Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH SEJARAH ISLAM

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan.
Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.

Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun
yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah
ini dapat terselesaikan.

Makalah ini memuat tentang Perkembangan Islam Pada masa Khulafah khurasidin yang sengaja penulis pilih
karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru / dosen pembimbing yang telah banyak membantu
penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini
memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

wssalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Penulis
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                 

                                                      i.             

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR                                        ………………………………………………               i

 DAFTAR ISI                                                   ………………………………………………              i

BAB I PENDAHULUAN                                    …………………………………………….                1

BAB II PEMBAHASAN

A.      PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA ABU BAKAR………………………………                        2

B.      PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA UMAR BIN KHATTAB…………………….                       4

C.     PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA UTSMAN BIN AFFAN……………………                        5

D.     PERKEMBANGANN ISLAM PADA MASA ALI BIN ABI THALIB……………………                       6

E.      PELAJARAN YANG DAPAT DI AMBIL…………………………………………………                       

BAB III PENUTUP

A.      SIMPULAN                                          ………………………………………………              8

B.      SARAN                                                           ……………………………………………….             8

DAFTAR PUSTAKA                                             ………………………………………………     
ii

BAB  I

PENDAHULUAN

Keberhasilan muhammad dalam membangun peradaban dunia dan kemudian ditambah lagi dengan
kegemilangan generasi para sahabat yang mewariskan sistem dan nilai luhur saat tampil memegang
tongkat kepemimpinan setelahnya merupakan torehan sejarah yang layak dicatat dengantintaemas.

Khulafaur Rasyidin adalah bukti dari suksesnya pewarisan sistem dan nilai tersebut, wafatnya nabi
tidak serta-merta menjadikan islam kehilangan mercusuar peradabannya karena memang
risalahilahiyah ini tidak pernah bergantung      pada satu nama pun.
Ditangan empat khalifah yang pertama inilah islam telah mencapai puncak kejayaannya. Sebuah
prestasi yang belum berulang dua kali sampai hari ini. hingga suatu hari datang dan merebaknya
fitnah yang disulut      oleh kedengkian musuh-musuh islam.

 
Berikut ini adalah beberapa tema sederhana yang berkaitan langsung dengan sejarah kepemimpinan
dua khalifah terakhir yakni Utsman bin ‘Affan dan ‘Ali bin Abi Thalib.
Kami ketengahkan ini agar menjadi daya rangsang guna menggali dan mengkaji makna kebijakan dari
pejalanan kepemimpinan beliau berdua. Sehingga, siapapun akan bisa mereguknya untuk kemudian
diterapkan dalam  kehidupan sehari-hari. Apalagi sejarah yang kita selami ini adalah tapak
perjalanan dua pribadi agung yang langsung berinteraksi dengan rasulullah. Mereka adalah orang-
orang yang pertama sekali merasakan manisnya cucuran hidayah dan kemudian berbuah prilaku
yang  baik dan elegan. 

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.  PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASAABU BAKAR

Setelah Abu Bakar diangkat menjadi khalifah, beliau berpidato. Dalam pidatonya itu dijelaskan siasat
pemerintahan yang akan beliau jalankan.Di bawah ini kita kutip beberapa prinsip-prinsip yang
diucapkan dalam pidatonya itu, antara lain beliau berkata:

Tugas pertama yang dilaksanakan sebagai Khalifah, yaitu memerangi orang-orang murtad.
Sepeninggal Rasulullah memang banyak kaum muslimin yang kembali ke agamanya semula. Karena
Nabi Muhammad, pimpinan mereka, sudah wafat, mereka merasa berhak berbuat sekehendak hati.
Bahkan muncul orang-orang yang mengaku Nabi, antara lain Musailamah Al-Kadzab, Thulaiha Al-
Asadi, dan Al-Aswad Al-Ansi

permasalahan yang muncu pada masa khalifah Abu Bakar, antara lain:

1. Gerakan Nabi Palsu

2. Gerakan Kaum Murtad

3. Gerakan Kaum Munafik

4. Munculnya Kaum yang enggan membayar zakat

Jasa-jasa Abu Bakar Ash-Shidiq, antara lain:

1) Memerangi Kemurtadan (Perang Ridda)

Segera setelah suksesi Abu Bakar, beberapa masalah yang mengancam persatuan dan stabilitas
komunitas dan negara Islam saat itu muncul. Beberapa suku Arab yang berasal dari Hijaz dan Nejed
membangkang kepada khalifah baru dan sistem yang ada. Beberapa diantaranya menolak
membayar zakat walaupun tidak menolak agama Islam secara utuh. Beberapa yang lain kembali
memeluk agama dan tradisi lamanya yakni penyembahan berhala. Suku-suku tersebut mengklaim
bahwa hanya memiliki komitmen dengan Nabi Muhammad SAW dan dengan kematiannya
komitmennya tidak berlaku lagi. Berdasarkan hal ini Abu Bakar menyatakan perang terhadap mereka
yang dikenal dengan nama perang Ridda.[1]Untuk itu Abu Bakar mengirim 11 pasukan perang
dengan 11 daerah tujuan. Antara lain, pasukan Khalid bin Walid ditugaskan menundukkan Thulaiha
Al-Asadi, pasukan 'Amer bin Ash ditugaskan di Qudhla'ah. Suwaid bin Muqrim ditugaskan ke Yaman
dan Khalid bin Said ditugaskan ke Syam.

2
 [1] Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan(KDT), Ensiklopedi Mini Sejarah dan Kebudayaan Islam, Logos Wacana Ilmu, Jakarta

1996

Dalam perang Ridda peperangan terbesar adalah memerangi "Ibnu Habib al-Hanafi" yang lebih
dikenal dengan nama Musailamah Al-Kazab (Musailamah si pembohong), yang mengklaim dirinya
sebagai nabi baru menggantikan Nabi Muhammad SAW. Musailamah kemudian dikalahkan pada
pertempuran Akraba oleh Khalid bin Walid.

2) Ekspedisi ke utara

Setelah menstabilkan keadaan internal dan secara penuh menguasai Arab, Abu Bakar kemudian
mengarahkan perhatiannya pada perluasan wilayah pemerintahan Islam. Pada tahun 633 M, Abu
Bakar memerintahkan Khalid ibn Walid mengadakan kegiatan ekspansi ke wilayah-wilayah
perbatasan Syria dan Persia. Khalid mengirimkan surat kepada Hurmuz, komandan pasukan tempur
Persia, dengan tiga alternatif :
1. ajaran memeluk agama islam
2. kewajiban membayar pajak

3. siap dalam peperangan

Hurmuz memutuskan pilihannya pada alternatif yang ketiga, sehingga pecahlah peperangan antara
pasukan muslim dengan pasukan Persia. Pertama kali perang terjadi di Hafir, 50 mil sebelah Utara
Uballah, yang dikenal sebagai “perang rantai” karena pasukan Persia membuat barisan pertahanan
dengan rantai-rantai besar yang mengikat mereka satu dengan lainnya. pasukan Persia menyerah
sedang komandan mereka terbunuh dalam peperangan. setelah peperangan ini, terjadi sejumlah
peperangan kecil, pasukan Persia pada akhirnya terdesak dan mereka terusir ke wilayah
Mesopotamia. pasukan muslim juga berhasil mengepung dan menguasai wilayah Hira. Penguasa
Kristen wilayah ini menyerahkan diri dan mengadakan perjanjian damai dengan pemerintah Islam,
dengan kesediaan mereka membayar sejumlah pajak, yang dikenal sebagai jizyah. setelah berhasil
dalam pengepungan kota Hira, Khalid beserta pasukannyamelanjutkan ekspansi ke wilayah Utara
sampai pada wilayah Ambar, sebuah wilayah pesisir di tepi pantai Euphrat. Dari sini, pasukan Khalid
mengadakan penaklukan wilayah “ Ainut tamr”. Pada masa Nabi Muhammad, Heraclius, penguasa
imperium Romawi, menyambut delegasi yang dikirimkan oleh Nabi dengan penuh penghormatan,
namun tidak lama kemudian ia menjadi musuh islam. Pada masa ini kaisar Romawi menggalang
persekutuan dengan suku-suku badui, di sekitar wilayah perbatasan Syria, untuk melancarkan
serangan terhadap islam. Abu Bakar menempuh upaya pengamanan wilayah tersebut dari
rongrongan penguasa Romawi. selain itu salah seorang komandan Romawi telah membunuh utusan
Nabi di Muth’ah. Untuk memberikan balasan kecurangan mereka tersebut, Abu Bakar melancarkan
ekspedisi militer ke Syria. terlepas dari faktor dan latar belakang tersebut, kondisi obyektif wilayah
Syria adalah sangat maju perekonomiannya dibandingkan dengan negeri Arabia lainnya. sejak zaman
dahulu, negeri Arabia mayoritas bargantung pada Syria dengan menjalin hubungan perdagangan.
3

Atas dasar pertimbangan ini maka upaya penaklukan Syria diharapkan akan sangat berarti bagi
perkembangan islam di masa-masa mendatang.

3) Penulisan Al-Qur'an

Abu Bakar juga berperan dalam pelestarian teks-teks tertulis Al Qur'an. Dikatakan bahwa setelah
kemenangan yang sangat sulit saat melawan Musailamah dalam perang Ridda, banyak penghafal Al
Qur'an yang ikut tewas dalam pertempuran. Abu Bakar lantas meminta Umar bin Khattab untuk
mengumpulkan koleksi dari Al Qur'an.[2]Abu Bakar memproyekkan pengumpulan dan penulisan
ayat Al-Qur'an dengan menunjuk Zaid bin Tsabit sebagai pelaksananya. Hal ini dilakukan mengingat
a. Banyak sahabat yang hafal Al-Qur'an gugur dalam perang penumpasan orang-orang murtad.
b. Ayat-ayat Al-Qur'an yang ditulis pada kulit-kulit kurma, batu-batu, dan kayu sudah banyak yang
rusak sehingga perlu penyelamatan.

c. Pembukuan Al-Qur'an ini mempunyai tujuan agar dapat dijadikan pedoman bagi umat Islam
sepanjang masa.

Setelah lengkap koleksi ini, yang dikumpulkan dari para penghafal Al-Quran dan tulisan-tulisan yang
terdapat pada media tulis seperti tulang, kulit dan lain sebagainya, oleh sebuah tim yang diketuai
oleh shahabat Zaid bin Tsabit, kemudian disimpan oleh Hafsah, anak dari Umar dan juga istri dari
Nabi Muhammad SAW. Kemudian pada masa pemerintahan Usman bin Affan koleksi ini menjadi
dasar penulisan teks al Qur'an hingga yang dikenal hingga saat ini.

