Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

DAKWAH MASA KHULAFAUR RASYIDIN

(Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Dakwah)

Dosen Pengampu : Drs.Junaidi Songidan,M.Sos.I.

Disusun oleh :

Bagus Darmawan (22420018)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
TAHUN 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb
Ucapan puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada bapak Drs.Junaidi Songidan
,M.Sos.I selaku dosen mata kuliah Sejarah Dakwah, yang telah memberikan
kesempatan kepada saya untuk menyusun makalah ini yang berjudul “Dakwah
Masa Khulafaur Rasyidin”
Dan juga saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah
membantu memberikan referensi materi dan masukannya sehingga terselesainya
makalah ini. Dengan keseriusan dan ketekunan dalam pembuatan makalah ini,
harapan saya dapat memberikan manfaat bagi teman-teman dan para membaca
terkhusus dalam materi Dakwah Masa Khulafaur Rasyidin. Serta dapat menjadi
pembelajaran bagi saya dalam pembuatan suatu makalah.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari masih banyak kekurangan dan
kesalahan dalam penyusunan makalah ini, baik dari segi materi maupun dari tata
bahasa. Oleh karena itu, dengan terbuka tangan saya menerima kritik dan saran
dari teman-teman demi perbaikan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah Sejarah Dakwah : Dakwah Masa Khulafaur
Rasyidin ini dapat menjadi inspirasi bagi teman-teman dan pembaca, untuk
memulai berkarya khususnya dalam hal tulis menulis.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Metro, 02 April 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................1
1.3 Tujuan Makalah.................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................3
2.1 Dakwah Masa Abu Bakar As-Shiddiq...............................................3
2.2 Dakwah Masa Umar Bin Khattab......................................................4
2.3 Dakwah Masa Utsman Bin Affan......................................................9
2.4 Dakwah Masa Ali Bin Abu Tholib....................................................
BAB III PENUTUP......................................................................................12
3.1 Kesimpulan........................................................................................12
3.2 Saran..................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Khulafa’ merupakan bentuk jama’ dari kholifah yang artinya pengganti.
Sedangkan arti rhosydin bentuk jama’ dari ar rosyid yang artinya benar, cerdik,
dan mendapat pentunjuk. Maka dari sini khulafaurrosyidin dapat diartikan para
pengganti yang benar. Adapun yang dimaksud dengan khulafaurrosydin yaitu para
pemimpin pengganti rosululloh dalam mengatur kehidupan umat manusia yang
adil bijaksana, cerdik, selalu melaksanakan tugas dengan benar dan selalu
mendapat petunjuk dari Allah.

1.2 Rumusan Masalah


 Bagaimana dakwah islam pada masa kholifah Abu Bakar as Shidiq ?
 Bagaimana dakwah islam pada masa kholifah Umar bin Khottob ?
 Bagaimana dakwah islam pada masa kholifah Utsman bin Affan ?
 Bagaimana dakwah islam pada masa kholifah Ali bin Abi Tholib ?

1.3 Tujuan Makalah


 Untuk mengetahui dakwah islam pada masa kholifah Abu Bakar as Shidiq
 Untuk mengetahui dakwah islam pada masa kholifah Umar bin Khottob
 Untuk mengetahui dakwah islam pada masa kholifah Utsman bin Affan
 Untuk mengetahui dakwah islam pada masa kholifah Ali bin Abi Tholib

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Dakwah Masa Abu Bakar As-Shiddiq (632M-634M)


Abu Bakar adalah putra dari Abu Quhafa. Panggilan Abu Bakar As Shiddiq
sebenarnya adalah sebagai gelar saja. Abu artinya bapak, sedangkan Bakar artinya
dengan segera. Beliau diberi nama demikian karena beliau masuk islam dengan
segera, mendahului yang lain. Kemudia As Shiddiq artinya yang amat
membenarkan. Karena beliau sangat membenarkan berbagai pengalaman dan
ajaran yang dibawa oleh Rasulullah terutama pada peristiwa Isra’ Mi’raj. Beliau
lahir pada tahun 568 M. ibunya bernama Salma Ummul Khoir binti Sakhar yaitu
anak dari paman Abu Quhafa Utsman.
Tentang pribadi Abu Bakar terkenal sebagai orang yang berakhlaq mulia, jujur,
cerdas, cakap, kuat kemauan dan pemberani,serta beliau terenal sebagai orang
yang rendah hati, pemaaf dan dermawan.

1.    Proses pengangkatan Abu Bakar sebagai Khalifah.


Rasulullah meninggal dunia pada tahun 632 M. Wafatnya rasulullah
menghadirkan masyarakat islam kepada situasi krisis kepemimpinan, karena
ketika Rasulullah masih hidup tidak pernah menunjuk diantara sahabat yang
menggatinkannya sebagai pemimpin umat islam. Bahkan tidak pula membentuk
suatu dewan yang dapat menentukkan siapa penggantinya.
Muhajirin dan Ansor yang pada awalnya merupakan varaian dalam proses
pembentukan masyarakat Madinah, berubah menjadi fiksi politik dalam rangka
menentukan pengganti Rasulullah. Muhajirin dan Ansor yang sudah dipersatukan
oleh Rasulullah dalam ikatan keyakinan agama, dihadapankan pada satu krisis dan
cenderung bertikai dan saling bermusuhan.
Setelah Rasulullah wafat para sahabat terpencar-pencar, pertama: sahabat Nabi
dari kalangan Anshor telah bergabung dengan Sa’ad Bin Ubadah dipertemukan
Saqifa Bani Sa’idah. Kedua: sahabat dari kalangan muhajirin- Ali Bin Abi Tholib,

2
Zubair Bin Awwan, dan Tholhah Bin Ubaidillah tinggal di rumah Siti Fatimah.
Ketiga: kalangan Muhajirin selain tiga tokoh tersebut bergabung dengan Abu
Bakar.
Sahabat Nabi dari kalangan Ansor yang telah berkumpul di Saqifa bani Sa’idah
telah sepakat untk mengangkat Sa’ad Bin Ubadah untuk menjadi pemimpin umat
islam tanpa dihadiri oleh kalangan Muhajirin. Tetapi dari suku Aus tidak memberi
dukungan kepada Sa’ad Bin Ubadah. Abu Bakar dan Umar Bin Khottob dating ke
Saqafa Bani Sa’idah, kemudian berpidato dihadapan sahabat Ansor yang sedang
bermusyawarah dengan memberikan tawaran berupa pembagian wewenang agar
umat islam tidak pecah. Akhirnya timbul ketegangan diantara para sahabat Anshar
dan Abu bakar.Setelah ketegangan mulai mereda, Abu bakar menawarkan Umar
Bin Khottob dan Abu Ubaidah (keduanya dari kalangan Muhajirin) dan
mempersilahkan dari kalangan Ansor untuk membai’at salah satu dari mereka.
Akan tetapi keduanya menolak dan berkata: Engkau (Abu Bakar) adalah
muhajirin yang paling utama, engakau yang menemani Rasulullah saat di Gua
Tsur, dan meggantikan Rasulullah menjadi imam Sholat ketika Rasulullah
berhalangan. Abu Bakar akhirnya diangakat sebagai khalifah setelah melalui
musyawarah di Saqifa Bani Sa’idah.

2.    Kepemimpinan dan kebijakan Abu Bakar As Shiddiq.


a)    Memerangi tiga golongan yang mengacaukan islam.
Pada masa awal kepemimpinanya, Abu Bakar banyak mengahadapi
gangguan dari berbagai golongan antara lain: orang-orang murtad, golongan yang
tidak membayar zakat, dan golongan orang-orang yang mengaku menjadi Nabi.
Adanya orang-orang murtad karena mereka belum memahami Islam seacara
mendalam.Mereka baru taraf pengakuan atau masuk Isalam karena terpaksa.
Golongan yang tidak membayar zakat kebanyakan berasal dari kabilah yang
tinggal di Madinah seperti Bani Qothfah, Bani Bakr. Mereka beranggapan bahwa
membayar zakat hanya kepada Rasulullah, apabila Rasullulah meninggal maka
tidak ada lagi kewajiban membayar zakat. Sedangkan orang-orang yang mengaku
sebagai nabi telah muncul hari-hari terakhir kehidupan Rasulullah. Mereka

3
semakin berani melakukan kekacauan atas nama agama. Diantara orang yang
mengaku Nabi adalah:
1)   Musailamah Al Kadzab dari Bani Hanifah.
2)   Thulaikha Bin Khuwailid dari Bani As’ad.
3)   Saj’ah Tamimiyah dari Bani Tamim.
4)   Aswad Al Ansi dari Yaman.

b)   Pengumpulan Mushaf Al-Qur’an


Perang Yamamah merupakan perang dalam menumpas orang-orang murtad
yang mengkhwatirkan Umar Bin Khattab. Dalam perang Yamamah terdapat 1200
tentara islam yang gugur syahid dan diantaranya adalah sahabat yang hafal Al
Qur’an. Kekhawatiran Umar mendorong untuk mengusulkan kepada khalifah Abu
Bakar agar mengumpulkan Al Qur’an dengan alasan agar al Qur’an tidak hilang
dan tetap lestari. Perdebatan terjadi antara Umar dan Abu Bakar, Abu Bakar
menolak karena Rasulullah tidak pernah meerintahkan sebelumnya.Tetapi atas
penjelasan Umar Bin Khattab yang rasional maka Abu Bakar menerima usul itu
dan mengumpulkan lembaran-lembaran Al Qur’an yang dihimpun oleh Zaid Bin
Tsabit. Pengumpulan Al Qur’an dilakukan dengan cara mengumpulkan Al Qur’an
yang di tulis di tulang, pelepah (kulit) kayu, lempengan batu kemudian disalin
oleh Zaid Bun Tsabit di atas kulit hewan yang sudah di samak. Lembaran-
lembaran yang berisi tulisan Al Qur’an yang telah dikumpulkan, di simpan di
rumah Abu Bakar hingga meninggal. Kemudian disimpan oleh Umar hingga
meninggal dunia. Dan akhirnya disimpan di rumah Khafsah Binti Umar.

c)    Perluasan Wilayah
Pada tahun ke 12 setelah hijrah Abu Bakar mengirim pasukan ke Irak yang
dipimpin oleh Khalid Bin Walid dan dibantu oleh Al Mustsanna Bin Haritsah dan
Qo’qok Bin Amr, Irak pada waktu itu jajahan kerajaan Persia, sebelumnya Khalid
Bin Walid telah mengirim surat kepada Hormuz panglima perang Persia agar
masuk Islam. Tetapi Hormuz menolak dan lebih baik berperang melawan pasukan
Islam dari pada masuk Islam. Dalam peperangan ini pasukan Islam mendapat

4
kemenagan. Daerah-daerah yang berhasil dikuasai oleh pasukan Isalm adalah
Mazar, Walajah, Allis, Hirrah, Anbar, Annuttamar, dan Daumatul Jandal.
Untuk menaklukkan Syiria Abu Bakar mengirim pasukan yang dipimpin oleh
Usman Bin Zaid Bin Haritsyah. Pasukan islam berhasil mengusai negeri
Qudho’ah, sedangkan untuk memperluas wilayah Islam Ke Syria lainnya, Abu
Bkar mengirimpasukan lainnya. Kedaerah Palestina dipimpin oleh Amr Bin Ash,
ke Roma oleh Ubaid Bin Jarroh, ke Damaskus dipimpin oleh Yazid Bin
Mu’awiyah, ke Yordania dipimpin Syurahbil Bin Hasanah.
Untuk mengahdapi pasukan Islam, Pasukan Romawi yang dipimpin oleh
Heraklius mempersiapkan pasukan yang cukup besar. Pasukan Islam juga bersatu
dalam satu front besar. Kedua psukan tersebut bertemu di salah satu tenmpat
bernama Yarmuk. Peperangan Yarmuk baru berakhir pada masa pemerintahan
Umar Bin Khattab.

3.    Akhir riwayat Abu Bakar


Abu Bakar memegang kendali pemerintahan selam 2 tahun lebih sedikit.
Kemudian beliau merasa sakit, lalu berpulang kerahmatullah. Masa 2 tahun lebih
sedikit itu adalah masa yang amat singkat tetapi masa yang singkat itu dapat
dipandang sebagai masa yang menentukan bagi ajaran Islam.
Dalam keadaan yang  demikian beliau dapat mengerahkan kaum muslimin
menghancurkan syirik dan memberantas keragu-raguan dan paham malah beliau
dapat pula memgerahkan mereka menggulingkan singgasana Kisra (raja Persia)
dan Kaisar (raja Romawi). Kalau ada suatu peristiwa besar yang terjadi dimasa
permulaan Isalam, maka nama Abu Bakar selalu jelas didalamnya.

2.2. Dakwah Masa Umar Bin Khattab


Umar Bin Khattab dilahirkan di Makkah tahun 40 sebelum Hijriah. Ayahnya
bernama Nufail Bin Abdul Uzza Al- Quraisy dari suku bani Adi. Ibunya bernama
Hantamah Binti Hasyim Bin Al- Mughiroh Bin Abdillah. Silsilahnya dengan
Rasulullah pada generasi kedelapan. Umar Bin Khattab seorang pemuda Quraisy
yang gagah, kuat dan pemberani. Beliau dibesarkan dalam keluarga yang tidak

5
mampu. Ayahnya tidak termasuk orang kaya tetapi memiliki konsep
kepemimpinan yang baik, dan tegas. Watak keluarganya sangat keras sehingga
disegani oleh masyarakat Quraisy.
Umar Bin Khattab masuk islam dalam usia 27 tahun. Pada awalnya
Rasulluloh berdo’a kepada Alloh agar agama islam diberi kekuatan dengan
masuknya salah satu seorang dari dua Umar yaitu Umar Bin Khattab dan Amr Bin
Hasyim (Abu Jahal). Akhirnya Umar Bin Khattab masuk islam. Setelah
keislamnya, sikap keras yang selama ini ditunjukkan kepada masyarakat muslim
melemah dan sebaliknya keras terhadap kaum Quarisy yang mengganggu
keselamatan kaum muslimin.
Bagi islam, keislaman Umar dalah kemenangan yang nyata bagi islam.
Menurut Ibnu Mas’ud bahwa islamnya Umar adalah suatu kemenangan, hijrahnya
adalah suatu pertolongan dan pemerintahannya adalah rahmat.

1.    Proses pengakatan Umar Bin Khattab sebagai Khalifah.


Abu Bakar jatuh sakit pada musim  panas tahun 634 M, dan terbaring selama
15 hari ditemapt tidur. Khalifah ingin sekali menyelesaikan pergantian dan
mencalonkan seorang penggatinya. Abu Bakar merasa yakin bahwa tidak ada
seorangpun yang lebih pantas memangku jabatan sebagai khalifah penggati
dirinya kecuali Umar Bin Khattab. Karena  itu beliau ingin mengetahui pendapat
masyarakat islam dengan bermusyawarah tentang kepemimpian pasca dirinya
dengan  sahabat yang lainya.
Dalam sebuah riwayat At-Thibari mengatakan bahwa Abu Bakar naik di atas
balkon rumahnya dan berbicara dengan banyak orang yang berkerumunan di
bawahnya.“ apakah kalian akan menerima orang yang akan saya calonkan sebagai
penganti saya? Saya bersumpah bahwa saya melakukan yang terbaik dalam
menentukan hal ini, dan saya telah memilih Umar Bin Khattab sebagai pengganti
saya, dan ikutilah keinginan saya.“ mereka semua menjawab, “ kami telah
mendegar khalifah dan kami semua akan mentaati tuan”.
Kemudian Abu Bakar memanggil Usman Bin Affan dan membacakan naskah
yang berisi penunjukan Umar Bin Khattab sebagai penggatinya. Usman pun
setuju dengan penunjukkan itu. Abu Bakar meninggal dunia pada hari senin,

6
tanggal 23 Agustus 634 M dalam usia 63 tahun, menjadi kholifah selama 2 tahun
3 bulan 11 hari.

2.      Kepemimpian dan kebijakan Umar Bin Khottob.


a)    Perluasan Wilayah
        Pada zaman Umar Bin Khattab, ekspansi dilakukan secara bertahap.
Dasmaskus ibu kota Syiria jatuh dan dapat dikuasai oleh umat islam pada tahun
635 M. Setahun kemudian Byzantium dikalahkan oleh tentara islam. Dari Syiria
ekspansi dilanjutkan ke Mesir di bawah pimpinan Amr Bin ash dan ke Iraq
dibawah pimpin Sa’ad Bin Abi Waqash. Niskandariyah ibu kota Mesir
ditaklukkan pada tahun 641 M. Al- Qodisiyah sebuah kota dekat hijrah di Iraq
berhasil dikuasai oleh tentara islam pada tahun 637 M. Dari Hirah serangan
dilanjutkan ke ibu kota Persia. Al- Madain dan ibu kota itu berhasil dikuasai oleh
tentara islam, pada tahun 641 M. Mosul juga berhasil dikuasai oleh tentara Isalam.
Jadi pada zaman Umar Bin Khottob kekuasaan wilayah Islam meliputi Jazirah
Arabia, Palestina, Syria, dan sebagian wilayah Persia dan Mesir.

b)   Meletakkan Prinsip Keadilan


Umar Bin Khattab mengirim surat kepada Abu Musa Al-Asy’ari (Hakim
Kufah) yang isinya mengandung prinsip-prinsip perkara di persidangan dalam
lingkungan peradilan. Isi surat surat tersebu adalah:
1. Memutuskan perkara dipengadilan adalah kewajiban yang harus di
kokohkan dan sunah yang harus diikuti.
2. Sebelum sebuah perkara di putuskan, ia harus dipahami terlebih dahulu
agar (hakim) dapat bertindak adil.
3. Pihak-puhak yang berperkara harus diperlakukan sama, baik dalam
persidangan maupun dalam menerapkan keputusan, sehingga pejabat
tidak berharap menang dan orang-orang lemah tidak putus asa dalam
memperjuangkan keadilan.
4. Alat bukti di bebankan pada penggugat, sedangkan sumpah di berikan
pada pihak tergugat.

7
5. Damai sebagai alternative dalam memperseketaan  dibolehkan selama
tidak menghalalkan yang haram dan tidak mengharamkan yang halal.
6. Berilah waktu kepada penggugat untuk mengumpulkan alat-alat bukti
dan persengketaan di putuskan harus berdasarkan alat-alat bukti.
7. Hakim harus mengakui kesalahan apabila ternyata dalam keputusannya
terdapat kekeliruan.
8. Kesaksian seorang muslim dapat diterma kecusli muslim yang pernah
memberikan kesaksian palsu, pernah di jatuhi hukuman.
9. Seorang hakim di benarkan melakukan analogi dalam memutuskan
perkara apabila perkara yang hendak di selesaikan tidak terdapat dalam
Al-Qur’an dan Hadits.
10. Dalam proses menyelesaikan dan memutuskan perkara, hakim tidak
boleh dalam keadaan marah, berfikiran kacau, jemu, bersikap keras, dan
hendaklah memutuskan perkara dilakukan dengan hati yang tulus
berharap ridho allah.
Surat Umar Bin Khattab yang berisi tentang prinsip-prinsip peradilan
merupakan peradaban yang tinggi, karena prinsip peradilan itu masih di
pergunakan hingga sekarang. Meskipun telah dilakukan beberapa purubahan.
Gagasan tentang peradilan ini dapat dijadikan dasar untuk menjadikan Umar Bin
Khattab sebagai bapak peradilan.

c)   Pengembangan Kekuasaan.
Umar Bin Khattab membagi daerah islam menjadi beberapa wilayah atau
propinsi. Masing-masing propinsi dibawah kekusaan gubernur. Seperti Kufah
dibawah kekuasaan saat Bin Abi Waqosh, Basrah di bawah kekuasaan Athbah Bin
Khazwan, dan Fustad di Mesir dibawah kekuasaan Amr bin Ash.

d)  Membentuk beberapa dewan.


Antara lain Baitul Mal (perbendaharaan Negara), yang bertugas mengatur
keluar masuk uang, sehingga keuangan Negara terkontrol dengan baik, dan dewan
angkatan perang yang bertugas mencatat nama-nama tentara dan yang member
gaji tentara.

8
e)   Menetapkan tahun Hijriah sebagai tahun islam.
f)    Membnagun beberapa masjid.
Antara lain masjid Al-Haram, masjid Al-Aqsha, masjid An-Nabawai, dan
masjid Amr Bin Ash di mesir.

3.      Perluasan Islam dimasa Umar Bin Khattab dan Pertempuran yang dihadapi.
Dalam perluasan mernerangkan fase-fase perluasan Islam ke negeri-negeri
Persia dan Romawi. Pemberangkatan pasukan ini lebih titik beratkan kepada segi
politik bukan karena kepentingan pertahanan. Pengiriman pasukan terus
dilaksanakan Abu Bakar karena beliau berpendapat bahwa hal ini akan
menimbulkan kesan kepada kaum-kaum pemberontakan bahwa kaum muslimin
mempunyai kekuatan yang besar. Politik abu bakar inin berhasil baik. Pengiriman
balatentara itu dapat menimbulkan keyakutan pada bangsa Romawi dan pada
pemberontakan-pemberontakan bangsa arab.
a. Pertempuaran-pertempurann di Persia.
Abu Bakar mengirim balatentara Isalm ke Persia di bawah pimpimpinan
Khalid Ibnu Walid dibantu oleh Al Mutsanna Bin Haritsah yang dapat
mengalahkan kerajaan Manadzirah dan menduduki kota Hirah dan Ansar.
Di masa pemerintahan Umar Bin Khottob keadaan balatentara Islam jauh
lebih kuat daripada Romawi, Umar mengirimkan balatentara ke negeri Persia
dengan jumlah pasukan 8000 orang dengan dipimpin Sa’ad Bin Abi Waqqash.
Pada tahun 15 H, telah berhadapan dengan pasukan Persia dengan jumlah
30.000 ribu orang yang dipimpin oleh Rustam. Dalam pertempuran ini kaum
muslimin menang dan Rustam dapat dibunuh. Tahun 16 H Sa’ad dapat mengalah
kan Persia dan menawan seorang putri Kisra Persia. Pad tahun 21 H melakukan
pertempuaran dengan Yazdigird di Nahawand. Pada peetempuran ini adalah
pertempuran yang terkuat dan terbesar yang lebih dikenal dengan sebutan “Fathul
Futuh” (kemenangan yang paling besar di antara seluruh kemenangan). Pada
tahun 22 H kaum muslimin dapat menduduki Ahwaz.
b. Pertempuran-pertempuaran di Negeri Romawi.
Minat kaum muslimin untuk memerangi bnagsa Romawi lebih besar dari
minat mereka memerangi bangsa Persia. Hal ini di sebabkan karena gangguan

9
bangsa romawi terhadap kaum muslimin lebih besar dari pada gangguan bangsa
Persia. Lagi pula karena negeri syam, mesir dan palestina adalah merupakan
Negara-negara jajahan dari bangsa romawi. Oleh karena itu abu bakar
mengumpulkan bala tentara yang besar jumlahnya untuk dikirim ke Negara
Romawi. Lascar ini di bagi Abu Bakar atas empat pasukan, yaitu:
1. Satu pasukan di pimpin oleh Abu ‘Ubaidah Ibn Jarrahyang pernah
diberi julukan oleh Nabi: “Aminul Ummah’’ (kepercayaan umat)
pasukan ini dikirim ke Himsh. Abu Ubaidah diberi tugas sebagai
pemegang pimpinan tertinggi dari ke empat pasukan ini.
2. Satu pasukan dibawah pimpinan Yazid ibn Abi Sufyan, dikirim ke
Damaskus
3. Satu pasukan dipimpin oleh Amr ibn Ash di kirim ke Palestina.
4. Satu pasukan di bawah pimpinan Surahbil ibn Hasanah di kirim ke
lembah Jurdania.
Mulanya lascar yang dikirim ke Syam semuanya berjumlah 12 ribu orang
tetapi kemudian di tambah sampai menjadi 24 ribu orang.

