MAKALAH
DAKWAH KHULAFAUR RASYIDIN
KATA PENGANTAR
Pemakalah
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah “Dakwah Khulafaur Rasyidin” ini
adalah :
1. Mengetahui sejarah pembentukan Khulafaur Rasyidin.
2. Mengetahui siapa saja Khulafaur Rasyidin dan bagaimana sistem politik
pemerintahannya.
3. Sebagai bahan pelajaran dan kajian ilmu pengetahuan dalam syi’ar Islam hingga
di zaman sekarang.
BAB II
PEMBAHASAN
Yang termasuk Khulafaur Rasyidin pasca wafatnya Nabi Muhammad SWA berikut
biografi singkatnya dalah sebagai berikut :
d. Yordania
Dalam upaya perluasan daerah kewilayah ini, kaum muslimin harus
mengambil jalan terakhir, yaitu menghadapi pasukan Romawi yang tidak mau
mempersilahkan kaum muslimin melakukan dakwah secara damai. Kaum
muslimin berhasil memenangkan pertempuran.
e. Syiria
Pasukan Islam melanjutan perjalanannya menuju Dimasyq (damaskus)
dibawah komando Ubaidillah ibn Jarrah. Setelah Syiria tunduk, pasukan
bergerak menuju ke utara. Yaitu Hims, Hamat, Halb, Shoid, dan Bairut.
f. Palestina
Sejak terjadinya peristiwa Isra’ Mi’raj, negeri Palestina tidak bisa
dipisahkan dengan kaum muslimin. Aqhsa adalah negeri suci ketiga yang
diperintahkan kepada kaum muslimin untuk dikunjungi. Berdasarkan
kenyataan tersebut, kaum muslimin betul-betul serius untuk membebaskan
negeri ini dari kekuasaan Romawi. Namun akhirnya mereka memilih damai,
dan meminta kepada pasukan agar langsung menghadirkan Umar ibn Khatthab
perihal tersebut. Di pintu negeri Palestina, Umar disambut oleh Beartrick
Ciprunius dan sebagian pemimpin kaum muslimin.
Pada kesepakatan itu, Umar membuat kesepakatan untuk memberikan
rasa aman, yaitu keamanan harta benda dan jiwa, serta syiar keagamaan
kepada penduduk asli. Kesepakatan itu dikenal dengan perjanjian Umar.
Ketika waktu sholat ashar Umar menolak untuk sholat di gereja Qiamat,
tetapi beliau sholat di luarnya, khawatir dikemudian hari kaum muslimin
mengikuti sunnah Umar. Perbuatan Umar ini menegaskan bagaimana toleransi
kaum muslimin dengan orang yang tidak seagama.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perlu dijelaskan bahwa khilafah yang timbul setelah wafatnya Rasulullah tidak
berbentuk kerajaan, dalam arti kepala negara dipilih, dan tidak didasarkan turun-
temurun.
Tampilnya Abu Bakar al-Shidiq sebagai khalifah (11 H/632 vM-13 H/634 M)
merupakan awal terbentuknya pemerintahan model khilafah dalam sejarah Islam yang
berpusat di Madinah.
Sepeninggal Abu Bakar al-Shidiq, Umar bin al-Khattab mendapat kepercayaan
sebagai khalifah kedua. Tampilnya Umar sebagai khalifah kedua (13 H/634 M-23 H/644
M) tidak melalui pemilihan dalam satu forum musyawarah terbuka, tetapi melalui
penunjukkan atau wasiat oleh pendahulunya.
Sementara itu, Usman bin Affan menjadi khalifah ketiga (23 H/644M- 35H/656M)
dipilih oleh sekelompok orang yang terdiri dari 6 orang yang ditentukan Umar sebelum
wafat. Pasca wafatnya Umar, keenam orang tersebut berkumpul untuk
bermusyawarah. Atas inisiatif Abdurrahman ibn Auf, terjadilah permusyawarahan
yang akhirnya sepakat memilih Usman bin Affan sebagai pengganti Umar bin Khattab
dengan pertimbangan lebih tua dan lebih lunak sifatnya. Pasca pembunuhan Usman
oleh para pemberontak, Ali bin Abi Thalib diangkat menjadi khalifah melalui
pemilihan. Tetapi proses pemilihan itu menurut Munawir Syadzali jauh dari sempurna.
Semasa kepemimpinannya Ali memerintah selama 5 tahun (35 H/656 M-40 H/660 M)
dan di akhir kepemimpinannya ia pun terbunuh oleh para pemberontak.
