Anda di halaman 1dari 12

Muqodimah Anggaran Dasar Muhammadiyah

ANGGARAN DASAR
PERSYARIKATAN MUHAMMADIYAH
MUQADDIMAH

)



( )

( )










( )








(
( )

()

( )










Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah yang mengasuh alam, yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang, Yang memegang pengadilan pada hari kemudian. Hanya kepada
Engkaulah hamba menyembah, dan hanya kepada Engkaulah kami mohon
pertolongan. Berilah petunjuk kepada hamba akan jalan yang lempang, jalan
orang-orang yang telah Engkau beri kenikmatan, yang tidak dimurkai dan tidak
tersesat.



"Saya ridla: Ber-Tuhan kepada ALLAH, ber-Agama kepada ISLAM dan ber-Nabi
kepada MUHAMMAD RASULULLAH Shalallahu 'alaihi wassalam".
AMMA BAD'U, bahwa sesungguhnya ke-Tuhanan itu adalah hak Allah sematamata. Ber-Tuhan dan ber'ibadah serta tunduk dan tha'at kepada Allah adalah
satu-satunya ketentuan yang wajib atas tiap-tiap makhluk, terutama manusia.
Hidup bermasyarakat itu adalah sunnah (hukum qudrat iradat) Allah atas
kehidupan manusia di dunia ini.
Masyarakat yang sejahtera, aman, damai, makmur dan bahagia hanyalah dapat
diwujudkan di atas keadilan, kejujuran, persaudaraan dan gotong-royong,
bertolong-tolongan dengan bersendikan hukum Allah yang sebenar-benarnya,
lepas dari pengaruh syaitan dan hawa nafsu.
Agama Allah yang dibawa dan diajarkan oleh sekalian Nabi yang bijaksana dan
berjiwa suci, adalah satu-satunya pokok hukum dalam masyarakat yang utama
dan sebaik-baiknya.
Menjunjung tinggi hukum Allah lebih daripada hukum yang manapun juga,
adalah kewajiban mutlak bagi tiap-tiap orang yang mengaku ber-Tuhan kepada
Allah.
Agama Islam adalah Agama Allah yang dibawa oleh sekalian Nabi, sejak Nabi
Adam sampai Nabi Muhammad saw, dan diajarkan kepada umatnya masingmasing untuk mendapatkan hidup bahagia Dunia dan Akhirat.
Syahdan, untuk menciptakan masyarakat yang bahagia dan sentausa sebagai
yang tersebut di atas itu, tiap-tiap orang, terutama umat Islam, umat yang
percaya akan Allah dan Hari Kemudian, wajiblah mengikuti jejak sekalian Nabi
yang suci: beribadah kepada Allah dan berusaha segiat-giatnya mengumpulkan

segala kekuatan dan menggunakannya untuk menjelmakan masyarakat itu di


dunia ini, dengan niat yang murni, tulus dan ikhlas karena Allah semata-mata
dan hanya mengharapkan karunia Allah dan ridha-Nya belaka, serta
mempunyai rasa tanggung jawab di hadirat Allah atas segala perbuatannya,
lagi pula harus sabar dan tawakal bertabah hati menghadapi segala kesukaran
atau kesulitan yang menimpa dirinya, atau rintangan yang menghalangi
pekerjaannya, dengan penuh pengharapan perlindungan dan pertolongan Allah
Yang Maha Kuasa.
Untuk melaksanakan terwujudnya masyarakat yang demikian itu, maka dengan
berkat dan rahmat Allah didorong oleh firman Allah dalam Al-Qur'an:


Adakanlah dari kamu sekalian, golongan yang mengajak kepada ke-Islaman,
menyuruh kepada kebaikan dan mencegah daripada keburukan. Mereka itulah
golongan yang beruntung berbahagia". (AlQur'an, S. Ali-Imran:104).
Pada tanggal 8 Dzulhiijah 1330 Hijriyah atau 18 Nopember 1912 Miladiyah, oleh
almarhum KHA. Dahlan didirikan suatu persyarikatan sebagai "gerakan Islam"
dengan nama "MUHAMMADIYAH" yang disusun dengan Majelis-Majelis
(Bahagian-bahagian)-nya, mengikuti perbedaan zaman serta berdasarkan
"syura" yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan
atau Muktamar.
Kesemuanya itu perlu untuk menunaikan kewajiban mengamalkan perintahperintah Allah dan mengikuti sunnah Rasul-Nya Nabi Muhammad saw., guna
mendapat karunia dan ridla-Nya di dunia dan akhirat, dan untuk mencapai
masyarakat yang sentausa dan bahagia, disertai nikmat dan rahmat Allah yang
melimpah-limpah, sehingga merupakan:
"Suatu negara yang indah, bersih suci dan makmur di bawah perlindungan
Tuhan Yang Maha Pengampun".
Maka dengan Muhammadiyah ini, mudah-mudahan ummat Islam dapatlah
diantarkan ke pintu gerbang Syurga "Jannatun Na'im" dengan keridlaan Allah
Yang Rahman dan Rahim.