Abu Bakar meninggal pada tanggal 23 Jumadil akhir tahun 13 H bertepatan dengan tanggal 23
Agustus 634 di Madinah pada usia 63 tahun. Abu Bakar dimakamkan di rumah Aishah di dekat
masjid Nabawi, di samping makam Rasulullah SAW.

B. PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA UMAR BIN KHATTAB

Umar bin Khattab memerintah atau menjadi khalifah selama 10 tahun 6 bulan yaitu dari
tahun 13 H-23 H (634 M-644 M). Beliau meninggal pada usia 63 tahun pada bulan Dzul Hijjah
disebabkab dibunuh oleh seorang berkebangsaan Persia yang bernama Abu Lu`lu yang menyimpan
dendam kepada Umar bin Khattab yang telah menaklukkan negrinya.
  [2] Dr, Badri Yatim, M.A, Sejarah Peradaban Islam, PT: Gravindo Persada : 2003, hlm. 89.                                                               4

Jenazah Umar bun Khattab dikebumikan di samping kuburan Abu Bakar r.a dan Rasulullah
SAW. [3]

Banyak kemajuan yang dialami oleh umat Islam dan agama Islam pada masa khalifah Umar
bin Khattab, diantara kemajuan yang dialami pada masa Umar bin Khattab adalah sebagai berikut :
[4]

1.      Penyebaran (ekspansi) syari`at Islam ke luar Jazirah Arab

Khalifah Umar bin Khattab melanjutkan misi penyebaran Islam ke luar jazirah Arab seperti
yang telah dilakukan oleh Khalifah sebelumnya yaitu Abu Bakar ash-Shiddiq. Pada akhir masa
pemerintahan Abu Bakar r.a beliau berhasil menyatukan kembali yang ada di jazirah Arab setelah
adanya gerakan pembangkangan. Sementara daerah di luar jazirah Arab yang berhasil dikuasai
adalah daerah Ubullah (terletak di pantai teluk Persia), lembah mesopotomia, Hirat, Dumat al-Jandal
yang berada di Suriah, sebagian daerah perbatasan Palestina, Suriah dan sekitarnya.

Perluasan wilayah pada zaman Umar bin Khattab berlangsung kurang lebih 10 tahun; dengan
waktu yang relatif cukup singkat daerah yang dikuasai oleh umat Islam bertambah secara
spektakuler. [5]Daerah yang berada di bawah kekuasaan khalifah Umar bin Khattab terbentang dari
Tripoli (Afrika Utara) di barat sampai Persia di timur; dari Yaman di selatan sampai Armenia di utara.

Kegemilangan penaklukan daerah-daerah pada masa pemerintahan Umar bin Khattab


ditandai dengan penaklukan Suriah dan Palestiana yang pada saat itu berada dalam kekuasaan
Byzantium; sementara Byzantium sendiri bisa dikuasai pada tahun 636 M juga Damaskus bisa
dikuasai pula pada tahun tersebut. Tahun 638 M daerah Darussalam juga bisa dikuasai. Pada tahun
639 M dilakukan penyerangan ke daerah-daerah yang berada di negeri Mesir, dan dalam kurun tiga
tahun Mesir dapat dikuasai.

Tahun 641 M negara Palestina dan Suriah dapat dikuasai secara penuh; dan tahun 642 M
sebagian daerah Persia dan daerah Palestina dapat dikuasai; serta ketika beliau
              [3] Dr, Badri Yatim, M.A, PT. Gravindo Persada : 2003, hlm. 91 

                [4] Katalog Dalam Terbitan (KDT), Ensiklopedi Mini Sejarah dan Kebuidayaan Islam, Logos Wacana Ilmu Jakarta 1996

                [5] Dr, Badri Yatim, M.A, Sejarah Peradaban Islam, PT: Gravindo Persada : 2003, hlm 93                                                     5

wafat kedua negara tersebut dapat dikuasai sepenuhnya. Penaklukan-penaklukan daerah strategis
ini menaikkan citra Islam di mata dunia. [6]

2.    Administrasi Negara

Bertambah luasnya daerah di bawah kekuasaan Islam membuat Umar berfikir bagaimana
cara mengelola dan mengatur roda pemerintahan yang berada di bawah kekuasaannya.

Maka selanjutnya Umar bin Khattab membuat terobosan dengan melahirkan inovasi-inovasi
dalam mengelola pemerintahannya. Dalam berbagai riwayat, Umar ditampilkan sebagai sosok yang
mampu mengatasi persoalan-persoalan administrasi di wilayah yang baru. [7] Diantara inovasi yang
beliau lakukan adalah dalam hal pengadministrasian negara; contoh inovasi-inovasi yang beliau
lakukan adalah sebagai berikut :

a.      Menyatukan dan mengorganisir orang-orang Arab yang telah masuk Islam ke dalam sebuah
wadah persemakmuran agama-militer, di mana para anggotanya adalah kaum muslimin, karena bagi
mereka yang non muslim tidak bisa menjadi tentara perang.

b.       Umar berasumsi bahwa tidak ada agama lain di semenanjung Arab yang dilindungi selain Islam,
maka Umar mengusir orang-orang Yahudi Khaibar yang tinggal di Jericho dan tempat-tempat
lainnya; serta orang-orang Kristen Najran yang melarikan diri ke Suriah dan Irak.

c.        Orang Dzimmi, penduduk wilayah taklukkan akan mendapat perlindungan dari penguasa muslim
dan tidak diwajibkan militer, karena Islam melarang orang non muslim menjadi angkatan perang.

d.        Berkaitan dengan masalah perpajakan yang berada di daerah taklukkan wajib membayar pajak;
sementara mereka yang masuk Islam tidak dibebankan untuk membayar pajak tapi diganti dengan
kewajiban membayar zakat.

e.        Ghanimah menurut Umar adalah berupa harta bergerak dan tawanan perang; sementara tanah
dan mata uang dipandang sebagai fay dan menjadi hak komunitas Islam secara keseluruhan.
f.         Adanya sensus penduduk yang merupakan sensus pertama yang terjadi dalam sejarah
perjalanan umat. Sensus ini dilakukan untuk membagikan pendapatan negara. Dalam hal pembagian
harta negara tersebut, Umar membaginya menjadi tga golongan, yaitu :

  [6] Dr.Badri Yatim, M.A, Sejarah Peradaban Islam, PT: Gravindo Persada : 2003, hlm 95 

  [7] Prof. Dr. Hj. Musyrifah Sunanto,sejarah islam klasik, Jakarta Timur, Penada Media:2003, hlm 119

   Aisyah sebagai bagian dari ahlu al-bait mendapat jatah pendapatan sebesar rata-rata 12.000
dirham/tahun.

                    Kaum Muhajirin dan Anshar mendapat rata-rata 4000-5000 dirham/tahun

   Tentara prajurit arab besaran pembagian pembagian harta negara berdasar pada aktif dan
sumbangsih orang tersebut besaran tanggungannya berkisar antara 500-600 dirham/tahun

   Wanita, anak-anak bahkan klien, besaran tanggungan adalah 200-600  dirham/tahun.

3.      Membentuk Angkatan Perang Islam

Pembentukan tentara perang pada masa Umar bin Khattab lebih tertata rapih. Tentara perang
adalah orang muslim dari semua suku dan bangsa. Pasukan perang dipimpin oleh seorang komandan
dan panglima tertinggi (amǐr) adalah khalifah yang berada di Madinah yang memberikan otoritas
kepada para jendral.

Pada masa khalifah Umar ini, strategi-strategi perang telah ditanamkan kepada kaum
muslimin. Salah satunya adalah dengan menempatkan pasukan utama yang diapit oleh dua pasukan
sayap yang terdiri dari pasukan panah dan tombak; begitu juga dengan menempatkan regu
cadangan pada tempat-tempat yang strategis.

Yang tidak kalah penting berkaitan dengan masalah peperangan ini adalah dengan aturan
baru tentang masalah harta rampasan perang atau ghanimah. Kalau dulu ghanimah dibagikan secara
merata kepada seluruh pasukan perang, namun pada saat Umar harta rampasan yang boleh
dibagikan itu hanyalah berupa harta bergerak dan tahanan perang; sementara harta rampasan
perang berupa tanah dan mata uang menjadi hak seluruh komunitas muslim. Juga adanya
pengenalan istilah penggajian untuk para pasukan perang.

4.      Penanggalan Hijriyyah

Umar berijtihad bahwa untuk penanggalah tahun hijriyyah harus dimulai disaat Rasulullah
SAW dan para sahabat mengadakan hijrah ke kota Madinah.

 Baliau beralasan karena inilah titik awal penyebaran syari`at Islam ke seluru negri. Maka terhitung
sejak kepemimpinan beliau yaitu tahun 16 H (637 M) mulai dipergunakan penanggalan hijriyyah. [8]

5.      Pengumpulan tulisan-tulisan al-Qur`an

Khalifah Umar bin Khattab berfikir bahwa konsekwensi dari adanya peperangan–peperangan
yang terjadi adalah gugurnya para sahabat dalam peperangan tersebut; tak terkecuali para sahabat
yang tergolong parahuffadz atau para penghafal al-Qur`an.

[8] Abdul Mun’im Majid, Sejarah Kebudayaan Islam, Pustaka : 1997 hlm. 182

 Maka berdasarkan realita yang terjadi, maka Umar memerintahkan untuk mengumpulkan
tulisan-tulisan al-Qur`an yang tersebar di antara para sahabat. Hal ini dilakukan oleh Umar bin
Khattab semata-mata untuk menjaga kemurnian al-Qur`an; kelak pengumpulan ini dijadikan sebagai
salah satu rujukan yang digunakan oleh khalifah Utsman bin Affan untuk membuat mushaf al-
Qur`an.

Di samping berinisiatif untuk mengumpulkan tulisan-tulisan al-Qur`an yang tersebar diantara


para sahabat, Umar pun berani berijtihad terhadap sesuatu yang tidak pernah terjadi pada zaman
Rasulullah SAW. Salah satu contoh bentuk ijtihad Umar bin Khattab adalah pelaksanaan shalat
tarawih secara berjama`ah.

