Anda di halaman 1dari 21

PERADABAN ISLAM PADA MASA

UMAYYAH DI DAMASKUS
Sejarah kebudayaan islam

Pengampu : Ardan by chuli M.P.d

Disusun oleh :
Kurotul ayuni
Muhammad akso pratama zahir
Latifa faiha iftinan
Rihadsatul aisyi

YAYASAN MAMBA’UL ‘ULUM TUNJUNGMULI


21 SEPTEMBER 2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah
memberikankekuatan dan keteguhan hati kepada kami untuk menyelesaikan
makalah ini. Sholawat besertasalam semoga senantiasa tercurah limpahkan
kepada nabi Muhammad saw. yang menjaditauladan para umat manusia yang
merindukan keindahan syurga.
Kami menulis makalah ini bertujuan untuk memenuhi dan melengkapi tugas
akhir yangdiberikan oleh bapak dosen mata kuliah Sejarah Peradaban Islam
dengan mengusung judul
Peradaban Islam Pada Masa Daulah Umayah II di Andalusia/Spanyol dan
Daulah Fatimiyah di Mesir.
Selain bertujuan untuk memenuhi tugas, tujuan penulis selanjutnya adalahuntuk
mengetahui latar belakang munculnya peradaban islam di Spanyol, menjelaskan
berdirinya daulah Umayah di Spanyol, masa kejayaan Daulah Umayah di
Spanyol, dan masakeruntuhan Daulah Umayah di Spanyol.
Dalam penyelesaian makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan, terutama
disebabkankurangnya ilmu pengtahuan. Namun, berkat kerjasama yang solid
dan kesungguhan dalammenyelesaikan makalah ini, akhirnya dapat diselesaikan
dengan baik.
Kami menyadari, sebagai seorang pelajar yang pengetahuannya tidak seberapa
yangmasih perlu belajar dalam penulisan makalah, bahwa makalah ini masih
jauh darikesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang positif demiterciptanya makalah yang lebih baik lagi, serta
berdayaguna di masa yang akan datang.
Besar harapan, mudah-mudahan makalah yang sangat sederhana ini dapat
bermanfaatdan maslahat bagi semua orang.

Wa’alamualaikum
Wr.Wb

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................ 1

DAFTAR ISI ............................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 3

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 3

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 4

BAB III KESIMPULAN ............................................................................. 31

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 latar belakang


kita tahu bahwa dalam sejarah islam, sistim pemerintahan yang diterapkan
seringkali berubah-ubah dari aktu kewaktu. Mulai dari sistem demokrasi yang
diterapkan pada zaman NabiMuhammad hingga pada masa Khulafa’urrasyidin.
Tetapi setelah masakhulafa’urrasy idinusai, sistem pemmerintahanpun juga ikut
berubah yang semula demokrasi berubah menjadi monarchi yang mana pusat
pemerintahan dipegang oleh oleh seorang raja dan keturunanya,yang mana pada
saat itu merupakan masa pemerintahan bani Umayyah. Kita tentu tau bahwaada
banyak peristiwa yang melatar belakangi bisa berkuasanya bani umayyah pada
saat itu.Diantaranya yang paling penting dan paling diingat oleh umat islam
adalah peristiwa tahkim(arbitrase) antara khalifah Ali bin abi thalib dengan
mu’awiyyah bin abi sufyan. Dan ada banyak peristiwa penting yang terjadi pada
masa pemerintahan bani Umayyah yang mana akandijelaskan secara panjang
lebar dalam makalah ini.

