Anda di halaman 1dari 22

Tugas Kelompok

SEJARAH PERADABAN ISLAM


“KHALIFAH BANI UMAYYAH”
Oleh Kelompok 3

 ARIFIN A 311 14 122


 SUDIRMAN A 311 14 086
 RESA KARISMAWAN A 311 14 109
 REZA ADITAMA A 311 14 126
 MARNI G A 311 14 076
 MARIANA A 311 14 119

PROGRAM STUDI PENDIDDIKAN SEJARAH


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGTAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2016
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim

Puja dan puji syukur selalu senangtiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT,
Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas berkat rahmat dan kehendak-Nyalah sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah Sejarah Peradaban Islam, yang berjudul
“Khilafah Bani Umayyah”. Sholawat serta salam semoga dilimpahkan kepada
junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, serta orang-
orang yang taat kepada ajarannya.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih banyak


kekurangannya, baik dalam penyusunan maupun dalam tutur bahasanya. Namun
penulis tetap mengharapkan dan semoga makalah ini dapat memberi manfaat pada
semua yang berkepentingan, khususnya bagi penulis sendiri.

Untuk itu, kritik dan saran yang membangun senantiasa penulis harapkan sebagai
landasan penyusunan makalah selanjutnya.

Palu, 28 September 2016

Penulis

KELOMPOK 3

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................i

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................iii

BAB. 1 PENDAHULUAN...........................................................................................1

A. Latar belakang....................................................................................................1

B. Rumusan masalah...............................................................................................2

C. Tujuan penulisan.................................................................................................2

BAB. 2 PEMBAHASAN..............................................................................................3

A. Asal berdirinya Bani Umayyah........................................................................3

B. Khalifah-khalifah Bani Umayyah......................................................................4

C. Masa kemajuan Bani Umayyah......................................................................10

D. Masa kemunduran Bani Umayyah .................................................................13

BAB.4 PENUTUP.......................................................................................................17

A. Kesimpulan........................................................................................................17

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berkembang luasnya agama Islam hingga dikenal dan bahkan diyakini hampir
diberbagai negara belahan dunia, itu tidak perna terlepas dari perjuangan dizaman
peradaban Islam. Perjuanngan yang diawali oleh Rasulullah beserta para sahabat
untuk menyebarkan agama Allah hingga sampai peradaban Islam yang melalui sangat
banyak bentuk usaha dakwah. Salah satu masa peradaban islam yang terkenal dalam
perlauasan daerah kekuasaan Islam yakni zaman khalifah Bani Umayyah.

Pada makalah ini yang dabahas tuntas yakni perdaban Islam dimasa Bani
Umayyah. Dinasti bani Umayyah ini berdiri setelah berlalunya zaman pemerintahan
oleh 4 Khilafa urRashidin. Yatim dalam Moh. Jabir menyatakan bahwa di ujung masa
pemerintahan Ali bin Abi Thalib, umat Islam terpecah menjadi tiga kekuatan politik,
yaitu Syiah, Muawiyah, dan Khawarij. Keadaan ini tentunya tidak menguntungkan
bagi Ali, akibatnya posisi Ali semakin lemah, sementara posisi Muawiyah semakin
kuat. Dan pada tahun 40 H (660 M), Ali terbunuh oleh salah seorang anggota
Khawarij ( Moh. Jabir. 2007: 1).

Pada makalah sebelumnya telah dibahas tentang masa kekahlifahan Rashidin.


Dengan berangsur-ansurnya penyebaran Agama Islam maka setelah masa khalifah
Rashidin dilanjutkan oleh khalifah Bani Umayyah. Untuk itu pada permasalahan kali
ini lebih terfokus pada perkembangan Khalifah Umayyah.

1
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan suatu insiden yang harus diselesaikan.
Begitupun dalam makalah ini terdapat berbagai suatu permasalahan yang
harus dibahas dan diselasaikan. Adapun rumusan masalahnya yakni:

1. Bagaimana asal berdirinya Bani Umayyah ?

2. Siapa saja khalifah-khalifah Bani Umayyah ?

3. Bagaimana masa kemajuan Bani Umayyah ?

4. Bagaimana masa kemunduran Bani Umayyah ?

C. Tujuan

Dalam pembuatan makalah ini tentunya mempunyai tujuan agar hasil tulisan
makalah ini dapat bermamfaat bagi pembaca, adapun tujuan penulisan dalam makalah
ini yakni :
1. Agar mengetahui asal berdirinya Bani Umayyah.

