Anda di halaman 1dari 14

PERKEMBANGAN ISLAM PADA PERIODE KHULAFA’ AL RASYIDUN

KHALIFAH UMAR BIN KHATTAB


( Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam )

MAKALAH

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :


RISWAN ( 40100122111 )
MUHAMMAD JUL SAPUTRA ( 40100122120 )
RIDHA AULIA SAID ( 40100122106 )

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ARAB


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur marilah kita ucapkan kepada Allah SWT yang senentiasa melindungi
hambanya dari segala kejahatan makhluk-Nya. Shalawat beserta salam sudah seharusnya kita
sanjung sajikan keharibaan Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬yang telah membawa kita menuju
kebahagiaan di Dunia dan Akhirat yang hakiki. Ucapan Alhamdulillah merupakan ucapan
yang tepat setelah terselesaikannya makalah ini. Makalah ini salah satu tugas dari mata
kuliah Sejarah Peradaban Islam.
Dengan kerendahan hati, penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri
mau pun bagi pembaca. Penulis mengharapkan kritik dan saran, khususnya dari teman, dan
dosen yang membimbing mata kuliah ini. Kebenaran dan kesempurnaan hanya milik Allah
SWT.

Wassalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Samata, Desember 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI…......…………………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………………4
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………………5
C. Tujuan Masalah…………………………………………………………………………………5
BAB II PEMBAHASAN
A. Biografi Khalifah Umar bin Khattab……………………………………………………….6
B. Kepemimpinan Umar bin Khattab…………………………………………………………7
C. Kebijakan dimasa Pemerintahan Umar bin Khattab……………………………………..9
D. Moderasi Beragama Umar bin Khattab…………………………………………………..10
E. Peristiwa Wafatnya Umar bin Khattab…………………………………………………...11
BAB III PENUTUPAN
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………12
B. Saran………………………………………………………………………………………..12
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Perkembangan Islam padaa masa Zaman Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬dan para sahabat
merupakan masa keemasan Islam, hal itu bisa terlihat bagaimana kemurnian Islam itu
sendiri dengan adanya pelaku avktor atau faktor utamanya yaitu Rasulullah ‫ﷺ‬,
kemudian pada zaman selanjutnya yaitu pada zaman sahabat yang membawa misi
peradaban yang lebih baik.
Peradaban merupakan konotasi positif pada diri manusia yang berkembang secara
sadar menjadi manusia yang ideal. Istilah peradaban sering digunakan untuk
menunjukkan pendapat serta penilaian terhadap perkembangan kebudayaan yang
pada masanya mencapai puncak kejayaan.
Pada setiap kepemimpinan Islam tentunya memiliki kemajuan-kemajuan
( perdaban ) yang berbeda dan punya ide, gagasan yang berbeda serta kebijakan-
kebijakan yang berbeda pula baik itu sebelumnya atau sesudahnya. Karena karakter
dan sikap setiap pemimpin menentukan sebuah wilayah. Umar bin Khattab adalah
seorang khalifah setelah Abu Bakar. Dia seorang pemimpin yang tegas dan