1.2 Rumusan masalah.

a. Berdirinya bani Umayyah

b. Mengenal sistem pemerintahan bani umayyah di Damaskus dan


Andalusia

c. Mengenal khalifah-khaifah pada masa bani umayyah

d. Kemajuan-kemajuan pada masa bani umayyah

e. Kehancuran bani umayyah dan faktor-faktor yang melatarbelakangi hal


tersebut
BAB 1I

PEMBAHASAN
A. Sejarah berdirinya bani Umayyah
Bani Umayyah adalah kekhalifahan Islam pertama setelah masa Khulafa ar-
Rasyidin yangmemerintah dari 661-M sampai 750-M di Jazirah Arab dan
sekitarnya, serta dari 756-M sampai1031-M di Cordova, Spanyol. Nama dinasti
ini dirujuk kepada Umayyah bin ‘Abd asy-Syams,kakek buyut dari khalifah
pertama Bani Umayyah, yaitu Mu’awiyah bin Abu Sufyan atau kadangkala
disebut juga dengan Mu’awiyah.
Ia adalah pendiri dan Khalifah pertama Dinastiini. Terbentuknya Dinasti ini dan
Muawiyah memangku jabatan khalifah secara resmi, menurutahli sejarah,
terjadi pada tahun 660 M/40 H pada saat Umayah memproklamirkan diri
menjadikhalifah di Iliyah (Palestina), setelah pihaknya dinyatakan oleh Majelis
Tahkim sebagai pemenang, Pemerintahan Dinasti Umayah (41-132 H).Peristiwa
itu terjadi setelah Hasan bin Ali yang dibaiat oleh pengikut setia Ali menjadi
khalifah,sebagai penganti Ali, mengundurkan diri dari gelanggang politik.
Sebab, ia tidak ingin lagiterjadi pertumpahan darah yang lebih besar, dan
menyerakan kekuasaan sepenuhnya kepadaMuawiyah. Langkah penting Hasan
bin Ali ini dapat dikatakan sebagai usaha rekonsiliasi umatIslam yang terpecah
belah. Karenanya peristiwa itu dalam sejarah Islam dikenal dengan tahun
persatuan (am al-jama’at).
Yaitu episode sejarah yang mempersatukan umat kembali beradadibawah
kekuasaan seorang khalifah. Rujuk dan perdamaian antara Hasan dan
Muawiyahsetelah Muawiyah bersedia memenuhi persyaratan yang diajukan
oleh Hasan. Yaitu Muawiyahharus menjamin keamanan dan keselamatan jiwa
dan harta keturunan Ali dan pendukungnya.Pernyataan ini diterima Muawiyah
dan dibuat secara tertulis. Persetujuan Muawiyah inidiimbangi oleh Hasan
dengan membaiatnya. Rakyat juga menunjukkan ketaatan
denganmembaiatnya.Muawiyah dikenal sebagai seorang politikus dan
administrator yang pandai. Umar bin Khattabsendiri pernah menilainya sebagai
seorang yang cakap dalam urusan politik pemerintahan,cerdas dan jujur. Ia juga
dikenal seorang negarawan yang ahli bersiasat, piawai dalammerancang taktik
dan strategi, disamping kegigihan dan keuletan serta kesediaanya menempuh
segala cara dalam berjuang. Untuk mencapai cita-citanya karena pertimbangan
politik dantuntunan situasi. Dengan kemampuan tersebut dan bakat
kepemimpinan yang dimilikinya,Muawiyah dinilai berhasil merekrut para
pemuka masyarakat, politikus, dan administrator bergabung ke dalam sistemnya
pada zamannya, untuk memperkuat posisinya dipuncak pimpinan. Muawiyah
juga dikenal berwatak keras dan tegas, tetapi juga bisa bersifat tolerandan
lapang dada.

b. Sistem pemerintahan bani umayyah


Sejalan dengan watak dan prinsip Muawiyah tersebut serta pemikirannya yang
perspektif daninovatif, ia membuat berbagai kebijaksanaan dan keputusan
politik dalam dan luar negeri. Dan jejak ini diteruskan oleh para penggantinya
dengan menyempurnakannya. Pertama, pemindahan pusat pemerintahan dari
Madinah ke Damaskus. Keputusan ini didasarkan pada pertimbangan politik
dan alasan keamanan. Karena letaknya jauh dari Kufah pusat kaum Syiah
pendukung Ali, dan jauh dari Hijaz tempat tinggal mayoritas Bani Hasyim dan
Bani Umayah,sehingga bisa terhindar dari konflik yang lebih tajam antara dua
bani itu dalam memperebutkankekuasaan. Lebih dari itu, Damaskus yang
terletak diwilayah Syam (Suria) adalah daerah yang berada di bawah gengaman
pengaruh Muawiyah selama 20 tahun sejak ia diangkat menjadiGubernur di
distirk itu sejak zaman khalifahumarbinkhatab. Kedua, Muawiyah memberi
penghargaan kepada orang-orang yang berjasa dalam perjuangannya mencapai
pundak kekuasaan. Seperti Amr bin Ash ia angkat kembali menjadiGubernur di
Mesir, Al-Mughirah bin Syu’bah juga ia diangkat menjadi Gubernur
diwilayahPersia. Ia juga memperlakukan dengan baik dan mengambil baik para
sahabat terkemuka yang bersikap netral terhadap berbagai kasus yang ditimbul
waktu itu, sehingga mereka berpihakkepadanya.Ketiga, Menumpas orang-orang
yang beroposisi yang dianggap berbahaya jika tidak bisadibujuk dengan harta
dan kedudukan, dan menumpas kaum pemberontak. Ia menumpas
kaumKhawarij yang merongsong wibawa kekuasaannya dan mengkafirkannya.
Golongan inimenunduhnya tidak mau berhukum kepada Al-Qur’an dalam
mewujudkan perdamaian denganAli diperang Shiffin melainkan ia mengikuti
ambisi hawa nafsu politiknya.Keempat, membangun kekuatan militer yang
terdiri dari tiga angakatan, darat, laut dankepolisian yang tangguh dan loyal.
Mereka diberi gaji yang cukup, dua kali lebih besar dari pada yang diberi pada
yang diberikan Umar kepada tentaranya. Ketiga angkatan ini bertugasmenjamin
stabilitas keamanan dalam negeri dan mendukung kebijaksanaan politik luar
negeri yaitu memperluas wilayah kekuasaan.Kelima, meneruskan wilayah
kekuasaan Islam baik ke Timur maupun ke Barat. Perluasanwilayah ini
diteruskan oleh para penerus Muawiyah, seperti Khalifah Abd al-Malik ke
Timur,Khalifah al-Walid ke Barat, dan ke Perancis di zaman Khalifah Umar bin
Abd al-Aziz.Perluasan wilayah dizaman Dinasti ini merupakan ekspansi besar
kedua setelah ekspansi besar pertama di zaman Umar bin Khattab. Daerah-
daerah yang dikuasai umat Islam dizaman Dinastiini meliputi Spanyol, Afrika
Utara, Suria, Palestina, Semenanjung Arabia, Irak, sebahagian dariAsia Kecil,
Persia, Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan, Rurkmenia, Uzbek,
danKirgis di Asia Tengah dan pulau-pulau yang terdapat di Laut Tengah,
sehingga Dinasti ini berhasil membangun Negara besar di zaman itu.
Bersatunya berbagai suku bangsa di bawahnaungan Islam melahirkan benih-
benih peradaban baru yang bercorak Islam, sekalipun BaniUmayah lebih
memusatkan perhatiannya kepada pengembangan kebudayaan Arab. Benih-
benih peradaban baru itu kelak berkembang pesat di zaman Dinasti Abbasiyah
sehingga DuniaIslam menjadi pusat peradaban dunia selama berabad-abad.