C.PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASAUTSMAN BIN AFFAN

1.Utsman     sebelum        masuk  Islam 
Utsman dilahirkan di mekkah pada tahun 573 masehi bertepatan dengan tahun ke enam dari
kelahiran nabi saw. Ayahandanya ‘Affan ibn Abi Ash keturunan Bani Umayyah yang cukup diegani
pada saat itu. Dan jika ditelusuri silsilah keturunannya dengan nabi maka akan bertemu
pada            kakeknya yang           keenam yakni  AbdiManaf ibn Qushay.
Utsman adalah saudagar sukses yang berlimpah kekayaan harta. Namun, meski demikian beliau
dikenal sebagai sosok yang rendah hati, pemalu, dan dermawan sehingga beliau begitu dihormati
oleh         masyarakat disekelilingnya.

2.Utsman     memeluk Islam 
Masuknya utsman kedalam    islam berawal dari sebuah suara dalam mimpinya di bawah rindang
pohon antara maan dan azzarqa yang menyarankan agar beliau segera kembali ke mekkah sebab
orang yang bernama Muhammad telah muncul membawa ajaran baru yang kelak akan merubah
duniasebagai      utusan  tuhan.
Setelah terbangun dari mimpinya beliau bergegas kembali ke mekkah dan menanyakan hal ihwal
ataupun makna yang tersimpan dari kejadian yang menimpanya. Kemudian beliau bertemu dengan
Abu bakar dan mengajaknya untuk mengikuti langkahnya yang lebih dahulu memeluk islam. Lalu
menghadaplah keduanya kepada rasulullah untuk menyatakan keislamannya.

3.Utsman     menjadi        khalifah 
Pembai’atan Utsman sebagai khalifah berdasar kesepakatan enam orang sahabat termasuk dirinya
yang telah ditunjuk langsung oleh Umar ibn Khattab untuk menjadi penggantinya yang akan
melanjutkan kepemimpinan dan perjuangannya dalam menyebarkan islam ke penjuru dunia.

Dari masa inilah awal pengangkatan seorang khalifah secara demokratis dengan jalan musyawarah
yang diwakili oleh keenam orang sahabat sepanjang sejarah manusia.
4.Perluasan    wilayah Islam 
Seperti yang telah dikemukakan diatas bahwasanya utsman harus bekerja lebih keras lagi dalam
mempertahankan dan melanjutkan perjuangan panji islam sebab berbagai ancaman dan rintangan
akan semakin berat untuknya mengingat pada masa sebelumnya telah tersiar tanda-tanda adanya
negeri yang pernah ditaklukkan oleh islam hendak berbalik memberontak padanya.

 Namun demikian, meski disana-sini banyak kesulitan beliau sanggup meredakan dan menumpas
segala pembangkangan mereka, bahkan pada masa ini islam berhasil tersebar hampir ke seluruh
belahan dunia mulai dari Anatolia, dan Asia kecil, Afganistan, Samarkand, Tashkent, Turkmenistan,
Khurasan dan Thabrani Timur hingga Timur Laut seperti Libya, Aljazair, Tunisia, Maroko dan Ethiopia.
Maka islam lebih luas wilayahnya jika dibandingkan dengan Imperium sebelumnya yakni Romawi
dan Persia karena islam telah menguasai hampir sebagian besar daratan Asia dan Afrika.

5.Pembentukan    Armada  laut  Islam     pertama
Ide atau gagasan untuk membuat sebuah armada laut islam sebenarnya telah ada sejak masa
kekhalifahan Umar Ibn khattab namun beliau menolaknya lantaran khawatir akan membebani kaum
muslimin pada saat itu.

 Setelah kekhalifahan berpindah tangan pada Utsman maka gagasan itu diangkat kembali
kepermukaan dan berhasil menjadi kesepakatan bahwa kaum muslimin memang harus ada yang
mengarungi lautan meskipn sang khalifah mengajukan syarat untuk tidak memaksa seorangpun
kecuali dengan sukarela. Berkat armada laut ini wilayah islam bertambah luas setelah menaklukkan
pulau Cyprus meski harus melewati peperangan yang melelahkan. 

6.KodifikasiAl–Qur’an
Masa penyusunan Al – qur’an memang telah ada pada masa Khalifah Abu Bakar atas usulan Umar
bin Khaththab yang kemudian disimpan ditangan istri Nabi Hafsah binti Umar. Berdasar
pertimbangan bahwa banyak dari para penghafal Al – Qur’an yang gugur usai peperangan Yamamah.
Kini setelah Ustman memegang tonggak kepemimpinan dan bertambah luas pula wilayah kekuasaan
Islam maka banyak ditemukan perbedaan lahjah dan bacaan terhadap Al – Qur’an. Inilah yang
mendorong beliau untuk menyusun kembali Al – Qur’an yang ada pada Hafsah dan
menyeragamkannya kedalam bahasa Quraisy agar tidak terjadi perselisihan antara umat dikemudian
hari.

7.Akhir Masa  Kepemimpinan Ustman     bin  Affan
Satu dekade pertama kepemimpinan Ustman adalah masa yang dipenuhi dengan prestasi penting
dan kesejahteraan ekonomi yang tiada duanya, terkecuali pada dua tahun terakhir yang berbanding
terbalik dengan sebelumnya kondisi serba sulit akibat merebaknya fitnah dan kedengkian musuh –
musuh Islam yang diarahkan padanya sehingga beliau syahid dengan amat tragis pada jum’at sore 18
Dzulhijjah 35 H ditangan pemberontak Islam.

D.PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASAALI BIN ABI THALIB(35-40 H)

Ali bin Abi Thalib tampil memegang pucuk kepemimpinan negara di tengah-tengah kericuhan dan
huru-hara perpecahan akibat terbunuh nya Usman oleh kaum pemberontak. Ali bin Abi Thalib dipilih
dan diangkat oleh jamaah kaum  muslimin di madinah dalam suasana sangat kacau, dengan
pertimbangan jika khalifah tidak segera dipilih dan di angkat, maka ditakutkan keadaan semakin
kacau. Ali bin Abi Thalib di angkat dengan di ba’iat oleh masyarakat.

Dalam masa pemerintahannya, Ali bin AbiThalib menghadapi pemberontakan Thalhah Zubair dan
Aisyah. Alasan mereka, Ali bin Abi Thalib tidak mau menghukum para pembunuh Ustman dan
mereka menuntut bela’ terhadap darah Ustman yang telah di tumpahkan secara dhalim. Perang ini
di kenal dengan nama perang Jamal. Bersamaan dengan itu, kebijaksanaan -kebijaksanaan ali bin Abi
Thalib juga mengakibatkan timbulnya perlawanan dari gubernur di Damaskus, Mu’awiyah. Yang di
dukung oleh bekas pejabat tinggi yang merasa kehilangan kedudukan dan kejayaanya. Pertempuran
yang terjadi di kenal dengan perang Siffin. Perang ini di akhiri dengan tahkim (arbitrase), tapi tahkim
ternyata tidak menyelesaikan masalah, bahkan menyebabkan timbulnya golongan ketiga Al-Khawarij
(orang-orang yang keluar dari barisan Ali).

Diantara perkembangan yang ada pada masa Khalifah Ali adalah :

a)       Terciptanya ilmu bahasa/nahwu (Aqidah nahwiyah)

b)      Berkembangnya ilmu Khatt al-Qur’an

c)       Berkembangnya Sastra

E.PELAJARAN YANG DAPAT DIAMBIL

Pelajaran yang dapt diambil antara lain :

1.      Islam merupakan agama rahmatan lilalamin yaitu agama untukn seluruhn umat manusia, bukan
hanya untuk golongan tertentu.

2.      para sahabat menyebarkan islam dengan begitu giatnya sehingga islamn menyebar keseluruh dunia
termasuk Indonesia.

3.      Para sahabatan mempunyai karakteristikm tersendiri dalam memimpin islam.

10

BAB III
PENUTUP
A.     SIMPULAN

Berdasarkan uraian bahasan “ perkembangan Islam pada masa khulaf khurasidin “ dapat disimpulkan bahwa :

1.       Pada masa khalifah islam berkembang begitu pesat.

2.       Peradaban sangat maju sampai pada daerah yang di kuasai islam

3.       Semuab itu tidak lepas dari bersatunya unat islam sehingga mampu memperluas wilayah.

B.     SARAN

Bertolak dari pembahasan perkembangan islan pada masa khulafah khurasidin penyusun memberikan saran
sebagai berikut :

1.      Kita sebagai orang muslim hendaknya mengetahui sejarah islam.

2.      Bagi pembaca penulis mengharapkan kritik dan sarannya yang bersifat membangun demi
sempurnanya makalah ini.
11

DAFTAR  PUSTAKA

Abdul Mun’im Majid, Sejarah Kebudayaan Islam, Pustaka : 1997 hlm. 182

Kumpulan Artikel dan Makalah

Sejarah Islam

 Ickbal Hofifi

4 tahun yang lalu


Iklan

KATA PENGANTAR
     Segala puji dan syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT. Yang telahmemberikan
kekuatan dan kesabaran, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. 
Shalawat serta salam tak lupa sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang telah
memberikan warna ilahiyah dalam peradaban manusia.

     Makalah ini berjudul ”Sejarah Islam” ini berasal dari beberapa sumber. Penyusun kami
berharap makalah ini dapat menambah wawasan.

      Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak dosen yang telah membimbing
kami selama mengikuti perkuliahan dan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.

Dengan  harapan  adanya makalah ini dapat memberikan manfaat yang lebih besar khususnya
bagi kami, dan umumnya bagi para pembaca. Kami berharap bapak dosen mau meluangkan
sedikit waktunya untuk memberikan saran dan kritik yang positif untuk kesempurnaan
makalh ini yang akan datang. Merupakan suatu harapan pula, semoga makalah ini tercatat
sebagai amal shaleh dan menjadi motivasi bagi penyusun makalah ini lebih baik dan
bermanfaat.Amien………

Bandung,  31 mei 2012

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Islam

2.1.1  Pengertian Sejarah

2.1.2  Pengertian Islam

2.1.3  Pengertian Sejarah Islam

2.2  Sejarah Kebudayaan Islam

2.2.1  Periode Klasik : 650;1250

1. Masalah Kemajuan Islam 1

a. Masa Ekspansi

b. Masa Integrasi

c. Masa Kejayaan Islam

2. Masa Disintegrasi : 1000-1250 M


2.2.2  Periode Pertengahan : 1250-1800 M

a. Masa Kemunduran 1 : 1250:1500 M

b. Masa tiga kerajaan besar : 1500 M-1800 M

2.2.3  Periode Modern : 1000 M. Timbulnya Modernisasi dalam Islam

BAB III KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
     Sejarah merupakan study Ilmu yang lapangannya sangat luas dan tidak terbatas. Karena
sangat luasnya itu, maka pengertian sejarah memberikan gambaran tentang masa yang lalu,
tentang berbagai macam kehidupan manusia dengan alam sekitarnya, sebagai makhluk sosial,
kemudian disusun sedemikian rupa secara ilmiah dan lengkap, meliputi urutan fakta masa
dengan tafsiran dan penjelasan.

