Disusun oleh :
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb
Alhamdulillah segala puji syukur selalu saya haturkan kehadirat Allah SWT yang
senantiasa melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya kepada saya,
sehingga saya bisa menyelesaikan tugas penyusunan Makalah
Kemuhammadiyahan
Saya selaku penyusun makalah menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen
pembimbing mata kuliah yang telah memberikan arahan dan memberikan
bimbingan dalam pembuatan makalah ini, orang tua yang selalu mendukung
kelancaran tugas kami.
Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Historis
Muhammadiyah. Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, saya tidak menutup diri dari para pembaca akan saran
dan kritik yang sifatnya membangun demi perbaikan dan peningkatan kualitas
penyusunan makalah di masa yang akan datang.
Dan saya berharap, semoga makalah ini bisa memberikan suatu kemanfaatan bagi
penyusun dan para pembaca semuanya. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................2
1.3 Tujuan Makalah.................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................3
2.1 Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam...........................................3
2.2 Muhammadiyah Sebagai Gerakan Dakwah Islam.............................4
2.3 Muhammadiyah Sebagai Gerakan Tajdid..........................................5
BAB III PENUTUP......................................................................................8
3.1 Kesimpulan........................................................................................8
3.2 Saran..................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud Muhammadiyah sebagai gerakan islam?
Apa yang dimaksud Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah islam?
Apa yang dimaksud Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Dakwah Islam
Ciri kedua dari gerakan Muhammadiyah dikenal sebagai Gerakan
Dakwah Islam Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Ciri yang kedua ini telah muncul
sejak dari kelahirannya dan tetap melekat tak terpisahkan dari jati diri
Muhammadiyah. Hal ini diakui oleh beberapa pihak yang menyatakan bahwa
Muhammadiyah terlihat sebagai pergerakan dakwah yang menekankan
pengajaran serta pendalaman nilai-nilai Islam. Telah dijelaskan sebelumnya
bahwa faktor utama yang mendorong berdirinya Persyarikatan
Muhammadiyah berasal dari pendalaman K.H. Ahmad Dahlan terhadap
ayat-ayat Al-Qur’an Al- karim, terutama surat Al-Imran ayat 104.
4
wahana (kendaraan) dakwah Islam sebagaimana yang diajarkan oleh Al-
Qur’an dan As-Sunnah Shahihah.
اِنَّ هّٰللا َ اَل ُي َغ ِّي ُر َما ِب َق ْو ٍم َح ٰ ّتى ُي َغ ِّير ُْوا َما ِبا َ ْنفُ ِس ِه ۗ ْم
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga
mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” [Ar-
Ra’d/13:11].
5
Model – Model Tajdid Dalam Muhammadiyah
a. Kongkrit dan produktif, yaitu melalui amal usaha yang didirikan,
hasilnya kongkrit dapat dirasakan dan dimanfaatkan oleh umat Islam,
bangsa Indonesia dan umat manusia di seluruh dunia. Suburnya amal saleh
di lingkungan aktivis Muhammadiyah ditujukan kepada komunitas
Muhammadiyah, bangsa dan kepada seluruh umat manusia di dunia dalam
rangka rahmatan lil alamin.
b. Tajdid Muhammadiyah bersifat terbuka. Maksud dari keterbukaan
tersebut, Muhammadiyah mampu mengantisipasi perubahan dan kemajuan
di sekitar kita. Dari sekian amal usahanya, rumah sakitnya misalnya, dapat
dimasuki dan dimanfaatkan oleh siapapun. Sekolah sampai kampusnya
boleh dimasuki dan dimanfaatkan oleh siapa saja. Kalau Muhammadiyah
mendirikan lembaga ekonomi dan usaha atau jasa, maka yang menjadi
nasabah, partner dan komsumennya pun bisa siapa saja yang
membutuhkan.
c. Tajdid Muhammadiyah sangat fungsional dan selaras dengan cita-
cita Muhammadiyah untuk menjadikan Islam itu, sebagai agama yang
berkemajuan, juga Islam yang berkebajikan yang senantiasa hadir sebagai
pemecah masalah-masalah (problem solve), temasuk masalah
kesehatan,pendidikan, dan masalah sosial ekonomi.
Dengan demikian, Tajdid dalam bidang muamalah yaitu berbasis pada
upaya dinamisasi, elaborasi, berbasis perubahan menuju capaian prestasi
yang berkualitas. Suatu saat nanti apa yang diusahakan Muhammadiyah
hendaknya tampil menjadi pusat-pusat keunggulan, seperti sekolah, rumah
sakit, perguruan tinggi, lembaga-lembaga ekonomi. Sedangkan tajdid dalam
bidang akidah dan ibadah mahdah bukan dalam makna dinamisasi, tetapi
yang tajdid yang berwajah tajrid, yaitu purifikasi atau pemurnian ajaran
Islam. Artinya untuk masalah akidah dan ibadah mahdhah, hanya
mencukupkan diri dari apa yang dapat dirujuk pada al-Qur’an dan hadis atau
apa yang dicontohkan Nabi Muhammad saw. Dengan cara itu, manusia
memiliki kesempatan untuk melakukan pengayaan makna dan pendalaman
hakikat dari fungsi agama Islam itu sendiri di tengah kehidupan. Arah kita
menjadi jelas, orientasi kehidupan individu dan masyarakat juga menjadi
jelas, basis nilainya menjadi jelas, meskipun kita hidup di tengah zaman
yang rumit, terus berubah dan berhadapan dengan keanekaragaman gejala
6
kehidupan. Spirit rahmatan lil alamin juga menjadi tidak mengawang- awang.
Fungsi tajdid di bidang ini, adalah untuk membuat aktif dan hidup keimanan
kita dalam perilaku, dan tajdid Muhammadiyah tidak untuk membekukan
keimanan kita dalam perangkat formalisme istilah atau konsep belaka,
sehingga keimanan kita akan memiliki fungsi sosial yang kaya. Dalam
konteks inilah, kita dapat memahami kenapa begitu banyak ayat al-Qur’an
yang selalu menggandengkan antara iman dan amal saleh. Iman adalah
pilihan teologis dan amal shaleh adalah ekpresi teologis yang selaras
dengan iman. Iman tanpa amal saleh akan kehilangan pijak sosialnya, dan
amal tanpa iman kehilangan arah dan tujuannya.
7
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan:
1. Perserikatan Muhammadiyah dibangun oleh KH. A. Dahlan, sebagai
gerakan Islam berdasarkan hasil konkret telaah dan pendalaman beliau
terhadap Al-Qur`anul Karim. surah Ali Imran ayat 104.
2. Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah (menyeru,mengajak) Islam amar
makruf nahi munkar dengan masyarakat sebagai medan atau kancah
perjuangannya. Muhammadiyah berkiprah ditengah- tengah masyarakat
bangsa Indonesia dengan membangun berbagai amal usaha yang benar-benar
dapat menyatuh hajat orang banyak.
3. Tajdid dan tajrid yang dilakukan Muhammadiyah sangatlah berarti untuk
memurnikan serta meluruskan akidah umat Islam yang menyimpang dari
ajaran sebenarnya yakni Al-Qur‘an dan Sunnah Nabi yang sahih.
3.2. Saran
Hendaknya pembaruan selalu terjadi dan terus berkembang di dalam
semua bidang, tidak hanya terbatas pada bidang sosial. Semuanya yang
dilakukan harus dijalankan dengan tindakan nyata. Insya Allah.
8
DAFTAR PUSTAKA