AL-ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN
DISUSUN OLEH :
NPM : 210106006
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat -
Nya sehingga makalah dengan judul “Al-islam Kemuhammadiyahan” ini dapat tersusun
hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah pengetahuan dan
wawasan bagi para pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka
kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempuraan
makalah ini.
Penulis
1
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR
..............................................................................................................i DAFTAR
ISI.............................................................................................................................ii BAB I
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar
Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan
Masalah..........................................................................................................1
C. Tujuan
Penulisan............................................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN..........................................................................................................2
BAB III
PENUTUP..................................................................................................................8
A.
Kesimpulan.....................................................................................................................8
B.
Saran...............................................................................................................................8
2
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Tujuan pembuatan makalah ini penulis juga ingin mengetahui lebih dalamtentang
bagaimana Muhammadiyah didirikan serta apa saja faktor-faktor yangmelatarbelakangi
pendiriannya.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
atas dua macam, yaitu intern dan ekstern.Teori lain yang hanya mempertimbangkan
aspek realitas
5
sosial yang mendorong lahirnya Muhammadiyah yaitu hanya ada dua faktor,
internal dan eksternal.
Faktor yang terakhir dianggap yang paling menentukan dilihat dari berbagai kebijakan
politik pemerintah kolonialterhadap Islam dan proteksinya terhadap Nasrani, misalnya
adalah ordonansi guru,pelanggaran-pelanggarannya terhadap kebudayaan lokal
dan pembentukan freemasonry. Ordonansi guru adalah Suatu kebijakan pemerintah
kolonial yang olehumat Islam dirasakan sangat menekan. Ordonansi pertama yang
dikeluarkan padatahun 1905 mewajibkan setiap guru agama Islam untuk meminta dan
memperolehizin terlebih dahulu, sebelum melaksanakan tugasnya sebagai guru
agama,sedangkan ordonansi kedua yang dikeluarkan pada tahun 1925, hanya
mewajibkan guru agama untuk melaporkan diri. Organisasi ini memiliki peranan
penting terhadap banyak peristiwa-peristiwa tragis di dunia secara keseluruhan dan juga
dunia Islam secara khusus. Mereka menggunakan berbagai macam cara untuk mewujudkan
misi-misi mereka.Diantaranya adalah dengan merusak kaum muda dan menebarkan moral
yangbobrok diantara mereka. Dan menjadikan ambisi-ambisi para pemuda
berupasyahwat dan kesenangan-kesenangan, sehingga kontrol terhadap kaum muda ada di
tangan orang Yahudi, dan akhirnya mereka bisa mengarahkan kaum mudasesuai keinginan
mereka. Dan mereka senantiasa mengendalikan media agar dapat diarahkan
untukmelayani tujuan-tujuan mereka sebagaimana mereka juga
berusahamengendalikan ekonomi internasional. Oleh karena itu anda dapati bahwa orang-
orang terkaya di dunia dan para pemilik perusahaan-perusahaan raksasa
ituberasal dari kaum Yahudi. Mereka telah menghancurkan perekonomian banyaknegara dan
6
menyebabkan ditutupnya banyak perusahaan dengan cara mereka yanglicik dan culas,
sebagaimana yang terjadi di Indonesia dan negara lainnya.
7
C. Profil KH. Ahmad Dahlan
KH. Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis (lahir di Yogyakarta, 1 Agustus 1868
– meninggal di Yogyakarta, 23 Februari 1923 pada umur 54 tahun) adalah seorang
Pahlawan Nasional Indonesia. Ia adalah putera keempat dari tujuhbersaudara dari keluarga
K.H. Abu Bakar. KH Abu Bakar adalah seorang ulamadan khatib terkemuka di Masjid
Besar Kasultanan Yogyakarta pada masa itu, danibu dari KH. Ahmad Dahlan adalah puteri
dari H. Ibrahim yang juga menjabatpenghulu Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat pada
masa itu.Latar Belakang Keluarga dan Pendidikan Nama kecil KH. Ahmad Dahlan
adalah Muhammad Darwisy.