Sejarah Perumusan, Fungsi, & Tafsir Muqaddimah Anggaran Dasar


Muhammadiyah
a) Sejarah Perumusan
Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah disusun dan dirumuskan oleh
Ki Bagus Hadikusuino sebagai hasil penyorotan dan pengungkapan kembali
terhadap pokok-pikiran pokok-pikiran yang dijadikan dasar amal usaha dan
perjuangan Kyai Ahmad Dahlan dengan menggunakan wadah persyarikatan
Muhamnadiyah. Rumusan "Muqaddimah" diterima dan disahkan oleh
Muktamar Muhammadiyah ke 31 yang dilangsungkan di kota Yogyakarta
pada tahun 1950, setelah melewati penyempurnaan segi redaksional yang
dilaksanakan oleh sebuah team yang dibentuk oleh sidang Tanwir. Team

ponyempurnaan tersebut anggota-anggotanya terdiri dari Buya HAMKA, K.H.


Farid Ma'ruf, Mr. Kasman Singodimedjo serta Zain Jambek.
Muqaddimah Anggaran Dasar Muhamnadiyah disusun dan dirumuskan baru
pada periode Ki Bagus Hadikusumo, sebab-sebabnya antara lain :
1.

Belum adanya kepastian rumusan tentang cita-cita dan dasar


perjuangan Muhammadiyah
Kyai Ahmad Dahlan membangun Muhammadiyah bukannya didasarkan
pada teori yang terlebih dahulu dirumuskan secara ilmiyah dan
sistematis. Akan tetapi apa yang telah diresapinya dari pemahaman
agama yang bersumber pada Al-Qur'an dan Hadits beliau segera
diwujudkan dalam amalan yang nyata. Oleh karena itu Kyai Ahmad
Dahlan lebih tepat dikatakan sebagai seorang ulama yang praktis,
bukannya ulama teoritis.
Pada awal perjuangan Muhammadiyah, keadaan serupa itu tidak
mengaburkan penghayatan seseorang terhadap Muhammadiyah, baik ia
seorang Muhammadiyah sendiri ataupun seorang luar yang berusaha
memahaminya. Akan tetapi serentak Muhammadiyah semakin luas serta
bertambah banyak anggota dan simpatisannya mengakibatkan semakin
jauh mereka dari sumber gagasan. Karena itu wajar apabila terjadi
kekaburan penghayatan terhadap dasar-dasar pokok yang menjadi daya
pendorong Kyai Ahmad Dahlan dalam menggerakkan persyarikatan
Muhammadiyah.

2.

Kehidupan rohani keluarga Muhammadiyah menampakkan gejala


menurun,
akibat
terlalu
berat
mengejar
kehidupan
duniawi.
Perkembangan masyarakat terus maju, ilmu pengetahuan dan teknologi
tidak henti-hentinya menyajikan hal-hal yang membuat manusia kaget
dan mencengangkan, membuat dunia semakin ciut dan sempit; pengaruh
budaya secara timbal-balik terjadi dengan lancarnya antara satu negara
dengan negara lainnya baik yang bersifat positif ataupun yang bersifat
negatif. Keadaan yang serpua itu tidak terkecuali mengenai masyarakat
Indonesia.
Tersebab adanya perkembangan zaman serupa itu yang seluruhnya
hampir dapat dinyatakan mengarah kepada kehidupan duniawi dan
sedikit sekali yang mengarah kepada peningkatan kebahagiaan rohani,
menyebabkan masyarakat Indonesia termasuk di dalamnya keluarga
Muhammadiyah terhimbau oleh gemerlapan kemewahan duniawi.

3.

Makin kuatnya berbagai pengaruh dari luar yang langsung atau


tidak, berhadapan dengan faham dan keyakinan Muhammadiyah.
Bersama dengan perkembangan zaman yang membawa berbagai
perubahan dalam masyarakat, maka tidak ketinggalan pengaruh caracara berfikir, sikap hidup atau pandangan hidup masuk ke tengah-tengah
masyarakat Indonesia. Selain banyak yang bermanfaat, tak sedikit yang
dapat merusak keyakinan dan faham Muhammadiyah.

