Anda di halaman 1dari 11

Sejarah Pemikiran Islam 2 “Bidang Fiqh”

Mata Kuliah Pengantar Studi Islam


Dosen Pengampu : Dr. H. Sumedi, M.Ag. dan Asniyah Nailasariy, M.Pd.I.

Disusun oleh :

Kelompok 4

1. Nabilla Zayyan Maheswari (20104050033)


2. Bela Lola Pitaloka (20104050034)

PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan
rahmat, inayah, taufiq, dan hidayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini.

Adapun penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengetahui Sejarah Pemikiran


Islam Bidang Fiqh. Kami berharap dapat membuat para pembaca mengerti dan memahami
batapa agungnya kuasa Tuhan YME.
Terimakasih kepada Bapak Dr. H. Sumedi, M.Ag. dan Ibu Asniyah Nailasariy,
M.Pd.I. selaku dosen pembimbing Pengantar Studi Islam yang telah membimbing kami
dalam membuat dan menyusun makalah ini. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi para membaca.
Dalam penulisan makalah ini, berbagai hambatan telah kami alami. Oleh karena itu,
terselesaikannya makalah ini tentu saja bukan karena kemampuan kami semata - mata.
Namun karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak - pihak yang terkait. Sehubungan
dengan hal tersebut, perlu kiranya kami dengan ketulusan hati mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membimbing kami menyelesaikan makalah ini.
Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari pengetahuan dan pengalaman kami
masih sangat terbatas. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran
dari berbagai pihak agar laporan ini dapat menjadi lebih baik.

Wonosobo, 20 November 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang ............................................................................................1


B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Pengertian Fiqh............................................................................................2
B. Ketentuan Hukum Islam dalam Fiqh...........................................................2
C. Sejarah Perkembangan Ilmu Fiqh................................................................3

BAB III PENUTUP..................................................................................................7

A. Kesimpulan .................................................................................................7
D. Saran.............................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................8
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu fiqh adalah salah satu disiplin ilmu yang kedudukannya sangat penting
dalam kehidupan masyarakat islam. Fiqh atau hukum Islam merupakan salah satu
bidang studi Islam yang terkait langsung dengan kehidupan masyarakat. Tak heran,
jika fiqh termasuk ilmu yang pertama kali diajarkan kepada anak-anak dari sejak
dini.1
Fiqh termasuk ilmu yang muncul pada awal perkembangan islam. Fiqh telah
ada sejak masa Nabi Muhammad SAW. Namun, ilmu fiqh belum menjadi disiplin
ilmu karena persoalan agama yang muncul pada waktu itu langsung ditanyakan pada
Nabi Muhammad SAW dengan bersumber pada Al Quran dan Sunnah.
Sepeninggal Nabi Muhammad SAW, ilmu fiqh mulai berkembang. Generasi
penerus beliau tidak hanya berhenti pada masa sahabat, namun masih diteruskan oleh
para tabiin dan ulama sampai akhirnya masuk pada zaman kita sekarang ini. Pada
zaman ini para ulama mulai bermunculan dan memiliki ijtihad yang berbeda-beda.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian fiqh
2. Ketentuan hukum islam dalam Fiqh
3. Sejarah perkembangan ilmu fiqh

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian fiqh
2. Untuk mengetahui ketentuan hukum islam dalam fiqh
3. Untuk mengetahui sejarah perkembangan ilmu fiqh dari masa ke masa

1
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam (Jakarta: Rajawali Pers, 2014) hal 294-296.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Fiqh
Fiqh secara bahasa bermakna Al-Fahmu yang memiliki arti pemahaman.
Sedangkan secara istilah, menurut Muhammad Mustofa Syalbi, fiqh didefinisikan
sebagai pengetahuan mengenai suatu hukum dan pendalamannya. 2 Menurut Imam
Syafi’i, fiqh adalah ilmu atau pengetahuan mengenai hukum-hukum syari’ah yang
melandaskan pada dalil-dalil yang terperinci.3
Dalam hal ini, syari’ah dan fiqh berkaitan sangat erat, yakni untuk mengetahui
dan menjalankan keseluruhan apa yang dikehendaki Allah SWT harus ada
pemahaman yang mendalam terhadap syari’ah, sehingga dapat dilaksanakan dalam
kondisi dan situasi apapun. Hasil dari pemahaman itu kemudian dituangkan dalam
bentuk ketentuan yang terperinci serta menjadi sandaran manusia (mukallaf).

B. Ketentuan Hukum Islam dalam Fiqh


Di dalam fiqh terdapat ketentuan hukum Islam, seperti:
a. Wajib, yaitu perintah yang harus dikerjakan. Jika perintah tersebut dikerjakan,
maka yang akan mendapat pahala, namun jika ditinggalkan akan berdosa.
Contoh : sholat lima waktu, membayar zakat fitrah.
b. Sunnah, yaitu anjuran. Jika dikerjakan dapat pahala, jika ditinggalkan tidak
berdosa. Contoh : puasa senin kamis, sholat tahajjud.
c. Haram, yaitu larangan keras. Jika dikerjakan berdosa, jika ditinggalkan
mendapat pahala. Contoh : zina, minum minuman keras.
d. Makruh, yaitu larangan yang tidak keras. Jika dilanggar tidak berdosa dan jika
ditinggalkan mendapat pahala. Contoh : jangan berbicara ketika berwudhu’,
makan sambil berdiri.

2
Muhammad Mustofa Syalbi, Al-Madkhol fi Al-Ta’rifi bi Al-Fiqhi Al-Islamiy wa Qwa’idu Al-Milkiyyah wa
Al-‘Uqudi Fiha, (Bayrut : Daru Al-Nahdoh Al-‘Arobiyah 1985) hal 31
3
Al-Duktur Wahbah Zuhaily, Al-Fiqhu Al-Islamiy wa Adillathu, Juz 1, (Suriyah : Dar Al-Fiqri, cet 2 1985) hal
16
e. Mubah, yaitu sesuatu yang boleh dikerjakan dan boleh pula ditinggalkan.
Contoh: belanja, makan dan minum.4

Ketentuan fiqh tersebut diproses melalui ijtihad dengan menggunakan bantuan


berbagai ilmu, yaitu:
a. Bahasa Arab : ilmu nahwu (sintaksis, ilmu tata kalimat), tasrif (konjugasi;
sistem perubahan bentuk kata kerja yang berhubungan dengan jumlah, jenis
kelamin, modus, dan waktu), kosakata, semantik (ilmu tentang makna kata;
pengetahuan tentang seluk beluk dan pergeseran arti kata), dan balaghah.
b. Logika : dalam setiap cabang ilmu dimana penalaran digunakan, maka disana
ada kebutuhan terhadap logika.
c. Kajian hadis : faqih harus mempunyai pengetahuan yang baik tentang hadis
dan harus mampu membedakan berbagai jenis hadis, dan mereka sangat
mengenal bahasa hadis itu sebagai akibat dari aplikasi yang terus-menerus.
d. Kajian perawi : kajian tentang perawi, yaitu mengetahui identitas dan sifat-
sifat mereka yang meriwayatkan hadis.
e. Ushul fiqh : sebagai cabang yang paling penting untuk melahirkan fiqh, yaitu
kajian tentang kaidah-kaidah yang digunakan dalam menyimpulkan hukum-
hukum Islam, dan mengajarkan cara menyimpulkan dengan benar dan sah dari
sumber yang relevan dalam fiqh.
f. Ilmu qawaid fiqhiyah : ilmu yang membahas tentang hakikat fiqh, sumber
pengambilannya rahasia, perbedaannya dalam memahami dan menyajikan
serta menentukan hubungan dan pengecualiannya, dan mengetahui hukum-
hukum mengenai berbagai masalah yang tidak tamak dalam tulisan,
pembicaraan, dan kejadian yang tidak akan berakhir sepanjang zaman.5

C. Sejarah Perkembangan Ilmu Fiqh


1. Masa Nabi Muhammad SAW
Periode insya’ dan takwin (pertumbuhan dan pembentukan), berlangsung
selama 22 tahun yaitu sejak tahun 610 M sampai dengan Rasulullah wafat
pada tahun 632 M. Sejarah fiqh Islam, pada hakikatnya tumbuh dan
berkembang di masa Rasulullah, karena beliau yang mempunyai wewenang
4
Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2012) hal 1
5
Abuddin Nata, Studi Islam Komprehensif (Jakarta: Kencana, 2011) hal 242
atas dasar wahyu untuk mentasyri’kan hukum dan berakhir dengan wafatnya
beliau.6
Pada Masa ini fiqh Islam mulai tumbuh dengan bersumber pada Al-quran.
Meskipun masa ini tidak panjang, namun masa inilah yang meninggalkan
kesan-kesan serta pengaruh yang penting bagi perkembangan hukum islam.
Masa Nabi SAW ini terbagi kepada dua periode yang masing-masing
mempunyai corak tersendiri, yaitu :.
a. Periode Makkah
Periode pertama ialah periode Makkah, yaitu selama 12 tahun
sejak beliau diangkat menjadi Nabi hingga beliau berhijrah ke
Madinah. Dalam masa ini umat islam masih sedikit dan masih lemah,
belum dapat membentuk dirinya sebagai suatu umat yang mempunyai
kedaulatan, kekuasaan yang kuat. Masa ini belum banyak hal-hal yang
mendorong Rasulullah untuk mengadakan hukum atau undang-
undang. Karena itu tidak ada di dalam surat Makkiyah ayat-ayat
hukum seperti surat Yunus, Ar Ra’du, Yasin dan Al Furqon.
Kebanyakan ayat-ayat makkiyah adalah berisikan hal-hal yang
mengenai aqidah kepercayaan, akhlak dan sejarah.7

b. Periode Madinah
Periode kedua ialah periode Madinah, yaitu saat Rasulullah
menetapkan di Madinah selama 10 tahun sampai wafatnya. Dalam
masa inilah umat Islam berkembang dengan pesatnya dan pengikutnya
terus menerus bertambah. Rasulullah mulai membentuk suatu
masyarakat Islam yang berkedaulatan. Karena itu timbulah keperluan
untuk mengadakan syari’at dan peraturan untuk mengatur perhubungan
antara anggota masyarakat satu dengan lainnya dan perhubungan
mereka dengan umat yang lainnya, baik dalam masa damai ataupun
dalam masa perang.8 Karena itulah surat-surat Madinah, seperti Surat
Al-Baqoroh, Ali Imran, An Nisa’, Al Maidah, Al Anfal, At Taubah,

6
Teuku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Pengantar Ilmu Fiqh (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 1999) hlm
31
7
Ibid, 33
8
Ibid, 34
An Nur, Al Ahzab, banyak mengandung ayat-ayat hukum disamping
mengandung ayat-ayat aqidah, akhlak, sejarah dan lain-lain. Dalam
periode Madinah ayat-ayat tentang hukum dan pranata sosila
mendominasi, sehingga indikasi penetapan hukum terlihat lebih jelas.9

2. Masa Sahabat Nabi


Periode tafsir dan takmil (penafsiran dan penyempurnaan),
berlangsung selama 90 tahun, yaitu semenjak wafatnya Rasulullah pada tahun
11 Hijriyah sampai dengan berakhirnya abad pertama hijriyah. Pada masa ini
islam sudah meluas, yang mengakibatkan adanya masalah-masalah baru yang
timbul. Oleh karena itu pada bidang hukum ditandai dengan penafsiran pada
sahabat dan ijtihadnya dalam kasus-kasus yang tidak ada nashnya, disamping
itu juga terjadi hal-hal yng tidak menguntungkan yaitu perpecahan masyarakat
islam yang bertentangan sacara tajam.10
Diperiode sahabat ini, kaum muslimin telah memiliki rujukan hukum
syari’at yang sempurna berupa Al-Quran dan hadist Rasul. Kemudian dengan
ijma’ dan qiyas, diperkaya dengan adat istiadat dan peraturan peraturan
berbagai daerah yang bernaungan di bawah Islam. Dalam periode ini, para
sahabat menafsirkan nash-nash hukum dari Al-Quran maupun hadist, uang
kemudian menjadi pegangan untuk menafsirkan dan menjelaskan nash-nash.
Selain itu, para sahabat memberi fatwa-fatwa dalam berbagai masalah
terhadap kejadian-kejadian yang tidak ada nash yang jelas mengenai masalah
itu, yang kemudian menjadi dasar ijtihad.

3. Masa Tadwin (Pembukuan)


Periode munculnya Imam Mujtahidin, pada perkembangan dan
kematangan hukum, berlangsung selama 250 tahun, yaitu semenjak tahun 100
Hijriyah sampai dengan tahun 350 Hijriyah. Pemerintah Islam pasca keruntuhan
Daulah Umayyah segera digantikan oleh Daulah Abbasiah. Masa Abbasiah ini
disebut juga masa Mujahidin dan masa pembukuan fikih, karena pada masa ini terjadi
pembekuan dan penyempurnaan fikih.

