Anda di halaman 1dari 15

MONOGRAFI

“Kepemimpinan Para Khalifahtu Rasyidin’’

DOSEN PENGAMPU : MUKHLISHAH SAM, S.T, M.T


NAMA : ZAKINA TRI RAMADHANI
NIM : 30500122004
KELAS : SAA 1B

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR


FAKULTAS USHULUDDIN FILSAFAT DAN POLITIK
JURUSAN STUDI AGAMA AGAMA
2022

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan segala nikmatnya
sehingga monografi ini dapat terselesaikan sesuai dengan apa yang diinginkan, dan tak lupa kita
senantiasa memanjatkan salam serta salam kepada nabi MUHAMMAD S.A.W yang telah
membawa kita dari zaman jahiliya ke zaman islamiah yang seperti kita rasakan pada saat ini.
Adapun judul dari monografi yaitu " kemajuan Islam Setelah Rasulullah S.A.W atau
Kepemimpinan Para Khulafaur Rasyidin". ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas
pada mata kuliah Sejarah Peradaban Islam. Penulis menyadari bahwa penyelesaian tugas
monografi ini masih ada sedikit kekurangan saya harap dapat memaklumi hal itu.

Gowa, 26 September 2022

penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang…………………………………...………………………………………1
B. Rumusan Masalah………………………………..………………………………………1
C. Tujuan……………………………………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN 4
1. Apa Pengertian dan Sejarah Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin……………...………..4
2. Bagaimana Perjuangan Kepemimpinan Khalifaur Rasyidin5
3. Ibrah yang dapat diambil dari Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin……………………...5
BAB III PEMBAHASAN 6
1. Untuk mengetahui pengertian dan Sejarah Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin………...
2. Untuk mengetahui perjuangan para Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin……………….
3. Untuk meneladani sifat para Khulafaur Rasyidin…………………………………………
BAB VI PENUTUPAN…………………………………………………………………………15
1. Kesimpulan……………..…………………………………………………………….…15
2. Daftar Pustaka……………..………………………………………………………….…15

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa Khulafaur Rasyidin ini tidak lebih dari tiga puluh tahun. Masa mereka menjadi sangat
istimewa karena mengikuti manhaj Rasulullah secara sempurna sesuai dengan jalan lurus yang
Allah ridhai untuk hamba-hamba-Nya. Dengan demikian masa ini dianggap sebagai gambaran
paling tepat bagi pelaksanaan hukum Islam dan pemerintahan Islam. Tentu saja gambaran cara
pemerintahan mereka itu wajib dijadikan sebagai contoh teladan bagi setiap penguasa yang
menginginkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Juga bagi mereka yang menginginkan
kebahagiaan untuk rakyat-nya.
Pada masa ini Peradaban Islam mencapai puncak yang sebenarnya. Maksudnya adalah peradaban
manusia yang berakar pada akidah yang berusaha untuk melahirkan manusia-manusia yang
bahagia.
Pada masa itu manusia telah memperoleh kebahagiaan yang sempurna. Mereka mendapat
perlakuan yang adil, persamaan, keamanan, rasa tenteram, dan memperoleh segala kebutuhan
asasi mereka.
Di akhir masa pemerintahan mereka, muncul fitnah yang menimpa kaum muslimin. Fitnah ini
telah memecah mereka kepada beberapa kelompok dan sekte yang hingga sekarang terus
berlangsLrng. Semoga Allah menolong kita semua.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari monografi ini sesuai dengan latar belakang yaitu:
1. Apa pengertian dan sejarah kepemimpinan khulafaur Rasyidin
2. Bagaimana perjuangan kepemimpinan khulafaur Rasyidin
3. Ibrah yang dapat diambil dari kepemimpinan khulafaur Rasyidin

C. TUJUAN
1.Untuk mengetahui pengertian dan sejarah kepemimpinan khulafaur Rasyidin
2. Untuk mengetahui perjuangan kepemimpinan khulafaur Rasyidin
3. Untuk meneladani para Khulafaur Rasyidin
BAB II
PEMBAHASAN