4. Akhir Riwayat Umar Bin Khattab


Sejumlah musuh islam terdiri dari orang-orang Persia dan Yahudi
mengadakan komplotan untuk membunuh Umar bin Khottob. Pembunuhan ini
dilakukan oleh seorang Nasrani bernama Abu Lu’lu’ah. Abu Lu’lu’ah ini seorang
bangsa Persia, dia di tawan o;eh tentara islam di Nahawam dan kemudian menjadi
hamba sahaya dari Mughiroh bin Su’bah.
Abu Lu’lu’ah telah berhasil menyelusup kedalam masjid, di waktu Umar
hendak memulai sembahyang subuh, dikala itu hari masih gelap. Maka di
tikamlah Khalifah Umar bin Khattab dengan sebuah golok beberapa kali, diantara
satu dibawah pusatnya, mka keluarlah perut beliau. Umar lalu memekik, maka
datanglah kaum muslimin hendak menangkap pembunuh itu, tetapi mereka
diserangnya pula degan goloknya, hingga ada yang mati, dan bebrapa orang luka-
luka. Akhirnya kaum muslimin dapat menangkapnya, tatapi masih dapat ia
memakai goloknya untuk membunuh dirinya sendiri.

10
2.3. Dakwah Masa Utsman Bin Affan
Usman bin Affan dilahirkan di Makah pada tahun ke 6 setelah kelahira
Rasulullah. Ia termasuk kabilah Ummah dari suku Qurais. Ayahnya bernama
Affan bin Umaiyah bin Abdi Syam bin Abdi Manaf. Usman bin Affan mendapat
gelar Zun Nuraini yang artinya mempunyai dua cahaya, karena telah menikahi
dua putri Rasulullah yaitu Ruqaiyyah dan Ummu Kulsum.
Usman bin Affan masuk islam atas ajakan Abu Bakar As Sidiq. Usman seorang
pedagang sukses.Di daerah Hijjas beliau di kenal sebagai pedagang yang jujur,
memiliki intekgritas yang tinggi, dan seorangyang soleh dan rendah hati.
1)   Proses Pengangkatan Usman Bin Affan Sebagai Khalifah.
Umar Bin Khattab meninggal dunia setelah ditikam oleh seorang yang
bernama Peros (Abu Lu’lu’ah) dan bertahan selama tiga hari setelah
penikaman.Berkuasa selama 10 tahun 6 bulan 4 hari. Ketika masih terbaring sakit
paska penikaman Umar bin Khottob membentuk sebuah tim yang terdiri atas 6
orang sahabat termuka untuk menemukan penggantinya sebagai Khalifah. Enam 
sahabat yang menjadi anggota formatur adalah Usman Bin Affan, Ali Bin Abi
Tholib, Thalhah Bin Ubaidillah, Zubair Bin Awwam, Abdur Rohman Bin Auf,
dan Saad Bin Abi Waqos. Untuk menghindari deadlock dalam pemilihan Umar
mengangkat anaknya Abdullah Bin Umar sebagai anggota formatur dengan serta
hak pilih tampa berhak untuk dipilih Talhah bin Ubaidillah tidak ada di Madinah
dan baru kembali di Madinah setelah pemilihan khalifah selesai dilakukan.
Dalam sebuah penjajakan pendapat yang dilakukan oleh abdur Rahman Bin
auf terhadap anggota formatur yang ada, di peroleh dus calon khalifah yaitu
Usman Bin Affan dan Ali Bin Abi Tholib.Ali Bin Abi Tholib memilih Usman Bin
Affan untuk menjadi khalifah sebaliknya Usman Bin Affan memilih Ali Bin Abi
Tholib menjadi khalifah.Sa’ad Bin Waqos emilih Usman, emtara Abdur Rohman
Bin Auf dan Zubair Bin Awwam tidak diketahui siapa hak pilihnya direalisasikan.
Dewan musyawarah akhirnya berhasil mengangkat Usman bin Affan sebagai
khalifah ketiga mengganti Umar Bin Khatab.
 
2)   Kebijakan dan Kepemimpinan Usman Bin Affan.

11
a) Perluasan wilayah islam.
Pada saat perluasan wilayah ke Khurasan Usman Bin Affan mengirim pasukan
yang di pimpin oleh Saad Bin Al-Ash dan Hudzaifah bin Yaman melalui
ertempuran yang sengit akirnya daerah itu dapat dikuasaimoleh tentara islam.
Dalam prtluasan wilayah ke Armenia tentara islam dipimpin Salman Robi’ah Al-
Bahy. Afriks Utara sebelum kedatangan islam telah dijajah oleh bangsa Romawi.
Rakyatnya hidup menderita akibat tekanan dari bangsa Romawi. Untuk
membebaskan rakyat Afrika Utara ( Tunisia ) Usman mengirim pasukan dipimpin
oleh Abdullah Bin Saad Bin Abi Saad Bin Abi Sarah. Tentara islam berhasil
membebaskan bangsa Afrika Utara dari penjajah bangsa Romawi. Dari Afrika
Utra tentara islam menuju ke daerah Raid an Azerbaijan serta ke Amuriah dan
Cyprus. Dengan demikian pada masa pemerintahan Usman Bin Affan telah
meluas kesebelah timur himgga ke Armenia dan Azerbaijan, sedangkan ke
sebelah Barat wilayah islam telh sampai ke Tripoli.
b) Kodifikasi al-qur’an.
Pekerjaan yang paling berat yang dirasakan oleh Usman Bin Affan pada masa
pemerintahannya adalah oengumppulan Al-Qur’an (Kodifikasi Al-Qur’an)yang
merupakan lanjutan kerja yang diawali oleh Abu Bakar As Siddiq atas inisiatif
Umar Bin Khottob. Sebai mana yang telah disinggung sebelumnya bahwa
pengumpulan Al-Qur’an pada zaman Abu Bakar dilatarbelakangi oleh Syahidnya
70 sahabat Rasulullah yang hafal Al-Qur’an pada saat perang
Zamamah.Sedangkan yang melatar belakangi pengumpulan Al-Qur’an pada
zaman Usman Bin Affan adalah berbedaan qiroat (baca) Al-qur’an yang
menimbulkan percecokan antara murid dan gurunya.  Pada saat penyalinan Al-
Qur’an yang ke dua kalinya panitia (Lajnah) penyusunan mushaf Al-Qur’an yang
di bentuk olehUsman Bin Affan melakukan pengecekan ulang dengan meneliti
kembali mushaf yang sudah disimpan di rumah Hafsah dan membanding
bandingkannya denga mushaf-mushf yang lain. Selain itu tugas utama panitia
adalah menyalin mushaf Al-Qur’an yang di simpan di rumah Hafsah dan
menyeragamkan Qiroat atau bacaannya, yaitu dialek Quraidi.
Setelah behasil membuat salinannya, Zain Bin Tsabit mengembalikan nafkah
yang di salinnya kepada Hafsah. Khalifah Usman memerintahkan kepada Ziad

