Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena atas limpahan Rahmat dan
Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
Harapan penyusun semoga makalah ini dapat memberikan sumbangan yangberarti dan berguna .
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi
materi yang disajikan maupun dari struktur bahasa yang digunakan, itu semua tidak lain disebabkan oleh
keterbatasan yang penyusun miliki, untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritik, saran dan koreksi
yang membangun dari para pembaca.
Akhir kata mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacaSekalian.
BAB II PEMBAHASAN
A.SEJARAH PERUMUSAN
Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah disusun dan dirumuskan oleh Ki Bagus Hadikusuino
sebagai hasil penyorotan dan pengungkapan kembali terhadap pokok- pikiran pokok-pikiran yang
dijadikan dasar amal usaha dan perjuangan Kyai Ahmad Dahlan dengan menggunakan wadah
persyarikatan Muhamnadiyah. Rumusan "Muqaddimah" diterima dan disahkan oleh Muktamar
Muhammadiyah ke 31 yang dilangsungkan di kota Yogyakarta pada tahun 1950, setelah melewati
penyempurnaan segi redaksional yang dilaksanakan oleh sebuah team yang dibentuk oleh sidang Tanwir.
Team ponyempurnaan tersebut anggota-anggotanya terdiri dari
1) Buya HAMKA
4) Zain Jambek.
Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah disusun dan dirumuskan baru pada periode Ki Bagus
Hadikusumo, sebab-sebabnya antara lain
1. Belum adanya kepastian rumusan tentang cita-cita dan dasar perjuangan Muhammadiyah
Kyai Ahmad Dahlan membangun Muhammadiyah bukannya didasarkan pada teori yang terlebih dahulu
dirumuskan secara ilmiyah dan sistematis. Akan tetapi apa yang telah diresapinya dari pemahaman
agama yang bersumber pada Al-Qur'an dan Hadits beliau segera diwujudkan dalam amalan yang nyata.
Oleh karena itu Kyai Ahmad Dahlan lebih tepat dikatakan sebagai seorang ulama yang praktis, bukannya
ulama teoritis.
Pada awal perjuangan Muhammadiyah, keadaan serupa itu tidak mengaburkan penghayatan seseorang
terhadap Muhammadiyah, baik ia seorang Muhammadiyah sendiri ataupun seorang luar yang berusaha
memahaminya. Akan tetapi serentak Muhammadiyah semakin luas serta bertambah banyak anggota dan
simpatisannya mengakibatkan semakin jauh mereka dari sumber gagasan.Karena itu wajar apabila
terjadi kekaburan penghayatan terhadap dasar-dasar pokok yang menjadi daya pendorong Kyai Ahmad
Dahlan dalam menggerakkan persyarikatan Muhammadiyah.
2.Kehidupan rohani keluarga Muhammadiyah menampakkan gejala menurun, akibat terlalu berat
mengejar kehidupan duniawi.
Perkembangan masyarakat terus maju, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak henti-hentinya menyajikan
hal-hal yang membuat manusia kaget dan mence-ngangkan, membuat dunia semakin ciut dan sempit;
pengaruh budaya secara timbal- balik terjadi dengan lancarnya antara satu negara dengan negara lainnya
baik yang bersifat positif ataupun yang bersifat negatif.Keadaan yang serpua itu tidak terkecuali
mengenai masyarakat Indonesia.Tersebab adanya perkembangan zaman serupa itu yang seluruhnya
hampir dapat dinyatakan mengarah kepada kehidupan duniawi dan sedikit sekali yang mengarah kepada
peningkatan kebahagiaan rohani, menyebabkan masyarakat Indonesia termasuk di dalamnya keluarga
Muhammadiyah terhimbau oleh gemerlapan kemewahan duniawi.
3. Makin kuatnya berbagai pengaruh dari luar yang langsung atau tidak berhadapan dengan faham dan
keyakinan Muhammadiyah
Bersama dengan perkembangan zaman yang membawa berbagai perubahan dalam masyarakat, maka
tidak ketinggalan pengaruh cara-cara berfikir, sikap hidup atau pandangan hidup masuk ke tengah-
tengah masyarakat Indonesia.Selain banyak yang bermanfaat, tak sedikit yang dapat merusak keyakinan
dan faham Muhammadiyah.
Sesaat menjelang proklamasi Kemerdekaan Negara Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, tokoh-
tokoh pergerakan bangsa Indonesia dihimpun oleh pemerintah Jepang dalam wadah "Badan Penyelidik"
usaha persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), yang tugasnya antara lain mempelajari Negara
Indonesia Merdeka. Dan di antara hal yang penting adalah terumuskannya "Piagam Jakarta" yang kelak
dijadikan "Pembukaan UUD 1945" setelah diadakan beberapa perubahan dan penyempurnaan di
dalamnya.Pada saat merumuskan materi tersebut, para pimpinan pergerakan bangsa Indonesia benar-
benar memusyawarahkan secara matang dengan disertai debat yang seru antara satu dengan yang lain,
yang ditempuh demi mencari kebenaran. Pengalaman ini dialami sendiri oleh Ki Bagus Hadikusumo yang
kebetulan terlibat di dalamnya karena termasuk sebagai anggota BPUPKI. Beliau merasakan betapa
pentingnya rumusan Piagam Jakarta, sebab piagam ini akan memberikan gambaran kepada dunia luar
atau kepada siapapun tentang cita-cita dasar, pandangan hidup serta tujuan luhur bangsa Indonesia
bernegara.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada saat periode Ki Bagus Hadikusumo, adanya
"Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah" benar-benar sudah sangatdiperlukan karena adanya
beberapa alasan dan kenyataan tersebut.
Muqaddimah Aggaran Dasar Muhammadiyah merupakan kesimpulan dari perintah dan ajaran AL-
Qur’an dan sunnah tentang pengabdian manusia kepada Allah swt. Amal dan
perjuangan setiap manusia muslim yang sadar. Ia menjiwai dan menapaskan semangat pengabdian dan
perjuangan itu ke dalam tubuh dan segala gerak organisasi Muhammadiyah dan dengan demikian ia juga
menjiwai Anggaran Dasar Muhammadiyah C. FUNGSI
MUQADDIMAH AD MUHAMMADIYAH
”
"Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah dan Penyayang. Segala puji bagi Allah yang mengasuh semua
alam; yang Maha Pemurah dan Penyayang; yang memegang pengadilan pada hari kemudian; Hanya
kepada Kau hamba menyembah dan hanya kepada Kau hamba mohon pertolongan; Berilah petunjuk
kepada hamba jalan yang lempang; Jalan orang-orang yang telah Kau beri kenikmatan, yang tidak
dimurkai dan tidak tersesat lagi"
. (al-Qur'an surat al-Fatihah). "Saya ridha, bertuhan kepada Allah, beragama kepada Islam dan bernabi
kepada Muhammad Rasulullah Sh
1)
Amma ba'du, Bahwa sesungguhnya ke-Tuhanan itu adalah hak Allah semata-mata. Bertuhan dan
beribadah serta tunduk dan ta'at kepada Allah adalah satu-satunya ketentuan yang wajib atas tiap-tiap
makhluk, terutama manusia. 2)
Hidup bermasyarakat itu adalah sunnah (hukum qudrat-iradat) Allah atas kehidupan manusia 3)
Masyarakat yang sejahtera, aman, damai, makmur dan bahagia hanyalah dapat diujudkan di atas dasar
keadilan, kejujuran, persaudaraan dan gotong-royong
bertolong-tolongan dengan bersendikan hukum Allah yang sebenar-benarnya, lepas dari pada pengaruh
syaitan dan hawa nafau. Agama Allah yang dibawa dan diajarkan oleh sekalian Nabi
yang bijaksana dan berjiwa suci, adalah satu-satunya Pondok hukum dalam masyarakat yang utama dan
sebaik-baiknya. 4)
Menjunjung tinggi hukum Allah lebih dari pada hukum yang manapun juga, adalah kawajiban mutlak
bagi tiap-tiap orang yang mengaku ber-Tuhan kepada Allah. Agama Islam adalah agama Allah yang
dibawa oleh sekalian Nabi, sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad saw. dan diajarkan kepada
unmatnya masing-masing untuk mendapatkan hidup bahagia dunia dan akhirat. 5)
Syahdan, untuk menciptakan masyarakat yang bahagia dan sentosa sebagai yang tersebut di atas itu,
tiap-tiap orang, terutama ummat Islam, ummat yang percaya akan Allah dan Hari Kemudian, wajiblah
mengikuti jejak sekalian Nabi yang suci itu; beribadah kepada Allah dan berusaha segiat-giatnya
mengumpulkan segala kekuatan dan mempergunakannya untuk menjelmakan masyarakat itu di dunia
ini, dengan niat yang murni-tulus dan ikhlas karena Allah semata-mata dan hanya mengharapkan karunia
Allah dan ridla-Nya belaka serta mempunyai rasa tanggung-jawab di khadirat Allah atas segala
perbuatannya; lagi pula harus sabar dan tawakkal bertabah hati menghadapi segala kesukaran atau
kesulitan yang menimpa dirinya, atau rintangan yang menghalangi pekerjaannya dengan penuh
pengharapan akan perlindungan dan pertolongan Allah Yang Maha Kuasa. 6)
Untuk melaksanakan terwujudnya masyarakat yang demikian itu, maka dengan berkat dan rahmat Allah
dan didirong oleh firman Allah dalam al-Qur'an :
104.