KH. Ahmad Dahlan juga dengan mudah diterima dan dihormati di tengah
kalangan masyarakat, sehingga ia juga dengan cepatmendapatkan tempat di
organisasi Jam'iyatul Khair, Budi Utomo, Syarikat Islamdan Comite Pembela
Kanjeng Nabi Muhammad SAW.Pada tahun 1912, KH. Ahmad Dahlan pun
mendirikan organisasiMuhammadiyah untuk melaksanakan cita-cita pembaruan Islam di
bumiNusantara. KH. Ahmad Dahlan ingin mengadakan suatu pembaruan dalam caraberpikir
dan beramal menurut tuntunan agama Islam. la ingin mengajak umatIslam Indonesia untuk
kembali hidup menurut tuntunanal-Qur'an dan al-Hadits.Perkumpulan ini berdiri bertepatan
pada tanggal 18 November 1912.
8
dari keluarga maupun dari masyarakat sekitarnya.Berbagai fitnahan, tuduhan dan
hasutan datang bertubi-tubi kepadanya.
Pemikiran KH. Ahmad Dahlan tentang islam dan umatnya aksi sosial Ahmad Dahlan
bukan semata gerakan keagamaan dalam artiritual, melainkan bisa disebut sebagai “revolusi
kebudayaan”. Berbagai gagasandan aksi sosial KH. Ahmad Dahlan tidak hanya
mencerminkan nalar kritisnya,melainkan juga menunjukkan kepedulian pada nasib rakyat
kebanyakan yangmenderita, tidak berpendidikan dan miskin. Aktualisasi Islam
tidak hanya secara pribadi, manusia diwajibkanmenegakkan Islam ditengah-
tengah masyarakat. KH. Ahmad Dahlan tidakmenginginkan masyarakat Islam yang
seperti dahulu, ataupun masyarakat baruyang membentuk budaya Islam baru. Jalan yang
ditempuh KH. Ahmad Dahlanadalah dengan menggembirakan umat Islam Indonesia untuk
beramal dan berbaktisesuai dengan ajaran Islam. Bidang pendidikan misalnya, KH. Ahmad
Dahlanmengadopsi sistem pendidikan Belanda karena diangap efektif. Bahkan
membukapeluang bagi wanita Islam untuk sekolah, padahal di Arab, India dan
Pakistan inimenjadi masalah. Sedangkan dibidang sosial Ahmad Dahlan mendirikan
panti asuhan untukmemelihara anak yatim dan anak-anak terlantar lainnya.
D. Pengalaman Organisasi
Sebagai seorang yang aktif dalam kegiatan bermasyarakat dan mempunyai gagasan-
gagasan cemerlang, KH. Ahmad Dahlan juga dengan mudah diterima dan dihormati di
tengah kalangan masyarakat, sehingga ia juga dengan cepat mendapatkan tempat di
organisasi Jam'iyatul Khair, Budi Utomo, Syarikat Islam dan Comite Pembela
Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
Pada tahun 1912, KH. Ahmad Dahlan pun mendirikan organisasi Muhammadiyah
untuk melaksanakan cita-cita pembaruan Islam di bumi Nusantara. KH. Ahmad Dahlan
ingin mengadakan suatu pembaruan dalam cara berpikir dan beramal menurut tuntunan
agama Islam. la ingin mengajak umat Islam Indonesia untuk kembali hidup menurut
tuntunanal- Qur'an dan al-Hadits. Perkumpulan ini berdiri bertepatan pada tanggal 18
November 1912.
9
Dan sejak awal KH. Ahmad Dahlan telah menetapkan bahwa Muhammadiyah bukan
organisasi politik tetapi bersifat sosial dan bergerak di bidang pendidikan.
kebanyakan dari golongan priyayi, dan bermacam-macam tuduhan lain. Saat itu KH.