Keenam, baik Muawiyah maupun para penggantinya membuat kebijaksanaan


yang berbedadari zaman Khulafa al-Rasyidin. Mereka merekrut orang-orang
non-musim sebagai pejabat- pejabat dalam pemerintahan, seperti penasehat,
administrator, dokter dan dikesatuan-kesatuantentara. Tapi di zaman Khulafaur
Umar bin Abd al-Aziz kebijaksanaan itu ia hapuskan. Karenaorang-orang non-
Muslim (Yahudi, Nasrani, Majusi) yang memperoleh privilege di dalam
pemerintahan banyak merugikan kepentingan umat Islam bahkan menganggap
rendah mereka.Didalam Al-Qur’an
memang terdapat peringatan-peringatan yang tidak membolehkan orang-orang
mukmin merekrut orang-orang non-muslim sebagai teman kepercayaan dalam
mengatururusan orang-orang mukmin.Ketujuh, Muawiyah mengadakan
pembaharuan dibidang administrasi pemerintahan danmelengkapinya dengan
jabatan-jabatan baru yang sangat banyak dipengaruhi oleh kebudayaan
byzantium.Kedelapan, Kebijaksanaan dan keputusan politik penting yang dibuat
oleh Khalifah Muawiyahadalah Mengubah system pemerintahan dari bentuk
Khalifah yang bercorak Demokratismenjadi system Monarki dengan mengankat
putranya, Yazid, menjadi putra Mahkota untukmenggantikannya sebagai
Khalifah sepeninggalnya nanti. Ini berarti suksesi kepemimpinan berlansung
secara turun-temurun yang diikuti oleh para pengganti Muawiyah.
Dengandemikian ia mempelopori meninggalkan tradisi di Zaman Khulafa al-
Rasyidin dimana Khalifah ditetapkan melalui pemilihan oleh umat. Lebih dari
itu Muawiyah telah melanggarasas musyawarah yang diperintahkan oleh Al
Qur’an
agar segala urusandiputuskanmelaluimusyawarah.Karena itu keputusan politik
Muawiyah itu mendapat protes dari umat Islam golongan Syi’ah, pendukung
Ali, Abd al-Rahman bin Abi Bakar, Husein bin Ali, dan Abdullah bin
Zubeir.Bahkan kalangan tokoh masyarakat Madinah mengadakan dialog dengan
Muawiyah. Merekamenyarankan agar ia mengikuti jejak Rasulullah atau Abu
Bakar dan atau Umar dalam urusanKhalifah tidak mendahulukan kabilah dari
umat. Muawiyah tidak mengubris saran ini. Alasanyang dikemukakan karena ia
khawatir akan timbul kekacauan, dan akan mengancam stabilitaskeamanan
kalau ia tidak mengangkatputramahkotasebagaipenggantinya.Keputusan ini
direkayasa oleh Muawiyah seolah-seolah mendapatkan dukungan dari para
pejabat penting pemerintah. Ia memanggil para Gubernur datang ke Damaskus
agar merekamembuat semacam “kebulatan tekad” mendukung keputusannya.
Ia meminta salah seoranggubernur yang bernama Al-Dhahhak bin Qais al-Fahri
agar, setelah ia (Muawiyah) berpidatodan memberi nasehat dalam suatu
pertemuan, minta izin berbicara dengan memuji Allah danmenyatakn, Yazid
adalah orang yang pantas memangku jabatan khalifah setelah
Muawiyah.Kepada para Gubernur lain diminta oleh Muawiyah agar
membenarkan ucapan Dhahhak.Mereka memenuhi perintah itu, kecuali
Gubernur Ahnaf bin Qais.Walaupun Muawiyah mengubah system pemerintahan
menjadi monarki, namun dinasti initetap memakai gelar khalifah. Bahkan
Muawiyah menyebut dirinya sebagai Amir al-Mu’minin. Dan status jabatan
Khalifah diartikan sebagai “Wakil Allah” dalam mempimpin umat dengan
menggantikannya kepada Al- Qur’an
(surat al-Baqarah ayat 30). Atas dasar ini Dinastimenyatakan bahwa keputusan-
keputusan khalifah didasarkan atas perkenaan Allah. Siapa yangmenentangnya
adalah kafir.