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada
yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[217]; merekalah orang-orang yang beruntung.
[217] Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan munkar ialah segala
perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya. Pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah atau 18
Nopember 1912 Miladiyah oleh Almarhum K.H.Ahmad Dahlan didirikanlah suatu Persyarikatan sebagai
"GERAKAN ISLAM' dengan nama "MUHAMMADIYAH" yang disusun denganmajlis-majlis (Bagian-
bahgian)nya, mengikuti peredaran zaman serta berdasarkan "syura" yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau Muktamar. 7)
Kesemuanya itu perlu untuk menunaikan kewajiban mengamalkan perintah- perintah Allah dan
mengikuti Sunnah Rasul-Nya, Nabi Muhamnad saw, guna mendapatkan karunia dan ridla-Nya, di dunia
dan akhirat, dan untuk mencapai masyarakat yang sentosa dan bahagia, disertai nikmat dan rahmat
Allah yang melimpah-limpah, sehingga merupakan : "Suatu negara yang indah, bersih, suci dan makmur
di bawah perlindungan Tuhan Yang Maha Pengampun". Maka degan Muhammadiyah ini mudah-
mudahan ummat Islam dapatlah diantarkan ke pintu gerbang Syurga "Jannatun Na'imi' dengan keridlaan
Allah Yang Rahman dan Rahim
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada tanggal 8 Dzulhiijah 1330 Hijriyah atau 18 Nopember 1912 Miladiyah, oleh K.H. Ahmad Dahlan
didirikan suatu persyarikatan sebagai "gerakan Islam" dengan nama "MUHAMMADIYAH" yang disusun
dengan Majelis-Majelis (Bahagian-bahagian)-nya, mengikuti peredaran zaman serta berdasarkan "syura"
yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawatan atau Muktamar. Organisasi ini berdiri
dengan berlandaskan surat Ali-Imran ayat 104 yang berbunyi:
“Adakanlah dari kamu sekalian, golongan yang mengajak kepada ke-Islaman, menyuruh kepada kebaikan
dan mencegah daripada keburukan. Mereka itulah golongan yang beruntung berbahagia " (QS Ali-
Imran:104)
Muhammadiyah bertujuan untuk menciptakan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Oleh karena itu
banyak yayasan dibangun untuk mencerdaskan para generasi penerus bangsa termasuk Universitas
Muhammadiyah Makassar.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Muqaddimah
“Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah dan Penyayang. Segala puji bagi Allah yang mengasuh semua
alam, yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, Yang memegang pengadilan pada hari kemudian.
Hanya kepada Engkau hamba menyembah, dan hanya kepada Engkau, kami mohon pertolongan. Berilah
petunjuk kepada hamba akan jalan yang lempang, jalan orang-orang yang telah Engkau beri kenikmatan,
yang tidak dimurkai dan tidak tersesat.” (QS Al-fatihah)
"Saya Ridha: Ber-Tuhan kepada ALLAH, ber-Agama kepada Islam dan ber-Nabi kepada MUHAMMAD
RASULULLAH Shalallahu 'alaihi wassalam".
AMMA BAD'U, bahwa sesungguhnya ke-Tuhanan itu adalah hak Allah semata-mata. Ber-Tuhan dan
ber'ibadah serta tunduk dan tha'at kepada Allah adalah satu-satunya ketentuan yang wajib atas tiap-tiap
makhluk, terutama manusia.
Hidup bermasyarakat itu adalah sunnah (hukum qudrat iradat) Allah atas kehidupan manusia di dunia ini.
Masyarakat yang sejahtera, aman damai, makmur dan bahagia hanyalah dapat diwujudkan di atas
keadilan, kejujuran, persaudaraan dan gotong-royong, saling tolong-menolong dengan bersendikan
hukum Allah yang sebenar-benarnya, lepas dari pengaruh Syaitan dan hawa nafsu.
Agama Allah yang dibawa dan diajarkan oleh sekalian Nabi yang bijaksana dan berjiwa suci, adalah satu-
satunya pokok hukum dalam masyarakat yang utama dan sebaik-baiknya. Menjunjung tinggi hukum
Allah lebih daripada hukum yang manapun juga, adalah kewajiban mutlak bagi tiap-tiap orang yang
mengaku ber-Tuhan kepada Allah.
Agama Islam adalah Agama Allah yang dibawa oleh sekalian Nabi, sejak Nabi Adam sampai Nabi
Muhammad saw, dan diajarkan kepada umatnya masing-masing untuk mendapatkan hidup bahagia
Dunia dan Akhirat. Untuk menciptakan masyarakat yang bahagia dan sentausa sebagai yang tersebut di
atas itu, tiap-tiap orang, terutama umat Islam, umat yang percaya akan Allah dan Hari Kemudian,
wajiblah mengikuti jejak sekalian Nabi yang suci: beribadah kepada Allah dan berusaha segiat-giatnya
mengumpulkan segala kekuatan dan menggunakannya untuk menjelmakan masyarakat itu di Dunia ini,
dengan niat yang murni-tulus dan ikhlas karena Allah semata-mata dan hanya mengharapkan karunia
Allah dan Ridha-Nya belaka, serta mempunyai rasa tanggung jawab di hadirat Allah atas segala
perbuatannya, lagi pula harus sabar dan tawakal bertabah hati menghadapi segala kesukaran atau
kesulitan yang menimpa dirinya, atau rintangan yang menghalangi pekerjaannya, dengan penuh
pengharapan perlindungan dan pertolongan Allah Yang Maha Kuasa.
Untuk melaksanakan terwujudnya masyarakat yang demikian itu, maka dengan berkat dan rahmat Allah
didorong oleh firman Allah dalam Al-Qur'an:
“
“Adakanlah dari kamu sekalian, golongan yang mengajak kepada ke-Islaman, menyuruh kepada kebaikan
dan mencegah daripada keburukan. Mereka itulah golongan yang beruntung berbahagia " (QS Ali-
Imran:104)
Pada tanggal 8 Dzulhiijah 1330 Hijriyah atau 18 Nopember 1912 Miladiyah, oleh K.H. Ahmad Dahlan
didirikan suatu persyarikatan sebagai "gerakan Islam" dengan nama "MUHAMMADIYAH" yang disusun
dengan Majelis-Majelis (Bahagian-bahagian)-nya, mengikuti peredaran zaman serta berdasarkan "syura"
yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawatan atau Muktamar.
esemuanya itu. perlu untuk menunaikan kewajiban mengamalkan perintah-perintah Allah dan mengikuti
sunnah Rasul-Nya, Nabi Muhammad SAW., guna mendapat karunia dan Ridha-Nya di dunia dan akhirat,
dan untuk mencapai masyarakat yang sentausa dan bahagia, disertai nikmat dan rahmat Allah yang
melimpah-limpah, sehingga merupakan:
"Suatu negara yang indah, bersih suci dan makmur di bawah perlindungan Tuhan Yang Maha
Pengampun".
