Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM PADA MASA DINASTI

UMAYYAH

SEJARAH PERADABAN ISLAM

Dosen Pengampun : Ajeng Pratiwi, M.Pd

Disusun Oleh :
Ari Nurmansyah (1911060260)
Melsi Oktamalia (1911060364)
Putri Martilesa (1911060400)
Raina Maharani (1911060404)
Ratih Agustina (1911060405)
Rekha Azhra Fauza (19110604080)

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
RADEN INTAN LAMPUNG
T.A 2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh ...


Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala,
karena berkat rahmat-Nya Kami bisa menyelesaikan tugas Makalah mata kuliah
Pendidikan Peradaban Islam yang berjudul “Peradaban Dinasti Umayyah”.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah
ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu Kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca, mahasiswa dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan
bagi kita semua.
Amin ya robbal alamin.....
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh ..

BANDAR LAMPUNG,....................2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................i

KATA PENGANTAR......................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................5


1.2 Tujuan.....................................................................................................6
1.3 Rumusan Masalah.................................................................................. 6
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................7
2.1 Sejarah Berdirinya Dinasti Umayyah.....................................................7
2.2 Bani Umayyah di Masa Pra-Islam dan Masa Rasul SAW ...................8
2.3 Sistem Pemerintahan Dinasti Umayyah.................................................8
2.4 Khalifah-Khalifah Dinasti Umayyah.....................................................9
2.5Kemajuan Dinasti Bani Umayyah.........................................................12
2.6 Kemunduran Dinasti Umayyah ...........................................................13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .........................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA

3
4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan peradaban Islam dari masa kemasa telah banyak mewarnai
berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat di berbagai belahan dunia. Negeri-
negeri yang berada disemenanjung Arab, benua Afrika, Eropa sampai ke
Indonesia telah dipengaruhi oleh penyebaran budaya dan peradaban Islam.
Perkembangan bidang pemikiran dan filsafat, bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi, bidang pemerintahan dan politik telah memberikan sumbangan yang
sangat besar bagi perkembangan masyarakat di zaman modern. Pada masa silam
kemajuan peradaban manusia terjadi pada masa kekuasaan Islam di hampir semua
belahan dunia. Ketika Islam berada pada masa kejayaannya disaat yang sama
Eropa sedang berada dalam masa kegelapan yang kita kenal dengan istilah the
darkness age.
Peradaban Islam telah mengalami perubahan yang signifikan, hal ini dapat dilihat
dari perkembangan kebudayaan, pemikiran dan peradaban, baik pada masa
Rosulullah, Khulafaurrasyidin maupun pada masa Umayyah dan Abasiyah. Islam
yang hadir di tengah kerasnya peradaban jahiliyah, melalui Muhammad SAW.
Akan tetapi untuk selanjutnya Islam mampu bermetamorfosa menyebar hampir ke
seluruh penjuru jagad. Setelah masa Rasulullah saw, yang kemudian dilanjutkan
oleh masa khulafaurrasyidin dan dinasti-dinasti Islam yang muncul sesudahnya.
Dan telah berhasil membangun peradaban dan kekuatan politik yang menandingi
dinasti besar lainnya pada masa itu, yakni Bizantium dan Persia
Baghdad dan Cordova merupakan salah satu bukti betapa tinggi dan majunya
peradaban Islam. Pada masa kekuasaan Khalifah Bani Umayyah
Dinasti Umayyah merupakan pemerintahan kaum Muslimin yang berkembang
setelah masa Khulafa al Rasyidin yang dimulai pada tahun 41 H/661 M. Dinasti
Umayyah yang berpusat di Damaskus mulai terbentuk sejak terjadinya
peristiwa tahkim pada Perang Siffin. Perang yang dimaksudkan untuk menuntut
balas atas kematian Khalifah Utsman bin Affan itu, semula akan dimenangkan
oleh pihak Ali, tetapi melihat gelagat kekalahan itu, Muawiyah segera
mengajukan usul kepada pihak Ali untuk kembali kepada hukum Allah.
Dalam sistem pemerintahan, Bani Umayyah  telah mengubah sistem suksesi
kepemimpinan dengan jalan musyawarah menjadi monarkhi atau sistem kerajaan
yang diwariskan secara turun temurun. Hal ini dapat dilihat dari sikap Muawiyah
mengangkat anaknya sendiri Yazid, sehingga pada umumnya sejarawan
memandang negative terhadap Muawiyah karena pada awal keberhasilan
memperoleh legalitas atas kekuasaannya dalam perang di Shiffin dicapai melalui
arbitrase.
Dalam perkembangannya dinasti umayyah mengalami banyak kemunduran salah
satunya adalah System penggantian khalifah melalui garis keturunan yang
Pengaturannya tidak jelas. Ketidak jelasan system menggantian khalifah ini
menyebabkan terjadinya persaingan yang tidak sehat dikalangan anggota
keluarga  istana dan masih ada lainnya yang kita akan bahas mengenai sejarah