B. Perkembangan Pada Masa Bani Umayyah


Dinasti Bani Umayyah berdiri selama ± 90 tahun (40 – 132 H / 661 – 750 M)
dandidirikan oleh Muariyah bin Abi Sufyan bin Harb bin Umayyah, dengan
Damaskus sebagai pusat pemerintahannya. Dinasti Umayyah sangat bersifat
Arab Orientalis, artinya dalam segalahal dan segala bidang para pejabatnya
berasal dari keturunan Arab murni, begitu pula dengancorak peradabannya.
Pada masa dinasti ini banyak kemajuan, perkembangan, dan perluasandaerah
yang dicapai, terlebih pada masa pemerintahan Khalifah Walid bin Abdul Malik
(86 – 96 H / 705 – 715 M).
Pada masa awal pemerintahan Muawiyah bin Abi Sufyan ada usaha
memperluaswilayah kekuasaan ke berbagai daerah, seperti ke India dengan
mengutus Muhallab bin AbuSufrah, dan usaha perluasan ke Barat ke daerah
Byzantium di bawah pimpinan Yazid binMuawiyah. Selain itu juga
mengerahkan kekuatannya untuk merebut pusat-pusat kekuasaan diluar jazirah
Arab, antara lain kota Konstantinopel. Al-Usairy menyebut empat keutamaan
Dinasti Umayyah yang dilupakan sejarah :

1. Muawiyah seorang sahabat mulia. Walau pun melakukan kesalahan ijtihad


politik, yaitutidak mengakui pemerintahan yang sah di bawah kepemimpinan
khalifah Ali, namun tetap ia berlaku adil karena semua sahabat adil. Marwan bin
Hakam, khalifah keempat DinastiUmayyah adalah lapisan pertama
tabi’in
yang banyak meriwayatkan hadis dari sejumlahsahabat besar. Abdul Malik
seorang ulama besar Madinah, sementara Umar bin Abdul Azizdianggap
sebagai kholifah kelima khulafaur rasydin. Pernyaan ini ia perkuat dengan
sebuahsabda Rasulullah,
“Manusia terbaik adalah manusia yang berada di masaku, kemudian
generasisetelah mereka, lalu generasi setelah
mereka.”

2. Dinasti Umayyah selalu menghormati kalangan berilmu dan orang-orang


yang memilikisipat-sipat utama.

3. Dinasti Umayyah melakukan terobosan besar di bidang politik kekuasaan


Negara denganmenguasai negeri dan daerah hingga sampai ke wilayah Cina di
sebelah timur, Andalusia(Spanyol), dan selatan Perancis di sebelah barat.

4. Dinasti Umayyah sukses menghidupkan tanah-tanah mati menjadi produktif


yang menjadiandalan hidup msyarakat, membangun infrastruktur yang megah
di berbagai daerah kekuasaan.
Pernyataan Al-Usairy patut kita uji kebenaraannya. Hemat kami, poin ketiga
dan kempat bisadipercaya karena bukti-bukti sejarah memang ada. Namun
untuk poin pertama dan kedua, tidakada alasan untuk menyetuji tanpa
melakukan kritik. Kalau benar Umayyah pengikut setiaMuhammad, Nabi akan
kecewa dengan cara berpolitik yang digunakan oleh Umawiyah dansebagaian
khalifah-khalifah Dinasti Umayyah lainnya. Oleh karena itu, keadilan
seorangsahabat dengan sendirinya akan hilang karena dosa-dosa besar yang
dilakukannya. Karenaselain Nabi tidak ada yang
dima’shum,
kecuali dalam tradisi teologi kaum Syiah.

Dalam sejarah Dinasti Umayyah, mayoritas khalifah-khalifahnya dan para


pembantunya tidakmenghargai kalangan berilmu kecuali dari kelompoknya dan
yang bisa ditundukan. Ulama-ulama yang bukan dari kelompok mereka dan
yang tidak bisa ditundukan dikejar dan dibunuhatas perintah raja Dinasti
Umayyah.

Oleh karena itu kami akan merumuskan kemajuan-kemajuan Bani Umayyah,


tanpa melihatcara mereka mewujudkan kemajuan-kemajuan tersebut.

a) Perluasan wilayah sampai batas-batas terjauh. Wilayah Islam membentang


dari LautanAtlantik dan Pyreness sampai ke Indus dan perbatasan Cina; dari
pantai Biscay hingga Indusdan daratan Cina, serta dari laut Aral hingga sungai
Nil. Pada masa kejayaan tersebut, terjadi penaklukan Spanyol dan penaklukan
kembali Afrika Utara. Jadi seratus tahun pasca wafatnya Nabi Muhammad,
islam telah menyentuh wilayah yang sangat luas.

Mengenai kehebatan ekspansi Dinasti Umayyah ini, Karen Armstrong menulis


bahwa kaummuslimin telah mampu mendirikan imperium mereka di bawah
kepemimpinan DinastiUmayyah. Imperium ini berkuasa hingga kawasan Asia
dan Afrika Utara. Ekspansi itu tidaksaja diilhami oleh agama, tetapi juga oleh
semangant imperialisme Arab.
b) Nasionalisasi atau arabisasi dalam bidang adminitrasi, yaitu diantaranya
denganmengharuskan menggunakan Bahasa Arab dalam pelayanan administrasi
pemerintahan.
c) Pembentukan enam lembaga atau departemen di pusat pemerintahan.
1) Diwan al-Kharaj
(Departemen Perpajakan) yang berwenang mengelola seluruhkeuangan negara,
termasuk mengumpulkan pendapatan pajak dan membagikannya
untukmasyarakat

2) Diwan al-
Rasa’il
(Lembaga Korespondensi) yang bertugas mengkordinir semua halyang
berkaitan dengan surat menyurat.
3) Diwan al-Khatam
(Lembaga Pelayanan Stempel) yang berwenang untuk membuat
danmemelihara salinan dari setiap dokumen resmi Negara.

4) Diwan al-Barid
(Lembaga Pelayanan Pos) bertugas untuk menyampaikan berita-beritaantara
raja dan para pejabat, termasuk pelayanan untuk memenuhi kebutuhan mereka.