Maka dengan Muhammadiyah ini, mudah-mudahan ummat Islam dapatlah diantarkan ke pintu gerbang
Syurga "Jannatun Na'im" dengan keridlaan Allah Yang Rahman dan Rahim.
Pasal 1
Nama
Pendiri
Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah bertepatan
tanggal 18 November 1912 Miladiyah di Yogyakarta untuk jangka waktu tidak terbatas.
Pasal 3
Tempat Kedudukan
Pasal 4
a. Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, Da’wah Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan Tajdid, bersumber
pada Al-Qur`an dan As-Sunnah.
Pasal 5
Lambang
Lambang Muhammadiyah adalah matahari bersinar utama dua belas, di tengah bertuliskan
(Muhammadiyah) dan dilingkari kalimat (Asyhadu an lã ilãha illa Allãh wa asyhadu anna Muhammadan
Rasūl Allãh )
Pasal 6
Maksud dan tujuan Muhammadiyah ialah menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga
terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Pasal 7
Usaha
Ø Untuk mencapai maksud dan tujuan, Muhammadiyah melaksanakan Da’wah Amar Ma’ruf Nahi
Munkar dan Tajdid yang diwujudkan dalam usaha di segala bidang kehidupan.
Ø Usaha Muhammadiyah diwujudkan dalam bentuk amal usaha, program, dan kegiatan, yang macam
dan penyelenggaraannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Ø Penentu kebijakan dan penanggung jawab amal usaha, program, dan kegiatan adalah Pimpinan
Muhammadiyah.
Keanggotaan
Pasal 8
Ø Anggota Luar Biasa ialah orang Islam bukan warga negara Indonesia.
Ø Anggota Kehormatan ialah perorangan beragama Islam yang berjasa terhadap Muhammadiyah dan
atau karena kewibawaan dan keahliannya bersedia membantu Muhammadiyah.
b. Hak dan kewajiban serta peraturan lain tentang keanggotaan diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.
Pasal 9
Susunan Organisasi
Pasal 10
Penetapan Organisasi
a. Penetapan Wilayah dan Daerah dengan ketentuan luas lingkungannya ditetapkan oleh Pimpinan
Pusat.
b. Penetapan Cabang dengan ketentuan luas lingkungannya ditetapkan oleh Pimpinan Wilayah.
c. Penetapan Ranting dengan ketentuan luas lingkungannya ditetapkan oleh Pimpinan Daerah.
d. Dalam hal-hal luar biasa Pimpinan Pusat dapat mengambil ketetapan lain.
Pimpinan
Pasal 11
Pimpinan Pusat
a. Pimpinan Pusat adalah pimpinan tertinggi yang memimpin Muhammadiyah secara keseluruhan.
b. Pimpinan Pusat terdiri atas sekurang-kurangnya tiga belas orang, dipilih dan ditetapkan oleh
Muktamar untuk satu masa jabatan dari calon-calon yang diusulkan oleh Tanwir.
c. Ketua Umum Pimpinan Pusat ditetapkan oleh Muktamar dari dan atas usul anggota Pimpinan Pusat
terpilih.
d. Anggota Pimpinan Pusat terpilih menetapkan Sekretaris Umum dan diumumkan dalam forum
Muktamar.
e. Pimpinan Pusat dapat menambah anggotanya apabila dipandang perlu dengan mengusulkannya
kepada Tanwir.
f. Pimpinan Pusat diwakili oleh Ketua Umum atau salah seorang Ketua bersama-sama Sekretaris
Umum atau salah seorang Sekretaris, mewakili Muhammadiyah untuk tindakan di dalam dan di luar
pengadilan.
Pasal 12
Pimpinan Wilayah
b. Pimpinan Wilayah terdiri atas sekurang-kurangnya sebelas orang ditetapkan oleh Pimpinan Pusat
untuk satu masa jabatan dari calon-calon yang dipilih dalam Musyawarah Wilayah.
c. Ketua Pimpinan Wilayah ditetapkan oleh Pimpinan Pusat dari dan atas usul calon-calon anggota
Pimpinan Wilayah terpilih yang telah disahkan oleh Musyawarah Wilayah.
d. Pimpinan Wilayah dapat menambah anggotanya apabila dipandang perlu dengan mengusulkannya
kepada Musyawarah Pimpinan Wilayah yang kemudian dimintakan ketetapan Pimpinan Pusat.
Pasal 13
Pimpinan Daerah
b. Pimpinan Daerah terdiri atas sekurang-kurangnya sembilan orang ditetapkan oleh Pimpinan
Wilayah untuk satu masa jabatan dari calon-calon anggota Pimpinan Daerah yang telah dipilih dalam
Musyawarah Daerah.
c. Ketua Pimpinan Daerah ditetapkan oleh Pimpinan Wilayah dari dan atas usul calon-calon anggota
Pimpinan Daerah terpilih yang telah disahkan oleh Musyawarah Daerah.
d. Pimpinan Daerah dapat menambah anggotanya apabila dipandang perlu dengan mengusulkannya
kepada Musyawarah Pimpinan Daerah yang kemudian dimintakan ketetapan Pimpinan Wilayah.
Pasal 14
Pimpinan Cabang
b. Pimpinan Cabang terdiri atas sekurang-kurangnya tujuh orang ditetapkan oleh Pimpinan Daerah
untuk satu masa jabatan dari calon-calon yang dipilih dalam Musyawarah Cabang.
c. Ketua Pimpinan Cabang ditetapkan oleh Pimpinan Daerah dari dan atas usul calon-calon anggota
Pimpinan Cabang terpilih yang telah disahkan oleh Musyawarah Cabang.
d. Pimpinan Cabang dapat menambah anggotanya apabila dipandang perlu dengan mengusulkannya
kepada Musyawarah Pimpinan Cabang yang kemudian dimintakan ketetapan Pimpinan Daerah.
Pasal 15
Pimpinan Ranting
b. Pimpinan Ranting terdiri atas sekurang-kurangnya lima orang ditetapkan oleh Pimpinan Cabang
untuk satu masa jabatan dari calon-calon yang dipilih dalam Musyawarah Ranting.
c. Ketua Pimpinan Ranting ditetapkan oleh Pimpinan Cabang dari dan atas usul calon-calon anggota
Pimpinan Ranting terpilih yang telah disahkan oleh Musyawarah Ranting.
d. Pimpinan Ranting dapat menambah anggotanya apabila dipandang perlu dengan mengusulkannya
kepada Musyawarah Pimpinan Ranting yang kemudian dimintakan ketetapan Pimpinan Cabang.
Pasal 16
Pemilihan Pimpinan
c. Syarat anggota Pimpinan dan cara pemilihan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 17
b. Jabatan Ketua Umum Pimpinan Pusat, Ketua Pimpinan Wilayah, Ketua Pimpinan Daerah, masing-
masing dapat di jabat oleh orang yang sama dua kali masa jabatan berturut-turut.
c. Serah-terima jabatan Pimpinan Pusat dilakukan pada saat Muktamar telah menetapkan Pimpinan
Pusat baru. Sedang serah-terima jabatan Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, Pimpinan Cabang, dan
Pimpinan Ranting dilakukan setelah disahkan oleh Pimpinan di atasnya.
Pasal 18
Dalam hal-hal luar biasa yang terjadi berkenaan dengan ketentuan pada pasal 12 sampai dengan pasal
17, Pimpinan Pusat dapat mengambil ketetapan lain.
