Anda di halaman 1dari 12

Makalah

Perluasan Wilayah Islam dan Penaklukan-penaklukan


Pada Masa Pemerintahan Umar Bin Khattab

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Islam Klasik dan pertengahan
Jurusan Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampu :
Komaruddin QH M.Pdi

Oleh :
Wahyu Ilham Fauzi (2301010292)
Muhammad Sani ( 2301010186)

Jurusan Pendidikan Agama Islam


Fakultas Tarbiyah
IAIH NW Lotim
2023
Kata pengantar

‫الحمدهلل والصالة والسالم على سيدنا رسول هلل واله وصحبه ومن وااله‬
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat, kuasa dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Sholawat dan
atas semoga tetap tercurahkan kepada nabi besar muhammad SAW yang telah
membawa ummatnya dari zaman Kejahiliahan menuju zaman yang
berpradaban dengan ilmu pengetahuan.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis melakukan metode penelaahan
dan mengambil referensi dari media bacaan untuk mendapatkan dan
melengkapi materi serta data-data penyusunan makalah.
Penyusunan makalah ini telah diupayakan dengan semaksimal mungkin,
walau didalam penyusunan makalah ini masih terdapat beberapa kekeliruan,
karena disebabkan kurangnya ilmu pengetahuan. Oleh karena itu diharapkan
kritik dan saran guna kesempurnaannya.

Senin,6 November 2023

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................i
DAPTAR ISI......................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................1
A. Latar belakang........................................................................1
B. Rumusan masalah..................................................................1
C. Tujuan....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................2
A. Biografi Umar Bin
Khattab..................................................................................2
B. Kebijakan dan strategi Umar Bin
Khattab..................................................................................3
C. Penaklukan-penaklukan pada mas Umar Bin Khattab.............4
BAB III PENUTUP............................................................................8
DAPTAR PUSTAKA..........................................................................9

ii
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Perkembangan Islam pada Zaman Nabi Muhammad SAW dan para Sahabat
merupakan masa keemasan Islam, hal itu bisa terlihat bagaimana Kemurnian Islam
itu sendiri dengan adanya pelaku dan aktor/faktor utamanya Yaitu Rasulullah,
kemudian pada zaman selanjutnya yaitu pada zaman sahabat yang membawa misi
peradaban yang lebih baik
Peradaban merupakan konotasi positif pada diri manusia yang Berkembang secara
sadar menjadi manusia yang ideal.Istilah peradaban sering Digunakan untuk
menunjukkan pendapat serta penilaian terhadap Perkembangan kebudayaan yang
pada masanya mencapai puncak kejayaan.
Pada setiap kepemimpinan Islam tentunya memiliki kemajuan-Kemajuan
(peradaban) yang berbeda dan punya ide dan gagasan yang berbeda Serta kebijakan-
kebijakan yang berbeda pula baik itu sebelumnya atau Sesudahnya. Karena karakter
dan sikap setiap pemimpin menentukan sebuah Wilayah. Umar bin Khattab adalah
seorang khalifah setelah Abu Bakar. Dia Seorang pemimpin yang tegas dan
pemberani serta pejuang Islam yang sejati.Sifat adil, pemurah, semangat juang yang
tinggi, kecerdasan dan iman yang Kokoh adalah pembawaan yang terpatri dalam
kepribadian Umar bin Khattab
Kepemimpinan seseorang mempengaruhi cara berfikir masyarakat, dialah Umar
contohnya orang yang ditakuti oleh suku Quraisy karena keberaniannya. Tatkala dia
masuk Islam, orang-orang Quraisy tidak berani melarangnya atau melawannya.
Namun dibalik itu semua, saat ditunjuk menjadi khalifah ia memimpin dengan adil,
bijaksana, tegas dan sangat
disegani.