5) Diwan al-Qudat
(Lembaga Peradilan) yang bertugas memproses dan memutus perkara

6) Diwan al-Jund
(Angkatan Bersenjata) yang bertugas membentuk angkatan bersenjatadan
mengkordinirnya.

d) Pembangunan dan perbaikan infrastruktur, termasuk pembangunan berbagai


monumendan masjid-masjid, diantaranya Kubah Batu di Yerusalem dan Masjid
Muawiyah di Damaskus,dan perbaikan Masjid Nabawi di Madinah.
e) Pembuatan keping mata uang Arab pertama dalam sejarah pemerintahan
islam yangdiberlakukan dalam transaksi perdagangan.

C. Kemunduran Peradaban Islam pada Masa Bani Umayyah


Kemunduran Pada Masa Bani Umayyah
Ada 7 faktor penyebab kemunduran kekuasaan Bani Umayyah, yaitu :
1. Persoalan suksesi kekhalifahan
2. Sikap glamor penguasa
3. Perlawanan kaum Khawarij
4. Perlawanan dari kelompok Syi’ah
5. Meruncingnya pertentangan etnis
6. Timbulnya stratifikasi sosial
7. Munculnya kekuatan baru

Sedangkan kemunduran atau bahkan kehancuran peradaban Islam pada masa


Bani Umayyahini oleh karena 2 sebab, yaitu :
1. Hancurnya kekuasaan Islam di Andalusia dan rendahnya semangat para ahli
dalammenggali budaya Islam Kehancuran kekuasaan Islam di Andalusia
pada 1492 M berdampak buruk terhadap perkembangan ilmu pengetahuan
dan peradaban Islam. Para ahli tidak banyak memilikimotivasi untuk
mengkaji ilmu pengetahuan lagi. Karena mereka sudah merasa putus asa
skibatserangan yang dilakukan oleh para penguasa Kristen, dan tindakan
para penguasa tersebutterhadap peninggalan peradaban Islam di Andalusia,
seperti penghancuran pusat-pusat peradaban Islam dan sebagainya.
1. Banyaknya orang Eropa yang menguasai ilmu pengetahuan dari Islam Di
lembaga-lembaga pendidikan tinggi, tidak hanya orang-orang Islam yang
diberikankesempatan mempelajari ilmu pengetahuan, tetapi juga
kesempatan itu diberikan kepadasemua orang, termasuklah orang-orang
Kristen Barat yang tertarik untuk mempelajari ilmu pengetahuan yang
dikembangkan oleh umat Islam.
Ketertarikan karena metode ilmiah Islam, seorang pendeta Kristen Roma
anggota OrdoFransiskan dari Inggris bernama Roger Bacon (1214– 1292 M)
datang belajar bahasa Arab diParis antara tahun 1240– 1268 M. Melalui
kemampuan bahasa Arab dan bahasa Latinnya itu,ia dapat membaca naskah asli
dan terjemahan berbagai ilmu pengetahuan, terutama ilmu pasti.Buku-buku asli
dan terjemahan dibawanya ke Inggris pada Universitas Oxford.

D. Khalifah-khalifah bani Umayyah

1. Muawiyah ibn Abu Sufyan atau Muawiyah I (41-60 H/661-679 M)


Nama lengkapnya Abu Abdurrahman Muawiyah bin Abu Sufyan. Ibunyya
Hindun ibnt Rubai’ah ibnt Abd Syam. Sebagaimana disebutkan di bagian
pendahuluan bahwa Muawiyahseorang politisi ulung dan pendiri dinasti
Umayyah. Ia pantas disebut raja terbesar baniUmayyah karena jasa-jasanya
dalam membangun fondasi dinasti Umayyah sehingga sanggup bertahan sampai
91 tahun. Hitti menggambarkan sosok Muawiyah ini. Dalam diri Mu’awiyah
seni berpolitik berkembang hingga tingkatan yang mungkin lebih tinggi
tinimbang (dibandingkan dengan: penulis) khalifah-khalifah lainnya. Menurut
para penulis biografinya, nilai utama yang ia miliki adalah al-hilm, kemampuan
luar biasa untukmengunakan kekuatan hanya ketika dipandang perlu dan,
sebagai gantinya, lebih banyakmenggunakan jalan damai. Kelembutan yang
sarat dengan kebijakan, yang ia gunakan agartentara meletakkan senjata dan
membuat kagum musuhnya, sikapnya yang tidak mudah marahdan
pengendalian diri yang sangat tinggi, membuatnya mampu menguasai keadaan.
Pada masa pemerintahnnya, ekpansi wilayah islam diteruskan meliputi dua
wilayah utama,yaitu wilayah barat dan wilayah Timur. Di wilayah Barat,
kepulauan Jarba di Tunisia,kepulauan Rhodesia, kepulauan Kreta, dan
kepulauan Ijih dekat Konstantinopel dapatditaklukan. Bahkan penaklukan
sampai ke daerah Maghrib Tengah (Aljazair). Uqbah ibn Nafiadalah panglima
perang yang paling terkenal di wilayah ini. Di kawasan Timur, sebagiandaerah-
daerah di Asia Tengah dan wilayah Sindh dapat ditaklukan di bawah
kepemimpinanAbdullah ibn Ziyad.
Kesuksesan Muawiyah ini karena disokong oleh orang-orang yang berada di
sekelilingnya,yaitu Amr ibn Ash (Gubernur Mesir), Al-Mughirah (Gubernur
Kufah), dan Ziyad ibn Abihi(Gubernur Basrah). Ketiga orang ini para politisi
ulung yang menjadi andalan Muawiyah.

