Anda di halaman 1dari 13

“Ciri-ciri Gerakan Muhammadiyah”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kemuhammadiyahan

Guru pengampu: Desti Warta Ayu,S.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 2:

1. Aldian Duana Putra


2. Candra Dinata
3. Herti Sari Amelia
4. Khoiriyah Fika
5. Musorif
6. Nadia Cinta
7. Ramzi
8. Reva Amelia
9. Samsul Juhrufi Afkar
10. Virginia Putri

SMK MUHAMMADIYAH 1 KOTAAGUNG


TAHUN PELAJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmat
nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-
baiknya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita nabi
Muhammad SAW,yang telah menjadi suritauladan bagi umat manusia,sehingga
sampai detik ini kami masih merasakan indahnya iman dan islam.

Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada guru pengampu Ibu Desti Warta
Ayu,S.Pd.yang telah memberikan tugas makalah ini dalam rangka melengkapi tugas
dari mata pelajaran Kemuhammadiyahan dengan materi “Ciri-ciri Pergerakan
Muhammadiyah”.

Mungkin makalah ini kurang dari sempurna,penyusun mohon maaf yang sebesar-
besarnya serta kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya, sehingga dapat menambah wawasan serta pengetahuan sesuai dengan
bidang studi yang di tekuni.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kotaagung,01 Februari 2023

Penyusun

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................ i

Daftar Isi....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................. 1
C. Tujuan............................................................................................... 1
D. Manfaat.............................................................................................. 2

BAB II CIRI-CIRI PERGERAKAN MUHAMMADIYAH

A. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam........................................... 3


B. Muhammadiyah Sebagai gerakan dakwah Islam.............................. 3
C. Muhammadiyah Sebagai gerakan tajdid dan tajrid............................ 4

BAB II PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................... 9
B. Saran.................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Muhammadiyah adalah gerakan Islam, dakwah amar ma'ruf nahi munkar dan
tajdid yang bersumber dari Al-Qur'an dan As-Sunnah. Dalam gerakannya,
Muhammadiyah mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi
agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Untuk
maksud dan tujuan tersebut Muhammadiyah melaksanakan dakwah amar ma'ruf nahi
munkar melalui segenap usaha. untuk memajukan kehidupan umat Islam dan bangsa
Indonesia, yang memberi makna bagi kehidupan umat manusia pada umumnya. dan
menghadirkan Islam sebagai rahmat bagi semesta alam.
Dari sejak semula Muhammadiyah menempatkan diri sebagai salah satu
organisasi yang berkhitmat menyebarluaskan ajaran Islam sebagaimana yang
tercantum dalam Al-Qu`ran dan As-Sunah. Lewat gerakan dakwah, Muhammadiyah
membersihkan berbagai amalan umat yang terang-terangan menyimpang dari prinsip-
prinsip ajaran Islam. Muhammadiyah sebagai suatu mata rantai dari gerakan tajdid
dan tarjid yang diawali oleh ulama besar Ibnu Taimiyah sudah barang tentu ada
kesamaan nafas, ruh, dan semangat, yaitu memerangi secara total terhadap berbagai
penyimpangan ajaran Islam seperti syirik, khufarat, bid’ah, dan taqlid. Semua itu
merupakan benalu beracun yang dapat merusak aqidah dan ibadah seseorang.Pada
makalah ini kami akan menyampaikan Ciri-ciri Gerakan Muhammadiyah.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas dapat kita ambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam?
2. Apa yang dimaksud Muhammadiyah Sebagai gerakan dakwah Islam?
3. Apa yang dimaksud Muhammadiyah Sebagai gerakan tajdid dan tajrid?

C. Tujuan
Ditinjau dari rumusan masalah diatas ,maka tujuan dalam makalah ini adalah untuk:
1. Mengetahui Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam.
2. Mengetahui Muhammadiyah Sebagai gerakan dakwah Islam.

1
3. Mengetahui Muhammadiyah Sebagai gerakan tajdid dan tajrid.

D. Manfaat
Berdasarkan tujuan diatas,maka manfaat yang diharapkan dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
Secara teoritis makalah ini diharapkan dapat berguna untuk memberikan ilmu dan
wawasan serta menjadi sumber referensi dan informasi bagi orang yang membacanya
agar mengetahui dan lebih mendalami pemahaman materi dalam mata pelajaran
kemuhammadiyahan dengan materi tentang “Ciri-ciri Pergerakan muhammadiyah”.