4.

Dorongan disusunnya preambul UUD 1945 Sesaat menjelang


proklamasi Kemerdekaan Negara Republik Indonesia tanggal 17 Agustus
1945, tokoh-tokoh pergerakan bangsa Indonesia dihimpun oleh
pemerintah Jepang dalam wadah "Badan Penyelidik" usaha persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), yang tugasnya antara lain mempelajari
Negara Indonesia Merdeka. Dan di antara hal yang penting adalah

terumuskannya "Piagam Jakarta" yang kelak dijadikan "Pembukaan UUD


1945" setelah diadakan beberapa perubahan dan penyempurnaan di
dalamnya. Pada saat merumuskan materi tersebut, para pimpinan
pergerakan bangsa Indonesia benar-benar memusyawarahkan secara
matang dengan disertai debat yang seru antara satu dengan yang lain,
yang ditempuh demi mencari kebenaran. Pengalaman ini dialami sendiri
oleh Ki Bagus Hadikusumo yang kebetulan terlibat di dalamnya karena
termasuk sebagai anggota BPUPKI. Beliau merasakan betapa pentingnya
rumusan Piagam Jakarta, sebab piagam ini akan memberikan gambaran
kepada dunia luar atau kepada siapapun tentang cita-cita dasar,
pandangan hidup serta tujuan luhur bangsa Indonesia bernegara. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa pada saat periode Ki Bagus
Hadikusumo, adanya "Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah"
benar-benar sudah sangat diperlukan karena adanya beberapa alasan
dan kenyataan tersebut.

b) Fungsi Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah


Bagi persyarikatan Muhammadiyah, Muqaddimah Anggaran Dasar
Muhammadiyah berfungsi sebagai. "Jiwa dan semangat pengabdian serta
perjuangan persyarikatan Muhammadiyah".

c) Tafsir Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah


Sebelum memasuki keterangan secara terperinci, terlebih dahulu perlu
diketahui bahwa apabila Muqaddimah tersebut di atas disimpulkan, maka
akan didapatkan tujuh pokok pikiran, yaitu :
Pertama, hidup manusia harus mentauhidkan Allah; ber-Tuhan, beribadah
serta tunduk dan taat hanya kepada Allah.
Kedua, hidup manusia adalah bermasyarakat.
Ketiga, hanya hukum Allah satu-satunya hukum yang dapat dijadikan sendi
pembentuk pribadi utama, dan mengatur tertib hidup bersama menuju
kehidupan berbahagia-sejahtera Yang hakiki dunia dan akhirat.
Keempat, berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk
mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya adalah wajib sebagai
ibadah kepada Allah dan berbuat ihsan kepada sesama manusia.
Kelima, perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk
mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya hanya akan berhasil
bila mengikuti jejak perjuangan Nabi Muhammad saw.
Keenam, perjuangan mewujudkan maksud dan tujuan di atas hanya dapat
dicapai apabila dilaksanakan dengan cara berorganisasi.
Ketujuh, seluruh perjuangan memadu ke satu titik tujuan Muhammadiyah,
yakni "Terwujudnya masyarakat Utama, adil dan makmur yang diridlai Allah
Subhanahu
wata'ala.

Keterangan pokok pikiran pertama:


