Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena atas
limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Anggaran dasar muhammadiyah”.
Harapan penyusun semoga makalah ini dapat memberikan sumbangan yangberarti dan
berguna .
Akhir kata mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
sekalian.
Daftar Isi
BAB I PEMBUKAAN.......................................................................................................3
1. Latar Belakang...............................................................................................................3
2. Rumusan Masalah..........................................................................................................3
3. Tujuan............................................................................................................................4
BAB II ISI..........................................................................................................................4
d. Ranting Ideal...............................................................................................................32
e. Ranting Unggulan........................................................................................................33
BAB II PENUTUP..........................................................................................................33
1. Kesimpulan.............................................................................................................33
2. Saran.........................................................................................................................33
3. Daftar Pustaka.......................................................................................................33
BAB I PEMBUKAAN
1. Latar Belakang
Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di
Indonesia.Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, yang
berarti bahwa Warga Muhammadiyah menjadikan segala bentuk tindakan,
pemikiran dan prilakunya didasarkan pada sosok seorang Rasulullah, Nabi
Muhammad SAW. Nabi dijadikannya model, yang sebenarnya tidak hanya bagi
warga Muhammadiyah tetapi juga seluruh umat Islam bahkan bagi warga non-
muslim—kaum yang tidak mempercayainya sebagai rasul sekalipun.
Muhammadiyah sebagai organisasi Islam yang memiliki cita-cita ideal yang
dengan sungguh-sungguh ingin diraih, yaitu mewujudkan “masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya”. Dengan cita-cita yang ingin diwujudkan itu, Muhammadiyah
memiliki arah yang jelas dalam gerakannya,
2. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan membahas tentang :
1. Apa itu Mukadimah anggaran dasar?
2. Apa Identitas dan asas Muhammadiyah?
3. Apa saja Keanggotaan Muhammadiyah?
4. Bagaimana Keorganisasian Muhammadiyah?
3. Tujuan
1. Mengetahui Mukadimah anggaran dasar Muhammadiyah
2. Mengetahui Identitas dan asas Muhammadiyah
3. Mengetahui keanggotaan Muhammadiyah
4. Mengetahui Keorganisasian Muhammadiyah
BAB II ISI
SEJARAH PERUMUSAN
3. Makin kuatnya berbagai pengaruh dari luar yang langsung atau tidak berhadapan dengan
faham dan keyakinan Muhammadiyah
Bersama dengan perkembangan zaman yang membawa berbagai perubahan
dalam masyarakat, maka tidak ketinggalan pengaruh cara-cara berfikir, sikap hidup atau
pandangan hidup masuk ke tengah-tengah masyarakat Indonesia.Selain banyak yang
bermanfaat, tak sedikit yang dapat merusak keyakinan dan faham Muhammadiyah.
4. Dorongan disusunnya pembukaan UUD 1945
Sesaat menjelang proklamasi Kemerdekaan Negara Republik Indonesia tanggal
17 Agustus 1945, tokoh-tokoh pergerakan bangsa Indonesia dihimpun oleh pemerintah
Jepang dalam wadah "Badan Penyelidik" usaha persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI), yang tugasnya antara lain mempelajari Negara Indonesia Merdeka. Dan di
antara hal yang penting adalah terumuskannya "Piagam Jakarta" yang kelak dijadikan
"Pembukaan UUD 1945" setelah diadakan beberapa perubahan dan penyempurnaan di
dalamnya.Pada saat merumuskan materi tersebut, para pimpinan pergerakan bangsa
Indonesia benar-benar memusyawarahkan secara matang dengan disertai debat yang seru
antara satu dengan yang lain, yang ditempuh demi mencari kebenaran. Pengalaman ini
dialami sendiri oleh Ki Bagus Hadikusumo yang kebetulan terlibat di dalamnya karena
termasuk sebagai anggota BPUPKI. Beliau merasakan betapa pentingnya rumusan
Piagam Jakarta, sebab piagam ini akan memberikan gambaran kepada dunia luar atau
kepada siapapun tentang cita-cita dasar, pandangan hidup serta tujuan luhur bangsa
Indonesia bernegara.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada saat periode Ki Bagus Hadikusumo,
adanya "Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah" benar-benar sudah
sangatdiperlukan karena adanya beberapa alasan dan kenyataan tersebut.
Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, yang
berarti bahwa Warga Muhammadiyah menjadikan segala bentuk tindakan,
pemikiran dan prilakunya didasarkan pada sosok seorang Rasulullah, Nabi
Muhammad SAW. Nabi dijadikannya model (uswah al hasanah), yang sebenarnya
tidak hanya bagi warga Muhammadiyah tetapi juga seluruh umat Islam bahkan
bagi warga non-muslim—kaum yang tidak mempercayainya sebagai rasul—
sekalipun.