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana berdirinya dinasti umayyah?
2. Bagaimna Bani Umayyah di Masa Pra-Islam dan Masa Rasul SAW?
3. Bagaimana Sistem Pemerintahan Dinasti Umayyah?
4. Khalifah-Khalifah Dinasti Umayyah?
5. Bagaimana Kemajuan Dinasti Bani Umayyah?
6. Bagaimana Kemunduran Dinasti Umayyah?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui hal-hal yang melatar belakangi berdirinya Dinasti
Umayyah.
2. Mengetahui siapa saja Khalifah-khalifah yang pernah memimpin pada
masaDinasti Umayyah.
3. Mengetahui keberhasilan apa saja yang diperoleh selama masa
pemerintahan Dinasti Umayyah.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Berdirinya Dinasti Umayyah

Dinasti bani Ummayyah berlangsung lebih kurang ± 90 tahun (40-132 H /


661-750 M).telah banyak melakukan perubahan. Hadirnya kebudayaan baru pada
era pemerintahan bani Ummayyah dengan melihat tiga sudut pandang sebagai
penyangga eksistensi kekuasaan Islam, yaitu dari sisi sistem pemerintahan,
perkembangan kebudayaan dan gerakan dakwah Islam. Keberadaan khalifah
ternyata tidak semua bisa dijadikan tauladan dalam pemerintahan, pengembangan
kebudayaan dan gerakan dakwah. Ketika istana berada di tangan khalifah yang
dinamis, maju jujur dan berkomitmen memajukan kebudayaan, pemerintahan dan
dakwah, kondisi istana berkembang dengan baik dan mampu mencapai puncak
kejayaannya..

Pusat pemerintahan dinasti ini terletak di Damaskus. Nama dinasti ini dirujuk
kepada Umayyah bin 'Abd asy-Syams, kakek buyut dari khalifah pertama Bani
Umayyah, yaitu Muawiyah bin Abu Sufyan atau kadangkala disebut juga dengan
Muawiyah I. Dinasti Umayyah berdiri di atas bangunan perpecahan umat Islam.
Berbagai peristiwa perpecahan umat Islam sebelumnya membayangi dinasti ini.
Bahkan, dinasti ini berdiri dari hasil perpecahan yang menyebabkan peperangan
antara Ali dan Muawiyah. Berkat kejeniusan Amr bin Ash, Muawiyah berhasil
memenangkan peperangan dengan Ali dan mendirikan Dinasti Umayyah.
Muawiyah menyadari bahwa perpecahan di kalangan umat Islam tidak dapat
dibiarkan lagi karena akan mengganggu kemajuan umat Islam sendiri.Untuk itu
dia melakukan segala hal untuk menyatukan umat Islam. Bahkan, dalam upaya
menyatukan umat Islam itu Muawiyah dan keturunannya tidak segan-segan
melakukan tindakan tegas dan kejam terhadap pemberontakan. Mereka tidak
mentolerir setiap potensi yang akan merusak persatuan umat Islam. Berkat
tindakan tegas itu maka umat Islam dapat bersatu pada masa pemerintahan Dinasti
Umayyah. Meskipun harus diakui masih ada pemberontakan tetapi itu hanyalah
pemberontakan kecil yang dengan mudah dapat dikalahkan oleh Dinasti Umayah.