"Hidup manusia harus mentauhidkan Allah; ber-Tuhan, beribadah serta
tunduk dan taat hanya kepada Allah".
Manusia adalah salah satu makhluk Allah yang diberi kedudukan tertinggi di
antara makhluk-makhluk lainnya, dan ia dititahkan dengan disertai satu
tujuan tertentu. Oleh karena itu sudah seharusnyalah kalau manusia
menyesuaikan hidup dan kehidupannya sejalan dengan maksud dan tujuan
Allah menciptakannya dengan cara mendasarkan seluruh hidupnya di atas
dasar Tauhid, dalam arti hidup ber-Tuhan, beribadah serta tunduk dan taat
hanya kepada Allah semata.
Manusia harus percaya dan yakin dengan sesungguh-sungguhnya, bahwa
tidak ada sesuatu apapun yang wajib disembah, tak ada sesuatu apapun
yang pantas ditakuti, tidak ada sesuatu apapun yang pantas dicintai, dan
tidak ada sesuatu apaun yang wajib ditaati serta diagung-agungkan kecuali
hanya kepada Allah semata-mata. Kalaupun di dalam hidupnya seseorang
mesti mencurahkan rasa cinta ataupun kesadaran mentaati sesuatu, maka
keseluruhannya dilaksanakan dalam kerangka dasar mencintai dan mentaati
kepada Allah juga.
Dalam surat Muhammad ayat 19 Allah berfirman : "Maka ketahuilah bahwa
sesungguhnya tiada ada Tuhan kecuali Allah". Ayat ini selain berisi
penegasan tentang keberadaan Allah Yang Esa, juga memberikan
rangsangan kepada akal fikiran manusia agar dipergunakan sebaik-baiknya
untuk menalar. Kalimat "ketahuilah" mengandung makna bahwa manusia
diperintahkan Allah untuk menggunakan fikiran dan kemampuan lainnya
guna merenungkan dan memikirkan berbagai kejahatan (makhluk) yang
tergelar di alam semesta ini. Manusia diperintahkan untuk membaca dan
mengetahui berbagai rahasia alam beserta segala isinya. Demikian juga ia
diperintahkan untuk merenungkan terhadap dirinya sendiri secermatcermatnya. Renungan manusia yang didukung oleh akal fikiran yang kritis
disertai dengan pengamatan intuisi yang halus dan tajam pasti akan
membuahkan hasil semakin bertambah kuat keyakinannya bahwa
sesungguhnya seluruh jagat raya beserta segala isinya ini adalah mahluk
Allah, diciptakan dengan perencanaan dan bertujuan.
Manusia yang telah mencapai tingkat keyakinan atau iman yang didapatkan
lewat perpaduan antara aiaran wahyu denga penemuan akalnya (rayu)
akan melahirkan kehidupan yang damai, tenang dan pasrah sePenuhnya ke
haribaan Allah swt. Dan hidup serupa inilah Yang dapat dinyatakan sebagai
hidup yang telah selaras dengan kehendak Ilahi, seperti diterangkan dalam
surat adz-Dzariyat ayat 56 : "Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia
kecuali agar supaya mereka beribadah kepadaKu".
Pengabdian diri semata-mata hanya kepada Allah, yang pangkalnya
digerakkan dan disinari oleh iman yang kokoh, akan melahirkan amal ibadah
yang ikhlas, dan bersih, serta dilaksanakan penuh ketaatan semata-mata
hanya mengharapkan ridlaNya. Surat al-Bayyinah ayat 4-5 menerangkan
bahwa. dan tidaklah mereka diperintahkan (sesuatu apapun) kecuali agar
supaya mereka menghambakan diri kepada Allah, dengan mengikhlaskan
agama semata-mata untuk Allah juga.

Pengertian Ibadah. Di atas telah ditegaskan bahwa seseorang yang hidup


dan kehidupannya telah terhunjam cahaya iman yang kokoh pasti akan
terlihat secara jelas dalam seluruh sikap hidupnya, sikap yang penuh pasrah
dan tawakkal kepada Allah. la terlaihat secara nyata sikap hidup seluruhnya
diarahkan untuk beribadah kepada-Nya. Sebaliknya tidak diketemukan pada
dirinya satu saatpun dalam perbuatannya yang tidak bernilai ibadah.
Kalau demikian halnya, bagaimana pengertian ibadah yang dapat
diterapkan dalam setiap langkah dan tindakan manusia sepanjang hari?
Dalam hal ini Majelis Tarjih telah memberikan batasan pengertian ibadah
sebagai berikut : "Ibadah ialah taqarrub atau mendekatkan diri kepada
Allah, dengan jalan mentaati segala sesuatu yang diizinkan kepadanya".
Dari batasan seperti di atas, akhirnya pengertian ibadah dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu:
a) Ibadah khusus atau ibadah mahdhah, yakni ibadah yang telah ditetapkan
secara pasti oleh Allah, baik perinciannya, tingkah dan tata caranya,
misalnya ibadah shalat, ibadah shiyam, ibadah hajji, bersesuci.
b) Ibadah 'Aam atau ibadah umum, yakni segala pekerjaan yang telah
diizinkan Allah untuk dilakukannya.
Adapun maksud dan tujuan ibadah Umum ini ialah untuk mengemban
amanat Allah berupa kesediaan melaksanakan misi khalifah di atas bumi
yang tugas utamanya ialah :
a. Membangun kemakmuran dan kesejahteraan hidup umat manusia.
b. Menciptakan perdamaian dan ketertiban masyarakat dunia.
Dua tugas utama di atas adalah merupakan kesimpulan yang dapat
diangkat dari ajaran al-Qur'an, khususnya dari surat al-Ahzab ayat 72
dan al-Baqarah ayat 30. "Sesungguhnya Kami telah menawarkan satu
amanat kepercayaan kepada para penghuni langit, juga kepada bumi
serta kepada gunung-gunung, maka mereka enggan dan merasa takut
memikul amanat tersebut. Dan akhirnya manusialah yang
menerimanya. Sungguh manusia itu sangat dhalim lagi bodoh". (alAhzab : 72)
"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat (ketika
telah siap menciptakan manusia): Sesungguhnya Aku akan membuat
khalifah di atas bumi. Para malaikatpun bersembah : Benarkah Tuhan
akan menciptakan khalifah di atas bumi orang yang akan berbuat
kerusakan serta menumpahkan darah di dalamnya?. (al-Baqarah : 30)
Pada ayat yang terakhir ini malaikat memperkirakan dua perbuatan
manusia yang paling menonjol, yaitu merusak bumi dan
menumpahkan darah. Jelas dua bentuk perbuatan seperti di atas
bukannya yang akan dilakukan oleh seorang khalifah Allah, tetapi
sebaliknya justru kebalikan dari dua hal itulah yang menjadi tugas
utamanya. Artinya tugas khalifah Allah adalah menjauhkan diri dari
perbuatan yang dapat merusakkan kelestarian bumi, dan berusaha

