Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

AL-ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : NUR MELINA

NPM : 210106006

PRODI : PENDIDIKAN BIOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TAPANULI SELATAN

T.A 2022 / 2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat -
Nya sehingga makalah dengan judul “Al-islam Kemuhammadiyahan” ini dapat tersusun
hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.

Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah pengetahuan dan
wawasan bagi para pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka
kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempuraan
makalah ini.

Sabtu, 29 Januari 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

SAMPUL

KATA PENGANTAR

..............................................................................................................i DAFTAR

ISI.............................................................................................................................ii BAB I

PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar
Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan
Masalah..........................................................................................................1
C. Tujuan
Penulisan............................................................................................................1

BAB II
PEMBAHASAN..........................................................................................................2

A. Muhammadiyah Sebelum Menjadi Organisasi..............................................................2


B. Faktor-faktor yang Melatar Belakangi Lahirnya Muhammadiyah................................2
C. Profil KH. Ahmad Dahlan..............................................................................................4
D. Pengalaman Organisasi..................................................................................................5
E. Pemikiran KH. Ahmad Dahlan tentang Islam dan Umatnya.........................................7

BAB III
PENUTUP..................................................................................................................8

A.
Kesimpulan.....................................................................................................................8
B.
Saran...............................................................................................................................8

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Muhammadiyah adalah organisasi yang berdiri bersamaan dengankebangkitan


masyarakat Islam Indonesia pada dekade pertama yang sampai hariini bertahan dan
membesar yang sulit dicari persepadanannya. Jika dilihat dariamal usaha dan dan gerakan
Muhammadiyah di bidang sosial kemasyarakatan, khususnya di bidang pendidikan dan
kesehatan, maka Muhammadiyahmerupakan organisasi sosial keagamaan
yang terbesar di Indonesia, bahkanbanyak kalangan menyebutkan sebagai terbesar di
seluruh dunia.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas yang menyebutkan bahwa Muhammadiyahsebagai


organisasi sosial keagamaan yang terbesar di Indonesia bahkan banyakyang mengatakan
yang terbesar di dunia, maka sangat menarik sekali jika kitalebih mendalami untuk
memahami tentang bagaimana sebenarnya latar belakngberdirinya Muhammadiyah dan
apa saja faktor-faktor yang melatarbelakangipendiriannya, sehingga sampai saat ini
masih bisa tetap terjaga eksistensinyasebagai organisasi sosial kemasyarakatan
yang terbesar di Indonesia bahkan dunia.

C. Tujuan Penulisan Makalah

Tujuan pembuatan makalah ini penulis juga ingin mengetahui lebih dalamtentang
bagaimana Muhammadiyah didirikan serta apa saja faktor-faktor yangmelatarbelakangi
pendiriannya.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Muhammadiyah Sebelum Menjadi Organisasi

KH. Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah sebagai upaya penyempurnaan


pemikiran beliau dalam melaksanakan Islam dengan sebenar-benarnya dan sebaik-
baiknya. Sebelum resmi menjadi organisasi, embrio Muhammadiyah merupakan
gerakan atau bentuk kegiatan dalam rangkamelaksanakan agama Islam secara
bersama-sama. Perkumpulan ini diprakarsaioleh KH. Ahmad Dahlan dan bermula
di kampung Kauman.Dengan didirikan di Kauman memberikan kesan bahwa KH. Ahmad
Dahlansangat memperhatikan lingkungannya. Mungkin dijiwai oleh ayat Alquran
yangberbunyi : Quu anfusakum wa ahlikum naara, yang artinya “Jagalah dirimu
dankeluargamu dari api neraka.” Gerakan yang digetarkan oleh motivasi seperti itulahyang
nantinya barhak mempunyai landasan dan akar yang kuat.

Dalam gerakannya itu beliau dibantu oleh sahabat -


sahabatnya. Inimembuktikan bahwa untuk melaksanakan Islam tidak bisa sendirian, tetapi
harusbersama- sama dengan yang lain. Karenanya belakangan KH. Ahmad
Dahlanmemilih orang-orang yang sepaham, yang juga mempunyai pikiran jangka
jauh.Sebabnya karena gerakan ini tidak cukup hanya untuk satu-dua tahun
saja,melainkan untuk terus menerus. Untuk itulah diangkat beberapa orang
murid(santri).Kemudian pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 (bertepatan tanggal 18
november 1912) Muhammadiyah diresmikan menjadi organisasi persyarikatandan
berkedudukan di Yogyakarta yang dipimpin langsung oleh KH. AhmadDahlan. Jadi
organisasi yang didirikannya merupakan penyempurnaan daripelaksanaan gerakan yang
telah dilakukan sebelumnya.