Khulafaur Rasyidin berasal dari kata khulafa' dan ar rasyidin Kata khilafa merupakan jamak
dari khalifah yang berarti pengganti, sedangkan ar-rasyidin berarti mendapat petunjuk Jadi
Khulafaur Rasyidin adalah para pengganti yang mendapat petunjuk. Khulafaur Rasyidin terdiri
atas empat sahabat utama Rasulullah, yaitu Abu Bakar as Siddiq. Umar bin Khattab, Usman bin
Affan, dan Ali bin Abi Talib.
Setelah Nabi Muhammad S.A.W wafat (12 Rabiul Awal 11 H atau tanggal 8 Juni 632 M),
situasi di kalangan umat Islam sempat kacau. Hal itu disebabkan Nabi Muhammad S.A.W tidak
menunjuk calon penggantinya Dua kelompok yang merasa paling berhak untuk dicalonkan
sebagai pengganti Nabi saw adalah kaum Muhajirin dan kaum Ansar.
Kaum Muhajirin berpendapat bahwa merekalah yang paling tepat menggantikan posisi
kepemimpinan Nabi Muhammad saw. Mereka mengemukakan bahwa kaum Muhajirin adalah
orang-orang pertama yang menerima Islam dan berjuang bersama Nabi Muhammad S.A.W
Kemudian mereka mengusulkan Abu Bakar as-Siddiq sebagai pengganti Nabi Muhammad
S.A.W Mereka beralasan bahwa Abu Bakar as-Siddiq adalah orang yang ditunjuk menggantikan
Nabi Muhammad S.A.W menjadi imam salat ketika beliau sakit.
Kaum Ansar berpendapat bahwa mereka adalah yang paling tepat menggantikan posisi
kepemimpinan Nabi Muhammad S.A.W Menurut mereka, Islam dapat berkembang dan
mengalami masa kejayaan setelah Nabi Muhammad saw hijrah ke Madinah dan mendapat
pertolongan kaum Ansar Kaum Ansar mengusulkan Sa'ad bin Ubadah sebagai pengganti Nabi
Muhammad S.A.W
Perbedaan pendapat antara kedua kelompok tersebut akhirnya dapat diselesaikan secara damai
oleh Umar bin Khattab. Selanjutnya. Umar menegaskan bahwa yang paling berhak memegang
pimpinan sepeninggal Rasulullah adalah orang Quraisy. Akhirnya, Umar bin Khattab membaiat
Abu Bakar as Siddiq menjadi khalifah dan diikuti oleh Sa'ad bin Ubadah.
Nama-nama khalifah yang termasuk dalam Khulafam Rasyidin yaitu :
1. Abu Bakar as-Siddiq (menjadi khalifah 11-13 H/632-634 M).
2. Umar bin Khattab (menjadi khalifah 13-23 H/634-644 M).
3. Usman bin Affan (menjadi khalifah 23-35 H/644-655 M)
4. Ali bin Abi Talib menjadi khalifah 35-40 H/655-660 M)

