan kartu tanda anggota kepada Pimpinan
Wilayah. Pelimpahan wewenang tersebut dan ketentuan pelaksaan diatur
dengan keputusan Pimpinan Pusat.
Hak Anggota :
a. Anggota Biasa
1) Menyatakan pendapat di dalam maupun di luar permusyawaratan.

9
2) Memilih dan dipilih dalam permusyawaratan
b Anggota Luar Biasa dan Anggota Kehormatan mempunyai hak
menyatakan pendapat.
Kewajiban Anggota Biasa, Luar Biasa, dan Kehormatan :
a). Taat menjalankan ajaran islam
b). Menjaga nama baik dan setia kepada Muhammadiyah serta perjuangannya
c). Berpegang teguh kepada kepribadian serta keyakinan dan citacita hidup
Muhammadiyah
d). Taat pada peraturan Muhammadiyah, keputusan musyawarah, dan
keputusan Pimpinan Pusat.
e). Mendukung dan mengindahkan kepentingan Muhammadiyah serta
melaksankan usahanya
f). Membayar iuran anggota
g). Membayar infak
Anggota Biasa, Luar Biasa, dan Kehormatan berhenti karena :
 Meninggal dunia
 Mengundurkan diri
 Diberhentikan oleh pimpinan pusat.
Tata cara pemberhentian anggota :
a. Anggota Biasa :
1. Pimpinan Cabang mengusulkan pemberhentian anggota kepada
Pimpinan Daerah berdasarkan bukti yang dapat dipertanggung
jawabkan.
2. Pimpinan Daerah meneruskan kepada Pimpinan Wilayah usulan
pemberhentian anggota dengan disertai pertimbangan.
3. Pimpinan Wilayah meneruskan atau tidak meneruskan pemberhentian
anggota kepada Pimpinan Pusat setelah melakukan penelitian dan
penilaian.
4. Pimpinan Wilayah dapat melakukan pemberhentian sementara yang
berlaku paling lama 6 bulan selama menunggu proses pemberhentian
anggota dari Pimpinan Pusat.

10
5. Pimpinan Pusat, setelah menerima usulan pemberhentian anggota,
memutuskan memberhentikan atau tidak memberhentikan paling
lama 6 bulan sejak diusulkan oleh Pimpinan Wilayah.
6. Anggotanya yang diusulkan pemberhentian keanggotaannya, selama
proses pengusulan berlangsung, dapat mengajukan keberatan kepada
Pimpinan Cabang, Pimpinan Daerah, Pimpinan Wilayah dan
Pimpinan Pusat. Setelah keputusan pemberhentian dikeluarkan, yang
bersangkutan dapat mengajukan keberatan kepada Pimpinan Pusat.
7. Pimpinan Pusat membentuk tim yang diserahi tugas mempelajari
keberatan yang diajukan oleh anggota yang diberhentikan. Pimpinan
Pusat menetapkan keputusan akhir setelah mendengar pertimbangan.
8. Keputusan pemberhentian anggota diumumkan dalam berita resmi
Muhammadiyah.
b. Anggota Luar Biasa dan Kehormatan diberhentikan atas keputusan
Pimpinan Pusat7.
D. Keorganisasian Muhammadiyah
Kegiatannya senantiasa berpijak pada Al Quran dan As Sunnah sebagai sumber
ajaran dan hukum Islam, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan
Peraturan-peraturan yang berlaku dalam Persyarikatan serta Mengindahkan
falsafah dan dan dasar negara serta hukum yang sah dalam kehidupan kebangsaan
dan kenegaraan.
Susunan dan penetapan organisasi muhammadiyah diatur dalam AD
Muhammadiyah Bab V pasal 9 dan pasal 10.
Pasal 9 Susunan Organisasi. Susunan organisasi Muhammadiyah terdiri atas :
1. Ranting ialah kesatuan anggota dalam satu tempat atau kawasan.
2. Cabang ialah kesatuan Ranting dalam satu tempat.
3. Daerah ialah kesatuan Cabang dalam satu Kota atau Kabupaten.
4. Wilayah ialah kesatuan Daerah dalam satu Propinsi.
5. Pusat ialah kesatuan Wilayah dalam Negara.

