Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

CIRI GERAKAN MUHAMMADIYAH


(Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kemuhammadiyahan)

Dosen Pengampu : Drs. Junaidi Songidan, M.Sos.I

Disusun Oleh:
Kelompok 7
Jihan Dwi Setyaningrum 21310001
Maya Kurnia 21310007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur selalu kami haturkan kehadirat Allah SWT
yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya kepada saya,
sehingga kami bisa menyelesaikan tugas penyusunan Makalah Kemuhammadiyahan

Kami selaku penyusun makalah menyampaikan ucapan terima kasih kepada


dosen pembimbing mata kuliah yang telah memberikan arahan dan memberikan
bimbingan dalam pembuatan makalah ini, orang tua yang selalu mendukung
kelancaran tugas kami.

Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
kemuhammadiyahan. Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, kami tidak menutup diri dari para pembaca akan
saran dan kritik yang sifatnya membangun demi perbaikan dan peningkatan kualitas
penyusunan makalah di masa yang akan datang.

Dan kami berharap, semoga makalah ini bisa memberikan suatu kemanfaatan
bagi penyusun dan para pembaca semuanya. Amin.

Metro, 13 Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................i

KATA PENGANTAR......................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................1
C. Tujuan Masalah........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam..................................................2


B. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Dakwah Islam...................................2
C. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Tajdid................................................3

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...............................................................................................6
B. Saran.........................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................7

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Muhammadiyah adalah gerakan Islam, dakwah amar ma'ruf nahi


munkar dan tajdid yang bersumber dari Al-Qur'an dan As-Sunnah. Dalam
gerakannya, Muhammadiyah mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan
menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya. Untuk maksud dan tujuan tersebut Muhammadiyah
melaksanakan dakwah amar ma'ruf nahi munkar melalui segenap usaha. untuk
memajukan kehidupan umat Islam dan bangsa Indonesia, yang memberi
makna bagi kehidupan umat manusia pada umumnya. dan menghadirkan
Islam sebagai rahmat bagi semesta alam.
Dari sejak semula Muhammadiyah menempatkan diri sebagai salah
satu organisasi yang berkhitmat menyebarluaskan ajaran Islam sebagaimana
yang tercantum dalam Al-Qu`ran dan As-Sunah. Lewat gerakan dakwah,
Muhammadiyah membersihkan berbagai amalan umat yang terang-terangan
menyimpang dari prinsip-prinsip ajaran Islam. Muhammadiyah sebagai suatu
mata rantai dari gerakan tajdid dan tarjid yang diawali oleh ulama besar Ibnu
Taimiyah sudah barang tentu ada kesamaan nafas, ruh, dan semangat, yaitu
memerangi secara total terhadap berbagai penyimpangan ajaran Islam seperti
syirik, khufarat, bid’ah, dan taqlid. Semua itu merupakan benalu beracun yang
dapat merusak aqidah dan ibadah seseorang. Lebih lanjut pada makalah ini
kami akan menyampaikan Ciri-ciri Gerakan Muhammadiyah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Muhammadiyah sebagai gerakan islam?
2. Apa yang dimaksud Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah islam?
3. Apa yang dimaksud Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid?

C. Tujuan dan Manfaat Pembahasan


1. Untuk mengetahui apa itu Muhammadiyah sebagai gerakan islam
2. Untuk mengettahui apa itu Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah
islam
3. Untuk mengetahui apa itu Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam

Perserikatan Muhammadiyah dibangun oleh KH. A. Dahlan sebagai


hasil konkret dari telaah dan pendalaman beliau terhadap Al- Qur`anul Karim.
Faktor inilah yang sebenarnya menjadi faktor paling utama mendorong
berdirinya Muhammadiyah. Sementara faktor-faktor lainnya dapat dikatakan
sebagai faktor penunjang semata.
Dengan ketelitiannya yang sangat memadai setiap mengkaji ayat-ayat
Al-Qur`an, khususnya ketika menelaah surah Ali Imran ayat 104, maka
akhirnya melahirkan amalan konkret yaitu lahirnya Perserikatan
Muhammadiyah. Kajian serupa ini terus dikembangkan terhadap ayat-ayat
lainnya. Hasil kajian ayat-ayat tersebut, yang oleh KHR. Hadjid
dinamakan:”ajaran KH. A. Dahlan”, didalamnya tergambar secara jelas sekali
ruh, jiwa, nafas, semangat Muhammadiyah dalam pengabdiannya kepada
Allah SWT.
Dari latar belakang berdirinya Muhammadiyah, jelaslah bahwa
sesungguhnya kelahiran Muhammadiyah itu tidak lain karena diilhami,
dimotivasi dan disemangati oleh ajaran-ajaran Qur`an. Dan apa yang
digerakan oleh Muhammadiyah tidak ada motif lain kecuali semata- mata
untuk merealisasikan prinsip-prinsip ajaran Islam dalam kehidupan yang real
dan konkrit. Segala yang dilakukan Muhammadiyah baik dalam bidang
pendidikan dan pengajaran, kemasyarakatan, kerumah tanggaan,
perekonomian dan sebagainya tidak dapat dilepaskan dari ajaran-ajaran Islam.
Tegasnya gerakan Muhammadiyah hendak berusaha untuk menampilkan
wajah Islam dalam wujud yang real, konkrit, yang dapat dihayati, dirasakan
dan dinikmati oleh umat sebagai “rahmatan lil’alamin”[1]

B. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Dakwah Islam

Ciri kedua dari gerakan Muhammadiyah dikenal sebagai Gerakan


Dakwah Islam Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Ciri yang kedua ini telah muncul
sejak dari kelahirannya dan tetap melekat tak terpisahkan dari jati diri
Muhammadiyah. Hal ini diakui oleh beberapa pihak yang menyatakan bahwa
Muhammadiyah terlihat sebagai pergerakan dakwah yang menekankan
pengajaran serta pendalaman nilai-nilai Islam.

2
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa faktor utama yang mendorong
berdirinya Persyarikatan Muhammadiyah berasal dari pendalaman K.H.
Ahmad Dahlan terhadap ayat-ayat Al-Qur’an Al- karim, terutama surat Al-
Imran ayat 104.

‫ْ ْ ك ِر‬ ْ‫ ي ْد عون ْي ِر َخ ا ُمرون و َيأ‬e˚‫كن م ْن ك ْم أُ َّمة‬eَ‫و ْ تل‬


‫ْن ه ْون ا ل عن م ن‬ ‫با ْ مل عرو‬
‫و َي‬ ‫ْل َلَٰى‬
‫ف‬
‫ولَ ِئك ِل ْف ا ْ مل حون‬eُ‫وأ‬
‫هم‬
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung". (QS. Ali Imran: 104)
Berdasarkan pada ayat inilah Muhammadiyah meletakkan
khittah/strategi dasar perjuangannya, yaitu dakwah (menyeru,mengajak) Islam
amar makruf nahi munkar dengan masyarakat sebagai medan atau kancah
perjuangannya.
Muhammadiyah berkiprah di tengah-tengah masyarakat bangsa
Indonesia dengan membangun berbagai amal usaha yang benar-benar dapat
menyatuh hajat orang banyak seperti berbagai ragam lembaga pendidikan dari
sejak kanak-kanak hingga perguruna tinggi, membangun sekian banyak
rumah sakit, panti-panti asuhan, dan sebagainya. Seluruh amal usaha
Muhammadiyah seperti itu tidak lain merupakan suatu manifestasi untuk
perwujudan Islamiah, semua amal usaha diadakan dengan niat dan tujuan
yang tunggal, yaitu untuk dijadikan sarana dan wahana (kendaraan) dakwah
Islam sebagaimana yang diajarkan oleh Al-Qur’an dan As-Sunnah Shahihah.

C. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Tajdid


Ciri ketiga yang melekat pada persyarikatan Muhammadiyah adalah
sebagai Gerakan tajdid. Tajdid yang dimaksud dalam gerakan
Muhammadiyah adalah memperbarui cara berpikir sesuai dengan
perkembangan dan perubahan zaman. Bukan pembaruan ajaran Islam, tetapi
cara berpikir umat Islam yang perlu diperbarui. Sasaran gerakan tajdid adalah
manusia. Perubahan zaman jangan sampai merusak dasar-dasar ajaran Islam.
Demikian juga tidak membuat umat Islam ketinggalan zaman. Sehingga tidak
leluasa menjalankan amal ibadah. Bahkan zaman yang terus berkembang
hendaknya memberi kesempatan kepada umat Islam yang teguh pada jabatan
agamanya, bertambah mendapatkan peluang baru mengamalkan seluruh
ajaran agamanya.
3
Tajdid juga berarti membersihkan ajaran Islam dari campur aduknya
dengan ajaran-ajaran yang bukan Islam. Mengembalikan ajaran Islam kepada
sumbernya yang asli yaitu Al-Quran dan Al-Hadits (As-Sunnah As-Shahihah
Al-Maqbullah). Membersihkan dari penyakit TBC (Takhayul, Bid’ah dan
Churafat). Penyakit ini sangat berbahaya bagi perkembangan ajaran Islam
yang murni dan merusak aqidah Islam. Sebagai contoh dalam realita
keumatan kita seperti meramal, perdukunan, sesaji, kenduri, dan ritual atau
tata cara ibadah yang tidak sesuai dengan Al-Qur’an dan hadis. Oleh sebab itu
Muhammadiyah selalu berorientasi kepada pembaharuan dalam segala bidang
sesuai dengan kemajuan zaman dengan tidak meninggalkan prinsip Islam.
Allah berfirman:

‫ّى َغ ’ي روا ْ ُ َ س ِه ْم‬eَ‫حت‬ ‫ِ’ير ل ْو „م‬ ‫ن‬


‫ن ف ما بأ‬ ِ
َ‫ما بق‬ ‫َغ‬ َ ‫ّلل‬
‫ا‬
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” [Ar- Ra’d/13:11].

1. Model – Model Tajdid Dalam Muhammadiyah


a. Kongkrit dan produktif, yaitu melalui amal usaha yang didirikan,
hasilnya kongkrit dapat dirasakan dan dimanfaatkan oleh umat Islam,
bangsa Indonesia dan umat manusia di seluruh dunia. Suburnya amal
saleh di lingkungan aktivis Muhammadiyah ditujukan kepada
komunitas Muhammadiyah, bangsa dan kepada seluruh umat manusia
di dunia dalam rangka rahmatan lil alamin.
b. Tajdid Muhammadiyah bersifat terbuka. Maksud dari keterbukaan
tersebut, Muhammadiyah mampu mengantisipasi perubahan dan
kemajuan di sekitar kita. Dari sekian amal usahanya, rumah sakitnya
misalnya, dapat dimasuki dan dimanfaatkan oleh siapapun. Sekolah
sampai kampusnya boleh dimasuki dan dimanfaatkan oleh siapa saja.
Kalau Muhammadiyah mendirikan lembaga ekonomi dan usaha atau
jasa, maka yang menjadi nasabah, partner dan komsumennya pun bisa
siapa saja yang membutuhkan.
c. Tajdid Muhammadiyah sangat fungsional dan selaras dengan cita-cita
Muhammadiyah untuk menjadikan Islam itu, sebagai agama yang
berkemajuan, juga Islam yang berkebajikan yang senantiasa hadir
sebagai pemecah masalah-masalah (problem