Ahmad Dahlan sempat mengajar agama Islam di sekolah OSVIA Magelang, yang
merupakan sekolah khusus Belanda untuk anak-anak priyayi. Bahkan ada pula orang yang
hendak membunuhnya. Namun ia berteguh hati untuk melanjutkan cita-cita dan perjuangan
pembaruan Islam di tanah air bisa mengatasi semua rintangan tersebut.
Hal ini jelas bertentangan dengan keinginan pemerintah Hindia Belanda. Untuk
mengatasinya, maka KH. Ahmad Dahlan menyiasatinya dengan menganjurkan agar cabang
Muhammadiyah di luar Yogyakarta memakai nama lain. Misalnya Nurul Islam
di Pekalongan, Al-Munir di Ujung Pandang, Ahmadiyah di Garut. Sedangkan di Solo
berdiri perkumpulan Sidiq Amanah Tabligh Fathonah (SATF) yang mendapat pimpinan
dari cabang Muhammadiyah. Bahkan dalam kota Yogyakarta sendiri ia menganjurkan
adanya jama'ah dan perkumpulan untuk mengadakan pengajian dan menjalankan
kepentingan Islam.
KH. Ahmad Dahlan juga bersahabat dan berdialog dengan tokoh agama lain seperti
Pastur van Lith pada 1914-1918. Van Lith adalah pastur pertama yang diajak dialog oleh
KH. Ahmad Dahlan. Pastur van Lith di Muntilan yang merupakan tokoh di kalangan
keagamaan Katolik. Pada saat itu KH. Ahmad Dahlan tidak ragu-ragu masuk gereja dengan
pakaian hajinya.dari berbagai daerah lain berdatangan kepadanya untuk menyatakan
dukungan terhadap Muhammadiyah. Muhammadiyah makin lama makin berkembang
hampir di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, pada tanggal 7 Mei 1921 KH. Ahmad
Dahlan mengajukan permohonan kepada pemerintah Hindia Belanda untuk mendirikan
8
cabang-cabang Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Permohonan ini dikabulkan oleh
pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 2 September 1921.
9
Sebagai seorang yang demokratis dalam melaksanakan aktivitas gerakan dakwah
Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan juga memfasilitasi para anggota Muhammadiyah
untuk proses evaluasi kerja dan pemilihan pemimpin dalam Muhammadiyah. Selama
hidupnya dalam aktivitas gerakan dakwah Muhammadiyah, telah diselenggarakan dua belas
kali pertemuan anggota (sekali dalam setahun), yang saat itu dipakai istilah AIgemeene
Vergadering (persidangan umum).
Aksi sosial Ahmad Dahlan bukan semata gerakan keagamaan dalam arti ritual,
melainkan bisa disebut sebagai “revolusi kebudayaan”. Berbagai gagasan dan aksi sosial
KH. Ahmad Dahlan tidak hanya mencerminkan nalar kritisnya, melainkan juga
menunjukkan kepedulian pada nasib rakyat kebanyakan yang menderita, tidak berpendidikan
dan miskin.
Aktualisasi Islam tidak hanya secara pribadi, manusia diwajibkan menegakkan Islam
ditengah-tengah masyarakat. KH. Ahmad Dahlan tidak menginginkan masyarakat Islam
yang seperti dahulu, ataupun masyarakat baru yang membentuk budaya Islam baru. Jalan
yang ditempuh KH. Ahmad Dahlan adalah dengan menggembirakan umat Islam Indonesia
untuk beramal dan berbakti sesuai dengan ajaran Islam. Bidang pendidikan misalnya, KH.
Ahmad Dahlan mengadopsi sistem pendidikan Belanda karena diangap efektif. Bahkan
membuka peluang bagi wanita Islam untuk sekolah, padahal di Arab, India dan Pakistan ini
menjadi masalah.
1
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran