Disusun Oleh :
Retno
Putri
Anggraeni (20104050041)
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan kehadirat-Nya kepada kami,sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah “Model Studi Islam di Era Pertengahan”
Terimakasih kami ucapkan kepada Ibu Asniyah Nailasariy, M. Pd.I. dan Bapak Dr.
H. Sumedi, M. Ag. Selaku dosen pembimbing mata kuliah Pengantar Studi Islam dan
semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah kami ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iii
BAB I (PENDAHULUAN).............................................................................................4
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.....................................................................................5
C. TUJUAN PENULISAN.......................................................................................5
BAB II(PEMBAHASAN)...............................................................................................6
1. PENDIDIKAN ISLAM MASA DINASTI UMAYYAH........................................6
A. Sejarah Berdirinya Dinasti Umayyah..................................................................6
B. Kemajuan yang di Capai…..................................................................................7
C. Pendidikan Islam Masa Dinasti Umayyah...........................................................9
2. PENDIDIKAN ISLAM MASA DINASTI ABBASIYAH....................................11
A. Sejarah Berdirinya Dinasti Abbasiyah...............................................................11
B. Pendidikan Islam Masa Dinasti Abbasiyah..................................................11
3. PENDIDIKAN ISLAM MASA OTTOMAN.......................................................14
A. Sejarah Berdirinya Turki Usmani......................................................................14
B. Pendidikan Islam Masa Turki Usmani.........................................................15
4. PENDIDIKAN ISLAM MASA KERAJAAN MUGHAL....................................17
A. Sejarah Beridirinya Kerajaan Mughal...............................................................17
B. Pendidik an Islam Masa Kerajaan Mughal...................................................17
5. PENDIDIKAN ISLAM MASA KERAJAAN SAFAWI........................................18
A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Safawi..................................................................18
B. Pendidikan Islam Pada Masa Dinasti Safawi...............................................19
BAB III (PENUTUP)....................................................................................................20
A. KESIMPULAN..................................................................................................20
B. SARAN..............................................................................................................21
iii
DAFTAR PUSTAKA… 22BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kegiatan pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
dan kehidupan bernegara dari segala aspek kehidupan manusia. 1 Dinasti Umayyah
merupakan kekhalifahan pertama setelah era Khulafaur Rasyidin dalam sejarah
Islam. Nama dinasti ini diambil dari Umayyah bin 'Abd asy-Syams atau
Muawiyah bin Abu Sufyan alias Muawiyah I, salah seorang sahabat Nabi
Muhammad, lalu menjadi khalifah yang memimpin pada 661-680 Masehi..2
Sejak munculnya dinasti Abbasiyah inilah kejayaan Islam semakin terlihat.
Pada permulaan masa Abbasiyah pendidikan dan pengajaran berkembang dengan
sangat hebatnya di seluruh negara Islam. Dinasti Abbasiyah merupakan pelanjut
Dinasti Umayyah.
Kerajaan Turki Usmani di samping yang pertama berdiri, juga yang terbesar
dan paling lama bertahan dibanding kedua kerajaan lainnya. Turki Usmani
dianggap sebagai dinasti yang mampu menghimpun kembali umat Islam setelah
beberapa lama mengalami kemunduran ilmu pengetahuan dan politik.
Selain Kerajaan Usmani, di Persia muncul juga satu dinasti baru yang
kemudian menjadi kerajaan besar di dunia Islam, yaitu dinasti Safawi. Kerajaan
ini mampu mempersatukan seluruh daerah Persia sebagai suatu negara yang besar
dan independen.
Seperempat abad setelah berdirinya kerajaan Safawi, berdiri pula kerajaan
Mughal di India. Akan tetapi Kerajaan Mughal termasuk salah satu kerajaan yang
cukup berarti dalam merekonstruksi peradaban dan pengembangan Pendidikan
Islam
1
Ikatan Dosen Kewiraan Sulawesi, Pendidikan Kewiraan, (Ujung pandang: Yayasan
Pengembangan Ilmu dan Teknologi. 1990). h. 53
2
https://tirto.id/sejarah-kekhalifahan-umayyah-kejayaan-hingga-keruntuhannya-f7Z7
4
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perkembangan pendidikan islam pada masa Dinasti Umayyah ?
2. Bagaimana perkembangan pendidikan islam pada masa Dinasti Abbasiyah ?
3. Bagaimana perkembangan pendidikan islam pada masa Turki Usmani ?
4. Bagaimana perkembangan pendidikan islam masa Kerajaan Mughal?
5. Bagaimana perkembangan pendidikan islam masa Kerjaan Safawi ?
6. TUJUAN PENULISAN
7. Mengetahui perkembangan pendidikan islam pada masa Dinasti Umayyah.
8. Mengetahui perkembangan pendidikan islam pada masa Dinasti Abbasiya
9. Mengetahui perkembangan pendidikan islam pada masa Kerajaan Turki
Usmani
10. Mengetahui perkembangan pendidikan islam pada masa Kerajaan
Mughal.
11. Mengetahui perkembangan pendidikan islam pada masa Kerajaan
Safawi
1
Ikatan Dosen Kewiraan Sulawesi, Pendidikan Kewiraan, (Ujung pandang: Yayasan
Pengembangan Ilmu dan Teknologi. 1990). h. 53
5
2
Lihat juga Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, ( Bandung: Mizan,
1998BAB II
PEMBAHASAN
1. Perkembangan pendidikan islam masa dinasti umayyah
a. Sejarah Berdirinya Dinasti Umayyah
6
Dinasti Umayyah mengambil nama keturunan dari Umayah ibn Abdi Syams ibn Abdi
Manaf3. Kekuasaan Bani Umayyah berumur kurang lebih 90 tahun yaitu 661-750 M. Ibu
kota negara dipindahkan Muawiyah dari Madinah ke Damaskus, tempat ia berkuasa
sebagai gubernur sebelumnya4. Dinasti Umayyah selama pemerintahannya telah terjadi
pergantian sebanyak 14 orang khalifah.Mereka adalah Muawiyah (ibn Abi Sufyan) (661-
680 M), Yazid I (ibn Muawiyah) (680-683 M), Muawiyah II (ibn Yazid) (683 M),
Marwan I (ibn Hakam) (684-685 M), Abdul Malik (ibn Marwan) (685-705 M), al-Walid I
(ibn Abdul Malik) (705-715 M), Sulaiman (ibn Abdul Malik) (715-717 M), Umar II (ibn
Abdul Aziz) (717-720 M), Hisyam (ibn Abdul Malik) (724-743 M), al-Walid (ibn Yazid)
(743-744 M), Yazid III (ibn al-Walid) (744-744 M), dan Marwan II (ibn Muhammad)
(744-750 M). 5Dari sekian banyak khalifah yang berkuasa pada masa dinasti Umayyah
hanya beberapa khalifah saja yang dapat dikatakan khalifah besar yaitu Muawiyah ibn
Abi Soyan, Abd al Malik ibn Marwan, Al Walid ibn Abdul Malik, Umar bin Abdul Aziz
dan Hasyim ibn abd al Malik. Pada awalnya pemerintahan Dinasti Umayyah bersifat
demokrasi lalu berubah menjadi feodal dan kerajaan. Pusat pemerintahannya bertempat di
kota Damaskus, hal itu hal ini dimaksudkan agar lebih mudah memerintah karena
Muawiyah sudah begitu lama memegang kekuasaan di wilayah tersebut serta ekspansi
territorial sudah begituluas Sejarawan pada umumnya memandang negatif terhadap
Muawiyah.Keberhasilannya memperoleh legalitas atas kekuasaannya dalam perang
saudara di Shiffin dicapai melalui cara arbitrasi yang curang.
B. Kemajuan yang di Capai
Secara umum kemajuan dan perubahan yang dilakukan pada masa Dinasti
Umayyah sudah disinggung pada pembahasan di atas. Namun untuk lebih
jelasnya maka penulis akan menguraikan hal-hal yang telah dilakukan oleh
seluruh khalifah yang berkuasa pada waktu itu, di antaranya adalah :
a. Pemisahan Kekuasaan
Pemisahan kekuasaan antara kekuasaan agama (Spiritual power) dengan
kekuasaan politik (temporal power). Muawiyah bukanlah seorang yang ahli
dalam soal-soal keagamaan, maka masalah keagamaan diserahkan kepada para
ulama.
b. Pembagian wilayah
Pada masa khalifah Umar ibn Khattab terdapat 8 propinsi, maka pada masa
Dinasti Umayyah menjadi 10 propinsi dan tiap-tiap propinsi dikepalai oleh
seorang gubernur yang bertanggung jawab langsung kepada Khalifah.
Gubernur berhak menunjuk wakilnya di daerah yang lebih kecil dan mereka
dinamakan ‘amil.
8
d. Organisasi Keuangan
Percetakan uang dilakukan pada masa khalifah Abdul Malik ibn Marwan,
Walaupun pengelolaan asset dari pajak tetap di Baitul Mal
e. Organisasi Ketentaraan
Pada masa ini keluar kebijakan yang agak memaksa untuk menjadi tentara yaitu
dengan adanya undang-undang wajib militer yang dinamakan ‘Nidhomul
Tajnidil Ijbary”
f. Organisasi Kehakiman
Pada masa ini orang-orang Arab memandang dirinya lebih mulia dari segala
bangsa bukan Arab.
Seni ukir dan pahat yang sangat berkembang pada masa itu dan kaligerafi
sebagai motifnya
j. Bidang Arsitektur
38
Maidir Harun, Firdaus, Sejarah Peradaban Islam, (Padang: IAIN-IB Press, 2001), hlm. 81
9
C. Sistem Pendidikan Dinasti Umayyah
Secara essensial pendidikan Islam pada masa dinasti umayyah kurang begitu
diperhatikan, sehingga sistem pendidikan berjalan secara alamiyah 9. walaupun
sistemnya masih sama seperti pada masa Nabi dan Khulafaur Rasyidin. Pada masa
ini pola pendidikan telah berkembang, sehingga peradaban Islam sudah bersifat
internasional yang meliputi tiga Benua, yaitu sebagian Eropa, sebagian Afrika dan
sebagian besar Asia yang kesemuanya itu di persatukan dengan bahasa Arab
sebagai bahasa resmi negara. Dengan kata lain Periode Dinasti Umayyah ini
merupakan masa inkubasi. Dimana dasar-dasar dari kemajuan pendidikan
dimunculkan, sehingga intelektual muslim berkembang.10
Adapun Corak pendidikan pada Dinasti Umayyah yang dikutif dari Hasan
Langgulung yaitu;
a. Bersifat Arab
Ciri utama corak pendidikan masa Umayah adalah bersifat Arab dan Islam
tulen. Artinya yang terlibat dalam dunia pendidikan masih didominasi oleh
orangorang Arab.
b. Berusaha Meneguhkan DasarDasar Agama Islam yang Baru Muncul.
Sangat wajar kalau pendidikan Islam pada periode awal kehidupan Islam ini
untuk berusaha menyiarkan Islam dan ajaran-ajarannya. Dalam pandangan
mereka Islam adalah agama dan negara. Pada masa ini pula, khalifah –
khalifah mengutus para ulama ke seluruh negeri dan bersama dengan tentara
untuk menyiarkan dakwah Islamiah.
c. Prioritas pada Ilmu-Ilmu Naqliyah dan Bahasa.
Pada periode ini, pendidikan Islam memberi prioritas pada ilmu- ilmu
naqliyah yang meliputi ilmu-ilmu agama yang terdiri dari membaca al-Quran,
tafsir, hadits, dan fiqih, begitu juga ilmu-ilmu yang berhubungan dengan ilmu
di atas, yaitu ilmu-ilmu bahasa semacam nahwu, bahasa, dan sastra
9
Ahamd Tafsir, Cakrawala Pemikiran Pendidikan Islam, (Bandung, Mimbar Pustaka, 2004),
hlm. 258
10
Samsul Nizar, Sejarah…, , h. 60.
10
d. Menunjukan Perhatian pada Bahan Tertulis sebagai Media Komunikasi.
Datangnya Islam merupakan faktor penting bagi munculnya kepentingan
penulisan. Pada permulaannya penulisan dirasa penting ketika saat itu Nabi
Muhammad SAW hendak menulis wahyu dan ayat-ayat yang diturunkan.
e. Membuka Jalan Pengajaran BahasaBahasa Asing.
Keperluan untuk mempelajari bahasa-bahasa asing dirasakan sangat perlu, hal
ini terjadi sebagai akibat dari interaksi Islam dengan negeri-negeri lain.
f. Menggunakan Kuttab dan Masjid sebagai pusat pendidikan.
Pendidikan Islam menggunakan surau dan masjid sebagai pusat pendidikan.
Di antara jasa besar Dinasti Umayyah dalam perkembangan ilmu
pengetahuan adalah menjadikan masjid sebagai pusat aktivitas ilmiah,
termasuk syair, sejarah bangsabangsa terdahulu, perdebatan, dan aqidah serta
pengajaranpengajaran lainnya.
kegiatan ilmiah di masjid-masjid dan berkembangnya Kuttab serta Majelis
Sastra. Jadi, tempat pendidikan pada periode Dinasti Umayyah adalah:
1. Kuttab
Kuttab atau Maktab berasal dari kata dasar kataba yang berarti menulis
atau tempat menulis, jadi Kuttab adalah tempat belajar menulis. Kuttab
merupakan tempat anak-anak belajar menulis dan membaca, menghafal
al-Quran serta belajar pokok-pokok ajaran Islam.11
2. Masjid
Peranan masjid sebagai pusat pendidikan dan pengajaran senantiasa
terbuka lebar bagi setiap orang yang merasa dirinya tetap dan mampu
untuk memberikan atau mengajarkan ilmunya kepada orang-orang yang
haus akan ilmu pengetahuan.12
3. Majelis Sastra
Majelis sastra merupakan balai pertemuan yang disiapkan oleh khalifah
dihiasi dengan hiasan yang indah, hanya diperuntukkan bagi sastrawan
dan ulama terkemuka.13
11
Mahmmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam ( Jakarta:PT Hida Karya Agung., 1981) hlmn 39
12
Ibid., hlmn 56
13
Athiyyah Al – Abrasy., Tarbiyah Al Islamiyah, hlmn 6
11
2. PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM MASA DINASTI ABBASIYAH
a. Sejarah Berdirinya Dinasti Abbasiyah
Abu al-Abbas al-Saffah (750-754 M) adalah pendiri dinasti Abbasiyah. Akan
tetapi karena kekuasaannya sangat singkat, Abu Ja’far al-Mansur (754-775M)..14
Abu Ja’far al-Mansur dicatat sebagai pendiri dinasti Abbasiyah yang berkuasa
lebih kurang 20 tahun dan dianggap sebagai tokoh yang terkenal hebat, berani,
kuat, tegas, dan gagah perkasa. Ibn Thabathiba, misalnya, berkata bahwa al-
Mansur adalah seorang raja yang agung, tegas, bijaksana, alim, dan berpikir
cerdas, pemerintahannya rapi, amat disegani, dan berbudi baik.15
14
Badri Yatim, 2006: 50-51
15
Abuddin Nata, 2011: 148
16
Hepi andi Bastoni, 2008: 77Hepi andi Bastoni, 2008: 77
17
Samsul Nizar,2008: 65
18
Suwito, 2008: 11
12
Kekuasaan Dinasti Abbasiyah dibagi dalam lima periode, yaitu:
1. Pertama :Periode I (132 H/750 M-232 H/847 M),
19
Zuhairini, 2004:92
13
c. Toko-toko Kitab
Toko-toko kitab berfungsi sebagai tempat berjual beli kitab-kitab yang
ditulis dalam berbagai ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa itu,
mereka membelinya dari para penulisnya kemudian menjualnya kepada siapa
yang berminat untuk mempelajarinya.
20
Abuddin Nata, 2011:156-157
21
Suwito, 2008:103
22
Zuhairini, 2004: 97
14
h. Perpustakaan
Dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan yang terjadi pada masa
Abbasiyah, didirikanlah perpustakaan, para penuntut ilmu diberikan kesempatan
untuk belajar dan mengembangkan ilmu pengetahuannya.23
i. Madrasah
Minat masyarakat yang semakin meningkat untuk mempelajari ilmu
pengetahuan juga semakin berkembang untuk mengajarkannya diperlukan guru
yang lebih banyak, sarana dan prasarana yang lebih lengkap, serta pengaturan
administrasi yang lebih teratur. Untuk menyelesaikan semua keperluan ini
dibutuhkan suatu lembaga yang bersifat formal, yaitu: madrasah.24
23
Abuddin Nata, 2011:161
24
Samsul Nizar, 2008: 114
25
Jaih Mubarok. Sejarah Peradaban Islam. Bandung Pustaka Bani Quraisy. 2004. h. 113 26
Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam (Dirasah Islamiyah II), Bandung . PT Raja Grapindo
Persada. 2000. h. 129
15
26
Phillip K. Hitti. History of Arab. Terj. R Cecep Lukman yasin dan Dedi Slamet Riyadi. (Jakarta.