2. Agar pembaca khalifah-khalifah Bani Umayyah.

3. Supaya pembaca mengetahui masa kemajuan Bani Umayyah.

4. Agar mengetahui penyebab kemunduran Bani Umayyah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Bani Umayyah

Nama “ Daulah Umayyah” itu berasal dari nama “ Umaiyah Bin abdu
Syams bin ‘Abdi Manaf, yaitu salah seorang dari pemimpin-pemimpin
kabilah Quraisy dizaman jahiliyah. Di zaman jahiliah umayyah
memilikinsaingan untuk memperebutkan pimpinan dan kehormatan dalam
masyarakat bangsanya yaitu yakni pamannya yang bernama hasyim bin abdul
manaf keluarga umayyah merupakan keluarga bangsawan yang cukup
mempunyai kekayaan serta sepuluh orang putra-putranya yang terhormat di
kalangan masyarakat. Sedangkan hasyim memiliki keluarga yang sederhana
dan juga merupakan kakek dari rasulullah (A. Syalabi. 1982 :24).

Setelah datangnya agama islam barulah muncul persaingan yang nyata


antara bani Umayyah dan Bani Hasyim untuk memperubutkan kekuasaan
yang nyata. Bani Umayyah merupakan penentang keras terhadap ajaran-
ajaran yang dibawakan oleh Rasulullah untuk mengembangkan ajaran Islam.
Sedangkan Bani Hasyim yang berusaha keras melindungi Rasulullah baik
yang telah masuk Islam mapun yang belum. Bani umayyah barulah masuk
Agana Islam setelah mereka tidak menemukan jalan lain, selain masuk Islam.
Yaitu ketika Rasulullah bersama-sama pengikutnya yang benar-benar percaya
kepada kerasulan dan pimpinannya, menyerbu masuk kekota mekah pada
tahun 8 H. Bani Umayyah pada hakekatnya dari semula mengingini jabatan
khalifah. Namun mereka belum memiliki kesempatan semenjak masa
keKhalifahan Abu Bakar dan Umar. Setelah meninggalnya Umar, maka
3
Khalifah selanjutnya adalah Usman setelah diadakannya musyawarah. Mulai
dari situlah Bani Umayyah mulai meletakkan dasar-dasar untuk menegakkan
“Khilafah Umayyah”. Pada kekhalifahan umar, riwayat mengatakan bahwa
Mu’awiyah diangkat menjadi gubernur di daerah Syam (A.Syalabi. 1982: 26-
27).

Dinasti Umayyah semakin memperlihatkan kekuasasaanya dan bahkan


dinasti Umayyah mulai terbentuk sejak terjadinya peristiwa tahkim pada
perang siffin. Dalam peristiwa tahkim itu, ali telah terperdaya oleh taktik dan
siasat Muawiyah yang pada akhirnya ia mengalami kekalahan secara politis.
Jalaludin Al-syuthi dalam Ajid Thohir menyatakan bahwa dengan jatuhnya
khalifah Ali dari kursi kekhalifahan, mulailah dinasti Umayyah menancapkan
kekukasaanya yang di prakarsai oleh tokoh utamanya yaitu Muawiyah bin abi
sofyan. Muawiyah tampil sebagi penguasa pertama yang telah menguah
sistem pemerintahan Islam, dari sistem pemerintahan yang bersifat demokrasi
kepada sistem pemrintahan monarki absolut. Dinasti Umayyah berkuasa
selama 90 tahun, yakni dari 661 M/41 H sampai dengan 750 M/132 H.
Selama kurun tersebut terdapat 14 Khalifah yang pernah memerintah (Ajid
Thohir.2004:34).

B. Khalifah-Khalifah Bani Umayyah


1. Muawiyah bin Abi Sofyan (661 M/41 H – 680 M/ 60 H).

Dia diperbincangkan oleh banyak orang, karena memiliki sejarah yang


sangat panjang dalam perdaban islam, ia adalah pencetus terbentuknya
armada laut yang berhasil merebut wilayah Eropa kedalam wilayah Islam. Dia
juga merupakan Raja pertama dalam pemerinatahan Islam, ialah Muawiyah
Bin Abi Sofyan.

