DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................ 1
C. Tujuan Masalah............................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq
Kelahiran Abu Bakar Ash Shiddiq .......................................................... 2
Abu Bakar: Peran dan fungsi.................................................................... 3
Penyebaran islam pada masa Abu Bakar.................................................. 4
Peradaban pada masa Abu Bakar.............................................................. 5
B. Khalifah Umar Ibn Al-Khathab
Kelahiran Umar ibn Al-Khathab............................................................... 4
Latar belakang kehidupan Umar ibn Al-Khathab..................................... 4
Peradaban pada masa Khalifah Umar ...................................................... 6
C. Khalifah Umar Bin Affan
Kelahiran Umar bin Affan........................................................................ 7
Peradaban pada masa Umar bin Affan..................................................... 8
D. Khalifah Ali bin Abi Thalib
Kelahiran Ali bin Abi Thalib..................................................................... 8
Memanajemen pemerintah ali bin Abi Thalib........................................... 9
Ali bin Abi Thalib Wafat........................................................................... 10
E. Kemajuan peradaban pada masa Khulafaur Rasyidin........................ 11
A. Latar Belakang
Sejarah peradaban islam memiliki arti yang sangat penting dan tidak bisa kita abaikan
begitu saja. Karena dengan sejarah kita bisa mengetahui apa yang telah terjadi pada zaman
sebelum sekarang dan juga kita bisa mengerti bagaimana pemerintahan pada zaman nabi
sampai pada khulafaur rasyidin. Kaum muslim mulai dipimpin oleh seorang khalifah
semenjak wafatnya nabi untuk menggantikan kedudukan nabi sebagai pemimpin umat dan
pemimpin negara.
B. RumusanMasalah
a. Apa pengertian dan cakupan al-Khulafaur Rasyidin ?
b. Bagaimana kepemimpinan pada masa khalifah Abu Bakar, Umar, Ustman dan Ali ?
c. Bagaimana perkembangan peradaban islam ?
C. Tujuan
a. Kita bisa mengetahui pengertian dan cakupan al-Khulafaur Rasyidin.
b. Kita bisa mengetahui kepemimpinan pada masa khulafaur rasyidin.
c. Kita bisa mengetahui perkembangan peradaban islam.
d. Kita bisa mempelajari sejarah lebih dalam lagi.
BAB I
PENDAHULUAN
Abu bakar ash-shiddik dilahirkan pada tahun 573 M. Dia dilahirkan dilingkungan suku
yang sangat berpengaruh dan suku yang banyak melahirkan tokoh-tokoh besar. Ayahnya
bernama utsman (abu kuhafah) bin amir bin amr bin ka’ab bin saad bin laym bin mun’ah bin
ka’ab bin lu’ay, bersal dari suku Quraisy, sedangkan ibunya bernama Ummu Al-khair Salmah
binti Sahr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taym bin Murrah. Garis keturunannya bertemu pada
neneknya, yaitu ka’ab bin sa’ad.[1]
Abu bakar adalah orang yang pertama kali masuk islam ketika islam mulai didakwahkan.
Baginya, tidaklah sulit untuk mempercayai ajaran yang dibawakan oleh Muhammad SAW.
Dikarenakan sejak kecl ia telah mengenal keagungan Muhammad SAW.setelah masuk islam,
ia tidak segan untuk menumpahkan segenap jiwa dan harta bendanya untuk islam.[2]
Pengorbanan Abu Bakar terhadap islam tidak dapat diragukan. Ia juga pernah ditunjuk
Rasul sebagai penggantinya untuk mengimami shalat ketika Nabi sakit. Nabi muhammad
SAW pun wafat tak lama setelah kejadian tersebut. Karena tidak ada pesan mengenai siapa
penggantinya dikemudian hari, pada saat jenazah nabi belum dimakamkan di antara uat
islam, ada yang mengusulkan untuk cepat-cepat memikirkan pengganti nabi.
Abu bakar dipilih berdasarkan aklamasi, walaupun tokoh-tokoh lain tidak ikut
membai’atnya, misalnya Ali bin Abi Thalib, Yhalhah dan Zubair yang menolak dengan
hormat. Mereka masih mempermasalhkan diangkatnya Abu Bakar tersebut. Keadaan
penolakan tersebut akhirnya baru muncul setelah pada pemerintahan Ali bin Abi Thalib.