Pasal 19
Penasihat
Pasal 20
b. Majelis adalah Unsur Pembantu Pimpinan yang menjalankan sebagian tugas pokok
Muhammadiyah.
c. Lembaga adalah Unsur Pembantu Pimpinan yang menjalankan tugas pendukung Muhammadiyah.
d. Ketentuan tentang tugas dan pembentukan Unsur Pembantu Pimpinan diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
Organisasi Otonom
Pasal 21
a. Organisasi Otonom ialah satuan organisasi di bawah Muhammadiyah yang memiliki wewenang
mengatur rumah tangganya sendiri, dengan bimbingan dan pembinaan oleh Pimpinan Muhammadiyah.
b. Organisasi Otonom terdiri atas organisasi otonom umum dan organisasi otonom khusus.
c. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi Otonom disusun oleh organisasi otonom
masing-masing berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah.
e. Ketentuan lain mengenai organisasi otonom diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Permusyawaratan
Pasal 22
Muktamar
a. Muktamar ialah permusyawaratan tertinggi dalam Muhammadiyah yang diselenggarakan oleh dan
atas tanggung jawab Pimpinan Pusat.
d. Acara dan ketentuan lain tentang Muktamar diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
Pasal 23
a. Muktamar Luar Biasa ialah muktamar darurat disebabkan oleh keadaan yang membahayakan
Muhammadiyah dan atau kekosongan kepemimpinan, sedang Tanwir tidak berwenang memutuskannya.
b. Muktamar Luar Biasa diadakan oleh Pimpinan Pusat atas keputusan Tanwir..
c. Ketentuan mengenai Muktamar Luar Biasa diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 24
Tanwir
Ø Wakil Wilayah
d. Acara dan ketentuan lain tentang Tanwir diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 25
Musyawarah Wilayah
a. Musyawarah Wilayah ialah permusyawaratan Muhammadiyah dalam Wilayah, diselenggarakan
oleh dan atas tanggung jawab Pimpinan Wilayah.
Ø Wakil Cabang yang dipilih oleh Musyawarah Pimpinan Cabang yang jumlahnya ditetapkan oleh
Pimpinan Wilayah atas dasar perimbangan jumlah Ranting dalam tiap Cabang
d. Acara dan ketentuan lain tentang Musyawarah Wilayah diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 26
Musyawarah Daerah
Ø Wakil Ranting yang dipilih oleh Musyawarah Pimpinan Ranting yang jumlahnya ditetapkan oleh
Pimpinan Daerah atas dasar perimbangan jumlah anggota Wakil Pimpinan Organisasi Otonom tingkat
Daerah
d. Acara dan ketentuan lain tentang Musyawarah Daerah diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 27
Musyawarah Cabang
Ø Acara dan ketentuan lain tentang Musyawarah Cabang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 28
Musyawarah Ranting
d. Acara dan ketentuan lain tentang Musyawarah Ranting diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 29
Musyawarah Pimpinan
c. Acara dan ketentuan lain mengenai Musyawarah Pimpinan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 30
Keabsahan Musyawarah
Musyawarah tersebut dalam pasal 22 sampai dengan pasal 29 kecuali pasal 23 dinyatakan sah apabila
dihadiri oleh dua per tiga anggotanya yang telah diundang secara sah oleh Pimpinan Muhammadiyah di
tingkat masing-masing.
Pasal 31
Keputusan Musyawarah
Keputusan Musyawarah tersebut dalam pasal 22 sampai dengan pasal 29 kecuali pasal 23 diusahakan
dengan cara mufakat. Apabila keputusan secara mufakat tidak tercapai maka dilakukan pemungutan
suara dengan suara terbanyak mutlak.
Rapat
Pasal 32
Rapat Pimpinan
a. Rapat Pimpinan ialah rapat dalam Muhammadiyah di tingkat Pusat, Wilayah, dan Daerah,
diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Pimpinan Muhammadiyah apabila diperlukan.
c. Ketentuan lain mengenai Rapat Pimpinan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 33
Rapat Kerja
a. Rapat Kerja ialah rapat yang diadakan untuk membicarakan segala sesuatu yang menyangkut amal
usaha, program dan kegiatan organisasi.
b. Rapat Kerja dibedakan dalam dua jenis yaitu Rapat Kerja Pimpinan dan Rapat Kerja Unsur
Pembantu Pimpinan.
c. Rapat Kerja Pimpinan pada tiap tingkat diadakan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu tahun.
d. Rapat Kerja Unsur Pembantu Pimpinan diadakan dua kali dalam satu masa jabatan.
e. Ketentuan mengenai masing-masing jenis Rapat Kerja diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 34
Tanfidz
a. Tanfidz adalah pernyataan berlakunya keputusan Muktamar, Tanwir, Musyawarah, dan Rapat yang
dilakukan oleh Pimpinan Muhammadiyah masing-masing tingkat.
b. Keputusan Muktamar, Tanwir, Musyawarah, dan Rapat berlaku sejak ditanfidzkan oleh Pimpinan
Muhammadiyah masing-masing tingkat.
Ø Bersifat redaksional
Ø Mempertimbangkan kemaslahatan
Pasal 35
Pengertian
Keuangan dan kekayaan Muhammadiyah adalah semua harta benda yang diperoleh dari sumber yang
sah dan halal serta digunakan untuk kepentingan pelaksanaan amal usaha, program, dan kegiatan
Muhammadiyah.
Pasal 36
Sumber
5. Sumber-sumber lain
Pasal 37
Ketentuan mengenai pengelolaan dan pengawasan keuangan dan kekayaan diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
Laporan
Pasal 38
Laporan
a. Pimpinan Muhammadiyah semua tingkat wajib membuat laporan perkembangan organisasi dan
laporan pertanggungjawaban keuangan serta kekayaan, disampaikan kepada Musyawarah Pimpinan,
Musyawarah tingkat masing-masing-masing, Tanwir, dan Muktamar.
Pasal 39
a. Anggaran Rumah Tangga menjelaskan dan mengatur hal-hal yang tidak diatur dalam Anggaran
Dasar.
b. Anggaran Rumah Tangga dibuat oleh Pimpinan Pusat berdasarkan Anggaran Dasar dan disahkan
oleh Tanwir.
c. Dalam keadaan yang sangat memerlukan perubahan, Pimpinan Pusat dapat mengubah Anggaran
Rumah Tangga dan berlaku sampai disahkan oleh Tanwir.
Pembubaran
Pasal 40
Pembubaran
a. Pembubaran Muhammadiyah hanya dapat dilakukan dalam Muktamar Luar Biasa yang
diselenggarakan khusus untuk keperluan itu atas usul Tanwir.
c. dihadiri sekurang-kurangnya tiga perempat dari jumlah anggota Muktamar Luar Biasa.
e. Muktamar Luar Biasa memutuskan segala hak milik Muhammadiyah diserahkan untuk kepentingan
kemaslahatan umat Islam setelah Muhammadiyah dinyatakan bubar.
Perubahan
Pasal 41
b. Rencana perubahan Anggaran Dasar diusulkan oleh Tanwir dan harus sudah tercantum dalam acara
Muktamar.
c. Perubahan Anggaran Dasar dinyatakan sah apabila diputuskan oleh sekurang-kurangnya dua per
tiga dari jumlah anggota Muktamar yang hadir
Penutup
Pasal 42
Penutup
a. Anggaran Dasar ini telah disahkan dan ditetapkan oleh Muktamar ke-45 yang berlangsung pada
tanggal 26 Jumadil Awal s.d. 1 Jumadil Akhir 1426 H bertepatan dengan tanggal 3 s.d. 8 Juli 2005 M. di
Malang, dan dinyatakan mulai berlaku sejak ditanfidzkan.
b. Setelah Anggaran Dasar ini ditetapkan, Anggaran Dasar sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi.
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Muhammadiyah adalah organisasi yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan untuk memberantas penyakit
aqidah dan ketauhidan yang dialami oleh umat Islam pada masa itu. Organisasi ini berdiri dengan
berlandaskan surat Ali-Imran ayat 104 yang berbunyi:
“Adakanlah dari kamu sekalian, golongan yang mengajak kepada ke-Islaman, menyuruh kepada kebaikan
dan mencegah daripada keburukan. Mereka itulah golongan yang beruntung berbahagia " (QS Ali-
Imran:104)
B. Saran
Sebagai seorang pelajar yang nantinya akan terjun ke masyarakat, seyogyanya memiliki sikap dan
kepribadian seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad SAW.