Semenjak berkuasa, Muawiyah mulai mengubah koalisi kesukuan Arab


menjadi sebuah sentralisasi monarkis. Ia memperkuat barisan militer dan
4
memperluas kekuasaan administratif negara dan merancang alasan-alasan
moral dan politis yang baru demi kesetiaan terhadap khalifah. Selanjutnya ia
berusaha menertibkan kebijakan militer dengan tetap mempertahankan
panglima-panglima Arab yang memimpin pasukan kebangsaan Arab. Untuk
memenuhi interes para pemimpin suku, oleh Muawiyah, sejumlah penaklukan
diarahkan ke Afrika Utara dan Iran Timur.

Selanjutnya Ia berusaha meningkatkan pendapatan negara dari


penghasilan pribadinya, dari lahan pertanian yang diambil alih dari Bizantium
dan Sasania, dan dari investasi pembukaan tanah baru dan irigasi. Kebijakan
politik dan kekuasaan finansial yang ditempuhnya berasal dari nilai-nilai
tradisi Arab, seperti; konsiliasi, konsultasi, kedermawanan dan penghormatan
terhadap bentuk-bentuk tradisi kesukuan.

Ira M. Lapidus dalam Muh Jabir menjelaskan Jika Khalifah Umar


terkenal dengan integritas keagamaannya, maka Muawiyah terkenal dengan
patriotisme kebangsaannya. Pemerintahan Muawiyah ditandai dengan upaya
sentralisasi kekuasaan negara, bahkan pemerintahannya didasarkan pada
jaringan kerja (networks) pribadi dan ikatan kekerabatan. Namun demikian.
beberapa dekade masa pemerintahan Muawiyah, tidak terlepas dari berbagai
bentuk perselisihan, seperti warga Madinah menentang Quraisy lantaran
merampas kedudukan mereka, kalangan Syiah menginginkan jabatan khilafah
dan sebagainya, akan tetapi berkat kecakapan pribadinya serta kekuatan
militernya, Muawiyah mampu mengatasinya ( Muh Jabir.2007:4).

Muawiyyah merupakan khalifah yang sangat berjasa terhadap kemajuan


peradaban Islam, disamping terkenal sigap dalam memimpin ia juga terkenal
cerdas dalam berpolitik. Salah satu jasa-jasa yang muawiyyah berikan
dimasanya menjadi khalifah seperti mengadakan dinas pos dengan
menggunakan kuda-kuda yang selalu siap di tiap pos. Ia juga berjasa

5
mendirikan kantor cap ( percetaka mata uang) dan lain-lain. Muawiyyah wafat
pada tahun 60 H di Damaskus krena sakit dan digantikan oleh putra
mahkotanya Yazid (tomy muslihi ahmad.2015: tomymuhlisin.blogspot.co.id )

2. Yazid bin Muawiyah (680 M/60 H - 683 M/64 H)

Yazid merupakan putra mahkota dari Muawiyah yang ditunjuk langsung


oleh auanhnya untuk melanjutkan roda kepemimpinannya menjadi khalifah.
Namun Yazid tidak mampu secakap ayahnya memimpin. Banyak
permasalahn yang dia hadapi beberpa peperangan yang dihadapi seperti
perang dikarbala yang menghadapi kaum syi’ah yakni pengikut Ali sehingga
membuat terbunuhnya Husein. Menghadapi pemberontakan dimekkah dan
madinah dengan keras sehingga mengakibatka dinding kabbah runtuh
dikarenakan lemparan manjaniq, peristiwa itu merupakann aib besar bagi
Yazid dimasa kepemimpinannya. Yazid wafat di tahun 64 Hsetelah
memerintah 4 tahun lalu digatikan oleh anaknya Muawiyyah II (tomy muslihi
ahmad.2015: tomymuhlisin.blogspot.co.id )

3. Muawiyah II (683M/64 H)

Muawiyyah II meruapakan pemimpin terakhir dari keturunan Muawiyah,


Muawiyyah II hanya duduk dikursi kekhalifahan hanya kurang lebih 40 hari.
Kemudian ia mengundurka diri karena sakit dan selanjutnya ia hanya
mengurung dirinya didalam kamar hingga ia meninggal tiga bulan kemudian.
(A. Syalabi. 1982: 62).