A. Khalifah Abu Bakar as-Siddiq


1. Memerangi Kaum Murtad
Pada masa Abu Bakar as-Siddiq ada beberapa masalah yang mengancam persatuan. Beberapa
suku Arab yang berasal dari Hijaz dan Najed menyatakan murtad at membangkang kepada
khalifah baru dan sistem yang ada. Ada juga yang menolak membayar zakat. Sebagian golongan
yang lain kembali memeluk agama dan tradisi lamanya, yakni menyembah berhala. Suku-suku
tersebut menyatakan bahwa mereka hanya memiliki perjanjian dengan Nabi Muhammad S.A.W
Jadi, setelah Nabi Mohammad saw. wafat perjanjian tersebut tidak berlaku lagi.
Rasa kesakuan dan sifat patemalistik, yaitu tunduk secara membabi buta kepada pemimpinnya
menjadi penyebab timbulnya gerakan murtad (riddah) Sebagaimana kita ketahui bahwa bangsa
Arab mempunyai rasa kesukuan yang sangat tinggi Masing masing suku menganggap dirinyalah
yang paling baik.
Khalifah Abu Bakar as Siddiq memandang gerakan itu sangat berbahaya karena hampir di
seluruh Jazirah Arab muncul gerakan itu. Menghadapi keadaan tersebut, Khahlah Abu Bakar as
Siddiq bersikap tegas. Di balik ketegasannya. Khalifah Abu Bakar as Siddiq tetap berpesan
kepada para panglimanya untuk mengadakan pendekatan secara persuasif atau damai.
Sebagian kaum murtad ada yang mene rima ajakan damai tersebut dan kembali tunduk pada
hukum Islam Namun, ada juga yang tidak mau berdamas dan memilih berperang Mereka
dipimpin oleh orang orang yang mengangkat dirinya sebagai nabi, Mereka adalah nabi-nabi
palsu yang berusaha menghancurkan Islam. di antaranya Aswad al-Ansi, Tulailah bin Khuwalid
al-Asadi, Malik bin Nuwairah, dan Musailamah al-Kazzah.
Dalam usahanya memerangi kaum murtad, kaum muslimin terlibat dalam peperangan terbesar
yang dikenal dengan Perang Yamamah Serangkaian perang yang dilakukan kaum muslimin
dalam memerangi kaum murtad disebut Perang Riddah Perang tersebut berhasil dimenangkan
kaum muslimin dengan gemilang sehingga umat Islam berhasil memperoleh kembali kesatuan
dan seluruh Jazirah Arab.
2 Kodifikasi Al-Qur'an
Khalifah Abu Bakar as-Siddiq telah membuat karya yang masih dapat kita rasakan sampai
sekarang, yaitu mushaf Al-Qur'an yang ketika itu masih berserakan di berbagai tempat. Usaha ini
dilaksanakan atas saran Umar bin Khattab yang saat itu menjadi penasihat utama Khalifah Abu
Bakar as-Siddiq Umar bin Khattab mengemukakan beberapa alasan, salah satunya adalah
banyaknya para penghafal Al-Qur'an yang meninggal dalam Perang Yamamah.
Karena alasan tersebut, akhirnya Khalifah Abu Bakar as-Siddiq bersedia mewu judkan
pengumpulan ayat-ayat Al-Qur'an Beliau menunjuk Zaid bin Sabit sebagai pemimpin proyek
mulia itu. Zaid bin Sabit adalah sekretaris Rasulullah S.A.W semasa hidupnya.
Setelah usaha pengumpulan ayat-ayat Al-Qur'an selesai, mushaf disimpan Khalifah Abu Bakar
as-Siddiq Mushaf itu menjadi pedoman pembelajaran Al-Qur'an bagi sege nap kaum muslimin
saat itu. Setelah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq meninggal dunia, mushaf tersebut disimpan oleh
Hafsah binti Umar, putri Umar bin Khattab dan salah seorang istri Rasulullah S.A.W
3 Perluasan Dakwah Islam
Khalifah Abu Bakar as-Siddiq mulai menyebarkan ajaran Islam ke wilayah yang lebih luas lagi
setelah situasi sosial politik masyarakat Islam dirasa stabil. Tiga hal yang menjadi pegangan
utama para dar atau tentara Islam saat memasuki daerah baru adalah sebagai berikut.
a). Dianjurkan masuk Islam sehingga jiwa dan hartanya akan dilindungi
b). Boleh tidak masuk Islam, tetapi membayar jizyah (pajak) sehingga jiwa dan hartanya
dilindungi.
c). Jika menentang, mereka akan diperangi.
Ketiga hal itulah yang membuat para dat atau tentara Islam disambut dengan penuh sukacita
ketika memasuki suatu wilayah baru Beberapa wilayah yang menjadi penyebaran Islam adalah
wilayah yang dikuasai kekaisaran Persia dan Bizantium Khalifah Abu Bakar as-Siddiq
mengirimkan dua panglima untuk menundukkan wilayah tersebut, yaitu Khalid bin Walid dan
Musanna bin Harisah Mereka mampu menguasai Hirah dan beberapa kota lainnya, yaitu Anbar,
Daumatul Jandal, dan Fars. Peperangan im dihentikan setelah Abu Bakar as-Siddiq
memerintahkan Khahd bin Walid berangkat menuju ke pusat pemerintahan di wilayah Arab dan
sekitarnya. Untuk menghadapi mereka, Khalifah Abu Bakar mengirimkan empat pasukan.
1). Pasukan Yazid bin Abu Sufyan ke Damaskus
2). Pasukan Amru bin As ke Palestina
3). Pasukan Surahbil bin Hasanah ke Yordania
4). Pasukan Abu Ubaidillah bin Jarrah ke Hims
Sebenarnya pengembangan Islam ke Syiria ini sudah dimulai ketika Nabi akan wafat, di bawah
pimpinan Usamah bin Zaid. Namun, hal itu berhenti karena pasukan mendengar berita wafatnya
Nabi. Di masa Abu Bakar, usaha perluasan ini dilanjutkan lagi Usaha perluasan yang dipimpin
oleh empat panglima ini diperkuat lagi dengan datangnya Khalid bin Walid beserta 1.500
pasukan dan dibantu oleh Musanna bin Harisah.
Khalid bin Walid sebelumnya telah berhasil mengadakan perluasan ke beberapa daerah di Irak
dan Persia. Ketika Abu Bakar mendengar Abu Ubaidah mengalami kewalahan dalam
menghadapi pasukan Romawi Timur di Syiria, Khalid bin Walid diperintahkan untuk
membantunya Di tengah berkecamuknya perang melawan tentara Romawi ini datang berita
tentang wafatnya Khalifah Abu Bakar (13 H/634 M).

B. Khalifah Umar bin Khattab


Pada periode Mekah, Umar bin Khattab merupakan musuh utama umat Islam. Saat itu ada dua
Umar, yaitu Umar bin Khattab dan Umar bin Hisyam (Abu Jahal) Keduanya merupakan tokoh
yang memusuhi Islam dan jago berperang Kemudian, Rasulullah S.A.W men.ohon kepada Allah
agar mengislamkan salah satu Umar Permohonan Rasulullah S.A.We dikabulkan dengan masuk
Islamnya Umar bin Khattab. Sejak saat itu. Rasulullah saw dan kaum muslimin tidak perlu
beribadah dan berdakwah secara sembunyi sembunyi lagi
Umar bin Khattab adalah orang yang sangat cerdas serta tegas dalam membedakan kebenaran
dan kebatilan Dengan sifat ketegasannya tersebut. Rasulullah saw memberi kan gelar al-Faruq
yang artinya pemisah atau pembeda Allah SWT. telah memisahkan yang hak dan yang batil
dalam dirinya. Selain itu, ia juga sangat piawai dalam bidang politik. Kepiawaian Umar bin
Khattab dalam bidang politik diawali ketika beliau berhasil menyatukan kaum Muhajirin dan
kaum Ansar pada saat pemilihan khalifah yang pertama Beberapa prestasi yang berhasil diraih
Umar bin Khattab saat menjabat sebagai khalifah adalah sebagai berikut.
1. Perluasan Dakwah Islam
Pada masa Khalifah Umar bin Khattab terjadi perluasan dakwah Islam secara besar-besaran
dan dikenal sebagai periode Futuhat al-Islamiyah. Secara berturut - turut, dakwah Islam ke
Suriah. Persia, dan Mesir Pada waktu itu Suriah merupakan pusat perdagangan yang penting.
Oleh karena itu, Umar bin Khattab berusaha merebutnya mati-matian Wilayah Suriah memilki
beberapa kota yang menjadi pusat kekuatan Romawi Timur (Bizantium) yang beragama Kristen
Beberapa kota tersebut adalah Damaskus, Yordania, Yerusalem, Hims, dan Antiokia Saat itu
Damaskus dapat ditaklukkan oleh orang Islam Selama kekhalifahan Abu Bakar as-Siddiq telah
terjadi peperangan antara kaum muslimin dan tentara Persia. Ketika itu, kekuasaan Persia
merupakan kekuasaan besar di dunia, Selain kekuasaan Bizantium Kekaisaran ini memiliki
beberapa kerajaan bawahan, di antaranya adalah Kerajaan Gassan dan Hirah di wilayah Irak.
Pada masa Khalifah Abu Bakar as-Siddiq terjadi Perang Hafir yang menyebabkan Kerajaan
Gassan dan Kerajaan Hirah jatuh ke tangan kaum muslimin.
Kemenangan umat Islam menjadikan wilayah Islam pada masa Khalifah Umar bin Khattab
meluas hingga Afrika Utara, Armenia, dan sebagian wilayah Eropa Timur Untuk memudahkan
jalannya pemerintahan, Khalifah Umar bin Khattab membagi wi layah Islam menjadi beberapa
provinsi dan menunjuk seorang gubernur untuk meme rintah wilayah tersebut. Misalnya, Sa'ad
bin Abi Waqqas memerintah di Kulah, Amru bin As di Mesir, dan Muawiyah bin Abu Sufyan di
Damaskus.