Kelompok lain yang menyetujuinya ialah Anshar Salad bin Ubadah meskipun pada akhirnya
tenggelam dalam sejarah. Dengan terpilihnya Abu Bakar serta pembai’atnya, resmilah
berdirinya kekhalifahan pertama di dunia islam.
Umar ibn Al-khaththab, (583-644) yang memiliki nama lengkap Umar bin khaththab bin
Nufail bin abd Al-Uzza bin Ribaah bin Abdillah bin Qart bin Razail bin ‘adi bin Ka’ab bin
Lu’ay adalah khalifah kedua yang menggantikan Abu Bakar Ash-Shiddiq. Dia adalah salah
seorang sahabat terbesar sepanjang sejarah sesudah Nabi Muhammad SAW. Kebesarannya
terletak pada keberhasilannya, baik sebagai negarawan yang bijaksana maupun sebagai
mujtahid yang ahli dalam membangun negara besar yang ditegakkan atas prinsip-prinsip
keadilan, persamaan, dan persaudaraan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad
SAW.[6] Dalam banyak hal, Umar ibn Al-khaththab dikenal sebagai tokoh yag sangat
bijaksana dan kreatif, bahkan genius.
Peranan Umar dalam sejarah masa permulaan merupakan yang paling menonjol karena
perluasan wilayahnya, di samping kebijakan-kebijakan politiknya yang lain. Adanya
penaklukan besar-besaran pada masa pemerintahan Umar merupakan fakta yang diakui
kebenarannya oleh para sejarawan. Bahkan, ada yang mengatakan, kalau tidak karena
penaklukan-penaklukan yang dilakukan pda masa Umar, islam akan tersebar seperti
sekarang.
2. Latar Belakang Kehidupan Umar ibn Al-Khaththab
Umar ibn Al-Khaththab dilahirkan di Mekah dari keturunan suku Quraisy yang
terpandang dan terhormat. Ia lahir empat tahun sebelum terjadinya perang fijar atau
sebagaimana yang ditulis oleh Muhammad Al-Khudari Bek, tiga belas tahun muda dari
Muhammad SAW.
Sebelum masuk islam Umar termasuk diantara kaum Quraisy yang paling ditakuti oleh
orang-orang yang sudah masuk islam. Dia adalh musuh dan penentang Nabi Muhammad
SAW. Yang paling ganas dan kejam, bahkan sangat besar keinginanya untuk membunuh
Nabi Muhammad dan pengikut-pengikutnya. Dia menyebar fitnah dan menuduh Nabi
Muhammad SAW sebagai penyair tukang tenung.
Setelah Umar masuk agama islam, pada bulan Dzulhijjah enam tahun setelah kerasulan
Nabi Muhammad SAW.kepribadiannya bertolak belakang dengan keadaan sebelumnya. Dia
berubah menjadi salah seorang yang gigih dan setia membela agama islam. Bahkan,dia
termasuk sahabat yang terkemuka dan paling dekat dengan Nabi Muhammad SAW.[7]
Abu Bakar sebelum meninggal pada tahun 634 M/13 H. Menunjuk Umar ibn Al-
Khaththab sebagai penggantinya. Kendatipun hal ini merupakan perbuatan yang belum
pernah terjadi sebelumnya, tampaknya penunjukan ini bagi Abu Bakar merupakan hal yang
wajar untuk dilakukan. Ada beberapa faktor yang mendorong Abu Bakar untuk menunjuk
Umarmenjadi khalifah. Pertama, kekhawatiranperistiwa yang sangat menegangkan di
Tsaqifah Bani Sa’idah yang nyaris menyeret umat islam ke jurang perpecahan akan terulang
kembali, bila ia tidak menunjuk seorang untuk menjadi penggantinya. Kedua, kaum Anshar
dan Muhajirin saling mengkalim sebagai golongan ya ng berhak menjadi khalifah. Ketiga,
umat islam pada saat itu baru saja selesai menumpas kaum murtad dan pembangkang.