4. Marwan bin Al-Hakam (684 M/64 H - 685 M/65 H)

Setelah meninggalnya Muawiyyah II, maka dapat dikatakan berakhirlah


masa kepemimpinan dari keturunan Muawiyah, dan dilanjutkan oleh bani
Umayyah kedua yakni keturunan Marwa bin Al-Hakam. Ia meruapakan
gubernur dimadinah dimasa kepemimpinan Muawiyyah dan menjadi dewan
6
penasehat di Damaskus dimasa kepemimpinan Yazid. Terpilihnya Marwan
sebagai Khalifah dikarenakan ia dipandang orang yang berpengalaman dalam
memimpin. (tomy muslihi ahmad.2015: tomymuhlisin.blogspot.co.id )

Marwa adalah seotramg yang bijaksana, berfikir tajam, fashi berbicara dan
berani. Ia ahli dalam membaca Al-Quran dan banyak meriwayatkan hadis-
hadis dari para sahabat Rasulullah yang terkemuka. Ia juga telah berjasa
dalam menertibkann alat-alat takaran dan timbangan (A. Syalabi. 1982: 67).

Keberanianya dalam memimpin pasukan Islam. Dimasa ke Khalifahan


Marwan daerah kekuasaan Islam semakin luas, yakni menundukkan palestina,
jijaz, dan irak. Namun khalifah Marwan hanya menjabat selama 1 Tahun, ia
fawat pada tahun 65 H dan menunjuk anaknya Abdul malik dan Abdul Aziz
sebagi pengganti sepeninggalnya secaraa berurutan (tomy muslihi
ahmad.2015: tomymuhlisin.blogspot.co.id )

5. Abdul Malik Bin Marwan ( 685 M/65 H - 705 M/86 H)

Abdul Malik dipandang sebagai pendiri yang kedua bagi daulah Bani
Umayyah. Ketika ia diangkat menjadi khalifah, alam islami dalam keadaan
terpecah belah. Pemberontakan dimana-mana, seperti yang dilakukan kaum
syi’ah, kaum kwarij yang membangkan pula. Namun Abdul Malik mampu
mengembalikan keadaan dalam suasana damai. Tampak dengan jelas Abdul
Malik adalah orang yang paling tepat menjadi khalifah dimasa itu. Karena ia
tabah dan tak mudah digoncangkan oleh kesukaran kesukaran yang seperti
apapun itu (A. Syalabi. 1982: 68-69).

Dimasa pemerintahan Adul Malik, islam mampu menundukkan tentara


Romawi yang sengaja membuat kekacauan terhadap sendi-sendi persatuan
Islam. Bahasa arab merupakan bahasa yang digunakan sebagai bahasa
adminitrasi diwilayah Bani Umayyah, ia juga memeritahkan mencetak Uang

7
secara teratur, membangun beberapa gedung, mesjid serta saluran-saluran air,
memajukan perdagangan, memperbaiki sistem ukuran timbang takaran dan
keuangan dan menyempurnakan tuliisan haruf Al-Quran dengan titikpada
huruf0uruf tertentu. Khalifah Abdul Malik memerintah selama 21 tahun da
wafat 86 H dan diganti oleh putranya Al-walid. (tomy muslihi ahmad.2015:
tomymuhlisin.blogspot.co.id )

6. Al-Walid I (705 M/86 H - 715 M/ 96 H)

Al walid memrintah selama 10 tahun. Dimasa pemerintahannya kekayaan


dan kemakmuran melimpah ruah. Kekuasaan Islam semakin meluas kedaerah
bagian barat seperti ke Spanyol yang dimana dipimpin oleh Tahriq bin Ziyad.
Melimpahknya kekayaan dinasti Umayyah di masa kepemimpinan Al Walid
maka sangat banyak pembangunan-pembangunan yang dilakukan seperti
pembangunan pabrik, jalan-jala yang dilengkapi sumu, membangun mesjid
dan lain-lain. Disamping ituu ia menggukan kekayaannya untuk membantu
rakyatnya yang membutuhkan seperti, orang buta, sakit kusta, yatim piatu dan
fakir miskin (tomy muslihi ahmad.2015: tomymuhlisin.blogspot.co.id )

7. Sulaiman ( 715 M/ 96 H – 717M/ 99 H)

Sulaiman bin Abdl Malik lahir pada tahun 54 H. Ia menjadi khalifah


setelah sodaranya yaitu Al Walid. Ia tidak sebijaksana kakanya. Buktinya
ialah ia menginginkan harta rampasan dari Spamyol yang dibawah oleh Musa
bin Nushir. Dimasa kepemimpnannya ada banyak masyarakatya tidak
menyukai cara kepemmipinan Sulaiman dikarenakan prilakunya yang kurang
adil dan bijaksana. Orang-orang yang berjasa menyebarkan agama Islam para
pendahunya disiksa seperti keluarga Hajjaj bin Yusuf dan Muhammad bin
Qasim. Ia meninggal 99 H dan menunnjuk Umar bin Abdul Aziz sebgi
penggantinya.