dengan sungguh-sungguh untuk menjauhkan hal-hal yang dapat


mendatangkan bencana pertumpahan darah antar sesama umat
manusia.
Tegasnya hidup beribadah yang sepenuhnya ialah hidup bertaqarrub
kepada Allah digunakan untuk menunaikan amanat-Nya sebagai
khalifah di bumi dengan mematuhi segala ketentuan yang menjadi
peraturan-Nya, yang secara tegas telah diuraikan dalam al-Qur'an dan
as-Sunnah yang shahih.
Menurut faham Muhammadiyah, ibadah yang wajib ditunaikan oleh
setiap muslim tidaklah semata-mata hanya yang bersifat hubungan
langsung antara manusia dengan Allah seperti tergambar dalam
ibadah shalat atau shiyam, melainkan juga berbuat dan membangun
kesejahteraan serta perdamaian di antara sesama umat manusia dan
masyarakat. Bagi Muhammadiyah, amal ibadah yang sifatnya umum
adalah merupakan kelengkapan dan kesempurnaan amal ibadah yang
langsung kepada Allah. Seseorang yang telah menyatakan dirinya
sebagai seorang Islam belum dianggap lengkap dan sempurna
agamanya kalau hanya sekedar menjalankan pokok-pokok yang
tersimpul dalam rukum Islam yang lima. la masih dituntut
kesempurnaannya lewat penunaian misi yang dipangkunya selaku
khalifah Allah yang keseluruhannya demi membangun dunia baru yang
damai dan sejahtera di bawah naungan ridha dan ampunan Allah.

Keterangaa pokok pikiran kedua:


"Hidup manusia adalah bermasyarakat".
Hidup bermasyarkat bagi manusia adalah sunnatullah seperti ditegaskan
oleh Allah dalam surat al-Hujurat ayat 13: "Sesungguhnya Kami menjadikan
engkau semua dalam bentuk berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar
saling kenal-mengenal".
Secara pengalaman telah diakui oleh para cerdik-cendekiawan, bahwa
kehidupan manusia selalu bergerombol. Hal seperti itu karena manusia
didorong berbagai dorongan, seperti dorongan spirituil, dorongan intelektuil,
dorongan biologis, ataupun dorongan harga diri. Karena kenyataan serupa
itu Aristoteles memandang manusia sebagai makhluk bermasyarakat (Zoon
politikon).
Islam mengakui manusia sebagai makhluk yang mandiri dan berpribadi.
Sekalipun demikian ia tidak akan dapat melepaskan diri dari hubungan
sesama manusia, bahkan dengan mempelajari sifat dan susunan hidup
manusia maka bagaimanapun juga tinggi nilai pribadinya akan totapi ia
tidak akan menpunyai nilai bila sifat kehidupannya hanya semata-mata
berguna bagi dirinya sendiri. Nilai seseorang akan ditentukan oleh ukuran
seberapa jauh ia memberikan pengorbanan dan darma baktinya dalam
upaya membina kelestarian hidup bersama. Jadi hanya dengan hidup
bermasyarakat terletak arti dan nilai kehidupan manusia.