pemberani serta pejuang Islam yang sejati. Sifat adil, pemurah, semangat juang yang
tinggi, kecerdasan dan iman yang kokoh adalah pembawaan yang terpatri dalam
kepribadian Umar bin Khattab.
Kepemimpinan seseorang mempengaruhi cara berfikir masyarakat, dialah Umar
contohnya orang yang ditakuti oleh suku Quraisy tidak berani melarangnya atau
melawannya. Namun dibalik semua itu, saat ditunjuk menajdi khalifah ia memimpin
dengan adil, bijaksana, tagas dan sangat disegani.
Dalam sejarah sahabat Rasulullah ‫ ﷺ‬ada dua sahabat yang mempunyai karakter
yang berbeda dan berlawanan, namun terjalin hubungan atau persahabatan yang kuat
dan keduanya menjadi pengawal Islam dalam hidupnya yaitu Abu Bakar As-Sidiq
dan Umar bin Khattab. Rasulullah memuji Abu Bakar karena diberi kelembutan
hatinya dan bijaksana, sedangkan Umar bin Khattab diberi sifat keras, cerdas dan
tegas. Sebagaimana Rasullullah ‫ ﷺ‬bersabda : “Umatku yang paling penyanyang
adalah Abu Bakar dan yang paling tegas dalam menegakkan agama Allah adalah
Umar”.
Dengan karakter atau sifat yang tegas, keras dan cerdas yang dimiliki Khalifah
Umar membawa dampak yang signifikan dalam sejarah perkembangan Islam,
sehingga sejarah mencatat mulai terbukanya dakwah Islam dengan terbuka dengan
terang-terangan pada masyarakat zaman itu.
Sejarah telah mencatat dengan tinta emasnya, bahwa Islam pernah mencaapai
kejaannya dalam bidang peradaban, bahkan sebelum bangsa Eropa maju, peradaban
Islam telah mencapai puncak keemasannya. Dengan demikian, tidak dapat disangkal
lagi bahwa karena peradaban Islam-lah peradaban Eropa maju, karena bangsa Eropa
telah belajar dari peradaban Islam.
Ini tidak terlepas dari andil besar para sahabat Rasulullah ‫ ﷺ‬, dan generasi
terbaik sesudahnya yang telah mendapatkan didikan Rasulullah ‫ﷺ‬, baik secara
langsung
maupun tidak langsung. Dan diantara sahabat yang memiliki andil besar itu adalah
Khalifah Umar bin Khattab yang bergelar Al-Faruq.
Kewibawaan Umar bin Khattab juga diabadikan dalam salah satu pernyataan
Aisyah R.a : “bagaimana aku tidak segan kepada Umar, sementara Rasulullah ‫ﷺ‬
sendiri mengakuinya.” Inilah sosok pemberani namun berhati mulia yang kelak akan
membawa perubahan besar bagi perkembangan peradaban Islam di dunia sehingga di
segani oleh masyarakat dunia kala itu.
Pengangkatan Umar menjadi khalifah berdasar musyawarah dan penunjukkan atau
wasiat dari khalifah Abu Bakar sebelum wafat, pada awalnya terdapat sebagaai
keberatan mengenai rencana pengangkatan Umar. Sahabat Talhah misalnya, secara
menemui Abu Bakar untuk menyampaikan rasa kecewanya. Namun, karena Umar
adalah orang yang paling tepat untuk menduduki kursi kekhalifaan, maka
pengangkatan Umar menjadi Khalifh mendapat persetujuan dan bai’at dari semua
anggota masyarakat Islam. Masa pemerintahan Umar bin Khattab berlansung selama
10 tahun 6 bulan, yaitu dari tahun 13H/644M.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan biografi tentang Umar bin Khattab !