8
8. Umar BiN Abdul Aziz (717 M/99 H – 720 M/101 H)

Adapun khalifah yang besar ialah Umar bin Abdul Aziz. Meskipun masa
pemerintahannya sangat singkat, nama Umar merupakan ‘lembaran putih’
Bani Umayyah dan sebuah periode yang berdiri sendiri, mempunyai karakter
yang tidak terpengaruh oleh berbagai kebijaksanaan daulah Bani Umayyah
yang banyak disesali. Ia merupakan personifikasi seorang khalifah yang takwa
dan bersih, suatu sikap yang jarang sekali ditemukan pada sebagian besar
pemimpin Bani Umayyah.

Khalifah yang adil itu berusaha memperbaiki segala tatanan yang ada di
masa kekhalifahannya seperti menaikan gaji para gubernurnya, memeratakan
kemakmuran dengan memberi santunan kepada fakir miskin, dan
memperbarui dinas pos. Ia juga menyamakan kedudukan orang-orang non-
Arab sebagai warga negara kelas dua, dengan orang-orang Arab. Ia
mengurangi beban pajak dan menghentikan pembayaran jizyah bagi orang
Islam baru. Khalifah Umar meninggal tahun 101 H dan di ganti Oleh Yazid II
bin Abdul Malik

9. Yazid II (720 M/101 H – 724 M/105 H)

Setelah berkhinya masa pemerintahan Umar yang begitu bersih, yang


memberikan kehidupan bagi akum muslimin. Kini terjadi lagi perpecahan
diantara kaum muslimin dimasa pemerintahan Yazid. Yazid memimpin
pemerintahan Islam kembali kemasa gila akan kekuasaaan dan kemewahan
sehingga mengotori kembali hasil pemerintahan yang dibangun oleh Umar
sebelumnya.

10. Hisyam (724 M/105 H - 743 M/125 H)

Hisyam merupakan sodara dari yazid yang selanjutnya ditunjuk oleh yazid
melanjutkan pemeritahan Islam. Ia memerintah dalam waktu yang panjang,
9
yakni 20 Tahun. Ia dapat dikategorikan sebagai khalifah Umayyah yang
terbaik karena kebersihan pribadinya, pemurah, gemar kepada keindahan,
berakhlak mulia dan tergolong teliti terutama soal keuangan, disamping
bertaqwa dan berbuat adil. Pada masa pemerintahannya terjadi gejolak yang
dipelopori oleh kaum Syi’ah serta bersekutu dengan kaum Abbasiyyah.
Mereka menjadi kuat karena kebijaksanaan yang diterapkan oleh Khalifah
Umar bin Abdul Aziz yang bertindak lemah lembut terhadap semua
kelompok. Dalam diri keluarga Umayyah sendiri terjadi perselisihan tentang
putra mahkota yang melemahkan posisi Umayyah.

11. Al-Walid (743 M/125 H - 744 M/126 H)

Alwalid dimasa pemerintahannya sangat dikenal oleh rakyatnya sebagai


pemimpin yang suka gila-gilaan, bermewah-mewahan, suka mabuk dan
melakukan maksiat. Sehingga kaum muslimin memerangi Walid karena yang
dia lakukan tidak semestinya menjadi pemimpin Islam yang prilakunya tidak
lagi mencerminkan orang yang beriman dan lari dari kaidah Islam.

12. Yazid III (744 M/126 H)

Kemunduran ani Umayyah semakin tersa sehingga para pemimpinnya


tidak kuat lagi menahan pemerontaa dimana-mana. Itulah yang dialami Yazid
III. Ia hanya memerintah selama kurang lebih 6 bulan.

13. Ibrahim (744 M/126 H)

Ibrahim sebagi khalifah tidak terlalu disukai oleh kaum muslimin. Itulah
duka yang dialami ibrahim. Ia tidak sanggup membendung pemberontakan
yang meraja lela.