B. Faktor-faktor yang Melatar Belakangi Lahirnya Muhammadiyah

Terdapat cukup banyak penjelasan tentang faktor-faktor yang melatar belakangi


berdirinya Muhammadiyah, kalau penjelasan-penjelasan ini diasumsikan sebagai
teori, maka Djindar Tamimi berpendapat bahwa faktor-faktor subjektif dan objektif adalah
mendorong berdirinya Muhammdiyah. Faktorsubjektif berkenaan dengan
pribadi Ahmad KH. Ahmad Dahlan sendiri.Sedangkan faktor objektif dibedakan

4
atas dua macam, yaitu intern dan ekstern.Teori lain yang hanya mempertimbangkan
aspek realitas

5
sosial yang mendorong lahirnya Muhammadiyah yaitu hanya ada dua faktor,
internal dan eksternal.

Faktor Internal berkenaan dengan kondisi keberagamaan umat Islam di Jawa,sedangkan


faktor eksternalnya adalah adanya pengaruh gerakan pembaruan Islamdi Timur Tengah dan
politik Islam-Belanda tarhadap kaum muslimin di Indonesia. Selain itu, terdapat teori
lain yang mengatakan bahwa telaah mengenailatar belakang berdirinya Muhammadiyah
berhubungan dengan masalah yangsaling terkait, yaitu aspirasi Islam KH. Ahmad Dahlan,
realitas sosio-agama diIndonesia, realitas sosio-pendidikan di Indonesia dan relitas politik
Islam Hindia-Belanda. Dan selanjutnya adalah teori yang mengatakan ada tiga
faktor yangmendorong berdirinya Muhammadiyah, yaitu gagasan pembaruan Islam
di TimurTengah, Pertentangan internal dalam masyarakat jawa dan yang paling
pentingadalah penetrasi misi Kristen di Indonesia.

Faktor yang terakhir dianggap yang paling menentukan dilihat dari berbagai kebijakan
politik pemerintah kolonialterhadap Islam dan proteksinya terhadap Nasrani, misalnya
adalah ordonansi guru,pelanggaran-pelanggarannya terhadap kebudayaan lokal
dan pembentukan freemasonry. Ordonansi guru adalah Suatu kebijakan pemerintah
kolonial yang olehumat Islam dirasakan sangat menekan. Ordonansi pertama yang
dikeluarkan padatahun 1905 mewajibkan setiap guru agama Islam untuk meminta dan
memperolehizin terlebih dahulu, sebelum melaksanakan tugasnya sebagai guru
agama,sedangkan ordonansi kedua yang dikeluarkan pada tahun 1925, hanya
mewajibkan guru agama untuk melaporkan diri. Organisasi ini memiliki peranan
penting terhadap banyak peristiwa-peristiwa tragis di dunia secara keseluruhan dan juga
dunia Islam secara khusus. Mereka menggunakan berbagai macam cara untuk mewujudkan
misi-misi mereka.Diantaranya adalah dengan merusak kaum muda dan menebarkan moral
yangbobrok diantara mereka. Dan menjadikan ambisi-ambisi para pemuda
berupasyahwat dan kesenangan-kesenangan, sehingga kontrol terhadap kaum muda ada di
tangan orang Yahudi, dan akhirnya mereka bisa mengarahkan kaum mudasesuai keinginan
mereka. Dan mereka senantiasa mengendalikan media agar dapat diarahkan
untukmelayani tujuan-tujuan mereka sebagaimana mereka juga
berusahamengendalikan ekonomi internasional. Oleh karena itu anda dapati bahwa orang-
orang terkaya di dunia dan para pemilik perusahaan-perusahaan raksasa
ituberasal dari kaum Yahudi. Mereka telah menghancurkan perekonomian banyaknegara dan

6
menyebabkan ditutupnya banyak perusahaan dengan cara mereka yanglicik dan culas,
sebagaimana yang terjadi di Indonesia dan negara lainnya.