2. Bagaimana kepemimpinan Umar bin Khattab ?
3. Bagiamanakah kebijakan-kebijakan pemerintahan di masa Umar bin Khattab ?
4. Bagaimana sikap moderasi beragama khalifah Umar bin Khattab ?
5. Jelaskan peristiwa wafatnya khalifah Umar bin Khattab !

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui biografi Umar bin Khattab


2. Agar bisa memahami bagaimana masa pada kepemimpinan Khalifah Umar bin
Khattab
3. Untuk mengetahui kebijakan-kebijakan pemerintahan pada masa Umar bin
Khattab
4. Untuk mengetahui bagaimana sikap moderasi beragama khalifah Umar bin
Khattab
5. Untuk mengetahui peristiwa Khalifah Umar bin Khattab
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Umar bin Khattab
Umar bin Khattab merupakan seorang khalifah pengganti Abu Bakar. Nama lengkapnya
adalah Umar bin Khattab bin Nufail bin Abdul Uzza bin Ribaah bin Qarth bin Razaah bin
Ady bin Ka’b. Berasal dari suku ‘Adi, salah satu suku terpandang mulia dan mempunyai
martabat tinggi di kalangan Arab. Ibunya bernama Hantamah binti Hasyim bin Mughirah bin
Abdillah bin Umar bin Makhzum.
Umar bin Khattab merupakan seorang pemimpin yang tegas dan pemberani. Sifat adil,
pemurah, semangat juang yang tinggi, kecerdasan dan iman yang kokoh adalah pembawaan
yang terpatri dalam kepribadian Umar bin Khattab. Sebelum masuk Islam, Umar sendiri
merupakan golongan keturunan terpandang di Quraisy. Pengangkatan Umar menjadi
khalifah berdasar musyawarah dan penunjukan atau wasiat dari Khalifah Abu Bakar sebelum
wafat. Umar adalah orang yang paling tepat untuk menduduki kursi kekhalifahan, maka
pengangkatan Umar menjadi khalifah mendapat persetujuan dan bai’at dari semua anggota
masyarakat Islam. Masa pemerintahan Umar bin Khattab berlangsung selama kurang lebih
10 tahun 6 bulan, yaitu dari tahun 13 H/634M sampai tahun 23H/644M.
Umar bin Khattab adalah khalifah kedua yang lahir pada tahun 584M dan wafat pada
tanggal 3 November 644 M, beliau berkuasa pada tahun 634 sampai 644. Dia juga
digolongkan sebagai salah satu Khulafaur Rasyidin. `Umar merupakan salah satu sahabat
utama Nabi Muhammad ‫ﷺ‬
Dan juga merupakan ayah dari Hafshah, istri Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬.
`Umar adalah salah satu dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga, dan di antara ulama
sahabat dan termasuk sahabat yang zuhud. Dia mengambil alih kekhalifahan Islam setelah
kematian Abu Bakar Ash-Shiddiq pada tanggal 23 Agustus 634 M, bertepatan dengan
tanggal 22 Jumadil Akhir tahun 13 H.

Dalam sudut pandang Sunni, 'Umar termasuk salah satu pemimpin yang hebat dan suri
teladan dalam masalah keislaman dan beberapa hadits menyebutkan dirinya sebagai sahabat
Nabi paling utama setelah Abu Bakar. 'Umar memiliki julukan yang diberikan oleh Nabi
Muhammad ‫ ﷺ‬yaitu Al-Faruq yang berarti orang yang bisa memisahkan antara kebenaran
dan kebatilan. Namun di sisi lain, 'Umar cenderung dipandang negatif dalam perspektif
Syi’ah.

Pada masa kepemimpinannya, kekhalifahan menjadi salah satu kekuatan besar baru di
wilayah Timur Tengah. Selain menaklukan Kekaisaran Sasaniyah yang sudah melemah
hanya dalam kurun waktu dua tahun (642–644), 'Umar berhasil mengambil alih
kepemimpinan dua pertiga wilayah Kekaisaran Romawi Timur. Perluasan wilayah ini juga
diikuti berbagai pembaharuan. Dalam bidang pemerintahan dan politik, departemen khusus
dibentuk sebagai tempat masyarakat dapat mengadu mengenai para pejabat dan negara.
Pembentukan Baitul Mal menjadi salah satu pembaharuan 'Umar dalam bidang ekonomi.
Segala capaiannya menjadikan 'Umar sebagai salah satu khalifah paling berpengaruh
sepanjang sejarah.