Manusia.
Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
A. Keanggotaan
Anggota Muhammadiyah terdiri atas:
1. Anggota Biasa ialah warga negara indonesia beragama islam
2. Anggota Luar Biasa ialah orang islam bukan warga negara indonesia
3. Anggota Kehormatan ialah perorangan beragama islam yang berjasa terhadap
Muhammadiyah dan atau karena kewibawaan dan keahliannya bersedia
membantu Muhammadiyah.[[1] Nahar Alang Abdul Ghani,
Kemuhammadiyahan-2, (Medan: Universitas Muhammadiyah Sumatera
Utara 2016) hal:189-190][1]
1. Anggota Biasa harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Warga negara Indonesia beragama Islam
b. Laki-laki atau perempuan berumur 17 tahun atau sudah menikah
c. Menyetujui maksud dan tujuan Muhammadiyah
d. Bersedia mendukung dan melaksanakan usaha-usaha Muhammadiyah
e. Mendaftarkan diri dan membayar uang pangkal
4. Anggota Luar Biasa ialah seorang bukan warga negara indonesia, beragama
islam, setuju dengan maksud dan tujuan Muhammadiyah serta bersedia amal
usahanya.
5. Anggota Kehormatan ialah seseorang beragama Islam, berjasa terhadap
Muhammadiyah dan atau karena kewibawaan dan keahliannya diperlukan
atau bersedia membantu Muhammadiyah.
Tata cara menjadi anggota diatur sebagai berikut:
a. Anggota Biasa
1. Mengajukan permintaan secara tertulis kepada pimpinan pusat dengan
mengisi formulir disertai kelengkapan syarat-syarat melalui pimpinan
ranting atau pimpinan amal usaha ditempat yang belum ada ranting,
kemudian diteruskan kepada pimpinan cabang.
2. Pimpinan cabang meneruskan permintaan tersebut kepada pimpinan
pusat dengan disertai pertimbangan.
3. Pimpinan cabang dapat memberi tanda anggota sementara pada calon
anggota, sebelum yang bersangkutan menerima kartu anggota dari
Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Bentuk tanda anggota sementara
ditetapkan oleh Pimpinan Pusat.
4. Pimpinan Pusat memberi kartu tanda anggota Muhammadiyah kepada
calon-calon anggota biasa yang disetujui melalui Pimpinan Cabang yang
bersangkutan.
b. Anggota Luar Biasa dan Anggota Kehormatan. Tata cara menjadi Anggota
Luar Biasa dan Anggota Kehormatan diatur oleh Pimpinan Pusat.
Ranting
b. Proses Alamiyah.
Paling tidak ada 3 model proses pendirian Ranting baru MuHammadiyah,
diantaranya proses amuba, proses cangkok sapih, dan proses keluarga kader
tangguh.
Proses amuba,dapat diawali dari ranting besar dalam arti sumberdayanya
kuat dan berdaya, selanjutnya ranting dimekarkan menjadi dua atau lebih.
Kemudian masing-masing ranting secara alamiyah masing-masing ranting tetap
aktif tumbuh berkembag secara alamiah menjadi ranting dinamis, mandiri, kuat
dan berdaya kembali .
Proses cangkok sapih, dimulai dari ranting aktif. Aktifitasnya menarik
perhatian anggota/simpatisan Muhammadiyah lain desa. Semakin berkembangnya
waktu jumlah anggota/simpatisan yang aktif beraktifitas diranting induk semakin
banyak. Dengan dalih lebih praktis dan efisien tempat aktifitas ranting dimekarkan
di desa tempat diluar ranting induk berada.Akhirnya sampai terbentuk jamaah,
punya mushallah, ada pengajian anggota dan ada pengajian umum di desa
baru.Selanjutnya didirikan ranting baru disapih aktifitas-nya dari ranting induk.
Kemudian ranting baru tumbuh berkembang secara alamiah menjadi ranting
dinamis, mandiri, kuat dan berdaya.
Dimulai dari tempat tinggal keluarga atau tempat lain yang telah diizinkan
mereka mulai beraktifitas. Mereka merintis pengajian anak-anak, pengajian ibu-
ibu, pendidikan orang dewasa dengan gerakan GJDJ.Sehingga terbentuk jamaah,
mampu membangun mushallah/masjid/langgar.Selanjutnya menyeleksi anggota
jamah diikutkan dalam peng-kaderan Muhammadiyah sampai menjadi anggota
Muhammadiyah.Program peng-kaderan berlanjut terus sampai diperoleh 15
anggota Muhammadiyah.Begitu syarat minimal pen-dirian ranting baru
Muhammadiyah dipenuhi, kader tangguh menghubungi Cabang terdekat untuk
mendirikan ranting baru Muhammadiyah.Kemudian ranting baru tumbuh ber-
kembang secara alamiah menjadi ranting dinamis, mandiri, kuat dan berdaya.