Hubungan pengertian antara pokok pikiran pertama dengan pokok pikiran


kedua adalah erat sekali karena adanya manusia berpribadi yang dilandasi
dengan jiwa tauhid merupakan unsur pokok dalam membentuk dan
mewujudkan suatu masyarakat yang baik, teratur lagi tertib.
Keterangan pokok pikiran ketiga:
"Hanya hukum Allah satu-satunya hukum yang dapat dijadikan sendi
pembentukan pribadi utama dan pengatur tertib hidup bersama menuju
kehidupan bahagia sejahtera yang hakiki dunia dan akhirat".
Pendirian pokok pikiran ketiga ini lahir dan kemudian menjadi keyaninan
yang kokoh dan kuat adalah sebagai hasil penelaahan dan pecnahaman
terhadap ajaran Islam dalam arti dan sifat yang sebenar-benarnya. Oleh
karena itu pokok-pikiran ini merupakan "bekal keyakinan dan pendangan
hidup".
Agama Islam merupakan ajaran-ajaran yang sangat sempurna serta mutlak
nilai kebenarannya. la merupakan petunjuk jiwa dan sebagai rahmat serta
taufiq Allah kepada manusiakuntuk meraih kebahagiaan hakiki dunia dan
akhirat. Surat Ali Imran ayat 19 dan 85 menegaskan: "Sesungguhnya agama
yang ada di sisi Allah hanyalah agama Islam, dan siapapun yang mencari
agama selain agama Islam, tidak akan diterima dan ia diakhirat termasuk
golongan orang-orang yang rugi".
Surat al-Maidah ayat 3 menerangkan tentang kesempurnaan Islam: "Pada
hari ini telah Aku sempurnakan agama untukmu dan telah Aku cukupkan
pula nikmatKu padamu, dan Aku merelakan Islam sebagai agamamu".
Definisi agama (ad-din) menurut keputusan Majlis Tarjih :
a) Agama Islam ialah sesuatu yang disyari'atkan oleh Allah dengan
perantaraan pada Nabi-Nya berupa perintah, larangan serta tuntunan
untuk meshlahatan hamba di dunia dan akhirat.
b) Agama Islam Nabi Muhammad ialah sesuatu yang telah diturunkan oleh
Allah dalam al-Qur'an dan yang termaktub dalam Sunnah yang shahih,
berupa perintah, larangan serta tuntunan untuk kemashlahatan hamba di
dunia dan akhirat.
Dengan pengertian tersebut, Muhammadiyah mempunyai faham bahwa
Islam bukan semata-mata mengajarkan bagaimana seharusnya seseorang
menghubungkan dirinya kepada Allah, seperti shalat, puasa, hajji, dan
sebagainya. Akan tetapi Islam membawa ajaran yang sempurna menuntun
hambanya mendapatkan kehidupan bahagia sejahtera dunia dan akhirat.
Islam mencakup seluruh segi kehidupan manusia, baik segi kehidupan
perorangan ataupun kehidupan bermasyarakat, seprti masalah aqidah,
ibadah akhlak, kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan, sosial, ekonomi,
politik dan militer.
Pandangan Muhammadiyah terhadap ajaran Islam seperti tersebut
dikukuhkan oleh ahli-ahli ilmu pengetahuan yang menaruh perhatian
terhadap agama Islam sebagai obyek pembahasannya seperti kata V.M.
Dean dalam bukunya "The nature of the non Western World" : "Islam is