b. Kepemimpinan Umar bin Khattab


Periode pemerintahan Umar bin Khattab boleh dibilang merupakan periode yang cukup
aman dan tentram. Tidak banyak pemberontakan yang terjadi, bahkan periode ini merupakan
masa kepemimpinan yang cukup Makmur, aman, dan damai. Ada dua arah kebijakan Umar
bin Khattab. Pertama, kebikjakan internal yaitu membangun sistem pemerintahan dalam
negeri, dan membentuk departem-departemen yang menangani masalah sosial politik dan
sebagainya. Kedua, kebijakan eksternal, yaitu dengan usaha memperluas wilayah penebaran
Islam keluar jazirah Arabia.
Pembentukan departemen-departemen merupakan suatu kebetuhan yang tidak dapat
dihindari lagi, karena wilayah kekuasaan Islam telah mencapai Mesir dan beberapa wilayah
lainnya di Jazirah Arabia. Untuk mempermudah sistem ketatanegaraan dan pelayanan, maka
dibentuklah depatrtemen-departemen tersebut. Model ini diadopsi dari sistem pemerintahan
Persia.
Kepemimpinan Umar bin Khattab mendapat gelar sebagai Amirul Mukminin. Sedangkan
negara yang dipimpinnya disebut khalifah. Salah satu mekanisme pemerintahan yang penting
adalah pembentukan majelis permusyawaratan yang anggotanya terdiri dari suku Aus dan
Khazraj yang berfungsi sebagai lembaga legislatif, lembaga yudikatif dilimpahkan kepada
hakim, sedangkan lembaga eksekutif dipimpin langsung oleh khalifah Umar bin Khattab.
Pada masa pemerintahan Umar bin Khattab, majelis permusyawaratan sangat ditonjolkan.
Majelis ini dibentuk sebagai tempat konsultasi dan memecahkan masalah-masalah penting
yang dihadapi umat. Sistem musyawarah kemudian menjadi pedoman para Khulafaur
Rasyidin untuk memimpin Negara Madinah bercorak kekhalifahan pasca Nabi. Suatu sistem
kenegaraan Islam yang memiliki paradigma baru.
Gubernur-gubernur provinsi dan para pejabat-pejabat distrik saling diangkat melalui
pemilihan. Pemerintahan Umar menjamin hak setiap orang dan orang- orang menggunakan
kemerdekaannya dengan seluas-luasnya. Khalifah tidak memberi hak istimewa tertentu.
Tidak seorangpun memperoleh pengawal. Tidak ada istana dan pakaian kebesaran baik
untuk Umar sendiri maupun bawahan- bawahannya sehingga tidak akan ada perbedaan
antara penguasa dan rakyat.
Umar bin Khattab dalam menjalankan roda pemerintahannya, meletakkan Al- Qur’an dan
Sunnah Rasul sebagai undang-undang negara Islam. Dengan demikian, Khalifah Umar dapat
dikatakan sebagai pelopor perundang-undangan dalam negara Islam.
Dari uraian tadi, dapat disimpulkan bahwa pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin
Khattab, bentuk pemerintahannya adalah sistem Khalifah dengan meletakkan dasar-dasar
suatu negara yang demokratis dan menjunjung tinggi keadilan.
Berikut struktur pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab:

1. Khalifah berfungsi sebagai kepala negara.


2. Qadha’ (Yudikatif) berfungsi sebagai lembaga peradilan. Disini, hakim-hakim baik
hakim yang di pusat maupun daerah diberi wewenang yang luas untuk menangani
masalah-masalah yang berkaitan dengan sengketa harta atau hukum perdata.
Sedangkan untuk masalah-masalah tindak pidana seperti Qishas atau Khalifah
Umar sendirilah yang menanganinya.
3. Majelis Syura’ berfungsi sebagai bahan legislatif yang bertugas menetapkan
kebijakan-kebijakan politik.
4. Sekretaris berfungsi sebagai menjelaskan urusan-urusan penting.
5. Al-Ahdats (lembaga kepolisian) yang bertugas untuk menjaga keamanan dan
ketertiban dalam masyarakat.
6. Al-Nafi’ah yang bertugas untuk menangani masalah-masalah pembangunan fasilitas
umum dan fasilitas sosial seperti gedung-gedung pemerintahan, irigasi dan rumah
sakit.
7. Al-Jund (departemen pertahanan dan keamanan) yang bertugas mengurusi dan
mengorganisasi masalah ketentaraan.
8. Al-Kharaj (departemen perpajakan) yang bertugas untuk mengelola perpajakan
daerah-daerah yang dikuasai.
9. Bait Al-Mal (kantor perbendaharaan dan keuangan) yang bertugas menempa mata
uang dan menetapkan tahun hijriyah sebagai penanggalan Islam.

c. Kebijakan dimasa kepemimpinan Umar bin Khattab

Dalam 10 tahun kepemimpinan Umar bin Khattab, banyak sekali kebijakan yang beliau
keluarkan, diantaranya :membangun departemen pendidikan,kebijakan Kesehatan
masyarakat, kebijakan permusyawaratan terbuka,kebijakan pembangunan infrastruktur,
membuat peraturan gaji terhadap pegawai pegawai pemerintah, membangun Baitul mal,
mencetak mata uang, membentuk kesatuan tantara untuk melindungi daerah tapal batas,
mengangkat para hakim, menyelenggarakan hisbah dan sebagainya.