B. Rumusan Masalah
1. Biografi Umar Bin Khattab
2. Kebijakan dan Strategi Umar bin Khattab
3. Penaklukan pada masa Umar bin Khattab

C. Tujuan penelitian
1. Mengenal siapa sih Umar bin Khattab
2. Mengetahui seperti apa kebijakan dan strategi Umar bin Khattab
3. Mengetahui penaklukan apa saja yang didapatkan Umar bin Khattab

-1-
BAB II
Pembahasan
A. Biografi Umar Bin Khattab
Umar ibnu Khatab putera dari Nufail al Quraisy dari suku bani Adi, salah
satu kabilah suku Quraisy. Tidak ada yang tahu pasti kapan Umar ibnu Khatab
dilahirkan. Ia dibesarkan layaknya anak-anak lainnya. Memasuki usia remaja,
Umar menggembalakan unta ayahnya, Khatab bin Nufail, di pinggiran kota Mekkah.
Selain bergulat, berkuda merupakan keahlian Umar lainnya.Secara fisik, tubuh Umar
kekar, kulitnya putih kemerah-merahan dan kumisnya lebat.
Seperti pemuda pada masa Jahiliyah lainnya, Umar akrab dengan minuman keras
dan perempuan. Selain itu, Umar sangat gigih dalam membela agama nenek
moyangnya. Tak akan ia biarkan orang, siapa pun dia, mengusik agama nenek
moyangnya. Maka ketika Rasulullah mulai mendakwahkan Islam, Umar merupakan
seorang yang sangat getol memusuhi Rasulullah. Pada waktu masa awal dakwah
Islam di Mekkah, bersama Abu Hakam bin Hisyam (Abu Jahal), Umar merupakan
tokoh Quraisy yang sangat ditakuti oleh kaum muslimin , karena kekejaman dan
permusuhannya terhadap Islam. Umar pernah menghajar seorang budak perempuan
karena budak tersebut memeluk Islam. Ia menghajar sampai capek dan bosan sendiri
karena terlalu banyak memukul. Sang budak akhirnya dibeli oleh Abu Bakar dan
dibebaskan.
Karena begitu berbahanya kedua orang tersebut (Umar bin Khatab dan Abul
Hakam bin Hisyam) itu, sehingga Rasulullah pernah berdoa kepada Allah agar salah
satu dari keduanya masuk Islam. ”Allahumma ya Allah, perkuatlah Islam dengan Abul
Hakam bin Hisyam atau Umar bin Khatab” demikian doa Nabi.
Doa Nabi terkabul dengan masuknya Umar ke dalam agama Islam. Keislaman
Umar terbukti membawa kemajuan pesat bagi Islam . Kaum muslimin menjadi berani
terang-terangan melakukan salat dan thawaf. Umar juga tidak takut menantang
paman sendiri, Abu Jahal, seorang paling membenci Islam. Ia menemui Abu Jahal dan
terang-terangan mengaku telah memeluk agama Islam. Karena ketegasannya itu,
Umar mendapat julukan ”Al Faruq” yang artinya pembeda antara yang baik dan
buruk.
Ketika Nabi memutuskan untuk hijrah ke Yastrib, Umar bersma kaum Muhajirin
lainnya berangkat RSmendahului Rasulullah dan abu Bakar. Di kota Madinah, umar
dipersaudarakan dengan Utban bin Malik. Seperti Abu Bakar, Umar juga ikut
menggarap tanah subur Madinah untuk ditanami berbagai macam tanaman.
karena sifatnya yang tegas, tak jarang Umar mendebat Rasulullah, seperti dalam
Perjanjian Hudaibiyah. Sebab, ia merasa perjanjian tersebut merugikan kaum
muslimin. Namun di balik badannya yang kekar dan kuat serta wataknya yang keras
dan tegas, Umar menyimpan sifat lembut dan perasa. Hatinya mudah tersentuh
sampai menangis terharu. Tak jarang para sahabat menyaksikan Umar menangis
setelah shalat karena teringat dosa-dosanya pada masa Jahiliyah.