Islam adalah ajaran-ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada umat manusia melalui Nabi
Muhammad SAW. Sebagai Rasul.

     Sejarah Islam suatu yang membicarakan segala hal kehidupan yang dialami manusia pada
masa yang telah lalu, yang merupakan manifestasi/ penjelmaan kerja jiwa manusia Muslim
yang didasari dan mencerminkan ajaran islam dalam arti Islam.

Hijrah Rasulullah ke Madinah pada tahun 662 M. dimulai perhitungan tahun Hijriyah, yaitu
tahunIslam. Mekkah dan Madinah merupakan pusat kegiatan Islam, dimekkah beliau sebagai
manusia biasa, sebagai nabi juga sebagai Rasul, kepemimpinan dan Da’kwahnya meliputi
soal ketauhidan atai ke Imanan (yang berhubungan dengan akherat).

     Gambaran yang jelas dalam sejarah kebudayaan Islam diperhitungkan sejak islam diterima
oleh Rasulullah.mulainya sebelum Rasul meniggal, yaitu Islam mulai menguasai seluruh
semenanjug Arabia, tunduk ke bawah kekuasaan Islam, sampai maasa timbulnya pemikiran
dan aliran. Pembaharuanj atau lebih dikenal dengan sebutan modernisasi dalam Islam Eropah
atau lebih dikenal Barat sudah bertambah maju. oleh Karena sejarah kebudayaan Islam dapat
dibagi kedalam tiga periode yaitu : periode klasik, periode pertengahan, periode modern.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Islam
2.1.1 Pengertian Sejarah

     Istilah ejaan adalah terjemahan dari kata tarikh (bahasa arab), sirah (bahasa arab),
history(bahasa inggris), dan geschichte (bahasa jerman). Semua kata tersebut berasla dari
bahasa yunani,yaitu istoria yang berarti ilmu.

     Sejarah yang lebih umum adalah masa lampau manusi baik yang berhubungan dengan
peristiwa politik, sosial, ekonomi, maupun gejala alam. Definisi ini member pengertian
bahwa sejarah tidak lebih dari sebuah rekaman peristiwa masa lampau manusia denan segala
sisinya.

2.1.2  Pengertian Islam

Kata Islam berasal dari bahasa arab, mempunyai beberapa pengertian, yaitu:

a.      keselamatan

b.      perdamaian

c.      penyerahan diri kepada Tuhan

     Ketiga pengertian itu tercakup dalam kata “Islam”, sebab agama Islam memang mencita-
citakan terwujudnya keselamatan dan perdamaian seluruh umat manusia didunia ini, dan
mengajarkan kepada manusia untuk menyerahkan diri kepada Allah dalam segala amal
perbuatannya.

Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia
melalui Nabi Muhammad SAW. Sebagai Rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran-
ajaran yang bukan hanya mengenai satu segi, tetapi mengenai berbagai segi kehidupan
manusia sumber dari ajaran-ajaran yang mengambil berbagai aspek itu ialah Al-Quran dan
hadist.

2.1.3 Pengertian Sejarah Islam

    Sejarah Islam adalah suatu yang membicarakan segala hal kehidupan yang dialami
manusia pada masa yang lalu, yang merupakan manifestasi/penjelmaan kerja jiwa manusia
muslim yang didasari dan mencerminkan ajaran Islam dalam arti yang luas.

2.2  Sejarah Kebudayaan Islam

2.2.1       Periode Klasik : 650;1250

            Dalam periode ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :

1. Masalah Kemajuan Islam 1

Masa ini merupakan  yang terjadi :

a. Masa Ekspansi
     Masa ini mulai perhitungan, sebelum Nabi Muhammad wafat (632M) wilayah
semenanjung Arabia waktu itu, seluruhnya sudah menyerah  dan tunduk dibawah kekuasaan
Islam.

Ekspansi ke daerah luar jazirah Arabia sudah dilakukan dan dimulai oleh para khalifah, di
jazirah khalifah yang pertama, yaitu khalifah Abu Bakar Sidik. Waktu itu terjadi sekitar tahun
632 M. tidak lama dua tahun kemudian meninggal dunia. Tetapi waktu yang singkat itu
benar-benar dipergunakan waktunya., untu menyelesaikan perang biddah, yaitu peperangan
yang dilakuakan kepada suku-suku bangsa arab yang ingkar dan tidak mau tunduk kepada
pemerintah pusat, yaitu Madinah. Mengingkari semua perjanjian yang dibuat semasa Nabi
masih hidup, dengan anggapan yang sudah tidak mengikat lagi, terjadi demikian karena
mempunyai anggapan bahwa Rasul sudah mati jadi segal urusan yang ada sangkut pautnya
dengan beliau dianggap tidak ada.

     Hal termasuk anggapan tentang Islam, tentang kepemimpinan sebagai kepala Negara,
sampai tentang Nabi, yang mengakibatkan adanya Nabi palsu. Bahkan kekacauan,
keingkaran timbul dimana-mana. Itu semua dibebankan pada khalifah Abu Bakar. Dapat kiita
cara mengapa kondisi yang sedemikian rupa, justru Abu Bakar yang dipilih dan diangkat
sebagai khalifah yang pertama. Jelas menyangkut alas an politik, masalah kemasyarakatan ,
ekonomi kemiliteran dan lain sebagainya. Dalam sejarah kebudayaan Islam dapat dibuktikan,
dengan pengangkatan Khalid Ibnu Walid diangkat sebagai jendralnya dalam perang tersebut,
kenyataannya dapat diatasi, sampai perang riddah selesai. Bukti lain dalam sejarah
membuktikan bahwa setelah selesai perang dalam Negeri selesai, Abu Bakar sebagai khalifah
menunjukkan ke dunia luar dan memerintah pada jendral-jendralnya untuk berangkat perang,
yang diangkat waktu itu dipercayakan pada :

1). Khalid Ibnu Walid dikirim memimpin pasukan ke Irak dan dapat menguasai Hijrah pada
tahun 634 M

2). Amar Ibnu Al Aas, Yasif Ibnu Abi Sufyan, Syurahbil Ibnu Hasanah, mereka itu yang
dipilih sebagai jendral supaya dapat membantu, mendukung kekuatan militer yang dipimpin
Khalid Ibnu Walid, selanjutnya beliau ditarik dari Irak, untuk mengemban tugas baru yang
lebih berat, beliau dpercaya bahwa tugas baru itu dapat dilaksanakan, sekalipun tahu bahwa
tugas tersebut terlalu berat baginya dan jendral yang tidak akan sanggup untuk melaksanakan
tetapi denngan hati terbuka Khalid Bin Walid menerimanya. Tugas yang berat dilaksakan
operasinya denagan melalui gurun pasir yang jarang dilalui  manusia, tetapi beliau dalam
waktu delapan belas hari sanggup sampai di Suria.

     Ada beberapa sebab membuat Ekspansi Islam diantaranya:

a. Ajaran Islam itu tersendiri yang dinilai meliputi :

      · Hubungan dengan Tuhan, masa Islam dimekah.

      · Hubungan manusia dengan Manusia, masa Islam pertama di Madinah.

      · Hubungan manusia dengan alam, dimadinah

      · Hubungan manusia dengan dirinya, kemajuan Islam mulai di Bagdad.

b. Menyangkut pembinaan kader, diutamakan soal keyakinan, I’tikad/soal iman,seperti


pembinaan Rasul pada pada para Pemuda, untuk menjadi para sahabat dan Suhada. Iman dan
kebiasaan /adat berperang menyatu, merupakan kekuatan baru di Madinah , itulah sebabnya
kedua Negara besar Bizantun dan Persia dapat dikalahkan.

c. Ajaran Islam memasuki darah-daerah baru memudahkan, menolong mereka yang merasa
tertekan, sehingga datangnya Islam tidak ada tantangan bahkan mendapat bantuan
masyarakat setempat.

b. Masa Integrasi

   Masa integrasi Dauliah Abbassiah terjadi integrasi kebudayaan ; Ke Barat sampai ke


Spanyol, Timur sampai ke India, Selatan ke Sudan, Utara sampai  ke Kaukasus.

Dengan bahasa arab sebagai alatnya untuk membentuknya Islam. Masa Daulah Abbas, mulai
kontak antara Islam dengan kebudayaan Barat. Kontak dengan barat itulah yang membawa
masa gemilang bagi Islam

c. Masa Kejayaan Islam ( kemajuan dalam Bidang Ilmu Pengetahuan) diantaranya sebagai
berikut :

      · Ilmu Astronomi Islam yang pertama, abad ke VIII oleh Alfaraji dan Al Fargani, Eropah
Al Fragnus.

       · Ilmu Optik abad X oleh Abu Ali Al Hasan Ibn Al. Haytham, di Eropah dikenal dengan
nama Alhazen.

Dari kedua kemajuan Bidang Ilmu Pengetahuan diatas masih banyak Ilmu-ilmu lainnya

2. Masa Disintegrasi : 1000-1250 M

     Telah mulai terjadinya Disintegrasi dalam bidang politik  akhir masa Dauliyah Umayah,
mencapai puncaknya masa Dauliyah, yang dimulai terjadinya, terutama setelah para khalifah
menjadi boneka oleh tentara pengawal. Wilayah satu dengan satu melepaskan diri dari pusat,
kemudian membentuk kekuasaan dan mengangkat khalifah untuk memerintah sendiri,
sehingga menjadi dinasti-dinasti kecil. Kerajaan kecil itu diantaranya :

·        Kerajaan Idrisi yang bertahan 788-974 M.

·        Kerajaan Aghlabi berkuasa tahun 800-969 M.

·        Ahmad Ibn Tulun tahun 868-905 M.

·        Dinasti Hamdani tahun 944-1003 M dll.

