Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

SEJARAH PERADABAN ISLAM

MASA DISINTEGRASI: MUNCULNYA DINASTI DINASTI DALAM ISLAM DAN


KONDISI PERKEMBANGAN INTELEKTUAL DALAM ISLAM

DOSEN PEMBIMBING
Dr. Nurkhalis A Ghaffar, S.Ag., M.Hum

Disusun oleh:

1. Khairunnisa Fitria K 40100122004


2. Muhammad Zulfadli 40100122016
3. Nadia 40100122028

Bahasa Dan Sastra Arab


Fakultas Adab Dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Tahun 2022
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah swt. yang karena anugerah dari-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Anatomi dan Desain Kurikulum. Sholawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad saw. yang telah
menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan
menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.

Kami sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas mata

kuliah Kurikulum Bahasa dan Sastra Arab dengan judul Akhlak Kepada Allah.

Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu kami selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga terealisasikanlah makalah

ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan jangan
lupa ajukan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya bisa diperbaiki.

Gowa, 31 Oktober 2022

DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................................2
BAB 1..............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
1. Latar Belakang......................................................................................................................4
2. Rumusan Masalah.................................................................................................................4
3. Tujuan Penulisan..................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
1. Disintegrasi Dinasti Dinasti Islam........................................................................................5
A. Dinasti Umayyah...............................................................................................................5
B. Dinasti Bani Abbasiyyah..................................................................................................6
2. Kondisi perkembangan intelektual Dimasa Disintegrasi......................................................7
BAB III............................................................................................................................................8
PENUTUP.......................................................................................................................................8
Kesimpulan..................................................................................................................................8
Daftar pustaka..................................................................................................................................9

BAB 1
PENDAHULUAN
1) Latar Belakang
Kepemimpinan para khulafaurrsasyidin selama tahun membawa banyak perubahan pada
ajaran islam yang semakin pesat ekspansi dan peneyebarannya. Dimasa khulafaurrasyidin
khususnya dimasa khilafah Umar ibn Khattab Ra. setengah dunia dikuasai oleh islam, pasalnya
dimasa kepemimpinan Beliau terjadi dua perang besar yang dikenal dengan perang Yarmuk dan
perang Qodisiyyah yang terjadi sekitaran tahun 13 s.d 23 Hijriah yang meruntuhkan kerajaan
Persia dan Bizantium Romawi yang merupakan raja-raja adikuasa pada saat itu.

Dimasa khilafah Utsman ibn Affan Ra. terjadi fitnah yang dilakukan oleh kelompok
pemberontak dari irak yang dikenal dengan sebutan Khowarij yang menyebabkan terbunuhnya
Khalifah Utsman Ibn Affan Ra. yang kemudian meneyebar ke seluruh wilayah-wilayah islam
dengan terus-menerus melakukan kerusakan. Hal yang sama juga dihadapi oleh Ali Ibn Abi
Tholib Ra., setelah dibaiat oleh muslimin pada saat itu, Ali langsung melakukan pembenahan
khususnya di Madinah dan juga berusaha menangkap lalu menghukum pembunuh Utsman Ra.
Masa khulafaurrasyidin menggambarkan kondisi ummat islam pada masa jayanya juga
mengalami masa disintegrasi yang menebabkan terbunuhnya Ali Ra. yang ditandai dengan
berdirinya dinasti pertama dalam islam dikenal dengan Dinasti Umayyah dan dilanjutkan
setelahnya Dinasti Abbasiyyah yang sangat menarik untuk dibahas dan juga termasuk padanya
perkembangan intelektual dimasa itu.

2) Rumusan Masalah
Disintegrasi dinasti dinasti islam
 Dinasti Umayyah
 Dinasti Abbasiyyah
Kondisi perkembangan intelektual dimasa disintegrasi

3) Tujuan Penulisan
Memaparkan penyebab kedisintegrasian yang terjadi dimasa khilafah Dinasti
Umayyah dan Abbasiyyah
Menjabarkan bagaimana kondisi muslimin dalam perkembangan ilmu
pengetahuan dimasa disintegrasi

BAB II
PEMBAHASAN

1. Disintegrasi Dinasti Dinasti Islam

2) Dinasti Umayyah
Ada beberapa poin penting yang menyebabkan para khilafah di zaman dinasti Umayyah
kehilangan integritas(disintegritas) mereka diakibatkan oleh jauhnya mereka pada syariat islam.
Berikut beberapa poinnya.