3
Berkat persatuan umat Islam, Dinasti Umayyah berhasil mengembangkan
peradaban Islam.

2.2 Bani Umayyah di Masa Pra-Islam dan Masa Rasul SAW


Di masa pra-Islam, sebagai suku Quraisy, Bani Umayyah dan Bani Hasyim
selalu bersaing untuk menduduki kursi pimpinan. Bani Umayyah lebih berperan
dalam bidang pemerintahan dan perdagangan, dengan demikian mereka lebih
banyak menguasai bidang perekonomian di banding Bani Hasyim, sementara
Bani Hasyim adalah orang-orang yang berekonomi sederhana, akan tetapi
kebanggaan Bani Hasyim adalah bahwa Rasul terakhir yang diutus Allah swt.
adalah dari keturunan mereka, yakni Muhammad bin Abdillah bin 'Abd al-
Muththalib. Ketika agama Islam mulai berkembang dan mendapatkan pengikut,
Bani Umayyah merasa bahwa kekuasaan dan perekonomiannya terancam,
dengan demikian. Bani Umayyah menjadi penentang utama terhadap perjuangan
Muhammad SAW (Bani Hasyim). Abu Sufyan bin Harb adalah salah seorang
keturunan Umayyah yang sering kali menjadi jenderal dalam beberapa
peperangan melawan pihak Bani Hasyim. Setelah Islam menjadi kuat dan dapat
merebut Mekah, pihak Abu Sufyan menyerah, di antara mereka adalah
Muawiyah bin Abu Sufyan, yang kemudian memeluk Islam sebagaimana
penduduk Mekah lainnya.

2.3 Sistem Pemerintahan Dinasti Umayyah


Muawiyyah bin Abi Sufiyan menjadi khalifah pertama dinasti Bani Umayyah
setelah Hasan Bin Ali Bin Ab Thalib meyerahkan kekhalifahanya kepada
Umayyah.Sebelumnya,Muawiyyah menjabat sebagai Gubernur syiria.Selama
berkuasa di Syiria,Muawyyiah mengandalkan orang – orang Syiria dalam
memperluas batas wilayah Islam.Ia membentuk pasukan Syiria menjadi kekuatan
militer Islam yang terorganisir dan berdisiplin.Ia membangun sebuah Negara
yang stabil dan terorganisir.
Dalam mengelola pemerintahan,Muawiyyah mendirikan dua departemen
yaitu: diwanul khatam yang fungsinya adalah mencatat semua peraturan yang
dikeluarkan oleh khalifah.Dan,diwanulbarid yang fungsinya adalah memberi
tahu pemerintah pusat tentang perkembangan yang terjadi disemua provinsi. Pada

4
masa Muawiyyah bin Abi Sufiyan inilah suksesi kekuasaan bersifat
Monarchiheridetis (kepemimpinan secara turun-temurun) Mulai diperkenalkan,
dimana ketika dia mewajibkan seluruh rakyatnya untuk meyatakan setia terhadap
anaknya,yaitu Yazid bin Muawiyyah, pada tahun 679 M.

2.4 Khalifah-Khalifah Dinasti Umayyah


Para sejarawan umumnya sependapat bahwa khalifah terbesar dari daulah
Umayyah ialah Muawiyyah, Abdul Malik dan Umar bin Abdul Malik
Masa kekuasaan dinasti Umayyah hampir satu abad, tepatnya selama kuranglebih
90 tahun, dengan 14 orang khalifah. Adapun urutan khalifah umayyah adalah
sebagai berikut:
1. Muawiyyah bin Abi Sufiyan (41-61 H/661-679 M) adalah bapak pendiri
dinasti Bani Umayyah dialah tokoh pembangunan yang besar. Muawiyyah
mendapat kursi kekuasaan setelah Hasan bin Ali bin Abi Thalib berdamai
dengannya pada tahun4 H, karena Hasan menyadari
kelemahannyasehingga ia berdamai dan menyerahkan kepemimpinan umat
kepada Muawiyyah sehinggatahun itu dinamakan‘Ammul Jama’ah, tahun
persatuan. Ia juga berjasa mendirikan kantor Cap (percetakan mata uang),
dan lain-lain. Muawiyyah wafat pada tahun 60 H di Damaskus karena
sakit dan digantikan oleh anaknya Yazid.
2. Yazid I bin Muawiyyah (61 - 64 H/680–683 M)
Yazid mempunyai banyak tantangan yang dihadapinya,salah satunya ialah
membereskan pemberontakan kaum Syi’ah yang telah membaiat Husein
sepeninggal.Terjadi perang di karbala yang menyebabkan terbunuhnya
Husain.Yazid wafat pada tahun 64 H setelah memerintah 4 tahun dan
digantikan oleh anaknya, Muawiyyah II.
3. Muawiyyah II bin Yazid, (64-65 H / 683-684 M)
Ia hanya memerintahkan kurang lebih 40 hari, dan meletakkan jabatan
sebagai khalifah tiga bulan sebelum wafatnya.Ia mengalami tekanan jiwa
berat karena tidak sanggup memikul tanggung jawab jabatan khalifah yang
sangat besar tersebut.Dengan wafatnya,maka habislah keturunan
Muawiyyah dalam melenggangkan kekuasaan dan berganti ke Bani