Selain ketiga orang tersebut, Muawiyah juga sangat dibantu oleh orang-orang
Suriah. Merekamasyarakat yang sangat patuh dan setia kepadanya. Mereka
berhasil dicetak oleh Muawiyahmenjadi kekuatan militer yang berdisiplin tinggi
dan terorganisir.

Beberapa keberhasilan Muawiyah selain perluasan daerah islam.


1. Pencipataan stabilitas nasional. Pada masa pemerintahannya, tidak ada
pemberontakanyang berarti kecuali letupan-letupan kecil saja.
2. Pendirian departemen pencatatan adiminstrasi negara, termasuk pembuatan
stempel pertama kali dalam sejarah pemerintahan islam.
3. Pendirian pelayanan pos untuk menghubungkan wilayah-wilayah kekuasaan
dan untukmelakukan konsolidasi diantara pemimpin-pemimpin wilayah
tersebut. Pelayanan inidiantaranya menggunakan kuda dan keledai.
4. Pembangunan departemen pemungutan pajak. Departemen ini
mendorongkesejahteraan dan stabilitas ekonomi masyarakat.
Muawiyah meninggal pada bulan April tahun 679 M/60 H. Dunia telah
mencatatkan namanyasebagai pemimpin yang paling berpengaruh pada
jamannya. Ia telah membangun fondasikekuasaan yang sangat kokoh. Kelak
para penerusnya melanjutkan cita-citanya dengan bertumpu pada fondasi yang
sudah dibangunnya.
1. Yazid ibn Muawiyah (60-64 H/679-683 M)
Namanya Yazid ibn Muawiyah ibn Abu Sufyan. Ia khalifah kedua dinasti
Umayyah yang dibaitlangsung oleh ayahnya untuk menggantikannya.
Pembaiatan ini menjadi yang pertama kaliterjadi dalam sistem politik islam dan
semakin mempertegas sebuah sistem pemerintahan turuntemurun (Monarki)
Dinasti Umayyah.
Mayoritas masyarakat membaitnya, namun Ibnu Umar, Ibnu Abu Bakar, Ibnu
Abbas, IbnuZubair, dan Husen ibn Ali tidak mau membaitnya. Namun karena
dipaksa untuk membait,tokoh-tokoh tersebut kecuali ibn Zubair dan Husen
akhirnya membait Yazid sebagai pemimpin pemerintahan.

Kecuali sedikit penaklukan di daerah Afrika dan moralitasnya yang sangat


buruk, tidak adayang menonjol dari diri seorang Yazid. Malah pada masa
pemerintahnya, terjadi dua tragediyang sangat mencoreng sejarah Islam.

Pertama, tragedi Karbala memerah. Pada waktu itu, seorang panglima Yazid
yang sangat bengis, yang bernama Ubaidillah ibn Ziyad dan pasukannya
mencegat rombongan Husen beserta pengikutnya di Karbala. Pasukan Ziyad
membunuh Husen dan pengikutnya dengancara yang sangat sadis. Kepala
Husen diserahkan kepada pemimpinnya, Yazid ibn Abu Sufyan.

Kedua , peristiwa Hurrah dan penghalalan Madinah. Peristiwa ini terjadi karena
Abdullah ibnZubair tidak mau membait Yazid. Ibnu Zubair malah
mengumumkan pencopotan Yazid dimadinah dan membait dirinya sendiri
sebagai pemimpin pemerintahan. Yazid punmengirimkan pasukan untuk
menumpas kelompok Ibnu Zubair. Ratusan sahabat Ibnu Zubairdan anak-anak
meninggal dunia. Yazid menghalalkan pertumpahan darah untuk membasmi
pemberontakan.
Yazid meninggal dunia pada tahun 64 H / 683 M dengan masa kepemimpinan
selama duatahun. Ia telah menjadi contoh buruknya moralitas seorang
pemimpin pemerintahan islam.

3 Muawiyah bin Yazid (64 H/683 M)

Khalifah ketiga Dinasti Umayyah ini tidak banyak diceritakan sejarah. Hal ini
dikarenakan pemerintahannya yang sangat pendek. Ia menggantikan ayahnya
sebagai raja. Namun iamengundurkan diri karena sakit. Ia meninggal pada tahun
pengangkatannya sebagai raja ketigaDinasti Umayyah.

4. Marwan ibn Hakam (64-65 H/683-684 M)

Marwan diangkat menjadi khalifah keempat setelah Muawiyah ibn Yazid


mengundurkan diri.Ia memerintah hampir satu tahun. Pada saat
pemerintahannya, posisinya goyah karenamayoritas masyarakat lebih
mempercayai Abdullah ibn Zubair sebagai pemimpin yang sah.Sehingga hal ini
menyebabkan dualisme kepemimpinan, yaitu kepemimpinannya yang berpusat
di Suria, Damaskus dan kepemimpinan Abdullah ibn Zubair yang berpusat di
daerahHijaj (makkah dan Madinah).

5. Abdul Malik ibn Marwan (73-86 H/ 692-702 M)

Setelah Yazid ibn Muawiyah diangkat oleh ayahnya sebagai khalifah, Abdullah
ibn Zubair,salah satu tokoh yang menolak membait Yazid, lari ke Makkah dan
membaiat dirinya sebagaiRaja. Setelah Yazid meninggal dunia maka Ibnu
Zubair semakin berkuasa, apalagi rajaMuawiyah II yang ditunjuk menggantikan
Yazid sakit-sakitan dan mengundurkan diri.Kekuasaa Ibnu Zubair semakin luas.
Ia berkuasa dari tahun 64 sampai 73 H.