7
C. Profil KH. Ahmad Dahlan

KH. Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis (lahir di Yogyakarta, 1 Agustus 1868
– meninggal di Yogyakarta, 23 Februari 1923 pada umur 54 tahun) adalah seorang
Pahlawan Nasional Indonesia. Ia adalah putera keempat dari tujuhbersaudara dari keluarga
K.H. Abu Bakar. KH Abu Bakar adalah seorang ulamadan khatib terkemuka di Masjid
Besar Kasultanan Yogyakarta pada masa itu, danibu dari KH. Ahmad Dahlan adalah puteri
dari H. Ibrahim yang juga menjabatpenghulu Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat pada
masa itu.Latar Belakang Keluarga dan Pendidikan Nama kecil KH. Ahmad Dahlan
adalah Muhammad Darwisy.

Ia merupakan anak keempat dari tujuh orang bersaudara yang


keseluruhansaudaranya perempuan, kecuali adik bungsunya. Ia termasuk keturunan yang
kedua belas dari Maulana Malik Ibrahim, salah seorang yang terkemuka di
antaraWalisongo, yaitu pelopor penyebaran agama Islam di Jawa. KH.Ahmad Dahlan
dimakamkan di KarangKajen,Yogyakarta.Pengalaman OrganisasiDisamping aktif dalam
menggulirkan gagasannya tentang gerakan dakwahMuhammadiyah, ia juga dikenal
sebagai seorang wirausahawan yang cukupberhasil dengan berdagang batik yang saat itu
merupakan profesi wiraswasta yangcukup menggejala di masyarakat.Sebagai seorang yang
aktif dalam kegiatan bermasyarakat dan mempunyaigagasan-gagasan cemerlang.

KH. Ahmad Dahlan juga dengan mudah diterima dan dihormati di tengah
kalangan masyarakat, sehingga ia juga dengan cepatmendapatkan tempat di
organisasi Jam'iyatul Khair, Budi Utomo, Syarikat Islamdan Comite Pembela
Kanjeng Nabi Muhammad SAW.Pada tahun 1912, KH. Ahmad Dahlan pun
mendirikan organisasiMuhammadiyah untuk melaksanakan cita-cita pembaruan Islam di
bumiNusantara. KH. Ahmad Dahlan ingin mengadakan suatu pembaruan dalam caraberpikir
dan beramal menurut tuntunan agama Islam. la ingin mengajak umatIslam Indonesia untuk
kembali hidup menurut tuntunanal-Qur'an dan al-Hadits.Perkumpulan ini berdiri bertepatan
pada tanggal 18 November 1912.

Dan sejakawal KH. Ahmad Dahlan telah menetapkan bahwa


Muhammadiyah bukanorganisasi politik tetapi bersifat sosial dan bergerak di bidang
pendidikan.Gagasan pendirian Muhammadiyah oleh KH. Ahmad Dahlan ini
jugamendapatkan resistensi, baik

8
dari keluarga maupun dari masyarakat sekitarnya.Berbagai fitnahan, tuduhan dan
hasutan datang bertubi-tubi kepadanya.

Pemikiran KH. Ahmad Dahlan tentang islam dan umatnya aksi sosial Ahmad Dahlan
bukan semata gerakan keagamaan dalam artiritual, melainkan bisa disebut sebagai “revolusi
kebudayaan”. Berbagai gagasandan aksi sosial KH. Ahmad Dahlan tidak hanya
mencerminkan nalar kritisnya,melainkan juga menunjukkan kepedulian pada nasib rakyat
kebanyakan yangmenderita, tidak berpendidikan dan miskin. Aktualisasi Islam
tidak hanya secara pribadi, manusia diwajibkanmenegakkan Islam ditengah-
tengah masyarakat. KH. Ahmad Dahlan tidakmenginginkan masyarakat Islam yang
seperti dahulu, ataupun masyarakat baruyang membentuk budaya Islam baru. Jalan yang
ditempuh KH. Ahmad Dahlanadalah dengan menggembirakan umat Islam Indonesia untuk
beramal dan berbaktisesuai dengan ajaran Islam. Bidang pendidikan misalnya, KH. Ahmad
Dahlanmengadopsi sistem pendidikan Belanda karena diangap efektif. Bahkan
membukapeluang bagi wanita Islam untuk sekolah, padahal di Arab, India dan
Pakistan inimenjadi masalah. Sedangkan dibidang sosial Ahmad Dahlan mendirikan
panti asuhan untukmemelihara anak yatim dan anak-anak terlantar lainnya.