5
Marwan.
4. Marwan I bin al-Hakam, (65-66 H / 684-685 M).
Ia adalah gubernur Madinah di masa Muawiyyah dan penasihat Yazid di
Damaskus. Ia dapat menghadapi kesulitan satu demi satu dan dapat
mengalahkan kabilah Ad-Dahak bin Qais,kemudian menduduki mesir.
Marwan menundukan palestina, hijaz, dan irak. Ia wafat pada tahun 65 H
dan menunjuk anaknya Abdul Malik dan Abdul Aziz sebagai pengganti
sepeninggalannya secara berurutan.
5. Khalifah Abdul Malik (65-86 H/685-705 M)
Ia dikenal sebagai seorang khalifah yang dalam ilmu agamanya, terutama
di bidang figih.Ia telah berhasil mengembalikan sepenuhnya integritas
wilayah dan wibawa kekuasaan keluarga Umayyah dari segala pengacau
negara yang merajalela pada masa-masa sebelumnya. Ia memerintahkan
menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa Administrasi di wilayah
Umayyah, ia juga memerintahkan untuk mencetak uang secara teratur,
membangun beberapa gedung, dan masjid serta saluran-saluran air,
memajukan perdagangan, memperbaiki sistem ukuran timbang, takaran
dan keuangan dan menyempurnakan tulisan huruf Al-qur’an dengan titik
pada huru-huruf tertentu.Khalifah abdul Malik memerintah selam 21 tahun
dan wafat 86 H dan di ganti oleh putranya Al-Walid
6. Al-Walid Bin Abdul Malik (86-96 H/705-715 M)
Karena kekayaan melimpah maka ia sempurnakan pembangunan gedung-
gedung, pabrik- pabrik, dan jalan-jalan yang dilengkapi dengan sumur
untuk para khalifah yang berlalu lalang dijalan tersebut. Ia membangun
masjid Al-Amawi yang terkenal hingga masa kini di Damaskus. di
samping itu, ia menggunakan kekayaan negerinya untuk menyantuni
parayatim piatu,fakir miskin, dan penderita cacat seperti orang lumpuh,
buta, dan sakit kusta.khalifah Walid bin Abdul Malik wafat tahun 96 H
dan digantikan oleh adiknya, Sulaiman.
7. Sulaiman Bin Abdul Malik (96-99 H/715-717 M)
Ia tidak sebijak kakaknya, khalifah Sulaiman bin Abdul Malik dibenci
oleh rakyatnya karena tabiatnya yang kurang bijaksana itu.Para pejabatnya