Di pihak Dinasti Umayyah sendiri, setelah kematian Marwan bin Hakam,


putranya yang bernama Abdul Malik dibait menggantikan ayahnya pada tahun
65 H. Namun penggantian ini belum sepenuhnya legal, sebab Ibnu Zubair masih
berkuasa. Oleh karena itu, seteleh IbnuZubair terbunuh pada tahun 73 H, maka
sejak itu Abdul Malik resmi menjadi khalifah kelimaDinasti Umayyah.

Abdul Malik dianggap sebagai pendiri kedua Dinasti Umayyah. Hal ini
disebabkan ia mampumembangun kembali kebesaran dinasti Umayyah setelah
hampir punah pada jaman rajaMuawiyah II sampai menjelang kematian Ibnu
Zubair. Ia juga diberi gelar
Abdul Muluk , karenaempat putranya menjadi penerusnya sebagai raja dinasti
Umayyah. Mereka adalah al-Walid II,Sulayman, Yazid II, dan Hisyam.

Beberapa kemajuan pada masa Abdul al-Malik adalah membangun nasionalisasi


Arab denganmembuat mata uang sendiri dan menjadikan bahasa Arab menjadi
bahasa resmi administrasi

pemerintahan. Ia meninggal pada tahun 86 H/705 M dan memerintah secara


resmi selama 13tahun.

6. Walid ibn Abdul Malik (86-96 H/705-714 M).

Walid terkenal sebagai seorang arsitektur ulung pertama dalam sejarah Islam.
Dia banyakmendirikan bangunan-bangunan yang megah dalam sekala besar,
diantaranya membangunMasjid Damaskus, membangun Qubbat al-Shakhrah di
Yerusalem dan memperluas Masjid Nabawi.

Selain terkenal dengan membangun infrastruktur yang megah, pada masa


pemerintahannya, penaklukan kawasan islam diperluas. Pasukannya berhasil
menaklukan Sisilia dan Merovits,Afrika, dan Andalusia di bagian barat. Pada
masa ini hidup seorang panglima besar islam asalBarbar, yang bernama Thariq
ibn Ziyad. Ia berhasil menduduki Andalusia pada tahun 92 H /710 M. Di
kawasan timur, pasukan Walid berhasil menguasai Asia Tengah dengan
panglimanya yang terkenal, yaitu Qutaibah ibn Muslim al-Bahili. Sind dan India
pun berhasilditaklukan di bawah pimpinan Muhammad ibn Qasim Ats-Tsaqafi.
Penaklukan ini menjadikanwilayah islam semakin luas.

Walid berkuasa sampai tahun 96 H/ 714 M. Ia salah satu negarawan besar


dinasti Umayyah. Iadikenal dengan jasa-jasanya membangun peradaban islam
yang ada sampai sekarang.Penerusnya tidak mampu melakukan apa yang telah
dilakukannya.

7. Sulayman ibn Abdul Malik (96-99 H/ 714-717 M).

Sulayman diangkat oleh ayahnya, Abdul Malik untuk menjadi pemimpin


pemerintahan islamsetelah Walid mangkat. Ia saudara laki-laki Walid. Namun,
Walid telah bersekongkol untukmenurunkan Sulaeman dari jabatannya dan
menggantikannya dengan anaknya, yaitu Yazid II. Namun Sulayman ternyata
menunjuk anak pamannya, Umar ibn Abdul Aziz untukmenggantikanya. Tidak
banyak yang bisa dijadikan sebagai bukti kemajuan pemerintahannya,kecuali
keputusannya untuk menunjuk Umar bin Abdul Aziz sebagai
penggantinya.Keputusannya itu menjadi karya Sulaeman yang paling hebat. Ia
meninggal pada tahun 99 H/717 M.

8. Umar ibn Abdul Aziz (99-101 H/ 717-719 M)

Umar ibn Abdul Aziz adalah putra saudara Sulayman, yaitu Abdul Aziz. Umar
pantas diberigelar khalifah kelima khulafaur rasyidin karena kesholihan dan
kemulyaannya. Sebelum iadiangkat menjadi khalifah Dinasti Umayyah
kedelapan, ia seorang yang kaya raya dan hidupdalam kemegahan. Ia suka
berpoya-poya dan menghambur-hamburkan uang. Namun setelahdiangkat
menjadi khalifah, ia berubah total menjadi seorang raja yang sangat sederhana,
adildan jujur. Karena kesholihannya, ia dianggap sebagai seorang sufistik pada
jamannya. Ia jugadisebut sebagai pembaharu islam abad kedua hijriyah.
Walaupun masa pemerintahnnya relatif singkat, yaitu sekitar tiga tahuan, namun
banyak perubahan yang ia lakukan. Diantaranya, ia melakukan komunikasi
politik dengan semuakalangan, termasuk kaum Syiah sekalipun. Ini tidak
dilakukan oleh saudara-saudaranya sesamaraja dinasti Umayyah. Ia banyak
menghidupkan tanah-tanah yang tidak produktif, membangunsumur-sumur dan
masjid-masjid. Yang tidak kalah pentingnya, ia juga melakukan reformasisistem
zakat dan sodaqoh, sehingga pada jamannya tidak ada lagi kemiskinan.