Umar bin Khattab juga meletakkan prinsip-prinsip demokratis dalam pemerintahannya.


Pemerintah umar menjamin hak yang sama bagi setiap warga negaranya dan tidak ada hak
istimewa. Selain itu, berjasa besar dalam mengembangkan perekonimian masyarakat selama
masa pemerintahannya. Beliau dianggap sebagai khalifah yang mampu mensejahterakan
rakyatnya.

Keberhasilan Umar bin Khattab mengembangkan islam hingga keluar jazirah arab
berdampak pada dinamika sosial umat muslim. Sebelum penaklukkan, penduduk negara
islam terdiri dari eknis arab dan minoritas yahudi. Setelah penaklukkan, jumlah orang yang
beragama islam naik pesat, sehingga kelompok kelompok sosial, dalam komunitas islam
semakin beragama dan kompleks. Bersamaan dengan hal tersebut, terjadi pula asinilasi antar
berbagai kelompok, terutama dibangunnya kota Kufah sebagai tempat bertemunya kelompok
dan suku. Mobilitas penduduk semakin intents. Ibu kota Madinah tidak hanya dikunjungi
suku arab, melainkan orang orang non Arab. Begitu juga sebaliknya, orang orang arab dapat
mengunjungi dan menetap di Mesir, Syriah, Persia dan wilayah wilayah kekuasaan. Hal
tersebut menimbulkan kontak dan saling mengambil unsur unsur budaya dalam beberapa
ketentuan hukum, Umar bin khattab terus berijtihad dengan sungguh sungguh yang belum
pernah dilakukan pada masa Rasulullah ‫ ﷺ‬dan Abu Bakar Ash-Shiddiq. Umar juga
membuat peraturan ekonomi dan sosial yang begitu terperinci yang menuntut perhitungan
bersih dan kemurnian prinsip prinsip agama yang benar.

Umar bukan saja menciptakan peraturan-peraturan baru, tetapi juga memperbaiki dan
mengadakan perubahan terhadap peraturan yang telah ada, bilamana peraturan itu memang
harus diperbaiki dan diubah. Misalnya peraturan yang telah berlaku bahwa kaum muslim
diberi hak menguasai tanah dan segala sesuatu yang didapat dengan berperang, Umar
mengubahnya bahwa tanah itu harus tetap ada di tangan pemiliknya semula tetapi dikenai
pajak tanah (kharaj). Diantara ijtihad Umar di bidang hukum adalah:

1. Tidak melaksanakan hukuman potong tangan terhadap pencuri yang terpaksa


mencuri demi membebaskan dirinya dari kelaparan.
2. Menghapuskan bagian zakat bagi para muallaf (orang yang dibujuk hatinya
karena baru masuk Islam).
3. Menghapuskan hukum mut’ah (kawin kontrak) yang semula diperbolehkan dan
sampai sekarang masih diakui oleh orang-orang Syi’ah Itsna ‘Asyariyah.

Dengan melaksanakan ijtihad, Umar hanya ingin memberikan tuntunan dan pengertian
bahwa ajaran Islam itu tidak kaku, tapi bisa lentur dan luwes sesuai dengan perkembangan
zaman dan permasalahan yang dihadapi dengan tetap mengacu pada substansi ajaran yang
ada dalam Al-Qur’an dan Hadits.

d. Moderasi beragama khalifah Umar bin Khattab

1.Mengutamakan adil

Umar bin khattab dikenal sebagai pemimpin yang adil, dia tidak akan tinggal diam jika
mengetahui dan menyaksikan kesewenang wenangan.