2
BAB II
CIRI-CIRI GERAKAN MUHAMMADIYAH

A. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam


Perserikatan Muhammadiyah dibangun oleh KH. A. Dahlan sebagai hasil
konkret dari telaah dan pendalaman beliau terhadap Al-Qur`anul Karim. Faktor inilah
yang sebenarnya menjadi faktor paling utama mendorong berdirinya Muhammadiyah.
Sementara faktor-faktor lainnya dapat dikatakan sebagai faktor penunjang semata.
Dengan ketelitiannya yang sangat memadai setiap mengkaji ayat-ayat
Al-Qur`an, khususnya ketika menelaah surah Ali Imran ayat 104, maka akhirnya
melahirkan amalan konkret yaitu lahirnya Perserikatan Muhammadiyah. Kajian
serupa ini terus dikembangkan terhadap ayat-ayat lainnya. Hasil kajian ayat-ayat
tersebut, yang oleh KHR. Hadjid dinamakan: ”ajaran KH. A. Dahlan”, didalamnya
tergambar secara jelas sekali ruh, jiwa, nafas, semangat Muhammadiyah dalam
pengabdiannya kepada Allah SWT.
Dari latar belakang berdirinya Muhammadiyah, jelaslah bahwa sesungguhnya
kelahiran Muhammadiyah itu tidak lain karena diilhami, dimotivasi dan disemangati
oleh ajaran-ajaran Qur`an. Dan apa yang digerakan oleh Muhammadiyah tidak ada
motif lain kecuali semata-mata untuk merealisasikan prinsip-prinsip ajaran Islam
dalam kehidupan yang real dan konkrit. Segala yang dilakukan Muhammadiyah baik
dalam bidang pendidikan dan pengajaran, kemasyarakatan, kerumah tanggaan,
perekonomian dan sebagainya tidak dapat dilepaskan dari ajaran-ajaran Islam.
Tegasnya gerakan Muhammadiyah hendak berusaha untuk menampilkan wajah Islam
dalam wujud yang real, konkrit, yang dapat dihayati, dirasakan dan dinikmati oleh
umat sebagai “rahmatan lil’alamin”1

B. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Dakwah Islam


Ciri kedua dari gerakan Muhammadiyah dikenal sebagai Gerakan Dakwah
Islam Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Ciri yang kedua ini telah muncul sejak dari
kelahirannya dan tetap melekat tak terpisahkan dari jati diri Muhammadiyah. Hal ini
diakui oleh beberapa pihak yang menyatakan bahwa Muhammadiyah terlihat sebagai

1
http//jsnurul.muhammadiyah sebagai gerakan islam. DI akses Februari 01, 2023

3
pergerakan dakwah yang menekankan pengajaran serta pendalaman nilai-nilai
Islam.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa faktor utama yang mendorong berdirinya
Persyarikatan Muhammadiyah berasal dari pendalaman K.H. Ahmad Dahlan terhadap
ayat-ayat Al-Qur’an Al-karim, terutama surat Al-Imran ayat 104. Berdasarkan pada
ayat inilah Muhammadiyah meletakkan khittah/strategi dasar perjuangannya, yaitu
dakwah (menyeru,mengajak) Islam amar makruf nahi munkar dengan masyarakat
sebagai medan atau kancah perjuangannya. Muhammadiyah berkiprah di tengah-
tengah masyarakat bangsa Indonesia dengan membangun berbagai amal usaha yang
benar-benar dapat menyatuh hajat orang banyak seperti berbagai ragam lembaga
pendidikan dari sejak kanak-kanak hingga perguruna tinggi, membangun sekian
banyak rumah sakit, panti-panti asuhan, dan sebagainya. Seluruh amal usaha
Muhammadiyah seperti itu tidak lain merupakan suatu manifestasi untuk perwujudan
Islamiah, semua amal usaha diadakan dengan niat dan tujuan yang tunggal, yaitu
untuk dijadikan sarana dan wahana (kendaraan) dakwah Islam sebagaimana yang
diajarkan oleh Al-Qur’an dan As-Sunnah Shahihah.

C. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Tajdid dan Tarjid


Ciri ketiga yang melekat pada persyarikatan Muhammadiyah adalah sebagai gerakan
tajdid dan tajrid yaitu:
1. Pengertian
a. Tajdid
Istilah tajdid berasal dari bahasa Arab yaitu jaddada, yang berarti
memperbaharui atau menjadikan baru. Kata ini pula bentukan dari kata jadda,
yajiddu, jiddan/jiddatan, artinya sesuatu yang ternama, yang besar, nasib baik dan
baru. Bisa juga berarti membangkitkan, menjadikan, (muda, tangkas, kuat). Dapat
pula berarti memperbaharui, memperpanjang izin, dispensasi, kontrak.
Tajdid bermakna,
1) Proses penggeseran sikap dan mentalitas sebagai warga masyarakat untuk
bisa hidup sesuai dengan tutunan hidup masa kini.2
2) Menemukan kembali substansi agama untuk pemaknaan baru dalam
pengungkapannya dalam suatu konteks baru yang berubah, baik melalui

2
Asrori Mukhtarom, S.H., M.A dan Milana Abdillah, S.Pd.I. M.A. 2015. STUDI PEMIKIRAN K.H. AHMAD
DAHLAN. editor: Lukmanul Hakim S.Pd.I. M.Pd.I. Hal.2.

4
purifikasi maupun dinamisasi. Purifikasi atau pemurnian ialah
mengembalikan ajaran Islam pada yang asli sebagaimana telah ditentukan
segala sesuatunya secara baku dalam Al-Quran dan As-Sunnah yang sahih
khususnya yang menyangkut ibadah dan akidah. Sedangkan dinamisasi
atau pembaruan ialah memperbarui urusan-urusan keagamaan sesuai pesan
substansial (sesungguh-pen) ajaran Islam, lebih khusus di bidang
mu’amalat dunyawiyah3. Orang yang melakukan pembaruan disebut
Mujaddid.
b. Tajrid
Istilah tajrid berasal dari bahasa Arab berarti pengosongan, pengungsian,
pengupasan, Pelepasan atau pengambil alihan.4Sedangkan tajrid dalam bahasa
Indonesia berarti pemurnian. Istilah ini, tidak sepopuler ketika menyebut istilah
tajdid, sekalipun yang dimaksudkan adalah memurnikan hal-hal yang bersifat
khusus.Dalam ibadah kita tajrid, hanya ikut Nabi saw. dan tidak ada pembaruan.
Sedang dalam muamalah kita tajdid, yakni melakukan modernisasi dan
pembaruan.

2. Model-Model Tajrid dan Tajdid Muhammadiyah.


1) Model-Model Tajrid Muhammadiyah.
Dalam bidang kepercayaan dan ibadah, Muhammadiyah senantiasa
menekankan agar tegaknya Islam yang benar sesuai yang dicontohkan nabi
Muhammad SAW, tidak dirusak oleh berbagai macam bid’ah, khurafat, dan
tahayul yang dapat mengkikis nilai-nilai Islam itu sendiri.
Khurafat adalah kepercayaan tanpa pedoman yang sah dari al-Qur’an dan as-
Sunnah. Hanya ikut-ikutan orang tua atau nenek moyang. Sedangkan bid’ah
biasanya muncul karena ingin memperbanyak ritual tetapi pengetahuan Islamnya
kurang luas, sehingga yang dilakukan adalah bukan dari ajaran Islam. Misalnya
selamatan dengan kenduri dan tahlil dengan menggunakan lafal Islam, upacara
selamatan, dalam berbagai peristiwa, seperti:
a) kelahiran, khitan,
b) perkawinan, kematian, pindah rumah, panen,

3
M. Syamsul Anwar. 2005. Manhaj Ijtihad/Tajdid dalam Muhammadiyah. dalam Mifedwil Jandra &
Safar Nasir. Editor. Tajdid Muhammadiyah untuk Pencerahan Peradaban. Yogyakarta. UAD Press. Hal. 71.
4
Ali Atabik.1999. Kamus Komtemporer. Yogyakarta: Multi Karya Grapika, Hal. 410.

5
c) ganti nama, dan sejenisnya.
Namun, diantara macam-macam selamatan yang paling menonjol adalah
selamatan kematian, yaitu terdiri dari tiga hari, empat puluh hari, seratus hari, dan
kahul. Selamatan ini selalu diringi dengan membaca tahlil sebagai cara mengirim
do’a kepada si mayit. Bentuk khurafat lain yang biasa dilakukan adalah
penghormatan kuburan orang-orang suci, sambil meminta do’a restu, jimat, benda-
benda pusaka dianggap mempunyai kekuatan ghaib yang mampu
melindungi..Realitas sosio-agama yang dipraktikkan masyarakat inilah yang
mendorong Ahmad Dahlan melakukan pemurnian melalui organisasi
Muhammadiyah.