-2-
B. Kebijakan dan Strategi Umar bin Khattab
1. Perluasan Wilayah Islam
Pada masa pemerintahan Umar bin Khatab, usaha pengembangan Wilayah
Islam terus dilanjutkan. Kemenangan dalam perang Yarmuk pada masa Abu
Bakar, membuka jalan bagi Umar untuk menggiatkan lagi usahanya. Dalam
pertempuran di Ajnadin tahun 16 H/636 M, tentara Romawi dapat
dikalahkan. Selanjutnya beberapa kota di pesisir Syiria dan Pelestina, seperti
Jaffa, Gizar, Ramla, Typus, Uka (Acre), Askalon dan Beirut dapat ditundukkan
pada tahun 18 H/638 M dengan diserahkan sendiri oleh Patrik kepada Umar
bin Khatab.
Khalifah Umar bin Khatab melanjutkan perluasa dan pengembangan
wilayah Islam ke Persia yang telah dimulai sejak masa Khalifah Abu Bakar.
Pasukan Islam yang menuju Persia ini berada di bawah pimpinan panglima
Saad bin Abi Waqas. Dalam perkembangna berikutnya, berturut-turut dapat
ditaklukan beberapa kota, seperti kadisia tahun 16 H/636M, kota Jalula tahun
17 H/638 M. Madain tahun 18 H / 639 M dan Nahawand tahun 21 H / 642 M.
Khalifah Umar bin Khatab juga mengembangkan kekuasaan Islam ke Mesir.
Pada saat itu penduduk Mesir, yaitu suku bangsa Qibti (Qopti) sedang
mengalami penganiayaan dari bangsa Romawi dan sangat mengaharapkan
bantuan dari orang-orang Islam. Setelah berhasil menaklukkan Syiria dan
Palestina, Khalifah Umar bin Khatab memberankatkan pasukannya yang
berjumlah 4000 orang menuju Masir di bawah pimpinan Amr bin Ash.
Sasaran pertama adalah menghancurkan pintu gerbang al Arisy, lalu berturut-
turut al Farma, bilbis, tendonius (Ummu Dunain), Ain Sams, dan juga berhasil
merebut benteng babil dan Iskandariyah.

2. Mengeluarkan Undang-Undang
Di antara jasa dan peninggalan Umar bin Khatab selama ia menjabat
khalifah adalah menertibkan pemerintahan dengan mengeluarkan undang-
undang. Diadakan kebijakan peraturan perundangan mengenai ketertiban
pasar, ukuran dalam jual beli, mengatur kebersihan jalan dan lain-lain.

3. Membagi Wilayah Pemerintahan


Khalifah Umar bin Khatab juga membagi daerah menjadi beberapa daerah
pemerintahan, yaitu pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah. Khalifah
bertindak sebagai pemimpin pemerintahan pusat, sedangkan di daerah
dipegang oleh para gubernur yang membantu tugas pemerintahan khalifah di
daerah-daerah.

4. Membentuk beberapa dewan


Selain itu, Khalifah Umar bin Khatab juga membentuk beberapa dewan,
diantarannya Dewan Perbendaharaan Negara, dan Dewan Militer. Ia juga
membentuk utusan kehakiman, di mana hakim yang terkenal pada waktu itu
adalah Ali bin Abu Thalib.