2.2.2  Periode Pertengahan : 1250-1800 M

Periode ini terbagi menjadi dua masa, yaitu masa kemunduran 1 dan 3 kerajaan besar.

1. Masa Kemunduran 1 : 1250:1500 M

     Pada zaman ini kerajaan Jengiskhan dengan keturunannya datang membawa kehancuran
Dunia Islam. Kerajaan ini berasal dari Mongolia. Peking setelah diduduki tahun 1212 M,
kemudian mengalihkan perhatiannya ke arah  Barat. Satu demi satu wilayah Islam direbutnya
diantarana, Transoxania dan Khawarizan jatuh 1219/1220 M.

2. Masa tiga kerajaan besar : 1500 M-1800 M

Masa tiga kerajaan besar ini terbagi  pula menjadi dua Fase :

     a. Masa Kemajuan 1500-1700 M.

         Masa ini merupakan kemajuan Islam II, yang termasuk tiga kerajaan besar, yaitu :

        · Kerajaan Usmani di Timur (Turki)

        · Kerajaan Safawi di Persia.

        · Kerajaan Mughal di India

     b. Masalah kemunduran II : 1700-1800 M.

      Sesudah Sulaiman Al Qanuni, kerajaan Usmani tidak mempunyai Sultan yang kenamaan,
dan kerajaan ini dimulai memasuki fase kemunduran di abad ke XVII M. didalam Negeri
timbul pemberontakan seperti ; Suria dibawah pimpinan Kurdi Jumbulat dan Libanon
dibawah pimpinan Druze Amir Fakhruddin.

2.2.3 Periode Modern S:1000 M. Timbulnya Modernisasi dalam Islam

     Periode ini merupakan zaman Kebangkitan Islam. Ekspedisi  Napoleon di Mesir berakhir
pada tahun 1801 M,mengakibatkan timbul kesadaran dan membuka mata bagi dunia Islam,
terutama Turki dan Mesir tentang ;

      · Kemunduran dan kelemahan Umat Islam.

      · Adanya perubahan kemajuan dan kekuatan Barat yang ada.

BAB III
KESIMPULAN
      Tahun Islam dimulai dengan hijrah Nabi Muhammad SAW. Dari mekkah ke Madinah
ditahun  622 M. dimekkah terdapat kekuasaan kaum Quraisy yang kuat dan yang pada waktu
itu belum dapat dipatahkan Islam. Dimadinah sebaliknya tidak terdapat kekuasaan yang
demikian, bahkan disana akhirnya Nabi Muhammad-lah yang memegang tampuk kekuasaan.
Dengan beradanya kekuasaan ditangan beliau, Islampun lebih mudahlah dapat disebarkan
sehingga akhirnya Islam pernah menguasai daerah-daerah yang dimulai dari Spanyol
disebelah Barat sampai ke Filipina di sebelah Timur, dan dari Afrika Tengah disebelah
Selatan sampai ke Danau  Aral disebelah  Utara.

     Sejarah Islam sekarang telah berjalan dekat empat belas abad lamanya. Sebagai halnya
dengan sejarah setiap umat, sejarah Islam dapat dibagi ke dalam periode klasik, periode klsik,
periode pertengahan, dan periode modern.
DAFTAR PUSTAKA
· Hasbi, Muzakar, Kahar. Sejarah Perkembangan Kebudayaan dan   Peradaban Islam. Solo
Press :    Bandung, 2006

· Mubarok, Jaih, Metodologi Study Islam. PT. Remaja Rosdakarya : Bandung, 2000

· Nasution, Harun. Islam. Penerbit Universitas Indonesia : Jakarta, 1919


Iklan

Kumpulan Makalah dan Artikel


Islam
Berisi makalah Mata Kuliah / Mata Pelajaran Qur'an Hadits, Ulumul Qur'an, Ulumul
Hadits, Pendidikan Agama Islam, Aqidah Akhlak, Ilmu Kalam, Materi Fiqh, Ushul
Fiqh, Ilmu Tasawwuf, Psikologi, Sejarah Kebudayaan Islam, Ekonomi Syariah,
Bahasa Indonesia dan lain-lain. Serta kumpulan artikel Islami...
 Beranda Daftar Isi Blog Kumpulan Makalah Pendidikan Puisi-Puisi Mr. Dhafi ▼

Senin, 05 Agustus 2013

MAKALAH SEJARAH PERKEMBANGAN


ISLAM DI INDONESIA

Mata Kuliah Sejarah Kebudayaan Islam


Download Makalah:

Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang Makalah

Sejak zaman pra sejarah, penduduk kepulauan Indonesia dikenal sebagai pelayar-
pelayar yang sanggup mengarungi lautan lepas. Sejak awal masehi sudah ada rute-rute
pelayaran dan perdagangan antara kepulauan Indonesia dengan berbagai daerah di daratan
Asia Tenggara. Wilayah Barat Nusantara dan sekitar Malaka sejak masa kuno merupakan
wilayah yang menjadi titik perhatian, terutama karena hasil bumi yang dijual disana
menarik bagi para pedagang, dan menjadi daerah lintasan penting antara Cina dan India.
Sementara itu, pala dan cengkeh yang berasal dari Maluku dipasarkan di Jawa dan
Sumatera, untuk kemudian dijual kepada para pedagang asing. Pelabuhan-pelabuhan
penting di Sumatra dan Jawa antara abad ke-1 dan 7 M sering disinggahi pedagang asing
seperti Lamuri (Aceh), Barus, dan Palembang di Sumatra; Sunda Kelapa dan Gresik di Jawa.

Bersamaan dengan itu, datang pula para pedagang yang berasal dari Timur Tengah.
Mereka tidak hanya membeli dan menjajakan barang dagangan, tetapi ada juga yang
berupaya menyebarkan agama Islam. Dengan demikian, agama Islam telah ada di Indonesia
ini bersamaan dengan kehadiran para pedagang Arab tersebut. Meskipun belum tersebar
secara intensif ke seluruh wilayah Indonesia.

1.2.       Rumusan Masalah

a.         Sejak kapan Islam masuk ke Indonesia?

b.        Bagaimankah corak dan perkembangan Islam di Indonesia?

c.         Siapakah tokoh-tokoh Perkembangan Islam Di Indonesia?


1.3.       Tujuan Penulisan

a.         Untuk mengetahui kapan masuknya Islam ke Indonesia.

b.        Untuk mengetahui corak dan Perkembangan Islam di Indonesia.

c.         Tokoh-Tokoh Dalam Perkembangan Islam Di Indonesia.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1.       Masuknya Islam Ke Indonesia

Ditinjau dari sudut sejarah, agama Islam masuk ke Indonesia melalui berbagai cara.
Pada umumnya pembawa agama Islam adalah para pedagang yang berasal dari jazirah Arab,
mereka merasa berkewajiban menyiarkan agama Islam kepada orang lain. Agama Islam
masuk ke Indonesia dengan cara damai, tidak dengan kekerasan, peperangan ataupun
paksaan.

Ada beberapa pendapat para ahli tentang waktu dan daerah yang mula-mula dimasuki
Islam di Indonesia, di antaranya yaitu:

1.        Drs Juned Pariduri, berkesimpulan bahwa agama Islam pertama kali masuk ke Indonesia
melalui daerah Sumatra Utara (Tapanuli) pada abad ke-7. Kesimpulan ini didasarkan pada
penyelidikannya terhadap sebuah makam Syaikh Mukaiddin di Tapanuli yang berangka
tahun 48 H (670 M).

2.        Hamka, berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Jawa pada abad ke-7 M(674). Hal ini
didasarkan pada kisah sejarah yang menceritakan tentang Raja Ta-Cheh yang mengirimkan
utusan menghadap Ratu Sima dan menaruh pundi-pundi berisi emas ditengah-tengah jalan
dengan maksud untuk menguji kejujuran, keamanan dan kemakmuran negeri itu. Menurut
Hamka, Raja Ta-Cheh adalah Raja Arab Islam.

3.        Zainal Arifin Abbas, berpendapat bahwa agama Islam masuk di Sumatra Utara pada abad 7
M (648). Beliau mengatakan pada waktu itu telah datang di Tiongkok seorang pemimpin
Arab Islam yang telah mempunyai pengikut di Sumatra Utara.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa agama Islam
masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M. Pada abad ke-13 agama Islam berkembang dengan
pesat  ke seluruh Indonesia. Hal itu di tandai dengan adanya penemuan-penemuan batu
nisan atau makam yang berciri khas Islam, misalnya di Leran (dekat Gresik) terdapat sebuah
batu berisi keterangan tentang meninggalnya seorang perempuan bernama Fatimah binti
Maimun pada tahun 1082 dan di Samudra Pasai terdapat makam-makam Raja Islam, di
antaranya Sultan Malik as-Shaleh yang meninggal pada tahun 676 H atau 1292 M.

Berbeda dengan pendapat di atas, dua orang sarjana barat yaitu Prof. Gabriel Ferrand
dan Prof. Paul Wheatly. Bersumber pada keterangan para musafir dan pedagang Arab
tentang Asia Tenggara, maka ke-2 sarjana tersebut bahwa agama Islam masuk ke Indonesia
sejak awal ke-8 M, langsung dibawa oleh para pedagang dan musafir Arab.

2.2.       Corak dan Perkembangan Islam di Indonesia

1.        Masa Kesulthanan

Untuk melihat lebih jelas gambaran keislaman di kesultanan atau kerajaan-kerajaan


Islam akan di uraikan sebagai berikut.

Di daerah-daerah yang sedikit sekali di sentuh oleh kebudayaan Hindu-Budha seperti


daerah-daerah Aceh dan Minangkabau di Sumatera dan Banten di Jawa, Agama Islam
secara mendalam mempengaruhi kehidupan agama, sosial dan politik penganut-
penganutnya sehingga di daerah-daerah tersebut agama Islam itu telah menunjukkan diri
dalam bentuk yang lebih murni.

Di kerajaan Banjar, dengan masuk Islamnya raja, perkembangan Islam selanjutnya


tidak begitu sulit karena raja menunjangnya dengan fasilitas dan kemudahan-kemudahan
lainnya dan hasilnya mebawa kepada kehidupan masyarakat Banjar yang benar-benar
bersendikan Islam. Secara konkrit, kehidupan keagamaan di kerajaan Banjar ini diwujudkan
dengan adanya mufti dan qadhi atas jasa Muhammad Arsyad Al-Banjari yang ahli dalam
bidang fiqih dan tasawuf. Di kerajaan ini, telah berhasil pengkodifikasian hukum-hukum
yang sepenuhnya berorientasi pada hukum islam yang dinamakan Undang-Undang Sultan
Adam. Dalam Undang-Undang ini timbul kesan bahwa kedudukan mufti mirip dengan
Mahkamah Agung sekarang yang bertugas mengontrol dan kalau perlu berfungsi sebagai
lembaga untuk naik banding dari mahkamah biasa. Tercatat dalam sejarah Banjar,
di  berlakukannya hukum bunuh bagi orang murtad, hukum potong  tangan untuk pencuri
dan mendera bagi yang kedapatan berbuat zina.