3) Pengangkatan Lebih Dari Satu Putra Mahkota


Sebagian besar khalifah Bani Umayyah mengangkat lebih dari seorang putra mahkota.
Biasanya putra tertua diwasiatkan terlebih dahulu untuk menduduki takhta. Setelah itu, wasiat
dilanjutkan kepada putra kedua dan ketiga atau salah seorang kerabat khalifah, seperti paman
atau saudaranya. Putra mahkota yang lebih dahulu menduduki takhta cenderung mengangkat
putranya sendiri. Hal itu menimbulkan perselisihan.

4) Timbulnya Fanatisme Kesukuan


Sejak pertama kali diturunkan ajaran Islam berhasil melenyapkan fanatisme kesukuan
antara bangsa Arab Selatan dan Arab Utara, yang telah ada sebelum Islam. Namun, pada masa
Bani Umayyah, fanatisme ini muncul kembali terutama setelah kematian Yazid bin Muawiyah
(Yazid I).

Bangsa Arab Selatan yang pada masa itu diwakili kabilah Qalb adalah pendukung utama
Muawiyah dan putranya, Yaid I. Ibu Yazid I, yang bernama Ma'sum, berasal dari kabilah Qalb.
Pengganti Yazid I, Muawiyah II, ditolak oleh bangsa Arab Utara yang diwakili oleh kabilah Qais
dan mengakui kekhalifahan Abdullah bin Zubair (Ibnu Zubair). Ketika terjadi bentrokan antara
kedua belah pihak, kabilah Qalb dapat mengalahkan kabilah Qais yang mengantarkan Marwan I
ke kursi kekhalifahan.

5) Kehidupan Khalifah Yang Melampaui Batas


Beberapa khalifah Umayyah yang pernah berkuasa diketahui hidup mewah dan berlebih-
lebihan. Hal ini menimbulkan rasa antipati rakyat kepada mereka. Kehidupan dalam istana
Bizantium agaknya mempengaruhi gaya hidup mereka. Yazid bin Muawiyah (Yazid I),
misalnya, dikabarkan suka berhura-hura dengan memukul gendang dan bernyanyi bersama para
budak wanita sambil minum minuman keras. Yazid bin Abdul Malik (Yazid II) juga tidak lebih
baik dari Yazid
I. Ia suka berfoya-foya dengan budak wanita. Putranya, al-Walid II, ternyata tidak berbeda
dengan ayahnya

6) Fanatisme kearaban Bani Umayyah

Kekhalifahan Bani Umayyah memiliki watak kearaban yang kuat. Sebagian besar
khalifahnya sangat fanatik terhadap kearaban dan bahasa Arab yang mereka gunakan. Mereka
memandang rendah kalangan mawali (orang non-Arab). Orang Arab merasa diri mereka sebagai
bangsa terbaik dan bahasa Arab sebagai bahasa tertinggi.
Fanatisme ini menimbulkan kebencian penduduk non-Muslim kepada Bani Umayyah. Oleh
karena itu, mereka ikut ambil bagian setiap kali timbul pemberontakan untuk menumbangkan
Dinasti Umayyah. Keberhasilan Bani Abbas dalam menumbangkan Bani Umayyah disebabkan
antara lain oleh dukungan dan bantuan mawali, khususnya Persia yang merasa terhina oleh
perlakuan pejabat Bani Umayyah.

7) Kebencian Golongan Syiah

Bani Umayyah dibenci oleh golongan Syiah karena dipandang telah merampas kekhalifahan dari
tangan Ali bin Abi Thalib dan keturunannya. Menurut golongan Syiah, khilafah (kepemimpinan
atau kekuasaan politik) atau yang mereka sebut imamah adalah hak Ali dan keturunannya,
karena diwasiatkan oleh Nabi Muhammad SAW.