-3-
C. Penaklukan-penaklukan pada masa Umar Bin Khattab
Serangkaian penaklukan bangsa Arab dipahami secara populer Dimotivasi oleh
hasrat akan terhadap harta rampasan perang, dan termotivasi oleh agama yang tidak
menganut keyakinan tentang bangsa yang terpilih, layaknya Yahudi. Salah satu
prinsip agama Islam adalah menyebarkan ajarannya kepada orang lain, lain halnya
dengan Yahudi yang menganggap bangsanya sendirilah yang terpilih dan
menganggap bangsa lain adalah domba-domba yang sesat. Keyakinan inipun
otomatis juga berpengaruh kepada lancarnya beberapa ekspansi pada masa Umar
bin Khattab r.a.
Motivasi apapun yang terlibat di dalam beberapa penaklukan tersebut, semuanya
merupakan perluasan yang telah terencana dengan baik oleh pemerintahan Umar
bin Khattab r.a, meskipun sebagian kecilnya berlangsung secara kebetulan.
Adapun rangkaian penaklukan besar yang terjadi pada masa Umar bin Khattab
antara lain:
1. Penaklukan Damaskus
Damaskus merupakan kota yang amat istimewa dengan
Permukaan tanahnya yang hijau, tanamannya subur, kebun-kebunnya yang
banyak menghasilkan buah, airnya yang jernih, dan berbagai keindahan lainnya,
pasukan Islam berhasil menaklukkan kota ini di bawah pimpinan abu Ubaidah
Amir bin Jarrah, Khalid bin Walid, Amr bin al Ash, Syurahbil bin Hasanah, dan
Yazid bin Abi Sufyan ra. Sebelum kota ini ditaklukan, telah terjadi serangkaian
pertempuran antara pasukan Islam dan pasukan romawi di gerbang-gerbang
kota.
ketika itu pertempuran terjadi begitu sengit, pasukan penakluk terus berusaha
memasuki gerbang kota, sementara itu, disekeliling damaskus juga terjadi
pertempuran antara pasukan peyerang dan pasukan yang bertahan. Lalu orang-
orang Romawi berusaha meminta perlindungan kepada penguasa Tuma seraya
berkata: “Apakah kami harus berdamai dengan orang-orang Islam, atau engkau
akan memberi jalan keluar untuk kami?” lalu penguasa Tuma pun berjanji untuk
memerangi pasukan Islam.
Dia menyiagakan pasukan di depan pintu-pintu gerbang untuk menyergap
pasukan Islam, mereka bergerak menyerang pada malam hari, tapi pasukan Islam
sanggup bertahan sehingga terjadilah pertempuran besarhbesaran di seluruh
pintu gerbang, pertempuran di gerbang Tuma menjadi peperangan paling
dahsyat ketika itu, sangat banyak pasukan Romawi yang terbunuh sehingga yang
masih hidup terpaksa mundur meninggalkan ribuan teman-teman mereka yang
telah tewas.
Setelah dilakukan pengepungan selama tujuh puluh hari, akhirnya Khalid bin
Walid bisa menyeberangi parit menggunakan sampan. Pasukan Islam naik ke
benteng musuh dengan menggunakan rantai yang dilempar lalu disangkutkan ke
atas benteng. Selain itu mereka mengaitkan beberapa buhul tali untuk digunakan
seluruh pasukan Islam menaiki benteng. Setelah pasukan Islam berhasil naik ke
atas benteng, mereka turun membuka pintu gerbang ke sebelah timur dengan
mudah. Sesaat kemudian, pertempuran pun kembali pecah.

-4-
Ketika pasukan Romawi yang berada di dekat gerbang al Jabiyah mengetahui
peristiwa di gerbang timur, mereka segera mengirim utusan untuk menemui Abu
Ubaidah, mereka menawarkan akan menyerahkan Damaskus dengan cara damai,
Abu Ubaidah menerima tawaran itu tanpa mengetahui apa yang sedang
dilakukan Kholid bin Walid di gerbang timur. Setelah dilakukan penyerahan, Abu
Ubaidah pun masuk ke dalam kota, di tengah kota dekat gereja Maria, beberapa
orang pasukan Khalid bertemu dengan utusan Abu Ubaidah yang telah menerima
penyerahan kota dari tangan musuh. Setelah Abu Ubaidah menaklukkan kota
lewat jalan damai, pasukan Islam pun menguasai seluruh Damaskus.

2. Penaklukan Mada‟in
Ketika Sa‟ad mengumuman pemberangkatan pasukan ke al
Mada‟in ia berkata kepada pasukannya: “Ucapkanlah nastainu billahi wa
natawakkalu alaihi hasbunallah ta’ala wa ni’mal wakil la haula wala
quwwata illa billahil aliyyil adzim”
Ketika pasukan Islam sampai di dekat kota al Mada‟in, pasukan
Persia segera mengangkat perahu dan rakit dari sungai Tigris, kemudian
mereka membakar semua jembatan yang terhubung ke kota bagian timur.
Namun ternyata Sa‟ad berhasil menggunakan perahu-perahu yang baru
dibuat oleh penduduk setempat yang kemudian dia gunakan bersama
pasukannya untuk mencapai al Mada‟in. Setelah banyak musuh yang
terbunuh dan pasukan Islam semakin mendekati al Mada‟in, sebagian besar
pasukan musuh melarikan diri dan masih ada sebagian mereka yang terus
bertempur untuk mempertahankan al Mada‟in.
Kala itu pasukan Islam harus menghadapi perlawanan sengit
selama beberapa waktu. Akhirnya pihak musuh menyerah setelah tak
mampu bertahan mengadapi kepungan pasukan Islam di sekeliling kota al
Mada‟in.
Dengan penyerahan diri tersebut, maka takluklah salah satu kota
terpenting di Persia. Penaklukan al Mada‟in ini menjadi titik tolak
penaklukan yang di lakukan pasukan Islam terhadap kota-kota Persia
lainnya.