2. Menata Administrasi dan Keuangan Pemerintahan


Khalifah Umar bin Khattab membentuk Baitul Mal dan Dewan Perang. Baitul Mal bertugas
mengurusi keuangan negara, sedangkan Dewan Perang bertugas mencatat administrasi
ketentaraan Khalifah Umar bin Khattab memulih orang yang jujur untuk bertugas di Baitul Mal.
Para pegawai pemerintahan dan tentara digaji dan Baitul Mal yang disesuaikan dengan
kedudukannya.
Khalifah Umar bin Khattab adalah orang yang pertama kali memperkenalkan sis tem
penggajian bagi pegawai pemerintahan. Selain itu, beliau juga memberi santunan dari Baitul Mal
kepada seluruh rakyatnya. Pada masa Umar bin Khattab, kemakmuran dapat dinikmati rakyat
dari seluruh pelosok negeri.
3. Penetapan Kalender Hijriah
Khalifah Umar bin Khattab menetapkan permulaan tahun Islam pada saat Nabi Muhammad
hijrah dan Mekah ke Madinah Hal itu disebabkan lujrah merupakan titik. balik kemenangan
Islam Hijrah juga menandai dua periode dakwah Islam. Periode dakwah sebelum Nabi
Muhammad saw hijrah disebut periode Mekah, sedangkan periode dakwah setelah beliau hijrah
dikenal sebagai periode Madinah Demikian juga, pembagian surah-surah Al-Qur'an yang turun
sebelum hijrah disebut surah makkiyah. sedangkan yang turun setelah hijrah disebut surah
madaniyah.
Khalifah Umar bin Khattab meninggal dunia akibat ditikam oleh Abu Lu'luah saat menjadi
imam salat Subuh. Abu Lu'luah adalah seorang bangsa Persia yang tidak mau dikalahkan oleh
Islam. Sebelum wafat. Khalifah Umar bin Khattab membentuk dewan yang akan mencari
penggantinya. Dewan tersebut beranggotakan enam orang sahabat yang saat itu dianggap paling
tinggi tingkatannya. Keenam anggota dewan itu adalah Usman bin Affan. Ali bin Abi Talib.
Talhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam Abdurrahman bin Auf, dan Sa'ad bin Abi Waqqas.
Dewan tersebut bertugas memilih salah seorang di antara mereka untuk menjadi Khalifah Ketua
dewan dipegang oleh Abdurrahman bin Auf.
Setelah dimusyawarahkan di rumah Abdurrahman bin Auf, akhirnya mayoritas suara memilih
Usman bin Affan sebagai khalifah pengganti Umar bin Khattab Usman bin Affan dilantik
menjadi khalifah pada hari ketiga setelah wafatnya Umar bin Khattab.