Pada masa pemerintahnnya, tidak ada perluasan daerah yang berarti.


Menurutnya, ekspansiislam tidak harus dilakukan dengan cara imprealisme
militer, tapi dengan cara dakwah. Olehkarena itu, ia mengirim para mubalig ke
daerah kekuasaan islam, yang otoritas agamanya bukan islam.

Umar mangkat dari jabatannya pada tahun 101 H/719 M dengan meninggalkan
karakter pemerintahan yang adil dan bijaksana terhadap semua golongan dan
agama. Penerusnya nanti justru berbanding terbalik dengan karakter
kepemimpinannya.

9. Yazid ibn Abdul Malik atau Yazid II (101-105 H/719-723 M)


Yazid memerintah selama hampir empat tahun. Kepemimpinannya buruk dan
diwarnai olehadanya konfrontasi dari masyarakat. Tidak ada kemajuan yang
layak dicatat dalam sejarah. Iameninggal dunia pada tahun 105 H/742 M.
Selanjutnya kepemimpinan dipegang olehsaudaranya, Hisyam ibn Abdul Malik.

10. Hisyam ibn Abdul Malik (105-125 H/ 723-742 M)

Siapakah khalifah kesepuluh Dinasti Umayyah ini? Badri Yatim memasukan


Hisyam sebagaisalah satu dari lima khalifah besar Dinasti Umayyah, selain
Muawiyah ibn Abu Sufyan, AbdulMalik ibn Marwan, Walid ibn Abdul Malik,
dan Umar ibn Abdul Aziz. Hiiti memasukannyasebagai negarawan ketiga dan
terakhir Dinasti Umayyah setelah Muawiyah ibn Abu Sufyandan Abdul Malik.
Hal ini karena pada masa pemerintahnnya, terjadi perbaikan-
perbaikanadministrasi dan menghidupkan tanah-tanah yang mati.

Kami kurang sependapat dengan pemikiran dua penulis tersebut. Kami tidak
menemukanalasan atau data yang kuat dari para penulis tersebut dan tidak juga
kami menemukan referensiyang mendukung. Malahan dikatakan oleh penulis
lain bahwa selama hampir dua puluh tahunmemerintah, negara mengalami
kemorosotan dan melemah. Hal ini disebabkan banyaknyarongrongan dari luar
dan perpecahan dari dalam pemerintahan. Rongrongan dari luardiantaranya
pemberontakan oleh Zaid ibn Ali ibn Husen sebagai refresentasi dari
kelompokSyiah Zaidiyah dan seruan pembentukan pemerintahan Abbasiyah.
Dari dalam karena adanyakonflik orang-orang Arab Selatan dan Arab Utara.

11. Walid bin Yazid ibn Abdul al-Malik atau Walid II (125-126 H/ 742-743 M)
Penerus Hisyam, Walid bin Yazid tidak mampu mengembalikan pemerintahan
menjadi lebih baik. Malahan keadaan pemerintahan menjadi lebih buruk.
Alasannya, selain musuh semakinkuat, ia juga meniru gaya hidup ayahnya,
Yazid ibn Abdul Malik. Dia banyak menciptakan permusuhan. Oleh karena itu,
saudara sepupunya, Yazid ibn al-Walid-yang kelak menjadi pengganti Walid-
memerintahkan untuk mencopot Walid dari jabatannya. Setelah hampir
tigatahun memerintah, Walid pun dibunuh oleh pasukan Yazid ibn al-Walid dan
ia mengantikankedudukan Walid.
12. Yazid bin Walid atau Yazid III (126 H/743 M)

Pada masa jabatannya, pemerintahan semakin kacau. Pemberontakan di mana-


mana. Keluargakhalifah pun sudah terpecah. Akhirnya Yazid III meninggal
dunia akibat penyakit tha’un setelah memerintah selama enam bulan.

13. Ibrahim ibn al-Walid ibn Abd al- Malik (127 H / 744 M)

Dia hanya memerintah selama 70 hari. Oleh karena itu, ada yang tidak
memasukannya sebagaisalah satu khalifah Dinasti Umayyah. Pada masanya,
tanda-tanda kehancuran Dinasti Umayyahsemakin jelas. Perpecahan diantara
keluarga semakin terbuka. Ia dituntut oleh Marwan ibnMuhammad ibn Marwan
untuk mempertanggung jawabkan kematian Walid II yang dibunuholeh Yazid
III, kakak Ibrahim. Ia melarikan diri dari Damaskus. Marwan sampai ke
Damaskusdan dibaiat sebagai khalifah terakhir Dinasti Umayyah Jilid I.

KESIMPULAN

Secara umum, Dinasti Umayyah berhasil melahirkan peradaban Islam yang luar
biasa. EraDinasti Umayyah ini menjadi catatan sejarah islam yang berhasil
membuktikanan kepada dunia bahwa bahwa kerajaan Islam mampu berdiri
tegak dan bersaing dengan dua kerajaan besar nonmuslim, yaitu Persia dan
Bizantium.

Secara moralitas politik dan moralitas keagamaan, Dinasti Umayyah ini


mengalamikebobrokan moral. Kecuali Umar ibn Abdul Aziz, tidak satu pun dari
khalifah-khalifah DinastiUmayyah ini yang mencontoh moralitas politik
Rasulullah SAW. Kelak kebobrokan moral inimenjadi salah satu pemicu
keruntuhan Dinasti Umayyah.

Anda mungkin juga menyukai