2. Amanah atau dapat dipercaya merupakan sifat yang harus ditanamkan kepada anak anak
seperti yang dicontohkan oleh umar bin khattab dimana umar merupakan salah satu khalifah
yang sangat Amanah

3. hidup bersahaja, sebagai seorang pemimpin umar bin khattab selalu hidup dalam
kesederhanaan dan jauh dari kesan kemewahan.

4. pemberani dan tegas umar bin khattab dikenal sebagai pemimpin yang pemberani dan
tegas namun tetap memiliki hati yang lembut.

Wasiat yang ditinggalkan Khalifah Umar semasa hidupnya:

1. Bila engkau menemukan cela pada seseorang dan engkau hendak mencacinya, maka
cacilah dirimu. Karena celamu lebih banyak darinya.
2. Bila engkau hendak memusuhi seseorang, maka musuhilah perutmu dahulu. Karena tidak
ada musuh yang lebih berbahaya selain perut.
3. Bila engkau hendak memuji seseorang, pujilah Allah. Karena tiada seorang manusiapun
lebih banyak dalam memberi kepadamu dan lebih santun lembut kepadamu selain Allah.
Jika engkau ingin meninggalkan sesuatu, maka tinggalkanlah kesenangan dunia. Sebab
apabila engkau meninggalkannya, berarti engkau terpuji.
4. Bila engkau bersiap-siap untuk sesuatu, maka bersiaplah untuk mati. Karena jika engkau
tidak bersiap untuk mati sesuatu, engkau menderita, rugi, dan penuh penyesalan.
5. Bila engkau ingin menuntut sesuatu, maka tuntutlah akhirat. Karena engkau tidak akan
memperolehnya kecuali dengan mencarinya.
6. Jika engkau ingin meninggalkan sesuatu, maka tinggalkanlah kesenangan dunia. Sebab
apabila engkau meninggalkannya, berarti engkau terpuji.
e. Peristiwa Wafatnya Khalifah Umar bin Khattab

Akhir hayat Khalifah Umar bin Khattab r.a. Ketika Umar bin Khattab sedang berusaha
sekuat tenaga mengatur sekalian urusan dalam Daulah Islam, bencana datang menimpa
dirinya, bahkan menimpa Islam, yang menyebabkan sampai ajalnya. Seorang hamba sahaya
bangsa Persia yang berasal dari tawanan perang di Nahawand, hamba sahaya dari Mughirah
bin Syu’bah, bernama Fairuz dan biasa disebut Abu Lu’luah, amat dengki dan sakit hati
kepada Khalifah Umar, karena Umarlah yang menyebabkan kerajaan Persia lenyap dari
muka bumi ini. Maka pada suatu hari ia menikam Khalifah Umar yang bijaksana itu, ketika
akan sembahyang subuh. Umar r.a. wafat pada bulan Zulhijjah, tahun 23 H. (644 M.) dalam
usia 63 tahun dan sesudah memerintah Daulah Islam selama 10 tahun 6 bulan. Pemilihan
Khalifah sesudah Umar bin Khattab Ketika Umar merasakan bahwa ajalnya sudah dekat, ia
menunjuk enam orang sahabat pilihan, yaitu para sahabat yang menjadi dewan syura di
zamannya. Seorang dari enam sahabat itu dipilih dan yang mendapat suara terbanyak
diangkat menjadi khalifah. Mereka itu ialah: Ali bin Abi Talib, Utsman bin Affan, Zubair bin
Awwam, Sa’ad bin Abi Waqqash, Abdurrahman bin ‘Auf dan Thalhah bin Ubaidillah.
Menurut wasiat Umar, siapa yang terbanyak mendapat suara dialah yang akan dinobatkan
menjadi khalifah. Dan bila suara itu sama banyaknya, haruslah dipilih yang disetujui oleh
Abdullah bin Umar. Dan akhirnya pemilihan itu jatuh atas diri Utsman bin Affan r.a.
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Umar bin Khattab merupakan seorang khalifah pengganti Abu Bakar. Umar bin Khattab
merupakan seorang pemimpin yang tegas, pemberani adil, pemurah, cerdas, memiliki
semangat juang yang tinggi, dan iman yang kokoh. Sebelum masuk Islam, Umar sendiri
merupakan golongan keturunan terpandang di Quraisy. Pengangkatan Umar menjadi
khalifah berdasar musyawarah dan penunjukan atau wasiat dari Khalifah Abu Bakar sebelum
wafat. Kepemimpinan Umar bin Khattab mendapat gelar sebagai Amirul Mukminin.