C. Khalifah Usman bin Affan


Saat terpilih menjadi khalifah, Usman bin Affan telah berusia 70 tahun. Beliau menjadi
khalifah selama 12 tahun. Selama masa pemerintahannya, beberapa prestasi menonjol yang
berhasil diraih adalah sebagai berikut.
1. Kodifikasi Mushaf Al-Qur'an
Usaha kodifikasi (pembukuan) Al-Quran sudah dimulai sejak masa Khalifah Abu Bakar as-
Siddiq atas usulan Umar bin Khattab. Pada masa Khalifah Usman bin Affan, wilayah Islam
sudah sangat luas. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan terjadi perbedaan pembelajaran Al-
Qur'an di beberapa pelosok wilayah. Perbedaan itu meli puti susunan surah-surahnya atau
lafalnya. Ketika wilayah Islam makin luas, perbedaan dialek bacaan antara satu daerah dan
daerah lain makin terlihat. Khalifah Usman bin Affan pun membentuk suatu badan atau panitia
pembukuan (kodifikasi) Al-Qur'an, yang anggotanya terdiri atas Zaid bin Sabit sebagai ketua
panitia dan Abdurrahman bin Haris sebagai anggota.
Tugas yang harus dilakukan oleh panitia tersebut adalah membukukan lembaran lembaran
lepas dengan cara menyalin ulang ayat-ayat Al-Qur'an ke dalam sebuah buku yang disebut al-
Mushaf. Penyalinan tersebut harus berpedoman pada bacaan mereka yang menghafalkan Al-
Qur'an. Apabila terdapat perbedaan dalam pembacaan, yang ditulis adalah yang berdialek
Quraisy.
Salinan kumpulan Al-Qur'an ini diperbanyak sejumlah empat buah oleh panitia. Sebuah tetap
berada di Madinah dan empat lainnya dikirimkan ke Mekah, Suriah, Basrah, dan Kufah. Sebuah
naskah Al-Qur'an yang dikirim ke daerah-daerah itu dijadikan sebagai pedoman dalam
penyalinan berikutnya di daerah masing-masing.
Naskah salinan yang ditinggalkan di Madinah disebut Mushaf al-Imam. Adapun naskah yang
berbeda dengan al-Imam dinyatakan tidak berlaku lagi. Meskipun demi kian, perbedaan bacaan
Al-Qur'an masih ditemukan hingga kini. Hal ini diperbolehkan apabila bacaan-bacaan tersebut
diriwayatkan secara mutawatir.
2. Renovasi Masjid Nabawi
Selain mengodifikasi Al-Qur'an, Khalifah Usman bin Afan juga memperluas Masjid Nabawi
serta memperindah bentuk dan coraknya.
3. Pembentukan Angkatan laut
Khalifah Usman bin Affan membentuk angkatan laut atas usulan Muawiyah bin Abu Sufyan
yang saat itu menjadi Gubernur Suriah. Tujuan dibentuknya angkatan laut adalah untuk
melindungi wilayah Afrika, Siprus, hingga Konstantinopel yang banyak diliputi lautan. Dalam
perkembangannya, angkatan laut itulah yang kelak akan membawa misi dakwah Islam hingga ke
daratan Eropa, bahkan sampai Indonesia.
4. Perluasan Dakwah Islam
Dakwah Islam makin luas pada masa Khalifah Usman bin Affan Wilayah Azerbaijan berhasil
ditaklukkan pasukan muslimin di bawah pimpinan Said bin As dan Huzaifah bin Yaman,
Wilayah Armenia dapat ditaklukkan oleh Salman bin Rabi'ah al-Bahiy. Sebagian besar rakyat
Armenia saat itu menyambut tentara Islam dengan sukacita. Pada umumnya, mereka lebih suka
berada di bawah pemerintahan Islam daripada dikuasai kekaisaran Romawi Pada akhir-akhir
masa kepemimpinan Khalifah Usman, terjadi fitnah besar dikalangan kaum muslimin. Fitnah
tersebut sengaja disebarkan oleh kaum munafik yang dipimpin oleh Abdullah bin Saba'. Fitnah
tersebut berhasil menghasut beberapa pihak untuk memberontak dan mengatur mundurnya
Khalifah Usman bin Affan. Suatu ketika para pemberontak berhasil menyerbu rumah Khalifah
Usman bin Affan dan berhasil membunuhnya.
Setelah Khalifah Usman meninggal, kaum muslimin meminta Ali bin Abi Talib untuk menjadi
Khalifah. Akan tetapi, ada beberapa tokoh yang menolak usulan tersebut, di antaranya
Muawiyah bin Abi Sufyan Sebaliknya, pihak Ali bin Abi Talib berpendapat bahwa masalah
kepemimpinan sebaiknya diselesaikan terlebih dahulu Perbedaan pendapat tersebut menjadi awal
pecahnya persatuan kaum muslimin saat itu. Akhirnya, Ali bin Abi Talib tetap diangkat menjadi
khalifah meskipun ada beberapa kalangan yang tidak bersedia mengakuinya.

D. Khalifah Ali bin Abi Talib


Langkah-langkah yang dilakukan Khalifah Ali bin Abi Talib yang dapat dianggap sebagai
prestasi yang telah dicapai adalah sebagai berikut.
1. Mengganti Pejabat yang Kurang Cakap
Khalifah Ali bin Abi Talib menginginkan sebuah pemerintahan yang efektif dan efisien. Oleh
karena itu, beliau mengganti pejabat-pejabat yang kurang cakap dalam bekerja. Akan tetapi,
pejabat-pejabat tersebut banyak yang berasal dari keluarga Khalifah Usman bin Affan (Bani
Umayyah). Akibatnya, makin banyak kalangan Bani Umayyah yang tidak menyukai Khalifah
Ali bin Abi Talib.
2. Membenahi Keuangan Negara (Baitul Mal)
Khalifah Ali bin Abi Talib juga melakukan penyitaan harta para pejabat yang diperoleh secara
tidak benar. Harta tersebut disimpan di Baitul Mal dan digunakan untuk kesejahteraan rakyat.
3. Memajukan Bidang Ilmu Bahasa
Pada masa pemerintahan Khalifah Ali bin Abi Talib, penulisan huruf hijaiah belum dilengkapi
dengan tanda baca, seperti kasrah, fathah, damah, dan syadah. Hal itu menyebabkan banyak
kesalahan bacaan teks Al-Qur'an dan hadis di daerah-daerah yang jauh dari Jazirah Arab.
Untuk menghindari kesalahan fatal dalam bacaan Al-Qur'an dan hadis, Khalifah Ali bin Abi
Talib memerintahkan Abu Aswad ad-Duali untuk mengembangkan pokok pokok ilmu nahwu,
yaitu ilmu yang mempelajari tata bahasa Arab. Keberadaan ilmu nahwu diharapkan dapat
membantu orang-orang non-Arab dan mempelajari sumber utama ajaran Islam, yaitu Al-Qur'an
dan hadis.
4. Bidang Pembangunan
Khalifah Ali bin Abi Talib memberikan perhatian khusus pada pembangunan Kota Kufah.
Pada awalnya Kota Kufah disiapkan sebagai pertahanan oleh Muawiyah. Akan tetapi, Kota
Kufah berkembang menjadi pusat ilmu tafsir, ilmu hadis, ilmu nahwu, dan ilmu pengetahuan
lainnya. Pada waktu itu, perselisihan di antara
pendukung Khalifah Ali bin Abi Talib dan Muawiyah makin membesar. Perselisihan itulah yang
menjadi awal berakhirnya pemerintahan Islam di bawah Khulafaur Rasyidin.