Pergaulan bebas sudah merajalela, saatnya membentengi diri dengan tembok (ilmu dan iman) yang
kokoh agar tidak terombang-ambing oleh kerasnya zaman.
nisa
kemuhammadiyahan 2
MAKALAH
KEMUHAMMADIYAHAN 2
OLEH
ANNISA : 1402020002
Kata pengantar
Alhamdulillah segala puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang masih memberikan
nikmat hidup dan nikmat sehat sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“Anggaran Dasar (ADF) Muhammadiyah dan Anggaran Rumah Tangga(ART) Muhammadiyah” tepat pada
waktunya. salawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah berperan
besar dalam upaya membawa umat dari masa jahiliyah menuju masa yang penuh dengan ilmu
pengetahuan . Kami juga mengucapkan terima kasih atas bimbingan yang telah diberikan oleh dosen
mata kuliah Kemuhammadiyahan II Kami mengucapkan terima kasih atas perhatihan terhadap makalah
ini . semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi mengembangkan wawasan mengenai materi pada mata
pelajaran Kemuhammadiyahan II. Saran dari pembaca sangatlah Kami harapkan sebagai motivasi untuk
perbaikan makalah dimasa yang mendatang.kami memohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat
pada makalah ini.
Daftar isi
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
A. Kesimpulan ............................................................................................ 11
BAB I
PENDAHULUAN
Muhammadiyah adalah suatu persyarikatan yang merupakan “Gerakan Islam”Maksud geraknya ialah,
“Dakwah islam dan amar makruf nahi mungkar” yang ditujukan kepada dua bidang: perseorangan dan
masyarakat. Dakwah dan amar makruf nahi mungkar pada bidang yang pertama terbagi pada dua
golongan: kepada yang telah islam bersifat pembaharuan(tajdid), yaitu mengembalikan kepada ajaran-
ajaran islam yang asli murni, dan yang kedua kepada yang belum islam bersifat seruan dan ajakan untuk
memeluk agama islam. Adapun dakwah dan amar makruf dan nahi mungkar yang kedua, ialah kepada
masyarakat, bersifat perbaikan, bimbinga dan peringatan. Kesemuanya itu dilaksankan bersama dengan
bermusyawarah atas dasar takwa dan mengharap keridhaan Allah semata.
Dengan melaksanakan dakwah dan amar makruf nahi mungkar dengan caranya masing-masing yang
sesuai, Muhammadiyah menggerakan masyarakat menuju tujuannya, ialah “terwujudnya masyarakat
islam yang sebenar-benarnya. Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah pada hakikatnya
merupakan ideologi Muhammadiyahan yang merupakan pandangan muhammadiyah mengenai
kehidupan manusia dimuka bumi ini, cita-cita yang ingin diwujudkan dan cara-cara yang dipergunakan
untuk mewujudkan cita-cita tersebut sebagai ideologi, Muqaddimah Anggaran Dasar menjiwai segala
gerak dan usaha muhammadiyah dan proses penyusunan sistem kerja sama yang dilakukan untuk
mewujudkan tujuannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
BAB II
PEMBAHASAN
Muhammadiyah berdiri pada tanggal 8 zulhijjah 1330 H dan mendapatkan status berbadan hukum.
Sebagai suatu organisasi sudah semestinya ketika akan mencatatkan diri menjadi sebuah badan hukum
harus memenuhi berbagai syarat antara lain harus ada anggaran dasar. Syarat adanya anggaran dasar
pada saat itu masih sederhana, yakni hanya memuat batang tubuh saja belum ada pembukaan.
Ditinjau dari segi ilmu hukum, mukaddimah anggaran dasar menempati kedudukan yang lebih
tinggi. Mukaddimah anggaran dasar memuat pokok-pokok pikiran yang sangat fundamental, yang
didalamnya tertuang suatu pandangan hidup, tujuan hidup, serta cara dan alat untuk mencapai suatu
tujuan hidup yang di cita-citakan.
Latar belakang disusunnya Muqaddimah Anggaran Dasar oleh Ki Bagus Hadikusumo dan kawan-
kawannya tersebut, adalah :
a. Belum adanya rumusan formal tentang dasar dan cita-cita perjuangan Muhammadiyah.
c. Semakin kuatnya berbagai pengaruh alam pikiran dari luar, yang langsung atau tidak alngsung
berhadapan denagn faham dan keyakinan hidup Muhammadiyah.
Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah disusun dan dirumuskan oleh Ki Bagus Hadikusumo
sebagai hasil penyorotan dan pengungkapan kembali terhadap pokok pikiran yang dijadikan dasar amal
usaha dan perjuangan Kyai Ahmad Dahlan dengan menggunakan wadah persyarikatan Muhammadiyah.
Rumusan “Muqaddimah” diterima dan disahkan oleh Muktamar Muhammadiyah ke 31 yang
dilangsungkan di kota yogyakarta pada tahun 1950, setelah melewati penyempurnaan segi redaksional
yang dilaksanakan oleh sebuah team yang dibentuk oleh sidang Tanwir. Team penyempurnaan tersebut
anggota-anggotanya terdiri dari : Buya hamka, K.H.Farid Ma’ruf, Mr. Kasman Singodimedjo serta Zain
Jambek.
Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah disusun dan dirumuskan baru pada periode Ki Bagus
Hadikusumo, sebab-sebabnya antara lain:
1. Belum adanya kepastian rumusan tentang cita-cita dan dasar perjuangan Muhammadiyah Kyai
Ahmad Dahlan membangun Muhammadiyah bukannya didasarkan pada teori yang terlebih dahulu
dirumuskan secara ilmiah dan sistematis, akan tetapi apa yang telah diresapinnya dari pemahaman
agama yang bersumber pada Al-Qur’an dan Hadist beliau segara diwujudkan dengan amalan yang
nyata.Oleh karena itu kyai Ahmad Dahlan lebih tepat dikatakan sebagai seorang ulama yang praktis,
bukannya ulama yang teoritis. Pada awalnya perjuangan muhammadiyah, keadaanya serupa tidak
mengaburkan penghayatan seseorang terhadap muhammadiyah, baik ia seorang muhammadiyah sendiri
ataupun seorang luar yang berusaha memahaminya.akan tetapi serentak muhammadiyah semakin luas
serta bertambah banyak anggota dan simpatisannya mengakibatkan semakin jauh mereka dari sumber
gagasan. Karena itu wajar apabila terjadi kekaburan penghayatan terhadap dasar-dasar pokok yang
menjadi daya pendorong kyai Ahmad Dahlan dalam menggerakkan persyarikatan Muhammadiyah.
2. Kehidupan rohani keluarga Muhammadiyah menampakkan gejala menurun, akibat terlalu berat
mengejar kehidupan duniawi. Perkembangan masyarakat terus maju, ilmu pengetahuan dan teknologi
tidak henti-hentinya menyajikan hal-hal yang membuat manusia kager dan mencengangkan, membuat
dunia semakin ciut dan sempit, pengaruh budaya secara timbal balik terjadi dengan lancarnya antara
satu negara dengan negara lainnya baik yang bersifat positif ataupun bersifat negatif. Keadaan yang
semua itu tidak terkecuali mengenai masyarakat Indonesia. Tersebab adanya perkembangan Zaman
serupa itu yang seluruhnya hampir dapat dinyatakan mengarah kepada kehidupan duniawi dan sedikit
yang mengarah kepada peningkatan kebahagiaan rohani, menyebabkan masyarakat Indonesia termasuk
di dalamnya keluarga Muhammadiyah terhimbau oleh gemerlapan kemewahan duniawi.