Guna memadu penyebaran agama Islam dipulau jawa, maka dilakukan upaya agar
Islam dan tradisi Jawa didamaikan satu dengan yang lainnya, serta dibangun masjid sebagai
pusat pendidikan Islam.

Dengan kelonggaran-kelonggaran tersebut, tergeraklah petinggi dan penguasa


kerajaan untuk memeluk agama Islam. Bila penguasa memeluk agama Islam serta
memasukkan syari’at Islam ke daerah kerajaannya, rakyat pun akan masuk agama tersebut
dan akan melaksanakan ajarannya. Begitu pula dengan kerajaan-kerajaan yang berada di
bawah kekuasaannya. Ini  seperti  ketika di pimpin oleh Sultan Agung. Ketika Sultan Agung
masuk Islam, kerajaan-kerajaan yang ada di bawah kekuasaan Mataram ikut pula masuk
Islam seperti kerajaan Cirebon, Priangan dan lain sebagainya. Lalu Sultan Agung
menyesuaikan seluruh tata laksana kerajaan dengan istilah-istilah keislaman, meskipun
kadang-kadang tidak sesuai dengan arti sebenarnya.

2.        Masa Penjajahan

Ditengah-tengah proses transformasi sosial yang relatif damai itu, datanglah


pedagang-pedagang Barat, yaitu portugis, kemudian spanyol, di susul Belanda dan Inggris.
Tujuannya adalah menaklukkan kerajaan-kerajaan Islam Indonesia di sepanjang pesisir
kepulauan Nusantara ini.

Pada mulanya mereka datang ke Indonesia hanya untuk menjalinkan hubungan


dagang karena Indonesia kaya akan rempah-rempah, tetapi kemudian mereka ingin
memonopoli perdagangan tersebut dan menjadi tuan bagi bangsa Indonesia.

Apalagi setelah kedatangan Snouck Hurgronye yang ditugasi menjadi penasehat


urusan pribumi dan Arab, pemerintah Hindia-Belanda lebih berani membuat kebijaksanaan
mengenai masalah Islam di Indonesia karena Snouck mempunyai pengalaman dalam
penelitian lapangan di Negeri Arab, Jawa dan Aceh. Lalu ia mengemukakan gagasannya
yang di kenal dengan politik Islam di Indonesia. Dengan politik itu ia membagi masalah
Islam dalam tiga kategori, yaitu:

a.         Bidang agama murni atau ibadah;

b.         Bidang sosial kemasyarakatan; dan

c.         Politik.

Terhadap bidang agama murni, pemerintah kolonial memberikan kemerdekaan


kepada umat Islam untuk melaksanakan ajaran agamanya sepanjang tidak mengganggu
kekuasaan pemerintah Belanda.

Dalam bidang kemasyarakatan, pemerintah memanfaatkan adat kebiasaan yang


berlaku sehingga pada waktu itu dicetuskanlah teori untuk membatasi keberlakuan hukum
Islam, yakni teori reseptie yang maksudnya hukum Islam baru bisa diberlakukan apabila
tidak bertentangan dengan alat kebiasaan. Oleh karena itu, terjadi kemandekan hukum
Islam.

Sedangkan dalam bidang politik, pemerintah melarang keras orang Islam membahas
hukum Islam baik dari Al-Qur’an maupun Sunnah yang menerangkan tentang politik
kenegaraan atau ketatanegaraan.
3.        Gerakan dan organisasi Islam

Akibat dari  “resep politik Islam”-nya Snouck Hurgronye itu, menjelang permulaan


abad xx umat Islam Indonesia yang jumlahnya semakin bertambah menghadapi tiga
tayangan dari pemerintah Hindia Belanda, yaitu: politik devide etimpera, politik penindasan
dengan kekerasan dan politik menjinakan melalui asosiasi.

Namun, ajaran Islam pada hakikatnya terlalu dinamis untuk dapat dijinakkan begitu
saja. Dengan pengalaman tersebut, orang Islam bangkit dengan menggunakan taktik baru,
bukan dengan perlawanan fisik tetapi dengan membangun organisasi. Oleh karena itu, masa
terakhir kekuasaan Belanda di Indonesiadi tandai dengan tumbuhnya kesadaran berpolitik
bagi bangsa Indonesia, sebagai hasil perubahan-perubahan sosial dan ekonomi, dampak dari
pendidikan Barat, serta gagasan-gagasan aliran pembaruan Islam di Mesir.

Akibat dari situasi ini, timbullah perkumpulan-perkumpulan politik baru dan


muncullah pemikir-pemikir politik yang sadar diri. Karena persatuan dalam syarikat Islam
itu berdasarkan ideologi Islam, yakni hanya orang Indonesia yang beragama Islamlah yang
dapat di terima dalam organisasi tersebut, para pejabat dan pemerintahan  (pangreh praja)
ditolak dari keanggotaan itu.

Persaingan antara partai-partai politik itu mengakibatkan putusnya hubungan antara


pemimpin Islam, yaitu santri dan para pengikut tradisi Jawa dan abangan. Di kalangan
santri sendiri, dengan lahirnya gerakan pembaruan Islam dari Mesir yang mengompromikan
rasionalisme Barat dengan fundamentalisme Islam, telah menimbulkan perpecahan
sehingga sejak itu dikalangan kaum muslimin terdapat dua kubu: para cendekiawan
Muslimin berpendidikan Barat, dan para kiayi serta Ulama tradisional.

Selama pendudukan jepang, pihak Jepang rupanya lebih memihak kepada kaum
muslimin dari pada golongan nasionalis karena mereka berusaha menggunakan agama
untuk tujuan perang mereka. Ada tiga perantara politik berikut ini yang merupakan hasil
bentukan pemerintah Jepang yang menguntungkan kaum muslimin, yaitu:

a.   Shumubu, yaitu Kantor Urusan Agama yang menggantikan Kantor Urusan Pribumi zaman
Belanda.

b.      Masyumi, yakni singkatan dari Majelis Syura Muslimin Indonesia menggantikan MIAI yang
dibubarkan pada bulan oktober 1943.

c.  Hizbullah, (Partai Allah dan Angkatan Allah), semacam organisasi militer untuk pemuda-
pemuda Muslimin yang dipimpin oleh Zainul Arifin.

2.3.       Tokoh-Tokoh Dalam Perkembangan Islam Di Indonesia


Proses penyebaran Islam di wilayah Nusantara tidak dapat dilepas dari peran aktif
para ulama. Melalui merekalah Islam dapat diterima dengan baik dikalangan masyarakat. Di
antara Ulama tersebut adalah sebagai berikut:

1.        Hamzah Fansuri

Ia hidup pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda sekitar tahun 1590.
Pengembaraan intelektualnya tidak hanya di Fansur-Aceh, tetapi juga ke India, Persia,
Mekkah dan Madinah. Dalam pengembaraan itu ia sempat mempelajari ilmu fiqh, tauhid,
tasawuf, dan sastra Arab.

2.        Syaikh Muhammad Yusuf Al-Makasari

Beliau lahir di Moncong Loe, Gowa, Sulawesi Selatan pada tanggal 3 Juli 1626 M/1037
H. Ia memperoleh pengetahuan Islam dari banyak guru, di antaranya yaitu; Sayid Ba Alwi
bin Abdullah Al-‘allaham (orang Arab yang menetap di Bontoala), Syaikh Nuruddin Ar-
Raniri (Aceh), Muhammad bin Wajih As-Sa’di Al-Yamani (Yaman), Ayub bin Ahmad bin
Ayub Ad-Dimisqi Al-Khalwati (Damaskus), dan lain sebagainya.

3.        Syaikh Abdussamad Al-Palimbani

Ia merupakan salah seorang ulama terkenal yang berasal dari Sumatra Selatan.
Ayahnya adalah seorang Sayid dari San’a, Yaman. Ia dikirim ayahnya ke Timur Tengah
untuk belajar. Di antara ulama sezaman yang sempat bertemu dengan beliau adalah; Syaikh
Muhammad Arsyad Al-Banjari, Abdul Wahab Bugis, Abdurrahman Bugis Al-Batawi dan
Daud Al-Tatani.

4.        Syaikh Muhammad bin Umar n-Nawawi Al-Bantani

Beliau lahir di Tanar, Serang, Banten. Sejak kecil ia dan kedua saudaranya, Tamim dan
Ahmad, di didik oleh ayahnya dalam bidang agama; ilmu nahwu, fiqh dan tafsir. Selain itu ia
juga belajar dari Haji Sabal, ulama terkenal saat itu, dan dari Raden Haji Yusuf di
Purwakarta Jawa Barat. Kemudian ia pergi ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji dan
menetap disana kurang lebih tiga tahun. Di Mekkah ia belajar Sayid Abmad bi Sayid
Abdurrahman An-Nawawi, Sayid Ahmad Dimyati dan Sayid Ahmad Zaini Dahlan.
Sedangkan di Madinah ia berguru kepada Syaikh Muhammad Khatib Sambas Al-Hambali.
Selain itu ia juga mempunyai guru utama dari Mesir.

Pada tahun 1833 beliau kembali ke Banten. Dengan bekal pengetahuan agamanya ia
banyak terlibat proses belajar mengajar dengan para pemuda di wilayahnya yang tertarik
denga kepandaiannya.. tetapi ternyata beliau tidak betah tinggal di kampung halamannya.
Karena itu pada tahun 1855 ia berangkat ke Haramain dan menetap disana hingga beliau
wafat pada tahun 1897 M/1314 H.
5.        Wali Songo

Dalam sejarah penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di pulau Jawa terdapat


sembilan orang ulama yang memiliki peran sangat besar. Mereka dikenal dengan sebutan
wali songo.