E.Ibrah Prestasi Khulafaur Rasyidin


Ibrah atau pelajaran yang dapat diambil dari kepemimpinan Khulafaur Rasyidin adalah
meneladani prestasi-prestasi yang dicapai. Khalifah Abu Bakar as-Siddiq merupakan salah satu
sosok pemimpin yang tegas dan teguh memegang kebenaran. Khalifah Abu Bakar as-Siddiq
segera memberantas suatu gerakan yang dinilai menyimpang dari Islam, tanpa memberi
kesempatan gerakan tersebut berkembang. Ketegasan, keberanian, dan keikhlasan Abu Bakar
dalam memimpin umat tersebut merupakan pelajaran amat berharga bagi pemimpin dunia Islam
pada saat ini dan waktu mendatang.
Khalifah Umar bin Khattab merupakan salah satu pemimpin yang meletakkan dasar dasar
demokrasi dalam Islam. Beliau benar-benar memperhatikan dan mengutamakan kepentingan
rakyat. Beliau memilih pejabat yang benar-benar ahli dan dapat dipercaya. Beliau juga selalu
membuka diri untuk menerima suara langsung dari rakyatnya. Meskipun demikian, beliau tetap
tegas dalam menegakkan hukum dan tidak pandang bulu.
Khalifah Usman bin Affan berhasil memajukan Islam melalui usaha pembukuan Al Qur'an
hingga dikenal Mushaf Usmani, Usaha ini adalah prestasi luar biasa yang dijadikan sebagai
pedoman hidup umat manusia di dunia. Beliau juga salah seorang pemimpin yang lemah lembut
dan sangat memperhatikan kepentingan rakyatnya. Beliau lebih suka menggunakan pendekatan
persuasif.
Khalifah Ali bin Abi Talib adalah seorang pemimpin yang disiplin, tegas, dan keras alam
membela kebenaran. Dalam kondisi tertentu, Khalifah Ali bin Abi Talib lebih engutamakan
kebenaran yang diyakininya daripada persatuan Khalifah Ali bin Abi Talib uga sangat
menjunjung tinggi keputusan yang sudah menjadi kesepakatan mayoritas.
Secara umum, ibrah dari prestasi Khulafaur Rasyidin, antara lain sebagai berikut.
a). Ketakwaan
Khulafaur Rasyidin adalah sosok muslim yang paling takut kepada Allah Swt. Ketakwaannya
kepada Allah Swt. tidak dapat diragukan lagi. Mereka sebagai contoh kaum muslimin dalam
menjalankan syariat Islam. Mereka adalah manusia yang paling dekat kepada Allah Swt., paling
rajin beribadah, dan orang yang paling takut berbuat maksiat kepada Allah Swt. Mereka adalah
orang yang paling lembut hatinya ketika dinasihati, tetapi paling keras dalam mempertahankan
prinsip.
b). Kesederhanaan
Kehidupan sehari-hari Khulafaur Rasyidin sebagaimana kebanyakan kaum mus limin pada
umumnya. Pakaian, makanan, rumah, dan gaya kehidupannya tidak berbeda dengan kaum
muslimin pada umumnya. Hal ini terbukti ketika utusan Raja Romawi ingin bertemu dengan
Khalifah Umar, ia sendiri sedang mengaduk semen. Rumah Khalifah Umar bin Khattab tidak
berbeda dengan rumah penduduk pada umumnya.
c). Aspiratif (Suka Menerima Sumbangsaran dan Masukan)
Suatu hari Khalifah Umar bin Khattab berceramah di hadapan rakyatnya, tiba-tiba seorang
rakyat jelata mengatakan kepada Khalifah Umar, "Aku akan meluruskan dengan pedang ini jika
engkau menyimpang." Dengan senyum, Khalifah Umar menjawab, "Alhamdulillah, masih ada