14. Marwan II Bin Muhammad (744 M/126 H - 750 M/132 H)

10
Naiknya marwan sebagai khalifah dikernakan ketajam pedangnya dalam
memimpin pasukan muslim berperang. Memeng marwan sosok pemimpin
yang berani. Karena bergejolaknya pemberontakan, maka marwan terlalu
sibuk menghentikan peperangan sehingga sistem pemerintahan terlupakan.
Pada akhirnya akhirnya khalifah marwan terbunuh dan berakhirlah sudah
riwayat daulah Umayyah. (A. Syalabi. 1982: 129-139)

C. Masa Kemajuan Bani Umayyah

Masa pemerintahan Bani Umayyah terkenal sebagai era agresif, dimana


perhatihan tertumpu pada usaha perluasan wilayah dan penaklukan, yang
terhenti sejak zaman kedua Khulafa’ Arrasyidin terakhir. Hanya dalam jangka
waktu 90 tahun, banyak bangsa di empat penjuru mata angin beramai-ramai
masuk ke dalam kekuasaan Islam, yang meliputi tanah Spanyol, seluruh
wilayah Afrika Utara, Jazirah Arab, Syiria, Palestina, sebagian daerah
Anatholia, Irak, Persia, Afganistan, India, dan negeri-negeri yang sekarang
dinamakan Turkmenistan, Usbekistan, dan Kirgististan yang termasuk Soviet
dan Rusia. (tomy muslihi ahmad.2015: tomymuhlisin.blogspot.co.id )

Kamajuan dinasti Umayyah terjadi pada masa pemerinatahan Muawiyyah


bin Abi Sofyan samapai dengan Hisyam bin Abdul Malik. Ahmad amin dalam
Ajid Thohir menyatakan bahwa kemapan peradaban Islam pada masa dinasti
Umayyah hanya terjadi pada masa Muawiyyah, abdul Malik dan Umar bin
Abdul Aziz dan secara umum peradaba ini berkuasa telah sampai kepada
puncaknya, dibandingan perdaban-peradaban pada masa-masa sebelumnya.
(Ajid Thohir.2004 : 37).

Ahmad mansyur anwar menjelaskan bahwa secara umum kemajuan dan


perubahan yang dilakukan pada masa Dinasti Umayyah sudah disinggung
pada pembahasan di atas. Namun untuk lebih jelasnya maka penulis akan

11
menguraikan hal-hal yang telah dilakukan oleh seluruh khalifah yang
berkuasa pada waktu itu, di antaranya adalah :

1. Pemisahan Kekuasaan
Pada Dinasti Umayyah pemisahan kekuasaan sangat nampak yakni adanya
pemisahaan keuasaan agama dan kekuasaan politik.. Muawiyah bukanlah seorang
yang ahli dalam soal-soal keagamaan, maka masalah keagamaan diserahkan kepada
para ulama.
2. Pembagian wilayah

Pada masa khalifah Umar ibn Khattab terdapat 8 propinsi, maka pada
masa Dinasti Umayyah menjadi 10 propinsi dan tiap-tiap propinsi dikepalai
oleh seorang gubernur yang bertanggung jawab langsung kepada Khalifah.
Gubernur berhak menunjuk wakilnya di daerah yang lebih kecil dan mereka
dinamakan ‘amil.

3. Bidang administrai Pemerintahan

Dinasti umayyah membentuk beberapa dewan (Departemen) yaitu :

a. Diwan al Rasail, semacam sekretaris jendral yang berfungsi untuk


mengurus surat-surat negara yang ditujukan kepada para gubernur atau
menerima surat-surat dari mereka;

b. Diwan al Kharraj, yang berfungsi untuk mengurus masalah pajak.

c. Diwan al Barid, yang berfungsi sebagai penyampai berita-berita rahasia


daerah kepada pemerintah pusat;

d. Diwan al Khatam, yang berfungsi untuk mencatat atau menyalin


peraturan yang dikeluarkan oleh khalifah;

12
e. Diwan Musghilat, yang berfungsi untuk menangani berbagai
kepentingan umum.

4. Organisasi Keuangan

Percetakan uang dilakukan pada masa khalifah Abdul Malik ibn Marwan,
Walaupun pengelolaan asset dari pajak tetap di Baitul Mal

5. Organisasi Ketentaraan

Pada masa ini keluar kebijakan yang agak memaksa untuk menjadi tentara
yaitu dengan adanya undang-undang wajib militer yang dinamakan
‘Nidhomul Tajnidil Ijbary”

6. Organisasi Kehakiman

Kehakiman pada masa ini mempunyai dua ciri khas yaitu:

a. Seorang qadhi atau hakim memutuskan perkara dangan ijtihad; b.


Kehakiman belum terpengaruh dengan politik.

7. Bidang Sosial Budaya

Pada masa ini orang-orang Arab memandang dirinya lebih mulia dari
segala bangsa bukan Arab, bahkan mereka memberi gelar dengan “Al
Hamra”.