9
Ali Sodiqin, Fiqh Ushul Fiqh (Yogyakarta: Beranda Publishing, 2012) hlm 31
10
Syarifuddin, Amair, Ushul Fiqh (Jakarta : Kencana Prenada Media Group) hal 240
Masa ini disebut Masa Keemasan Islam yang ditandai dengan
berkembangannya ilmu pengetahuan yang pengaruhnya dapat dirasakan hingga
sekarang. Pada masa ini muncul pula mazhab-mazhab fikih yang banyak
mempengaruhi perkembangan hukum Islam. Diantaranya : Imam Malik, Abu
Hanifah, Imam Syaf’i, Ahmad Bin Hambal.11
Faktor utama yang mendorong perkembangan hukum Islam adalah
berkembanganya ilmu pengetahuan di dunia Islam yang disebabkan oleh beberapa
hal, yaitu adanya penterjemahan buku buku Yunani, persia, Romawi, dan sebagainya
kedalam bahasa Arab, selanjutnya luasnya ilmu pengetahuan, kemudian adanya
upaya umat Islam untuk melestarikan Al-Quran, baik yang dicatat, termasuk yang
dikumpulkan dalam satu mushaf, maupun yang dihafal.

4. Masa Taqlid
Periode jumud dan wuquf (beku dan berhenti) berlangsung mulai
pertengahan abad ke-IV Hijriyah dan hanya Allah yang mengetahui
berakhirnya periode ini. Sejak akhir pemerintahan Abbasiah, tampak
kemunduran berijtihad sehingga sikap taklid berangsur-angsur tumbuh merata
di kalangan umat Islam. Masa taklid adalah masa ketika semangat (himmah)
para ulama untuk melakukan ijtihad mulai melemah dan mereka kembali
kepada dasar tasyri’.
Sikap taklid disebabkan oleh keterbelangguan akal pikiran sebagai
akibat hilangnya kebebasan berfikir. Selain itu para ulama saat itu yang
kehilangan kepercayaan diri untuk berijtihad secara mandiri. Mereka
menganggap para pendiri mazhab lebih cerdas ketimbang dirinya. Sikap taklid
juga disebabkan oleh banyaknya kitab fikih dan berkembangnya sikap
berlebihan dalam melakukan kitab-kitab fikih. Hilangnya kecerdasan individu
dan merajalelanya hidup materialistik turut mempertajam munculnya sikap
taklid.

11
Manna al-Qotahn, Tarikh al-Tasyri’ al-Islamiy, (Qohiroh : Maktabah Wambah ) hal 323
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari beberapa urain diatas dapat disimpulkan bahwa sejarah perkembangan
ilmu fiqih tak terlepas dari sumber-sumber hukum. Menurut teori hukum Islam yang
dibuat orang-orang muslim pada zaman pertengahan, struktur hukum Islam dibangaun
di atas empat dasar, yang disebut ’Sumber-sumber Hukum’, yaitu al-Qur’an, Sunnah
Nabi, Ijma’ (Konsensus), Qiyas (Penalaran Analogi).
Abd al-Wahab Khalaf membagi perkembangan tarikh al-Tasyri’ atau fiqh
islam menjadi empat periode : pertama periode Rasulallah, pada masa Nabi SAW ini
terbagi kepada dua periode yaitu periode Makkah dan Periode Madinah kedua periode
sahabat, ketiga periode tadwin, dan keempat periode taqlid.

B. Saran
Demikian makalah ini kami susun, kami menyadari dalam penulisan makalah
ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami
meminta untuk para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat menjadi sumber referensi dan bermanfaat bagi para
pembaca. Aamiin
DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam (Jakarta: Rajawali Pers, 2014)

Muhammad Mustofa Syalbi, Al-Madkhol fi Al-Ta’rifi bi Al-Fiqhi Al-Islamiy wa Qwa’idu Al-


Milkiyyah wa Al-‘Uqudi Fiha, (Bayrut : Daru Al-Nahdoh Al-‘Arobiyah 1985)

Al-Duktur Wahbah Zuhaily, Al-Fiqhu Al-Islamiy wa Adillathu, Juz 1, (Suriyah : Dar Al-Fiqri,
cet 2 1985)
Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2012)

Abuddin Nata, Studi Islam Komprehensif (Jakarta: Kencana, 2011)


Teuku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Pengantar Ilmu Fiqh (Semarang: PT Pustaka Rizki
Putra, 1999)
Ali Sodiqin, Fiqh Ushul Fiqh (Yogyakarta: Beranda Publishing, 2012)

Syarifuddin, Amair, Ushul Fiqh (Jakarta : Kencana Prenada Media Group)


Manna al-Qotahn, Tarikh al-Tasyri’ al-Islamiy, (Qohiroh : Maktabah Wambah)

Anda mungkin juga menyukai