Bentuk pemerintahannya adalah sistem Khalifah dengan meletakkan dasar-dasar suatu


negara yang demokratis dan menjunjung tinggi keadilan. Umar bin Khattab telah membagi
kekuasaan secara terpisah yaitu kekuasaan legislatif (Majelis Syura’), yudikatif (Qadha’) dan
eksekutif (Khalifah).

Kebijakan Umar bin Khattab dalam hal pemberlakuan ijtihad antara lain tidak
melaksanakan hukuman potong tangan terhadap pencuri yang terpaksa mencuri demi
membebaskan dirinya dari kelaparan, menghapus bagian zakat bagi para muallaf dan
menghapuskan hukum mut’ah. Menetapkan penanggalan atau kalender Hijriyah dengan
menjadikan peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad Saw., dari Makkah ke Madinah sebagai
awal permulaan kalender Islam merupakan bagian dari penataan administrasi negara pada
masa kekhalifahan Umar bin Khattab. Ekspansi wilayah juga terus gencar dilakukan mulai
dari kota Damaskus hingga semenanjung Arabia, Palestina, Suriah, Irak, Persia, dan Mesir.

Khalifah Umar bin Khattab dibunuh oleh Abu Lukluk (Fairuz) saat Umar mengimami
sholat subuh. Peristiwa ini terjadi pada hari Rabu, 25 Dzulhijjah 23 H/644M. Setelah
wafatnya Khalifah Umar bin Khattab r.a., jabatan khalifah dipegang oleh Khalifah Ustman
bin Affan. Khalifah Umar memegang amanat sebagai khalifah selama 10 tahun 6 bulan (13-
23 H/ 634-644 M).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai peradaban Islam pada masa Khalifah Umar bin
Khattab, maka penulis memberikan beberapa saran yang dapat dijadikan pertimbangan dan
masukan untuk pihak-pihak terkait.

1.Kepada seluruh masyarakat khususnya umat Islam ajaran-ajaran yang disampaikan Umar
bin Khattab dapat dijadikan pedoman dalam sistem pemerintahan.

2.Para cendikiawan muslim dan para pemimpin bahwasanya kebijakan yang dibuat oleh
Umar bin Khattab dapat dijadikan pedoman dalam mengayomi atau membimbing umat dan
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Danial, A. S. (t.thn.). Sejarah Peradaban Islam Khalifah Umar bin Al-Khattab (634-644 M). Academia.
Diambil kembali dari https://www.academia.edu/11522085/Sejarah_Peradaban_Islam_Umar_Bi n_Khattab_

Fianda, I. (2016). Kepemimpinan Umar bin Khattab Dalam Pemberantasan Kemiskinan Di Kota Madinah.
Diambil kembali dari https://repository.ar- raniry.ac.id/id/eprint/160/1/Irna%20Fianda.pdf

Humaniora. (2019). Ekspansi Wilayah Pada Masa Umar bin Khattab. Kompasiana. Diambil kembali dari
https://www.kompasiana.com/ditarealdeens4363/5db95d10d541df07196cd 1d2/ekspansi-wilayah-pada-masa-
umar-bin-khattab

Risa, F. L. (2019). Peradaban Islam Pada Masa Khalifah Umar Bin Khattab. Diambil kembali dari
http://repository.iainbengkulu.ac.id/2421/1/BAB%20I-V_Edit.pdf

Anda mungkin juga menyukai