Para wali ini umumnya tinggal di pantai utara Jawa sejak dari abad ke-15 hingga
pertengahan abad ke-16. Para wali menyebarkan Islam di Jawa di tiga wilayah penting,
yaitu; Surabaya, Gresik dan Lamongan (Jawa Timur), Demak, Kudus dan Muria (Jawa
Tengah), serta di Cirebon Jawa Barat. Wali Songo adalah para ulama yang menjadi pembaru
masyarakat pada masanya. Mereka mengenalkan berbagai bentuk peradaban baru seperti,
kesehatan, bercocok tanam, niaga, kebudayaan, kesenian, kemasyarakatan hingga
pemerintahan.

Adapun wali-wali tersebut yaitu; Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri,
Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Sunan Gunung Jati, Sunan Drajat, Sunan Kudus dan Sunan
Muria.

BAB III

PENUTUP

3.1.       Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat kami simpulkan sebagai berikut:

a.         Perkembangan Islam di Indonesia adalah berkat peran para pedagang dari Jazirah Arabia
melalui jalan perdagangan, dakwah dan perkawinan.

b.        Para ulama awal yang menyebarkan Islam di Indonesia di antaranya yaitu; Hamzah Fansuri,
Syaikh Muhammad Yusuf Al-Makasari, Syaikh Abdussamad Al-Palimbani, Syaikh
Muhammad bin Umar n-Nawawi Al-Bantani dan wali songo (Maulana Malik Ibrahim, Sunan
Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Sunan Gunung Jati, Sunan Drajat,
Sunan Kudus dan Sunan Muria).

3.2.       Kritik dan Saran

Demikian pembahasan dari makalah kami. Kami berharap semoga pembahasan dalam
makalah ini dapat membantu dan bermanfaat bagi pembaca. Dan kami pun berharap pula
kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan dalam tugas kami selanjutnya. Sekian
dan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Supriadi, Dedi. 2008. Sejarah Peradaban Islam.  Bandung: Pustaka Setia

Yatim, Badri  .  2007. Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II,  Jakarta: RajaGrafindo Persada

MAKALAH SEJARAH
PERADABAN ISLAM
Jumat, 10 April 2015

MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM,


pengertian, metode, ilmu dasar spi, ilmu
bantu,manfaat serta urgensi

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

                        Dalam sejarah kebudayaan umat manusia proses tukar-menukar dan


interaksi (intermingling) atau pinjam meminjam konsep antara satu kebudayaan dengan
kebudayaan lain memang senantiasa terjadi, seperti yang terjadi antara kebudayaan Barat
dan peradaban Islam. Dalam proses ini selalu terdapat sikap resistensi dan akseptansi.
Namun dalam kondisi dimana suatu kebudayaan itu lebih kuat dibanding yang lain yang
tejadi adalah dominasi yang kuat terhadap yang lemah. Istilah Ibn Khaldun, "masyarakat
yang ditaklukkan, cenderung meniru budayapenakluknya". Islam menyajikan sistem tolong
menolong antarumat dalam lapangan politik, perekonomian, kehidupan sosial, bahkan
sistem perdamaian. Islamlah yang mencetuskan sistem perjanjian, konsulat, suaka politik,
dan dakwah. Kerja sama dan kontak ekonomi dibolehkan dengan pihak lain, seperti
Yahudi,persiadanyunani. 
                        Ketika Peradaban Islam menjadi sangat kuat dan dominan pada abad
pertengahan, masyarakat Eropa cenderung meniru atau "berkiblat ke Islam". Kini ketika
giliran kebudayaan Barat yang kuat dan dominan maka proses peniruan itu juga terjadi.
Terbukti sejak kebangkitan Barat dan lemahnya kekuasaan politik Islam, para ilmuwan
Muslim belajar berbagai disiplin ilmu termasuk Islam ke Barat dalam rangka meminjam.
Hanya saja karena Peradaban Islam dalam kondisi terhegemoni maka kemampuan menfilter
konsep-konsep dalam pemikiran dan kebudayaan Barat juga lemah.[1]

B.    Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat di peroleh rumusan masalah sebagai berikut:

a.    Apa itu pengertian sejarah?

b.    Apa saja metode dalam sejarah?

c.    Apa saja ilmu dasar dalam sejarah?

d.    Apa saja ilmu bantu sejarah?

e.    Apa manfaat dan urgensi mempelajari SPI?

C.   Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas dapat di peroleh tujuannya adalah sebagai
berikut:

a.    Mengetahui pengertian sejarah

b.    Mengetahui metode dalam sejarah

c.    Mengetahui ilmu-ilmu dasar dalam sejarah

d.    Mengetahui ilmi-ilmu bantu dalam sejarah

e.    Dan mengetahui manfaat serta urgensi dalam PSI


BAB II

PEMBAHASAN

A.     Pengertian Sejarah Peradaban Islam.

                        Sejarah berasal dari bahasa Arab “syajaratun” artinya pohon. Dalam dunia


barat disebut Histoire (perancis), Historie  (Belanda),  History (Inggris).[2]Berasal dari
bahasa Yunani Istoria yang artinya ilmu. Dalam pengertian lain, sejarah adalah catatan
berbagai peristiwa yang terjadi pada masa lampau (event in the past).[3] Dalam pengertian
lebih seksama sejarah adalah kisah dan peristiwa masa lampau umat manusia.

                        Menurut Sidi Gazalba, sejarah adalah gambaran masa lalu tentang manusia
dan sekitarnya sebagai makluk social, yang disusun secara ilmiah dan lengkap, meliputi
urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang memberi pengertiandan
kepahaman tentang apa yang telah berlalu.[4] Sedangkan Menurut Ibn Khaldum, sejarah
ialah menunjuk kepada peristiwa-peristiwa istimewa atau penting pada waktu atau ras
tertentu.[5]

                        Peradaban Islam adalah terjemahan dari kata Arab al-Hadharah al-Islamiyah.


Kata Arab ini sering juga diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan kebudayaan
Islam. “Kebudayaan” dalam bahasa Arab adalah al-Tsaqafah. Di Indonesia, sebgaimana
juga di Arab dan Barat, masih banyak orang yang mensinonimkan dua kata “kebudayaan”
dan “peradaban”. Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu
masyarakat. Sedangkan manifestasi-manifestasi kemajuan mekanis dan teknologis lebih
berkaitan dengan peradaban. Kalau kebudayaan lebih banyak direfleksikan dalam seni,
sastra, religi dan moral, maka peradaban terrefleksi dalam politik, ekonomi, dan teknologi.

Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan paling tidak mempunyai tiga wujud.

1.    Wujud Ideal, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide, gagasan, nilai-nilai,
norma-norma, peraturan-peraturan dan lain-lain.

2.    Wujud Kelakuan, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan
berpola dari manusia dalam masyarakat.
3.    Wujud Benda, yaitu wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya. Sedangkan istilah
peradaban biasanya dipakai untuk bagian-bagian dan unsur-unsur dari kebudayaan yang
halus dan indah.[6]

                        Menurut H.A.R. Gibb, bahwa Islam sesungguhnya lebih dari sekedar agama,
Ia adalah peradaban yang sempurna. Karena yang menjadi pokok kekuatan dan sebab
timbulnya kebudayaan adalah agama Islam, kebudayaan yang ditimbulkannya dinamakan
kebudayaan atau peradaban Islam

Sedangkan landasan dari pembahasan ini yakni “peradaban Islam” adalah “kebudayaan
Islam” terutama wujud idealnya, sementara landasan “kebudayaan Islam” adalah agama
Islam. Jadi dalam Islam, tidak seperti pada masyarakat yang menganut agama-agama bumi,
agama bukanlah kebudayaan tetapi dapat melahirkan kebudayaan. Kalau kebudayaan
merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, maka agama Islam adalah wahyu dari Allah
SWT.

B.     Metode Sejarah

                        Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis


rekaman dan peninggalan masa lampau. Rekontruksi yang imaginative dari masa lampau
berdasarkan data yang diperoleh dengan menempuh prose situ disebut historiografi
(penulisan Sejarah).[7]

1.    Metode Penggalian sejarah.

a.    Metode lisan (interview) , yaitu dalam pelacakan suatu obyek sejarah dilakukan dengan
interview.

b.     Metode Observasi, dalam metode ini obyek sejarah diamati langsung. Jadi metode
observasi merupakan metode pengumpulan data, yakni penyelidikan yang dijalankan secara
sistematis dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indera terhadap kejadian yang
dapat langsung ditangkap.[8]

c.    Metode Dokumenter, metode ini berusaha mempelajari secara cermat dan mendalam segala
catatan atau dokumen tertulis.

2.  Metode Penulisan Sejarah.

                        Adapun dalam penulisan sejarah, metode yang dapat digunakan adalah


metode

a.    Metode Deskriptif, dengan metode ini digunakan untuk menggambarkan adanya peradaban
Islam  tersebut, maksudnya ajaran Islam sebagai agama samawi yang dibawa Nabi
Muhammad yang berhubungan dengan peradaban diuraikan sebagaimana adanya dengan
tujuan untuk memahami yang terkandung dalam sejarah tersebut.

b.    Metode Komparatif, metode ini merupakan metode yang berusaha membandingankan


sebuah perkembangan peradaban Islam dengan peradaban Islam lainya. Dalam metode ini
dimaksudkan bahwa ajaran-ajaran Islam dikomparasikan dengan fakta-fakta yang terjadi
dan berkembang dalam waktu serta tempat-tempat tertentu untuk mengetahui adanya
persamaan dan perbedaan dalam suatu permasalahan tertentu.

c.    Metode Analisis Sintesis, metode ini melihat sosok peradaban Islam lebih kritis, ada analisis
bahasan yang lebih luas serta kesimpulan yang spesifik.

C.      Ilmu Dasar Sejarah

                        Untuk memperoleh data yang akurat terkait sejarah dibutuhkan ilmu-ilmu


pendukung yang akan memperkuat keberadaan sejarah tersebut. Adapun ilmu tersebut
terbagi menjadi : Ilmu-ilmu dasar sejarah (auxillary disciplines) dan Ilmu-ilmu Bantu
sejarah (auxillary sciences). Adapun ilmu Bantu sejarah meliputi :

1. paleografi.

                        Adalah pengetahuan mengenai tulisan-tulisan kuno. Melalui paleografi ini


dapat diketahui beberapa hal yaitu :

a.    Bentuk tulisan misal tulisan Arab seperti : tumar, nasakhi, tsulus, farisi, magribi, ghubar,
diwani dll.

b.    Cara membaca tulisan kuno seperti tulisan mesir pada piramida, tulisan arab sebelum Islam,
tulisan Ibrani, tulisan jawa dengan bahasa sansekerta dll.

c.    Kapan dan dimana tulisan itu dibuat, sebab tulisan mengalami perubahan-perubahan, baik
karena waktu maupun tempat yang berbeda.