Serambi Ilmu semesta, 2006), h. 71
16
27
a. Harun Nasution. Pembaharuan dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan Gerakan.
(Jakarta: Bulan Bintang, 1992), h. 94Kurikulum dan Metode Pendidikan
Pada 1864, Turki Usmani membentuk Komisi Sekolah Dasar Muslim.
Kurikulum mulai disusun lebih baik tahun sekolah dasar mulai diajarkan beberapa
pelajaran tambahan seperti; seni menulis indah (Kaligrafi), kewarganegaraan,
geografi, dan aritmatika. Pada pendidikan madrasah dan pendidikan tinggi juga
yaitu Mekteb-i Ma’arif (Sekolah Pengetahuan Umum) dan Mekteb-i Ulum-u
Edebiye (Sekolah Sastra), ada perubahan kurikulum, yaitu dengan menambahkan
pelajaran umum, antara lain: bahasa Prancis, Ilmu Bumi, ilmu ukur, sejarah dan
ilmu politik disamping Bahasa Arab. Sekolah pengetahuan umum mendidik siswa
menjadi pegawai administrasi, dan sekolah sastra menyiapkan penterjemah-
penterjemah untuk kepentingan pemerintah.28
28
Abuddin Nata, dalam Harun Nasution. h, 287
17
29
http://islamadalahrahmah.blogspot.com/2011/02/pendidikan-islam-di-tiga-kerajaan-
turki.html?m=1
30
Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, h.183-184
pada masa kerajaan Mughal juga dibangun banyak masjid, salah satunya
yang sangat terkenal adalah masjid Badsyahi, yang merupakan bangunan yang
sangat indah dan terletak di sebelah barat benteng Lahore. Masjid-masjid yang
dibangun selain sebagai tempat ibadah juga berfungsi sebagai tempat belajar
agama bagi masyarakat. Ini menunjukkan pada masa Kerajaan Mughal juga
memberikan perhatian besar dalam bidang pendidikan.
18
31
Taufik Abdullah, et.al, (Ed), 2002, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Jilid 2, Jakarta: Ichtiar
Baru Van Hoeve, 297
Selain masjid terdapat pula Khanqa (semacam Pesantren) yang dipimpin
ulama atau wali yang secara umum ada di daerah-daerah padalaman. Khanqa pada
era ini merupakan pusat studi Islam yang dinilai baik. Di Khanqa diajarkan
berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti matematika, mantik, filsafat, tafsir al-
Qur’an, hadis, fiqih, sejarah dan geografi. Bahasa Persia pada waktu itu merupakan
bahasa pengantar dalam kegiatan pendidikan dan Pengajaran.32
32
Taufik Abdullah, et.al, (Ed), 2002, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, h 297 - 298
19
B. 33 Taufik Abdullah, et.al, (Ed), 2002, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Jilid 2,
Jakarta: hlm 29 Pendidikan pada masa Kerajaan Safawi
Dalam sejarah Islam tercatat bahwa bangsa Persia dikenal sebagai bangsa yang
berperadaban tinggi dan berjasa mengembangkan ilmu pengetahuan. Sehingga pada
masa Kerajaan Safawi tradisi keilmuan terus berlanjut. Dapat dikatakan Kerajan
Safawi lebih berhasil dari dua kerajaan Islam lainnya pada masa yang sama, yakni
Kerajaan Turki Usmani dan Kerajaan Mughal di India.
Puncak kejayaan dalam bidang ilmu pengetahuan dan pendidikan Kerajaan
Safawi terjadi pada zaman Syah Abbas I. Hal ini dapat terlihat dari segi fisik
material, yaitu keberhasilannya dalam membangun 162 masjid dan 48 pusat
pendidikan. Versi lain menyebutkan 162 masjid dan 446 sekolah.
Ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa ini banyak berkaitan dengan
pemikiran teosofi dan filsafat, dan bukan ilmu pengetahuan dalam pengertian
secara umum. Kajian yang menekankan sufisme Gnostik ini dapat dimengerti
karena dinasti Safawi dibangun oleh para tokoh ahli tasawuf. Selanjutnya
pemikiran tasawuf itu menjadi dasar bagi pengembangan penelitian dan
perkembangan ilmu pengetahuan.