6
terpecah belah, demikian pula masyarakatnya.Orang-orang yang berjasa di
masa para pendahulunya disiksanya, seperti keluarga Hajjaj bin Yusuf dan
Muhammad bin Qasim yang menundukan India. Ia meninggal pada tahun
99 H danmenunjuk Umar bin Abdul Aziz sebagai penggantinya.
8. Umar bin Abdul Aziz (99-101 H/717-720 M)
Khalifah yang adil itu berusaha memperbaiki segala tatanan yang ada di
masa kekhalifahannya seperti menaikan gaji para gubernurnya,
memeratakan kemakmuran denganmemberi santunan kepada fakir miskin,
dan memperbarui dinas pos.Ia juga menyamakan kedudukan orang-orang
non-Arab sebagai warga negara kelas dua, dengan orang-orang Arab.Ia
mengurangi beban pajak dan menghentikan pembayaran jizyah bagi orang
Islam baru.Khalifah Umar meninggal tahun 101 H dan di gantikan oleh
Yazin II bin Abdul Malik.
9. Yazin II bin Abdul Malik (101-105 H/720-724 M)
Ada masa pemerintahannya timbul lagi perselisihan antara kaum
Mudariyah dan Yamaniyah.Pemerintahan yang singkat itu mempercepat
proses kemunduran Bani Umayyah.Kemudian diganti oleh Khalifah
Hisyam bin Abdul Malik.
10. Hisyam bin Abdul Malik (105-125 H/724-743 M)
Ia memerintah dalam waktu yang panjang, yakni 20 tahun. Pada masa
pemerintahannya terjadi gejolak yang dipelopori oleh kaum syi’ah serta
bersekutu dengan kaum Abbasiyyah. Mereka menjadi kuat karena
kebijaksanaan yang diterapkan oleh khalifahUmar bin Abdul Aziz yang
bertindak lemah lembut terhadapsemua kelompok. Dalam diri keluarga
Umayyah sendiri terjadi perselisihan tentang putra mahkota yang
melemahkan posisi Umayyah.Masih ada empat khalifah lagi yang setelah
Hisyam yang memerintah hanya dalam waktu tujuh tahun, yakni :
11. Al-Walid II bin Yazid II,(126-127 H / 743-744 M)
12. Yazid III bin al-Walid,(127 H / 744 M)
13. Ibrahim bin al-Walid,(127 H / 744 M)
14. Marwan II bin Muhammad (127-133 H / 744-750 M)
Ia adalah penguasa terakhir yang terkenal dengan julukan marwan al-

7
himar (manusia keledai).Karena kebesarannya yang luar biasa dan
kesanggupannya menahan perasaan.Sebenarnya ia adalah penguasa yang
besar tapi sayang, ia muncul ketika didaulat Bani Umayyah sedang
merosot.Ia wafat pada tahun 135 H/750 M terbunuh di Mesir Oleh
pasukan Bani Abbasiyyah.

2.5 Kemajuan Dinasti Bani Umayyah


Dinasti Umayyah dalam keberhasilannya melakukan ekspansi kekuasaan Islam
jauh lebih besar daripada imperium Roma pada puncak kebesarannya.
Keberhasilan ini diikuti pula oleh keberhasilan perjuangan bagi penyebaran
syariat Islam, baik dalam bidang keagamaan maupun dalam bidang politik,
ekonomi dan MIliter. Dengan begitu, Umayyah Timur berhasil pula
mengembangkan aspek- aspek peradaban Islam yang sangat besar konstribusinya
bagi Islam pada masa selanjutnya.
1.Contoh kemajuan dalam bidang fisik yaitu:
Membangun jalan raya, panti asuhan, gedung pemerintahan, masjid, rumah
sakit, sekolah studi kedokteran,membuat pos serta menyediakan kelengkapan
peralatannya,dan mencetak mata uang.
2. Dalam hal Perluasan wilayah,Dinasti Umayyah menjalankan ekspansi sebagai
berikut :
Menguasai Tunis pada tahun 760 M di bawah pimpinan Uqbah bin
Nafi’,khurasan hingga lahore di sebelah timur, Bizantium.

Menguasai Rhodes dan pulau-pulau keil lainnya di Yunani,di sebelah


Barat,Dinasti Umayyah berhasil menaklukkan Aljazair dan Maroko.

Selanjutnya, Dinasti Umayyah berhasil menaklukkan Andalusia yakni Toledo,


Sevilla, Malaga,Elvira dan Cordova.