8) Dinasti Bani Abbasiyyah


Sejarah mencatatat munculnya dinasti-dinasti dalam Islam terjadi akibat lemahnya
pemerintah pusat dalam mengatur dan mengendailkan negara. Sehingga yang terjadi ketidak
puasan serta sikap kecewa yang dialami oleh sebagian kalangan elit politik setingkat gubernur
yang memilki pengaruh kuat di wilayahnya melakukan berbagai macam pemberontakan kepada
pemerintah pusat.
Selain itu juga akibat terjadinya proses perebutan kekuasaan yang tidak sehat. Sehingga yang
terjadi perpecahan di dalam pihak negara sendiri. Karena ketidak stabilan dalam tubuh Istana
membuat negara saat itu kehilangga wibawa dan pengaruhnya sehingga dari situ munculah
berbagai gerakan yang akhirnya berusaha memisahkan diri dari negara.
Selain itu juga munculnya fanatisme kebangsaan berupa gerakan syu’ubiyyah (kebangsaan).
Gerakan ini yang kemudian banyak memberikan inspirasi terhadap gerakan politik, di samping
persoalan-persoalan keagamaan. Tetapi khalifah saat itu tidak menyadari akan bahayanya politik
dari fanatisme kebangsaan, sehingga dengan berbagai problem yang mendera negara serta
semanggat akan kebangsaan atau golongan masing-masing tinggi akhirnya munculah dinasti-
dinasti yang memisahkan diri dari kekhalifahan Islam.
Diantara dinasti-dinasti yang lahir dan melepaskan diri dari kekuasaan Baghdad pada masa
khalifah Abbasyiah, diantaranya :
1. Yang berbangsa Persia :
a. Thahiriyah[2] di Khurasan (205-259 H/820-872 M)
b. Shafariyah[3] di Fars (254-290 H/868-901 M)
c. Samaniyah[4] di Transoxania (261-289 H/873-998 M)
d. Sajiyyah di Azerbeijan (266-318 H/878-930 M)
e. Buwaihiyah bahkan menguasai Baghdad (320-447 H / 932-1055 M)
2. Yang berbangsa Turki
a. Thuluniyah di Mesir (254-292 H/837-903 M)
b. Ikhsyidiyah di Turkistan (320-560 H/932-1163 M)
c. Ghazanawiyah di Afganistan (351-585 H/962-1189 M)
d. Dinasti Seljuk dan cabang-cabangnya
3. Yang berbangsa Kurdi
a. Al Barzuqani (348-406 H/959-1015 M)
b. Abu Ali ((380-489 H/990-1095 M)
c. Ayubiyah (564- 648 H/1167-1250 M)
4. Yang berbangsa Arab
a. Idrisiyah di maroko (172-375 H/788-985 M)
b. Aghlabiyah di Tunisia (184-289 H/800-900 M)
c. Dulafiyah di Kurdistan (210-285 H/825-898 M)
5. Yang mengaku dirinya sebagai khalifah
a. Umawiyah di spanyol
b. Fathimiyah di mesir (909-1171 M)1
Faktor–faktor yang menyebabkan kemunduran bani Abbas, sehingga daerah banyak yang
memerdekakan diri ;
a. Luasnya wilayah kekuasan Bani Abbasiyah
b. Dengan profesionalisasi angkatan senjata, ketergantungan khalifah sangat tinggi
c. Keuangan negara sangat sulit karena untuk biaya tentara sangat besar.2
Dari urain diatas dapat kita pahami bahwa akibat terjadinya disintegrasi dalam sebuah negara
dapat menyebabkan munculnya dinasti-dinasti kecil atau kelompok masyarakat di dalam negara.