12
Bin Tsabit agar membuat sejumlah salinan mushaf dan dikirim kr Mekah,
Madiah, Basroh, Kufah, dan Syri’a dan salah satunya di simpan di rumah Usman
Bin Affan yang kemudian disebut dengan Mshaf Al Imam. Sedangkan mushaf
lain selain mushaf yang di susun oleh panitia yang dipimpin oleh Zaid Bin Tsabit
diperintahksn untuk di bakar.  Penyusunan Mushaf Usmani telah berhasil
menyelamatkan dan mengeluarkan umat islam dari kemelut karena perbedaan
qiraat.
c) Otonomi daerah.
Pada zaman khalifah Abu Bakar dan Umar, wilayahnya dibedakan menjadi dua
yaitu wilayah yang pemimpinnya memiliki otonomi penuh dan pemimpinanya di
sebut Amir, dan wilayah yang tidak memiliki otonomi penuh yang
pemimpinannya disebut Wali. Pada zaman Usman bin Affan dilakukn perubahan
setatus wilayah sehingga semua wilayah memiliki otonomi penuh. Oleh karena itu
seluruh pemimpin wilayah bergelar Amin.
d) Membentuk angkatan laut.
Pada masa pemerintahan Usman bin Affan, daerah islam telah sampaike
Afrika, Mesir, Cyprus, dan Konstantinopel daerah-daerah ini banyak di kelilingi
lautan. Atas usul Muawiyah bin Abi Sufyan, gubernur Damaskus, Usman
menyetujui pembentukan armada laut yang dilengkapi personil dan sarana yang
memadahi
e) Merahab Masjid Nabawi di madinah.
Pada zaman Usman bin Affan, masjid nabawi dibongkar, kemudian di bangun
kembali dengan ukuran yang lebih luas. Bentuk dan corak bangunannya di
perindah. Tiang-tiangnya terbuat dari beton dan sebagian dindingnya
dihiasidengan ukiran-ukiran yang indah.

3) Akhir Riwayat Usman Bin Affan


Usman bin Affan menjabat jabatannya dalam suasana dalam gejala-gejala dan
golongan. Golongan pertama adalah golongan yang tidak menginginkan dan tidak
merestui Usman menjadin Khalifah. Golongan yanag ke dua golongan yang
mendukung Usman. Usman adalah seorang yang kayaraya lagi pemurah dan
berkehidupan makmur. Kekayaan pribadinya habis digunakan untuk keperluan

13
dan kepentingan fisabilillah ketikan inilah beliau banyak mendapat kecaman
dalam mempergunakan uang baitul mal. Dalam masa ke enam tahun pertama dari
pemerintahan Usman segala sesuatu masih berjalan dengan baik. Tetapi pada
permulaan pemerintahan Usman kesalahan-kesalahan itu sudah mulai ada. Keadan
buruk ini tidak hendak dibiarkan demikian saja. Negara yang lemah itu tidaklah
dibiarkan jatuh begitu saja. Maka bangkitlah beberapa orang sahabat termuka
untuk memebri nasihat kepada khalifah Usman bin Affan untuk beristirahan atau
mengundurkan diri.
Banyak kaum muslimin yang meninggalkan Usman. Usman semakin
mempercayakan segala sesuatunya kepada family dan kerabat dekatnya. Dengan
tangan besi mereka melakukan sewenag-wenang. Beberapa orang pemuda islam
mempertarukan dirinya dengan berdiri di depan pintu rumah Usman untuk
melindungib Usman dari pemberontak, tetapi pemberontak dapan menerobos
masuk dengan memanjat rumah Usman bin Affan dan menyerang beliau yang
sedang membaca Al-Qur’an lalu mereka membunuhnya.

2.3. Dakwah Masa Ali Bin Abi Tholib


Ali Bin Abi Tholib dilahirkan di kota Makkah pada tahun 13 setelah kelahiran
Rasulullah. Ali Bin Abi Tholib adalah keponakan Rasulullah. Ayahnya bernama
Abi Tholib yang mempunyai keluarga yang sangat banyak.Ketika Ali masih
kanak-kanak, terjadi bencana yang yang melanda masyarakat Makkah.Untuk
meringankan beban penderitaan Abu Tholib, Rasulullah memohon kepada
pamanya Abbas untuk memberi bantuan kepada anak-anak Abu Tholib. Maka
diputuskan, Abbas membantu Ja’far Bin Abi Tholib sedangkan Rasulullah
membantu dan merawat Ali Bin Abi Tholib.
Dengan demikian Ali tumbuh menjadi dewasa di bawah binbingan langsung
Rasulullah yang selalu menunjukkan rasa kasih sayangnya kepada Ali Bin Abi
Tholib.Ketika Muhammad diangkat mejadai Rasul Ali baru berumur 13 tahun,
dan dialah anak yang pertama kali masuk islam. Ali Bin Abi Tholib dan Siti
Khodijah adalah orang yang pertama kali sholat bersama Rasulullah pada hari-
hari berikutnya setelah masa kerosulannya.