2. Diplomatik

                        Diplomatik adalah suatu cabang pengetahuan yang menyelidiki tanggal,


tempat serta keaslihan dokumen-dokumen tertulis.

3. Epigrafi
                        Epigrafi adalah cabang pengetahuan mengenai inskripsi atau tulisan yang
terdapat dalam monument, baik mengenai teknik penulisan/pembuatan maupun isi teksnya.

4. Kronologis

                        Kronologis adalah cabang pengetahuan yang membahas tentang masalah


kesatuan waktu, seperti kalender Julius (model lama) dan Gregorius (model baru) dalam
kalender masehi, tahun hijriyah dalam Islam  (1H = 622 M), tahun saka (1 saka = 78 M). dll

5. Sigilografi

                        Sigilografi adalah pengetahuan mengenai segel yang dipergunakan oleh para


raja, khalifah, gubernur, dll. Dengan mengetahui bentuk segel dan cara penggunaanya,
maka akan diketahui apakah dokumen tersebut asli atau palsu.

6. Heraldry

                        Heraldry adalah pengetahuan tentang tanda-tanda atau symbol istimewa


yang terdapat dalam stempel, baju besi, pakaian para pembesar, pada bendera dan pakaian
tentara.

7. Numismatik

                        Numismatic adalah pengetahuan untuk mengadakan klasifikasi dan


menguraikan secara deskriptif mengenai mata uang menurut negeri atau zamanya,
termasuk didalamnya adalah medali.

8. Genealogi

                        Genealogi adalah pengetahuan tentang asal usul dan silsilah termasuk juga
daftar para pembesar dan pegawai. Bangsa Arab sangat mementingkan silsilah ini,
sehingga ada buku khusus untuk mencari silsilah.

D.   Ilmu Bantu Sejarah

                        Sejarah peradaban merupakan uraian sistematis dari segala sesuatu yang


telah dipikirkan dan dikerjakan dalam lapangan peradaban pada waktu yang telah lampau.
Didalam memahami sejarah peradaban tersebut dibutuhkan ilmu Bantu sejarah meliputi
1.    Geografi

                        Peristiwa sejarah memiliki lingkup ruang dan waktu, dalam konteks ruang
dimensi geografi sangat penting. Bahkan dalam konteks perluasan wilayah kekuasaan dan
penyebaran suatu agama tidak mungkin dapat dijelaskan dengan baik, jika tidak mengetahui
geografinya.

2. Sosiologi.

                        Timbulnya dinamika kehidupan berawal dari interaksi seseorang yang terjadi


dalam kehidupan antara individu maupun antara golongan. Proses mobilitas social
hendaknya berorientasi pada kemaslahatan, baik dunia maupun akherat. Karena mobilitas
social berpengaruh pada system peradaban Islam dan kebijakan peradaban Islam yang
digunakan pada perkembangan peradaban Islam selanjutnya.

3. Antropologi.

                        Antropologi dan sejarah memiliki obyek kajian yang sama yaitu manusia.
Metode dalam antropologi dapat membantu beberapa masalah yang dihadapi oleh
sejarawan. Berkaitan dengan peradaban, maka ada sejarah peradaban dan ada pula
antropologi budaya. Dalam melakukan kajian sejarah peradaban dapat menggunakan
konsep antropologi budaya dalam berbagai aspek yaitu : norma, adat istiadat, tingkat
peradaban, gaya hidup dan lain-lain.

4. Arkeologi

                        Arkeologi berbicara tentang warisan masa lampau yang berupa benda,


bangunan, dan momentum yang berada dipermukaan tanah. Arkeologi memberikan bahan
tentang kurun waktu yang tidak mewariskan bahan tertulis atau kurang tertulis. Dalam
konteks ini arkeologi bersifat melengkapi, meskipun hanya bersifat melengkapi, bagi sejarah
kebudayaan dan peradaban arkeologi sangat penting keberadaanya. Sebab arkeologi dapat
mengungkapkan peradaban materiel masa lampau, seperti pembentukan kota, struktur
perumahan, perabot rumah tangga, pakaian, perhiasan, alat kerja, senjata bahkan
pengetahuan tentang agama. 

5. Ilmu Sejarah.
                        Sejarah adalah kisah dan peristiwa masa lampau umat manusia. Ilmu sejarah
dipelajari untuk diambil dari sebuah sejarah, jika ada nilai positifnya dapat dikembangkan
dalam kemodernan peradaban, tetapi jika sebaliknya hal yang sudah tidak sesuai dengan
perkembangan zaman dapat dijadikan sebagai pengetahuan.

E.    Manfaat dan Urgensi Mempelajari Sejarah Peradaban Islam

                        Sejarah mencatat kondisi kebesaran Islam berkat kemajuan ilmu


pengetahuan dan teknologi, dimana pada waktu dunia Islam menjadi kiblat perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi dunia. Sejarah memiliki nilai dan arti penting yang
bermanfaat bagi kehidupan umat manusia. Hal tersebut dikarenakan sejarah menyimpan
atau mengandung kekuatan yang dapat menimbulkan dinamisme dan melahirkan nilai-nilai
baru bagi perkembangan kehidupan manusia.

                        Dengan mengkaji sejarah, dapat diperoleh informasi tentang aktifitas


peradaban Islam dari zaman Rasulullah sampai sekarang, mulai dari pertumbuhan,
perkembangan, kemajuan, kemunduran, dan kebangkitan kembali agama Islam. Selain itu
dengan mempelajari sejarah peradaban Islam diharapkan seseorang dapat memiliki
kemauan untuk melakukan pembangunan dan pengembangan peradaban Islam dan dapat
pula menyelesaikan problematika peradaban Islam pada masa kini, serta dapat
memunculkan sikap positif terhadap berbagai perubahan system peradaban Islam.[9]

            Adapun kegunaannya sebagai berikut:

a.    KegunaanEdukatif
                  Kegunaan sejarah yang pertama adalah sebagai edukatif atau pelajaran. Banyak
manusia yang belajar dari sejarah belajar dari pengalaman yang pernah dilakukan.
Pengalaman tidak hanya terbatas pada pengalaman yang dialaminya sendiri, melainkan
juga dari generasi sebelumnya.manusia melalui belajar dari sejarah dapat mengembangkan
potensinya. Kesalahan pada masa lampau baik kesalahan sendirimaupunoranglain.

b.    KegunaanInspiratif 
                  Kegunaan sejarah yang kedua adalah sebagai inspiratif. Berbagai kisah sejarah
dapat memberikan inspirasi pada pembaca dan pendengarnya. Belajar dari kebangkitan
nasional yang dipelopori oleh bedirinya organisasi perjuangan yang modern di awal abad
ke-20, masyarakat Indonesia sekarang berusaha mengembangkan kebangkitan nasional
ang ke2. Pada kebangkitan nasional yang pertama, bangsa indonesia berusaha merebut
kemerdekaan yang sekaranginisudahdirasakanhasilnya.[10]

c.    ManfaatRekreatif.
                  Kegunaan sejarah yang ketiga adalah sebagai kegunaan rekreatif. Kegunaan
sejarah sebagai kisah dapat memberi suatu hiburan yang segar, melalui penulisan kisah
sejarah yang menarik pembaca dapat terhibur. Gaya penulisan yang hidup dan komunikatif
dari beberapa sejarawan terasa mampu “menghipnotis” pembaca. Pembaca akan merasa
nyaman membaca tulisan dari sejarawan. Konsekuensi rasa senang dan daya tarik
penulisan kisah sejarah tersebut membuat pembaca menjadi senang. Membaca menjadi
media hiburan dan rekreatif. Membaca telah menjadi bagian dari kesenangan. Membaca
telah dirasakan sebagai suatu kebutuhan, yaitu kebutuhan yang untuk rekreatif.[11]

BAB III

PENUTUP

A.    Simpulan

                        Sejarah adalah gambaran masa lalu tentang manusia dan sekitarnya sebagai
makluk social, yang disusun secara ilmiah dan lengkap, meliputi urutan fakta masa tersebut
dengan tafsiran dan penjelasan yang memberi pengertiandan kepahaman tentang apa yang
telah berlalu.
                        Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis
rekaman dan peninggalan masa lampau. Untuk memperoleh data yang akurat terkait
sejarah dibutuhkan ilmu-ilmu pendukung yang akan memperkuat keberadaan sejarah
tersebut.

B.    Saran

                        Diharapkan kepada seluruh mahasiswa pada umumnya. Dan pada


mahasiswa/i semester Dua PAI pada khususnya. Agar lebih belajar dengan giat tentang
Sejarah Peradaban Islam supaya kita lebih mengenal bagaimana sebuah Peradaban tejadi
yang pada makalah ini dititik beratkan pada Sejarah Peradaban Islam Sebagai Ilmu
Pengetahuan.

                [1]http://ahmadsamantho.wordpress.com/10/10/2009/sejarah-peradaban-islam-
berawal-dari-sains-dan-berakhir-dengan-politik/.
                [2] William H. Frederick dan Soeri Soeroto, 1982, Pemahaman Sejarah Indonesia,
Sebelum dan Sesudah Revolusi, Jakarta: LP3ES,hlm.23
                [3] Louis Gottschalk, 1986, Mengerti Sejarah, Jakarta: UI Press,hlm.27
                [4] Sidi gazalba, 1996, Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu, Jakarta: Bharat,hlm. 11
            [5]http://elvanarticle.blogspot.com/15/10/2009/sejarah-peradaban-islam.html
            [6] Azyumardi. 2002. Pendidikan Islam.PT Logos Wacana Ilmu: Jakarta. Hal. 30
                [7] Louis Gottschalk, 1986, Mengerti Sejarah, Jakarta: UI Press,,hlm. 32
            [8] Bimo walgito,1980, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah,Yogyakarta:
fak.psikologi, UGM,.hlm.54
                [9] Harun Nasution,1975,Pembaharuandalam Islam;
SejarahPemikirandanGerakan, BulanBintang: Jakarta, hlm. 11
                [10]http://hapbiker.wordpress.com/15/10/2009/manfaat-mempelajari-sejarah/
                [11]http://elvanarticle.blogspot.com/15/10/2009/sejarah-peradaban-islam.html

Anda mungkin juga menyukai