9. Kondisi perkembangan intelektual Dimasa Disintegrasi


Betapapun juga seramnya situasi politik di ibukota negara baghdad tetapi ilmu-ilmu
pengetahuan dan kebudayaan Islam tetap menunjukkan semaraknya.
Pada masa disintegrasi yang menyebabkan kehancuran dalam kekhalifahan Abbasiyah, tetapi
tidak menghambat perkembangan intelektual. Pada saat disintegrasi yang dimulai dengan
berdirinya dinasti Thahiriyah, perkembangan intelektual mengalami perkembangan yang cukup
berarti. Ini terbukti dengan munculnya tokoh-tokoh intelektual pada bidangnya, baik itu dalam
bidang ilmu sastra, ilmu filsafat, dan kedokteran maupun dalam bidang hukum dan politik.
1) Ilmu Sastra
a. Abul ‘Alla al- ma’ary (363–449 H./973-1057 M.), seorang penyair filosof yang
banyak karangannya, diantaranya diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan Inggris
oleh Thomas Carlyle dan ke bahasa Jerman oleh Von Kremer.
b. Pujangga Proza Shabi (313 – 383 H./925-994 M.)
c. Shahib ibnu Ubbad (326–385 H./938-985 M.)
d. Ulama penyair, Abu Bakar Khuwarizmi (389 H./993 M.)
e. Penyair pengarang Badie’uz Zaman Hamdani ( 358–398 H./969-1007 M.)
f. Penyair Ibnu ‘Amied
                 
2) Ilmu Filsafat dan kedokteran 
a. Muhammad ibn Zakaria ar – razi, seorang filosof dan dokter yang terkenal
b. Ali ibn al–Majusi, dokter pribadi dari ‘Adhudud Daulah dan sekaligus pengarang
buku Kamil as-Shina’at

3) Hukum dan Politik    


    Satu nama yang tidak boleh dilupakan ialah seorang ahli hukum yang menjabat sebagai
mahkamah agung dan juga pengarang politik yaitu  Imam Mawardi (368-450 H./974-1058 M.)
seorang pengarang ilmu politik yang sangat aktif, penulis buku ‘Al Ahkam as-
Sulthaniyah tentang hukum pemerintahan.

2
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Disintegrasi merupakan suatu keadaan yang terpecah belah dari kesatuan yang utuh
menjadi terpisah-pisah. Penyebab terjadinya disintegrasi pada masa kekhalifahan Islam di masa
lampau yaitu di antaranya; adanya dinasti-dinasti yang memerdekakan diri dari
Baghdad,  perebutan kekuasaan di pusat pemerintahan, perang salib serta faktor-faktor yang
menyebabkan kemunduran Bani Abbas.

Masa disintegrasi itu muncul akibat adanya perpecahan dalam pemerintahan Bani
Abbasiyah. Perpecahan itu mulai terjadi sejak akhir pemerintahan Harun ar-Rasyid tepatnya pada
saat penurunan tahta beliau mengangkat puteranya yaitu al-Amin. Selain itu yang menyebabkan
kemunduran Bani Abbas adalah persaingan antar bangsa, kemerosotan ekonomi, konflik
keagamaan, dan ancaman dari luar.

Perkembangan intelektual dalam masa disintegrasi tetap menunjukkan perkembangan


yang berarti. Itu terbukti dengan munculnya tokoh-tokoh intelektual pada bidangnya baik itu
dalam bidang ilmu sastra, ilmu filsafat, dan kedokteran maupun dalam bidang hukum dan politik.
Daftar pustaka
Badri Yatim, Sejarah Peradaban islam Dirasah Ilslamiyah II (Jakarta: LSIK, 2003), hal. 63-66.

Lihat. Dalam buku Sejarah Peradaban Islam Fatah Syukur, hal. 115, tertulis Paus Urbanus I, tapi dalam bukunya
Badri Yatim hal, 77, tertulis Paus Urbanus II.

https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/24/161144079/perkembangan-ilmu-pengetahuan-pada-masa-bani-
umayyah?
page=all&jxconn=1*1awit49*other_jxampid*b3dMcFM0am1SRUhkX1J6elBRdzV5U21YTHFWN0ZBSF
o4U0JDVHVvQWFHejRFZWk5U1NUZFdSaFZ1WHo3ZzFIWg..#page2

Amin, Ahmad, Dhuha al-Islam, Maktabah Al-Nahdlah Al-Mishriyah, t.t

Amin, Ahmad. (1987). Islam dari Masa ke Masa. Bandung: Rosda Karya.

Amir, Samsul Munir. (2009). Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah.

Bakri, Syamsul. (2011). Peta Peradaban Islam. Yogyakarta: Fajar Media Press.

Anda mungkin juga menyukai