8. Bidang Seni Dan Sastra

Ketika Walid ibn Abdul Malik berkuasa terjadi penyeragaman bahasa,


yaitu semua administrasi negara harus memakai bahasa Arab.

9. Bidang Seni Rupa

13
Seni ukir dan pahat yang sangat berkembang pada masa itu dan kaligerafi
sebagai motifnya.

10. Bidang Arsitektur

Telah dibangunnya Kubah al Sakhrah di Baitul Maqdia yang dibangun


oleh khalifah Abdul Malik ibn Marwan.

Mencermati sekilas tentang kemajuan yang telah dicapai oleh Dinasti


Umayyah mengandung pesan yang dapat kita tangkap disini bahwa ketika
pemerintah mempunyai kemauan yang keras untuk membangun negaranya
maka rakyat yang dipimpinya akan mendukung semua program pemerintah
tersebut.( Ahmad Masrul Anwar.2015: 54-56).

D. Masa kemunduran Bani Umayyah

Kekuasaan wilayah Bani Umayyah yang sangat luas dalam waktu yang
singkat tidak berbanding lurus dengan komunikasi yang baik, menyebabkan
kadang-kadang suatu wilayah situasi keamanan dan kejadian-kejadian tidak
segera diketahui oleh pusat. Di samping itu kemunduran Bani Umayyah tidak
terlepas dari pengaruh sikap dan kebijakan khalifah ataupun gebernur Bani
Umayyah.

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran dan kehancuran


Bani Umayyah dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Faktor internal
a. Perselisihan antar keluarga Khalifaha

Perselisihan antar keluarga khalifah, yaitu para putra mahkota yang


menjadikan rapuhnya kekuatan kekhalifaan. Apabila yang pertama memegang
kekuasaan, maka ia berusaha untuk mengasingkan yang lain dan
menggantikannya dengan anaknya sendiri. Hal ini menimbulkan permusuhan
14
dalam keluarga dan tidak hanya terbatas pada tingkat khalifah dan gebernur
saja. Menurut Philip K.Hitti, sistem pergantian khalifah melalui garis
keturunan adalah suatu yang baru bagi tradisi Arab yang lebih menekankan
aspek senioritas, pergantian khalifah itu tidak jelas. Ketidak jelasan pergantian
ini mengakibatkan terjadinya persaingan yangb tidak sehat dikalangan
anggota keluarga istanatu

b. Moralitas Khalifah atau gubernur jauh dari konsep islam.

Kekayaan Bani Umayyah disalah gunakan oleh khalifah ataupun gebernur


untuk hidup berfoya-foya, bersuka ria dalam kemewahan, terutama pada masa
Khalifah Yazid II naik tahta. Ia terpikat pada dua biduanitanya, Sallamah dan
Hababah serta suka minum minuman keras yang berlebihan. Namun gelar
peminum terhebat dipegang anaknya, al-Walid II yang terkenal keras kepala
dan suka berfoya-foya. Ia diriwayatkan terbiasa berendam di kolam anggur,
yang biasa ia minum airnya hingga kedalamannya berkurang. Kemudian para
wazir dan panglima Bani Umayyah sudah mulai korup dan mengendaliakan
negara karena para khalifah pada saat itu sangat lemah.