Banyak juga kemajuan dalam bidang lain, seperti bidang pendidikan dan
keilmuan, yang meliputi bidang ekonomi, ilmu pengetahuan, dan pembangunan
fisik dan seni. 60
1. Bidang Ekonomi
Perkembangan pendidikan dalam bidang ekonomi, membuat Kerajaan Safawi
pada masa pemerintahan Abbas 1 semakin maju. Dengan kemajuan ini, kepulauan
Hurmuuz dan pelabuhan Gumrun (diubah menjadi Bandar Abbas) dikuasainya
lalu dijasikan sebagai jalur jagang laut antara Timur dan Barat.
2. Bidang Ilmu Pengetahuan
Dalam sejarah Islam, bangsa Persia dikenal sebagai bangsa yang berjasa
mengembangkan ilmu pengetahuan tinggi. Sehingga tidak mengherangkan jika
tradisi keilmuan terus berlanjut kerajaan safawi. Kegiatan keilmuan banyak
diadakan di Majelis Istana, seperti kajian teologi, kesejarahan dan kefilsafatan.
3. Bidang Pembangunan Fisik dan Seni
20
Selain kegiatan pendidikan tersebut, juga nampak pendidikan seni dan arsitek yang
bukan hanya berpusat pada ibukota istana tetapi juga sampai di daerah pedalam.BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Dinasti Umayyah diambil dari keturunan Umayyah bin Abdi Syams bin Abdi
Manaf. Kekuasaan Dinasti Umayyah kurang lebih 90 tahun. Selama pemerintahan
Dinasti Umayyah terjadi pergantian sebanyak 14 khalifah. Kemajuan yang di capai
pada pemerintahan Dinasti Umayyah,di antaranya adalah Pemisahan Kekuasaan,
Pembagian Wilayah, Pembentukan beberapa diwan bidang administrasi, organisasi
keuangan,oranisasi ketentaraan dan Bidang Sosial Budaya,Seni dan Sastra,Seni
Rupa,Arsitektur
2. Abu al – Abbas al – Saffah adalah pendiri Dinasti Abbasiyah. Proses berdirinya
Dinasti Abbasiyah diawali dengan dua strategi,yaitu : pertama, dengan sistem
mencari pendukung dan pernyebaran ide secara rahasia. Strategi ke dua, dilakukan
secara terang – terangan dan himbauan – himbauan di forum – forum resmi.
Kekuasaan Dinasti Abbasiyah dibagi menjadi lima periode. Lembaga – lembaga
pendidikan islam pada masa Dinasti Abbasiyah adalah Kutab sebagai lembaga
pendidikan dasar, Pendidikan rendah di Istana, Toko – toko kitab, Rumah – rumah
para ulama
3. Dinasti Turki Usmani berasal dari suku Qayigh Aghuz yang dipimpin oleh
Sulaeman Syah. Perkembangan pendidikan islam pada masa Turki Usmani,tidak
terlepas dari settingan budaya,dan kondisi sosial politik yang terjadi pada waktu itu,
Dinasti Turki Usmani merupakan perpaduan budaya dari beberapa Negara,yaitu :
Persia,Bizantium dan Arab.
4. Kerajaan Mughal merupakan kerajaan yang berada di India. Agama islam masuk ke
Indian diperkirakan pada abad ke- 7 M melalui jalur perdagangan. Pada masa
Kerajaan Mughal,pendidikan memperoleh perhatian yang cukup besar. Untuk
itu,pihak kerajaan menjadikan masjid sebagai tempat ibadah sekaligus tempat
belajar agama bagi masyarakat.
5. Penggegas berdirinya Kerajaan Safawi adalah syekh Ishak Safiuddin dari Ardabildi
Azerbaijan atau dikenal dengan Safi Al- din. Pada masa pemerintahan Abbas 1,
21
kerajaan Safawi mengalami puncak kejayaan.Selain kejayaan,kerajaan Safawi
mengalami kemajuan dalam bidang lain, seperti bidang pendidikan
B. KRITIK
22
Demikianlah makalah yang dibuat penulis, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
apabila terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan memakluminnya, karena
sesungguhnya penulis hamba Allah yang tak luput dari salah atau khilaf. Maka dari itu
penulis mengharapkan pembaca untuk mengkritik jika ada salah kata terutama kepada
dosen pembimbing mata kuliah pengantar studi islam agar makalah ini dapat menjadi
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
23
24