Ciri yang menonjol dari sisitem pemerintahan yang mereka jalankan terletak pada
mekanisme musyawarah bukan dari turun temurun. Tidak ada satupun dari 4 khalifah
tersebut yang menurunkan kekuasannya pada sanak kerabatnya. Musyawarah
menjadi cara yang ditempuh dalam menjalankan kekuasaan sesuai dengan apa yang
diajarkan Rasulullah SAW.
B. Saran
Penulis menyadari, bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan.
Oleh karena itu, kritikan dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan,
guna perbaikan makalah kami di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Engineer, Asghar Ali. Asal-Usul dan Perkembangan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.1999.
Syalabi, Ahmad. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jakarta : Al Husna.1992.
Watt, William montgemory. Butir-butir Hikmah Sejarah Islam. Jakarta : Raja Grafindo
Persada.2002.
Engineer, Asghar Ali. Devolusi Negara Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 2003.
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : Raja Grafindo Persada.2003.
Zada, Mujar ibnu Syarif Khamami. Fiqh Siyasah Doktrin dan Pemikiran politik Islam.
Jakarta : Erlangga. 2008.
Taufiqurrahman. Sejarah Sosial Politik Masyarakat Islam. Surabaya : Pustaka
Islamika.2003.
file:///E:/MAKALAH/SEJARAH DAKWAH/Fajrifasri DAKWAH PADA MASA KHULAFA'UR
RASYIDIN.htm
[1][1] adalah:
[2][2] Asghar Ali Engineer. Asal-usul dan Perkembangan Islam.(Yogyakarta:Pustaka Pelajar.1999).hlm.213.
[3][3] Mujar Ibnu Syarif,Khamami Zada. Fiqh Siyasah.(Jakarta: Erlangga.2008)hlm.205.
[4][4] Ayat yang menunjukkan makna pengganti sebagai kata dasar ada pada 7 tempat.
[5][5] Lihat Abdul Azizi Thaba,Islam dan Negara,(Jakarta :Gema Insani,1996),102.
[6][6] Taufiqurrahman. Sejarah Sosial Politik Masyarakat Islam. (Surabaya:Pustaka Islamika.2003).hlm.60.
[7][7] Shaban, SejarahIslam, (Jakarta : Rajawali,1993),25.
[8][8] Hassan Ibrahim Hassan, Tarikh Al Islam I, (Kairo : Maktabah Al Misriyyah 1979),205. Lihat juga padaSyalabi.Sejarah dan kebudayaan
Islam I, Jakarta,jaya Murni,226.
[9][9] Bernand Lewis,39.
[10][10] Amin Said,220.
[11][11] Ira M Lapidus, Sejarah Sarid Ummat Islam,( Jakarta : Rajawalim1999),57.
[12][12] Ibid, 168
[13][13] Lihat Abbas Mahmud Al Aqqod, Abqoriyatu Umar, (Kairo Darus Sya’b,1969),27-28.
[14][14] Ibid, 63.
[15][15] Ibid, 65-66.
[16][16] Disarikan dari Syibl, Nu’mani, Al Farouq, Lifeat Omar the Great Second Caliph of Islam, Terjemahan Kadiriyo Djojosuwarno,
(Baqndung, Pustaka 1981), 555-557.
[17][17] As Syalabi, Sejarah Kebudayaan Islam, 263.
[18][18] Mahmudunnasir,184.
[19][19] Munawir Sadzali, Islam dan Tata Negara, Jakarta Ui Press, 1991,25-24.
[20][20] Ira M.Lapidus, 83-84.
[21][21] Mamudunnasir, 188-189.
[22][22] M. Hasbi Al shidiqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al Qur’an,(Yogyakarta : Bulan Bintrang 1986), 87-89.
[23][23] Ira M. Lapidus 84, lihat juga dalam Ahmad Al Beladzuri, Futuh Al Buldan V, (Kairo :Maktabah, Al Mishriyah tt),62
[24][24] Taufiqurrahman, Sejarah Sosial Politik Masyarakat Islam, (Surabaya : Pustaka Islamika 2003),81.
[25][25] Coba anda lihat dan bandingkan dengan Yusuf Musa,121-131. Ada suatu Riwayat yang menyatakan bahwa pembaiatan Ali
diawali dengan pemberontakan Usman yang dipimpin oleh Abdullah bin Saba’. Datang ke rumah Ali memintanya untuk jadi kholifah.
Pada mulanya Ali menolak,namun mereka tetap memaksa dan akhirnya Ali menerima dengan syarat harus dilakukan di masjid.baca
Abdul Aziz Thaba, 105-106.
[26][26] Lihat At Thabari III:456 dan seterusnya.
[27][27] Lihat Mahmudunnasir, 197-202.
[28][28] Hasan Ibrahim Hasan,64.
Satim di 20.49
Posting Komentar
‹ Beranda ›
Lihat versi web