D. Pengalaman Organisasi

Disamping aktif dalam menggulirkan gagasannya tentang gerakan dakwah


Muhammadiyah, ia juga dikenal sebagai seorang wirausahawan yang cukup berhasil dengan
berdagang batik yang saat itu merupakan profesi wiraswasta yang cukup menggejala
di masyarakat.

Sebagai seorang yang aktif dalam kegiatan bermasyarakat dan mempunyai gagasan-
gagasan cemerlang, KH. Ahmad Dahlan juga dengan mudah diterima dan dihormati di
tengah kalangan masyarakat, sehingga ia juga dengan cepat mendapatkan tempat di
organisasi Jam'iyatul Khair, Budi Utomo, Syarikat Islam dan Comite Pembela
Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Pada tahun 1912, KH. Ahmad Dahlan pun mendirikan organisasi Muhammadiyah
untuk melaksanakan cita-cita pembaruan Islam di bumi Nusantara. KH. Ahmad Dahlan
ingin mengadakan suatu pembaruan dalam cara berpikir dan beramal menurut tuntunan
agama Islam. la ingin mengajak umat Islam Indonesia untuk kembali hidup menurut
tuntunanal- Qur'an dan al-Hadits. Perkumpulan ini berdiri bertepatan pada tanggal 18
November 1912.
9
Dan sejak awal KH. Ahmad Dahlan telah menetapkan bahwa Muhammadiyah bukan
organisasi politik tetapi bersifat sosial dan bergerak di bidang pendidikan.

kebanyakan dari golongan priyayi, dan bermacam-macam tuduhan lain. Saat itu KH.
Ahmad Dahlan sempat mengajar agama Islam di sekolah OSVIA Magelang, yang
merupakan sekolah khusus Belanda untuk anak-anak priyayi. Bahkan ada pula orang yang
hendak membunuhnya. Namun ia berteguh hati untuk melanjutkan cita-cita dan perjuangan
pembaruan Islam di tanah air bisa mengatasi semua rintangan tersebut.

Pada tanggal 20 Desember 1912, Ahmad KH. Ahmad Dahlan mengajukan


permohonan kepada Pemerintah Hindia Belanda untuk mendapatkan badan hukum.
Permohonan itu baru dikabulkan pada tahun 1914, dengan Surat Ketetapan Pemerintah
No.
81 tanggal 22 Agustus 1914. Izin itu hanya berlaku untuk daerah Yogyakarta dan organisasi
ini hanya boleh bergerak di daerah Yogyakarta. Dari Pemerintah Hindia Belanda timbul
kekhawatiran akan perkembangan organisasi ini. Maka dari itu kegiatannya dibatasi.
Walaupun Muhammadiyah dibatasi, tetapi di daerah lain seperti Srandakan, Wonosari,
Imogiri dan lain-Iain telah berdiri cabang Muhammadiyah.

Hal ini jelas bertentangan dengan keinginan pemerintah Hindia Belanda. Untuk
mengatasinya, maka KH. Ahmad Dahlan menyiasatinya dengan menganjurkan agar cabang
Muhammadiyah di luar Yogyakarta memakai nama lain. Misalnya Nurul Islam
di Pekalongan, Al-Munir di Ujung Pandang, Ahmadiyah di Garut. Sedangkan di Solo
berdiri perkumpulan Sidiq Amanah Tabligh Fathonah (SATF) yang mendapat pimpinan
dari cabang Muhammadiyah. Bahkan dalam kota Yogyakarta sendiri ia menganjurkan
adanya jama'ah dan perkumpulan untuk mengadakan pengajian dan menjalankan
kepentingan Islam.