2) Model-Model Tajdid Dalam Muhammadiyah


a. Kongkrit dan produktif, yaitu melalui amal usaha yang didirikan, hasilnya
kongkrit dapat dirasakan dan dimanfaatkan oleh umat Islam, bangsa Indonesia
dan umat manusia di seluruh dunia. Suburnya amal saleh di lingkungan aktivis
Muhammadiyah ditujukan kepada komunitas Muhammadiyah, bangsa dan
kepada seluruh umat manusia di dunia dalam rangka rahmatan lil alamin.
b. Tajdid Muhammadiyah bersifat terbuka. Maksud dari keterbukaan tersebut,
Muhammadiyah mampu mengantisipasi perubahan dan kemajuan di sekitar
kita. Dari sekian amal usahanya, rumah sakitnya misalnya, dapat dimasuki dan
dimanfaatkan oleh siapapun. Sekolah sampai kampusnya boleh dimasuki dan
dimanfaatkan oleh siapa saja. Kalau Muhammadiyah mendirikan lembaga
ekonomi dan usaha atau jasa, maka yang menjadi nasabah, partner dan
komsumennya pun bisa siapa saja yang membutuhkan.
c. Tajdid Muhammadiyah sangat fungsional dan selaras dengan cita-cita
Muhammadiyah untuk menjadikan Islam itu, sebagai agama yang
berkemajuan, juga Islam yang berkebajikan yang senantiasa hadir sebagai
pemecah masalah-masalah (problem solv), temasuk masalah
kesehatan,pendidikan, dan masalah sosial ekonomi.
Dengan demikian,
1) Tajdid dalam bidang muamalah yaitu berbasis pada upaya dinamisasi,
elaborasi, berbasis perubahan menuju capaian prestasi yang berkualitas.
Suatu saat nanti apa yang diusahakan Muhammadiyah hendaknya

6
tampil menjadi pusat-pusat keunggulan, seperti sekolah, rumah sakit,
perguruan tinggi, lembaga-lembaga ekonomi.
2) Sedangkan tajdid dalam bidang akidah dan ibadah mahdah bukan dalam
makna dinamisasi, tetapi yang tajdid yang berwajah tajrid, yaitu
purifikasi atau pemurnian ajaran Islam. Artinya untuk masalah akidah
dan ibadah mahdhah, hanya mencukupkan diri dari apa yang dapat
dirujuk pada al-Qur’an dan hadis atau apa yang dicontohkan Nabi
Muhammad saw.
Dengan cara itu, manusia memiliki kesempatan untuk melakukan
pengayaan makna dan pendalaman hakikat dari fungsi agama Islam itu sendiri
di tengah kehidupan. Arah kita menjadi jelas, orientasi kehidupan individu dan
masyarakat juga menjadi jelas, basis nilainya menjadi jelas, meskipun kita
hidup di tengah zaman yang rumit, terus berubah dan berhadapan dengan
keanekaragaman gejala kehidupan. Spirit rahmatan lil alamin juga menjadi
tidak mengawang-awang.
Fungsi tajdid di bidang ini, adalah untuk membuat aktif dan hidup
keimanan kita dalam perilaku, dan tajdid Muhammadiyah tidak untuk
membekukan keimanan kita dalam perangkat formalisme istilah atau konsep
belaka, sehingga keimanan kita akan memiliki fungsi sosial yang kaya. Dalam
konteks inilah, kita dapat memahami kenapa begitu banyak ayat al-Qur’an yang
selalu menggandengkan antara iman dan amal saleh. Iman adalah pilihan
teologis dan amal shaleh adalah ekpresi teologis yang selaras dengan iman.
Iman tanpa amal saleh akan kehilangan pijak sosialnya, dan amal tanpa iman
kehilangan arah dan tujuannya.

3. Pengaruh Pergerakan Pembaharuan Muhammadiyah Dalam Islam.


Kyai Dahlan melalui Muhammadiyah sungguh telah memelopori kehadiran
Islam yang otentik (murni) dan berorientasi pada kemajuan dalam pembaruannya,
yang mengarahkan hidup umat Islam untuk beragama secara benar dan melahirkan
rahmat bagi kehidupan. Islam tidak hanya ditampilkan secara otentik dengan jalan
kembali kepada sumber ajaran yang asli yakni Al-Qur‘an dan Sunnah Nabi yang
sahih, tetapi juga menjadi kekuatan untuk mengubah kehidupan manusia dari serba
ketertinggalan menuju pada dunia kemajuan.