completa integration of religion,political system, way of live and


interpretation of history". Artinya : Islam adalah suatu perpaduan yang
sernpurna antara agama, sistem politik, pandangan hidup serta penafsiran
sejarah.
Keterangan pokok pikiran keempat:
"Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk
mewujudkan masyarakat Islam lyang sebenar-benarnya adalah wajib,
sebagai ibadah kepada Allah dan berbuat ihsan dan ishlah kepada sesama
manusia".
Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dengan mencari
keridhaan Allah termasuk sabilillah yang artinya : "Jalan yang dapat
menyampaikan kepada yang diridhai Allah atas semua amal yang
diizinkanya".
Pokok pikiran keempat, sebagai konsekuensi atas keyakinan dan pandangan
hidup sebagaimana tersimpul dalam pokok pikiran ketiga. Adanya
pandangan dan keyakinan hidup bahwa hanya ajaran Islam satu-satunya
yang dapat dijadikan sendi mengatur ketertiban hidup manusia menuju
kebahagiaan dan kesejahteraan dunia dan akhirat, akhirnya menumbuhkan
kesadaran wajib berjuang, menegakkan ajaran Islam.
Oleh karena itu antara pokok pikiran ketiga dan keempat terjadi hubungan
yang erat sekali, sebab satu cita-cita dan keyakinan baru dipandang positif
apabila keyakinan tersebut diperjuangkan. Bahkan manusia dinyatakan
hidup yang sebenarnya bilamana ia mempunyai suatu keyakinan hidup dan
diperjuangkan dengan sepenuh pengorbanan hidupnya.
Bagi setiap muslim harus mempunyai kesadaran wajib berjuang
menegakkan ajaran Islam dengan sepenuh-penuhnya di manapun sebagai
tanda dan bukti akan kebenaran iman dan keIslamannya.
Allah menggambarkan sifat seorang mukmin yang sebenar-benarnya
sebagai berikut : Orang-orang mukmin itu hanyalah orang-orang yang
beriman kepada Allah dan rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu
serta berjuang dengan harta dan dirinya di jalan Allah (sabilillah). Orangorang itulah orang-orang yang benar". (al-Hujurat: 15)
Pendirian, kesadaran dan sikap seperti di atas merupakan kerangka dan sifat
perjuangan Muhammadiyah secara keseluruhan. Dengan demikian setiap
kegiatan dan amalan Muhammadiyah diarahkan dan disesuaikan dengan
sikap serta pedirian yang ada. Dan sebaliknya tidak dapat dibenarkan sama
sekali adanya suatu kegiatan yang berlawanan dan yang menyimpang dari
padanya.
Keterangan pokok pikiran kelima:
"Perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk
mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya hanya akan berhasil
bila mengikuti jejak perjuangan para Nabi, terutama Perjuangan Nabi
Muhammad saw.".

Apabila pokok pikiran keempat membicarakan tentang konsekuensi


terhadap pandangan hidup yang telah diyakini kebenarannya, maka pokok
pikiran kelima memperssoalkan tentang bagaimana cara dan akhlak
berjuang menegakkan keyakinan hidup tersebut.
Bagi tiap pejuang muslim tidak ada cara dan contoh yang patut dijadikan
teladan kecuali harus mengikuti cara-cara perjuangan para nabi terutama
Nabi Muhammad saw. Sebab pada diri Rasulullah tergambar rentangan
contoh teladan paling bagus dan mulia, seperti yang telah ditegaskan Allah
dalam surat al-Ahzab ayat 21: "Sesungguhnya pada diri rasulullah ada suatu
contoh yang baik bagi kamu sekalian, ialah bagi orang yang mengharapkan
keridhaan Allah dan keselamatan hari akhir serta ingat, sebanyak-banyak
kepada Allah.
Surat Ali Imran ayat 31 memberikan petunjuk kepada orang yang berusaha
mencintai Allah harus menempuh jalan Rasulullah: "Katakanlah, apabila
engkau benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku niscaya engkau
akan dicintai Allah, serta diampuni dosa-dosamu. dan Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
Kehidupan para nabi, terutama nabi Muhammad saw. adalah merupakan
kehidupan yang seluruhnya diperuntukkan dalam perjuangan menegakkan
cita-cita agung yakni kejayaan agama Allah di seluruh permukaan bumi.
Kehidupan Rasulullah yang sangat mengagumkan adalah merupakan
gambaran yang hidup, yang konkrit dan riil serta merupakan wujud Yang
nyata dari ide yang terkandung dalam Al-Qur'an. Manusia muslim tidak
dapat membuat keadilan yang lebih besar terhadap Al-Qur'an kecuali
dengan cara mengikuti Rasulullah. Sebab sesungguhnya Rasulullah adalah
orang yang ditunjuk Allah menjadi alat penyampai wahyu.
Tegasnya seseorang muslim mengikuti jejak beliau karena didasari suatu
keyakinan bahwa tidak ada juru tafsir yang lebih baik dari ajaran Al-Qur'an
daripada melaui orang di mana firman Allah diwahyukan untuk umat Islam.
Oleh sebab itu mempelajari sejarah perjuangan Rasulullah hingga dapat
mengetahui rahasia-rahasia kemenangannya yang gilang-gemilang adalah
merupakan syarat mutlak bagi setiap pejuang Muslim yang bercita-cita
menegakkan agama Islam.
Sifat-sifat perjuangan Rasulullah yang wajib diikuti ialah selain merupakan
ibadah kepada Allah, adalah dilakukan dengan segala kesungguhan atau
jihad, ikhlas, penuh rasa tanggung jawab, sabar dan tawakkal.
Dan karana itu pula persyarikatan yang didirikan oleh Kyai Haji Ahmad
Dahlan dinamakan Muhammadiyah, dengan maksud untuk ber-tafaul atau
berharapan baik. semoga persyarikatan beserta para pendukung citacitanya dapat mencontoh pcrjuangan dan diri pribadi Nabi Muhammad saw.