KH. Ahmad Dahlan juga bersahabat dan berdialog dengan tokoh agama lain seperti
Pastur van Lith pada 1914-1918. Van Lith adalah pastur pertama yang diajak dialog oleh
KH. Ahmad Dahlan. Pastur van Lith di Muntilan yang merupakan tokoh di kalangan
keagamaan Katolik. Pada saat itu KH. Ahmad Dahlan tidak ragu-ragu masuk gereja dengan
pakaian hajinya.dari berbagai daerah lain berdatangan kepadanya untuk menyatakan
dukungan terhadap Muhammadiyah. Muhammadiyah makin lama makin berkembang
hampir di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, pada tanggal 7 Mei 1921 KH. Ahmad
Dahlan mengajukan permohonan kepada pemerintah Hindia Belanda untuk mendirikan

8
cabang-cabang Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Permohonan ini dikabulkan oleh
pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 2 September 1921.

9
Sebagai seorang yang demokratis dalam melaksanakan aktivitas gerakan dakwah
Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan juga memfasilitasi para anggota Muhammadiyah
untuk proses evaluasi kerja dan pemilihan pemimpin dalam Muhammadiyah. Selama
hidupnya dalam aktivitas gerakan dakwah Muhammadiyah, telah diselenggarakan dua belas
kali pertemuan anggota (sekali dalam setahun), yang saat itu dipakai istilah AIgemeene
Vergadering (persidangan umum).

E. Pemikiran KH. Ahmad Dahlan tentang Islam dan Umatnya

Aksi sosial Ahmad Dahlan bukan semata gerakan keagamaan dalam arti ritual,
melainkan bisa disebut sebagai “revolusi kebudayaan”. Berbagai gagasan dan aksi sosial
KH. Ahmad Dahlan tidak hanya mencerminkan nalar kritisnya, melainkan juga
menunjukkan kepedulian pada nasib rakyat kebanyakan yang menderita, tidak berpendidikan
dan miskin.

Aktualisasi Islam tidak hanya secara pribadi, manusia diwajibkan menegakkan Islam
ditengah-tengah masyarakat. KH. Ahmad Dahlan tidak menginginkan masyarakat Islam
yang seperti dahulu, ataupun masyarakat baru yang membentuk budaya Islam baru. Jalan
yang ditempuh KH. Ahmad Dahlan adalah dengan menggembirakan umat Islam Indonesia
untuk beramal dan berbakti sesuai dengan ajaran Islam. Bidang pendidikan misalnya, KH.
Ahmad Dahlan mengadopsi sistem pendidikan Belanda karena diangap efektif. Bahkan
membuka peluang bagi wanita Islam untuk sekolah, padahal di Arab, India dan Pakistan ini
menjadi masalah.

1
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Muhammad Darwis atau lebih dikenal dengan K.H. Ahmad Dahlanmenuntut


ilmu di kota suci Makkah, dan hasil dari pendidikannya itu kemudianbeliau
membentuk sebuah wadah perubahan untuk kembali kepada Al-Qur’an danAs -unnah
Rasullullah sesuai dengan arti Muhammadiyah yaitu pengikut NabiMuhammad SAW.
Dari terbentuknya Muhammadiyah di kampung KaumanYogyakarta pada tanggal 8
Dzulhijah 1330 H yang bertepatan pada 18 November1912 M dan tersebar luas hampir
seluruh Indonesia sehingga menjadi organisasibesar sampai dengan sekarang tidak lepas dari
buah pikiran K.H. Ahmad Dahlan

B. Saran

Dari kesimpulan di atas, dapat disarankan hal-hal sebagai berikut :

a) Sebagai warga umat Islam Muhammadiyah, kita harusmempertahankan dan


meneruskan perjuangan KH. Ahmad Dahlan darisegala bentuk yang dapat
menghancurkan agama Islam
b) .Sebagai umat Islam yang beriman dan bertaqwa pada-Nya, kita
tidakseharusnya melakukan hal-hal yang dilarang Islam seperti tahayul,bid’ah,
khurofat. Kita harus menjalankan dan mengamalkan seperti apayang diajarkan dalam
Al-Qur’an dan Al- Hadist.
c) Sebagai umat Islam yang berilmu, kita harus memperdalam ilmu dalam segala
bidang seperti IPTEK dan ilmu yang lainnya tanpamembedakan, dengan
syarat kita tahu apa yang kita pelajari sesuaidengan ajaran Islam.

Anda mungkin juga menyukai