7
Pimpinan Pusat Muhammaduyah, 2013, Pengembangan Ekonomi : Anggota Ranting
Muhammadiyah, LPCR PP Muhammadiyah. Hlm 10

11
Pasal 10 Penetapan Organisasi
1. Penetapan Wilayah dan Daerah dengan ketentuan luas lingkungannya
ditetapkan oleh Pimpinan Pusat.
2. Penetapan Cabang dengan ketentuan luas lingkungannya ditetapkan oleh
Pimpinan Wilayah.

Dalam keorganisasian Muhammadiyah terdapat organisasi yaitu organisasi


otonom Muhammadiyah. Organisasi otonom ini ialah organisasi atau badan yang
dibentuk oleh persyrikatan Muhammadiyah yang dengan bimbingan dan
pengawasannya diberi hak dan kewajiban untuk mengatur rumah tangga sendiri,
membina warga persyarikatan Muhammadiyah tertentu dan dalam bidang-bidang
tertentu dalam rangka mencapai maksud dan tujuan persyrikatan Muhammadiyah.
Adapun kewajiban organisasi otonom ini ialah :
1) Melaksanakan keputusan persyarikatan Muhammadiyah.
2) Menjaga nama baik Muhammadiyah.
3) Membina anggota-anggotanya menjadi warga dan anggota persyarikatan
Muhammadiyah yang baik.
4) Membina hubungan dan kerjasama yang baik dengan sesame organisasi
otonom.
5) Melaporkan kegiatan-kegiatannya kepada pimpinan persyarikatan
Muhammadiyah.
6) Menyalurkan anggota-anggotanya dalam kegiatan gerak dan amal usaha
persyarikatan Muhammadiyah sesuai dengan bakat, minat dan
kemampuannya.

Adapun hak organisasi otonom ini ialah :


a Mengelola urusan kepentingan, aktivitas dan amal usaha yang dilakukan
organisasi otonomnya.
b Berhubungan dengan organisasi/badan lain di luar persyarikatan
Muhammadiyah.
c Memberi saran kepada persyarikatan Muhammadiyah baik diminta atau
kemauan sendiri.
d Mengusahakan dan mengelola keuangan sendiri.

12
Organisasi otonom Muhammadiyah yang sudah ada saat ini ialah :
1. Aisyiyah bergerak di kalangan wanita dan ibu-ibu.
2. Pemuda Muhammadiyah bergerak di kalangan pemuda.
3. Nasyiatul Aisyiyah bergerak dikalangan perempuan-perempuan muda.
4. Ikatan Remaja Muhammadiyah bergerak dikalangan pelajar dan remaja.
5. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah bergerak di kalangan Mahasiswa.
6. Tapak suci putra Muhammadiyah bergerak dalam aktivitas bela diri.
7. Hisbul Wathan bergerak dalam aktivitas kepanduan.

Kedudukan Organisasi. Dalam Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah


(ARTM), dijelaskan kedudukan masing – masing sebagai berikut ;
1) ARTM, pasal 5 : Ranting, ialah kesatuan anggota dalam satu tempat atau
kawasan yang terdiri atas sekurang-kurangnya 15 orang yang berfungsi
melakukan pembinaan dan pemberdayaan anggota.
2) ARTM, pasal 6 : Cabang, ialah kesatuan Ranting dalam satu tempat yang
terdiri atas sekurang-kurangnya tiga ranting.
3) ARTM, pasal 7 : Daerah, ialah kesatuan Cabang dalam satu Kota atau
Kabupaten yang terdiri atas sekurang-kurangnya tiga cabang.
4) ARTM, pasal 8 : Wilayah, ialah kesatuan Daerah dalam satu Propinsi yang
terdiri atas sekurang-kurangnya tiga daerah.
5) ARTM, pasal 9 : Pusat, ialah kesatuan Wilayah dalam Negara Republik
Indonesia.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah dibuat oleh Ki Bagus
Hadiksumo (ketua pengurus besar Muhammadiyah tahun 1942-1935) dengan
bantuan beberapa sahabatnya. Konsep Muqaddimah Anggaran Dasar dibahas
dalam muktamar darurat tahun 1946 di Yogyakarta. Rumusan ini diajukan dan
dibahas kembali dalam muktamar ke-31 tahun 1950 di Yokyakarta untuk mendapan
pengesahan dari forum muktamar.
Identitas / hakikat Muhammadiyah adalah gerakan islam, dakwah amar ma’ruf
nahi munkar dan tajdid, bersumber pada Al Qur’an dan Sunnah. Agama yang
dibawa oleh Nabi Muhammad adalah Islam, sedangkan maksud dan tujuannya
adalah menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam. Dalam mencapai maksud
dan tujuan serta mewujudkan misi yang ideal tersebut muhammadiyah melakukan
usaha-usaha yang bersifat pokok, yang kemudian diwujudkan dalam amal
usaha, program dan kegiatan.
Keanggotaan Muhammadiyah ini terdapat dalam anggaran dasar
Muhammadiyah yakni dalam bab 4 pasal 8. Keanggotaan anggota Muhammadiyah
terdiri atas Anggota Biasa ialah warga negara Indonesia beragama Islam, Anggota
Luar Biasa ialah orang Islam bukan warga negara Indonesia dan Anggota
kehormatan ialah perorangan beragama Islam yang berjasa terhadap
Muhammadiyah dan atau karena kewibawaan dan keahliannya bersedia membantu
Muhammadiyah.
Kegiatannya senantiasa berpijak pada Al Quran dan As Sunnah sebagai sumber
ajaran dan hukum Islam, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan
Peraturan-peraturan yang berlaku dalam Persyarikatan serta Mengindahkan
falsafah dan dan dasar negara serta hukum yang sah dalam kehidupan kebangsaan
dan kenegaraan. Keorganisasian Muhammadiyah juga terdapat dalam anggaran
dasar Muhammadiyah yang terdapat dalam bab v susunan dan penetapan
organisasi. Dalam anggaran dasar ini diatur mengenai susunan dan penetapan
organisasi yang terdiri dari 2 pasal, yakni pasal 9 dan pasal 10. Susunan organisasi
Muhammadiyah terdiri atas Ranting, Cabang, Daerah, Wilayah dan Pusat.

14
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas. Kami hanyalah manusia biasa yang
tak luput dari kesalahan dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari
para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga
dapat diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

15
DAFTAR PUSTAKA
Darban Adaby Ahmad dan Pasha Kamal Musthafa, Muhammadiyah Sebagai
Gerakan Islam, Yogyakarta : Media Press. 2003
Falahuddin dkk, Kuliah Kemuhammadiyaan, Lembaga Pengembangan,
Pengkajian dan Pengamalan Islam dan Kemuhammadiyaan, Mataram :
LP3IK, 2020
Irwan P. Ratu Bangsawan, Ideologi Muhammadiyah, Jember : PT. Jamus Baladewa
Nusantar. 2013
Muhammadiyah (Organization), Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Muhammadiyah, Universitas Michigan : Pimpinan Pusat Muhammadiyah
bekerja sama dengan Suara Muhammadiyah. 2002
Mulkhan, A.M., Marhenis Muhammadiyah; Ajaran dan Pemikiran K.H. Ahmad
Dahlan, Yogyakarta: Galang Pustaka. 2013
Pasya dan Darban, Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, Bandung : Bumi
Aksara, 2009
Pimpinan Pusat Muhammaduyah, Pengembangan Ekonomi : Anggota Ranting
Muhammadiyah, LPCR PP Muhammadiyah. 2013

16

Anda mungkin juga menyukai