Penaklukkan yang sama berlanjut hingga ke Cadiz dan Calica,

Menaklukkan Baikh, Bukhara, Khawarizm,Farghana dan SamarFand,dan India


sampai Brahmanabat

8
2.6 Kemunduran Dinasti Umayyah

Kemunduran dan kehancuran Dinasyti Bani Umayyah tidak terlepas dari masa
pembentukannya. Karena masa tersebut merupakan awal cikal bakal tumbuh dan
berkembangnya beberapa faktor penyebab kemunduran dan kehancuran tersebut.
Berawal dari kematian Khalifah ‘Usman bin ‘Affan, menimbulkan konflik yang
berkepanjangan dalam tubuh umat Islam, khususnya antara Mu’awiyyah dan ‘Ali.
Mu’awiyyah yang sudah lama mendambakan jabatan Khalifah memanfaatkan
momentum itu sebaik-baiknya. Kebijakan ‘Ali menurunkannya dari jabatan
Gubernur Syria tidak dihiraukan, bahkan ia memperkuat penolakannya terhadap
‘All sebagai Khalifah dengan alasan menuntut balas atas kematin ‘Usman.
Mu’awiyyah berusaha membangkitkan semangat dan emosi rakyat Syria dengan
mempertunjukkan baju ‘Usman yang bergelimang darah dan jemari istri ‘Usman
yang turut terpotong dalam pembunuhan tersebut.9 Akhirnya perang saudara tidak
dapat dihindarkan. Dengan memimpin pasukan sebanyak 50.000 orang, Khalifah
bergerak menuju Syria untuk menumpas pemberontakan Mu’awiyyah. Sementara
Mu’awiyyah menanggapi sikap ‘Ali tersebut dengan tindakan yang sama. Kedua
pasukan bertemu di daerah Siffln. Pada saat itu ‘Ali masih mencari jalan terbaik
agar tidak terjadi perang saudara sesama muslim. Namun usaha tersebut tidak
membuahkan hasil. Perang pun berlangsung dengan sengit. Pada hari kedua
pasukan Mu’awiyyah mulai terdesak. Mu’awiyyah yang cerdik atas nasebat ‘Amr
bin ‘Ash mengikatkan al-Qur’an pada Ujung tombak tentaranya sebagai isyarat
agar perselisihan diselesaikan dengan al-Qur’an Sebenarnya Khalifah ‘Ali
menyadari bahwa itu merupakan tipu muslihat Mu’awiyyah untuk menghindari
bencana, dan ia bermaksud untuk meneruskan peperangan. Akan tetapi tentara
menuntut agar perang dihentikan. Setelah pertempuran terhenti, diputuskan bahwa
perselisihan itu harus diselesaikan oleh dua orang penengah. Mu’awiyyah
mengangkat sahabatnya ‘Amr bin ‘Ash yang cerdik untuk menjadi penengah dari
pihaknya. Sedangkan dari pihak ‘Ali diwakili oleh Abu Musa al-Asy’ari. Kedua
orang penengah ini dibantu oleh 400 orang. Seandainya penengah tidak bisa
memutuskan persoalan, maka akan di putuskan berdasarkan suara, terbanyak.’’
Hasil tahkim tersebut tidak disetujui oleh sebagian besar pihak ‘Ali dan mereka
memisahkan diri. Golongan ini disebut dengan kaum Khawarij. Mereka menilai