kaum muslimin yang bersedia meluruskan Umar." Umar juga pernah meminta pendapat dari
seorang ibu tentang berapa lama sebaiknya ada pergiliran tugas bagi tentara muslim. Ibu tersebut
menjawabnya empat bulan. Akhirya, Umar mengambil keputusan dari masukan seorang ibu
tersebut.
4. Menghormati Hukum
Khalifah Ali bin Abi Talib pernah kalah di pengadilan dalam perkara tuntutan atas hak pakaian
perangnya yang hilang dan ditemukan oleh seorang Yahudi. Hakim menolak klaim Khalifah Ali
karena hanya mendatangkan saksi anaknya, Hasan. Karena keadilan tersebut, akhirnya orang
Yahudi itu masuk Islam dan mengaku bahwa ia menemukan pakaian perang itu di tempat umum.
Namun, Khalifah Ali enggan menerimanya karena ia sudah kalah di pengadilan.
5. Kezuhudan
Zuhud artinya menjadikan dunia ada di tangannya, bukan di hatinya. Para Khula faur Rasyidin
tidak ada yang menjadikan kekuasaannya untuk menimbun harta, menindas yang lemah, dan
berbuat zalim kepada kelompok lain. Mereka bukan sosok yang ambisius. Sesaat setelah
Khalifah Usman meninggal, Ali sempat menolak untuk menjabat khalifah karena kaum muslimin
dalam kekacauan. Namun, karena telah ditunjuk oleh kaum muslimin, bahkan secara aklaması
dibaiat oleh sahabat-sahabat terkemuka Rasulullah saw., beliau pun bersedia menjabat.
Abdullah bin Umar, putra Umar bin Khattab, misalnya tidak bersedia menjadi hakim karena ia
ingin konsentrasi mengajarkan ilmunya kepada para pelajar.
6. Menegakkan Hukum Tanpa Pandang Bulu dan Berlaku Adil
Khalifah Umar pernah menghukum anak Amru bin As yang memukul orang Qibty (warga asli
Mesir beragama Nasrani) karena kalah balapan pacuan kuda. Karena tidak terima dipukul anak
Gubernur Mesir itu, ia melapor ke Umar. Khalifah Umar memanggil Amru bin As, Gubernur
Mesir dan anaknya. Setelah di hadapannya, Khalifah Umar mengatakan, "Apakah kalian akan
memperbudak mereka, sedangkan mereka dilahirkan dalam keadaan merdeka?"
KESIMPULAN
Khalifah Abu Bakar as-Siddiq mempunyai karakter lembut dan tegas. Dalam suasana negara
yang kacau, pemimpin berkarakter seperti Khalifah Abu Bakar as Siddiq sangat diperlukan.
Dengan kelembutannya, khalifah Abu Bakar as-Siddiq dapat menginsyafkan orang-orang yang
terbujuk berbuat makar. Sementara itu, orang-orang yang bersikap merongrong dihadapi secara
tegas oleh Khalifah Abu Bakar as-Siddiq.
Khalifah Umar bin Khattab adalah pribadi yang cerdas, tegas, dan mengutamakan kepentingan
rakyat. Kecerdasan Umar bin Khattab sangat diperlukan untuk membangun dasar-dasar
kemasyarakatan yang islami.
Khalifah Usman bin Affan mempunyai karakter pemimpin yang saleh, penyantun, dan sabar.
Dengan karakter seperti Khalifah Usman bin Affan tersebut, kemakmuran rakyat dapat tercapai,
baik jasmani maupun rohani.
Khalifah Ali bin Abi Talib mempunyai karakter yang tegas. Ketegasan Khalifah Ali bin Abi
Talib dalam membela kebenaran mirip dengan Khalifah Umar bin Khattab.
DAFTAR PUSTAKA

(SEJARAH ISLAM : sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX, 2005)
(kisah Teladan Khalifaur Rasyidin, 2017)

Anda mungkin juga menyukai