14
Sejak kecil Ali sudah terkenal dengan kebaikannya dan merupakan orang yang
sabar. Beliau telah merasakan pahit getirnya kehidupan bersama Rasullah. Ketika
suku Quraisy mengetahui adanya perjanjian antara Rasulullah dengan masyarakat
Yastrib dan adanya keinginan Rasulullah untuk hijroh ke Yastrib, tokoh-tokoh
kafir Quraisy telah membuat scenario besar untuk membunuh Rasulullah. Ali
dengan hati tulus mematuhi perintah Rasulullah untuk tidur menggantikan
Rasulullah pada malam keberangkatan hijroh ke Madinah. Begitulah seorang Ali
Bin Abi Tholib telah rela memertaruhkan jiwa raganya untuk menyelamatkan
Rasulullah dari ancaman pembunuh kafir Quraisy

a) Proses pengankatan  Ali Bin Abi Tholib sebagai Kholifah.


Setelah peristiwa kematian Usman Bin Affan, terjadi kefakuman kholifah
selama 3 hari. Seluurh kota Madinah lumpuh akibat kekacauan yang dibuat oleh
kaum pengacau. Bahkan jenazah Usman terlantar selama 3 hari.
Ali Bin Abi Tholib seorang pribadi yang agung, lemah lembut, namun
memiliki kecerdasan yang tinggi.Karena kepribadian yang agung itulah banyaj
kaum munafik yang tidak menyukai Ali. Mereka tidak senang kalau ali Menjadi
holifah, khawatir pola kepemimpinan Ali sama ketika pemerintahan Islam
dikewndalikan oleh Umar Bin Khottob. Mereka takut kesenangan dan kenikmatan
yang mereka rasakan yang didapat dengan cara yang bathil pada masa Usman
tidak ada lagi ketika Ali Bin Abi Tholib memimpin pemerintahan Islam.
Golongan yang anti dengan pengangkatan Ali sebagai Kholifah sangat kecil
(keluarga Umaiyah), sedabgkan masyarakat islam secara umum menanti
pengangkatan Ali sebagai kholifah. Ali diharapkan dapat menjadi tumpuan
harapan bagi masyarakat islam yang hidupnya menderita.
Karena desakan dari arus bawah yang begitu kuat agar segera Ali diangkat
sebagai kholifah, maka para sahabat dan umat islam membai’at ali sebagai
kholifah keempat penggati Usman Bi Affan yang telah meninggal dunia.  Semula
Ali menolak tetapi karena demi kepentingan islam beliau menerima pengangkatan
itu.
b)   Kebijakan dan Kepemimpinan Ali Bin Abi Tholib.
1) Mengganti para Gubenur.

15
Semua gubenur yang diangkat oleh Kholifah Usman Bin Affan harus diganti oleh
Kholifah Ali, karena banyak masyarakat yang tidak senang. Karena menurut
pengamatanya, para gubenur inilah yang menyebabkan timbulnya banyak
pemberontakan terhadap pemberintahan Usman Bin Affan. Adapun beberapa
gubenur yang diganti adalah:
a.         Gubenur Syiria diganti oleh Sahl Bin Hanif.
b.        Gubenur Basroh diganti oleh Usman Bin Hanif
c.         Gubenur Mesir diganti oleh Qa’is Bin Sa’ad
d.        Gubenur Kufah diganti oleh Umrah Bin Syihab.
e.         Gubenur Yaman diganti oleh Ubaidah Bin Abbas

2)        Menarik kembali tanah milik Negara.


Pada masa pemerintahan Usman Bin Affan banyak para kerabatnya yang
diberikan fasilitas dalam berbagai bidang.Sehingga banyak diantara mereka yang
kemudian merongrong pemerintahan Usman dan harta kekayaan mereka.Untuk
itulah Ali merasa sangat perlu utuk menarik kembali semua tanah pemberian
Usman kepada keluarganya, menjadi milik Negara.
3)         Perbaikan bidang ilmu Bahasa.
Pada masa pemerintahan Ali wilayah islam sudah sangat luas, tidak hanya Jazirah
Arab tetapi sudah sampai Tunisia bahkan sampai ke Indus India. Masyarakat
muslim yang bukan berasal dari Jazirah Arab banyak ditemukan kesulitan dalam
membaca teks Al-Qur’an dan Hadits, sebagai sumber hukum islam.[19]
Ali berfikir bahwa kesulitan masyarakat muslim untuk membaca Al-Qur’an dan
Hadits menjadi kendala dalam memaham ajaran islam. Sangat perlu adanya
perbaikan bacaan masyarakat muslim non Arab dalam mempelajari ajaran Islam
yang kebanyakan berbahasa Arab.
Secara mayoritas umat islam memilih Ali sebagai pengganti Usman. Begitu besar
keinginan Ali untuk memulihkan keadaan umat islam agar segera selamat dari
krisis yang melanda umat islam. Tetapi kondisi semakin memprihatikan. Orang –
orang islam yang dulu bersatu padu dalam ikatan Ukhuwah Islamiyah untuk
menegakkan Islam telah hilang berubah menjadi permusuhan, akibat dari hasutan
orang-orang munafiq yang tidak ingin Islam berkembang. Orang-orang dulu dekat