3. Penaklukan Baitul Maqdis


Dari al Jabiyah, khalifah Umar bin Khattab lalu bergerak menuju
Baitul Maqdis untuk melakukan perjanjian damai dengan kaum nashrani.
Kala itu Umar bin Khattab mengajukan syarat agar semua elemen
kekuasaan Romawi segera meninggalkan Baitul Maqdis dalam waktu tiga
hari, sebelum Umar bin Khattab masuk ke Masjidil Aqsa lewat pintu yang
dimasuki Rasulullah SAW pada malam isra‟. Umar bin Khattab lalu
melakukan shalat tahiyatul masjid yang dilanjutkan dengan shalat subuh
bersama umat Islam lainnya.
Pada rakaat pertama Umar bin Khattab membaca surah shad yang
di dalamnya terdapat ayat sajdah, dan pada rakaat kedua Umar bin Khattab

-5-
memaca surah al Isra‟, seusai shalat Umar bin Khattab bertanya kepada
Ka‟ab bin Ahbar tentang letak Shakhrah, dan Ka‟ab bin Ahbar lalu langsung
menunjukkan batu istimewa itu. Umar bin Khattab r.a bertanya demikian
karena telah terjadi pertikaian panjang dan amat sengit antara kaum yahudi
dan nashrani, setiap kali kaum Yahudi menang, kaum Nashrani berusaha
menghilangkan tempat Shakhrah itu dengan menjadikannya sebagai tempat
pembuangan sampah. Bahkan amat lazim bagi kaum perempuan Nashrani
membuang pembalut mereka ke tempat tersebut. Semua tindakan itu
dilakukan oleh kaum Nashrani karena Shakhrah merupakan kiblat bagi
kaum Yahudi, sementara itu bagian yang digunakan oleh kaum Nashrani sebagai
tempat pembuangan sampah adalah dari tempat Shakhrah sampai
Mihrab Dawud.
Jadi pada saat itu Umar bin Khattab memang tidak dapat mengetahui letak
Shakhrah karena batu istimewa itu telah tertimbun sampah dan kotoran, Umar
bin Khattab lalu memerintahkan orang-orang yang berasal dari Yordania untuk
membersihkan semua kotoran dan sampah yang menimbun Shakhrah.
Dari Shakhrah, Umar bin Khattab melangkahkan kakinya menuju gereja
Makam Suci yang ditemani oleh Patriak Agung Sefronius. Ketika Umar bin Khattab
sedang berbincang-bincang mengenai perjanjian damai dengan Sefronius,
datanglah waktu shalat, Umar bin Khattab pun langsung bertanya kepada Patriak
Agung agar menunjukkan tempat yang bisa digunakan untuk shalat, serta merta
Sefronius mengizinkan Umar bin Khattab untuk mengerjakan shalat di dalam
gereja itu, namun Umar bin Khattab menolak hal itu seraya mengatakan bahwa
jika dirinya shalat di dalam gereja bersejarah itu, ia khawatir akan memberi
legitimasi kepada umat Islam untuk mengubah gereja tersebut menjadi masjid
hanya karena alasan bahwa Umar bin Khattab pernah shalat di dalamnya.
Kekhawatiran inilah yang juga membuat Umar bin Khattab selalu menolak
melaksanakan shalat di semua gereja lainnya, sehingga kaum nashrani pada saat
itu benar-benar yakin bahwa Umar bin Khattab dan umat Islam pasti menepati
semua opsi perjanjian damai yang mereka lakukandengan kaum nashrani.
Kemudian Umar bin Khattab melanjutkan perjalanannya dengan Sefronius
menuju ke gereja tempat kelahiran Yesus di Bethlehem, lagi-lagi tiba waktu shalat
ketika ia berada di gereja tersebut, Umar bin Khattab pun langsung mengerjakan
shalat di tempat tersebut, namun seusai shalat, kekhawatiran Umar bin Khattab
kembali muncul, ia lalu menambahkan point dalam perjanjian damai untuk tidak
mengubah gereja kelahiran Yesus menjadi masjid hanya karena ia mengerjakan
sholat di dalam gereja tersebut.
Demikian juga dengan serangan-serangan terhadap Asia Kecil yang dilakukan
selama bertahun-tahun. Seperti halnya perang Yarmuk yang menentukan nasib
Suriah, perang Qadisiah pada tahun 637 M, menentukan masa depan Persia.
Khalifah Umar bin Khattab mengirim pasukan di bawah pimpinan Saad bin Abi
Waqash untuk menundukkan kota itu. Kemenangan yang diraih di daerah itu
membuka jalan bagi gerakan maju tentara Muslim ke dataran Eufrat dan Tigris.
Setelah dikepung selama 2 bulan, Yazdagrid III, raja Persia melarikan diri. Pasukan