4
solv), temasuk masalah kesehatan,pendidikan, dan masalah sosial
ekonomi.
Dengan demikian, Tajdid dalam bidang muamalah yaitu berbasis pada
upaya dinamisasi, elaborasi, berbasis perubahan menuju capaian prestasi
yang berkualitas. Suatu saat nanti apa yang diusahakan Muhammadiyah
hendaknya tampil menjadi pusat-pusat keunggulan, seperti sekolah, rumah
sakit, perguruan tinggi, lembaga-lembaga ekonomi. Sedangkan tajdid
dalam bidang akidah dan ibadah mahdah bukan dalam makna dinamisasi,
tetapi yang tajdid yang berwajah tajrid, yaitu purifikasi atau pemurnian
ajaran Islam. Artinya untuk masalah akidah dan ibadah mahdhah, hanya
mencukupkan diri dari apa yang dapat dirujuk pada al-Qur’an dan hadis
atau apa yang dicontohkan Nabi Muhammad saw. Dengan cara itu,
manusia memiliki kesempatan untuk melakukan pengayaan makna dan
pendalaman hakikat dari fungsi agama Islam itu sendiri di tengah
kehidupan. Arah kita menjadi jelas, orientasi kehidupan individu dan
masyarakat juga menjadi jelas, basis nilainya menjadi jelas, meskipun kita
hidup di tengah zaman yang rumit, terus berubah dan berhadapan dengan
keanekaragaman gejala kehidupan. Spirit rahmatan lil alamin juga menjadi
tidak mengawang- awang. Fungsi tajdid di bidang ini, adalah untuk
membuat aktif dan hidup keimanan kita dalam perilaku, dan tajdid
Muhammadiyah tidak untuk membekukan keimanan kita dalam perangkat
formalisme istilah atau konsep belaka, sehingga keimanan kita akan
memiliki fungsi sosial yang kaya. Dalam konteks inilah, kita dapat
memahami kenapa begitu banyak ayat al-Qur’an yang selalu
menggandengkan antara iman dan amal saleh. Iman adalah pilihan
teologis dan amal shaleh adalah ekpresi teologis yang selaras dengan
iman. Iman tanpa amal saleh akan kehilangan pijak sosialnya, dan amal
tanpa iman kehilangan arah dan tujuannya.

5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan:
1. Perserikatan Muhammadiyah dibangun oleh KH. A. Dahlan, sebagai
gerakan Islam berdasarkan hasil konkret telaah dan pendalaman beliau
terhadap Al-Qur`anul Karim. surah Ali Imran ayat 104.
2. Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah (menyeru,mengajak) Islam amar
makruf nahi munkar dengan masyarakat sebagai medan atau kancah
perjuangannya. Muhammadiyah berkiprah ditengah- tengah masyarakat
bangsa Indonesia dengan membangun berbagai amal usaha yang benar-
benar dapat menyatuh hajat orang banyak.
3. Tajdid dan tajrid yang dilakukan Muhammadiyah sangatlah berarti untuk
memurnikan serta meluruskan akidah umat Islam yang menyimpang dari
ajaran sebenarnya yakni Al-Qur‘an dan Sunnah Nabi yang sahih.

B. Saran
Hendaknya pembaruan selalu terjadi dan terus berkembang di
dalam semua bidang, tidak hanya terbatas pada bidang sosial. Semuanya yang
dilakukan harus dijalankan dengan tindakan nyata. Insya Allah.

6
DAFTAR PUSTAKA

Anwar. Syamsul. M. 2005. Manhaj Ijtihad/Tajdid dalam Muhammadiyah. dalam


Mifedwil Jandra & Safar Nasir. Editor. Tajdid Muhammadiyah untuk
Pencerahan Peradaban. Yogyakarta. UAD Press.
Atabik. Ali dan A. Zuhdi Muhdlor, 1999. Kamus Komtemporer. Yogyakarta: Multi
Karya Grapika,
http//Wahyun mawardi. Dosen AIK Stie muhammadiyah mamuju.
MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN ISLAM YANG
BERWATAK
TAJRID DAN TAJDID. Diterbitkan oleh Suparman Irawan.
http//jsnurul. November 12, 2012 muhammadiyah sebagai gerakan islam Kamus
Besar Bahasa Indonesia
Mukhtarom, Asrori. S.H., M.A dan Milana Abdillah, S.Pd.I. M.A. 2015. STUDI
PEMIKIRAN K.H. AHMAD DAHLAN. editor: Lukmanul Hakim S.Pd.I.
M.Pd.I.

Anda mungkin juga menyukai