16
dengan Ali telah menjadi lawan politik.Seorang Jalal-Din Al-Suyuti mengatakan
bahawa Thalhah, Zubair dan A’isyah telah berangkat ke Basrah untuk
mengajukan tuntutan kepada Ali agar menangkap pembunuh Usmman Bin
Affan.Akibat dari tuntutan itu Ali menyiapkan pasukan bereperang dengan
pasukan Tholhah, Zubair, dan A’isyah. Perang ini dalam sejarah dikenal dengan
perang Jamal (Unta). Tholhah, Zubair terbunuh dalam peperangan itu sedangkan
A’isyah dapat diselamatkan.
Di lain pihak, pembangkangan yang dilakukan oleh Mu’awiyah Bin Abi Sofyan
telaj melahirkan konflik senjata antara pasukan Ali dengan pasukan Mu’awiyah
yang dipimpin oleh Amr Bin Ash.Perang ini kemudian dikenal dengan perang
shiffin.Dalam perang ini disebutkan bahwa pasukan Ali telah berhasil mematahan
pertahanan pasukan Mu’awiyah.Dalam situasi yang demikian pasukan Mu’awiyah
yang dipimpin oleh Amr Bin Ash mengangkat mushaf Al-Quran di atas tenbok
pertanda perang dihentikan denagn melakukan perdamaian.Perintiwa ini disebut
dengan peristiwa tahkim.
Akibat dari peristiwa Tahkim ini kubu Ali terpecah menjadi 2 yaitu golongan
yang keluar dari Ali disebut golongan Khawarij dan golongan yang setia kepada
Ali disebut golongan Syiah. Di luar golongan ini masihn ada golongan umat Islam
yang lain yaotu golongan yang mendukung Mu’awiyah dan golongan Murji’ah.
Adanya friksi-friksi ini semakin memperkeruh kondosi umat islam, sampai pada
akhirnya Ali Bin Abi Tholib terbunuh oleh seorang Khowarij yang bernama
Abdur Rahman Bin Muljam pada tanggal 17 Romadlon tahun 40 H.

c) Akhir Riwayat Ali bin Abi Tholib


Diwaktu beliau bersiap-siap hendah  mengirim balatentara sekali lagi untuk
memerangi Mu’awiah, terjadilah suatu kelompok untuk mengakhiri masing-
masing hidup dari Ali, Mu’awiyah dan ‘Amr ibn ‘Ash.
Komplotan ini terdiri dari tiga orang Khawarij, yang telah bersepakat hendak
membunuh ketiga orang pemimpin itu pada malam yang sama. Seorang
diantaranya bernama Abdurrahman ibn Muljam. Orang ini berangkat ke Kufah
untuk membunuh Ali yang seorang lagi bernama Barak ibn Abdillah at Tamimi.

17
Orang ini pergi ke Syam untuk membunuh Mu’awiah, sedang yang ketiga yaitu
‘amr ibn Bark At Tamimi berangkat ke Mesir untuk membunuh ‘Amr ibn ‘Ash.
Tetapi di antara ketiga orang itu hanyalah Ibn Muljam yang dapat membunuh Ali.
Ibn Muljam menusuk Ali dengan pedang, waktu beliau sedang memanggil orang
untuk bersembahyang. Orang-orang yang bersembahyang di masjid itu dapat
menangkap Ibn Muljam, yang kemudian sesudah Ali berpulang kerahmatullah dia
dibunuh.

BAB III

18
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1. Abu Bakar As-Shiddiq
Panggilan Abu Bakar As Shiddiq sebenarnya adalah sebagai gelar saja. Abu
artinya bapak, sedangkan Bakar artinya dengan segera. Beliau diberi nama
demikian karena beliau masuk islam dengan segera, mendahului yang lain.
Kemudia As Shiddiq artinya yang amat membenarkan. Karena beliau sangat
membenarkan berbagai pengalaman dan ajaran yang dibawa oleh Rasululloh
terutama pada peristiwa Isro’ Mi’roj. Kebijakan Abu Bakar As-Shiddiq:
Memerangi tiga golongan yang mengacaukan islam, Pengungumpulan mushaf al-
qur’an, Perluasan wilayah
2.   Umar Bin Khottob
Umar Bin Khottob masuk islam dalam usia 27 tahun. Pada awalnya
Rasulluloh berdo’a kepada Alloh agar agama islam diberi kekuatan dengan
masuknya salah satu seorang dari dua Umar yaitu Umar Bin Khottob dan Amr
Bin Hasyim (Abu Jahal). Akhirnya Umar Bin Khottob masuk islam. Kebijakan
Umar Bin Khattab: Perluasan wilayah, Meletakkan prinsip peradilan, Pembagian
kekuasaan, Membentuk beberapa dewan, Menetapkan tahub hijriah, Membangun
beberapa masjid
3.   Usman Bin Affan
Usman bin Affan masuk islam atas ajakan Abu Bakar As Sidiq. Usman
seorang pedagang sukses.Di daerah Hijjas beliau di kenal sebagai pedagang yang
jujur, memiliki intekgritas yang tinggi, dan seorangyang soleh dan rendah hati.
Kebijakan Usaman Bin Affan: Perluasan wilayah islam, Kodifikasi al-qur’an,
Otonomi daerah, Membentuk angkatan laut, Merehab masjid Nabawi di
Madinah.
4.      Ali Bin Abi Tholib
Sejak kecil Ali sudah terkenal dengan kebaikannya dan merupakan orang
yang sabar. Beliau telah merasakan pahit getirnya kehidupan bersama Rasullah.
Ketika suku Quraisy mengetahui adanya perjanjian antara Rasulullah dengan

19
masyarakat Yastrib dan adanya keinginan Rasulullah untuk hijroh ke Yastrib,
tokoh-tokoh kafir Quraisy telah membuat scenario besar untuk membunuh
Rasulullah. Ali dengan hati tulus mematuhi perintah Rasulullah untuk tidur
menggantikan Rasulullah pada malam keberangkatan hijroh ke Madinah.
Begitulah seorang Ali Bin Abi Tholib telah rela memertaruhkan jiwa raganya
untuk menyelamatkan Rasulullah dari ancaman pembunuh kafir Quraisy.
Kebijakan Ali Bin Abi Tholib: menggati para Gubenur, menarik kembali tanah
miilik Negara, perbaikan bidang ilmu bidang bahasa

3.2. Saran
Saran penulis kepada pembaca adalah kita sebagai muslim sebagai calon
pemimpin yang nantinya akan memimpin baik keluarga ataupun perusahaan dan
organisasi hendaknya mempelajari sejarah kepemimpinan para khulafaur rasydin
Supaya mengetahui bagaimana menjadi pemimpin yang baik seperti yang
dicontohkan sahabat nabi.

DAFTAR PUSTAKA

20
Syalabi, 2003, Sejarah dan Kebudayaan Islam,Cetakan 1,Pustaka Al Husna
Baru,Jakarta

21

Anda mungkin juga menyukai