3. Makin kuatnya berbagai pengaruh dari luar yang langsung atau tidak berhadapan dengan faham
dan keyakinan Muhammadiyah bersama dengan perkembangan zaman yang membawa berbagai
perubahan dalam masyarakat, maka tidak ketinggalan pengaruh cara-cara berfikir, sikap hidup atau
pandangan hidup masuk ketengah-tengah masyarakat Indonesia.Selain banyak yang bermanfaat, tak
sedikit yang dapat merusak keyakinan dan faham Muhammadiyah.
4. Dorongan disusunnya prambul UUD 1945 sesaat menjelang proklamasi kemerdekaan negara
republik indonesia tanggal 17 Agustus 1945, tokoh-tokoh pergerakan bangsa indonesia dihimpun oleh
pemerintah jepang dalam wadah “Badan Penyelidik”usaha persiapan kemerdekaan indonesia (BPUPKI),
yang tugasnya antara lain mempelajari negara indonesia merdeka. Dan dantara hal yang penting adalah
terumuskannya “piagam jakarta” yang kelak dijadikan “pembukaan UUD 1945”setelah diadakan
beberapa perubahan dan penyempurnaan di dalamnya. Pada saat merumuskan materi tersebut, para
pimpinan pergerakan bangsa indonesia benar-benar memusyawarakan secara matang dengan disertai
debat yang seru antara satu denagn yang lain, yang ditempuh demi mencari kebenaran. Pengalaman ini
dialami sendiri oleh Ki Bagus Hadikusumo yang kebetulan terlibat didalamnya karena termasuk sebagai
anggota BPUPKI. Beliau merasakan betapa pentingnya rumusan piagam jakarta, sebab piagam ini akan
memberiakan gambaran kepada dunia luar atau kepada siapapun tentang cita-cita dasar, pandangan
hidup serta tujuan luhur bangsa indonesia bernegara. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada
saat periode Ki Bagus Hadikusumo, adanya “Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah” benar-
benar sudah sangat diperlukan karena adanya beberapa alasan dan kemyataan tersebut.
Anggaran Dasar (AD) Muhammadiyah merupakan salah satu landasan struktural persyarikatan
Muhammadiyah selain khittah perjuangan Muhammadiyah, dan keputusan-keputusan Muhammadiyah.
AD Muhammadiyah merupakan anggaran pokok yang menyatakan dasar, maksud, dan tujuan organisasi
Muhammadiyah, peraturan-peraturan pokok dalam menjalankan organisasi dan usaha-usaha yang harus
dilakukan untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut. Penjelasan AD dicantumkan dalam ART.
Adapun maksud dan tujuan yang akan dicapai oleh persyarikatan Muhammadiyah sebagaimana yang
dicantumkan dalam AD pasal 6 berbunyi : “Menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam sehingga
terwujud masyarakat islam yang sebenar-benarnya”.
Sementara itu, usaha Muhammadiyah yang diwujudkan dalam bentuk amal usaha, program, dan
kegiatan meliputi sebagaimana yang tercantum dalam pasal 3 (14 sub sistem), yaitu:
2. Memperdalam dan mengembangkan pengkajian ajaran islam daalm berbagai berbagai aspek
kehidupan untuk mendapatkan kemurnian dan kebenarannya.
3. Meningkatkan semangat ibadah, jihad, zakat, infaq, wakaf, shadakah, hibah, dan amal shalih
lainnya.
4. Meningkatkan harkat martabat dan kualitas sumber daya manusia agar berkemampuan tinggi serta
berakhlak mulia.
8. Memelihara, mengembangkan, dan mendayagunakan sumber daya alam dan lingkungan untuk
kesejahteraan.
9. Mengembangkan komunikasi, ukhuwah, dan kerjasama dalam berbagai bidang dan kalangan
masyarakat dalam dan luar negeri.
10. Memelihara keutuhan bangsa serta berperan aktif dalam kekehidupan berbangsa dan bernegara.
11. Membina dan meningkatkan kualitas serta kuantitas anggota sebagai pelaku gerakan.
12. Mengembangkan sarana, prasarana, dan sumber dana untuk mensukseskan gerakan.
13. Mengupayakan penegakan hukum, keadilan, dan kebenaran, serta meningkatkan pembelaan
terhadap masyarakat.
14. Usaha-usaha lain yang sesuai dengan maksud dan tujuan Muhammadiyah.
Pasal 1 : Nama
Pasal 2 : Pendirian
Muhammadiyah didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah bertepatan
tanggal 18 November 1912 Miladiyah di Yogyakarta untuk jangka waktu tidak terbatas.
* Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan Tajdid, bersumber
pada Al-Qur’an dan As-sunnah.
Pasal 5 : Lambang
Lambang Muhammadiyah adalah Matahari bersinar utama dua belas, ditengah bertuliskan
( Muhammadiyah) dan dilingkari kalimat (Asyhadu an la ilaaha illa Allaah wa asyhadu anna
Muhammadan Rasuul Allaah.
Maksud dan tujuan Muhammadiyah ialah menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga
terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Pasal 7 : Usaha
Untuk mencapai maksud dan tujuan Muhammadiyah melaksanakan dakwah Amar ma’ruf Nahi
Munkar dan Tajdid yang diwujudkan dalam usaha di segala bidang kehidupan.
Usaha Muhammadiyah diwujudkan dalam bentuk amal usaha, program, dan kegiatan, yang
macam dan penyelenggaraannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Penentu kebijakan dan penanggung jawab amal usaha, program, dan kegiatan, adalah pimpinan
Muhammadiyahan.
D. Anggaran Rumah Tangga
1. Anggaran Rumah Tangga menjelaskan dan mengatur hal-hal yang tidak diatur dalam Anggaran
Dasar.
2. Anggaran Rumah Tangga dibuat oleh pimpinan pusat berdasarkan Anggaran dasar dan disahkan
oleh Tanwir.
3. Dalam keadaan yang sangat memerlukan perubahan, pimpinan pusat dapat mengubah Anggaran
Rumah Tangga dan berlaku sampai disahkan oleh Tanwir.
2. Rencana perubahan Anggaran Dasar diusulkan oleh Tanwir dan harus sudah tercantum dalam acara
Muktamar.
3. Perubahan Anggaran dinyatakan sah apabila diputuskan oleh sekurang-kurangnya dua pertiga dari
jumlah anggota Muktamar yang hadir.
Pasal 1 Kedudukan
2. Pimpinan pusat sebagai himoinan tertinggi memimpin muhammadiyah secara keseluruhan dan
menyelenggarakan aktivitasnya di dua kantor, Yogyakarta.
Pasal 3 usaha
Usaha muhammadiyah yang diwujudkan dalam bentuk amal usaha dan kegiatan meliputi :
3. Meningkatkan semangat ibadah, jihad, zakat, infaq, wakaf, sadaqah, dan amal shalih lainnya.
Pasal 4 keanggotaan
2. Anggota luar biasa ialah seorang yang bukan warga negara Indonesia, beragama islam, setuju
dengan maksud tujuan muhammadiyah serta bersedia mendukung amal usahanya.
3. Anggota kehormatan
A. Anggota Biasa
2. Pimpinan cabang meneruskan permintaan tersebut kepada pimpinan pusat denagn disertai
pertimbangan
B. Anggota Luar biasa dan anggota kehormatan tatacaranya diatur oleh pimpinan pusat
5. Pimpinan pusat dapat melimpahkan wewenang penerimaan permintaan menjadi anggota biasa dan
memberikan kartu tanda anggota muhammadiyah pada pimpinan wilayah
6. Hak anggota
8. Anggota biasa, luar biasa dan kehormatan berhenti karena hal-hal tertentu
Ranting adalah kesatuan anggota disuatu tempat atau kawasan yang terdiri atas sekurang-kurangnya 15
orang yang berfungsi melakukan pembinaan dan pemberdayaan anggota
Pasal 6 cabang
Cabang adalah kesatuan ranting disuatu tempat yang terdiri atas sekurang-kurangnya 3 ranting.
Pasal 7 daerah
Daerah adalah kesatuan cabang dikabupaten atau kota ayng terdiri atas sekurang-kurangnya 3
cabang.
Pasal 8 Wilayah
Wilayah adalah kesatuan daerah provinsi yang terdiri atas sekurang-kurangnya 3 daerah.