Sementara itu di luar kota madinah melawan tentara persia di satu pihak dan tentara romawi
di pihak lain.[8]
Berangkat dari kondisi politik yang demikian,tampaknya tidak menguntungkan apabila
pemilihan khalifah diserahkan sepenuhnya kepada umat secara langsung. Jika alternatif ini
dipilih,besar kemungkinan akan timbul kontroveksi berkepanjangan di kalangan umat islam
tentang siapa yang lebih proporsional menggantikan Abu Bakar.
Setelah Abu Bakar mendapat persetujuan kaum muslimin atas pilihannya, ia memanggil
Utsman bin Affan untuk menuliskan teks pengangkatan Uma(bai’at Umar). Sebagaimana
Abu Bakar, Umar bin Khaththab begitu dibai’at atau dilantik menjadi khalifah
menyampaikan pidato penerimaan jabatannya di Majid Nabidi hadapan kaum muslimin.
Semenjak penaklukan persia dan romawi, pemerintah islam menjadi adikuasa dunia yang
memiliki wilayah kekuasaan luas, meliputi semenanjung Arabia, Palestina,Siria,Irak, Persia
dan Mesir. Umar ibn Al-khaththab yang dikenal sebagai negarawan, administrator terampil
dan pandai, dan seorang pembaharu membuatbberbagai kebijakan mengenai pengelolaan
wilayah kekuasaanyang luas, ia menata struktur kekuasaan dan administrasi pemerintah
negara Madinah berdasarkan semangat demokrasi.[9]
Untuk menunjang kelancaran administrasi dan opersional tugas-tugas jeksekutif, Umar
melengkapinya dengan beberapa jawatan, antara lain: Umar melengkapinya dengan beberapa
jawatan, antara lain:
a. Dewan Al-kharraj (jawatan pajak ).
Peradaban yang paling signifikan pada masa Umar, selain pola administrasi pemerintah,
peperangan, dan sebagainya adalah pedoman dalam peradilan. Pemikiran khalifah Umar bin
khaththab khususnya dalam peradilan yang masih berlaku sampai sekarang dikutip
M.Fauzan.
Dalam mempertimbangkan perkara ini, Khalifah Umar selaku hakim yang bijaksana
melakukan dua hal penting yang patut mendapatkan perhatian dan menjadi pelajaran
berharga bagi para hakim di sepanjang zaman. Upaya yang dilakukan oleh Umar dengan
meminta bantuan dari Ali r.a adalah apa yang dinamakan sekarang tahlil unshuril-jarimah
(menganalisis unsur kejahatannaya sendiri), seperti pemeriksaan darah, sidik jari, dan
sebagainya dalam peristiwa pembunuhan. Misalnya, langkah selanjutnya Umar
menitikberatkan pada bahan bukti yang diahurkan oleh pendakwah (wanita yang
menuduh).[10]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin, khalifah di pilih berdasarkan musyawarah.
Setelah Nabi Muhammad wafat, Abu Bakar diangkat menjadi khalifah melalui pertemuan
saqifah atas usulan umar. Problem besar yang dihadapi Abu Bakar ialah munculnya nabi
palsu dan kelompok ingkar zakat serta munculnya kamum murtad Musailimah bin kazzab
beserta pengikutnya menolak. membayar zakat dan murtad dari islam yang mengakibatkan
terjadinya perang Yamamah. Perang tersebut terjadi pada tahun 12 H.
Umar yang tahu akan hal itu merasa khawatir akan kelestarian Al-Qur’an hingga dia
mengusulkan kepada Abu Bakar agar membukukan/mengumpulkan mushaf yang ditulis pada
masa nabi menjadi satu mushaf Al-Qur’an. Umar membentuk panitia yang beranggotakan 6
orang sahabat dan meminta salah satu diantaranya menjadi khalifah setelah Umar wafat.
Panitia berhasil mengangkat Utsman menjadi khalifah.
Utsman dibunuh oleh kaum yang tidak puas akan kebijakannya yang mengangkat pejabat
dari kaumnya sendiri (Bani Umayah). Setelah Utsman wafat umat islam membaiak Ali
menjadi khalifah pengganti utsman. Setelah Ali meninggal, ia diganti oleh anaknya, Hasan.
Hasan mengadakan perundingan damai dengan Mu’awiyah dan umat islam dikuasai oleh
Mu’awiyah. Dengan begitu berakhirlah pemerintahan yang berdasarkan pemilihan (khulafaur
rasyidin berganti dengan sistem kerajaan).
B. Saran.