d. Proses Campuran
Paling tidak ada dua kemungkinan pendirian ranting Muhammadiyah
melalui prose campuran antara rekayasa dengan alamiah, pertama PDM dan PCM
yang aktif dominan, lainnyainisiator desa yang dominan. Cabang Muhammiyah
melakukan identifikasi dan ditemukan beberapa ranting aktif, ranting berdaya, dan
desa belum memiliki ranting tapi potensial. Karena sumberdaya cabang terbatas
untuk melakukan pendirian ranting baru, maka cabang mengajak pengurus ranting
aktif merintis pendirian ranting baru dengan cara melakukan cangkok sapih, juga
kepada ranting berdaya melakukan pemekaran ranting, dan bagi desa yang belum
punya ranting, cabang memberikan assessment (sosialisasi, pelatihan dan work
shop, konsultasi) terhadap program pendirian ranting baru. Selanjutnya para pihak
yang berkepentingan terhadap pendirian ranting baru bekerja secara alamiyah
sampai ranting baru berdiri dan terus tumbuh berkembang.
Kemungkinan kedua, melihat dahsyat dan semaraknya dakwah
Muhammadiyah, beberapa desa yang secara alamiah memiliki aktifis dakwah
murni tergiur ingin berpartisipasi pada dakwah Muhammadiyah.Boleh jadi secara
individual maupun kelompok mereka aktif datang mencari tahu bagaimana
berkiprah dakwah dalam persyarikatan Muhammadiyah untuk bisa mendirikan
ranting berikut ortom dan AUM nya.Selanjutnya pihak cabang Muhammadiyah
merespon positif niat baik mereka dengan memberikan assessment, dan
menawarkan kegiatan GJDJ, gerakan keluarga sakinah, gerakan kembali ke
masjid.Cabang terus memantau aktifitas dakwah mereka sampai pada tiba saatnya
sarat-sarat minimal pendirian ranting tercapai, terus dimusyawarahkan dan
diputuskan pendirian ranting baru Muhammadiyah.
5. Fungsi Ranting
Fungsi strategis Ranting sebagai pemimpin anggota dalam struktur
perserikatan di tingkat basis (akar rumput) untuk menyelenggarakan usaha-usaha
dan sebagai Pembina jama`ah. Sebagai Pembina jama`ah, ranting menyatu dengan
denyut nadi umat dan masyarakat akar rumput.
BAB II PENUTUP
1. Kesimpulan
Perumusan Mukaddimah baru dapat terlaksana setelah melewati empat
periode kepemimpinan dalam Persyarikatan Muhammadiyah, yaitu
periode kepemimpinan K.H. Ahmad Dahlan, K.H. Ibrahim, K.H. Ahmad
Hisyam , dan K.H. Mas Mansyur.
Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah disusun dan dirumuskan
oleh Ki Bagus Hadikusuino sebagai hasil penyorotan dan pengungkapan
kembali terhadap pokok-pikiran pokok-pikiran yang dijadikan dasar amal
usaha dan perjuangan K.H.Ahmad Dahlandengan menggunakan wadah
persyarikatan Muhammadiyah. Rumusan “Mukaddimah” diterima dan
disahkan oleh Muktamar Muhammadiyah ke 31 yang dilangsungkan di
kota Yogyakarta pada tahun 1950, setelah melewati penyempurnaan segi
redaksional yang dilaksanakan oleh sebuah team yang dibentuk oleh
sidang Tanwir.
Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah disusun dan
dirumuskan baru pada periode Ki Bagus Hadikusumo, sebab-sebabnya
antara lain:
1. Belum adanya kepastian rumusan tentang cita-cita dan dasar
perjuangan Muhammadiyah.
2. Kehidupan rohani keluarga Muhammadiyah menampakkan
gejala menurun, akibat terlalu berat mengejar kehidupan duniawi.
3. Makin kuatnya berbagai pengaruh dari luar yang langsung
atau tidak berhadapan dengan faham dan keyakinan hidup
Muhammadiyah.
4. Dorongan disusunnya Pembukaan Undang-Undang Dasar RI
tahun 1945
Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah pada hakekatnya
merupakan suatu kesimpulan dari perintah dan ajaran Al-Qur’an dan As-
Sunnah tentang pengabdian manusia kepada Allah SWT., amal dan
perjuangan bagi setiap muslim yang sadar akan kedudukannya selaku
hamba dan khalifah dimuka bumi.
Bagi persyarikatan Muhammadiyah, Mukaddimah Anggaran Dasar
Muhammadiyah berfungsi sebagai . “Jiwa, nafas dan semangat pengabdian
serta perjuangan persyarikatan Muhammadiyah”.
2. Daftar Pustaka