2. Faktor eksternal
a. Perlawanan kaum kwari’j-da

Semenjak berdirinya Dinasti Umayyah, para khalifahnya sering


menghadapi tantangan dari golongan Khawarij. Golongan ini memandang
bahwa Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah telah melakukan dosan besar.
Perbedaan pandangan politik antara Khawarij, Syi’ah dan Muawiyah
menjadikan Khawarij mengangkat pemimpin dikalangannya sendiri. Hal ini
tentu mempengaruhi stabilitas politik pada masa itu.
b. Perlawanan kaum Syi’ah
Kaum Syi’ah yang tidak pernah menyetujui pemerintahan Dinasti
Umayyah dan tidak pernah memaafkan kesalahan mereka terhadap Ali dan
15
Husain semakin aktif dan mendapat dukungan publik. Di sisi mereka
berkumpul orang-orang yang merasa tidak puas, baik dari sisi politik,
ekonomi maupun social terhadap pemerintahan Bani Umayyah.
c. perlawanan golongan mawali
Asal mula Mawali yaitu budak-budak tawanan perang yang telah
dimerdekakan kemudian istilah ini berkembang pada orang Islam bukan Arab.
Secara teoritis, orang Mawali memiliki derajat yang sama dengan orang Arab.
Namun itu tidak sepenuhnya tampak pada dinasti Umayyah bahkan mereka
memandang kelompok Mawali sebagai masyarakat bawahan sehingga
terbukalah jurang sosial yang memisahkan. Padahal orang Mawali ini turut
serta berjuang membela Islam dan Bani Umayyah, mereka adalah basis
infantry yang bertempur dengan kaki telanjangdi atas panasnya pasir, tidak di
atas unta maupun kuda. Basis militer ini kemudian bergabung dengan gerakan
anti pemerintah, yakni pihak Abbasiyah dan Syiah.
d. Pertentangan etnis arab selatan dan arab utara
Pada masa kekuaasaan Bani Umayyah, pertentangan etnis antara suku
Arabia Utara (Bani Qaisy) dan Arabia Selatan (Bani Qalb) yang sudah ada
sejak zaman sebelum Islam makin meruncing. Apabila khalifah tersebut
berasal atau lebih dekat dengan Arab Selatan, Arab Utara akan iri demikian
pula sebaliknya. Perselisihan ini mengakibatkan para penguasa Bani Umayyah
mendapat kesulitan untuk menggalang persatuan dan kesatuan.
e. Perlawanan dari golongan Abbasiyah
Keluarga Abbas, para keturunan paman Rasulullah mulai bergerak aktif
dan menegaskan tuntutan mereka untuk menduduki pemerintahan. Dengan
cerdik, mereka bergabung dengan pendukung Ali dan menekankan hak
keluarga Hasyim. Dengan memanfaatkan kekecewaan publik dan
menampilkan diri sebagai pembela sejati agama Islam, para keturunan Abbas
segera menjadi pemimpin gerakan anti Umayyah.

16
Inilah faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran yang membawa
kehancuran bagi Bani Umayyah. Apalagi ketika tiga gerakan terbesar yakni
Abasiyah, Syi’ah dan Mawali bergabung dalam gerakan koalisi untuk
menumbangkan kekuasaan dinasti Bani Umayyah dan bertujuan mendirikan
kerajaan baru yang ideal.
Dengan demikian, berakhirlah kekuasaan Bani Umayyah di Damaskus
yang telah dirintis oleh Muawiyah bin Abi Sufyan dan ditandai dengan
terbunuhnya Marwan bin Muhammad sebagai khalifah dari Bani Umayyah.

BAB III
PENUTUP

17
A. Kesimpulan

Masa khalifahan Bani Umayyah berumur 90 tahun yaitu mulai dari


Muawiyyah bin Abi Sofyan sampai dengan Marwan II bin Muhammad. Bani
Umayyah pemerintahannya dipimpin selama 14 Khalifah. Masa Bani
Umayyah merubah sistem pemerintahan Islam dari demokrasi atau
musyawarah menjadi sitem monarki absolut.

Ekspansi ke Barat secara besar-besaran di lanjutkan di zama Al-Walid bin


Abdul Malik. Masa pemerintahan Al Walid adalah masa ketentraman,
kemakmuran, dan ketertiban. Disamping ekspansi kekuasaan Islam, Bani
Umayyah juga banyak berjasa dalam pembangunan di berbagai bidang.
Muawiyyah bin Abu Sofyan mendirikan dinas pos dan tempat-tempat tertentu
dengan menyediakan kuda yang yang lengkap dengan peralatanya di
sepanjang dalam. Dia juga berusaha menertibkan angkatan bersenjatan dan
mencetak mata uang. Pada masanya, jabatan khusus seorang hakim atau qodhi
mulai berkembang menjadi profesi tersendiri. Qodhi adalah seorang spesialis
di bidangnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

A. Syalabi. 1982. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jakarta. Pustaka Alhusna

Ahmad Masrul Anwar.2015. Pertumbuhan dan Perkembangan Pendidikan Islam


pada Masa Bani Ummayah. Jurnal Tarbiya. Di akses pada tanggal 28
September 2016. Pukul 19:52 wita.

Ajid Thohir. 2004. Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam. Jakarta.


Raja Grafindo Persada.

Muh. Jabir. 2007. Dinasti Bani Umayyah Di Suriah. Jurnal Hunafa. Di akses pada
tanggal 28 September 2016. Pukul 20:22 wita.

Tomy Muhlisin Ahmad.2015. makalah Peradaban Islam Pada Masa Bani Umayyah.
tomymuhlisin.blogspot.co.id. Di akses pada tanggal 29 September 2016.
Pukul 16:12 wita.

19

Anda mungkin juga menyukai