Pasal 9 Pusat
Anggota pimpinan pusat harus berdomisili di kota tempat kantor pimpinan pusat atau di sekitarnya.
Pimpinan cabang menunjuk salah seorang wakil ketua pimpinan cabangnya tidak dapat menunaikan
tuagsnya sebagai anggota musyawarah pimpinan tingkat daerah.
Pasal 18 penasehat
Pasal 21 muktamar
Pasal 23 tanwir
Pasal 31 kepemimpinan
Pasal 36 laporan
Pasal 38 penutup
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Muhammadiyah berdiri pada tanggal 8 zulhijjah 1330 H dan mendapatkan status berbadan hukum.
Ditinjau dari segi ilmu hukum, mukaddimah anggaran dasar menempati kedudukan yang lebih tinggi.
Mukaddimah anggaran dasar memuat pokok-pokok pikiran yang sangat fundamental, yang didalamnya
tertuang suatu pandangan hidup, tujuan hidup, serta cara dan alat untuk mencapai suatu tujuan hidup
yang di cita-citakan.
Latar belakang disusunnya Muqaddimah Anggaran Dasar oleh Ki Bagus Hadikusumo dan kawan-
kawannya tersebut, adalah :
a. Belum adanya rumusan formal tentang dasar dan cita-cita perjuangan Muhammadiyah.
c. Semakin kuatnya berbagai pengaruh alam pikiran dari luar, yang langsung atau tidak alngsung
berhadapan denagn faham dan keyakinan hidup Muhammadiyah.
d. Dorongan disusunnya pembukaan undang-undang RI tahnu 1945.
Anggaran Dasar (AD) Muhammadiyah merupakan salah satu landasan struktural persyarikatan
Muhammadiyah selain khittah perjuangan Muhammadiyah, dan keputusan-keputusan Muhammadiyah.
AD Muhammadiyah merupakan anggaran pokok yang menyatakan dasar, maksud, dan tujuan organisasi
Muhammadiyah, peraturan-peraturan pokok dalam menjalankan organisasi dan usaha-usaha yang harus
dilakukan untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut. Penjelasan AD dicantumkan dalam ART.
1. Anggaran Rumah Tangga menjelaskan dan mengatur hal-hal yang tidak diatur dalam Anggaran
Dasar.
2. Anggaran Rumah Tangga dibuat oleh pimpinan pusat berdasarkan Anggaran dasar dan disahkan
oleh Tanwir.
3. Dalam keadaan yang sangat memerlukan perubahan, pimpinan pusat dapat mengubah Anggaran
Rumah Tangga dan berlaku sampai disahkan oleh Tanwir.
2. Rencana perubahan Anggaran Dasar diusulkan oleh Tanwir dan harus sudah tercantum dalam acara
Muktamar.
3. Perubahan Anggaran dinyatakan sah apabila diputuskan oleh sekurang-kurangnya dua pertiga dari
jumlah anggota Muktamar yang hadir.
Kami sangat membutuhkan kritik dan saran dari dosen dan teman-teman sekalian. Agar kami dapat
memperbaiki makalah kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat Samsul, dkk, Studi Kemuhammadiyahan,2009. Lembaga Pengembangan Ilmu-ilmu Dasar (LPID),
Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta
Edi Sarwo, dkk, Konstitusi dan pedoman bermuhammadiyah, 1427 hijriyah.Umsu. Medan
annisa23 di 07.12
Berbagi
Posting Komentar
Beranda
Kata Pengantar………………………………………………………………………….. ix
1. Pendahuluan……………………………………………………………………………... 1
2. Pembahasan……………………………………………………………………………… 2
3. Kesimpulan ……………………………………………………………………………... 6
I. KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan
makalah yang berjudul “Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah” dengan lancar.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bpk
Dosen, yang telah memberikan kesempatan dan memberi fasilitas sehingga makalah ini dapat
tersampaikan dengan lancer. semua mahasiswa AIK kelas muthawashittin D, yang telah memberikan
waktu untuk penyampaian makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada
khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu
penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan.
Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.
Tim Penulis.
ix
II. PENDAHULUAN
Muhammadiyah adalah suatu persyarikatan yang merupakan “Gerakan Islam”. Maksud geraknya ialah,
“Da’wah Islam & amar ma'ruf nahi munkar” yang ditujukan kepada dua bidang: perseorangan dan
masyarakat. Da’wah dan amar ma'ruf nahi munkar pada bidang yang pertama terbagi kepada dua
golongan: kepada yang telah Islam bersifat pembaharuan (tajdid), yaitu mengembalikan kepada ajaran-
ajaran Islam yang asli murni; dan yang kedua kepada yang belum Islam bersifat seruan dan ajakan untuk
memeluk agama Islam. Adapun da’wah dan amar ma'ruf nahi munkar yang kedua, ialah kepada
masyarakat, bersifat perbaikan, bimbingan dan peringatan. Kesemuanya itu dilaksanakan bersama
dengan bermusyawarah atas dasar taqwa dan mengharap keridlaan Allah semata.
Dengan melaksanakan da’wah dan amar ma'ruf nahi munkar dengan caranya masing-masing yang
sesuai, Muhammadiyah menggerakkan masyarakat menuju tujuannya, ialah “terwujudnya masyarakat
Islam yang sebenar-benarnyaMukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah pada hakekatnya
merupakan ideologi Muhammadiyah yang merupakan pandangan Muhammadiyah mengenai kehidupan
manusia di muka bumi ini, cita-cita yang ingin diwujudkan dan Cara-cara yang dipergunakan untuk
mewujudkan cita-cita tersebut sebagai ideologi, Muqaddimah Anggaran Dasar menjiwai segala gerak dan
usaha Muhammadiyah dan proses penyusunan sistem kerjasama yang dilakukan untuk mewujudkan
tujuannya
III. PEMBAHASAN
A. SEJARAH PERUMUSAN
Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah disusun dan dirumuskan oleh Ki Bagus Hadikusuino
sebagai hasil penyorotan dan pengungkapan kembali terhadap pokok-pikiran pokok-pikiran yang
dijadikan dasar amal usaha dan perjuangan Kyai Ahmad Dahlan dengan menggunakan wadah
persyarikatan Muhamnadiyah. Rumusan “Muqaddimah” diterima dan disahkan oleh Muktamar
Muhammadiyah ke 31 yang dilangsungkan di kota Yogyakarta pada tahun 1950, setelah melewati
penyempurnaan segi redaksional yang dilaksanakan oleh sebuah team yang dibentuk oleh sidang Tanwir.
"Hidup manusia harus berdasar Tauhid (meng-esakan) Allah: ber-Tuhan, ber-ibadah serta tunduk dan
ta'at hanya kepada Allah".
Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai berikut: “AMMA BA’DU,
bahwa sesungguhnya ke-Tuhanan itu adalah hak Allah semata-mata. Ber-Tuhan dan ber’ibadah serta
tunduk dan tha’at kepada Allah adalah satu-satunya ketentuan yang wajib atas tiap-tiap makhluk,
terutama manusia”.
Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai berikut: “Hidup
bermasyarakat itu adalah sunnah (hukum qudrat iradat) Allah atas kehidupan manusia di dunia ini”.
“Hanya hukum Allah yang sebenar-benarnyalah satu-satunya yang dapat dijadikan sendi untuk
membentuk pribadi yang utama dan mengatur ketertiban hidup bersama (masyarakat) dalam menuju
hidup bahagia dan sejahtera yang haqiqi, di dunia dan akhirat”.
Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqqaddimah Anggaran Dasar sebagai berikut: “Masyarakat
yang sejahtera, aman damai, makmur dan bahagia hanyalah dapat diwujudkan di atas keadilan,
kejujuran, persaudaraan dan gotong royong, bertolong-tolongan dengan bersendikan hukum Allah yang
sebenar-benarnya, lepas dari pengaruh syaitan dan hawa nafsu.
“Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya, adalah wajib, sebagai ibadah kepada Allah berbuat ihsan dan islah kepada manusia/
masyarakat”.