-6-
Islam kemudian mengepung Nahawan dan menundukkan Ahwaz tahun 22
H.34Pada tahun itu pula, seluruh Persia sempurna berada dalam kekuasaan
Islam, sesudah pertempuran sengit di Nahawan. Isfahan juga ditaklukan.
Demikian juga dengan Jurjan (Georgia) dan Tabristan, Azerbaijan. Orang-orang
Persia yang jumlahnya jauh lebih besar dari pada tentara Islam, yaitu 6 dibanding
1, menderita kerugian besar. Kaum muslimin menyebut sukses ini dengan
“kemenangan dari segala kemenangan” (fathul futuh).
Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa kekuasaan Islam pada
masa itu meliputi Jazirah Arabia, Palestina, Syiria, Mesir dan sebagian besar
Persia.

-7-
BAB III
Penutup
 Kesimpulan
Sepanjang sejarah khilafah rasyidah, ekspansi terluas yang pernah
tecapai adalah pada masa Umar bin Khattab r.a. Pada saat beliau
meninggal kekuasaannya telah mencapai Alexandria, Najran, Kerman,
Khurasan, Rayy, Tabriz dan seluruh Syiria.
Selain itu dalam bidang administrasi, beliau banyak mengadaptasi
sistem-sistem pemerintahan dari Sasania, Kostantinopel dan Bizantium.
Hal ini memang akibat persentuhannya dengan tiga imperium besar
tersebut, dan juga akibat meluasnya wilayah kekuasaan yang memerlukan
suatu pengaturan yang lebih rapi.
Dalam bidang hukum, beliau juga telah menetapkan qadi-qadi di
setiap wilayah, dan juga menetapkan hukum acara peradilannya. Selain
itu, Umar bin Khattab r.a adalah orang yang terkenal dengan
kekritisannya, banyak munjul ijtihad-ijtihad beliau pada masa
pemerintahannya. Peta Jazirah Arab, kekuasaan Umar bin Khattab r.a
berujung di Alexandria, Najran, Kerman, Sijistan, Khurasan, Rayy,
Tabriztan, Armenia, hingga Syiria.

-8-
DAPTAR PUSTAKA

Achmadi, Wahid dkk. Menjelajahi Peradaban Islam. Yogyakarta: Pustak


Insan Madani, 2006.
Al-’Usairy, Ahmad. Sejarah Islam. Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2003
Departemen Agama Republik Indonesia. 2002. Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas III,
Hasan, Ibrahim. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jakarta: Kalam
Mulia,2006.
Jamil, A. dkk. Sejarah Kebudayaan Islam. Semarang: CV. Toha Putra.
Nasution, Harun. 1985. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya I, Jakarta: UI
Press.
Sya’labi, Ahmad, Sejarah Kebudayaan Islam I. Jakarta: Pustaka al-Husna.
1979
Tajjuddin, Abdurrahman, Dirasat ¿ al-Tarikh al-Islami. Kairo: Maktabah as-
Sunnah al-Muhammadiyah, 1953.
Wakhid, Achmadi dkk. Sejarah Kebudayaan Islam KElas XII. Yogyakarta:
Pustaka Insan Madani. 2008.Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam.
Jakarta: LSKIK, 1993

-9-

Anda mungkin juga menyukai