9
bahwa tahkim tersebut merupakan penyimpangan syari’at. Berdasarkan indikasi
tersebut mereka membasmi pengazaz hasil tahkim dengan cara kekerasan. Di
antara orang yang menjadi sasaran utama ancaman Khawarij adalah’Ali dan
Mu’awiyyah. Keduanya dipandang sebagai pribadi yang telah menyimpang dari
syari’at. Bahkan dalam Perspektif politik keduanya dianggap sebagai penghalang
dalam usaha mengembalikan persoalan Khalifah kepada umat melalui pemilihan
yang bersifat demokratis. Mereka hanya berhasil membunuh ‘Ali dan gagal
membunuh Mu’awiyyah karena Mu’awiyyah telah menerapkan sistem protokoler
yang dianut oleh dinasti Romawi.12 Berbeda dengan kaum Syi’ah, mereka tidak
menggutuk ‘Ali ketika berlangsung tahkim, bahkan mereka tetap menunjukkan
kesetiaan kepada Imam ‘Ali dalam berbagai kondisi politik. Baik golongan
Khawarij maupun Syi’ah sama-sama menentang pemerintahan Bani Umayyah.
Mereka menjadi gerakan oposisi baik secara terbuka maupun secara tersembunyi.
Penumpasan gerakan-gerakan ini banyak menyedot kekuatan pemerintah
Umayyah.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dinasti umayyah diambil dari nama Umayyah Ibn ‘Abdi Syams Ibn ‘Abdi
Manaf, Dinasti ini sebenarnya mulai dirintis semenjak masa kepemimpinan
khalifah Utsman bin Affan namun baru kemudian berhasil dideklarasikan dan
mendapatkan pengakuan kedaulatan oleh seluruh rakyat setelah khalifah Ali
terbunuh dan Hasan ibn Ali yang diangkat oleh kaum muslimin di Irak
menyerahkan kekuasaanya pada Muawiyah setelah melakukan perundingan dan
perjanjian. Bersatunyaummatmuslimdalamsatukepemimpinanpadamasaitudisebut
dengantahunjama’ah (‘Am al Jama’ah) tahun 41 H (661 M).
SistempemerintahanDinastiBaniUmayyahdiadopsidarikerangkapemerintahanBi
zantium, dimanaiamenghapussistemtradisional yang cenderungpadakesukuan.
Pemilihankhalifahdilakukandengansistemturuntemurunataukerajaan,
halinidimulaiolehUmayyahketikamenunjukanaknyaYaziduntukmeneruskanpemeri
ntahan yang dipimpinnyapadatahun 679 M.
Padamasakekuasannya yang hampirsatuabad,
dinastiinimencapaibanyakkemajuan.Dintaranyaadalah: kekuasaan territorial yang
mencapaiwilayahAfrika Utara, India, danbenuaEropa, pemisahankekuasaan,
pembagianwilayahkedalam 10 provinsi,
kemajuanbidangadministrasipemerintahandenganpembentukandewan-dewan,
organisasikeuangandanpercetakanuang, kemajuanmiliter yang
terdiridariangkatandaratdanangkatanlaut, organisasikehakiman,
bidangsosialdanbudaya, bidangsenidansastra, bidangsenirupa, bidangarsitektur,
dandalambidangpendidikan.
Kemunduran dan kehancuran Dinasti Bani Umayyah disebabkan oleh banyak
faktor, dinataranya adalah: perebutan kekuasaan antara keluarga kerajaan, konflik
berkepanjagan dengan golongan oposisi Syi’ah dan Khawarij, pertentangan etnis
suku Arab Utara dan suku Arab Selatan, ketidak cakapan para khalifah dalam
memimpin pemerintahan dan kecenderungan mereka yang hidup mewah,
penggulingan oleh Bani Abbas yang didukung penuh oleh Bani Hasyim, kaum
Syi’ah, dan golongan Mawali.

11
DAFTAR PUSTAKA

Hasymy, A..Sejarah Kebudayaan Islam,Jakarta: Bulan Bintang, 1975

M.Hum, Kartika Sari. Sejarah Peradaban Islam.Bangka belitung:Shidiq Press, .


2015

Maryam, Siti. Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik hingga Modern.
Yogyakarta: LESFI, 2004

Osman,A.Latif,Ringkasan Sejarah,Jakarta: Widiya,1951

Rachman,Taufik .” Bani Umayyah Dilihat dari Tiga Fase (Fase Terbentuk,


Kejayaan dan Kemunduran)”. Jurnal Sejarah Peradaban Islam, Vol. 2 No. ,
ISSN 2580-8311 Tahun 2018,hlm.88-89

Saufi Ahkmad dan Hasmi Fadillah.Sejarah


PeradapanIslam.Jogyakarta:Deepublish,2015

Soyube,Jousouf,Sejarah Umayyah,Jakarta: Bulan Bintang,1977.

Ummatin,Khoiro.”TIGA PILAR PENYANGGA EKSISTENSI DINASTI


UMMAYYAH”. Jurnal Dakwah, Vol. XIII, No. 2 Tahun 2012,hlm.203-204

Yusra Nelly, “DIAMBANG KEMUNDURAN DAN KEHANCURAN DINASTI


UMAYYAH’’. Jurnal Pemikian Islam, Vol. 37 No.2, Tahun 2012, hlm 114-
115

12

Anda mungkin juga menyukai