2
Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai berikut: “Menjunjung
tinggi hukum Allah lebih daripada hukum yang manapun juga, adalah kewajiban mutlak bagi tiap-tiap
orang yang mengaku ber-Tuhan kepada Allah.
Agama Islam adalah Agama Allah yang dibawa oleh sekalian Nabi, sejak Nabi Adam sampai Nabi
Muhammad saw, dan diajarkan kepada umatnya masing-masing untuk mendapatkan hidup bahagia
Dunia dan Akhirat”.
“Perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya, hanyalah akan dapat berhasil bila kita mengikuti jejak (ittiba') perjuangan para Nabi
terutama perjuangan Nabi Muhammad saw”.
Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqadimah Anggaran Dasar sebagai berikut: “Syahdan, untuk
menciptakan masyarakat yang bahagia dan sentausa sebagai yang tersebut di atas itu, tiap-tiap orang,
terutama umat Islam, umat yang percaya akan Allah dan Hari Kemudian, wajiblah mengikuti jejak
sekalian Nabi yang suci: beribadah kepada Allah dan berusaha segiat-giatnya mengumpulkan segala
kekuatan dan menggunakannya untuk menjelmakan masyarakat itu di Dunia ini, dengan niat yang murni-
tulus dan ikhlas karena Allah semata-mata dan hanya mengharapkan karunia Allah dan ridha-Nya belaka,
serta mempunyai rasa tanggung jawab di hadirat Allah atas segala perbuatannya, lagi pula harus sabar
dan tawakal bertabah hati menghadapi segala kesukaran atau kesulitan yang menimpa dirinya, atau
rintangan yang menghalangi pekerjaannya, dengan penuh pengharapan perlindungan dan pertolongan
Allah Yang Maha Kuasa”.
“Perjuangan mewujudkan pokok pikiran-pokok pikiran tersebut hanyalah dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya dan berhasil, bila dengan cara berorganisasi. Organisasi adalah satu-satunya cara atau
perjuangan yang sebaik-baiknya”.
Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai berikut: Kesemuanya
itu, perlu untuk menunaikan kewajiban mengamalkan perintah-perintah Allah dan mengikuti sunnah
Rasul-Nya, Nabi Muhammad saw., guna mendapat karunia dan ridla-Nya di dunia dan akhirat, dan untuk
mencapai masyarakat yang sentausa dan bahagia, disertai nikmat dan rahmat Allah yang melimpah-
limpah.
3
Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, Dakwah amar ma’ruf nahi munkar dan Tajdid yang bersumber
pada Al-Qur”an dan As Sunnah. Kelahiran Muhammadiyah tidak lain kerena diilhami, dimotivasi dan
disemangati oleh ajaran-ajaran Al Qur’an. Dan apa yang digerakkan oleh Muhammadiyah tidak ada motif
lain kecuali semata-mata untuk merealisasikan prinsip-prinsip ajaran Islam dalam kehidupan yang riil dan
konkrit. Gerakan Muhammadiyah hendak berusaha untuk menampilkan wajah Islam dalam wujud yang
riil, konkrit dan nyata, yang dapat dihayati, dirasakan dan dinikmati oleh umat sebagai rahmatan lil
alamin. Oleh Alasan tersebut Muhammadiyah disebut sebagai gerakan Islam.
D. KEANGGOTAAN MUHAMMADIYAH
Keanggotaan muhammadiyah secara resmi diatur dalam anggaran dasar (ad) muhammdiyah bab IV,
pasal 8, ayat 1, dimana sebagai anggota muhammadiyah terdiri atas : anggota biasa, anggotaluar biasa,
dan anggota kehormatan
2. Anggota luar biasa adalah seorang bukan warga Negara Indonesia, beragama islam, setuju dengan
maksud dan tujuan muhammadiyah serta bersedia mendukung amal usahanya
3. Anggota kehoormatan adalah seseorang beragama islam, berjasa terhadap muhammadiyah dan
atau karena kewibawaan dan keahlian diperlukan atau bersedia membantu muhammadiyah. Sebagai
anggota muhammadiyah mempunyai hak dan kewajiban yang diatur secara rinci dalam anggaran rumah
tangga (ART) Muhammadiyah pasal 4
E. KEORGANISASIAN MUHAMMADIYAH
Susunan dan penetapan organisasi muhammadiyah diatur dalam AD muhammadiyah bab V pasal
9, terdiri atas :
ialah kesatuan Ranting dalam satu tempat yang terdiri atas sekurang-kurangnya tiga ranting. Pengesahan
pendirian cabang dan ketentuan luas lingkungannya ditetapkan oleh pipmpinan wilayah atas usul ranting
setelah memperhatikan pertimbangan pimpinan daerah.
ialah kesatuan Cabang dalam satu Kota atau Kabupaten yang terdiri atas sekurang-kurangnya tiga
cabang. Pengesahan pendirian daerah ditetapkan oleh pimpinan pusat atas usul cabang setelah
memperhatikan pertimbangan pimpinan wilayah.
ialah kesatuan Daerah dalam satu Propinsi yang terdiri atas sekurang-kurangnya tiga daerah. Pengesahan
pendirian wilayah ditetapkan oleh pimpinan pusat atas usul daerah yang bersangkutan.
Memasuki abad kedua, muhammadiyah dihadapkan pada tugas dan tantangan yang semakin berat,
bukan hanya karena makin kompleksnya perkembangan masyarakat yang menuntut berbagai
penyesuaian, namun juga kemunculan banyak organisasi islam baru yang mengharuskan
muhammadiyah memperbaharui strategi dakwah dan perjuangannya. Salah satu tantangan tersebut
adalah penataan dakwah dan perjuangan pengembangan cabang dan ranting. Cabang dan ranting adalah
level yang paling bawah.
Seharusnya cabang dan ranting berperan sebagai ujung tombak dalam kinerja organisasi.
Pertama, cabang dan ranting merupakan ujung tombak dalam rekrutmen anggota dan kaderisasi. Kedua,
cabang dan ranting merupakan ujung tombak dalam dakwah keagamaan. Ketiga, cabang dan ranting
merupakan ujung tombak dalam ukhuwah dalam organisasi lain. Keempat, cabang dan ranting
merupakan ujung tombak dalam kuantitas dalam berorganisasi
5
IV. KESIMPULAN
Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah didirikan tahun oleh ketua pengurus besar
Muhammadiyah 1942 sampai 1953 yaitu Ki Bagus H Hadikusuma dengan bantuan beberapa sahabatnya.
Latarbelakang didirikanya Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah yaitu adanya kekeburan dalam
Muhammadiyah sebagai akibat dari proses kehidupnya sesudah lebih dari 30 tahun yang ditandai oleh:
b. Masuknya pengaruh dari luar yang tidak seuai yang sudah menjadi lebih kuat
V. DAFTAR PUSTAKA
1. http://pimpinancabangmuarapadang.wordpress.com/
BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 8
Pasal 9
Susunan Organisasi
Susunan organisasi Muhammadiyah terdiri atas:1. Ranting ialah kesatuan anggota dalam satu tempat
atau kawasan2. Cabang ialah kesatuan Ranting dalam satu tempat3. Daerah ialah kesatuan Cabang
dalam satu Kota atau Kabupaten4. Wilayah ialah kesatuan Daerah dalam satu Propinsi5. Pusat ialah
kesatuan Wilayah dalam Negara.
Pasal 10
Penetapan Organisasi
(1) Penetapan Wilayah dan Daerah dengan ketentuan luas lingkungannya ditetapkanoleh Pimpinan
Pusat.(2) Penetapan Cabang dengan ketentuan luas lingkungannya ditetapkan olehPimpinan Wilayah.(3)
Penetapan Ranting dengan ketentuan luas lingkungannya ditetapkan olehPimpinan Daerah.(4) Dalam
hal-hal luar biasa Pimpinan Pusat dapat mengambil ketetapan lain.
https://www.scribd.com/doc/47338482/MUQADIMAH-MUHAMMADIYAH