7
Fenomena baru yang juga tampak menonjol dari kehadiran Muhammadiyah ialah,
bahwa gerakan Islam yang murni dan berkemajuan itu dihadirkan bukan lewat jalur
perorangan, tetapi melalui sebuah sistem organisasi. Menghadirkan gerakan Islam
melalui organisasi merupakan terobosan waktu itu, ketika umat Islam masih
dibingkai oleh kultur tradisional yang lebih mengandalkan kelompok-kelompok lokal
seperti lembaga pesantren dengan peran kyai yang sangat dominan selaku pemimpin
informal.
Organisasi jelas merupakan fenomena modern abad ke-20, yang secara cerdas
dan adaptif telah diambil oleh Kyai Dahlan sebagai “washilah” (alat, instrumen)
untuk mewujudkan cita-cita Islam. Mem-format gerakan Islam melalui organisasi
dalam konteks kelahiran Muhammadiyah, juga bukan semata-mata teknis tetapi juga
didasarkan pada rujukan keagamaan yang selama ini melekat dalam alam pikiran
para ulama mengenai qaidah “mâ lâ yatimm al-wâjib illâ bihi fa huwâ wâjib”, bahwa
jika suatu urusan tidak akan sempurna manakala tanpa alat, maka alat itu menjadi
wajib adanya.
Selama ini Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan modern yang telah
melakukan perubahan dalam kehidupan keagamaan, sosial, budaya, dan politik.
Selain itu, tajdid dalam pandangan Muhammadiyah merupakann salah satu bentuk
implementasi nilai ajaran Islam setelah meninggalnya Nabi. Munculnya Gerakan
tajdid sebagai jawaban terhadap tantangan kemunduran yang dialami dan atau
tantangan terhadap kemajuan oleh kaum muslimin. Juga didasarkan pada landasan
teologis yang menyebutkan perlunya pembaruan setiap seratus tahun.5

5
http//Wahyun mawardi. Dosen AIK Stie muhammadiyah mamuju. MUHAMMADIYAH SEBAGAI
GERAKAN ISLAM YANG BERWATAK TAJRID DAN TAJDID. Diterbitkan oleh Suparman Irawan,diakses Februari
01, 2023 .

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan diatas antara lain:
1. Perserikatan Muhammadiyah dibangun oleh KH. A. Dahlan, sebagai gerakan
Islam berdasarkan hasil konkret telaah dan pendalaman beliau terhadap Al-
Qur`anul Karim. surah Ali Imran ayat 104.
2. Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah (menyeru,mengajak) Islam amar makruf
nahi munkar dengan masyarakat sebagai medan atau kancah perjuangannya.
Muhammadiyah berkiprah ditengah-tengah masyarakat bangsa Indonesia dengan
membangun berbagai amal usaha yang benar-benar dapat menyatuh hajat orang
banyak.
3. Ciri-ciri Gerakan Muhammadiyah antara lain:
a) Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam
b) Muhammadiyah Sebagai gerakan dakwah Islam
c) Muhammadiyah Sebagai gerakan tajdid dan tajrid
4. Kyai Dahlan melalui Muhammadiyah sungguh telah memelopori kehadiran Islam
yang otentik (murni) dan berorientasi pada kemajuan dalam pembaruannya, yang
mengarahkan hidup umat Islam untuk beragama secara benar dan melahirkan
rahmat bagi kehidupan.

B. Saran
Makalah ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menambah
pengetahuan dan pemahaman dan dapat dijadikan sebagai sumber referensi tambahan
yang dapat memperluas wawasan terkait materi yang dibahas yaitu “Ciri-ciri
Pergerakan Muhammadiyah”.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anwar. Syamsul. M. 2005. Manhaj Ijtihad/Tajdid dalam Muhammadiyah. dalam

Mifedwil Jandra & Safar Nasir. Editor. Tajdid Muhammadiyah untuk

Pencerahan Peradaban. Yogyakarta. UAD Press.

Atabik. Ali dan A. Zuhdi Muhdlor, 1999. Kamus Komtemporer. Yogyakarta: Multi

Karya Grapika,

http//Wahyun mawardi. Dosen AIK Stie muhammadiyah mamuju.

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN ISLAM YANG BERWATAK

TAJRID DAN TAJDID. Diterbitkan oleh Suparman Irawan.

http//jsnurul. Februari 01, 2023 muhammadiyah sebagai gerakan islam

Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Mukhtarom, Asrori. S.H., M.A dan Milana Abdillah, S.Pd.I. M.A. 2015. STUDI

PEMIKIRAN K.H. AHMAD DAHLAN. editor: Lukmanul Hakim S.Pd.I.

M.Pd.I.

10

Anda mungkin juga menyukai