Keterangan pokok pikiran keenam:


"Perjuangan mewujudkan maksud dan tujuan di atas hanya akan dapat
tercapai apabila dilaksanakan dengan berorganisasi.

Pokok pikiran keenam membicarakan tentang alat perjuangan sebagai


rangkaian logis pokok pikiran-pokok pikiran yang sebelumnya, ialah
munculnya keyakinan dan pandangan hidup yang menumbuhkan
konsekuensi untuk memperjuangkannya dengan suatu metode dan akhlak
tertentu serta dilaksanakan dengan menggunakan alat perjuangan demi
efisiensi pelaksanaannya.
Perjuangan menegakkan ajaran Islam hanya akan dapat berhasil secara
efektif & efisien apabila diperjuangkan dengan mempergunakan suatu alat
berupa organisasi. Dan sudah semestinya organisasi yang dijadikan alat
untuk meraih satu tujuan yang sangat tinggi dan agung, memerlukan
berbagai syarat yang berat juga, yang harus sepadan dan sebanding dengan
nilai yang hendak dicapai. Ajaran Islam menekankan kepada umatnya agar
dalam berusaha menegakkan ajaran Islam hendaknya dilakukan dengan
cara berorganisasi sebagaimana yang dinyatakan dalam surat ash-Shaf ayat
4: "Sesungguhnya Allah senang kepada orang-orang yang yang berjuang di
atas jalan-Nya secara tersusun rapi ibarat suatu bangunan yang kokoh dan
kuat".
Muhammadiyah sadar bahwa mengingat ayat tersebut maka berorganisasi
untuk melaksakanan kewajiban menegakkan ajaran Islam, hukumnya adalah
wajib. Hal ini dikukuhkan oleh qaidah umum ushul fikih yang menyatakan
bahwa : "Apabila suatu kewajiban tidak selesai kecuali dengan adanya
sesuatu yang lain, maka adanya sesuatu yang lain tersebut hukumnya wajib
juga". Untuk mengatur agar jalan kehidupan organisasi Muhammadiyah
dapat:
a) Tepat, yaitu sesuai dan selalu pada prinsip-prinsipnya.
b) Benar, yaitu sesuai dengan teori perjuangan serta lurus menuju maksud
dan tujuan.
c) Tertib, yaitu serasi dan tidak bersimpang siur.
d) Lancar, yaitu maju terus sampai kepada tujuan.
Maka perlu diadakan berbagai peraturan yang berupa :
a) Anggaran Dasar Muhammadiyah.
b) Anggaran Rumah Tangga Muhamnadiyah.
c) Qaidah-qaidah.
d) Dan peraturan-peraturan yang diperlukan.

Keterangan pokok pikiran ketujuh:


"Seluruh perjuangan mengarah ke satu tujuan Muhammadiyah, yakni
terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya".
Pokok pikiran ketujuh membicarakan tentang tujuan perjuangan. Di mana
Muhammadiyah selaku organisasi menetapkan bahwa segala amal
perjuangan yang telah dan yang akan dirintisnya tidak boleh lepas dari
tujuan yang dicita-citakan sejak semula, yakni terwujudnya masyarakat
utama, adil dan makmur yang diridlai Allah Subhanahu wata'ala. Adapun
wujud dari masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah SWT

dapat diberi ciri sebagai berikut: Masyarakat yang sejahtera, aman, damai,
makmur dan bahagia yang diwujudkan atas dasar keadilan, kejujuran,
persaudaraan dan gotong-royong, saling tolong-menolong dengan
bersendikan hukum Allah yang sebenar-benarnya, lepas dari pengaruh
syaitan dan hawa nafsu.
Masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah SWT selain
merupakan kebahagiaan di dunia bagi seluruh umat manusia, ia juga akan
menjadi jenjang bagi umat Islam untuk memasuki pintu gerbang syurga
"Jannatun Naim" untuk menerima keridhaan Allah yang kekal abadi.

******

Anda mungkin juga menyukai